Hubungan Antara Pembukaan UUD 1945 denga (1)

Hubungan Antara Pembukaan UUD 1945 dengan
Pancasila
Pada hakekatnya inti dari pembukaan UUD 1945 adalah terdapat dalam alinea IV.
Sebab dalam alinea IV tersebut mencakup segala aspek penyelenggaraan pemerintahan
Negara yang berdasarkan Pancasila. Hubungan antara Pembukaan UUD 1945 adalah bersifat
timbal balik sebagai berikut:
1). Hubungan Formal
Pancasila merupakan norma dasar hukum yang positif. Dengan demikian tata
kehidupan bernegara tidak hanya bertopang pada asas-asas sosial, politik dan ekonomi saja,
akan tetapi juga perpaduan asas-asas kultural, religius dan kenegaraan yang unsurnya terdapat
dalam Pancasila.
Rumusan Pancasila sebagai dasar Negara Republik Indonesia adalah seperti yang
tercantum dalam Pembukaan UUD 1945 alinea IV, yang berdasarkan pengertian ilmiah
merupakan Pokok Kaidah Negara yang fundamental. Pemmbukaan UUD 1945 berfungsi dan
berkedudukan sebagai Mukadimah dari UUD 1945 dalam kesatuan yang tidak dapat
dipisahkan, juga sebagai suatu yang bereksistensi sendiri yang hakekat hukumnya berbeda
dengan pasal-pasalnya. Sehingga posisi Pancasila sebagai inti Pembukaan UUD 1945 sangat
kuat dan permanen. Perumusan yang menyimpang dari pembukaan tersebut adalah tidak sah,
hal ini telah diatur dalam ketetapan MPRS No. XX/MPRS/1996, (juncto Tap No.
V/MPRS/1973).
2). Hubungan Secara Material

Hubungan kedua antara Pembukaan UUD 1945 dengan Pancasila adalah hubungan
secara formal. Bila ditinjau dari proses perumusan Pancasila dan Pembukaan UUD 1945,
secara kronologis materi pertama yang dibahas oleh BPUPKI adalah dasar filsafat Pancasila
baru kemudian Pembukaan UUD 1945. Setelah itu tersusunlah Piagam Jakarta yang disusun
oleh panitia 9 sebagai wujud bentuk pertama Pembukaan UUD 1945.
Berdasarkan urutan tertib hukum Indonesia, Pembukaan UUD 1945 adalah tertib
hukum yang tertinggi, yang bersumber dari Pancasila. Deengan kata lain Pancasila
merupakan sumber tertib hukum Indonesia. Secara material tertib hukum Indonesia adalah
dijabarkan dari nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila.