BAB I PENDAHULUAN - Tayangan Iklan Layanan Masyarakat Dan Sikap Siswa Mengenai Program Generasi Berencana(Studi Korelasional Pengaruh Tayangan Iklan Layanan Masyarakat “ Dua Anak Lebih Baik” di Televisi Terhadap Sikap Siswa Mengenai Program Generasi Beren

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

  Indonesia sebagai salah satu negara yang memiliki pertumbuhan penduduk yang sangat tinggi di setiap tahunnya membuat kepadatan di setiap wilayah. Hal ini menimbulkan berbagai dampak negatif seperti perekonomian yang melemah ditandai dengan meningkatnya jumlah pengangguran kemudian merembes pada peningkatan kejahatan, kawasan – kawasan kumuh bertambah, menurunnya kualitas pendidikan dan dampak lain yang dapat merugikan negara.

  Berdasarkan pernyataan sekretaris Utama BKKBN Sudibyo Alimoeso memperkirakan jumlah penduduk Indonesia pada tahun 2011 akan bertambah menjadi 241 juta jiwa lebih disebabkan oleh sensus penduduk 2010 melebihi proyeksi nasional sebesar 237, 6 juta jiwa dengan laju pertumbuhan penduduk 1,49 pertahun (05 Juli 2011 : Republika.co.id).

  Demikian pula halnya di kota Medan yang merupakan salah satu kota terbesar di Indonesia dimana pertumbuhan penduduk berkembang

  .

  semakin pesat Jumlah penduduk di kota Medan pada tahun 2010 sebanyak 2,5 juta jiwa dan awal 2011 mencapai 2,7 juta jiwa. (29 Januari 2011 : WaspadaOnline ).

  Meskipun merupakan kota yang besar, namun pernikahan usia dini juga membuat salah satu faktor utama peningkatan jumlah penduduk. Hal ini disebabkan oleh pergaulan yang sangat bebas yang mengakibatkan kehamilan sebelum pernikahan dan pada akhirnya menikah pada usia yang belum matang. Selain itu, faktor adat istiadat yang masih kental dengan masih berlakunya mitos “banyak anak banyak rezeki” dan juga keharusan adat Batak untuk memiliki anak laki – laki dalam keluarga sebagai penerus marga di kemudian hari, sehingga mengakibatkan tingkat kelahiran semakin meningkat.

  Melihat fenomena yang terjadi, BKKBN (Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional) yaitu sebuah lembaga pemerintah yang bertugas melaksanakan tugas pemerintahan di bidang Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera menghimbau masyarakat untuk melakukan program KB dengan tujuan agar mengurangi kepadatan penduduk di setiap wilayah Indonesia.

  Program Keluarga Berencana (KB) merupakan sebuah upaya pemerintah untuk mengontrol laju pertumbuhan penduduk Indonesia. cara yang dilakukan agar program ini terlaksana adalah dengan meminimalisir kelahiran. Jadi, apabila melakukan perkawinan tidak selalu membuahkan kehamilan karena telah diperkenalkan alat kontrasepsi serta cara – cara perkawinan yang tepat agar menghambat terbentuknya janin di dalam rahim.

  Pengenalan Program Keluarga Berencana (KB) kepada masyarakat telah dilakukan sejak dahulu bahkan kepada calon pengantin juga diberikan pengarahan mengenai program tersebut. Hal ini dilakukan agar calon pengantin dapat merencanakan jumlah anak yang akan dilahirkan nantinya, membatasi jarak kelahiran anak serta menggunakan alat kontrasepsi dengan tepat.

  Program Keluarga Berencana sangat bermanfaat bagi masyarakat Indonesia karena dengan mengatur angka kelahiran serta mengatur jumlah anak dalam keluarga diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan keluarga, membantu pemerintah mengurangi resiko ledakan penduduk, penggunaan alat kontrasepsi akan mengurangi penyebaran penyakit berbahaya, serta menjaga kesehatan ibu yaitu dengan mengatur jarak kelahiran bayi karena apabila melakukan kehamilan dalam waktu yang singkat setelah melahirkan akan merusak reproduksi ibu.

  Dewasa ini program yang sedang digencarkan oleh BKKBN kepada masyarakat Indonesia adalah program Generasi Berencana. Sasaran utama dalam program Generasi Berencana adalah para remaja Indonesia. Remaja dipilih karena dianggap sebagai bibit – bibit yang dapat melakukan perubahan demi kesejahteraan bangsa kelak. Remaja dibekali untuk merencanakan kehidupannya yaitu merencanakan kapan akan menikah, kapan memiliki anak, mengatur jarak kelahiran serta membatasi jumlah anak demi mempersiapkan keluarga sejahtera dan tentunya untuk mengurangi kepadatan penduduk yang begitu pesat.

  Remaja tidak dibenarkan melakukan pernikahan sebab berdasarkan penelitian, usia pernikahan ideal adalah usia 20 tahun dimana sistem reproduksi wanita telah matang sehingga wanita siap untuk melakukan kehamilan serta persalinan. Usia di bawah 20 tahun belum dikatakan dewasa karena disamping reproduksi belum matang tetapi cara berfikir dan bertanggung jawab belum dewasa pula. (18 Februari 2010 :

  http:www.bkkbn.go.id .).

  Remaja dapat menjadi remaja Generasi Berencana apabila melakukan perencanaan dalam kehidupan. Dimulai dengan belajar dan memperoleh pendidikan yang tinggi karena dengan modal pendidikan akan mendapat pekerjaan yang sesuai. Kemudian memasuki jenjang pernikahan dan mempersiapkan fisik untuk memiliki anak, mempertimbangkan jarak kelahiran yang sehat sekitar 3 – 5 tahun serta menggunakan alat kontrasepsi untuk mengatur jarak kelahiran tersebut.

  SMA Kemala Bhayangkari I Medan pada tahun 2011 memiliki jumlah siswa 569 orang yaitu dari kelas 1 hingga kelas 3 dengan usia siswa 14 hingga 18 tahun. SMA ini juga merupakan salah satu SMA sasaran yang tepat oleh BKKBN untuk melaksanakan program Generasi Berencana yaitu melalui iklan layanan masyarakat yang di tayangkan di televisi.

  Mengusung nama Bhayangkari yang erat kaitannya dengan simbol Kepolisian Republik Indonesia, tentu saja yang menjadi ciri khasnya adalah nilai – nilai disiplin. Maka tidak heran bila pendekatan disiplin kepada siswa

  • – siswi di sekolah SMA Kemala Bhayangkari I Medan menjadi pegangan yang sangat penting (28 September 2011 : tribun-medan.com). Demikianlah apabila dikaitkan dengan program Generasi Berencana, calon Generasi Berencana dididik dan dipersiapkan dengan disiplin dari sekolah tersebut agar dapat mempertanggungjawabkan nama sekolah dikemudian hari.

  Untuk menunjang terlaksananya program Generasi Berencana perlu dilakukan dukungan melalui berbagai media, media tersebut adalah poster, spanduk, radio, internet, surat kabar, televisi, radio dan lain sebagainya.

  Televisi dipilih sebagai salah satu media yang cukup tepat untuk menyampaikan pesan program Generasi Berencana kepada remaja di Indonesia karena merupakan media audio visual dengan penyajian berbentuk gambar dan suara serta disiarkan secara serentak sampai pelosok tanah air. Oleh sebab itu, kemasan program tersebut dalam televisi adalah berbentuk iklan.

  Iklan layanan masyarakat yang menyangkut kepentingan sosial oleh pemerintah yaitu BKKBN dijabarkan melalui ilustrasi dengan judul “Dua Anak Lebih Baik”. Iklan ini diperankan oleh artis Shiren Sungkar dan Teuku

  Wisnu . Pasangan artis ini sedang digandrungi oleh masyarakat saat ini

  terutama kaum wanita. Pasangan tersebut dipilih agar menarik perhatian dari masyarakat luas terhadap program iklan yang dipromosikan.

  Di dalam iklan tersebut dijabarkan bahwa sepasang kekasih sedang menjalani hubungan yang sehat kemudian melakukan perencanaan pernikahan. Setelah itu merencanakan kapan memiliki anak, menentukan jumlah anak serta membatasi jarak kelahirannya dengan tujuan agar menjaga kesehatan ibu yang melahirkan serta keluarga menjadi sejahtera.

  Berdasarkan uraian diatas, penulis merasa tertarik untuk meneliti sejauhmanakah pengaruh tayangan iklan layanan masyarakat “Dua Anak Lebih Baik” di televisi terhadap sikap siswa – siswi mengenai program Generasi Berencana di SMA Kemala Bhayangkari I Medan.

  1.2. Perumusan Masalah

  Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka peneliti mengajukan perumusan masalah sebagai berikut: “Sejauhmanakah tayangan iklan layanan masyarakat “Dua Anak

  Lebih Baik” di televisi berpengaruh terhadap sikap siswa mengenai program Generasi Berencana di SMA Kemala Bhayangkari I Medan?”.

  1.3. Pembatasan Masalah

  Sesuai dengan masalah penelitian yang dirumuskan di atas, peneliti merumuskan pembatasan masalah penelitian. Hal ini dimaksudkan agar permasalahan yang diteliti menjadi jelas, terarah dan tidak terlalu luas sehingga terhindar dari salah pengertian.

  Adapun pembatasan masalah dalam penelitian ini adalah: a.

  Penelitian ini difokuskan pada tayangan iklan layanan masyarakat “Dua Anak Lebih Baik” di televisi.

  b.

  Penelitian ini dilakukan pada siswa SMA Kemala Bhayangkari I Medan dan telah menonton iklan layanan masyarakat “Dua Anak Lebih Baik” di televisi.

  c.

  Penelitian ini dilakukan pada bulan Oktober hingga selesai.

  1.4. Tujuan Penelitian

  Adapun tujuan dari penelitian ini adalah: a. Untuk mengetahui akan wawasan dan sikap siswa tentang program Generasi Berencana. b.

  Untuk mengetahui pengaruh tayangan iklan layanan masyarakat “Dua Anak Lebih Baik” di televisi terhadap sikap siswa mengenai program Generasi Berencana.

  1.5. Manfaat Penelitian

  Adapun manfaat penelitian ini adalah: a. Secara akademis, penelitian diharapkan ini dapat menambah wawasan dan pengetahuan serta memperluas khasanah penelitian departemen Ilmu Komunikasi FISIP USU.

  b.

  Secara teoritis, penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi mengenai Ilmu Komunikasi.

  c.

  Secara praktis, penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi peneliti khususnya dan tentunya untuk mahasiswa yang akan mencari informasi tentang pengaruh yang ditimbulkan oleh iklan layanan masyarakat terhadap sikap siswa mengenai program Generasi Berencana.

  1.6. Kerangka Teori

  Dalam melaksanakan penelitian, teori digunakan sebagai landasan yang digunakan untuk menjelaskan masalah. Setiap penelitian memerlukan kejelasan titik tolak atau landasan berfikir dalam memecahkan atau menyoroti permasalahannya. Untuk itu, perlu disusun kerangka teori yang memuat pokok – pokok pikiran yang menggambarkan dari sudut mana masalah penelitian akan disoroti (Nawawi, 2001 : 39).

  Teori – teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

1.6.1. Komunikasi

  Hovland menyatakan pengertian komunikasi adalah proses merubah perilaku orang lain (communication is the process to modify the behavior of

  other individuals ) (Effendy, 1998 : 13). Akan tetapi, seseorang akan dapat

  merubah sikap, pendapat atau perilaku orang lain, apabila komunikasinya itu memang komunikatif seperti yang diuraikan diatas.

  John R. Schemerhorn Cd (Widjaja, 1986 : 8) menyatakan bahwa komunikasi itu dapat diartikan sebagai proses antar pribadi dalam mengirim pesan dan menerima simbol – simbol yang berarti bagi kepentingan mereka.

  Ditinjau dari segi penyampaian pernyataan, komunikasi bersifat informatif dan persuasif. Komunikasi persuasif lebih sulit dari pada komunikasi informatif, karena memang tidak mudah untuk mengubah sikap, pendapat, atau perilaku seseorang atau sejumlah orang. Mengacu pada pengertian tersebut, tampak sejumlah komponen atau unsur yang dicakup yang merupakan persyaratan terjadinya komunikasi (Elvinaro, 2009 : 190).

  Komponen – komponen tersebut adalah: a.

  Komunikator : orang yang menyampaikan pesan

  b. : pernyataan yang didukung oleh lambang Pesan c.

  Komunikan : orang yang menerima pesan

  d. : sarana atau saluran yang mendukung pesan bila Media komunikan jauh tempatnya atau banyak jumlahnya e. : dampak sebagai pengaruh dari pesan.

  Efek

  1.6.2. Komunikasi Pemasaran

  Promosi merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan suatu program pemasaran. Pada hakikatnya promosi adalah bentuk komunikasi pemasaran. komunikasi pemasaran adalah aktifitas pemasaran yang berusaha menyebarkan informasi, mempengaruhi/membujuk, dan/atau mengingatkan pasar sasaran atas perusahaan dan produknya agar bersedia menerima, membeli, dan loyal pada produk yang ditawarkan perusahaan yang bersangkutan (Tjiptono, 1997 : 219).

  1.6.3. Pemasaran sosial

  Pemasaran sosial merupakan upaya mengubah pandangan dan perilaku masyarakat melalui perubahan sosial. Perubahan sosial sudah lama diterapkan di dunia dan diterapkan dalam menjual gagasan untuk merubah pemikiran, sikap dan perilaku masyarakat.

  Dalam bukunya, Philip Kotler menyatakan pemasaran sosial adalah sebuah strategi perubahan tingkah laku. Hal tersebut mengkombinasikan element tradisional terbaik menjadi perubahan sosial melalui perencanaan dan proses tindakan serta peningkatan manfaat dalam teknologi komunikasi dan kemampuan pasar.

  

Social marketing is a strategy for changing behavior. It combines the best

elements of the traditional aproaches to social change n an integrated

planning and action framework and utilizes advances in communication

technology and marketing skills (Kotler, 1989 : 24)

  Produk sosial tersebut adalah gagasan dan juga praktek di lapangan. Produk sosial tersebut dibagi menjadi 3 bagian yaitu:

  Gambar 1 Produk sosial

  Percaya Gagasan Sikap

  Nilai Tindakan

  Produk sosial Praktik Tingkah laku

  Benda berwujud

1.6.4. Komunikasi Massa

  Kemampuan untuk menjangkau ribuan, atau bahkan jutaan, orang merupakan ciri dari komunikasi massa (mass communication), yang dilakukan melalui medium massa seperti televisi ataupun koran. Komunikasi massa dapat didefinisikan sebagai proses penggunaan sebuah medium massa untuk mengirim pesan kepada audien yang luas untuk tujuan memberi informasi, menghibur, atau membujuk (Vivian, 2008 : 450).

  Komunikasi massa melibatkan jumlah komunikan yang banyak, tersebar dalam area geografis yang luas, namun punya perhatian dan minat pada isu yang sama. Karena itu, agar pesan dapat diterima serentak pada waktu yang sama, maka digunakan media massa seperti surat kabar, majalah, radio, atau televisi.

  Komunikasi massa adalah berkomunikasi dengan massa (audiens atau khalayak sasaran). Massa disini dimaksudkan sebagai para penerima pesan (komunikan) yang memiliki status sosial dan ekonomi yang heterogen satu sama lainnya. Pada umumnya proses komunikasi massa tidak menghasilkan umpan balik yang langsung, tetapi tertunda dalam waktu yang relatif. Ciri – ciri massa yaitu : (1) jumlahnya besar ; (2) antara individu, tidak ada hubungan organisatoris ; dan (3) memiliki latar belakang sosial yang berbeda (Kuswandi, 1996 : 16).

  Menurut Josep A Devito (Nurdin, 2004 : 11) komunikasi massa didefinisikan : pertama, komunikasi massa adalah komunikasi yang ditujukan kepada massa, kepada khalayak yang luar biasa banyaknya. Ini tidak berarti bahwa khalayak meliputi seluruh penduduk atau semua orang yang membaca atau semua orang yang menonton televisi, agaknya ini tidak berarti pula bahwa khalayak itu besar dan pada umumnya agak sukar untuk didefinisikan. Kedua, komunikasi massa adalah komunikasi yang disalurkan oleh pemancar – pemancar yang audio dan atau visual. Komunikasi massa barangkali akan lebih mudah dan lebih logis bila didefinisikan menurut bentuknya ; televisi, radio, surat kabar, majalah, film, dan buku.

1.6.5. Televisi

  Michael Novak (Vivian, 2008 : 225 – 226) menyatakan televisi adalah pembentuk geografi jiwa. Televisi membangun struktur ekspektasi jiwa secara bertahap. Televisi melakukan hal itu persis seperti sekolah memberi pelajaran secara bertahap, selama bertahun – tahun. Televisi mengajari pikiran yang belum matang dan mengajari mereka cara berpikir.

  Perkembangan media televisi saat ini mencapai tingkat yang paling tinggi, yaitu dengan munculnya liputan – liputan investigasi yang tajam dengan menayangkan bukti – bukti peristiwa kepada pemirsa, terutama kalau sistem politik negara tempat televisi itu siaran bersifat liberalisme (Kuswandi, 1996 : 24).

1.6.6. Iklan

  Iklan merupakan salah satu bentuk promosi yang paling banyak digunakan perusahaan dalam mempromosikan produknya. Paling tidak dapat dilihat dai besarnya anggaran belanja iklan yang dikeluarkan setiap perusahaan untuk merek – merek yang dihasilkan (Tjiptono, 1997 : 225).

  Raymon Williams (Bungin, 2008 : 107) menyatakan iklan bagaikan dunia magis yang dapat mengubah komoditas ke dalam gemerlapan yang memikat dan mempesona. Sebuah sistem yang keluar dari imajinasi dan muncul ke dalam dunia nyata melalui media.

  Iklan memiliki empat fungsi utama, yaitu menginformasikan khalayak mengenai seluk – beluk produk (informative), mempengaruhi khalayak untuk membeli (persuading), dan menambah pengetahuan khalayak tentang produk (educative), serta menciptakan suasana yang menyenangkan sewaktu khalayak menerima dan mencerna informasi (entertainment) (Tjiptono, 1997 : 226).

  Cara memasarkan iklan dapat dilakukan melalui 2 media yaitu: Media Lini Atas dan Media Lini Bawah (Kasali, 1992 : 23).

  1. Media lini atas : Terdiri dari iklan – iklan yang dimuat dalam media cetak, media elektronik (radio, tv, dan bioskop), serta media luar ruang (papan reklame dan angkutan).

  2. Media lini bawah : terdiri dari seluruh media selain di atas seperti ; direct mail, pameran, point of sale display material, kalender, agenda, gantung – gantungan kunci, atau tanda mata.

  1.6.7. Iklan Layanan Masyarakat

  Iklan layanan masyarakat dirancang untuk beroperasi untuk kepentingan masyarakat. Iklan – iklan ini diciptakan bebas biaya oleh para profesional periklanan, dengan ruang dan waktu iklan merupakan hibah oleh media. (Johnson, 2001 : 9).

  Iklan layanan masyarakat adalah iklan yang berisi pesan – pesan yang mengingatkan dan mengajak masyarakat untuk berpartisipasi menyukseskan program –program yang ditujukan untuk kemashlahatan masyarakat (Kriyantono, 2008 : 204).

  1.6.8. AIDDA

  Model ini disebut juga dengan Adaption Process atau juga A – A

  Procedure (Attention Action Procedure) . AIDDA adalah singkatan dari Attention (perhatian), Interest (minat), Desire (hasrat), Decision .

  (keputusan), Action (tindakan) (Effendy, 2003 : 304)

  1. Attention (perhatian).

  Yaitu suatu hal yang menimbulkan keingintahuan, mencari tahu tentang sesuatu yang dilihatnya.

  2. Interest (minat).

  Yaitu suatu keadaan yang mampu membuat orang lain menyenangi suatu hal.

  3. Desire (hasrat).

  Yaitu suatu keinginan seseorang dalam suatu hal yang dilihatnya dan memiliki keinginan untuk memperolehnya.

  4. Decision (keputusan).

  Yaitu langkah yang diambil seseorang dalam menetapkan suatu hal yang diinginkannya itu.

  5. Action (tindakan).

  Yaitu suatu kegiatan yang dilakukan oleh seseorang dalam mencapai keinginannya dalam mendapatkan suatu hal.

  Proses ini dimulai dengan adanya kegiatan untuk membangkitkan perhatian, menumbuhkan minat melalui pesan yang berisi informasi yang disampaikan komunikator kepada komunikan dan akhirnya diambil keputusan untuk bertindak terhadap pesan itu.

1.6.9. Sikap

  Sikap adalah suatu kesiapan kegiatan (preparatory activity), suatu kecendrungan pada diri seseorang untuk melakukan suatu kegiatan menuju atau menjauhi nilai – nilai sosial (Effendy, 1992 : 19).

  Menurut Allport (Mar’ at, 1993 : 13) terdapat tiga komponen dalam sikap yaitu:

  1. Kognitif Merupakan komponen yang berhubungan dengan apa yang diketahui oleh manusia dan berhubungan dengan kepercayaan, pengetahuan dan pemahaman.

  2. Afektif Merupakan komponen pembentukan dan perubahan sikap pada khalayak setelah mengenal aspek kognitif dan komponen ini menyangkut kehidupan emosional seseorang yang dapat diamati langsung.

  3. Konatif Merupakan kecenderungan bertingkah laku dan dapat diamati langsung serta berhubungan dengan kebiasaan dan tindakan.

1.7. Kerangka Konsep

  Kerangka konsep sebagai hasil pemikiran yang rasional merupakan uraian yang bersifat kritis dalam memperkirakan kemungkinan hasil penelitian yang dicapai dapat mengantar penelitian pada rumusan hipotesis (Nawawi, 2001 : 33).

  Menurut Kerlinger, konsep adalah abstraksi yang dibentuk dengan menggeneralisasikan hal – hal khusus (Lubis, 1998 : 10). Jadi kerangka konsep adalah hasil pemikiran yang rasional dalam menguraikan rumusan hipotesis, yang sebenarnya merupakan jawaban sementara dari masalah yang diuji sebenarnya. Agar konsep – konsep dapat diteliti secara empiris, maka harus dioperasionalkan dengan mengubahnya menjadi variabel.

  Adapun variabel yang akan digunakan dalam penelitian yang ini adalah: a.

  Variabel bebas (X) Variabel bebas adalah gejala, faktor, unsur yang menentukan atau mempengaruhi munculnya variabel kedua yang disebut variabel terikat.

  Tanpa variabel ini maka variabel berubah sehingga akan muncul variabel terikat yang berbeda atau yang lain atau bahkan sama sekali tidak ada atau tidak muncul (Nawawi, 2001 : 57). Variabel bebas dalam penelitian ini adalah tayangan iklan layanan masyarakat “Dua Anak Lebih Baik” di televisi.

  b.

  Variabel Terikat (Y) Variabel terikat adalah sejumlah gejala atau faktor maupun unsur yang ada ataupun muncul dipengaruhi atau ditentukan dengan adanya variabel lain (Nawawi, 2001 : 57). Variabel terikat dalam penelitian ini adalah sikap siswa mengenai program Generasi Berencana.

  c.

  Karakteristik Responden Karakteristik responden dalam penelitian ini adalah Usia, Jenis kelamin dan kelas.

  1.8. Model Teoritis

  Berdasarkan variabel yang ada dalam kerangka konsep, maka terbentuklah model teoritis untuk penelitian ini, yaitu:

  Gambar 2 Model Teoritis Variabel bebas (X) Variabel Terikat (Y) Tayangan iklan layanan Sikap siswa mengenai masyarakat “Dua Anak program Generasi Lebih Baik” di televisi. Berencana Karakteristik Responden

  1.9. Operasional Variabel

  Berdasarkan kerangka teori dan kerangka konsep yang telah diuraikan diatas, maka untuk membentuk kesamaan dan kesesuaian dalam penelitian maka didibuat operasional variabelnya:

  Tabel 1 Operasional Variabel Konsep Teoritis Operasional Variabel Variabel Bebas (X)

  • Informative Tayangan iklan layanan
  • persuading masyarakat “Dua Anak Lebih • educative

  Baik” di televisi

  • entertainment

  Variabel Terikat (Y)

  • Perhatian Sikap siswa mengenai program
  • Minat Generasi Berencana • Hasrat • Keputusan

  Karakteristik Responden

  • Usia • Jenis kelamin
  • Kelas

1.10. Defenisi Operasional Variabel

  Definisi Variabel Operasional adalah penelitian yang memberitahukan bagaimana caranya untuk mengukur suatu variabel.

  Dengan kata lain, defenisi operasional adalah suatu informasi ilmiah yang sangat amat membantu peneliti yang ingin menggunakan variabel yang sama (Singarimbun, 1995 : 46). Maka variabel – variabel dalam operasional ini didefinisikan sebagai berikut:

  a. Variabel Bebas (X), yaitu Tayangan iklan layanan masyarakat “Dua Anak Lebih Baik” di televisi

  • Informative adalah menginformasikan pesan program Generasi Berencana melalui iklan layanan masyarakat “Dua Anak Lebih Baik” di televisi kepada siswa SMA Kemala Bhayangkari I Medan.
  • Persuading adalah mempengaruhi siswa SMA Kemala Bhayangkari

  I Medan untuk mengikuti program Generasi Berencana berdasarkan iklan layanan masyarakat “Dua Anak Lebih Baik” di televisi.

  • Educative adalah mendidik siswa SMA Kemala Bhayangkari I Medan tentang program Generasi Berencana melalui tayangan iklan layanan masyarakat “Dua Anak Lebih Baik” di televisi.
  • Entertainment adalah menghibur siswa SMA Kemala Bhayangkari I Medan ketika melihat ilustrasi iklan layanan masyarakat “Dua Anak Lebih Baik” di televisi.

  b. Variabel Terikat (Y), yaitu sikap siswa – siswi mengenai program Generasi Berencana

  • Perhatian adalah siswa SMA Kemala Bhayangkari I Medan menaruh perhatian terhadap iklan layanan masyarakat “Dua Anak Lebih Baik” mengenai program Generasi Berencana.
  • Minat, adalah keinginan siswa SMA Kemala Bhayangkari I Medan untuk melaksanakan atau tidak melaksanakan program Generasi Berencana melalui iklan layanan masyarakat “Dua Anak Lebih Baik”.

  • Hasrat, adalah suatu keinginan yang kuat siswa SMA Kemala Bhayangkari I Medan untuk mengikuti atau tidak mengikuti iklan layanan masyarakat “Dua Anak Lebih Baik”.
  • Keputusan, adalah langkah yang diambil siswa SMA Kemala Bhayangkari I Medan setelah menonton iklan layanan masyarakat “Dua Anak Lebih Baik” mengenai program Generasi Berencana.
  • Tindakan dalam penelitian ini tidak termasuk sebagai karakteristik sikap karena penelitian tentang pengaruh tayangan iklan layanan masyarakat “Dua Anak Lebih Baik” di televisi sasarannya adalah remaja.

c. Karakteristik Responden.

  • Jenis kelamin, adalah pria atau wanita.
  • Usia, adalah 14 – 18 tahun.
  • Kelas, yaitu kelas responden ketika mengisi kuesioner.

1.11. Hipotesis

  Hipotesis adalah sarana penelitian ilmiah yang penting dan tidak bisa ditinggalkan karena ia merupakan instrumen kerja dan teori (Singarimbun, 1995 : 43). Hipotesis merupakan pernyataan yang bersifat dugaan mengenai hubungan antara 2 variabel atau lebih.

  Hipotesis dalam penelitian ini adalah : Ho : Tidak terdapat hubungan antara tayangan iklan layanan masyarakat “Dua Anak Lebih Baik” di televisi terhadap sikap siswa mengenai program Generasi Berencana di SMA Kemala Bhayangkari I Medan. Ha : Terdapat hubungan antara tayangan iklan layanan masyarakat “Dua Anak Lebih Baik” di televisi terhadap sikap siswa mengenai program Generasi Berencana di SMA Kemala Bhayangkari I Medan.

Dokumen yang terkait

Tayangan Iklan Layanan Masyarakat Dan Sikap Siswa Mengenai Program Generasi Berencana(Studi Korelasional Pengaruh Tayangan Iklan Layanan Masyarakat “ Dua Anak Lebih Baik” di Televisi Terhadap Sikap Siswa Mengenai Program Generasi Berencana di SMA Kemala

1 57 123

Iklan Rokok Flava Dan Keputusan Membeli Masyarakat (Studi Korelasional Pengaruh Tayangan Iklan Rokok Flava di RCTI Terhadap Keputusan Membeli Masyarakat Perumahan Cemara Hijau Medan)

2 61 125

Tayangan Bom JW Marriot Dan Sikap Masyarakat (Studi Korelasional Hubungan Tayangan Bom Bunuh Diri JW Marriot di TV One dan Sikap Masyarakat)

1 31 106

Tayangan Iklan Di Televisi Dan Persepsi Mahasiswa (Studi Deskriptif Mengenai Tayangan Iklan Sampoerna A Mild Versi go ahead di Televisi dan Persepsi Mahasiswa USU)

1 56 163

Iklan Layanan Masyarakat Hemat Listrik P.T PLN Dan Sikap Masyarakat (Studi Deskriptif pada Masyarakat di Kecamatan Medan Baru)

2 55 99

Pengaruh Tayangan Televisi terhadap Sikap (Studi Korelasional Pengaruh Acara Dahsyat di Stasiun Televisi RCTI Terhadap Sikap Mahasiswa FISIP USU)

2 46 133

Iklan Pelumas Dan Sikap Terhadap Produk (Studi Korelasional Mengenai Iklan Pelumas Enduro Matic di Trans7 dengan Sikap Mahasiswa FISIP USU terhadap Produk Tersebut)

1 42 121

Tayangan Mata Kamera dan Sikap Kepedulian Masyarakat Pada lingkungan (Studi Korelasional tentang Pengaruh Tayangan Mata Kamera di TV One Terhadap Sikap Kepeduliaan Masyarakat Pada Lingkungan di Kelurahan Padang Bulan Kota Medan)

0 27 123

Representasi Korupsi Pada Tayangan Iklan Djarum 76 (Analisis Semiotika Roland Barthes Mengenai Representasi Korupsi Dalam Tayangan Iklan Djarum 76)

7 42 99

BAB II TINJAUAN PUSTAKA - Tayangan Iklan Layanan Masyarakat Dan Sikap Siswa Mengenai Program Generasi Berencana(Studi Korelasional Pengaruh Tayangan Iklan Layanan Masyarakat “ Dua Anak Lebih Baik” di Televisi Terhadap Sikap Siswa Mengenai Program Generasi

0 1 40