Tayangan Mata Kamera dan Sikap Kepedulian Masyarakat Pada lingkungan (Studi Korelasional tentang Pengaruh Tayangan Mata Kamera di TV One Terhadap Sikap Kepeduliaan Masyarakat Pada Lingkungan di Kelurahan Padang Bulan Kota Medan)

(1)

TAYANGAN MATA KAMERA DAN SIKAP KEPEDULIAN

MASYARAKAT PADA LINGKUNGAN

(Studi Korelasional tentang Pengaruh Tayangan Mata Kamera di TV One Terhadap Sikap Kepeduliaan Masyarakat Pada Lingkungan di Kelurahan

Padang Bulan Kota Medan)

Skripsi

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Pendidikan Sarjana (S-1) Pada Fakultas Ilmu sosial dan Ilmu Politik

Disusun Oleh :

POLTAK DOBDY PURBATUA MANIK 070922062

DEPARTEMEN ILMU KOMUNIKASI FAKULTAS ILMU SOSIAL ILMU POLITIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN


(2)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS ILMU SOSIAL ILMU POLITIK

DEPARYEMEN ILMU KOMUNIKASI

LEMBAR PERSETUJUAN Skripsi ini telah dipertahankan oleh :

Nama : Poltak Dobdy Purbatua Manik NIM : 070922062

Departemen : Ilmu Komunikasi

Judul :Tayangan Mata Kamera dan Sikap Kepedulian Masyarakat Pada lingkungan (Studi Korelasional tentang Pengaruh Tayangan Mata Kamera di TV One Terhadap Sikap Kepeduliaan Masyarakat Pada Lingkungan di Kelurahan Padang Bulan Kota Medan)

Medan, Desember 2009

Dosen Pembimbing Kepala Departemen

Dra. Dayana, Msi

NIP 196 007281987032002 NIP 1952102191987011001 Drs. Amir Purba, MA

Dekan

NIP 196207031987111001 Prof. Dr. M. Arif Nasution, MA


(3)

ABSTRAKSI

Penelitian ini berjudul mengenai pengaruh tayangan Mata Kamera di TV One terhadap Sikap Kepedulian Masyarakat pada Lingkungan di Kelurahan Padang Bulan kota Medan. Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui ketertarikan Masyarakat Kelurahan Padang Bulan di kota Medan terhadap Tayangan Mata Kamera di TV One. Dalam penelitian ini juga bertujuan untuk mengetahui Sikap Kepedulian Masyarakat Kelurahan Padang Bulan di kota Medan pada Lingkungan dan Untuk mengetahui hubungan antara Tayangan Mata Kamera di TV One terhadap Sikap Kepedulian pada Lingkungan oleh Masyarakat Kelurahan Padang Bulan di kota Medan.

Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori Komunikasi, teori komunikasi massa, teori S-O-R, televisi dan teori sikap. Dimanan ingin diketahui pengaruh tayngan televisi terhadap sikap masyarakat.

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah korelasional yakni meneliti hubungan tayangan Mata Kamera di TV One terhadap Sikap Kepedulian Masyarakat pada Lingkungan di Kelurahan Padang Bulan kota Medan. Sedangkan rumus statistic yang digunakan untuk menguji hipotesa asalah rumus koefisien korelasi Spearman.

Populasi dalam penelitian ini adalah masyarakat kelurahan Padang Bulan di kota Medan yang berjumlah 12.601 orang. Populasi yang sesuai dengan kriteria penelitian adalah sejumlah 7954 orang. Untuk menentukan besarnya sampel (sampling) digunakan rumus Taro Yamane dan didapat sampel sebesar 99 responden. Sedangkan teknik penarikan sampel yang digunakan adalah Stratified random sampling, purposive sampling dan accidental sampling.

Dari hasil penelitan yang dilakukan diketahui bahwa rs = 0, 99. Selanjutnya untuk mengetahui kuat lemahnya hubungan digunakan skala guilford berada pada skala >0,90. dengan demikian terdapat hubungan yang sangat tinggi; kuat sekali; dapat diandalkan antara tayangan Mata Kamera di TV One dengan Sikap Kepedulian pada Lingkungan oleh Masyarakat Kelurahan Padang Bulan di kota Medan. Untuk mengetahui signifikasi hasil hipotesa tersebut dilakukan dengan menghitung nilai thitung. Untuk thitung diperoleh hasil 69,10 dan untuk

memperoleh hasil ttabel perlu dilakukan perhitungan terlebih dahulu. Dari

perhitungan diperoleh hasil ttabel = 1,98. karena nia thitung > ttabel, maka Ha diterima

dan Ho ditolak. Dalam penelitian ini dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan antara tayangan Mata Kamera di TV One dengan sikap kepedulian pada lingkungan oleh masyarakat Kelurahan Padang Bulan di kota Medan.


(4)

KATA PENGANTAR

Puji syukur, peneliti berikan pada Tuhan Yesus Kristus atas kebaikannya dan penyertaan yang diberikanNya. Bukan karena kuat, gagah dan kemampuan yang dimiliki, sehingga peneliti dapat menyelesaikan Tugas akhir ini. Terimakasih buat pemeliharaan dan rancangan damai sejahtera yang Dia telah berikan. Dia tuhan merupakan Berkat Terindah yang luar biasa padaku dan jawabannya tepat pada waktunya.

Ucapan terimakasih yang terdalam peneliti persembahkan kepada kedua orang tua, ayah saya Hotner Manik dan ibu saya Nuratta Sianipar yang telah memberikan banyak nasehat, dukungan moral, dukungan materil serta doa yang tidak putus-putusnya. Ucapan terimakasih juga peneliti persembahkan kepada adik- adikku tersayang Queen Margaretha, Novelin, Mabel Faber, Cory Apriansi. Terimakasih buat cinta, perhatian, kasih sayang, dan doa-doanya buat abang. Kalian adalah saudaraku yang terhebat dan luar biasa.

Dalam menyelasikan tugas akhir ini, peneliti banyak mendapatkan bimbingan, nasehat serta dukungan dari banyak pihak. Maka dalam kesempatan ini peneliti ingin ucapkan terimakasih yang sebesar- besarnya kepada :

1. Ibu Dra. Dayana, Msi sebagai Dosen Pembimbing yang telah banyak membimbing peneliti hingga rampungnya Skripsi ini. Terimaksih banyak buat waktu yang diberikan, terimakasih buat keramahan yang peneliti terima, terimakasih buat perhatiannya yang membuat peneliti dapat mengerjakan skripsi ini dengan baik.

2. Bapak Prof. Dr. M. Arif Nasution, MA selaku Dekan fakultas Ilu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.

3. Bapak Drs. Amir Purba, MA selaku Kepala Departemen Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.

4. Terimakasih Buat seluruh staf Jurusan Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara : Kak Icut, Kak Maya, Serta Kak Ros.

5. Bapak Marim Karo- karo selaku Lurah Kelurahan Padang Bulan Kota Medan yang memberikan ijin penelitian.


(5)

6. Teman- teman yang ikut membantu memberikan dukungan moril pada peneliti di PT. Infomedia Nusantara CC Telkomsel : Andika Lesmana, Bang Irawan, Bang Dedy Armayadi, serta Team Leader dan rekan- rekan Agent caroline yang juga memberikan dukungan.

7. Teman- teman Ekstensi Ilmu Komunikasi 2007 : Merry deswita, Merry cristlover`s, Nanang suhendri, bang Dede, Rizky barus, Robin Pangaribuan, Kak Komeng, Juliana, Lely L Lumbantoruan, dan semua teman- teman ekstensi yang belum dapat penulis tulis satu persatu.

8. Terimakasih juga buat Niko Manik yang juga turut membantu penulisan skripsi ini.

Tiada seorangpun pribadi yang sempurna, demikian juga penulis. Menyadari hal itu penulis juga menyadari bahwa masih banyak kekurangan. Oleh karena itu, penulis menerima segala kritik dan saran yang membangun demi menyempeurnakan tugas akhir ini. Peneliti juga berharap skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua orang yang membacanya.

Medan, Desember 2009

Peneliti,


(6)

DAFTAR ISI

Abstraksi ……….. i

Kata Pengantar ……….. ii

Daftar Isi ... iv

Daftar Tabel ……….. vii

Daftar Gambar ……….. ix

Daftar Lampiran ……….. x

BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang Masalah ... 1

1.2Perumusan Masalah ……… 6

1.3Pembatasan Masalah ……… 6

1.4Tujuan dan Manfaat penelitian……… 7

1.4.1 Tujuan Penelitian ……….. 7

1.4.2 Manfaat penelitian ……… 7

1.5Kerangka Teori……… 7

1.6Kerangka Konsep ……… 15

1.7Model Teoritis ……… 16

1.8Operasional Variabel ……….. 16

1.9Defenisi Operasional……… 17

1.10 Hipotesa……… 19

BAB II URAIAN TEORITIS 2.1 Komunikasi……….………. 26

2.1.1 Pengertian Komunikasi ……… 26

2.1.2 Unsur- unsur Komunikasi ……… 27

2.1.3 Tujuan dan Fungsi Komunikasi ……… 28

2.1.4 Tatanan Komunikasi………. 29

2.1.5 Dampak Komunikasi……… 29

2.2 Komunikasi Massa ……….. 30


(7)

2.2.2 Fungsi Komunikasi Massa……… 31

2.2.3 Efek Komunikasi Massa ………. 32

2.3 Televisi ……… 33

2.4 Teori S – O – R……… 36

2.4.1 Latar Belakang Teori………. 36

2.4.2 Uraian Teori ……… 37

2.5 Sikap Kepedulian ……… 38

2.5.1 Pengertian Sikap ……….. 38

2.5.2 Komponen Sikap ………. 39

2.5.3 Subjek dan Objek Sikap ……….. 40

2.5.4 Pembentukan Sikap ……….. 40

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Deskripsi Lokasi Penelitian ……… 44

3.1.1 Letak Geografis ……… 44

3.1.2 Deskripsi Pendidikan Masyarakat ……… 45

3.2 Deskripsi TV One dan Acara Mata Kamera……… 46

3.3 Metode Penelitian ………. 48

3.4 Populasi dan Sampel ……….. 49

3.4.1 Populasi ……… 49

3.4.2 Sampel ………. 51

3.5 Teknik Penarikan Sampel ……….. 53

3.6 Teknik Pengumpulan Data ………. 54

3.7 Analisis Data BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Pengumpulan Data ……… 57

4.1.1 Tahap Awal ………. 57

4.1.2 Pengumpulan Data ……….. 57

4.2 Teknik Pengelolaan Data ……… 58

4.3 Analisa Tabel Tunggal ……… 59


(8)

4.3.2 Tayangan Mata Kamera ……….. 62 4.3.3 Sikap Kepedulian Masyarakat pada Lingkungan. 74 4.4 Analisa Tabel Silang……… 82 4.5 Pengujian Hipotesa ……… 87

4.6 Pembahasan ……… 90

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan ………. 93

5.2 Saran ……….. 93

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN


(9)

DAFTAR TABEL

NO TABEL HALAMAN

1 Tabel Operasional Variabel 16

2 Tingkat Pendidikan masyarakat Padang Bulan 45 3 Jumlah Penduduk Padang Bulan Usia 17-55 Tahun 50 4 Stratified Proposional Random Sampling 52

5 Jenis Kelamin Responden 59

6 Usia Responden 60

7 Pendidikan Terakhir Responden 61

8 Frekuensi Menonton Tayangan Mata Kamera

di TV One 62

9 Frekuensi Menonton Tayangan Mata Kamera

di TV One dalam Satu Bulan 63

10 Kemampuan Pengetahuan Pemandu Acara

Mata Kamera di TV One 64

11 Ciri Khas Khusus Pemandu Acara Mata Kamera

di TV One 64

12 Penampilan Pemandu Acara pada saat Memandu

Acara Mata Kamera di TV One 65

13 Ketertarikan pada tema Lingkungan Dalam Tayangan

Mata Kamera di TV One 66

14 Keterkaitan tema Lingkungan yang Dibahas Dalam Tayangan Mata Kamera di TV One dengan

Kehidupan Masyarakat Sehari- hari 66 15 Kejelasan Bahasa dalam Menyampaikan

Pesan Lingkungan 67

16 Tingkat Pengertian Terhadap Isi Pesan Lingkungan 68 17 Gambar Sebagai Pendukung Makna Pesan 69 18 Durasi Tayangan Selama 30 Menit dan Peningkatan

Kepedulian Terhadaap pada Lingkungan 70 19 Waktu Penayangan Mata Kamera di TV One

Pukul 16:00- 16:30 dan Pukul 16:30- 17:00 71 20 Kemampuan Wawancara dalam Tayangan

Mata Kamera di TV One dan Kejelasan Informasi

Tentang Masalah Lingkungan yang Dibahas 72 21 Wawancara dan Pemahaman Mengenai Masalah

Lingkungan Sekitar 73

22 Penerimaan Tayangan Mata Kamera 74

23 Pemberian Pengertian Saat Tema Lingkungan Dibahas 75 24 Penambahan Pengetahuan Lingkungan Setelah

Menonton Mata Kamera di TV One 76 25 Pemahaman Uraian Lingkungan Secara Keseluruhan 77

26 Penambahan Keyakinan 78

27 Kesukaan Mengikuti Tema Lingkungan pada

Tayangan Mata Kamera 79

28 Niat Untuk Mengikuti Tayangan Mata Kamera


(10)

NO TABEL HALAMAN 29 Keterlibatan Emosi Saat Menonton Tema Lingkungan

dalam Tayangan Mata Kamera di TV One 81 Hubungan Frekuensi Menonton Tayangan

30 Mata Kamera di TV One dengan Bertambahnya

Pengetahuan Responden Tentang Lingkungan 82 31 Hubungan Ketertarikan pada Tema dalam Tayangan

Mata Kamera di TV One dengan Penambahan Keyakinan Akan Pentingnya Lingkungan

pada Responden 84

32 Hubungan Kejelasan Bahasa yang Digunakan dalam Menyampaikan Pesan Lingkungan dengan

Pemahaman Uraian Tentang lingkungan dalam


(11)

DAFTAR GAMBAR

NO GAMBAR HALAMAN

1 Model S- O- R 12


(12)

DAFTAR LAMPIRAN 1. Kuesioner

2. Tabel Foltron Cobol 3. Tabel Skor Data Mentah 4. Tabel Skor Data Ranking 5. Surat Izin Penelitian 6. Biodata


(13)

ABSTRAKSI

Penelitian ini berjudul mengenai pengaruh tayangan Mata Kamera di TV One terhadap Sikap Kepedulian Masyarakat pada Lingkungan di Kelurahan Padang Bulan kota Medan. Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui ketertarikan Masyarakat Kelurahan Padang Bulan di kota Medan terhadap Tayangan Mata Kamera di TV One. Dalam penelitian ini juga bertujuan untuk mengetahui Sikap Kepedulian Masyarakat Kelurahan Padang Bulan di kota Medan pada Lingkungan dan Untuk mengetahui hubungan antara Tayangan Mata Kamera di TV One terhadap Sikap Kepedulian pada Lingkungan oleh Masyarakat Kelurahan Padang Bulan di kota Medan.

Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori Komunikasi, teori komunikasi massa, teori S-O-R, televisi dan teori sikap. Dimanan ingin diketahui pengaruh tayngan televisi terhadap sikap masyarakat.

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah korelasional yakni meneliti hubungan tayangan Mata Kamera di TV One terhadap Sikap Kepedulian Masyarakat pada Lingkungan di Kelurahan Padang Bulan kota Medan. Sedangkan rumus statistic yang digunakan untuk menguji hipotesa asalah rumus koefisien korelasi Spearman.

Populasi dalam penelitian ini adalah masyarakat kelurahan Padang Bulan di kota Medan yang berjumlah 12.601 orang. Populasi yang sesuai dengan kriteria penelitian adalah sejumlah 7954 orang. Untuk menentukan besarnya sampel (sampling) digunakan rumus Taro Yamane dan didapat sampel sebesar 99 responden. Sedangkan teknik penarikan sampel yang digunakan adalah Stratified random sampling, purposive sampling dan accidental sampling.

Dari hasil penelitan yang dilakukan diketahui bahwa rs = 0, 99. Selanjutnya untuk mengetahui kuat lemahnya hubungan digunakan skala guilford berada pada skala >0,90. dengan demikian terdapat hubungan yang sangat tinggi; kuat sekali; dapat diandalkan antara tayangan Mata Kamera di TV One dengan Sikap Kepedulian pada Lingkungan oleh Masyarakat Kelurahan Padang Bulan di kota Medan. Untuk mengetahui signifikasi hasil hipotesa tersebut dilakukan dengan menghitung nilai thitung. Untuk thitung diperoleh hasil 69,10 dan untuk

memperoleh hasil ttabel perlu dilakukan perhitungan terlebih dahulu. Dari

perhitungan diperoleh hasil ttabel = 1,98. karena nia thitung > ttabel, maka Ha diterima

dan Ho ditolak. Dalam penelitian ini dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan antara tayangan Mata Kamera di TV One dengan sikap kepedulian pada lingkungan oleh masyarakat Kelurahan Padang Bulan di kota Medan.


(14)

BAB I PENDAHULUAN

I.1 LATAR BELAKANG MASALAH

Media massa merupakan media yang dapat digunakan untuk mempublikasikan sesuatu, baik itu informasi, berita, atau produk tertentu pada khalayak luas. Penyajiannya dilakukan dengan semenarik mungkin sehingga mendapatkan perhatian dari khalayak. Salah satu dari media massa itu adalah Televisi. Televisi karena bentuknya yang dapat menampilkan gambar dan suara sekaligus, maka media yang satu ini dapat menarik perhatian masyarakat lebih banyak dari media lainnya, yang mana kemudiaannya dapat mempengaruhi pikiran hingga perilaku khalayak pemirsanya.

Kemampuan Televisi melampaui media lain dalam menarik perhatian khalayak ditunjang oleh budaya masyarakat Indonesia yang lebih kuat dalam hal budaya lisan. Hal ini dapat kita lihat bahwa total penonton televisi di indonesia saat ini sudah mencapai 48.200.000 orang hampir seper-empat dari jumlah penduduk Indonesia. Sedangkan media massa cetak saat ini sudah kurang diminati masyarakat secara umum di Indonesia. Sedangkan media Radio sendiri sudah melampaui zaman keemasannya.

Pengaruh Televisi dalam menarik perhatian masyarakat, dapat kita lihat ketika televisi telah menguasai jarak sosial dan geografis. Acara-acara yang ditampilkan oleh media televisi lebih memiliki pengaruh dari pada media lainnya seperti Radio, Surat kabar, Majalah, Ataupun Tabloid. Hal ini berkaitan dengan harga yang jauh lebih murah dan penggunaannya yang lebih mudah dari pada media lainnya. Terlepas dari pengaruh positif dan negatif yang dimilikinya, televisi sudah menjadi bagian dari keseharian masyarakat Indonesia untuk mendapatkan informasi, berita, maupun hiburan dalam bentuk tontonan.

Televisi Menyajikan berbagai macam tayangan yang dikemas secara menarik yang dapat menyedot perhatian pemirsanya. Tayangan seperti Berita, Reality show, talk Show, Infotainment dan berbagai bentuk acara lainnya dikemas


(15)

sedemikian rupa guna menarik perhatian para pemirsanya sesuai dengan selera dan kebutuhan para pemirsanya.

Di Indonesia saat ini terdapat cukup banyak stasiun Televisi. Mulai dari TV Publik yakni TVRI, kemudian TV Swasta seperti RCTI, SCTV, ANTV, TPI, Indosiar, Metro TV, Global TV, Trans TV, Trans 7, dan TV One. Dan kemudian dalam perkembangannya kita mengenal Stasiun TV lokal seperti Bali TV, Makassar TV, Deli TV, dan berbagai TV lokal daerah lainnya yang jangkauannya terbatas pada wilayah tertentu. Keberagaman stasiun televisi ini berkaitan juga dengan keberagaman tayangan televisi dalam bentuk acara televisi. Acara televisi yang disajikan pun disuguhkan dalam kaitannya dekat dengan realita kehidupan masyarat.

Banyak terjadi berbagai kegiatan masyarakat yang berlangsung dalam bentuk anomali perilaku. Tindakan-tindakan manusia dalam masyarakat yang pada akhirnya mengganggu kehidupan masyarakat itu sendiri. Kejahatan, kriminalitas, pelanggaran terhadap norma masyarakat, pelanggaran terhadap kesopanan dan penyimpangan terhadap apa yang benar ataupun salah dalam kehidupan sosial masyarakat semuanya tampak dalam kehidupan sosial kita sehari- hari. Kita dapat melihat bagaimana seseorang dengan mudahnya membuang sampah ke sungai dan dengan gampang mengatakan bahwa tidak masalah membuang sampah kesungai karena pihak yang berwenang tidak mengangkut sampah dari lokasi lingkungan mereka.

Kita dapat menjumpai bahwa di lingkungan tempat kita berada, sering terjadi perilaku- perilaku yang menyimpang dari kebenaran sosial kita. Di lingkungan kita misalnya masih saja kita dapat jumpai dimana terjadi penyimpangan terhadap pola kehidupan manusia yang beradab. Masih adanya masyarakat yang MCK (Mandi, Cuci, Kakus) di sungai, kemudian pembuangan limbah pabrik ke sungai dan banyak perilaku sosial menyimpang lainnya, menjelaskan perilaku sosial menyimpang tersebut. Tidak ada perasaan bersalah atas perilaku tersebut di masyarakat kita,

Tv One merupakan salah satu dari sepuluh TV swasta nasional di Indonesia yang juga dapat menarik perhatian pemirsanya melalui program


(16)

tayangannya. Program acara yang disajikan juga dapat memberikan gugahan sosial pada pemirsanya melalui realita kehidupan yang di tampilkannya. Realita yang ditampilkan juga merupakan keseharian yang dekat dengan kehidupan Masyarakat.

Untuk menghadirkan suatu tayangan yang dapat menggugah pemirsanya dimana gugahan tersebut nantinya dapat menimbulkan perilaku sosial yang lebih baik, TV One manghadirkan program acara yang mencoba untuk dapat mengungkap berbagai macam isu-isu sosial yang ada di sekitar kita pada masyarakat pemirsanya. Pungutan liar, percaloan, polisi nakal, pengrusakan lingkungan dan pelanggaran atas norma-norma umum lainnya merupakan bentuk tayangan yang coba ditampilkan. Isu– isu sosial itu kemudian diangkat dalam bentuk acara tayangan “Mata Kamera”. Dalam tanyangan ini diangkat isu-isu sosial yang sering terjadi di sekeliling kita.

Mata Kamera adalah program yang dikemas dalam konsep Petualangan seorang fotografer. Sang Fotografer akan berpetualang mencari objek- objek foto yang menarik untuk ditangkap melalui Mata Kameranya. Berawal dari objek foto yang dipotretnya itulah tema liputan ini dimulai. Objek foto yang disukai oleh Pongky ( Host ) adalah segala hal terkait Fenomena/ perilaku sosial yang terjadi dimasyarakat dan segala sesuatu yang terkait dengan Human Interest.

Program dikemas secara partisipatif dengan gaya narasi dengan bahasa sehari hari. Program juga dikemas secara satire dan dengan konsep editing yang dinamis. Sosok Pongky inilah yang membawa pemirsa untuk melihat masalah-masalah di sekitar kita. Ketika acara ini mengupas soal kemiskinan, Pongky akan mengajak pemirsa untuk menyusuri gang-gang sempit di perkampungan kumuh di Jakarta. Ketika acara ini mengupas soal pornografi, Pongky akan membawa pemirsa ke lapak-lapak di Glodok, Jakarta, yang menjual VCD/DVD porno secara bebas.

Biasanya acara dibuka dengan foto-foto hasil jepretan Pongky. Ada foto orang miskin, pelanggar lalu lintas, dan permukiman kumuh. Foto-foto itu cukup untuk memberi tahu penonton tentang isu-isu yang menjadi perhatian Mata Kamera. Selanjutnya, Pongky akan muncul dan memberi tahu pemirsa mengenai


(17)

isu yang akan dia sorot hari itu. Kamera akan mengambil gambar Pongky dari belakang. Kamera tersebut seolah menjadi wakil pemirsa yang sedang mengikut i perburuan Pongky hari itu. Di tempat tujuan, Pongky akan mengambil beberapa obyek yang memiliki nilai berita. Dia juga akan berbincang-bincang dengan sejumlah orang. Dari perbincangan tersebut, penonton bisa menangkap problem-problem yang ada.

Sejak ditayangkan pada Bulan Mei 2008 hinngga saat ini, tayangan ini dapat dikatakan cukup mendapatkan perhatian dari khalayak pemirsanya. Jika dibandingkan dengan tayangan yang hampir sama, tayangan Mata Kamera menduduki urutan kedua setelah tayangan John Pantau. Tayangan Mata Kamera dalam hal rating, memiliki rating berkisar antara 2 sampai dengan 2,7 poin dengan share sekitar 9,4 % atau dengan penonton sekitar 1 juta sampai dengan 1,35 juta penonton. (Sumber : ABG Nealson, Maret 2009)

Dalam banyak episode yang ditayangkan, cukup bayak disajikan tanyangan yang menunjukkan keperdulian terhadap lingkungan. Seperti dalam sebuah episodenya, Mata Kamera mengupas tentang kebersihan sungai ciliwung. Padahal masyarakat yang menggunakan sungai dalam kehidupannya sehari-hari sangat banyak. Masyarakat di sekitar sungai ciliwung sering MCK (Mandi, Cuci, Kakus) di sungai tersebut sedangkan pembuangan sampah masih terus berlanjut disungai ciliwung itu. Diulas juga mengenai banyak usaha- usah kecil seperti pabrik tempe yang menggunakan air sungai untuk mencuci kacang kedelai yang akan diolah menjadi tempe di sungai ini.

Pada kesempatan lainnya Mata Kamera juga mengupas tentang keberadaan sebuah perumahan di sekitar sebuah pembangkit listrik tenaga batubara. Batu bara sebagai bahan bakar pembangkit listrik ternyata mencemari udara di lingkungan sekitar pembangkit listrik tersebut. Debu- debu batu bara dari pembangkit listrik itu kerap kali mencemari rumah penduduk sehingga banyak penduduk yang terkena penyakit saluran pernafasan. Dampak akhirnya adalah pemukiman itu di tinggalkan oleh sebagian besar penghuninya.

Ditayangkan juga dalam sebuah episode yang menyajikan bagaimana nasip taman- taman kota di Kota Jakarta. Taman kota yang seharusnya sebagai


(18)

ruang terbuka hijau dan sekaligus daerah resapan air tanah dan juga sebagai tempat rekreasi ternyata tidak berfungsi dengan maksimal. Bayak taman-taman kota tersebut beralih fungsi sebagai tempat usaha dan bahkan ada yang sama sekali sudah diabaikan.

Berdasarkan contoh yang penulis coba paparkan, dapat dilihat bahwa tayangan ini kerap menyoroti hal- hal berkaitan dengan lingkungan sekitar manusia. Tanyangan Mata Kamera ini selain memberi gugahan pada nilai kepedulian penontonnya juga membawa pengaruh perubahan perilaku terhadap sikap masyarakat.

Warga Kelurahan Padang Bulan di kota Medan merupakan bagian dari masyarakat yang juga menyaksikan tanyangan Mata Kamera tersebut, dimana tanyangan tersebut menampilkan isu-isu yang juga terjadi dalam keseharian mereka. Bagi Masyarakat Kelurahan Padang Bulan di Kota Medan, seperti pada masyarakat lainnya, Lingkungan dan hal terkait di dalamnya merupakan hal yang dekat dengan keseharian mereka. Kita dapat mengetahui bahwa masalah lingkungan saat ini sudah menjadi masalah umum yang terjadi dimana manusia berada. Masyarakat Kelurahan Padang Bulan di kota medan juga sering menghadapi hal- hal berkaitan dengan masalah lingkungan. Pembuangan sampah tidak pada tempatnya yang akhirnya mengakibatkan air tergenang bahkan banjir. Sampah sebagai limbah rumah tangga yang tidak diangkat oleh pihak yang berwenang sehinngga menjadi sumber terjadinya penyakit seperti diare. Masih banyak contoh lainnya yang kesemuanya itu terjadi juga dalam Lingkungan Masyarakat Kelurahan Padang Bulan di Kota Medan.

Sikap sendiri dapat diartikan : “Suatu pola perilaku tendensi/ persiapan antisipatif predisposisi untuk menyesuaikan diri dalam situasi sosial yang telah terkondisikan ” (Allen, Guy, Dan Edgle, 1980) dalam (Azwar 2005). Sikap juga suatu bentuk evaluasi/reaksi perasaan sikap seseorang terhadap objek permasalahan dapat juga menentukan sikap yang nantinya muncul.

Tak lepas dari masalah tersebut, peneliti ingin melihat bagaimana sikap kepedulian lingkungan Masyarakat Kelurahan Padang Bulan di kota Medan


(19)

terhadap tayangan Mata Kamera tersebut. Apakah mereka perduli, mendukung, tidak mendukung setelah menyaksikan tanyangan tersebut.

Berdasarkan Uraian diatas, maka penulis merasa tertarik untuk meneliti Pengaruh Tanyangan Mata Kamera di TV One terhadap Sikap Kepedulian Masyarakat pada Lingkungan di Kelurahan Padang Bulan kota Medan.

I.2 PERUMUSAN MASALAH

Adapun masalah yang diteliti dalam penelitian ini adalah “Sejauh manakah Tanyangan Mata Kamera di TV One berpengaruh terhadap Sikap Kepedulian Masyarakat pada Lingkungan di Kelurahan Padang Bulan Kota Medan?”

I.3 PEMBATASAN MASALAH

Untuk membatasi Lingkup Penelitian yang terlalu luas, sehingga dapat mengaburkan penelitian, maka peneliti membatasi masalah yang akan diteliti. Adapun pembatasan masalah tersebut adalah sebagai berikut :

1. Penelitian bersifat korelasional yaitu mencari hubungan atau menjelaskan hubungan antara Pengaruh Tanyangan Mata Kamera di TV One terhadap Sikap Kepedulian Masyarakat Terhadap Lingkungan.

2. Penelitian ini terbatas pada Masyarakat Kelurahan Padang Bulan di kota Medan yang pernah menonton Tayangan Mata Kamera Di TV One minimal 2 Kali

3. Masyarakat Kelurahan Padang Bulan di kota Medan Peneliitian ini dilakukan pada bulan Agustus- Oktober 2009.


(20)

I. 4 TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN I. 4. 1 Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui ketertarikan Masyarakat Kelurahan Padang Bulan di kota Medan terhadap Tayangan Mata Kamera di TV One.

2. Untuk mengetahui Sikap Kepedulian Masyarakat Kelurahan Padang Bulan di kota Medan pada Lingkungan.

3. Untuk mengetahui hubungan antara Tayangan Mata Kamera di TV One terhadap Sikap Kepedulian pada Lingkungan oleh Masyarakat Kelurahan Padang Bulan di kota Medan.

I. 4. 2 Manfaat Penelitian

1. Secara teoritis, penelitian berguna untuk memperkaya khasanah penelitian dan dapat memperluas cakrawala pengetahuan peneliti akan hubungan sikap kepedulian Masyarakat setelah menyaksikan tayangan Mata Kamera di TV One.

2. Secara akademis, Penelitian ini dapat memberikan kontribusi positif kepada kepada Mahasiswa di FISIP Khususnya Departemen Ilmu Komunikasi dalam rangka memperkaya bahan penelitian dan sumber bacaan.

3. Secara Praktis, dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangsih pemikiran kepada para praktisi pertelevisisan akan Pengaruh Tanyangan Mata Kamera di TV One terhadap Sikap Kepedulian Masyarakat pada Lingkungan di Kelurahan Padang Bulan kota Medan.

I. 5 Kerangka Teori

Sebelum melakukan penelitian, seorang peneliti perlu menyusun suatu kerangka teori. Kerangka teori merupakan landasan berfikir untuk menggambarkan dari sudut mana peneliti menyoroti masalah yang akan diteliti. Oleh sebab itu perlu disusun kerangka teori yang menunjukkan dari sudut mana


(21)

masalah yang telah dipilih dalam penelitian yang akan disoroti (Nawawi, 1983: 40)

Menurut Singarimbun (2006:36) teori adalah serangkaian asumsi, konsep, kontrak, defenisi dan posisi untuk menerangkan suatu fenomena social secara sistematis dengan merumuskan hubungan antara konsep. Dengan adanya kerangka teori akan mempermudah peneliti dalam menganalisa masalah penelitian. Pada penelitian ini teori-teori yang dianggab relevan diantaranya adalah :

I. 5. 1 Komunikasi dan Komunikasi Massa

Istilah komunikasi atau dalam bahasa Inggris Communication, berasal dari bahasa latin communication, dan bersumber dari kata Communis yang berarti sama. Sama disini maksudnya adalah sama Makna (Effendi 1992: 9)

Defenisi Komunikasi menurut Berelson dan Starainer dalam Fisher adalah Penyampaian ide, informasi, emosi, keterampilan, dan seterusnya melalui symbol kata, angka, grafik dan lain-lain (Fisher, 1990:10)

Shannon dan Weaver menyatakan bahwa komunikasi menyangkut semua prosedur melalui pikiran seseorang dapat mempengaruhi orang lain (Effendi, 1992: 9-10)

Menurut Onong U Effendy (1984: 6) komunikasi adalah peristiwa penyampaian ide manusia. Dalam Komunikasi terdapat komponen-komponen : Komunikator, Komunikan, Media, Pesan, dan efek.

Defenisi diatas dapat diartikan bahwa komunikasi merupakan suatu proses penyampaian pesan yang dapat berupa pesan informasi, ide, emosi, keterampilan, dan sebagainya melalui simbol atau lambang yang dapat, menimbulkan efek berupa tingkah laku yang dilakukan dengan media- media tertentu.

Para ahli komunikasi berpendaat bahwa yang dimaksud dengan komunkasi massa (mass Communication) adalah komunikasi melalui media massa, jelasnya merupakan siklus dari komunikasi media massa (mass media communication). Meraka membatasi pengertian komunikasi massa pada komunikasi dengan


(22)

menggunakan media massa seperti Surat kabar, majalah, Radio, Televisi atau film (Effendi, 1992: 20)

Komunikasi masssa juga diartikan sebagai suatu jenis komunikasi yang ditujukan kepada Khalayak yang Heterogen, tersebar dan anonim melalui media cetak/ elektronik sehingga pesan yang disampaikan dapat diterima dengan serempak dan sesaat (Rakhmat, 192 :189)

Menurut Robert F Avery yang dikutip JB. Wahyudi memberi defenisi Komunikasi massa yang menggunakan media massa yang diterbitkan/ disiarkan secara periodik. Massa dalam Komunikasi massa adalah pembaca surat kabar/ majalah, pendengar radio, penonton televisi yang memiliki sifat-sifat yaitu Banyak Jumlahnya, Tidak saling mengenal, Heterogen, tidak diorganisasikan dan tidak memberikan umpan balik secara langsung (Wahyudi, 1992: 42)

I. 5. 2 Media Massa Televisi

Menurut Effendy (Effendy, 1986: 21) yang dimaksud dengan televisi adalah siaran yang merupakan media dari jaringan komunikasi dengan cirri- ciri yang dimiliki komunikasi massa, yaitu berlangsung satu arah. Komunikatornya melembaga, pesannya bersifat umum, sasarannya menimbulkan serempak dalam komunikannya yang heterogen.

Televisi merupakan salah satu dari sejumlah media massa yang ada sekarang ini. Dimana media massa yang satu ini memiliki daya tarik yang cukup kuat dibandingkan media massa lainnya. Disebabkan adanya unsur kata- kata, musik, serta sound effeck media televisi mampu menarik perhatian khalayak lebih baik.

Selain itu televisi juga mempunyai keunggulan lain yaitu unsur visual berupa gambar hidup yang dapat menimbulkan kesan yang mendalam bagi pemirsanya. Dalam usaha untuk mempengaruhi khalayak dengan mengubah emosi dan pikiran pemirsanya, maka televisi memiliki kemampuan yang lebih menonjol dibandingkan media massa lainnya.


(23)

Naratama (2004:64) mengatakan bahwa dalam televisi terdapat tiga jenis acara. Pertama Drama terdiri dari tragedy, aksi, cinta, komedi, legenda, dan horror. Kedua Tayangan Non Drama yang terdiri dari Musik, magazine show, talk show, dan juga kuis. Ketiga adalah jenis tayangan Informasi atau news. Tayangan ini terdiri dari Berita dan Feature. Sebuah acara televisi bias saja menggabungkan beberapa karakteristik tayangan televisi yang menghasilkan tayangan seperti Reality News. Tayangan ini merupakan format acara dengan perpaduan antara unsur berita dan hiburan.

Pada televisi terdapat elemen-element komunikasi antara lain, Komunikator, Isi (pesan), Audience, umpan balik, dan pengaruh (Dedy Nur Hidayat : 2007). Berkaitan dengan hal tersebut dapat diperoleh bahwa dalam sebuah tayangan televisi Komunikator (Sumber Informasi) adalah pembawa acara/ host. Pesan (Informasi) merupakan tema yang menjadi topik pembahasan dalam sebuah acara.

Pembawa acara (Komunikator) dalam sebuah tayangan televisi adalah seorang yang bertugas memandu acara serta bertanggungjawab atas suksesnya acara. Acara yang dibawakan menuntut kreativitas, improvisasi, kapabilitas yang akan menciptakan karakteristik acara sesuai dengan jenis acaranya

Pesan sendiri dalam sebuah acara televisi akan disesuaikan dengan format acara yang ditayangkan. Berita dan informasi merupakan hal pokok yang harus dimiliki oleh media massa. Televisi menyediakan lopran terkini sebagai tanggung jawab pada penontonnya. Pesan yang disampaikan berkaitan dengan hal- hal umum yang berkaitan dengan kehidupan penonton setiap hari (Dedy Nur Hidayat : 2007).

Dalam sebuah tayangan televisi sebagai pendukung dari pesan terdapat wawancara. Wawancara merupakan proses pencarian data berupa pendapat/ pandangan/ pengamatan seseorang yang akan digunakan sebagai bahan pembuatan karya jurnalistik.

On-the-spot Interview merupakan salah satu jenis wawancara. Wawancara ini dilakukan di tempat kejadian peristiwa. Biasanya dilakukan pada peristiwa-peristiwa seperti musibah, tragedy bencana alam, dll. Wawancara dilakukan


(24)

terhadap orang-orang biasa (man in the street) yang menjadi saksi mata ketika peristiwa terjadi. Wawancara berlangusung singkat tetapi kepada banyak orang. Pada peristiwa tertentu, misalnya gempa bumi atau pesawat jatuh, seringkali dilakukan siaran langsung dari lokasi kejadian dan disiarkan secara langsung.

Untuk mendukung pesan yang disampaikan dalam sebuah pesan televisi, dilakukan juga melalui unsur non verbal. Melalui unsur visual (nonverbal), diperoleh dua tingkatan makna, yakni makna denotatif yang didapat pada semiosis tingkat pertama dan makna konotatif yang didapat dari semiosis tingkat berikutnya. Pendekatan semiotik terletak pada tingkat kedua atau pada tingkat signified, makna pesan dapat dipahami secara utuh. Unsur visual televisi ini disebut juga dengan Shot. Shot dalam sebuah tayangan akan menimbulkan makna tertentu pada pemirsanya. Lebih lanjut sasadjuarsa sanjaya (1994) mengatakan bahwa komunikasi non verbal merefleksikan tindakan yang disengaja yang menyertai pesan. Komunikasi non verbal berkaitan dengan penampilan, gerak tubuh, dan ekspresi.

Menurut Susan Tyler Easman, Douglas A Ferguson pemilihan acara televisi disesuaikan dengan apa yang dilakukan penonton sehari- hari dari hal ini didapatkan penyusunan penyiaran berdasarkan kegiatan penonton yakni

• Morning Pukul 07.00 – 09.00 • Day Time Pukul 09.00 – 04.30 • Early Fringe Pukul 04.30 – 19.00 • Early News Pukul 19.00 – 19.30 • Prime time Pukul 19.30 – 21.00 • Late News Pukul 21.00 – 21.30 • Late Fringe Pukul 21.30 – 01.00


(25)

I. 5.3 Teori S-O-R

Teori S-O-R merupakan singkatan dari Stimulus- Organism- Response. Teori ini semula merupakan teori yang berasal dari ilmu Psikologi dimana selanjutnya menjadi teori komunikasi. Awalnya teori ini dikenal hanya sebagai teori Stimulus- Respon tetapi kemudian De Fleur menambahkan organisme dalam bagiannya sehingga menjadi Teori S-O-R.

Menurut teori ini organisme akan menghasilkan perilaku tertentu bila ada kondisi stimulus tertentu pula. Efek yang ditimbulakan adalah reaksi Khusus terhadap stimulus khusus, sehingga seseorang dapat mengharapkan dan memperkirakan kesesuaian antara pesan dan reaksi komunikan. Adapun elemen-element dari model ini adalah ;

1. Pesan (Stimulus -S)

2. Komunikan, Penerima/Receiver (Organisme -O), dan 3. Efek (Response -R)

Model ini dirumuskan sebagai berikut:

Gambar 1 : Model Teori S-O-R

Dalam teori S-O-R, pengaruh eksternal dapat menjadi stimulus dan memberikan rangsangan sehingga terjadinya perubahan perilaku dan sikap seseorang.

Keberhasilan dalam merubah perilaku dan sikap ini, seorang Komunikator perlu memberikan tambahan stimulus (penguatan) agar penerima pesan mau merubah sikap dan perilakunya. Penguatan stimulus ini dapat dilakukan misalnya dengan pemberian imbalan ataupun hukuman. Dengan demikian penerima pesan

Stimulus (Tayangan Mata Kamera di TV one)

Oraganisme (Masyarakat) • Perhatian

• Pengertian • Penerimaan

Response ( Sikap Kepedulian)


(26)

akan mempersepsikan sebagai sesuatu yang bermanfaat bagi dirinya dan adanya sanksi jika hal ini dilakukan ataupun tidak dilakukan. Penguatan ini harus dimengerti, dan diterima sebagai sesuatu hal yang memiliki efek baik langsung ataupun tidak langsung terhadap sikap. Untuk mencapainya penyampaian perlu dilakukan secara efesien dan efektif.

Model teori S-O-R pada proses yang terjadi pada individu. Stimulus atau pesan yang disanpaikan komunikan mungkin diterima atau ditolak. Komunikasi akan berlangsung bila ada perhatian dari komunikan dimana kemudian komunikan menjadi mengerti. Setelah komunikan mengolah dan menerimanya, maka terjadilah kesediaan untuk mengubah sikap.

Dari teori S-O-R diatas, bila dikaitkan dengan penelitian ini tentang Pengaruh Tayangan Mata Kamera di TV One terhadap Sikap Kepedulian pada lingkungan Masyarakat Kelurahan Padang Bulan di kota Medan, maka dapat ditentukan bahwa :

• S (Pesan) : Tayangan Mata Kamera di TV One

• O (Komunikan) : Masyarakat Kelurahan Padang Bulan di Kota Medan • R (Response) : Sikap Kepedulian Masyarakat pada Lingkungan

I. 5. 4 Sikap kepedulian

Menurut Effendy (2002: 19) sikap adalah suatu kesiapan kegiatan (Preparatory activity), suatu kecenderungan pada diri seseorang untuk melakukan suatu kegiatan menuju atau menjauhi nilai-nilai sosial.

Dalam Azwar (1988) yang dikutip oleh Diyakini & Hudani (2003, 95), defenisi sikap adalah sebagai berikut:

1. Thurstone

Sikap merupakan suatu efek baik itu sikap yang bersifat positif, maupun yang bersifat negatif dalam hubungannya dengan aspek-aspek psikologis. 2. Kimball Younng (1945)


(27)

Sikap adalah predisposisi mental untuk melakukan suatu tindakan 3. Sherif and sherif (1956)

Sikap menentukan keajekan dan kekhasan perilaku seseorang dalam hubungan dengan stimulus manusia/kejadian- kejadian. Sikap merupakan suatu keadaan yang memungkinkan suatu perpuatan/ tingkah laku.

Secara ringkas, sikap keperdulian terhadap lingkungan dapat diartikan sebagai tindakan terhadap objek tertentu (Lingkungan Manusia), dimana dapat merupakan sikap dalam bentuk perasaan ataupun pandangan. Tetapi tindakan tersebut disertai oleh kecenderungan untuk bertindak sesuai dengan sikap yang objek tadi.

Menurut Mar’at (dalam Effendy, 1981:182), acara televisi pada umumnya mempengaruhi sikap, pandangan, persepsi, dan perasaan penonton. Karenanya, adalah hal yang wajar bila televisi bisa membawa emosi penonton karena hal tersebut merupakan bagian dari pengaruh psikologi televisi. Televisi memiliki kemampuan untuk menarik perhatian masyarakat karena dapat menyajikan unsur suara dan gambar sekaligus, memvisualisasikan objek sehingga menjadi gambar yang hidup dan menghipnotis penonton.

Dampak yang ditimbulkan televisi yang mempengaruhi sikap ada tiga yakni Dampak Kognitif, Dampak Afektive, Dampak Konatif (Azwar, 1997).

Dampak Kognitif berkaitan dengan keyakinan atau kepercayaan seseorang mengenai objek. Komponen ini tersusun atas dasar pengetahuan yang dimiliki individu yang kemudian akan memberikan keyakinan untuk diterima individu.

Dampak Afektif merupakan aspek perasaan. Suka atau tidak suka, mendukung atau tidak mendukung terhadap objek tersebut. Hal ini berkaitan dengan aspek emosional terhadap objek.

Dampak Konatif sendii merupakan kecenderungan manusia untuk berperilaku tertentu. Hal ini mencakup semua kesiapan perilaku yang berkaitan dengan sikap.


(28)

I. 6 Kerangka Konsep

Setelah sejumlah teori diuraikan dalam kerangka teori, maka langkah berikutnya adalah merumuskan kerangka konsep sebagai hasil pemikiran rasional yang berifat kritis dalam memperkirakan kemungkinan hasil penelitian yang akan dicapai.

Agar konsep- konsep dapat diteliti secara empiris, maka harus dioperasikan dengan mengubahnya menjadi variabel- variabel (Singarimbun 1995 : 49). Dalam penelitian ini terdapat beberapa variabel yang akan diteliti, Yaitu:

1. Variabel Bebas (X)

Variabel bebas adalah sejumlah gejala dengan berbagai unsur atau faktor didalamnya yang akan mempengaruhi atau menentukan adanya variabel yang lain (Nawawi, 1991: 41). Variabel bebes dalam penelitian ini adalah Tayangan Mata Kamera di TV One.

2. Variabel Terikat (Y)

Variabel terikat adalah sejumlah gejala dengan berbagai unsur, faktor di dalamnya yang adanya ditentukan atau dipengaruhi oleh adanya Variabel- variabel lain (Nawawi, 1991: 42). Variabel terikat dalam penelitian ini adalah Sikap Kepedulian pada Lingkungan Oleh Masyarakat Kelurahan Padang Bulan di kota Medan.

3. Variabel Antara (Z)

Sejumlah gejala yang tak dapat di kontrol akan tetapi dapat diperhitungkan pengaruhnya terhadap variabel bebas (Nawawi, 2001: 58). Variabel antara dalam penelitian ini adalah karakteristik responden


(29)

I. 7 Model Teoritis

Variabel- variabel yang telah dikelompokkan dalam kerangka konsep akan dibentuk menjadi suatu model teoritis sebagai berikut :

Gambar 2 : Model Teoritis

I. 8 Operasional Variabel

Berdasarkan kerangka konsep diatas, maka dapat dibuat Operasional Variabel yang berfungsi untuk kesamaan dan kesesuaian dalam penelitian, yakni sebagai berikut:

Tabel 1 : Operasional Variabel

Variabel Teoritis Variabel Operasional

1. Variabel Bebas (X)

Tayangan Mata Kamera di TV One

1. Frequensi Menonton 2. Pembawa Acara

• Gaya/ Penampilan

• Pengetahuan Pembawa Acara 3. Materi Acara

4. Isi Pesan 5. Gambar/ Shot 6. Waktu Tayang Variabel Bebas (X)

Tayangan Mata Kamera di TV One

Variabel Terikat (Y) Sikap Keperdulian Masyarakat pada Lingkungan

Variabel Antara (Z) Karakteristik Responden


(30)

7. Wawancara/ On The Spot Interview

2. Variabel Terikat (Y)

Sikap Keperdulian pada Lingkungan

1. Komponen sikap A. Kognitif

• Penerimaan • Pengertian • Pengetahuan • Pemahaman • Keyakinan B. Afektif

• Sikap suka atau tidak suka terhadap Tanyangan Mata Kamera di TV one

• Sikap mendukung/ Tidak mendukung

3. Variabel Antara (Z) Karakteristik Masyarakat

1. Jenis Kelamin 2. Usia

3. Pendidikan

I. 9 Defenisi Operasional

Menurut singarimbun (1995 : 46), defenisi operasional adalah unsur penelitian yang memberitahukan bagaimana cara untuk mengukur suatu variabel. Dalam penelitian ini variabel- variabel dapat didefenisikan sebagai berikut :


(31)

A. Variabel Bebas : Tayangan Mata Kamera di TV One

• Pembawa Acara : Adalah seseorang yang membawakan suatu acara tertentu, dimana orang tersebut memiliki ciri khas khusus, nilai jual, dan menarik. Pembawa acara program Mata Kamera ini adalah Pongky

• Materi acara : adalah topik apa yang akan diangkat menjadi tema dalam tayangan Mata Kamera. Topik tersebut biasanya adalah segala hal terkait Fenomena /perilaku sosial yang terjadi dimasyarakat dan segala sesuatu yang terkait dengan Human Interest. Seperti mengupas soal pengrusakan lingkungan, pungutan liar, percaloan, polisi nakal

• Waktu penayangan : merupakan jadwal penayangan acara. Waktu tayang acara Mata Kamera adalah setiap Selasa pukul 16.00-16.30 dan kamis pukul 16.30-17.00 dan siaran ulang pada sabtu dan minggu pukul 03.00-03.30

• Gaya / penampilan adalah berhubungan dengan penampilan sang pembawa acara. Penampilan sang pembawa acara dalam tayangan ini adalah berambut kribo, senang memakai jaket dan celana jins, cuek, agak dekil, tetapi selalu bersikap kritis, skeptis, dan berani. Pembawa acara ini juga selalu membawa kamera ke mana pun dia pergi.

• Pemahaman isi pesan : apakah pemirsa sebagai komunikan memahami pesan atau makna yang disampaikan dari tayangan Mata Kamera di TV One tersebut.

• Gambar/ shot adalah hal yang diperlukan untuk memvisualisasikan sebuah peristiwa dalam suatu acara TV.

• On The Spot Interview : merupakan wawancara yang dilakukan ditemapat peristiwa. Biasanya dilakukan dengan pihak- pihak terkait dengan tema acara. Pihak yang diwawancarai bisa dari pihak pemerintah yang berwenang maupun masyarakat yang dirugikan.


(32)

B. Variabel Terikat : Sikap Masyarakat

• Sikap kognitif adalah komponen yang tersusun atas dasar pengetahuan/ informasi yang dimiliki seseorang terhadap objek sikapnya. Dari pengetahuan ini akan terbentuk suatu keyakinan tentang objek sikap tertentu

• Komponen Afektif yaitu berhubungan dengan rasa senang/ tidak senang, mendukung/ menolak, sifatnya evaluatif

C. Variabel Antara : Karakteristik Responden • Jenis Kelamin

• Usia • Pendidikan

I. 10 Hipotesis

Hipotesis dapat diartikan suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap permasalahan penelitian, sampai terbukti melalui data yang terkumpul (Arikunto,2006:71).

Berdasarkan pengamatan semntara maka hipotesis pada penelitian ini adalah sebagai berikut:

Ho : Tidak terdapat hubungan antara Tayangan Mata Kamera di TV One dengan sikap keperdulian pada lingkungan oleh masyarakat Kelurahan Padang Bulan di kota Medan

Ha : Terdapat hubungan antara Tayangan Mata Kamera di TV One dengan sikap keperdulian pada lingkungan oleh masyarakat Kelurahan Padang Bulan di kota Medan


(33)

I. 11 Metodologi Penelitian I. 11. 1 Metode Penelitian

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan metode korelasional, Yaitu metode yang berusaha untuk meneliti sejauh mana variasi pada suatu variable yang berhubungan dengan variasi- variasi pada variable lainnya (Rakhmat, 2004; 7)

I. 11. 2 Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian dilakukan di Kelurahan Padang Bulan kecamatan Medan Baru di Kota Medan. Kelurahan ini memiliki luas 168 Ha dengan batas wilayah sebelah timur berbatasan dengan Kelurahan Timur, sebelah selatan berbatasan dengan Kelurahan Titi Rate, wilayah barat berbatasan dengan Padang Bulan Selayang. Sebelah utara berbatasan dengan Kelurahan Merdeka. selanjutnya sebelah Timur Laut berbatasan dengan Kelurahan Darat.

I. 11. 3 Populasi dan Sampel A. Populasi

Populasi adalah keseluruhan objek penelitian yang dapat terdiri dari manusia, benda-benda, hewan, tumbuh-tumbuhan, gejalan-gejala, nilai test, atau peristiwa-peristiwa sebagai sumber data yang memiliki karakteristik tertentu di dalam suatu penelitian (Nawawi,2003:141)

Dalam penelitian ini yang menjadi populasi adalah Masyarakat Kelurahan Padang Bulan di kota Medan. Jumlah Populasi seluruh masyarakat kelurahan Padang Bulan di kota Medan berjumlah 12.601 orang. Dan yang dijadikan sampel penelitian adalah masyarakat dengan usia minimal 17 tahun sehingga yang menjadi sampel penelitian berjumlah 7954 Orang Responden.


(34)

B. Sampel

Sample adalah sebagian populasi yang diambil dengan menggunakan cara-cara tertentu (Nawawi,1995:44).sampel ini diakuakan jika jumalah populasi terlalu besar, maka ditetapkan sampel penelitian.

Untuk menentukan ukuran sample dari populasi, maka peneliti menggunakan rumus Taro Yamane dengan presisi 10 % dan dengan tingkat kepercayaan 90 % (rakhmat,2004:82). Adapun rumus tersebut adalah :

n = N Nd + 1

Keterangan : n = ukuran sample N = jumlah populasi

d = nilai presisi yang ditetapkan sebesar 10% atau d = 0.1% berdasarkan rumus diatas maka jumlah sample yang dibutuhkan adalah :

n = 7954 7954 (0.1)2+ 1 n = 7954

80,54

n = 98, 7584 ~ 99 Orang

Maka besar sampel penelitian ini adalah 99 Orang I. 11. 4 Teknik Penarikan Sample

Teknik penarikan sample yang digunakan peneliti dalam penelitian ini adalah :


(35)

• Teknik Acak Berlapis (Stratified Proposional Random Sampling). Teknik ini dipergunakan karena populasi bersifat heterogen dengan karakteristik yang bervariasi dari segi pendidikan, tempat tinggal, dan penghasilan. Jenis Stratified Proposional Random Sampling yang digunakan adalah proporsional, yaitu sampel sebanding dengan jumlah populasi. Teknik ini juga digunakan karena populasi yang akan dijadikan sampel terbagi atas beberapa dusun. Melalui teknik ini memungkinkan untuk memberi peluang kepada populasi yang kecil terpilih sebagai sampel.

Purposive Sampling yaitu dimana penarikan sample disesuaikan dengan tujuan penelitian. Adapun criteria sample yang dimaksudkan adalah sebagai berikut:

1. Masyarakat Kelurahan Padang Bulan di kota Medan yang pernah menonton Tanyangan Mata Kamera Di TV One minimal 2 Kali.

2. Masyarakat Kelurahan Padang Bulan kecamatan Medan Baru di kota Medan.

Acidental Sampling, Yaitu penarikan sampel dengan cara memilih dan mengambil sampel berdasarkan kemudahan mendapatkan data yang diperlukan atau dilakukan seadanya, seperti mudah dijumpai atau mudah dilakukan

I. 11. 5 Tehnik Pengumpulan Data

Tehnik pengumpulan data yang digunakan peneliti dalam penelitian ini adalah sebagai berikut;

penelitian kepustakaan yaitu penelitian yang dilakukan dengan mengumpulkan data dari literatur dan refrensi lain. Selain penelitian kepustakaan peneliti juga mengumpulkan data melalui


(36)

fiel riset yaitu penelitian dengan mengumpulkan data dilapangan menggunakan questioner dan observasi guna menjawab permasalahan.

Qoestioner adalah alat pengumpul data dalam bentuk pertanyaan tertulis yang dijawab oleh responden (Nawawi,1995:117) sedangkan observasi yaitu pengamatan secara langsung dimana dilakukan pengamatan dan pencatatan terhadap gejala- gejala yang tampak pada objek penelitian.

I. 11. 6 Analisis Data

Analisis data merupakan proses penyederhanaan data kedalam bentuk yang lebih mudah dibaca dan di interprestasikan (singgarimbun, 1995:263). Dalam penelitian ini peneliti menggunakan analisis data sebagai berikut:

1. Tabel tunggal yang merupakan analisis yang dilakukan dengan membagi bagikan variabel penelitian kedalam kategori- kategori yang dilakukan atas dasar frekuensi. Tabel tunggal merupakan langkah awal dalam menganalisis. Dalam menganalisis data yang terdiri dari kolom yaitu sejumlah frekuensi dan persentase untuk setiap kategori.(singgarimbun,1995:226).

2. Tabel Silang yang merupakan salah satu teknik yang diperguakan untuk menganalisis dan mengetahui variabel yang satu memiliki hubungan dengan variabel lainnya, sehingga dapat diketahui variabel tersebut bernilai positif atau negatif. (Singarimbun, 1995 : 273)

3. Uji hipotesis merupakan pengujian data statistik untuk mengetahui data hipotesis dapat diterima atau ditolak. Uji hipotesis yang digunakan adalah korelasi Rank- Order (Sparman’s Rho Rank- Order Correlations) dimana data


(37)

variabel yang diteliti harus ditetapkan peringkatnya dari yang terkecil sampai terbesar (diranking). Rumus koefisien korelasinya adalah :

6 - Σd2

Rho = 1 - (kriyantono, 2006: 174) N( N2 – 1 )

Keterangan :

Rs (rho) = kofisien rank order 1 = Bilangan konstan 6 = Bilangan konstan

d = Perbedaan antara pasangan jenjang Σ = Sigma/ Jumlah

N = Jumlah individu dalam sample

Spearman Rho Koefisien adalah metoe untuk menganalisis data dan untuk melihat hubungan variabel yang sebenarnya dengan skala ordinal. Jika:

Rho < 0, maka hipotesis ditolak Rho > 0, maka hipotesis diterima

Untuk menguji tingkat signifikasi korelasi, jika N> 10, digunakan rumus t tsedt pada tingkat signifikasi 0.05 sebagai berikut:

r n−2 t =

1-r2 Keterangan :

t = nilai hitung (t hitung) Rs/ rho = nilai koefisien korelasi N = jumlah sample

Jika thitung > ttabel, maka hubungannya signifikan


(38)

Selanjutnya untuk melihat derajat hubungan () Krisyantono, 2006 : 169 sebagai berikut :

Kurang dari 0,20 = Hubungan rendah sekali, lemah sekali 0,20- 0,39 = Hubungan rendah tapi pasti

0,40- 0,70 = Hubungan yang cukup berarti 0,71- 0,90 = Hubungan yang tinggi, kuat

Lebih dari 0.90 = Hubungan yang sangat tinggi; kuat sekali; dapat diandalkan


(39)

BAB II

URAIAN TEORITIS

II. 1 KOMUNIKASI 1.

Dalam kehidupan sehari- hari, disadari ataupun tidak, komunikasi merupakan bagian yang sangat penting bagi kehidupan manusia. Dengan komunikasi manusia dapat menyampaikan pesannya pada pribadi lain melalui percakapan yang kemudian dapat menciptakan kesamaan makna. Istilah komunikasi berasal dari bahasa latin yakni kata Communis yang berarti sama. Sama disini maksudnya adalah sama makna.

Pengertian Komunikasi

Pengertian komunikasi seperti yang disampaikan diatas masih bersifat dasariah. Dikatakan demikian dikarenakan komunikasi tidak sekedar bersifat informastif, yakni bahwa orang mengerti apa yang disampaikan tetapi juga persuasive, yakni orang lain bersedia menerima suatu paham atau keyakinan, melakukan suatu tindakan atau perbuatan, dan lain sebaginya.

Secara etimologi (bahasa), kata “komunikasi” berasal dari Bahasa Inggris “communication” yang mempunyai akar kata dari Bahasa Latin ‘communicare”. Kata “communicare” sendiri memilki tiga kemungkinan arti yaitu :

1. “ to make common” atau membuat sesuatu menjadi umum. 2. “cum+munus” berarti saling memberi sesuatu sebagai hadiah. 3. “cum+munire” yaitu membangun pertahanan bersama.

Sedangkan secara epistemologis (istilah) terdapat ratusan uraian defenisi untuk menggambarkan istilah komunikasi. Diantara ratusan defenisi tersebut, beberapa diantaranya bahwa komunikasi itu merupakan proses atau tindakan menyampaikan pesan (message) dari pengirim (sender) ke penerima (receiver), melalui suatu medium (channel) yang biasanya mengalami gangguan (noise). Dalam defenisi ini, komunikasi haruslah bersifat intentional (disengaja) serta membawa perubahan (Mufid, 2005 : 2)


(40)

Raymond S. Ross mendefenisikan komunikasi sebagai suatu proses menyortir, memilih, dan mengirimkan simbol-simbol sedemikian rupa, sehingga membantu pendengar membangkitkan maknA atau respon dari pikiran yang serupa dengan yang dimaksudkan oleh sang komunikator ( Wiryanto 2004 : 6 ).

Sedangkan defenisi lainm menyebutkan bahwa komunikasi adalah suatu transaksi, proses simbolik yang menghendaki orang-orang yang mengatur lingkungannya dengan (1) membangun hubungan antar sesama anusia (2) melalui pertukaran informasi (3) untuk menguatkan sikap dan tingkah laku orang lain (4) serta berusaha mengubah sikap dan tingkah laku (Cangara 2006 : 18 ).

2.

Dari pengertian komunikasi sebagaimana diuraikan di atas, tampak adanya sejumlah komponen dan unsur yang dicakup dan merupakan persyaratan terjadinya komunikasi. Dalam bahasa komunikasi komponen atau unsur adalah sebagai berikut (Wdjaja 2002 : 11-20) :

Unsur-Unsur Komunikasi

a. Sumber (source)

Sumber adalah dasar yang digunakan dalam penyampaian pesan, yang digunakan dalam rangka memperkuat pesan itu sendiri. Sumber dapat berupa orang, lembaga, buku dan sejenisnya. Apabila kita salah mengambil sumber maka kemungkinan komunikasi yang kita lancarkan akan berakibat lain dari yang kita harapkan.

b. Komunikator

Komunikator dapat berupa individu yang sedang berbicara, menulis, kelompok orang, organisasi komunikasi seperti suratr kabar, televisi dan sebagainya. Dalam menyampaikan pesan kadang-kadang komunikator dapat menjadi komunikan sebaliknya komunikan dapat menjadi komunikator.

c. Pesan

Pesan adalah keseluruhan dari apa yang disampaikan oleh komunikator. Pesan seharusnya mempunyai inti pesan (tema) sebagai pengarah di dalam usaha


(41)

mencoba mengubah sikap dan tingkah laku komunitan. Pesan dapat di sampaikan secara panjang lebar, namun yang perlu di perhatikan dan di arahkan kepada tujuan akhir komunikasi.

d. Saluran (channel)

Saluran komunikasi selalu menyampaikan pesan yang dapat di terima melalui panca indra atau menggunakan media. Pada dasarnya komunikasi sering dilakukan melalui dua saluran yaitu saluran formal (resmi) yang berupa desas-desus, kabar angin ataupun kabar burung.

e. Efek (hasil)

Efek merupakan hasil akhir dsari komunikasi, yakni sikap dan tingkah laku orang, sesuai atau tidak sesuai dengan apa yang kita inginkan. Jika sikap dan tingkah laku orang, sesuai atau tidak sesuai dengan apa yang kita inginkan. Jika sikap dan tingkah laku orang lain itu sesuai, maka berarti komunikasi berhasil, begitupun sebaliknya.

3.

Tujuan komunikasi (Effendy 2003 : 55) yaitu : Tujuan komunikasi dan fungsi komunikasi

a. Mengubah sikap (to change the attitude)

b. Mengubah opini/pendapat/pandangan (to change the opinion) c. Mengubah perilaku (to change the behavior)

d. Mengubah masyarakat (to change the society)

Sedangkan fungsi komunikasi (Effendy 2003 : 55 ) yaitu : a. Menginfornasikan (to inform)

b. Mendidik (to educate) c. Menghibur (to entertain) d. Mempengaruhi (to influence)


(42)

4.

Tatanan komun ikasi adalah proses komunikasi di tinjau dari segi jumlah komunikan, berdasarkan situasi komunikan seperti itu, maka dapat diklasifikasikan menjadi bentuk seperti berikut (Effendy 2003 : 54 ) :

Tatanan Komunikasi

a. komunikasi pribadi (personal communication) yang terdiri dari komunikasi intra pribadi dan komunikasi antar pribadi.

b. Komunikasi kelompok (group communication) yaitu terdiri dari komunikasi kelompok kecil seperti ceramah, simposium, diskusi panel, seminar dan lain-lain dan komunikasi kelompok besar.

c. Komunikasi massa (mass communication) yaitu terdiri dari komunikasi media massa cetak/pers seperti surat kabar dan majalah dan komunikasi media massa elektronik seperti radio, televisi, film dan lain-lainnya.

5.

Bagian terpenting dalam berkomunikasi adalah bagaimana caranya agar sesuatu pesan yang disampaikan komunikator itu menimbulkan dampak atau efe tertentu pada komunikan. Dampak yang timbul dapat diklasifikasikan sebagai berikut :

Dampak Komunikasi

a. Dampak Kognitif adalah yang timbul dalam kmunikan yang menyebabkan komunikan menjadi tahu atau meningkat intelektualitasnya.

b. Dampak Efektif adalah yang timbul dalam diri kmunikan bukan hanya sekedar tahu tetapi tergerak hatinya yang menimbulkan suatu perasaan tertentu.

c. Dampak Behavioral adalah yang timbul pada diri komunikan dalam bentuk perilaku, tindakan atau kegiatan.


(43)

II. 2 KOMUNIKASI MASSA 1.

Setiap aspek komunikasi massa adalah bermedia (mediated), dan intraksi bermedia berbeda dengan interaksi personal. Pertama, potensi masukan yang diindera penerima lebih terbatas. Kedua, penerima pesan bermedia mempunyai sedikit kntrol sama sekali atas sumber-sumbernya yakni umpan baliknya sangat terbatas ( Tubbs and Moss 2005:198).

Pengertian Komunikasi Massa

Banyak defenisi tentang komunikasi massa yang telah dikemukakan para ahli komunikasi tentang komunikasi massa, namun pada dasarnya komunikasi massa adalah komunikasi mealui media massa ( media cetak dan elektronik). Sebab pada awal perkembangannya saja, komunikasi massa berasal dari pengembangan kata media of mass communication (media komunikasi massa). Salah satunya adalah menurut Jay Black dan Federick C. Whitney menyebutkan “ Mass Communication is a process whereby mass-produced message are transmitted to large, anonymous, and heterogeneous masses of receivers ( komunikasi massa adaah sebuah proses dimana pesan-pesan yang diproduksi secara massal / tidak sedikit itu disebarkan kepada massa p[enerima pesan yang luas, anonim dan heterogen ).

Menurut Little John, komunikasi massa adalah suatu proses dimana organisasi media memproduksi pesan-pesan dan mengirimkannya kepada publik. Melalui proses ini diharapakan sejumlah pesan yang dikirimkan akan digunakan dan dikonsumsi oleh audience ( Nurudin 2004 : 11 ).

Defenisi komunikasi massa yang lebih rinci dikemukakan oleh ahli komunikasi lain, yaitu Gebner. Menurut Gebner, komunikasi massa adalh produksi dan distribusi yang berlandaskan teknologi dan lembaga dari arus pesan yang kontiniu serta paling luas dimiliki orang dalam masyarakat indusrtri (Ardianto 2004 : 4 ).

Berdassarkan kespengertian diatas dapat disimpulkan bahwa komunikasi massa adalah komunikasi yang menggunakan media massa yang modern (media cetak dan media elektronik) dalam penyampaian informasi maupun pengetahuan


(44)

yang ditujukan kepada sejumlah khayalak (komunikan) yang tersebar, heterogen dan anonim sehingga pesan yang sama dapat diterima secara serentak dan sesaat. 2.

Komunikasi tidak hanya diartikan sebagai pertukaran berita atau pesan, tetapi juga pertukaran berita dan pesan, tetapi juga sebagai kegiatan individu dan kelompok mengenai pertukaran data, fakta, dan ide. Karena itu komunikasi massa dapat berfungsi untuk :

Fungsi Komunikasi Massa

a. Informasi

Kegiatan untuk mengumpulkan, menyimpan data, fakta dan pesan, opini, komentar, sehingga orang bisa mengetahui keadaan yang terjadi diluar dirinya apakah itu dalam lingkungan daerah atau internasional.

b. Sosialisasi

Yakni menyediakan dan mengajarkan ilmu pengetahuan bagaimana orang bersikap sesuai nilai-nilai yang ada, serta bertindak sebagai anggota masyarakat secara efektif.

c. Motivasi

Mendorong orang untuk mengikuti kemajuan orang lain melalui apa yang mereka baca, lihat, dengar lewat media massa.

d. Bahan Diskusi

Menyediakan informasi sebagai bahan diskusi untuk mencapai persetujuan dalam hal perbedaan pendapat mengenai hal-hal yang menyangkut orang banyak.

e. Pendidikan

membuka kesempatan untuk memperoleh pendidikan secara luas, baik untuk pendidikan formal di sekolah maupun di luar sekolah. Juga meningkatkan kualitas penyajian materi yang baik, menarik dan mengesankan.


(45)

f. Memajukan Kebudayaan

Media massa menyebarluaskan hasil-hasil kebudayaan melalui pertukaran program siaran radio dan televisi, ataukah bahan tercetak seperti buku dan penerbitan-penerbitan lainnya. Pertukaran ini akan memungkinkan peningkatan daya kreativitas guna memajukan kebudayaan nasional masing-masing negara, serta mempertinggi kerjasama hubungan antar negara.

g. Hiburan

Media massa telah menyita banyak waktu luang untuk semua golongan usia dengan difungsikannya sebagai alat sebagai alat hiburan dalam rumahtangga. Sifat estetikanya yang dituangkannya dalam bentuk lagu, lirik dan bunyi maupun gambar dan bahasa, membawa orang pada situasi menikmati hiburan seperti halnya kebutuhan pokok lainnya.

h. Integrasi

Banyak bangsa di dunia dewasa ini diguncang oleh kepentingan-kepentingan tertentu karena perbedaan etnis dan ras. Komunikasi seperti satelite dapat dimanfaatkan untuk menjembatani perbedaan – perbedaan itu dalam memupuk dan memperkokoh persatuan bangsa. ( Cangara, 2006 : 57 – 58 ). 3.

Efek dari pesan yang dsisebarkan oleh komunikator melalui media massa timbul pada komunikan sebagai sasaran komunikasi. Oleh karena itu efek melekat pada khalayak sebagai akibat dari perubahan psikologis. Mengenai efek komunikasi diklasifikasikan sebagai :

Efek Komunikasi Massa

A. Efek Kognitif ( Cognitive effect )

Efek kognitif berhubungan dengan pikiran dan penalaran, sehingga khalayak yang swemula tidak tahu menjadi tahu, yang tida mengerti dan bingung menjadi jelas. Contoh pesan komunikasi yang menimbulkan efek kognitif antara lain berita, tajuk, rencana, artikel, acara penerangan, acara pendidikan, dan lainnya (effendy 2003 : 318).


(46)

Efek kognitif timbul pada diri komunikan yang sifatnya informatif bagi dirinya. Efek kognitif iniakan diahas tentang bagaimana media massa dapat membantu khalayak dalam mempelajari informasi yang bermanfaat dan mengembangkan keterlamilan kognitifnya. Melalui media massa, kita memperoleh informasi tenang benda, orang, atau tempat yang beum pernah kita kunjungi secara langsung (effendi 2003 : 319).

B. Efek Afektif (Affektive Effect)

Efek ini kadarnya lebih tinggi dari pada efek kognitif. Dimana efek ini berkaitan dengan perasaan. Tujuan dari komunikasi massa bukan hanya memberitahu khalayak tentang seseuatu, tetapi lebih dari pada itu, khalayak turut dapat merasakan iba, terharu, sedih, gembira, marah, dan sebaginya (Effendi 2003 : 319)

II. 3 TELEVISI

Pada hakikatnya, media televisi lahir karena perkembangan teknologi. Bermula dari ditemukannya electrische teleskop sebagai perwujudan gagasan mahasiswa Berlin (Jerman Timur) yang bernama Paul Nipkov, untuk mengirim gambar melalui udara dari satu tempat ketempat lain. Hal ini terjadi antara tahun 1883-1884. akhirnya nipkov sendiri diakui sebagai bapak televisi (Kuswandi 1996:6). Televisi sendiri mulai dinikmati oleh publik Amerika Serikat (AS) pada tahun 1939 yaitu ketika berlangsungnya “World Fair” di New York hingga sampai sekarang. Sebagai media massa yang muncul belakangan dibanding media cetak lainnya, televisi memberikan pengaruh dalam banyak kehidupan manusia. Pengaruh tersebut bisa dalam politik, ekonomi, sosial, budaya bahkan pertahanan dan keamanan negara.

Dengan teknologi televisi yang ada sekarang ini, baas- batas negara pun tidak lagi merupakan hal yang sulit untuk diterjang melainkan begitu mudah untuk diterobos. Televisi memiliki sifat yang istimewa. Televisi merupakan gabungan media dan gambar yang penyamaian isi pesannya seolah- olah langsung antara komunikator dan komunikan, dan infrmasi yang disampaikan oleh televisi


(47)

akan mudah dimengerti karena jelas terdengar secara audio dan terlihat secara visual.

Posisi dan peran media televisi dalam operasionalisasinya di masyarakat, tiadak berbeda dengan cetak dan radio. Menurut Robert K. Avery mengungkapkan ada tiga fungsi media yaitu :

a. The surveillance of the environment (Mengamati Lingkungan)

b. The Correlation of the part society in respnding to the environment (Mengadakan korelasi antara informasi data yang diperoleh dengan kebutuhan khalayak sasaran, karena komunikator lebih menekankan pada seleksi evaluasi dan interpretasi.)

c. The transmission of the social heritage from one generation to the next (Menyalurkan nilai- nilai budaya dari satu generasi ke generasi berikutnya.) Ketiga fungsi diatas pada dasarnya memberikan suatu penilaian pada media massa sebagai alat atau sarana yang secara sosiologis menjadi perantara untuk menyambung atau menyampaikan nilai- nilai tertentu kepada masyarakat (Kuswandi 1996 : 25)

Walaupun begitu televisi memiliki kelemahan. Kekurangan dari televisi adalah karena bersifat “transitority” maka isi pesannya tidak dapat dimemori oleh pemirsa (lain halnya dengan media cetak, informasi dapat disimpan dalam bentuk klipingan koran). Media televisi terikat oleh waktu tontonan, sedangkan media cetak dapat dibaca kapan dan dimana saja. Televisi tidak dapat melakukan kritik sosial dan pengawasan sosial secara langsung seperti halnya media cetak. Hal ini terjadi karena faktor penyebaran siaran televisi yang begitu luas kepada massa yang heterogen. Pengaruh televisi lebih cenderung menyentuh aspek psikologis massa, sedangkan media cetak lebih mengandalkan efek rasionalitas. Namun kelebihan dan kekurangan itu tidak menjadi persoalan karena pada pinsipnya, dalam tugas “jurnaism” semua jenis media sama- sama memberikan suatu informasi kepada masyarakat agar “well informed”. Itulah media televisi dengan beragai kelebihan serta kekurangannya. Melihat posisi dan peranannya, ukan tidak mungkin pada suatu saat, media televisi akan memerikan kemajuan bagi manusia


(48)

Pengaruh televisi pada sistem komunikasi tidak pernah lepas dari pengaruh terhadap aspek- aspek kehidupan masyarakat indonesia. Menurut Prof. Dr. R. Mar’at, acara televisi pada umumnya mempengaruhi sikap, pandangan, persepsi, dan perasaan para penonton sebab salah satu pengaruh psikologis dari televisi seakan- akan menghipnotis penonton sehingga mereka seolah- olah hanyut dalam keterlibatan pada kisah atau peristiwa yang dihidangkan televisi (Efendy 2004 : 122).

Menurut Frank Jefkins, televisi memiliki sejumah karakteristik khusus dari program acara televisi yaitu ;

a. Selain menghasilkan suara, televisi juga menghasilkan gerakan, visi, dan warna

b. pembuatan program televisi lebih lama dan lebih mahal

c. Karena mengandalkan tayangan secara visual, maka segala sesuatu yang nampak harus dibuat semenarik mungkin.

Sedangkan program acara televisi terdiri dari :

a. Buletin Berita Nasional, misalnya siaran berita atau buletin berita regional yang dihasilkan oleh stasiun- stasiun TV lokal

b. Liputan- liputan khusus yang mengupas tentang berbagai masalah terbaru secara mendalam.

c. Program- program Olahraga, baik olahraga diluar dan di dalam ruangan yang disiarkan secara langsung atau tidak langsung dari dalam atau luar negeri. d. Acara mengenai topik-topik khusus yang bersdifat informatif seperti

acara-acara mengenai cara memasak, berkebun, atau kuis. e. Drama, terdiri dari sinetron sandiwara dan film.

f. Acara musik, yang berisi musik pop, konser musik klasik dan sebagainya. g. Acara untuk anak-anak dan film kartun

h. Acara keagamaan.


(49)

j. Acara bincang-bincang ( Jefkins 2003 : 105-108 )

Tayangan mata kamera merupakan bagian dari tayangan berita yang termasuk dalam tayangan soft news. Tayangan mata kame\ra merupakan bagian dari Current Affair. Susuai dengan namanya, current affair merupakan program kekinian. Program ini menyajikan informasi yang terkait dengan suatu berita penting yang muncul sebelumnya, yang dikupas secara lengkap dan mendalam.

Dengan demikian current affair sangat terikat dengan waktu dalam hal penyajiannya namun tidak seketat pada hard news. Batasannya adalah semua isu yang dibahas masih mendapat perhatian khalayak agar dapat disajikan. Seperti program yang menyajikan cerita masyrakat korban Lumpur lapindo, korban gempa bumi, korban tsunami, dan lain sebagainya.

II. 4 TEORI S – O – R 1.

Teori ini muncul sekitar tahun 1930-an, Model S-O-R munsul sebagai model klasik komunikasi yang mendapat banyak pengaruh psikologi. Teori S-O-R merupakan singkatan dari Stimulus- Organism- Response. Awalnya teori ini dikenal hanya sebagai teori Stimulus- Respon tetapi kemudian De Fleur menambahkan organisme dalam bagiannya sehingga menjadi Teori S-O-R. Objek material dari psikologi dan ilmu komunikasi adalah sama yaitu manusia yang jiwanya meliputi komponen-komponen : sikap, opini, perilaku, kognisi afeksi dan konasi.

Latar Belakang Kelahiran Teori

Hovland, Janis dan Kelley menyatakan bahwa dalam menelaah sikap yang baru ada tiga variabel penting yaitu : Perhatian, Pengertian dan Penerimaan. Stimulus atau pesan yang disampaikan kepada komunikan mungkin diterima atau mungkin ditolak. Komunikasi akan berlangsung jika ada perhatian dari komunikan. Proses berikutnya komunikan mengerti. Kemampuan komunikan inilah yang melanjutkan proses berikutnya. Setelah komunikan mengolahnya dan menerimanya, maka terjadilah kesediaan untuk mengubah sikap.


(50)

Teori ini mendasarkan asumsi bahwa penyebab terjadinya perubahan perilaku tergantung kepada kualitas rangsang (stimulus) yang berkomunikasi dengan organisme. Artinya kualitas dari sumber komunikasi (sources) misalnya kredibilitas, kepemimpinan, gaya berbicara sangat menentukan keberhasilan perubahan perilaku seseorang, kelompok atau masyarakat.

2.

Asumsi dasar dari model ini adalah: media massa menimbulkan efek yang terarah, segera dan langsung terhadap komunikan. Stimulus Response Theory atau S-R theory. Model ini menunjukkan bahwa komunikasi merupakan proses aksi-reaksi. Artinya model ini mengasumsikan bahwa kata-kata verbal, isyarat non verbal, simbol-simbol tertentu akan merangsang orang lain memberikan respon dengan cara tertentu. Pola S-O-R ini dapat berlangsung secara positif atau negatif; misal jika orang tersenyum akan dibalas tersenyum ini merupakan reaksi positif, namun jika tersenyum dibalas dengan palingan muka maka ini merupakan reaksi negatif. Model inilah yang kemudian mempengaruhi suatu teori klasik komunikasi yaitu Hypodermic Needle atau teori jarum suntik. Asumsi dari teori inipun tidak jauh berbeda dengan model S-O-R, yakni bahwa media secara langsung dan cepat memiliki efek yang kuat tehadap komunikan. Artinya media diibaratkan sebagai jarum suntik besar yang memiliki kapasitas sebagai perangsang (S) dan menghasilkan tanggapan ( R) yang kuat pula pada penonton.

Uraian Teori

Seperti di sebutkan diawal tentang pendapat Hovland, Janis dan Kelly maka dapat dijelaskan bahwa secara substansi acara televisi memiliki kontribusi dalam memformulasikan pesan-pesan kepada pemirsa. Akibatnya secara tidak langsung pemirsa telah melakukan proses belajar dalam mencerna serta mengingat pesan yang telah diterimanya. Kondisi ini tentunya tanpa disadari sebagai upaya mengubah sikap pemirsa.

Ada tiga variabel penting dalam menelaah sikap yang dirumuskan dalam teori S-O-R, secara interpretatif acara dalam televisi merupakan stimulus yang akan ditangkap oleh organisme khalayak. Komunikasi akan berlangsung jika ada perhatian dari komunikan. Proses berikutnya komunikan mengerti. Kemampuan komunikan inilah yang melanjutkan proses berikutnya. Setelah komunikan


(51)

mengolahnya dan menerimanya, maka terjadilah kesediaan untuk mengubah sikap. Dalam hal ini, perubahan sikap terjadi ketika komunikan memiliki keinginan untuk mengikuti atau melakukan seperti yang telah disaksikannya di televisi.

Pendekatan teori S-O-R lebih mengutamakan cara-cara pemberian imbalan yang efektif agar komponen konasi dapat diarahkan pada sasaran yang dikehendaki. Sedangkan pemberian informasi penting untuk dapat berubahnya komponen kognisi. Komponen kognisi itu merupakan dasar untuk memahami dan mengambil keputusan agar dalam keputusan itu terjadi keseimbangan. Keseimbangan inilah yang merupakan system dalam menentukan arah dan tingkah laku seseorang. Dalam penentuan arah itu terbentuk pula motif yang mendorong terjadinya tingkah laku tersebut. Dinamika tingkah laku disebabkan pengaruh internal dan eksternal.

Dalam teori S-O-R, pengaruh eksternal ini yang dapat menjadi stimulus dan memberikan rangsangan sehingga berubahnya sikap dan tingkah laku seseorang. Untuk keberhasilan dalam mengubah sikap maka komunikator perlu memberikan tambahan stimulus (penguatan) agar penerima berita mau mengubah sikap. Hal ini dapat dilakukan dalam barbagai cara seperti dengan pemberian imbalan atau hukuman. Dengan cara demikian ini penerima informasi akan mempersepsikannya sebagai suatu arti yang bermanfaat bagi dirinya dan adanya sanksi jika hak ini dilakukan atau tidak. Dengan sendirinya penguatan ini harus dapat dimengerti, dan diterima sebagai hal yang mempunyai efek langsung terhadap sikap. Untuk tercapainya ini perlu cara penyampaian yang efektif dan efisien.

II. 5 SIKAP KEPEDULIAN 1.

Menurut Effendy (2002: 19) sikap adalah suatu kesiapan kegiatan (Preparatory activity), suatu kecenderungan pada diri seseorang untuk melakukan suatu kegiatan menuju atau menjauhi nilai-nilai sosial.


(52)

Dalam Azwar (1988) yang dikutip oleh Diyakini & Hudani (2003, 95), defenisi sikap adalah sebagai berikut:

4. Thurstone

Sikap merupakan suatu efek baik itu sikap yang bersifat positif, maupun yang bersifat negatif dalam hubungannya dengan aspek-aspek psikologis.

5. Kimball Younng (1945)

Sikap adalah predisposisi mental untuk melakukan suatu tindakan 6. Sherif and sherif (1956)

Sikap menentukan keajekan dan kekhasan perilaku seseorang dalam hubungan dengan stimulus manusia/ kejadian- kejadian. Sikap merupakan suatu keadaan yang memungkinkan suatu perpuatan/ tingkah laku.

Sikap juga dapat diartikan sebagai suatu kecenderungan bertindak, berpersepsi, berpikir, dan merasa dalam menghadapi objek, ide, situasi, atau nilai. Sikap bukan perilaku, tetapi merupakan kecenderungan untuk berperilaku dengan cara- cara tertentu terhadap objek sikap. Objek sikap sendiri dapat berupa benda, orang, tempat, gagasan atau situasi, atau kelompok (Rakhmat. 2003).

Sikap menurut schifman dan Kanuk adalah ekspresi perasaan yang mencerminkan apakah seseorang senang atau tidak senang, suka atau tidak suka dan setuju atau tidak setuju terhadap suatu objek.

Sikap menurut Secard & Backman adalah suatu keteraturan tertentu dalam hal perasaan (afeksi), pemikiran (kognisi), dan predisposisi tindakan (konasi) seseorang terhadap suatu aspek di lingkungan sekitarnya (Azwar, 1995)

Istilah sikap (attitude) pertama sekali dipergunakan oleh Herbert Spencer untuk menunjukkan suatu status mental seseorang. Bagi para ahli komunikasi, sikap dapat memberikan gambaran perilaku komunikan sebelum dan sesudah menerima informasi (Sunarjo, 1997)

2.

Komponen- komponen dalam sikap menurut Azwar ada tiga yakni komponen kognitif, komponen afektif, dan komponen konatif.


(53)

1. Komponen Kognitif

Komponen ini berkaitan dengan keyakinan atau kepercayaan seseorang mengenai objek. Selain itu komponen ini juga tersusun atas dasar pengetahuan yang dimiliki individu tentang objek sikapnya. Pengetahuan ini kemudian akan memberikan keyakinan tertentu dalam diri individu terhadap objek sikap. Jadi komponen kognitif ini akan menjawab pertanyaan apa yang akan dipikirkan atau dipersepsikan tentang objek tertentu, apabila berkaitan dengan masalah isu atau problem yang kontroversial.

2. Komponen Afektif

Komponen ini berkaitan dengan objek perasaan terhadap objek. Dimana komponen ini berkaitan dengan aspek emosional terhadap objek tersebut. Objek tersebut dirasakan sebagai hal yang menyenangkan atau tidak mnyenangkan. Disukai atau tidak disukai. Beban emosional inilah yng memberikan watak tertentu terhadap sikap yaitu watak mantap, tergerak, dan termotivasi.

3.

Menurut Alo Liliweri, subjek dan objek sikap adalah : Subjek dan Objek Sikap

a. Subjek, yaitu orang yang bersikap. Setiap orang boleh mempunyai satu atau beberapa sikap terhadap orang lain. Sekelompok orang, organisasi social dan lain- lain. Sikap ini depengaruhi oleh latar belakang kehidupan socialm antropologis, ekonomi, politik, dan lingkungan kehidupan manusia. Kesimpulannya, sikap terhadap objek tergantung pada factor manusia yang bersikap.

b. Objek sikap, yaitu sikap kita terhadap suatu objek ditentukan oleh ta,pilan objek itu sendiri. Jika tampilan objek itu menarik perhatian maka orang akan mempunyai harapan tertentu dan mendapat kesan tentang objek itu kedalam memori.

4.

Pada dasarnya sikap bukan merupakan suatu pembawaan, melainkan hasil Pembentukan Sikap


(54)

pengalaman besar perananya dalam pembentukan sikap. Sikap sosial terbentuk dari adanya interaksi sosial yang dialami oleh individu. Interaksi sosial mengandung arti lebih daripada sekedar adanya kontak sosial dan hubungan antarindividu sebagai anggota kelompok sosial. Dalam interaksi sosial, terjadi hubungan yang saling mempengaruhi diantara individu yang satu dengan yang lain, terjadi hubungan timbal- balik yang turut mempengaruhi pola perilaku masing-masing individu sebagai anggota masyarakat. Lebih lanjut, interaksi sosial itu meliputi hubungan antarindividu dengan lingkungan fisik maupun lingkungan psikologis di sekelilingnya. Berikut enam faktor yang mempengaruhi pembentukan sikap manusia, yaitu (Azwar, 1997):

a. Pengalaman Pribadi

Apa yang telah kita alami akan ikut membentuk dan mempengaruhi penghayatan kita terhadap stimulus sosial. Tanggapan dapat menjadi salah satu dasar terbentuknya sikap. Untuk menjadi dasar pembentukan sikap, pengalaman pribadi haruslah meninggalkan kesan yang kuat. Karena itu, sikap akan lebih mudah terbentuk apabila pengalaman pribadi tersebut terjadi dalam situasi yang melibatkan factor emosional. . tidak adanya pengalaman sama sekali dengan suatu objek cenderung akan membentuk sikap negative terhadap objek tersebut.

b. Orang Lain Yang Dianggab Penting

Orang lain disekitar kita merupakan salah satu diantara komponen sosial yang ikut mempengaruhi sikap kita. Seseorang yang kita anggab penting, seseorang yang kita harapkan persetujuannya bagi setiap gerak tingkah laku dan pendapat kita. Seseorang yang tdak ingin kita kecewakan, atau seseorang yang berarti khusus bagi kita (significant others), akan banyak mempengaruhi pembentukan sikap kita terhadap sesuatu. Orang- orang yang biasanya dianggab penting bagi individu adalah orang tua, orang yang status sosialnya lebih tinggi, teman sebaya, teman dekat, guru, teman kerja, istri atau suami, dan lain- lain.


(55)

c. Kebudayaan

Kebudayaan dimana kita hidup dan dibesarkan, mempunyai pengaruh yang besar terhadap pembentujan sikap kita. Seorang ahli Psikologi terkenal Burhus Fredic Skinner sangat menekankan pengaruh lingkungan (termasuk kebudayaan) dalam membentuk pribadi seseorang. Kepribadian tidak lain daripada pola perilaku yang konsisten yang menggambarkan sejarah reinforcement (penguatan dan ganjaran) yang kita alami. Tanpa kita sadari kebudayaan telah mewarnai sikap masyarakat, karenakebudayaan juga yang memberi corak pengalaman individu- individu anggota kelompok masyarakat asuhannya.

d. Media Massa

Tugas pokok dari media massa adalah menyampaikan informasi, selain itu juga membawa pula pesan- pesan yang berisi sugesti yang dapat mengarahkan opini seseorang. Adanya informasi baru mengenai sesuatu hal memberikan landasan kognitif baru bagi terbentuknya sikap terhadap hal tersebut. Pesan- pesan sugestif yang dibawa oleh informasi tersebut, apabila cukup kuat akan memberikan dasar afektif dalam menilai sesuatu hal sehingga terbentuklah arah sikap.

e. Lembaga Pendidikan dan Lembaga Agama

Lembaga pendidikan ddan lembaga agama sebagai suatu system mempunyai pengaruh dalam pembentukan sikap dikarenakan keduanya meletakkan dasar pengertan dan konsep moral dalam diri individu. Pemahaman akan baik dan buruk, garis pemisah antara sesuatu yang boleh dan yang tidak boleh dilakukan, diperoleh dari pendidikan dan pusat keagamaan serta ajaran- ajarannya.

f. Faktor Emosional dalam diri Individu

Tidak semua bentuk sikap ditentukan oleh situasi lingkungan dan pengalaman pribadi seseorang. Kadang- kadang, suatu bentuk sikapmerupakan pernyataan yang didasari oleh emosi yang berfungsi semacam, penyaluran frustasi atau pengalihan bentuk mekanisme pertahanan ego, sikap yang demikian dapat


(56)

merupakan sikap yang sementara dan segera berlalu begitu frustasi telah hilang. Akan tetapi dapat pula merupakan sikap yang lebih persisten dan bertahan lama.


(1)

Tabel Skor Data Ranking Tayangan Mata Kamera Di TV One dan Sikap Kepedulian Masyarakat Pada Lingkungan

N0. Res

p

X Y Rx Ry Di = Rx - Ry Di2

01 56 32 1 1,5 -0,5 0,25

02 54 32 2 1,5 0,5 0,25

03 52 31 3,5 3,5 0 0

04 52 31 3,5 3,5 0 0

05 51 30 5,5 6 -0,5 0,25

06 51 30 5,5 6 -0,5 0,25

07 50 30 8 6 2 4

08 50 29 8 9 -1 1

09 50 29 8 9 -1 1

10 49 29 11 9 2 4

11 49 28 11 14,5 -3,5 12,25

12 49 28 11 14,5 -3,5 12,25

13 48 28 14 14,5 -0,5 0,25

14 48 28 14 14,5 -0,5 0,25

15 48 28 14 14,5 -0,5 0,25

16 47 28 16 14,5 1,5 2,25

17 46 28 19,5 14,5 5 25

18 46 28 19,5 14,5 5 25

19 46 27 19,5 19,5 0 0

20 46 27 19,5 19,5 0 0

21 46 26 19,5 24,5 -5 25

22 46 26 19,5 24,5 -5 25

23 45 26 25 24,5 0,5 0,25

24 45 26 25 24,5 0,5


(2)

26 45 26 25 24,5 0,5 0,25

27 45 26 25 24,5 0,5 0,25

28 44 26 28 24,5 3,5 12,25

29 43 25 31,5 33 -1,5 2,25

30 43 25 31,5 33 -1,5 2,25

31 43 25 31,5 33 -1,5 2,25

32 43 25 31,5 33 -1,5 2,25

33 43 25 31,5 33 -1,5 2,25

34 43 25 31,5 33 -1,5 2,25

35 42 25 39 33 6 36

36 42 25 39 33 6 36

37 42 25 39 33 6 36

38 42 24 39 45 -6 36

39 42 24 39 45 -6 36

40 42 24 39 45 -6 36

41 42 24 39 45 -6 36

42 42 24 39 45 -6 36

43 42 24 39 45 -6 36

44 41 24 47 45 2 4

45 41 24 47 45 2 4

46 41 24 47 45 2 4

47 41 24 47 45 2 4

48 41 24 47 45 2 4

49 41 24 47 45 2 4

50 41 24 47 45 2 4

51 40 24 58 45 13 169

52 40 24 58 45 13 169

53 40 23 58 61 -3 9

54 40 23 58 61 -3 9

55 40 23 58 61 -3 9


(3)

57 40 23 58 61 -3 9

58 40 23 58 61 -3 9

59 40 23 58 61 -3 9

60 40 23 58 61 -3 9

61 40 23 58 61 -3 9

62 40 23 58 61 -3 9

63 40 23 58 61 -3 9

64 40 23 58 61 -3 9

65 40 23 58 61 -3 9

66 39 23 69 61 8 64

67 39 23 69 61 8 64

68 39 23 69 61 8 64

69 39 23 69 61 8 64

70 39 22 69 73 -4 16

71 39 22 69 73 -4 16

72 39 22 69 73 -4 16

73 38 22 74 73 1 1

74 38 22 74 73 1 1

75 38 22 74 73 1 1

76 37 22 79 73 6 36

77 37 21 79 80 -1 1

78 37 21 79 80 -1 1

79 37 21 79 80 -1 1

80 37 21 79 80 -1 1

81 37 21 79 80 -1 1

82 37 21 79 80 -1 1

83 36 21 83,5 80 3,5 12,25

84 36 20 83,5 86 -2,5 6,25

85 35 20 85,5 86 -0,5 0,25

86 35 20 85,5 86 -0,5 0,25


(4)

88 34 20 87,5 86 1,5 2,25

89 33 19 89,5 90,5 -1 1

90 33 19 89,5 90,5 -1 1

91 33 19 89,5 90,5 1 1

92 33 19 89,5 90,5 1 1

93 32 18 93 93,5 -0,5 0,25

94 31 18 94,5 93,5 1 1

95 31 17 94,5 95 -0,5 0,25

96 29 16 97 96 1 1

97 29 15 97 97 0 0

98 29 14 97 98,5 -1,5 2,25

99 29 14 99 98,5 0,5 0,25


(5)

BIODATA I. Data Pribadi

Nama : Poltak Dobdy Purbatua Manik Tempat Tanggal Lahir : Pematangsiantar, 08 Maret 1985

Alamat : Jl. Gitar No. 2A Pasar II Kelurahan Titi Rante, Medan

Agama : Kristen Protestan

II. Pendidikan

1. SD RK Cinta Rakyat 2 Pematangsiantar 2. SLTP RK Cinta Rakyat 1 Pematangsiantar 3. SMU RK Budi Mulia Pematangsiantar 4. D-III Bahasa Jepang USU

5. Ilmu komunikasi FISIP USU

III. Nama Orang Tua

1. Ayah : Hotner Manik 2. Ibu : Nuratta Sinurat

IV. Nama Saudara

1. Queen Margaretha Leliana Manik 2. Novelin Manik

3. Mabel Faber Manik 4. Cory Apriansi Manik


(6)

DEPARTEMEN ILMU KOMUNIKASI

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UIVERSITAS SUMATERA UTARA

Jl. Dr. A. Sofyan No.1 Telp. (061)8217168

NAMA : Poltak Dobdy Purbatua Manik LEMBAR CATATAN BIMBINGAN SKRIPSI

NIM : 070922062

PEMBIMBING : Dra. Dayana, M.Si

NO TGL

PERTEMUAN PEMBAHASAN

PARAF PEMBIMBING 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

18 Agustus 2009 1 September 2009

8 September 2009 29 September

2009 7 Oktober 2009 13 Oktober 2009 14 Oktober 2009 26 Oktober 2009

14 Desember 2009 15 Desember 2009 16 Desember 2009 19 Desember 2009 Seminar Proposal Perbaikan seminar Proposal

dan Penyerahan BAB I Penyerahan Perbaikan BAB I

Penyerahan BAB II Penyerahan Perbaikan BAB

III

Penyerahan Kuesioner Penyerahan Perbaikan

Kuesioner ACC Kuesioner I Penyerahan BABIV Penyerahan Perbaikan BAB

IV

Penyerahan BAB V ACC Skripsi


Dokumen yang terkait

Tayangan otomotif SmartDrive dan Minat Menonton (Studi Korelasional Pengaruh Tayangan Otomotif SmartDrive di Metro TV terhadap Minat menonton di Kalangan Masyarakat Lingkungan VI Kelurahan Pangkalan Mashyur, Kecamatan Medan Johor di Kota Medan)

2 40 97

Tayangan Kriminal “Reportase Investigasi” Terhadap Tingkat Kewaspadaan Masyarakat (Studi Korelasional antara Tayangan Kriminal “Reportase Investigasi”di Trans TV terhadap Tingkat Kewaspadaan Masyarakat di Perumnas Mandala Kelurahan Kenangan Baru Meda

6 47 116

Tayangan Koper Dan Ransel Dan Sikap Mahasiswa (Studi Korelasional Pengaruh Tayangan Koper dan Ransel di Trans TV terhadap Sikap Mahasiswa FISIP-USU)

0 39 124

Tayangan Bom JW Marriot Dan Sikap Masyarakat (Studi Korelasional Hubungan Tayangan Bom Bunuh Diri JW Marriot di TV One dan Sikap Masyarakat)

1 31 106

Tayangan &quot;Koper Dan Ransel&quot; Dan Minat Wisata (Studi Korelasional tentang Pengaruh Tayangan Koper dan Ransel di TRANS TV terhadap Minat Wisata Masyarakat Kelurahan Denai Kecamatan Medan Denai)

0 97 108

OPINI MASYARAKAT TENTANG TAYANGAN MATA LELAKI DI TRANS 7 (Studi Deskriptif Opini Masyarakat Surabaya Tentang Tayangan Mata Lelaki Di Trans 7).

0 2 80

SIKAP MASYARAKAT SURABAYA TENTANG TAYANGAN KEKERASAN DI TELEVISI (Studi Deskritif Sikap Masyarakat Surabaya Tentang Tayangan Kekerasan di Program Berita Liputan 6 Siang di SCTV).

0 3 73

SIKAP MASYARAKAT TENTANG TAYANGAN SINETRON ISLAM KTP (Studi Deskriptif Sikap Masyarakat Surabaya Terhadap Tayangan Sinetron Islam KTP Berdasarkan Tingkat Pendidikan).

0 0 77

SIKAP MASYARAKAT SURABAYA TENTANG - SIKAP MASYARAKAT SURABAYA TENTANG TAYANGAN KEKERASAN DI TELEVISI (Studi Deskritif Sikap Masyarakat Surabaya Tentang Tayangan Kekerasan di Program Berita Liputan 6 Siang di SCTV)

0 0 18

OPINI MASYARAKAT TENTANG TAYANGAN MATA LELAKI DI TRANS 7 (Studi Deskriptif Opini Masyarakat Surabaya Tentang Tayangan Mata Lelaki Di Trans 7)

0 0 18