PEMBELAJARAN PENULISAN STORYTELLING UNTU. docx

PEMBELAJARAN PENULISAN STORYTELLING UNTUK
MEMPERTEBAL IKATAN EMOSI CALON PELANGGAN PADA
SUATU PRODUK YANG BERAKIBAT PADA MENINGKATNYA
KONVERSI PENJUALAN PADA PEMASARAN ONLINE

Yudhistiro Pandu Widhoyoko
pandugeni@gmail.com
Pendidikan Teknologi Informasi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, UNISRI
Surakarta, Indonesia
An Abstract
Social media menghubungkan berbagai orang di seluruh pelosok dunia tanpa ada
batasan. Pertumbuhan ini secara langsung menstimulasi trend budaya menulis bagi
penggunanya. Salah satu manfaat yang didapat dari perkembangan menulis berkat
adanya social media bagi dunia pemasaran suatu produk baik berupa barang maupun
jasa adalah penulisan cerita atau storytelling. Model pemasaran menggunakan model
storytelling sangatlah kuat dan efektif hasilnya. Bahkan model pemasaran
menggunakan storytelling ini menjadi prioritas atau strategi utama dalam memasarkan
suatu produk baik berupa barang maupun jasa. Salah satu kekuatan storytelling adalah
dengan cara mempertebal keterlibatan emosi calon pelanggan terhadap suatu produk
yang ditawarkan. Sehingga, merupakan keharusan bagi pemasar dewasa ini untuk
menguasai kemampuan storytelling dengan baik sehingga produk yang mereka

tawarkan dapat menghasilkan konversi penjualan yang baik.
Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas dengan tujuan
mendeskripsikan implementasi pembelajaran menulis cerita atau storytelling sebagai
salah satu model pemasaran suatu produk untuk mendapatkan konversi penjualan
online yang baik. Subjek pada penelitian ini adalah mahasiswa semester dua Program
Studi Pendidikan Teknologi Informasi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan,
Unisri, Surakarta, yang menempuh mata kuliah kewirausahaan tahun akademik genap
2016-2017. Penelitian ini menggunakan desain penelitian tindakan kelas secara
kolaborasi. Dalam penelitian ini, peneliti dan kolaborator bekerja sama dalam
melaksanakan prosedur penelitian yaitu, menyusun rencana pelajaran (planning),
mengimplementasikan tindakan (acting), mengamati tindakan (observing), dan
melakukan refleksi (reflecting) yang dilaksanakan dalam siklus daur ulang. Tolok
Ukur keberhasilan penelitian ini adalah dikenalnya produk yang ditawarkan kepada
khalayak banyak, terciptanya pasar dari produk yang ditawarkan, dan terakhir adalah
konversi penjualan seperti yang diharapkan. Data penelitian diperoleh melalui
wawancara, analisis dokumen dan pengamatan, tes hasil belajar dan angket. Sumber
data yakni informan ( siswa dan hasil penjualan), dokumen yakni perangkat
pembelajaran dan data hasil belajar siswa serta tempat dan peristiwa pembelajaran.
Analisis data menggunakan deskriptif Komparatif dan Analisis Interaktif.


Kata Kunci: Storytelling, menulis cerita, keterlibatan emosi calon pelanggan, media
online, pemasaran online

A. Pendahuluan
Kegiatan
menulis
bagi
mahasiswa memang tidak bisa
dilepaskan bahkan erat kaitannya.
Bagaimana tidak, setiap tugas dari
semua mata kuliah melibatkan
kegiatan penulisan. Belum lagi
ketika
semua
teori
sudah
diselesaikan, maka datanglah skripsi
yang tentu saja full dengan tulisan.
Untuk itu kemampuan menulis
menjadi

syarat
wajib
magi
mahasiswa untuk harus dimiliki.
Kegiatan menulis dewasa ini,
sangatlah terbantu denagn adanya
media online. Media ini beraneka
rupa. Ada yang menghubungkan
para penggunanya secara searah
maupun dua arah. Pada kedua
bentuk media tersebut, salah satu
tampilan yang sering ada adalah
dalam bentuk tulisan atau artikel.
Memang tidak ditentukan ukuran
panjang dan pendeknya, akan tetapi
tulisan tersebut berfungsi sebagai
penerang ata u penjelas sesuatu.
Apalagi jika display dalam media
online tersebut berupa gambar, maka
tulisan menjadi sangatlah penting

untuk memberikan keterangan.
Apalagi, dengan semakin
berkembanganya
feature-feature
dalam media online yang sangat
mempermudah
terjadinya
komunikasi dua arah dengan sangat

cepat.
Hal
ini
mengundang
kreativitas penggunanya untuk tidak
hanya menggunakan sebagai ajang
komunikasi ataupun reunion, akan
tetapi salah satunya adalah untuk
menjual produk mereka. Karena
sekarang
media

online
memungkinkan adanya komunikasi
secara langsung dua arah. Hal ini
sangat
menunjang
kecepatan
interaksi antara pembeli dan penjual.
Asalkan displaynya menarik, boleh
jadi kemungkinan untuk dibeli akan
semakin tinggi.
Akan
tetapi,
benarkah
semudah itu dalam hal memasang
display kemudian dengan mudahnya
pula para pengguna media online
mendapatkan pembeli? Tentu saja
tidak. Dibutuhkan teknik atau
metode
tertentu

dalam
hal
memasarkan produk yang dijual di
media online. Salah satu modelya
adalah storytelling. Story telling ini
adalah model penulisan artikel untuk
promosi produk dengan gaya
bercerita santai menggunakan sudut
pandang pembaca agar secara
emosional ikut terlibat dan memiliki
sehingga dapat terjadi proses
pembelian. Selanjutnya model ini
akan dipakai oleh peneliti untuk
meningkatkan jumlah konversi
penjualan produk yang diaplikasikan
pada kelas atau mata kuliah
kewirausahaan pada mahasiswa
rogram studi Pendidikan Teknologi

Informasi, Fakultas Keguruan dan

Ilmu Pendidikan, Universitas Slamet
Riyadi, Surakarta.
Penelitian ini tidak hanya
berupaya
untuk
meningkatkan
jumlah konversi penjualan produk
akan tetapi juga terdapat upayaupaya untuk peningkatan yang lain
karena
penelitian
ini adalah
penelitian Tindakan Kelas. Untuk
itu, untuk membatasi ruang lingkup
pada penelitian ini, terdapat tiga
formulasi
permasalahan.
Yang
pertama; 1) 1) bisakah storytelling
ini
meningkatkan

kemampuan
menulis mahasiswa pada kontek
pemasaran sebuah produk? 2)
Benarkah
storytelling
dapat
meningkatkan jumlah konversi
penjualan
suatu
produk
menggunakan media social online?
3)
Bagaimana
respon
para
mahasiswa yang berakibat pada
suasana pembelajaran terhadap
metode story telling ini dalam mata
kuliah kewirausahaan.


B. Rasional
Peneliti sudah menyebutkan
bahwa para mahasiswa Program
Studi
Pendidikan
Teknologi
Informasi Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan Universitas Slamet
Riyadi
pada
mata
kuliah
kewirausahaan
mempunyai
permasalahan
dalam
penulisan
article untuk promosi produk di
media online. Kemampuan mereka


dalam hal menulis rendah. Hal ini
dapat diketahui dari sedikitnya
jumlah mahasiswa pada mata kuliah
ini yang tidak asing dengan metode
story telling untuk promosi produk.
Kondisi dan situasi kelas begitu
pasif. Beberapa mahasiswa dalam
kelas tersebut terllihat tidak antusias
dalam mengikuti proses belajar
mengajar.
Permasalahan di atas timbul
karena beberapa hal: 1) harus diakui
memang bahwa materi mengajar
dosen pada mata kuliah tersebut
sebagian besar adalah teori yang
menyebabkan kelas hanya berjalan
satu arah; 2) Tidak adanya focus
atau konsentrasi pada bagian
tertentu dalam berwira usaha.
Semua

urutan
berwirausaha
diberikan dalam bentuk teori tanpa
diberikan penegasan dan atau
penguatan pada satu bidang yang
spesifik. 3) Pengajar mata kuliah ini
tidak
pernah
memberikan
kesempatan atau waktu yang cukup
bagi para mahasiswa untuk berlatih
mengerjakan salah satu bidang
tertentu yang spesifik secara
berkesinambungan. Waktu untuk
praktek sangatlah minim karena
sudah termakan oleh presentasi
pengajar yang berisi hanya teori.
Atas
dasar
dari
beberapa
permasalahan tersebut, peneliti
memberanikan
diri
untuk
menggunakan metode pembelajaran
penulisan
storytelling
untuk
mempertebal emosi pelanggan agar
membeli produk yang ditawarkan

untuk
meningkatkan
konversi
penjualan. Peneliti juga berharap
agar kemampuan menulis artikel
promosi produk, pemilihan sudut
pandang yang dianggap dapat
meningkatkan ikatan emosional
caon pembeli juga dapa terlatih
dalam
diri
mahasiswa
yang
kemudian, dapat berakibat pada
peningkatan partisipasi keaktifan
mahasiswa di dalam kelas pada mata
kuliah kewirausahaan. Sehingga
dengan menggunakan metode ini,
para mahasiswa akan mengalami
pengalaman, situasi dan kondisi
layaknya seperti yang dimaui oleh
pengajar atau dosen mata kuliah
kewirausahaan.

C. Metode Penelitian
Setting penelitian atau lokasi
dalam penelitian tindakan kelas ini
adalah di Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan, Universitas Slamet
Riyadi Surakarta, Jawa Tengah.
Subjek Penelitian yang digunakan
adalah mahasiswa yang mengambil
mata kuliah kewirausahaan pada
Program studi Pendidikan Teknologi
Informasi, Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan, Universitas Slamet
Riyadi Surakarta Tahun Akademik
2016/2017. Waktu pelaksanaan
tindakan adalah empat kali dimana
setiap pertemuannya menggunakan
waktu 90 menit. Dalam penelitian
tindakan
kelas
ini
peneliti
berkolaborasi dengan satu orang

Dosen pada prodi PTI FKIP Unisri
sebagai kolaborator dan pengamat.
Metode yang di gunakan
dalam
penelitian
ini
adalah
penelitian
tindakan
kelas
(Classroom Action Research, CAR)
karena permasalahan yang dihadapi
dialami oleh guru peneliti, maka
solusinya dirancang berdasarkan
kajian teori pembelajaran dan input
dari lapangan. Menurut Hopkins
(1993) dalam Wiriatmadja ( 2005:
11) bahwa Penelitian Tindakan kelas
adalah
penelitian
yang
mengkombinasikan
prosedur
penelitian dengan tindakan subtantif,
suatu tindakan yang dilakukan
dalam disiplin inkuiri, atau suatu
usaha seseorang untuk memahami
apa yang sedang terjadi, sambil
terlibat dalam sebuah proses
perbaikan
dan
perubahan.
Berdasarkan tujuan penelitian jelas
bahwa penelitian ini tidak menguji
hipotesis secara kuantitatif, akan
tetapi
mendekripsikan
dan
menginterpretasikan data, fakta dan
keadaan yang ada, serta melakukan
analisis
tentang
proses
pembelajaran. Penelitian tindakan
memiliki serangkaian langkah yang
membentuk spiral. Setiap langkah
memiliki
empat
tahap
yaitu
perencanaan (planning), tindakan
( acting), pengamatan (observing),
dan refleksi ( reflecting) ( Niff,
1992: 32).
Teknik yang digunakan untuk
mengumpulkan data di atas meliputi

pengamatan,
wawancara
atau
diskusi, kajian dokumen dan tes.
1. Pengamatan.
Pengamatan
yang
peneliti lakukan adalah
pengamatan secara pasif.
Pengamatan ini dilakukan
terhadap dosen mata kuliah
kewirausahaan sebelumnya
ketika
melaksanakan
kegiatan belajar mengajar
di kelas maupun kinerja
siswa selama proses belajar
mengajar
berlangsung.
Pengamatan dilakukan oleh
peneliti dengan mengambil
tempat
duduk
paling
belakang. Dalam posisi itu
peneliti dapat secara lebih
leluasa
melakukan
pengamatan
terhadap
aktivitas belajar mengajar
siswa di kelas.
Pengamatan terhadap
guru didapat pada kegiatan
guru dalam menjelaskan
pelajaran,
memotivasi
siswa,
mengajukan
pertanyaan dan menanggapi
jawaban siswa, mengelola
kelas, memberikan latihan
dan umpan balik, dan
melakukan
penilaian
terhadap
hasil
belajar
siswa.
Sementara
itu,
pengamatan terhadap siswa
difokuskan pada tingkat
partisipasi siswa dalam
mengikuti pelajaran seperti
terlihat pada keaktifan

bertanya dan menanggapi
stimuli baik yang datang
dari guru maupun teman
lain, keaktifan siswa dalam
mangerjakan tugas dan
sebagainya.
2. Wawancara atau diskusi.
Wawancara
atau
diskusi dilakukan setelah
dan atas dasar hasil dan
pengamatan
di
kelas
maupun kajian dokumen.
Wawancara atau diskusi
dilakukan oleh peneliti dan
guru. Wawancara atau
diskusi
dengan
guru
dilaksanakan
setelah
melakukan
pengamatan
pertama terhadap proses
belajar mengajar (PBM)
dimaksudkan
untuk
memperoleh
informasi
tentang berbagai hal yang
berkaitan
dengan
pelaksanaan pembelajaran
bahasa inggris
3. Kajian dokumen.
Kajian juga dilakukan
terhadap berbagai dokumen
atau arsip yang ada seperti
kurikulum,
rencana
pembelajaran yang dibuat
guru, buku atau materi
pelajaran.
4. Tes
Pemberian
tes
dimaksudkan
untuk
mengukur seberapa jauh
hasil yang diperoleh siswa

setelah kegiatan pemberian
tindakan. Tes kemampuan
awal diberikan pada awal
kegiatan penelitian untuk
mengidentifikasi
kakurangan atau kelemahan
siswa dan setiap akhir
siklus untuk mengetahui
peningkatan mutu hasil
belajar siswa. Dengan
perkataan lain tes disusun
dan
dilakukan
untuk
mengetahui
tingkat
kemampuan siswa sesuai
dengan siklus yang ada.
Teknik Analisis Data
Teknik
analisis
yang
digunakan dalam penelitian ini
adalah deskriptif kualitatif. Hal ini
dilakukan karena sebagian besar
data yang dikumpulkan dalam
penelitian ini adalah berupa uraian
deskriptif tentang perkembangan
proses
pembelajaran,
yakni
peningkatan kemampuan membaca,
pengalaman dan permasalahan yang
dihadapi guru dan siswa, strategi
pembelajaran yang diberikan guru,
sikap dan motivasi guru setelah
kegiatan riset aksi dan sebagainya.
Teknik analisis ini mengacu
pada model analisis Miles dan
Huberman, yang dilakukan dalam
tiga komponen, yaitu reduksi data,
penyajian data, dan penarikan
simpulan. Reduksi data meliputi
penyeleksian data melalui ringkasan
atau
uraian
singkat
dan
penggolongan data ke dalam pola
yang lebih luas. penyusunan

informasi secara sistematik dari
hasil reduksi data dimulai dari
perencanaan, pelaksanaan tindakan
observasi dan refleksi pada masingmasing siklus. Penarikan simpulan
merupakan upaya pencarian makna
data, mencatat keteraturan dan
penggolongan data. Data terkumpul
disajikan secara sistematis dan perlu
diberi makna.
Pemeriksaan Validitas Data
Suatu informasi yang akan
dijadikan data penelitian perlu
diperiksa validitasnya sehingga data
tersebut
dapat
dipertanggungjawabkan dan dapat
dijadikan dasar yang kuat dalam
menarik kesimpulan. Teknik yang
digunakan
untuk
memeriksa
validitas data yang digunakan dalam
penelitian ini adalah triangulasi.
Triangulasi
adalah
teknik
pemeriksaan
data
dengan
memanfaatkan sarana di luar data itu
untuk keperluan pengecekan atau
membandingkan data itu (Moleong,
1995: 178). Teknik triangulasi yang
digunakan adalah triangulasi sumber
data dan metode. Jenis triangulasi
ini
dilakukan
dengan
mengumpulkan data sejenis tetapi
menggunakan teknik atau metode
pengumpulan data yang berbeda,
dan bahkan lebih jelas untuk
diusahakan mengarah pada sumber
data yang sama untuk menguji
kebenaran informasinya (Sutopo,
2002:81). Dalam penelitian ini
peneliti
menggunakan
metode
pengumpulan data yang berupa tes

hasil tindakan, observasi selama
PBM berlangsung.

D. Hasil Penelitian dan Diskusi
1. Hasil Penelitian
Peneliti
menemukan
beberapa hasil penelitian untuk
menjawab beberapa pertanyaan
pada penelitian ini. Pertanyaanpertanyaan tersebut adalah: 1)
bisakah
storytelling
ini
meningkatkan
kemampuan
menulis mahasiswa pada kontek
pemasaran sebuah produk? 2)
Benarkah
storytelling
dapat
meningkatkan jumlah konversi
penjualan
suatu
produk
menggunakan
media
social
online? 3) Bagaimana respon
para mahasiswa yang berakibat
pada
suasana
pembelajaran
terhadap metode story telling ini
dalam
mata
kuliah
kewirausahaan.
Faktanya,
kompetensi
menulis
para
mahasiswa
menggunakan
metode
storytelling
ini
meningkat.
Metode ini mampu menolong
para mahasiswa untuk menulis
sebuah article berupa promosi
sebuah produk di media online
dengan baik. Hasil ini juga dapat
terlihat dari hasil dari pre-test dan
post-test yang dilaksanakan di
tiap siklus. Skor rata-rata di pretest adalah 59, skor rata-rata pada
siklus pertama adalah 63 dan skor
rata-rata siklus ke dua adalah 71.

Dari data tersebut dapat dilihat
bahwa terdapat peningkatan dari
siklus ke siklus.
Selain itu, menggunakan
media ini, selain juga untuk
belajar menulis, juga untuk dapat
meningkatkan konversi penjualan
di media online dan juga
meningkatkan tingkat keaktivan
para mahasiswa di kelas. Atau
dengan kata lain, para mahasiswa
menjadi aktif dan bergairah
dalam mengikuti kelas atau
matakuliah kewirausahaan.
2. Diskusi
Penelitian
dengan
menggunakan metode belajar
menulis
story
telling
ini
menghasilkan
beberapa
peningkatan tidak hanya dalam
hal peningkatan kemampuan
menulis para mahasiswa, tetapi
juga
meningkatkan
jumlah
konversi penjualan produk di
media online. Para mahasiswa
terlatih untuk memikirkan dan
memilih dari beberpa sudut
pandang yang bisa dipakai pada
pemasaran
suatu
prroduk
menggunakan
metode
storytelling
sehingga
dapat
menjerat emosi pelanggan untuk
membeli.
Serta,
metode
storytelling ini meningkatkan
keaktifan atau partisipasi para
mahasiswa pada mata kuliah
kewirausahaan sehingga mata
kuliah ini tidak lagi menjadi kelas
yang membosankan.

Peningkatan
menulis

kemampuan

Hasil dari penelitian ini
menunjukkan bahwa penggunaan
storytelling menghasilkan hasil
yang
memuaskan
pada
peningkatan kemampuan menulis
story telling. Karena para
mahasiwa
terlatih
untuk
merasakan kemudian memilih
dari sudut pandang mana
storytelling mereka ditulis dan
juga
berakibat
peningkatan
konversi penjualan di media
online. Hal ini karena pemilihan
angel terbaik dalam suatu produk
dapat melibatkan emosi calon
pembeli untuk membeli.
Peningkatan Situasi Kelas
Keaktifan
dan
Partisipasi
Mahasiswa
Pembelajaran penulisan
storytelling pada penelitian ini
juga meningkatkan situasi dan
kondisi kelas yang lebih baik
pada mata kuliah kewirausahaan.
Metode ini dirasakan oleh para
mahasiswa lebih menarik dan
lebih
atraktive
sehingga
meingkatkan gairah dalam proses
belajar mengajar. Para mahasiswa
secara mandiri atau individual
menjadi tertuntut lebih aktif
dalam hal mempersiapkan materi
atau
angel
suatu
produk,
mengeksekusi storytelling dari
suatu produk dan aktif untuk
menunggu dan mendapatkan
interaksi dari customer.

E.

Kesimpulan

B
e
r
d
a
s
a
r
d
a
r
i
p
e
n
e
l
i
t
i
a
n
P
e
m
b
e
l
a
j
a
r
a
n
P
e
n
u
l

i
s
a
n
S
t
o
r
y
t
e
l
l
i
n
g
U
n
t
u
k
M
e
m
p
e
r
t
e
b
a
l
I
k
a
t
a
n

E
m
o
s
i
C
a
l
o
n
P
e
l
a
n
g
g
a
n
P
a
d
a
S
u
a
t
u
P
r
o
d
u
k
Y
a

n
g
B
e
r
a
k
i
b
a
t
P
a
d
a
M
e
n
i
n
g
k
a
t
n
y
a
K
o
n
v
e
r
s
i
P
e
n
j
u

a
l
a
n
P
a
d
a
P
e
m
a
s
a
r
a
n
O
n
l
i
n
e
M
e
l
a
l
u
i
p
e
n
e
l
i
t
a
n

i
n
i
,
P
e
n
e
l
i
t
i
d
a
p
a
t
m
e
n
y
i
m
p
u
l
k
a
n
b
e
b
e
r
a
p
a
h
a

l
d
a
r
i
b
e
b
e
r
a
p
a
s
u
d
u
t
p
a
n
d
a
n
g
.
b
a
h
w
a
p
e
n
e
l
i
t
i
a
n

i
n
i
j
u
g
a
d
a
p
a
t
m
e
m
p
e
r
l
i
h
a
t
k
a
n
p
e
n
i
n
g
k
a
t
a
n
k

e
m
a
m
p
u
a
n
m
e
n
u
l
i
s
m
a
h
a
s
i
s
w
a
d
a
n
p
e
n
i
n
g
k
a
t
a
n

k
o
n
v
e
r
s
i
p
e
n
j
u
a
l
a
n
d
i
m
e
d
i
a
o
n
l
i
n
e
.
Karena penelitian ini adalah
penelitian tindakan kelas, maka
situasi kelas juga tidak luput dari
perhaitan peneliti. Dari penelitian
ini, situasi kelas menjadi hidup dan
bervariasi.
Setiap
mahasiswa
menunjukkan tingkat partisipasi
yang tinggi. Hal ini dikarenakan

penggunaan storytelling dalam
pemasaran suatu produk yang
ditawarkan dapat menggugah rasa
penasaran mereka atas interaksi atau
respon yang didapat dari pasar.
1. Implikasi
Peneliti meyakini bahwa
pembelajaran
lnulisan
story
telling untuk penjualan online ini
adalah sangat penting bagi
mahasiswa yang ingin mencoba
bergelut di dunia kewirausahaan.
Selain
karena
dapat
meningkatkan
kemampuan
menulis
dan
meningkatkan
konversi penjualan, story telling
ini
juga
berguna
untuk
meningkatkan
kemauan
mahasiswa untuk belajar. Hal ini
disebabkan adanya intreraksi dari
pasar yang membuat penasaran.
Storytelling ini juga membuat
situasi kelas menjadi kondusif,
sangat kondusif malah. Karena
setiap mahasiswa terlalu sibuk
untuk melakukan hal lain selain
yang mereka kerjakan yaitu
membuat story telling sebuah
produk. Terakhir, ternyata story
telling ini mampu meredakan
stress para mahasiswa. Hal ini
dikarenakan tidak adanya criteria
pasti dari story telling itu sendiri.
Artinya,
setiap
mahasiswa
dituntut untuk mengunadang
kreativitas mereka seliar-liarnya
tanpa takut terintimidasi oleh
lainnya.

2. Rekomendasi

F.

Peneliti
menyarankan
agar pembelajaran penulisan
story telling dalam pemasaran
online ini mulai dilaksanakan di
kelas-kelas kewirausahaan atau
kelas-kelas entreupreuneurships
pada tingkat perguruan tinggi.
Karena hal ini ternyata efektif
dalam hal melibatkan emosi para
calon
pembeli
sehingga
meningkatkan konversi penjualan
dalam penjualan berbasis online.
Diharapkan ke depan dapat
tercetak para wirausahawan
handal yang dapat berguna bagi
bangsa dan Negara dengan cara
membuka
banyak
lapangan
pekerjaan
bagi
yang
membutuhkan.
Daftar Pustaka
Akgun. A. E., Keskin. H., Ayar. H.,
Erdogan. Ebru., (2015). The
Influence of Storytelling
Approach in Travel Writings
on Readers’ Emphaty and
Travel Intentions. Social and
Behavioral Science Journal.
Volume 207. Pages 577-586
Bad
a
n
S
t
a
n
d
a
r

N
a
s
i
o
n
a
l
P
e
n
d
i
d
i
k
a
n
.
2
0
0
6
.
S
t
a
n
d
a
r
I
s
i
K

u
r
i
k
u
l
u
m

t
a
:
D
e
p
a
r
t
e
m
e
n

T
i
n
g
k
a
t

P
e
n
d
i
d
i
k
a
n

S
a
t
u
a
n
P
e
n
d
i
d
i
k
a
n
.

N
a
s
i
o
n
a
l
.
Duf

J
a
k
a
r

f
y
,
L

e
v
e
r
,
M
c
D
o
n
a
l
d
,
J
e
a
n
B
,
M
i
z
z
e
l
,
A
l
P
.
2
0
0

3
.
T
e
a
c
h
i
n
g
a
n
d
L
e
a
r
n
i
n
g
w
i
t
h
T
e
c
h
n
o
l
o
g
y
.

.
N
e
w
Y
o
r
k
:
P
e
a
r
s
o
n
E
d
u
c
a
t
i
o
n
,
I
n
c
.
Fen
g
e
r
.
M

H
.
J
.
,
A
s
c
h
e
m
a
n
n
W
i
t
z
e
l
.
J
.
,
H
a
n
s
e
n
.
F
.

,



G
r
u
n
e
r
t
.

A
s
s
e
s
i
n
g

K
.

T
h
e

G
.
(
2
0
1
5
)
.
D
e
l
i
c
i
o
u
s
W
o
r
d
s

I
m
p
a
c
t
o
f
S
h
o
r
t
S
t
o
r
y
t
e
l
l
i

n
g
M
e
s
s
a
g
e
s
o
n
C
o
n
s
u
m
e
r
P
r
e
f
e
r
e
n
c
e
s
f
o
r
V

a
r
i
a
t
i
o
n
s
o
f
A
N
e
w
P
r
o
c
e
s
s
e
d
M
e
a
t
P
r
o
d
u
c
t

.

o
l
u
m
e

F
o
o
d

4
1
.

Q
u
a
l
i
t
y

P
a
g
e
s

a
n
d
P
r
e
f
e
r
e
n
c
e
J
o
u
r
n
a
l
s
.
V

2
3
7
2
4
4
Gill
i
a
m
.
D
.
A
.
,
F
l
a
h
e

r
t
y
.
K
.
E
.
,
(
2
0
1
5
)
S
t
o
r
y
t
e
l
l
i
n
g
b
y
t
h
e
S
a

l
e
s
F
o
r
c
e
a
n
d
I
t
s
E
f
f
e
c
t
o
n
B
u
y
e
r
S
e
l
l
e
r

E
x
c
h
a
n
g
e
.

J
o
u
r
n
a
l
s
.

I
n
d
u
s
t
r
i
a
l

V
o
l
u
m
e
4
6
.

M
a
r
k
e
t
i
n
g
M
a
n
a
g
e
m
e
n
t

P
1
3
2
1
4
2
Guld
e
n
.
T
.
,
(

2
0
1
5
)
.
A
S
y
s
t
e
m
A
n
a
l
y
s
i
s
o
f
T
r
a
n
s
m
e
d
i
a
S
t

o
r
y
t
e
l
l
i
n
g
T
o
y
s
i
n
R
e
l
a
t
i
o
n
t
o
D
e
s
i
r
e
A
n
d

s
.

P
l
e
a
s
u
r
e
.

V
o
l
u
m
e
3
.

P
r
o
c
e
d
i
a
M
a
n
u
f
a
c
t
u
r
i
n
g
J
o
u
r
n
a
l

P
a
g
e
s
2
0
7
1
2
0
7
8
Lun
d
.
N
.
F
.
,
C
o
h

e
n
.
S
.
A
.
,
S
c
a
r
l
e
s
.
C
.
,
(
2
0
1
7
)
T
h
e
p
o
w
e
r
o

f
S
o
c
i
a
l
M
e
d
i
a
S
t
o
r
y
t
e
l
l
i
n
g
i
n
D
e
s
t
i
n
a
t
i
o

n

t
i
n
g

B
r
a
n
d
i
n
g
.
J
o
u
r
n
a
l
s
o
f
D
e
s
t
i
n
a
t
i
o
n
M
a
r
k
e

&
M
a
n
a
g
e
m
e
n
t
.
Mil
e
s
,
M
a
t
t
h
e
w
B
d
a
n
h
u

b
e
r
m
a
n
,
A

a
l
i
t
a
t
i
f
.

M
i
c
h
a
e
l
.

J
a
k
a
r
t
a
.

1
9
9
2
.

U
n
i
v
e
r
s
i
t
a
s

A
n
a
l
i
s
i
s
D
a
t
a
K
u

I
n
d
o
n
e
s
i
a

P
r
e
s
s
Moleong,
Lexy
J.
1995.
Metodologi
Penelitian
Kualitatif. Bandung: PT.
Remaja Rosdakarya.
Ne
w
b
y
,
J
.
T
i
m
o
t
h
y
,
S
t
e
p
i
c
,
D
o
n
a
l

d
A
,
L
e
h
m
a
n
,
J
a
m
e
s
D
,
R
u
s
s
e
l
,
J
a
m
e
s
D
.
2
0

0
9
.
I
n
s
t
r
u
c
t
i
o
n
T
e
c
h
n
o
l
o
g
y
f
o
r
T
e
a
c
h
i
n
g
a

n
d
L
e
a
r
n
i
n
g
.
N
e
w
J
e
r
s
e
y
:
P
r
e
n
t
i
c
e
H
a
l
l
.

Port
o
.
M
.
D
.
,
B
e
l
m
o
n
t
e
I
.
A
.
,
(
2
0
1
4
)
.
F
r
o
m
L

o
c
a
l
t
o
G
l
o
b
a
l
:
V
i
s
u
a
l
S
t
r
a
t
e
g
i
e
s
o
f
G
l
o
b

a
l
i
z
a
t
i
o
n
i
n
D
i
g
i
t
a
l
S
t
o
r
y
t
e
l
l
i
n
g
.
L
a
n
g
u
a

g
e
a
n
d
C
o
m
m
u
n
i
c
a
t
i
o
n
J
o
u
r
n
a
l
s
.
V
o
l
u
m
e
3
9
.

P
a
g
e
s
1
4
2
3
Skerritt, Ortrum Zuber.1996.
New Direction in Action
Research. Falmer Press
Tuckman, Bruce W, 1978.
Conducting
Educational
Research.
New
York:
Harcour Brace Jovanovich,
Inc.
Wiriatmaja, Rochiati. 2006.
Metode Penelitian Tindakan
Kelas. Jakarta:
Yuswotomo and Rahmadi, H.
Sabroni. 1998. Teaching
Aids. Malang: IKIP
Malang.

Dokumen yang terkait

IMPROVING CLASS VIII C STUDENTS’ LISTENING COMPREHENSION ACHIEVEMENT BY USING STORYTELLING AT SMPN I MLANDINGAN SITUBONDO IN THE 2010/2011 ACADEMIC YEAR

8 135 12

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF

2 5 46

STUDI PERBANDINGAN HASIL BELAJAR DAN KETERAMPILAN PROSES SAINS DITINJAU DARI PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI

6 77 70

PERBANDINGAN HASIL BELAJAR FISIKA SISWA ANTARA MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE (TPS) DENGAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL)

11 75 34

ANALISIS HASIL BELAJAR FISIKA SISWA SMP DITINJAU DARI SKILL ARGUMENTASI ILMIAH SISWA PADA PEMBELAJARAN EKSPERIMEN DI LABORATORIUM NYATA DAN MAYA

4 85 57

PERBANDINGAN HASIL BELAJAR FISIKA SISWA ANTARA MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING(PBL) DAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION (GI)

6 62 67

MENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN TEMATIK DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA REALIA DI KELAS III SD NEGERI I MATARAM KECAMATAN GADINGREJO KABUPATEN TANGGAMUS TAHUN PELAJARAN 2011/2012

21 126 83

PENGARUH KEMAMPUAN AWAL MATEMATIKADAN MOTIFBERPRESTASI TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA DALAM PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL

8 74 14

PENGGUNAAN BAHAN AJAR LEAFLET DENGAN MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE (TPS) TERHADAP AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK SISTEM GERAK MANUSIA (Studi Quasi Eksperimen pada Siswa Kelas XI IPA1 SMA Negeri 1 Bukit Kemuning Semester Ganjil T

47 275 59

PENINGKATAN HASIL BELAJAR TEMA MAKANANKU SEHAT DAN BERGIZI MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK-PAIR-SHARE PADA SISWA KELAS IV SDN 2 LABUHAN RATU BANDAR LAMPUNG

3 72 62