HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DAN SIKAP RE (1)
HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DAN SIKAP REMAJA PUTRI
TENTANG SEKS BEBAS DI SMA NEGERI 7 SEMARANG
TAHUN 2017
OLEH :
NURUL FADILAH
NIM : D11.2015.02019
PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS KESEHATAN
UNIVERSITAS DIAN NUSWANTORO
SEMARANG
2017
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Masa remaja merupakan masa transisi yang unik dan ditandai oleh
berbagai perubahan fisik, emosi dan psikis. Pada masa ini merupakan masa yang
khusus dan penting, karena merupakan periode pematangan organ reproduksi
manusia, dan sering disebut masa pubertas. Masa remaja merupakan periode
peralihan dari masa anak ke masa dewasa. (Widyastuti, 2009).
Dari hasil survei kesehatan reproduksi remaja (KPAI, 2012), remaja
Indonesia pertama kali pacaran pada usia 12 tahun. Perilaku pacaran remaja juga
semakin permisif yakni sebanyak 92% remaja berpegangan tangan saat pacaran,
82% berciuman, 63% rabaan petting. Perilaku-perilaku tersebut kemudian
memicu remaja melakukan hubungan seksual.
Menurut (BKKBN, 2008) di Indonesia 63% remaja sudah pernah
melakukan kontak seksual dengan lawan jenisnya dan 21% pernah melakukan
aborsi. Perilaku seksual yang tidak sehat di kalangan remaja cenderung
meningkat.
Penelitian yang di lakukan oleh Depkes tahun 2009 di empat kota yaitu
Jakarta Pusat, Medan, Bandung dan Surabaya terdapat sebanyak 35,9 % remaja
memiliki teman yang sudah pernah melakukan hubungan seksual sebelum
menikah, 6,9% responden telah melakukan hubungan seksual pranikah.
Di provinsi Jawa Tengah berdasarkan Survei Demografi dan
Kependudukan Indonesia (SDKI) tahun 2012 tercatat kategori umur 18 tahun
hingga 20 tahun sudah melakukan hubungan di luar nikah dan remaja usia 15
tahun hingga 19 tahun juga pernah merasakan hubungan seksual di luar nikah.
Pada tahun 2013 Kantor Wilayah Badan Koordinasi Keluarga Berencana
Nasional (BKKBN) Jawa Tengah mencatat 70 pernikahan dini dalam setahun, 37
di antaranya karena hamil di luar nikah. Tidak hanya itu, tingkat kelahiran di Jawa
tengah juga meningkat.
Perilaku seks yang diawali dari keinginan untuk mencoba-coba, dari segi
kesehatan reproduksi merupakan hal yang sangat rawan, karena dapat membawa
akibat buruk dan merugikan masa depan remaja, khususnya remaja putri. Untuk
itu dibutuhkan peran serta orang tua dan masyarakat luas dalam memberikan
bimbingan dan pendidikan tentang seks pada remaja. Selain dari keinginan untuk
mencoba-coba dalam hal seks, mudahnya mendapatkan, mengakses informasi
yang salah tentang seks melalui berbagai media yang berkembang sesuai dengan
kemajuan zaman seperti internet, video handphone, VCD, serta bacaan-bacaan
yang vulgar jika tidak diiringi dengan pengetahuan kesehatan reproduksi yang
baik dapat menyebabkan remaja tersebut masuk kedalam pergaulan seks bebas.
Oleh karena itu, untuk melihat apakah remaja putri terpengaruh dengan hal
tersebut, maka peneliti tertarik untuk mengangkat masalah ini ke dalam suatu
penelitian dengan judul : “Hubungan Antara Pengetahuan dan Sikap Remaja Putri
tentang Seks Bebas di SMA Negeri 7 Semarang”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas rumusan masalah dalam penelitian ini,
adalah :
1. Apakah ada hubungan antara pengetahuan remaja putri tentang seks bebas
di SMA Negeri 7 Semarang
2. Apakah ada hubungan antara sikap remaja putri tentang seks bebas di SMA
Negeri 7 Semarang
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui Hubungan Antara Pengetahuan dan Sikap
Remaja Putri tentang Seks Bebas Di SMA Negeri 3 Baubau
2. Tujuan Khusus
a.
Untuk mengetahui pengetahuan tentang seks bebas remaja putri di
SMA Negeri 7 Semarang
b.
Untuk mengetahui sikap remaja putri terhadap seks bebas di SMA
Negeri 7 Semarang
D. Keaslian Penelitian
No
Nama Peneliti,
Tahun Peneliti
Judul Penelitian
1
Arista Rosady
Febri Aning Tias
(2015)
Hubungan Anara
Lingkungan
Pergaulan
Dengan Sikap
Dan Perilaku
Seks Bebas
Remaja di SMK
Murni 2
Surakarta
2
Rony Setiawan
Jurnal Soul, Vol.
1, No. 2,
September
2008
Pengaruh
Pacaran
Terhadap
Perilaku Seks
Pranikah
Rancangan Penelitian,
Variabel, Sasaran
Jenis penelitian ini
merupakan penelitian
observasional
dengan pendekatan
cross sectional.
Sampel diambil
dengan menggunakan
metode pencuplikan
sistematis random
sampling, dan
didapatkan 68
responden.
Hasil Penelitian
Hasil penelitian ini
menunjukkan
bahwa ada hubungan
antara lingkungan
pergaulan keluarga
(p=0,008),lingkungan
pergaulan sekolah
(p=0,001),lingkungan
pergaulan masyarakat
(p=0,014) dengan
sikap seks bebas pada
remaja dan ada
hubungan antara
lingkungan pergaulan
keluarga (p=0,023),
lingkungan pergaulan
sekolah (p=0,014),
dan tidak ada
hubungan antara
lingkungan pergaulan
masyarakat (p=0,0
55), dengan perilaku
seks bebas pada
remaja
Teknik pengumpulan Ada hubungan yang
data menggunakan
signifikan antara
studi kepustakaan/
pacaran dengan
dokumentasi dan studi perilaku seksual
lapangan (wawancara pranikah; faktordan angket). Teknik
faktor yang
analisa data
mempengaruhi
menggunakan
perilaku seksual
pendekatan statistika
pranikah lainnya
antara lain Uji
antara lain waktu usia
validitas konstruk,
dari pubertas sampai
Skala Guttman,
menikah
Kendalls, Coefisien
diperpanjang, adanya
Contingensi dan
kesempatan untuk
Mann-Whitney,
melakukan perilaku
sasaran berupa
seksual pranikah,
remaja di Kota
Bekasi.
paparan media massa
tentang seks,
kurangnya informasi/
pengetahuan tentang
seks, komunikasi
yang kurang efektif
dengan orang tua,
mudah menemukan
alat kontrasepsi yang
tersedia bebas dan
kurangnya
pemahaman etika
moral dan agama;
remaja laki-laki lebih
bersikap permisif/
menyetujui daripada
remaja wanita dalam
menentukan dan
melakukan perilaku
seksual pranikah
3
Riana Prihastuti
Titiek
Soelistyowatie
(2012)
Hubungan
Tingkat
Pengetahuan
Tentang Pacaran
Sehat Dengan
Perilaku Seks
Bebas Pada
Remaja di SMA
Kota Semarang
Pada analisis univariat
variabel di
distribusikan dengan
masing-masing
proporsi sedangkan
pada analisis bivariat
di gunalam akan uji
chi square (X2)
dengan menggunakan
kuesioner. Populasi
Penelitian adalah
seluruh siswa SMA
Teuku Umar kelas XII
sebanyak 107 orang.
Sedangkan jumlah
sampel 52 orang,
sampel yang diambil
secara purposive
sampling.
Hasil dari Penelitian
tingkat pengetahuan
remaja tentang
pacaran yang sehat di
SMA Teuku Umar
kota Semarang
didapakan yang
termasuk dalam
kategori baik
sebanyak 23 (44,2%)
responden, dan
perilaku seksual yang
termasuk kategori
sikap positif
sebanyak 30 (57,7%)
responden. Jadi,
dengan demikian ada
hubungan tingkat
pengetahuan tentang
pacaran yang sehat
dengan perilaku seks
bebas pada remaja
siswa SMA Teuku
Umar kota Semarang.
Dengan nilai p value
0,000 dimana p value
lebih kecil dari 0,05
(0,000 < 0,05).
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
1. Pengetahuan
Pengetahuan (knowledge) adalah hasil tahu dari manusia yang sekedar
menjawab pertanyaan ”What”. Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini
terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu.
Penginderaan terjadi melalui panca indra manusia, yakni indra penglihatan,
pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Pengetahuan atau kognitif merupakan
domain yang sangat penting dalam membentuk tindakan seseorang (overt
behavior).
2. Sikap
Sikap adalah kondisi mental relatif menetap untuk merespon suatu objek
atau perangsang tertentu yang mempunyai arti, baik bersifat positif, atau netral,
atau negatif, mengangkat aspek-aspek kognisi, afeksi, dan kecendrungan untuk
bertindak.
3. Remaja
Remaja adalah usia antara 10-19 tahun (WHO). Remaja adalah usia antara
11-24 tahun dan belum menikah. Remaja adalah suatu tahap transisi dari masa
kanak-kanak ke masa dewasa. Masa remaja yaitu, usia 10-19 tahun, masa ini
sering disebut masa pubertas.
4. Seks Bebas
Seks merupakan kata yang menunjukkan perbedaan jenis kelamin antara
laki-laki dan perempuan. Hubungan seks sendiri memiliki arti hubungan
kelamin sebagai salah satu bentuk kegiatan penyaluran dorongan seksual.
Sementara kata seks bebas sendiri sebenarnya dibuat agar jelas bahwa
semua penganutnya bebas memilih pasangannya dengan bebas, bisa bergantiganti pasangan kapanpun mereka mau, tanpa terikat hubungan
perkawinan.Tetapi ada makna lain yang bisa kita ambil dari kata seks bebas itu
sendiri, yaitu bebas dari perasaan-perasaan yang akan membebani bila kita
melakukannya dalam sebuah keterikatan, entah keterikatan pernikahan atau
keterikatan dalam hal cinta secara umum. Definisi secara umum adalah
hubungan seks yang dilakukan pranikah atau Premarital sex.
Yang dimaksud seks bebas adalah lebih luas tak terbatas, kelompok seks
bebas menghalalkan segala cara dalam melakukan seks (aktivitas seksual) dan
terbatas pada kelompok orang. Mereka tidak berpegang pada moralitas atau
nilai-nilai manusiawi.
Gambar 1. Landasan Teori
Pemerintah
Sekolah
Keluarga
Institusi Agama
Masyarakat
Perilaku Seks Bebas
Media
Rekan Sebaya
Pengaruh Lemah
Pengaruh Kuat
Sarana Teknologi
B. Kerangka Konsep
Gambar 2. Kerangka Konsep
Pendidikan seks melalui :
Orang tua
Sekolah
Teman
Media cetak
Film
Internet
dll
Pengetahuan remaja putri
tentang seks bebas
Sikap remaja putri
tentang seks bebas
Keterangan :
: Tidak dilakukan penelitian
: Dilakukan penelitian
Variabel Bebas (Independen)
: Pengetahuan remaja putri tentang
seks bebas
Variabel Terikat (Dependen)
: Sikap remaja putri tentang seks bebas
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Desain penelitian yang di lakukan dalam penelitian ini adalah merupakan
penelitian kuantitatif bersifat analitik dengan pendekatan Cross sectional yang
bertujuan untuk mengetahui hubungan antara pengetahuan dan sikap remaja putri
tentang seks bebas di SMA Negeri 7 Semarang.
B. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi adalah seluruh subjek yang akan diteliti dan memenuhi karateristik
yang ditentukan (Riyanto, 2011). Populasi yang diambil adalah seluruh siswi yang
ada di SMA Negeri 7 Semarang mulai dari kelas X, kelas XI, dan kelas XII yang
berjumlah 291 siswi.
2. Sampel
Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti (Arikunto, 2010).
Menurut Riyanto (2011) sampel merupakan sebagian dari populasi yang
diharapkan dapat mewakili atau representatif populasi.
Jumlah sampel pada penelitian ini ditentukan dengan rumus menurut
Notoadmodjo, sebagai berikut :
N
n =
1+ N (d2)
Keterangan :
n = Besar sampel
N = Besar populasi yang ada
d = Tingkat kepercayaan yang diinginkan
Pada penelitian ini jumlah populasi yang ada adalah 291 siswi dengan derajat
kepercayaan yang diinginkan sebesar 95 %, maka perhitungan besar sampel
adalah :
291
n =
1 + 291 (0,052)
= 168 responden
Dengan demikian jumlah sampel minimal yang akan diteliti adalah 168 orang
siswi. Adapun teknik pengambilan sampel dengan menggunakan teknik
Proportionate stratified simple random sampling, yaitu dengan cara membagi
populasi beberapa strata dimana setiap strata adalah homogen, sedangkan antar
strata terdapat sifat yang berbeda, kemudian dilakukan pengambilan sampel pada
setiap strata berdasarkan perimbangan (proporsional).
C. Variabel Penelitian
Menurut Riyanto (2011), variabel adalah suatu sifat yang akan diukur atau
diamati yang nilainya bervariasi antara satu objek ke objek lainnya dan terukur.
Jenis variabel dalam penelitian ini adalah jenis variabel menurut hubungan antar
variabel. Dalam hal ini terbagi atas dua yaitu variabel independen dan variabel
dependen.
1. Variabel Independen (Variabel Bebas)
Variabel Independen (Variabel bebas) adalah variabel yang mempengaruhi
variabel lain, artinya apabila variabel independen berubah maka akan
mengakibatkan perubahan variabel lain. Yang termaksud variabel independen
dalam penelitian ini adalah pengetahuan remaja putri tentang seks bebas
2. Variabel Dependen (Variabel Terikat)
Variabel Dependen (Variabel Terikat) merupakan variabel yang dipengaruhi
oleh variabel lain, artinya variabel dependen berubah akibat perubahan pada
variabel independen (variabel bebas). Yang merupakan variabel terikat dalam
penelitian ini adalah sikap remaja putri tentang seks bebas.
D. Definisi Operasional
1. Pengetahuan
Pengetahuan dalam penelitian ini adalah sejumlah hasil dari tahu setelah
responden mendapat informasi tentang seks bebas. Diukur dengan menggunakan
kuesioner yang berisi 14 butir pertanyaan tentang seks bebas dalam bentuk
pertanyaan tertutup. Selanjutnya, setiap responden dikategorikan sebagai berikut:
a. Baik : Apabila pertanyaan dijawab benar oleh responden 76 % – 100%
b. Cukup : Apabila pertanyaan dijawab benar oleh responden 56%-76%
c. Kurang : Apabila pertanyaan dijawab benar oleh responden < 55%
Skala Ukur : Ordinal
2. Sikap
Sikap dalam penelitian ini adalah respon yang dimunculkan responden
terhadap seks bebas. Diukur menggunakan kuesioner yang berisi 16 butir
pertanyaan tentang seks bebas dalam bentuk Skala Likert. Selanjutnya setiap
responden dikategorikan sebagai berikut :
Skor T>MdT : Sikap responden dianggap favorable (baik/positif/
tidak
mendukung).
Skor TMdT :maka sikap responden dianggap favorable (baik/positif/tidak
mendukung).
Skor T
TENTANG SEKS BEBAS DI SMA NEGERI 7 SEMARANG
TAHUN 2017
OLEH :
NURUL FADILAH
NIM : D11.2015.02019
PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS KESEHATAN
UNIVERSITAS DIAN NUSWANTORO
SEMARANG
2017
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Masa remaja merupakan masa transisi yang unik dan ditandai oleh
berbagai perubahan fisik, emosi dan psikis. Pada masa ini merupakan masa yang
khusus dan penting, karena merupakan periode pematangan organ reproduksi
manusia, dan sering disebut masa pubertas. Masa remaja merupakan periode
peralihan dari masa anak ke masa dewasa. (Widyastuti, 2009).
Dari hasil survei kesehatan reproduksi remaja (KPAI, 2012), remaja
Indonesia pertama kali pacaran pada usia 12 tahun. Perilaku pacaran remaja juga
semakin permisif yakni sebanyak 92% remaja berpegangan tangan saat pacaran,
82% berciuman, 63% rabaan petting. Perilaku-perilaku tersebut kemudian
memicu remaja melakukan hubungan seksual.
Menurut (BKKBN, 2008) di Indonesia 63% remaja sudah pernah
melakukan kontak seksual dengan lawan jenisnya dan 21% pernah melakukan
aborsi. Perilaku seksual yang tidak sehat di kalangan remaja cenderung
meningkat.
Penelitian yang di lakukan oleh Depkes tahun 2009 di empat kota yaitu
Jakarta Pusat, Medan, Bandung dan Surabaya terdapat sebanyak 35,9 % remaja
memiliki teman yang sudah pernah melakukan hubungan seksual sebelum
menikah, 6,9% responden telah melakukan hubungan seksual pranikah.
Di provinsi Jawa Tengah berdasarkan Survei Demografi dan
Kependudukan Indonesia (SDKI) tahun 2012 tercatat kategori umur 18 tahun
hingga 20 tahun sudah melakukan hubungan di luar nikah dan remaja usia 15
tahun hingga 19 tahun juga pernah merasakan hubungan seksual di luar nikah.
Pada tahun 2013 Kantor Wilayah Badan Koordinasi Keluarga Berencana
Nasional (BKKBN) Jawa Tengah mencatat 70 pernikahan dini dalam setahun, 37
di antaranya karena hamil di luar nikah. Tidak hanya itu, tingkat kelahiran di Jawa
tengah juga meningkat.
Perilaku seks yang diawali dari keinginan untuk mencoba-coba, dari segi
kesehatan reproduksi merupakan hal yang sangat rawan, karena dapat membawa
akibat buruk dan merugikan masa depan remaja, khususnya remaja putri. Untuk
itu dibutuhkan peran serta orang tua dan masyarakat luas dalam memberikan
bimbingan dan pendidikan tentang seks pada remaja. Selain dari keinginan untuk
mencoba-coba dalam hal seks, mudahnya mendapatkan, mengakses informasi
yang salah tentang seks melalui berbagai media yang berkembang sesuai dengan
kemajuan zaman seperti internet, video handphone, VCD, serta bacaan-bacaan
yang vulgar jika tidak diiringi dengan pengetahuan kesehatan reproduksi yang
baik dapat menyebabkan remaja tersebut masuk kedalam pergaulan seks bebas.
Oleh karena itu, untuk melihat apakah remaja putri terpengaruh dengan hal
tersebut, maka peneliti tertarik untuk mengangkat masalah ini ke dalam suatu
penelitian dengan judul : “Hubungan Antara Pengetahuan dan Sikap Remaja Putri
tentang Seks Bebas di SMA Negeri 7 Semarang”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas rumusan masalah dalam penelitian ini,
adalah :
1. Apakah ada hubungan antara pengetahuan remaja putri tentang seks bebas
di SMA Negeri 7 Semarang
2. Apakah ada hubungan antara sikap remaja putri tentang seks bebas di SMA
Negeri 7 Semarang
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui Hubungan Antara Pengetahuan dan Sikap
Remaja Putri tentang Seks Bebas Di SMA Negeri 3 Baubau
2. Tujuan Khusus
a.
Untuk mengetahui pengetahuan tentang seks bebas remaja putri di
SMA Negeri 7 Semarang
b.
Untuk mengetahui sikap remaja putri terhadap seks bebas di SMA
Negeri 7 Semarang
D. Keaslian Penelitian
No
Nama Peneliti,
Tahun Peneliti
Judul Penelitian
1
Arista Rosady
Febri Aning Tias
(2015)
Hubungan Anara
Lingkungan
Pergaulan
Dengan Sikap
Dan Perilaku
Seks Bebas
Remaja di SMK
Murni 2
Surakarta
2
Rony Setiawan
Jurnal Soul, Vol.
1, No. 2,
September
2008
Pengaruh
Pacaran
Terhadap
Perilaku Seks
Pranikah
Rancangan Penelitian,
Variabel, Sasaran
Jenis penelitian ini
merupakan penelitian
observasional
dengan pendekatan
cross sectional.
Sampel diambil
dengan menggunakan
metode pencuplikan
sistematis random
sampling, dan
didapatkan 68
responden.
Hasil Penelitian
Hasil penelitian ini
menunjukkan
bahwa ada hubungan
antara lingkungan
pergaulan keluarga
(p=0,008),lingkungan
pergaulan sekolah
(p=0,001),lingkungan
pergaulan masyarakat
(p=0,014) dengan
sikap seks bebas pada
remaja dan ada
hubungan antara
lingkungan pergaulan
keluarga (p=0,023),
lingkungan pergaulan
sekolah (p=0,014),
dan tidak ada
hubungan antara
lingkungan pergaulan
masyarakat (p=0,0
55), dengan perilaku
seks bebas pada
remaja
Teknik pengumpulan Ada hubungan yang
data menggunakan
signifikan antara
studi kepustakaan/
pacaran dengan
dokumentasi dan studi perilaku seksual
lapangan (wawancara pranikah; faktordan angket). Teknik
faktor yang
analisa data
mempengaruhi
menggunakan
perilaku seksual
pendekatan statistika
pranikah lainnya
antara lain Uji
antara lain waktu usia
validitas konstruk,
dari pubertas sampai
Skala Guttman,
menikah
Kendalls, Coefisien
diperpanjang, adanya
Contingensi dan
kesempatan untuk
Mann-Whitney,
melakukan perilaku
sasaran berupa
seksual pranikah,
remaja di Kota
Bekasi.
paparan media massa
tentang seks,
kurangnya informasi/
pengetahuan tentang
seks, komunikasi
yang kurang efektif
dengan orang tua,
mudah menemukan
alat kontrasepsi yang
tersedia bebas dan
kurangnya
pemahaman etika
moral dan agama;
remaja laki-laki lebih
bersikap permisif/
menyetujui daripada
remaja wanita dalam
menentukan dan
melakukan perilaku
seksual pranikah
3
Riana Prihastuti
Titiek
Soelistyowatie
(2012)
Hubungan
Tingkat
Pengetahuan
Tentang Pacaran
Sehat Dengan
Perilaku Seks
Bebas Pada
Remaja di SMA
Kota Semarang
Pada analisis univariat
variabel di
distribusikan dengan
masing-masing
proporsi sedangkan
pada analisis bivariat
di gunalam akan uji
chi square (X2)
dengan menggunakan
kuesioner. Populasi
Penelitian adalah
seluruh siswa SMA
Teuku Umar kelas XII
sebanyak 107 orang.
Sedangkan jumlah
sampel 52 orang,
sampel yang diambil
secara purposive
sampling.
Hasil dari Penelitian
tingkat pengetahuan
remaja tentang
pacaran yang sehat di
SMA Teuku Umar
kota Semarang
didapakan yang
termasuk dalam
kategori baik
sebanyak 23 (44,2%)
responden, dan
perilaku seksual yang
termasuk kategori
sikap positif
sebanyak 30 (57,7%)
responden. Jadi,
dengan demikian ada
hubungan tingkat
pengetahuan tentang
pacaran yang sehat
dengan perilaku seks
bebas pada remaja
siswa SMA Teuku
Umar kota Semarang.
Dengan nilai p value
0,000 dimana p value
lebih kecil dari 0,05
(0,000 < 0,05).
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
1. Pengetahuan
Pengetahuan (knowledge) adalah hasil tahu dari manusia yang sekedar
menjawab pertanyaan ”What”. Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini
terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu.
Penginderaan terjadi melalui panca indra manusia, yakni indra penglihatan,
pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Pengetahuan atau kognitif merupakan
domain yang sangat penting dalam membentuk tindakan seseorang (overt
behavior).
2. Sikap
Sikap adalah kondisi mental relatif menetap untuk merespon suatu objek
atau perangsang tertentu yang mempunyai arti, baik bersifat positif, atau netral,
atau negatif, mengangkat aspek-aspek kognisi, afeksi, dan kecendrungan untuk
bertindak.
3. Remaja
Remaja adalah usia antara 10-19 tahun (WHO). Remaja adalah usia antara
11-24 tahun dan belum menikah. Remaja adalah suatu tahap transisi dari masa
kanak-kanak ke masa dewasa. Masa remaja yaitu, usia 10-19 tahun, masa ini
sering disebut masa pubertas.
4. Seks Bebas
Seks merupakan kata yang menunjukkan perbedaan jenis kelamin antara
laki-laki dan perempuan. Hubungan seks sendiri memiliki arti hubungan
kelamin sebagai salah satu bentuk kegiatan penyaluran dorongan seksual.
Sementara kata seks bebas sendiri sebenarnya dibuat agar jelas bahwa
semua penganutnya bebas memilih pasangannya dengan bebas, bisa bergantiganti pasangan kapanpun mereka mau, tanpa terikat hubungan
perkawinan.Tetapi ada makna lain yang bisa kita ambil dari kata seks bebas itu
sendiri, yaitu bebas dari perasaan-perasaan yang akan membebani bila kita
melakukannya dalam sebuah keterikatan, entah keterikatan pernikahan atau
keterikatan dalam hal cinta secara umum. Definisi secara umum adalah
hubungan seks yang dilakukan pranikah atau Premarital sex.
Yang dimaksud seks bebas adalah lebih luas tak terbatas, kelompok seks
bebas menghalalkan segala cara dalam melakukan seks (aktivitas seksual) dan
terbatas pada kelompok orang. Mereka tidak berpegang pada moralitas atau
nilai-nilai manusiawi.
Gambar 1. Landasan Teori
Pemerintah
Sekolah
Keluarga
Institusi Agama
Masyarakat
Perilaku Seks Bebas
Media
Rekan Sebaya
Pengaruh Lemah
Pengaruh Kuat
Sarana Teknologi
B. Kerangka Konsep
Gambar 2. Kerangka Konsep
Pendidikan seks melalui :
Orang tua
Sekolah
Teman
Media cetak
Film
Internet
dll
Pengetahuan remaja putri
tentang seks bebas
Sikap remaja putri
tentang seks bebas
Keterangan :
: Tidak dilakukan penelitian
: Dilakukan penelitian
Variabel Bebas (Independen)
: Pengetahuan remaja putri tentang
seks bebas
Variabel Terikat (Dependen)
: Sikap remaja putri tentang seks bebas
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Desain penelitian yang di lakukan dalam penelitian ini adalah merupakan
penelitian kuantitatif bersifat analitik dengan pendekatan Cross sectional yang
bertujuan untuk mengetahui hubungan antara pengetahuan dan sikap remaja putri
tentang seks bebas di SMA Negeri 7 Semarang.
B. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi adalah seluruh subjek yang akan diteliti dan memenuhi karateristik
yang ditentukan (Riyanto, 2011). Populasi yang diambil adalah seluruh siswi yang
ada di SMA Negeri 7 Semarang mulai dari kelas X, kelas XI, dan kelas XII yang
berjumlah 291 siswi.
2. Sampel
Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti (Arikunto, 2010).
Menurut Riyanto (2011) sampel merupakan sebagian dari populasi yang
diharapkan dapat mewakili atau representatif populasi.
Jumlah sampel pada penelitian ini ditentukan dengan rumus menurut
Notoadmodjo, sebagai berikut :
N
n =
1+ N (d2)
Keterangan :
n = Besar sampel
N = Besar populasi yang ada
d = Tingkat kepercayaan yang diinginkan
Pada penelitian ini jumlah populasi yang ada adalah 291 siswi dengan derajat
kepercayaan yang diinginkan sebesar 95 %, maka perhitungan besar sampel
adalah :
291
n =
1 + 291 (0,052)
= 168 responden
Dengan demikian jumlah sampel minimal yang akan diteliti adalah 168 orang
siswi. Adapun teknik pengambilan sampel dengan menggunakan teknik
Proportionate stratified simple random sampling, yaitu dengan cara membagi
populasi beberapa strata dimana setiap strata adalah homogen, sedangkan antar
strata terdapat sifat yang berbeda, kemudian dilakukan pengambilan sampel pada
setiap strata berdasarkan perimbangan (proporsional).
C. Variabel Penelitian
Menurut Riyanto (2011), variabel adalah suatu sifat yang akan diukur atau
diamati yang nilainya bervariasi antara satu objek ke objek lainnya dan terukur.
Jenis variabel dalam penelitian ini adalah jenis variabel menurut hubungan antar
variabel. Dalam hal ini terbagi atas dua yaitu variabel independen dan variabel
dependen.
1. Variabel Independen (Variabel Bebas)
Variabel Independen (Variabel bebas) adalah variabel yang mempengaruhi
variabel lain, artinya apabila variabel independen berubah maka akan
mengakibatkan perubahan variabel lain. Yang termaksud variabel independen
dalam penelitian ini adalah pengetahuan remaja putri tentang seks bebas
2. Variabel Dependen (Variabel Terikat)
Variabel Dependen (Variabel Terikat) merupakan variabel yang dipengaruhi
oleh variabel lain, artinya variabel dependen berubah akibat perubahan pada
variabel independen (variabel bebas). Yang merupakan variabel terikat dalam
penelitian ini adalah sikap remaja putri tentang seks bebas.
D. Definisi Operasional
1. Pengetahuan
Pengetahuan dalam penelitian ini adalah sejumlah hasil dari tahu setelah
responden mendapat informasi tentang seks bebas. Diukur dengan menggunakan
kuesioner yang berisi 14 butir pertanyaan tentang seks bebas dalam bentuk
pertanyaan tertutup. Selanjutnya, setiap responden dikategorikan sebagai berikut:
a. Baik : Apabila pertanyaan dijawab benar oleh responden 76 % – 100%
b. Cukup : Apabila pertanyaan dijawab benar oleh responden 56%-76%
c. Kurang : Apabila pertanyaan dijawab benar oleh responden < 55%
Skala Ukur : Ordinal
2. Sikap
Sikap dalam penelitian ini adalah respon yang dimunculkan responden
terhadap seks bebas. Diukur menggunakan kuesioner yang berisi 16 butir
pertanyaan tentang seks bebas dalam bentuk Skala Likert. Selanjutnya setiap
responden dikategorikan sebagai berikut :
Skor T>MdT : Sikap responden dianggap favorable (baik/positif/
tidak
mendukung).
Skor TMdT :maka sikap responden dianggap favorable (baik/positif/tidak
mendukung).
Skor T