b. b . - PP Nomor 75 Tahun 2015

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Menimbang :

a. bahwa untuk melakukan penyesuaian jenis dan tarif atas jenis Penerimaan Negara Bukan Pajak yang berlaku pada

Kementerian Kelautan dan Perikanan sebagaimana telah diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 62 Tahun 2002 tentang Tarif atas Jenis Penerimaan Negara Bukan Pajak yang Berlaku pada Departemen Kelautan dan Perikanan sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2006 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 62 Tahun 2002 tentang Tarif atas Jenis Penerimaan Negara Bukan Pajak yang Berlaku pada Departemen Kelautan dan Perikanan, dan Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2002 tentang Tarif atas Jenis Penerimaan Negara Bukan Pajak yang Berlaku pada Departemen Kelautan dan Perikanan di Bidang Jasa Riset Kelautan dan Perikanan, perlu mengatur kembali jenis dan tarif atas jenis Penerimaan Negara Bukan Pajak yang berlaku pada Kementerian Kelautan dan Perikanan;

b. b bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud . dalam huruf a dan untuk melaksanakan ketentuan Pasal 2 ayat (2) dan ayat (3) serta Pasal 3 ayat (2) Undang-Undang Nomor 20 Tahun 1997 tentang Penerimaan Negara Bukan Pajak, perlu menetapkan Peraturan Pemerintah tentang Jenis dan Tarif atas Jenis Penerimaan Negara Bukan Pajak yang Berlaku pada Kementerian Kelautan dan Perikanan;

Mengingat: . . .

Mengingat :

1. Pasal 5 ayat (2) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945;

Undang-Undang Nomor 20 Tahun 1997 tentang Penerimaan

. Negara Bukan Pajak (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1997 Nomor 43, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3687);

3. 7 Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 1997 tentang Jenis . dan Penyetoran Penerimaan Negara Bukan Pajak (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1997 Nomor 57, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3694) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 52 Tahun 1998 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 1997 tentang Jenis dan Penyetoran Penerimaan Negara Bukan Pajak (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1998 Nomor 85, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3760);

MEMUTUSKAN:

Menetapkan : PERATURAN PEMERINTAH TENTANG JENIS DAN TARIF ATAS JENIS PENERIMAAN NEGARA BUKAN PAJAK YANG BERLAKU

PADA KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN.

Pasal 1

(1) Jenis Penerimaan Negara Bukan Pajak yang berlaku pada Kementerian Kelautan dan Perikanan berasal dari:

a. Direktorat Jenderal Perikanan Tangkap;

b. Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya;

c. Direktorat Jenderal Penguatan Daya Saing Produk Kelautan

dan Perikanan;

d. Direktorat Jenderal Pengelolaan Ruang Laut;

e. Badan . . .

e. Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan

Perikanan;

f. Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia dan Pemberdayaan Masyarakat Kelautan dan Perikanan; dan

g. Badan Karantina Ikan, Pengendalian Mutu, dan Keamanan

Hasil Perikanan. (2) Jenis dan tarif atas jenis Penerimaan Negara Bukan Pajak

sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan dalam Lampiran Peraturan Pemerintah ini.

Pasal 2

(1) Selain jenis Penerimaan Negara Bukan Pajak sebagaimana ditetapkan dalam Lampiran Peraturan Pemerintah ini, jenis

Penerimaan Negara Bukan Pajak yang berasal dari Direktorat Jenderal Perikanan Tangkap sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 ayat (1) huruf a meliputi juga jasa:

a. pemakaian listrik yang bersumber dari daya milik pelabuhan

perikanan; dan

b. pemakaian listrik yang bersumber dari daya milik Perusahaan Listrik Negara melalui instalasi milik pelabuhan perikanan.

(2) Tarif atas jenis Penerimaan Negara Bukan Pajak sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a dihitung berdasarkan tarif Perusahaan Listrik Negara.

(3) Tarif atas jenis Penerimaan Negara Bukan Pajak sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b dihitung berdasarkan tarif

Perusahaan Listrik Negara ditambah perkalian 10% (sepuluh persen) dengan tarif Perusahaan Listrik Negara.

Pasal 3

(1) Selain jenis penerimaan negara bukan pajak sebagaimana ditetapkan dalam Lampiran Peraturan Pemerintah ini, jenis

Penerimaan . . .

Penerimaan Negara Bukan Pajak yang berasal dari Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 ayat (1) huruf e meliputi juga:

a. royalti atas lisensi paten yang dihasilkan dari penelitian dan

pengembangan; dan

b. kerja sama penelitian dan pengembangan di bidang kelautan

dan perikanan. (2) Tarif atas jenis penerimaan negara bukan pajak sebagaimana

dimaksud pada ayat (1) sebesar nilai nominal yang tercantum dalam kontrak kerja sama.

Pasal 4

(1) Selain jenis Penerimaan Negara Bukan Pajak sebagaimana ditetapkan dalam Lampiran Peraturan Pemerintah ini, jenis Penerimaan Negara Bukan Pajak yang berasal dari Badan

Pengembangan Sumber Daya Manusia dan Pemberdayaan Masyarakat Kelautan dan Perikanan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 ayat (1) huruf f meliputi juga:

a. pendidikan dan pelatihan kelautan dan perikanan yang

berasal dari kerja sama;

b. pendidikan dan pelatihan Kepemimpinan Tingkat IV, Kepemimpinan Tingkat III bagi Pegawai Negeri Sipil, pendidikan dan pelatihan prajabatan golongan II, dan

prajabatan golongan III bagi Calon Pengawai Negeri Sipil, sesuai dengan ketentuan Peraturan Perundang-undangan; dan

c. pendidikan dan pelatihan the Basic Safety Training Program, Proficiency In Survival Craft and Rescue Boats Other Than Fast

Rescue Boats, Advanced Fire Fighting, Medical First Aids, sesuai dengan ketentuan Peraturan Perundang-undangan.

(2) Tarif . . .

(2) Tarif atas jenis Penerimaan Negara Bukan Pajak sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a sebesar nilai nominal yang

tercantum dalam kontrak kerja sama.

(3) Tarif atas jenis Penerimaan Negara Bukan Pajak sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b mengacu kepada Peraturan

Pemerintah mengenai jenis dan tarif atas jenis Penerimaan Negara Bukan Pajak yang berlaku pada Lembaga Administrasi Negara.

(4) Tarif atas jenis Penerimaan Negara Bukan Pajak sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c mengacu kepada Peraturan Pemerintah mengenai jenis dan tarif atas jenis Penerimaan

Negara Bukan Pajak yang berlaku pada Instansi Pembina pendidikan dan pelatihan yang bersangkutan.

Pasal 5

Jenis Penerimaan Negara Bukan Pajak pada Direktorat Jenderal Perikanan Tangkap sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 ayat (1) huruf a berupa pungutan pengusahaan perikanan dan pungutan hasil perikanan sebagaimana ditetapkan dalam Lampiran Peraturan Pemerintah ini dikenai kepada perusahaan perikanan di bidang penangkapan ikan dan/atau pengangkutan ikan dengan menggunakan kapal penangkap ikan dan/atau kapal pengangkut ikan berukuran di atas 30 (tiga puluh) Gross Tonage (GT) yang beroperasi di wilayah pengelolaan perikanan Negara Republik Indonesia dan/atau laut lepas.

Pasal 6

(1) Jenis Penerimaan Negara Bukan Pajak pada Direktorat Jenderal Perikanan Tangkap sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 ayat (1) huruf a berupa pungutan hasil perikanan atas izin

penangkapan ikan untuk kapal penangkap ikan dan/atau kapal pendukung operasi penangkapan ikan baru atau perpanjangan sebagaimana ditetapkan dalam Lampiran Peraturan Pemerintah ini dikelompokkan menjadi skala kecil, skala menengah, dan skala besar.

(2) Ketentuan . . .

(2) Ketentuan mengenai kriteria dan pengelompokkan skala kecil, skala menengah, dan skala besar sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur dengan Peraturan Menteri Kelautan dan

Perikanan. Pasal 7

(1) Tarif atas jenis Penerimaan Negara Bukan Pajak pada Direktorat Jenderal Perikanan Tangkap berupa pungutan hasil perikanan

untuk skala kecil, skala menengah, dan skala besar sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 ayat (1) dihitung berdasarkan perkalian antara persentase dengan produktivitas kapal, harga patokan ikan, dan ukuran Gross Tonnage (GT) kapal sebagaimana ditetapkan dalam Lampiran Peraturan Pemerintah ini.

(2) Produktivitas kapal sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan oleh Menteri Kelautan dan Perikanan secara periodik

untuk setiap jenis alat penangkapan ikan. (3) Harga patokan ikan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

ditetapkan oleh Menteri Perdagangan secara periodik berdasarkan harga jual rata-rata tertimbang hasil ikan yang berlaku di pasar domestik dan/atau internasional.

Pasal 8

(1) Tarif atas jenis Penerimaan Negara Bukan Pajak yang berasal dari Direktorat Jenderal Perikanan Tangkap sebagaimana

dimaksud dalam Pasal 1 ayat (1) huruf a berupa jasa pengadaan es dihitung berdasarkan nilai nominal ditambah dengan faktor

X sebagaimana ditetapkan dalam Lampiran Peraturan

Pemerintah ini. (2) Ketentuan mengenai tata cara penetapan faktor X sebagaimana

dimaksud pada ayat (1) diatur dengan Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan.

Pasal 9 . . .

Pasal 9

(1) Jenis Penerimaan Negara Bukan Pajak yang berasal dari Direktorat Jenderal Pengelolaan Ruang Laut sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 ayat (1) huruf d berupa penggunaan

kawasan konservasi perairan untuk pariwisata alam perairan dan pembudidayaan ikan sebagaimana ditetapkan dalam

Lampiran Peraturan Pemerintah ini dikelompokkan menjadi

kategori A dan kategori B. (2) Ketentuan mengenai kriteria dan kategori kawasan konservasi

perairan untuk pariwisata alam perairan dan pembudidayaan ikan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur dengan Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan.

Pasal 10

(1) Tarif atas jenis Penerimaan Negara Bukan Pajak yang berasal dari Direktorat Jenderal Pengelolaan Ruang Laut sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 ayat (1) huruf d berupa izin

pelaksanaan reklamasi komersil baru, izin pelaksanaan reklamasi komersil perpanjangan, izin pelaksanaan reklamasi non komersil baru, izin pelaksanaan reklamasi non komersil perpanjangan, dan izin pengangkatan benda muatan kapal tenggelam baru dihitung berdasarkan nilai nominal ditambah dengan faktor E sebagaimana ditetapkan dalam Lampiran Peraturan Pemerintah ini.

(2) Ketentuan mengenai besaran faktor E sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan oleh Menteri Kelautan dan Perikanan.

Pasal 11 . . .

Pasal 11

(1) Tarif atas jenis Penerimaan Negara Bukan Pajak yang berasal dari Direktorat Jenderal Pengelolaan Ruang Laut sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 ayat (1) huruf d berupa izin

pemanfaatan perairan pulau-pulau kecil terluar dan izin pemanfaatan perairan pulau-pulau kecil dalam rangka penanaman modal asing dihitung berdasarkan perkalian antara persentase dengan faktor S sebagaimana ditetapkan dalam Lampiran Peraturan Pemerintah ini.

(2) Ketentuan mengenai besaran faktor S sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan oleh Menteri Kelautan dan Perikanan.

Pasal 12

(1) Tarif atas jenis Penerimaan Negara Bukan Pajak yang berasal dari Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan

Perikanan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 ayat (1) huruf

e yang berasal dari jasa hasil pengembangan teknologi sebagaimana ditetapkan dalam Lampiran Peraturan Pemerintah ini tidak termasuk biaya akomodasi, konsumsi dan transportasi.

(2) Biaya akomodasi, konsumsi, dan transportasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dibebankan kepada Wajib Bayar.

Pasal 13

(1) Tarif atas jenis Penerimaan Negara Bukan Pajak yang berasal dari Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia dan Pemberdayaan

dan Perikanan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 ayat (1) huruf f berupa pelaksanaan kegiatan pendidikan, pelatihan, jasa pelaksanaan ujian profesi dan hasil samping kegiatan pendidikan dan pelatihan sebagaimana ditetapkan dalam Lampiran Peraturan

Masyarakat

Kelautan

Pemerintah ini tidak termasuk biaya akomodasi, konsumsi dan

transportasi.

(2) Biaya akomodasi, konsumsi, dan transportasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dibebankan kepada Wajib Bayar.

Pasal 14 . . .

Pasal 14

(1) Terhadap jenis Penerimaan Negara Bukan Pajak yang berasal dari Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia dan Pemberdayaan Masyarakat Kelautan dan Perikanan berupa

penerimaan pendidikan dapat dikenai tarif sebesar Rp0,00 (nol rupiah) kepada siswa atau taruna yang tidak mampu secara ekonomi.

(2) Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara dan persyaratan pemberian Rp0,00 (nol rupiah) sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur dengan Peraturan Menteri Kelautan dan

Perikanan setelah mendapatkan persetujuan Menteri Keuangan.

Pasal 15

Seluruh Penerimaan Negara Bukan Pajak yang berlaku pada Kementerian Kelautan dan Perikanan wajib disetor langsung secepatnya ke Kas Negara.

Pasal 16

Pada saat Peraturan Pemerintah ini mulai berlaku, semua Peraturan Perundang-undangan yang merupakan peraturan pelaksanaan dari:

1. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2002 tentang Tarif atas Jenis Penerimaan Negara Bukan Pajak yang Berlaku pada Departemen Kelautan dan Perikanan di Bidang Jasa Riset

Kelautan dan Perikanan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2002 Nomor 114, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4238); dan

2. Peraturan Pemerintah Nomor 62 Tahun 2002 tentang Tarif atas Jenis Penerimaan Negara Bukan Pajak yang Berlaku pada Departemen Kelautan dan Perikanan (Lembaran Negara

Republik Indonesia Tahun 2002 Nomor 118, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4241) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun

2006 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 62 Tahun 2002 tentang Tarif atas Jenis Penerimaan Negara Bukan Pajak yang Berlaku pada Departemen Kelautan dan Perikanan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 45, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4623),

dinyatakan masih tetap belaku sepanjang tidak bertentangan dengan ketentuan dalam Peraturan Pemerintah ini.

Pasal 17 Pada saat Peraturan Pemerintah ini mulai berlaku:

1. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2002 tentang Tarif atas Jenis Penerimaan Negara Bukan Pajak yang Berlaku pada

Departemen Kelautan dan Perikanan di Bidang Jasa Riset Kelautan dan Perikanan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2002 Nomor 114, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4238); dan

2. Peraturan Pemerintah Nomor 62 Tahun 2002 tentang Tarif atas Jenis Penerimaan Negara Bukan Pajak yang Berlaku pada

Departemen Kelautan dan Perikanan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2002 Nomor118, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4241) sebagaimana diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2006 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 62 Tahun 2002 tentang Tarif atas Jenis Penerimaan Negara Bukan Pajak yang Berlaku pada Departemen Kelautan dan Perikanan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 45, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4623),

dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.

Pasal 18

Peraturan Pemerintah ini mulai berlaku setelah 60 (enam puluh) hari terhitung sejak tanggal diundangkan.

Agar . . .

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Pemerintah ini dengan penempatannya dalam Lembaran Negara Republik Indonesia.

Ditetapkan di Jakarta pada tanggal 7 Oktober 2015 PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

ttd.

JOKO WIDODO

Diundangkan di Jakarta pada tanggal 7 Oktober 2015 MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA

REPUBLIK INDONESIA,

ttd.

YASONNA H. LAOLY LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2015 NOMOR 225

PENJELASAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 75 TAHUN 2015 TENTANG JENIS DAN TARIF ATAS JENIS PENERIMAAN NEGARA BUKAN PAJAK YANG BERLAKU PADA KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN

I. UMUM Untuk mengoptimalkan Penerimaan Negara Bukan Pajak guna menunjang

pembangunan nasional, Penerimaan Negara Bukan Pajak pada Kementerian Kelautan dan Perikanan sebagai salah satu sumber penerimaan negara, perlu dikelola dan dimanfaatkan untuk peningkatan pelayanan kepada masyarakat.

Kementerian Kelautan dan Perikanan telah memiliki tarif atas jenis Penerimaan Negara Bukan Pajak sebagaimana diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 58 tahun 2002 tentang Tarif atas Jenis Penerimaan Negara Bukan Pajak yang Berlaku pada Departemen Kelautan dan Perikanan di Bidang Jasa Riset Kelautan dan Perikanan dan Peraturan Pemerintah Nomor 62 Tahun 2002 tentang Tarif atas Jenis Penerimaan Negara Bukan Pajak yang Berlaku pada Departemen Kelautan dan Perikanan sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2006 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 62 Tahun 2002 tentang Tarif Atas Jenis Penerimaan Negara Bukan Pajak yang Berlaku pada Departemen Kelautan dan Perikanan, namun untuk melakukan penyesuaian jenis dan tarif atas jenis Penerimaan Negara Bukan Pajak pada pada Kementerian Kelautan dan Perikanan, perlu mengatur kembali jenis dan tarif atas jenis Penerimaan Negara Bukan Pajak yang berlaku pada Kementerian Kelautan dan Perikanan dengan Peraturan Pemerintah ini.

II. PASAL DEMI PASAL Pasal 1

Cukup jelas. Pasal 2

Ayat (1) Cukup jelas.

Ayat (2) . . .

Ayat (2) Rumus perhitungan Penerimaan Negara Bukan Pajak yang berasal

dari jasa pemakaian listrik yang bersumber dari daya milik pelabuhan perikanan adalah sebagai berikut:

Tarif = Tarif Perusahaan Listrik Negara (PLN). Ayat (3) Rumus perhitungan Penerimaan Negara Bukan Pajak yang berasal

dari jasa pemakaian listrik yang bersumber dari daya milik Perusahaan Listrik Negara (PLN) melalui instalasi milik pelabuhan adalah sebagai berikut:

Tarif = Tarif PLN + (10% x Tarif PLN). Pasal 3

Cukup jelas. Pasal 4

Cukup jelas. Pasal 5

Yang dimaksud dengan “laut lepas” adalah sesuai dengan ketentuan Peraturan Perundang-undangan di bidang kelautan dan perikanan.

Pasal 6 Cukup jelas.

Pasal 7 Cukup jelas.

Pasal 8 Yang dimaksud dengan “faktor X” adalah Faktor penyesuaian harga dengan

mempertimbangkan antara lain harga garam, bahan-bahan kimia, dan operasional mesin.

Pasal 9 Cukup jelas.

Pasal 10 . . .

Pasal 10 Ayat (1) Rumus perhitungan Penerimaan Negara Bukan Pajak yang berasal

dari izin pelaksanaan reklamasi komersil baru, izin pelaksanaan reklamasi komersil perpanjangan, izin pelaksanaan reklamasi non komersil baru, izin pelaksanaan reklamasi non komersil perpanjangan dan izin pengangkatan benda muatan kapal tenggelam baru adalah sebagai berikut:

Tarif = Nilai nominal sebagaimana dalam Lampiran + E Jika diaplikasikan pada masing-masing layanan adalah sebagai

berikut:

1. Izin pelaksanaan reklamasi komersil baru Tarif = Rp27.550.000,00 + E

2. Izin pelaksanaan reklamasi komersil perpanjangan Tarif = Rp12.000.000,00 + E

3. Izin pelaksanaan reklamasi non komersil baru Tarif = Rp15.550.000,00 + E

4. Izin pelaksanaan reklamasi non komersil perpanjangan

Tarif = Rp1.555.000,00 + E

5. Izin pengangkatan benda muatan kapal tenggelam baru

Tarif = Rp111.800.000,00 + E Yang dimaksud dengan “faktor E” adalah biaya kompensasi ekosistem

berdasarkan hasil analisis valuasi ekosistem dari ekosistem terganggu akibat kegiatan reklamasi.

Ayat (2) Cukup jelas. Pasal 11 Ayat (1) Rumus perhitungan Penerimaan Negara Bukan Pajak yang berasal

dari izin pemanfaatan perairan Pulau-Pulau Kecil Terluar dan izin pemanfaatan perairan Pulau-Pulau Kecil oleh Penanaman Modal Asing adalah sebagai berikut:

Tarif = Persentase sebagaimana dalam Lampiran x S

Jika . . .

Jika diaplikasikan pada masing-masing layanan adalah sebagai berikut:

1. Izin pemanfaatan perairan Pulau-Pulau Kecil Terluar

Tarif = 1% x S

2. Izin pemanfaatan perairan Pulau-Pulau Kecil oleh Penanaman

Modal Asing Tarif = 5% x S

Yang dimaksud dengan “faktor S” adalah nilai valuasi sistem lingkungan yang dihitung berdasarkan hasil analisis valuasi dari

subsistem lingkungan yang terganggu akibat kegiatan pengelolaan perairan.

Ayat (2) Cukup jelas.

Pasal 12 Cukup jelas.

Pasal 13 Cukup jelas.

Pasal 14 Cukup jelas.

Pasal 15 Cukup jelas.

Pasal 16 Cukup jelas.

Pasal 17 Cukup jelas.

Pasal 18 Cukup jelas.

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5745

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 75 TAHUN 2015 TENTANG TARIF ATAS JENIS PENERIMAAN NEGARA BUKAN PAJAK YANG BERLAKU PADA KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN TARIF ATAS JENIS PENERIMAAN NEGARA BUKAN PAJAK YANG BERLAKU PADA KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN

JENIS PENERIMAAN NEGARA BUKAN PAJAK

SATUAN

TARIF

I. DIREKTORAT JENDERAL PERIKANAN TANGKAP

A. Pungutan Pengusahaan Perikanan (PPP) Baru atau Perubahan

1. Izin Usaha Perikanan Untuk Alokasi Kapal Penangkap Ikan, Alokasi Kapal Dalam Satuan Armada Penangkapan Ikan Baru atau Perubahan dengan Alat Penangkapan Ikan:

a. Jaring Lingkar Bertali Kerut

(with Purse Lines/Purse Sine) 1)

Pukat cincin pelagis

kecil dengan satu kapal

Pukat cincin pelagis

besar dengan satu kapal

satuan armada

satuan armada

b. Pukat Tarik Berkapal (Boat or

Vessel Seines) Payang

c. Pukat . . .

c. Pukat Hela (Trawls)

berpapan (Otter Trawls)

udang/pukat

udang

(Shrimp Trawls)

Pukat hela Pertengahan

Trawls)/Pukat Ikan

d. Jaring Angkat (Lift Nets)

Bouke Ami

e. Falling Gear Jala jatuh

berkapal (Cast Net)

f. Jaring Insang (Gillnets and Entangling Nets)

Jaring Liong Bun

Jaring Gillnet Oseanik

g. Perangkap (Traps)

Bubu (Pots)

Pukat labuh (Long Bag

Set Net)

h. Pancing (Hook and Lines)

Pancing ulur

Pancing berjoran

Huhate Mekanis

Squid Angling

Squid Jigging

Rawai Hanyut (Driftnet

Longlines)/Rawai tuna

Rawa Hanyut (Driftnet

Longlines)/Rawai Cucut

2. Izin . . .

2. Izin Kapal Pengangkut Ikan Dalam

a. Kapal

Pengangkut

Ikan

per GT per tahun

b. Kapal

Pengangkut

Ikan

per GT per tahun

Rp.

Tunggal Perusahaan Non- Perikanan

c. Kapal Pengangkut Ikan yang

per GT per tahun

Rp.

dioperasikan dalam satuan Armada (termasuk

Kapal

Pengolah Tepung Ikan)

d. Kapal Pendukung Operasi

Penangkapan Ikan (Kapal Lampu)

PSPK

per GT per tahun

per GT per tahun

Rp.

3. Izin Kapal Pengangkut Ikan Berbendera Asing Baru atau Perpanjangan

a. Kapal

Pengangkut

Ikan

per GT per tahun

b. Kapal Pengangkut Ikan

per GT per tahun

Rp.

tunggal Perusahaan Non- Perikanan

c. Kapal Pengangkut Ikan

per GT per tahun

Rp.

yang dioperasikan

dalam

satuan Armada (termasuk Kapal Pengolah Tepung Ikan)

d. Kapal Pendukung Operasi

Penangkapan Ikan (Kapal Lampu)

PSPK

per GT per tahun

per GT per tahun

Rp.

4. Izin Pemasangan Rumpon Baru

2.000.000,00 atau Perpanjangan

per unit per tahun Rp.

B. Pungutan . . .

B. Pungutan Hasil Perikanan (PHP) Atas Izin Penangkapan Ikan Untuk Kapal Penangkap Ikan dan/atau Kapal Pendukung Operasi Penangkapan Ikan Baru atau Perpanjangan

1. Skala Kecil

per tahun

Rp.

5% x Produktifitas Kapal x Harga

Patokan Ikan x Ukuran GT Kapal

2. Skala Menengah

per tahun

Rp.

10% x Produktifitas Kapal x Harga Patokan Ikan x Ukuran GT Kapal

3. Skala Besar

per tahun

Rp.

25% x Produktifitas Kapal x Harga Patokan Ikan x Ukuran GT Kapal

C. Jasa Pelabuhan Perikanan

1. Jasa Tambat Labuh

a. Jasa Tambat dan Labuh Untuk Kapal Berukuran >30 GT

Tambat >30 GT (Kapal Perikanan Samudera/ ZEE, Kapal Perikanan Asing, Kapal Pengangkut Ikan, Kapal Pengolah Ikan, dan Kapal Lampu)

a) Pelabuhan

per meter panjang Rp.

Perikanan

kapal per 1/4

Samudera

etmal

b) Pelabuhan

per meter panjang Rp.

Perikanan

kapal per 1/4

Nusantara

etmal

c) Pelabuhan . . .

c) Pelabuhan

per meter panjang Rp.

Perikanan Pantai

kapal per 1/4

etmal

Labuh >30 GT (Kapal Perikanan Samudera/ ZEE, Kapal Perikanan Asing, Kapal Pengangkut Ikan).

a) Pelabuhan

per meter panjang Rp.

Perikanan

kapal per 1/4

Samudera

etmal

b) Pelabuhan

per meter panjang Rp.

Perikanan

kapal per 1/4

Nusantara

etmal

c) Pelabuhan

per meter panjang Rp.

Perikanan Pantai

kapal per 1/4

etmal

b. Jasa Tambat dan Labuh Untuk

Kapal

Perikanan

Berukuran sampai dengan

30 GT.

Kapal Berukuran ≤5

per kapal per

Rp.

GT etmal

Kapal Berukuran >5

per kapal per

Rp.

GT sampai dengan 10

Kapal Berukuran >10

per kapal per

Rp.

GT sampai dengan 15

Kapal Berukuran >15

per kapal per

Rp.

GT sampai dengan 20

Kapal Berukuran >20

per kapal per

Rp.

GT sampai dengan 25

Kapal Berukuran >25

per kapal per

Rp.

GT sampai dengan 30

etmal

GT

c. Kapal . . .

c. Kapal Non Perikanan

1) Jasa Tambat

a) Pelabuhan Perikanan per meter panjang Rp.

Samudera

kapal per etmal

b) Pelabuhan Perikanan per meter panjang Rp.

Nusantara

kapal per etmal

c) Pelabuhan Perikanan per meter panjang Rp.

Pantai

kapal per etmal

2) Jasa Labuh

per meter panjang Rp.

kapal per etmal

d. Kapal

Rusak

(Floating

per GT kapal per

Rp.

Repair), menunggu musim

perawatan sebelum naik Dock

e. Kapal Bertambat/Berlabuh

per GT kapal per

Rp.

diatas batas max 30 etmal

etmal

f. Kapal Penelitian, Kapal Latih

per GT kapal per

g. Kapal Patroli, Kapal Bea

per GT kapal per

Rp.

Cukai, Kapal Perang dan

sejenisnya, dan kapal yang dalam proses hukum

2. Jasa Pengadaan Es

a. Pelabuhan Perikanan

b. Pelabuhan Perikanan

c. Pelabuhan Perikanan Pantai

3. Jasa Pengadaan Air

a. Jasa pengadaan air berasal dari sumber sendiri (sumur bor) yang dialirkan

melalui pipa di

per liter

Rp.

dermaga/tempat pelelangan ikan dan

tempat lainnya

2) Melalui . . .

2) melalui Perahu air

per liter

Rp.

b. Jasa pengadaan air berasal

per liter

Rp. Tarif Perusahaan

dari Perusahaan Daerah Air

Daerah Air

Minum (PDAM)

Minum (TPDAM) + (10% x TPDAM)

c. Jasa pengadaan air berasal

per liter

Rp. Tarif Perusahaan

dari Perusahaan Daerah Air

Daerah Air

Minum (TPDAM)

dialirkan melalui pipa di

+ (20% x TPDAM)

dermaga/TPI

d. Jasa pengadaan air berasal

per liter

Rp.

60,00 + Tarif

dari Perusahaan Daerah Air

Daerah Air

dialirkan melalui Perahu air

Minum (TPDAM) + (20% x TPDAM)

4. Jasa Penggunaan Cold Room, Freezer, dan Cold Storage

a. Ruang Dingin (Cold Room)

per Kg per hari

Rp.

20,00 + Tarif PLN

b. Pembekuan (Freezer)

per Kg per hari

Rp.

500,00 + Tarif PLN

c. Gudang Beku (Cold Storage)

per Kg per hari

Rp.

20,00 + Tarif PLN

5. Jasa Penggunaan

a. Kapal 1)

Jasa Kapal Inspeksi

Jasa Kapal Keruk

Jasa Kapal Tunda

b. Kendaraan 1)

Jasa Forklift

a) di kawasan

b) di dalam gedung

per Kg per sekali

Rp.

Cold Storage

angkut

Crane Truck

per jam per unit

Dump Truck

per jam per unit

Rp.

4) Kendaraan . . .

Kendaraan

per hari

Kendaraan Tanki Air

per trip

Pick Up

per jam per unit

Rp.

c. Alat 1)

Jasa tangki BBM dan

Jasa tangki air dan

Jasa Alat

a) Gerobak

per jam per unit

Rp.

b) Keranjang

Bambu/Rotan

c) Keranjang Plastik

d) Peti Ikan (Cool Box)

e) Penghancur Es (Ice

Timbangan Ikan

per hari

Rp.

g) Meja Sortir Ikan

per jam per unit

Rp.

h) Komunikasi (SSB)

Excavator/Back

per jam per unit

d. Jasa Dock 1)

Naik atau Turun Kapal

a) Kapal Perikanan

per GT per sekali

Rp.

naik atau persekali turun

b) Kapal Non

per GT per sekali

naik atau persekali turun

a) Kerusakan Ringan

per GT per hari

Rp.

b) Kerusakan Sedang

per GT per hari

Rp.

per GT per hari

Jasa Perbaikan Kapal

a) Kerusakan Ringan

per GT per hari

Rp.

b) Kerusakan Sedang

per GT per hari

Rp.

c) Kerusakan Berat

per GT per hari

Rp.

e. Jasa Pelayanan Bengkel 1)

Ringan (ganti oli, las,

per pekerjaan

Rp.

bor, gerinda, slep dan potong)

Sedang (bubut, Scrap,

per pekerjaan

Rp.

Press As, Roll Plat dan cat)

Berat (Overhaull)

per pekerjaan

Rp.

6. Jasa Penggunaan Tanah dan Bangunan

a. Tanah

(1) Pengembangan

(Development Charge) (a) Pelabuhan

per m² per tahun

Rp.

Perikanan Samudera

(b) Pelabuhan

per m² per tahun

Rp.

Perikanan Nusantara

(c) Pelabuhan

per m² per tahun

Rp.

Perikanan Pantai

(2) Pemeliharaan

Prasarana (a) Pelabuhan

per m² per tahun

Rp.

Perikanan Samudera

(b) Pelabuhan

per m² per tahun

Rp.

Perikanan Nusantara

(c) Pelabuhan

per m² per tahun

Rp.

Perikanan Pantai

b. Bangunan . . .

b. Bangunan Pelabuhan Perikanan

Bangunan sementara

per m² per tahun

Bangunan semi

per m² per tahun

Bangunan Permanen

per m² per tahun

Rp.

c. Tanah yang dipakai untuk 1)

Lapangan Penjemuran Jaring/Penjemuran Ikan

a) Lapangan Terbuka

per m² per hari

b) Lapangan Terbuka

per m² per hari

Rp.

Tidak Beratap

Tempat penumpukan barang

a) Lapangan Terbuka

per m² per hari

b) Lapangan Terbuka

per m² per hari

Rp.

Tidak Beratap

7. Jasa Pas Masuk

a. Pas Harian (sekali masuk) 1)

Orang

per orang

Sepeda/Becak/Gerobak a)

Pelabuhan

per kendaraan

Rp.

Perikanan Samudera

b)

Pelabuhan

per kendaraan

Rp.

Perikanan Nusantara

c)

Pelabuhan

per kendaraan

Rp.

Perikanan Pantai

Roda Dua atau Roda Tiga

a)

Pelabuhan

per kendaraan

Rp.

Perikanan Samudera

b)

Pelabuhan

per kendaraan

Rp.

Perikanan Nusantara

c) Pelabuhan . . .

c)

Pelabuhan

per kendaraan

Rp.

Perikanan Pantai

Roda Tiga

a) Pelabuhan Perikanan

per kendaraan

b) Pelabuhan Perikanan

per kendaraan

Pelabuhan Perikanan

per kendaraan

Angkutan Umum dan sejenisnya

a) Pelabuhan Perikanan

per kendaraan

b) Pelabuhan Perikanan

per kendaraan

Pelabuhan Perikanan

per kendaraan

Bus/Truck

a) Pelabuhan Perikanan

per kendaraan

b) Pelabuhan Perikanan

per kendaraan

Pelabuhan Perikanan

per kendaraan

Truck Gandeng/ Trailer /Container dan sejenisnya

a) Pelabuhan Perikanan

per kendaraan

b) Pelabuhan Perikanan

per kendaraan

Pelabuhan Perikanan

per kendaraan

b. Pas berlangganan bulanan

per orang

Sepeda/Becak/Gerobak

per kendaraan

Rp.

3) Kendaraan . . .

Kendaraan Bermotor

per kendaraan

Rp.

Roda Dua

Kendaraan Bermotor

per kendaraan

Rp.

Roda Tiga

Mobil Penumpang,

per kendaraan

Rp.

Angkutan Umum dan sejenisnya

Bus/Truck

per kendaraan

Truck Gandeng/ Trailer/

per kendaraan

Rp.

Container dan sejenisnya

c. Pas berlangganan berlaku 3 (tiga) bulanan Pelabuhan Perikanan Samudera

Kendaraan Bermotor

per kendaraan

Rp.

Roda Dua

Mobil Penumpang,

per kendaraan

Rp.

Angkutan Umum dan sejenisnya

Bus/Truck

per kendaraan

Rp.

8. Jasa Kebersihan Pelabuhan

a. Kebersihan

Bangunan Permanen Tertutup

a) Pelabuhan Perikanan

per m² per bulan

b) Pelabuhan Perikanan

per m² per bulan

Pelabuhan Perikanan

per m² per bulan

Perkantoran/Pertokoan

a) Pelabuhan Perikanan

per m² per bulan

Rp.

Samudera Nizam Zachman

b) Pelabuhan Perikanan

per m² per bulan

Rp.

Samudera lainnya

c)

Pelabuhan Perikanan

per m² per bulan

d) Pelabuhan Perikanan

per m² per bulan

Rp.

Pantai

3) Gudang . . .

Gudang

Ikan/Tempat

Pelelangan Ikan

a) Pelabuhan Perikanan

per m² per bulan

Rp.

Samudera Nizam Zachman

b) Pelabuhan Perikanan

per m² per bulan

Rp.

Samudera lainnya

c)

Pelabuhan Perikanan

per m² per bulan

d) Pelabuhan Perikanan

per m² per bulan

Tempat Pemasaran Ikan

a) Pelabuhan Perikanan

per m² per bulan

Rp.

Samudera Nizam Zachman

b) Pelabuhan Perikanan

per unit per hari

Rp.

Samudera lainnya

c)

Pelabuhan Perikanan

per unit per hari

d) Pelabuhan Perikanan

per unit per hari

Warung Makan/Kios

a) Pelabuhan Perikanan

per m² per bulan

b) Pelabuhan Perikanan

per m² per bulan

Pelabuhan Perikanan

per m² per bulan

Tempat Pengepakan Ikan di luar bangunan pusat pemasaran ikan

a) Pelabuhan Perikanan

per unit per hari

b) Pelabuhan Perikanan

per m² per bulan

Pelabuhan Perikanan

per m² per bulan

Kendaraan yang melakukan bongkar muat di dalam kawasan pelabuhan

a) Truck/ . . .

a) Truck/Truck Tangki

(1) Pelabuhan

per kendaraan

Rp.

Perikanan Samudera

(2) Pelabuhan

per kendaraan

Rp.

Perikanan Nusantara

(3) Pelabuhan

per kendaraan

Rp.

Perikanan Pantai

b) Pick Up

(1) Pelabuhan

per kendaraan

Rp.

Perikanan Samudera

(2) Pelabuhan

per kendaraan

Rp.

Perikanan Nusantara

(3) Pelabuhan

per kendaraan

Rp.

Perikanan Pantai

c)

Gerobak/Kendaraan Roda Tiga

(1) Pelabuhan

per kendaraan

Rp.

Perikanan Samudera

(2) Pelabuhan

per kendaraan

Rp.

Perikanan Nusantara

(3) Pelabuhan

per kendaraan

Rp.

Perikanan Pantai

b. Kebersihan Kolam Pelabuhan

Kapal Perikanan

a) ukuran sampai

dengan 10 GT (1) Pelabuhan

per sekali masuk

Rp.

Perikanan Samudera Nizam Zachman (maksimal 3 hari)

(2) Pelabuhan

per sekali masuk

Rp.

Perikanan Samudera lainnya (maksimal 3 hari)

(3) Pelabuhan . . .

(3) Pelabuhan

per sekali masuk

Rp.

Perikanan Nusantara (maksimal 3 hari)

(4) Pelabuhan

per sekali masuk

Rp.

Perikanan Pantai (maksimal 3 hari)

b) ukuran >10 GT

sampai dengan 20 GT

(1) Pelabuhan

per sekali masuk

Rp.

Perikanan Samudera Nizam Zachman (maksimal 3 hari)

(2) Pelabuhan

per sekali masuk

Rp.

Perikanan Samudera lainnya (maksimal 3 hari)

(3) Pelabuhan

per sekali masuk

Rp.

Perikanan Nusantara (maksimal 3 hari)

(4) Pelabuhan

per sekali masuk

Rp.

Perikanan Pantai (maksimal 3 hari)

c) ukuran >20 GT

sampai dengan 30 GT

(1) Pelabuhan

per sekali masuk

Rp.

Perikanan Samudera Nizam Zachman (maksimal 3 hari)

(2) Pelabuhan

per sekali masuk

Rp.

Perikanan Samudera lainnya (maksimal 3 hari)

(3) Pelabuhan

per sekali masuk

Rp.

Perikanan Nusantara (maksimal 3 hari)

(4) Pelabuhan . . .

(4) Pelabuhan

per sekali masuk

Rp.

Perikanan Pantai (maksimal 3 hari)

d) Kapal Perikanan

per panjang kapal Rp.

ukuran >30 GT

per etmal

Kapal Non Perikanan

per panjang kapal Rp.

semua ukuran

per etmal

Kapal Penelitian, Kapal Latih dan kapal Pemerintah sejenis yang tidak diusahakan

a) Pelabuhan Perikanan per meter panjang Rp.

Samudera Nizam

kapal per etmal

Zachman

b) Pelabuhan Perikanan per meter panjang Rp.

Samudera lainnya

kapal per etmal

c) Pelabuhan Perikanan per meter panjang Rp.

Nusantara

kapal per etmal

d) Pelabuhan Perikanan per meter panjang Rp.

Pantai

kapal per etmal

Kapal Patroli, Bea Cukai, per meter panjang Rp.

Kapal Perang dan kapal

kapal per etmal

Pemerintah sejenisnya

9. Jasa Instalasi Pengolahan Air

Rp. 2.000,00 + Tarif Limbah

per m³

PLN

10. Jasa Instalasi Air Laut Bersih

per m³

Rp. 1.500,00 + Tarif PLN

11. Jasa Penggunaan Sarana dan Prasarana (sesuai dengan tugas dan fungsi)

a. Mess 1)

Pelabuhan Perikanan Samudera

a) AC

per orang per hari Rp.

b) Tanpa AC

per orang per hari Rp.

Pelabuhan Perikanan Nusantara

a) AC

per orang per hari Rp.

b) Tanpa AC

per orang per hari Rp.

Pelabuhan Perikanan Pantai

a) AC . . .

a) AC

per orang per hari Rp.

b) Tanpa AC

per orang per hari Rp.

b. Asrama 1)

Pelabuhan Perikanan Samudera

a) AC

per orang per hari Rp.

b) Tanpa AC

per orang per hari Rp.

Pelabuhan Perikanan Nusantara

a) AC

per orang per hari Rp.

b) Tanpa AC

per orang per hari Rp.

Pelabuhan Perikanan Pantai

a) AC

per orang per hari Rp.

b) Tanpa AC

per orang per hari Rp.

c. Ruang Rapat 1)

AC per hari

Tanpa AC

per hari

Rp.

12. Wisata Bahari Pelabuhan Perikanan

a. Karcis Masuk orang ke Lokasi

per orang per

sekali masuk

b. Karcis masuk mobil

per kendaraan per Rp.

sekali masuk

c. Karcis masuk motor

per kendaraan per Rp.

sekali masuk

d. Karcis masuk sepeda

per kendaraan per Rp.

sekali masuk

e. Karcis masuk bus

per kendaraan per Rp.

sekali masuk

f. Karcis Masuk wisata

per orang per

sekali masuk

g. Karcis Perahu Wisata

per orang per

Rp.

sekali naik per trip

h. Jasa Penggunaan

per m² per bulan

Rp.

Pertokoan/Kios

i.

Permainan Air

per orang per 30

j. Jasa Penggunaan . . .

j.

Jasa Penggunaan gedung

Pertemuan (sesuai dengan tugas dan fungsi)

k.

20.000,00 l.

Jasa Penggunaan halaman

per m² per hari

Rp.

Wahana Edukasi Air

per orang

Rp.

D. Jasa Pengembangan Penangkapan Ikan

1. Pelayanan Jasa Pengembangan Penangkapan Ikan

a. Jasa Analisis Data 1)

Data Statistik

a) Data Produksi

per analisis

Rp.

b) Data Jumlah Alat

per analisis

Rp.

Penangkap Ikan

c) Data Jumlah Kapal

per analisis

Data Tematik

a) Data Dasar

per analisis

Rp.

b) Kompilasi Data

per analisis

Rp.

c) Estimasi Data

per analisis

Rp.

b. Jasa Penggunaan Alat Pengembangan Penangkapan Ikan

Portable/handy GSP

per unit per hari

Portable Fish Finder

per unit per hari

Fish Finder GSP

per unit per hari

Echo Recorder

per unit per hari

SART (Save and Rescue

per unit per hari

Radar Reflector

per unit per hari

Radio Buoy

per unit per hari

Underwater digital

per unit per hari

Underwater camera

per unit per hari

Rp.

10) Perlengkapan selam

per unit per hari

Rp.

11) Air Compressor

per unit per hari

Rp.

12) Genzet (generator)

1 KVA per jam

Rp.

13) Underwater . . .

13) Underwater flash light

per unit per hari

Rp.

14) Timbangan digital

per unit per hari

Rp.

15) Timbangan pegas

per unit per hari

per unit per hari

per unit per hari

per unit per hari

per unit per hari

Rp.

20) Breaking strength

per contoh

Rp.

21) Cetakan (Moulding)

per unit per hari

Rp.

Partisi Rumah Ikan

22) Dinamo Meter

per unit per hari

Rp.

23) Alat penangkapan ikan

a)

Trawl

per unit per hari

Long line

per unit per hari

Purse seine

per unit per hari

per unit per hari

Trammel Net

per unit per hari

per unit per hari

per unit per hari

per unit per hari

Alat penangkapan

per unit per hari

Rp.

ikan lainnya

24) Alat Perbengkelan

per paket

Rp.

(Toolkit, Las, Bubut, Bor, Uji Torsi)

25) Perangkat simulasi

per paket

Rp.

(bridge simulator, enggine simulator, navigasi)

26) Kapal survey

per GT per hari

Rp.

c. Jasa bimbingan teknis

per paket hari

Rp.

2. Penerimaan dari hasil kegiatan/hasil samping Pengembangan penangkapan ikan

a. Ikan pelagis kecil

per Kg

Rp.

Sesuai dengan Harga Patokan

Ikan

b. Ikan teri

per Kg

Rp.

Sesuai dengan Harga Patokan Ikan

c. Ikan . . .

c. Ikan teri nasi

per Kg

Rp.

Sesuai dengan Harga Patokan Ikan

d. Tongkol

per Kg

Rp.

Sesuai dengan Harga Patokan Ikan

e. Tuna

per Kg

Rp.

Sesuai dengan Harga Patokan Ikan

f. Layaran/marlin/setuhuk/

per Kg

Rp.

Sesuai dengan

pedang

Harga Patokan Ikan

g. Cucut

per Kg

Rp.

Sesuai dengan Harga Patokan Ikan

h. Kakap

per Kg

Rp.

Sesuai dengan Harga Patokan Ikan

Sesuai dengan Harga Patokan Ikan

Sesuai dengan Harga Patokan Ikan

Sesuai dengan Harga Patokan Ikan

l.

Cumi-cumi (loligo)

per Kg

Rp.

Sesuai dengan Harga Patokan Ikan

m. Nus (Sepia)

per Kg

Rp.

Sesuai dengan Harga Patokan Ikan

n.

Gurita (Octopus)

per Kg

Rp.

Sesuai dengan Harga Patokan Ikan

Sesuai dengan Harga Patokan Ikan

Sesuai dengan Harga Patokan Ikan

q.

Udang windu putih

per Kg

Rp.

Sesuai dengan Harga Patokan

Ikan

r. Udang . . .

r.

Udang krosok

per Kg

Rp.

Sesuai dengan Harga Patokan

Ikan s.

Sesuai dengan Harga Patokan Ikan

t.

Bawal putih

per Kg

Rp.

Sesuai dengan Harga Patokan Ikan

u.

Bawal hitam

per Kg

Rp.

Sesuai dengan Harga Patokan Ikan

Sesuai dengan Harga Patokan Ikan

Sesuai dengan Harga Patokan Ikan

x.

Ikan rucah

per Kg

Rp.

Sesuai dengan Harga Patokan Ikan

3. Jasa penggunaan sarana dan prasarana Balai Besar Penangkapan Ikan (sesuai dengan tugas dan fungsi)

a. Ruang Kelas/aula 1)

Instansi Pemerintah/ Siswa/Mahasiswa

a)

Tanpa AC

per hari

AC per hari

Masyarakat Umum a)

Tanpa AC

per hari

AC per hari

Rp.

b. Mess/Guest House 1)

Tanpa AC

per orang per hari Rp.

AC per orang per hari Rp.

c. Asrama/Wisma 1)

Tanpa AC

per hari

AC per hari

Rp.

II. DIREKTORAT . . .

II. DIREKTORAT

A. Pungutan

Pengusahaan Perikanan

Bidang Pembudidaya Ikan

1. Izin Kapal Pengangkut Ikan

a. Kapal Berbendera Indonesia

Perusahaan Perikanan

per GT per tahun

Perusahaan Non

per GT per tahun

Rp.

Perikanan Budidaya

b. Kapal Berbendera Asing

Perusahaan Perikanan

per GT per tahun

Perusahaan Non

per GT per tahun

Rp.

Perikanan Budidaya

2. Rekomendasi

Pembudidayaaan

Ikan Penanaman Modal (RPIPM)

a. Pembesaran pada: 1)

Karamba Jaring Apung

Karamba Jaring Apung

Area Rumput Laut

Area Tiram Mutiara

per titik

Kolam Ikan Hias

b. Pembenihan pada 1)

Air Tawar

Air laut: a)

B. Balai Besar Perikanan Budidaya Air

Tawar Sukabumi

1. Baung

a. Larva

per 100 ekor

Rp.

b. Benih . . .

b. Benih

1 - 2 cm

per ekor

per ekor

per ekor

per ekor

Rp.

c. Calon Induk

d. Induk

e. Konsumsi

f. Induk afkir

2. Grass Crap (Koan)

a. Larva

per 100 ekor

Rp.

b. Benih 1)

2 - 3 cm

per ekor

per ekor

per ekor

per ekor

Rp.

c. Calon Induk

d. Induk

e. Konsumsi

f. Induk afkir

3. Ikan Mas

a. Larva

per 100 ekor

Rp.

b. Benih 1)

2 - 3 cm

per ekor

per ekor

per ekor

per ekor

Rp.

c. Calon Induk

d. Induk

e. Konsumsi

f. Induk afkir

4. Ikan Mola

a. Benih

2 - 3 cm

per ekor

per ekor

Rp.

3) >5 - 8 cm . . .

>5 - 8 cm

per ekor

per ekor

Rp.

b. Calon Induk

c. Induk

d. Konsumsi

e. Induk afkir

5. Ikan Nila

a. Larva

per 100 ekor

Rp.

b. Benih

1 – 2 cm

per ekor

per ekor

per ekor

per ekor

per ekor

Rp.

c. Calon Induk

d. Induk

e. Konsumsi

f. Induk afkir

6. Kodok Lembu

a. Benih

Berudu (1 bulan)

per ekor

Berudu (2 bulan)

per ekor

Berudu (3 bulan)

per ekor

per ekor

Rp.

b. Calon Induk

per pasang

Rp.

c. Induk

per pasang

Rp.

d. Induk afkir

a. Larva

per 100 ekor

Rp.

b. Benih

2 - 3 cm

per ekor

per ekor

Rp.

3) >5 – 8 cm . . .

>5 - 8 cm

per ekor

per ekor

Rp.

c. Calon Induk

d. Induk

e. Konsumsi

f. Induk afkir

8. Udang Galah

a. Benih

Juvenil

per ekor

Tokolan I

per ekor

Tokolan II

per ekor

Rp.

b. Calon Induk

c. Induk

d. Konsumsi

e. Udang afkir

a. Telur

per 100 butir

Rp.

b. Larva

per ekor

Rp.

c. Benih

1 – 2 cm

per ekor

per ekor

per ekor

per ekor

per ekor

Rp.

d. Calon Induk

e. Induk

f. Konsumsi

g. Induk afkir

10. Papuyu/Betok

a. Larva

per 100 ekor

Rp.

b. Benih 1)

1 - 3 cm

per ekor

per ekor

per ekor

Rp.

c. Calon . . .

c. Calon Induk

d. Induk

e. Konsumsi

f. Induk afkir

11. Cherax (Lobster Air Tawar)

a. Benih 1)

2 - 3 cm

per ekor

per ekor

per ekor

Rp.

b. Calon Induk

c. Induk

d. Konsumsi

e. Induk afkir

a. Patin Siam

Larva

per 100 ekor

Benih a)

1 - 2 cm

per ekor

per ekor

per ekor

per ekor

Calon Induk

Induk afkir

b. Patin Lokal

Larva

per 100 ekor

Benih a)

1 - 2 cm

per ekor

per ekor

per ekor

per ekor

Calon Induk

Induk afkir

per Kg

Rp.

13. Gabus . . .

13. Gabus

a. Larva

per 100 ekor

Rp.

b. Benih 1)

2 - 3 cm

per ekor

per ekor

per ekor

Rp.

c. Calon Induk

d. Induk

e. Konsumsi

f. Induk afkir

14. Ikan Koi

a. Benih

1 - 3 cm

per ekor

per ekor

per ekor

per ekor

Rp.

b. Calon Induk

per ekor

Rp.

c. Induk

per ekor

Rp.

d. Induk afkir

per ekor

Rp.

15. Ikan Koki

a. Benih 1)

1 - 2 cm

per ekor

per ekor

per ekor

Rp.

b. Calon Induk

per ekor

Rp.

c. Induk

per ekor

Rp.

d. Induk afkir

per ekor

a. Benih 1)

2 - 3 cm

per ekor

per ekor

per ekor

Rp.

b. Calon Induk

per ekor

Rp.

c. Induk

per ekor

Rp.

17. Cupang . . .

17. Cupang

a. Benih 1)

1 - 2 cm

per ekor

per ekor

per ekor

Rp.

b. Calon Induk

per ekor

Rp.

c. Induk

per ekor

a. Benih 1)

1 - 2 cm

per ekor

per ekor

per ekor

Rp.

b. Calon Induk

per ekor

Rp.

c. Induk

per ekor

Rp.

19. Ikan Jelawat

a. Larva

per 100 ekor

Rp.

b. Benih 1)

2 - 3 cm

per ekor

per ekor

per ekor

per ekor

Rp.

c. Calon Induk

d. Induk

e. Konsumsi

f. Induk afkir

20. Ikan Belida

a. Benih 1)

2 - 3 cm

per ekor

per ekor

per ekor

per ekor

Rp.

b. Calon Induk

c. Induk

d. Konsumsi

e. Induk afkir

per Kg

Rp.

21. Ikan . . .

21. Ikan Arwana

a. Arwana Silver

Benih a)

5 - 8 cm

per ekor

per ekor

Calon Induk

per ekor

per ekor

Rp.

b. Arwana Banjar Red

per ekor

per ekor

Calon Induk

per ekor

per ekor

Rp.

c. Arwana Super Red

Benih a)

5 - 8 cm

per ekor

per ekor

Calon Induk

per ekor

per ekor

Rp.

d. Arwana Jardini/Irian

Benih a)

5 - 8 cm

per ekor

per ekor

Calon Induk

per ekor

per ekor

Rp.

22. Ikan Tambakan (Kissing Gurame)

a. Benih 1)

2 - 3 cm

per ekor

per ekor

per ekor

Rp.

b. Calon Induk

c. Induk

d. Konsumsi

e. Induk afkir

per Kg

Rp.

23. Sidat . . .

23. Sidat

a. Benih 1)

0.5 - 1 gram

per ekor

>1 - 3 gram

per ekor

>3 - 10 gram

per ekor

>10 - 50 gram

>50 - 100 gram

b. Konsumsi

c. Induk afkir

24. Sepat Siam

a. Benih 1)

1 - 3 cm

per ekor

per ekor

per ekor

Rp.

b. Calon Induk

c. Induk

d. Konsumsi

e. Induk afkir

a. Benih 1)

2 - 3 cm

per ekor

per ekor

per ekor

Rp.

b. Induk

per paket

Rp.

c. Konsumsi

26. Ikan Manvis

a. Benih 1)

>3 - 5 cm

per ekor

per ekor

per ekor

Rp.

b. Calon Induk

per ekor

Rp.

c. Induk

per ekor

Rp.

27. Ikan Diskus

a. Benih 1)

>3 - 5 cm

per ekor

per ekor

Rp.

3) >8 cm . . .

>8 cm

per ekor

Rp.

b. Calon Induk

per ekor

Rp.

c. Induk

per ekor

Rp.

28. Ikan Nilem

a. Larva

per 100 ekor

Rp.

b. Benih 1)

>1 - 2 cm

per ekor

per ekor

per ekor

per ekor

Rp.

c. Calon Induk

per pasang

Rp.

d. Induk

per pasang

Rp.

29. Pakan Buatan Pelet

30. Pakan Alami

a. Tubifex

b. Daphia

c. Lumbricus (cacing tanah)

C. Balai Perikanan Budidaya Air Tawar (BPBAT) Tatelu

1. Baung

a. Larva

per 100 ekor

Rp.

b. Benih 1)

1 - 2 cm

per ekor

per ekor

per ekor

per ekor

Rp.

c. Calon Induk

d. Induk

e. Konsumsi

f. Induk afkir

2. Grass Crap (Koan)

a. Larva

per 100 ekor

Rp.

b. Benih 1)

2 - 3 cm

per ekor

Rp.

2) >3 – 5 cm . . .

>3 - 5 cm

per ekor

per ekor

per ekor

Rp.

c. Calon Induk

d. Induk

e. Konsumsi

f. Induk afkir

3. Ikan Mas

a. Larva

per 100 ekor

Rp.

b. Benih 1)

2 - 3 cm

per ekor

per ekor

per ekor

per ekor

Rp.

c. Calon Induk

d. Induk

e. Konsumsi

f. Induk afkir

4. Ikan Mola

a. Benih 1)

2 - 3 cm

per ekor

per ekor

per ekor

per ekor

Rp.

b. Calon Induk

c. Induk

d. Konsumsi

e. Induk afkir

5. Ikan Nila

a. Larva

per 100 ekor

Rp.

b. Benih 1)

1 – 2 cm

per ekor

per ekor

per ekor

per ekor

per ekor

Rp.

c. Calon . . .

c. Calon Induk

d. Induk

e. Konsumsi

f. Induk afkir

6. Kodok Lembu

a. Benih 1)

Berudu (1 bulan)

per ekor

Berudu (2 bulan)

per ekor

Berudu (3 bulan)

per ekor

per ekor

Rp.

b. Calon Induk

per pasang

Rp.

c. Induk

per pasang

Rp.

d. Kodok afkir

a. Larva

per 100 ekor

Rp.

b. Benih 1)

2 - 3 cm

per ekor

per ekor

per ekor

per ekor

Rp.

c. Calon Induk

d. Induk

e. Konsumsi

f. Induk afkir

8. Udang Galah

a. Benih 1)

Juvenil

per ekor

Tokolan I

per ekor

Tokolan II

per ekor

Rp.

b. Calon Induk

c. Induk

d. Konsumsi

e. Udang afkir

a. Telur

per 100 butir

Rp.

b. Larva

per ekor

Rp.

c. Benih . . .

c. Benih 1)

1 – 2 cm

per ekor

per ekor

per ekor

per ekor

per ekor

Rp.

d. Calon Induk

e. Induk

f. Konsumsi

g. Induk afkir

10. Papuyu/Betok

a. Larva

per 100 ekor

Rp.

b. Benih 1)

1 - 3 cm

per ekor

per ekor

per ekor

Rp.

c. Calon Induk

d. Induk

e. Konsumsi

f. Induk afkir

11. Cherax (Lobster Air Tawar)

a. Benih 1)

2 - 3 cm

per ekor

per ekor

per ekor

Rp.

b. Calon Induk

c. Induk

d. Konsumsi

e. Induk afkir

a. Patin Siam

Larva

per 100 ekor

Benih a)

1 - 2 cm

per ekor

per ekor

per ekor

Rp.

d) >5 – 8 cm . . .

d) >5 - 8 cm

per ekor

Calon Induk

Induk afkir

b. Patin Lokal

Larva

per 100 ekor

Benih a)

1 - 2 cm

per ekor

per ekor

per ekor

per ekor

Calon Induk

Induk afkir

a. Larva

per 100 ekor

Rp.

b. Benih 1)

2 - 3 cm

per ekor

per ekor

per ekor

Rp.

c. Calon Induk

d. Induk

e. Konsumsi

f. Induk afkir

14. Ikan Koi

a. Benih 1)

1 - 3 cm

per ekor

per ekor

per ekor

per ekor

Rp.

b. Calon Induk

per ekor

Rp.

c. Induk

per ekor

Rp.

d. Induk afkir

per ekor

Rp.

15. Ikan . . .

15. Ikan Koki

a. Benih 1)

1 - 2 cm

per ekor

per ekor

per ekor

Rp.

b. Calon Induk

per ekor

Rp.

c. Induk

per ekor

Rp.

d. Induk afkir

per ekor

a. Benih 1)

2 - 3 cm

per ekor

per ekor

per ekor

Rp.

b. Calon Induk

per ekor

Rp.

c. Induk

per ekor

a. Benih 1)

1 - 2 cm

per ekor

per ekor

per ekor

Rp.

b. Calon Induk

per ekor

Rp.

c. Induk

per ekor

a. Benih 1)

1 - 2 cm

per ekor

per ekor

per ekor

Rp.

b. Calon Induk

per ekor

Rp.

c. Induk

per ekor

Rp.

19. Ikan Jelawat

a. Larva

per 100 ekor

Rp.

b. Benih 1)

2 - 3 cm

per ekor

per ekor

per ekor

per ekor

Rp.

c. Calon . . .

c. Calon Induk

d. Induk

e. Konsumsi

f. Induk afkir

20. Ikan Belida

a. Benih 1)

2 - 3 cm

per ekor

per ekor

per ekor

per ekor

Rp.

b. Calon Induk

c. Induk

d. Konsumsi

e. Induk afkir

21. Ikan Arwana

a. Arwana Silver

Benih a)

5 - 8 cm

per ekor

per ekor

Calon Induk

per ekor

per ekor

Rp.

b. Arwana Banjar Red

Benih a)

5 - 8 cm

per ekor

per ekor

Calon Induk

per ekor

per ekor

Rp.

c. Arwana Super Red

Benih a)

5 - 8 cm

per ekor

per ekor

Calon Induk

per ekor

per ekor

Rp.

d. Arwana Jardini/Irian

Benih a)

5 - 8 cm

per ekor

Rp.

b) >8 – 12 cm . . .

b) >8 - 12 cm

per ekor

Calon Induk

per ekor

per ekor

Rp.

22. Ikan Tambakan (Kissing Gurame)

a. Benih 1)

2 - 3 cm

per ekor

per ekor

per ekor

Rp.

b. Calon Induk

c. Induk

d. Konsumsi

e. Induk afkir

a. Benih 1)

0.5 - 1 gram

per ekor

>1 - 3 gram

per ekor

>3 - 10 gram

per ekor

>10 - 50 gram

>50 - 100 gram

b. Konsumsi

c. Induk afkir

24. Sepat Siam

a. Benih 1)

1 - 3 cm

per ekor

per ekor

per ekor

Rp.

b. Calon Induk

c. Induk

d. Konsumsi

e. Induk afkir

a. Benih 1)

2 - 3 cm

per ekor

per ekor

per ekor

Rp.

b. Induk

per paket

Rp.

c. Konsumsi . . .

c. Konsumsi

26. Ikan Manvis

a. Benih 1)

>3 - 5 cm

per ekor

per ekor

Dokumen yang terkait

Analisis Pengaruh Pengangguran, Kemiskinan dan Fasilitas Kesehatan terhadap Kualitas Sumber Daya Manusia di Kabupaten Jember Tahun 2004-2013

21 388 5

PENGALAMAN KELUARGA DALAM MERAWAT ANGGOTA KELUARGA DENGAN GANGGUAN JIWA (SKIZOFRENIA) Di Wilayah Puskesmas Kedung Kandang Malang Tahun 2015

28 256 11

Analisis Pertumbuhan Antar Sektor di Wilayah Kabupaten Magetan dan Sekitarnya Tahun 1996-2005

3 59 17

ANALISIS YURIDIS PUTUSAN BEBAS TERHADAP ANAK PELAKU TINDAK PIDANA KESUSILAAN DENGAN KORBAN ANAK (Putusan Nomor 24/Pid.Sus/A/2012/PN.Pso)

7 78 16

DAMPAK INVESTASI ASET TEKNOLOGI INFORMASI TERHADAP INOVASI DENGAN LINGKUNGAN INDUSTRI SEBAGAI VARIABEL PEMODERASI (Studi Empiris pada perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun 2006-2012)

12 142 22

Hubungan antara Kondisi Psikologis dengan Hasil Belajar Bahasa Indonesia Kelas IX Kelompok Belajar Paket B Rukun Sentosa Kabupaten Lamongan Tahun Pelajaran 2012-2013

12 269 5

Peningkatan keterampilan menyimak melalui penerapan metode bercerita pada siswa kelas II SDN Pamulang Permai Tangerang Selatan Tahun Pelajaran 2013/2014

20 223 100

Pengaruh kualitas aktiva produktif dan non performing financing terhadap return on asset perbankan syariah (Studi Pada 3 Bank Umum Syariah Tahun 2011 – 2014)

6 101 0

Kajian administrasi, farmasetik dan klinis resep pasien rawat jalan di Rumkital Dr. Mintohardjo pada bulan Januari 2015

19 169 0

Peranan Hubungan Masyarakat (Humas) Mpr Ri Dalam Mensosialisasikan Empat Pilar Bangsa Tahun 2014

4 126 93