Iklan Pelumas Dan Sikap Terhadap Produk (Studi Korelasional Mengenai Iklan Pelumas Enduro Matic di Trans7 dengan Sikap Mahasiswa FISIP USU terhadap Produk Tersebut)

(1)

IKLAN PELUMAS DAN SIKAP TERHADAP PRODUK (Studi Korelasional Mengenai Iklan Pelumas Enduro Matic di Trans7

dengan Sikap Mahasiswa FISIP USU terhadap Produk Tersebut)

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat dalam menyelesaikan Program Sarjana Strata (S1)

Disusun Oleh :

SURYANSYAH

050904035

DEPARTEMEN ILMU KOMUNIKASI

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

2010


(2)

2

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK DEPARTEMEN ILMU KOMUNIKASI

LEMBAR PERSETUJUAN Skripsi ini disetujui untuk dipertahankan oleh:

Nama : SURYANSYAH

NIM : 050904035 Departemen : Ilmu Komunikasi

Judul : Iklan Pelumas dan Sikap Terhadap Produk

(Studi Korelasional Mengenai Iklan Pelumas Enduro Matic di Trans7 dengan Sikap Mahasiswa FISIP USU Terhadap Produk Tersebut)

Medan, Juni 2010

Dosen Pembimbing, Ketua Departemen

Ilmu Komunikasi,

Drs. Amir Purba, MA Drs. Amir Purba, MA NIP : 1951021919787012001 NIP : 1951021919787012001

Dekan,

Prof. Dr. M. Arif Nasotion, MA NIP : 196207031987111001


(3)

ABSTRAKSI

Skripsi ini berjudul Iklan Pelumas dan Sikap Terhadap Produk (Studi Korelasional Mengenai Iklan Pelumas Enduro Matic di Trans7 dengan Sikap Mahasiswa FISIP USU Terhadap Produk Tersebut). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimakah pengaruh antara penayangan iklan Pelumas Enduro Matic di Trans7 Terhadap sikap mahasiswa FISIP USU.

Penelitian ini menggunakan metode korelasional yang mencari hubungan antara variabel dengan variabel lainnya. Teknik analisa data yang digunakan dalam penelitian ini dengan menggunakan analisa tabel tunggal dan uji hipotesa dengan menggunakan rumus koefisien korelasi rank Spearman dan mencari perbedaan antara responden pria dan wanita.

Populasi dalam penelitian ini berjumlah 906 mahasiswa dengan menggunakan rumus Taro Yamane presisi 10% sehingga sampel yang didapat berjumlah 90 mahasiswa.

Langkah-langkah dalam pengambilan sampel yaitu dengan menggunakan

purposive sampling yaitu pemilihan sampel berdasarkan pada karakteristik tertentu, dan accidental sampling yaitu siapa saja yang kebetulan dijumpai untuk dijadikan sampel apabila peneliti merasa kesulitan untuk menemui responden. Yang dalam hal ini adalah mahasiswa FISIP USU angkatan 2007-2008 yang menggunakan sepeda motor matic. Lalu peneliti mengadakan pengumpulan data di lapangan dan perpustakaan. Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah Teori Komunikasi, Komunikasi Massa dan Televisi, Periklanan, Teori AIDDA,

dan Sikap.

Dari uji hipotesis menggunakan rank Spearman melalui program SPSS diperoleh rs = 0,390 untuk responden laki-laki dan rs = 0,299 untuk responden wanita. Untuk mengetahui kuat-rendahnya hubungan dalam penelitian ini digunakan skala Guilford, dan menunjukkan hubungan dua variabel rendah sekali. Berdasarkan tes signifikasi melalui program SPSS, hubungan signifikan pada angka 15% dan menunjukkan bawah Ho ditolak dan Ha diterima untuk responden laki-laki. Artinya terdapat pengaruh antara iklan Pelumas Enduro Matic terhadap Mahasiswa laki-laki di FISIP USU. Sedangkan responden wanita hubungan signifikansinya adalah 9% dan menunjukkan bahwa Ho diterima dan Ha ditolak. Artinya tidak terdapat pengaruh antara iklan Pelumas Enduro Matic terhadap Mahasiswa perempuan di FISIP USU.


(4)

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah puji dan syukur peneliti ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayahnya, sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini, serta tidak lupa pula Salawat dan Salam kepada Rasulullah Muhammad SAW sebagai revolusioner sejati yang mana telah memberikan sinar kehidupan melalui Al-Quran dan Sunnah-Nya sebagai pedoman hidup bagi peneliti.

Penulisan skripsi ini berjudul tentang Pengaruh Iklan Pelumas Enduro Matic terhadap Sikap Mahasiswa, merupakan salah satu persyaratan yang harus dipenuhi untuk menyelesaikan program sarjana pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.

Sebagai umat manusia yang sesuai kodratnya, peneliti menyadari bahwa pengetahuan, kemampuan serta kesempatan yang ada pada peneliti, oleh karena itu peneliti menerima setiap kritik dan saran yang membnagun demi kesempurnaan skripsi ini. Keberhasilan peneliti dalam meyelesaikan skripsi ini tidak lepas dari petunjuk dan hidayah Allah SWT, serta bantuan dan dorongan dari berbagai pihak. Oleh karena itu dalam kesempatan ini penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada:

1. Bapak Prof. DR. M. Arif Nasution, MA, selaku Dekan FISIP Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Drs. Amir Purba, MA, selaku Ketua Departemen Ilmu Komunikasi FISIP USU

3. Ibu Dra, Rusni, MA selaku dosen wali

4. Bapak Drs. Amir Purba, MA selaku dosen pembimbing yang telah banyak membantu dan membimbing peneliti selama pengerjaan skripsi ini.


(5)

5. Semua dosen Ilmu komunikasi, Bu Dewi, Bu Fatma, Teteh, Kak Emil, Bang Hendra, Bang Iskandar, Bang Haris, Bang Mono maupun dosen-dosen lain yang pernah membimbing peneliti dalam setiap mata kuliah.

6. Almarhum Kedua orang tuaku, ayahanda Mara Enda Harahap dan Ibunda tercinta Rosmawaty Siregar yang telah membesarkan peneliti dan mewariskan nilai-nilai kebaikan agar peneliti mampu menjalani kehidupan ini ke arah yang lebih baik.

7. Seluruh keluargaku, terutama abanganda dan kakanda yang telah menggantikan peran serta dari ayah dan ibunda. Dan seluruh keluarga besar peneliti terima kasih atas dukungan dan doanya.

8. Khusus buat Elida Sari selaku motivator bagi peneliti agar selalu berusaha menyelesaikan penelitian ini dengan baik.

9. Buat mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik yang telah membantu dalam penelitian ini.

10.Buat Kak Cut, Maya, Kak Ros, atas bantuannya.

11.Buat Keluarga Kodon, Kak Anim, Kak Puan, Mamet, Daniel, Mulya, Kakek, Reza, Ali, Arif.

12.Buat kawan-kawan Stambuk 2005 yang tidak lupa memberi dukungan kepada peneliti, Dody Marsyal, Andy, Dona, Roby, Putra, Wina, Liza, Fani, Reno, Nanda, Edy, Yori, Widya, Wulan, Mesdi, Tomy, dan yang tidak dapat peneliti sebutkan namanya satu per satu.


(6)

Akhir kata peneliti memanjatkan doa dan syukur kehadirat Allah SWT atas segala kekuatan dan kemudahan yang telah diberikan, dan peneliti berharap penelitian ini bermanfaat bagi seluruh pembaca serta berguna bagi yang membutuhkannya. Amin yaa rabbal alamin.

Peneliti


(7)

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTAKSI... i

KATA PENGANTAR... ……… ii

DAFTAR ISI... v

DAFTAR TABEL... … viii

DAFTA GAMBAR………. x

BAB I PENDAHULUAN... 1

I.1 Latar Belakang Masalah ... 1

I.2 Perumusan masalah ... 5

I.3 Pembatasan Masalah... 5

I.4 Tujuan Penelitian ... 6

I.5 Manfaat Penelitian ... 6

I.6 Kerangka Teori ... 6

I.6.1 Teori Komunikasi, Komunikasi Massa dan Televisi... 7

I.6.2 Periklanan ... 9

I.6.3 Teori AIDDA... 10

I.6.4 Sikap ... 11

I.7 Kerangka Konsep... 12

I.8 Model Teoritis... 13

I.9 Operasional Variabel ... 14

I.10 Definisi Operasional Variabel ... 15

I.11 Hipotesis ... 17

BAB II URAIAN TEORITIS... 18

II.1. Komunikasi ... 18

II.1.1. Pengertian Komunikasi ... 18

II.1.2. Unsur-unsur komunikasi ... 19

II.2. Komunikasi Massa dan Televisi... 23

II.2.1. Komunikasi Massa ... 23

II.2.1.1. Pengertian dan Fungsi Komunikasi Massa... 23


(8)

     II.2.1.3. Karakteristik Komunikasi Massa ... 27

II.2.2 Televisi ... 30

II.3. Periklanan ... 33

II.3.1. Sejarah Periklanan ... 33

II.3.2. Pengertian Iklan... 35

II.3.3. Jenis Iklan... 37

II.3.4. Fungsi Periklanan ... 40

II.4. Teori AIDDA... 41

II.5. Sikap ... 44

II.5.1. Pengertian Sikap... 44

II.5.2. Komponen Sikap ... 45

II.5.3. Karakteristik Sikap ... 47

II.5.4. Fungsi Sikap ... 47

BAB III METODOLOGI PENELITIAN... 51

III.1. Metode Penelitian ... 51

III.2. Deskripsi Lokasi Penelitian ... 51

III.2.1. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 51

III.2.2. Universitas Sumatera Utara... 51

III.2.3. FISIP USU ... 56

III.2.4. Deskriptif Iklan Pelumas Enduro Matic di Trans7 .... 62

III.3 Populasi dan Sampel ... 63

III.3.1. Populasi ... 63

III.3.2. Sampel... 64

III.3.3. Teknik Penarikan Sampel ... 65

III.3.4. Teknik Pengumpulan Data... 66

III.3.5. Teknik Analisis Data... 66

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN... 66

IV.1. Pelaksanaan Pengumpulan Data di Lapangan ... 67

IV.2. Teknik Pengolahan Data ... 68

IV.3. .Analisis Tabel Tunggal ... 69

IV.3.1. Karakteristik Responden... 69


(9)

IV.3.3. Sikap Responden... 89

IV.4. Pengujian Hipotesis ... 93

IV.5. Pembahasan ... 97

BAB V PENUTUP... 98

V.1 Kesimpulan ... 98

V.2 Saran... 99

DAFTAR PUSTAKA... 100 Lampiran


(10)

DAFTAR TABEL

Tabel 1 : Operasional Variabel………... 14 Tabel 2 : Populasi………... 63 Tabel 3 : Jenis Kelamin……….. 69 Tabel 4 : Pendapat Responden Terhadap Program Di Trans7…………... 70 Tabel 5 : Pendapat Responden Terhadap Program Di Metro TV……….. 71 Tabel 6 : Pendapat Responden Terhadap Program Di Global TV………. 72 Tabel 7 : Pendapat Responden Terhadap Program Di TV One…………. 73 Tabel 8 : Pendapat Responden Terhadap Program Di Trans TV………... 74 Tabel 9 : Pendapat Responden Terhadap Isi Pesan Dalam

Iklan Pelumas Enduro Matic Di Trans7……… 75 Tabel 10 : Pendapat Responden Terhadap Gerakan Pembalap

Dalam Iklan Pelumas Enduro Matic Di Trans7……….. 76 Tabel 11 : Pendapat Responden Terhadap Frekuensi

Penayangan Iklan Pelumas Enduro Di Trans7……….. 78 Tabel 12 : Pendapat Responden Terhadap Figur Iklan

Yang Ditampilkan Dalam Iklan Pelumas Di Trans7…………. 79 Tabel 13 : Pendapat Responden Terhadap Aksi Yang Diperagakan

Pembalap Dalam Iklan Pelumas Enduro Matic Di Trans7……. 80 Tabel 14 : Pengetahuan Responden Tentang Slogan Dalam

Iklan Pelumas Enduro Matic Di Trans7……… 81 Tabel 15 : Pendapat Responden Terhadap Warna Yang

Tampak Pada Iklan Pelumas Enduro Matic Di Trans7………... 82 Tabel 16 : Pendapat Responden Terahadap Durasi Iklan

Pelumas Enduro Matic Di Trans7 Selama 10 Detik…………. 84 Tabel 17 : Pendapat Responden Terhadap Penayangan Iklan Pelumas

Enduro Matic di Trans7 Apakah Sudah Menarik Dibanding dengan Iklan Pelumas Motor Lainnya……… 85 Tabel 18 : Pendapat Responden Tentang Seberapa

Menarik Tampilan Iklan Pelumas Enduro Matic


(11)

Tabel 19 : Tanggapan Responden Tentang Penataan Suara

Dalam Iklan Pelumas Enduro Matic di Trans7………. 87 Tabel 20 : Ketertarikan Responden dengan Produk Pelumas

Enduro Matic Setelah Menyaksikan Iklannya di Trans7…….. 89 Tabel 21 : Pengetahuan Responden Terhadap Perbedaan

Pelumas Enduro Matic dengan Pelumas Motor Lainnya…….. 90 Tabel 22 : Minat Responden Untuk Membeli Pelumas Enduro

Matic Setelah Menyaksikan Iklannya di Trans7………... 91 Tabel 23 : Apabila Tidak Ada Penayangan Iklan Pelumas

Enduro Matic Di Trans7 Apakah Responden Akan

Beralih Ke Produk Sejenis Lainnya……….. 92 Tabel 24 : Hasil Uji Korelasi Iklan Pelumas Enduro

Matic dan Sikap Mahasiswa Untuk Responden Pria………… 94 Tabel 25 : Hasil Uji Korelasi Iklan Pelumas Enduro Matic


(12)

x

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 : Model Teoritis...13 Gambar 2 : Skema AIDDA... 41


(13)

ABSTRAKSI

Skripsi ini berjudul Iklan Pelumas dan Sikap Terhadap Produk (Studi Korelasional Mengenai Iklan Pelumas Enduro Matic di Trans7 dengan Sikap Mahasiswa FISIP USU Terhadap Produk Tersebut). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimakah pengaruh antara penayangan iklan Pelumas Enduro Matic di Trans7 Terhadap sikap mahasiswa FISIP USU.

Penelitian ini menggunakan metode korelasional yang mencari hubungan antara variabel dengan variabel lainnya. Teknik analisa data yang digunakan dalam penelitian ini dengan menggunakan analisa tabel tunggal dan uji hipotesa dengan menggunakan rumus koefisien korelasi rank Spearman dan mencari perbedaan antara responden pria dan wanita.

Populasi dalam penelitian ini berjumlah 906 mahasiswa dengan menggunakan rumus Taro Yamane presisi 10% sehingga sampel yang didapat berjumlah 90 mahasiswa.

Langkah-langkah dalam pengambilan sampel yaitu dengan menggunakan

purposive sampling yaitu pemilihan sampel berdasarkan pada karakteristik tertentu, dan accidental sampling yaitu siapa saja yang kebetulan dijumpai untuk dijadikan sampel apabila peneliti merasa kesulitan untuk menemui responden. Yang dalam hal ini adalah mahasiswa FISIP USU angkatan 2007-2008 yang menggunakan sepeda motor matic. Lalu peneliti mengadakan pengumpulan data di lapangan dan perpustakaan. Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah Teori Komunikasi, Komunikasi Massa dan Televisi, Periklanan, Teori AIDDA,

dan Sikap.

Dari uji hipotesis menggunakan rank Spearman melalui program SPSS diperoleh rs = 0,390 untuk responden laki-laki dan rs = 0,299 untuk responden wanita. Untuk mengetahui kuat-rendahnya hubungan dalam penelitian ini digunakan skala Guilford, dan menunjukkan hubungan dua variabel rendah sekali. Berdasarkan tes signifikasi melalui program SPSS, hubungan signifikan pada angka 15% dan menunjukkan bawah Ho ditolak dan Ha diterima untuk responden laki-laki. Artinya terdapat pengaruh antara iklan Pelumas Enduro Matic terhadap Mahasiswa laki-laki di FISIP USU. Sedangkan responden wanita hubungan signifikansinya adalah 9% dan menunjukkan bahwa Ho diterima dan Ha ditolak. Artinya tidak terdapat pengaruh antara iklan Pelumas Enduro Matic terhadap Mahasiswa perempuan di FISIP USU.


(14)

BAB I PENDAHULUAN

I.1. Latar Belakang Masalah

Perkembangan teknologi informasi media dewasa ini memberikan andil yang sangat besar dalam perkembangan dan kemajuan komunikasi massa. Bukan saja media cetak seperti surat kabar dan majalah, akan tetapi juga radio dan televisi sebagai media elektronik. Kita dapat mendengar dan melihat informasi baik dari dalam negeri maupun luar negeri.

Sekian banyak media komunikasi yang ada, televisilah yang paling berpengaruh pada kehidupan manusia, hampir semua orang memiliki televisi dirumahnya. Tayangan-tayangan di televisi menyuguhkan hiburan, berita dan iklan. Mereka menghabiskan waktu menonton televisi sekitar 5-7 jam dalam sehari. Informasi adalah hal yang sangat penting bagi kehidupan masyarakat ini.

Media komersial, dalam hal ini iklan yang ditayangkan di televisi merupakan wahana bagi produsen untuk menggugah kesadaran dan memperlakukan calon konsumen agar bertindak sesuai dengan pesan yang disampaikan. Periklanan merupakan salah satu bagian dari usaha pemasaran yang cukup penting dilakukan oleh perusahaan, lembaga, ataupun instansi untuk meningkatkan penjualan. Iklan dirancang untuk menarik kesadaran, menanamkan informasi, mengembangkan sikap, serta mengharapkan adanya suatu tindakan dari calon konsumennya yang menguntungkan produsen (pengiklan).


(15)

Iklan atau yang lebih dikenal dengan istilah advertising didefinisikan sebagai kegiatan memperkenalkan barang atau jasa melalui media massa atau bentuk komunikasi yang bertujuan untuk menginterpretasikan kualitas suatu produk barang atau jasa berdasarkan kebutuhan dan keinginan konsumen.1 Apalagi dengan adanya anggapan bahwa konsumen lebih mementingkan merek ketimbang kualitas dari produk itu sendiri memunculkan polemik bahwa keberhasilan dalam penjualan produk terletak pada iklan yang berkualitas.

Iklan dengan beraneka ragamnya dapat dilihat di media-media massa khususnya televisi. Seperti yang diungkapkan oleh Schramm bahwa televisi menjadi sarana yang sangat efektif untuk mempropagandakan hasil produksi dalam mencari keuntungan secara materi dalam kemasan iklan.2 Dengan banyaknya televisi di Indonesia antara lain: TVRI, Indosiar, Metro TV, RCTI, ANTV, Global TV, Trans TV, Trans7, SCTV, TPI dan TV One semakin menyuburkan produksi iklan di tanah air, dan menjadikan iklan semakin sulit dipisahkan dalam kehidupan kita. Namun, dalam penelitian ini, peneliti merasa cukup untuk meneliti stasiun televisi Trans7 dan Global TV sebagai stasiun yang cukup banyak menyajikan tayangan olah raga berupa otomotif yang berkaitan dengan iklan pelumas kenderaan.

Iklan yang disajikan di televisi dianggap mampu mempengaruhi masyarakat untuk mengkonsumsinya, terutama di kalangan mahasiswa terhadap suatu produk yang ditawarkan. Hal ini dikarenakan secara psikologis mahasiswa       

1 

Rhenald Kasali, Manajemen Periklanan: Konsep dan Aplikasinya di Indonesia, (Jakarta : Pustaka Utama Grafiti, 1995), hal. 45. 

2

Wawan Kuswandi, Komunikasi massa: Sebuah Analisis Media Televisi, (Jakarta ; Rhineka Cipta Karya, 1996), hal. 25. 


(16)

masih berada dalam proses pencarian jati diri dan sangat sensitif terhadap pengaruh dari luar. Salah satu produk yang marak diekspose dalam bentuk iklan adalah produk-produk pelumas motor, salah satunya adalah produk PT. Pertamina yaitu Pelumas Enduro Matic yang dikhususkan pada sepeda motor bertransmisi otomatis.

PT. Pertamina berusaha memahami kebutuhan dan perilaku konsumen dengan membuat iklan yang hiperbola, ini didasarkan karena konsumen yang semakin kritis. Dan didasarkan pada gaya hidup konsumen. PT. Pertamina berusaha melibatkan emosi konsumen dengan menyajikan iklan yang responsif dan berbeda dari iklan produk-produk sejenis. PT. Pertamina berusaha membuat persepsi konsumen bahwa Pelumas Enduro Matic untuk sepeda motor bertransmisi otomatis adalah pelumas yang menjadikan mesin motor lebih terjaga dan kemampuan serta kecepatan motor di atas rata-rata. PT. Pertamina juga berusaha menjadikan Pelumas Enduro Matic bisa dikonsumsi oleh semua merek sepeda motor yang bertransmisi otomatis, namun lebih dari itu PT. Pertamina berusaha menonjolkan manfaat psikologis kepada konsumen.

Enduro Matic sengaja diformulasikan khusus untuk motor otomatis, SAE 10W-30 dipandang paling ideal untuk kondisi mesin otomatis yang membutuhkan pelumas yang cukup encer, API SL merupakan kualitas tertinggi untuk pelumas otomatis yang saat ini beredar di Indonesia, dan tentunya aditif molybdenum dengan jumlah yang cukup untuk mengurangi gesekan dalam ruang mesin sehingga kerja mesin jadi lebih ringan dan tentunya berakibat pada tarikan yg lebih spontan, BBM yang lebih irit, dan suhu mesin terjaga tidak terlalu panas. Kelebihan Enduro Matic seperti yang telah dijelaskan diatas, kekentalan oli yang


(17)

pas dengan motor otomatis, kualitas oli matic terbaik (API SL), dan memiliki aditif molybdenum yang berguna untuk mengurangi gesekan dalam mesin sehingga kinerja mesin jadi lebih efisien. Kompetitor yang sejenis belum ada yang memiliki khasiat selengkap ini, yang ada baru sama SAE 10W-30 sedangkan aditif mloybdenum dan API SL belum ada yang menandingi. Beberapa pengendara yang diminta untuk mencoba secara sukarela belum pernah ada yang komplain dan justru mereka langsung merasakan manfaatnya sehingga ketagihan untuk terus pakai Enduro Matic.3

Di dalam iklan pengendara ditampilkan sangat mudah untuk melakukan atraksinya setelah memakai Pelumas Enduro Matic. Dan terlihat kemampuan sepeda motor bertransmisi otomatis tersebut bertambah drastis dengan kecepatan yang begitu sempurna. Maka dari itu, PT. Pertamina berusaha mengambil keterlibatan konsumen, agar konsumen menyimpulkan sendiri maksud dari iklan tersebut dengan membuat eskekusi iklan yang menggambarkan beberapa pengguna sepeda motor bertransmisi otomatis dari berbagai merek melakukan atraksi dengan mengangkat ban depan sepeda motor.

Bahkan di dalam iklan tersebut dijelaskan bahwa kemampuan dan kecepatan sepeda motor kita akan melebihi di atas rata-rata serta menjaga mesin motor agar tetap awet. Peneliti tertarik dengan iklan ini karena cara PT. Pertamina mempromosikan produk mereka sangatlah inovatif.

Semakin diingatnya iklan tersebut maka diharapkan sikap mahasiswa untuk merespon iklan ini semakin positif dan beralih untuk memakai Pelumas Enduro Matic, khususnya di kalangan mahasiswa Fisip USU. Dimana mahasiswa       

3


(18)

Fisip Usu yang memakai kenderaan bermotor sebagian besar menggunakan motor matic, alasannya cukup masuk akal yaitu dengan memakai motor matic perjalanan semakin mudah apalagi di jalan-jalan macet untuk menuju kampus. Sehingga dari pemakaian motor matic tersebut, maka mahasiswa dapat memilih Pelumas yang terbaik untuk menjaga mesin motornya.

Berdasarkan penjelasan diatas, peneliti tertarik untuk meneliti lebih jauh tentang Iklan Pelumas Enduro Matic yang Diproduksi oleh PT. Pertamina terhadap sikap mahasiswa Fisip Usu.

1.2. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka dikemukakan perumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

"Bagaimanakah pengaruh antara penayangan iklan Pelumas Enduro Matic di Trans7 terhadap sikap mahasiswa FISIP USU”

1.3. Pembatasan Masalah

a. Objek penelitian ini adalah iklan Pelumas Enduro Matic di Trans7. b. Produk yang diiklankan adalah produk pelumas khusus motor matic.

c. Responden yang diambil adalah Mahasiswa FISIP USU yang memakai sepeda motor bertransmisi otomatis (motor matic).

d. Responden adalah mahasiswa stambuk 2007-2008. d. Penelitian ini dilakukan pada bulan April-Mei 2010.


(19)

1.4. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui performance atau penampilan iklan Pelumas Enduro Matic di Trans7.

2. Untuk mengetahui pola menonton mahasiswa FISIP USU terhadap iklan Pelumas Enduro Matic di Trans7.

3. Untuk mengetahui pengaruh iklan Pelumas Enduro Matic di Trans7 terhadap minat membeli.

1.5. Manfaat Penelitian

a.Secara akademis, penelitian diharapkan dapat memberikan kontribusi dan memperkaya sumber bacaan di lingkungan FISIP USU, khususnya Ilmu Komunikasi FISIP USU.

b.Secara praktis, penelitian ini diharapkan menjadi masukan bagi pihak yang membutuhkan pengetahuan berkenaan dengan penelitian ini. c.Secara teoritis, penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan

penulis mengenai pelumas Enduro Matic. 1.6. Kerangka Teori

Kerangka teori adalah suatu uraian yang memuat pokok-pokok pikiran yang menggambarkan dari sudut mana masalah penelitian akan disoroti. Dengan adanya kerangka teoritis maka penulis akan mempunyai landasan untuk menentukan tujuan dan arah penelitian.4

       4

Hadari Nawawi, Metode Penelitian Bidang Sosial, (Yogyakarta : Gajah Mada Univercity Press, 1995), hal. 40. 


(20)

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan teori-teori antara lain: 1. Teori Komunikasi, Komunikasi Massa, dan Televisi.

2. Periklanan 3. Teori AIDDA 4. Sikap

1.6.1. Teori Komunikasi, Komunikasi Massa, dan Televisi.

Istilah Komunikasi berasal dari Bahasa Latin yaitu communicatio, yang bersumber dari kata communis yang artinya "sama" dan Communico, communication, atau communicare yang berarti "membuat sama." Istilah yang paling sering sering disebut sebagai asal-usul kata Komunikasi yang merupakan akar dari kata-kata Latin adalah Communis.5

Komunikasi merupakan aspek yang sangat penting dalam kehidupan manusia dalam kaitannya dengan hubungan antarindividu. Komunikasi merupakan sarana vital untuk mengerti diri sendiri, orang lain, dan memahami apa yang dibutuhkannya maupun apa yang dibutuhkan orang lain serta untuk mencapai pemahaman tentang dirinya dan sesama.

Komunikasi Massa dapat diartikan sebagai proses komunikasi yang berlangsung dimana pesannya dikirim dari sumber yang melembaga kepada khalayak yang sifatnya massal melalui alat-alat yang bersifat mekanis seperti radio, televisi, dan film.6

       5

Onong Uchana Effendi, Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi, (Bandung : PT. Citra Aditya Bakti, 2002), hal. 30. 

6

Havied Cangara, Pengantar Ilmu Komunikasi, (Jakarta : Raja Grafindo Praha Trendi, 2006), hal. 36. 


(21)

Pengertian Komunikasi Massa terutama dipengaruhi oleh kemampuan media massa untuk membuat produksi massal dan untuk menjangkau khalayak dalam jumlah besar. Di samping itu ada pula makna lain yang dianggap makna asli dari kata massa, yakni suatu makna yang mengacu pada kolektivitas tanpa bentuk yang komponen-komponennya sulit dibedakan satu sama lain. Kamus Bahasa Inggris ringkas memberikan defenisi "massa" sebagai suatu kumpulan orang banyak yang tidak mengenai keberadaan individualitas. Defenisi ini hampir menyerupai pengertian massa yang digunakan oleh para ahli sosiologi khususnya bila dipakai dalam kaitannya dengan khalayak media.

Sedangkan Saverin dan Tankard menyatakan bahwa komunikasi massa adalah sebagian ketrampilan (skill), sebagian seni (art), dan sebagian ilmu (science). Maksudnya, tanpa adanya dimensi menata pesan tidak mungkin media massa dapat memikat khalayak yang pada akhirnya pesan tersebut dapat mengubah sikap, pandangan dan perilaku komunikan.7

Salah satu media dalam komunikasi adalah televisi, dari semua media komunikasi yang ada, televisilah yang paling berpengaruh pada kehidupan manusia.8

Menurut Effendy yang dimaksud dengan televisi adalah televisi siaran yang merupakan media dari jaringan komunikasi dengan ciri-ciri yang dimiliki komunikasi massa, yaitu berlangsung satu arah, komunikatornya melembaga,

       7

Onong Uchana Effendi, Komunikasi Teori dan Praktek, (Bandung : Remaja Rosdakarya, 2005), hal. 21. 

8

Elvinaro Ardianto, Komunikasi Massa Suatu Pengantar, (Bandung : Simbosa Rekatama Media, 2004), hal. 125. 


(22)

pesanya bersifat umum, sasarannya menimbulkan keserempakan dan komunikannya bersifat heterogen.9

Televisi merupakan media massa yang sangat besar manfaatnya, karena dalam waktu yang relatif singkat dapat menjangkau wilayah dan jumlah penonton yang tidak terbatas.10 Bahkan, peristiwa yang terjadi pada saat itu juga, dapat segera diikuti sepenuhnya oleh penonton di belahan bumi yang lain.

Peranan televisi juga sangat besar dalam membentuk pola pikir, pengembangan wawasan dan pendapat umum, termasuk pendapat umum untuk menyukai produk-produk industri tertentu, disebabkan program siaran yang disajikan semakin lama semakin menarik, meskipun memerlukan biaya yang tinggi, sehingga tidak mengherankan kalau khalayak penonton, betah duduk berlama-lama di depan pesawat televisi.

1.6.2. Periklanan

Institut Periklanan Inggris mendefenisikan periklanan sebagai pesan penjualan yang paling persuasif yang diarahkan kepada para calon pembeli yang paling potensial atas produk barang dan jasa tertentu dengan biaya yang semurah-murahnya.11 Sedangkan periklanan menurut Masyarakat Periklanan Indonesia merupakan keseluruhan proses yang meliputi penyiapan, perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan penyampaian iklan.12 Adapun pengertian menurut Kamus Lengkap Bahasa Indonesia:

       9

Onong Uchana Effendi, Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi, (Bandung : PT. Citra Aditya Bakti, 2002), hal. 21. 

10 

Darwanto, Televisi Sebagai Media Pendidikan, (Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 2005), hal. 26. 

11

Frank Jefkins, Periklanan. Penerjemah Haris Munandar, (Jakarta : Erlangga, 1996), hal. 5 

12

Rhenald Kasali, Manajemen Periklanan: Konsep dan Aplikasinya di Indonesia, (Jakarta : Pustaka Utama Grafiti, 1995), hal. 11. 


(23)

1. Berita pesanan (untuk mendorong, membujuk) kepada khalayak ramai tentang benda dan jasa yang ditawarkan.

2. Pemberitahuan kepada khalayak ramai mengenai barang/jasa yang dijual, dipasang di dalam media massa.

Berdasarkan defenisi-defenisi di atas dapat disimpulkan bahwa tujuan iklan adalah untuk memberitahukan, membujuk, mengingatkan dan memberikan nilai tambah kepada produk. Salah satu keuntungan utama iklan dibandingkan dengan media promosi lainnya adalah kemampuannya untuk mengkomunikasikan pesan-pesannya kepada sejumlah besar orang pada suatu waktu.

I.6.3. Teori AIDDA

Teori AIDDA disebut juga proses A-A atau A-A Procedure (Attention – Action Procedure) AIDDA merupakan singkatan dari Attention (Perhatian),

Interest (Ketertarikan), Desire (Minat), Decision (Keputusan), Action (Tindakan). Proses ini dimulai dengan adanya kegiatan untuk membangkitkan perhatian, menumbuhkan minat melalui pesan yang berisi info yang disampaikan komunikator dan akhirnya diambil keputusan untuk bertindak terhadap pesan itu. Teori AIDDA itu sendiri pada dasarnya adalah proses komunikasi yang terdiri dari elemen-elemen13 sebagai berikut:

       13

Onong Uchjana Effendy, Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi, (Bandung: Citra Aditya Bakti, 2003), hal. 304. 


(24)

1. A Attention Perhatian 2. I Interest Rasa Tertarik

3. D Desire Keinginan

4. D Decistion Keputusan

5. A Action Sikap atau tindakan

Proses pentahapan ini mengandung makna bahwa komunikasi dimulai dengan membangkitkan perhatian (Attention), apabila perhatian komunikasi telah terbangkit harus disusul dengan upaya menumbuhkan minat (Interest), minat adalah kelanjutan dari perhatian yang merupakan titik tolak timbulnya keinginan (Desire) komunikan untuk melakukan hal yang diinginkan komunikator. Setelah timbul keinginan harus diikuti oleh keputusan (Decision) yakni keputusan untuk mengambil sikap atau tindakan (Action).14

1.6.4. Sikap

Sikap adalah suatu bangun psikologis, seperti semua ujud psikologi, sikap adalah hipotesis. Thurstone mendefenisikan sikap sebagai jumlah seluruh kecenderungan dan perasaa, kecurigaan dan prasangka, pemahaman yang mendetail, ide-ide, rasa takut, ancaman, dan keyakinan tentang suatu hal khusus. Tetapi dia berkata secara sederhana sikap adalah menyukai atau menolak objek psikologis. Gordon Allport menunjukkan bahwa suatu sikap adalah suatu keadaan kesiapan mental atau saraf. Demikian pula dengan Donald Campbel yang mendefenisikan sikap sebagai konsisten dalam menjawab objek-objek sosial.

       14


(25)

Mengukur sikap seseorang adalah mencoba untuk menempatkan posisinya pada suatu kontinum afektif berkisar dari sangat positif hingga ke negatif terhadap suatu objek sikap.15

1.7. Kerangka Konsep

Teori-teori yang dijadikan landasan pada kerangka teori harus dapat menghasilkan beberapa konsep yang disebut dengan kerangka konsep. Menurut Nawawi kerangka konsep merupakan hasil pemikiran rasional yang bersifat kritis dalam memperkirakan kemungkinan hasil penelitian yang akan dicapai.16 Agar konsep-konsep dapat diteliti secara empiris, maka harus dioperasionalkan dengan mengubahnya menjadi variabel. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Variabel Bebas atau Independent Variable (X)

Variabel bebas adalah segala gejala, faktor atau unsur yang menentukan atau mempengaruhi munculnya variabel kedua yang disebut variabel terikat. Tanpa variabel ini maka variabel berubah sehingga akan muncul menjadi variabel terikat yang berbeda atau yang lain atau bahkan sama sekali tidak ada yang muncul. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah Iklan Pelumas Enduro Matic. 2. Variabel Terikat atau Dependent Variable (Y)

Variabel terikat adalah sejumlah gejala atau faktor maupun unsur yang ada atau muncul dipengaruhi atau ditentukan oleh adanya variable bebas dan bukan karena adanya variabel lain. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah Sikap

       15

J. Daniel Mueller, Mengukur Sikap Sosial, (Jakarta ; Radar Jaya Offset, 1992), hal. 11. 

16

Hadari Nawawi, Metode Penelitian Bidang Sosial. (Yogyakarta : Gajah Mada Univercity Press, 1995), hal. 401. 


(26)

Mahasiswa FISIP USU terhadap produk Pelumas Enduro Matic setelah menyaksikannya.

3. Variabel antara atau Intervening Variable (Z)

Merupakan nilai-nilai yang dimiliki seseorang yang membedakannya dengan orang lain, yakni : jenis kelamin, yakni kelompok mahasiswa laki-laki dan kelompok mahasiswa perempuan Fisip Usu yang terpilih sebagai sampel.

1.8. Model Teoritis

Berdasarkan variabel-variabel yang telah dikelompokkan dalam kerangka konsep akan dibentuk menjadi suatu model teoritis sebagai berikut:

Gambar 1. Model Teoritis

Variabel Terikat (Y) Sikap Mahasiswa Variabel Bebas (X)

Iklan Pelumas Enduro Matic 

Variabel antara (Z) Karakteristik

responden - Pria - Wanita


(27)

1.9. Operasional Variabel

Berdasarkan kerangka teori dan kerangka konsep di atas maka dibuat operasional variabel yang berfungsi untuk kesamaan dan kesesuaian dalam penelitian yaitu sebagai berikut:

Tabel 1

Operasional Variabel

Variabel Teoritis Variabel Operasional Variabel Bebas (X)

Iklan Pelumas Enduro Matic

1. Figur Iklan

2. Frekuensi penayangan iklan : - Durasi iklan

3. Daya tarik pesan

 Kejelasan pesan :

 Isi pesan

 Tampilan

 Tata gambar :

 Warna

 Aksi

 Slogan Variabel Terikat (Y)

Sikap mahasiswa terhadap produk

1. Perhatian

- mengetahui perbedaan produk 2. Ketertarikan

- menyukai iklan tersebut 3. Sikap

- beralih untuk ke produk tersebut Variabel antara (Z)

Karakteristik Responden

Jenis Kelamin Mahasiswa :

 Pria


(28)

1.10. Defenisi Operasional

Untuk menghindari pengertian yang meluas pada variable yang telah di operasionalkan, maka disusun defenisi batasan terhadap hal-hal yang akan dijadikan pembahasan dalam penelitian, yaitu :

a. Variabel Bebas (X)

1. Figur iklan adalah tokoh yang dipilih untuk berperan dalam suatu iklan dan mewakili produk tersebut.

2. Frekuensi penayangan iklan, semakin tinggi frekuensi penayangan suatu iklan maka akan semakin sering iklan tersebut ditonton oleh masyarakat sehingga akan semakin besar kemungkinan konsumen tertarik terhadap iklan tersebut ;

- Durasi merupakan tolak ukur seberapa lama iklan itu ditayangkan, dengan mengukur durasi iklan tersebut dapat diketahui apakah isi pesan dapat tersampaikan kepada komunikan.

3. Daya tarik pesan adalah kandungan pesan yang menarik dan memiliki arti bagi khalayaknya yang memiliki kecocokan dan manfaat dengan sistem nilai yang berlaku sehingga menimbulkan reaksi bagi khalayak untuk menyukai atau tidak menyukai suatu iklan ;

- Di dalam pesan iklan tersebut harus terdapat kejelasan pesan yaitu suatu pesan harus disampaikan dengan bahasa yang mudah dimengerti sehingga memiliki kesamaan arti antara komunikator dan komunikannya;


(29)

 Isi pesan harus sesuai dengan gambar yang ditampilkan agar tidak mengaburkan tujuan iklan tersebut. Dengan pesan yang singkat padat dan jelas dapat memudahkan komunikan untuk mengetahui tujuan iklan yang ditayangkan.

 Tampilan yang menarik membuat komunikan akan lebih tetarik untuk menonton iklan tersebut.

- Tata gambar berarti suatu penataan gambar dalam suatu iklan yang dapat menarik minat khalayaknya;

 Warna yang ditampilkan harus sesuai dengan iklan yang ditayangkan untuk mendukung tampilan iklan semenarik mungkin.

 Aksi yang diperagakan figur dalam iklan tersebut apakah sesuai dengan iklan yang ditayangkan.

- Slogan yang merupakan untaian bahasa atau kata-kata yang memunculkan keinginan komunikan untuk mengkonsumsi produk tersebut. 

b. Variabel Terikat (Y)

Sikap responden untuk menggunakan produk, indikatornya :

1. Perhatian: mahasiswa melihat, membaca, dan menyaksikan iklan yang menerangkan suatu produk.

- Dengan perhatian tersebut, peneliti berusaha melihat seberapa tahukah mahasiswa membedakan keunggulan dari produk yang diiklankan dengan produk sejenisnya.

2. Ketertarikan: mahasiswa merasakan daya tarik saat menyaksikan tayangan iklan.


(30)

3. Sikap: mahasiswa mempunyai sikap untuk menentukan keputusannya atas penilaiannya terhadap produk melalui iklan tersebut.

c. Karakteristik Responden

Jenis kelamin responden: pria/wanita.

1.11. Hipotesis Penelitian

Secara etimologis hipotesis dibentuk dari dua kata, yaitu hypo dan thesis.

Hypo berarti kurang dan thesis berarti pendapat. Jadi hipotesis merupakan kesimpulan yang belum sempurna, sehingga disempurnakan dengan membuktikan kebenaran hipotesis yaitu dengan menguji hipotesis dengan data di lapangan.17

Hipotesis adalah suatu pernyataan sementara mengenai sesuatu yang kendalanya biasanya tidak diketahui. Dengan hipotesis penelitian menjadi tidak mengambang, karena dibimbing hipotesis tersebut.

Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

Ho : Tidak terdapat hubungan antara penayangan iklan Pelumas Enduro Matic dengan sikap Mahasiswa FISIP USU.

Ha : Terdapat hubungan antara penayangan iklan Pelumas Enduro Matic dengan sikap Mahasiswa FISIP USU.

       

       17

Burhan Bungin, Metode Penelitian Sosial, Format Kuantitatif dan Kualitiatif, (Surabaya Airlangga University Press. 2001), hal. 90. 


(31)

BAB II

URAIAN TEORITIS II.1 Komunikasi

II.1.1 Pengertian Komunikasi

Setiap orang selalu berusaha untuk mengadakan komunikasi yang efektif dengan lawan bicaranya. Di dalam kehidupan setiap orang selalu dihiasi dengan kegiatan berkomunikasi. Di mulai ketika bangun dari tidur hingga sampai pada saat akan tidur lagi. Bahkan tanpa disadari, ketika tidur pun komunikasi dapat terjadi. Dengan kata lain komunikasi ada dimana-mana, dan memenuhi hampir seluruh waktu seseorang.

Manusia merupakan makhluk sosial yang selalu berusaha untuk menjalin hubungan dengan manusia lain. Berdasarkan paradigma Laswell, komunikasi adalah proses penyampaian pesan oleh komunikator kepada komunikan melalui media yang menimbulkan efek tertentu.18

Komunikasi juga dapat diartikan sebagai bentuk interaksi manusia yang saling pengaruh mempengaruhi satu sama lainnya, sengaja atau tidak disengaja. Tidak terbatas pada bentuk komunikasi menggunakan bahasa verbal, tetapi juga dalam hal ekspresi muka, lukisan, seni dan teknologi.19

Komunikasi merupakan satu bentuk tingkah laku, apabila seseorang berkomunikasi yang bersangkutan bukan merespons informasi yang sampai kepadanya, tetapi apabila seseorang berkomunikasi ia berusaha untuk mencari informasi yang dapat digunakan untuk mengatasi permasalahan yang sedang       

18

Onong Uchjana Effendy, Ilmu Komunikasi – Teori dan Praktek, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 1994), hal. 10. 

19


(32)

dihadapinya agar ia mempunyai gambaran yang lebih tepat tentang situasi lingkungan yang perlu dihadapinya.

Dalam pengertian paradigmatis, komunikasi mengandung tujuan tertentu; ada yang dilakukan secara lisan, secara tatap muka, atau melalui media, baik media massa seperti surat kabar, radio, televisi, film maupun media nonmassa, misalnya surat, telepon, papan pengumuman, poster, spanduk dan sebagainya.20 II.1.2 Unsur-Unsur Komunikasi

Dari pengetian komunikasi yang telah dikemukakan, maka jelas bahwa komunikasi antarmanusia hanya bisa terjadi, jika ada seseorang yang menyampaikan pesan kepada orang lain dengan tujuan tertentu, artinya komunikasi hanya bisa terjadi kalau didukung oleh adanya sumber, pesan, media, penerima, dan efek. Unsur-unsur ini juga bisa disebut komponen atau elemen komunikasi. Untuk itu, kita perlu mengetahui unsur-unsur komunikasi.21

Adapun unsur-unsur komunikasi22 adalah sebagai berikut: 1.Sumber

Semua peristiwa komunikasi akan melibatkan sumber sebagai pembuat atau pengirim informasi. Dalam komunikasi antarmanusia, sumber bisa terdiri dari satu orang, tetapi juga bisa dalam bentuk kelompok misalnya, partai, organisasi, atau lembaga. Sumber sering disebut pengirim, komunikator atau dalam bahasa Inggrisnya disebut source atau sender.

       20

Onong Uchjana Effendy, Dinamika Komunikasi, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 1992), hal. 5. 

21

Hafied Cangara, Pengantar Ilmu Komunikasi, (Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2002), hal. 23. 

22


(33)

2.Pesan

Pesan yang dimaksud dalam proses komunikasi adalah sesuatu yang disampaikan pengirim kepada penerima. Pesan dapat disampaikan dengan cara tatap muka atau melalui media komunikasi. Isinya bisa berupa ilmu pengetahuan, hiburan, informasi, nasihat, atau propaganda. Dalam bahasa Inggris pesan biasanya diterjemahkan dengan kata message, content, atau information.

3.Media

Media yang dimaksud disini ialah alat yang digunakan untuk memindahkan pesan dari sumber kepada penerima. Terdapat beberapa pendapat mengenai saluran atau media. Ada yang menilai bahwa media bisa bermacam-macam bentuknya, misalnya dalam komunikasi antarpribadi pancaindera dianggap sebagai media komunikasi. Selain indera manusia, ada juga saluran komunikasi seperti surat, telepon, telegram yang digolongkan sebagai media komunikasi antarpribadi.

Dalam komunikasi massa, media adalah alat yang dapat menghubungkan antara sumber dan penerima yang sifatnya terbuka, dimana setiap orang dapat melihat, membaca dan mendengarnya. Media dalam komunikasi massa dapat dibedakan atas dua macam, yakni media cetak dan media elektronik. Media cetak seperti halnya surat kabar, majalah, buku, brosur, stiker, buletin, poster, spanduk dan sebagainya. Sedangkan media elektronik antara lain : radio, film, televisi,


(34)

4.Penerima

Penerima adalah pihak yang menjadi sasaran pesan yang dikirim oleh sumber. Penerima bisa terdiri dari satu orang atau lebih, bisa dalam bentuk kelompok, partai atau negara.

Penerima adalah elemen penting dalam komunikasi, karena dialah yang menjadi sasaran dari komunikasi. Jika suatu pesan tidak diterima oleh penerima, akan menimbulkan berbagai macam masalah yang seringkali menuntut perubahan, apakah pada sumber, pesan, atau media.

5.Pengaruh

Pengaruh atau efek adalah perbedaan antara apa yang dipikirkan, dirasakan dan dilakukan oleh penerima sebelum dan sesudah menerima pesan. Pengaruh ini bisa terjadi pada pengetahuan, sikap dan tinglah laku seseorang. Karena itu, pengaruh bisa juga diartikan perubahan atau penguatan keyakinan pada pengetahuan, sikap dan tindakan seseorang sebagai akibat penerimaan pesan. 6.Tanggapan Balik

Ada yang beranggapan bahwa umpan balik sebenarnya adalah salah satu bentuk daripada pengaruh yang berasal dari penerima. Akan tetapi sebenarnya umpan balik bisa juga berasal dari unsur lain seperti pesan dan media, meski pesan belum sampai pada penerima. Misalnya sebuah konsep surat yang memerlukan perubahan sebelum dikirim, atau alat yang digunakan untuk menyampaikan pesan itu mengalami gangguan sebelum sampai kepada tujuan. Hal-hal seperti itu yang menjadi tanggapan balik yang diterima oleh sumber.


(35)

7.Lingkungan

Lingkungan atau situasi ialah faktor-faktor tertentu yang dapat mempengaruhi jalannya komunikasi. Faktor ini dapat digolongkan atas empat macam, yakni lingkungan fisik, lingkungan sosial budaya, lingkungan psikologis, dan dimensi waktu. Lingkungan fisik menunjukkan bahwa suatu proses komunikasi hanya bisa terjadi kalau tidak terdapat rintangan fisik misalnya geografis. Komunikasi sering sekali sulit dilakukan karena faktor jarak yang begitu jauh, dimana tidak tersedia fasilitas komunikasi seperti telepon, kantor pos atau jalan raya.

Lingkungan sosial menunjukkan faktor sosial budaya, ekonomi politik yang bisa menjadi kendala terjadinya komunikasi, misalnya kesamaan bahasa, kepercayaan, adat istiadat dan status sosial. Dimensi psikologis adalah pertimbangan kejiwaan yang digunakan dalam berkomunikasi. Misalnya menghindari kritik yang menyinggung perasaan orang lain, menyajikan materi yang sesuai dengan usia khalayak. Sedangkan dimensi wakru menunjukkan situasi yang tepat untuk melakukan kegiatan komunikasi. Banyak proses komunikasi tertunda karena pertimbangan waktu, misalnya musim. Namun perlu diketahui karena dimensi waktu maka informasi memiliki nilai.

Jadi, setiap unsur memiliki peranan yang sangat penting dalam membangun proses komunikasi. Bahkan ketujuh unsur itu saling bergantung satu sama lainnya.


(36)

II. 2. Komunikasi Massa dan Televisi II.2.1. Komunikasi Massa

II.2.1.1. Pengertian dan Fungsi Komunikasi Massa

Salah satu bentuk komunikasi adalah komunikasi massa yang menyampaikan informasi, ide, gagasan kepada komunikan yang jumlahnya banyak dan menggunakan media. Aneka pesan melalui sejumlah media massa dengan menyajikan beragam peristiwa baik itu yang sifatnya sederhana menunjukkan bahwa komunikasi massa telah menjadi bagian kehidupan manusia.

Komunikasi massa dapat didefinisikan sebagai proses komunikasi yang berlangsung dimana pesannya dikirim dari sumber yang melembaga kepada khalayak yang sifatnya massal melalui alat-alat yang bersifat mekanis seperti radio, televisi dan film.23

Definisi lainnya, komunikasi massa merupakan pesan yang dikomunikasikan melalui media massa pada sejumlah besar orang. Komunikasi massa memiliki faktor utama yaitu menggunakan alat bantu (media) yang meliputi media elektronik ataupun non elektronik.

Komunikasi massa diartikan juga sebagai proses penyebaran pesan dengan menggunakan media yang ditujukan kepada massa yang abstrak, yakni sejumlah orang yang tidak tampak oleh si pengirim pesan.

Fungsi komunikasi massa bagi masyarakat menurut Joseph R. Dominick,24 terdiri atas:

Surveillance (pengawasan). Fungsi pengawasan ini dibagi ke dalam dua jenis, yaitu pengawasan peringatan (warning or beware surveillance) dan       

23

Hafied Cangara, Pengantar Ilmu Komunikasi, (Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2002), hal. 36. 

24

Onong Uchjana Effendy, Ilmu Komunikasi – Teori dan Praktek, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 1994), hal. 29. 


(37)

pengawasan instrumental (instrumental surveillance). Pengawasan di sini mengacu kepada peranan berita dan informasi dari media massa. Para pekerja media, mengumpulkan informasi dan menyebarkannya dalam bentuk berita melalui media ke seluruh khalayak di dunia.

Interpretation (penafsiran). Media massa tidak hanya menyajikan fakta dan data, tetapi juga informasi beserta interpretasi mengenai suatu peristiwa tertentu. Fungsi interpretasi ini tidak selalu dalam bentuk tulisan.

Linkage (keterkaitan). Media massa mampu menghubungkan unsur-unsur yang terdapat di dalam masyarakat yang tidak bisa dilakukan secara langsung oleh saluran perseorangan.

Transmission of values (penyebaran nilai). Media massa dianggap sebagai sosialisasi nilai-nilai yang mengacu kepada cara-cara dimana seseorang mengadopsi perilaku dan nilai-nilai dari suatu kelompok. Media massa menyajikan penggambaran masyarakat.

Entertainment (hiburan). Fungsi ini dapat kita temui diberbagai acara televisi, dimana sebahagian besar programnya bersifat menghibur (to entertain).

II.2.1.2. Elemen Komunikasi Massa

Elemen komunikasi pada komunikasi secara umum juga berlaku bagi komunikasi massa.25 Ada beberapa elemen dalam komunikasi massa antara lain: komunikator, isi, audience, umpan balik, gangguan (saluran dan semantik),

gatekeeper, pengatur dan filter.26

       25

Nuruddin, Komunikasi Massa, (Malang: Cespur, 2004), hal. 87. 

26


(38)

 Komunikator. Komunikator di sini meliputi jaringan, stasiun lokal, direktur, staf teknis yang berkaitan dengan sebuah acara televisi. Jadi komunikator adalah gabungan dari berbagai individu dalam sebuah lembaga media massa.27

 Isi. Isi media setidak-tidaknya bisa dibagi ke dalam lima kategori yakni; 1) berita dan informasi, 2) analisis dan interpretasi, 3) pendidikan dan sosialisasi, 4) hubungan masyarakat dan persuasi, 5) iklan dan bentuk penjualan lain, dan 6) hiburan.28

Audience. Dalam komunikasi massa, audience yang dimaksud tentunya beragam. Masing-masing audience berbeda satu dan lainnya namun memungkinkan untuk dapat memberikan reaksi yang sama terhadap pesan yang diterima.29

 Umpan balik. Umpan balik merupakan bahan yang direfleksikan kepada sumber/komunikator setelah dipertimbangkan dalam waktu tertentu sebelum dikirimkan. Umpan balik yang terbentuk dalam proses komunikasi biasanya tidak terjadi secara langsung, karena komunikator dan komunikan tidak melakukan kontak secara langsung.30

 Gangguan (saluran dan semantik). Gangguan pada saluran komunikasi massa selain berasal dari dalam saluran dapat disebabkan juga dari luar. Gangguan dari dalam misalnya pada saat melihat iklan di TV, gambar tidak terlihat jelas atau suara tidak terdengar jernih. Gangguan dari faktor luar, misalnya saat menonton TV kita juga harus menerima telepon. Sedangkan gangguan semantik sifatnya lebih kompleks dan rumit, karena gangguan ini berkaitan       

27

Ibid., hal. 88. 

28

Ibid., hal. 92. 

29

Ibid., hal. 96. 

30


(39)

dengan bahasa. Hal-hal seperti ini tidak mungkin dihindari, namun dapat diminimalkan dengan pemilihan bahasa yang lebih sederhana atau yang dapat dimengerti oleh semua pihak yang menonton tayangan tersebut.31

Gatekeeper. Seorang gatekeeper (orang yang bertugas untuk mempengaruhi informasi dalam media massa) mempunyai fungsi sebagai berikut: (1) menyiarkan informasi; (2) membatasi informasi yang diterima dengan mengedit informasi sebelum disebarkan; (3) memperluas kuantitas informasi dengan menambahkan fakta dan pandangan lain; dan (4) menginterpretasikan informasi.32

 Pengatur. Dalam media massa, pengatur adalah mereka yang secara tidak langsung ikut mempengaruhi proses aliran pesan media massa. Pengatur ini berasal dari luar media massa namun mereka tetap bisa menentukan kebijakan redaksional.33

 Filter. Filter ibarat sebuah bingkai kacamata dimana audience bisa melihat dunia. Ini berarti dunia riil yang diterima dalam memori sangat tergantung dari bingkai tersebut. Filter boleh dikatakan sebagai kerangka fikir melalui mana audience menerima pesan.34

II.2.1.3. Karakteristik Komunikasi Massa

Komunikasi massa sebagai salah satu bentuk komunikasi yang menjadi bagian dalam kehidupan sehari-hari memiliki perbedaan dengan bentuk komunikasi lainnya. Perbedaan yang paling mudah dicermati ialah dalam proses komunikasi massa, diperlukannya alat bantu yang mendukung terciptanya       

31

Ibid., hal. 104. 

32

Ibid., hal. 115. 

33

Nuruddin, Komunikasi Massa, (Malang: Cespur, 2004), hal. 121. 

34


(40)

komunikasi efektif. Menurut Ardianto dkk, karakteristik komunikasi massa adalah sebagai berikut:

 Komunikator terlembaga.

Komunikasi massa menggunakan media massa baik itu media elektronik ataupun cetak. Di sini dapat dilihat bahwa sifat komunikatornya terlembaga, yaitu bergerak dalam organisasi yang kompleks dan segala informasi yang diberikan terikat oleh sistem yang ada.

 Pesan bersifat umum.

Komunikasi massa bersifat terbuka, dimana pesan yang disampaikan ditujukan untuk semua orang bukan untuk sekelompok orang. Pesan itu sendiri dapat berupa fakta, peristiwa atau opini. Namun tidak semua fakta dan peristiwa dapat dimuat dalam media massa.

 Komunikannya Anonim dan heterogen.

Proses komunikasi ini menggunakan alat bantu media dan tidak dilakukan secara tatap muka. Karena itu komunikator tidak mengenal siapa komunikannya. Selain itu, komunikannya merupakan masyarakat yang tidak dikelompokkan. Komunikannya dapat berasal dari lapisan masyarakat yang berbeda usia, jenis kelamin, tingkat ekonomi, pendidikan, agama dan lainnya.

 Media massa menimbulkan keserempakan.

Sasaran atau khalayak yang dicapai dalam komunikasi massa relatif banyak dan tidak terbatas. Pada saat yang bersamaan komunikan menerima pesan yang disampaikan oleh komunikator. Hal paling mudah dilihat ialah ketika sejumlah orang menonton film di bioskop. Secara bersamaan mereka menerima pesan yang disampaikan melalui film tersebut.


(41)

 Komunikasi mengutamakan isi ketimbang hubungan.

Setiap komunikasi melibatkan unsur isi dan hubungan sekaligus. Dalam komunikasi massa yang utama adalah isi, dimana pesan harus disusun sedemikian rupa berdasarkan sistem tertentu dan disesuaikan dengan karakteristik media massa yang akan digunakan.

 Komunikasi massa bersifat satu arah.

Karakteristik ini merupakan kelemahan dari proses komunikasi massa. Komunikator tidak dapat melakukan kontak langsung dengan komunikan. Sekalipun kedua belah pihak aktif dalam proses komunikasi tersebut, namun keduanya tidak melakukan dialog langsung, dimana respons dan feedback tidak dapat diterima saat itu juga.

 Stimulasi alat indra “terbatas”.

Dalam proses komunikasi massa, stimulasi alat indra bergantung pada jenis media massa itu sendiri. Pada media cetak, khalayaknya menggunakan indra penglihatan. Pada radio siaran, khalayak menggunakan indra pendengaran. Sedangkan pada media televisi, khalayak menggunakan indra pendengar dan penglihatan sekaligus.

 Umpan balik tertunda (delayed).

Efektifitas komunikasi seringkali dapat dilihat dari feedback yang disampaikan oleh komunikan. Karena pesan disampaikan melalui media massa, dimana komunikan tidak bertatap muka dengan komunikatornya maka feedback tidak dapat langsung diterima oleh komunikator. Feedback dapat dilihat ketika komunikan melakukan tindakan atas dasar pesan yang diterimanya. Misalnya saja,


(42)

karena menonton iklan di TV, seseorang tergerak untuk membeli produk yang ada dalam iklan tersebut.

II.2.2. Televisi

Salah satu media dalam komunikasi adalah televisi. Dari semua media komunikasi yang ada, televisilah yang paling berpengaruh pada kehidupan manusia.35 Televisi merupakan media yang paling banyak menarik perhatian komunikan karena kelebihannya yang mampu menyatukan unsur audio-visual sekaligus. Televisi memiliki keuntungan atas pesannya yang bisa dilihat serta didengar dalam waktu yang bersamaan.36

Penemuan televisi telah melalui berbagai eksperimen yang dilakukan oleh para ilmuwan akhir abad 19. Paul Nipkow dan William Jenkins melalui eksperimennya menemukan metode pengiriman gambar melalui kabel. Televisi sebagai pesawat transmisi dimulai pada tahun 1925 dengan menggunakan metode mekanikal dari Jenkins. Televisi mengalami perkembangan secara dramatis, terutama melalui pertumbuhan televisi kabel. Transmisi program televisi kabel menjangkau seluruh pelosok negeri dengan bantuan satelit dan diterima langsung pada layar televisi di rumah dengan menggunakan wire atau microwave (wireless cables) yang membuka tambahan saluran bagi pemirsa. Televisi tambah marak lagi setelah dikembangkannya Direct Broadcast Satellite (DBS).37

       35

Elvinaro Ardianto dan Lukiati Komala, Komunikasi Massa (Suatu Pengantar), (Bandung: Simbiosa Pratama Media, 2004), hal. 125. 

36

Kustadi Suhandang, Periklanan – Manajemen, Kiat dan Strategi, (Bandung: Nuansa, 2005), hal. 89. 

37

Elvinaro Ardianto dan Lukiati Komala, Komunikasi Massa (Suatu Pengantar), (Bandung: Simbiosa Pratama Media, 2004), hal. 125. 


(43)

Televisi memiliki beberapa sifat yang memberi keuntungan bagi pemakainya.38 Melalui komunikasi audio-visual, pesan akan mudah diterima dan dimengerti oleh semua orang. Sifat-sifat televisi tersebut adalah:

Immediacy, dimana daya penyampaiannya langsung tanpa mengenal batas jarak dan waktu.

Intimacy, dimana siaran-siarannya dapat diikuti dan dinikmati dalam lingkungan kekeluargaan di rumah-rumah sehingga menjadikan komunikasi dalam suasana keakraban.

Pictorial, televisi merupakan medium yang menggunakan cara komunikasi dengan gambar-gambar bergerak disertai suara dan diproyeksikan pada layar (kaca) atau melakukan penerjemahan alam pikiran dan kata-kata ke dalam bahasa gambar sehingga memudahkan pemahaman orang-orang yang buta huruf.

Televisi dalam perkembangannya memiliki beragam jenis materi siaran. Tidak lepas dari segmen pemirsa televisi itu sendiri. Format siaran televisi telah dibuat sedemikian rupa dengan membagi rubrik siaran yang disesuaikan dengan pemirsanya. Hal ini untuk menghindari siaran televisi menjadi monoton dan bersifat umum. Contohnya, format siaran yang mengutamakan musik sebagai materinya, atau televisi yang menjadikan berita sebagai materi utama. Masing-masing format siaran yang spesifik ini sangat membantu pengiklan dalam melakukan kampanye iklan.39

       38

Kustadi Suhandang, Periklanan – Manajemen, Kiat dan Strategi, (Bandung: Nuansa, 2005), hal. 89. 

39

Rhenald Kasali, Manajemen Periklanan – Konsep dan Aplikasinya di Indonesia, (Jakarta: Pustaka Utama Grafiti, 1995), hal. 120. 


(44)

Setiap media yang digunakan sebagai alat penyebar informasi kepada masyarakat tentu memiliki sisi kuat dan sisi lemahnya. Televisi yang dianggap sebagai media yang paling banyak menarik perhatian masyarakat, memiliki beberapa kekuatan dan kelemahan.40 Beberapa kekuatan dari media televisi adalah:

 Efisiensi biaya. Keunggulan televisi dibandingkan media lainnya adalah kemampuannya menjangkau khalayak sasaran yang sangat luas. Hal ini menjadi daya tarik, terlebih bagi para pengiklan yang ingin produknya dikenal oleh khalayak sasaran dimana saja.

 Dampak yang kuat. Televisi mampu menciptakan kelenturan bagi pekerjaan kreatif dalam mengkombinasikan gerakan, kecantikan, suara, warna, drama dan humor. Dengan kata lain iklan televisi lebih menarik karena berbentuk audio-visual sehingga khalayak tidak hanya mendengar suara, tetapi juga melihat bentuk produk yang diiklankan.

 Pengaruh yang kuat. Kebanyakan masyarakat meluangkan waktunya di depan televisi, tidaknya karena ingin memenuhi kebutuhan informasi tetapi juga ingin mendapatkan hiburan. Hal ini tentu saja dimanfaatkan dengan baik oleh para pengiklan, terlebih bagi mereka yang mampu memasang iklan di waktu-waktu utama (prime time).

Kekuatan media televisi di atas, secara tidak langsung telah menggambarkan beberapa kelemahan dari media televisi. Kelemahan media televisi adalah sebagai berikut:

      

40

 Rhenald Kasali, Manajemen Periklanan – Konsep dan Aplikasinya di Indonesia, (Jakarta: Pustaka Utama Grafiti, 1995), hal. 121. 


(45)

 Biaya yang besar. Sekalipun biaya untuk menjangkau khalayak sasaran dalam jumlah besar adalah rendah, namun biaya produksi dari iklan itu sendiri sangat besar. Karena dalam pembuatan iklan, banyak pihak yang terlibat dan tentu saja biaya yang harus dikeluarkan untuk beriklan di media televisi.

 Khalayak yang tidak selektif. Khalayak sasaran media televisi tidak dikelompokkan ke dalam segmentasi tertentu. Hal ini tentu saja untuk meminimalkan biaya produksi siaran. Karena bila siaran televisi hanya terdiri dari satu materi saja, segmentasi pasarnya menjadi terbatas. Ketidak-selektifan media televisi ini menyebabkan iklan bisa saja tidak tepat sasaran.

 Kesulitan teknis. Media ini juga tidak luwes dalam pengaturan teknis. Iklan yang telah dibuat tidak dapat diubah jadwalnya, apalagi menjelang jam-jam penyiarannya.

Namun demikian, sampai saat ini iklan-iklan produk masih terus diproduksi sedemikian rupa karena media televisi masih dilihat sebagai media yang paling cepat dalam proses penyebaran informasi.

II.3. Periklanan

II.3.1. Sejarah Periklanan

Iklan berasal dari bahasa Arab, “iqlama”, yang dalam bahasa Indonesia artinya pemberitahuan, sementara kata “advertensi” berasal dari bahasa Inggris “advertising” atau dalam bahasa Belanda “advertentie” sedangkan reklame berasal dari bahasa Perancis “re-klame” yang berarti berulang-ulang. Sebenarnya semua istilah diatas mempunyai pengertian yang sama yaitu memberi informasi tentang suatu barang/jasa kepada khalayak.


(46)

Iklan muncul sejak 3000 th SM dan sudah dikenal dalam penerapan bangsa-bangsa Mesopotania dan Babilonia. Pada zaman Mesopatania, para pedagang menyewa perahu-perahu da mengutus pedagang keliling untuk mengantar hasil produksi tumah tangganya kepada para konsumen yang membutuhkan. System pengedarannya masih “door to door” system tersebut masih bertahan sampai dengan sekarang. Pendapat lain mengatakan iklan berasal dari zaman Romawi kuno pada tahun 600 SM oleh Thales, seorang piawai dalam ilmu politik, matematika dan astronomi mengadu nasib sebagai ahli nujum untuk meramal terjadinya gernaha matahari. Ramalan yang dihubungkan dijuluki Twon Cries. Dimana ia berseru berulang-ulang dimuka keramaian. Twon Ceries juga digunakan para pedagang untuk memeriahkan barang dagangan dan mendapat upah. Mereka inilah yang dianggap sebagai cikal bakal dunia Islam.

Iklan yang dibuat dalam bahasa Inggris dan dicetak lebih modern terbit di London pada tahun 1472 yang dibuat oleh William Caxton. Pada tahun 1704 iklan cetak muncul di Amerika oleh Benyamin Fanklin. Menjelang akhir abad ke-18, iklan cetak mulai merambah keseluruh penjuru dunia termasuk di Indonesia bersama “Hindia Belanda” pada tahun 1774 adalah surat kabar Vendus Nieuws, Koran terbitan pemerintah Belanda yang cukup ramai dengan iklan-iklan tentang penawaran barang milik VOC, iklan pribadi, dan pengumuman pemerintah. Iklan di Indonesia yang dibuat modern pada zaman setelah kemerdekaan yaitu pada tahun 1960-an yaitu iklan yang dikeluarkan oleh PT Unilever “LUX”.

II.3.2. Pengertian Iklan

Iklan adalah segala bentuk pesan tentang suatu produk yang disampaikan lewat media kepada sebagian/seluruh masyarakat. Sedangkan periklanan adalah


(47)

keseluruhan proses yang meliputi penyiapan, perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan penyampaian iklan.

Menurut Klepper iklan adalah berasal dari bahasa Latin “ad-vere” yang berarti: mengoperkan pikiran dan gagasan kepada pihak yang lain. Jika pengertian ini kita terima maka sebenarnya iklan tidak ada bedanya dengan pengertian komunikasi satu arah.41

Pengertian seperti ini menerangkan bahwa kegiatan periklanan mengandung unsur penyewaan ruang dan waktu dari suatu media massa karena informasi melalui media itulah yang membawa sifat iklan yang non personal atau tidak bertatap muka.

Wright mengemukakan bahwa iklan merupakan suatu proses komunikasi yang mempunyai kekuatan sangat penting sebagai alat pemesaran yang membantu menjual barang, memberikan pelayanan serta gagasan atau ide-ide melalui saluran tertentu dalam bentuk informasi yang persuasif.42

Defenisi iklan menurut AMA (The American Marketing Association), bahwa iklan adalah “setiap bentuk pembayaran terhadap suatu proses penyampaian dan perkenalan ide-ide, gagasan layanan yang bersifat non personal atas tanggungan sponsor tertentu.”43

Baik defenisi Wright maupun AMA iklan tetap dipandang dari dua sisi, alat marketing dan komunikasi.

Pengertian iklan dipandang sebagai alat pemasaran44 adalah:       

41

http://orang-orang-sabar.blogspot.com/2010/04/pengertian-iklan.html 

42

M.S, Alo Liliweri, Dasar-Dasar Komunikasi Periklanan,(PT Citra Aditya Bakti, Bandung 1997), hal. 20. 

43

M.S, Alo Liliweri, Dasar-Dasar Komunikasi Periklanan,(PT Citra Aditya Bakti, Bandung 1997), hal. 21. 

44


(48)

1. Bentuk pembayaran

2. Penyampaian bersifat non personal 3. Produk barang, jasa, layanan dan gagasan 4. Dibiayai oleh sponsor.

Pengertian iklan dipandang sebagai komunikasi45adalah: 1. Informasi dan persuasi

2. Informasi dikotrol

3. Teridentifikasinya informasi 4. Media komunikasi massa.

Musik ternyata mempunyai kekuatan untuk mengiringi penampilan iklan melalui media massa tertutama media elektronik (radio dan televisi). Hampir rata-rata iklan radio dan televisi khususnya, memiliki musik dan lagu tersendiri. Sebenarnya seberapa besar musik dan lagu dalam suatu iklan? Jingle yang dalam bahasa Indonesia artinya bunyi dan dalam kamus istilah periklanan Indonesia diartikan sebagai musik dan lagu yang menjadi salah satu unsur penting dalam iklan radio dan televisi.46 Hampir sebagian besar iklan menggunakan jingle, sebab jingle kerab kali menjadi suatu elemen yang membuat iklan itu diingat oleh orang yang melihat atau mendengar. Untuk mencapai suatu tingkat awareness (sadar kenal) yang diinginkan.

II.3.3. Jenis Iklan

Secara teoritik umumnya iklan terdiri atas dua jenis; pertama iklan standar, dan kedua iklan layanan masyarakat. Yang dimaksud iklan standar adalah iklan yang ditata secara khusus untuk keperluan mengenal barang, jasa pelayanan untuk       

45

Ibid., hal. 23. 

46


(49)

konsumen melalui sebuah media. Tujuan iklan standar adalah merangsang motif dan minat para pembeli atau para pemakai. Sedang iklan layanan masyarakat adalah iklan yang bersifat non profit, jadi iklan ini tidak mencari keuntungan akibat pemasangannya kepada khalayak. Hal ini berbeda dengan iklan standar yang mengharapkan dari pemasangan iklannya menggaet keuntungan atas penjualan barang produksinya. Umumnya iklan layanan masyarakat bertujuan memberikan informasi dan penerangan serta pendidikan kepada masyarakat dalam rangka pelayanan mengajak masyarakat untuk berpartisipasi, bersikap positif terhadap pesan yang disampaikan.

Di dalam buku Alo Liliweri pembagian iklan dibagi dua47 yaitu: a. Pembagian Iklan Secara Umum, yaitu :

 Iklan Tanggungjawab Sosial

Adalah iklan yang bertujuan untuk menyebarkan pesan-pesan yang bersifat informatif, penerangan, pendidikan agar membentuk sikap warga masyarakat sehingga mereka bertanggungjawab terhadap masalah sosial dan kemasyarakatan tertentu.

 Iklan Bantahan

Adalah iklan yang diajukan melalui media massa untuk membantah dan memperbaiki citra suatu peroduk yang namanya sudah tercemar dikalangan masyarakat akibat suatu informasi yang tidak benar.

 Iklan Pembelaan

       47

M.S, Alo Liliweri, Dasar-Dasar Komunikasi Periklanan,(PT Citra Aditya Bakti, Bandung 1997), hal. 33. 


(50)

Mirip dengan iklan bantahan, namun iklan yang diajukan untuk membela keberadaan suatu barang, jasa, idea tau gagasan tertentu dari pengajuan atau klaim dari pihak lain terhadap suatu produk tertentu.

 Iklan Perbaikan/Ralat

Iklan yang memperbaiki pesan-pesan tentang suatu produk tertentu yang terlanjur salah dan disebarluaskan melalui media massa.

 Iklan Keluarga

Ikan yang pesan-pesannya merupakan pemberitahuan tentang terjadinya suatu peristiwa kekeluargaan kepada keluarga/khalayak lainnya.

b. Pembagian Iklan Secara Khusus48 yaitu:

 Iklan berdasarkan khalayak sasaran psikologis

Khalayak sasaran iklan dapat digolongkan atas khalayak demografis (usia, jenis kelamin, status sosial, pekerjaan, pendapatan); dan psikografis (gaya hidup, motif membeli, sikap terhadap produk tertentu).

 Iklan berdasarkan khalayak sasaran geografis

Jenis iklan ini diarahkan untuk menjangkau khalayak dalam wilayah tertentu. Berdasarkan hal ini kita mengenal; iklan internasional, iklan nasonal, iklan regional, iklan lokal.

 Iklan berdasarkan penggunaan media

Jenis iklan yakni iklan yang menggunakan media cetak dan media elektronik.

 Iklan berdasarkan fungsi dan tujuan       

48

M.S, Alo Liliweri, Dasar-Dasar Komunikasi Periklanan,(PT Citra Aditya Bakti, Bandung 1997), hal. 36. 


(51)

Setiap iklan tentunya mempunyai fungsi tertentu serta mempunyai tujuan tertentu juga. Jenis iklan ini terdiri atas, iklan tentang produk dengan bukan produk, iklan komersial dengan bukan komersial, iklan berdampak langsung dengan tidak langsung.

II.3.4 Fungsi Periklanan

Iklan sebagai tehnik penyampaian pesan dalam bidang bisnis yang sifatnya non personal secara teoritik melaksanakan fungsi-fungsi seperti yang dimuat di media massa lainnya.49

a. Fungsi Pemasaran

Fungsi pemasaran adalah fungsi untuk memenuhi permintaan para pemakai ataupun pembeli terhadap barang-barang ataupun jasa serta gagasan yang diperlukannya.

b. Fungsi Komunikasi

Fungsi komunikasi adalah semua bentuk iklan memang mengkomunikasikan melalui media berbagai pesan dari komunikator kepada komunikan yang terdiri atas sekelompok orang yang menjadi khalayaknya. Sebagai fungsi komunikasi, iklan berisi cerita mengenai suatu produk sehingga harus memenuhi syarat-syarat pemberitaan.

c. Fungsi Pendidikan

Fungsi pendidikan merupakan sebagian fungsi komunikasi. Secara khusus sebenarnya dalam setiap ulasan efek komunikasi maka efek pendidikan lebih diutamakan. Hal ini disebabkan karena semua orang ingin menghindari terbentuknya suatu sikap yang negatif. Dalam periklanan hal ini demikian sangat       

49

M.S, Alo Liliweri, Dasar-Dasar Komunikasi Periklanan,(PT Citra Aditya Bakti, Bandung 1997), hal. 47. 


(52)

diperhatikan dan melalui fungsi pendidikan untuk membentuk sikap setiap orang dapat meningkatkan aspek-aspek kognisinya, kemudian aspek afeksinya dan aspek psikimotor. Fungsi pendidikan dalam komunikasi harus memberikan pilihan yang bebas dari khalayak untuk mengambil keputusan.

d. Fungsi Ekonomi

Iklan mengakibatkan orang semakin tahu tentang produk-produk tertentu, bentuk pelayanan jasa, maupun kebutuhan serta memperluas ide-ide yang mendatangkan keuntungan finansial.

e. Fungsi Sosial

Iklan juga mempunyai fungsi sosial membantu menggerakkan suatu perubahan standar hidup yang ditentukan oleh kebutuhan manusia di seluruh dunia. Misalnya melalui iklan dapat digerakkan bantuan keuangan, bahan-bahan makanan. Melalui publikasi iklan mampu menggugah pandangan orang tentang suatu peristiwa, kemudian meningkatkan sikap, afeksi yang positif dan diikuti tindakan pelaksanaan nyata atau tindakan sosial.

II.4. Teori Aidda

Dalam model AIDDA hal utama yang harus dilakukan adalah membangkitkan dan menumbuhkan perhatian komunikan. Dalam hal ini berhasil atau tidaknya perhatian dipengaruhi oleh daya tarik komunikator (source attractiveness).

Komunikasi yang diawali dengan membangkitkan perhatian (attention) akan merupakan awal suksesnya komunikasi. Apabila perhatian komunikasi telah terbangkitkan, hendaknya disusul dengan upaya menumbuhkan minat (interest) yang merupakan derajat yang lebih tinggi dari perhatian. Minat adalah kelanjutan


(53)

dari perhatian yang merupakan titik tolak timbulnya hasrat (desire) untuk melakukan suatu kegiatan yang diharapkan oleh komunikator. Hanya ada hasrat saja pada diri komunikan belum berarti apa-apa, sebab harus dilanjutkan dengan datangnya keputusan (decision), yakni keputusan untuk melakukan kegiatan (action). Berikut akan ditampilkan skema AIDDA.

Gambar 2. Skema AIDDA Appeal –

Attractiveness Komunikator

Appeal +

(Sumber: Effendy, Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek, 2005)

Preventif (penolakan)

Anxiety Arrousing  Rasa Takut Tidak ada Perhatian

A-I-D-D-A

Hal yang perlu diperhatikan dalam membangkitkan perhatian adalah dihindarkannya kemunculan himbauan (appeal) yang negatif. Himbauan negatif tidak menumbuhkan ketertarikan/keingintahuan, melainkan menumbuhkan kegelisahan (anxiety arrousing). William J. Mc Guire seorang ahli komunikasi menegaskan dalam karyanya “Persuation” bahwa anxiety arrousing communication menimbulkan efek ganda. Pada satu pihak menimbulkan rasa takut akan bahaya sehingga mempertinggi motivasi untuk melakukan tindakan pencegah (preventive). Sedangkan pada pihak lain rasa takut itu menimbulkan sikap kesiapan bertarung (fight to fight) yang dalam kasus komunikasi dapat


(54)

berbentuk sikap permusuhan pada komunikator atau tidak menaruh perhatian sama sekali terhadap pesan yang disampaikan komunikator.

Berdasarkan formula AIDDA maka komunikasi persuasif didahului dengan upaya membangkitkan perhatian (attention). Dalam hal ini, iklan Pelumas Enduro Matic harus mampu menimbulkan atensi atau menarik perhatian orang lain, khususnya pengguna sepeda motor bertransmisi otomomatis (motor matic). Melalui dimensi-dimensi yang dimiliki iklan pelumas ini, seperti tampilan iklan, pesan yang disampaikan iklan, gerakan yang ditampilkan, figur yang ditampilkan, aksi yang diperagakan, slogan, dan dukungan warna. Apabila perhatian komunikan telah terbangkitkan, maka disusul dengan upaya menumbuhkan minat (interest).

Minat yaitu suatu keinginan yang kuat ataupun kecenderungan hati yang sangat tinggi terhadap sesuatu, yang merupakan derajat yang lebih tinggi dari perhatian, yang dalam hal ini adalah minat menggunakan Pelumas Enduro Matic. Minat adalah kelanjutan dari perhatian yang merupakan titik tolak bagi timbulnya hasrat (desire).

Hasrat yaitu suatu keinginan yang amat sangat untuk beralih ke Pelumas Enduro Matic. Dengan adanya hasrat, kemudian harus dilanjutkan dengan datangnya keputusan (decesion).

Keputusan adalah segala putusan yang telah ditetapkan, sesudah dipertimbangkan ataupun dipikirkan, dan merupakan sikap terakhir ataupun langkah yang harus dijalankan. Dalam hal ini, mahasiswa FISIP USU yang merupakan pemilik motor matic sudah mulai mengambil keputusan bahwa ia akan


(55)

beralih untuk memakai Pelumas Enduro Matic. Yang pada akhirnya keputusan tersebut dilanjutkan dengan mengambil suatu sikap atau tindakan (action).

Sikap atau Tindakan yaitu perbuatan atau sesuatu yang dilaksanakan untuk mengatasi/memenuhi sesuatu, yang dalam hal ini adalah pembelian atau penjualan produk Pelumas Enduro Matic dan mulai untuk tetap menggunakannya.

II.5. Sikap

II.5.1. Pengertian Sikap

Masalah sikap merupakan masalah yang urgen dalam bidang psikologi sosial. beberapa ahli mengemukakan pengertian tentang sikap,50 di antaranya: 1. Thurstone

Berpandangan bahwa sikap merupakan suatu tingkatan efek, baik itu bersifat positif maupun negatif dalam hubungan dengan objek-objek psikologis.

2. Kimball Young (1945)

Menyatakan bahwa sikap merupakan suatu predisposisi mental untuk melakukan suatu tindakan.

3. Fishbein & Ajzen (1975)

Menyebutkan bahwa sikap sebagai predisposisi yang dipelajari untuk merespon secara konsisten dalam cara tertentu berkenan dengan objek tertentu.

4. Sherif & Sherif (1956)

Sikap menentukan keajengan dan kekhasan prilaku seseorang dalam hubungannya dengan stimulus manusia atau kejadian-kejadian tertentu. Sikap

       50

Saifuddin Azwar, Sikap Manusia Teori & Pengukurannya. (Yogyakarta : Pustaka Press, 2005), hal. 19. 


(56)

merupakan suatu keadaan yang memungkinkan timbulnya suatu perbuatan atau tingkah laku.

Dari pengertian yang dikemukakan para ahli tersebut dapat ditemukan unsur yang hampir sama pada sikap, yaitu sikap merupakan suatu kecenderungan untuk bertindak untuk bereaksi terhadap rangsangan. Oleh karena itu manifestasi sikap tidak dapat langsung dilihat, akan tetapi harus ditafsirkan terlebih dahulu sebagai tingkah laku yang masih tertutup51.

II.5.2. Komponen Sikap

Pada hakikatnya sikap adalah merupakan suatu interelasi dari berbagai komponen, dimana komponen-komponen tersebut menurut Allport (dalam Mar’at, 1981) ada tiga yaitu:

1. Komponen Kognitif

Komponen yang tersusun atas dasar pengetahuan atau informasi yang dimiliki seseorang tentang objek sikapnya. Dari pengetahuan ini kemudian akan terbentuk suatu keyakinan tertentu tentang objek sikap tersebut.

2. Komponen Afektif

Berhubungan dengan rasa senang dan tidak senang. Jadi sifatnya evaluatif yang berhubungan erat dengan nilai-nilai kebudayaan atau system nilai yang dimilikinya.

3. Komponen Konatif

Merupakan kesiapan seseorang untuk bertingkah laku yang berhubungan dengan objek sikapnya.

       51

Tri Dayakisni dan Hudainah, Psikologi Sosial Edisi Revisi. (Malang: Universitas Muhammadiyah Malang Press, 2003), hal. 95-96. 


(57)

Demikian sikap seseorang pada suatu objek sikap merupakan manifestasi dari konstalasi ketiga komponen tersebut yang saling berinteraksi untuk memahami, merasakan dan berperilaku terhadap objek sikap. Ketiga komponen itu saling berinterelasi dan konsisten satu dengan yang lainnya. Jadi, terdapat pengorganisasian secara internal di antara ketiga komponen tersebut.

Di samping pendapat tersebut di atas, ada pendapat lain yang mengatakan sikap melibatkan satu komponen yaitu komponen afek yang seperti dikemukakan Thurstone. Komponen afek atau perasaan tersebut memiliki dua sifat, yaitu positif atau negatif. Individu yang mempunyai perasaan positif terhadap suatu objek psikologis dikatakan menyukai objek tersebut atau menyukai sikap yang

favorable terhadap objek itu. Sedangkan individu yang mempunyai perasaan negatif terhadap objek psikologis dikatakan mempunyai sikap yang unfavorable

terhadap objek tersebut. dalam sikap yang positif reaksi seseorang cederung untuk mendekati atau menyenangi objek tersebut, sedangkan dalam sikap yang negative, orang cenderung untuk menjauhi atau menghindari objek tersebut.

II.5.3. Karakteristik Sikap

Menurut Brigham ada beberapa cirri sifat (karakteristik) dasar sikap52, yaitu:

1) Sikap disimpulkan dari cara-cara individu bertingkah;

2) Sikap ditujukan mengarah kepada objek psikologis atau kategori, dalam hal ini skema yang dimiliki orang menentukan bagaimana mereka mengkategorisasikan target objek dimana sikap diarahkan;

3) Sikap dipelajari;        52

Tri Dayakisni dan Hudainah, Psikologi Sosial Edisi Revisi. (Malang: Universitas Muhammadiyah Malang Press, 2003), hal. 97. 


(58)

4) Sikap mempengaruhi perilaku. Mengukuhi suatu sikap yang mengarah pada suatu memberikan satu alasan untuk berperilaku mengarah pada objek itu dengan cara tertentu.

II.5.4. Fungsi Sikap

Menurut Katz mengemukakan ada empat fungsi sikap,53 yaitu:

1) Utilitarium function; sikap memungkinkan seseorang untuk memperoleh atau memaksimalkan ganjaran (reward) atau persetujuan dan meminimalkan hukuman. Dengan kata lain, sikap dapat berfungsi sebagai penyesuaian sosial, misal seseorang dapat memperbaiki ekspresikan dari sikapnya terhadap sesuatu objek tertentu untuk mendapatkan persetujuan atau dukungan.

2) Knowledge function; sikap membantu dalam memahami lingkungan (sebagai skema) dengan melengkapi ringkasan evaluasi tentang objek dan kelompok objek atau segala sesuatu yang dijumpai di dunia ini.

3) Value-expressive function; sikap melindungi diri, menutupi kesalahan dan sebagainya dalam rangka mempertahakan diri. Sikap ini mencerminkan kepribadian individu penyelesaian secara tuntas, sehingga individu berusaha mempertahankan dirinya secra tidak wajara karena ia merasa takut kehilangan statusnya.

       53


(59)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN III.1 Metode Penelitian

Metodologi penelitian yang digunakan adalah metode korelasional. Metode korelasional bertujuan meneliti sejauh mana variasi pada suaru variabel berkaitan dengan variabel lain54. Dalam hal ini adalah penayangan iklan Pelumas Enduro Matic di Trans7 dengan sikap mahasiswa FISIP USU”. Metode ini bertujuan untuk menemukan ada tidaknya hubungan diantara variabel-variabel tersebut.

III. 2 Deskripsi Lokasi Penelitian III.2.1 Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di lingkungan kampus USU tepatnya di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, yang berada di jalan Dr. A. Sofyan No. 1 Kampus USU. Adapun penelitian ini dilakukan pada bulan April-Mei 2010.

III.2.2 Universitas Sumatera Utara

III.2.2.1 Sejarah Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara (USU) adalah sebuah universitas negeri yang terletak di Kota Medan, Indonesia. Universitas Sumatera Utara adalah salah satu universitas terbaik di pulau Sumatra dan merupakan universitas negeri tertua di luar Jawa. USU juga adalah universitas pertama di pulau Sumatra yang mempunyai Fakultas Kedokteran.

USU didirikan sebagai Yayasan Universitet Sumatera Utara pada tanggal 4 Juni 1952. Fakultas pertama adalah Fakultas Kedokteran yang didirikan pada 20       

54

Jalaluddin Rakhmat, Metode Penelitian Komunikasi, Dilengkapi Contoh Analisis Statististik.


(1)

Foltron Cobol Iklan Pelumas Enduro Matic Dan Sikap Mahasiswa

No. Pria Iklan Pelumas Enduro Matic

Sikap Mahasiswa

Fisip Usu 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21

01 1 1 1 2 2 2 4 4 3 2 2 4 3 3 4 4 4 3 3 3 4

02 1 2 1 1 2 2 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3

03 1 4 4 4 4 4 4 4 4 2 3 2 2 4 4 4 2 5 2 4 4

04 1 1 1 2 3 1 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 3 2 2 3

05 1 2 3 3 2 2 5 4 2 2 2 2 2 2 3 2 3 4 5 5 3

06 1 1 1 1 1 1 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3

07 1 1 1 1 1 1 1 4 4 3 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 3

08 1 1 1 1 1 1 2 2 2 1 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2

09 1 1 5 1 5 1 5 2 3 3 4 2 1 2 2 2 3 3 1 1 3

10 1 2 2 2 2 2 4 4 3 3 2 4 2 3 3 3 3 2 4 2 4

11 1 2 2 2 3 2 5 4 2 4 2 5 2 2 2 4 4 2 2 4 4

12 1 1 1 1 1 1 3 3 3 3 3 2 3 3 2 2 2 3 4 3 3

13 1 2 2 3 2 2 5 2 4 4 3 4 4 5 5 5 5 3 5 4 4

14 1 2 3 1 3 2 4 4 3 2 2 2 2 2 2 2 2 3 5 4 4

15 1 2 2 2 2 2 3 3 3 4 4 3 3 4 3 4 3 5 5 3 3

16 1 2 1 2 1 2 2 3 3 2 1 2 2 3 2 2 2 2 3 2 2

17 1 2 2 3 3 2 2 2 4 3 2 2 2 4 3 3 3 2 2 2 2

18 1 1 3 1 2 2 3 3 3 3 2 4 4 3 4 3 2 3 4 3 1

19 1 3 4 1 5 1 5 5 4 3 3 2 2 3 4 3 2 3 5 5 4

20 1 1 1 2 2 2 2 2 4 2 2 2 2 4 3 2 2 2 2 2 3

21 1 2 2 3 3 3 2 3 4 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3

22 1 1 2 2 3 1 2 2 3 2 1 2 1 4 3 2 2 3 4 3 4

23 1 3 3 3 3 3 3 5 3 3 2 5 3 3 3 3 3 3 5 4 4

24 1 1 3 2 3 1 4 4 4 1 2 1 3 3 3 3 2 2 3 4 3

25 1 2 4 4 3 2 2 2 3 2 2 2 2 3 3 3 3 3 2 3 3

26 1 1 1 2 1 1 2 2 4 3 2 2 3 4 3 3 3 2 2 2 2

27 1 2 2 2 2 2 2 2 4 2 2 2 2 4 3 3 2 2 2 3 3

28 1 2 2 3 3 3 2 2 4 2 2 2 2 3 3 3 3 2 2 2 3

29 1 2 2 3 2 2 2 2 4 3 2 2 3 4 3 3 3 2 2 2 4

30 1 2 2 3 3 3 2 2 4 2 2 2 3 3 2 2 2 2 2 2 3

31 1 2 2 3 2 2 2 2 4 2 1 1 2 4 3 3 3 2 2 2 2

32 1 2 2 2 2 2 2 2 4 3 2 2 3 3 3 3 3 2 3 3 3

33 1 2 2 2 2 2 2 2 4 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 2

34 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 3 3 3 2 2 2 3 3 3

35 1 1 2 2 1 1 2 2 2 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 2


(2)

37 1 2 2 2 2 2 3 2 4 3 2 2 3 3 3 3 3 2 2 2 3

38 1 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 3 4 3 3 3 2 3 2 2

39 1 2 2 2 2 2 4 3 3 4 2 2 3 4 3 3 3 3 3 3 3

40 1 2 2 2 2 2 4 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 2 2 3 3

41 1 2 2 3 3 3 4 2 4 4 2 2 3 4 3 3 3 2 2 2 2

42 1 2 2 3 3 3 3 2 4 3 2 2 3 3 3 3 3 2 2 2 3

43 1 2 2 3 2 3 3 3 2 3 3 2 3 4 3 3 2 2 3 2 3

44 1 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 3

45 1 2 2 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 2 2 2 3 3

No. Wanita Iklan Pelumas Enduro Matic

Sikap Mahasiswa

Fisip Usu 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21

46 2 3 1 3 2 1 3 3 2 3 2 4 3 3 3 3 3 3 4 3 4

47 2 1 2 3 3 1 5 5 2 3 3 5 3 3 3 3 3 5 5 5 4

48 2 1 2 3 4 2 3 3 3 4 3 2 3 3 4 4 3 5 5 5 3

49 2 2 1 2 1 1 4 4 2 4 2 5 4 5 2 2 4 5 5 4 4

50 2 2 3 2 3 2 4 4 4 3 2 4 3 3 4 3 3 4 4 4 3

51 2 1 2 3 5 1 4 4 4 3 3 2 4 3 4 3 4 4 4 3 4

52 2 2 2 3 3 1 4 3 3 3 2 2 3 3 3 2 2 3 4 3 3

53 2 1 3 4 2 1 4 4 4 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 4

54 2 3 3 2 2 2 4 2 3 2 3 2 3 3 2 2 3 3 4 3 4

55 2 2 2 2 2 1 3 4 4 3 2 4 3 2 2 3 3 3 4 3 2

56 2 1 1 2 1 1 4 4 3 3 2 2 3 4 3 3 2 2 2 2 2

57 2 2 3 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 3 3 3 4 1

58 2 2 2 1 1 1 4 3 4 3 2 4 2 2 2 2 3 3 4 3 3

59 2 2 2 3 2 2 3 4 3 2 2 2 3 3 3 2 3 3 4 3 4

60 2 2 3 2 2 2 4 4 3 3 2 2 2 2 2 2 3 3 4 3 3

61 2 4 2 2 2 2 3 3 2 3 3 2 2 3 2 2 2 3 4 3 4

62 2 2 2 2 2 2 4 4 4 4 4 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3

63 2 1 3 3 3 1 3 2 4 3 2 4 4 4 3 3 3 4 4 4 2

64 2 1 2 2 1 1 4 4 4 4 2 2 3 3 4 4 3 4 4 4 1

65 2 2 2 2 2 2 2 3 3 2 2 3 3 2 2 2 2 3 3 3 3

66 2 2 2 2 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3

67 2 1 3 3 3 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2

68 2 2 3 3 3 2 4 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 3 3 3 3

69 2 2 2 3 3 2 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 2

70 2 2 3 3 3 2 4 4 4 3 3 3 3 4 4 4 4 3 3 3 3


(3)

73 2 2 2 3 2 2 3 4 4 4 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3

74 2 2 3 3 3 2 4 4 4 3 2 2 4 4 3 3 3 3 4 3 2

75 2 2 2 3 3 3 3 4 4 3 2 2 4 4 2 2 3 2 3 2 2

76 2 1 2 2 2 2 3 2 4 3 2 2 3 4 2 2 2 2 3 2 2

77 2 1 2 2 1 1 4 3 4 3 4 3 3 3 3 3 3 3 4 4 2

78 2 2 3 3 3 2 4 4 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 4 3 2

79 2 2 2 3 3 2 3 4 4 3 3 2 3 4 3 3 3 3 4 3 3

80 2 2 3 3 2 2 4 4 4 3 3 3 4 3 3 3 3 4 4 4 2

81 2 2 3 2 3 3 4 4 4 4 3 3 4 4 3 3 3 3 3 3 2

82 2 2 3 3 3 2 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 2

83 2 2 3 3 3 2 4 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 2

84 2 2 2 3 2 2 4 4 4 4 3 4 3 3 3 3 3 4 4 4 2

85 2 2 3 3 3 2 4 4 3 3 3 4 3 3 3 3 3 4 3 4 2

86 2 2 2 3 3 1 5 5 5 3 3 5 3 3 3 3 3 5 5 5 4

87 2 2 3 2 3 2 4 4 4 3 3 2 3 3 3 3 3 3 4 3 2

88 2 2 3 3 3 2 4 4 4 3 3 4 3 3 3 3 3 4 4 4 2

89 2 2 3 3 3 3 4 4 4 3 3 4 3 3 3 3 3 4 4 4 2


(4)

Tabel Skor Data Mentah Iklan Pelumas Enduro Matic dan Sikap Mahasiswa FISIP USU

No. Responden X Y

01 45 13

02 44 12

03 55 15

04 31 10

05 41 17

06 37 11

07 31 10

08 25 8

09 42 8

10 44 12

11 47 12

12 34 13

13 57 16

14 38 16

15 47 16

16 32 9

17 42 8

18 43 11

19 50 17

20 35 9

21 44 12

22 33 14

23 51 16

24 40 12

25 42 11

26 37 8

27 38 10

28 41 9

29 42 10

30 39 9

31 38 8

32 40 11

33 40 11

34 36 11


(5)

37 41 9

38 39 9

39 44 12

40 43 10

41 47 8

42 44 9

43 43 10

44 33 10

45 40 10

46 42 14

47 48 19

48 47 18

49 45 18

50 49 15

51 50 15

52 41 13

53 48 13

54 41 14

55 42 12

56 39 8

57 36 11

58 38 13

59 41 14

60 40 13

61 39 14

62 50 12

63 46 14

64 44 13

65 36 12

66 42 12

67 56 14

68 50 12

69 55 13

70 53 12

71 46 12

72 42 9

73 45 12

74 49 12

75 46 9

76 38 9


(6)

108

78 47 12

79 47 13

80 49 14

81 52 11

82 49 14

83 48 14

84 49 14

85 49 13

86 52 19

87 47 12

88 50 14

89 51 14

90 50 14


Dokumen yang terkait

Talk Show Dan Sikap Mahasiswa (Studi Korelasional Tentang Pengaruh Tayangan “Apa Kabar Indonesia Malam” di tvOne terhadap Sikap Mahasiswa FISIP USU)

0 71 232

Pemberitaan Terorisme dan Sikap Mahasiswa (Studi Korelasional tentang hubungan antara Pemberitaan Terorisme di tvOne dan Sikap Mahasiswa FISIP USU)

0 25 181

Pemberitaan ISIS dan Sikap Mahasiswa (Studi Korelasional Tentang Hubungan Antara Pemberitaan ISIS di TV One dan Sikap Mahasiswa FISIP USU)

0 25 117

Iklan Rokok Televisi Terhadap Perubahan Sikap Mahasiswa (Studi Korelasional Terpaan Iklan Rokok di Televisi Terhadap Perubahan Sikap Pada Mahasiswa FISIP USU Angkatan 2015)

0 2 104

Iklan Rokok Televisi Terhadap Perubahan Sikap Mahasiswa (Studi Korelasional Terpaan Iklan Rokok di Televisi Terhadap Perubahan Sikap Pada Mahasiswa FISIP USU Angkatan 2015)

0 0 19

Iklan Rokok Televisi Terhadap Perubahan Sikap Mahasiswa (Studi Korelasional Terpaan Iklan Rokok di Televisi Terhadap Perubahan Sikap Pada Mahasiswa FISIP USU Angkatan 2015)

0 0 2

Iklan Rokok Televisi Terhadap Perubahan Sikap Mahasiswa (Studi Korelasional Terpaan Iklan Rokok di Televisi Terhadap Perubahan Sikap Pada Mahasiswa FISIP USU Angkatan 2015)

0 1 6

Iklan Rokok Televisi Terhadap Perubahan Sikap Mahasiswa (Studi Korelasional Terpaan Iklan Rokok di Televisi Terhadap Perubahan Sikap Pada Mahasiswa FISIP USU Angkatan 2015)

0 0 24

Iklan Rokok Televisi Terhadap Perubahan Sikap Mahasiswa (Studi Korelasional Terpaan Iklan Rokok di Televisi Terhadap Perubahan Sikap Pada Mahasiswa FISIP USU Angkatan 2015)

0 0 1

Iklan Rokok Televisi Terhadap Perubahan Sikap Mahasiswa (Studi Korelasional Terpaan Iklan Rokok di Televisi Terhadap Perubahan Sikap Pada Mahasiswa FISIP USU Angkatan 2015)

0 0 16