Hijauan Makanan Ternak Nabati Bahan

BAB I
PENDAHULUAN
Perkembangan peternakan di Indonesia saat ini dituntut suatu
keseimbangan antara ketersediaan pakan yang berkelanjutan dalam
kuantitas dan kualitas pakan yang mampu mencukupi kebutuhan nutrien
ternak. Hasil yang diperoleh di daerah tropis rendah, antara lain
disebabkan pakan yang kurang memenuhi persyaratan baik kualitas
maupun kuantitas. Masalah kualitas dan kuantitas hijauan pakan ternak
sampai saat ini masih merupakan masalah utama karena persediaannya
sangat tergantung pada musim.
Pakan merupakan salah satu faktor yang penting untuk menunjang
berhasilnya suatu usaha peternakan, karena tanpa memperhatikan faktor
ini perkembangan peternakan tidak dapat memuaskan. Salah satu faktor
penghambat perkembangan peternakan Indonesia adalah kurangnya
penyediaan bibit unggul hijuan pakan.
Secara konvensional, perbanyakan tanaman dilakukan melalui biji
dan pemisahan anak. Namun teknik ini tidak dapat diharapkan untuk
memenuhi permintaan atau kebutuhan dalam skala yang besar. Diperlukan
waktu yang lama untuk mendapatkan biji atau memisahkan anakan.
Tujuan dari praktikum identifikasi rumput legum bertujuan untuk
mengetahui jenis-jenis tanaman rumput dan legum, praktikum germinasi

bertujuan untuk mengetahui proses perkecambahan pada biji serta faktorfaktor yang mempengaruhinya, praktikum pertumbuhan tanaman bertujuan
untuk mengetahui

proses pertumbuhan

pada

tanaman, praktikum

herbarium bertujuan untuk mengetahui proses pembuatan herbarium serta
manfaat dari herbarium, dan praktikum kultur jaringan bertujuan untuk
mengetahui teknik perkembangbiakan tanaman secara kultur jaringan.

1

BAB II
IDENTIFIKASI RUMPUT DAN LEGUM
Tinjauan Pustaka
Produksi Hijauan Makanan Ternak
Berbeda dengan istilah produksi pada tanaman pertanian, misalnya

padi, jagung, kedelai, kentang dan lain-lain. Maka istilah produksi pada
tanaman-tanaman pertanian tersebut ialah hasil dari satu kali panen pada
suatu luasan tanah tertentu, sedangkan produksi dari tanaman makanan
ternak merupakan produksi gabungan dari lebih satu kali panen, yaitu di
dalam satu tahun dari satu luasan tanah tertentu. Faktor luar, misalnya
pengaruh perbedaan musim, frekuensi ulangan defoliasi, kesuburan tanah
dan lain-lain sangat mempengaruhi angka produksi gabungan tersebut.
Secara agronomis memang lebih mudah menghitung jumlah bobot tiap kali
panen, tetapi sebetulnya belum semuanya jumlah produksi tersebut
berguna untuk ternak karena kurang disukai oleh ternak tersebut, tersisa
tidak dimakan dan faktor-faktor lain (Soetrisno et al., 2008).
Besar atau kecilnya konsumsi hijauan makanan ternak dipengaruhi
oleh beberapa faktor, misalnya disukai atau tidaknya oleh ternak
(palatability), jumlah hijauan yang tersedia, gerak lajunya sebagai
makanan (passage) dan pengaruh langsung lingkungan. Di lain pihak
besar atau kecilnya konsumsi dapat mempengaruhi naik atau turunnya
produksi ternak. Hal ini tergantung pula pada nilai gizi hijauan makanan
ternak

tersebut,


yaitu

yang

mengenai

susunan

kimianya

yang

mencerminkan kandungan zat-zat gizinya dan seberapa besar daya cerna
masing-masing zat tersebut (Soetrisno et al., 2008).
Tanaman rumput
Identifikasi genus atau spesies hijauan pakan menjadi semakin
penting untuk dilakukan mengingat semakin pentingnya arti hijauan pakan
bagi kebutuhan ternak khususnya ruminansia. Identifikasi hijauan pakan


2

khususnya rumput dapat dilakukan berdasarkan tanda-tanda atau
karakteristik vegetatif. Hijauan pakan dapat dikelompokkan menjadi 2
macam, yakni jenis rumput-rumputan dan jenis daun-daunan. Hijauan
pakan rumput-rumputan dapat berupa rumput lapangan atau rumput
unggul. Hijauan pakan daun-daunan yang gizinya paling baik adalah daun
leguminosa. Jenis leguminosa umumnya memiliki kandungan protein yang
lebih tinggi dibandingkan dengan rumput-rumputan (Sukamto, 2006).
Menurut Soetrisno et al., (2008), rumput mempunyai sistematika
sebagai berikut :
Phylum

: Spermatophyta

Subphylum : Angiospermae
Classis

: Monocotyledoneae


Ordo

: Glumiflora

Familia

: Gramineae

Subfamilia

: Panicoideae

Rumput merupakan istilah umum bagi semua anggota familia
gramineae. Hampir semua tanaman rumput adalah herba (tidak berkayu)
dan sangat bervariasi dalam hal ukuran, bentuk, dan habitus pertumbuhan
(Soetrisno et al., 2008) Akar bersifat serabut, terdapat di dasar tanaman
dan terkadang pada pertemuan batang. Akar berfungsi menjadi jangkar
bagi tanaman ke dalam tanah, mengabsorbsi nutrien dan air, dan berfungsi
sebagai tempat penyimpanan karbohidrat cadangan (Soetrisno et al.,
2008). Batang tanaman rumput terdiri tiga macam, yaitu kulmus, rhizoma,

dan stolon. Kulmus merupakan bagian utama pada rumput dan merupakan
sumbu dimana inflorensia dan juga daun muncul. Kulmus dapat tumbuh ke
atas dan tegak (erect); atau bengkok pada nodus (ganiculate dan
ascending); bagian bawah memanjang di atas tanah dan bagian atas
tegak (decumbent); atau sebagian besar panjangnya terletak di atas tanah
(procumbent atau prostrate). Rhizoma dan stolon merupakan batang yang
sering menjadi alat bagi rumput untuk menjalar (Soetrisno et al., 2008).

3

Daun rumput yang berkembang sempurna terdiri atas bagian bawah
yang disebut selubung daun dan bagian atas yang disebut helaian daun.
Pada permukaan dalam (atas) daun, antara selubung dan helaian, hampir
selalu terdapat struktur pertumbuhan keluar yang disebut ligula. Spesiesspesies sering dibedakan melalui ukuran dan bentuk ligula serta aurikula.
Aurikula merupakan struktur yang menghubungkan helaian dan selubung
(Soetrisno et al., 2008).
Rangkaian bunga merupakan bagian utama tanaman yang
mengandung bunga dan kemudian “biji”. Pada rumput disebut dengan
infloresensia. Infloresensia tersusun atas unit-unit kecil yang disebut
spikelet. Spikelet bervariasi struktur, ukuran, dan bentuknya. Bila spikelet

terdapat pada bagian sumbu yang bercabang, infloresensia disebut
panikula. Bila terdapat secara langsung pada sumbu yang tidak
bercabang, disebut bulir. Disebut tandan atau racemus bila semua atau
beberapa bertangkai dan berpediselus. Sumbu yang tidak bercabang
disebut rachis. Pada sebagian besar rumput, bunga terdiri atas lodikula,
stamen, dan pilistum (Soetrisno et al., 2008).
Tanaman Legum
Sistematika tanaman legum menurut Soetrisno et al., (2008) adalah
sebagai berikut :
Phylum

: Spermatophyta

Subphylum

: Angiospermae

Classis

: Dicotyledoneae


Ordo

: Rosales

Subordo

: Rosanae

Familia

: Leguminoseae

Subfamilia

: Papilonaceae (Faboideae)
Mimosaceae (Mimosoideae)
Caesalpiniaceae (Caesalpinodeae)

Hanya dua spesies dari Mimosaceae, yaitu Leucaena leucochepala

dan Desmantus virgantus yang dianggap penting. Tidak ada spesies

4

Caesalpiniaceae yang dibudidayakan sebagai tanaman pakan. Sebaliknya,
spesies Papilonaceae sangat banyak ditanam sebagai tanaman pakan dan
pastura (Soetrisno et al., 2008).
Sistem akar sebagian besar terdiri atas akar tunggang yang
bercabang. Banyak terdapat benjolan-benjolan kecil atau nodul yang
bentuk dan ukurannya sangat bervariasi antar spesies. Nodul terbentuk
sebagai akibat asosiasi simbiotik antara tanaman legum dengan bakteri
Rhizobium sp (Soetrisno et al., 2008). Batang umumnya tegak dan
bercabang tapi kadang semi-tegak atau prostrate. Banyak spesies yang
memanjat dan berpilin, dan pada beberapa spesies memiliki stolon dan
rhizoma (Soetrisno et al., 2008).
Daun biasanya majemuk dan tersusun berurutan. Tiap daun terdiri
atas tangkai (petiolus), yang atasnya terdapat satu atu lebih anakan daun
(leaflet). Pada dasar tangaki daun terdapat sepasang struktur seperti daun
yang disebut stipula (Soetrisno et al., 2008). Bunga umumya tersusun
dalam rangkaian tandan (racemes). Rangkaian bunga yang lain meliputi

bongkol, tandan seperti bulir, dan bulir. Bunga tersususn di sumbu sentral,
masing-masing pada pedilus atau tangkai pendek (Soetrisno et al., 2008).
Materi dan Metode
Materi
Alat. Alat yang digunakan dalam praktikum identifikasi tanaman
adalah papan nama tanaman, kamer, dan kertas kerja.
Bahan. Bahan yang digunakan dalam praktikum identifikasi tanaman
adalah bermacam-macam tanaman rumput dan legum di Lahan Tanaman
Pakan Laboratorium Hijauan Makanan Ternak.
Metode
Identifikasi tanaman legum dan rumput dengan cara mengamati tipe
pertumbuhan, tipe daun, tipe bunga, serta ciri spesifiknya. Tanaman
rumput bisa diamati mengenai ada tidaknya auricle, legule, bulu pada

5

daun, warna tulang daun, maupun ciri spesifik lainnya. Tanaman legum
dapat diamati mengenai tipe daun, tipe bunga dan ciri spesifik lainnya.
Kemudian hasil pengamatan digambar dan difoto.


6

Hasil Dan Pembahasan
Tanaman rumput
Hasil yang diperoleh

pada identifikasi tanaman rumput adalah

sebagai berikut :
Tabel 1. Identifikasi rumput
No
1
2
3
4
5
6
7

Nama latin
(nama spesies)
Brachiaria brizantha
Panicum meximum cv
cisarua
Vetivera zizanoides
Pennisetum
purpureum
Pennisetum
purphoides
Euchlaena Mexicana

Tipe
Tumbuh
Daun
Decumben sejajar

Bunga
Panicle

Erect

Sejajar

Panicle

Erect

Sejajar

Rumput
gajah
Rumput raja

Erect

Sejajar

Racem
e
Panicle

Erect

Sejajar

Panicle

Rumput
mexico
Rumput
signal

Erect

Sejajar

Decumben

Sejajar

Panicle

Pangola

Erect

Sejajar

Nama Umum
Rumput
palisade
Rumput
benggala
Akar wangi

8

Brachiaria
decumbens var
mulata
Digitaria decumbens

9

Panicum maximum

Benggala

Erect

Sejajar

10

Hyparrhenia rufa

Erect

Sejajar

11

Puspalum plicatulum

Erect

Sejajar

Spike

12

Pennisetum
purpureum dwarf

Erect

Sejajar

Spike

13

Setaria lampungensis

Erect

Sejajar

14

Erect

Sejajar

Panicle

15
16
17

Panicum maximum cv
hamil
Imperata cilindrica
Brachiaria ruziensis
Androgopan gayanus

Erect
Erect
Erect

Sejajar
Sejajar
Sejajar

spike
Spike

18

Setaria lampungensis

Rumput
jaragua
Rumput
paspalum
Rumput
gajah
kerdil
Rumput
setaria
Rumput
benggala
Alang-alang
Rumput ruji
Rumpat
gamba
Setaria

Racem
e
Open
panicle
Spike

Erect

Sejajar

7

19

Paspalum atratum

20

Setaria splendid

21

Penisetum purpureum
cv mot

22

Panicum maximum cv
irian
Paspalum dilatatum

23
24
25
26

Pennisetum
purpureum hybrid
Pennisetum
purpureum cv
gajah
Paspalum notatum

lapungensis
Rumput
asutralia
Rumput
setaria
Rumput
gajah
super
Rumput
benggala
Rumput
Australia
Rumput
gajah
Rumput
gajah

Erect

Sejajar

Erect

Sejajar

Erect

Sejajar

Erect

Sejajar

Erect

Sejajar

Erect

Sejajar

Open
panicle
Panicle

Erect

Sejajar

Panicle

Rumput
Semi erect Sejajar
pencasilan
Brachiaria brizantha. Memiliki nama umum rumput Bb atau rumput

palisade. Tipe tumbuhnya adalah erect atau berdiri tegak, sedangkan tipe
daunnya adalah sejajar dan terdapat bulu. Tipe bunga rumput palisade ini
adalah raceme. Menurut Skerman and Riveros (1990), Brachiaria
brizantha berasal dari Afrika, termasuk rumput berumur panjang.
Pertumbuhannya membentuk hamparan vertikal dan horizontal. Batang
dan daunnya kaku serta kasar. Keistimewaan rumput ini adalah tahan injak
dan renggut, serta tahan kekeringan dan responsif terhadap pemupukan
nitrogen, cepat tumbuh dan berkembang. Tetapi rumput ini tidak tahan
genangan air. Berdasarkan hasil pengamatan data sudah sesuai dengan
literatur.

8

Gambar 1. Brachiaria brizantha
Panicum maximum. Mempunyai nama umum rumput benggala.
Tipe tumbuhnya adalah semi erect dan tipe bunga adalah panicle. Tipe
daun rumput benggala adalah sejajar dan terdapat legule/bulu pada
permukaan daun. Selain itu juga terdapat colar dan auricle yang melingkari
batang. Panicum maximum termasuk tanaman rumput berumur panjang
(tahunan). Tanaman tersebut tumbuh tegak, kuat, batang seperti padi,
warna daunnya hijau tua, bentuknya ramping, bagian tepi kasar tapi lunak,
dan lidah daun kuat (Skerman dan Riveros, 1990). Menurut Blegur (2005),
Panicum maximum termasuk tanaman rumput berumur panjang, tumbuh
tegak, kuat, batang seperti padi, mencapai tinggi 2 m sampai 2,5 m. Warna
daun hijau tua, berdaun lebar, bentuk ramping, bagian tepi kasar tetapi
lunak dengan lidah daun yang kuat,dan memiliki akar yang dalam.
Berdasarkan hasil pengamatan data sudah sesuai dengan literatur
Menurut Basuki (2011), Panicum maximum merupakan tanaman
rumput yang rhizome-nya merayap (semi erect). Panicum maximum
dibedakan berdasarkan varietasnya, diantaranya Panicum maximum cv
irian, Panicum maximum cv cisarua, dan Panicum maximum cv hamil.
Panicum maximum cv irian memiliki warna daun yang lebih hijau dari pada
Panicum maximum, serta pada pinggirannya terdapat warna ungu karena
pigmen daun hijau tua sering terkena sinar matahari sehingga berubah
menjadi keunguan. Hasil praktikum jika dibandingkan dengan literatur
maka dapat dinyatakan bahwa tanaman yang digunakan saat praktikum
adalah Panicum maximum.

9

Gambar 2. Panicum maximum
Vetiveira zizanoides. Sering disebut akar wangi. Tipe tumbuhnya
erect, dengan tipe bunga receme. Daunnya kecil, kaku, tidak berbatang,
dan tulang daunnya berwarna putih. Vetiveria zizanoides adalah rumput
menahun yang membentuk rumpun yang besar, padat dengan arah
tumbuh tegak lurus, kompak, beraroma, bercabang-cabang, memiliki
rimpang dan sistem akar serabut yang dalam. Rumpun tumbuh hingga
mencapai tinggi 1 sampai 1.5 (-3) m, berdiameter 2 sampai 8 mm. Daun
berbentuk daun berupa bangun garis, pipih, kaku, panjang 30 sampai 75 (90) cm dan lebar 4 sampai 10 (-15) mm, permukaan bawah daun licin.
Perbungaan malai (tandan majemuk) terminal, panjang nya mencapai 15
sampai 40 cm, tersusun atas 6 sampai 10 lingkaran hingga 20 lingkaran
yang lebih ramping, tiap tandan memiliki panjang mencapai 10 cm, ruas
yang terbentuk antara tandan dengan tangkai bunga berbentuk benang,
namun di bagian apeksnya tampak menebal (Prohati, 2009). Berdasarkan
hasil pengamatan data sudah sesuai dengan literatur.

Gambar 3. Vetiveria zizanoides
Pennisetum purpureum. Memiliki nama umum rumput gajah. Tipe
tumbuhnya adalah erect dan tipe bunga adalah panicle. Penisetum
purpureum memiliki batang putih, berdaun sejajar dan bergerigi. Menurut
Skerman and Riveros (1990),

rumput ini termasuk rumput berumur

panjang, tumbuh secara vertikal membentuk rumpun dan berdaun lebat.
Rumput gajah dapat dipanen sebagai padang rumput, silage, dan jerami.

10

Rumput ini sangat potensial ditanam di Indonesia (Agus, 2008).
Berdasarkan hasil pengamatan data sudah sesuai dengan literatur.

Gambar 4. Pennisetum purpureum
Pennisetum purpureum. Sering

disebut rumput raja. Tipe

tumbunya adalah erect. Daunnya sejajar, tidak berbulu, memiliki colar, dan
permukaannya lebih kasar dibanding rumput gajah. Tipe bunganya adalah
panicle. Menurut Basuki (2011), rumput raja mempunyai karakteristik
tumbuh tegak berumpun-rumpun, ketinggian dapat mencapai kurang lebih
4 m, batang tebal dan keras, daun lebar agak tegak, dan ada bulu agak
panjang pada daun helaian dekat liguna. Permukaan daun luas dan tidak
berbunga

kecuali

jika

di

tanam

di

daerah

yang

dingin.

Rumput raja dapat di tanam di daeah yang subur di dataran rendah
sampai dataran tinggi, dengan curah hujan tahunan lebih dari 1.000 mm.
Produksi hijauan rumput raja dua kali lipat dari produksi rumput gajah,
yaitu dapat mencapai 40 ton rumput segar/hektar sekali panen atau setara
200 sampai 250 ton rumput segar/hektar/tahun. Mutu hijauan rumput raja
lebih tinggi jika dibandingkan dengan rumput gajah Hawai ataupun rumput
Afrika. Berdasarkan hasil pengamatan data sudah sesuai dengan literatur.

11

Gambar 5. Pennisetum purpureum dwarf
Euchlaena mexicana. Memiliki nama lain rumput Meksiko, karena
daerah asalnya adalah Mexico (Amerika Tengah). Tipe tumbuhnya adalah
ertect atau tegak. Tipe daunnya sejajar dengan tulang daun berwarna
putih, memiliki colat, berbulu halus, dan tekstur bagian atasnya kasar,
sedangkan bagian bawahnya halus. Menurut Parakkasi (1995), Euchlaena
mexicana termasuk tanaman berumur pendek (annual), tumbuh tegak
dengan daun lebar, mirip tanaman jagung. Berdasarkan hasil pengamatan
data sudah sesuai dengan literatur.

Gambar 6. Euchlaena mexicana
Brachiaria decumbens. Sering disebut rumput Bd atau rumput
brachiaria. Tipe tumbuhnya adalah semi erect dengan bunga bertipe
raceme. Daunnya kecil dan tidak berbulu. Brachiaria adalah salah satu
rumput unggul introduksi yang telah beradaptasi dan dikenal oleh peternak
di Indonesia. Rumput ini bisa tumbuh di hampir sebagian besar Indonesia,
karena sesuai dengan iklim di Indonesia yang tropis dan toleran terhadap
berbagai jenis tanah, termasuk tanah asam. Tumbuhnya semi tegak
membentuk hamparan dengan ketinggian sekitar 45 cm. Budidayanya bisa
12

menggunakan biji atau pols, dan bisa dipanen pada umur 3 sampai 5
bulan setelah biji disebar. Brachiaria mengandung nilai nutrisi yang baik,
dicirikan dengan nilai palatabilitas dan protein yang tinggi. Selain sebagai
pakan ternak, rumput ini juga bias dimanfaatkan sebagai tanaman penutup
di perkebunan atau untuk reklamasi dan konservasi pada lahan
marjinal.Rumput Brachiaria adalah salah satu rumput gembala yang
memiliki produksi lebih baik jika banding campuran dengan leguminosa
(Wada, 2009). Berdasarkan hasil pengamatan data sudah sesuai dengan
literatur.

Gambar 7. Brachiaria decumben
Digitaria decumbens. Memiliki nama lain rumput pangola. Tipe
tumbuhnya adalah tegak atau erect dengan bunga raceme. Daunnya kecil
dan tidak berbulu. Menurut Steel dan Torie (1993), rumput ini berasal dari
Afrika Selatan. Rumput ini tumbuh merayap rendah dan membentuk
hamparan yang mencapai tinggi 60 sampai 120 cm. Rumput ini berdaun
lebat dan halus, pada setiap buku stolonnya bisa tumbuh akar dan tangkai.
Berdasarkan hasil pengamatan data sudah sesuai dengan literatur.

Gambar 8. Digitaria decumbens
13

Hyparrhenia rufa. Nama lain rumput ini adalah rumput jaragua.
Tumbuh dengan tipe erect dengan bunga bertipe spike. Pada bagian
belakang daun terdapat bulu. Pada bagian batang terdapat colar dan legul.
Tanaman ini juga disebut rumput jaragua. Rumput jaragua ini digunakan
sebagai rumput padangan tropik Amerika selatan dan tengah. Rumput ini
membentuk rumpun yang lebat, parennial dengan daun-daun yang basah
yang apabila disenggut ternak atau dipotong akan menghasilkan rumpun
yang lebat (Reksohadiprodjo, 1994). Berdasarkan hasil pengamatan data
sudah sesuai dengan literatur.

Gambar 9. Hyparrhenia rufa
Paspalum plicatulum. Sering disebut rumput plicatulum. Tipe
tumbuhnya adalah erect dengan daun sejajar dan berbulu. Tipe bunganya
adalah raceme. Menurut Skerman and Rifveous (1990), bahwa panjang
ligule 1,5 mm, 10 sampai 13 cm raceme, panjangnya 2 cm sampai 6 cm,
lebarnya 1,5 cm sampai 2 cm. Warna bijinya coklat kehitaman dan
mengkilat. Rumput ini tumbuh pada tanah yang bervariasi luas dengan
curah hujan sedang sampai tinggi di daerah tropik dan subtropik. Rumput
ini berdaun banyak, kaku berakar dalam, tingginya dapat mencapai 60
sampai 150 cm, dengan batang berbungaan dapat mencapai tinggi 175
cm. Hasil praktikum jika dibandingkan dengan literatur maka dapat
dinyatakan bahwa tanaman yang digunakan saat praktikum adalah
Paspalum plicatulum. Berdasarkan hasil pengamatan data sudah sesuai
dengan literatur.

14

Gambar 10. Paspalum plicatum
Setaria lampungensis. Nama lain rumput ini adalah rumput setaria.
Tipe tumbuhnya adalah semi erect. Daunnya berwarna ungu, memiliki
colar, dan tidak berbulu. Menurut Blegur (2009), Setaria lampungensis
sering juga disebut sebagai rumput setaria lampung. Rumput setaria
bersifat perennial, tumbuh tegak, berumpun lebat, tinggi dapat mencapai 2
m, berdaun halus dan lebar berwarna hijau gelap, berbatang lunak dengan
warna merah keungu-unguan, bunga tersusuri dalam tandan coklat
keemasan, pangkal batang pipih, dan pelepah daun pada pangkal batang
tersusun seperti kipas. Rumput ini merupakan rumput potong atau
gembala di daerah dataran tinggi, termasuk tanaman yang tahan kering
dan teduh, berdaun lunak dan disukai ternak. Rumput setaria sangat cocok
di tanam di tanah yang mempunyai ketinggian 1200 m dpl, dengan curah
hujan tahunan 750 mm atau lebih, dapat tumbuh di berbagai jenis tanah,
dan tahan terhadap genangan air,dan responsif terhadap pemupukan.
Berdasarkan hasil pengamatan data sudah sesuai dengan literatur.

Gambar 11. Setaria lampungensis

15

Pennisetum purpureum cv. Mott. Rumput gajah mini (Pennisetum
purpureum cv.Mott) merupakan jenis rumput unggul yang mempunyai
produktivitas dan kandungan zat gizi yang cukup tinggi serta memiliki
palatabilitas

yang

tinggi

bagi

ternak

ruminansia. Morfologi

rumput

gajah mini yang rimbun, dapat mencapai tinggi lebih dari 1meter sehingga
dapat berperan sebagai penangkal angin (wind break) terhadap tanaman
utama (Syarifuddin, 2006). Rumput ini secara umum merupakan tanaman
tahunan yang berdiri tegak, berakar dalam, dan tinggi dengan rimpang
yang pendek. Tinggi batang dapat mencapai 2 sampai 3 m, dengan
diameter batang dapat mencapai lebih dari 3 cm dan terdiri sampai 20 ruas
atau buku. Tumbuh berbentuk rumpun dengan lebar rumpun hingga 1
meter. Pelepah daun gundul hingga berbulu pendek, helai daun bergaris
dengan dasar yang lebar, dan ujungnya runcing (Sukiman, 2005).
Berdasarkan hasil pengamatan data sudah sesuai dengan literatur.

Gambar 12. Pennisetum purpureum cv mott
Paspalum atractum. Tanaman ini sering disebut sebagai rumput
Australia. Menurut Kalmbacher et al. (1997), tanaman berdaun banyak
yang merupakan rumput tahunan dengan rumpun dan tumbuh tegak.
Tingginya biasanya kurang dari 1 m, dan mencapai 2 m ketika berbunga.
Lebar daun sampai lebih dari 2,5 cm, mengilap dan rapuh. Rumput ini
dapat berguna sebagai tanaman baris menahan erosi atau rumput sistem
potong angkut karena sifatnya yang mudah dipotong. Rumput Australia
dijadikan pakan ternak yang disukai oleh ternak sapi, kerbau, kuda, dan
babi. Berdasarkan hasil pengamatan data sudah sesuai dengan literatur.

16

Gambar 13. Paspalum atractum
Setaria splendida. Rumput setaria berasal dari kawasan Afrika
tropis kemudian berkembang di Kenya dan Senegal. Rumput setaria
tumbuh tegak, berumpun lebat, tinggi dapat mencapai 2 meter, berdaun
halus dan berwarna hijau gelap, berbatang merah keungu-unguan,
pangkal batang pipih, dan pangkal daun pada pelepah batang tersusun
seperti kipas. Rumput setaria cocok ditanam pada ketinggian 1200 mdpl
dengan curah hujan tahunan 750 mm atau lebih, dapat tumbuh pada
berbagai jenis tanah dan dapat tumbuh pada genangan air (Rukmana,
2005). Berdasarkan hasil pengamatan data sudah sesuai dengan literatur.

Gambar 14. Setaria splendida
Tanaman legum
Berdasarkan pengamatan di Kebun Koleksi Hijauan Makanan
Ternak dan Pastura dapat diketahui beberapa macam tipe daun, tipe
bunga dan tipe tumbuh dari tanaman legum. Hasil pengamatan adalah
sebagai berikut :
Tabel 2. Identifikasi legum
No. Nama latin

Tipe

17

(nama spesies)
1
2
3
4
5

Gmelina arburea
Bauhania purpurea
Stylosanthes
gracialiris
Preuria triloba

Nama

Tumbuh

Daun

Bunga

umum
Jati
Waru
Kacang
stylo

Erect
Erect
Erect

Simple
Simple
Trifoliate

Trompet
Kupu-kupu
Kupu-kupu

decumbe
n
Erect

Trifoliate

Kupu-kupu

Paripinate

Bola

kaliandra
sanagori

Simple
Trifoliate

Kupu-kupu
Kupu-kupu

Imparipina
te
Imparipina
te
Trifoliate

Kupu-kupu

Lamtoro

9

Leucaena
leucochepala
Caliandra calotyrsus
Cordaliocalyx
murbangensis
Indigofera
zolingeriana
Gliricidia maculate

Gamal

Erect

10

Desmodium rensonii

Erect

11

Peuraria
phaseoloides
Curelium eucaliphus

Desmodi
um
Kacang
ruji
Lamtoro
mini
Kaliandra

Semi
erect
decumbe
n
Erect

Simple

Kupu-kupu

Trifoliate

Bola

Paripinate

Bola

Kacang
hias
Turi
jayanti

Procumbe
nt
Erect
Erect

Paripinate

Kupu-kupu

Paripinate
Paripinate

Kupu-kupu
papilionac
eae
Trompet

6
7
8

12
13

Erect
Semi
erect
indigofera Erect

Kupu-kupu
Kupu-kupu

14

Caliandra
calothyrsus
Arachis pintoii

15
16

Sesbania glandifora
Sesbania sesban

17

Flemingia
Opo-opo Erect
Trifoloaite
macrophyla
Flemingia macrophyla. Nama umum legum ini adalah hahapan
atau pok-kepokan. Tumbuh dengan tipe erect, daunnya bertipe trifoliate,
dan bunganya berbentuk bola. Menurut Haba (2009),

Flemingia

macrophylla adalah semak berkayu, berakar dalam, tinggi 1 sampai 4 m.
Beranak daun tiga, tangkai daun berlubang sempit, bersayap, panjang
tangkai daun 10 cm, anak daun berbentuk lanset, panjang 6 sampai 16 cm
dan lebar 4 sampai 7 cm, daging daun seperti kertas, urat daun berambut
halus, daun berwarna hijau tua. Perbungaan majemuk aksiler tak berbatas,
posisi bunga duduk, panjang 2,5 sampau 10 cm, permukaannya halus

18

seperti sutra, daun-daun penumpu berbentuk bulat telur dan panjang 3
sampai 6 mm, daun mahkota hijau dan panjang 6 sampai 13 mm dengan 5
lobus berbentuk lanset, daun mahkota kehijauan, umumnya berbentuk
jorong dan memiliki urat paralel merah yang jelas. Buah polong kering
pecah memanjang, panjang 8 sampai 15 mm dan lebar 5 mm,
mengandung dua biji. Biji berbentuk bundar, dengan diameter biji 2 sampai
3 mm, berwarna hitam mengkilap. Berdasarkan hasil pengamatan data
sudah sesuai dengan literatur.

Gambar 15. Flemingia macrophylla
Gmelina. Nama umum tanaman ini adalah jati. Tipe tumbuhnya
adalah erect. Memiliki daun bertipe simple. Tanaman yang termasuk famili
Verbenaceae ini disebut juga yemane, gmelina, gamari, dan jati putih.
Disebut juga jati putih karena keawetannya hampir menyerupai kayu jati.
Gmelina merupakan tanaman asli India, penyebarannya meliputi negara
Pakistan, Kamboja, Thailand, Srilangka dan Cina bagian Selatan. Pohon
Gmelina dapat tumbuh baik pada ketinggian 90-900 m dpl. Dalam keadaan
khusus seperti di daerah lembah Srilangka dapat tumbuh pada ketinggian
1500 m dpl. Curah hujan tahunan yang dikehendaki berkisar antara 760
sampai 4500 mm. Bentuk pohon bulat, lurus dan tidak berbanir. Ketinggian
pohon mencapai 30 m dengan diameter 100 cm dan berbatang bebas
cabang 15 m. Tajuk menyerupai kerucut atau tidak teratur dengan
percabangan banyak. Daur tanaman untuk bahan baku pulp 8 tahun dan
non-pulp 15 tahun. Gmelina dapat berbuah setelah berumur 4 tahun, yaitu

19

setahun sekali antara bulan April sampai Juli (Bamualim dan Wirdahayati,
2002). Berdasarkan hasil pengamatan data sudah sesuai dengan literatur.

Gambar 16. Gmelina
Sesbania glandiflora. Tanaman ini lebih banyak dikenal dengan
nama turi. Tumbuh secara tegak dengan daun bertipe paripinate dan
bunganya berbentuk terompet. Menurut King (2009), tanaman ini
bunganya besar berwarna putih, tapi ada juga yang merah atau ungu.
Buahnya berbentuk polong yang panjang. Daunnya majemuk, kecil, dan
bulat. Berdasarkan hasil pengamatan data sudah sesuai dengan literatur.

Gambar 17. Sesbania grandiflora (turi)
Sesbania sesban. Tanaman ini sering disebut sebagai pohon
jayanti. Menurut Utami (2008), pohon jayanti merupakan perdu atau pohon
kecil dengan tinggi 2 sampai 6 m, bercabang, dan tumbuhnya cepat. Daun
majemuk, menyirip, dengan 7 sampai 25 pasang anak daun. Anak daun
berbentuk garis memanjang, bertangkai pendek, ujung bulat, dan tepi rata.
Bunga muncul dalam tandan dan berwarna kuning. Buah polong, tumbuh
menggantung, dan berbentuk garis. Berdasarkan hasil pengamatan data
sudah sesuai dengan literature.

20

Gambar 18. Sesbania sesban (jayanti)
Bauhinia purpurea. Menurut Purbajanti (2013), tanaman ini sering
disebut sebagai tayuman. Tayuman merupakan salah satu pohon legum
tahunan yang memiliki daun yang simple dan apabila tumbuh tingginya
dapat mencapai 17 kaki, dengan tipe tumbuh erect atau tegak. Bentuk
bunga tayuman adalah papilionaceae. Tayuman berasal dari Asia Selatan.
Manfaat tayuman dapat dijadikan sebagai obat antibakteri dan antidiare.
Berdasarkan hasil pengamatan data sudah sesuai dengan literatur.

Gambar 19. Bauhinia purpurea
Stylosanthes gracialiris. Memiliki nama umum stylo. Tumbuh
dengan tipe tegak atau cdan daun bertipe trifoliate. Tanaman ini termasuk
tanaman berumur panjang yang tumbuh tegak dan semi tegak menyerupai
semak. Batangnya sangat kasar, berbulu, serta rimbun menutupi tanah.
Tanaman ini setiap tangkai berdaun tiga helai (Nulik dan Hau, 2003).
Stylosanthes gracialiris asalah herba menahun atau hampir semak, arah
tumbuh batang tegak lurus atau hampir tegak lurus, memiliki akar pengait
(taproot) yang kuat. Batang banyak bercabang. Daun majemuk beranak
21

daun tiga; panjang tangkai daun 1 sampai 12 mm, jarak antar daun 0,5
sampai 1,5 mm, panjang stipula 2 sampai 15 mm, stipula bersatu dengan
tangkai daun (adnate to the petiole), anak daun berbentuk jorong sampai
lanset, panjang 5 sampai 45 mm dan lebar 2 sampai 20 mm. Perbungaan
berbentuk bulir (a loosely capitate spike), muncul di bagian ujung atau
aksiler batang, terdiri atas 4 atau lebih bunga. Bunga didukung oleh daundaun tangkai luar (outer bract) berukuran 3 sampai 7 mm, anak daun-daun
pelindung bagian luar berukuran panjang 2,5 sampai 5,5 mm dan bagian
dalam berukuran panjang 2 sampai 4,5, panjang daun-daun kelopak 4
sampai 8 mm, panjang tiap lobus daun kelopak 3 sampai 5 mm. Buah
berupa buah kering polong. Biji berwarna coklat atau ungu pucat. Stylo
tumbuh dan beradaptasi pada lokasi-lokasi yang panas namun beriklim
lembap, dan tidak toleran terhadap kekeringan dan suhu dingin. Tumbuhan
ini tumbuh pada berbagai tipe tanah, tapi umumnya dapat beradaptasi
dengan baik pada tanah-tanah asam dan miskin hara yang mengandung
kadar Al dan Mn tinggi. Perbanyakan Stylo dapat dilakukan dengan
mengecambahkan biji. Namun perlakuan dengan perendaman air panas
bersuhu 80°C selama 10 menit untuk memecah lapisan keras biji,
berfungsi

meningkatkan

laju

perkecambahannya

(Prohati,

2009).

Berdasarkan hasil pengamatan data sudah sesuai dengan literatur.

Gambar 20. Stylosanthes guianensis (kacang stylo)
Peuraria triloba. Legum ini memiliki tipe tumbuh procumben,
dengan bunga bertipe kupu-kupu. Daunnya bertipe trifoliate, lebar, dan
batangnya berbulu. Menurut Subandi (1999), tanaman ini tumbuh menjalar
dan memanjat. Peuraria berdaun lebar, bulat, dan meruncing di bagian
22

ujungnya, serta lebat. Daun-daun yang masih muda tertutup bulu berwarna
coklat, sedangkan bunganya berwarna ungu kebiruan. Berdasarkan hasil
pengamatan data sudah sesuai dengan literatur.

Gambar 21. Pueraria triloba
Leucaena leucocephala. Tanaman ini umum disebut dengan
lamtoro. Tipe tumbuhnya adalah erect. Daunya bertipe paripinate,
sedangkan bunganya berbentuk bola. Menurut Piggin (2003), daun
tanaman ini kecil-kecil, bentuknya lonjong, serta bunganya bertangkai,
berkepala berbentuk bulat bola yang warnanya putih kekuning-kuningan.
Menurut Blegur (2009), tanaman ini berbentuk pohon yang bisa mencapai
ketinggian 10 m dan memiliki akar yang cukup dalam. Daunnya kecilkecil,bentuknya lonjong,bunganya bertangkai.Tanaman ini toleran terhadap
hujan,

angin,

kekeringan,

serta

tanah-tanah

yang

kurang

Berdasarkan hasil pengamatan data sudah sesuai dengan literatur.

Gambar 22. Leucaena leucocephala

23

subur.

Cordaliocalyx murbangensis. Tanaman ini tumbuh tegak dan
memiliki daun bertipe trifoliate Tanaman ini sering disebut sebagai
sanagori. Menurut Soedomo (1992), pohon sanagori tumbuh tegak dengan
tinggi 1 sampai 3 m. Pucuk batang dan bunga biasanya ditutupi oleh
rambut panjang. Daun berbentuk oval dengan panjang 8 cm dan lebar 5
cm. Bunga biasanya bercabang tiga, atau sering disebut trifoliate. Warna
bunga merah muda dan apabila sudah tua menjadi merah lebih gelap.
Hasil praktikum jika dibandingkan dengan literatur maka dapat dinyatakan
bahwa tanaman yang digunakan saat praktikum adalah

Codariocalyx

murbangensis.

Gambar 23. Codariocalix murbangensis
Gliricidia maculata. Tanaman ini umum disebut gamal. Tipe
tumbuhnya adalah tegak atau erect. Daun gamal bertipe imparipinate.
Bunganya berbentuk kupu-kupu. Gamal berbentuk pohon, semak, daun
majemuk bersirip ganjil, bunga berbentuk malai, lukar dari ketiak daun,
bunga berwarna merah jambu, buah polongan, akar cukup dalam. Fungsi
tanaman ini adalah sebagai tanaman pelindung, pagar, makanan ternak,
dan penahan erosi. Dapat diperbayak dengan menggunakan stek ataupun
biji. Gamal ditanam sebagai penahan angin, bank protein, pakan ternak
dan pagar hidup. Tanaman yang diperbanyak dengan setek sudah dapat
dipanen perdana pada usia di bawah 1 tahun. Biasanya 8 sampai 10
bulan. Sedangkan pada tanaman biji, hasil biomasa baru dapat diperoleh
pada usia sekira 2 tahun.Penanaman setek lebih baik berasal dari batang
bawah tanaman yang cukup usia (diatas 2 tahun), diameter batang cukup

24

besar (diatas 4 cm) dengan panjang setek bervariasi mulai dari 40 cm
sampai 1,5 m. Jarak tanam juga bervariasi, antara 40
sampai

dengan

1,5

sampai

5

m

tergantung

sampai 50cm

kebutuhan.

Gamal

mengandung nilai gizi yang tinggi. Protein kasar berada diantara 18
sampai 30% dan nilai ketercernaan 50 sampai 65% (Blegur, 2009).
Berdasarkan hasil pengamatan data sudah sesuai dengan literatur.

Gambar 24. Gliricidia maculata (Gamal)
Desmodium ransonii. Legum ini tumbuh dengan tipe procumbent.
Daunnya bertipe trifoliate, dan bunganya berbentuk kupu-kupu. Bunganya
berwarna lila sampai jingga. Batangnya berbentuk silindris. Tergolong
legum berumur panajang, tumbuh melilit atau memanjat. Setiap tangkai
berdaun tiga helai (Bamualim dan Wirdahayati, 2002). Berdasarkan hasil
pengamatan data sudah sesuai dengan literatur.

Gambar 25. Desmodium rensonii

25

Curelium eucaliphus. Tanaman ini tumbuh menjalar, dengan daun
bertipe trifoliate. Menurut Prohati (2009), tanaman ini merupakan pohon
besar hingga 50 m tingginya, diameter dapat mencapai 2 m. Pepagan
memeripih atau pecah-pecah seluruh batangnya yang mudah gugur
menjadi licin atau berbecak-becak, warna pepagan abu-abu. Daun
berseling, tebal, helaian daun melanset sempit hingga melanset, warna
hijau mengkilat, daun muda berhadapan kemudian menjadi berseling,
membulat telur dan berwarna hijau hingga hijau kebiruan. Perbungaan
diketiak daun, padat, bentuk memayung, bunga tunggal, 7 sampai 11
bunga, warna putih. Buahnya buah kapsul, agak membulat hingga
membulat telur. Biji kasar, coklat hingga hitam. Berdasarkan hasil
pengamatan data sudah sesuai dengan literatur.

Gambar 26. Curelium eucaliphus
Calliandra calothyrsus. Memiliki nama umum kaliandra. Tumbuh
secara tegak (erect). Daunnya bertipe paripinate. Bunganya berbentuk
bola. Calliandra calothyrsus merupakan tumbuhan asli dari kawasan
lembap dan sub-lembap di Amerika Tengah, yaitu dari Meksiko hingga ke
barat-laut Panama. Pada tahun 1936, jenis ini diintroduksi ke Jawa dari
Guatemala dan pada tahun 1970-an telah dapat tumbuh baik di Indonesia.
Saat ini, Calliandra ditanam di berbagai negara Asia Tenggara hingga ke
sebagian kecil negara-negara tropis lainnya. Semak atau pohon kecil,
tinggi 4 sampai 6m, diameter batang dapat berukuran 30 cm, kulit batang
berwarna coklat kehitaman. Daun majemuk menyirip ganda, berseling
(alternate) dengan jarak antar ruas (rachis) 10 sampai 17 cm. Perbungaan

26

terdiri dari sedikit atau banyak kepala bunga, bunga berkelompok di bagian
ujung (terminal) membentuk rasemosa berukuran 10 sampai 30 cm. Tiap
bunga menarik berwarna merah keunguan berukuran 4 sampai 6 cm, daun
kelopak berukuran 2 mm, kelopak mahkota 5 sampai 6 mm, benang sari
banyak. Buah kering, panjang 8 sampai 11 cm dan lebar 1 cm. Biji
berjumlah 3 sampai 15, berbentuk elips dan pipih, berukuran 5 sampai 7
mm,

berwarna

coklat

kelam

(Prohati,

2009).

Berdasarkan

hasil

pengamatan data sudah sesuai dengan literatur.

Gambar 27. Calliandra callothyrsus
Pueraria phaseoloides. Lebih dikenal dengan sebutan kacang ruji.
Tipe tumbuhnya adalah semi erect. Daunnya berbulu, dengan tulang daun
berwarna putih, dan bagian belakang daun berwarna ungu. Menurut
Hosang (2004), tanaman ini tumbuh menjalar atau memanjat. Peuraria
berdaun lebar, bulat, dan meruncing bagian ujungnya. Daun yang masih
muda tertutup bulu berwarna coklat, sedangkan bunganya berwarna ungu
kebiruan. Berdasarkan hasil pengamatan data sudah sesuai dengan
literatur.

27

Gambar 28. Pueraria phaseoloides
Arachis pintoii. Nama lain legum ini adalah kacang hias. Tumbuh
dengan tipe procumben. Daunnya bertipe paripnate. Bunganya berbentuk
kupu-kupu. . Pembungaan sangat tergantung dari ketersediaan air dalam
tanah, dan suhu. Merupakan salah satu legum tropis yang lebih tahan
terhadap naungan dan menghasilkan biomass yang tinggi pada kondisi
naungan berat (Subandi, 1999). Berdasarkan hasil pengamatan data
sudah sesuai dengan literatur.

Gambar 29. Arachis pintoii
Kesimpulan
Berdasarkan hasil praktikum diketahui bahwa praktikum identifikasi
rumput dan legum bertujuan untuk mengetahui perbedaan antara tanaman
rumput dan tanaman legum. Perbedaan keduanya secara visual dapat
dilihat dari tipe tumbuh, tipe daun dan tipe bunga. Tipe daun legum lebih
bervariasi dibandingkan dengan tipe daun rumput. Tipe daun legum lebih
banyak dibandingkan tipe daun rumput.
Daftar Pustaka
28

Agus, Ali. 2008. Panduan Bahan Pakan Ternak Ruminansia. Adrana Media
dan Rumah Produksi Informatika. Yogyakarta.
Bamualim, A. dan Wirdahayati, R.B . 2002. Peternakan di Lahan Kering
Nusa Tenggara. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Nusa
Tenggara Timur. 95 hlm.
Basuki, T. 2011. Fisiologi Tumbuhan. PT Agromedia Pustaka. Jakarta
Selatan.
Blegur, Samsul Bahari. 2009. Tugas Mk Tatalaksana Padang
Penggembalaan Tropika. Blog Akademik: Michael Riwu Kaho,
Undana, Kupang.
Haba, Jellian Radja. 2009. Tugas MK tatalaksana padang penggembalaan
tropika. Blog Akademik: Michael Riwu Kaho, Undana, Kupang.
Hosang, E.Y. 2004. Pola Pertanaman Ladang Rendah Risiko dan
Pengaruhnya Terhadap Komponen Geofisik dan Sosial Ekonomi di
Daerah Tangkapan Air Bendungan Tilong. Thesis Master. Program
Pascasarjana. Universitas Nusa Cendana, Kupang. 177 hlm.
Kalmbacher R. S., Martin F. G. and Kretschmer A. E., Jr. (1997)
Performance of cattle grazing pastures based on Paspalum
atratum cv. Suerte. Tropical Grasslands. No 31: page 58-66.
King, A. 2009. Edible flowers. Subtropical Gardening and Landscaping in
Warm Climate. Available at www.stgmagazine. com.au, STG – Issue
Eleven. http://www. stgmagazine.com.au/pdf/sp_edible_ flowers.pdf.
(21 Februari 2009).
Nulik, J. dan D. Kana Hau. 2007. Tanaman gamal (Gliricidia sepium) dan
potensi pemanfaatannya sebagai pakan ternak dan fungsi lainnya
dalam sistem usahatani di Nusa Tenggara Timur. Pros. Seminar
Hasil-Hasil Pengkajian. Kupang, 7 – 8 Desember 2007. Balai Besar
Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian, Badan Litbang
Pertanian. hlm. 533 – 539.
Piggin, C. 2003. The role of Leucaena in swidden cropping and livestock
production in Nusa Tenggara Timur Province, Indonesia. Proc. of a
Workshop Agriculture: New Directions for a New Nation East Timor
(Timor- Leste). Dili, 1 – 3 October 2002. pp. 115 – 129.
Parakkasi, A. 1995. Ilmu Nutrisi Makanan Ternak Ruminansia. Indonesia.
University Press. Jakarta.
Prohati. 2009. Keanekaragaman Tumbuhan Hayati Indonesia. Available at
http://www.proseanet.org/prohati2/browser.php?docsid=387.
Accession date 09 April 2013. 20.00.
Purbajanti, E. D. 2013. Rumput dan Legum sebagai Hijauan Makanan
Ternak. Cetakan pertama. Graha Ilmu Percetakan. Bogor.
29

Reksohadiprodjo, S. 1994. Produksi Tanaman Hijauan Makanan Ternak
Tropik. Edisi Revisi Cetakan ke 1. BPFE. Universitas Gadjah Mada.
Yogyakarta.
Rukmana, R. 2005. Rumput Unggul Hijau Makanan Ternak. Kanisius.
Yogyakarta
Skerman, P.J, & F. Riveros. 1990. Tropical Grases. Food and Agriculture
Organization of the United Nations. Rome.
Soedomo, R. 1992. Codariocalyx gyroides (Roxb. ex Link) Hassk. In: 't
Mannetje, L. and Jones, R.M. (eds) Plant Resources of South-East
Asia
No.
4. Forages.
pp.
97–98.
(Pudoc
Scientific
Publishers, Wageningen, the Netherlands).
Soetrisno, Djoko. Bambang Suhartanto, Nafiatul Umami, dan Nilo Suseno.
2008. Bahan Ajar Ilmu Hijauan Makanan Ternak. Laboratorium
Hijauan Makanan Ternak dan Pastura. Fakultas Peternakan.
Universitas Gadjha Mada. Yogyakarta.
Steel, R. G. D dan J. H. Torrie. 1993. Prinsip dan Prosedur Statistik Suatu
Pendekatan Biometrik. Terjemahan: B. Sumantri. Edisi ke-2.
Penerbit PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
Subandi. 1999. Teknologi budidaya untuk mendukung peningkatan
produksi jagung di Nusa Tenggara. Pros. Lokakarya Regional:
Penerapan Teknologi Indigenous dan Teknologi Maju Menunjang
Pembangunan Pertanian di Nusa Tenggara. Kupang, 1 – 2 Maret
1999. Kerjasama Kantor Wilayah Departemen Pertanian Propinsi
NT dan BPTP Naibonat dengan Department of Primary Industry and
Fisheries, Darwin NT, Australia. hlm. 230 – 242.
Sukiman, S. T. 2005. Rumput Gajah Tropis. Kanisius. Yogyakarta.
Surono, M.S., & S.P.S Budhi. 2006. Kehilangan bahan kering dan bahan
organik silase rumput gajah pada umur potong dan level aditif yang
berbeda. J. Indon. Trop Anim Agric. 3:62-68.
Syarifuddin, NA. 2006. Nilai Gizi Rumput Gajah Sebelum dan Setelah
Enzilase Pada Berbagai Umur Pemotongan. Produksi Ternak.
Fakultas Pertanian UNLAM. Lampung.
Utami, P. 2008. Buku Pintar Tanaman Obat. Cetakan ke-1. PT. Agromedia
Pustaka. Jakarta Selatan.
Wada, Ferdiyup Syarif. 2009. Jenis Rumput-rumputan. Available at
www.ferdiyupwada.blogspot.com. Accession date 09 April 2013.
13:04.
LAMPIRAN

30

BAB III
IDENTIFIKASI BIJI

31

Tinjauan Pustaka
Identifikasi Biji

Biji bila dipandang dari sudut botani, merupakan struktur yang
dibentuk dari ovulum (bakal biji). Biji dari sudut agronomi merupakan
bagian tanaman yang bila ditebarakan menghasilkan tanaman baru
(Anonim, 2009).
Tumbuhan kelas (tingkat) tinggi dapat dibedakan atau dibagi
menjadi dua macam, yaitu tumbuhan berbiji keping satu atau yang disebut
dengan monokotil (monocotyledonae) dan tumbuhan berbiji keping dua
atau yang disebut juga dengan dikotil (dicotyledonae). Ciri-ciri tumbuhan
monokotil dan dikotil hanya dapat ditemukan pada tumbuhan subdivisi
angiospermae karena memiliki bunga yang sesungguhnya (Anonim, 2009).
Tanaman legumeinosae bijinya tidak mengandung endosperm dan
teretutup oleh testa (selubung biji) yang tebal dengan hilium yang
mencolok. Spesies legume akan menghasilkan biji yang keras yang akan
melunak secara gradual seiring waktu. Biji legume tidak mempunyai
endosperm namun cadangan makanannya terdapat pada kotiledon
(Anonim, 2009).
Kelebatan tanaman, jumlah biji tiap bunga dan persentase biji yang
terpanen merupakan tiga faktor utama dalam produksi biji tanaman
makanan ternak tropik yang paling dipengaruhi cuaca dan praktek
bercocok tanam (Anonim, 2009)
Banyak tanaman makanan ternak tropik menghasilkan biji dalam
jumlah besar dan hanya sebagian kecil saja yang dapat terkumpul saat
panen. Hal ini disebabkan oleh lamanya antara saat terbentuknya
karangan bunga satu dengan yang lain, saat biji masak tiap karangan
bunga tidak sama, pada saat biji masak, biji akan jatuh atau meloncat
keluar dan tanaman akan roboh pada saat biji masak (Anonim, 2009).
Pembentukan biji legum umumnya bagus dan hasil biji

memuaskan.

Pemanenan biji pada spesies-spesies baru diintroduksikan menghadapi
permasalahan yang sama (Anonim, 2009).
32

Tumbuhan biji termasuk ke dalam divisi Spermatophyta. Alat
reproduksi generatif berupa biji. Tumbuhan biji yang sudah memiliki akar,
batang dan daun sejati disebut kormus. Tumbuhan biji juga memiliki berkas
pembuluh pengangkut yang terdiri dari xilem dan floem sehingga disebut
tumbuhan Tracheophyta (Anonim, 2009).

33

Materi dan Metode
Materi
Alat. Alat-alat yang digunakan dalam acara praktikum identifikasi biji
antara lain kertas kerja, alat tulis, serta kamera.
Bahan. Bahan-bahan yang digunakan dalam acara praktikum
identifikasi biji antara lain berbagai macam biji koleksi laboratorium Hijauan
Makanan Ternak Universitas Gadjah Mada Yogyakarta.
Metode
Praktikum identifikasi biji ini dilaksanakan dengan melihat dan
mengamati berbagai macam biji-bijian rumput dan legume. Biji tersebut
diidentifikasi meliputi warna biji, bentuk biji, ukuran biji dan ketebalan biji.

34

Hasil dan Pembahasan
Tumbuhan kelas (tingkat) tinggi dapat dibedakan atau dibagi
menjadi dua macam, yaitu tumbuhan berbiji keping satu atau yang disebut
dengan monokotil (monocotyledonae) dan tumbuhan berbiji keping dua
atau yang disebut juga dengan dikotil (dicotyledonae). Ciri-ciri tumbuhan
monokotil dan dikotil hanya dapat ditemukan pada tumbuhan subdivisi
angiospermae karena memiliki bunga yang sesungguhnya (Anonim, 2009).
Berdasarkan hasil praktikum maka diperoleh data-data sebagai
berikut
Tabel 3. Identifikasi biji
Ciri Spesifik Biji
No.

Nama Biji

1.

Glycine max (Kedelai)

2.

Indigofera arrecta
(Indigo)
Jatropha curcas
(Jarak)
Gliricidea Muculata
(Gamal)
Acacia villosa
(Akasia)
Macroptilium
lathyroides (Kacang
batang)
Stylosathes cv verano
(Stillo)
Vigna sinensis
(Kacang panjang)
Medicago
sativa(Alfalfa)
Stylosanthes
guianensis (Stillo)
Teramus Labialis
(Mashparni)
Swietenia mahagoni
(Mahoni)
Vigna unguilata
(Kacang tunggak)
Zea mays (Jagung)
Sorghum bicolor

3.
4.
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15

Warna

Bentuk

Coklat Bulat
muda
Hitam
Bulat agak
pipih
Hitam
Lonjong

Ukuran
Sedang

Ketebalan
Kulit
Tipis

Sangat
kecil
Sangat
besar
Besar

Kulit

Kecil

Tebal

Sangat
kecil

Tebal

Coklat abu Lonjong
abu
Ungu
Lonjong

Sangat
kecil
Sedang

Tipis

Coklat

Bulat

Tebal

Hitam

Bulat

Hitam

Bulat

Coklat

Pipih

Coklat
muda
Kuning
Putih

Bulat

Sangat
kecil
Sangat
kecil
Sangat
kecil
Sangat
besar
Sedang

Bulat
Bulat

Sedang
Kecil

Tebal
Tebal

Coklat
Pipih
kekuningan
Coklat tua
Bulat
Hitam

Bulat

35

Tebal
Tebal

Tebal

Tipis
Tebal
Tipis
Tipis

16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34

(Sorghum putih)
Oryza sativa (padi)
Desmanthus virgatus
(Lamtoro mini)
Calopogonium
mucunoides (Kacang
kalopo)
Leucaena
leucocephala
Sentrosema
pubescens
Bauhinia blakeana
Gmelina arbuera
Flemingia
macrophylla
Mucuna pruriens
(Koro)
Camellia sinensis
(Teh)
Phalaris canariensis

Kuning
Coklat

Lonjong
Bulat

Kecil
Sangat
kecil
Sangat
kecil

Tipis
Tebal

Coklat

Bulat

Coklat

Pipih

Sedang

Tebal

Hitam

Bulat

Kecil

Tebal

Coklat
Coklat
Hitam

Pipih
Bulat
Bulat

Besar
Besar
Kecil

Tebal
Tebal
Tipis

Abu abu

Lonjong

Besar

Tebal

Abu-abu

Bulat

Besar

Tebal

Coklat

Lonjong

Sangat
kecil
Sedang

Tipis

Tebal

Cenchurs ciliaris
Coklat
Seperti
Tipis
(Ekor rubah)
ekor rubah
Desmodium rensoni
Coklat
Pipih
Kecil
Sangat
(Desmodium)
tipis
Arachis hypogeal
Coklat
Bulat
Besar
Tipis
(kacang kalopo)
Pueraria phascoloides Hitam
Bulat
Kecil
Tipis
(Kacang ragi)
Sesbania grandiflora
Coklat
Bulat
Sedang
Sangat
(Turi)
tipis
Theprosia vogeli
Hitam
Bulat
Kecil
Tipis
(Kembang kupu)
Albizia alcatara
Coklat
Lonjong
Sedang
Tipis
Pueraria javanica
Hitam
Bulat
Kecil
Tipis
(Kacang kudzu)
Glycine max (Kacang kedelai). Glycine max memiliki ciri-ciri biji
berwarna kuning keputihan, berbentuk bulat lonjong, ukuran sedang, dan
kulit yang tebal. Menurut Anonim (2005), kedelai (Glycine max) berbuah
polong yang berisi biji-biji. Menurut varietasnya ada kedelai yang berwarna
putih dan hitam. Baik kulit luar buah polong maupun batang pohonnya
mempunyai bulu-bulu yang kasar berwarna coklat. Untuk budidaya

36

tanaman kedelai di pulau Jawa yang paling baik adalah pada ketinggian
tanah kurang dari 500 m di atas permukaan laut.

Gambar 30. Glycine max
Indigovera arrecta (indigo). Berdasarkan pengamatan diketahui
ciri – ciri spesifiknya yaitu berwarna hitam, bentuk bulat pipih, ukuran kecil,
dan kulit tebal. Menurut Orwa et al. (2009) indigo mempunyai tipe tumbuh
erect, woody, dan semak besar hingga tingginya mencapai 3 m. Daun
berbentuk spiral imparipinate, tangkai daun panjangnya 1.5 cm. Biasanya
berbulu pada bagian atas dan bawah strigulose. Buah tumbuhan ini
mempunyai panjang 12 sampai 25 mm, lebar

2mm, lurus, sedikit

tetragonal, coklat saat matang, 4 sampai 8 biji.

Gambar 31. Indigovera arrecta
Jatropha curcas. Habitus jarak pagar berbentuk semak besar
dengan tinggi dapat mencapai 5 meter. Batangnya berkayu, berbentuk
silindris, dan bergetah. Tanaman jarak pagar berdaun tunggal, yang
tersebar sepanjang batang, daunnya dihubungkan dengan tangkai daun.
Daun berlekuk, bersudut 3-5, tulang daun menjari 5-7 tulang utama, warna
daun

hijau

(permukaan

bagian

bawah

37

lebih

pucat

dibandingkan

permukaan bagian atas), panjang tangkai daun antara 4-15 cm (Brands,
2007). Menurut praktikum yang telah di lakukan biji berwarna hitam,
berbentuk lonjong, ukuran besar dan kulit tebal. Hasil pengamatan sudah
sesuai jika di bandingkan dengan literatur.

Gambar 32. Jatropha curcas
Gliricidia maculate (Gamal). Gliricidia maculata memiliki ciri-ciri biji
berwarna coklat kehitaman,berbentuk oval pipih, ukuran sedang, dan kulit
yang agak tebal. Menurut Anonim (2009), biji Gliricidia maculata berbentuk
jorong dengan panjang sekitar 10 mm, mengkilap, dan berwarna merah
kecoklatan. Gliricidia maculata dapat tumbuh di daerah yang beriklim
panas dan lembab, mempunyai daya adaptasi yang besar terhadap
berbagai keadaan tanah kecuali terhadap tanah yang tergenang air
(Susetyo, 1989).

Gambar 33. Gliricidia maculata
Acacia fillosa (Akasia). Acacia fillosa memiliki biji yang berwarna
coklat kekuningan, berbentuk bulat kecil dan terdapat dua garis putih,
ukuran kecil, dan kulit yang tebal. Menurut Brands (2007), Acacia fillosa
memiliki buah seperti kacang-kacangan dan terkadang folikel tidak
merekah atau pecah polong dan buah berbiji. Benih sering memiliki mantel
38

keras dengan sel berbentuk jam pasir, dan kadang-kadang berbentuk garis
u disebut pleurogram.

Macroptilium

Gambar 34. Acacia fillosa
lathyroides (Kacang batang).

Macrophilium

lathyroides memiliki biji yang berwarna coklat kemerahan, berbentuk oval,
ukuran yang kecil, dan kulit yang tipis. Menurut Wardiyono (2011),
Macrophilium lathyroides memiliki polong yang agak silindris berukuran 5
sampai 10 cm x 3 mm, berisi 18 sampai 30 biji. Polong dapat merekah
dengan tiba-tiba. Biji berbentuk melonjong hingga berbentuk ketupat
dengan panjang 3 mm, berburik coklat abu, gelap, dan terang

Gambar 35. Macroptilium lathyroides
Stylosanthes (Stillo). Stylosanthes memiliki biji yang berwarna
coklat pucat, berbentuk bulat lonjong, ukuran kecil, dan kulit yang tebal.
Menurut Anonim (2000), Stylosanthes merupakan tanaman legume yang
hidup di daerah tropis. Daerah awal mula perkembangnya adalah Amerika
tropik. Ciri umum dari biji ini adalah berwarna hitam, bentuk lonjong, kecil,
dan keras

39

Gambar 36. Stylosanthes
Vigna s