JURNAL ILMIAH PERAN REFORMASI BIROKRASI

PERAN REFORMASI BIROKRASI “KETATALAKSANAAN” DALAM
MENINGKATKAN KUALITAS PELAYANAN DI KELUARAHAN KAUMAN KOTA
MALANG
Oleh
Jurusan
NIM
Email

: Oki Seru
: Administrasi Publik
: 14310039
: okisr14@gmail.com
Abstraksi

Birokrasi pemerintah mempunyai fungsi pelayanan, yang saat ini menjadi pusat perhatian
semua kalangan, tidak terkecuali di daerah. Sebagaimana diketahui bersama, pemerintah
daerah merupakan ujung tombak bagi berhasilnya otonomi daerah. Dengan dikeluarkannya
UU. No 23 Tahun 2014, otonomi daerah yang dicanangkan pemerintah, membawa
konsekuensi adanya perubahan di segala bidang, khususnya dalam penyelenggaraan
pemerintahan daerah. Karena kemajuan suatu bangsa salah satunya ditentukan oleh
kemampuan aparatur birokrasi dalam menjalankan tugas dan fungsinya yaitu, sebagai

pelayan publik kepada masyarakat secara profesional dan akuntabel. Apabila publik dapat
terlayani dengan baik oleh aparatur birokrasi, maka dengan sendirinya aparatur birokrasi
mampu menempatkan posisi dan kedudukannya yaitu sebagai civil servant atau public
service. Namun kenyataan masih banyak ditemui adanya hambatan dan kekurangan dalam
memberikan pelayanan, sehingga menimbulkan kekecewaan. Kekecewaan masyarakat
berkaitan dengan pelayanan birokrasi antara lain, berbelit-belit, lamban, mahal dan tidak
transparan. Oleh karena itu, otonomi daerah yang dijalankan pemerintah, mau tidak mau
membawa konsekuensi perlunya pembaharuan dalam memberikan pelayanan masyarakat
dalam wujud reformasi birokrasi. Reformasi kultur dan struktur dalam tubuh birokrasi
merupakan strategi mendasar untuk memberikan keyakinan dan mengembalikan
kepercayaan masyarakat terhadap kredibilitas pemerintah.
Kata Kunci: Reformasi Birokrasi, Ketatalaksanaan, Kualitas Pelayanan
PENDAHULUAN

Rendahnya kualitas pelayanan publik dan
praktek-praktek
korupsi
masih
berlangsung hingga saat ini.
Di era reformasi ini, ada

begitu banyak tuntutan-tuntutan dari
masyarakat terhadap pemerintah mengenai
hak yang harus diterima oleh masyarakat
itu sendiri. Dalam menjawab berbagai
tuntutan-tuntutan ini, pemerintah perlu
berinovasi
dalam
hal
ini
yaitu
mengoptimalkan sumber daya atau potensi
yang telah ada. Prevalensi birokrasi yang
kompeten dan profesional bukan sekedar
kebutuhan,
tetapi
juga
merupakan
keharusan. Birokrasi yang kompeten dan
profesional adalah birokrasi yang memiliki
sense of responsibility dan professionally


Latar Belakang
Agenda reformasi birokrasi sudah
berlangsung sejak dikeluarkannya TAP
MPR RI Nomor VI Tahun 2001 yang
mengamanatkan kepada presiden agar
mulai memperbaiki birokrasi. Birokrasi
diharapkan menjadi pelayan masyarakat,
abdi negara dan teladan bagi masyarakat.
Secara teoritis, tujuan pelayanan publik
pada
dasarnya adalah memuaskan
masyarakat (Lijan Poltak Sinambela, dkk,
2006, p. 6). Namun pada prakteknya,
reformasi birokrasi yang bertujuan luhur
tersebut belum sepenuhnya berhasil
diterapkan dalam pemerintahan kita.
1

dalam melaksanakan tugas pokok, fungsi,

kewenangan, dan tanggung jawab yang
diamanahkan kepadanya. Sense of
responsibility menuntut birokrasi tidak
sekedar mau dan mampu bertanggung
jawab, tetapi juga mau dan mampu
mempertanggungjawabkan
Tupoksiwab
yang diamanahkan kepadanya. Mereka
akan melaksanakan Tupoksiwab secara
sungguh-sungguh meskipun tidak ada
yang mengawasinya.

melakukan reformasi dibeberapa bidang,
salah satunya adalah ketatalaksanaan.
Ketatalaksanaan
inilah
yang
menjadi dasar penelitian untuk mengetahui
peran dari reformasi birokrasi lebih khusus
ketatalaksanaan dalam meningkatkan

pelayanan terhadap masyarakat
di
kelurahan Kauman.

Dalam konteks konsep birokrasi,
bidang cakupan membangun birokrasi
yang
profesional,
bidang
cakupan
membangun birokrasi yang profesional
berbasis kinerja menjadi
sangat
luas.
Setidaknya,
bidang
cakupannya meliputi aspek kelembagaan,
perangkat personel
(birokrat), ketatalaksanaan, sumberdaya
keuangan dan peralatan (teknologi

administrasi), dan
manajemen penyelenggaraan pemerintah
daerah.
Aspek
ketatalaksanaan
perlu
dibangun agar seluruh unsur lembaga
dapat bekerja sesuai dengan mekanisme,
prosedur, metode yang telah ditetapkan.
Oleh karena itu, tepat sekali bila dikatakan
bahwa membangun birokrasi dari aspek
kelembagaan berarti berusaha menata atau
mnciptakan
sistem,
prosedur,
dan
mekanisme suatu lembaga beserta
peringkatnya agar dapat beroperasi secara
efisien dan efektif.
Di kelurahan Kauman, Kecamatan

Klojen, Kabupaten Malang juga tidak
terlepas dari reformasi birokrasi. Ada
berbagai hak masyarakat kelurahan
Kauman yang harus dipenuhi oleh
pemerintah kelurahan Kauman. Dalam
memenuhi tuntutan ini, pemerintah
kelurahan Kauman harus bisa berinovasi
agar segala bentuk kebijakan dan
pelayanan bisa memenuhi hak masyarakat
kelurahan Kauman. Demi tercapainya
target untuk memenuhi hak masyarakat,
pemerintah kelurahan Kauman perlu

Penelitian ini merupakan Penelitian
deskriptif kualitiatif yang menghadirkan
gambaran tentang situasi atau fenomena
sosial secara detil. Dalam penelitian ini,
peneliti memulai penelitian dengan desain
penelitian yang terumuskan secara baik
yang ditujukan untuk mendeskripsikan

sesuatu secara jelas dengan pendekatan
kualitatif. Penelitian ini melalui beberapa
tahapan yakni:

MOTODE

Tahapan Penelitian
a. Teknik Pengumpulan Data
Data yang dikumpulkan dalam penelitian
ini adalah data primer. Data primer
diperoleh
dari
proses
wwancara
(interview) yang dilakukan secara
terstruktur kepada informan informan
terpilih di lokasi penelitian. Informan
informan tersebut diambil dari pelaku
kegiatan administrasi di Kelurahan
Kauman dalam hal ini Lurah dan Kepala

bagian.
b. Analisis dan Penafsiran Data
Data dalam penelitian ini dianalisis dengan
teknik “grounded” yang dilakukan secara
interaktif (Sugiono, 2009: 91-99) dalam
tiga tahap analisis yakni: [1] Reduksi data;
menuangkan data lapangan kedalam
catatan penelitian. [2] Penyajian data; data
yang telah direduksi kemudian disajikan
untuk memudahkan peneliti membaca titik
persoalan dalam penelitian. Dan [3]
Verifikasi data; melakukan verifikasi
secara terus menerus atas seluruh data
yang telah diperoleh untuk mempermudah
peneliti dalam menarik kesimpulan.
c. Pengujian Data
2

Untuk menguji keabsahan dan validitas
data, penelitian ini menggunakan model

trianggulasi seperti yang dikembangkan
oleh Wiliam Wiersma (Sugiono, 2009:
125) yakni membandingkan seluruh
informasi yang diperoleh dari teknik
wawancara maupun dokumentasi sehingga
menemukan informasi yang sahih.
d. Penyimpulan Data
Data yang telah diuji tersebut kemudian
disimpulkan berdasarkan pertanyaan yang
dilakukan dalam penelitian ini.\

berpengaruh terhadap kualitas pelayanan
publik
merupakan
pola
penyelenggaraannya
(ketatalaksanaan).
Dilihat dari pola penyelenggaraannya ,
pelayanan publik memimiliki beberapa
kelemahan, antara lain:

a. Kurang responsif. Kondisi ini terjadi
pada hampir semua tingkatan unsur
pelayanan, mulai pada tingkatan petugas
pelayanan (front line) sampai dengan
tingkatan
penanggungjawab
instansi.
Respon terhadap berbagai keluhan,
aspirasi, maupun harapan masyarakat
seringkali lambat atau bahkan diabaikan
sama sekali.
b. Kurang informatif. Berbagai informasi
yang seharusnya disampaikan kepada
masyarakat, lambat atau bahkan tidak
sampai kepada masyarakat.
c. Kurang accessible. Berbagai unit
pelaksana pelayanan terletak jauh dari
jangkauan
masyarakat,
sehingga
menyulitkan
bagi
mereka
yang
memerlukan pelayanan tersebut.
d. Kurang koordinasi. Berbagai unit
pelayanan yang terkait satu dengan lainnya
sangat kurang berkoordinasi. Akibatnya,
sering terjadi tumpang tindih ataupun
pertentangan kebijakan antara satu instansi
pelayanan dengan instansi pelayanan lain
yang terkait.
e. Birokratis. Pelayanan (khususnya
pelayanan perijinan) pada umumnya
dilakukan dengan melalui proses yang
terdiri dari berbagai level, sehingga
menyebabkan penyelesaian pelayanan
yang terlalu lama. Dalam kaitan dengan
penyelesaian
masalah
pelayanan,
kemungkinan staf pelayanan (front line
staff) untuk dapat menyelesaikan masalah
sangat
kecil,
dan
dilain
pihak
kemungkinan masyarakat untuk bertemu
dengan penanggungjawab pelayanan,
dalam rangka menyelesaikan masalah yang
terjadi ketika pelayanan diberikan, juga
sangat sulit. Akibatnya, berbagai masalah
pelayanan memerlukan waktu yang lama
untuk diselesaikan.
f.
Kurang
mau
mendengar
keluhan/saran/aspirasi masyarakat. Pada

Indikator Capaian
a. Pengumpulan Data
Indikator capaian dalam tahapan ini adalah
ditemukannya informan-informan kunci
serta dokumen-dokumen terkait dengan
subyek penelitian.
b. Analisis dan Penafsiran Data
Indikator capaian dalam tahapan ini adalah
dapat mereduksi, menyajikan, serta
memverifikasikan
data
yang
telah
dikumpulkan.
c. Pengujian Data
Indikator capaian dalam tahapan ini adalah
dapat membandingkan data yang diperoleh
dari informan dengan data dokumentasi
subyek penelitian
d. Penyimpulan Data
Indikator capaian dalam tahapan ini adalah
mendapatkan sebuah persepsi atas data
yang disimpulkan sehingga mampu
menjawab persoalan penelitian yang
dilakukan
PEMBAHASAN
Peran
Ketatalaksanaan
Reformasi
Birokrasi
Dalam
Meningkatkan
Kualitas Pelayanan di Kelurahan
Kauman
Ada banyak hal yang menjadi
permasalahan utama dalam pelayanan
publik yaitu kualitas pelayanan publik itu
sendiri. Permasalahan ini juga tidak
terkecuali dengan pelayanan di kelurahan
Kauman. Salah satu aspek yang
3

umumnya aparat pelayanan kurang
memiliki kemauan untuk mendengar
keluhan/saran/ aspirasi dari masyarakat.
Akibatnya, pelayanan dilaksanakan dengan
apa adanya, tanpa ada perbaikan dari
waktu ke waktu
g. Inefisien. Berbagai persyaratan yang
diperlukan (khususnya dalam pelayanan
perijinan) seringkali tidak relevan dengan
pelayanan yang diberikan.

c. Accessible
Berbagai bentuk atau unit pelayanan harus
dekat dengan masyarakat kelurahan
Kauman. Hal ini dibuktikan dengan
berbagai program pembangunan yang
melibatkan masyarakat kelurahan Kauman
itu sendiri..
d. Koordinasi
Berbagai bidang-bidang di struktur
kelurahan Kauman saling berhubungan
untuk mencapai tujuan atau program
pembangunan serta menjalin kerja sama
dengan masyarakat.

Dilihat dari sisi sumber daya
manusianya, kelemahan utamanya adalah
berkaitan
dengan
profesionalisme,
kompetensi, empathy dan etika. Berbagai
pandangan juga setuju bahwa salah satu
dari unsur yang perlu dipertimbangkan
adalah masalah sistem kompensasi yang
tepat.
Dilihat dari sisi kelembagaan,
kelemahan utama terletak pada disain
organisasi yang tidak dirancang khusus
dalam rangka pemberian pelayanan kepada
masyarakat, penuh dengan hirarki yang
membuat pelayanan menjadi berbelit-belit
(birokratis), dan tidak terkoordinasi.
Kecenderungan untuk melaksanakan dua
fungsi sekaligus, fungsi pengaturan dan
fungsi penyelenggaraan, masih sangat
kental dilakukan oleh pemerintah, yang
juga menyebabkan pelayanan publik
menjadi tidak efisien.
Melihat berbagai kelemahan ini,
reformasi membawa peran menjadi
mediator unuk mengubah kelemahankelemahan ini agar bisa membentuk
kualitas pelayanan publik yang lebih baik
di kelurahan Kauman berdasarkan asasasas reformasi birokrasi, seperti:
a. Pemerintahan kelurahan Kauman
yang responsif
Dalam menanggapi berbagai keluhan,
harapan
atau
aspirasi
masyarakat,
pemerintah kelurahan lebih responsif.
b. Pemerintahan kelurahan Kauman
yang Informatif
Berbagai informasi yang mestinya
disampaikan kepada masyarakat kelurahan
Kauman disampaikan sehingga bisa
sampai di masyarakat kelurahan Kauman.

Dinamika
Pemerintahan

Ketatalaksanaan

Tata laksana sistem pemerintahan
yang baik merupakan seperangkat proses
yang terjadi dalam organisasi baik swasta
maupun pemerintah terutama dalam hal
pengambilan keputusan. Meskipun tidak
sepenuhnya menjamin segala sesuatu akan
menjadi sempurna, akan tetapi jika
dipatuhi secara baik, tata laksana
pemerintahan
yang
baik
mampu
mengurangi penyalahgunaan kekuasaan
dan tindakan Korupsi, Kolusi dan
Nepotisme
(KKN).
Ketatalaksanaan
pemerintahan di kelurahan Kauman berarti
juga penataan kelembagaan dengan tujuan
utama untuk menata dan menyempurnakan
sistem organisasi dan manajemen di
kelurahan
Kauman
agar
lebih
proporsional, efisien dan efektif. Kegiatan
pokok yang dilaksanakan antara lain
meliputi :
Pertama, menyempurnakan sistem
kelembagaan yang efektif, ramping,
fleksibel berdasarkan prinsip-prinsip good
governance. Dalam menjalankan roda
birokrasi, kelurahan membentuk sistem
kelembagaan
yang
efektif
guna
mewujudkan good governance. Sistem
kelembagaan ini terdiri dari bidang
pembangunan, bidang pelayanan, bidang
lingkungan hidup, bidang keamanan dan
ketertiban serta bidang sosial dan
kemasyarakatan. Meski demikian, masih
4

ada ketimpangan yang dilakukan oleh
aparat
kelurahan
Kauman
dalam
menjalankan tupoksinya. Salah satunya
adalah
ketepatan
waktu
dalam
menjalankan tugasnya.
Kedua, menyempurnakan sistem
administrasi negara untuk mempercepat
proses desentralisasi. Dalam menjalankan
berbagai program guna kesejahteraan
masyarakat
kelurahan
Kauman,
pemerintah kelurahan Kauman melibatkan
masyarakat untuk berpartisipasi dalam
kegiatan pembangunan kelurahan Kauman
itu
sendiri.
Contohnya
adalah
musrembang.
Setiap
awal
tahun,
pemerintah
kelurahan
Kauman
mengadakan musrembang. Kegiatan ini
bertujuan untuk menyalurkan aspirasi dari
masyarakat
mengenai
pokok-poko
program
pembangunan
satu tahun
kedepannya.
Ketiga, menyempurnakan tata
laksana dan hubungan kerja antar lembaga,
antara
pemerintah
provinsi
dan
kabupaten/kota.
Dalam
menjalankan
sistem birokrasinya, pemerintah Kelurahan
Kauman
selalu
mengkoordinasikan
programnya dengan lembaga kecamatan,
kabupaten, ataupun provinsi. Contohnya:
hasil musrembang yang telah dilaksanakan
di kelurahan Kauman bersama masyarakat
setempat, akan diajukan ke kecamatan.
Lalu, dari kecamatan akan di seleksi atas
dasar prioritas program apa yang akan
dilaksanakan.
Keempat, menciptakan sistem
administrasi pendukung dan kearsipan
yang efektif dan efisien. Di Kelurahan
Kauman, sistem administrasi pendukung
sudah memenuhi standart. Hal ini
dibuktikan dengan berbagai bentuk
pelayanan yang berbasis komputer. Namun
dalam perjalanannya, masih ada aparat
yang belum bisa menggunakan alat
penunjang ini secara optimal. Hal ini
disebabkan karena masih belum berjalan
dengan baiknya kegiatan pelatihan atau
training kepada aparat kelurahan Kauman
guna meningkat sumber daya aparat
kelurahan Kauman itu sendiri.

Kelima,
menyelamatkan
dan
melestarikan berbagai dokumen atau arsip
negara. Mengenai menyelamatkan dan
melestarikan dokumen atau arsip negara
telah dilakukan dengan menggunakan
menggunakan PC. Penggunaan media
yang berbasis internet ini juga mampu
menunjang asas transparansi kelurahan
Kauman.
Berbagai upaya reformasi birokrasi yang
telah dilakukan pemerintah klurahanan
Kauman melalui kegiatan yang rasional
dan realistis dirasakan kurang memadai
dan
masih
memerlukan
berbagai
penyempurnaan. Hal tersebut terkait
dengan banyaknya permasalahan yang
belum sepenuhnya teratasi oleh kelurahan
kauman. Dari sisi internal, berbagai faktor
seperti demokrasi, desentralisasi dan
internal birokrasi itu sendiri, masih
berdampak pada tingkat kompleksitas
permasalahan dan dalam upaya mencari
solusi lima tahun ke depan.
Sedangkan dari sisi eksternal, faktor
globalisasi
dan
revolusi
teknologi
informasi juga akan kuat berpengaruh
terhadap pencarian alternatif-alternatif
kebijakan dalam bidang aparatur negara.
Sedangkan dari sisi eksternal, faktor
globalisasi
dan
revolusi
teknologi
informasi merupakan tantangan sendiri
dalam upaya menciptakan pemerintahan
yang bersih dan berwibawa. Hal tersebut
terkait dengan makin meningkatnya
ketidakpastian akibat perubahan faktor
lingkungan politik, ekonomi, dan sosial
yang terjadi dengan cepat; makin derasnya
arus informasi dari manca negara yang
dapat menimbulkan infiltrasi budaya dan
terjadinya kesenjangan informasi dalam
masyarakat (digital divide). Perubahanperubahan ini, membutuhkan aparatur
yang memiliki kemampuan pengetahuan
dan keterampilan yang handal untuk
melakukan antisipasi, menggali potensi
dan cara baru dalam menghadapi tuntutan
perubahan.
Sementara
sumberdaya

5

aparatur kelurahan Kauman belum bisa
menangani hal ini secara optimal.

KESIMPULAN

Dampak
Dari
Ketatalaksanaan
Reformasi
Birokrasi
Dalam
Meningkatkan Kualitas Pelayanan di
kelurahan Kauman

Reformasi birokrasi dibutuhkan
untuk menjamin terlaksananya reformasi
di bidang lain dalam suatu pemerintahan
yang mengaplikasikan konsep administrasi
pembangunan. Oleh karena itu, tanpa
mengabaikan reformasi di bidang lain
rekomendasi
yang
pertama
harus
dilakukan adalah reformasi birokrasi yang
meliputi kelembagaan dan ketatalaksanaan
dalam
melaksanakan
tugas
umum
pemerintahan
dan
pembangunan.
Reformasi kelembagaan dilakukan melalui
perampingan struktur organisasi birokrasi
pemerintah di pusat dan daerah untuk
menghindari tumpang tindih pelaksanaan
tugas
dan
fungsinya.
Penyusunan
organisasi yang didasarkan pada analisis
jabatan ini harus terus diupayakan.

Dalam perjalanannya, reformasi
birokrasi sudah membawa dampak positif
terhadap pelaksanaan sehingga lebih
menunjang pelayanan terhadap masyarakat
kelurahan Kauman. Namun, karena
sumber daya aparatur kelurahan Kauman
belum memadai sehingga momentum
reformasi birokrasi belum bisa membawa
dampak positif yang lebih maksimal bagi
kelangsungan birokrasi di kelurahan
Kauman. Hal ini bisa dilihat dari
kemampuan aparatur kelurahan Kauman
dalam menggunakan dan mengoperasikan
komputer.

6

DAFTAR PUSTAKA
http://www.salamedukasi.com/2015/01/kriteria-ciri-ciri-pelayanan-publik.html
http://rutanpadangpanjang.blogspot.co.id/2013/04/dampak-reformasi-birokrasi_21.html
Zainudin, 2010. bahan ajar Mendagri pada Diklat PIN Tk. I LAN-RI, Jakarta
http://www.phylopop.com/2010/06/dinamika-tata-laksana-pemerintahan-ri.html
http://203.130.196.151/~admin19/detail_artikel.php?id=470
http://www.psychologymania.com/2012/12/pengertian-kualitas-pelayanan-publik.html
www.bappenas.go.id/ penciptaan-tata-pemerintahan-yang-bersih-dan-berwibawa.pdf
Thoha, Miftah. Birokrasi & Politik di Indonesia. Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada, 2007.
http://www.find-docs.com/reformasi-birokrasi-pemerintahan-indonesia.html
http://www.find-docs.com/tata-pemerintahan-indonesia.html
http://blochafauros.blogspot.co.id/2012/08/contoh-makalah-reformasi-birokrasi-dan.html