RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI BUDIDAYA

Subyek
: Tugas Individu
Mata Kuliah : Sistem Informasi Manajemen
Dosen
: Dr. Ir. Arif Imam Suroso, Msc (CS)

RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI
BUDIDAYA IKAN CUPANG BERBASIS WEB

DISUSUN OLEH
TRIAS ANGGOROJATI
(P056110973.40E)

PROGRAM PASCASARJANA MANAJEMEN DAN BISNIS
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2012

Rancang Bangun Sistem Informasi Budidaya Ikan Cupang Berbasis Web

DAFTAR ISI


DAFTAR ISI ......................................................................................................... 2
I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang ................................................................................... 3
1.2. Rumusan Masalah .............................................................................. 4
1.3. Tujuan Penelitian ............................................................................... 6
1.4. Ruang Lingkup Pembahasan .............................................................. 6
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Pengertian Sistem Informasi ............................................................... 8
2.2. Perancangan Sistem Informasi ...........................................................10
2.3. Sistem Development Life Cycle (SDLC) ........................................ 11
2.4. Metode Prototyping ……................................................................. 15
2.5. Web Development ........................................................................... 17
III. PEMBAHASAN
3.1. Investigasi Sistem ............................................................................. 21
3.2. Analisis Sistem ................................................................................ 22
3.3. Desain Sistem Berbasis Web............................................................. 24
IV. KESIMPULAN............................................................................................. 26
V. DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 27

Trias Anggorojati | E40


2

Rancang Bangun Sistem Informasi Budidaya Ikan Cupang Berbasis Web

I.

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Kemajuan dan kemakmuran bangsa dan negara bukanlah semata - mata
hanya menjadi tanggung jawab pemerintah saja, tetapi juga sangat diperlukan
kemandirian masyarakat dalam menciptakan terobosan baru pada peluang usaha
diberbagai bidang atau sektor dengan memanfaatkan potensi sumberdaya yang
secara prospektif mempunyai nilai tambah ekonomis yang tinggi.
Potensi sumber daya alam dan klimatologi Indonesia sangat cocok untuk
pengembangan berbagai macam sektor usaha agrobisnis, termasuk salah satunya
adalah sektor perikanan. Salah satu potensi sektor perikanan yang memiliki
keunggulan kompetitif untuk menggerakkan perekonomian nasional adalah
komoditas ikan hias, baik ikan hias air laut maupun air tawar, karena sangat

potensial sebagai sumber pendapatan masyarakat dan penghasil devisa negara.
Budidaya ikan hias ternyata mampu memberikan kehidupan bagi banyak
orang yang menekuninya. Selain orang suka akan keindahan ikan hias ,banyak
pula

orang yang menggantungkan hidupnya dari membudidayakan dan

memasarkan ikan hias yang jenisnya bermacam-macam. Tak jarang beberapa
petani yang semula menekuni budidaya ikan konsumsi seperti ikan lele, ikan nila,
guramih dan lain sebagainya beralih menekuni budidaya ikan hias. Semua itu
dilakukan karena peluang usaha dan potensi ekonomis budidaya ikan hias lebih
menggiurkan dibandingkan dengan ikan konsumsi. Dengan pola pemeliharaan dan
pemberian makanan yang hampir sama dengan ikan konsumsi , budidaya ikan
hias mampu menghasilkan pemasukan yang lebih besar karena harga ikan hias
lebih mahal. Kunci membudidayakan ikan hias adalah telaten dan senang di dalam
memeliharanya.
Ada beraneka ragam ikan hias di Indonesia yang bernilai ekonomi cukup
tinggi, salah satunya adalah Ikan Cupang (Betta sp.). Cupang (Betta sp.) adalah
ikan air tawar yang habitat asalnya adalah dari beberapa negara di Asia Tenggara,
antara lain Indonesia, Thailand, Malaysia, dan Vietnam. Ikan ini mempunyai

bentuk dan karakter yang unik dan cenderung agresif dalam mempertahankan

Trias Anggorojati | E40

3

Rancang Bangun Sistem Informasi Budidaya Ikan Cupang Berbasis Web

wilayahnya. Di kalangan penggemar, ikan cupang umumnya terbagi atas tiga
golongan, yaitu cupang hias, cupang aduan, dan cupang liar. Di Indonesia terdapat
cupang asli,salah satunya adalah Betta channoides yang ditemukan di Pampang,
Kalimantan Timur.
Dalam sejarahnya ikan cupang dahulu sekali hanyalah ikan yang hidup di
daerah persawahan. Tapi sekarang sudah sangat berbeda dari bentuk aslinya
dahulu. Ikan cupang di Indonesia dikenal dan dipelihara oleh sebagian masyarakat
Indonesia sejak tahun 1960-an dan lebih banyak dikenal sebagai ikan cupang
sawah. Dan kala itu ikan cupang penggemarnya hanyalah anak-anak dan belum
dirambah oleh kalangan orang-orang kaya. Perubahan terjadi pada tahun 1970,
dimana saat itu importir memperkenalkan jenis cupang baru. Ada yang ekor
pendek yang sekarang kita sebut dengan ikan cupang aduan atau cupang laga. Ada

juga yang berekor panjang yang dulu kita kenal dengan cupang jenis slayer. Saat
itu cupang hias yang baru muncul adalah jenis slayer ekor lilin

dan tetap

mendominasi sampai era tahun 1990-an. Sampai ketika para penggemar cupang
memadukan atau mengawin silangkan mereka menjadi ikan yang lebih bervariasi
bentuk & warnanya. Cupang hias jenis baru ini mempunyai ekor yang dihiasi
tulang yang lebih menonjol keluar. Ada yang berbentuk duri panjang, sisir, yang
biasanya kita sebut jenis serit. Dan yang menggelembung kita sebut Half Moon.
Pada pertengahan tahun 1990-an, ikan cupang mulai diperlombakan dan
dipamerkan keindahan fisiknya tapi mereka belum memisahkan kategorinya
seperti sekarang yang memisahkan bentuk sirip maupun warnanya. Kini ikan
cupang bukan hanya untuk diadu, melainkan juga untuk dinikmati keindahannya.
Ikan cupang ini juga dipelihara, dikoleksi, dibudidaya dan juga dijual sampai ke
luar negeri. Indonesia sendiri merupakan penghasil ikan cupang hias terbesar
kedua di dunia, setelah Thailand. Namun kalau cupang alam, Indonesia menjadi
penghasil nomor satu didunia. Saat ini Indonesia memiliki sekitar 40 jenis cupang
alam yang sudah diteliti.


1.2 RUMUSAN MASALAH
Seperti dijelaskan sebelumnya, bahwa budidaya ikan hias juga dapat
memberikan nilai ekonomis bagi banyak orang yang menekuninya. Jika

Trias Anggorojati | E40

4

Rancang Bangun Sistem Informasi Budidaya Ikan Cupang Berbasis Web

dibandingkan dengan budidaya ikan konsumsi, pemeliharaannya hampir sama,
sedangkan masalah penjualan, biasanya ikan konsumsi dihargai dengan sistem
kiloan, sedangkan ikan hias dihargai dengan sistem per ekor. Dengan demikian
bisnis budidaya ikan konsumsi lebih menekankan kuantitas, sehingga memerlukan
lahan yang luas dan sarana yang lebih banyak. Budidaya ikan hias sendiri
memiliki keunggulan-keunggulan sebagai berikut :


Teknologinya mudah diserap dan diterapkan, karena teknologi yang
digunakan cukup sederhana.




Budi daya ikan hias dapat diusahakan skala rumah tangga/usaha kecil,
tidak membutuhkan lahan yang luas.



Perputaran modal cepat, dapat dipanen dalam jangka waktu yang singkat.



Budi daya ikan hias mampu menyerap tenaga kerja.



Pasar yang menjanjikan baik domestik maupun ekspor.
Sampai saat ini ikan hias merupakan salah satu jenis komoditas ekspor

nonmigas bidang perikanan yang mampu menyumbang devisa negara yang cukup

besar. Dengan kekayaan ikan hias yang berlimpah maka peluang Indonesia
sebagai pengekspor komoditas ini sangat terbuka lebar. Berdasarkan data IIPAE,
di perairan Indonesia sendiri sedikitnya terdapat 650 spesies ikan hias air laut.
Sedangkan jumlah spesies ikan hias air tawar Indonesia diperkirakan mencapai
400 dari total 1.100 di seluruh dunia.
Indonesia saat ini menduduki peringkat ketiga sebagai negara eksportir
ikan hias dunia dengan pangsa pasar sebesar 7,5 persen. Posisi itu di bawah
Singapura dan Malaysia yang masing-masing berturut-turut sebesar 22,5 persen
dan 11 persen. Ekspor Ikan hias Indonesia pada tahun 2010 telah mencapai US$
12 juta atau naik dari tahun sebelumnya yang hanya mencapai US$ 10 juta. Pada
tahun 2011 target produksi untuk ikan hias sebesar 3 milyar ekor dan mengalami
peningkatan terus hingga 8 milyar ekor pada tahun 2014.
Nilai ekonomis seekor Cupang pun kini sangat bervariasi mulai dari
Rp1.000 hingga Rp50.000 per ekor untuk kualitas ikan biasa, sedangkan seekor
betta spenders berkualitas bagus bisa laku terjual lebih Rp 50.000 bahkan
mencapai jutaan rupiah per ekor. Di pasaran luar negeri, meski harganya variatif
sesuai kualitas namun ikan asli Indonesia tersebut diperdagangkan jauh lebih

Trias Anggorojati | E40


5

Rancang Bangun Sistem Informasi Budidaya Ikan Cupang Berbasis Web

mahal jika dibanding harga pasaran di dalam negeri. Menurut sumber dari
Asosiasi Cupang Hias Indonesia (ACHI), seekor Ikan Cupang yang diekspor
secara masal (mass commodity) di pasaran AS berharga mulai dari US$8 hingga
US$20 per ekor. Sedangkan untuk Cupang berkualitas bagus dan terbilang
eksklusif bisa laku lebih dari US$50 per ekor. Segmen pembeli ikan itu adalah
kelompok menengah atas dan pencinta Cupang (hobbies).
Di pasar lokal, permintaan ikan cupang baru terpenuhi

sekitar 60%.

Sementara peluang ekspor selama ini belum banyak tergarap dengan baik antara
lain karena masih terbatasnya produksi para penangkar atau peternak Ikan Cupang
di Tanah Air. Diperkirakan potensi pasar di beberapa negara yang selama ini
menjadi tujuan ekspor betta spenders seperti AS, Hong Kong, Taiwan, Jepang,
Brazil, serta Singapura 60% belum bisa dipenuhi. Salah satu kendala yang
menyebabkan potensi ikan hias Indonesia masih kurang dikenal di mancanegara

adalah masalah promosi dan kurangnya dukungan pemerintah.

1.3. TUJUAN PENELITIAN
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah:
1. Merancang sistem informasi manajemen yang dapat memberikan
informasi mengenai peluang usaha budidaya dan perdagangan ikan
cupang.
2. Memberikan pelayanan informasi seputar produk ikan cupang kepada
masyarakat umum, produsen dan konsumen.
3. Sebagai media promosi.

1.4. RUANG LINGKUP PEMBAHASAN
Ruang lingkup makalah ini adalah membahas penyediaan informasi
yang terkait dengan peluang usaha budidaya dan perdagangan ikan cupang dengan
menggunakan sistem informasi manajemen berbasis web. Sistem informasi ini
diharapkan mampu mendukung pengembangan bisnis ikan cupang, dengan
memberikan

informasi secara


terintegrasi mengenai persiapan, permodalan,

pembudidayaan, sampai kepada tahap perdagangan hingga ke tangan pembeli.

Trias Anggorojati | E40

6

Rancang Bangun Sistem Informasi Budidaya Ikan Cupang Berbasis Web

Sistem informasi manajemen yang dirancang harus mampu memberikan informasi
yang riil, jelas dan benar, baik kepada masyarakat umum, calon peternak,
pedagang, eksportir, investor, bank serta industri terkait.

Trias Anggorojati | E40

7

Rancang Bangun Sistem Informasi Budidaya Ikan Cupang Berbasis Web

II.

2.1

TINJAUAN PUSTAKA

Pengertian Sistem Informasi
Sistem adalah sekumpulan unsur/elemen yang saling berkaitan dan saling

mempengaruhi dalam melakukan kegiatan bersama untuk mencapai suatu tujuan.
Sistem dapat juga didefinisikan sebagai suatu jaringan kerja dari prosedurprosedur yang saling berhubungan, berkumpul bersama-sama untuk melakukan
suatu kegiatan atau untuk menyelesaikan suatu sasaran tertentu. Karakteristik
sistem, terdiri dari :
1. Komponen/elemen (Component)
2. Batas Sistem (Boundary)
3. Lingkungan Luar (Environment)
4. Penghubung (Interface)
5. Masukan (Input)
6. Pengolah (Process)
7. Keluaran (Output)
8. Sasaran (Objective) /Tujuan (Goal)
Suatu sistem dapat diklasifikasikan dari beberapa sudat padang, yaitu;


Sistem Abstrak (Abstract System), adalah sistem yang tidak tampak secra
fisik, karena hanya berupa pemikiran atau ide-ide. Contoh, sistem
Teologia yang merupakan suatu sistem yang menggambarkan hubungan
manusia dengan Tuhan.



Sistem Fisik (Physical System), adalah sistem yang tampak secara fisik.
Contoh, Sistem Komputer, Sistem Produksi, Sistem Pendidikan dll



Sistem Alamiah (Natural System), adalah sistem yang terjadi dari prosesproses alam. Contoh Sistem Geologi.



Sistem buatan Manusia (Human made system), adalah suatu sistem yang
dirancang atau didisain oleh manusia. Contoh Sistem Informasi.

Trias Anggorojati | E40

8

Rancang Bangun Sistem Informasi Budidaya Ikan Cupang Berbasis Web



Sistem Deterministik (Deterministic System), adalah sistem yang
beroperasi dengan tingkah laku yang dapat diramalkan. Interaksi antar
elemen-elemen dapat diteteksi, sehingga outputnya juga dapat diramalkan.
Contoh sistem kompputer



Sistem Probabiltas (Probabilistic System), adalah sistem yang tidak bisa
diramalakan Contohnya Sistem Manusia.



Sistem Tertutup (Closed System), adalah sistem yang tidak berhubungan
dengan lingkungan luarnya.



Sistem Terbuka (Open System), adalah sistem yang berhubungan atau
dipengaruhi oleh lingkungan luarnya.

Sedangkan informasi (R.Mcleod) adalah data yang diolah menjadi bentuk yang
memiliki arti bagi si penerima dan bermanfaat bagi pengambilan keputusan saat
ini atau mendatang. Sehingga sistem informasi (R.Mcleod) merupakan sistem
yang mempunyai kemampuan untuk mengumpulkan informasi dari semua sumber
dan menggunakan berbagai media untuk menampilkan informasi.
Sistem Informasi terdiri dari komponen-komponen yang disebut dengan
blok bangunan (building block), yaitu:


Blok Masukan (Input block), adalah data-data yang masuk ke dalam sistem



Blok Model (Model block), adalah kombinasi prosedur, logika dan model
matematik yang akan memanipulasi data input dan data yang tersimpan di
basis data dengan cara yang sudah ditentukan untuk menghasilkan
keluaran yang diinginkan.



Blok Keluaran (Output block), adalah keluaran yang merupakan informasi
yang berkualitas dan dokumentasi yang berguna untuk semua tingkatan
manajemen serta semua pemakai sistem.



Blok Teknologi (Technology block), merupakan kotak alat dalam sistem
informasi, yang digunakan untuk menerima input, menjalankan model,
menyimpan dan mengakses data, menghasilkan dan mengirimkan keluaran
serta membantu pengendalian dari sistem secara menyeluruh.

Trias Anggorojati | E40

9

Rancang Bangun Sistem Informasi Budidaya Ikan Cupang Berbasis Web



Blok Basis Data (Database block), merupakan kompulan dari data yang
saling berhubungan satu sama lainnya, tersimpan di perangkat keras
komputer dan digunakan perangkat lunak untuk memanipulasinya.



Blok Kendali (Control block), adalah pengendalian yang dirancang secara
khusus untuk menangulangi gangguan-gangguan terhadap sistem.



Sebagai suatu sistem, keenam blok tersebut masing-masing saling
berinteraksi satu sama lainnya membentuk suatu kesatuan untuk mencapai
sasaran.

Peran dasar sistem informasi dalam bisnis adalah sebagai berikut :
1. Mendukung proses dan operasi bisnis.
2. Mendukung pengambilan keputusan para pegawai dan manajernya
3. Mendukung berbagai strategi untuk keunggulan kompetitif
Sedangkan model umum sistem dapat digambarkan sebagai berikut :

UMPAN BALIK

INPUT

PROSES

OUTPUT

TUJUAN

KENDALA

KONTROL

Gambar 1. Model Umum Sistem

2.2 Perancangan Sistem Informasi
Perancangan sistem informasi merupakan pengembangan sistem baru dari
sistem lama yang ada, dimana masalah-masalah yang terjadi pada sistem lama

Trias Anggorojati | E40

10

Rancang Bangun Sistem Informasi Budidaya Ikan Cupang Berbasis Web

diharapkan sudah teratasi pada sistem yang baru. Menurut O’Brien dan Marakas
(2009) pendekatan sistem adalah menyelesaikan masalah menggunakan orientasi
sistem

untuk

mengembangkan

mendefinisikan

masalah

kemungkinan-kemungkinan

dan

kesempatan

solusi

yang

kemudian

tepat. Dalam

melakukan analisis masalah dan melakukan formulasi solusi termasuk di
dalamnya berhubungan dengan beberapa aktivitas berikut, antara lain:
a. Mengenali dan mendefinisikan masalah atau kesempatan menggunakan system
thingking.
b. Mengembangkan dan mengevaluasi alternatif solusi sistem.
c. Memilih solusi sistem yang terbaik sesuai dengan persyaratan.
d. Mendesain solusi sistem yang dipilih.
e. Implementasi dan evaluasi keberhasilan desain sistem.
Setelah pendekatan sistem dipilih, langkah berikutnya adalah perancangan
sistem

secara global yang berfungsi untuk merepresentasikan sistem secara

keseluruhan.
Dalam merancang suatu model dari sistem informasi, maka dibuat model
fisik dan model logika. Model fisik menunjukkan pada user

bagaimana

penerapan sistem informasi tersebut bekerja secara fisik sedangkan model
logika dari sistem informasi lebih menjelaskan pada user bagaimana kerja
dari fungsi-fungsi pada sistem informasi secara logika. Model logika juga
dapat digambarkan dengan menggunakan Data Flow Diagram. Sedangkan
arus datanya dijelaskan menggunakan data dictionary (kamus data). Untuk
menggambarkan kesatuan hubungan suatu entity digunakan Entity Relational
Diagram (ERD).
Sistem pengolahan data pada sistem informasi berbasis komputer
dalam pelaksanaannya membutuhkan metode dan prosedur, dimana metode dan
prosedur tersebut merupakan bagian dari model informasi. Model

informasi

didefinisikan dengan urutan-urutan kegiatan yang ada untuk menghasilkan
output dari input yang ada.

2.3. Sistem Development Life Cycle (SDLC)

Trias Anggorojati | E40

11

Rancang Bangun Sistem Informasi Budidaya Ikan Cupang Berbasis Web

SDLC adalah tahapan-tahapan pekerjaan yang dilakukan oleh analis sistem dan
programmer dalam membangun sistem informasi. Langkah yang digunakan adalah
sebagai berikut :

1. Melakukan survei dan menilai kelayakan proyek pengembangan sistem
informasi.
2. Mempelajari dan menganalisis sistem informasi yang sedang berjalan.
3. Menentukan permintaan pemakai sistem informasi.
4. Memilih solusi atau pemecahan masalah yang paling baik.
5. Menentukan perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak (software).
6. Merancang sistem informasi baru.
7. Membangun sistem informasi baru.
8. Mengkomunikasikan dan mengimplementasikan sistem informasi baru.
9. Memelihara dan melakukan perbaikan/peningkatan sistem informasi baru bila
diperlukan.
System Development Lyfe Cycle (SDLC) adalah keseluruhan proses dalam
membangun sistem melalui beberapa langkah. Ada beberapa model SDLC.
Model yang cukup populer dan banyak digunakan adalah waterfall. Beberapa
model lain SDLC misalnya fountain, spiral, rapid, prototyping, incremental, build
& fix, dan synchronize & stabilize. Dengan siklus SDLC, proses membangun
sistem dibagi menjadi beberapa langkah dan pada sistem yang besar, masingmasing langkah dikerjakan oleh tim yang berbeda. Jumlah langkah SDLC pada
referensi lain mungkin berbeda, namun secara umum adalah sama.
Menurut O,Brien (1999), SDLC adalah penerapan pendekatan sistem
untuk

mengembangkan

suatu

sistem

informasi

(SI)

dengan

tahapan

pengembangan seperti paparan dibawah ini.
1. Investigasi sistem
Tahap ini bertujuan untuk menentukan adanya masalah bisnis atau pun
peluang yang ada, melaksanakan studi kelayakan untuk menentukan sistem
yang baru atau peningkatan sistem informasi yang merupakan solusi yang
layak dan mengembangkan suatu rencana manajemen proyek serta
memperoleh persetujuan manajemen. Hasil dari tahap inio berupa studi

Trias Anggorojati | E40

12

Rancang Bangun Sistem Informasi Budidaya Ikan Cupang Berbasis Web

kelayakan yang mengevaluasi : kelayakan organisasi, ekonomi, teknis dan
operasional serta identifikasi manfaat.
2. Analisa sistem
Tahap ini melakukan analisa secara mendalam terhadap informasi yang
dibutuhkan pengguna, kelengkapan organisasi dan sistem yang digunakan
saat ini bertujuan untuk membentuk sunctional requirement yang dibutuhkan
oleh pengguna. Analisa tersebut menenetukan informasi bisnisyang spesifik
seperti : tipe informasi, format produk informasi, time frame yang diperlukan
dan kemampuan proses informasi untuk masing-masing aktifitas sistem
(input, proses, output, penyimpanan dan kontrol). Tahap ini menghasilkan
kebutuhan fungsional pengguna hardware, software, network dan data
sumberdaya manusia yang digunakan pada sistem yang baru.
3. Perancangan sistem
Tahap ini merupakan aktifitas yang menghasilkan spesifikasi sistem untuk
memenuhi kebutuhan fungsional pengembangan dalam tahap analisa sitem.
Ada tiga aktifitas pernancangan sistem, yaitu :
a. Desain User Interface, merupakan kegiatan untuk merancang interaksi
antara pengguna dengan aplikasi komputer, baik dalam hal penetuan
metode masukan maupun keluaran seperti kemudahan penggunaan
halaman-halaman web internet dan ekstranet.
b. Desain Data, merupakan kegiatan untuk merancang struktur database
maupun file yang akan digunakan dalam sistem informasi. Desain data
akan menghasilkan :
1) Atribut atau karakteristik entitas yang diusulkan sebagai kebutuhan
pemeliharaan sistem informasi.
2) Relasi dari masing-masing entitas yang harus ada.
3) Data elemen spesifik yang dibutuhkan untuk memelihara masingmasing entitas dalam sistem informasi
c. Desain Proses, merupakan aktifitas yang berfokus pada perancangan
sumberdaya perangkat yaitu program dan prosedur yang dibutuhkan oleh
sistem informasi yang disulkan.
4. Implementasi Sistem

Trias Anggorojati | E40

13

Rancang Bangun Sistem Informasi Budidaya Ikan Cupang Berbasis Web

Merupakan penerapan sistem informasi yang telah dirancang, menyangkut
hardware dan software, pengembangan software, uji program dan prosedur,
pembuatan dokumentasi dan segala aktifitas instalasi. Selain itu juga
melaksanakan pendidikan dan pelatihan terhadap pengguna dan tenaga spesialis
yang akan mengoperasikan sistem yang baru. Tahap akhir dari implementasi
adalah melakukan konversi dari sitem yang digunakan saat ini ke sistem yang
baru dikembangkan. Metode konversi dapat mengurangi dampak dari penggunaan
teknologi baru dalam organisasi. Beberapa alternatif konversi sistem yang dapat
digunakan adalah parallel, pilot, phased dan plune.
5. Pemeliharaan sistem
Aktifitas ini merupakan tahap akhir dari SDLC yang meliputi : monitoring,
evaluasi dan modifikasi sistem sehingga sesuai kebutuhan pengembangan.
Termasuk juga proses peninjuan pasca implementasi untuk meyakinkan
implementasi sistem baru sesuai dengan kebutuhan fungsional bisnis pada tahap
perancangan sistem.

Gambar 2. Tahapan SDLC (O’Brien : 2006)

Trias Anggorojati | E40

14

Rancang Bangun Sistem Informasi Budidaya Ikan Cupang Berbasis Web

2.4. Metode Prototyping
Metode ini dirancang sebagai paradigma baru dalam pengembangan
sistem informasi, tidak hanya sekedar evolusi dari metode pengembangan sistem
informasi yang sudah ada, tetapi sekaligus merupakan revolusi dalam
pengembangan sistem informasi itu sendiri.
Metode ini merupakan proses pembuatan sistem yang memberikan ide
bagi pembuat maupun pemakai potensial tentang cara sistem akan berfungsi
dalam bentuk lengkapnya (Mc Leod,1995). Prototyping dapat menggantikan
SDLC pada sistem berskala kecil, namun untuk sistem berskala besar
penggunaannya dipadukan dengan SDLC. Keuntungan penggunaan prototyping
dimungkinkan menghemat biaya pengembangan dan meningkatkan kepuasan
penggunaan dengan sistem yang dihasilkan.
Metode ini dirancang agar dapat menerima perubahan-perubahan, agar
dapat menyempurnakan prototipe yang sudah ada. Tujuannya tidak lain untuk
menghasilkan sistem informasi yang dapat diterima serta perubahan-perubahan
yang terjadi merupakan bagian dari pengembangan sistem. Keterlibatan dalam
pengembangannya akan mempengaruhi kualitas akhir dari sistem yang akan
dihasilkan.
Terdapat empat langkah pengembangan yang digunakan dalam metode
prototipe (Mc Leod, 1995) yaitu :
1. Analisa dan identifikasi kebutuhan sistem
2. Pengembangan prototipe sistem
3. Penyesuaian sistem sesuai kebutuhan pemakai
4. Penggunaan sistem informasi
Prototipe sistem informasi bukanlah merupakan sesuatu yang lengkap, tetapi
sesuatu yang harus dimodifikasi kembali, dikembangkan, ditambahkan atau
digabungkan dengan sistem informasi yang lain bila perlu.
Jenis – jenis prototyping :


Feasibility prototyping – digunakan untuk menguji kelayakan dari
teknologi yang akan digunakan untuk system informasi yang akan disusun.
Trias Anggorojati | E40

15

Rancang Bangun Sistem Informasi Budidaya Ikan Cupang Berbasis Web



Requirement prototyping – digunakan untuk mengetahui kebutuhan
aktivitas bisnis user.



Desain Prototyping - digunakan untuk mendorong perancangan system
informasi yang akan digunakan.



Implementation prototyping – merupakan lanjytan dari rancangan protipe,
prototype ini langsung disusun sebagai suatu system informasi yang akan
digunakan.

Keunggulan protptyping :
1. End user dapat berpartisipasi aktif
2. Penentuan kebutuhan lebih mudah diwujudkan
3. Mempersingkat waktu pengembangan Sistem Informasi
Kelemahan prototyping :
1. Proses analisis dan perancangan terlalu singkat
2. Mengesampingkan alternatif pemecahan masalah
3. Bisanya kurang fleksible dalam mengahadapi perubahan
4. Prototype yang dihasilkan tidak selamanya mudah dirubah
5. Prototype terlalu cepat selesai .
Proses ini umumnya hanya untuk satu produk dan karakteristik dari produk
tersebut tidak dapat ditentukan secara pasti seperti produk manufaktur, sehingga
penggunaan ”model pertama” bagi pengembangan software tidaklah tepat. Istilah
prototyping dalam hubungannya dengan pengembangan software sistem informasi
manajemen lebih merupakan suatu proses bukan prototipe sebagai suatu produk.

Gambar 3. Tahapan Prototyping dengan Metode Waterfall

Trias Anggorojati | E40

16

Rancang Bangun Sistem Informasi Budidaya Ikan Cupang Berbasis Web

2.5. Web Development
Menurut Syahputra (2003), Web merupakan suatu jaringan komputer
global yang menggunakan protokol internet (internet protocol). Suatu web
biasanya akan berbentuk server yang berisi data dan informasi dipergunakan
untuk mnyebarluaskan informasi bagi suatu organisasi yang membangun jaringan
web tersebut. Web server adalah merupakan suatu server internet yang
menggunakan protocol HTTP (hypertext Transfer Protocol) untuk melayani
semua proses pentransferan data. Dengan adanya Web server ini, semua pengguna
internet di berbagai belahan dunia dapat dengan mudah menerima berbagai
informasi hanya dengan cara melakukan browsing dengan menggunakan program
browser.
Data dan informasi yang akan ditemukan dalam suatu web akan disimpan
dalam bentuk dokumen Homepage. Dokumen Homepage tersebut akan
menggunakan standar tulisan yang sama untuk setiap platform komputer, dalam
hal ini berformat HTML (Hypertext Markup Language). Dokumen HTML
tersebut akan dikatakan pada web server agar bisa diakses oleh mereka yang
memerlukan.
Menurut Sutarman (2003), Web dapat dikategorikan menjadi dua yaitu
Web statis dan dinamis atau interktif. Web statis adalah web yang berisi atau
menampilkan informasi-informasi yang sifatnya statis(tetap), sedangkan web
dinamis adalah web yang menampilkan informasi serta dapat berinteraksi dengan
user yang sifatnya dinamis. Pengembangan web biasanya lebih ditujukkan kepada
upaya untuk menampilkan data atau informasi yang dapat diakses oleh siapa saja
yang memerlukan dalam lingkungan internet. Tujuan suatu organisasi
menggunakan web biasanya untuk menyebarluaskan informasi, baik berupa
promosi produk, penyampaian misi dan visi, dan sebagainya.
Menurut Sutarman (2003), desain web yang baik bertumpu pada prinsip
pokok yaitu membuatnya sederhana serta menjaga kerjanya tetap cepat ketika
diakses. Untuk menghasilkan situs yang baik diperlukan pemikiran dan sedikitnya
sentuhan rasa seni. Situs yang bagus paling tidak memenuhi kriteria sebagai
berikut :

Trias Anggorojati | E40

17

Rancang Bangun Sistem Informasi Budidaya Ikan Cupang Berbasis Web

1. Isinya menarik
2. Tampilannya bagus
3. Navigasinya jelas, tidak membingungkan pengunjung
4. Kecepatan akses situs tersebut tinggi
Sedangkan menurut Siagian (2002), agar informasi yang disajikan selalu
baru (up to date), beberapa langkah yang harus dilakukan dalam mebuat design
web adalah sebagai berikut :
1. Identifikasi daerah penyebaran informasi dan isi publikasi yang akan terjaring
dalam web.
2. Menentukan perangkat yang akan digunakan untuk menyediakan infromasi,
apakah menggunakan web server, e-mail atau lainnya.
3. Menentukan pemakaian interface web untuk penanganan informasi resmi
sebagai aplikasi utama.
4. Membuat proyek percontohan (pilot project)
5. Menentukan tingkat keamanan dan kerahasiaan data atau informasi
6. Sumberdaya manusia, aspek yang harus diperhatikan meliputi : persyaratan
pengetahuan, keterampilan, dan orientasi kultural organisasi.
Agar informasi sebagai resource organisasi bermanfaat dalam proses
manajemen, informasi tersebut harus memiliki ciri kemutakhiran, kelengkapan,
keandalan, akurasi, dapat dipercaya serta tersimpan sedemikian rupa sehingga
mudah ditelusuri jika diperlukan. Guna menjamin terwujudnya kedua hal tersebut,
diperlukan audit sistem pengolahan data.
Menurut Pressman (2001), agar Web Application (WebApp) berkembang
dari informasi yang bersifat statis menjadi dinamis maka diperlukan
pengembangan kerangka Web Engineering (WebE) yang efektif melalui aktifitas
framework dan tugas teknik. Model proses WebE menurut Pressman (2001)
meliputi enam kegiatan sebagai berikut :
1. Formulasi (formulation), merupakan kegiatan yang mengidentifikasi sasaran
dan tujuan pembuatan Aplikasi Web (WebApp) dan menentukan materi yang
akan dibuat.

Trias Anggorojati | E40

18

Rancang Bangun Sistem Informasi Budidaya Ikan Cupang Berbasis Web

2. Perencanaan (Planning), bertujuan untuk mengestimasi biaya proyek secara
keseluruhan, evaluasi resiko yang mungkin timbul dan mendefinisikan jadwal
rencana pembuatan aplikasi web.
3. Analisis (analysis), merupakan kegiatan untuk menetapkan syarat-syarat
teknis dan mengidentifikasi isi web aplikasi yang akan dihasilkan dan
ditampilkan pada aplikasi.
4. Perancangan (engineering), merupakan kegiatan yang terbagi menjadi dua
bagian tugas yaitu terdiri dari :
a. Non teknis
Desain isi dan produksi merupakan tugas dari anggota tim WebE non
teknis yaitu mendesain isi, memproduksi dan mendapatkan selutuh informasi
yang berupa grafis, audio, video yang akan dimuat dalam WebApp.
b. Teknis
Untuk menghasilkan desain berbasis web yang efektif, seorang Web
Engginer harus bekerja berdasarkan empat elemen taknis sebagai berikut :
prinsip dan metode desain, aturan-aturan cemerlang, pola desain dan
templates. Masing-masing elemen tersebut dapat dijabarkan secara terinci
dalam sesi sebagai berikut :
1) Desain arsitektural (architectural design)
Struktur WebAPP, terdapat empat macam struktur yang adapat dipilih
dalam mengembagkan desain untuk WebApp yaitu linear, Grid, Hirarkial
dan Jaringan.
2) Desain Patterns, dapat digunakan tidak hanya pada aplikasi dari elemen
fungsional tetapi juga dapat digunakan untuk dokumen, grafis dan
memperindah penampilan situs web.
3) Desain Navigasi
Desain Web harus menetapkan arah navigasi yang dapat mempermudah
user dalam mengakses isi WebApp. Untuk mempermudah pengaksesan
WebApp desainer harus dapat mengidentifikasi semantik (visitor,
registered customer atau previleged user) dan dapat menetapkan navigasi
secara mekanik (syntax), untuk menghasilkan desain antar muka yang
bermutu.

Trias Anggorojati | E40

19

Rancang Bangun Sistem Informasi Budidaya Ikan Cupang Berbasis Web

4) Desain antar muka
Kegiatan yang dilakukan dalam desain antar muka adalah menetapkan
maksud dan tujuan dari masing-masing bagian atau tugas, memetakan
setiap maksud dan tujuan dalam kegiatan yang lebih spesifik, menentukan
urutan User Scenario, mengindikasikan keadaan sistem, menetapkan
mekanisme kontrol berpengaruh terhadap sistem, dan mengindikasikan
bagaimana interpretasi user terhadap sistem dari informasi yang tersedia
sampai antar muka.
5. Page Generation
Merupakan kegiatan pembuatan konstruksi dengan menggunakan alat bantu
otomatis untuk menghasilkan kreasi WebApp. Isi dari kegiatan tersebut
merupakan gabungan antara arsitektur , navigasi dan desain antar muka untuk
menghasilkan halaman-halaman web dalam HTML, XML dan bahasa
pemograman lain (seperti Java). Sedangkan testing merupakan kegiatan
ujicoba untuk melihat kelayakan operasi dari WebApp.
6. Customer Evaluation
Selama masa evaluasi setiap tambahan yang dihasilkan sebagai proses WebE
ditinjau ulang.

Trias Anggorojati | E40

20

Rancang Bangun Sistem Informasi Budidaya Ikan Cupang Berbasis Web

III. PEMBAHASAN
Pembuatan Sistem Informasi Budidaya Ikan Cupang ini mengikuti siklus
dari SDLC yang diawali dengan investigasi sistem, analisa sistem dan
perancangan sistem berbasis web, implementasi dan pemeliharaan sistem. Untuk
dua proses terakhir belum bisa dilakukan karena proses penelitian ini dibatasi
sampai dengan tahap perencanaan, seiring dengan dibutuhkannya waktu yang
lebih panjang untuk tahap implementasi dan pemeliharaan sistem.

3.1 Investigasi sistem
3.1.1 Formulasi Permasalahan
Seperti telah diulas di bab sebelumnya bahwa potensi akan pasar ikan hias,
khususnya ikan hias air tawar Cupang (Betta sp.) masih cukup terbuka lebar, baik
pasar di luar negeri maupun di dalam negeri sendiri. Kebutuhan pasar yang ada
baru terpenuhi sekitar 60% saja, dimana tidak diimbangi dengan kemampuan
supply atau produksi dikarenakan minimnya jumlah pengusaha atau peternak ikan
hias Cupang akibat kurangnya promosi maupun dukungan pemerintah. Kurangnya
informasi, berita, sosialiasasi, maupun aktivitas pembinaan dari pemerintah
mengakibatkan rendahnya jumlah pemain atau pengusaha baru yang terjun ke
bisnis ini. Jumlah pengusaha atau peternak ikan cupang yang masih sedikit
dengan kapasitas produksi atau jual yang masih rendah mengakibatkan
permintaan yang ada tidak terpenuhi secara maksimal.
Hal ini harus menjadi perhatian pemerintah secepatnya untuk dapat
membuka lapangan usaha baru, usaha kecil menengah dan usaha rumahan untuk
menjemput dan menangkap potensi yang ada di pasar luar dan dalam negeri. Dan
juga untuk menghindari masuknya impor ikan cupang dari negara – negara
tetangga ke Indonesia.
3.1.2 Alternatif Penyelesaian Masalah
Sistem Informasi budidaya ikan cupang berbasis web ini diharapkan akan
menjadi salah satu solusi dari permasalahan produksi ikan hias nasional saat ini,
khususnya untuk ikan hias air tawar Cupang. Dalam pusat informasi berbasis web

Trias Anggorojati | E40

21

Rancang Bangun Sistem Informasi Budidaya Ikan Cupang Berbasis Web

22

ini, masyarakat umum akan mudah mendapatkan seluruh informasi seputar
budidaya ikan cupang. Dimulai dari data-data mengenai potensi pasar yang ada,
baik di dalam negeri maupun di luar negeri. Simulasi mengenai permodalan yang
harus disiapkan dan keuntungan yang akan diperoleh. Tahapan atau jalan untuk
mendapatkan pinjaman lunak bagi pengusaha/peternak baru dan UKM. Persiapan
dan cara budidayanya, mulai dari mempersiapkan kolam, bibit ikan, pemeliharaan,
pembudidayaan, sampai tahapan panen. Dan tentu saja proses penjualan, dimana
web ini juga diharapkan bisa menjadi pusat informasi bagi konsumen atau
reseller baru untuk mendapatkan informasi detail mengenai bisnis ikan cupang.
Sehingga web ini nantinya juga bisa menjadi pintu koneksi antara produsen dan
konsumen.
3.2 Analisa Sistem
Sistem informasi budidaya ikan cupang berbasis web ini nantinya akan
tersusun menjadi 7 subsistem, yakni subsistem halaman awal, profil Betta sp,
potensi pasar, proses budidaya, simulasi usaha, berita, dan buku tamu. Pengguna
dibedakan menjadi 2, yaitu pengguna biasa (user) dan anggota (member).
Pengguna adalah semua orang yang dapat mengakses internet dan memiliki
minat

terhadap informasi

bisnis

ikan cupang. Sedangkan member adalah

pengguna biasa yang mempunyai hak dan kewajiban serta fasilitas-fasilitas khusus
yang disediakan oleh sistem. Setiap anggota harus mendaftarkan diri secara resmi
agar keberadaannya dapat diketahui dan memudahkan untuk proses pembinaan.

Sistem Informasi Budidaya Ikan Cupang

Halaman Awal

Profil Betta sp.

Potensi Pasar

Proses Budidaya

Simulasi Usaha

Berita

Jenis

Dalam Negeri

Persiapan Kolam

Pembibitan

Lokal

Cupang Hias

Luar Negeri

Bibit

Reseller

Mancanegara

Gallery

Buku Tamu

Pemeliharaan

Panen

Gambar 4. Halaman Menu Subsistem Utama Web Ikan Cupang

Trias Anggorojati | E40

Rancang Bangun Sistem Informasi Budidaya Ikan Cupang Berbasis Web

Selanjutnya, dilakukan identifikasi mengenai pelaku, dan pengguna informasi,
data-data pendukung sistem informasi, dan kebutuhan fungsional sistem
informasi.
1. Pelaku dan pengguna
Pelaku dalam sistem informasi dapat melakukan akses, input, serta
mengolah data. Pelaku Sistem Informasi budidaya ikan cupang ini antara
lain :
a. Kementrian Kelautan dan Perikanan sebagai basis data mengenai
potensi pasar dan peluang usaha baik di tingkat lokal maupun
internasional. Kementrian Kelautan dan Perikanan juga dapat
memberikan info mengenai jurnal ilmiah yang terkait dengan
budidaya ikan cupang.
b. Peternak/pengusaha dan masyarakat umum yang terdaftar sebagai
member.
c. Admin yang mempublikasikan berita terbaru serta mengolah data
yang diterima dari pelaku lain sehingga bisa diakses oleh pengguna
secara umum.
2. Data-data pendukung sistem informasi
Agar data-data dapat dintegrasikan menjadi informasi yang
berarti, data tersebut harus disusun dengan menggunakan model
tertentu dan disimpan dengan mengggunakan bentuk format yang
mudah diakses dan mudah dibaca. Data-data pendukung yang
diperlukan antara lain :
a. Data populasi peternak ikan cupang dan kapasitas produksi/supply
b. Data harga
c. Data pasar dalam negeri dan luar negeri
d. Data Publikasi Ilmiah
e. Berita seputar budidaya ikan cupang, seperti berita pameran,
kontes/perlombaan, jenis/varietas terbaru sampai pada teknologi
terbaru yang diterapkan.

Trias Anggorojati | E40

23

Rancang Bangun Sistem Informasi Budidaya Ikan Cupang Berbasis Web

3.3. Desain Sistem Informasi Berbasis Web
Sistem Informasi berbasis web ini nantinya akan dikembangkan
dengan

menggunakan

software

Frotpage

2000

sebagai

aplikasi

pembangun, sedangkan manajemen database menggunakan software
SQL Server 2000. System yang akan dikembangkan merupakan sistem
yang berbasis pada internet sehingga memungkinkan semua mayarakat
umum bisa mengakses dan mengambil manfaat secara cepat dan mudah.
Saat ini rancang bangun sistem informasi budidaya ikan cupang berbasis
web ini baru sampai tahap analisa sistem, dan akan dikembangkan lebih
jauh untuk desain sistem, implementasi dan verifikasinya.
Berikut adalah contoh sistem informasi berbasis web yang sudah ada di
internet, dimana dirasakan beberapa web yang sudah ada ini masih belum mampu
memberikan informasi yang maksimal kepada masyarakat mengenai produk ikan
cupang dan potensi ekonomis dibaliknya. Beberapa web yang sudah ada hanya
dibangun secara individual dan hanya untuk kepentingan individu atau komunitas
tertentu.

Gambar 5. Contoh Web Komunitas Ikan Cupang

Trias Anggorojati | E40

24

Rancang Bangun Sistem Informasi Budidaya Ikan Cupang Berbasis Web

Gambar 6. Contoh Web Informasi Ikan Cupang
Sistem informasi budidaya ikan cupang berbasis web yang nantinya
dikembangkan harus merupakan suatu web yang terintegrasi, dengan data yang
lengkap, mulai dari informasi mengenai variasi jenis ikan cupang, potensi
ekonomisnya, berita-berita atau informasi baru yang sedang berkembang, cara
budidaya sampai pada jalur penjualan dan distribusinya. Web yang dikembangkan
harus bersifat umum dan bermanfaat luas bagi masyarakat, tidak hanya untuk
kepentingan individu atau kelompok tertentu.

Trias Anggorojati | E40

25

Rancang Bangun Sistem Informasi Budidaya Ikan Cupang Berbasis Web

IV. KESIMPULAN
Dari pembahasan di atas, maka dapat ditarik beberapa kesimpulan antara lain :
1. Masih terbuka lebarnya peluang usaha ikan hias, khususnya ikan hias
Cupang (Betta sp.) baik di dalam negeri maupun di luar negeri, dimana
jumlah peternak atau pengusaha ikan cupang di dalam negeri yang
menggeluti usaha budidaya ikan hias ini masih sangat sedikit sehingga
produksi atau kapasitas jual ikan cupang masih belum mampu memenuhi
permintaan pasar yang ada .
2. Masih terbatasnya informasi yang diberikan kepada masyarakat mengenai
peluang atau potensi bisnis ikan cupang yang ada sehingga tidak banyak
peternak atau pengusaha baru yang muncul yang mau menggeluti usaha
budidaya ikan cupang secara serius.
3. Rancangan Sistem Informasi budidaya ikan cupang berbasis web ini
dikembangkan untuk memberikan solusi atas permasalahan di atas, dimana
sistem informasi budidaya ikan cupang berbasis web ini akan menjadi
suatu pusat informasi yang terintegrasi mengenai segala hal yang berkaitan
dengan budidaya ikan cupang. Dengan adanya pusat informasi yang
lengkap dan mampu memberikan data yang riil dan terintegrasi,
diharapkan masyarakat umum maupun calon peternak atau investor baru
akan lebih optimis dan mau ikut menggeluti usaha budidaya dan penjualan
ikan cupang sehingga dapat membuka lapangan usaha baru, mengisi
kebutuhan permintaan dalam negeri dan meningkatkan devisa negara
dengan meningkatkan kapasitas ekspor ikan cupang ke luar negeri.
4. Rancangan Sistem Informasi budidaya Ikan Cupang berbasis web ini
dikembangkan dengan mengikuti tahapan SDLC yang ada sampai dengan
tahapan analisa sistem, sehingga masih perlu dikembangkan tahapan
desain sistem, implementasi dan verifikasi atau evaluasi sampai diperoleh
suatu sistem informasi berbasis web dengan tampilan yang menarik dan
user friendly,mudah diakses, mampu memberikan data dan informasi yang
lengkap dan terintegrasi, serta mampu berfungsi pula sebagai media
komunikasi antara pelaku dan pengguna web ini.

Trias Anggorojati | E40

26

Rancang Bangun Sistem Informasi Budidaya Ikan Cupang Berbasis Web

V.

DAFTAR PUSTAKA

McLeod, Jr,Raymond. 1995. Sistem Informasi Manajemen, Studi Sistem Berbasis
Komputer. Edisi Bahasa Indonesia. Penerbit PT prenhalindo. Jakarta
O’Brien, J.A. 1999. Management Information Systems : Managing Infromation
technology in the internetworked enterprise. Fourth edition. Penerbit
McGraw-Hill company Inc. USA
Syahputra, andi. 2003. Apache web server. Seri linux redhat 7.1. Penerbit Andi.
Yogyakarta.
Siagian,S.P. 2002. Sistem Informasi Manajemen. Edisi 2. Cet 2. Bumi Aksara.
Jakarta.
Sutarman. 2003. Membangun aplikasi web dengan PHP dan MySQL. Seri
pemograman Web. Penerbit Graha Ilmu.
Situs resmi Dewan Ikan Hias Indonesia : http://dihi.or.id
Situs betta splendens : http://bettasplendens.com

Trias Anggorojati | E40

27

Dokumen yang terkait

SISTEM OTOMATISASI SONAR (LV MAX SONAR EZ1) DAN DIODA LASER PADA KAPAL SELAM

15 214 17

ANALISIS SISTEM TEBANG ANGKUT DAN RENDEMEN PADA PEMANENAN TEBU DI PT PERKEBUNAN NUSANTARA X (Persero) PABRIK GULA DJOMBANG BARU

36 327 27

ANALISIS SISTEM PENGENDALIAN INTERN DALAM PROSES PEMBERIAN KREDIT USAHA RAKYAT (KUR) (StudiKasusPada PT. Bank Rakyat Indonesia Unit Oro-Oro Dowo Malang)

160 705 25

DAMPAK INVESTASI ASET TEKNOLOGI INFORMASI TERHADAP INOVASI DENGAN LINGKUNGAN INDUSTRI SEBAGAI VARIABEL PEMODERASI (Studi Empiris pada perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun 2006-2012)

12 142 22

SIMULASI SISTEM KENDALI KECEPATAN MOBIL SECARA OTOMATIS

1 82 1

ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL TERNAK ITIK PETELUR DENGAN SISTEM INTENSIF DAN TRADISIONAL DI KABUPATEN PRINGSEWU

10 119 159

STUDI PERBANDINGAN HASIL BELAJAR DAN KETERAMPILAN PROSES SAINS DITINJAU DARI PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI

6 77 70

PENGGUNAAN BAHAN AJAR LEAFLET DENGAN MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE (TPS) TERHADAP AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK SISTEM GERAK MANUSIA (Studi Quasi Eksperimen pada Siswa Kelas XI IPA1 SMA Negeri 1 Bukit Kemuning Semester Ganjil T

47 275 59

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA PADA MATERI LUAS BANGUN DATAR MENGGUNAKAN METODE DISCOVERY DI KELAS VB SD NEGERI 5 SUMBEREJO KECAMATAN KEMILING BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2012/2013

7 63 30

RANCANG BANGUN PENGGERAK OTOMATIS PANEL SURYA MENGGUNAKAN SENSOR PHOTODIODA BERBASIS MIKROKONTROLLER ATMEGA 16.

20 120 60