Setelah mempelajari materi ini, mahasiswa diharapkan mampu:
Operasi
Morfologi
Kartika Firdausy - UAD
pvisual@ee.uad.ac.id
blog.uad.ac.id/kartikaf
Teknik Pengolahan Citra
Setelah mempelajari materi ini,
mahasiswa diharapkan mampu:
mengidentifikasi prosedur operasi morfologi
menerapkan berbagai teknik pada operasi morfologi
yaitu pencarian batas/kontur, dilasi, erosi, penutupan,
pembukaan, pengisian, dan pelabelan
menerapkan teknik skeletonisasi untuk pengenalan
pola
Teknik Pengolahan Citra
Operasi Morfologi
didasarkan pada bentuk segmen atau
region dalam citra
segmen obyek yang menjadi perhatian
Segmentasi
membedakan antara obyek dan latar
operasi pengambangan
Teknik Pengolahan Citra
Nilai biner dari citra hasil merepresentasikan 2 keadaan:
obyek
bukan obyek (latar)
titik obyek : hitam (nilai 0)
titik latar : putih (nilai 1)
Hasil operasi morfologi dapat dimanfaatkan untuk
pengambilan keputusan dengan analisis lebih lanjut
Teknik Pengolahan Citra
Operasi ini antara lain meliputi:
pencarian batas/kontur,
dilasi,
erosi,
penutupan (closing),
pembukaan (opening),
pengisian (filling),
pelabelan,
pengerangkaan (skeletonization)
Teknik Pengolahan Citra
didasarkan pada nilai-nilai dari
tetangga langsung di sekeliling titik
obyek yang ditinjau
(Moore
neighborhood)
Teknik Pengolahan Citra
operasi terhubung-4
(4-connected)
p2
tetangga yang diperhatikan
hanya yang langsung
bersebelahan,
yaitu titik di sebelah kiri,
kanan, atas dan bawah,
p8
p1
operasi terhubung-8
(8-connected)
p6
p8
p1
tetangga diagonalnya
diikutsertakan
p6
Teknik Pengolahan Citra
p3
p1
p4
p6
p5
p9
p2
p3
p8
p1
p4
p7
p6
p5
p4
p2
p2
p4
Beberapa definisi yang dipakai dalam operasi morfologi:
Titik obyek, adalah titik yang merupakan bagian dari
obyek (p1 = obyek)
Titik latar, adalah titik yang merupakan bagian dari latar
(p1 = latar)
B(p1) = banyaknya tetangga dari p1 yang merupakan
titik obyek
A(p1) = banyaknya pola “latar, obyek” untuk urutan p2p4-p6-p8-p2 pada operasi terhubung-4 atau urutan p2p3-p4-p5-p6-p7-p8-p9-p2 pada operasi terhubung-8.
Titik terisolasi, adalah titik obyek yang semua
tetangganya adalah titik latar. B(p1) = 0.
Teknik Pengolahan Citra
Titik ujung, adalah titik obyek yang mempunyai tepat
sebuah tetangga yang merupakan titik obyek juga.
B(p1) = 1.
Titik batas, adalah titik obyek yang salah satu atau
lebih tetangganya adalah titik latar. B(p1) < 4 pada
operasi terhubung-4 dan B(p1) < 8 pada operasi
terhubung-8. Apabila semua titik tetangganya adalah
titik obyek maka dapat dipastikan titik tersebut berada
di dalam obyek (bukan titik batas).
Titik simpel, adalah titik obyek yang jika diubah
menjadi titik latar maka tidak mengubah kondisi
hubungan antar titik-titik obyek tetangganya.
Teknik Pengolahan Citra
Sebagai ilustrasi, pandang contoh berikut dengan
menggunakan nilai 0 untuk titik obyek dan 1 untuk titik latar
Terhubung 4
1
0
1
1
Terhubung 8
1
1
1
1
0
1
1
1
1
Titik terisolasi
1
1
1
0
1
1
0
1
0
1
0
Teknik Pengolahan Citra
Titik batas
Titik batas
0
1
0
0
0
0
0
1
Terhubung 4
1
0
1
1
1
0
0
0
0
0
1
1
0
0
0
0
0
1
0
0
Terhubung 8
Teknik Pengolahan Citra
Pencarian Batas/Kontur
Menentukan batas/kontur dari segmen obyek
Dilakukan terhadap titik-titik obyek
Algoritma untuk operasi pencarian batas citra
Set citra hasil sama dengan citra asal
Untuk semua titik dalam citra asal:
Cek apakah titik tersebut titik obyek
Jika ya cek apakah titik tersebut adalah titik batas
Jika ya maka titik tersebut tetap titik obyek
Jika tidak maka ubah titik pada citra hasil menjadi titik latar
Jika tidak maka lanjutkan
Teknik Pengolahan Citra
Hasil operasi pencarian batas
Citra asli
Citra batas
terhubung-4
Teknik Pengolahan Citra
Citra batas
terhubung-8
Dilasi
memperbesar ukuran segmen obyek dengan menambah lapisan di
sekeliling obyek
2 cara :
1. mengubah semua titik latar yang bertetangga dengan titik batas
menjadi titik obyek (set setiap titik yang tetangganya adalah titik
obyek menjadi titik obyek)
2. mengubah semua titik di sekeliling titik batas menjadi titik obyek,
(set semua titik tetangga sebuah titik obyek menjadi titik obyek)
Algoritma untuk operasi dilasi citra biner
Untuk semua titik dalam citra
Cek apakah tersebut titik obyek
Jika ya maka ubah semua tetangganya menjadi titik obyek
Jika tidak maka lanjutkan
Teknik Pengolahan Citra
Hasil operasi dilasi
Citra asli
Citra dilasi
terhubung-4
Citra dilasi
terhubung-8
Teknik Pengolahan Citra
Erosi
kebalikan dari operasi dilasi
ukuran obyek diperkecil dengan mengikis sekeliling obyek.
2 cara:
1. mengubah semua titik batas menjadi titik latar
2. set semua titik di sekeliling titik latar menjadi titik latar
Algoritma untuk operasi erosi citra biner
Untuk semua titik dalam citra
Cek apakah tersebut titik latar
Jika ya maka ubah semua tetangganya menjadi titik latar
Jika tidak maka lanjutkan
Teknik Pengolahan Citra
Hasil operasi erosi
Citra asli
Citra erosi
terhubung-4
Citra erosi
terhubung-8
Teknik Pengolahan Citra
Penutupan (Closing)
kombinasi antara operasi dilasi dan erosi yang dilakukan
secara berurutan.
menutup atau menghilangkan lubang-lubang kecil yang
ada dalam segmen obyek.
menggabungkan 2 segmen obyek yang saling
berdekatan (menutup sela antara 2 obyek yang sangat
berdekatan).
dapat dilakukan dalam beberapa rangkaian dilasi-erosi
(misalnya 3 kali dilasi, lalu 3 kali erosi) apabila ukuran
lubang atau jarak antar obyek cukup besar.
Teknik Pengolahan Citra
Hasil operasi penutupan (closing)
Citra asli
Citra closing
terhubung-4
Teknik Pengolahan Citra
Citra closing
terhubung-8
Pembukaan (Opening)
kombinasi antara operasi erosi dan dilasi
yang dilakukan secara berurutan,
memutus bagian-bagian dari obyek yang
hanya terhubung dengan 1 atau 2 buah
titik saja.
untuk menghilangkan obyek yang sangat
kecil
Teknik Pengolahan Citra
Hasil operasi pembukaan
(opening)
Citra asli
Citra opening
terhubung-4
Teknik Pengolahan Citra
Citra opening
terhubung-8
Pengisian (Filling)
kebalikan dari operasi pencarian batas citra
citra masukan adalah citra batas/kontur
kemudian dilakukan pengisian sehingga
diperoleh segmen obyek yang pejal/solid
tentukan titik awal pengisian yang terletak di
dalam obyek
kemudian bergerak ke arah titik-titik tetangganya
operasi dilakukan secara rekursif
berhenti jika sampai di batas obyek.
Teknik Pengolahan Citra
Algoritma untuk operasi pengisian citra
secara terhubung-4
Tentukan titik awal pengisian di dalam obyek yang akan diisi
/* berikut adalah bagian rekursif */
Set titik tersebut menjadi titik obyek
Cek apakah titik tetangga atasnya adalah titik latar
Jika ya maka lakukan hal yang sama untuk titik tersebut
Jika tidak maka lanjutkan
Cek apakah titik tetangga kanannya adalah titik latar
Cek apakah titik tetangga bawahnya adalah titik latar
Jika ya maka lakukan hal yang sama untuk titik tersebut
Jika tidak maka lanjutkan
Jika ya maka lakukan hal yang sama untuk titik tersebut
Jika tidak maka lanjutkan
Cek apakah titik tetangga kirinya adalah titik latar
Jika ya maka lakukan hal yang sama untuk titik tersebut
Jika tidak maka lanjutkan
Teknik Pengolahan Citra
Hasil operasi pengisian terhubung-4
Citra asli
pengisian mulai
pengisian mulai
dari titik A
dari titik B
Teknik Pengolahan Citra
Pelabelan Obyek
untuk membedakan antara sebuah obyek dengan obyek yang lain
hampir mirip dengan operasi pengisian, yakni menggunakan teknik
rekursi.
mula-mula dideteksi lokasi sebuah titik yang merupakan bagian dari
sebuah obyek
lakukan pengisian dengan suatu nilai (label) terhadap obyek
tersebut dari lokasi tersebut sampai menemui batas luarnya
(menabrak titik latar)
lanjutkan mendeteksi lokasi yang merupakan titik obyek namun
belum terisi oleh operasi tadi atau belum diberi label
lakukan pengisian lagi dengan nilai label yang berbeda
ulangi sampai semua titik dalam citra tersebut diperiksa
Teknik Pengolahan Citra
Hasil operasi pelabelan terhubung-4
Citra asli
Citra hasil
Teknik Pengolahan Citra
Pengerangkaan (Skeletonization)
proses pengikisan sebuah obyek sebanyak mungkin dengan tetap
mempertahankan bentuk umum dari polanya
Sifat
1. Ketipisan: kerangka obyek berukuran setipis mungkin (1
atau 2 titik)
2. Konektivitas: kerangka dari suatu obyek terhubung satu
sama lain sesuai dengan topologi pola aslinya
3. Posisi: letak kerangka berada tepat di tengah obyek
4. Stabilitas: setelah suatu bagian kerangka diperoleh,
maka bagian tersebut tidak akan terkikis lagi oleh
operasi pengikisan berikutnya
Teknik Pengolahan Citra
Algoritma Hilditch
1.) 2 ≤ B(p1) ≤ 6
p1
(a) B(p1) = 0
p1
p1
p1
(b) B(p1) = 1
(c) B(p1) = 7
(d) B(p1) =8
Teknik Pengolahan Citra
Algoritma Hilditch
2.) A(p1) =1
Contoh titik yang tidak memenuhi kriteria 2 algoritma Hilditch
p1
(a)
A(p1) = 2
p1
(b) A(p1) = 2
Teknik Pengolahan Citra
p1
(c) A(p1) = 3
Algoritma Hilditch
3.) p2, p4, atau p8 ada yang merupakan titik latar, atau A(p2) ≠ 1
untuk menghindarkan terhapusnya garis horisontal
dengan lebar 2 titik
p2
p8
p1
p2
p4
p8
(a) garis vertikal
berlebar 2 titik
p1
p2
p4
(b) p2, p4, p8 ≠ latar
A(p2) ≠ 1
p8
p1
(c) p2, p4, atau p8 = latar
A(p2) = 1
Contoh titik pada kriteria 3 algoritma Hilditch (yang tidak dihapus)
Teknik Pengolahan Citra
p4
Algoritma Hilditch
4.) p2, p4, atau p6 ada yang merupakan titik latar, atau A(p4) ≠ 1
untuk menghindarkan terhapusnya garis vertikal dengan lebar 2 titik
p2
p1
p2
p4
p6
(a) garis vertikal
berlebar 2 titik
p1
p2
p4
p6
(b) p2, p4, p6 ≠ latar
A(p4) ≠ 1
p1
p4
p6
(c) p2, p4, atau p6 = latar
A(p4) = 1
Contoh titik pada kriteria 4 algoritma Hilditch (yang tidak
dihapus)
Teknik Pengolahan Citra
Referensi
Firdausy, K, 2003, Diktat Kuliah Teknik
Pengolahan Citra, Program Studi Teknik Elektro,
Universitas Ahmad Dahlan
Castleman, K.R., 1996, Digital Image Processing,
Prentice-Hall,Inc., New Jersey
Jain, A.K., 1989, Fundamental of Digital Image
Processing, Prentice-Hall,Inc., New Jersey
I.T. Young, J.J. Gerbrands, L.J. van Vliet, Image
Processing Fundamentals,
http://www.ph.tn.tudelft.nl/Courses/FIP/
Teknik Pengolahan Citra
Morfologi
Kartika Firdausy - UAD
pvisual@ee.uad.ac.id
blog.uad.ac.id/kartikaf
Teknik Pengolahan Citra
Setelah mempelajari materi ini,
mahasiswa diharapkan mampu:
mengidentifikasi prosedur operasi morfologi
menerapkan berbagai teknik pada operasi morfologi
yaitu pencarian batas/kontur, dilasi, erosi, penutupan,
pembukaan, pengisian, dan pelabelan
menerapkan teknik skeletonisasi untuk pengenalan
pola
Teknik Pengolahan Citra
Operasi Morfologi
didasarkan pada bentuk segmen atau
region dalam citra
segmen obyek yang menjadi perhatian
Segmentasi
membedakan antara obyek dan latar
operasi pengambangan
Teknik Pengolahan Citra
Nilai biner dari citra hasil merepresentasikan 2 keadaan:
obyek
bukan obyek (latar)
titik obyek : hitam (nilai 0)
titik latar : putih (nilai 1)
Hasil operasi morfologi dapat dimanfaatkan untuk
pengambilan keputusan dengan analisis lebih lanjut
Teknik Pengolahan Citra
Operasi ini antara lain meliputi:
pencarian batas/kontur,
dilasi,
erosi,
penutupan (closing),
pembukaan (opening),
pengisian (filling),
pelabelan,
pengerangkaan (skeletonization)
Teknik Pengolahan Citra
didasarkan pada nilai-nilai dari
tetangga langsung di sekeliling titik
obyek yang ditinjau
(Moore
neighborhood)
Teknik Pengolahan Citra
operasi terhubung-4
(4-connected)
p2
tetangga yang diperhatikan
hanya yang langsung
bersebelahan,
yaitu titik di sebelah kiri,
kanan, atas dan bawah,
p8
p1
operasi terhubung-8
(8-connected)
p6
p8
p1
tetangga diagonalnya
diikutsertakan
p6
Teknik Pengolahan Citra
p3
p1
p4
p6
p5
p9
p2
p3
p8
p1
p4
p7
p6
p5
p4
p2
p2
p4
Beberapa definisi yang dipakai dalam operasi morfologi:
Titik obyek, adalah titik yang merupakan bagian dari
obyek (p1 = obyek)
Titik latar, adalah titik yang merupakan bagian dari latar
(p1 = latar)
B(p1) = banyaknya tetangga dari p1 yang merupakan
titik obyek
A(p1) = banyaknya pola “latar, obyek” untuk urutan p2p4-p6-p8-p2 pada operasi terhubung-4 atau urutan p2p3-p4-p5-p6-p7-p8-p9-p2 pada operasi terhubung-8.
Titik terisolasi, adalah titik obyek yang semua
tetangganya adalah titik latar. B(p1) = 0.
Teknik Pengolahan Citra
Titik ujung, adalah titik obyek yang mempunyai tepat
sebuah tetangga yang merupakan titik obyek juga.
B(p1) = 1.
Titik batas, adalah titik obyek yang salah satu atau
lebih tetangganya adalah titik latar. B(p1) < 4 pada
operasi terhubung-4 dan B(p1) < 8 pada operasi
terhubung-8. Apabila semua titik tetangganya adalah
titik obyek maka dapat dipastikan titik tersebut berada
di dalam obyek (bukan titik batas).
Titik simpel, adalah titik obyek yang jika diubah
menjadi titik latar maka tidak mengubah kondisi
hubungan antar titik-titik obyek tetangganya.
Teknik Pengolahan Citra
Sebagai ilustrasi, pandang contoh berikut dengan
menggunakan nilai 0 untuk titik obyek dan 1 untuk titik latar
Terhubung 4
1
0
1
1
Terhubung 8
1
1
1
1
0
1
1
1
1
Titik terisolasi
1
1
1
0
1
1
0
1
0
1
0
Teknik Pengolahan Citra
Titik batas
Titik batas
0
1
0
0
0
0
0
1
Terhubung 4
1
0
1
1
1
0
0
0
0
0
1
1
0
0
0
0
0
1
0
0
Terhubung 8
Teknik Pengolahan Citra
Pencarian Batas/Kontur
Menentukan batas/kontur dari segmen obyek
Dilakukan terhadap titik-titik obyek
Algoritma untuk operasi pencarian batas citra
Set citra hasil sama dengan citra asal
Untuk semua titik dalam citra asal:
Cek apakah titik tersebut titik obyek
Jika ya cek apakah titik tersebut adalah titik batas
Jika ya maka titik tersebut tetap titik obyek
Jika tidak maka ubah titik pada citra hasil menjadi titik latar
Jika tidak maka lanjutkan
Teknik Pengolahan Citra
Hasil operasi pencarian batas
Citra asli
Citra batas
terhubung-4
Teknik Pengolahan Citra
Citra batas
terhubung-8
Dilasi
memperbesar ukuran segmen obyek dengan menambah lapisan di
sekeliling obyek
2 cara :
1. mengubah semua titik latar yang bertetangga dengan titik batas
menjadi titik obyek (set setiap titik yang tetangganya adalah titik
obyek menjadi titik obyek)
2. mengubah semua titik di sekeliling titik batas menjadi titik obyek,
(set semua titik tetangga sebuah titik obyek menjadi titik obyek)
Algoritma untuk operasi dilasi citra biner
Untuk semua titik dalam citra
Cek apakah tersebut titik obyek
Jika ya maka ubah semua tetangganya menjadi titik obyek
Jika tidak maka lanjutkan
Teknik Pengolahan Citra
Hasil operasi dilasi
Citra asli
Citra dilasi
terhubung-4
Citra dilasi
terhubung-8
Teknik Pengolahan Citra
Erosi
kebalikan dari operasi dilasi
ukuran obyek diperkecil dengan mengikis sekeliling obyek.
2 cara:
1. mengubah semua titik batas menjadi titik latar
2. set semua titik di sekeliling titik latar menjadi titik latar
Algoritma untuk operasi erosi citra biner
Untuk semua titik dalam citra
Cek apakah tersebut titik latar
Jika ya maka ubah semua tetangganya menjadi titik latar
Jika tidak maka lanjutkan
Teknik Pengolahan Citra
Hasil operasi erosi
Citra asli
Citra erosi
terhubung-4
Citra erosi
terhubung-8
Teknik Pengolahan Citra
Penutupan (Closing)
kombinasi antara operasi dilasi dan erosi yang dilakukan
secara berurutan.
menutup atau menghilangkan lubang-lubang kecil yang
ada dalam segmen obyek.
menggabungkan 2 segmen obyek yang saling
berdekatan (menutup sela antara 2 obyek yang sangat
berdekatan).
dapat dilakukan dalam beberapa rangkaian dilasi-erosi
(misalnya 3 kali dilasi, lalu 3 kali erosi) apabila ukuran
lubang atau jarak antar obyek cukup besar.
Teknik Pengolahan Citra
Hasil operasi penutupan (closing)
Citra asli
Citra closing
terhubung-4
Teknik Pengolahan Citra
Citra closing
terhubung-8
Pembukaan (Opening)
kombinasi antara operasi erosi dan dilasi
yang dilakukan secara berurutan,
memutus bagian-bagian dari obyek yang
hanya terhubung dengan 1 atau 2 buah
titik saja.
untuk menghilangkan obyek yang sangat
kecil
Teknik Pengolahan Citra
Hasil operasi pembukaan
(opening)
Citra asli
Citra opening
terhubung-4
Teknik Pengolahan Citra
Citra opening
terhubung-8
Pengisian (Filling)
kebalikan dari operasi pencarian batas citra
citra masukan adalah citra batas/kontur
kemudian dilakukan pengisian sehingga
diperoleh segmen obyek yang pejal/solid
tentukan titik awal pengisian yang terletak di
dalam obyek
kemudian bergerak ke arah titik-titik tetangganya
operasi dilakukan secara rekursif
berhenti jika sampai di batas obyek.
Teknik Pengolahan Citra
Algoritma untuk operasi pengisian citra
secara terhubung-4
Tentukan titik awal pengisian di dalam obyek yang akan diisi
/* berikut adalah bagian rekursif */
Set titik tersebut menjadi titik obyek
Cek apakah titik tetangga atasnya adalah titik latar
Jika ya maka lakukan hal yang sama untuk titik tersebut
Jika tidak maka lanjutkan
Cek apakah titik tetangga kanannya adalah titik latar
Cek apakah titik tetangga bawahnya adalah titik latar
Jika ya maka lakukan hal yang sama untuk titik tersebut
Jika tidak maka lanjutkan
Jika ya maka lakukan hal yang sama untuk titik tersebut
Jika tidak maka lanjutkan
Cek apakah titik tetangga kirinya adalah titik latar
Jika ya maka lakukan hal yang sama untuk titik tersebut
Jika tidak maka lanjutkan
Teknik Pengolahan Citra
Hasil operasi pengisian terhubung-4
Citra asli
pengisian mulai
pengisian mulai
dari titik A
dari titik B
Teknik Pengolahan Citra
Pelabelan Obyek
untuk membedakan antara sebuah obyek dengan obyek yang lain
hampir mirip dengan operasi pengisian, yakni menggunakan teknik
rekursi.
mula-mula dideteksi lokasi sebuah titik yang merupakan bagian dari
sebuah obyek
lakukan pengisian dengan suatu nilai (label) terhadap obyek
tersebut dari lokasi tersebut sampai menemui batas luarnya
(menabrak titik latar)
lanjutkan mendeteksi lokasi yang merupakan titik obyek namun
belum terisi oleh operasi tadi atau belum diberi label
lakukan pengisian lagi dengan nilai label yang berbeda
ulangi sampai semua titik dalam citra tersebut diperiksa
Teknik Pengolahan Citra
Hasil operasi pelabelan terhubung-4
Citra asli
Citra hasil
Teknik Pengolahan Citra
Pengerangkaan (Skeletonization)
proses pengikisan sebuah obyek sebanyak mungkin dengan tetap
mempertahankan bentuk umum dari polanya
Sifat
1. Ketipisan: kerangka obyek berukuran setipis mungkin (1
atau 2 titik)
2. Konektivitas: kerangka dari suatu obyek terhubung satu
sama lain sesuai dengan topologi pola aslinya
3. Posisi: letak kerangka berada tepat di tengah obyek
4. Stabilitas: setelah suatu bagian kerangka diperoleh,
maka bagian tersebut tidak akan terkikis lagi oleh
operasi pengikisan berikutnya
Teknik Pengolahan Citra
Algoritma Hilditch
1.) 2 ≤ B(p1) ≤ 6
p1
(a) B(p1) = 0
p1
p1
p1
(b) B(p1) = 1
(c) B(p1) = 7
(d) B(p1) =8
Teknik Pengolahan Citra
Algoritma Hilditch
2.) A(p1) =1
Contoh titik yang tidak memenuhi kriteria 2 algoritma Hilditch
p1
(a)
A(p1) = 2
p1
(b) A(p1) = 2
Teknik Pengolahan Citra
p1
(c) A(p1) = 3
Algoritma Hilditch
3.) p2, p4, atau p8 ada yang merupakan titik latar, atau A(p2) ≠ 1
untuk menghindarkan terhapusnya garis horisontal
dengan lebar 2 titik
p2
p8
p1
p2
p4
p8
(a) garis vertikal
berlebar 2 titik
p1
p2
p4
(b) p2, p4, p8 ≠ latar
A(p2) ≠ 1
p8
p1
(c) p2, p4, atau p8 = latar
A(p2) = 1
Contoh titik pada kriteria 3 algoritma Hilditch (yang tidak dihapus)
Teknik Pengolahan Citra
p4
Algoritma Hilditch
4.) p2, p4, atau p6 ada yang merupakan titik latar, atau A(p4) ≠ 1
untuk menghindarkan terhapusnya garis vertikal dengan lebar 2 titik
p2
p1
p2
p4
p6
(a) garis vertikal
berlebar 2 titik
p1
p2
p4
p6
(b) p2, p4, p6 ≠ latar
A(p4) ≠ 1
p1
p4
p6
(c) p2, p4, atau p6 = latar
A(p4) = 1
Contoh titik pada kriteria 4 algoritma Hilditch (yang tidak
dihapus)
Teknik Pengolahan Citra
Referensi
Firdausy, K, 2003, Diktat Kuliah Teknik
Pengolahan Citra, Program Studi Teknik Elektro,
Universitas Ahmad Dahlan
Castleman, K.R., 1996, Digital Image Processing,
Prentice-Hall,Inc., New Jersey
Jain, A.K., 1989, Fundamental of Digital Image
Processing, Prentice-Hall,Inc., New Jersey
I.T. Young, J.J. Gerbrands, L.J. van Vliet, Image
Processing Fundamentals,
http://www.ph.tn.tudelft.nl/Courses/FIP/
Teknik Pengolahan Citra