pendekatan interaksional dalam pembelaja Ra

PENDEKATAN INTERAKSIONAL METODE MUNADOROH
DALAM PEMBELAJARAN MAHARAH KALAM BAHASA ARAB
Disusun guna memenuhi ujian akhir semester matakuliah
Pendekatan dan Metodologi Pembelajaran Bahasa Arab
dosen pengampu Dr. H. Tulus Musthofa, Lc. MA

Disusun oleh:
NAILI VIDYA YULISTYANA
1420410059

KONSENTRASI PENDIDIKAN BAHASA ARAB
PRODI PENDIDIKAN ISLAM
PASCASARJANA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA
YOGYAKARTA
2015

I. PENDAHULUAN
Pembelajaran dalam kelas selama ini merupakan peristiwa yang berbedabeda jenisnya. Di antaranya, berupa suatu unit rangkaian kurikulum yang
terencana dan berurutan, atau suatu contoh penerapan metode pengajaran
dengan berbagai pendekatan yang digunakan pada aktivitas-aktivitas sosial

yang terjadi di dalam kelas.
Dalam kegiatan belajar mengajar sangat diperlukannya interaksi antara
guru dan siswa yang memiliki tujuan. Agar tujuan ini dapat tercapai sesuai
dengan target dari guru itu sendiri, maka sangatlah perlu terjadi interaksi
positif yang terjadi antara guru dan siswa. Dalam interaksi ini, sangat perlu
bagi guru untuk membuat interaksi antara kedua belah pihak berjalan dengan
menyenangkan dan tidak membosankan. Hal ini selain agar mencapai target
dari guru itu sendiri, siswa juga menjadi senang dalam kegiatan belajar
mengajar, serta merasa lebih bersahabat dengan guru yang mengajar.
Pandangan guru terhadap anak didik akan menentukan sikap dan
perbuatan. Setiap guru tidak selalu memiliki suatu pandangan yang sama
dalam hal mendidik siswa. Hal ini akan mempengaruhi pendekatan yang guru
ambil dalam pengajaran yang berlangsung.
Pendekatan berada pada tingkat tertinggi, yang kemudian diturunkan atau
dijabarkan dalam bentuk metode. Selanjutnya metode dituangkan atau
diwujudkan dalam sebuah teknik. Teknik inilah yang merupakan ujung
tombak pengajaran karena berada pada tahap operasional atau tahap
pelaksanaan pengajaran.
Pendekatan merupakan


sikap atau pandangan tentang sesuatu, yang

biasanya berupa asumsi atau seperangkat asumsi yang saling berkaitan.1
Berdasarkan pengertian tersebut, pendekatan yang akan dibahas dalam

1

Iskandarwassid. Strategi Pembelajaran Bahasa. (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,
2011) hlm 40.

Pendekatan Interaksional | 2

makalah ini adalah pendekatan interaksional dalam pembelajaran bahasa Arab
yang lebih jelasnya sebagai berikut.

II. RUMUSAN MASALAH
A. Bagaimana pengertian pendekatan interaksional dalam pembelajaran
bahasa Arab?
B. Bagaimana


pendekatan

interaksional

diterapkan

dengan

metode

munadoroh dalam pembelajaran bahasa Arab di kelas?
C. Bagaimana

kelebihan

dan

kekurangan

penggunaan


pendekatan

interaksional dalam pembelajaran bahasa Arab di kelas?

III. PEMBAHASAN
A. Bagaimana

Pengertian

Pendekatan

Interaksional

dalam

Pembelajaran Bahasa Arab
Dalam meninjau pembelajaran sebagai suatu sistem diperlukan adanya
pendalaman terhadap konsep sistem dan konsep pembelajaran. Sistem disini
adalah suatu kesatuan berbagai unsur yang mempunyai hubungan fungsional

dan berinteraksi secara dinamis untuk mencapai tujuan/ fungsi sistem
tersebut. Maka sistem sebagai pendekatan berarti cara memandang suatu
secara sistematik dan menyeluruh, tidak terpisah-pisah.2 Salah satu
pendekatan dalam pembelajaran bahasa Arab adalah pendekatan interaksional
atau sering disebut ‫المدخل التفاعلى‬.
Pendekatan interaksi atau approach interaksional terdiri dari dua kata
yaitu pendekatan dan interaksi. Pendekatan berasal dari bahasa Inggris yaitu
approach sedangkan interaksi yaitu interaction.
Menurut istilah dunia pendidikan pendekatan adalah seperangkat asumsi
berkenaan dengan hakekat bahasa, dan belajar-mengajar bahasa.3 Sedangkan
pengertian interaksi menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah
2

Achmad Sugandi. Teori Pembelajaran. (Semarang: UNNES Press, 2006). Hlm. 19

Pendekatan Interaksional | 3

hal saling melakukan aksi. Interaksional bisa dikatakan sama halnya dengan
adanya saling interaksi antara satu dengan yang lain.4
Sedangkan


pengertian

pendekatan

interaksional

yaitu

proses

pembelajaran dengan pola terjadinya interaksi yang seimbang antara guru dan
siswa. Guru aktif dalam memberi rangsangan maupun jawaban, demikian juga
siswa. Guru senantiasa melemparkan permasalahan yang terformat dalam
media

pembelajaran,

sehingga


siswa

terlatih

kemampuannya

untuk

memecahkan masalah melalui penggunaan argumentasi verbal.5
Proses interaksi pembelajaran yang mampu meningkatkan hasil belajar
pada siswa ialah bagaimana cara guru melakukan pendekatan yang sesuai
dengan karakter pembelajaran.
Hasil belajar yang diperoleh melalui interaksi antara guru dan siswa
menurut pandangan interaksional adalah melihat adanya dialog antara guru
dan siswa, belajar terletak dalam pertukaran dialog tersebut. Belajar tidak
hanya sekedar mengumpulkan fakta, tetapi lebih kepada pengalaman dalam
mengerti fakta yang diinterpretasikan ke dalam keseluruhan konteks
kehidupan.
Interaksi antara pikiran siswa dan kehidupannya didasarkan pada
pemikiran bahwa kebenaran tidak pernah dianggap otentik sebelum dijalankan

dalam

kehidupan

sehari-hari.

Apabila

siswa

telah

mengalaminya,

pengalamannya tersebut dikembalikan kepada proses dialog antara dirinya
dengan pikirannya sehingga siswa memperoleh pandangan baru tentang
kehidupan.
B. Pendekatan Interaksional Diterapkan dengan Metode Munadoroh
dalam Pembelajaran Bahasa Arab di Kelas
3


Ahmad Fuad Effendy. Metodologi Pengajaran Bahasa Arab. (Malang: Misykat, 2009)

hlm 8.
4

Lihat aplikasi KBBI digital
http://ululazmi-zabaz.blogspot.com/favicon.ico. diakses pada tanggal 6 Maret 2015 pukul
18.30 WIB.
5

Pendekatan Interaksional | 4

Dalam pembelajaran bahasa Arab pendekatan interaksional dapat
digunakan karena pendekatan ini merupakan salah satu dari pendekatan yang
dirasa cukup membantu untuk penguasaan bahasa Arab. Dalam proses
pembelajaran hal-hal yang biasa terjadi dan berkaitan dengan pendekatan ini
serta menjadi prinsip pada pendekatan interaksional dalam pembelajaran
bahasa Arab adalah adanya kontak dan komunikasi.
Prinsip


pendekatan

interaksional

yang

pertama

adalah

adanya

kontak. Kontak yang terjadi antara individu dengan individu contohnya
antara guru dengan siswa, dan antara siswa dengan siswa yang lain.
Selanjutnya kontak yang terjadi antara individu dengan kelompok contohnya
antara guru dengan kelompok diskusi kelas yang telah dibentuk dalam
pembelajaran di kelas. Kemudian kontak antara kelompok dengan kelompok
contohnya kontak antara kelompok diskusi di dalam kelas.
Prinsip pendekatan interaksional yang kedua yaitu adanya komunikasi,

dimana melalui komunikasi dapat menyampaikan perasaan dan pikiran
seseorang

kepada orang lain atau kelompok lain. Adapun alat-alat

komunikasi yang dapat digunakan yaitu melalui pembicaraan, melalui mimik,
melalui lambang-lambang isyarat seperti mengacungkan jari, melalui alat-alat
misalnya melalui media biasa media cetak maupun elektronik. Dalam
pembelajaran komunikasi bisa terjalin antara siswa dan guru di sini dapat
terlihat dari proses pembelajaran seperti saat guru mempersilahkan siswa
untuk bertanya ataupun mengeluarkan pertanyaan dengan mengacungkan jari.6
Langkah-langkah dalam pendekatan interaksional yang digunakan pada
saat pembelajaran dengan berorientasi agar siswa sedikit banyak mengambil
peran dari guru artinya peran guru bergeser dari "menentukan apa yang
dipelajari" menjadi "bagaimana menyediakan dan memperkaya pengalaman
belajar siswa". Pengalaman belajar diperoleh dari serangkaian kegiatan siswa
baik

studi

kepustakaan,

eksperimen

dan

interaksi

siswa

dengan

6

http://miemien-chaqiebie.blogspot.com/favicon.ico. diakses pada tanggal 6 Maret 2015
pukul 18.45 WIB.

Pendekatan Interaksional | 5

lingkungannya, siswa dengan temannya, atau dengan nara sumber lain.
Dalam proses perencanaan pembelajaran terkandung juga kegiatan yang akan
dilakukan oleh seorang guru terhadap siswa, dan pendekatan ini sangat
menentukan interaksi antara guru dan siswa.
Sehingga bisa dikatakan bahwa pendekatan interaksional adalah sebagai
interaksi yang seimbang antara guru dan siswa dalam proses pembelajaran.
Guru aktif dalam memberi rangsangan maupun jawaban, demikian juga siswa.
Guru senantiasa melemparkan permasalahan yang terformat dalam media
pembelajaran, sehingga siswa terlatih kemampuannya untuk memecahkan
masalah melalui penggunaan argumentasi verbal.7
Dalam banyak situasi kelas, interaksi verbal antara guru dan siswa
digambarkan sebagai bentuk komunikasi yang sangat terbatas sekali, bahkan
seringkali berbeda dengan interaksi sosial sehari-hari. Anak-anak misalnya,
belajar untuk memberikan jawaban yang diharapkan terhadap pertanyaanpertanyaan yang diberikan guru:8

‫يا تلميذ ! من اين انت ؟‬
‫جفارا‬
‫أجب بالكليمة الكاملة ؟‬
.‫جئت من جفارا يا أستاذ‬
‫طيب‬

: ‫أستاذ‬
: ‫تلميذ‬
: ‫أستاذ‬
: ‫تلميذ‬
: ‫أستاذ‬

Contoh di atas juga berfungsi mengilustrasikan sifat dialog yang bersifat
artifisial di dalam kelas, khususnya bila pertanyaan diajukan oleh guru bukan
sebagai permintaaan untuk memperoleh informasi, tetapi sebagai kesempatan
untuk mengetahui penguasaan struktur bahasa atau kosakata tertentu.
Beberapa di kelas, siswa berperan pasif tidak pernah memulai diskusi dan
biasanya berbicara hanya bila disapa oleh guru. Siswa bisa menghabiskan
banyak waktu belajar kata-kata dan struktur-struktur gramatikal yang sesuai
7

http://ululazmi-zabaz.blogspot.com/favicon.ico. diakses pada tanggal 6 Maret 2015 pukul
18.40 WIB.
8

Syukur Ghazali. Pembelajaran Keterampilan Berbahasa
Komunikatif-Interaktif. (Bandung: PT Refika Aditama, 2010). Hlm 2

Dengan

Pendekatan

Pendekatan Interaksional | 6

dengan sejumlah situasi komunikasi yang berbeda. Misalnya mereka dapat
diminta untuk membawa materi-materi kultural yang otentik (koran, majalah,
label, iklan) dan memberikan reaksi terhadap informasi secara individu atau
dalam kelompok.
Van lier (1982) telah mencatat empat tipe pokok situasi dalam interaksi
kelas, yang semuanya mencerminkan perbedaan tingkat-tingkat aktivitas yang
dikendalikan oleh guru atau kelompok berkenaan dengan suatu topik tertentu
dan kaidah-kaidah linguistik yang bisa berubah-ubah dengan aktivitas
tersebut. Misalnya siswa dapat terlibat dalam berbagai percakapan pribadi
secara berpasangan tanpa pantauan guru terhadap jalannya interaksi atau
tingkat keakuratannya. Dalam situasi yang lain, guru bisa memberikan topik
kepada suatu kelompok, yang memungkinkan siswa untuk bekerja
berdasarkan teks, berpartisipasi dalam aktivitas pemecahan persoalan. Guru
dapat

mengarahkan

mengendalikan

dan

seluruh

kelas

mengelola

dengan

jalannya

memilih

topik,

dengan

percakapan,

atau

dengan

mengarahkan latihan-latihan komunikasi untuk interaksi selama latihan yang
bersifat mekanis (misalnya, latihan pengucapan, latihan transformasi/subtitusi)
dengan cara meminta siswa untuk menjawab pertanyaan guru berdasarkan
petunjuk tanpa harus memperhatikan topik percakapannya yang khusus.9
Kedudukan tugas dalam belajar bahasa sangat penting, karena beberapa
aktivitasnya lebih sesuai untuk tingkat lanjutan atau tingkat mahir belajar
bahasa daripada tingkat pemula atau tingkat baru (Bragger, 1985). Bahkan,
pada tingkat-tingkat kecakapan bahasa yang berbeda, siswa bisa saja
menjawab atau mengerjakan suatu tugas tertentu. Para siswa tingkat pemula
dapat mengidentifikasi unsur-unsur utama (topik, situasi, dan para partisipan
percakapan). Para siswa tingkat lanjutan dapat mendeskripsikan hal-hal
seperti tindakan-tindakan, rangkaian-rangkaian, dan pendapat pribadi,
sedangkan siswa tingkat mahir dapat mengubah unsur-unsur cerita (misalnya
situasi, tokoh-tokohnya, dan akhir cerita) dan menuliskan petunjuk atau
9

Ibid. Hlm. 10-11

Pendekatan Interaksional | 7

naskah untuk situasi yang digambarkan memperoleh kesempatan untuk
berinteraksi dalam situasi-situasi yang sudah terstruktur yang melibatkan
kelompok-kelompok kecil dan pasangan-pasangan siswa, sekaligus pertukaran
percakapan dengan guru.
Pengajaran bahasa Arab dengan pendekatan interaksional terfokus pada
upaya untuk menciptakan situasi-situasi yang dapat berinteraksi dengan
memungkinkan siswa untuk menyampaikan dan menerima pesan-pesan yang
otentik yang mengandung informasi yang menarik bagi pengirim maupun
penerima pesan. Menurut Rivers (1987: 10-15), mengacu dengan teorinya hal
tersebut bisa dilakukan diantaranya dengan cara sebagai berikut:10
1. Mendorong siswa mendengarkan materi-materi yang otentik (misalnya
pembicaraan guru, audio dan videotape, dan penutur asli (berbahasa
Arab) di mana memungkinkan).
2. Menggunakan koran, majalah, kartun, buku, surat, petunjuk-petunjuk
bagi produk, menu dan peta berbahasa Arab sebagai bahan bacaan.
3. Menekankan sejak awal para siswa untuk mendengarkan dan berbicara
bahasa Arab sambil bereaksi terhadap gambar-gambar dan objek-objek
dalam situasi permainan peran dan diskusi (berpasangan, kelompokkelompok kecil, dan seluruh kelas).
4. Melibatkan para siswa dalam tugas bersama yang menuntut berbagai
fungsi-fungsi bahasa Arab dalam kegiatan sehari-hari
menyarankan,

meminta,

mengarahkan,

meyakinkan,

(misalnya
memuji,

menjelaskan, dan menginformasikan).
5. Menyajkan secara terus-menerus kepada para siswa film-film dan
videotape berbahasa Arab dan siswa diminta untuk berinteraksi dalam
situasi-situasi yang berbeda, dengan demikian meningkatkan kesadaran
terhadap

perilaku-perilaku

nonverbal,

strategi-strategi

percakapan

(misalnya kata seru, strategi giliran tutur, perubahan topik), dan cara-cara
untuk menegosiasikan arti.
10

Ibid. Hlm. 27-28

Pendekatan Interaksional | 8

6. Menggunakan aktivitas qira’ah bacaan-bacaan bahasa Arab yang dibuat
interaktif dengan meminta pembaca untuk menjawab secara kreatif
(misalnya mendiskusikan kemungkinan-kemungkinan alternatif, atau
menuliskan drama pendek dari naratif).
7. Menggunakan aktivitas menulis berbahasa Arab yang mencakup
perubahan komunikasi pribadi antara para siswa (berpasangan dan/atau
dalam kelompok) atau antara siswa dan guru (jurnal dialog, dimana guru
dapat memberikan komentar terhadap isi dan mengatakan kembali
ungkapan-ungkapan atau struktur-struktur yang janggal).
8. Meningkatkan keakuratan gramatikal dan pengucapan bahasa Arab
dengan menggabungkan berbagai macam aktivitas belajar (misalnya
membaca dan membuat puisi berbahasa Arab untuk praktik pengucapan,
praktik imperatif (memerintah).
Melalui interaksi dalam bahasa Arab di kelas khusunya, siswa
memperoleh fasilitas serta dapat berpartisipasi secara aktif dalam situasisituasi yang menuntut kolaborasi dan negosiasi arti dalam konteks yang
dihadapi bersama. Interaksi juga dapat menimbulkan persepsi, dimana
persepsi merupakan salah satu fungsi kognitif. Persepsi juga merupakan
kemampuan prelinguistik.11
Beberapa tugas pendekatan interaksional dalam pembelajaran bahasa
Arab yang dapat diterapkan di kelas, diantaranya adalah sebagai berikut:12
1.

Mendengarkan, berdiskusi, menulis
Siswa mendengarkan sebuah cerita singkat berbahasa Arab dan
mendiskusikan cara-cara untuk menuliskan akhir cerita yang berbeda.
Kemudian

mereka

menulis

akhir

cerita

yang

berbeda

dan

membacakannya di depan kelas dengan bahasa Arab.
2.

Membaca, mencatat, dan berdiskusi

11

Suwarna Pringgawidagda. Strategi Penguasaan Berbahasa. (Yogyakarta: Adicita Karya
Nusa, 2002). Hlm. 66
12
Syukur Ghazali.Op.Cit. Hlm. 30-31

Pendekatan Interaksional | 9

Siswa membaca teks pendek berbahasa Arab dan melaksanakan beberapa
aktivitas termasuk membuat gambar untuk melengkapi teks tersebut.
3.

Melihat, berdiskusi dan menulis
Siswa mempelajari gambar, membuat daftar preposisi tempat, dan
menggunakan preposisi-preposisi ini dalam menulis empat kalimat
deskriptif dengan bahasa Arab.

4.

Membaca, berdiskusi, menulis dan mendramatisasikan
Siswa membaca cerita berbahasa Arab, mendiskusikan cara-cara untuk
mendramatisasikan sebuah adegan dan kemudian menulis naskah dengan
bahasa Arab untuk dipentaskan di depan kelas.

5.

Membaca, berdiskusi, dan menulis
Siswa membaca dan mendiskusikan isi sebuah iklan. Kemudian mereka
mempersiapkan teks berbahasa Arab dengan gambar-gambar visual yang
menyertainya.

6.

Membaca, berdiskusi, dan menulis
Siswa membaca dan mendiskusikan sejumlah kalimat berbahasa Arab.
Kemudian mereka menulis sebuah paragraf berdasarkan atas kalimatkalimat tersebut.
Penerapan

pendekatan

interaksional

dapat

dikembangkan

dalam

pembelajaran bahasa Arab dengan menggunakan metode munadoroh. Metode
munadoroh dikatakan cocok dengan pendekatan interaksional, karena
berangkat dari teori dimana siswa diminta oleh guru untuk berinteraksi dengan
sekelompok siswa lainnya dengan tanpa bimbingan guru. Jadi sudah bisa
dikatakan metode ini cocok untuk diterapkan pada siswa kemampuan
berbahasa Arab lanjut. Siswa berkemampuan bahasa Arab lanjut artinya siswa
telah mampu mengembangkan apa yang telah dia dapatkan (materi
pembelajaran dalam kelas) dan mampu untuk mengungkapkan kembali, baik
secara lisan maupun tertulis dengan kalimat siswa sendiri.
Metode munadoroh berarti menuntut siswa untuk dapat berdiskusi,
bermusyawarah atau berdebat dengan bahasa Arab. Hal-hal tersebut berarti

Pendekatan Interaksional | 10

memiliki tujuan keterampilan berbicara bahasa Arab, diantaranya adalah
sebagai berikut.13
1.

Membiasakan siswa berucap dengan benar dan fasih dalam berbicara
serta memahami makna.

2.

Membiasakan siswa berpikir secara mendalam, runtut dan saling
berkaitan satu dengan yang lain.

3.

Meningkatkan kepercayaan diri siswa dalam berinteraksi dengan
orang lain baik di dalam kelas maupun di luar kelas.

4.

Memungkinkan bagi siswa untuk mengungkapkan hal-hal yang ada di
sekitarnya, sesuai dengan tema, baik di dalam kelas maupun di luar
kelas dalam pengungkapan yang tepat.

5.

Meminimalisir kekurangan diri siswa seperti rasa malu, dan lain
sebagainya.

6.

Meningkatkan kemahiran dan keterampilan siswa, yang dimulai dari
kemahiran cabang pengungkapan, seperti diskusi, tukar pikiran,
presentasi, dan lain sebagainya.

7.

Mengetahui penguasaan siswa dalam hal pidato, berbicara spontan,
dan kecepatan penjelasan.

8.

Menjadi fondasi bagi cabang pembelajaran pengungkapan yang lain,
yaitu ta’bir tahriri.

9.

Mencegah siswa melamun dan tidak memperhatikan pengajaran.
Kemudian menurut Tho’imah guru harus mempersiapkan langkah-

langkah dalam pembelajaran berbicara bahasa Arab yang disesuaikan
dengan tingkatan para pembelajar, diantaranya sebagai berikut. 14
1.

Pada tingkatan dasar, pembelajaran berbicara berlangsung seputar
pertanyaan yang diajukan oleh guru kemudian dijawab oleh siswa.
Dalam proses tersebut siswa akan belajar cara memperoleh/

: ‫ (قاهرة‬،‫ طرق تدريس اللغة العربيةة والتربية الدينية‬،‫ ابرهيمة محمد عطا‬13
132 :‫) ص‬١٩٩٧ ،‫مكتبةة النهضة المصرية‬
: ‫ (مصر‬،‫ تعليم اللغة العربية لغير الناطقين بها‬،‫ رشدي أحمد طعيمة‬14
162 :‫) ص‬١٩٨٩،‫المنظمة اإسممية للتربية والعلوم والشقفة‬
Pendekatan Interaksional | 11

menguasai kata, menyusun kalimat, dan melatih berfikir siswa. Guru
mengajukan pertayaan sedemikian rupa sehingga siswa memahaminya
dalam makna yang kompleks. Kegiatan berbicara lainnya seperti
menjawab beberapa latihan secara lisan, menghafal beberapa hiwar
dan menjawab pertanyaan yang berhubungan dengan hiwar tersebut.
2.

Pada tingkatan menengah, kegiatan belajar siswa lebih ditingkatkan
dalam keterampilan berbicara. Diantaranya adalah bermain peran, dan
gerakan sosial, diskusi, dan percakapan antar siswa, menyampaikan
berita televisi, radio, atau informasi dari telepon, dan laporan
sederhana dan lain sebagainya.

3.

Pada tingkatan lanjutan, diantaranya adalah siswa menceritakan kisah
yang dialami, berbagai fenomena aktual, debat, berpidato, atau
berbicara seputar topik yang hangat, dan menyampaikan percakapan
drama dan lain sebagainya.

C. Kelebihan dan Kekurangan Penggunaan Pendekatan Interaksional
dalam Pembelajaran Bahasa Arab di Kelas
Banyak pendekatan-pendekatan yang digunakan dalam pembelajaran di
kelas, dan dari sekian banyak pendekatan-pendekatan tersebut pastinya
banyak memiliki kelebihan dan kekurangan yang mengiringinya.
Pertama yang akan dibahas adalah kelebihan-kelebihan yang dirasakan
ketika menggunakan pendekatan interaksional, antara lain:15

15

Ahmad Fuad Effendy. Op. Cit. hlm.86

Pendekatan Interaksional | 12

1. Pendekatan ini dapat digunakan pada empat kemahiran berbahasa.
2. Siswa termotivasi dalam belajar bahasa Arab, karena guru membebaskan
siswa untuk berkreatifitas mengungkapkan apa yang dipikirkan oleh siswa.
3. Siswa lancar dalam berinteraksi menggunakan bahasa Arab, karena siswa
sudah menguasai kompetensi gramatikal, sosiolinguistik, wacana, dan
strategi.
4. Suasana kelas hidup dengan aktivitas antar siswa dengan berbagai model
interaksi dan tingkat kebebasan yang cukup tinggi, sehingga tidak
cenderung membosankan.
Selanjutnya adalah kekurangan yang dirasakan ketika menggunakan
pendekatan interaksional, antara lain:16
1. Memerlukan guru yang benar-benar menguasai keterampilan komunikasi
secara memadai dalam bahasa Asing (bahasa Arab).
2. Kemampuan membaca, dalam keterampilan tingkat ambang, tidak
mendapatkan porsi yang cukup.
3. Pada tingkat pemula ke aktivitas berinteraksi bisa menyulitkan siswa
tersebut.

IV. SIMPULAN
Pendekatan interaksional adalah proses pembelajaran dengan pola
terjadinya interaksi yang seimbang antara guru dan siswa, sehingga proses
yang muncul atau bermula karena adanya suatu kontak antara individu atau
kelompok satu dengan yang lain dan akhirnya dapat saling mempengaruhi,
tetapi individu disini tidak dipaksa untuk mengikuti tetapi mempunyai
pandangan tersendiri.
Penerapan pendekatan interaksional dalam pembelajaran perlu adanya
kontak dan komunikasi. Kegiatan interaksi yang seimbang antara guru dan
16

Ibid. hlm.86

Pendekatan Interaksional | 13

siswa dalam proses pembelajaran dengan cara guru aktif dalam memberi
rangsangan maupun jawaban, demikian juga siswa. Guru senantiasa
melemparkan permasalahan yang terformat dalam media pembelajaran,
sehingga siswa terlatih kemampuannya untuk memecahkan masalah melalui
penggunaan argumentasi verbal. Metode yang cocok digunakan dalam
pendekatan interaksional adalah metode munadoroh.
Kelebihan pendekatan interaksional adalah dapat digunakan pada empat
kemahiran berbahasa, guru membebaskan siswa untuk berkreatifitas
mengungkapkan apa yang dipikirkan oleh siswa dalam belajar bahasa Arab,
siswa lancar dalam berinteraksi menggunakan bahasa Arab, dan suasana kelas
hidup dengan aktivitas antar siswa dengan berbagai model interaksi.
Sedangkan kekurangan pendekatan interaksional, antara lain memerlukan
guru yang menguasai keterampilan komunikasi secara memadai dalam bahasa
bahasa Arab, kemampuan membaca tidak mendapatkan porsi yang cukup,
pada tingkat pemula aktivitas berinteraksi bisa menyulitkan siswa tersebut.

DAFTAR PUSTAKA
Aplikasi KBBI digital
Effendy, Ahmad Fuad. 2009. Metodologi Pengajaran Bahasa Arab.
Malang: Misykat
Ghazali, Syukur. 2010. Pembelajaran Keterampilan Berbahasa Dengan
Pendekatan Komunikatif-Interaktif. Bandung: PT Refika Aditama
Iskandarwassid. 2011.

Strategi Pembelajaran Bahasa. Bandung: PT

Remaja Rosdakarya

Pendekatan Interaksional | 14

Pringgawidagda,

Suwarna.

2002.

Strategi

Penguasaan

Berbahasa.

Yogyakarta: Adicita Karya Nusa
Sugandi, Achmad. 2006. Teori Pembelajaran. Semarang: UNNES Press

‫ طرق تدريس اللغةةة‬،١٩٩٧ ، ‫ ابرهيم محمد‬،‫عطا‬
‫ مكتبةةة‬:‫ قةةاهرة‬،‫العربيةةة والتربيةةة الدينيةةة‬
‫النهضة المصرية‬
‫ تعليم اللغةةةة‬،١٩٨٩ ، ‫ رشةةةدي أحمةةةد‬،‫طعيمةةةة‬
‫ المنظمةةة‬: ‫ مصةةر‬،‫العربية لغير الناطقين بها‬
‫اإسممية للتربية والعلوم والشقفة‬
http://miemien-chaqiebie.blogspot.com/favicon.ico. Diakses pada tanggal 6
Maret 2015 pukul 18.45 WIB.
http://ululazmi-zabaz.blogspot.com/favicon.ico. Diakses pada tanggal 6
Maret 2015 pukul 18.30 WIB.
http://ululazmi-zabaz.blogspot.com/favicon.ico. Diakses pada tanggal 6
Maret 2015 pukul 18.40 WIB.
http://www.falaah isme.blogspot.com/ 2013/04/ pendidikan-interaksionaldalam-pengembangan-kurikulum-pendidikan-karakter-ad.html?m=1.
Diakses pada tanggal 7 Maret 2015 pukul 10.30 WIB.

Pendekatan Interaksional | 15