Review Jurnal Perbedaan Berbagai Macam K

Review Jurnal: Perbedaan Berbagai Macam Kejadian El Nino
di Samudera Hindia
Oleh: Xin Wang dan Chunzai Wang

Disusun oleh :

Mawaddatun Niswah
NPM: 1306363683
No Absen: 6

Departemen Geografi
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Indonesia
Depok 2015

1. Latar Belakang
The Indian Ocean Dipole (IOD) adalah fenomena antara lautan dan atmosfer di daerah ekuator
Samudera Hindia yang mempengaruhi iklim di negara yang berada di sekitar cekungan (basin)
Samudera Hindia. Kejadian IOD positif di zona tropis peralihan suhu permukaan air laut atau
biasa dikenal dengan Sea Surface Temperature (SST) dengan mendinginkan daerah JawaSumatera dan menghangatkan Samudera Hindia daerah tropis sebelah barat. IOD biasanya
bermula dari berkembangnya musim panas di sebelah utara, puncak musim gugur, secara

berkala kehilangan musim dingin, yang musimnya telah diatur oleh angin monsoon Asia dan
negara diantara Samudera Hindia. Beberapa penelitian telah mendapatkan hasil bahwa
dampak dari IOD dengan adanya keberagaman iklim di Asia Tenggara, Asia Timur, Australia
dan negara lain. Hal ini menunjukkan bahwa beberapa kejadian IOD di abad ke-2 dapat
dikaitkan dengan adanya El Nino-Southern Osciallation (ENSO), walaupun beberapa kejadian
tidak berpengaruh oleh adanya ENSO. IOD yang berimbas dari ENSO terjadi dengan adanya
perubahan zona perununan cabang dari sirkulasi Walker yang berada di Samudera Hindia
bagian timur.
Selain ENSO, penyebab eksternal lain yang dapat mendorong terjadinya IOD adalah Southern
Annular Mode dan angin monsoon. Beberapa peristiwa IOD (seperti tahun 1961, 1967, 1997,
dan 2007) dapat berasal dari proses fisik secara internal di Samudera Hindia dengan gangguan
angin timur yang kuat. Baru-baru ini, komunitas riset ENSO memusatkan perhatian pada
kejadian suhu hangat di Pasifik sebelah Timur (El Nino biasa) dan kejadian suhu hangat di
Pasifik tengah. Pusat Pasifik El Nino yang dianalogikan sebagai kolam hangat memberi
gambaran ENSO dalam dua jenis peristiwa ENSO serta dampak iklim dan mekanisme yang
berbeda.
Dalam studi ini, nama El Nino Modoki yang digunakan, ditandai dengan maksimum SST
anomali yang berlokasi di Pasifik tropis tengah, bukan di Pasifik tropis timur untuk El Nino
konvensional (biasa). Dampak El Nino Modoki pada iklim tropis di tengah garis lintang
berbeda karena intensitas dan lokasi terkait pemanasan SST yang diinduksi berbeda.

Hubungan El Nino Modoki dan IOD tidak sepenuhnya diketahui. Selama musim panas dari
peristiwa El Nino Modoki tahun 2004, tidak ada pola IOD yang signifikan. Hasil ini
menggambarkan lemahnya hubungan antara El Nino Modoki dan IOD. Namun, El Nino
Modoki dan IOD positif telah diprediksi bisa terjadi secara bersamaan dan saling
mempengaruhi satu sama lain. Hasil yang diamati bahwa pemanasan Pasifik tropis bagian
barat dan tengah adalah kondisi awal terjadinya IOD positif. Peristiwa IOD positif bahkan
dapat di prediksi 1-2 musim kedepan dengan ditambahnya model dengan pemanasan pusat
Pasifik tropis. Berdasarkan pengaruh yang berlawanan pada curah hujan di Cina dan adanya
angin topan di musim gugur sebelah utara, dapat mengklasifikasikan dan menamakan El Nino
Modoki I dan II. Peristiwa El Nino Modoki I dan II telah diidentifikasi dan menunjukkan asalusul yang berbeda, dan pola SST anomali di Pasifik tropis. SST anomali hangat berasal di Pasifik
tengah khatulistiwa dan subtropis timur laut Pasifik, untuk El Nino Modoki I dan II. El Nino
Modoki I menujukkan distribusi SST anomali secara simetris disekitar khatulistiwa dengan

pemanasan maksimum di tengah Pasifik khatulistiwa. Sedangkan El Nino II menunjukkan
distribusi anomali SST penghangatan secara asimetris dengan memanjang dari timurlaut
Pasifik ke pusat Pasifik khatulistiwa. Tujuan dari tulisan ini adalah untuk menguji dan
membandingkan hubungan dari berbagai kelompok peristiwa El Nino dengan IOD dan untuk
menyelidiki mengapa beberapa El Nino Modoki dapat mempengaruhi terjadinya IOD positif,
tapi beberapa kejadian hal ini tidak bisa dibuktikan.
2. Sasaran

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menyelidiki perbedaan macam-macam El Nino, yaitu
El Nino konvensional (biasa), El Nino Modoki I dan El Nino Modoki II yang terjadi di daerah
pasifik tropis Samudera Hindia.
3. Metodologi
Data penelitian yang relatif reliabel menyebabkan makalah ini menggunakan data setelah
tahun 1950. Beberapa set data pengamatan dan analisis ulang digunakan dalam studi ini. Set
data atmosfer bulanan meliputi berkembangnya NOAA Earth System Research Laboratory
(ESRL) dengan analisis ulang di abad ke-20 dengan resolusi 2.0. Sejak 1950-2010, dan prediksi
iklim pusat gabungan analisis curah hujan dengan resolusi 2.5. Untuk mengkonfirmasi hasil
dari kumpulan analisis ulang abad 20, penulis juga menganalisis ulang set data NCEP/NCAR
selama 1950-2008, dua set data analisis ulang menunjukkan hasil yang sama. Set data
kelautan yang digunakan dalam penelitian ini adalah SST bulanan dari Hadley Centre Sea Ice
dan SST data set selama 1950-2010, dan data suhu bawa permukaan air dari Simple Ocean
Data Assimilation (SODA versi 2.1..6) sejak tahun 1958-2008. Data akhir yang ada di SODA
adalah tahun 2008, jangka waktu semua data set yang dianalisis dalam penelitian ini adalah
dari tahun 1950 dan 2008, kecuali untuk CMAP yang 1979-2008. Data rata bulanan diratakan
dengan rata-rata berjalan 3 bulan untuk menekankan variabilitas musim yang ada.
Untuk mengeksplor hubungan laut-atmosfer ditambah proses di Samudera Hindia yang
berkaitan dengan berbagai macam jenis El Nino, penulis menganalisis proses atmosfertermoklin dibagian timur tropis Samudera Hindia yang melibatkan curah hujan, permukaan
angin, Sea Level Pressure (SLP) dan kedalaman termoklin selama El Nino berkembang setiap

tahun.
Tulisan ini memiliki beberapa data set pengamatan dengan periode data yang berbeda, dan
dengan demikian kita harus fokus pada analisis mulai dari abad ke-20 tengah. Jumlah El Nino
Modoki I dan II tidak terlalu banyak, karena untuk meningkatkan jumlahnya, data SST harus
diperpanjang untuk periode yang lebih lama yaitu 1910-2008. Tulisan ini memiliki beberapa
data set pengamatan dengan periode data yang berbeda, dan dengan demikian kita harus
fokus pada analisis mulai dari abad ke-20 tengah.
Tulisan ini meneliti pengaruh dari berbagai kelompok peristiwa El Nino pada IOD dengan
memeriksa SST anomali selama 1950-2008, penulis mengindentifikasikan peristiwa El Nino
biasa, El Nino Modoki I dan II berdasarkan pada pola Anomali SST di Pasifik tropis. Untuk El

Nino biasa, SST anomali hangat berasal sepanjang pantai Amerika Selatan pada musim semi
bagian utara, dan kemudian menyebar menuju tropis Pasifik tengah dengan pemanasan SST
anomali maksimal di timur Pasifik tropis.
Peneliti memeriksa lebih lanjut proses umpan balik laut-atmosfer di Samudera Hindia dengan
menganalisis variasi SST, permukaan angin, curah hujan, dan kedalaman termoklin. Untuk El
Nino biasa dan El Nino Modoki I, anomali curah hujan di atas Samudera Hindia bagian timur
kurang dari normal sejak musim panas. Oleh karena itu, anomali permukaan angin timur
terjadi di Tenggara tropis Samudera Hindia, seperti temoklin dangkal di Jawa-Sumatera.
4. Hasil dan Pembahasan

4.1. Hubungan IOD dengan beberapa macam El Nino

Gambar 1. Korelasi timbal balik dari indeks IOD dengan El Nino Modoki Indeks (EMI) dan indeks NINO3 dari
tahun 1950-2008. Indeks IOD selama SON diwakili oleh bulan 0 atau nol lag. Garis putus-putus menunjukkan
tingkat signifikan, masing-masing 95% dan 99%

Korelasi timbal balik indeks IOD dengan NINO3 dan indeks EMI ditunjukkan pada gambar 1.
Dalam plot ini, IOD berada di puncak musim gugur sebelah utara (September-OkoberNovember) adalah diwakili oleh bulan 0. Indeks IOD menunjukkan korelasi yang signifikan
dengan NINO3 ketika indeks NINO3 mengarah ke 6 bulan, menunjukkan ENSO berdampak
pada IOD. Indeks IOD memiliki korelasi tertinggi dengan EMI ketika terakhir dengan 1-2 bulan,
mununjukkan bahwa El Nino Modoki selama akhir musim panas dan awal musim gugur
memiliki hubungan dengan IOD pada musim gugur berikutnya. Di sisi lain, dampak yang
berbeda dari IOD di El Nino biasa dan El Nino Modoki. Indeks IOD secara signifikan berkorelasi
dengan NINO3 ketika indeks IOD memimpin indeks NINO3 sampai 5 bulan, mendukung hasil
pengamatan bahwa IOD dapat sangat mempengaruhi perubahan El Nino biasa dalam
pertumbuhan dan peluruhan fase. Sebaliknya, ada hubungan agak lemah dah hubungan
signifikan antara IOD musim gugur dan EMI yang tertinggal, menunjukkan bahwa IOD
mungkin tidak terlalu mempengaruhi kejadian El Nino Modoki.
Jika SST anomali hangat selama JASON (Januari, April, September, Oktober, November)
berlokasi di barat Pasifik tropis dan simetris dengan khatulistiwa, tercatat sebagai El Nino

Modoki I. Jika maksimum SST hangat anomali selama JASON di timur laut subtropis Pasifik
dan anomali SST hangat miring dari timurlaut subtropis Pasifik ke khatulistiwa pusat Pasifik,

maka diberi label El Nino Modoki II. Meskipun anomali SST melebihi 0,5° C di daerah tropis
Pasifik tengah pada tahun 1958, daerah tersebut kecil. Oleh karena itu, kejadian tahun 1958
ini hampir tidak ditangkap oleh beberapa indeks Modoki El Nino.

Tabel 1. Berbagai kelompok dari kejadian El Nino dan normalisasi nilai rata SON indeks IOD

Tabel 1 menunjukkan intensitas peristiwa El Nino terkait IOD selama fase puncaknya musim
gugur di sebelah utara. Sebagian besar peristiwa El Nino biasa disertai IOD positif kecuali
tahun 1957. Serupa dengan peristiwa biasa El Nino, semua peristiwa El Nino Modoki I
berhubungan dengan IOD positif. Sebaliknya, El Nino Modoki II kecuali tahun 2004 berkaitan
dengan IOD negatif.
Berdasarkan tahun El Nino di tabel 1, penulis menghitung evolusi anomali SST di IndoPasifik
tropis dari fase awal ke tahap matang selama tiga kelompok peristiwa El Nino (gambar 2). SST
anomali hangat pertama muncul di daerah tropis Pasifik timur sepanjang pantai Amerika
Selatan selama musim semi, dan kemudian tersebar ke arah barat. Kuatnya udara laut
ditambah proses di Pasifik tropis hangat, SST anomali secara bertahap ditingkatkan dan
mencapai maksimum pada musim panas dan musim dingin. SST anomali dingin

dikembangkan secara bersamaan di daerah tropis Pasifik Barat. Di Samudera Hindia, pola IOD
positif pertama terjadi di musim panas, puncak dimusim gugur, dan menghilang di musim
dingin. Sebaliknya, komposit SST anomali hangat El Nino Modaki tidak berasal dari pantai
Amerika Selatan. Untuk itu El Nino Modoki I, anomali SST hangat terjadi di Pasifik tengah
sepanjang khatulistiwa di musim panas konsisten dengan hasil yang disertai dengan pola IOD
positif. Anomali SST hangat secara bertahap ditingkatkan dan mencapai puncak di daerah
tropis Pasifik tengah selama musim gugur dan musim dingin, sedangkan IOD positif bertahan
di musim gugur, dan menghilang di musim dingin. Untuk El Nino Modoki II, anomali SST
hangat yang pertama terlihat di timur laut subtropis Pasifik di musim semi. Pengembangan
lebih jauh memperluas ke pusat Pasifik ekuatorial di musim panas dan musim gugur, dan
jangkauan maksimum di musim dingin. Berbeda dengan IOD positif, El Nino Modoki II
berlangsung di musim gugur dan menghilang di musim dingin. Oleh karena itu, perbedaan di
Samudera Hindia adalah bahwa IOD negatif terjadi dengan El Nino Modoki II selama El Nino
berkembang, sedangkan IOD positif terkait dengan El Nino Modoki I.

4.2.

Hubungan Laut-Atmosfer IOD yang Terkait dengan Berbagai Peristiwa El
Nino


Umpan balik sangat penting untuk pertumbuhan dan perkembangan IOD terutama di bagian
timur Samudera Hindia luar Jawa-Sumatera. Kedalaman isotermal digunakan sebagai wakil
untuk kedalaman termoklin. Untuk El Nino biasa, curah hujan anomali secara signifikan
negatif terlihat di bagian timur Samudera Hindia di musim semi, dan curah hujan anomali
kontras timur-barat ditampilkan selama Oktober dan November.

Gambar 2. Evolusi Anomali SST untuk El Nino (kolom kiri), El Nino Modoki I (kolom tengah), dan El Nino
Modoki II (kolom kanan). Pertama, kedua, ketiga dan keempat berturut-turut meruakan fase El Nino
berbeda (Maret-Mei), (September-November), (Desember-Februari). Ini adalah hasil uji t dengan tingkat
signifikan 90%

Anomali yang ada di daerah timur mengakibatkan perubahan termoklin secara signifikan.
Termoklin dangkal menyebabkan peninkatan anomali SST dengan cara menaikkan masa air
bawah permukaan yang dingin dibagian timur Samudera Hindia, yang selanjutnya menekan
konveksi presipitasi dan menguatkan anomali timur pada akhir panas dan musim gugur.
Umpan balik ini ditambah di Samudera Hindia bagian timur juga terdapat El Nino Modoki I
meskipun ada beberapa perbedaan. Bila dibandingkan, kondisi El Nino biasa memiliki
amplitudo dari curah hujan dan kedalaman termoklin anomali lemah untuk El Nino Modoki I
yang dapat dikaitkan dengan anomali SST hangat lemah di Pasifik Tropis. Sebaliknya, curah
hujan anomali positif muncul di Samudera Hindia bagian timur sejak April dan yang terkuat

selama bulan Agustus-September untuk El Nino Modoki II.
4.3.

Variasi Sirkulasi Walker yang berhubungan dengan berbagai jenis El Nino

Pola SST anomali di Pasifik tropis bisa mempengaruhi variasi anomali angin dan hujan dalam
IndoPasifik yang terkait dengan variasi sirkulasi Walker. Hal ini diketahui bahwa El Nino

mampu untuk memulai IOD melalui melemahnya sirkulasi Walker. Analisis dibagian terakhir
menunjukkan bahwa berbagai kelompok peristiwa El Nino menginduksi pula IOD, berbeda
dengan hubungan laut-atmosfer. Secara umum, ada pola yang jelas pada dipol dengan
anomali curah hujan negatif di Samudera Hindia bagian timur dan barat tropis Pasifik, dan
anomali curah hujan positif di daerah tropis Pasifik tengah dan timur untuk El Nino biasa dan
El Nino Modoki I. Amplitudo anomali curah hujan untuk El Nino biasa lebih besar daripada
untuk El Nino Modoki I. Namun, pola spasial anomali curah hujan untuk El Nino Modoki II jelas
berbeda, yang menunjukkan anomali curah hujan positif dalam pantai barat Jawa-Sumatera
dan tropis Pasifik Barat, dan anomali curah hujan negatif di benua maritim tropis.
Pola yang berbeda dari anomali curah hujan, maka diharapkan bahwa sirkulasi atmosfer skala
besar selama tropis IndoPasifik berbeda untuk berbagai kelompok peristiwa El Nino. Pada
tingkat rendah, ketiga kelompok peristiwa El Nino umumnya ditandai oleh anomali SLP dari

pola antara belahan barat dan timur meskipun amplitudo anomali SLP berbeda. Untuk El Nino
Modoki II, pusat anomali SLP (Sea Level Pressure) negatif bergeser ke utara subtropis Pasifik
Utara bersama dengan mendasari anomali SST pemanasan. Angin barat anomali muncul di
Pasifik tropis untuk kelompok El Nino. Dibandingkan dengan El Nino biasa, angin barat
anomali di Pasifik tropis lemah, dan bergeser ke arah barat untuk El Nino Modoki I dan II.
Meskipun semua kelompok peristiwa El Nino menunjukkan SLP anomali positif di Samudera
Hindia, perbedaan masih ditampilkan oleh gradien timur-barat dari anomali SLP dan anomali
angin.
Oleh karena itu anomali antisiklon meningkat ke permukaan timur anomali angin JawaSumatera, menguntungkan karena dapat memicu dan mengembangkan IOD positif. Untuk El
Nino Modoki II, anomali SLP di Samudera Hindia barat lebih tinggi dibandingkan di Samudera
Hindia bagian timur, menunjukkan SLP gradien timur-barat di tropis Samudera Hindia adalah
berlawanan untuk El Nino biasa dan El Nino Modoki I. Pola SLP anomali ini di Samudera Hindia
menguntungkan untuk anomali angin barat di timur tropis Samudera Hindia. Peningkatan
anomali angin barat luar Jawa-Sumatera menumpuk air permukaan yang hangat di Samudera
Hindia bagian timur dan dengan demikian cenderung membentuk IOD negatif.
Pada tingkat tinggi, potensial kecepatan anomali komposit dan angin menyimpang untuk tiga
kelompok El Nino. Pusat positif (negatif) potensial kecepatan berhubungan dengan anomali
konvergen inflow (arus keluar divergen) angin. Kecepatan troposfer anomali potensial atas
untuk El Nino biasa dan El Nino Modoki I menunjukkan konvergensi di bagian timur Samudera
Hindia tropis dan penyimpangan di daerah tropis Pasifik. Perlu dicatat bahwa lokasi pusat

penyimpangan untuk El Nino Modoki I bergeser ke arah barat dibandingkan dengan El Nino
biasa. Namun untuk El Nino Modoki II, khatulistiwa barat Samudera Hindia menunjukkan
penyimpangan anomali, sedangkan khatulistiwa timur Samudera Hindia menampilkan
perbedaan anomali.
Hasil ini menunjukkan bahwa ketiga kelompok El Nino adalah peristiwa yang terkait dengan
sirkulasi atmosfer yang memiliki pola berbeda. Sebelumnya telah diprediksi bahwa

pemanasan di timur Pasifik topis memaksa terjadinya IOD melalui wariasi sikulasi Walker. Di
tahap ini penulis menganalisis dan membandingkan sirkulasi Walker untuk tiga kelompok
peristiwa El Nino untuk jelas menggambarkan perubahan sirkulasi Walker, pertama
menunjukkan klimatologi sirkulasi Walker atas Indo-Pasifik selama Juli-November.
Klimatologi, cabang gerakan pendakian sirkulasi Walker menemukan di Samudera Hindia
bagian timur tropis dan baat Pasifik tropis, dan keturunan cabang gerak lebih Barat tropis
Samudera Hindia dan timur Pasifik tropis.
Untuk El Nino biasa, pola sirkulasi atmosfer memanifestasikan melemahnya sirkulasi Walker.
Sel sirkulasi ini menghasilkan angin timur anomali di bagian timur tropis Samudera Hindia dan
anomali barat di barat/tengah Pasifik torpis di troposfer yang lebih rendah. Cabang dari
anomali sirkulasi Walker menurunkan curah hujan dan meningkatkan permukaan angin timur
anomali di Samudera Hindia bagian timur tropis, yang mendukung timbul dan
berkembangnya IOD positif. Sirkulasi anomali Walker yang disebabkan oleh El Nino Modoki I
mirip dengan El Nino biasa tetapi intensitas yang lebih lemah, dan dengan demikian IOD
positif diharapkan akan dipaksa.
Namun anomali sirkulasi zonal terkait dengan El Nino Modoki II di daerah tropis yang berbeda
dari El Nino biasa dan El Nino Modoki I, terutama di daerah tropis Samudera Hindia. Diatas
tropis Pasifik, pusat pergeseran cabang gerak pendakian arah barat selama El Nino Modoki II
selama El Nino biasa dan El Nino Modoki I. Perbedaan yang paling luar biasa adalah bahwa
gerakan cabang pendakian muncul di atas Samudera Hindia tropis timur dan gerakan
keturunan di Samudera Hindia barat tropis selama El Nino Modoki II. Naik turun gerak
konsisten dengan perbedaan atas troposfer dan konvergensi dalam Samudera Hindia.
Semakin tinggi SLP anomali terkait dengan El Nino Modoki II menggeser lebih lanjut ke arah
barat di Pasifik dan berpusat di sekitar 20° N yang menghasilkan anomali angin timur laut
melintasi Laut Cina Selatan dan mencapai bagian timur tropis Samudera Hindia. Anomali
angin timur laut memenuhi anomali angin barat selama di timur Samudera Hindia,
mengakibatkan konvergensi yang lebih rendah dan curah hujan anomali yang positif. Anomali
siklus Walker di Samudera Hindia terkait dengan El Nino Modoki II menghasilkan tingkat lebih
rendah angin barat anomali di Samudea Hindia tropis bagian timur yang menguntungkan
dalam menghasilkan kejadian IOD negatif.
Melalui tambahan umpan balik, SST anomali yang lebih dingin dan dingin dibagian timur trois
Samudera Hindia menyebabkan IOD positif terjadi. Namun, sirkulasi El Nino Modoki II
diinduksi sirkulasi berbeda dari El Nino biasa dan El Nino Modoki I. Berdasarkan teori Gill
(1980) pemanasan anomali menginduksi sepasang siklon di sepanjang khatulistiwa, yang
menghasilkan permukaan anomali angin barat. Akibatnya pola IOD negatif muncul dan
berkembang selama El Nino Modoki II. Dalam baru-baru tiga dekade terakhir ini, variabilitas
ENSO berubah, intensitas dan frekuensi El Nino Modoki meningkat. Hasil model menunjukkan
bahwa dalam skenario pemanasan global, El Nino Modoki lebih sering terjadi daripada El Nino
biasa.

5. Kesimpulan
Banyak penelitian yang telah memisahkan El Nino menjadi El Nino biasa dan El Nino Modoki
karena lokasi maksimum anomali SST yang berbeda. Indeks NINO3 dan indeks El Nino Modoki
(EMI) memiliki korelasi yang signifikan dengan IOD, ketika IOD tertinggal, konsisten dengan
IOD yang dikembangkan menyusul El Nino. Seperi ditunjukkan dalam tulisan ini, beberapa
peristiwa El Nino Modoki menyebabkan IOD positif, sementara yang lain menghasilkan IOD
negatif. Hubungan antara EMI dan indeks IOD tidak tinggi meskipun signifikan secara statistik
ketika El Nino Modoki lebih tinggi. Indeks IOD juga berkorelasi dengan indeks NINO3 ketika
IOD mengarah sampai 5 bulan, konsisten dengan model sebelumnya bahwa variabilitas
Samudera Hindia menyebabkan perubahan dalam SST NINO3 baik dalam amplitudo maupun
periode. Namun, korelasi antara IOD dan EMI tidak signifikan, menunjukkan bahwa terjadinya
El Nino Modoki agak dipengaruhi oleh variabilitas Samudera Hindia. Peristiwa El Nino Modoki
lebih lanjut dipisahkan menjadi El Nino Modoki I dan II karena mereka menunjukkan dampak
curah hujan yang berbeda di Cina Selatan dan trek topan di Barat Pasifik Utara. El Nino Modoki
I dan II juga menunjukkan asal-usul dan pola yang berbeda dari Anomali SST. Mirip dengan El
Nino Biasa, El Nino Modoki I dikaitkan dengan antisiklon anomali Laut Filipina yang
menginduksi angin arah baratdaya anomali sepanjang pantai selatan Cina dan membawa
kelembaban untuk meningkatkan curah hujan disana. Untuk El Nino Modoki II, sebuah siklon
anomali berada di sebelah timur Filipina, terkait dengan anomali angin utara dan penurunan
curah hujan di Cina Selatan. El Nino Biasa dan El Nino Modoki I berhubungan dengan arah
barat perpanjangan dari barat Pasifik Utara tinggi subtropis, sedangkan El Nino Modoki II
menggeser barat Pasifik Utara tinggi ke subtropis arah timur..
Jumlah El Nino Modoki I dan II tidak terlalu banyak karena untuk meningkatkan jumlahnya,
data SST harus diperpanjang untuk periode yang lebih lama yaitu 1910-2008. Ada lebih dari
empat peristiwa El Nino biasa yaitu 1911/1912, 1918/1919, 1925/1926, dan 1930/1931 yang
masing-masing berhubungan dengan intensitas dari -0.5,1.2,1.4,dan -0.2. Untuk El Nino
Modoki I, lebih dari tiga peristiwa ditemukan yaitu 1914/1915, 1940/1941, dan 1941/1942
yang masing-masing sesuai dengan IOD intensitas 0.2, -0.2, dan 0.6. El Nino Modoki II
ditemukan dalam waktu yang lebih lama.
Sebuah IOD positif selama musim panas dan musim gugur cenderung terjadi dengan adanya
El Nino biasa. SST anomali hangat untuk El Nino Modoki I tiba-tiba muncul di tengah tropis
simetris Pasifik ke khatulistiwa di musim panas, dan mengintensifkan sampai mencapai
puncak di tengah Pasifik khatulistiwa. Mirip dengan El Nino biasa, sebuah IOD positif juga
terlihat di Samudera Hindia selama musim panas dan musim gugur, kemudian menghilang di
musim dingin. Namun, untuk El Nino Modoki II, anomali SST hangat berasal dari timurlaut
subtropis Pasifik di musim semi, dan berkembang mencapai khatulistiwa pusat Pasifik di
musim panas dan musim gugur. Pola anomali SST hangat di Pasifik tropis ditandai menjadi
asimetris dengan khatulistiwa dengan maksimal dalam Pasifik timur laut subtropis selama
musim panas dan musim gugur. Disertai dengan El Nino Modoki II, IOD terlihat di musim
panas dan musim gugur, yang berlawanan dengan kondisi El Nino biasa dan El Nino Modoki I.

Singkatnya, El Nino biasa I terkat dengan IOD positif, sedangkan El Nino Modoki II terkait
dengan IOD negatif.
Termoklin meningkatkan SST pendinginan melalui dari anomali air bawah permukaan dingin,
yang pada gilirannya menekan curah hujan konveksi dan menguatkan permukaan anomali
angin timur. El Nino Biasa dan El Nino Modoki I dibantu dengan suasana laut dalam, sehingga
menyebabkan IOD positif. Sebaliknya, El Nino Modoki II, curah hujan positif dan permukaan
anomali angin barat terletak di Samudera Hindia bagian tenggara dihasilkan oleh berbagai
pengaruh dari Pasifik oleh sirkulasi Walker. Kondisi kelautan dan atmosfer untuk El Nino
Modoki II berlawanan dengan El Nino biasa dan El Nino Modoki I. IOD positif dan negatif
selama beberapa kelompok peristiwa El Nino dipengaruhi oleh berbagai sirkulasi Walker.
Mirip dengan studi sebelumnya yang mengataan El Nino mempengaruhi timbulnya IOD
melalui sirkulasi Walker yang melemah. El Nino Modoki I juga menginduksi melemahnya
sirkulasi Walker. Hasil sirkulasi Walker yang melemah dalam waktu kurang curah hujan di
Samudera Hindia bagian timur tropis dan benua maritim lebih banyak di timur tropis Pasifik.
Cabang-cabang dari anomali sirkulasi Walker dan pemanasan respon tenggelam diinduksi
dalam timur tropis Samudera Hindia menyebabkan anomali angin timur.