SCREENING FITOKIMIA EKSTRAK POLAR DAUN TUMBUHAN TALI GURITA (FAMILY CUCURBITACEAE) YANG BERPOTENSI SEBAGAI ANTIDIABETES Sukarti

Jurnal Dinamika, September 2016, halaman 9 -15
P-ISSN: 2087 – 7889
E-ISSN: 2503 – 4863

Vol. 07. No.2

SCREENING FITOKIMIA EKSTRAK POLAR DAUN TUMBUHAN TALI GURITA
(FAMILY CUCURBITACEAE) YANG BERPOTENSI SEBAGAI ANTIDIABETES
Sukarti
Program Studi Kimia Fakultas Sains
Universitas Cokroaminoto Palopo
Email: [email protected]
ABSTRAK
Salah satu tumbuhan Indonesia yang banyak dimanfaatkan oleh masyarakat luwu (Sulawesi
Selatan) untuk mengobati penyakit diabetes adalah tumbuhan tali gurita (family cucurbetaceae).
Sampai saat ini belum diketahui adanya penelitian tentang kandungan senyawa bioaktif dari
tumbuhan tersebut, Penelitian ini bertujuan untuk memberikan informasi ilmiah tentang
kandungan metabolit sekunder tumbuhan tali gurita. Penelitian ini dilakukan melalui metode
pengumpulan sampel, maserasi, dan ekstraksi tumbuhan tali gurita. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa tumbuhan tali gurita memiliki senyawa alkaloid, steroid, saponin, fenolik
dan flavanoid. Adanya kandungan alkaloid yang dominan menjadi rujukan bahwa tumbuhan ini

memang berpotensi sebagai obat.
Kata kunci : Cucurbitaceae, diabetes, ekstraksi, fitokimia, maserasi
PENDAHULUAN1

pada tahun 2013, dan jumlah tersebut

Diabetes mellitus

adalah penyakit

diperkirakan akan meningkat menjadi 592

menahun

akibat

juta orang pada tahun 2035 (kemenkes,

memproduksi


cukup

2014).

gangguan

metabolic

pankreas

tidak

Penderita

penyakit

diabetes

di


hormone insulin yang berfungsi mengatur

Indonesia

kesetimbangan kadar gula darah, sehingga

2013, yang merupakan jumlah ke-empat

menyebabkan

terbanyak di Asia dan nomor-7 di dunia.

konsentrasi

terjadinya
glukosa

di

peningkatan

dalam

darah

Sebagain

mencapai 8,5 juta pada tahun

besar

penyakit

diabetes

Berdasarkan

estimasi

menyebabkan cacat fisik akibat amputasi


(International

Diabetes

karena luka yang sulit untuk disembuhkan,

Federation) 2014, terdapat 382 juta orang

komplikasi penyakit, dan bahkan berujung

yang menderita penyakit diabetes di dunia

pada kematian (Kemenkes, 2014).

(hiperglikemia).
terakhir

IDF

Diabetes mellitus dapat menimbulkan

beberapa

macam

penyakit

komplikasi
9

Sukarti (2016)
seperti

hipertensi,

hiperlipidemia.

dan

neuropathy


Munculnya

Melalui

pendekatan

kemotaksonomi,

penyakit

tumbuhan dengan family yang sama akan

komplikasi dari diabetes dapat dicegah,

mempunyai kemiripan sifat senyawa yang

ditunda,

dikandungnya. Oleh karena itu, diperlukan


atau

diperlambat

dengan

mengendalikan kadar gula darah. Berbagai

suatu

cara dapat dilakukan yakni menjalani cara

metabolit sekunder dan bioaktifitas ekstrak

hidup sehat, makan teratur, dan penggunaan

polar daun tumbuhan bilajang sebagai

suplemen atau mengkonsumsi obat-obat


antidiabetes. Jika benar positif memliki

tertentu baik herbal/tradisional maupun obat

potensi sebagai obat, maka akan dilanjutkan

paten/generic, yang dapat menyeimbangkan

kearah isolasi senyawa murni.

kadar

TINJAUAN PUSTAKA

gula

tumbuhan

dalam
tropis


dimanfaatkan

oleh

darah.

Salah

satu

penelitian

tentang

Indonesia

yang

Beberapa


family

masyarakat

luwu

mengandung

senyawa

kandungan

Cucurbitaceae
aktif

seperti

(Sulawesi selatan) sebagai obat untuk

Cucurbita moschata (Labu tanah/Pumpkin)

diabetes adalah tumbuhan tali gurita atau

yang dimanfaatkan sebagai sayuran juga

bilajang bulu (luwu)..

mempunyai efek farmakologi sebagai anti-

Berdasarkan

pengalaman

masyarakat

fatige,

yakni

dengan

meningkatkan

tanah luwu, air perasan daun bilajang dapat

penyimpanan

mengurangi kadar gula darah dan daunnya

penyeimbang

dimanfaatkan

untuk

menurunkan kadar laktat, amonia, dan

jika terjadi

creatine kinase (Wang et al, 2012). Biji dari

luka pada penderita diabetes. Masyarakat

tumbuhan tersebut banyak mengandung

mamuju (Sulawesi barat) juga mempercayai

senyawa karatenoid dan senyawa fenol yang

bahwa

sangat bermanfaat bagi kesehatan manusia,

sebagai

obat

mempercepat penyembuhan

bilajang

dapat

menyembuhkan

penyakit malaria. Sampai saat ini belum ada

energi

sebagai

glukosa

glikogen,

darah,

dan

(veronezi dan Jorge, 2012).

data ilmiah tentang hal tersebut.
Sesuai penelusura literature, bilajang

(a)

termasuk kelompok family cucurbetaceae,
dimana sebagaian besar kelompok family
ini

mempunyai

khasiat

sebagai

obat.

10

Screening Fitokimia Ekstrak Polar Daun Tumbuhan Tali Gurita (Family Cucurbitaceae) yang
Berpotensi sebagai Antidiabetes
PROSEDUR PENELITIAN
(b)

Pengumpulan Bahan Tumbuhan
Daun

tumbuhan

Bilajang

(Cucurbitacea sp.) akan dikumpulkan pada
bulan April 2016 di kecamatan ponrang
kabupaten luwu, Sulawesi selatan. Sampel
Gambar 1. a.stigmasterol glukosida

yang

b.β-sitosterol glucoside

memilki

diambil

dicuci

kemudian

digiling, sehingga diperoleh serbuk daun.

Spesies lain yaitu Momordica Charantia
yang

sudah

kandungan

senyawa

Ekstraksi
Daun

Bilajang

(Cucurbitacea

sp).

Charantin, yakni teridiri atas senyawa

dimaserasi dengan metanol 1 x 24 jam

glykosida

dan

campuran

sebanyak 4 kali. Maserat yang diperoleh

dan

β-sitosterol

kemudian dipekatkan sehingga diperoleh

glucoside (Gambar 1) merupakan tumbuhan

ekstrak metanol pekat. Ekstrak metanol

obat dengan aktivitas hipoglekimia

pekat

stigmasterol

steroidal
glukosida

dapat

dipisahkan

10

ml

kemudian

menyeimbangkan kadar gula dalam darah

dievaporasi sampai kering untuk mengetahui

(Desai dan Tatke, 2015)

berat

METODE PENELITIAN

diekstraksi

Bahan Dan Alat Penelitian

memisahkan

Bahan-bahan yang akan digunakdalam

totalnya.

Sisa

dengan
ekstrak

ekstrak

methanol

kloroform
polar

untuk

(methanol)

dengan nonpolar (kloroform).

penelitian ini adalah daun tali gurita (family

Uji Fitokimia

Cucurbitacea sp), kloroform p.a, methanol

Ekstrak

metanol

yang

diperoleh

p.a, n-heksan p.a, etil asetat p.a, aseton p.a.,

dilakukan uji fitokimia yaitu uji flavonoid,

aquadest, H2SO4, arang aktif, etil eter, dan

alkaloid, fenolik dan steroid/terpenoid untuk

pereaksi meyer.

mengetahui

Alat-alat

yang

digunakan

dalam

penelitian ini adalah corong, tabung reaksi,

golongan-golongan

senyawa

apa saja yang tedapat pada ekstrak tersebut.
Sebanyak 2 gram ekstrak methanol

pipet tetes, plat tetes, gelas kimia, dan

dimasukkan

corong pisah.

kemudian dimaserasi dengan etanol panas

kedalam

tabung

reaksi

(diatas penangas air) selama 15 menit.
Disaring panas-panas ke dalam tabung
11

Sukarti (2016)
reaksi

dan

menguap.

dibiarkan

seluruh

Kemudian

etanol

ditambahkan

Pemeriksaan Steroid dan Terpenoid
Dari lapisan kloroform, dan masukkan ke

kloroform dan air suling 1:1 masing-masing

dalam pipet Pasteur

sebanyak 5 mL, dikocok lalu pindahkan

terdapat arang (norid). Filtrate yang keluar

kedalam tabung reaksi, biarkan sejenak

dari ipet dimasukkan kedalam 3 lubang plat

sehingga

lapisan

tetes, didiamkan sampai kering. Pada satu

kloroform air. Lapisan kloroform bagian

lubang ditambahkan H2SO4 pekat. Kedalam

bawah

pemeriksaan

lubang yang lain ditambahkan asam asetat

senyawa terpenoid dan steroid, sedangkan

anhidrad dan setetes asam sulfat pekat, satu

lapisan air untuk pemeriksaan kandungan

lubang yang lain digunakan sebagai blanko.

fenolik, flavanoid dan saponin.

Terbentuknya warna biru ungu menandakan

Pemeriksaan Senyawa Fenolik

adanya steroid sedangkan bila terbentuk

Sebagaian dari lapisan air dimasukkan ke

warna

dalam plat tetes kemudian ditambahkan

kandungan terpenoid.

pereaksi FeCl3. Terbentuknya warna biru

Pemeriksaan Kandungan Alkaloid

atau ungu menandakan adanya kandungan

sebanyak 2-4 gram dilarutkan dengan 10 mL

fenolik.

kloroform. Setelah homogeny, ditambahkan

Pemeriksaan Flavanoid

10

Sebagian dari lapisan air dipipet ke dalam

diaduk/digerus perlahan-lahan, kemudian

tabung reaksi, lalu dimasukkan butir bubuk

disaring dengan corong kecil, hasil saringan

Mg

pekat.

dimasukkan kedalam tabung reaks, lalu

Terbentuknya warna orange sampai merah

ditambahkan 10 tetes H2SO4 2 N dan

menandakan

dikocok perlahan sampai terbentuk lapisan

terbentuk

larutan

digunakan

dan

untuk

beberapa

adanya

tes

2

HCl

flavanoid

(kecuali

merah

mL

yang didalamnya

menunjukkan

kloroform-amoniak

adanya

0,05

N

untuk isoflavon)

asam dan kloroform. Selanjutnya lapisan

Pemeriksaan Saponin

asam dipipet ke kedalam tabung reaksi lalu

Dari lapisan air, kocok kuat2 dalam tabung

diteteskan pereaksi Meyer. Reaksi positif

reaksi, terbentuknya busa yang permanen

ditandai dengan adanya kabut putih hingga

(beberapa

gumpalan putih/endapan +1 s/d +4, untuk

saponin.

menit)

menunjukkan

adanya

standarisasi dapat digunakan kinin sulfat
(+1=1:1000,

+2=1:2.500,

+3=1:300,

+4=1:100).
12

Screening Fitokimia Ekstrak Polar Daun Tumbuhan Tali Gurita (Family Cucurbitaceae) yang
Berpotensi sebagai Antidiabetes
Pemeriksaan terhadap Karatenoid

senyawa steroid dan alkaloid sedangkan

Sebanyak 10 gram sampel ekstrak metanol

pada

pekat dimaserasi dengan dietil eter 25 mL.

daun memiliki uji positif pada senyawa

Fraksi eter disafonifikasi dengan 5 mL KOH

fenolik, flavanoid, saponin, steroid, alkaloid

alkoholik 10% (10 mt), warna merah orange

dan

terang

sekunder yang lebih dominan

campuran

hasil

safonifikasi

karatenoid.

Senyawa

metabolit
adalah

memberikan indikasi karatenoid.

flavanoid, steroid dan alkaloid.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Flavanoid adalah kelompok senyawa fenol

Hasil uji fitokimia tumbuhan tali gurita

terbesar ditemukan di alam terutama pada

ditunjukkan pada Table 1. Analisis fitokimia

jaringan

adalah analisis secara kualitatif kandungan

mempunyai kerangka dasar karbon dalam

kimia suatu tumbuhan berdasarkan indicator

inti

terjadinya

konfigurasi C6 - C3 – C6 . flavanoid diketahu

perubahan

warna

setelah

tumbuhan.

dasarnya

Senyawa

yang

flavanoid

tersusun

dalam

penambahan reagen yang sesuai. Penelitian

mempunyai sifat antioksidan

ini diawali dengan pencucian sampel untuk

2007). Sifat antioksidan dari flavanoid

mennghilangkan kotoran atau zat asing yang

berasal dari kemampuan untuk mentransfer

tidak diinginkan dan mencegah adanya

sebuah electron ke senyawa radikal bebas

kontaminasi yang dapat mempengaruhi hasil

dan juga membentuk kompleks dengan

analisis.

logam. Kedua mekanisme itu membuat

Penggerusan dilakukan dengan

(Satyajit,

tujuan untuk menghancurkan dinding sel

flavanoid

yang sifatnya kaku , sehingga senyawa

diantaranya menghambat peroksidasi lipid,

metabolit sekunder

menekan

Table 1. Hasil pengamatan

kerusakan jaringan oleh radikal bebas dan

Organ

Fenolik Flavanoid Saponin Steroid

memiliki

yang

Terpenoid

berada

beberapa

dalam

Alkaloid

Tumbu-

efek

vakuola

karateno
id

han
Batang

-

-

-

+

-

++

-

Daun

++

+++

+

+++

-

+++

+

Berdasarkan

hasil

uji

fitokimia,

menghambat

aktivitas

beberapa

enzim.

senyawa metabolit sekunder pada batang

Secara ilmiah, adanya kandungan flavanoid

tumbuhan tali gurita diketahui mengandung

yang sangat tinggi pada daun Tali Gurita
13

Sukarti (2016)
sangat mendukung kebiasaan masyarakat

fungsi amin, sehingga umumnya bersifat

Luwu

basa. Oleh karena itu, alkaloid biasanya

dalam

mengobati

luka

pada

pendeerita diabetes.

diekstraksi dari tumbuhan dengan pelarut

Senyawa aktif yang juga dominan
ditemukan

tidak hanya pada organ daun

alkohol yang bersifat asam kuat (HCl atau
H2SO4)

kemudian

diendapkan

tetapi juga pada organ batang tumbuhan Tali

amoniak pekat. Terbentuknya

gurita yaitu senyawa steroid dan alkaloid.

putih

Senyawa steroid

mengindikasikan

merupakan turunan dari

setelah

penambahan
senyawa

dengan
endapan
reagen
metabolit

senyawa terpenoid yang kerangka dasarnya

sekunder yang paling tinggi terdapat pada

terbentuk dari sistem cincin siklopentana

daun dan batang tumbuhan Tali Gurita

prehidrofenantrena.

merupakan

adalah senyawa alkaloid. Sejumlah alkaloid

senyawa metabolik sekunder

alami dan turunannya telah dikembangkan

yang banyak dimanfaatkan sebagai obat.

sebagai obat, salah satunya yaitu senyawa

Tumbuhan yang sefamili dengan tumbuhan

cucurbiasin yang berguna sebagai zat anti

tali gurita ialah tumbuhan

kanker.

golongan

Steroid

yang memilki

KESIMPULAN

senyawa Charantin, yakni

Berdasarkan

Momordica Charantia
kandungan

hasil

uji

fitokimia,

teridiri atas senyawa glykosida steroidal dan

senyawa metabolit sekunder pada batang

campuran stigmasterol glukosida dan β-

tumbuhan tali gurita diketahui mengandung

sitosterol glucoside

senyawa steroid dan alkaloid sedangkan

merupakan tumbuhan

obat dengan aktivitas hipoglekimia

yang

pada daun memiliki uji positif pada senyawa

dapat menyeimbangkan kadar gula dalam

fenolik, flavanoid, saponin, steroid, alkaloid

darah (Desai dan Tatke, 2015). Secara

dan karatenoid.

kemotaksonomi, tumbuhan dengan family

DAFTAR PUSTAKA

yang sama mempunyai kemiripan senyawa

Desai, S.,dan Tatke, P., 2015, Charantin:

kimia. Hal ini dapat menjadi dasar untuk

An important lead compound from

penelitian

Momordica

lanjutan

dalam

mengisolasi

charantia

for

the

steroid murni yang aktif terhadap penyakit

treatment of diabetes,

diabetes.

Pharmacognosy and Phytochemistry

Senyawa alkaloid memiliki satu atau

Journal of

3(6): 163-166

lebih sunsur nitrogen dalam bentuk gugus
14

Screening Fitokimia Ekstrak Polar Daun Tumbuhan Tali Gurita (Family Cucurbitaceae) yang
Berpotensi sebagai Antidiabetes

Department Of Health And Human Services,
2007,

and Intermediate Hyperglycemia, report of a
WHO/IDF consultation.

Take Charge Of Your

Diabetes, USA
Zuhud,
Infodatin,

pusat

data

dan

Haryanto,

1994,

informasi

Pelestarian Pemanfaatan Keanekaragaman

kementerian kesehatan RI, 2014,

Tumbuhan Obat Hutan Tropika Indonesia,

Situasi

Jurusan Konservasi Sumber Daya Hutan.

dan

dan

E.A.M.,

analisis

Diabetes,

Jakarta.

Kalie M. B. 2007. Bertanam Sernangka.
Jakarta: Penebar Swadaya.

Veronezi, C.M., dan Jorge, N., 2012,
Bioactive

compounds

in

lipid

fractions of pumpkin (Cucurbita sp)
seeds for use in food, US National
Library

of

Medicine

Institutes of Health,

National

journal Food

Sci, 77(6):C653-7.

Wang Shih-Yi, Huang W., Liu, C., Wang,
M.,

Ho,C.,

Huang W., Hou, C.,

Chuang, H., and Huang, C., 2012,
Pumpkin (Cucurbita moschata) Fruit
Extract Improves Physical Fatigue
and Exercise Performance in Mice,
Molecules, 17: 11864-11876.

Word Health Organization, 2006, Definition
And Diagnosis Of Diabetes Mellitus
15