SCREENING FITOKIMIA EKSTRAK POLAR DAUN TUMBUHAN TALI GURITA (FAMILY CUCURBITACEAE) YANG BERPOTENSI SEBAGAI ANTIDIABETES Sukarti
Jurnal Dinamika, September 2016, halaman 9 -15
P-ISSN: 2087 – 7889
E-ISSN: 2503 – 4863
Vol. 07. No.2
SCREENING FITOKIMIA EKSTRAK POLAR DAUN TUMBUHAN TALI GURITA
(FAMILY CUCURBITACEAE) YANG BERPOTENSI SEBAGAI ANTIDIABETES
Sukarti
Program Studi Kimia Fakultas Sains
Universitas Cokroaminoto Palopo
Email: [email protected]
ABSTRAK
Salah satu tumbuhan Indonesia yang banyak dimanfaatkan oleh masyarakat luwu (Sulawesi
Selatan) untuk mengobati penyakit diabetes adalah tumbuhan tali gurita (family cucurbetaceae).
Sampai saat ini belum diketahui adanya penelitian tentang kandungan senyawa bioaktif dari
tumbuhan tersebut, Penelitian ini bertujuan untuk memberikan informasi ilmiah tentang
kandungan metabolit sekunder tumbuhan tali gurita. Penelitian ini dilakukan melalui metode
pengumpulan sampel, maserasi, dan ekstraksi tumbuhan tali gurita. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa tumbuhan tali gurita memiliki senyawa alkaloid, steroid, saponin, fenolik
dan flavanoid. Adanya kandungan alkaloid yang dominan menjadi rujukan bahwa tumbuhan ini
memang berpotensi sebagai obat.
Kata kunci : Cucurbitaceae, diabetes, ekstraksi, fitokimia, maserasi
PENDAHULUAN1
pada tahun 2013, dan jumlah tersebut
Diabetes mellitus
adalah penyakit
diperkirakan akan meningkat menjadi 592
menahun
akibat
juta orang pada tahun 2035 (kemenkes,
memproduksi
cukup
2014).
gangguan
metabolic
pankreas
tidak
Penderita
penyakit
diabetes
di
hormone insulin yang berfungsi mengatur
Indonesia
kesetimbangan kadar gula darah, sehingga
2013, yang merupakan jumlah ke-empat
menyebabkan
terbanyak di Asia dan nomor-7 di dunia.
konsentrasi
terjadinya
glukosa
di
peningkatan
dalam
darah
Sebagain
mencapai 8,5 juta pada tahun
besar
penyakit
diabetes
Berdasarkan
estimasi
menyebabkan cacat fisik akibat amputasi
(International
Diabetes
karena luka yang sulit untuk disembuhkan,
Federation) 2014, terdapat 382 juta orang
komplikasi penyakit, dan bahkan berujung
yang menderita penyakit diabetes di dunia
pada kematian (Kemenkes, 2014).
(hiperglikemia).
terakhir
IDF
Diabetes mellitus dapat menimbulkan
beberapa
macam
penyakit
komplikasi
9
Sukarti (2016)
seperti
hipertensi,
hiperlipidemia.
dan
neuropathy
Munculnya
Melalui
pendekatan
kemotaksonomi,
penyakit
tumbuhan dengan family yang sama akan
komplikasi dari diabetes dapat dicegah,
mempunyai kemiripan sifat senyawa yang
ditunda,
dikandungnya. Oleh karena itu, diperlukan
atau
diperlambat
dengan
mengendalikan kadar gula darah. Berbagai
suatu
cara dapat dilakukan yakni menjalani cara
metabolit sekunder dan bioaktifitas ekstrak
hidup sehat, makan teratur, dan penggunaan
polar daun tumbuhan bilajang sebagai
suplemen atau mengkonsumsi obat-obat
antidiabetes. Jika benar positif memliki
tertentu baik herbal/tradisional maupun obat
potensi sebagai obat, maka akan dilanjutkan
paten/generic, yang dapat menyeimbangkan
kearah isolasi senyawa murni.
kadar
TINJAUAN PUSTAKA
gula
tumbuhan
dalam
tropis
dimanfaatkan
oleh
darah.
Salah
satu
penelitian
tentang
Indonesia
yang
Beberapa
family
masyarakat
luwu
mengandung
senyawa
kandungan
Cucurbitaceae
aktif
seperti
(Sulawesi selatan) sebagai obat untuk
Cucurbita moschata (Labu tanah/Pumpkin)
diabetes adalah tumbuhan tali gurita atau
yang dimanfaatkan sebagai sayuran juga
bilajang bulu (luwu)..
mempunyai efek farmakologi sebagai anti-
Berdasarkan
pengalaman
masyarakat
fatige,
yakni
dengan
meningkatkan
tanah luwu, air perasan daun bilajang dapat
penyimpanan
mengurangi kadar gula darah dan daunnya
penyeimbang
dimanfaatkan
untuk
menurunkan kadar laktat, amonia, dan
jika terjadi
creatine kinase (Wang et al, 2012). Biji dari
luka pada penderita diabetes. Masyarakat
tumbuhan tersebut banyak mengandung
mamuju (Sulawesi barat) juga mempercayai
senyawa karatenoid dan senyawa fenol yang
bahwa
sangat bermanfaat bagi kesehatan manusia,
sebagai
obat
mempercepat penyembuhan
bilajang
dapat
menyembuhkan
penyakit malaria. Sampai saat ini belum ada
energi
sebagai
glukosa
glikogen,
darah,
dan
(veronezi dan Jorge, 2012).
data ilmiah tentang hal tersebut.
Sesuai penelusura literature, bilajang
(a)
termasuk kelompok family cucurbetaceae,
dimana sebagaian besar kelompok family
ini
mempunyai
khasiat
sebagai
obat.
10
Screening Fitokimia Ekstrak Polar Daun Tumbuhan Tali Gurita (Family Cucurbitaceae) yang
Berpotensi sebagai Antidiabetes
PROSEDUR PENELITIAN
(b)
Pengumpulan Bahan Tumbuhan
Daun
tumbuhan
Bilajang
(Cucurbitacea sp.) akan dikumpulkan pada
bulan April 2016 di kecamatan ponrang
kabupaten luwu, Sulawesi selatan. Sampel
Gambar 1. a.stigmasterol glukosida
yang
b.β-sitosterol glucoside
memilki
diambil
dicuci
kemudian
digiling, sehingga diperoleh serbuk daun.
Spesies lain yaitu Momordica Charantia
yang
sudah
kandungan
senyawa
Ekstraksi
Daun
Bilajang
(Cucurbitacea
sp).
Charantin, yakni teridiri atas senyawa
dimaserasi dengan metanol 1 x 24 jam
glykosida
dan
campuran
sebanyak 4 kali. Maserat yang diperoleh
dan
β-sitosterol
kemudian dipekatkan sehingga diperoleh
glucoside (Gambar 1) merupakan tumbuhan
ekstrak metanol pekat. Ekstrak metanol
obat dengan aktivitas hipoglekimia
pekat
stigmasterol
steroidal
glukosida
dapat
dipisahkan
10
ml
kemudian
menyeimbangkan kadar gula dalam darah
dievaporasi sampai kering untuk mengetahui
(Desai dan Tatke, 2015)
berat
METODE PENELITIAN
diekstraksi
Bahan Dan Alat Penelitian
memisahkan
Bahan-bahan yang akan digunakdalam
totalnya.
Sisa
dengan
ekstrak
ekstrak
methanol
kloroform
polar
untuk
(methanol)
dengan nonpolar (kloroform).
penelitian ini adalah daun tali gurita (family
Uji Fitokimia
Cucurbitacea sp), kloroform p.a, methanol
Ekstrak
metanol
yang
diperoleh
p.a, n-heksan p.a, etil asetat p.a, aseton p.a.,
dilakukan uji fitokimia yaitu uji flavonoid,
aquadest, H2SO4, arang aktif, etil eter, dan
alkaloid, fenolik dan steroid/terpenoid untuk
pereaksi meyer.
mengetahui
Alat-alat
yang
digunakan
dalam
penelitian ini adalah corong, tabung reaksi,
golongan-golongan
senyawa
apa saja yang tedapat pada ekstrak tersebut.
Sebanyak 2 gram ekstrak methanol
pipet tetes, plat tetes, gelas kimia, dan
dimasukkan
corong pisah.
kemudian dimaserasi dengan etanol panas
kedalam
tabung
reaksi
(diatas penangas air) selama 15 menit.
Disaring panas-panas ke dalam tabung
11
Sukarti (2016)
reaksi
dan
menguap.
dibiarkan
seluruh
Kemudian
etanol
ditambahkan
Pemeriksaan Steroid dan Terpenoid
Dari lapisan kloroform, dan masukkan ke
kloroform dan air suling 1:1 masing-masing
dalam pipet Pasteur
sebanyak 5 mL, dikocok lalu pindahkan
terdapat arang (norid). Filtrate yang keluar
kedalam tabung reaksi, biarkan sejenak
dari ipet dimasukkan kedalam 3 lubang plat
sehingga
lapisan
tetes, didiamkan sampai kering. Pada satu
kloroform air. Lapisan kloroform bagian
lubang ditambahkan H2SO4 pekat. Kedalam
bawah
pemeriksaan
lubang yang lain ditambahkan asam asetat
senyawa terpenoid dan steroid, sedangkan
anhidrad dan setetes asam sulfat pekat, satu
lapisan air untuk pemeriksaan kandungan
lubang yang lain digunakan sebagai blanko.
fenolik, flavanoid dan saponin.
Terbentuknya warna biru ungu menandakan
Pemeriksaan Senyawa Fenolik
adanya steroid sedangkan bila terbentuk
Sebagaian dari lapisan air dimasukkan ke
warna
dalam plat tetes kemudian ditambahkan
kandungan terpenoid.
pereaksi FeCl3. Terbentuknya warna biru
Pemeriksaan Kandungan Alkaloid
atau ungu menandakan adanya kandungan
sebanyak 2-4 gram dilarutkan dengan 10 mL
fenolik.
kloroform. Setelah homogeny, ditambahkan
Pemeriksaan Flavanoid
10
Sebagian dari lapisan air dipipet ke dalam
diaduk/digerus perlahan-lahan, kemudian
tabung reaksi, lalu dimasukkan butir bubuk
disaring dengan corong kecil, hasil saringan
Mg
pekat.
dimasukkan kedalam tabung reaks, lalu
Terbentuknya warna orange sampai merah
ditambahkan 10 tetes H2SO4 2 N dan
menandakan
dikocok perlahan sampai terbentuk lapisan
terbentuk
larutan
digunakan
dan
untuk
beberapa
adanya
tes
2
HCl
flavanoid
(kecuali
merah
mL
yang didalamnya
menunjukkan
kloroform-amoniak
adanya
0,05
N
untuk isoflavon)
asam dan kloroform. Selanjutnya lapisan
Pemeriksaan Saponin
asam dipipet ke kedalam tabung reaksi lalu
Dari lapisan air, kocok kuat2 dalam tabung
diteteskan pereaksi Meyer. Reaksi positif
reaksi, terbentuknya busa yang permanen
ditandai dengan adanya kabut putih hingga
(beberapa
gumpalan putih/endapan +1 s/d +4, untuk
saponin.
menit)
menunjukkan
adanya
standarisasi dapat digunakan kinin sulfat
(+1=1:1000,
+2=1:2.500,
+3=1:300,
+4=1:100).
12
Screening Fitokimia Ekstrak Polar Daun Tumbuhan Tali Gurita (Family Cucurbitaceae) yang
Berpotensi sebagai Antidiabetes
Pemeriksaan terhadap Karatenoid
senyawa steroid dan alkaloid sedangkan
Sebanyak 10 gram sampel ekstrak metanol
pada
pekat dimaserasi dengan dietil eter 25 mL.
daun memiliki uji positif pada senyawa
Fraksi eter disafonifikasi dengan 5 mL KOH
fenolik, flavanoid, saponin, steroid, alkaloid
alkoholik 10% (10 mt), warna merah orange
dan
terang
sekunder yang lebih dominan
campuran
hasil
safonifikasi
karatenoid.
Senyawa
metabolit
adalah
memberikan indikasi karatenoid.
flavanoid, steroid dan alkaloid.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Flavanoid adalah kelompok senyawa fenol
Hasil uji fitokimia tumbuhan tali gurita
terbesar ditemukan di alam terutama pada
ditunjukkan pada Table 1. Analisis fitokimia
jaringan
adalah analisis secara kualitatif kandungan
mempunyai kerangka dasar karbon dalam
kimia suatu tumbuhan berdasarkan indicator
inti
terjadinya
konfigurasi C6 - C3 – C6 . flavanoid diketahu
perubahan
warna
setelah
tumbuhan.
dasarnya
Senyawa
yang
flavanoid
tersusun
dalam
penambahan reagen yang sesuai. Penelitian
mempunyai sifat antioksidan
ini diawali dengan pencucian sampel untuk
2007). Sifat antioksidan dari flavanoid
mennghilangkan kotoran atau zat asing yang
berasal dari kemampuan untuk mentransfer
tidak diinginkan dan mencegah adanya
sebuah electron ke senyawa radikal bebas
kontaminasi yang dapat mempengaruhi hasil
dan juga membentuk kompleks dengan
analisis.
logam. Kedua mekanisme itu membuat
Penggerusan dilakukan dengan
(Satyajit,
tujuan untuk menghancurkan dinding sel
flavanoid
yang sifatnya kaku , sehingga senyawa
diantaranya menghambat peroksidasi lipid,
metabolit sekunder
menekan
Table 1. Hasil pengamatan
kerusakan jaringan oleh radikal bebas dan
Organ
Fenolik Flavanoid Saponin Steroid
memiliki
yang
Terpenoid
berada
beberapa
dalam
Alkaloid
Tumbu-
efek
vakuola
karateno
id
han
Batang
-
-
-
+
-
++
-
Daun
++
+++
+
+++
-
+++
+
Berdasarkan
hasil
uji
fitokimia,
menghambat
aktivitas
beberapa
enzim.
senyawa metabolit sekunder pada batang
Secara ilmiah, adanya kandungan flavanoid
tumbuhan tali gurita diketahui mengandung
yang sangat tinggi pada daun Tali Gurita
13
Sukarti (2016)
sangat mendukung kebiasaan masyarakat
fungsi amin, sehingga umumnya bersifat
Luwu
basa. Oleh karena itu, alkaloid biasanya
dalam
mengobati
luka
pada
pendeerita diabetes.
diekstraksi dari tumbuhan dengan pelarut
Senyawa aktif yang juga dominan
ditemukan
tidak hanya pada organ daun
alkohol yang bersifat asam kuat (HCl atau
H2SO4)
kemudian
diendapkan
tetapi juga pada organ batang tumbuhan Tali
amoniak pekat. Terbentuknya
gurita yaitu senyawa steroid dan alkaloid.
putih
Senyawa steroid
mengindikasikan
merupakan turunan dari
setelah
penambahan
senyawa
dengan
endapan
reagen
metabolit
senyawa terpenoid yang kerangka dasarnya
sekunder yang paling tinggi terdapat pada
terbentuk dari sistem cincin siklopentana
daun dan batang tumbuhan Tali Gurita
prehidrofenantrena.
merupakan
adalah senyawa alkaloid. Sejumlah alkaloid
senyawa metabolik sekunder
alami dan turunannya telah dikembangkan
yang banyak dimanfaatkan sebagai obat.
sebagai obat, salah satunya yaitu senyawa
Tumbuhan yang sefamili dengan tumbuhan
cucurbiasin yang berguna sebagai zat anti
tali gurita ialah tumbuhan
kanker.
golongan
Steroid
yang memilki
KESIMPULAN
senyawa Charantin, yakni
Berdasarkan
Momordica Charantia
kandungan
hasil
uji
fitokimia,
teridiri atas senyawa glykosida steroidal dan
senyawa metabolit sekunder pada batang
campuran stigmasterol glukosida dan β-
tumbuhan tali gurita diketahui mengandung
sitosterol glucoside
senyawa steroid dan alkaloid sedangkan
merupakan tumbuhan
obat dengan aktivitas hipoglekimia
yang
pada daun memiliki uji positif pada senyawa
dapat menyeimbangkan kadar gula dalam
fenolik, flavanoid, saponin, steroid, alkaloid
darah (Desai dan Tatke, 2015). Secara
dan karatenoid.
kemotaksonomi, tumbuhan dengan family
DAFTAR PUSTAKA
yang sama mempunyai kemiripan senyawa
Desai, S.,dan Tatke, P., 2015, Charantin:
kimia. Hal ini dapat menjadi dasar untuk
An important lead compound from
penelitian
Momordica
lanjutan
dalam
mengisolasi
charantia
for
the
steroid murni yang aktif terhadap penyakit
treatment of diabetes,
diabetes.
Pharmacognosy and Phytochemistry
Senyawa alkaloid memiliki satu atau
Journal of
3(6): 163-166
lebih sunsur nitrogen dalam bentuk gugus
14
Screening Fitokimia Ekstrak Polar Daun Tumbuhan Tali Gurita (Family Cucurbitaceae) yang
Berpotensi sebagai Antidiabetes
Department Of Health And Human Services,
2007,
and Intermediate Hyperglycemia, report of a
WHO/IDF consultation.
Take Charge Of Your
Diabetes, USA
Zuhud,
Infodatin,
pusat
data
dan
Haryanto,
1994,
informasi
Pelestarian Pemanfaatan Keanekaragaman
kementerian kesehatan RI, 2014,
Tumbuhan Obat Hutan Tropika Indonesia,
Situasi
Jurusan Konservasi Sumber Daya Hutan.
dan
dan
E.A.M.,
analisis
Diabetes,
Jakarta.
Kalie M. B. 2007. Bertanam Sernangka.
Jakarta: Penebar Swadaya.
Veronezi, C.M., dan Jorge, N., 2012,
Bioactive
compounds
in
lipid
fractions of pumpkin (Cucurbita sp)
seeds for use in food, US National
Library
of
Medicine
Institutes of Health,
National
journal Food
Sci, 77(6):C653-7.
Wang Shih-Yi, Huang W., Liu, C., Wang,
M.,
Ho,C.,
Huang W., Hou, C.,
Chuang, H., and Huang, C., 2012,
Pumpkin (Cucurbita moschata) Fruit
Extract Improves Physical Fatigue
and Exercise Performance in Mice,
Molecules, 17: 11864-11876.
Word Health Organization, 2006, Definition
And Diagnosis Of Diabetes Mellitus
15
P-ISSN: 2087 – 7889
E-ISSN: 2503 – 4863
Vol. 07. No.2
SCREENING FITOKIMIA EKSTRAK POLAR DAUN TUMBUHAN TALI GURITA
(FAMILY CUCURBITACEAE) YANG BERPOTENSI SEBAGAI ANTIDIABETES
Sukarti
Program Studi Kimia Fakultas Sains
Universitas Cokroaminoto Palopo
Email: [email protected]
ABSTRAK
Salah satu tumbuhan Indonesia yang banyak dimanfaatkan oleh masyarakat luwu (Sulawesi
Selatan) untuk mengobati penyakit diabetes adalah tumbuhan tali gurita (family cucurbetaceae).
Sampai saat ini belum diketahui adanya penelitian tentang kandungan senyawa bioaktif dari
tumbuhan tersebut, Penelitian ini bertujuan untuk memberikan informasi ilmiah tentang
kandungan metabolit sekunder tumbuhan tali gurita. Penelitian ini dilakukan melalui metode
pengumpulan sampel, maserasi, dan ekstraksi tumbuhan tali gurita. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa tumbuhan tali gurita memiliki senyawa alkaloid, steroid, saponin, fenolik
dan flavanoid. Adanya kandungan alkaloid yang dominan menjadi rujukan bahwa tumbuhan ini
memang berpotensi sebagai obat.
Kata kunci : Cucurbitaceae, diabetes, ekstraksi, fitokimia, maserasi
PENDAHULUAN1
pada tahun 2013, dan jumlah tersebut
Diabetes mellitus
adalah penyakit
diperkirakan akan meningkat menjadi 592
menahun
akibat
juta orang pada tahun 2035 (kemenkes,
memproduksi
cukup
2014).
gangguan
metabolic
pankreas
tidak
Penderita
penyakit
diabetes
di
hormone insulin yang berfungsi mengatur
Indonesia
kesetimbangan kadar gula darah, sehingga
2013, yang merupakan jumlah ke-empat
menyebabkan
terbanyak di Asia dan nomor-7 di dunia.
konsentrasi
terjadinya
glukosa
di
peningkatan
dalam
darah
Sebagain
mencapai 8,5 juta pada tahun
besar
penyakit
diabetes
Berdasarkan
estimasi
menyebabkan cacat fisik akibat amputasi
(International
Diabetes
karena luka yang sulit untuk disembuhkan,
Federation) 2014, terdapat 382 juta orang
komplikasi penyakit, dan bahkan berujung
yang menderita penyakit diabetes di dunia
pada kematian (Kemenkes, 2014).
(hiperglikemia).
terakhir
IDF
Diabetes mellitus dapat menimbulkan
beberapa
macam
penyakit
komplikasi
9
Sukarti (2016)
seperti
hipertensi,
hiperlipidemia.
dan
neuropathy
Munculnya
Melalui
pendekatan
kemotaksonomi,
penyakit
tumbuhan dengan family yang sama akan
komplikasi dari diabetes dapat dicegah,
mempunyai kemiripan sifat senyawa yang
ditunda,
dikandungnya. Oleh karena itu, diperlukan
atau
diperlambat
dengan
mengendalikan kadar gula darah. Berbagai
suatu
cara dapat dilakukan yakni menjalani cara
metabolit sekunder dan bioaktifitas ekstrak
hidup sehat, makan teratur, dan penggunaan
polar daun tumbuhan bilajang sebagai
suplemen atau mengkonsumsi obat-obat
antidiabetes. Jika benar positif memliki
tertentu baik herbal/tradisional maupun obat
potensi sebagai obat, maka akan dilanjutkan
paten/generic, yang dapat menyeimbangkan
kearah isolasi senyawa murni.
kadar
TINJAUAN PUSTAKA
gula
tumbuhan
dalam
tropis
dimanfaatkan
oleh
darah.
Salah
satu
penelitian
tentang
Indonesia
yang
Beberapa
family
masyarakat
luwu
mengandung
senyawa
kandungan
Cucurbitaceae
aktif
seperti
(Sulawesi selatan) sebagai obat untuk
Cucurbita moschata (Labu tanah/Pumpkin)
diabetes adalah tumbuhan tali gurita atau
yang dimanfaatkan sebagai sayuran juga
bilajang bulu (luwu)..
mempunyai efek farmakologi sebagai anti-
Berdasarkan
pengalaman
masyarakat
fatige,
yakni
dengan
meningkatkan
tanah luwu, air perasan daun bilajang dapat
penyimpanan
mengurangi kadar gula darah dan daunnya
penyeimbang
dimanfaatkan
untuk
menurunkan kadar laktat, amonia, dan
jika terjadi
creatine kinase (Wang et al, 2012). Biji dari
luka pada penderita diabetes. Masyarakat
tumbuhan tersebut banyak mengandung
mamuju (Sulawesi barat) juga mempercayai
senyawa karatenoid dan senyawa fenol yang
bahwa
sangat bermanfaat bagi kesehatan manusia,
sebagai
obat
mempercepat penyembuhan
bilajang
dapat
menyembuhkan
penyakit malaria. Sampai saat ini belum ada
energi
sebagai
glukosa
glikogen,
darah,
dan
(veronezi dan Jorge, 2012).
data ilmiah tentang hal tersebut.
Sesuai penelusura literature, bilajang
(a)
termasuk kelompok family cucurbetaceae,
dimana sebagaian besar kelompok family
ini
mempunyai
khasiat
sebagai
obat.
10
Screening Fitokimia Ekstrak Polar Daun Tumbuhan Tali Gurita (Family Cucurbitaceae) yang
Berpotensi sebagai Antidiabetes
PROSEDUR PENELITIAN
(b)
Pengumpulan Bahan Tumbuhan
Daun
tumbuhan
Bilajang
(Cucurbitacea sp.) akan dikumpulkan pada
bulan April 2016 di kecamatan ponrang
kabupaten luwu, Sulawesi selatan. Sampel
Gambar 1. a.stigmasterol glukosida
yang
b.β-sitosterol glucoside
memilki
diambil
dicuci
kemudian
digiling, sehingga diperoleh serbuk daun.
Spesies lain yaitu Momordica Charantia
yang
sudah
kandungan
senyawa
Ekstraksi
Daun
Bilajang
(Cucurbitacea
sp).
Charantin, yakni teridiri atas senyawa
dimaserasi dengan metanol 1 x 24 jam
glykosida
dan
campuran
sebanyak 4 kali. Maserat yang diperoleh
dan
β-sitosterol
kemudian dipekatkan sehingga diperoleh
glucoside (Gambar 1) merupakan tumbuhan
ekstrak metanol pekat. Ekstrak metanol
obat dengan aktivitas hipoglekimia
pekat
stigmasterol
steroidal
glukosida
dapat
dipisahkan
10
ml
kemudian
menyeimbangkan kadar gula dalam darah
dievaporasi sampai kering untuk mengetahui
(Desai dan Tatke, 2015)
berat
METODE PENELITIAN
diekstraksi
Bahan Dan Alat Penelitian
memisahkan
Bahan-bahan yang akan digunakdalam
totalnya.
Sisa
dengan
ekstrak
ekstrak
methanol
kloroform
polar
untuk
(methanol)
dengan nonpolar (kloroform).
penelitian ini adalah daun tali gurita (family
Uji Fitokimia
Cucurbitacea sp), kloroform p.a, methanol
Ekstrak
metanol
yang
diperoleh
p.a, n-heksan p.a, etil asetat p.a, aseton p.a.,
dilakukan uji fitokimia yaitu uji flavonoid,
aquadest, H2SO4, arang aktif, etil eter, dan
alkaloid, fenolik dan steroid/terpenoid untuk
pereaksi meyer.
mengetahui
Alat-alat
yang
digunakan
dalam
penelitian ini adalah corong, tabung reaksi,
golongan-golongan
senyawa
apa saja yang tedapat pada ekstrak tersebut.
Sebanyak 2 gram ekstrak methanol
pipet tetes, plat tetes, gelas kimia, dan
dimasukkan
corong pisah.
kemudian dimaserasi dengan etanol panas
kedalam
tabung
reaksi
(diatas penangas air) selama 15 menit.
Disaring panas-panas ke dalam tabung
11
Sukarti (2016)
reaksi
dan
menguap.
dibiarkan
seluruh
Kemudian
etanol
ditambahkan
Pemeriksaan Steroid dan Terpenoid
Dari lapisan kloroform, dan masukkan ke
kloroform dan air suling 1:1 masing-masing
dalam pipet Pasteur
sebanyak 5 mL, dikocok lalu pindahkan
terdapat arang (norid). Filtrate yang keluar
kedalam tabung reaksi, biarkan sejenak
dari ipet dimasukkan kedalam 3 lubang plat
sehingga
lapisan
tetes, didiamkan sampai kering. Pada satu
kloroform air. Lapisan kloroform bagian
lubang ditambahkan H2SO4 pekat. Kedalam
bawah
pemeriksaan
lubang yang lain ditambahkan asam asetat
senyawa terpenoid dan steroid, sedangkan
anhidrad dan setetes asam sulfat pekat, satu
lapisan air untuk pemeriksaan kandungan
lubang yang lain digunakan sebagai blanko.
fenolik, flavanoid dan saponin.
Terbentuknya warna biru ungu menandakan
Pemeriksaan Senyawa Fenolik
adanya steroid sedangkan bila terbentuk
Sebagaian dari lapisan air dimasukkan ke
warna
dalam plat tetes kemudian ditambahkan
kandungan terpenoid.
pereaksi FeCl3. Terbentuknya warna biru
Pemeriksaan Kandungan Alkaloid
atau ungu menandakan adanya kandungan
sebanyak 2-4 gram dilarutkan dengan 10 mL
fenolik.
kloroform. Setelah homogeny, ditambahkan
Pemeriksaan Flavanoid
10
Sebagian dari lapisan air dipipet ke dalam
diaduk/digerus perlahan-lahan, kemudian
tabung reaksi, lalu dimasukkan butir bubuk
disaring dengan corong kecil, hasil saringan
Mg
pekat.
dimasukkan kedalam tabung reaks, lalu
Terbentuknya warna orange sampai merah
ditambahkan 10 tetes H2SO4 2 N dan
menandakan
dikocok perlahan sampai terbentuk lapisan
terbentuk
larutan
digunakan
dan
untuk
beberapa
adanya
tes
2
HCl
flavanoid
(kecuali
merah
mL
yang didalamnya
menunjukkan
kloroform-amoniak
adanya
0,05
N
untuk isoflavon)
asam dan kloroform. Selanjutnya lapisan
Pemeriksaan Saponin
asam dipipet ke kedalam tabung reaksi lalu
Dari lapisan air, kocok kuat2 dalam tabung
diteteskan pereaksi Meyer. Reaksi positif
reaksi, terbentuknya busa yang permanen
ditandai dengan adanya kabut putih hingga
(beberapa
gumpalan putih/endapan +1 s/d +4, untuk
saponin.
menit)
menunjukkan
adanya
standarisasi dapat digunakan kinin sulfat
(+1=1:1000,
+2=1:2.500,
+3=1:300,
+4=1:100).
12
Screening Fitokimia Ekstrak Polar Daun Tumbuhan Tali Gurita (Family Cucurbitaceae) yang
Berpotensi sebagai Antidiabetes
Pemeriksaan terhadap Karatenoid
senyawa steroid dan alkaloid sedangkan
Sebanyak 10 gram sampel ekstrak metanol
pada
pekat dimaserasi dengan dietil eter 25 mL.
daun memiliki uji positif pada senyawa
Fraksi eter disafonifikasi dengan 5 mL KOH
fenolik, flavanoid, saponin, steroid, alkaloid
alkoholik 10% (10 mt), warna merah orange
dan
terang
sekunder yang lebih dominan
campuran
hasil
safonifikasi
karatenoid.
Senyawa
metabolit
adalah
memberikan indikasi karatenoid.
flavanoid, steroid dan alkaloid.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Flavanoid adalah kelompok senyawa fenol
Hasil uji fitokimia tumbuhan tali gurita
terbesar ditemukan di alam terutama pada
ditunjukkan pada Table 1. Analisis fitokimia
jaringan
adalah analisis secara kualitatif kandungan
mempunyai kerangka dasar karbon dalam
kimia suatu tumbuhan berdasarkan indicator
inti
terjadinya
konfigurasi C6 - C3 – C6 . flavanoid diketahu
perubahan
warna
setelah
tumbuhan.
dasarnya
Senyawa
yang
flavanoid
tersusun
dalam
penambahan reagen yang sesuai. Penelitian
mempunyai sifat antioksidan
ini diawali dengan pencucian sampel untuk
2007). Sifat antioksidan dari flavanoid
mennghilangkan kotoran atau zat asing yang
berasal dari kemampuan untuk mentransfer
tidak diinginkan dan mencegah adanya
sebuah electron ke senyawa radikal bebas
kontaminasi yang dapat mempengaruhi hasil
dan juga membentuk kompleks dengan
analisis.
logam. Kedua mekanisme itu membuat
Penggerusan dilakukan dengan
(Satyajit,
tujuan untuk menghancurkan dinding sel
flavanoid
yang sifatnya kaku , sehingga senyawa
diantaranya menghambat peroksidasi lipid,
metabolit sekunder
menekan
Table 1. Hasil pengamatan
kerusakan jaringan oleh radikal bebas dan
Organ
Fenolik Flavanoid Saponin Steroid
memiliki
yang
Terpenoid
berada
beberapa
dalam
Alkaloid
Tumbu-
efek
vakuola
karateno
id
han
Batang
-
-
-
+
-
++
-
Daun
++
+++
+
+++
-
+++
+
Berdasarkan
hasil
uji
fitokimia,
menghambat
aktivitas
beberapa
enzim.
senyawa metabolit sekunder pada batang
Secara ilmiah, adanya kandungan flavanoid
tumbuhan tali gurita diketahui mengandung
yang sangat tinggi pada daun Tali Gurita
13
Sukarti (2016)
sangat mendukung kebiasaan masyarakat
fungsi amin, sehingga umumnya bersifat
Luwu
basa. Oleh karena itu, alkaloid biasanya
dalam
mengobati
luka
pada
pendeerita diabetes.
diekstraksi dari tumbuhan dengan pelarut
Senyawa aktif yang juga dominan
ditemukan
tidak hanya pada organ daun
alkohol yang bersifat asam kuat (HCl atau
H2SO4)
kemudian
diendapkan
tetapi juga pada organ batang tumbuhan Tali
amoniak pekat. Terbentuknya
gurita yaitu senyawa steroid dan alkaloid.
putih
Senyawa steroid
mengindikasikan
merupakan turunan dari
setelah
penambahan
senyawa
dengan
endapan
reagen
metabolit
senyawa terpenoid yang kerangka dasarnya
sekunder yang paling tinggi terdapat pada
terbentuk dari sistem cincin siklopentana
daun dan batang tumbuhan Tali Gurita
prehidrofenantrena.
merupakan
adalah senyawa alkaloid. Sejumlah alkaloid
senyawa metabolik sekunder
alami dan turunannya telah dikembangkan
yang banyak dimanfaatkan sebagai obat.
sebagai obat, salah satunya yaitu senyawa
Tumbuhan yang sefamili dengan tumbuhan
cucurbiasin yang berguna sebagai zat anti
tali gurita ialah tumbuhan
kanker.
golongan
Steroid
yang memilki
KESIMPULAN
senyawa Charantin, yakni
Berdasarkan
Momordica Charantia
kandungan
hasil
uji
fitokimia,
teridiri atas senyawa glykosida steroidal dan
senyawa metabolit sekunder pada batang
campuran stigmasterol glukosida dan β-
tumbuhan tali gurita diketahui mengandung
sitosterol glucoside
senyawa steroid dan alkaloid sedangkan
merupakan tumbuhan
obat dengan aktivitas hipoglekimia
yang
pada daun memiliki uji positif pada senyawa
dapat menyeimbangkan kadar gula dalam
fenolik, flavanoid, saponin, steroid, alkaloid
darah (Desai dan Tatke, 2015). Secara
dan karatenoid.
kemotaksonomi, tumbuhan dengan family
DAFTAR PUSTAKA
yang sama mempunyai kemiripan senyawa
Desai, S.,dan Tatke, P., 2015, Charantin:
kimia. Hal ini dapat menjadi dasar untuk
An important lead compound from
penelitian
Momordica
lanjutan
dalam
mengisolasi
charantia
for
the
steroid murni yang aktif terhadap penyakit
treatment of diabetes,
diabetes.
Pharmacognosy and Phytochemistry
Senyawa alkaloid memiliki satu atau
Journal of
3(6): 163-166
lebih sunsur nitrogen dalam bentuk gugus
14
Screening Fitokimia Ekstrak Polar Daun Tumbuhan Tali Gurita (Family Cucurbitaceae) yang
Berpotensi sebagai Antidiabetes
Department Of Health And Human Services,
2007,
and Intermediate Hyperglycemia, report of a
WHO/IDF consultation.
Take Charge Of Your
Diabetes, USA
Zuhud,
Infodatin,
pusat
data
dan
Haryanto,
1994,
informasi
Pelestarian Pemanfaatan Keanekaragaman
kementerian kesehatan RI, 2014,
Tumbuhan Obat Hutan Tropika Indonesia,
Situasi
Jurusan Konservasi Sumber Daya Hutan.
dan
dan
E.A.M.,
analisis
Diabetes,
Jakarta.
Kalie M. B. 2007. Bertanam Sernangka.
Jakarta: Penebar Swadaya.
Veronezi, C.M., dan Jorge, N., 2012,
Bioactive
compounds
in
lipid
fractions of pumpkin (Cucurbita sp)
seeds for use in food, US National
Library
of
Medicine
Institutes of Health,
National
journal Food
Sci, 77(6):C653-7.
Wang Shih-Yi, Huang W., Liu, C., Wang,
M.,
Ho,C.,
Huang W., Hou, C.,
Chuang, H., and Huang, C., 2012,
Pumpkin (Cucurbita moschata) Fruit
Extract Improves Physical Fatigue
and Exercise Performance in Mice,
Molecules, 17: 11864-11876.
Word Health Organization, 2006, Definition
And Diagnosis Of Diabetes Mellitus
15