SEJARAH MATEMATIKA SEJARAH MATEMATIKA SEJARAH MATEMATIKA

SEJARAH MATEMATIKA
ABAD 1-4 MASEHI
MAKALAH
Untuk memenuhi tugas mata kuliah Sejarah Matematika
yang di bina oleh:
yth: Bpk. Mohammad Jufri,S.Pd

Kelompok 3:
Feby rafila

(11.84202.1467)

Lia sinta devi

(2012620030)

Faizurrahman

(2012620064)

Mahmudi


(2012620095)
Kelas

(PAGI A)

Program Studi Matematika
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidkan
Universitas Madura
Oktober 2013

PERSETUJUAN MAKALAH

JUDUL : SEJARAH MATEMATIKA
DAN ABAD 1-4 MASEHI
MAKALAH INI DIAJUKAN UNTUK MEMENUHI TUGAS KELOMPOK MATA
KULIAH SEJARAH MATEMATIKA
NAMA ANGGOTA :
1. Lia sinta devi


(………………..)

NPM.. 2012620030
2. Faizurrahman

(………………..)

NPM.. 2012620064
3. Mahmudi

(………………..)

NPM.. 2012620095

Mengetahui
Dosen Pengajar

Ketua kelompok

MOHAMMAD JUFRI S.pd


FEBY RAFILA

NIP.197010121998021003

NPM. 11.84202.1467

Kelompok 3 Sejarah Matematika

Profil Dosen Pembimbing

Nama

: Mohammad Jufri S,Pd.

Tetala

: Pamekasan, 12 oktober 1970

Alamat


: Jl.Bonorogo

Jabatan

: Dosen UNIRA

Motto

: Disiplinlah dalam setiap kehidupannmu.

Profil kelompok 3

Nama

: Feby rafila

Tetala

: Pamekasan , 08-02-1994


Alamat
: jl.durian no.4 komplek
Al-Furqon tanjung kec.camplong
kab.sampang
Jabatan

Masjid

: Ketua kelompok

Motto :
"Kita yakin kita semua bisa, yang kita perlu sekarang cuma
kaki yang berjalan lebih jauh dari biasanya,
tangan yang akan berbuat lebih banyak dari biasanya,
mata yang akan menatap lebih lama dari biasanya,
leher yang akan sering melihat keatas,
lapisan tekad yang seribu kali lebih keras dari baja,
hati yang akan bekerja lebih keras dari biasanya,
serta mulut yang akan selalu berdoa,"


Nama : Lia sinta devi
Tetala

: Sampang, 10 agustus 1993

Alamat

: Rabasan camplong sampang

Jabatan

: Anggota kelompok

Motto :
Cintailah orang yang menyayangimoe selagi masih ada kesempatan
& Jangan pernah berhenti untuk mencoba hal yang positif
dan bermanfaat

Nama


: Mahmudi

Tetala

: Sampang, 12 juni 1994

Alamat
Jabatan

: Desa Kemunig
: Anggota kelompok

Motto :
Berawal dari kesalahan mimpipun ku gapai

Nama : Faizurrahman

Tetala : Sumenep, 10 Desember 1993
Alamat


: Jl.Tangsi No.1 Moncek Timur
Lenteng Sumenep

Jabatan

: Anggota kelompok

Motto :
menunduk tertindas atau kepalkan tangan teriakkan
MERDEKA

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirobbil Alamin. Puji syukur kehadirat Ilahi Robbi, atas
segala rahmat taufik dan Hidayah-Nya sehingga makalah yang
berjudul SEJARAH MATEMATIKA ABAD 1-4 MASEHI ini dapat
terselesaikan. Sholawat serta salam senantiasa tetap tercurah
limpahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW.Penulis
menyadari dalam penulisan makalah ini masih jauh dari

kesempurnaan. Untuk itu, saran dan kritik yang membangun sangat
penulis harapkan guna perbaikan dimasa-masa yang akan datang.
Semoga bantuan, bimbingan, dorongan serta doa dicatat di sisi
Allah SWT sebagai amal ibadah dan mendapatkan balasan yang
lebih baik.
Akhirnya, semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi
para pembaca. Amin.

Pamekasan, 27 Oktober 2013

Penyusun
Kelompok 3

Sebuah persembahan
"Cinta
cinta ada hanya untuk cinta"
(Syair Kahlil Girban)
"Ibu
Anakmu bukan anakmu
mereka adalah putra sang Fajar"

(Syair Kahlil Girban)
"Wanita adalah ciptaan terindah
dalam setiap hembusan nafasmu kamu akan melihat pantulan sinarnya
dalam embun pagi yang akan menandai baik buruknya kamu diawal hari
hanya bila engkau mencintainya laksana embun pagi
maka ia akan mencintaimu sepenuhnya
dan seterusnya"

"Cinta
Cinta memang datang saat cinta membutuhkan Cinta
Terima kasih semesta"

"Kita yakin kita semua bisa, yang kita perlu sekarang cuma
kaki yang berjalan lebih jauh dari biasanya,
tangan yang akan berbuat lebih banyak dari biasanya,
mata yang akan menatap lebih lama dari biasanya,
leher yang akan sering melihat keatas,
lapisan tekad yang seribu kali lebih keras dari baja,
hati yang akan bekerja lebih keras dari biasanya,
serta mulut yang akan selalu berdoa,"


"Semua cinta itu harus diungkapkan
tidak ada cinta yang tidak diungkapkan, kecuali
oleh orang yang terlalu mencintai dirinya sendiri"

-"Sebuah kehormatan bagi saya, saya Feby telah menempuh SEJARAH
MATEMATIKA bersama kelompok tercinta di kampus tercinta ini kehormatan
ini tidak akan saya lupakan seumur hidup saya."
- "Suatu kehormatan juga bagi saya dan kehormatan itu bagi kita para
sahabat, saya mahmudi saya sangat mencintai kampus ini."
-"Dan juga bagi saya, sinta, UNIRA saya mencintaimu sepenuhnya."
-"Semua berawal dari sini, impian, persahabatan, cinta, dan sebuah
keajaiban tekad yang telah menjadikan kita bukan hanya seonggok daging
yang hanya punya nama. Saya Mamank , saya mencintai kalian semua dan
saya mencintai kampus ini denga gugusan ribuan isinya menyatu dengan
kampus tercinta ini lagi."
-"Dan selama ribuan langkah kaki kita melangkah, selama hati yang berani
ini bertekad hingga semuanya bisa terwujud sampai disini jangan pernah
sekalipun kita menyerah mengejar mimpi-mimpi kita berjuang, berusaha dan
bercita-cita untuk kehidupan yang lebih baik bagi tanah tempat kita berpijak
ini, sahabat, saya riani, saya mencintai tanah ini dengan seluruh hati saya."

Hanya mimpi dan keyakinan yang bisa membuat manusia berbeda dengan
makhluk lainnya, Hanya mimpi dan keyakinan yang bisa membuat manusia
sangat istimewa dimata sang pencipta dan yang bisa dilakukan oleh makhluk
yang bernama manusia terhadap mimpi-mimpi dan keyakinannya adalah
mereka hanya tinggal mempercayainya percaya pada dirimu didepan kening
kamu."

DAFTAR ISI
Kata pengantar............................................i
Sebuah persembahan..........................................................ii
Daftar isi......................................................iii
BAB I (Pendahuluan)
1.1 Latar Belakang....................................
1.2 Rumusan Masalah................................
1.3 Tujuan.................................................
BAB II (Pembahasan)
2.1............................................................Pengertian Matematika
menurut para ahli
1. Albert Einstein
2. Carl Friedrich Gauss
3. Andi Hakim nasution
4. Aristoteles
5. Aristoteles
6. Karl poppper
7. Jackson
8. Ernest
9. Dienes
10.........................................................Romberg
11.........................................................Sujono
12.........................................................Kitcher

13.........................................................Plato
14.........................................................Di indonesia
15.........................................................Newman
16.........................................................Matematika

secara

umum
17.........................................................KAMUS BESAR BAHASA
INDONESIA (KBBI)
18.........................................................Sumardyono

2.2............................................................Sejarah

dan

Filsafat

Matematika...........................................
2.3...........................................................Sejarah Perkembangan
Matematika...........................................
2.4............................................................Gambaran
Purbakala dari Matematika.....................
2.5............................................................Abad 1-4 masehi
1. Diophantus
2. Hypatia
3. Pappus
4. Archimedes
5. Eratosthenes
6. Diophantus
7. Appolonius
BAB III (Penutup)
3.1 Simpulan.............................................
3.2 Saran..................................................

Awal

Daftar pustaka..........................................
Laporan biaya pembuatan makalah............
Dokumentasi kelompok 3

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Abad

awal

menjadi

masa-masa

dimana

menjadi

awal

lahirnya

matematika umat. Pada masa ini para ilmuan, cendekiawan, sarjana, ahli
fiqih, bahkan kaum penguasa di tanah-tanah Islam dengan sungguh-sungguh
belajar dari alam semesta ini.
Ketika perkembangan semakin maju, hasil penemuan-penemuan inipun
semakin maju dan berkembang memasuki sendi-sendi kehidupan manusia di
seluruh penjuru dunia dalam berbagai bidang kehidupan termasuk di
dalamnya bidang pendidikan. Salah satunya bisa dirasakan oleh negara kita
sendiri. Melalui pendidikan inilah penemuan-penemuan yang ada dan telah
tercipta bisa lebih berkembang kembali. Banyak sekali pihak yang berperan
di dalamnya, diantaranya yang terpenting dari keseluruhan itu adalah guru
dan siswa.
Akan tetapi, saat ini masih banyak dari kalangan masyarakat yang belum
mengetahui benar

bahwa

penemuan-penemuan

yang ada dan

telah

dimanfaatkan dalam kehidupannya, sebenarnya merupakan sumbangan dari
saudaranya sendiri yaitu umat muslim yang berada di belahan bumi bagian
timur. Banyak kalangan yang mengatakan bahwa ilmu-ilmu itu banyak
ditemukan dan diciptakan oleh orang-orang Barat. Baik itu ilmu pengetahuan
dan teknologi, termasuk ilmu matematika yang cabang

dari keilmuannya

banyak berkontribusi bagi kehipuan masyarakat di kesehariannya. Apabila
kita pelajari ini semua merupakan hasil karya orang muslim terdahulu, bukan
hasil karya orang-orang Barat.
1.2 Rumusan Masalah
Adapun masalah-masalah yang akan dibahas dalam makalah ini di
antaranya adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana sejarah pada awal abad 1-4 masehi?
2. Apa saja bentuk sumbangsih pada abad 1-4 masehi?
3. Apa saja bentuk sumbangsih para tokoh terhadap ilmu matemtika?
1.3 Tujuan Penulisan
Pada dasarnya tujuan penulisan makalah ini terbagi menjadi dua
bagian, diantaranya adalah tujuan umum dan tujuan khusus. Adapun tujuan
umum pembuatan makalah ini adalah ditujukan guna memenuhi salah satu
tugas kelompok mata kuliah Seminar Pendidikan Agama Islam. Sedangkan
tujuan khususnya yaitu sebagai berikut:
1.Untuk mengetahui sejarah pada abad 1-4 masehi.
2.Untuk mengetahui beberapa sumbangan para ilmuan bagi ilmu
matemtika
3.Untuk mengetahui pemanfaatan sejarah matematika di sekolah maupun
kalangan Mahasiswa

BAB II
PEMBAHASAN
2.1 PENGERTIAN MATEMATIKA MENURUT PARA AHLI ATAUPUN PARA
ILMUAN.
1. Albert Einstein

Menyatakan bahwa "sejauh hukum-hukum matematika merujuk
kepada kenyataan, maka mereka tidaklah pasti; dan sejauh mereka
pasti, mereka tidak merujuk kepada kenyataan.Banyak filsuf yakin
bahwa matematika tidaklah terpalsukan berdasarkan percobaan, dan
dengan demikian bukanlah ilmu pengetahuan per definisi
2. Carl Friedrich Gauss

Mengatakan matematika sebagai "Ratunya Ilmu Pengetahuan".Di
dalam bahasa aslinya, Latin Regina Scientiarum, juga di dalam bahasa
Jerman Königin der Wissenschaften, kata yang bersesuaian dengan ilmu
pengetahuan berarti (lapangan) pengetahuan. Jelas, inipun arti asli di
dalam bahasa Inggris, dan tiada keraguan bahwa matematika di dalam
konteks ini adalah sebuah ilmu pengetahuan. Pengkhususan yang
mempersempit makna menjadi ilmu pengetahuan alam adalah di masa
terkemudian. Bila seseorang memandang ilmu pengetahuan hanya
terbatas pada dunia fisika, maka matematika, atau sekurang-kurangnya
matematika murni, bukanlah ilmu pengetahuan.
3. Andi Hakim Nasution (1982:12)
Yang diuraikan dalam bukunya, bahwa istilah matematika berasal
dari kata Yunani, mathein atau manthenein yang berarti mempelajari.
Kata ini memiliki hubungan yang erat dengan kata Sanskerta, medha
atau widya yang memiliki arti kepandaian, ketahuan, atau intelegensia.

Dalam bahasa Belanda, matematika disebut dengan kata wiskunde
yang berarti ilmu tentang belajar
4. Aristoteles
Mempunyai pendapat yang lain. Ia memandang matematika
sebagai salah satu dari tiga dasar yang membagi ilmu pengetahuan
menjadi ilmu pengetahuan fisik, matematika, dan teologi. Matematika
didasarkan atas kenyataan yang dialami, yaitu pengetahuan yang
diperoleh dari eksperimen, observasi, dan abstraksi. Aristoteles dikenal
sebagai seorang eksperimentalis.
5. Bourne
Memahami matematika sebagai konstruktivisme sosial dengan
penekanannya pada knowing how, yaitu pebelajar dipandang sebagai
makhluk yang aktif dalam mengkonstruksi ilmu pengetahuan dengan
cara berinteraksi dengan lingkungannya. Hal ini berbeda dengan
pengertian knowing that yang dianut oleh kaum absoluitis, di mana
pembelajar dipandang sebagai mahluk yang pasif dan seenaknya dapat
diisi informasi dari tindakan hingga tujuan.
6. Karl Popper

Karl popper menunjukkan bahwa matematika tidak bisa direduksi
menjadi logika, dan menyimpulkan bahwa "sebagian besar teori
matematika, seperti halnya fisika dan biologi, adalah hipotetis-deduktif:
oleh karena itu matematika menjadi lebih dekat ke ilmu pengetahuan
alam yang hipotesis-hipotesisnya adalah konjektur (dugaan), lebih
daripada sebagai hal yang baru”.
7. Jackson,

Matematika juga dipandang sebagai suatu bahasa, struktur logika,
batang tubuh dari bilangan dan ruang, rangkaian metode untuk menarik
kesimpulan, esensi ilmu terhadap dunia fisik, dan sebagai aktivitas
intelektual.
8. Ernest
Ernest melihat matematika itu sebagai suatu konstruktivisme
sosial yang memenuhi tiga premis sebagai berikut: i) The basis of
mathematical knowledge is linguistic language, conventions and rules,
and language is a social constructions; ii) Interpersonal social processes
are required to turn an individual’s subjective mathematical knowledge,
after publication, into accepted objective mathematical knowledge; and
iii) Objectivity itself will be understood to be social. (Ernest, 1991:42).
Selain Ernest, terdapat sejumlah tokoh yang memandang matematika
sebagai suatu konstruktivisme sosial
9. Dienes
Beliau mengatakan bahwa matematika adalah ilmu seni kreatif.
Oleh karena itu, matematika harus dipelajari dan diajarkan sebagai ilmu
seni.dalam buku karya Ruseffendi, 1988:160.
10. Romberg
Romberg mengarahkan hasil penelaahannya tentang matematika
kepada dua sasaran utama.
1. Para sosiolog, psikolog, pelaksana administrasi sekolah dan
penyusun kurikulum memandang bahwa matematika merupakan
ilmu statis dengan disipilin yang ketat.

2. Selama

kurun

waktu

dua

dekade

terakhir

ini,

matematika

dipandang sebagai suatu usaha atau kajian ulang terhadap
matematika itu sendiri.
11.

Sujono
Beliau

mengemukakan

beberapa

pengertian

matematika.

Di

antaranya, matematika diartikan sebagai cabang ilmu pengetahuan
yang eksak dan terorganisasi secara sistematik. Selain itu, matematika
merupakan ilmu pengetahuan tentang penalaran yang logik dan
masalah yang berhubungan dengan bilangan. Bahkan dia mengartikan
matematika sebagai ilmu bantu dalam menginterpretasikan berbagai
ide dan kesimpulan.
12.

Kitcher
Dia

mengklaim

bahwa

matematika

terdiri

atas

komponen-

komponen:
1. bahasa (language) yang dijalankan oleh para matematikawan,
2. pernyataan

(statements)

yang

digunakan

oleh

para

matematikawan,
3. pertanyaan (questions) penting yang hingga saat ini belum
terpecahkan,
4. alasan

(reasonings)

yang

digunakan

untuk

menjelaskan

pernyataan,
5. ide matematika itu sendiri. Bahkan secara lebih luas matematika
dipandang sebagai the science of pattern.
13.

Plato

Plato berpendapat bahwa matematika adalah identik dengan
filsafat

untuk

ahli

pikir,

walaupun

mereka

mengatakan

bahwa

matematika harus dipelajari untuk keperluan lain. Objek matematika
ada di dunia nyata, tetapi terpisah dari akal. Ia mengadakan perbedaan
antara aritmetika dan logistik yang diperlukan orang. Belajar aritmetika
berpengaruh positif karena memaksa yang belajar untuk belajar
bilangan-bilangan abstrak. Dengan demikian matematika ditingkatkan
menjadi mental aktivitas mental abstrak pada objek-objek yang ada
secara lahiriah, tetapi yang ada hanya mempunyai representasi yang
bermakna. Plato dapat disebut sebagai seorang rasionalis.
14.

Di Indonesia.
Matematika disebut dengan ilmu pasti dan ilmu hitung. Sebagian

orang Indonesia memberikan plesetan menyebut matematika dengan
“matimatian”, karena sulitnya mempelajari matematika. Pada umumnya
orang awam hanya akrab dengan satu cabang matematika elementer
yang disebut aritmetika atau ilmu hitung yang secara informal dapat
didefinisikan sebagai ilmu tentang berbagai bilangan yang bisa
langsung diperoleh dari bilangan-bilangan bulat 0, 1, -1, 2, – 2, …, dst,
melalui beberapa operasi dasar: tambah, kurang, kali dan bagi.
15.

Newman
Beliau melihat tiga ciri utama matematika, yaitu;
1. matematika disajikan dalam pola yang lebih ketat,
2. matematika berkembang dan digunakan lebih luas dari pada
ilmu-ilmu lain,
3. matematika lebih terkonsentrasi pada konsep.

16.

Matematika secara umum

Matematika

adalah

pemeriksaan

aksioma

yang

menegaskan

struktur abstrak menggunakan logika simbolik dan notasi matematika;
pandangan lain tergambar dalam filosofi matematika.
17.

Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI),
Matematika didefinisikan sebagai ilmu tentang bilangan, hubungan

antara bilangan, dan prosedur operasional yang digunakan dalam
penyelesaian masalah mengenai bilangan.
18.

Sumardyono
Secara umum definisi matematika dapat dideskripsikan sebagai

berikut, di antaranya:
a. Matematika sebagai struktur yang terorganisir.Agak berbeda
dengan ilmu pengetahuan yang lain, matematika merupakan
suatu bangunan struktur yang terorganisir. Sebagai sebuah
struktur, ia terdiri atas beberapa komponen, yang meliputi
aksioma/postulat, pengertian pangkal/primitif, dan dalil/teorema
(termasuk di dalamnya lemma (teorema pengantar/kecil) dan
corolly/sifat).
b. Matematika

sebagai

alat

(tool).Matematika

juga

sering

dipandang sebagai alat dalammencari solusi pelbagai masalah
dalam kehidupan sehari-hari.
c. Matematika sebagai pola pikir deduktif.Matematika merupakan
pengetahuan yang memiliki pola pikir deduktif, artinya suatu
teori

atau

pernyataan

dalam

matematika

dapat

diterima

kebenarannya apabila telah dibuktikan secara deduktif (umum).
d. Matematika

sebagai

thinking).Matematika

cara
dapat

bernalar

pula

(the

dipandang

way

sebagai

of
cara

bernalar, paling tidak karena beberapa hal, seperti matematika
matematika memuat cara pembuktian yang sahih (valid), rumusrumus atau aturan yang umum, atau sifat penalaran matematika
yang sistematis.
e. Matematika sebagai bahasa artifisial.Simbol merupakan ciri yang
paling menonjol dalam matematika. Bahasa matematika adalah
bahasa simbol yang bersifat artifisial, yang baru memiliki arti bila
dikenakan pada suatu konteks.
f. Matematika

sebagai

seni

yang

kreatif.

Penalaran yang logis dan efisien serta perbendaharaan ide-ide
dan pola-pola yang kreatif dan menakjubkan, maka matematika
sering pula disebut sebagai seni, khususnya merupakan seni
berpikir yang kreatif.
Ada yang berpendapat lain tentang matematika yakni pengetahuan
mengenai kuantiti dan ruang, salah satu cabang dari sekian banyak
cabang ilmu yang sistematis, teratur, dan eksak. Matematika adalah
angka-angka dan perhitungan yang merupakan bagian dari hidup
manusia. Matematika menolong manusia menafsirkan secara eksak
berbagai

ide

dan

kesimpulan-kesimpulan.

Matematika

adalah

pengetahuan atau ilmu mengenai logika dan problem-problem numerik.
Matematika membahas faka-fakta dan hubungan-hubungannya, serta
membahas problem ruang dan waktu. Matematika adalah queen of
science (ratunya ilmu). (Sutrisman dan G. Tambunan, 1987:2-4)

2.2 SEJARAH DAN FILSAFAT MATEMATIKA
A. Sejarah Matematika
Menurut

Berggren,

JL,

2004,

penemuan

matematika

pada

jaman

Mesopotamia dan Mesir Kuno, didasarkan pada banyak dokumen asli yang
masih ada ditulis oleh juru tulis. Meskipun dokumen-dokumen yang berupa
artefak

tidak

terlalu

banyak,

tetapi

mereka

dianggap

mampu

mengungkapkan matematika pada jaman tersebut. Artefak matematika
yang

ditemukan menunjukkan

bahwa

bangsa

Mesopotamia

telah

memiliki banyak pengetahuan matematika yang luar biasa, meskipun
matematika mereka masih primitif dan belum disusun secara deduktif
seperti sekarang. Matematika pada jaman Mesir Kuno dapat dipelajari dari
artefak yang ditemukan yang kemudian disebut sebagai Papyrus Rhind
(diedit

pertama

kalinya

pada

1877),

telah

memberikan

gambaran

bagaimana matematika di Mesir kuno telah berkembang pesat.
artefak

berkaitan

dengan

dengan daerah-daerah

matematika

kerajaan

seperti

yang

ditemukan

kerajaan

Sumeria

Artefakberkaitan

3000

SM,

Akkadia dan Babylonia rezim (2000 SM), dan kerajaan Asyur (1000 SM),
Persia (abad 6-4 SM), dan Yunani (abad ke 3 - 1SM).
Pada jaman Yunani kuno paling tidak tercatat matematikawan penting
yaitu

Thales

dan Pythagoras.

Thales

dan

Pythagoras

mempelopori

pemikiran dalam bidang Geometri, tetapi Pythagoraslah yang memulai
melakukan

atau

pemerintahan

membuat

bukti-bukti

matematika.

Sampai

masa

Alexander. Agung dari Yunani dan sesudahnya, telah

tercatat Karya monumental dari

Euclides

berupa

karya

buku

yang

berjudul Element (unsur-unsur) yang merupakan buku Geometri pertama
yang disusun secara deduksi. Risalah

penting

dari

periode

awal

matematika Islam banyak yang hilang, sehingga ada pertanyaan yang
belum terjawab masih banyak tentang hubungan antara matematika
Islam awal dan matematika dari Yunani dan India. Selain itu, jumlah jumlah
dokumen yang relatif sedikit menyebabkan kita

mengalami kesulitan

untuk menelusuri sejauh mana peran matematikawan

Islam

dalam

pengembangan matematika di Eropa selanjutnya. Tetapi yang jelas,
sumbangan

matematikawan

Islam

kebangkitan pemikiran modern

cukup

besar

yang muncul

bersamaan

dengan

himpunanelah jaman

kegelapan sampai sekitar abad ke 15 himpunanelah masehi.
Penemuan alat cetak mencetak pada jaman modern, yaitu sekitar
abad

ke

16,

telah memungkinkan para matematikawan satu dengan

yang lainnya melakukan komunikasi secara lebih
mampu

menerbitkan

karya-karya

hebat.

intensif,

Hingga

sehingga

sampailah

pada

jamannya Hilbert yang berusaha untuk menciptakan matematika sebagai
suatu sistem

yang tunggal,

lengkap

dan

konsisten.

Namun

usaha

Hilbert kemudian dapat dipatahkan atau ditemukan kesalahannya oleh
muridnya sendiri yang bernama Godel yang menyatakan bahwa tidaklah
mungkin diciptakan matematika yang tunggal, lengkap dan konsisten.
Persoalan Geometri dan Aljabar kuno, dapat ditemukan di dokumen
yang tersimpan

di

Berlin.

memperkirakan

panjang

Salah satu
diagonal

persoalan

suatu

tersebut

persegi

misalnya

panjang. Mereka

menggunakan hubungan antara panjang sisi-sisi persegi panjang yang
kemudian mereka menemukan
antara

sisi-sisi

siku-siku

bentuk

segitiga

siku-siku.

Hubungan

ini kemudian dikenal dengan nama Teorema

Pythagoras. Teorema Pythagoras ini sebetulnya telah digunakan lebih
dari 1000 tahun sebelum ditemukan oleh Pythagoras.
Orang-orang
sexagesimal

Babilonia

telah

menemukan

yang kemudian berguna

untuk

sistem

melakukan

bilangan
perhitungan

berkaitan dengan ilmu-ilmu perbintangan. Para astronom pada jaman
Babilonia telah berusaha untuk memprediksi suatu kejadian dengan
mengaitkan

dengan

fenomena

perbintangan,

seperti

gerhana

bulan

dan titik kritis dalam siklus planet (konjungsi, oposisi, titik stasioner, dan
visibilitas

pertama

dan

terakhir).

Mereka menemukan

teknik

untuk

menghitung posisi ini (dinyatakan dalam derajat lintang dan bujur, diukur
relatif
dengan

terhadap

berturut-turut

jalur gerakan jelas tahunan
menambahkan

istilah

yang

Matahari)
tepat

dalam

perkembangan

aritmatika.

Matematika

di

Mesir

Kuno

disamping

dikarenakan pengaruh dari Masopotamia dan Babilonia, tetapi juga
dipengaruhi oleh konteks Mesir yang mempunyai aliran sungai yang lebar
dan

panjang

yang

peradabannya.

menghidupi

Persoalan

masyarakat

hubungan

Mesir

dengan

kemasyarakatan

muncul

dikarenakan kegiatan survive bangsa Mesir menghadapi keadaan

alam

yang dapat menimbulkan konflik diantara mereka, misalnya bagaimana
menentukan batas wilayah, ladang
himpunanelah

banjir

atau

bandang

sawah

dipinggir

sungai

Nil

terjadi yang mengakibatkan tanah

mereka tertimbun lumpur hingga beberapa meter. Dari salah satu kasus
inilah kemudian muncul gagasan atau ide tentang luas daerah, batasbatas dan bentuk- bentuknya. Maka pada jaman Mesir Kuno, Geometri
telah tumbuh pesat sebagai cabang Matematika.
Dalam

waktu

kurang),

relatif

metode

singkat

(mungkin

hanya

satu

abad

atau

yang dikembangkan oleh orang Babilonia dan Masir

Kuno telah sampai ke tangan orang-orang Yunani. Misal, Hipparchus (2
abad

SM)

tetapi

lebih

kemudian

menyukai
ia

pendekatan

menggunakan

geometris

metode

pendahulu Yunani,

dari

Mesopotamia

dan

mengadopsi gaya seksagesimal. Melalui orang-orang Yunani itu diteruskan
ke para ilmuwan Arab pada abad pertengahan dan dari situ ke Eropa, di
mana itu tetap menonjol dalam matematika astronomi selama Renaissance
dan periode modern awal. Sampai hari ini tetap ada dalam penggunaan
menit

dan

detik

untuk

mengukur

waktu

dan

sudut.

Aspek

dari

matematika Babilonia yang telah sampai ke Yunani telah meningkatkan
kualitas kerja matematika dengan tidak hanya percaya denganbentukbentuk fisiknya saja, melainan diperoleh kepercayaan melalui bukti- bukti
matematika.

Prinsip-prinsip

sejak jaman Babilonia
Yunani,

mulai

Teorema

yaitu

dibuktikan

sekitar

Pythagoras
seribu

yang

tahun

sudal

dikenal

sebelum

jaman

secara matematis oleh Pythagoras pada jaman

Yunani Kuno.
Pada jaman Yunani Kuno, selama periode dari sekitar 600 SM sampai 300

SM , yang dikenal sebagai periode klasik matematika, matematika berubah
dari fungsi praktis menjadi struktur yang koheren pengetahuan deduktif.
Perubahan

fokus

dari

pemecahan

masalah

praktis

ke pengetahuan

tentang kebenaran matematis umum dan perkembangan obyek teori
mengubah matematika ke dalam suatu disiplin ilmu.
menunjukkan

kepedulian

terhadap

struktur

logis

Orang Yunani

matematika.

Para

pengikut Pythagoras berusaha untuk menemukan secara pasti Panjang sisi
miring suatu segitiga siku-siku. Tetapi mereka tidak dapat menemukan
angka yang tertentu dengan skala yang sama yang berlaku untuk semua
sisi-sisi segitiga tersebut. Hal inilah yang kemudian dikenal dengan
persoalan Incommensurability, yaitu adanya skala yang tidak sama agar
diperoleh bilangan yang tertentu untuk sisi miringnya. Jika dipaksakan
digunakan skala yang sama (atau commensurabel) maka pada akhirnya
mereka menemukan bahwa panjang sisi miring bukanlah bilangan bulat
melainkan bilangan irrasional.
Prestasi bangsa Yunani Kuno yang monumental adalah adanya karya
Euclides

tentang Geometri

merekonstruksi

Aksiomatis.

pra-Euclidean

(unsur-unsur), di mana

buku

Sumber

utama

untuk

karya Euclides bernama Elemen

sebagian besar isinya masih relevan dan

digunakan hingga saat kini. Elementerdiri dari 13 jilid. Buku I berkaitan
dengan kongruensi segitiga, sifat-sifat garis paralel, dan hubungan daerah
dari segitiga dan jajaran genjang; Buku II menetapkan kehimpunanaraan
yang berhubungan dengan kotak, persegi panjang, dan segitiga; Buku
III

berisi

sifat-sifat

Lingkaran;

dan

Buku

IV

berisi

tentang

poligon

dalam lingkaran. Sebagian besar isi dari Buku I-III adalah karya-karya
Hippocrates,

dan

isi

dari Buku IV dapat dikaitkan dengan Pythagoras,

sehingga dapat dipahami bahwa buku Elemen ini memiliki sejarahnya
hingga berabad-abad sebelumnya. Buku V menguraikan sebuah teori umum
proporsi,

yaitu

sebuah

teori

yang

tidak

memerlukan

pembatasan

untuk besaran sepadan. Ini teori umum berasal dari Eudoxus. Berdasarkan
teori, Buku VI menggambarkan sifat bujursangkar dan

generalisasi

dari

teori kongruensi pada Buku I. Buku VII-IX berisi tentang apa yang oleh
orang-orang
mencakup

Yunani
sifat-sifat

disebut

"aritmatika,"

proporsi

numerik,

teori

bilangan

pembagi

terbesar,

bulat.

Ini

kelipatan

umum, dan bilangan prima(Buku VII); proposisi pada progresi numerik dan
persegi (Buku VIII), dan hasil khusus, seperti faktorisasi bilangan prima yang
unik ke dalam, keberadaan yang tidak terbatas jumlah bilangan prima, dan
pembentukan "sempurna" angka, yaitu angka-angka yang sama dengan
jumlah pembagi (Buku IX). Dalam beberapa bentuk, Buku VII berasal dari
Theaetetus dan Buku VIII dari Archytas. Buku X menyajikan teori garis
irasional dan berasal dari karya Theaetetus dan Eudoxus. Buku Xiberisi
tentang

bangun

lingkaran,

ruang;

rasiobola,

Buku

XII

membuktikan theorem pada rasio

dan volume piramida

dankerucut.

Warisan Matematika Yunani, terutama dalam geometri , sangat besar.
Dari

periode

awal orang-orang Yunani merumuskan tujuan matematika

tidak dalam hal prosedur praktis tetapi sebagai disiplin
berkomitmen

untuk

mengembangkan

teoritis

proposisi

umum

dan

demonstrasi formal. Kisaran dan keragaman temuan mereka, terutama
yang dari

abad SM-3, geometri

telah menjadi materi pelajaran selama

berabad-abad himpunanelah itu, meskipun tradisi yang ditransmisikan ke
Abad Pertengahan dan Renaissance tidak lengkap dan cacat. Peningkatan
pesat

dari

matematika

di

abad

ke-17

didasarkan

sebagian

pada

pembaharuan terhadap matematika kuno dan matematika pada jaman
Yunani. Mekanika dari Galileo dan perhitungan-perhitungan

yang

dibuat

Kepler dan Cavalieri, merupakan inspirasi langsung bagi Archimedes.
Studi tentang geometri yang dilakukan oleh Apollonius dan Pappus
dirangsang oleh pendekatan baru dalam geometri-misalnya, analitik yang
dikembangkan oleh Descartes dan teori proyektif dari Desargues Girard.
Kebangkitan matematika pada abad 17 sejalan dengan kebangkitan
pemikiran para filsuf sebagai anti tesis abad gelap dimana kebenaran
didominasi oleh Gereja. Maka Copernicus merupakan tokoh pendobrak
yang menantang pandangan Gereja bahwa bumi sebagai pusat jagat

raya; dan sebagai gantinya dia mengutarakan ide bahwa bukanlah
Bumi

melainkan Mataharilah

sedangkan

Bumi

yang

merupakan

mengelilinginya.

pusat

tata

surya,

Jaman kebangkitan ini kemudian

dikenal sebagai Jaman Modern, yang ditandai dengan munculnya tokohtokoh

pemikir

filsafat

sekaligus

matematikawan

seperti

Immanuel

Kant, Rene Descartes, David Hume, Galileo, Kepler, Cavalieri, dst.
B. Filsafat Matematika
Wilkins, DR, 2004, menjelaskan bahwa terdapat beberapa definisi tentang
matematika yang berbeda-beda. Ahli logika Whitehead menyatakan bahwa
matematika dalam arti yang paling luas adalah pengembangan semua
jenis pengetahuan yang bersifat formal dan

penalarannya bersifat

deduktif. Boole berpendapat bahwa itu matematika adalah ideide

tentang

matematika
bagaimana

jumlah dan kuantitas.
merupakan
akal

murni

contoh

Kant mengemukakan bahwa ilmu

yang

berhasil

paling

bisa

cemerlang

memperoleh

tentang

kesuksesannya

dengan bantuan pengalaman. Von Neumann percaya bahwa sebagian
besar inspirasi matematika terbaik berasal dari pengalaman.Riemann
menyatakan

bahwa

jika

dia

hanya

memiliki teorema, maka ia bisa

menemukan bukti cukup mudah. Kaplansky menyatakan bahwa saat yang
paling menarik adalah bukan di mana sesuatu terbukti tapi di mana
konsep baru ditemukan. Weyl menyatakan bahwa Tuhan ada karena
matematika adalah konsisten dan iblis

ada

karena

kita

tidak

dapat

membuktikan matematika konsistensi ini. Hilbert menyimpulkan bahwa
ilmu matematika adalah kesatuan yang konsisten, yaitu sebuah struktur
yang

tergantung

dan

penemuan

metode,

pada

vitalitas

hubungan

antara

bagian-bagiannya,

dalam matematika dibuat dengan penyederhanaan

menghilangnya

prosedur

lama

yang

telah

kehilangan

kegunaannya dan penyatuan kembali unsur-unsurnya untuk menemukan
konsep baru.
Hempel, CG, 2001, menegaskan kembali apa yang telah dikemukakan oleh
John Stuart Mill bahwa matematika itu sendiri merupakan ilmu empiris

yang berbeda dari cabang lain seperti astronomi,

fisika,

kimia,

dll,

terutama dalam dua hal: materi pelajaran adalah lebih umum daripada
apapun
diuji

lainnya

dari

penelitian

ilmiah,

dan

proposisi

yang

telah

dan dikonfirmasi ke tingkat yang lebih besar dibandingkan beberapa

bagian yang paling mapan astronomi
sejauh

mana

hukum-hukum

atau

fisika.

matematika

Dengan

demikian,

telah dibuktikan

oleh

pengalaman masa lalu umat manusia begitu luar biasa bahwa kita
telah dibenarkan olh teorema matematika dalam bentuk kualitatif berbeda
dari hipotesis baik dari cabang lain.
Hempel, CG, 2001, lebih lanjut menyatakan bahwa sekali istilah primitif
dan dalil-dalil yang telah ditetapkan, seluruh teori sepenuhnya ditentukan.
Dia menyimpulkan bahwa himpunan tiap istilah dari teori matematika
adalah

didefinisikan

dalam

hal

primitif,

dan himpunaniap

proposisi

teori secara logis deducible dari postulat, adalah sepenuhnya tepat.
Perlu juga untuk menentukan prinsip-prinsip logika yang digunakan
dalam pembuktian proposisi matematika. Ia mengakui bahwa prinsipprinsip dapat dinyatakan secara eksplisit ke dalam kalimat primitif atau
dalil-dalil logika. Dengan menggabungkan analisis dari aspek sistem
Peano, Hempel menerima tesis dari logicism bahwa Matematika adalah
cabang dari logika karena semua konsep matematika, yaitu aritmatika,
aljabar analisis, dan, dapat didefinisikan dalam empat konsep dari logika
murni, dan semua teorema matematika dapat disimpulkan dari definisi
tersebut melalui prinsip-prinsip logika. Bold, T., 2004, menyatakan bahwa
komponen
integer,

penting

dari

matematika

mencakup

konsep

angka

pecahan, penambahan, perpecahan dan persamaan; di mana

penambahan

dan

pembagian

terhubung dengan

studi

proposisi

matematika dan konsep bilangan bulat dan pecahan adalah elemen
dari konsep-konsep matematika. Bold,

T.,

2004,

lebih

lanjut

menunjukkan bahwa elemen penting kedua untuk interpretasi konsep
matematika adalah kemampuan manusia dari abstrak, yaitu kemampuan
pikiran untuk mengetahui

sifat

abstrak

dari

dari

obyek

dan

menggunakannya

tanpa

kehadiran

obyek. Karena

kenyataan

bahwa

semua matematika adalah abstrak, ia percaya bahwa salah satu motif
dari

intuitionists

satunya

pikiran.

untuk

berpikir

matematika

Dia menambahkan

bahwa

adalah
elemen

produk

satu-

penting

ketiga

adalah konsep infinity, sedangkan konsep tak terbatas didasarkan pada
konsep kemungkinan. Dengan demikian, konsep tak terbatas bukan
kuantitas,

tetapi

konsep

yang

bertumpu

terbatas, yang merupakan karakter
mengklaim

bahwa

konsep

dari

pecahan

pada

kemungkinan

kemungkinan.

Berikutnya

tak
ia

hanya berdasarkan abstraksi dan

kemungkinan. Menurut dia, isu yang terlibat dengan bilangan rasional
dan

irasional

sama

sekali

tidak

relevan

untuk

interpretasi

konsep

pecahan sebagaimana selalu dikhawatirkan oleh Heyting Arend. Sejauh
berkenaan dengan konsep- konsep matematika, bilangan rasional sebagai
n / p dan bilangan ir asional dengan p adalah bilangan

bulat,

hanya

masalah cara berekspresi. Perbedaan antara mereka adalah masalah
dalam matematika untuk dijelaskan dengan istilah matematika dan bahasa.
Di sisi lain, Podnieks, K., 1992, menyatakan bahwa konsep bilangan asli
dikembangkan dari operasi
kongkrit,

namun

tidak

manusia
mungkin

dengan

koleksi

benda-benda

untuk memverifikasi

pernyataan

seperti itu secara empiris dan konsep bilangan asli sudah yang stabil
tentang

dan

kuantitatif
dan

mulai

terlepas

dari

sumber

dari himpunanbenda-benda
bekerja

sebagai

yaitu
fisik

sebenarnya.
dalam

Hubungan

praktek

manusia,

model mandiri yang kokoh. Menurut dia,

sistem bilangan asli adalah idealisasi hubungan-hubungan kuantitatif;
mana

orang

memperolehnya

dari

pengalaman

mereka

di

dengan

himpunan dan ekstrapolasi aturan ke himpunan yang jauh lebih besar
(jutaan hal) dan dengan demikian situasi idealnya menjadi

nyata.

Dia menegaskan bahwa proses idealisasi berakhir kokoh, tetap,
mandiri , sementara

bangun-bangun

fisiknya

berubah.

dan

Sementara

konsep matematika diperoleh dengancara melepaskan sebagian besar
sifat-sifatnya

kemudian

untuk

memikirkan

sebagian

kecil

sifat-sifat

tertentunya saja. Hal demikian yang kemudian disebut sebagai abstraksi.
Sementara sifat-sifat yang tersisa yang

memang

harus

dipelajari, diasumsikan bahwa mereka mempunyai sifat yang sempurna;
misal bahwa lurus adalah sempurna lurus, lancip adalah sempurna lancip,
demikian himpunanerusnya. Yang demikian itulah yang kemudian dikenal
sebagai idealisasi.
Peterson, I., 1998, menjelaskan bahwa pada awal abad ke-20, Jerman yang
hebat matematika David Hilbert (1862-1943) menganjurkan program yang
ambisius untuk merumuskan suatu sistem aksioma dan aturan inferensi
yang akan mencakup semua matematika, dari dasar aritmatika hingga
mahir kalkulus; impiannya adalah menyusun metode penalaran matematika
dan menempatkan mereka dalam kerangka tunggal. Hilbert menegaskan
bahwa suatu sistem formal dari aksioma dan aturan harus konsisten,
yang berarti bahwa seseorang tidak dapat membuktikan sebuah
pernyataan dan kebalikannya pada saat yang sama, ia juga
menginginkan skema yang lengkap, artinya satu selalu dapat membuktikan
pernyataan yang diberikan bisa benar atau salah. Hilbert berpendapat
bahwa harus ada prosedur yang jelas untuk memutuskan apakah suatu
proposisi tertentu berikut dari himpunan aksioma, dengan itu,

diberikan

sebuah sistem yang jelas dari aksioma dan aturan inferensi yang
tepat, akan lebih mungkin, meskipun tidak benar-benar praktis, untuk
menjalankan melalui semua proposisi mungkin, dimulai dengan urutan
terpendek

simbol,

prinsipnya,

suatu

dan

untuk

prosedur

memeriksa
keputusan

mana yang
secara

valid.

otomatis

Pada
akan

menghasilkan semua teorema mungkin dalam matematika.
Di

sisi

pada

lain,

ia

logika

pertanyaan

menjelaskan

bahwa

formal; mengurangi

keanggotaan

himpunan;

matematika

formal

hubungan

matematis

objek

primitif hanya

didasarkan
untuk

terdefinisi

dalam matematika formal adalah himpunan kosong yang berisi apaapa. Ada klaim bahwa hampir setiap abstraksi matematika yang pernah
diselidiki dapat diturunkan sebagai seperangkat aksioma teori himpunan

dan hampir setiap bukti matematis yang pernah dibangun dapat dibuat
dengan asumsi tidak ada di luar yang aksioma. Itu juga menyatakan
bahwa

jika

tak

terhingga

merupakan

potensi

menjadi kenyataan selesai maka himpunan
karena itu,
struktur

tak

tampaknya memberikan

yang paling
harapan

umum

paling

tidak

terbatas

ahli matematika mencoba

terbatas

dan

untuk

tidakada,
mendefinisikan

dibayangkan

baik,

jika

pernah

karena

himpunan

itu

tidak

terbatas ada maka akan menjadi landasan matematika yang kokoh.
Lebih

lanjut,

ia

menyatakan

bahwa

matematika

harus langsung

terhubung ke sifat program non-deterministic di alam semesta yang
potensial tidak terbatas, hal ini akan membatasi ekstensi untuk sebuah
himpunan bilangan ordinal dan himpunan yang dapat dibangun dari
mereka.

Obyek

didefinisikan

dalam

suatu

sistem matematis

yang

formal tidak peduli apakah aksioma tak terhingga itu termasuk yang
dimasukkan, dan bahwa sistem formal dapat diartikan sebagai suatu
program komputer untuk menghasilkan

teorema

di

mana

program

tersebut dapat menghasilkan semua nama-nama benda atau himpunan
yang didefinisikan dalam sistem tersebut. Selanjutnya, semua bilangan
kardinal

yang lebih besar yang pernah didefinisikan dalam sistem

matematika yang terbatas, tidak akan dihitung dari dalam sistem tersebut.
Peterson, I., 1998, mencatat bahwa apa Hilbert berpendapat bahwa kita
dapat memecahkan masalah jika kita cukup pintar dan bekerja cukup
lama, dan matematikawan Gregory J. Chaitin dan Thomas J. Watson
tidak percaya dengan prinsip bahwa ada batas untuk apa matematika
bisa

dicapai.

Namun,

pada

tahun

1930,

Kurt

Godel

(1906-1978)

membuktikan bahwa tidak ada prosedur keputusan tersebut adalah
mungkin untuk setiap sistem logika yang terdiri dari aksioma dan proposisi
cukup canggih untuk mencakup jenis masalah matematika yang hebat
yang bekerja pada setiap hari; ia menunjukkan bahwa jika kita asumsikan
bahwa sistem matematika konsisten, maka kita bisa menunjukkan bahwa
itu tidak lengkap. Peterson mengatakan

bahwa

dalam

pikiran

Godel,

tidak

peduli

apa

sistem

aksioma

atau

aturannya, akan selalu ada

beberapa pernyataan yang dapat tidak terbukti atau tidak valid dalam
sistem. Memang, matematika penuh dengan pernyataan dugaan dan
menunggu

bukti

dengan jaminan bahwa jawaban tertentu telah pernah

ada.
Chaitin membuktikan bahwa suatu prosedur tidak dapat menghasilkan
hasil

yang

lebih kompleks dari pada prosedur itu sendiri, dengan kata

lain,

dia membuat teori bahwa wanita berbobot

1-pon

tidak

bisa

melahirkan bayi berbobot 10-pon. Wanita berbobot 10 pon tidak bisa
melahirkan bayi 100 pon, dst. Sebaliknya, Chaitin juga menunjukkan
bahwa

tidak mungkin membuat prosedur untuk membuktikan bahwa

sejumlah kompleksitas bersifat acak, maka,
manusia

adalah

sejauh bahwa

pikiran

sejenis komputer, mungkin ada

jenis

kompleksitas begitu mendalam dan halus yang akal kita tidak pernah
bisa

memahami

nya; urutan

apapun

yang mungkin

terletak

pada

kedalaman akan dapat diakses, dan selalu akan muncul untuk kita
sebagai

keacakan.

Pada

saat

yang sama,

membuktikan

bahwa

berurutan
adalah acak juga dapat mengatasi kesulitan, tidak ada cara untuk
memastikan bahwa kita tidak diabaikan. Peterson, I., 1998, menyatakan
bahwa hasil Chaitin ini menunjukkan bahwa kita
untuk

menemukan

keacakan

dari

jauh

ketertiban

lebih

mungkin

dalam

domain

matematika tertentu; kompleksitas versin teorema Godel menyatakan
bahwa meskipun hampir
sistem

formal

semua

aksiomatis

bilangan

yang

adalah

acak,

tidak

ada

akan memungkinkan kita untuk

membuktikan fakta ini.
Selanjutnya,

Peterson,

I.,

1998,

menyimpulkan

bahwa

pekerjaan

Chaitin ini menunjukkan bahwa ada jumlah tak terbatas pernyataan
matematika di mana seseorang dapat membuat, katakanlah, aritmatika
yang tidak dapat direduksi menjadi aksioma aritmatika, jadi tidak ada cara
untuk membuktikan apakah pernyataan tersebut benar atau salah dengan

menggunakan aritmatika; dalam pandangan Chaitin ini, itu praktis sama
dengan mengatakan bahwa struktur aritmatika
menyimpulkan

bahwa

struktur

matematika

adalah
adalah

acak.

Chaitin

fakta matematis

yang analog dengan hasil dari sebuah lemparan koin dan kita tidak
pernah bisa benar-benar membuktikan secara logis apakah itu adalah
benar, ia menambahkan bahwa dengan cara yang sama bahwa tidak
mungkin untuk memprediksi saat yang tepat di mana seorang individu
yang terkena radiasi atom mengalami peluruhan radioaktif. Matematika
tak berdaya untuk menjawab pertanyaan tertentu, sedangkan fisikawan
masih dapat membuat prediksi yang dapat diandalkan tentang rata-rata
lebih dari besar dari atom, ahli matematika mungkin
kasus

terbatas

pada

pendekatan

yang

sama;

dalam

beberapa

yang

membuat

matematika jauh lebih dari ilmu pengetahuan eksperimental.
Hempel,

CG,

2001,

berpendapat

bahwa

setiap

sistem

postulat

matematika yang konsisten, bagaimanapun, mempunyai interpretasi yang
berbeda dari istilah primitifnya, sedangkan satu himpunan definisi dalam
arti kata yang kaku menentukan arti dari definienda dengan cara
yang unik . Sistem yang lebih luas dari itu Peano postulat yang
diperoleh masih belum lengkap dalam arti bahwa tidak setiap bilangan
memiliki akar kuadrat, dan lebih umum, tidak setiap persamaan aljabar
memiliki solusi dalam sistem; ini menunjukkan bahwa ekspansi lebih
lanjut

dari

akhirnya

sistem

bilangan

dengan

pengenalan

bilangan

real

dan

kompleks. Hempel menyimpulkan bahwa pada dasar dari dalil

operasi aritmatika dan aljabar berbagai dapat didefinisikan untuk jumlah
sistem baru, konsep fungsi, limit, turunan dan integral dapat diperkenalkan,
dan

teorema

berkaitan

erat

dengan

konsep-konsep

ini

dapat

dibuktikan, sehingga akhirnya sistem besar matematika seperti di sini
dibatasi bertumpu pada dasar yang sempit
setiap
tiga

konsep
unsur

matematika

primitif

dari

dapat
Peano,

dari

didefinisikan
dan

setiap

sistem

Peano

itu;

dengan menggunakan
proposisi

matematika

dapat disimpulkan dari lima postulat yang diperkaya oleh definisi dari

non-primitif
dengan

tersebut, langkah penyederhanaan, dalam banyak kasus,

cara

tidak

lebih

dari

prinsip-prinsip logika

formal;

bukti

beberapa theorems tentang bilangan real, bagaimanapun, memerlukan
satu asumsi yang biasanya tidak termasuk di antara yang terakhir
dan ini adalah aksioma yang disebut pilihan di mana ia menyatakan
bahwa terdapat himpunan-himpunan saling eksklusif, tidak ada yang
kosong,

ada

setidaknya

satu

himpunan

yang

memiliki

tepat

satu

elemen yang sama dengan masing-masing himpunan yang diberikan.
Hempel, CG, 2001, menyatakan bahwa berdasarkan prinsip dan aturan
logika

formal,

isi semua matematika dapat diturunkan dari sistem

sederhana Peano ini yaitu prestasi yang luabiasa dan sistematis, isi
matematika dan penjelasan dasar-dasar yang validitas. Menurut dia,
sistem Peano memungkinkan interpretasi yang berbeda, sedangkan dalam
sehari-hari maupun dalam bahasa ilmiah, dapat dikembangkan untuk
arti khusus untuk konsep aritmatika. Hempel bersikeras bahwa jika
karena itu matematika adalah menjadi teori yang benar dari konsepkonsep matematika dalam arti yang dimaksudkan, tidak cukup untuk
validasi untuk menunjukkan bahwa seluruh sistem adalah diturunkan
dari

Peano

mendalilkan

kecocokan definisi, melainkan, kita harus

bertanya lebih jauh apakah

postulat Peano sebenarnya benar ketika

unsur primitif dipahami dalam arti sekedar sebagai kebiasaan. Jika
definisi

di

sini ditandai secara hati-hati dan ditulis yaitu bahwa hal ini

merupakan salah satu kasus di mana teknik-teknik

simbolik,

atau

matematika, dan logika membuktikan bahwa definiens dari setiap satu
dari mereka secara eksklusif mengandung istilah dari bidang logika murni.
Hempel, CG, 2001, menyatakan bahwa

sistem

mandiri

yang

stabil

tentang prinsip dasar adalah ciri khas dari teori matematika; model
matematika dari beberapa proses alami atau perangkat teknis pada
dasarnya adalah sebuah model yang yang stabil tentang yang dapat
diselidiki

secara

independen

kemiripan model dan" asli

dari

"aslinya

"dan,

dengan

demikian,

"hanya menjadi terbatas, hanya model tersebut dapat diselidiki oleh
matematikawan.

Hempel

menyempurnakan

berpikir

model

bahwa

yaitu

untuk

setiap

upaya

mengubah

untuk

definisi untuk

mendapatkan kesamaan lebih dengan "asli", mengarah ke model baru
yang harus tetap stabil, untuk memungkinkan penyelidikan matematika,
dengan itu, teori-teori matematika adalah bagian dari ilmu kita yang bisa
secara terus melakukannya jika kita bangun. Hempel menyatakan bahwa
model matematika tidak terikat dengan ke "aslian" sumbernya; akan
tetapi terlihat bahwa beberapa model dibangun dengan buruk, dalam arti
korespondensi untuk "aslian" sumber mereka, namun yang matematikawan
investigasi

berlangsung

dengan

sukses.

Menurut

dia,

sejak

model

matematis didefinisikan dengan tepat, "tidak perlu lagi " "keaslian" nya
sumber lagi. Satu dapat mengubah model atau memperoleh beberapa
model

baru

tidak hanya

untuk

kepentingan

korespondensi

dengan

sumber "asli", tetapi juga untuk percobaan belaka. Dengan cara ini orang
dapat memperoleh berbagai model dengan mudah yang tidak memiliki
"sumber

asli"

nya,

yaitu

sebuah

cabang

matematika

yang

telah

dikembangkan yang tidak memiliki dan tidak dapat memiliki aplikasi untuk
masalah yang nyata.
Hempel, CG, 2001, mencatat bahwa, dalam matematika, teorema dari
teori apapun terdiri dari dua bagian - premis dan kesimpulan, karena itu,
kesimpulan dari teorema berasal tidak hanya dari himpunan aksioma,
tetapi juga dari premis yang khusus untuk teorema tertentu; dan

premis

ini

bahwa

bukan

perpanjangan

dari

sistemnya.

Dia

menyadari

teori-teori matematika yang terbuka untuk gagasan-gagasan baru, dengan
demikian, di Kalkulus setelah konsep kontinuitas terhubung maka berikut
diperkenalkan: titik diskontinyu, kontinuitas, kondisi Lipschitz, dll dan
semua ini tidak bertentangan dengan tesis tentang karakter aksioma,
prinsip dan aturan inferensi, namun tidak memungkinkan "matematika
bekerja" dengan menganggap teori-teori matematika sebagai yang sesuatu
tetap. Kemerling, G., 2002, menjelaskan bahwa pada pergantian abad

kedua puluh, filsuf mulai mencurahkan perhatian terhadap dasar-dasar
sistem logis dan matematis, karena dua ribuan tahun logika Aristotelian
tampak penjelasan yang lengkap dan final dari akal manusia, namun
geometri Euclid juga tampaknya aman, sampai Lobachevsky dan Riemann
menunjukkan bahwa konsepsi alternative tidak hanya mungkin tetapi
berguna dalam banyak aplikasi. Dia menyatakan bahwa upaya- upaya
serupa untuk berpikir ulang struktur logika mulai akhir abad kesembilan
belas di mana John Stuart Mill mencoba untuk mengembangkan sebuah
rekening komprehensif pemikiran manusia
induktif
John

daripada

Stuart

Mill

penalaran

deduktif;

seharusnya,

empiris. Kemerling

dapat

summep

up

yang

bahkan

pada

penalaran matematika,

didasarkan
yang

difokuskan
pada

banyak

pengamatan
filsuf

dan

matematikawan Namun, mengambil pendekatan yang berbeda.
Ia menjelaskan bahwa Logika adalah studi tentang kebenaran yang
diperlukan dan metode sistematis untuk mengekspresikan dengan jelas
dan rigourously menunjukkan kebenaran tersebut; logicism adalah teori
filsafat tentang status kebenaran matematika, yakni, bahwa mereka
secara

logis

memahami

diperlukan

atau

analitik.

logika pertama-tama

perlu

Disarankan

untuk

bahwa

memahami

untuk

perbedaan

penting antara proposisi kontingen, yang mungkin atau mungkin tidak
benar, dan proposisi perlu, yang tidak bisa salah; logika adalah bukti untuk
membangun, yang memberikan kita konfirmasi yang dapat diandalkan
kebenaran proposisi
bersangkutan

terbukti.

dengan

Logika

metode

dapat

didefinisikan

untuk penalaran.

sebagai

Sistem

logical

kemudian formalisations satu metode yang tepat dan kebenaran logis
adalah

mereka dibuktikan

dengan

metode yang

benar.

Kebenaran-kebenaran matematika karena itu kontingen, namun untuk
logicism,

kebenaran

kemungkinan

dunia,

keberadaan himpunan,

matematika
karena
hanya

adalah
mereka

pada

sama
tidak

konsistensi

dalam
tergantung
anggapan

semua
pada
bahwa

himpunan yang dibutuhkan ada; sejak benar dalam himpunaniap dunia

yang mungkin, matematika harus logis diperlukan.
Shapiro,

S.,

2000,

matematik

Dokumen yang terkait

ANALISIS KOMPETENSI PEDAGOGIK DAN KOMPETENSI PROFESIONAL GURU MATEMATIKA DALAM MENGIMPLEMENTASIKAN KURIKULUM 2013 PADA KELAS VII SMP NEGERI DI KABUPATEN JEMBER

0 43 8

HASIL UJI KEMAMPUAN DASAR MATEMATIKA MAHASISWA BARU FMIPA TAHUN 2015 DAN ANALISA BUTIR SOAL TES DENGAN MENGGUNAKAN INDEKS POINT BISERIAL

2 67 1

PENGARUH METODE THINKING ALOUD PAIR PROBLEM SOLVING (TAPPS) DAN GENDER TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MATEMATIKA SISWA

34 139 204

MAKALAH SEJARAH BULUTANGKIS DAN TENIS

0 2 6

PENGARUH PERSEPSI SISWA TENTANG KETERAMPILAN GURU DALAM MENGELOLA KELAS DAN PEMANFAATAN MEDIA PEMBELAJARAN TERHADAP HASIL BELAJAR SEJARAH SISWA KELAS XI IPS SEMESTER GANJIL SMA NEGERI 4 BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2011/2012

0 32 102

UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI MODEL SNOWBALL THROWING PADA PESERTA DIDIK KELAS IV SD NEGERI 3 NEGERI SAKTI KABUPATEN PESAWARAN T.P 2012-2013

2 28 44

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY PADA SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR NEGERI 5 SUNGAILANGKA PESAWARAN TAHUN PELAJARAN 2012/2013

0 22 38

MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA PADA MATERI BANGUN RUANG DENGAN MENGGUNAKAN METODE DISKUSI KELOMPOK PADA SISWA KELAS VI A SDN 2 KEDAMAIAN BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2012/2013

0 13 35

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA PADA MATERI LUAS BANGUN DATAR MENGGUNAKAN METODE DISCOVERY DI KELAS VB SD NEGERI 5 SUMBEREJO KECAMATAN KEMILING BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2012/2013

7 63 30

PENGGUNAAN MODEL COOPERATIVE LEARNINGTIPE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) DALAMPEMBELAJARAN MATEMATIKA UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV SDN 1 KUTOARJO TAHUN PELAJARAN 2013/2014

1 23 51