KEPEMIMPINAN Teori Konsep Model Part.2

KEPEMIMPINAN:
teori, konsep, dan model

“Trust men and they will be true
to you; treat them greatly and
they will show themselves to be
great.”
Ralph Waldo Emerson

kebijakan dan kepemimpinan
• Pada dasarnya terma kebijakan digunakan untuk menunjuk
perilaku aktor atau sejumlah aktor dalam suatu kegiatan
tertentu  kegiatan sebagai arah atau pola, bukan sekedar
keputusan untuk melakukan sesuatu
• Penting untuk membedakan apa yang diputuskan untuk
dilakukan dengan apa yang sebenarnya dilakukan
• Kebijakan adalah arah tindakan yang memiliki tujuan yang
ditetapkan oleh seorang atau sekelompok aktor dalam
mengatasi suatu masalah

kebijakan dan kepemimpinan

Pandangan mengenai kebijakan
• Kebijakan publik = tindakan pemerintah
• Fokus pada pelaksanaan
– Kebijakan sebagai keputusan yang mempunyai
tujuan  serangkaian instruksi dari pembuat
keputusan kepada pelaksana dengan menjelaskan
tujuan dan cara mencapai tujuan tersebut
– Kebijakan sebagai hipotesis yg mengandung
kondisi awal dan akibat yg bisa diramalkan

kebijakan sebagai arah tindakan
• Tuntutan kebijakan (policy demands): tuntutan yang
dibuat oleh aktor (pemerintah dan swasta) yg ditujukan
pada pengambil kebijakan  berupa desakan untuk
mengambil atau tidak mengambil tindakan
• Keputusan kebijakan (policy decisions): keputusan yang
diambil oleh pengambil kebijakan yg mengesahkan
atau memberi arah dan substansi kepada tindakan
kebijakan publik  penetapan UU, Perpres dll


• Pernyataan kebijakan (policy statements): pernyataan
resmi/artikulasi kebijakan  UU, Perpres
• Hasil-hasil kebijakan (policy outputs): merujuk pada
manifestasi nyata dari kebijakan publik  apa yg
dilakukan oleh pengambil kebijakan
• Dampak kebijakan (policy outcomes): merujuk pada
akibat dari seuatu kebijakan yg diambil atau tidak
diambil kepada masyarakat  akibat ini bisa berupa
akibat yg diinginkan (intended) atau tidak diinginkan
(unintended)

Dimensi, fungsi, dan implementasi
• Dimensi
– Berkenaan dengan kemampuan mengarahkan
– Berkenaan dengan tingkat dukungan dan keterlibatan

• Fungsi
– Instruksi  bersifat komunikasi satu arah
– Konsultasi  bersifat komunikasi dua arah
– Partisipasi  bersifat melibatkan banyak pihak

– Delegasi  bersifat rasa percaya
– Pengendalian  bersifat koordinatif

• Implementasi
– Berkewajiban menjabarkan program kerja
– Mampu memberikan petunjuk yang jelas
– Berusaha mengembangkan kebebasan berpikir
dan mengeluarkan pendapat
– Mengembangkan kerja sama yang harmonis
– Menyelesaikan masalah dan mengambil
keputusan
– Menumbuhkembangkan kemampuan mengambil
tanggungjawab
– Mendayagunakan pengawasan sebagai alat
pengendali

model

• Autoritarian
Menempatkan kekuasaan di tangan satu orang. Gaya

utamanya bersifat direktif, kontrol dan paksaan dalam
melaksanakan aturan, regulasi, aktivitas maupun
hubungan dalam lingkungan kerja
Karakteristik:
– Menetapkan tujuan, kebijakan dan prosedur secara sepihak
– Komunikasi satu arah
– Mengontrol diskusi
– Mendominasi interaksi
– Memimpin secara langsung penyelesaian tugas
– Jarang memberikan umpan balik yang baik
– Tidak pernah memberikan pujian, namun selalu
memberikan hukuman
– Tidak pernah mendengarkan masukan
– Mempergunakan konflik untuk kepentingan pribadi

Mengapa model otoritarian mulai “ditinggalkan”?
• Revolusi ICT dan globalisasi mendorong inklusi
demokratisasi
• Terlibatnya berbagai aktor, termasuk aktor internasional
seperti MNC’s, UN bodies, WB, WTO dalam perumusan

kebijakan publik
• Semakin menguatnya kelompok masyarakat sebagai
pressure group yg muncul sebagai akibat dari inklusi ICT,
melahirkan masyarakat yang semakin kritis, aktif dan
kreatif

model

• Paternalistik
Menempatkan bawahan sebagai “anak” yang
harus dilindungi. Gaya utamanya bersifat
responsif, interaktif, protektif.
Karakteristik:
– Menjadikan model patron-client
– Karena pemimpin memposisikan diri sebagai “ayah”,
maka bawahan dituntut untuk taat, loyal, sekaligus
mandiri dalam melaksanakan tiugas-tugasnya
– Bawahan lebih diperlakukan sebagai keluarga,
dengan menghilangkan batasan formalitas
– Fokus pada interaksi dan diskusi dengan bawahan

– Memberikan saran dan alternatif untuk
penyelesaian tugas
– Reward and punishment berlangsung baik

model

• Demokratik
Menempatkan manusia sebagai faktor utama dan
terpenting. Gaya utamanya bersifat kolaboratif,
responsif, interaksi dengan bawahan.
Karakteristik
– Melibatkan bawahan dalam menentukan tujuan
– Mempergunakan komunikasi dua arah
– Fokus pada interaksi dan diskusi dengan bawahan
– Mengumpulkan masukan terkait kebijakan dan prosedur
– Memberikan saran dan alternatif untuk penyelesaian
tugas
– Sering memberikan umpan balik postif
– Memberikan “hadiah” dan “hukuman” secara
proporsional

– Mau mendengarkan masukan
– Memediasi konflik untuk tujuan kelompok

model

• Transaksional
Menempatkan bawahan sebagai rekan (yg tidak
setara). Berfokus pada pola hubungan pemimpin
dan pengikut
Karakteristik:
– Memberikan petunjuk dan motivasi untuk mencapai
tujuan secara jelas dan terstruktur
– Contingent reward: memberikan “hadiah” berdasarkan
usaha, performa, dan pencapaian pengikut
– Management by Exception (aktif): secara aktif melihat
dan memantau peraturan dan standar, mengkoreksi
jika ada kesalahan
– Management by Exception (pasif): hanya
mengintervensi jika tidak mencapai standar yang
diinginginkan


model

• Transformasional (karismatik)
menempatkan bawahan sebagai rekan (yg
setara). Berfokus pada pencapaian visi, misi dan
tujuan dalam upaya mentransformasi bawahan
sesuai visi, misi, dan tujuan.
Karakteristik:
– Idealized Influence: menyediakan visi dan misi,
mendorong harga diri, penghormatan, dan kepercayaan
– Inspiration: mengkomunikasikan harapan, mendorong
usaha dan tujuan dengan cara yang sederhana
– Intellectual Stimulation: mempromosikan intelegensia,
rasionalitas, dan penyelesaian masalah
– Individualized Consideration: memberikan atensi
personal, memperlakukan pengikut secara individual,
memberikan dukungan, saran, dan bantuan

model


• Laissez-faire
Menempatkan diri sendiri sebagai pusat sekaligus
menolak tanggungjawab. Gaya utamanya bersifat
egois, di mana pemimpin gagal untuk mengambil
tanggungjawab untuk dirinya sendiri.
Karakteristik
– Membolehan bawahan untuk secara bebas menentukan
tujuannya masing-masing
– Tidak memiliki komitmen penuh, komunikasi superfisial
– Menghindari diskusi dengan bawahan untuk menentukan
kebijakan dan prosedur
– Menghindari interaksi
– Menyediakan saran dan alternatif hanya jika diminta
– Sangat jarang memberikan umpan balik
– Menghindari pemberian “hadiah” maupun “hukuman”
– Mungkin saja mau mendengar saran, mungkin juga tidak
– Menghindari konflik