Implementasi Shalat Fardhu dalam Pembent

Implementasi Shalat Fardhu dalam Pembentukan Karakter
(Diambil dari tema: beragama dengan akal sehat)

Makalah

Oleh:
Satriani Retno Palupi
Nim: 110810301079

Jurusan Akuntansi
Fakultas Ekonomi
UNIVERSITAS JEMBER
Tahun ajaran 2011/2012

1

KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan YME atas limpahan rahmat dan
karunia-Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
“Implementasi Salat Fardhu dalam Pembentukan Karakter ” ini dengan lancar. Penulisan
makalah ini bertujuan untuk memenuhi salah satu tugas yang diberikan oleh dosen Pendidikan

Agama Islam.Makalah ini ditulis dari hasil penyusunan data-data sekunder yang penulis peroleh
dari informasi internet yang berkaitan dengan materi tugas, serta infomasi dari media massa yang
berhubungan dengan materi Shalat fardhu, tak lupa penulis ucapkan terima kasih kepada
pengajar mata kuliah Pendidikan Agama Islam atas bimbingan dan arahan dalam penulisan
makalah ini. Juga kepada rekan-rekan mahasiswa yang telah mendukung sehingga dapat
diselesaikannya makalah ini.
Penulis harap, dengan membaca makalah ini dapat memberi manfaat bagi kita semua,
dalam hal ini dapat menambah wawasan kita mengenai keistimewaan shalat .Memang makalah
ini masih jauh dari sempurna, maka penulis mengharapkan kritik dan saran dari pembaca demi
perbaikan menuju arah yang lebih baik.

Jember,20 Oktober 2011

Penulis

2

Daftar Isi
Sampul…………………………………………………………………………………………1
Kata Pengantar…………………………………………………………………………………2

Daftar Isi……………………………………………………………………………………….3
Bab 1. Pendahuluan……………………………………………………………………………4
1.1. Rumusan masalah……………………………………………………………………...4
1.2. Tujuan………………………………………………………………………………….4
1.3. Manfaat………………………………………………………………………………..4
Bab 2. Tinjauan Pustaka……………………………………………………………………….5
1.1.1
1.1.2
1.1.3

Pengertian shalat……………………………………………………………………….5
Mengapa setiap muslim harus shalat?............................................................................6
Implementasi shalat dalam keseharian setiap muslim…………………………….......14

Bab 3. Penutup……………………………………………………………………………….15
3.1 Simpulan………………………………………………………………………………….15

DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………………………16

3


Bab 1. Pendahuluan
1.2 Latar Belakang
Shalat merupakan salah satu ibadah diwajibkan bagi setiap orang dewasa dan berakal sehat
sebanyak lima kali sehari. Ditinjau dari segi kepentingannya, kedudukan shalat tidak bisa ditawar
dalam keaadaan apapun, baik ketika sakit hingga mati, terkecuali bagi wanita yang dalam
keadaan haid dan nifas karena dalam keadaan tidak suci.
Perintah tentang kewajiban mendirikan shalat tidak seperti Allah mewajibkan zakat dan lainnya.
Perintah mendirikan shalat melalui suatu proses yang luar biasa yang dilaksanakan oleh
Rasulullah SAW melalui Isra dan Mi’raj, dimana proses ini tidak dapat dipahami hanya secara
akal melainkan harus secara keimanan sehingga dalam sejarah digambarkan setelahnya Nabi
melaksanakan Isra dan Mi’raj, umat Islam ketika itu terbagi tiga golongan yaitu, yang secara
terang – terangan menolak kebenarannya itu, yang setengah – tengahnya dan yang yakin sekali
kebenarannya.
Dilihat dari prosesnya yang luar biasa maka shalat merupakan kewajiban yang utama, yaitu
mengerjakan shalat dapat menentukan amal – amal yang lainnya, dan mendirikan sholat berarti
mendirikan agama dan banyak lagi yang lainnya
Berdasarkan pernyataan di atas maka penulis ingin menyajikan makalah yang berjudul
“Implementasi Shalat Fardhu dalam Pembentukan Karakter”, dilihat dari tingkat
kewajiban dalam keseharian, tentunya shalat berkaitan erat dengan cara bersikap setiap seorang

muslim dalam kesehariannya.

1.3 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka penulis dapat merumuskan
beberapa permasalahan yang akan dibahas dalam Karya Tulis Ilmiah ini, yaitu:
1.3.1
1.3.2
1.3.3

Apakah pengertian shalat itu?
Mengapa setiap muslim harus shalat?
Bagaimana contoh implementasi shalat dalam keseharian setiap muslim?

1.4 Tujuan Pembahasan Masalah
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka penulis dapat mengemukakan tujuan
pembahasan masalah dalam makalah ini, yaitu:
1.4.1 Mengetahui pengertian shalat
1.4.2 Mengidentifikasi tujuan pelaksanaan shalat.
1.4.3 Implementasi makna shalat dalam keseharian


4

Bab 2. Tinjauan Pustaka
2.1 Pengertian Shalat
Secara etimologi shalat berarti do’a dan secara terminology / istilah, para ahli fiqih mengartikan
secara lahir dan hakiki. Secara lahiriah shalat berarti beberapa ucapan dan perbuatan yang
dimulai dengan takbir dan diakhiri dengan salam, yang dengannya kita beribadah kepada Allah
menurut syarat – syarat yang telah ditentukan (Sidi Gazalba,88)
Dalam pengertian lain shalat ialah salah satu sarana komunikasi antara hamba dengan Tuhannya
sebagai bentuk badah , di dalamnya merupakan amalan yang tersusun dari beberapa perkataan
dan perbuatan yang dimulai dengan takbiratul ikhram dan diakhiri dengan salam, serta sesuai
dengan syarat dan rukun yang telah ditentukan syara’ (Imam Bashari Assayuthi, 30)
Sedangkan pengertian shalat menurut syara’ adalah ucapan-ucapan dan perbuatan-perbuatan
tertentu, yang dimulai dengan takbiratul ihram dan diakhiri dengan salam. Ucapan di sini adalah
bacaan-bacaan al-Qur’an, takbir, tasbih, dan do’a. Sedang yang dimaksud dengan perbuatan
adalah gerakan-gerakan dalam shalat misalnya berdiri, ruku’, sujud, duduk, dan gerakan-gerakan
lain yang dilakukan dalam shalat.
Adapun secara hakikinya, shalat ialah “berhadapan hati (jiwa) kepada Allah, secara yang
mendatangkan takut kepada-Nya serta menumbuhkan di dalam jiwa rasa kebesarannya dan
kesempurnaan kekuasaan-Nya” atau “mendahirkan hajat dan keperluan kita kepada Allah yang

kita sembah dengan perkataan dan pekerjaan atau dengan kedua – duanya” (Hasbi AsySyidiqi,59).
Dari pernyataan tersebut, menurut Hasbi ash-Shiddieqy shalat yaitu beberapa ucapan dan
perbuatan yang dimulai dengan takbir, disudahi dengan salam, yang dengannya kita beribadah
kepada Allah, menurut syarat-syarat yang telah ditentukan.
Yang dimaksudkan shalat dalam konteks ini adalah tidak hanya sekedar shalat tanpa adanya
penghayatan atau berdampak sama sekali dalam kehidupannya, akan tetapi yang dimaksud dalam
penelitian ini adalah shalat fardlu yang didirikan dengan khusyu’ , yakni shalat yang nantinya
akan berimplikasi terhadap orang yang melaksanakannya.
Pengertian shalat yang dimaksudkan lebih kepada pengertian shalat dalam pendapat Ash
Shiddieqy dari ta’rif shalat yang menggambarkan ruhus shalat (jiwa shalat); yaitu berharap
kepada Allah dengan sepenuh jiwa, dengan segala khusyu’ dihadapan-Nya dan berikhlas bagiNya serta hadir hati dalam berdzikir, berdo’a dan memuji.
Khusyu’ secara bahasa berasal dari kata khasya’a-yakhsya’u-khusyu’an, atau ikhta dan
takhasysya’a yang artinya memusatkan penglihatan pada bumi dan memejamkan mata, atau
meringankan suara ketika shalat. Khusyu’ secara bahasa juga bisa diartikan sungguh-sungguh
penuh penyerahan dan kebulatan hati; penuh kesadaran hati. Arti khusyu’ itu lebih dekat dengan
khudhu’ yaitu tunduk, dan takhasysyu’ yaitu membuat diri menjadi khusyu’. Khusyu’ ini dapat
terjadi baik pada suara, badan maupun penglihatan. Tiga anggota itulah yang menjadi tanda
(simbol) kekhusyu’an seseorang dalam shalat.
5


Khusyu’ menurut istilah syara’ adalah keadaan jiwa yang tenang dan tawadhu’ (rendah hati),
yang kemudian pengaruh khusyu’ dihati tadi akan menjadi tampak pada anggota tubuh yang
lainnya. Sedang menurut A. Syafi’i khusyu’ adalah menyengaja, ikhlas dan tunduk lahir dan
batin; dengan menyempurnakan keindahan bentuk/sikap lahirnya, serta memenuhinya dengan
kehadiran hati, kesadaran dan pengertian (penta’rifan) segala ucapan bentuk/sikap lahir itu.
Jadi secara utuh yang dimaksudkan oleh penulis dalam judul makalah ini adalah mengatasi
persoalan-persoalan yang berhubungan dengan psikis sehari-hari seperti masalah rumah tangga,
perkawinan, lingkungan kerja, sampai masalah pribadi dengan membiasakan shalat yang
dilakukan dengan khusyu’. Dengan kata lain dalam makalah ini akan dibahas tema shalat
sebagai mediator untuk mengatasi segala permasalahan manusia sehari-hari yang berhubungan
dengan psikis, karena shalat merupakan kewajiban peribadatan (formal) yang paling penting
dalam sistem keagamaan Islam.
Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa shalat adalah merupakan ibadah
kepada Tuhan, berupa perkataan denga perbuatan yang diawali dengan takbir dan diakhiri
dengan salam menurut syarat dan rukun yang telah ditentukan syara”. Juga shalat merupakan
penyerahan diri (lahir dan bathin) kepada Allah dalam rangka ibadah dan memohon ridho-Nya.

2.2

Mengapa setiap muslim harus shalat?


Shalat termasuk dalam rukun Islam yang ke dua, pelaksanaanya wajib sebagai seorang muslim
setelah pengikhraran syahadat. Pelaksanaan shalat tidak bisa ditawar oleh seorang muslim dalam
kondisi apapun, hal ini diperkuat oleh beberapa dalil tentang mendirikan shalat sebagai berikut.
2.2.1 Dalil – Dalil Tentang Kewajiban Shalat


Al-Baqarah, 43
‫نوا نعقي يعميو ال ر نصنلىنة نوآتعيو ال ر نزنكونةنوايرك نععيوانمنع ال رنراعكععي ينن‬
Artinya: Dan dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan rukulah beserta orang – orang yang



ruku
Al-Baqarah 110
‫نوا نعقي يعميو ال ر نصل نيونة نوآتعيوال ر نزنكونة نونماتعنقعردعميوا لع نن يعفعسك عيم عرمين نخي يرر تنعجعديوعه ععن يعداللعهط اع رنن اللنه عبنما تنيعنمل عيونن بنعصي يرر‬
Artinya : Dan dirikanlah shalat dan tunaikanlah zakat dan apa – apa yang kamu usahakan
dari kebaikan bagi dirimu, tentu kamu akan dapat pahalanya pada sisi Allah




sesungguhnya Allah maha melihat apa – apa yang kamu kerjakan
Al –Ankabut : 45
‫حنشاعء نوال يعمن يك ننر‬
‫ععن ال ينف ي‬
‫نوا نعقي يعم ال ر نصنلونة اع رنن ال ر نصنلونة تنن ينهى ن‬
6

Artinya: Kerjakanlah shalat sesungguhnya shalat itu bisa mencegah perbuatan keji dan


munkar.
An-Nuur: 56
‫نوا نعقي يعميو ال ر نصل ننة نوآتعيو ال ر نزنكونة نوا نعطي يععيو اال رنرعسيونل ل ننعل نك عيم تعيرنحعميونن‬
Artinya : Dan kerjakanlah shalat, berikanlah zakat, dan taat kepada Rasul, agar supaya
kalian semua diberi rahmat

Dari dalil – dalil Al-Qur'an di atas tidak ada kata – kata perintah shalat dengan perkataan
“laksanakanlah” tetapi semuanya dengan perkataan “dirikanlah”.
Dari unsur kata – kata melaksanakan itu tidak mengandung unsur batiniah sehingga banyak

mereka yang Islam dan melaksanakan shalat tetapi mereka masih berbuat keji dan munkar.
Sementara kata mendirikan selain mengandung unsur lahir juga mengandung unsur batiniah
sehingga apabila shalat telah mereka dirikan, maka mereka tidak akan berbuat jahat

2.2.2 Hukum, Tujuan dan Syarat Solat Wajib Fardhu 'Ain
Hukum sholat fardhu lima kali sehari adalah wajib bagi semua orang yang telah dewasa atau akil
baligh serta normal tidak gila. Tujuan shalat adalah untuk mencegah perbuatan keji dan munkar.
Sesungguhnya Allah tidak sematamata memerintahkan sholat kecuali untuk kebaikan umatnya
bahkan sholat itu sendiri menjadi pelipur lara dan penghubung diri dengan sang penciptanya. Hal
itu diungkapkan dalam Al Quran: {wahai orang-orang yang beriman, mintalah bantuan - untuk
memudahkan urusanmu dengan kesabaran dan sholat} QS Al Baqoroh: 153, kemudian
dipertegas lagi dalam ayat 45-46: {dan mintalah tolong dengan kesabaran dan sholat, karena
sesungguhnya keduanya sangat besar bagi mereka yang khusyu dalam melaksanakan sholatnya,
bagi mereka yang yakin akan bertemu Allah dan bagi mereka –yang yakin– bahwa mereka akan
kembali kepada- Nya}. Dan hal itu dipertegas oleh rasulallah saw: “sesungguhnya aku
mendapatkan ketenanganku dalam sholatku”. Hal-hal ini kemudian memberikan ilham bagi para
sufi untuk menyimpulkan: “barang siapa yang ingin berbicara dengan Allah maka bacalah Al
Quran dan barang siapa yang ingin diajak berbicara dengan Allah maka laksanakanlah sholat
 Untuk melakukan shalat ada syarat-syarat yang harus dipenuhi dulu, yaitu :
1. Beragama Islam

2. Memiliki akal yang waras alias tidak gila atau autis
3. Berusia cukup dewasa
4. Telah sampai dakwah islam kepadanya
5. Bersih dan suci dari najis, haid, nifas, dan lain sebagainya
6. Sadar atau tidak sedang tidur

7

 Syarat sah pelaksanaan sholat adalah sebagai berikut ini :
1. Masuk waktu sholat
2. Menghadap ke kiblat
3. Suci dari najis baik hadas kecil maupun besar
4. Menutup aurat

 Rukun Shalat

Dalam sholat ada rukun-rukun yang harus kita jalankan, yakni :
1. Niat
2. Posisis berdiri bagi yang mampu
3. Takbiratul ihram
4. Membaca surat al-fatihah
5. Ruku / rukuk yang tumakninah
6. I'tidal yang tuma'ninah
7. Sujud yang tumaninah
8. Duduk di antara dua sujud yang tuma'ninah
9. Sujud kedua yang tuma'ninah
10. Tasyahud
11. Membaca salawat Nabi Muhammad SAW
12. Salam ke kanan lalu ke kiri

 Yang Membatalkan Aktivitas Sholat Kita
Dalam melaksanakan ibadah salat, sebaiknya kita memperhatikan hal-hal yang mampu
membatalkan shalat kita, contohnya seperti :
1. Menjadi hadas / najis baik pada tubuh, pakaian maupun lokasi
2. Berkata-kata kotor
3. Melakukan banyak gerakan di luar sholat bukan darurat
4. Gerakan sholat tidak sesuai rukun shalat dan gerakan yang tidak tuma'ninah.(brdasarkan
mahzab syafi’i)


Batas Waktu Shalat Fardlu
1. Shalat Dzuhur
Waktunya: ketika matahari mulai condong ke arah Barat hingga bayangan suatu benda
menjadi sama panjangnya dengan benda tersebut kira – kira pukul 12.00 – 15.00 siang
2. Shalat Ashar
Waktunya: sejak habisnya waktu dhuhur hingga terbenamnya matahari. Kira – kira – kira
pukul 15.00 –18.00 sore
3. Shalat Magrib
8

Waktunya: sejak terbenamnya matahari di ufuk barat hingga hilangnya mega merah di
langit. Kira – kira pukul 18.00 – 19.00 sore
4. Shalat Is’ya
Waktunya: sejak hilangnya mega merah di langit hingga terbit fajar. Kira – kira pukul
19.00 – 04.30 malam
5. Shlat Shubuh
Waktunya : sejak terbitnya fajar (shodiq) hingga terbit matahari. Kira – kira pukul 04.00 –
5.30 pagi
2.2.3 Rahasia Sholat 5 Waktu
Ali bin Abi Talib r.a. berkata, “Sewaktu Rasullullah SAW duduk bersama para sahabat Muhajirin
dan Ansar, maka dengan tiba-tiba datanglah satu rombongan orang-orang Yahudi lalu berkata,
‘Ya Muhammad, kami hendak bertanya kepada kamu kalimat-kalimat yang telah diberikan oleh
Allah kepada Nabi Musa A.S. yang tidak diberikan kecuali kepada para Nabi utusan Allah atau
malaikat muqarrab.’
Lalu Rasullullah SAW bersabda, ‘Silahkan bertanya.’
Berkata orang Yahudi, ‘Coba terangkan kepada kami tentang 5 waktu yang diwajibkan oleh
Allah ke atas umatmu.’
Sabda Rasullullah saw, ‘Shalat Zuhur jika tergelincir matahari, maka bertasbihlah segala sesuatu
kepada Tuhannya. Shalat Asar itu ialah saat ketika Nabi Adam a.s. memakan buah khuldi. Shalat
Maghrib itu adalah saat Allah menerima taubat Nabi Adam a.s. Maka setiap mukmin yang
bershalat Maghrib dengan ikhlas dan kemudian dia berdoa meminta sesuatu pada Allah maka
pasti Allah akan mengkabulkan permintaannya. Shalat Isyak itu ialah shalat yang dikerjakan oleh
para Rasul sebelumku. Shalat Subuh adalah sebelum terbit matahari. Ini kerana apabila matahari
terbit, terbitnya di antara dua tanduk syaitan dan di situ sujudnya setiap orang kafir.’
Setelah orang Yahudi mendengar penjelasan dari Rasullullah saw, lalu mereka berkata, ‘Memang
benar apa yang kamu katakan itu Muhammad. Katakanlah kepada kami apakah pahala yang akan
diperoleh oleh orang yang shalat.’
Rasullullah SAW bersabda, ‘Jagalah waktu-waktu shalat terutama shalat yang pertengahan.
Shalat Zuhur, pada saat itu nyalanya neraka Jahanam. Orang-orang mukmin yang mengerjakan
shalat pada ketika itu akan diharamkan ke atasnya uap api neraka Jahanam pada hari Kiamat.’
Sabda Rasullullah saw lagi, ‘Manakala shalat Asar, adalah saat di mana Nabi Adam a.s.
memakan buah khuldi. Orang-orang mukmin yang mengerjakan shalat Asar akan diampunkan
dosanya seperti bayi yang baru lahir.’
9

Selepas itu Rasullullah saw membaca ayat yang bermaksud, ‘Jagalah waktu-waktu shalat
terutama sekali shalat yang pertengahan. Shalat Maghrib itu adalah saat di mana taubat Nabi
Adam a.s. diterima. Seorang mukmin yang ikhlas mengerjakan shalat Maghrib kemudian
meminta sesuatu daripada Allah, maka Allah akan perkenankan.’
Sabda Rasullullah saw, ‘Shalat Isya’ (atamah). Katakan kubur itu adalah sangat gelap dan
begitu juga pada hari Kiamat, maka seorang mukmin yang berjalan dalam malam yang gelap
untuk pergi menunaikan shalat Isyak berjamaah, Allah S.W.T haramkan dirinya daripada terkena
nyala api neraka dan diberikan kepadanya cahaya untuk menyeberangi Titian Sirath.’
Sabda Rasullullah saw seterusnya, ‘Shalat Subuh pula, seseorang mukmin yang mengerjakan
shalat Subuh selama 40 hari secara berjamaah, diberikan kepadanya oleh Allah S.W.T dua
kebebasan yaitu:
1. Dibebaskan daripada api neraka.
2. Dibebaskan dari nifaq.
Setelah orang Yahudi mendengar penjelasan daripada Rasullullah saw, maka mereka berkata,
‘Memang benarlah apa yang kamu katakan itu wahai Muhammad (saw). Kini katakan pula
kepada kami semua, kenapakah Allah S.W.T mewajibkan puasa 30 hari ke atas umatmu?’
Sabda Rasullullah saw, ‘Ketika Nabi Adam memakan buah pohon khuldi yang dilarang, lalu
makanan itu tersangkut dalam perut Nabi Adam a.s. selama 30 hari. Kemudian Allah S.W.T
mewajibkan ke atas keturunan Adam a.s. berlapar selama 30 hari.
Sementara diizin makan di waktu malam itu adalah sebagai kurnia Allah S.W.T kepada makhlukNya.’
Kata orang Yahudi lagi, ‘Wahai Muhammad, memang benarlah apa yang kamu katakan itu. Kini
terangkan kepada kami mengenai ganjaran pahala yang diperolehi daripada berpuasa itu.’
Sabda Rasullullah saw, ‘Seorang hamba yang berpuasa dalam bulan Ramadhan dengan ikhlas
kepada Allah S.W.T, dia akan diberikan oleh Allah S.W.T 7 perkara:
1. Akan dicairkan daging haram yang tumbuh dari badannya (daging yang tumbuh daripada
makanan yang haram).
2. Rahmat Allah sentiasa dekat dengannya.
3. Diberi oleh Allah sebaik-baik amal.
4. Dijauhkan daripada merasa lapar dan dahaga.
5. Diringankan baginya siksa kubur (siksa yang amat mengerikan).
6. Diberikan cahaya oleh Allah S.W.T pada hari Kiamat untuk menyeberang Titian Sirath.
10

7. Allah S.W.T akan memberinya kemudian di syurga.’
Kata orang Yahudi, ‘Benar apa yang kamu katakan itu Muhammad. Katakan kepada kami
kelebihanmu di antara semua para nabi.’
Sabda Rasullullah saw, ‘Seorang nabi menggunakan doa mustajabnya untuk membinasakan
umatnya, tetapi saya tetap menyimpankan doa saya (untuk saya gunakan memberi syafaat
kepada umat saya di hari kiamat).’
Kata orang Yahudi, ‘Benar apa yang kamu katakan itu Muhammad. Kini kami mengakui dengan
ucapan Asyhadu Alla illaha illallah, wa annaka Rasulullah (kami percaya bahawa tiada Tuhan
melainkan Allah dan engkau utusan Allah).’

Sedikit peringatan untuk kita semua: “Dan sesungguhnya akan Kami berikan cobaan kepadamu,
dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berilah berita
gembira kepada orang-orang yang sabar.” (Surah Al-Baqarah: ayat 155)
“Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya. Ia mendapat
pahala (dari kebajikan) yang diusahakannya dan ia mendapat siksa (dari kejahatan) yang
dikerjakannya.” (Surah Al-Baqarah: ayat 286)
(13) M ‫ نفعبأ نعري آنلاعء نر عبرك عنما تعك نعرذنباعن‬aka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan?
[QS. ar-Rahman (55): 13]
Ayat ini diulang berkali-kali pada surat Ar Rahman, seolah-olah menyiratkan arti betapa besar
nikmat Allah yang doiberikan kita. Disisi lain, ayat ini juga menjadi awal bagi seorang Muslim
untuk terus mencari adanya ‘nikmat’ Allah pada aktivitas kita sehari-hari. Pernahkah kita
berpikir, kenapa Allah memerintahkan kita sholat 5 kali dalam sehari? Pernahkah kita berpikir,
mengapa jarak antara sholat Ashar, Maghrib dan Isya’ berdekatan, sementara Isya, Subuh dan
Dzuhur berjauhan?
‫حوا ي نيفنسعح الل ر نعه ل نك عيم نوعإنذا عقينل انعشعزوا نفانعشعزوا ي نيرنفعع الل ر نعه ال ر نعذينن‬
‫جالععس نفايفنس ع‬
‫نيا أ ني رعنها ال ر نعذينن آنمعنوا عإنذا عقينل ل نك عيم تننف رنس ع‬
‫حوا عفي ال ينم ن‬
‫ن‬
‫ت نوالل رعه عبنما تنيعنمعلونن نخعبيرر‬
‫آنمعنوا عمنك عيم نوال ر نعذينن عأوعتوا ال يععل ينم ندنرنجا ر‬
(11) Hai orang-orang beriman apabila dikatakan kepadamu: "Berlapang-lapanglah dalam majlis",
maka lapangkanlah niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. Dan apabila dikatakan:
"Berdirilah kamu", maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman
di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha
Mengetahui apa yang kamu kerjakan.
[QS. al-Mujaadilah (58): 11]
Karena itulah, tidak ada kata berhenti untuk selalu mencari rahasia di balik ritual wajib kita
(Wudhu, Sholat, Puasa, Haji, dll)
Ada penjelasan menarik tentang mengapa kita harus sholat sehari 5 kali. Hal ini bisa dijelaskan
11

scara ilmiah melalui pendekatan biologis tubuh manusia,yaitu dari pola kerja hormon kortisol yg
bergerak dalam tubuh manusia dengan pola siklus sinusoidal pada jam-jam tertentu. Pada tubuh
manusia, ada sebuah hormon bernama CORTISOL. Pada intinya Cortisol adalah sebuah
hormone yang mengatur tingkat stres, kecemasan, ketenangan dan kebahagiaan manusia.
Sesuai gambar diatas, sinusoida pola kerja hormon Cortisol dibagi menjadi 5 bagian penting.
Semakin mendekati titik puncak atas (sumbu positif) maka seseorang semakin stres, sebaliknya
semakin rendah titik puncaknya (sumbu negatif) maka kondisi kejiwaan seseorang semakin
rileks.
Titik tertinggi A adalah titik dimana seorang manusia mengalami stres dan kecemasan luar biasa,
biasanya titik A terjadi antara jam 04.30 - 06.00 pagi. Maka dari itu terkadang kalau kita ada di
titik A kita akan merasa stres, cemas, dan sebagai akibatnya kita malas beraktivitas. Titik
terendah D adalah titik dimana seseorang berada dalam kondisi paling rileks. Ini biasa terjadi
pada jam 22.00 - 24.00 malam .
Seorang manusia butuh stres dan kecemasan serta kerileks-an, agar hidupnya lebih tegar. Stres
dibutuhkan manusia untuk menggapai cita-citanya. Bayangkan saja jika manusia tidak punya
stres, maka yang ada manusia yang hanya hidup dengan ke-santai-an saja. Di sisi lain, rileks
tentunya dibutuhkan juga oleh manusia, untuk melepas kepenatan dalam menjalani hidup. Oleh
karena itu stres dan rileks dibutuhkan setiap manusia. Titik terbaik dari sinusoida Cortisol adalah
ditengah-tengah, dimana terdapat keseimbangan antara stres dan rileks.
Nah, sekarang apa hubungan antara hormon cortisol dan waktu sholat? mari coba kita bedah
perlahan-lahan. Titik A terjadi pada pukul 04.30 - 06.00, di titik ini manusia akan merasa malas
karena berada dalam kondisi paling ekstrim stres, sholat shubuh berguna untuk meng-counter ini
semua, oleh karena itu kenapa sholat shubuh 2 rakaat ? Karena melaksanakan 2 rakaat di waktu
ekstrem, sudah teramat berat. Sholat shubuh berguna untuk melatih kita agar kita terbiasa
berpindah dari kondisi ekstrem seorang manusia. Jika seorang muslim biasa beraktivitas di
waktu shubuh , maka dia akan terlatih menjadi jiwa yang terlatih dalam kondisi ekstrem. Sholat
shubuh dari segi biologi dan hormon berguna untuk melatih kita beraktivitas dalam kondisi
ekstrem. Kalau kondisi ekstrem saja kita bisa mantap, apalagi kondisi biasa, kan ?
Sekarang menuju titik B, Titik B terjadi sekitar jam 12.00 siang , ini adalah titik balance antara
rileks dan stres. Lalu apa hubungannya dengan sholat dzuhur ? Kalau kita dalam kondisi puncak
potensi tentunya harus mengingat Allah. Potensi puncak + ibadah = hasil yang optimal.
Bukankah sebuah ikhtiar harus disertai dengan doa? disinilah manfaat dari titik B ini terhadap
sholat dzuhur.
Titik C adalah titik menurun negatif menuju pukul 12 malam. Titik C terjadi sore hari sampai
senja hari. Titik C dalam filosofi hormon Cortisol adalah situasi paling kondusif bagi seorang
12

manusia untuk jatuh cinta. Manusia pada jam-jam ini, dalam bahasa gaul disebut sedang
mengalami fase mellow. Lalu apa hubungan titik C dengan sholat ? Pernahkah anda bertanya
kenapa sholat Ashar, Maghrib dan Isya berdekatan? Sementara Isya, Shubuh ke Dzuhur jaraknya
panjang, seolah tidak ada waktu lain ? Berdasarkan filosofi biologinya maka tersirat bahwa,
Allah ingin kita meningkatkan cinta kita pada-Nya pada jam-jam ini. Cintailah Tuhanmu, maka
engkau akan bahagia. Orang yang tidak akan pernah merasakan menderita dan sakit hati karena
cinta adalah orang yang mencintai Tuhannya. Tujuan sholat di waktu C adalah agar kita sering
berinteraksi dengan Allah kita sehingga rasa cinta kita pada-Nya makin tinggi. Dengan rasa cinta
yang tinggi, maka kita tidak akan depresi, sakit hati dan lelah yang biasa terdapat pada manusia.
Cinta pada manusia itu fitrah, tapi cintailah Allah diatas segalanya.
Titik D adalah titik pusat rileks, kalau kita sudah melewati titik D , maka otomatis rileksasi kita
akan ilang perlahan2. Pernahkah kita bertanya, kenapa saat kita begadang, saat menuju jam
24.00 rasanya mengantuk sekali, tapi ketika sudah melewati jam 1, maka mata kita tidak
mengantuk lagi ? Jawabannya adalah karena perlahan-lahan kita meninggalkan titik puncak
rileks.
Titik E adalah 1/3 malam yang disarankan untuk melakukan qiyamul lail. Tapi di titik ini juga,
terjadi gravitasi bulan yang mempengaruhi cairan tubuh. Manusia terdiri dari air, sehingga airnya
yang bereaksi dengan gravitasi akan mempengaruhi metabolisme tubuh kita. Saat di titik inilah,
kita susah bangun karena pengaruh gravitasi itu. Oleh karena itu dalam 2 kondisi itu, kita diminta
untuk bercengkrama dengan-Nya sebagai titik optimal seorang manusia.
Karena Allah memerintahkan kita sholat. Sebagai hamba yang beriman, kita tentu harus
menjalankannya. Tapi ternyata, subhanallah…ada efek biologis yang terdapat pada waktu-waktu
sholat. jadi, sudahkah anda sholat?

2.3 Implementasi Shalat dalam Keseharian Setiap Muslim
Jika setiap muslim mampu melaksanakan shalat sesuai syariat dan waktunya, maka seorang
muslim tersebut akan mampu menerapkan beberapa manfaat shalat sebagai berikut.
a. Shalat Merupakan Syarat Menjadi Takwa
Taqwa merupakan hal yang penting dalam Islam karena dapat menentukan amal / tingkah laku
manusia, orang – orang yang betul – betul taqwa tidak mungkin melaksanakan perbuatan keji
dan munkar, dan sebaliknya
Salah satu persyaratan orang – orang yang betul betul taqwa ialah diantaranya mendirikan shalat
sebagimana firman Allah SWT dalam surat Al Baqarah
b. Shalat Merupakan Benteng Kemaksiatan
13

Shalat merupakan benteng kemaksiatan artinya bahwa shalat dapat mencegah perbuatan keji dan
munkar. Semakin baik mutu shalat seseorang maka semakin efektiflah benteng kemampuan
untuk memelihara dirinya dari perbuatan makasiat
Shalat dapat mencegah perbuatan keji dan munkar apabila dilaksanakan dengan khusu tidak akan
ditemukan mereka yang melakukan shalat dengan khusu berbuat zina. Maksiat, merampok dan
sebagainya. Merampok dan sebagainya tetapi sebaliknya kalau ada yang melakukan shalat tetapi
tetap berbuat maksiat, tentu kekhusuan shalatnya perlu dipertanyakan. Hal ini diterangkan dalam
Al-Qur'an surat Al-Ankabut: 45
c. Shalat Mendidik Perbuatan Baik Dan Jujur
Dengan mendirikan shalat, maka banyak hal yang didapat, shalat akan mendidik perbuatan baik
apabila dilaksanakan dengan khusus. Banyak yang celaka bagi orang – orang yang shalat yaitu
mereka yang lalai shalat
selain mendidik perbuatan baik juga dapat mendidik perbuatan jujur dan tertib. Mereka yang
mendirikan tidak mungkin meninggalkan syarat dan rukunnya, karena apabila salah satu syarat
dan rukunnya tidak dipenuhi maka shlatnya tidak sah (batal)
d. Shalat Akan membangun etos kerja
Sebagaimana keterangan – keterangan di atas bahwa pada intinya shalat merupakan penentu
apakah orang – orang itu baik atau buruk, baik dalam perbuatan sehari – hari maupun ditempat
mereka bekerja
Apabila mendirikan shalat dengan khusu maka hal ini akan mempengaruhi terhadap etos kerja
mereka tidak akan melakukan korupsi atau tidak jujur dalam melaksanakan tugas.
e. Shalat Melatih Konsentrasi
Melakukan shalat secara khusyu’ sama dengan melakukan meditasi. Meditasi dapat melatih
ketenagan emosi, sehingga meningkatkan konsentrasi otak.

14

Bab 3. Penutup
3.1 Simpulan
Berdasarkan pembahasan tinjauan teori pada keterangan sebelumnya, dapat ditarik kesimpulan
sebagai berikut:
1. Shalat adalah merupakan ibadah kepada Tuhan, berupa perkataan denga perbuatan yang
diawali dengan takbir dan diakhiri dengan salam menurut syarat dan rukun yang telah
ditentukan syara”. Juga shalat merupakan penyerahan diri (lahir dan bathin) kepada Allah
dalam rangka ibadah dan memohon ridho-Nya.
2.

Shalat merupakan kewajiban bagi kaum muslimin yang mukallaf tanpa kecuali

3. Tujuan mendidirkan shalat yaitu:
a. Shalat mencegah perbuatan keji dan munkar
b. Shalat mendidik perbuatan baik dan jujur
c. Shalat akan membangun etos kerja

4. Implementasi sikap berdasarkan pelaksanaan shalat yang sesuai syariat berupa kesabaran,
kedisiplinan, ketenangan ,konsentarasi dalam pekerjaan, kebaikan serta kejujuran.

15

Daftar Pustaka
http://jepara-islamic.blogspot.com
(http://aadesanjaya.blogspot.com/2011/07/pengertian-shalat.html)
(http://sholatyuk.wordpress.com/2011/03/03/tujuan-shalat-sebagai-pemecah-masalah/html)
(Kurniawan,Edi S dan Haryadi, Muhammad , e-mail : [email protected])
(http://muhammadiyahsurabaya.blogspot.com/2010/12/kenapa-kita-harus-sholat-5-waktu.html)

16