STRATEGI GURU UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPU
STRATEGI GURU UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA
DALAM KETERAMPILAN MENDENGARKAN
ARHAIDA AKHMAD
JURUSAN BAHASA INGGRIS, FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU
PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSSAR
[email protected]
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam berkomunikasi kita mengenal bahasa sebagai alatnya. Pada saat
menggunakannya, dapat melalui reseptif yaitu melalui mendengarkan.
Pemeroleh keterampilan mendengarkan dapat melalui keluarga, masyarakat,
atau non formal. Keterampilan mendengarkan salah satu alat komunikasi yang
sangat penting dimiliki setiap orag terutama dalam menjalankan kontak social
dengan orang lain. Kepandaian mendengarkan tidak terbatas hanya dalam
pengertian pandai atau terampil saja, melainkan kepandaian itu harus
dikaitkan dengan sopan santun dan sesuai dengan tata cara atau tata nilai yang
kita anut sebagai bangsa yang memiliki moral agama dan moral kebangsaan..
Dalam pendidikan formal,
keterampilan mendengarkan sudah
dilatihkan mulai dari jenjang TK sampai pendidikan tinggi.
Saat
melatihkannya keterampilan itu dimulai dari hal yang paling mudah sampai
yang sukar. Hal ini dianggap penting karena dengan kemampuan
mendengarkan yang baik maka kemampuan dalam menulis dan berbicara
diharapkan
akan
baik.
Meningkatnya
kepentingan
dan
kegunaan
mendengarkan ini dibuktikan adanya pengakuan yang sama dengan ketiga
keterampilan laiinya. Keterampilan mendengarkan ini dapat dilihat pada
kemampuan berbahasa dan kemampuan bersastra.
Pada dasarnya ada empat keterampilan berbahasa yang harus dikuasai
oleh siswa secara baik dan benar, yaitu keterampilan mendengarkan (listening
skill) keterampilan menulis (writing skill). Dari keempat keterampilan
berbahasa (language skill) yang dikemukakan kita akan focus pada
keterampilan mendengarkan (listening skill.
Mendengarkan adalah suatu proses menangkap, memahami, dan
mengingat dengan sebaik-baiknya apa yang didengar atau sesuatu yang
dikatakan oleh orang lain kepadanya. Burhan (1971:81).
BAB II
PEMBAHASAN
A. Mendengarkan (listening skill)
Mendengarkan (listening skill) merupakan salah satu kemampuan seseorang
dalam menerima dan menganalisa apa yang diucapkan oleh pembicara.
Mendengarkan termasuk salah satu komponen kecakapan yang dimiliki oleh
seseorang ketika merekamemiliki kecakapan internasional skills yang baik. sebuah
komunikasi yang efekif dapat dilakukan oleh seseorang bila memiliki kemampuan
mendengarkanyang baik pula. Mendengarkan bukan hanya secara harfiah
menggunakan alat pendengaran (telinga), tetp!i memiliki arti yang lebih luas dengan
menggunaan alat menerima pesan lainnya. Perbedaan istilah mendengarkan dengan
mendengar, adalah untuk membedakan
pengertian seperti halnya dalam bahasa
inggris antara kata listening dengan hearing.
B.Tujuan Mendengarkan
Adapun tujuan mendengarkan adalah:
a. memperoleh informasi yang ada hubungannya dengan profesi.
b. meningkatkan keefektifan berkomunikasi.
c. mengumpulkan data untuk membuat keputusan
.
d. memberikan respon yang tepat
B. Jenis-jenis Mendengarkan
a. Mendengarkan ekstensif
Mendengarkan ekstensif ialah proses mendengarkan yang
dilakukan dalam kehidupan sehari-hari. Ada beberapa jenis kegiatan
mendengarkan ekstensif:
1. Mendengarkan sekunder
Mendengarkan sekunder terjadi secara kebetulan,
misalnya
seorang
pembelajar
sedang
mendengarkan
percakapan orang lain, suara siaran radio, suara TV, dan
sebagainya.
Suara
tersebut
sempat
terdengar
oleh
pembelajar tersebut, namun ia terganggu oleh suara
tersebut.
2. Mendengarkan sosial
Mendengarkan sosial dilakukan oleh masyarakat
dalam kehidupan sosial seperti di pasar, terminal, stasiun,
kantor pos, dan sebagainya. Kegiatan ini lebih menekankan
pada factor status sosial, dan tingkatan dalam masyarakat.
3. Mendengarkan estetika
Mendengarkan
mendengarkan untuk
sesuatu,
misalnya;
estetika
ialah
kegiatan
menikmati dan menghayati
mendengarkan
pembacaan
puisi,
mendengarkan rekaman drama, mendengarkan cerita,
mendengarkan syair lagu, dan sebagainya.
4. Mendengarkan pasif
Mendengarkan pasif ialah mendengarkan suatu
bahasa yang dilakukan tanpa upaya sadar, misalnya; dalam
kehidupan sehari-hari pembelajar mendengarkan bahasa
daerah, setelah itu dalam masa dua atau tiga tahun ia sudah
mahir menggunakan bahasa daerah.
b. Mendengarkan Intensif
Mendengarkan
intensif
adalah
mendengarkan
kritis,
mendengarkan konsentratif, mendengarkan eksploratif, mendengarkan
interogatif, mendengarkan selektif, dan mendengarkan kreatif :
(a) Mendengarkan kritis
Mendengarkan kritis ialah kegiatan mendengarkan yang dilakukan
dengan sungguh-sungguh untuk memberikan penilaian secara objektif,
menentukan keaslian, kebenaran, dan kelebihan, serta kekurangankekurangannya.
(b) Mendengarkan konsentratif
Mendengarkan konsentratif ialah kegiatan mendengarkan yang
dilakukan dengan penuh perhatian untuk memperoleh pemahaman
yang baik terhadap informasi yang diperdengarkan.
(c) Mendengarkan eksploratif
Mendengarkan
eksploratif
ialah
kegiatan
mendengarkan
yang
dilakukan dengan penuh perhatian untuk mendapatkan inormasi baru.
(d) Mendengarkan interogatif
Mendengarkan
interogatif
ialah
kegiatan
mendengarkan
yang
bertujuan untuk memperoleh informasi dengan cara mengajukan
pertanyaan-pertanyaan yang diarahkan kepada pemerolehan informasi
tersebut.
(e) Mendengarkan selektif
Mendengarkan selektif ialah kegiatan mendengarkan pasif yang
dilakukan secara selektif dan berfous untuk mengenal bunyi-bunyi
asing, nada dan suara, bunyi-bunyi homogen, kata-kata, frase-frase,
kalimat-kalimat, dan bentuk-bentuk bahasa yang sedang dipelajari.
(f) Mendengarkan kreatif
Mendengarkan kreatif ialah kegaiatan mendengarkan yang bertujuan
untuk mengembangkan daya imajinasi dan kreativitas belajar.
D. Strategi Guru dalam Meningkatkan Keterampilan Listening
Ada banyak
strategi yang dapat dilakukan oleh seorang guru dalam
meningkatkan keterampilan listening salah satunya adalah dengan menggunakan
Running Dictation. Running Dictation adalah salah satu jenis dikte di mana
dalam pengimplementasiannya siswa harus bertanggung jawab dengan bagian
cerita yang didapat atau diterima. Kegiatan ini mesti dilakukan berkelompok di
mana ketika orang pertama sudah mendengarkan cerita dari guru, mereka dengan
secepatnya langsung beralih kepada orang kedua dan menceritakan kembali
cerita tersebut. Hal ini dilakukan seterusnya sampai kepada anggota kelompok
terakhir. Kegiatan ini dilakukan secara terus menerus dengan penggalan
paragraf-paragraf yang berbeda sampai cerita terselesaikan. Setelah seluruh
paragraf didiktekan, setiap kelompok menulis kembali cerita tersebut. Cerita
yang sudah ditulis kemudian dapat dipajang/ditempel di papan tulis untuk
dibandingkan dengan kelompok yang lainnya.
Adapun secara lebih spesifik, langkah-langkah penerapannya adalah
sebagai berikut:
1. Siswa membentuk kelompok yang beranggotakan 5-6 orang dan masingmasing anggota dari setiap kelompok diberi nomor.
2. Guru memanggil salah satu nomor (bisa memulai dengan anggota
bernomor 1 dst. agar lebih mudah), mengarahkan siswa ke luar kelas dan
mendiktekan 1 paragraf singkat.
3. Siswa menyimak dan mengingat paragraf yang dibacakan oleh guru dan
mendiktekan kembali kepada seluruh anggota kelompoknya secara
berantai.
4. Setiap anggota kelompok menghafalkan isi paragraf tersebut dan
kelompok yang paling cepat segera mengacungkan tangan dan
menyebutkan “bingo”.
5. Guru menunjuk salah satu anggota kelompok untuk menceritakan paragraf
tersebut.
6. Kelompok yang tercepat dan dapat menceritakan paragraf dengan benar
mendapatkan poin.
7. Guru melakukan aktifitas yang sama sampai semua paragraf tersampaikan
dan semua anggota kelompok mendapat giliran.
8. Masing-masing kelompok menuliskan setiap paragraf tadi di kertas
origami dan menyusunnya ke dalam urutan yang benar menjadi sebuah
cerita.
9. Setiap kelompok memajangkan hasil karyanya di dalam kelas.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Mendengarkan adalah suatu proses menangkap, memahami, dan
mengingat dengan sebaik-baiknya apa yang didengar atau sesuatu yang
dikatakan oleh orang lain kepadanya.
Adapun tujuan mendengarkan yaitu:
a. memperoleh informasi yang ada hubungannya dengan profesi.
b.
meningkatkan keefektifan berkomunikasi.c.
c.
mengumpulkan data untuk membuat keputusand.d.
d.
memberikan respon yang tepat
DAFTAR PUSTAKA
Fatimah,
siti.
2015.
“makalah
tentang
pembelajaran
menyimak”.
http://conaxe.com/v1/page-1286-makalah-tentang-pembelajaran-menyimak-mata-kuliah-pbsi.html. (online). Diakses pada tanggal 23 april 2017 pukul 13:15
wita.
Adi, joko. 2011. “tekhnik pengajaran listening”.
https://pandidikan.blogspot.co.id/2011/04/tehnik-pengajaran-menyimaklistening.html. (online). Diakses pada tanggal 23 april 2017 pukul 13:20 wita.
Ulmunir, arif. 2012. “pengertian menyimak dari beberapa ahli”.
https://ariefulmunir.wordpress.com/2012/12/11/pengertian-menyimak-daribeberapa-ahli-bahasa/. (online). Diakses pada tanggal 23 april 2017 pukul 13:22
wita.
DALAM KETERAMPILAN MENDENGARKAN
ARHAIDA AKHMAD
JURUSAN BAHASA INGGRIS, FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU
PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSSAR
[email protected]
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam berkomunikasi kita mengenal bahasa sebagai alatnya. Pada saat
menggunakannya, dapat melalui reseptif yaitu melalui mendengarkan.
Pemeroleh keterampilan mendengarkan dapat melalui keluarga, masyarakat,
atau non formal. Keterampilan mendengarkan salah satu alat komunikasi yang
sangat penting dimiliki setiap orag terutama dalam menjalankan kontak social
dengan orang lain. Kepandaian mendengarkan tidak terbatas hanya dalam
pengertian pandai atau terampil saja, melainkan kepandaian itu harus
dikaitkan dengan sopan santun dan sesuai dengan tata cara atau tata nilai yang
kita anut sebagai bangsa yang memiliki moral agama dan moral kebangsaan..
Dalam pendidikan formal,
keterampilan mendengarkan sudah
dilatihkan mulai dari jenjang TK sampai pendidikan tinggi.
Saat
melatihkannya keterampilan itu dimulai dari hal yang paling mudah sampai
yang sukar. Hal ini dianggap penting karena dengan kemampuan
mendengarkan yang baik maka kemampuan dalam menulis dan berbicara
diharapkan
akan
baik.
Meningkatnya
kepentingan
dan
kegunaan
mendengarkan ini dibuktikan adanya pengakuan yang sama dengan ketiga
keterampilan laiinya. Keterampilan mendengarkan ini dapat dilihat pada
kemampuan berbahasa dan kemampuan bersastra.
Pada dasarnya ada empat keterampilan berbahasa yang harus dikuasai
oleh siswa secara baik dan benar, yaitu keterampilan mendengarkan (listening
skill) keterampilan menulis (writing skill). Dari keempat keterampilan
berbahasa (language skill) yang dikemukakan kita akan focus pada
keterampilan mendengarkan (listening skill.
Mendengarkan adalah suatu proses menangkap, memahami, dan
mengingat dengan sebaik-baiknya apa yang didengar atau sesuatu yang
dikatakan oleh orang lain kepadanya. Burhan (1971:81).
BAB II
PEMBAHASAN
A. Mendengarkan (listening skill)
Mendengarkan (listening skill) merupakan salah satu kemampuan seseorang
dalam menerima dan menganalisa apa yang diucapkan oleh pembicara.
Mendengarkan termasuk salah satu komponen kecakapan yang dimiliki oleh
seseorang ketika merekamemiliki kecakapan internasional skills yang baik. sebuah
komunikasi yang efekif dapat dilakukan oleh seseorang bila memiliki kemampuan
mendengarkanyang baik pula. Mendengarkan bukan hanya secara harfiah
menggunakan alat pendengaran (telinga), tetp!i memiliki arti yang lebih luas dengan
menggunaan alat menerima pesan lainnya. Perbedaan istilah mendengarkan dengan
mendengar, adalah untuk membedakan
pengertian seperti halnya dalam bahasa
inggris antara kata listening dengan hearing.
B.Tujuan Mendengarkan
Adapun tujuan mendengarkan adalah:
a. memperoleh informasi yang ada hubungannya dengan profesi.
b. meningkatkan keefektifan berkomunikasi.
c. mengumpulkan data untuk membuat keputusan
.
d. memberikan respon yang tepat
B. Jenis-jenis Mendengarkan
a. Mendengarkan ekstensif
Mendengarkan ekstensif ialah proses mendengarkan yang
dilakukan dalam kehidupan sehari-hari. Ada beberapa jenis kegiatan
mendengarkan ekstensif:
1. Mendengarkan sekunder
Mendengarkan sekunder terjadi secara kebetulan,
misalnya
seorang
pembelajar
sedang
mendengarkan
percakapan orang lain, suara siaran radio, suara TV, dan
sebagainya.
Suara
tersebut
sempat
terdengar
oleh
pembelajar tersebut, namun ia terganggu oleh suara
tersebut.
2. Mendengarkan sosial
Mendengarkan sosial dilakukan oleh masyarakat
dalam kehidupan sosial seperti di pasar, terminal, stasiun,
kantor pos, dan sebagainya. Kegiatan ini lebih menekankan
pada factor status sosial, dan tingkatan dalam masyarakat.
3. Mendengarkan estetika
Mendengarkan
mendengarkan untuk
sesuatu,
misalnya;
estetika
ialah
kegiatan
menikmati dan menghayati
mendengarkan
pembacaan
puisi,
mendengarkan rekaman drama, mendengarkan cerita,
mendengarkan syair lagu, dan sebagainya.
4. Mendengarkan pasif
Mendengarkan pasif ialah mendengarkan suatu
bahasa yang dilakukan tanpa upaya sadar, misalnya; dalam
kehidupan sehari-hari pembelajar mendengarkan bahasa
daerah, setelah itu dalam masa dua atau tiga tahun ia sudah
mahir menggunakan bahasa daerah.
b. Mendengarkan Intensif
Mendengarkan
intensif
adalah
mendengarkan
kritis,
mendengarkan konsentratif, mendengarkan eksploratif, mendengarkan
interogatif, mendengarkan selektif, dan mendengarkan kreatif :
(a) Mendengarkan kritis
Mendengarkan kritis ialah kegiatan mendengarkan yang dilakukan
dengan sungguh-sungguh untuk memberikan penilaian secara objektif,
menentukan keaslian, kebenaran, dan kelebihan, serta kekurangankekurangannya.
(b) Mendengarkan konsentratif
Mendengarkan konsentratif ialah kegiatan mendengarkan yang
dilakukan dengan penuh perhatian untuk memperoleh pemahaman
yang baik terhadap informasi yang diperdengarkan.
(c) Mendengarkan eksploratif
Mendengarkan
eksploratif
ialah
kegiatan
mendengarkan
yang
dilakukan dengan penuh perhatian untuk mendapatkan inormasi baru.
(d) Mendengarkan interogatif
Mendengarkan
interogatif
ialah
kegiatan
mendengarkan
yang
bertujuan untuk memperoleh informasi dengan cara mengajukan
pertanyaan-pertanyaan yang diarahkan kepada pemerolehan informasi
tersebut.
(e) Mendengarkan selektif
Mendengarkan selektif ialah kegiatan mendengarkan pasif yang
dilakukan secara selektif dan berfous untuk mengenal bunyi-bunyi
asing, nada dan suara, bunyi-bunyi homogen, kata-kata, frase-frase,
kalimat-kalimat, dan bentuk-bentuk bahasa yang sedang dipelajari.
(f) Mendengarkan kreatif
Mendengarkan kreatif ialah kegaiatan mendengarkan yang bertujuan
untuk mengembangkan daya imajinasi dan kreativitas belajar.
D. Strategi Guru dalam Meningkatkan Keterampilan Listening
Ada banyak
strategi yang dapat dilakukan oleh seorang guru dalam
meningkatkan keterampilan listening salah satunya adalah dengan menggunakan
Running Dictation. Running Dictation adalah salah satu jenis dikte di mana
dalam pengimplementasiannya siswa harus bertanggung jawab dengan bagian
cerita yang didapat atau diterima. Kegiatan ini mesti dilakukan berkelompok di
mana ketika orang pertama sudah mendengarkan cerita dari guru, mereka dengan
secepatnya langsung beralih kepada orang kedua dan menceritakan kembali
cerita tersebut. Hal ini dilakukan seterusnya sampai kepada anggota kelompok
terakhir. Kegiatan ini dilakukan secara terus menerus dengan penggalan
paragraf-paragraf yang berbeda sampai cerita terselesaikan. Setelah seluruh
paragraf didiktekan, setiap kelompok menulis kembali cerita tersebut. Cerita
yang sudah ditulis kemudian dapat dipajang/ditempel di papan tulis untuk
dibandingkan dengan kelompok yang lainnya.
Adapun secara lebih spesifik, langkah-langkah penerapannya adalah
sebagai berikut:
1. Siswa membentuk kelompok yang beranggotakan 5-6 orang dan masingmasing anggota dari setiap kelompok diberi nomor.
2. Guru memanggil salah satu nomor (bisa memulai dengan anggota
bernomor 1 dst. agar lebih mudah), mengarahkan siswa ke luar kelas dan
mendiktekan 1 paragraf singkat.
3. Siswa menyimak dan mengingat paragraf yang dibacakan oleh guru dan
mendiktekan kembali kepada seluruh anggota kelompoknya secara
berantai.
4. Setiap anggota kelompok menghafalkan isi paragraf tersebut dan
kelompok yang paling cepat segera mengacungkan tangan dan
menyebutkan “bingo”.
5. Guru menunjuk salah satu anggota kelompok untuk menceritakan paragraf
tersebut.
6. Kelompok yang tercepat dan dapat menceritakan paragraf dengan benar
mendapatkan poin.
7. Guru melakukan aktifitas yang sama sampai semua paragraf tersampaikan
dan semua anggota kelompok mendapat giliran.
8. Masing-masing kelompok menuliskan setiap paragraf tadi di kertas
origami dan menyusunnya ke dalam urutan yang benar menjadi sebuah
cerita.
9. Setiap kelompok memajangkan hasil karyanya di dalam kelas.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Mendengarkan adalah suatu proses menangkap, memahami, dan
mengingat dengan sebaik-baiknya apa yang didengar atau sesuatu yang
dikatakan oleh orang lain kepadanya.
Adapun tujuan mendengarkan yaitu:
a. memperoleh informasi yang ada hubungannya dengan profesi.
b.
meningkatkan keefektifan berkomunikasi.c.
c.
mengumpulkan data untuk membuat keputusand.d.
d.
memberikan respon yang tepat
DAFTAR PUSTAKA
Fatimah,
siti.
2015.
“makalah
tentang
pembelajaran
menyimak”.
http://conaxe.com/v1/page-1286-makalah-tentang-pembelajaran-menyimak-mata-kuliah-pbsi.html. (online). Diakses pada tanggal 23 april 2017 pukul 13:15
wita.
Adi, joko. 2011. “tekhnik pengajaran listening”.
https://pandidikan.blogspot.co.id/2011/04/tehnik-pengajaran-menyimaklistening.html. (online). Diakses pada tanggal 23 april 2017 pukul 13:20 wita.
Ulmunir, arif. 2012. “pengertian menyimak dari beberapa ahli”.
https://ariefulmunir.wordpress.com/2012/12/11/pengertian-menyimak-daribeberapa-ahli-bahasa/. (online). Diakses pada tanggal 23 april 2017 pukul 13:22
wita.