Pengelolaan Limbah RS Manado (1)

BAB I
PENDAHULUAN
1.1

Latar Belakang
Dalam meningkatkan kesehatan masyarakat, sebagai penunjang kesejahteraan
masyarakat banyak, rumah sakit menjadi salah satu tempat dalam mendukung
kesehatan dan kesejahteraan masyarakat. Rumah sakit merupakan salah satu upaya
peningkatan kesehatan yang terdiri dari balai pengobatan dan tempat praktik dokter
yang juga di tunjang oleh unit-unit lainnya, seperti ruang operasi, laboraturium,
farmasi, administrasi, dapur, laundry, pengolahan sampah dan limbah, serta
penyelanggaraan pendidikan dan pelatihan. Selai membawa dampak positif bagi
masyarakat, yaitu sebagai tempat penyembuhan orang sakit, rumah sakit juga memiliki
kemungkinan membawa dampak negatif. Dampak negatifnya dapat berupa pencemaran
dari suatu proses kegiatan, yaitu bila limbah yang dihasilkan tidak di kelola dengan
baik.
Dalam pengelolaan limbah rumah sakit tidak hanya menghasilkan limbah organik
dan anorganik, tetapi juga limbah infeksius yang mengandung bahan beracun dan
berbahaya (B3). Dari keseluruhan limbah rumah sakit, sekitar 10 sampai 15 persen di
antaranya merupakan limbah infeksius yang mengandung logam berat, antara lain
mercury (Hg). Sekitar 40% lainya adalah limbah organik yang berasal dari sisah

makanan, baik dari pasien dan keluarga pasien maupun dapur gizi. Sisnya merupakan
limbah anorganik dalam bentuk botol bekas infus dan plastik.
Air limbah yang berasal dari rumah sakit merupahkan salah satu sumber
pencemaran air yang sangat potensial. Hal ini disebabkan karenah air limbah rumah
sakit mengandung senyawa organik yang cukup tinggi, mengandung senyawa-senyawa
kimia yang cukup berbahaya serta mengandung microorganisme pathogen yang dapat
menyebabkan penyakit. Pengelolaan limbah RS yang tidak baik akan memicu resiko
terjadinya kecelakaan kerja dalam penularan penyakit dari pasien ke pekerja, dari
pasien ke pasien, dari pekerja ke pasien, maupun dari masyarakat pengunjung rumah
sakit.
Pada tahun 1999, WHO melaporkan di prancis pernah terjadi 8 kasus pekerja
kesehatan terinfeksi HIV, 2 di antaranya menimpa petugas yang menangani limbah

[Type text]

Page 1

medis. Hal ini menunjukan bahwa perlunya pengelolaan limbah yang baik tidak hanya
pada limba medis tajam tetapi meliputi limbah rumah sakit pada keseluruhan.


1.2

Maksud dan Tujuan
Adapun maksud dan tujuan laporan Praktek Kerja Lapangan (PKL) ini sebagai
berikut:


Melaporkan kegiatan/aktifitas harian mahasiswa selama melaksanakan praktek
kerja lapangan di proyek Pembangunan Rumah Sakit Medical Center Pall 2
Manado



Mampu mengaplikasikan dan membandingkan teori (materi kuliah) yang di dapat
di bangku kuliah

pada pelaksanaanya di lapangan (praktek) khususnya pada

proyek Pembangunan Rumah Sakit Medical Center Pall 2 Manado.



Mempelajari

masalah-masalah

di

lapangan

dan

cara

penyelesaian/

penanggulangan masalah yang terjadi dalam suatu proyek pembangunan, secara
khusus dilihat suatu wilayah pelaksanaan pekerjaan sistem instalasi air bersih dan
air kotor
1.3


Manfaat PKL
1.3.1
Manfaat Bagi Mahasiswa
a. Dapat memperoleh gambaran dunia kerja yang nantinya berguna bagi
mahasiswa

yang

bersangkutan

apabila

telah

menyelesaikan

perkuliahannya, sehingga dapat menyesuaikan diri dengan dunia kerja.
b. Dapat mengaplikasikan ilmu dan keterampilan yang telah diperoleh pada
masa kuliah dan sekalian menambah wawasan dan pengalaman.
c. Dapat mengetahui perbandingan antara teori dan ilmu yang diperoleh

selama perkuliahan dengan praktek di lapangan, khususnya di Proyek

1.3.2

Pembangunan Medical Center Pall 2 Manado.
d. Meningkatkan kedisiplinan dan tanggung jawab dalam kerja.
Manfaat Bagi Akademik
a. Dapat meningkatkan kerjasama antara lembaga pendidikan khususnya
Akademik dengan Instansi.
b. Dapat mempromosikan keberadaan Akademik di tengah-tengah dunia
kerja sehingga dapat mengantisipasi kebutuhan dunia kerja akan tenaga

1.3.3

[Type text]

kerja yang profesional dan kompeten di bidang masing-masing.
Manfaat Bagi Instansi
a. Dapat menigkatkan kerjasama antara Akademik dengan Instansi/Lembaga.
Page 2


b. Membantu Instansi/Lembaga dalam menyelesaikan tugas sehari-hari
selama Praktek Kerja Lapangan.
1.4

Kerangka Penulisan
Agar dalam penulisan laporan Praktek Kerja ini sesuai dengan tujuan yang
diinginkan, maka langka-langka yang dilakukan adalah sebagai berikut:


Studi kepustakaan.
Dengan cara mengambil literatur-literatur yang ada di perpustakaan dan
internet tentang pengelolaan limbah rumah sakit.



Konsultasi
Dengan cara konsultasi dengan dosen pembimbing tentang apa yang akan
disusun dalam laporan pratek kerja lapangan.


BAB I

:

PENDAHULUAN

Bab ini menguraikan tentang latar belakang, maksud dan tujuan, serta
sistimatika penulisan.
BAB II :

GAMBARAN UMUM PROYEK

Bab ini berisi tentang sejarah, nama, serta data-data dari proyek.
BAB III:

PEMBAHASAN
Bab ini berisi tentang tinjauan pustaka, uraian pekerjaan, permasalahan dan
penanggulangan

BAB IV:


TUGAS KHUSUS
Bab ini berisi tugas khusus tentang metode pelaksanaan pekerjaan Plambing
dan sistem pengelolaan air pada Rumah Sakit

BAB V: PENUTUP
Merupakan bagian penutup yang berisi tentang kesimpulan dan saran.

BAB II
GAMBARAN UMUM LOKASI PKL
2.1

DEPSKRIPSI PROYEK MEDICAL CENTEER PAL2

[Type text]

Page 3

Pada pembangunan proyek Rumah Sakit Medical Center ini merupakan salah satu
pembangunan Rumah Sakit modern yang akan ada di Kota Manado pada umumnya

Rumah sakit yang berada di Jln. Rajawali no. 8, Paal dua Kota Manado ini memiliki
jumlah lantai yaitu 3 lantai, dan luas lantai 24m x 48m yaitu 1152m².
Untuk proyek pembangunan Medical Centeral Pal 2 yang menjadi pemilik dari
proyek ini adalah Hengky Wijaya dan yang menjadi pelaksana adalah CV Cahaya
Timur, dan pengawas pelaksana adalah Ibu watti. Harapannya Rumah Sakit Medica
Center ini bisa menjadi Rumah Sakit yang dapat memenuhi kebutuhan Perawatan dan
perobatan yang memenuhi standar dan mudah di jangkau dalam segalah pihak.

Dengan data-data pelaksana sebagai berikut :
Nama Perusahaan

: CV Cahaya Timur

Pemimpin Perusahaan

: Hengky Wijaya

Alamat Perusahaan

: Kelurahan Wanea Kec. Wanea kota Manado


Jenis Proyek
Luas bangunan

: Swasta
: 1152m²

[Type text]

Page 4

Jenis struktur
Mutu beton
Mutu Baja
Ukuran kolom
Ukuran Balok
Balok anak
Sloof
Plat
2.2


:
:
:
:
:
:
:

: Beton bertulang
K-300
BJTP-24 dan BJTD-40
40 x 40 dan 60 x 40 cm
40 x 80 cm
30 x 60 cm
30 x 50 cm
12 cm ( Lantai 1 s/d 3 )

Struktur Organisasi

Owner
Hengky
Wijaya

Kontraktor
Pelaksana
CV. Cahaya
Timur

Konsultan
Pengawas
Ibu waty

2.3

Konsultan
Pengawas
Pak Sharyl

Kegiatan Umum Proyek Medical Center Pall 2
Kegiatan umum yang dilaksanakan di Proyek Pembangunan RS Medical Center
adalah sebagai berikut :

[Type text]

Page 5

1) Pekerjaan Struktur
Struktur ini meliputi : Pekerjaan pembesian, pemasangan bekisting ,pengecoran,
pekerjan plambing dan instalasi. Pekerjaan-pekerjaan ini diawasi oleh pelaksana
lapangan dari pihak kontraktor maupun pengawas dari pihak konsultan agar sesuai
dengan gambar yang telah direncanakan dan disetujui.
2) Arsitektural
Pekerjaan arsitek ini meliputi : pemasangan, plesteran dan acian dinding bata serta
pekerjaan pemasangan lantai keramik. Pekerjaan arsitek inipun diawasi oleh
pelaksana dari pihak kontraktor dan pengawas dari pihak konsultan agar pekerjaan
tersebut sesuai dengan gambar kerja yang telah direncanakan dan telah disetujui.
Pekerjaan struktur dan arsitek dalam proyek pembangunan RS Medical Center
Manado ini merupakan pekerjaan yang sangat umum karena dilaksanakan setiap hari.
Untuk itu dalam pelaporan pekerjaan yang telah dilaksanakan per harinya, ditulis dalam
laporan harian untuk pekerjaan arsitek dan juga pekerjaan struktur.

BAB III
PELAKSANAAN PKL
3.1

Deskripsi Lingkup Kerja PKL

[Type text]

Page 6

Dalam pelaksanaan PKL pada RS Medical Center Paal 2 Kota Manado ini, penulis
di tuntut untuk melaksanakan kerja lapangan selama kurang lebih dua bulan yang telah
di tentukan panitia. Dalam lingkup kerja PKL penulis di tuntut manjadi bagian dari
konsultan pengawas konstruksi yang dimana untuk mengawasi dan mengamati proses
dan tahap kerja konstruksi yang sedang berlangsung yaitu terlebih khusus pada
pekerjaan plambing dan instalasi.
Pada saat penulis tiba dalam proyek pembangunan RS Medical Center pada tanggal 11
September 2013, pekerjaan konstruksi sudah ±95% selesai. Pekerjaan struktur di RS
Medical Center tinggal pada pekerjaan plesteran dinding, acian, pada pekerjaan
pemasangan instalasi listrik, dan pengelolaan air limbah.
3.1.1 Uraian Pelaksanaan Pekerjaan
Uraian pelaksanaan pekerjaan ini hanya dibatasi pada pekerjaan yang penulis
amati di lapangan dan data-data yang didapat selama PKL, yaitu :
-

Proyek pembangunan RS Medical Center lantai 1 s/d 3, dalam hal ini pekerjaan
arsitek yaitu pemasangan plafon, plesteran dan acian.

-

Proyek pembangunan RS Medical Center, dalam hal ini meliputi pekerjaan sistem
plambing air kotor, air bersih, dan pengelolaan limbah cair.

a.

-

Pekerjaan pemasangan Plafon

Pada pemasangan plafon dilakukan setelah memberikan marking untuk wall angle
atau hollow yang di pakai ukuran 4 x 4 cm dan 4 x 2 cm

-

Wall angel dipasang utuk leveling tinggi plafon gypsum, pembagian glade untuk
rangka plafon gypsum dengan jarak 600 mm baik rangka hollow maupun tee cross
tee.

-

Hanger untuk rangka utama di pasang dengan jarak 1200 mm, agar rangka utama
dapat flat sesuai dengan level yang ditentukan.

-

Setelah rangka terpasang maka pemasangan gypsum dapat dilakukan dengan
dimensi yang telah ditentukan.

-

Setelah pemasangan gypsum, sebelum dicat, plafon gypsum ini diamplas terlebih
dahulu pada daerah saambungan dan titik-titik baut menggunakan compound.

[Type text]

Page 7

Gambar 3.1 : pembuatan rangka Hollow untuk plafon
b.

Pekerjaan plestera dan Acian
Alat yang digunakan :
1.

Saringan

5. Ember

2.

Cangkul

6. Jidar

3.

Benang lot + Lotan

7. Sendok adukan

4.

Meteran

8. Roskam

9. Selang Air

Cara pemasangan :

[Type text]

1.

Dibuat titik kepalaan plesteran minimal pada dua titik mislnya A-B

2.

Dibuat titik kepalaan antara A-B dengan jarak 1 m

3.

Proyeksikan ketebalan titik kepalaan antara A dan B ke titik C dan D

4.

Dibuat titik-titik bantu kepalaan antara A-C dan B-D ( secara vertikal )

5.

Menghubungkan titik-titik kepalaan secara vertikal

6.

Kepalaan didiamkan minimal 1 hari agar mengering

7.

Kamprotkan adukan spesi antara dua kepala

8.

Ratakan dengan jidar dan finish dengan roskam.

Page 8

3.2

Tugas Dan Tanggung Jawab PKL
Tugas dan tanggung jawab kita sebagai Mahasiswa Teknik Sipil adalah membawa
nama baik Akademik kampus ke dalam Instansi yang berkecipung dalam pelaksanaan
Praktek Kerja Lapangan.
Adapun tugas dan tanggung jawab saya sebagai mahasiswa PKL yang di
tempatkan di proyek Medical Center sebagai berikut:
 Mengawasi pekerjaan yang dikerjakan oleh pekerja/buru
 Mengecek kemajuan pekerjaan yang dikerjakan
 Dan membantu para pengawas lapangan dalam memerlukan sesuatu.

3.3

Permasalahan Yang Ditemukan Pada Pelaksanaan PKL
Adapun masalah yang sering di hadapi dalam pelaksanaan PKL yaitu seperti
menyangkut bidang konsentrasi maupun tenaga kerja. Di lapangan masalah yang sering
di temukan dalam proyek Medical center secara umum yaitu seperti sistem managemen
waktu dalam proyek yang kurang baik dalam pengaturannya seperti adanya
keterlambatan bahan material proyek dan kurangnya tenaga kerja dalam pembangunan
proyek.

3.4

Penanggulangan Permasalahan PKL

Dalam hal penanggulangan permasalahan yang ada yaitu seperti dalam sistim
managemennya harus dipelajari lebih lanjut agar sistem pekerjaan sesuai rencana dan
sesuai waktu yang direncanakan.

BAB IV
TUGAS KUSUS

4.1

UNIT PENGOLAHAN AIR atau Water Treatment Plant (WTP)

[Type text]

Page 9

Pengolahan air merupakan usaha-usaha teknis yang dilakukan untuk mengubah
sifat-sifat dan kandungan yang terdapat dalam air.
Seperti halnya dalam proyek Rumah Sakit Medical Center rata-rata perkiraan
didefinisikan kebutuhan air untuk bangunan RS per orang per hari dalam rumah sakit
Medical Center yaitu 576 Liter/orang/hari.
Dalam sistim pengelolaan air di rumah sakit Medical Center yang di rangkum
dalam hasil pengamatan di lapangan yaitu menggunakan sistim tangki atap dalam hal
penyediaan air,
yang dimana dalam sistim ini air di tampung terlebih dahulu pada tangki bawa (Ground
Water Tank) yaitu tinggi 1900 mm, diameter 2400 mm, dan berat 5 ton,
lalu dipompakan ke tangki atas (Roof Water Tank) yang berfungsi untuk menampung
debit air yang dipompakan melalui pompa air bersih. Tangki atas dapat berupa tangki
yang di simpan di atas atap dan berfungsi sebagai penyuplay air pada bagian – bagian (
bak penampung di setiap ruangan ), sumber air yang di gunakan pada sistim ini adalah
air yang berasal dari Reservoir bawah ( sumber dari deep well dan PDAM ).
Dalam hal equipment atau peralatan dan perlengkapan yang akan di gunakan
dalam pengerjaan instalasi sistem Plumbing, dan dimana equipment untuk sistem air
bersih yang digunakan pada gedung ini, sebagai berikut :
Pompa-Pompa
 Sand Filter
 CF (Carbon Filter)
 P.Booster
 RWT (Roof Water Tank)
 GWT (Ground Water Tank)

[Type text]

Page 10

Sistem plambing adalah sistem penyediaan air bersih dan sistem pembuangan air
kotor yang saling berkaitan serta merupakan paduan yang memenuhi syara; yang berupa
peraturan dan perundangan, pedoman pelaksanaan, standar peralatan dan standar
instalasinya.

Pada gedung ini peralatan utama yang digunakan adalah pipa dan sambungan
pipa yang telah ditetapkan berdasarkan standar yang telah di tentukan, dan pada
instalasi plumbing penyediaan air bersih gedung ini menggunakan 4 macam jenis pipa,
yaitu :

PIPA WAVIN tigris green

PIPA UPVC (Unplastized Polyvinyl Chloride)

PIPA PPR (Polypropylene Random)
[Type text]

Page 11

PIPA Galvani

4.1.1 Perhitungan Kebutuhan air Bersih Untuk Rumah Sakit
Data Bangunan
Bangunan berlantai 3 ( tiga ) yang difugsikan sebagai rumah sakit dengan data-data
sebagai berikut :
-

Luas laantai 24m x 48m = 1152m²

-

Jumlah lantai bangunan = 3 lantai

Kebutuhan air bersih, closet/lavatory, urinoir serta wastafel ?
Ratio kebutuhan air bersih

= 500 liter/orang

( luas lantai bersih per orang 8m²/orang )

= 8m²/orang

Luas lantai Rumah sakit 1152 m² x 3

= 3456 m²

Jumlah pemakai
3456
=432 orang
8
Jumlah kebutuhan air bersih selama 1 jam
432 x 500liter / org
=9000 lter /org/ jam
24
Jumlah Air bersih pada 9000 x 3 =27,000 liter/org...
Jadi kebutuhan Air bersih untuk gedung tersebut dari lantai 1-3 adalah : 27,000 m³
4.1.2 Sistim Pengelolaan Limbah Rumah Sakit
Dalam sistim pembuangan air limbah pada rumah sakit ini pengelolaannya
menggunakan 2 skema yaitu :
a. Skema pengelolaan air limbah ( air bekas )
b. Skema pegelolaan air limbah ( air kotor )

[Type text]

Page 12

a. Skema pengelolaan air limbah ( air bekas )

Gambar 4.2 Skema pengelolaan air limbah ( Air Bekas )
Sistim STP BIOTECH ( SEWAGE TREATMENT PLANT )

STP/IPAL adalah unit pengolahan limbah modern, dengan menggunakan biotech
nology & biofil tration system, yang sangat ramah lingkungan, sangat cocok untuk
mengolah limbah hasil buangan dari Rumah sakit, dan dll. Dapat menjadi solusi dalam
pengolahan limbah dan sanitasi, karena sistem dalam sistim STP mampu mengolah
limbah cair seperti hasil dari limbah medis dan limbah berbahaya lainnya yang berasal
[Type text]

Page 13

dari aktifitas RS, dll. sehingga air buangan hasil olahan sudah sesuai dengan baku mutu
yang ditetapkan oleh Pemerintah.
Keunggulan Biofiltration STP / IPAL
* Air buangan memenuhi standar kualitas lingkungan.
* Tidak membutuhkan lahan yang luas
* Tidak akan terjadi penyumbatan
* Pemasangan mudah dari konstruksi FRP yang ringan, kuat dan tahan bocor
* Harga relatif murah dan ekonomis
* Konsumsi listrik rendah, karena kandungan kompartemen bio media lebih besar.
* Kualitas air buangan lebih jernih ( tingkat tranparancynya lebih tinggi ) karena
ada fungsi FILTRASI.
* Pemeliharaan dan perawatan mudah (Microorganisme berkembang biak dan
menguraikan sendiri air limbah yang masuk)
* Hasil olahan tidak berbau dan bisa untuk flushing kloset & menyiram tanaman/ jalan
* Tahan lama dan dapat dipindah sewaktu diperlukan.
* Dapat di upgrade sesuai kebutuhan.
BioSeven STP / IPAL menggunakan system media cell ganda (Joint treatment
Anaerob + Aerob) dan sistem pengendapan lumpur, mampu melakukan efisiensi
pengolahan sampai 90% , sehingga Air buangan hasil olahan sudah sesuai dengan baku
mutu yang ditetapkan oleh Pemerintah.
Proses pengolahan BioSeven STP / IPAL


Tahap Pertama: Pemisahan limbah domestik dengan benda-benda padat lainnya
yang tidak dapat terurai oleh bakteri pengurai



Tahap Kedua: Pemisahan antara limbah domestik dengan zat-zat yang
mengandung minyak/oil, pada tahap ini juga terjadi pembusukan imbah secara
anaerobik.



Tahap Ketiga: Proses penguraian limbah dengan proses aerobik, dimana pada
ruang/chamber ini terjadi injeksi udara menggunakan double blower dan udara
yang masuk didistribusikan melalui diffuser yang sudah terpasang. Pada tahap ini
BOD ( bio-chemical oxygen demand ) dan COD ( chemical oxygen demand )
dapat direduksi secara optimal.

[Type text]

Page 14



Tahap Keempat : final clarifier unit ini berfungsi sebagai clarifier akhir untuk
mengendapkan partikel-partikel yang masi belum terendapkan serta bomass yang
telah mati.
b. Skema pegelolaan air limbah ( air kotor )

Gambar 4.1 Skema proses pengelolaan air limbah ( air Kotor )
Air kotor yang dihasilkan oleh rumah sakit ditampung dalam septic tank. Atau dengan
pendekatan jumlah orang yang ada dalam bangunan dapat pula di tentukan besar septic tank
yang diperlukan yaitu rata-rata 0,10 m³/orang. Dan untuk dimensi septic tank di rumah sakit
ini digunakan 2,00m x 7,00m x 2,00m denga kapasitas 30 m³

4.1.3

Perhitungan Jumlah air Limbah ( Air kotor dan Air Bekas ) Rumah sakit
Ratio tngkat air limbah

=576 liter/orang/tempat tidur

(Luas lantai besar per orang 8m²/orag) = 8m²/ orang
Luas lantai Rumah sakit 1.152 m² x 3 = 3456 m²
Jumlah Pemakai
3456
=432
8
Jumlah air limbah rumah sakit
432 x 576 Liter / orang =258,832 Liter/hari

[Type text]

Page 15

Jadi di asumsikan besarnya pembuangan air limbah selama 8 jam
maka untuk penggunaan air limbah adalah Qn = 248,832/8 = 31,104 m³/jam,
maka untuk penggunaan IPAL biofilter diginakan kapasitas yang mampu
menampung air limbah sebesar 31m³ Qm max = (3)(31)/60 =1,55m³/menit,
untuk penggunaan pipa air kotor / limbah rumah sakit yang ddigunakan adalah :
Diameter 4 inci dengan daya buang 15000 liter/ menit =Ø 10 cm
Dan untuk penggunaan STP biofilter menggunakan ukuran/dimensi :
D 200 cm x P 1050 cm =30. 000 Liter ( 30m³ ).

[Type text]

Page 16

BAB V
PENUTUP
5.1

KESIMPULAN
Berdasarkan hasil peninjauwan dan pengamatan dari Proyek Pembangunan Medical
Center yang berlokasi di Jln. Rajawali no. 8, Paal dua Kota Manado, maka penulis
menarik kesimpulan sebagai berikut :
a. Sistim kerja pembangunan dari Rumah Sakit Medical Center telah memenuhi
standar dari suatu konstruksi bangunan.
b. Pada proses pengeloaan limbah cair telah mengikuti standar pengelolaan limbah.
c. Proses sistim manajemen yang di terapkan atau di rencanakan kurang baik dalam
pelaksanaannya,sehingga mengalami kemunduran dalam soft opening nya.

5.2

SARAN
Berdasarkan permasalahan yang ditemui di lapangan, maka penulis memberikan
saran :


Pelaksanaan sistim manajemen harus sesuai yang di rencanakan,



Proses pengiriman material yang dikirim harus dipercepat.



Sebaiknya project manager menambah orang agar pekerjaan ada yang mengawasi



Selalu meminta cuaca yang terbaik dari Tuhan untuk kelancaran pekerjaan.

[Type text]

Page 17

Dokumen yang terkait

Pengelolaan Publikasi MelaluiMedia Sosial Sebagai sarana Pengenalan Kegiatan Nandur Dulur( Studi deskriptif pada tim publikasi Nandur Dulur)

0 66 19

ALIANSI RS MUHAMMADIYAH DAN FK PT MUHAMMADIYAH DALAM PERTEMUAN APKKM (ASOSIASI PENDIDIKAN KEDOKTERAN KESEHATAN MUHAMMADIYAH)

0 40 1

EVALUASI PENGELOLAAN LIMBAH PADAT MELALUI ANALISIS SWOT (Studi Pengelolaan Limbah Padat Di Kabupaten Jember) An Evaluation on Management of Solid Waste, Based on the Results of SWOT analysis ( A Study on the Management of Solid Waste at Jember Regency)

4 28 1

Ekstraksi dan Karakterisasi Pektin Dari Limbah Kulit Pisang Uli (Musa paradisiaca L. AAB)

10 64 85

Perancangan Sistem Informasi Pengelolaan Yayasan (Sinpeya) Pada Balai Perguruan Putri (BPP) Pusat Bandung

7 79 187

Pengaruh Pengelolaan Keuangan Daerah Dan Sistem Akuntansi Keuangan Daerah Terhadap Kinerja Pemerintah Daerah (Study Kasus Pada Dinas Pengelolaan Keuangan Dan Aset Daerah Di Pemerintah Kota Bandung)

3 29 3

Tinjauan Atas Prosedur Pengelolaan Dana Kas Kecil Pada Balai Besar Bahan dan Barang Teknik (B4T) Kota Bandung

6 34 49

Tinjauan Atas Prosedur Surat Pertanggung Jawaban Dan Penatausahaan Keuangan Daerah Pada Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air, Pertambangan Dan Energi Kabupaten Indramayu (PSDA Tamben)

2 48 64

Analisis Sistem Informasi Pengelolaan STNK Di Unit Pelayanan Pendapatan Daerah (UPPD) Wilayah XX/Samsat Bandung Barat

15 155 60

Asas Tanggung Jawab Negara Sebagai Dasar Pelaksanaan Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup

0 19 17