BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Perencanaan Strategis Menuju Sekolah Adiwiyata di SMP Negeri 2 Boja Kabupaten Kendal

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Deskripsi Subjek Penelitian
Profil sekolah diuraikan sebagai berikut. SMP
Negeri 2 berdiri tanggal 1 Juli 1986, untuk memenuhi
kebutuhan sekolah negeri tingkat menengah pertama di
daerah Boja. SMP Negeri 2 Boja mulai menempati
gedung baru di jalan Raya Tampingan Boja pada
tanggal 3 Agustus 1988, yang diresmikan oleh Bupati
waktu itu, Bapak Soedono Yusuf. Berdiri di atas lahan
seluas 11.450 m2, SMP 2 Boja mempunyai lahan yang
cukup luas dan strategis untuk mengembangkan diri,
terbukti pemerintah telah menetapkan SMP 2 boja
sebagai

salah

satu

Sekolah


Standar

Nasional

berdasarkan surat Dirjen Menejemen Pendidikan Dasar
dan Menengah Depdiknas No. 968/03/KU/2009.
Terletak di daerah perbatasan antara kota Boja
dan Semarang, menjadikan SMP Negeri2 Boja satusatunya sekolah negeri yang berbatasan langsung
dengan daerah Kodia Semarang. Hal ini tentu saja
berpengaruh

besar

pada

kondisi

sosial

ekonomi


masyarakat setempat. Peserta didik yang masuk pun
datang

dari

daerah

Boja

dan

Semarang,

dengan

perbandingan 80 – 20 %. Hal ini menyebabkan SMP
Negeri 2 Boja mempunyai komunitas yang heterogen,
baik dari tingkat sosial, ekonomi budaya, maupun
53


tingkat kesadaran dan kecerdasan intelektual. (Data
siswa SMP Negeri 2 Boja. 2014)
Di bawah kepemimpinan Kepala Sekolah saat
ini, Bapak Asikin, M. Pd., sebagai Kepala Sekolah yang
ke-9, program-program unggulan di galakkan untuk
menunjang terciptanya sekolah yang kondusif bagi
pelaksanaan proses belajar mengajar. Berbagai prestasi
sudah diraih SMP Negeri 2 Boja di tingkat Kecamatan
Boja, Kabupaten Kendal dan Propinsi Jawa Tengah,
baik di bidang akademik maupun non akademik.
Sejak tahun 2009 pemerintah menunjuk SMP
Negeri 2 Boja sebagai satu-satunya pilot project sekolah
yang

mengembangkan

Pendidikan

Nasionalisme


di

Kabupaten Kendal untuk tingkat SMP. Hal ini tentu
saja menjadi satu prestasi yang patut dibanggakan.
SMP Negeri 2 Boja memiliki visi dan misi sebagai
jati diri dan haluan sekolah yang tertuang pada
dokumen sekolah yang selanjutnya dijadikan dasar
pada setiap pengembangan kurikulum dan programprogram sekolah.
Visi: “Luhur Budi Pekerti Unggul Dalam
Prestasi” mempunyai makna bahwa SMP Negeri 2 Boja
mempunyai gagasan dan harapan untuk mencetak
siswa-siswa yang berbudi pekerti luhur dan memiliki
keunggulan prestasi di berbagai bidang.
Untuk

mewujudkan

Visi


tersebut

sekolah

mencanangkan indikator visi sebagai berikut:
54

a) Terwujudnya prestasi akademik dan non akademik.
b) Terwujudnya sarana prasarana yang memadai yang
mendukung pencapaian prestasi.
c) Terwujudnya

tenaga

pendidik

dan

tenaga


kependidikan yang kompeten dan profesional.
d) Terwujudnya sisten penilaian yang akurat.
e) Terwujudnya standar pengelolaan manajemen yang
handal.
f)

Terwujudnya standar pembiayaan yang memadai.

g) Terwujudnya lingkungan sekolah yang kondusif,
bersih, nyaman, indah, rindang dan asri.
h) Terwujudnya budaya belajar untuk membentuk
kepribadian.
(Dokumen Kurikulum Sekolah, 2014)

Sedangkan misi yang dikembangkan sekolah
dalam mengemban tugas mencerdaskan kehidupan
bangsa adalah sebagai berikut:
a) Mewujudkan pengembangan prestasi akademik dan
non-akademik.
b) Mewujudkan


pengembangan

inovasi

model

pembelajaran.
c) Melaksanakan pengembangan proses pembelajaran.
d) Mewujudkan

pengembangan

sarana

prasarana

pendidikan yang berbasis IT.
e) Melaksanakan pengembangan tenaga pendidik dan
kependidikan yang kompeten dan profesional.


55

f)

Mewujudkan kelembagaan dan manajemen sekolah
yang handal.

g) Mewujudkan

program

penggalian

pembiayaan

sekolah yang memadai.
h) Mewujudkan system penilaianyang akurat dan adil
i)


Mewujudkan lingkungan sekolah yang kondusif,
bersih, indah, nyaman, rindang dan asri.

(Dokumen Kurikulum Sekolah, 2014)

Smentar itu visi dalam menuju sekolah adiwiyata
adalah

“Cinta

dan

Peduli

Lingkungan”

untuk

mewujudkan visi maka misi Program Sekolah Adiwiyata
SMPN 2 Boja adalah sebagi berikut.

a. Mendidik karakter siswa yang disiplin, cinta dan
peduli terhadap kelestarian lingkungan alam di
sekolah dan sekitarnya;
b. Membudayakan hidup sehat, bersih, tertib dan aman
di lingkungan sekolah dan sekitarnya;
c. Menciptakan lingkungan sekolah yang asri, bersih,
rindang, aman dan nyaman;
d. Memanfaatkan lingkungan sekolah untuk media
pembelajaran yang menyenangkan;
e. Perwujudan pengelolaan sampah dengan 3R.
Sedangkan tujuan Program Sekolah Adiwiyata SMP
Negeri 2

Boja:

a. Mengembangkan

pembelajaran

dengan


memanfaatkan lingkungan alam sekitar sebagai
media pembelajaran;
56

b. Mengembangkan pembiasaan hidup bersih, sehat,
tertib dan aman di lingkungan sekolah;
c. Mengembangkan karakter cinta alam dan peduli
lingkungan;
d. Mengembangkan wirausaha dengan pemanfaatan
limbah/sampah di lingkungan sekolah.
SMP Negeri 2 Boja memiliki 24 ruang kelas untuk
8 rombel di tiap tingkat kelas. SMP Negeri 2 Boja
dilengkapi dengan berbagai fasilitas untuk mendukung
pembelajaran,

seperti

Perpustakaan,

Mushola,

Panggung Seni, Laboratorium IPA dan Bahasa, Ruang
Komputer, Ruang Memasak, Ruang Busana, Kantin,
Koperasi Sekolah dan Klinik (UKS). SMP Negeri 2 Boja
juga memiliki berbagai fasilitas olah raga seperti
lapangan basket, vollyball, tenis meja dan lainnya. SMP
Negeri 2 Boja memiliki lapangan yang luas untuk
kegiatan upacara bendera dan lainnya. SMP Negeri 2
Boja juga dilengkapi dengan jaringan internet.
(Dokumen Sarpras SMP Negeri 2 Boja, 2014)

SMP Negeri 2 memiliki 748 siswa, terdiri dari 403
orang siswa putri dan 345 orang siswa putra. Siswa
SMP Negeri 2 Boja berasal dari tingkatan sosial ekonomi
menengah ke bawah. Sebagian besar orang tua siswa
berprofesi sebagai petani atau buruh, pedagang atau
wirausaha dan karyawan swasta. Menurut data siswa
yang didokumentasikan oleh tim guru BK SMP Negeri 2
Boja (2014), 37 orang tua siswa atau 4,93% berprofesi
57

sebagai PNS/TNI, 7 orang (0,93 %) adalah Pensiunan,
273 orang (36%) sebagai karyawan swasta, 299 orang
(39,86%) sebagai Buruh/Tani, serta 134 orang (17,87%)
berprofesi sebagai pedagang/wiraswasta. Berdasarkan
penghasilan orang tua, siswa berasal dari keluarga
berpenghasilan dibawah Rp 1.000.000 sebanyak 454
orang (60,69%), keluarga berpenghasilan Rp 1.000.000
keatas sebanyak 294 orang (39,31%).
SMP Negeri 2 Boja memiliki 47 orang tenaga
pendidik dan 11 orang tenaga kependidikan yang
secara profesional melayani pendidikan di sekolah.
Tenaga pendidik terdiri dari 39 guru PNS, 1 guru
Kontrak dan 7 GTT, dengan 9 orang berpendidikan
S2(19,15%), 37 orang berpendidikan S1(78,72%), 8
orang

diantaranya

sedang

menyelesaikan

proses

pendidikan S2 dan 1 orang D3(2,13%). Sedangkan
tenaga kependidikan terdiri dari 1 Pegawai Tetap dan
12 Pegawai Tidak Tetap dengan spesifikasi pendidikan:
S1=1 orang,D3=2 orang,SLTA=5 orang, SLTP =3 orang.
(Data kepegawaian SMP Negeri 2 Boja, 2014)

Untuk menjaga mutu perlayanan pendidikan
pada masyarakat, SMP Negeri 2 Boja membentuk
Badan Komite Sekolah yang beranggotakan tokoh-tokoh
masyarakat setempat serta wakil orang tua siswa yang
mempunyai keperdulian tinggi pada kemajuan dan
keberhasilan pendidikan di SMP Negeri 2 Boja. Badan
Komite SMP Negeri 2 Boja diketuai oleh Bapak H. Anis
58

Yunus, S. Pd. sebagai Ketua I dan Bapak H. Harjono, S.
Pd. sebagai ketua II. Beranggotakan Bapak Suwoso
Djati, Bapak Mulyono, Bapak Supriyadi, Ibu Dra. Sri
Sulastri, Bapak Santoso, Ibu Heni Susatyo, Bapak
Haryanto, S. Pd., M. Par., Bapak Suwoto, Bapak
Sukamto dan Pipit Dwi Ratnawati, yang merupakan
tokoh-tokoh

masyarakat

yang

berkompeten

di

bidangnya ini, sangat dibutuhkan keberadaan dan
sumbangsih

tenaga

serta

pikiran

demi

kemajuan

pendidikan di SMP Negeri 2 Boja.
SMP

Negeri

2

Boja

menyelenggarakan

pembelajaran baik akademik maupun non akademik,
intra dan ekstra kurikuler. Kegiatan pembelajaran
dilaksanakan di kelas maupun luar kelas sesuai dengan
kurikulum yang berlaku. Menurut Kurikulum 2006, 10
Mapel dan 2 Mulok diajarkan sebagai pembelajaran
intra kurikuler di SMP Negeri 2 Boja, dengan alokasi
waktu 34 jam pelajaran. Sedangkan pembelajaran ektra
kurikuler

yang

pengembangan

diselenggarakan
diri

terdiri

sebagai

dari

kegiatan

Bimbingan

dan

Konseling, MTQ/BTA, Paduan Suara/Band, Pramuka,
Paskibra, PMR, Bola Voli, Seni Tari, Basket, Sepak
Takraw,

KIR,

Conversation,

PKS

dan

KANCIL

(Komunitas Anak-Anak Cinta Lingkungan).
(Dokumen Kurikulum SMP Negeri 2 Boja, 2014)

59

4.2. Deskripsi Hasil Penelitian
Dalam bagian ini akan disajikan hasil penelitian
tentang

perencanaan

strategis

menuju

sekolah

Adiwiyata di SMP Negeri 2 Boja. Data penelitian akan
diolah dengan menggunakan model penelitian R&D
yang

dikemukakan

oleh

Sugiyono

(2009)

dengan

langkah-langkah sebagai berikut.
4.2.1.Potensi dan Masalah
Pada bagian potensi dan masalah ini, akan
dibahas mengenai potensi-potensi atau kekuatan yang
dimiliki, serta permasalahan yang dihadapi skolah yang
jika diberdayakan dan dikelola dengan baik, akan
menghasilkan nilai tambah pada tujaun yang akan
dicapai yaitu sekolah Adiwiyata. Potensi-potensi yang
dimiliki sekolah, berdasarkan hasil observasi awal yang
dilakukan peneliti diantaranya adalah, sekolah memiliki
lahan luas yang belum dimanfaatkan secara optimal,
sekolah juga memiliki Sumber Daya Alam dan Sumber
Daya

Energi

yang

memadai,

lokasi

sekolah

yang

strategis yaitu sekolah terletak di pinggir jalan utama
dan berada diperbatasan dengan Kodya Semarang,
tenaga pendidik dan kependidikan yang professional
dan memadai. Hal ini sesuai dengan hasil wawancara
dengan kepala sekolah dan juga diperkuat dengan hasil
dari FGD.
KS: “tempatnya strategis, guru mencukupi, gedung dan
sarpras mencukupi, pendaftar atau siswa baru
melebihi yang diinginkan (kuota)”

Wawancara
bahwa

dengan

potensi

kepala

yang

sekolah

dimiliki

menyebutkan

sekolah

dalam

mewujudkan sekolah Adiwiyata mempunyai peluang
60

yang sangat besar, karena sekolah mempunyai sumber
daya

yang

memadahi.

Lingkungan

fisik

juga

mendukung, tenaga pendidik yang mencukupi dengan
kapasitas siswa, juga memiliki peserta didik yang
heterogen. Hal ini juga didukung dengan data hasil
FGD, sebagai berikut.
“Faktor faktor keunggulan yang dimiliki SMP Negeri 2
Boja seperti lingkungan yang luas dan strategis,jumlah
siswa yang banyak,animo masyarakat terhadap sekolah
yang besar,tenaga pendidik yang profesional dan
berpendidikan minimal S1,dapat lebih ditingkatkan
.Sehingga
sangat
dimungkinkan
adanya
upaya
peningkatan mutu sekolahnya.”

Dari data hasil FGD ini memperkuat bahwa
sekolah

memiliki

potensi

yang

cukup

untuk

mengembangkan dan mewujudkan sekolah Adiwiyata.
Dengan

keunggulan

yang

dimiliki

sekolah

dapat

menekan kelemahan yang dihadapi.
Sedangkan

kelemahan

yang

dimiliki

sekolah

berdasarkan hasil observasi yang dilakukan yaitu,
Pembelajaran

di

menggunakan

SMP

Negeri

kurikulum

2

Boja

berbasis

belum

Pendidikan

Lingkungan Hidup, permasalahan sampah yang belum
teratasi secara optimal, rendahnya pemahaman akan
hidup sehat dan hidup bersih, pemanfaatan Sumber
Daya

Alam

dan

diperhatikannya
menunjang

Energi
sarana

pendidikan

belum
dan

efisien,

kurang

prasarana

untuk

lingkungan

hidup,

dan

kurangnya alokasi anggaran untuk kegiatan lingkungan
hidup. Hasil observasi tersebut didukung dengan hasil
wawancara

dan

juga

FGD,

di

antaranya

adalah

wawancara dengan kepala sekolah SMP Negeri 2 Boja
61

yang membenarkan bahwa masalah sampah belum
dapat dikelola dengan baik.
…“untuk permasalahan sampah memang belum dapat
teratasi secara optimal, dikarenakan siswa yang
jumlahnya hamper mencapai 1000, tukang kebun juga
masih kurang, tempat pembuangan sampah akhir juga
belum dimiliki sekolah, serta belum tersedia tempat
samapah yang memenuhi standar, sehingga dalam
urusan sampah setiap harinya belum dapat teratasi
dengan baik”.

Selain

permasalahan

sampah

sekolah

juga

mempunyai permasalahan tentang pemanfaatan air,
berdasarkan hasil observasi, wawancara dan diperkuat
dengan data hasil FGD, menyebutkan bahwa belum ada
pengaturan dari sekolah mengenai pemanfaatan air,
tentang penghematan dan pengelolaan air bersih juga
baru sebatas himbauan. Berikut data hasil FGD
tentang pemanfaatan dan pengelolaan air di sekolah,
adalah sebagai berikut.
“Belum ada upaya yang secara khusus dilakukan
untuk pengelolaan air, penghematan air, ataupun
system control air, baru sebatas himbauan, belum ada
tinfakan konkrit untuk mengatasi permasalahan air di
sekolah, tapi dengan adanya pohon-pohon perindang
di lingkungan sekolah, sumber air dapat terjaga.”

Permasalahan lain yang dihadapi sekolah adalah
tentang kurikulum berbasis lingkungan hidup yang
belum

terintegrasi

di

dalam

pembelajaran.

Hasil

penelitian menyebutkan bahwa pembelajaran di SMP
Negeri 2 Boja belum menggunakan kurikulum berbasis
Pendidikan Lingkungan Hidup, hal ini dikonfirmasi
dalam hasil pelaksanaan FGD, yaitu
62

…“di dalam kurikulum belum ada upaya
khusus, hanya tersirat di tema-tema beberapa
mata pelajaran tertentu, seperti dalam bahasa
inggris terdapat teks bacaan yang membahas
pentingnya lingkungan hijau”
Hal ini terjadi karena sekolah memang belum
memprogramkan secara spesifik mengenai pemanfaatan
lahan kosong sebagai pengembangan keanekaragaman
hayati sekolah. Upaya untuk mewujudkan sekolah
hijau memang sudah di rencanakan, namun programprogram untuk mewujudkan tujuan tersebut belum
disusun secara sistematis, hal ini sesuai dengan data
hasil FGD yang dilakukan.
“Sekolah belum merencanakan upaya khusus terkait
penghijauan sekolah dalam memanfaatkan lahan yang
masih kosong, sehingga belum terprogram secara
mandiri, baru sebatas kegiatan penanaman pohon yang
dilakukan oleh siswa pada kegiatan tertentu.
Permasalahan anggaran juga menjadi salah satu alasan
belum dimanfaatkannya lingkungan yang masih
kosong.”

Isu

pengelolaan

lingkungan

sekolah

terkait

dengan makanan dan lingkungan sekolah juga menjadi
permasalahan yang dihadapi sekolah. Belum

ada

kriteria tentang makanan dan minuman sehat yang
dijual di kantin sekolah. Belum ada kebijakan sekolah
yang mengatur tentang itu, menyebabkan sampahsampah dari bungkus makanan dan limbah dari kantin
menjadi permasalahan yang cukup serius bagi sekolah.
Sekolah belum memberikan program-program khusus
63

bagi siswa untuk belajar mengolah makanan dan
minuman yang sehat di sekolah. Hal ini sesuai dengan
hasil wawancara dan juga didukung dengan data hasil
FGD, yang diuraikan sebagai berikut.
“Program khusus bagi siswa untuk belajar mengolah
makanan dan minuman sehat belum ada ,itu perlu
himbauan pada para siswa untuk membawa bekal
makanan dari rumah, selain makanan dari rumah
diharapkan lebih sehat bahan dan cara pengolahannya,
hal ini juga dapat mengurangi dampak limbah kantin
sekolah.”

Potensi dan permasalahan ini diharapkan dapat
teratasi

dengan

cara

melalukan

penelitian

dan

pengembangan yang akan menghasilkan produk berupa
rencana strategis menuju sekolah Adiwiyata di SMPN 2
Boja. Dengan adanya produk berupa renstra maka
semua

potensi

dimanfaatkan

yang
untuk

dimiliki

dapat

mengurangi

dikelola

dan

permasalahan-

permasalahan yang di hadapi sekolah.
4.2.2. Pengumpulan Data (mengumpulkan informasi
dan studi literature)
Setelah
sekolah,

potensi

selanjutnya

dan
perlu

masalah

yang

dikumpulkan

dimiliki
berbagai

informasi dan studi literature yang dapat digunakan
sebagai

bahan

untuk

perencanaan

produk

dalam

bentuk rencana strategis (renstra) yang diharapkan
dapat mengatasi permasalahan tersebut.
Untuk

menyelesaikan

permasalahan-

permasalahan yang dihadapi SMPN 2 Boja, serta untuk
64

dapat memanfaatkan potensi sekolah, maka perlu
dibuat rencana strategi sekolah. Sedangkan Menurut
Djunaedi (2002), bahwa rencana strategis adalah
Perencanaan strategis tidak mengenal standar baku,
dan prosesnya mempunyai variasi yang tidak terbatas.
Tiap penerapan perlu merancang variasinya sendiri
sesuai kebutuhan, situasi dan kondisi setempat.
Meskipun demikian, secara umum proses perencanaan
strategis memuat unsur-unsur: (1) perumusan visi dan
misi, (2) pengkajian lingkungan eksternal, (3)
pengkajian lingkungan internal, (4) perumusan isu-isu
strategis, dan (5) penyusunan strategi pengembangan
(yang dapat ditambah dengan tujuan dan sasaran).
Proses perencanaan strategis tidak bersifat sekuensial
penuh, tapi dapat dimulai dari salah satu dari langkah
ke (1), (2), atau (3). Ketiga langkah tersebut saling
mengisi. Setelah ketiga langkah pertama ini selesai,
barulah dilakukan langkah ke (4), yang disusul dengan
langkah ke (5). Setelah rencana strategis (renstra)
selesai disusun, maka diimplementasikan dengan
terlebih dahulu menyusun rencana-rencana kerja
(aksi/tindakan).

Disini disebutkan bahwa renstra tidak mengenal

standar

yang

baku,

bahkan

secara

proses

pelaksanaannya memiliki banyak variasi sesuai dengan
kondisi

masing-masing.

Penyusunan

renstra

juga

memuat secara umum proses perencanaan strategis
memuat unsur-unsur: (1) perumusan visi dan misi, (2)
pengkajian

lingkungan

eksternal,

(3)

pengkajian

lingkungan internal, (4) perumusan isu-isu strategis,
dan (5) penyusunan strategi pengembangan
Untuk menyusun rencana strategi maka terlebih
dahulu penulis mengumpulkan sejumlah data mengenai
lingkungan internal dan lingkungan eksternal sekolah.
Berdasarkan hasil observasi dan FGD data pendukung
65

untuk menganalisis dan menentukan strategi adalah
sebagai berikut.
Tabel 4.1
Lingkungan Internal Seklah

Faktor-Faktor Internal Sekolah
Kekuatan (strength)
Kelemahan (weakness)
Letak sekolah dan luas tanah/ Pengelolaan sampah yang belum
bangunan ideal
sesuai standar
Kartakter siswa yang instan,
Jumlah peserta didik yang besar indispliner dan tidak peduli
lingkungan
Jumlah pendidik dan tenaga RKAS belum mengalokasikan
kependidikan yang memadai
20% anggaran untuk PLH
Manjemen sekolah yang handal Belum
ada
manajemen
(akreditasi A)
pendidikan lingkngan hidup
Belum
dilaksanakannya
Sarana dan prasarana sekolah
pembelajaran
kurikulum
yang lengkap
berbasis PLH secara menyeluruh

Adapun data hasil penelitian terkait lingkungan
eksternal sekolah dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Tabel 4.2
Lingkungan Eksternal Sekolah

Faktor-Faktor Eksternal Sekolah
Peluang (opportunity)
Ancaman (threat)
Tidak
adanya
dukungan
Dukungan komite sekolah
partisipasi masyarakat
Tidak adanya dukungan dana
Dukungan pemerintah
yang memadai
Dukungan sponsorship
Tidak adanya kemitraan
Lingkungan sekolah yang asri
Tidak adanya media pulikasi
Tuntutan masyarakat terhadap
Lingkungan sosial masyarakat
lulusan yang berkualitas

Setelah data mengenai aspek internal dan aspek
eksternal sekolah sudah terkumpul, maka selanjutnya
penulis melakukan analisis terhadap kedua aspek
tersebut, yaitu dengan menggunakan teknik analisis
AWOT. Adapun analisis SWOT yang dilaksanakan akan
diuraikan sebagai berikut.
66

1. STRENGTH (Kekuatan)
a) Letak SMP Negeri 2 Boja yang strategis serta Luas
Tanah dan Bangunan SMP Negeri 2 Boja yang ideal
SMP Negeri 2 Boja terletak di Jalan Raya
Tampingan Boja, kurang lebih 3 km dari kota Boja
dan merupakan satu-satunya sekolah setingkat SMP
yang berbatasan dengan daerah Kodia Semarang.
SMP Negeri 2 Boja terletak di jalan utama yang
menghubungkan kota Boja dan Semarang. Hal ini
membuat letak SMP 2 Boja sangat strategis untuk
mengembangkan diri, baik pengembangan bangunan
dan lingkungan maupun pengembangan potensi SDM
dan prestasi.
SMP Negeri 2 Boja memiliki lingkungan yang
hijau dan asri, serta udara yang bersih dan sejuk
karena secara geografis terletak di lereng gunung
Ungaran. SMP Negeri 2 Boja memiliki 24 ruang kelas
untuk 8 rombel di tiap tingkat kelas, dilengkapi
dengan

berbagai

pembelajaran,

fasilitas

seperti

untuk

Perpustakaan,

mendukung
Mushola,

Panggung Seni, Laboratorium IPA dan Bahasa, Ruang
Komputer, Ruang Memasak, Ruang Busana, Kantin,
Koperasi Sekolah dan Klinik (UKS). SMP Negeri 2
Boja juga memiliki berbagai fasilitas olah raga seperti
lapangan basket, vollyball, tenis meja dan lainnya
Dengan luas banguan 4.430 M2 di atas total
tanah seluas 11.450 M2 , SMP Negeri 2 Boja
mempunyai

hampir

2/3

lahan

terbuka

untuk
67

penghijauan dan tamanisasi. Taman dan kebun
sekolah, yang ditempatkan di beberapa lahan kosong,
menambah teduh dan rindang lingkungan sekolah.
b) Jumlah peserta didik yang besar
SMP Negeri 2 memiliki 748 siswa dengan ratarata siswa SMP Negeri 2 Boja berasal dari tingkatan
sosial ekonomi menengah ke bawah. Jumlah siswa
yang

sedemikian

besar,

tentu

bisa

dijadikan

kekuatan yang sangat potensial untuk pelaksanaan
program-program sekolah.
c) Jumlah Guru dan Tenaga kependidikan yang
memadai
SMP Negeri 2 Boja memiliki tim pengajar yang
profesional terdiri

47 tenaga pendidik (9 pengajar

adalah lulusan S2 dan 8 pengajar sedang dalam
proses menyelesaikan jenjang S2, dan

6 tenaga

administrasi,

2

3

tenaga

perpustakaan,

tenaga

kebersihan dan 1 tenaga keamanan.
d) Managemen Sekolah yang handal
Kepala Sekolah yang terakreditasi ”A” untuk ME
Kepala Sekolah 2013/2014.
e) Sarana dan Prasarana Sekolah yang lengkap
SMP
prasarana

Negeri
yang

2

Boja
sangat

memiliki

sarana

memadai

dan

untuk

melaksanakan proses pembelajaran yang baik. Ruang
kelas yang luas dan nyaman, halaman terbuka yang
luas dan hijau, perpustakaan, laboratorium IPA dan
68

Bahasa, ruang menjahit dan memasak, UKS, ruang
konseling, kantin dan toilet disediakan sekolah untuk
kelancaran dan kenyamanan proses pembelajaran di
lingkungan sekolah. Air, listrik dan internet juga
menjadi fasilitas yang disediakan sekolah.
2. WEAKNESS (Kelemahan)
a) Pengelolaan sampah organik dan non organik
Pengelolaan sampah organik dan non-organik di
SMP Negeri 2 Boja dilakukan dengan pembersihan
dan pembakaran. Hal ini tentu saja tidak sesuai
dengan standar pengelolaan sampah 3R (ReuseReduce-Recycle)
b) Karakter siswa yang instan, indisipliner dan tidak
perduli lingkungan
Pola hidup dan pola pikir siswa yang serba
instan dan indisipliner merupakan kelemahan bagi
program pendidikan lingkungan hidup di sekolah.
Menurut data survey yang dilakukan Peneliti secara
acak atas 100 siswa kelas 7, 8 dan 9, ditemukan 97%
responden memilih makanan instan dan jajanan
kemasan plastik, serta 80% responden tidak disiplin
membuang sampah pada tempatnya (data rekap hasil
survey siswa, lampiran).
Karakter cinta alam dan lingkungan juga masih
sangat rendah. Siswa kurang perduli dengan isu

69

kelestarian lingkungan alam yang ada di lingkungan
sekolah maupun masyarakat sekitar.
c) RKAS belum mengalokasikan 20% anggaran untuk
PLH
Pembiayaan

program

adiwiyata

secara

ideal

adalah 20% dari RKAS. Namun angka ini belum
terpenuhi di SMP Negeri 2 Boja, dan tentu saja
merupakan kelemahan bagi pelaksanaan progam.
d) Belum

ada

manajemen

Pendidikan

Lingkungan

Hidup
Belum

adanya

manajemen

Pendidikan

Lingkungan Hidup yang profesional di SMP Negeri 2
Boja.

Prinsip

Organizing,
disusun

dasar

manajemen

Actualizing

dan

dan

dilaksanakan

yaitu

Planning,

Controlling
secara

benar

belum
dan

profesional.
e) Belum

dilaksanakannya

pembelajaran

kurikulum

berbasis PLH secara menyeluruh
Pembelajaran kurikulum berbasis PLH belum
dilaksanakan secara menyeluruh di SMP Negeri 2
Boja. Hal ini bisa dilihat dari Visi, Misi dan Tujuan
Sekolah yang belum secara eksplisit dan tegas
mencantumkan slogan pelestarian lingkungan hidup.
Begitu juga dengan silabus dan RPP tiap mata
pelajaran yang ada.

70

3. OPPORTUNITY (Peluang)
a) Dukungan Komite Sekolah
Dewan Komite Sekolah yang terdiri dari wakil
tokoh masyarakat, tokoh pendidikan dan orang tua
siswa sangat mendukung program sekolah Adiwiyata.
Ketika program ini disampaikan di rapat dewan
Komite, hampir semua anggota komite memberikan
tanggapan positif dan mendukung. Terbukti untuk
RKAS

2015/2016,

disetujui

untuk

menambah

anggaran di bidang pelestarian lingkungan hidup,
berupa pengadaan sarana prasarana pendukung PLH
serta

alokasi

dana

untuk

kegiatan-kegiatan

pengembangan PLH di SMP Negeri 2 Boja.
b) Dukungan Pemerintah
Pemerintah melalui Balai Pendidikan Pelestarian
Lingkungan

Hidup

(BPPLH)

kabupaten

Kendal,

sangat mendukung pengembangan program Sekolah
Adiwiyata

SMP

Negeri

2

Boja.

Pelatihan

dan

pembinaan diberikan kepada SMP Negeri 2 Boja
sebagai bentuk dukungan.
c) Dukungan Sponsorship
Adanya dukungan dari beberapa sponsor baik
dari beberapa guru dan orang tua murid secara
perorangan

maupun

dari

beberapa

rekanan

kerja/supplier pengadaan barang dan jasa di SMP
Negeri 2 Boja, memberikan peluang yang bagus
untuk pengembangan kegiatan terkait program yang
71

dicanangkan.

Dukungan

ini

terkait

dengan

pengadaan sarana prasarana pendukung, seperti:
MMT slogan PLH, tempat sampah, dll.
d) Lingkungan sekolah yang asri
SMP Negeri 2 Boja memiliki beberapa tumbuhan
perindang dan penyejuk yang bisa dikembangkan
menjadi taman dan kebun perindang sekolah. Selain
itu lingkungan sekolah yang asri dapat dimanfaatkan
untuk media penunjang pembelajaran seperti green
house, taman tosaga (tanaman sayuran keluarga),
apotik hidup dan kebun buah sekolah.
e) Tuntutan masyarakat terhadap lulusan yang
berkualitas
Masyarakat mengharapkan putra-putri mereka
dapat lulus dari SMP Negeri 2 Boja dengan hasil
belajar yang baik dan memiliki karakter yang bagus
sehingga dapat melanjutkan ke jenjang yang lebih
tinggi dan berkualitas. Tuntutan ini merupakan satu
peluang

sekolah

untuk

melaksanakan

program

adiwiyata sebagai salah satu bentuk perlayanan
sekolah

terhadap

masyarakat

untuk

mencetak

lulusan yang berkualitas.

72

4. THREAT (Ancaman)
a) Tidak adanya dukungan partisipasi masyarakat
sekitar
Masyarakat di sekitar SMP Negeri 2 Boja yang
tidak

mendukung

program

Sekolah

Adiwiyata.

Tingkat sosial ekonomi masyarakat yang menengah
ke

bawah

membawa

dampak

negatif

terhadap

kesadaran akan kelestarian lingkungan hidup alam
sekitar. Eksploitasi lingkungan alam pada areal
persawahan di sekitar sekolah melalui penggunaan
insektisida dan pupuk kimia, serta alih fungsi lahan
persawahan menjadi ternak ayam, pembuatan batu
bata, depo pasir dan bangunan pabrik menjadi
ancaman yang nyata bagi keberhasilan program
sekolah Adiwiyata.
b) Tidak adanya dukungan dana yang memadai
Anggaran Sekolah yang tertuang dalam RKAS
SMP Negeri 2 Boja belum mengalokasikan 20%
anggaran

untuk

hidup,yang

upaya

kesemuanya

pelestarian
berupa

lingkungan

pengadaan

dan

pemeliharaan sarana prasarana pendukung. Untuk
dana kegiatan pengembangan pendidikan lingkungan
hidup belum dialokasikan secara khusus. Dana yang
kurang

memadai

ini

tentu

saja

menjadi

satu

ancaman bagi keberhasilan pelaksanaan program.

73

c) Tidak adanya kemitraan
Kemitraan dengan pihak luar yang mempunyai
visi, misi dan tujuan yang sama akan menjadi
kekuatan dan peluang bagi suatu lembaga dalam
menjalankan sebuah program. SMP Negeri 2 Boja
belum menjalin kerja sama dan kemitraan dengan
lembaga-lembaga

yang

berkecimpung

di

dalam

pelestarian lingkungan hidup, seperti: Kelompok
Pecinta

Alam,

Lembaga

Masyarakat

Perduli

Lingkungan, dan lainnya.
d) Tidak adanya media publikasi
Publikasi

yang

terarah

dan

luas

belum

dilaksanakan untuk mengekspos kegiatan-kegiatan
terkait dengan pelestarian lingkungan hidup di SMP
Negeri

2

Boja.

Publikasi

ini

seharusnya

bisa

dilakukan secara lokal pada masyarakat sekitar
sekolah, serta secara luas lewat media cetak maupun
internet.

Publikasi

memperkenalkan

yang

dan

positif

akan

mempromosikan

dapat
program

sekolah sekaligus menggalang dukungan dari banyak
pihak.
e) Lingkungan sosial masyarakat
Pemanfaatan kebun dan sawah untuk ternak
dan industri banyak terjadi di sekitar SMP Negeri 2
Boja. Penggunaan pupuk non organik dan insektisida
pada

pertanian

di

masyarakat

sekitar

juga
74

mempengaruhi kualitas air dan tanah di sekitar
sekolah.
5. Strategi SO,ST,WO,WT
a) Analisa IFAS dan EFAS
Penentuan bobot dan rating pada masing-masing
aspek IFAS dan aspek EFAS diperoleh melalui FGD
(focus group discussion).
Table 4.3
Perhitungan IFAS

Faktor-Faktor Strategi Internal
Kekuatan (Strength)

1.Letak sekolah dan luas tanah/
bangunan sekolah
2.Jumlah peserta didik yang besar

Bobot

Rating Bobot X
Rating

0,25

3

0,75

0,25

4

1,00

0,20

3

0,60

0,15

3

0,45

0,15

4

0,60

3.Jumlah
pendidik
dan
tenaga
kependidikan yang memadai
4.Manajemen sekolah yang handal
(akreditasi A)
5.Sarana dan Prasarana Sekolah
yang lengkap
Total Skor

1,00

Faktor-Faktor Strategi Internal

Bobot

Rating

Bobot X
Rating

0,30

1

0,30

3,40

Kelemahan (Weakness)
1.Pengelolaan sampah organik dan
non organik
2.Karakter siswa akan pelestarian
lingkungan
3.Pembiayaan program

0,30

1

0,30

0,10

3

0,30

4.Belum ada manajemen PLH

0,10

3

0,30

5.Pembelajaran kurikulum berbasisLH

0,20

2

0,40

Total Skor

1,0

Total Skor Akhir ( S- W )

= 3,40 – 1,60

1,60
1,80

sumber: hasil FGD

75

Table 4.4
Perhitungan EFAS

Faktor-Faktor strategi Eksternal
PELUANG (OPPORTUNITY)

Bobot

Rating

Bobot X
Rating

1. Adanya dukungan Komite Sekolah /
orang tua siswa
2. Adanya dukungan pemerintah

0,15

4

0,60

0.10

3

0,30

3. Adanya dukungansponsorship

0,05

1

0,05

4.Suasana lingkungan yang asri

0,10

3

0,30

5.Tuntutan masyarakat thd lulusan
yang berkualitas
Total Skor

0,15

4

0,60

Faktor-Faktor strategi Eksternal
ANCAMAN (Threat )

1,0

1,85

Bobot

Rating

BobotX
Rating

1. Tidak ada dukungan masyarakat

0,15

3

0,45

2. Tidak adanya dana yang memadai

0,05

3

0,15

3. Tidak adanya kemitraan dengan
lembaga yang mempunyai tujuan
yang sama

0,05

3

0,15

4. Tidak ada media publikasi

0.05

3

0,15

5.Lingkungan sosial masyarakat

0,15

1

0,15

Skor Total

1,0

Total Skor Akhir ( O-T)

= 1,85 – 1,05

1,05
0,80

Sumber: hasil FGD

76

b) Diagram Analisis SWOT
Peluang (O)
4
3

Kuadran 1

2
-4

Kelemahan(W
)

-3

-2

-1

(1.80;0.80)

1

2

1

3

4

Kekuatan(S
)

-1
-2
-3

Ancaman( T )
Gambar 4.1 Diagram SWOT

Berdasarkan hasil analisis SWOT SMPN 2 Boja,
dapat

diketahui

skor

akhir

IFAS

adalah

1,80.

Sedangkan skor akhir EFAS adalah 0,80. Hasil analisis
ini menunjukkan bahwa strategi berada di kuadran SO
(strenght-opportunity) yang mendukung strategi agresif,
artinya sekolah dapat menggunakan kekuatan untuk
mendapatkan
eksternal

peluang

sekolah

yang

untuk

ada

pada

lingkungan

mewujudkan

sekolah

Adiwiyata. Sehingga pihak sekolah dapat menggunakan
kekuatan

dari

lingkungan

internal

sekolah

untuk

meraih peluang yang ada pada lingkuangan eksternal
sekolah dalam membuat program-program strategis
sekolah Adiwiyata di SMP Negeri 2 Boja.

77

4.2.3. Desain Produk
Berdasarkan analisis faktor internal dan faktor
eksternal melalui analisis SWOT, menunjukkan bahwa
strategi berada pada kuadran (SO) yang mendukung
strategi agresif. Dari hasil tersebut maka dalam tahap
pengembangan desain penulis akan mengembangkan
desain dalam bentuk rencana strategis.
Tabel 4.5
Strategi Berdasarkan Hasil Analisis SWOT
Peluang (O)
1. Adanya dukungan komite
Faktor Eksternal
sekolah dan orang tua
siswa
2. Adanya
dukungan
pemerintah
3. Adanya
dukungan
sponsorship
4. Suasana
lingkungan
sekolah yang asri
5. Tuntutan
masyarakat
terhadap
lulusan
yang
Faktor Internal
berkualitas.
Kekuatan (S)
Strategi S-O
1. Letak sekolah dan luas 1. Pengembangan
tanah serta bangunan
pembelajaran
Pendidikan
sekolah yang ideal
Lingkungan
Hidup
(PLH)
2. Jumlah peserta didik
yang besar
2. Menjalin kemitraan dengan
3. Jumlah pendidik dan
masyarakat,
dinas
tenaga
kependidikan
pendidikan
dalam
yang memadai
4. Manajemen
sekolah
melaksanakan
program
yang handal
pendidikan
lingkungan
( akreditasi A)
hidup.
5. Sarana dan prasarana
sekolah yang lengkap
3. Peningkatan kapasitas SDM,
kaitanya dengan wawasan
pendidikan
lingkungan
hidup
4. Peningkatan
kualitas
pelayanan kantin sehat dan
ramah lingkungan
5. Membuat perencanaan tata
kelola sekolah, baik masalah
penghijauan,
pemanfaatan
SDA, maupun pengelolaan
sampah dan limbah.

78

Berdasarkan hasil analisis SWOT, maka strategi
yang perlu dikiembangkan sebagai upaya mewujudkan
sekolah Adiwiyata di SMP Negeri 2 Boja, di antaranya
adalah sebagai berikut: 1) Pengembangan pembelajaran
pendidikan lingkungan hidup, 2) Menjalin kemitraan
dengan

masyarakat,

dinas

pendidikan

dalam

melaksanakan program pendidikan lingkungan hidup,
3)

Peningkatan

kapasitas

SDM,

kaitanya

dengan

wawasan pendidikan lingkungan hidup, 4) Peningkatan
kualitas pelayanan kantin sehat dan ramah lingkungan,
5) Membuat perencanaan tata kelola sekolah, baik
masalah

pengijauan,

pemanfaatan

SDA,

maupun

pengelolaan sampah dan limbah.
Strategi dari hasil analisis SWOT dikembangkan
menjadi isu-isu strategis, kemudian dikembangkan
menjadi

desain

produk

berupa

draf

perencanaan

strategis. Desain produk renstra dapat dilihat pada
lampiran 8.
4.2.4 Validasi Desain Produk
Produk

yang

dikembangkan

berupa

rencana

strategi menuju sekolah Adiwiyata di SMP Negeri 2 Boja
dan divalidasi oleh 2 validator, yaitu: 1) Dr. Bambang S.
Sulasmono, M.Si (Dosen PPs-MMp, UKSW Salatiga), 2)
Joko Sarwono B.E (Kabid pengkajian dampak dan
pengendalian pencemaran, Badan Lingkungan Hidup,
Kabupaten Kendal).
79

Adapun

renstra

yang

telah

divalidasi

oleh

validator 1, yaitu Dr. Bambang S. Sulasmono, M.Si.,
dapat dilihat pada table berikut ini.
Table 4.6
Hasil Validasi Renstra
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20

Pernyataan
Kesesuaian judul bab dengan isi materi
dalam tiap bab
Kejelasan isi bab
Kejelasan kerangka isi
Kesesuaian latar belakang dengan
maksud dan tujuan program
Kejelasan maksud dan tujuan
Kejelasan sasaran
Kesesuaian dasar hukum
Kesesuaian struktur program dengan
perencanaan kegiatan
Kesesuaian
antara
isi
perencanaan
dengan jenis kegiatan
Kesesuaian antara kegiatan dengan waktu
pelaksanaan
Kejelasan isi perencanaan
Kejelasan isi kegiatan
Kesesuaian
tujuan
dengan
sasaran
strategi
Kesesuaian sasaran strategi dengan
strategi yang dibuat
Kesesuaian program dengan strategi
Strategi
selalu
diperkuat
dengan
kebijakan pelaksanaan strategi
Program
yang
dibuat
sudah
mengakomodir semua kekuatan internal
sekolah
Strategi
yang
dibuat
sudah
mempertimbangkan
peluang
yang
dihadapi sekolah
Strategi mengarah pada terwujudnya visi
sekolah Adiwiyata
Tujuan, sasaran, strategi, dan kebijakan
yang
dibuat
dapat
mengantisipasi
kelemahan serta ancaman yang dihadapi
sekolah

1

Skala Penilaian
2 3 4 5





















80

Table 4.6 menunjukkan bahwa penilaian hasil
validasi terhadap renstra berada pada sekala penilaian
4, artinya “pernyataan sesuai”. Hal ini menunjukkan
bahwa

renstra

yang

dikembangkan

sudah

valid,

walaupun masih terdapat beberapa saran. Beberapa
saran dari validator 1 antara lain: 1) revisi kalimat pada
point 3, halaman 30, menjadi “matrik SWOT”, 2) jika
dipandang perlu alangkah baiknya ditambahkan renop
(rencana operasional).
Hasil validasi yang dilakukan oleh validator 2,
yaitu Bapak Joko Sarwono B.E (Kabid pengkajian
dampak

dan

pengendalian

pencemaran,

Badan

Lingkungan Hidup, Kabupaten Kendal) dapat dilihat
pada tabel berikut.

81

Tabel 4.7
Hasil Validasi Renstra
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20

Penyataan
Kesesuaian judul bab dengan isi
materi dalam tiap bab
Kejelasan isi bab
Kejelasan kerangka isi
Kesesuaian latar belakang dengan
maksud dan tujuan program
Kejelasan maksud dan tujuan
Kejelasan sasaran
Kesesuaian dasar hukum
Kesesuaian struktur program dengan
perencanaan kegiatan
Kesesuaian antara isi perencanaan
dengan jenis kegiatan
Kesesuaian antara kegiatan dengan
waktu pelaksanaan
Kejelasan isi perencanaan
Kejelasan isi kegiatan
Kesesuaian tujuan dengan sasaran
strategi
Kesesuaian sasaran strategi dengan
strategi yang dibuat
Kesesuaian program dengan strategi
Strategi selalu diperkuat dengan
kebijakan pelaksanaan strategi
Program
yang
dibuat
sudah
mengakomodir
semua
kekuatan
internal sekolah
Strategi
yang
dibuat
sudah
mempertimbangkan peluang yang
dihadapi sekolah
Strategi mengarah pada terwujudnya
visi sekolah Adiwiyata
Tujuan,
sasaran,
strategi,
dan
kebijakan
yang
dibuat
dapat
mengantisipasi
kelemahan
serta
ancaman yang dihadapi sekolah

Skala Penilaian
1 2 3 4 5





















82

Table 4.7 juga menunjukkan bahwa penilaian
hasil validasi terhadap renstra berada pada sekala
penilaian

4,

menunjukkan

artinya
bahwa

“pernyataan
renstra

sesuai”.

yang

Hal

ini

dikembangkan

sudah valid, walaupun masih dengan beberapa saran.
Saran yang diberikan oleh validator 2 yaitu dibuat
Rencana

Operasional

implementasi

strategi

atau

(renop),

dapat

supaya

dilaksanakan

dalam
dengan

mudah oleh setiap implementator.
4.2.5 Revisi Desain
Berdasarkan hasil validasi dari para validator
tersebut dan juga beberapa saran yang diberikan,
selanjutnya peneliti melakukan koreksi terhadap poinpoint yang harus direvisi. Setelah itu renstra yang
sudah direvisi perlu dikoordinasikan kepada kepala
sekolah

supaya

dilakukan

pembahasan

mendalam

bersama seluruh warga sekolah. Jika warga sekolah
sepakat, maka renstra siap untuk diujicobakan dan
umpan

balik

dari

pelaksanaan

akan

dilakukan

pengkajian lebih lanjut sesuai dengan tahap-tahap
pengembangan produk yang digunakan.
Hasil revisi rencana strategis menuju sekolah
Adiwiyata di SMP Negeri 2 Boja Kabupaten Kendal
dapat dilihat pada lampiran 11.

83

4.3 Pembahasan
Dalam

bagian

ini

penulis

akan

membahas

langkah-langkah pengembangan desain diantaranya
tahap potensi dan masalah, pengumpulan data, desain
produk, validasi produk dan revisi desain.
4.3.1 Potensi dan Masalah
Potensi

yang

dimiliki

SMP

Negeri

2

Boja

diantaranya adalah sekolah memiliki luas area yang
ideal sehingga sangat sesuai apabila dikembangkan
menjadi sekolah Adiwiyata. Selain itu sekolah memiliki
tenaga pendidik dan kependidikan yang professional
dan memadai. Guru mayoritas sudah bersertifikat
pendidik, dan berpendidikan minimal S1, bahkan ada
beberapa yang sudah menempuh pendidikan jenjang S2
sehingga

sangat

proporsional

untuk

memberikan

pembelajaran pada jumlah siswa yang banyak. Selain
itu sekolah juga mempunyai jumlah siswa yang banyak,
yaitu sebanyak 748 siswa, yang terdiri dari 403 siswa
putri

dan

345

siswa

putra.

Ini

berarti

sekolah

mempunyai dukungan dan kepercayaan masyarakat
yang tinggi. Sumber daya alam dan sumber daya energi
yang dimiliki sekolah juga sangat potensial untuk
mewujudkan sekolah Adiwiyata. Potensi yang dimiliki
sekolah jika dikelola dengan baik maka tujaun sekolah
Adiwiyata

dapat

terwujud,

sebagaimana

Peraturan

Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 02 tahun
84

2009 dinyatakan bahwa tujuan umum Adiwiyata adalah
membentuk sekolah peduli dan berbudaya lingkungan
yang mampu berpartisipasi dan melaksanakan upaya
pelestarian

lingkungan

berkelanjutan bagi

dan

kepentingan

pembangunan

generasi

sekarang

maupun yang akan datang.
Meskipun memiliki potensi yang baik, SMPN 2
Boja juga memiliki beberapa kelemahan, yaitu terkait
masalah

pembelajaran

yang

belum

menggunakan

kurikulum berbasis pendidikan lingkungan hidup, hal
ini

bertentangan

Bartosh,2003),

dengan

pendapat

menyebutkan

bahwa

Basile

(dalam

pembelajaran

dengan pendekatan lingkungan mendorong siswa untuk
belajar “melakukan ilmu pengetahuan” bukan hanya
belajar “mengetahui ilmu pengetahuan”.

Padahal

potensi lingkungan yang dimiliki jika dimanfaatkan
sebagai media dalam pembelajaran, maka siswa dapat
belajar secara langsung di alam lingkungan yang
dimiliki, tanpa perlu menggunakan media pembelajaran
buatan guru atau siswa.
Permasalahan di atas juga bertentangan dengan
hasil penelitian yang dilakukan Ahmad Saefi; 2010,
menyimpulkan
Lingkungan

bahwa

Hidup

jika

penerapan
diterapkan,

pembelajaran
maka

akan

memberikan pencapaian belajar siswa secara efektif.
Dalam penelitiannya juga disebutkan bahwa Siswa
merasa senang dan tertarik dalam proses pembelajaran
85

jika berkaitan dengan permasalahan lingkungan alam,
guru dapat menciptakan suasana belajar yang menarik
dan menyenangkan dalam kegiatan belajar mengajar
Selain itu sekolah juga memiliki permasalahan
pengelolaan sampah yang belum dapat teratasi dengan
baik,

hal

ini

dikarenakan

sarana

dan

prasarana

khususnya dalam pengelolaan sampah belum belum
dimiliki

secara

lengkap.

Rendahnya

siswa

dalam

pemahaman akan hidup sehat dan bersih juga member
kontribusi

pada

keberadaan

sampah

yang

belum

teratasi. Sumber daya alam dan energi yang dimiliki
belum

dapat

dikelola

dan

dimanfaatkan

dengan

optimal. Hal itu semua dikarenakan kurangnya alokasi
anggaran yang dimiliki sekolah, keterbatasan anggaran
tersebut

menjadikan

sekolah

kerepotan

dalam

mengelola kebersihan lingkungan, khususnya masalah
sampah.
Permasalahan

tersebut

seharusnya

segera

diselesaikan, mengingat pentingkya lingkungan hidup
termasuk

juga

menentukan

lingkungan

hasil

dari

sekolah

yang

sangat

pendidikan

yang

berupa

karakter siswa, mutu sekolah, dan juga mendorong
peningkatan

prestasi

penyelesaiannya

yang

akademik

siswa.

dilaksanakan

Langkah

peneliti

yaitu

dengan membuat rencana strategis menuju sekolah
Adiwiyat. Dengan renstra tersebut dapat membantu
86

membuat

program

pengelolaan

potensi-potensi

lingkungan sekolah yang dimiliki.
4.3.2 Pengumpulan Data
Dalam tahap ini penulis melakukan pengambilan
data

yang

berkaitan

pengambilan

dengan

dilakukan

penelitian.

dengan

teknik

Proses

observasi,

wawancara, dan focus group discussion (FGD). Data
yang diambil adalah data yang berkaitan dengan faktorfaktor internal dan eksternal sekolah. Faktor internal
sekolah meliputi aspek kekuatan sekolah dan aspek
kelemahan yang dimiliki sekolah, sedangkan faktor
eksternal meliputi aspek peluang dan ancaman yang
dihadapi sekolah.
Setelah data-data terkumpul selanjutnya penulis
melakukan analisis faktor internal dan faktor eksternal
dengan

menggunakan

analisis

SWOT.

Hasil

dari

analisis SWOT selanjutnya digunakan sebagai acuan
dalam

merumuskan

desain

pengembangan.

Hal

tersebut sesuai dengan pendapat Nursyahidah (2012),
yang menjelaskan bahwa dalam tahap pengumpulan
informasi

dapat

merencanakan

digunakan
produk

sebagai

bahan

pengembangan,

untuk

sehingga

diharapkan dapat mengatasi permasalahan.
4.3.3 Desain Produk
Desain produk dikembangkan dari hasil analisis
SWOT yang dilakukan dengan menganalisis faktor
internal dan faktor eksternal sekolah. Dari hasil analisis
87

tersebut kemudian digunakan sebagai acuan dalam
mengembangkan

desain

produk

berupa

rencana

strategi menuju sekolah Adiwiyata di SMP Negeri 2
Boja, Kabupaten Kendal. Strategi yang dihasilkan dari
analisis

SWOT

berada

pada

kuadran

strength-

opportinity (SO), yang mendukung strategi agresif.
Kekuatan yang dimiliki sekolah di antaranya
adalah 1) letak sekolah dan luas tanah serta bangunan
sekolah yang ideal, 2) jumlah peserta didik yang besar,
3) jumlah pendidik dan tenaga kependidikan yang
memadai, dan 4) sarana dan prasarana sekolah yang
lengkap. Sedangkan sekolah mempunyai peluang di
antaranya 1) adanya dukungan komite sekolah dan
orang tua siswa, 2) adanya dukungan pemerintah, 3)
adanya dukungan sponsorship, 4) suasana lingkungan
sekolah

yang

asri,

dan

5)

tuntutan

masyarakat

terhadap lulusan yang berkualitas. Dengan strategi
yang berada di kuadran strength-opportunity yang
mendukung

strategi

agresif,

maka

strategi

yang

diperoleh adalah sebagai berikut: 1) Mengaitkan setiap
pembelajaran dengan konsep lingkungan hidup yang
juga tertulis didalam silabus dan RPP, 2) Menjalin
kemitraan dengan masyarakat, dinas pendidikan dalam
melaksanakan program pendidikan lingkungan hidup, 3)
Peningkatan kapasitas SDM, kaitanya dengan wawasan
pendidikan

lingkungan hidup, 4)

Peningkatan kualitas

pelayanan kantin sehat dan ramah lingkungan, 5) Membuat
88

perencanaan tata kelola sekolah, baik masalah pengijauan,
pemanfaatan SDA, maupun pengelolaan sampah dan limbah.

4.3.4 Validasi Desain
Dalam tahap ini akan dilakukan validasi desain
produk

berupa

rencana

strategi

menuju

sekolah

Adiwiyata di SMP Negeri 2 Boja. Validasi dilaksanakan
oleh pakar (ahli) yang berkompeten di bidangnya.
Validasi desain produk dilakukan oleh 2 validator.
Validator pertama adalah Dr. Bambang S. Sulasmono,
M.Si. dan validator kedua adalah Joko Sarwono B.E.
Hal-hal

yang

divalidasi

berkaitan

dengan

pernyataan-pernyataan yang berkaitan dengan isi dari
produk. Validasi diukur

dengan 5 pilihan skala

penilaian. Skala penilaian 1, jika pernyataan sangat
kurang sesuai, skala penilaian 2, jika pernyataan
kurang sesuai, skala penilaian 3, jika pernyataan cukup
sesuai, skala penilaian 4, jika pernyataan sesuai, dan
skala penilaian 5, jika pernyataan sangat sesuai dengan
isi produk.
Hasil

dari

validator

1

menyebutkan

bahwa

penilaian terhadap renstra berada pada skala penilaian
4, artinya “pernyataan sesuai”. Hal ini menujukkan
renstra yang dikembangkan sudah valid. Hasil dari
validator 2 menyebutkan bahwa penilaian terhadap
renstra

berada

pada

skala

penilaian

4,

artinya

“pernyataan sesuai”. Hal tersebut juga menunjukkan
renstra yang dikembangkan sudah valid. Dari kedua
89

validator tersebut masing-masing memberikan saran, di
antaranya adalah renstra masih harus diperbaiki pada
penyusunan kalimat sehingga lebih operasional, selain
itu validator juga menjyarankan di dalam renstra masih
perlu ditambahkan rencana operasional (renop), supaya
mudah dimengerti oleh implementator.
4.3.5 Revisi Desain
Dalam tahap ini penulis melakukan review dari
hasil validasi produk oleh kedua validator tersebut.
Koreksi dan saran yang diberikan selanjutnya akan
digunakan sebagai bahan perbaikan produk. produk
yang sudah di revisi kemudian dikoordinasikan kepada
kepala

sekolah

untuk

dilakukan

pembahasan

mendalam bersama seluruh warga sekolah. Jika semua
spakat , maka renstra akan diujicobakan, sehingga
dapat diketahui tingkat keberhasilan dan keefektifan
dari strategi yang sudah dibuat. umpan balik dari
lapangan selanjutnya akan digunakan sebagai kajian
lebih

lanjut,

dilaksanakan

sehingga
dan

produk

mampu

benar-benar
memberikan

dapat
solusi

permasalahan di lapangan.

90

Dokumen yang terkait

ANALISIS KOMPARATIF PENDAPATAN DAN EFISIENSI ANTARA BERAS POLES MEDIUM DENGAN BERAS POLES SUPER DI UD. PUTRA TEMU REJEKI (Studi Kasus di Desa Belung Kecamatan Poncokusumo Kabupaten Malang)

23 307 16

AN ANALYSIS OF GRAMMATICAL ERRORS IN WRITING DESCRIPTIVE PARAGRAPH MADE BY THE SECOND YEAR STUDENTS OF SMP MUHAMMADIYAH 06 DAU MALANG

44 306 18

AN ANALYSIS ON GRAMMATICAL ERROR IN WRITING MADE BY THE TENTH GRADE OF MULTIMEDIA CLASS IN SMK MUHAMMADIYAH 2 MALANG

26 336 20

FREKUENSI KEMUNCULAN TOKOH KARAKTER ANTAGONIS DAN PROTAGONIS PADA SINETRON (Analisis Isi Pada Sinetron Munajah Cinta di RCTI dan Sinetron Cinta Fitri di SCTV)

27 310 2

DEKONSTRUKSI HOST DALAM TALK SHOW DI TELEVISI (Analisis Semiotik Talk Show Empat Mata di Trans 7)

21 290 1

MANAJEMEN PEMROGRAMAN PADA STASIUN RADIO SWASTA (Studi Deskriptif Program Acara Garus di Radio VIS FM Banyuwangi)

29 282 2

MOTIF MAHASISWA BANYUMASAN MENYAKSIKAN TAYANGAN POJOK KAMPUNG DI JAWA POS TELEVISI (JTV)Studi Pada Anggota Paguyuban Mahasiswa Banyumasan di Malang

20 244 2

PERANAN ELIT INFORMAL DALAM PENGEMBANGAN HOME INDUSTRI TAPE (Studi di Desa Sumber Kalong Kecamatan Wonosari Kabupaten Bondowoso)

38 240 2

Analisis Sistem Pengendalian Mutu dan Perencanaan Penugasan Audit pada Kantor Akuntan Publik. (Suatu Studi Kasus pada Kantor Akuntan Publik Jamaludin, Aria, Sukimto dan Rekan)

136 695 18

KONSTRUKSI MEDIA TENTANG KETERLIBATAN POLITISI PARTAI DEMOKRAT ANAS URBANINGRUM PADA KASUS KORUPSI PROYEK PEMBANGUNAN KOMPLEK OLAHRAGA DI BUKIT HAMBALANG (Analisis Wacana Koran Harian Pagi Surya edisi 9-12, 16, 18 dan 23 Februari 2013 )

64 565 20