: Sistem Informasi Penelitian Universitas Kristen Satya Wacana J01868
Jurnal Pendidikan Dasar PerKhasa
Volume 4, Nomor 1, April 2018
PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA
MENGGUNAKAN MODEL MEANS ENDS ANALYSIS (MEA) BAGI SISWA
KELAS 5 SD NEGERI SUMOGAWE 02
Dewi Saraswati, Firosalia Kristin, Indri Anugraheni
Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Universitas Kristen Satya Wacana
email: 292014033@student.uksw.edu
Abstract: This study aimed at improving the learning process of mathematics by applying
Means Ends Analysis (MEA) model to improve students' mathematics problem solving
skills of the 5th grade. This Classroom Action Research was conducted in 2 cycles.
Technique of the data collecting done was technical test and non test. The data were
analyzed by using descriptive technique. The subjects of this research were the 5th grade
students of SD Negeri Sumogawe 02 amounting to 27 students. The finding of this
research showed that the problem solving ability on mathematics during pre cycle was
43,9% increased after implementation of cycle I as 52,5% and again increased after
implementation of cycle II became 80,5%. Hence, it could be concluded that the
application of MEA model can improve students' mathematics problem solving skills.
Keywords: Means Ends Analysis (MEA), mathematics problem solving skills.
Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk memperbaiki proses pembelajaran matematika
dengan menerapkan model Means Ends Analysis (MEA) untuk meningkatkan kemampuan
pemecahan masalah matematika siswa kelas 5 SD. Penelitian Tindakan Kelas
dilaksanakan dalam 2 siklus. Teknik pengumpulan data yang dilakukan adalah teknis
tes,non tes data dianalisis menggunakan teknik diskriptif. Subyek penelitian adalah kelas 5
SD Negeri Sumogawe 02 berjumlah 27 siswa. Hasil penelitian menunjukkan kemampuan
pemecahan masalah matematika pada saat pra siklus 43,9% meningkat setelah
pelaksanaan tindakan siklus I 52,5% dan kembali meningkat setelah pelaksanaan siklus II
yaitu 80,5%. Hasil penelitian disimpulkan bahwa penerapan model MEA dapat
meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematika siswa.
Kata Kunci: Means Ends Analysis (MEA), Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika
Pendahuluan
pada semua jenjang pendidikan adalah
Pendidikan merupakan salah satu
usaha
sadar
manusia
mengembangkan
kepribadian
matematika.
untuk
baik
(2013)
menyebutkan bahwa dalam matematika,
di
memahami
konsep
dalam maupun luar sekolah (Nursanti &
karena
Kristin, 2017:345). Usaha yang dapat
sehari-hari
untuk
keterampilan
mengembangkannya
Menurut Wibowo
adalah
dalam
saja tidak
cukup,
praktek kehidupan
siswa
matematika.
memerlukan
mengingat
melalui pembelajaran yang dilaksanakan
matematika adalah mata pelajaran yang
di sekolah. Mata pelajaran yang diajarkan
berkaitan erat dengan kehidupan, seperti
1
Jurnal Pendidikan Dasar PerKhasa, Volume 4, Nomor 1, April 2018
waktu dan uang yang menggunakan ilmu
sulit. Kedua selama pelajaran matematika
matematika
yaitu
berhitung.
Pada
siswa cenderung belajar dengan hanya
21
2016
menghafal tanpa tahu bagaimana hal
menyebutkan bahwa salah satu tujuan
tersebut bisa terbentuk. Kesulitan siswa
pembelajaran
adalah
dalam mengerjakan soal juga terlihat saat
meliputi
siswa mengerjakan soal cerita dimana
masalah,
banyak siswa yang tidak bisa menangkap
Permendikbud
memecahkan
No
tahun
matematika
masalah
yang
kemampuan
memahami
merancang
model
matematika,
apa
yang
dimaksudkan
dalam
soal
menyelesaikan model dan menafsirkan
ini.Kesulitan siswa dalam memahami soal
solusi
Kemampuan
dalam bentuk soal cerita berdampak
pemecahan masalah bukan merupakan
pada kurangnya kemampuan pemecahan
hal
masalah matematika siswa. Berdasarkan
yang
yang
diperoleh.
asing
dalam
kehidupan
dikarenakan dalam melakukan kegiatan
data
selalu
kemampuan
berkaitan
dengan
proses
kondisi
awal
siswa
presentase
pemecahan
masalah
pemecahan masalah mulai dari hal yang
matematika kelas baru mencapai pada
sederhana
presentase 43,9%.
sampai
pada
hal
yang
Kemampuan pemecahan masalah
kompleks. Mengingat hal ini kemampuan
pemecahan
masalah
perlu
merupakan satu diantara bagian yang
diberikan
sejak dini kepada siswa sehingga siswa
penting
mempunyai
matematika, karena di dalam proses
pengalaman
saat
pembelajaran
memecahkan masalah dalam kehidupan.
Berdasarkan
terhadap
siswa
pengamatan
kegiatan
di
maupun
memungkinkan
memperoleh
pembelajaran
dalam
pembelajaran
penyelesaian
untuk
pengetahuan
dapat
serta
matematika siswa kelas 5 SD Negeri
menggunakan pengetahuan yang sudah
Sumogawe 02 pada semester I tahun
dimiliki
ajaran 2017/2018 ditemukan masalah
pemecahan
terhadap
(Citroresmi,Nurhayati,2017:13).Strategi
kurangnya
kemampuan
untuk
digunakan
dalam
masalah
pemecahan masalah matematika siswa.
guru untuk meningkatkan kemampuan
Pertama banyak siswa yang kurang
pemecahan masalah matematika adalah
tertarik pada pelajaran matematika dan
dengan menerapkan model pembelajaran
menganggap
yang
bahwa
pelajaran
sesuai
dengan
perkembangan
anak. Model pembelajaran adalah bentuk
matematika merupakan pelajaran yang
2
Peningkatan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika …
pembelajaran yang tergambar dari awal
pengukuran,
sampai
pengumpulan
akhir
pembelajaran
yang
konsep
koordinat
data
dan
(Depdiknas,
disajikan khas oleh guru (Komulasari,
2006:417).
2010:57). Salah satu model yang dapat
matematika adalah mampu mengarahkan
diterapkan adalah model pembelajaran
kemampuan siswa untuk memecahkan
Means
masalah dalam kehidupan sehari-hari
Ends
Analysis
(MEA).
MEA
Tujuan
pembelajaran
adalah variasi dari model pembelajaran
(Harmini,
problem solving .
pembelajaran matematika yang lakukan
Matematika
2014:113).
perlu
merupakan
melibatkan
merupakan ilmu yang dekat dengan
mengutamakan
kehidupan
sehari-hari.
Dalam
KBBI
sebagai
matematika
diartikan
sebagai
ilmu
tentang
bilangan,
hubungan
dasar
untuk
dan
pemecahan
bilangan dan prosedur operasional yang
siswa
permasalahan
pengetahuan
antar
Proses
nyata
memperoleh
konsep
masalah
serta
dalam
(Anugraheni,
2018:11).
digunakan dalam penyelesaian masalah
Berdasarkan
pendapat
diatas
bilangan (KBBI,2002:637). Matematikan
pembelajaran matematika di SD dapat
dikatakan juga sebagai salah satu disiplin
dikatakan sebagai mata pelajaran yang
ilmu
dekat
yang
dapat
kemampuan
meningkatkan
berfikir
beragumentasi,
kritis
memberi
dan
dengan
kehidupan
kemampuan pemehan masalah menjadi
kontribusi
satu
tujuan,
untuk
mencapai
tujuan
dalam
proses
dalam menyelesaikan masalah sehari-
tersebut
hari
pembelajaran perlu melibatkan
(Rahmadani
Anugraheni,2017:243).
Ruang
&
lingkup
secara
maka
langsung
dan
pembelajaran matematika mencakup tiga
masalah
aspek
membangun konsep siswa.
yaitu
bilangan,
geometri
dimana
dan
pengolahan data (Depdiknas,2006:416).
yang
Pemecahan
ada
siswa
menjadikan
disekitar
masalah
untuk
yang
Aspek yang diajarkan pada pembelajaran
menjadi salah satu tujuan pembelajaran
matematika di sekolah dasar disesuaikan
matematika
dengan tahapan perkembangan anak
pemecahan masalah siswa menjadi fokus
materi yang diberikan antara lain bilangan
dalam
bulat, pecahan, operasi hitung, bangun
masalah dapat diartikan sebagai suatu
datar, bangun ruang sederhana, ukuran,
proses
3
menjadikan
pembelajaran.
untuk
kemampuan
Pemecahan
mengkombinasikan
Jurnal Pendidikan Dasar PerKhasa, Volume 4, Nomor 1, April 2018
sejumlah aturan yang dapat diterapkan
kemampuan pemecahan masalah. Salah
dalam upaya mengatasi kondisi tertentu
satu model pembelajaran yang dapat
(Wena,2009:52). Menurut Dahar (dalam
digunakan adalah model Means Ends
Juanda,M,
Johar.
Analysis
2014:106)
menyatakan
R
&
Ikhsan,M,
pemecahan
(MEA)
pengembangan
yang
dari
merupakan
model
problem
masalah merupakan suatu kegiatan yang
solving yang dikembangkan oleh Newell
menggabungkan konsep aturan yang
dan Simon pada tahu 1972 (Huda,
telah dipelajari sebelumnya dan tidak
2014:294).
sebagai
penyusunnya model means ends analysis
suatu
genetik.Langkah
keterampilan
kata
dalam
tersusun atas 3 kata yaitu means yang
merupakan
dapat diartikan sebagai banyak cara,
memahami masalah dan tujuannya untuk
ends adalah akhir dan analysis adalah
menemukan jalan keluar (Ikhwanuddin,
analisa
dkk,
sistematis. Dari kata penyususnnya dapat
pemecahan
penting
Berdasarkan
masalah
2010:217).
Dalam
pemecahan
atau
penyelidikan
secara
masalah proses berfikir dilakukan secara
disimpulkan
sistematis dan ilmiah dimana terdapat
merupakan model pembelajaran yang
langkah-langkah
menganalisis masalah dengan banyak
dilaksanakan.
pemecahan
yang
Salah
masalah
harus
satu
langkah
Ends
Analysis
cara sehingga di dapatkan hasil akhir.
dapat
Menurut Omrod (dalam Juanda, M
digunakan adalah langkah pemecahan
Johar, R & Ikhsan, M, 2014:106) MEA
masalah
merupakan suatu proses atau cara yang
menurut
yang
Means
Polya
yaitu
(1)
memahami masalah, (2) menentukan
dapat
rencana strategi penyelesaian masalah,
masalah kedalam dua atau lebih sub
(3) menyelesaikan strategi pemyelesaian
tujuan dan kemudian di kerjakan berturut
masalah dan (4) memeriksa kembali
pada masing-msing sub tujuan. MEA juga
jawaban
dapat dikatakan sebagai suatu model
yang
diperoleh
(Komariah,
2011:182).
dilakukan
untuk
memecahkan
pembelajaran variasi antara pemecahan
Salah
satu
untuk
masalah dengan sintaks yang menyajikan
meningkatkan kemampuan pemecahan
materi secara heuristic, mengelaborasi
masalah
menjadi sub-sub masalah yang lebih
matematika
langkah
siswa
adalah
dengan penerapan model pembelajaran
sederhana
yang
perbedaan menjadi sub-sub masalah
mendukung
pengembangan
4
dengan
mengidentifikasi
Peningkatan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika …
yang korelatif (Shoimin, 2016:103). Model
model
MEA merupakan model yang mendukung
langkah-langkah
siswa
MEA sebagai berikut:
bekerjasama
dalam
kelompok
MEA
peneliti
model
menggunakan
pembelajaran
(Wahyono, 2017:2). Dalam penerapan
Tabel 1. Langkah-langkah Model MEA
No
Langkah
Aktivitas
1. Identifikasi perbedaan antara Tahap ini siswa diminta untuk
Current State dan Goal State
memahami dan mengetahui
konsep dasar yang terkandung
pada masalah.
2. Organisasi Subgoals
Tahap ini siswa diharuskan
untuk
menyusun
masalah
menjadi
lebih
sederhana
sehingga dalam menyelesaikan
masalah siswa fokus dan
bertahap
3. Pemilihan Operator atau Solusi
Tahap ini siswa dituntut untuk
memikirkan bagaimana konsep
dan operator secara efektif dan
efisien
untuk
memecahkan
subgoals
Menurut
dalam
langkah-langkah
menjawab
pertanyaan
melalui
pembelajaran model MEA memiliki enam
diskusi kelompok, (6) memudahkan siswa
kelebihan yaitu: (1) membiasakan siswa
dalam
menyelesaikan
2014:295)
dalam
bentuk
soal
memecahkan
Model
pemecahan masalah, (2) siswa lebih aktif
masalah
MEA
memiliki
dalam pembelajaran dan siswa bisa
kekurangan
mengekspresikan
membutuhkan waktu yang relatif lebih
idenya,
(3)
siswa
memiliki kesempatan untuk lebih banyak
lama
memanfaatkan
dikarenakan
pengetahuan
dan
dalam
sebagai
juga
(Huda,
berikut:
(1)
proses
pembelajaran
sebelum
memecahkan
keterampilan yang dimiliki, (4) siswa
masalah siswa diharuskan membuat sub
dengan
bisa
masalah, (2) mengemukakan masalah
mereka
secara langsung dapat dipahami siswa
sebdiri, (5) siswa memiliki pengalaman
sangat sulit sehingga siswa mengalami
banyak
kesulitan bagaimana merespon masalah
kemampuan
menyelesaikan
dalam
dengan
rendah
cara
menemukan
sesuatu
5
Jurnal Pendidikan Dasar PerKhasa, Volume 4, Nomor 1, April 2018
yang diberikan (Huda, 2014:295). Dapat
meningkatkan
disimpulkan
merupakan
menyelesaikan soal cerita dengan tingkat
pemecahan
kentutasan siklus I 60,61% meningkat
masalah yang dalam proses pemecahan
pada siklus II yaitu 87,88%. Hal ini
masalahnya
dengan
menjadi bukti bahwa penerapan model
masalah
lalu
MEA dapat meningkatkan kemampuan
perbedaan
dan
pemecahan masalah matematika siswa.
modifikasi
model
dari
MEA
model
diselesaikan
menyederhanakan
mengidentifikasi
kemampuan
menyusun masalah sehingga terbentuk
Metode
tujuan.
Penelitian yang akan dilakukan
Penelitian ini dilaksanakan di SD
relevan dengan penelitian yang terdahulu
Negeri Sumogawe 02 yang beralamat di
yaitu penelitian yang dilakukan oleh
Desa Kembang, Kecamatan Getasan,
Nugroho, Mahfud & Karsono (Nugroho,
Kabupaten Semarang. Lokasi SD Negeri
Mahfud & Karsono, 2017:1) dengan judul
Sumogawe 02 yang mudah di jangkau
Penerapan Model Means Ends Analysis
karena terletak di tepi jalan dan sekitar
(MEA) untuk Meningkatkan Kemampuan
pemukiman warga sehingga akses ke
Menyelesaikan
Cerita
Mata
sekolah dapat dengan meudah dilalui
pada
Siswa
oleh siswa. Penelitian ini dilakukan pada
hasil
semester II tahun pelajaran 2017/2018 di
bahwa penerapan model MEA dapat
SD Negeri Sumogawe 02. Penentuan
meningkatkan
kemampuan
waktu penelitian dilakukan kesepakatan
menyelesaikan soal cerita dengan tingkat
antara peneliti, guru kolabolator dan
kentutasan
klasikal
sebesar
93,55%.
kepala
Selanjutnya
dalam
penlitian
Putriyani
agenda sekolah mengacu pada kalender
Pelajaran
Sekolah
Soal
Matematika
Dasar
(SD)
diperoleh
sekolah
untuk
Maya, Kasmiyati & Siti Istiyani (Putriyani
akademik
Maya, Kasmiyati & Siti Istiyani,2017:6)
dilakukan kurang lebih selama 4 bulan
Penerapan Model Means Ends Analysis
dimulai dari bulan Desember 2017 –
(MEA) untuk Meningkatkan Kemampuan
Februari 2018.
Menyelesaikan
Pelajaran
Sekolah
Soal
Matematika
Dasar
(SD)
sekolah.
menyesuaikan
Penelitian
ini
Cerita
Mata
Subjek penelitian pada penelitian
pada
Siswa
ini adalah siswa kelas 5 SD Negeri
diperoleh
Sumogawe
hasil
bahwa penerapan model MEA dapat
02
Kecamatan
Getasan
Kabupaten Semarang pada semester II
6
Peningkatan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika …
tahun ajaran 2017/2018 dengan jumlah
teknik
siswa sebanyak 27 siswa yang terdiri dari
dokumentasi.
16
aktivitas
siswa
laki-laki
dan
11
siswa
observasi,
tes,
rubrik
Observasi
mencatat
dan
merupakan
fenomena
secara
perempuan yang memiliki karakteristik
sistematis (Slameto:2015,232). Observasi
yang
ini
digunakan untuk mengukur penerapan
adalah penelitian tindakan kelas (PTK).
model MEA pada pembelajaran sehingga
Menurut Arikunto PTK adalah penilitian
dapat dilihat peningkatan pada aktivitas
yang
subjek penelitian,
heterogen.
dilakukan
Jenis
penelitian
untuk
memperbaiki
tindakan pembelajaran yang dilakukan
Tes merupakan alat ukur atau
oleh guru sehingga dapat meningkatkan
prosedur
yang
mutu
mengukur
atau
pembelajaran.
(Arikunto,2010).
digunakan
mengetahui
untuk
sesuatu
Penelitian dilakukan dalam dua sikulus
dalam suasana, dengan cara dan aturan
yang didasarkan pada pendekatan yang
yang
dikembangkan oleh C. Kemmis dan Mc.
(Arikunto,2013:67). Dalam penelitian ini
Tanggart
tes digunakan untuk mengukur tingkat
R
yang
terdiri
atas
sudah
ditentukan
perencanaan, tindakan, observasi serta
kemampuan
refleksi (Mulyasa, 2011:182).
matematika yang dilakukan setiap akhir
pemecahan
masalah
Penelitian ini dilaksanakan dalam
siklus.
siklus
siklus
pemecahan masalah matenatika siswa
dilaksanakan dalam 3 kali pertemuan
digunakan rubrik, dimana rubrik adalah
dengan estimasi 2 kali pertemuan tatap
seperangkat
muka dan 1 kali pertemuan evaluasi.
untuk mengevaluasi kinerja siswa dan
Tahapan
mengakses
dua
dimana
dalam
perencanaan
setiap
siklus
tindakan,
I
adalah
pelaksanaan
Untuk
mengukur
standar yang digunakan
kinerja
(Rahayu,2004:14).
penelitian
refleksi pada siklus I digunakan untuk
kemampuan
perencanaan pada siklus II. Tahapan
matematika setiap siswa.
siklus II adalah perencanaan
tindakan,
pelaksanaan
pengumpulan
dijadikan
di
dalam
tolok
pemecahan
ukur
masalah
Data dari penelitian ini merupakan
tindakan,
data kuantiatif . Menurut Slameo data
observasi serta refleksi.
Teknik
ini
siswa
Rubrik
tindakan, observasi serta refleksi. Hasil
dalam
kemampuan
kuantitatif merupakan data dalam bentuk
data
yang
angka (Slameto, 2015: 277).
digunakan dalam penelitian ini adalah
kuantitatif
7
dianalisis
Data
menggunakan
Jurnal Pendidikan Dasar PerKhasa, Volume 4, Nomor 1, April 2018
analisis
kuantitatif
dengan
statistik
Hasil dan Pembahasan
deskripsif. Sedangkan analisis komparatif
digunakan
untuk
kemampuan
Hasil
membandingkan
pemecahan
dari
penelitian
ini
menunjukkan adanya peningkatan pada
masalah
kemampuan
pemecahan
masalah
matematika setelah tindakan siklus I dan
matematika siswa kelas 5 SD Negeri
II.
Sumogawe 02. Peningkatan kemampuan
pemecahan masalah matematika dapat
dilihat pada tabel 2 berikut:
Tabel 2. Perbandingan Tingkat Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika
Prasiklus, Siklus I dan Siklus II
Aspek
Kemampuan
pemecahan masalah
matematika
Pra Siklus
43,9%
Siklus I
52,5%
Berdasarkan tabel 1 kemampuan
pemecahan
praskilus
masalah
adalah
siswa
43,9%.
Penelitian
tindakan
kelas
yang
pada
dilaksankan bertujuan untuk memperbaiki
Setelah
proses pembelajaran matematika siswa
pelaksanaan siklus I meningkat menjadi
kelas
52,5 %. Lalu dilaksanakan siklus II tingkat
sehingga
kemampuan
masalah
pemecahan
Siklus II
80,5%
masalah
5
SD
Negeri
Sumogawe
kemampuan
matematika
02
pemecahan
siswa
dapat
matematika siswa meningkat menjadi
meningkat. Model MEA menuntut siswa
80,5%. Hal ini sejalan dengan penelitian
untuk dapat memahami masalah yang
yang dilaksanakan oleh Nugroho (2017)
mereka hadapi, merancang penyelesaian
dengan
MEA
masalah dan memilih solusi sang tepat
kemampuan menyelesaikan soal cerita
untuk menyelesaikan masalah. Dalam
siswa
proses
penerapan
mencapai
Putriyani
93,55%,
penelitian
(2017)
dengan
Maya
menerapkan
model
meningkatkan
menyelesaikan
model
MEA
cerita
guru
bertindak
sebagai fasilitator yang membimbing,
dapat
mengawasi,
kemampuan
soal
pembelajaran
mengarahkan
dan
mengkoordinasi kegiatan dan aktivitas
sebesar
siswa. Pada proses pembelajaran siswa
87,88%.
belajar secara bermakna dengan cara
8
Peningkatan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika …
memecahkan masalah sesuai dengan
siswa membiasakan menyelesaikan soal
kemampuan
masing-masing.
dalam
bentuk
Dengan bimbingan guru siswa mengali
siswa
memiliki
informasi
dalam
siswa
berdasarkan
masalah
yang
pemecahan
masalah,
pengalaman
menemukan
banyak
sesuatu
dalam
dihadapi, berdiskusi bersama siswa lain
menjawab pertanyaan melalui diskusi,
dalam
menyusun
aktivitas siswa lebih meningkat sehingga
masalah
mereka memiliki banyak kesempatan
saling
untuk memanfaatkan pengetahuan yang
kelompok
rencana
untuk
penyelesaian
menyelesaikan
masalah
berbagi
diskusi.
hasil
dan
Kegiatan
ini
mereka miliki dalam proses pemecahan
membuat siswa belajar secara bermakna
masalah
dimana siswa belajar untuk mencari
kemampuan rendah bisa menyelesaikan
informasi, menyusun rencana, mencoba
dengan cara mereka sendiri. Hal ini
menyelesaikan
sejalan dengan Huda yang menyatakan
hasil.Pada
dan
akhir
menyampaikan
pembelajaran
untuk
siswa
dengan
guru
bahwa model MEA memungkinkan siswa
melaksanakan evaluasi yang bertujuan
untuk (1) membiasakan menyelesaikan
untuk mengetahui sejauh mana tingkat
dalam bentuk soal pemecahan masalah,
kemampuan
(2) lebih aktif dalam pembelajaran dan
pemecahan
masalah
matematika siswa.
Tingkat
bisa
kemampuan
pemecahan
mengekspresikan
idenya,
memiliki kesempatan untuk lebih banyak
masalah siswa pada praskilus adalah
memanfaatkan
43,9%. Setelah pelaksanaan siklus I
keterampilan
yang
dimiliki,
meningkat
menyelesaikan
dengan
cara
menjadi
52,5
%.
(3)
Lalu
pengetahuan
dan
(4)
mereka
dilaksanakan siklus II tingkat kemampuan
sendiri, (5) memiliki pengalaman banyak
pemecahan masalah matematika siswa
dalam
meningkat
menjawab pertanyaan melalui diskusi
menjadi
pelaksanaan
kemampuan
matematika
siklus I
80,5%.
dan
pemecahan
siswa
Pada
II tingkat
menemukan
kelompok,
masalah
(6)
sesuatu
memudahkan
dalam
dalam
memecahkan masalah (Huda, 2014:295)
mengalami
Berdasarkan uraian yang telah
peningkatan setelah penerapan model
dipaparkan
MEA.
Means Ends Analysis (MEA) di kelas 5
Peningkatan
pemecahan
masalah
kemampuan
matematika
SD
dikarenakan dalam proses pembelajaran
Negeri
maka
penerapan
Sumogawe
02
model
dapat
meningkatkan kemampuan pemecahan
9
Jurnal Pendidikan Dasar PerKhasa, Volume 4, Nomor 1, April 2018
masalah matematika pada semester II
memungkinkan
tahun ajaran 2017/2018. Penelitian yang
kegiatan menggali informasi, menyusun
dilakukan
rencana,
selaras
sebelumnya
Nugroho
dengan
yang
(2017)
penelitian
dilaksanakan
dengan
oleh
siswa
melakukan
menyampaikan
penerapan
melakukan
percobaan
hasil
sesuai
dengan
kemampuan yang dimiliki.
model MEA kemampuan menyelesaikan
Mengacu
pada
penjelasan
soal cerita siswa mencapai 93,55%,
tersebut
dapat
dipaparkan
penelitian Putriyani Maya (2017) dengan
implikasi
teoritis
dengan
menerapkan
model
model
MEA
meningkatkan
dapat
kemampuan
menyelesaikan
soal
cerita
dan
MEA
dapat
bahwa
penerapan
meningkatkan
kemampuan pemecahan masalah siswa
sebesar
dengan
memberikan
gambaran
87,88%. Dari penelitian tersebut dapat
bagaimana
dibuktikan bahwa penerapan model MEA
matematika pada KD 5.3 mengali dan
dapat
membagi pecahan. Implementasi praktis
meningkatkan
kemampuan
pemecahan masalah matematika.
yang
Persamaan penelitian ini dengan
penelitian
sebelumnya
adalah
penerapan
dilaksanakan
pembelajaran
ternyata
model
pembelajaran MEA dapat meningkatkan
sama
keaktifan siswa, meningkatkan percaya
menerapkan model MEA dan hasilnya
diri siswa melalui kegiatan berdiskusi dan
terbukti dapat meningkatkan kemampuan
presentasi
penyelesaian soal cerita. Namun dalam
meningkatkan kemampuan pemecahan
penelitian ini terdapat perbedaan yaitu
masalah matematika. Model MEA dapat
lebih di fokuskan pada perbaikan proses
menjadi
pembelajaran
meningkatkan kemampuan pemecahan
yang
kemampuan
meningkatkan
pemecahan
masalah
masalah
yang
alternatif
pembahasan
proses
penelitian
maka
langkah
pilihan
matematika.
matematika. Dalam upaya memperbaiki
pembelajaran
dilaksanakan
tersebut
telah
serta
untuk
Berdasarkan
maka
tujuan
tercapai
bahwa
MEA
dapat
pembelajaran MEA di modifikasi dengan
penerapan
memberikan
siswa
meningkatkan kemampuan pemecahan
untuk menyelesaikan masalah. Modifikasi
masalah matematika siswa kelas 5 SD
yang dilakukan membantu guru dalam
Negeri Sumogawe 02 pada KD 5.3
menarik
mengali dan membagi berbagai bentuk
modifikasi
keleluasaan
minat
belajar
yang
pada
siswa
dan
dilaksanakan
pecahan.
10
model
Peningkatan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika …
Learning dalam Meningkatkan
Keterampilan Berpikir Kritis di
Sekolah Dasar. Polyglot: Jurnal
Ilmiah.
Di
unduh
dari https://ojs.uph.edu/index.php
/PJI/article/view/789/pdf.
Simpulan dan Saran
Setelah menerapkan model MEA
pada mata pelajaran matematika dapat
disimpulkan penerapan model MEA dapat
Arikunto, S. 2008. Penelitian Tindakan
Kelas. Jakarta: PT Bumi Aksara.
Arikunto, S. 2013. Dasar-Dasar Evaluasi
Pendidikan.
Jakarta:
Bumi
Aksara.
meningkatkan kemampuan pemecahan
masalah matematika pada siswa kelas 5
SD Negeri Sumogawe 02 semester II
tahun ajaran 2017/2018 pada KD 5.3
Citoresmi, N & Nurhayati. 2017.
Penerapan Model Pembelajaran
Means-Ends
Analysis
Untuk
Meningkatkan
Kemampuan
Pemecahan Masalah Matematis
Siswa.
Jurnal
Pendidikan
Matematika Indonesia. Diunduh
dari: http://journal.stkipsingkawan
g.ac.id/index.php/JPMI/article/vie
w/204/pdf.
mengali dan membagi berbagai bentuk
pecahan. Peningkatan yang terjadi dari
pelaksanaan
siklus
mencapai
27%
I
dan
dimana
pelaksanaan
siklus
kemampuan
pemecahan
matematika
meningkat
I
siswa
setelah
siklus
II
pada
presentase
masalah
adalah
53,5%
penerapan
model
Depdiknas. 2006. Kurikulum Tingkat
Satuan
Pendidikan.
Jakarta:
Depdiknas.
MEA pada siklus II yaitu 80,5%. Bagi
para guru dapat menerapkan model MEA
untuk
meningkatkan
Harmini. 2014. Matematika untuk PGSD.
Surakarta:UNS Press.
kemampuan
pemecahan masalah matematika siswa,
Huda, M. 2014. Model-Model Pengajaran
dan Pembelajaran. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar.
Ikhwanuddin, dkk. 2010. Problem Solving
dalam Pembelajaran Fisika untuk
Meningkatkan
Kemampuan
Mahasiswa
Berfikir
Analisis.
Jurnal Kependidikan. Diunduh
dari: https://journal.uny.ac.id/index
.php/jk/article/view/500/359.
untuk siswa diharapkan lebih aktif dalam
proses pembelajaran agar kemampuan
dan keterampilan yang dimiliki lebih
terasah
lagi,
bagi
pihak
sekolah
diharapkan mendukung penerapan model
MEA
agar
siswa
terbiasa
untuk
memecahkan masalah khususnya pada
mata pelajaran matematika.
Juanda, M, Johar. R dan Ikhsan, M.
2014. Peningkatan Kemampuan
Masalah
dan
Komunikasi
Matematis Siswa SMP melalui
Model Pembelajan Means Ends
Analysis.
Kreano.
Diunduh
Daftar Pustaka
Anugraheni, I. 2018. Meta Analisis Model
Pembelajaran Problem Based
11
Jurnal Pendidikan Dasar PerKhasa, Volume 4, Nomor 1, April 2018
Sekolah Dasar. Jurnal Didaktika
Dwija
Indria.
Diunduh
dari: http://www.jurnal.fkip.uns.ac.i
d/index.php/pgsdsolo/article/view/
10748/7919.
dari: https://journal.unnes.ac.id/nj
u/index.php/kreano/article/view/33
22/3651.
Komariah,K. 2011. Penerapan Model
Pembelajaran Problem Solving
Model Polya untuk Meningkatkan
Kemampuan
Pemecahan
Masalah Bagi Siswa Kelas IX J di
SMPN 3 Cimahi. Prosiding
Seminar Nasional Penelitian,
Pendidikan dan Penerapan MIPA.
Diunduh
dari: http://eprints.uny.ac.id/7195/.
Rahmadani, N., & Anugraheni, I. 2017.
Peningkatan Aktivitas Belajar
Matematika Melalui Pendekatan
Problem Based Learning Bagi
Siswa Kelas 4 SD. Scholaria:
Jurnal
Pendidikan
Dan
Kebudayaan.
Diunduh
dari: http://ejournal.uksw.edu/scho
laria/article/view/928/559.
Komulasari, K. 2010. Pembelajaran
Kontekstual Konsep dan Aplikasi.
Bandung: PT. Refika Aditama.
Slameto, 2015. Metodologi Penelitian dan
Inovasi Pendidikan. Salatiga:
Satya Wacana University Press.
Nugroho, J.S, Mahfud, H & Karsono.
2017. Penerapan Model Means
Ends Analysis (MEA) untuk
Meningkatkan
Kemampuan
Menyelesaikan Soal Cerita Mata
Pelajaran Matematika pada Siswa
Sekolah Dasar. Didaktika Dwija
Indria.
Diunduh
dari: http://jurnal.fkip.uns.ac.id/ind
ex.php/pgsdsolo/article/viewFile/1
0398/7640.
Wahyono, B. 2017. Penerapan Model
Pembelajaran
Means
Ends
Analysis
(MEA)
pada
Pembelajaran Matematika Materi
Ajar Perbandingan. Dikdaktium
Jurnal Penelitian Tindakan Kelas.
Diunduh
dari:
https://irpp.com/index.php/didaktikum/arti
cle/viewFile/777/761.
Wena, M. 2009. Strategi Pembelajaran
Inovatif Kontemporer. Jakarta: PT
Bumi Aksara.
Nursanti.Y & Kristin, F. 2017. Penerapan
Model Pembelajaran Kooperatif
Tipe Number Heads Together
Berbantuan
Media
Gambar
Dalam Meningkatkan Motivasi
dan Hasil Belajar IPS Siswa Kelas
IV.
e-jurnalmitrapendidikan.
Diunduh
dari:
http://www.ejurnalmitrapendidikan.com/index.p
hp/e-jmp/article/view/80/35.
Wibowo,
D.C.
2013.
Pengaruh
Implementasi
Pendekatan
Matematika Realistik Terhadap
Prestasi
Belajar
Matematika
dengan Kovariabel Kemampuan
Numerik pada Siswa Kelas V.
Jurnal Pendidikan Dasar Vol 3
Tahun 2013. Diunduh Tanggal 07
Februari 2018
Putriyanti, M. A. F., Kamsiyati, S., dan
Istiyati, S. 2017. Penerapan
Model Means Ends Analysis
(Mea)
Untuk
Meningkatkan
Kemampuan Menyelesaikan Soal
Cerita Pecahan Pada Siswa
12
Volume 4, Nomor 1, April 2018
PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA
MENGGUNAKAN MODEL MEANS ENDS ANALYSIS (MEA) BAGI SISWA
KELAS 5 SD NEGERI SUMOGAWE 02
Dewi Saraswati, Firosalia Kristin, Indri Anugraheni
Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Universitas Kristen Satya Wacana
email: 292014033@student.uksw.edu
Abstract: This study aimed at improving the learning process of mathematics by applying
Means Ends Analysis (MEA) model to improve students' mathematics problem solving
skills of the 5th grade. This Classroom Action Research was conducted in 2 cycles.
Technique of the data collecting done was technical test and non test. The data were
analyzed by using descriptive technique. The subjects of this research were the 5th grade
students of SD Negeri Sumogawe 02 amounting to 27 students. The finding of this
research showed that the problem solving ability on mathematics during pre cycle was
43,9% increased after implementation of cycle I as 52,5% and again increased after
implementation of cycle II became 80,5%. Hence, it could be concluded that the
application of MEA model can improve students' mathematics problem solving skills.
Keywords: Means Ends Analysis (MEA), mathematics problem solving skills.
Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk memperbaiki proses pembelajaran matematika
dengan menerapkan model Means Ends Analysis (MEA) untuk meningkatkan kemampuan
pemecahan masalah matematika siswa kelas 5 SD. Penelitian Tindakan Kelas
dilaksanakan dalam 2 siklus. Teknik pengumpulan data yang dilakukan adalah teknis
tes,non tes data dianalisis menggunakan teknik diskriptif. Subyek penelitian adalah kelas 5
SD Negeri Sumogawe 02 berjumlah 27 siswa. Hasil penelitian menunjukkan kemampuan
pemecahan masalah matematika pada saat pra siklus 43,9% meningkat setelah
pelaksanaan tindakan siklus I 52,5% dan kembali meningkat setelah pelaksanaan siklus II
yaitu 80,5%. Hasil penelitian disimpulkan bahwa penerapan model MEA dapat
meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematika siswa.
Kata Kunci: Means Ends Analysis (MEA), Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika
Pendahuluan
pada semua jenjang pendidikan adalah
Pendidikan merupakan salah satu
usaha
sadar
manusia
mengembangkan
kepribadian
matematika.
untuk
baik
(2013)
menyebutkan bahwa dalam matematika,
di
memahami
konsep
dalam maupun luar sekolah (Nursanti &
karena
Kristin, 2017:345). Usaha yang dapat
sehari-hari
untuk
keterampilan
mengembangkannya
Menurut Wibowo
adalah
dalam
saja tidak
cukup,
praktek kehidupan
siswa
matematika.
memerlukan
mengingat
melalui pembelajaran yang dilaksanakan
matematika adalah mata pelajaran yang
di sekolah. Mata pelajaran yang diajarkan
berkaitan erat dengan kehidupan, seperti
1
Jurnal Pendidikan Dasar PerKhasa, Volume 4, Nomor 1, April 2018
waktu dan uang yang menggunakan ilmu
sulit. Kedua selama pelajaran matematika
matematika
yaitu
berhitung.
Pada
siswa cenderung belajar dengan hanya
21
2016
menghafal tanpa tahu bagaimana hal
menyebutkan bahwa salah satu tujuan
tersebut bisa terbentuk. Kesulitan siswa
pembelajaran
adalah
dalam mengerjakan soal juga terlihat saat
meliputi
siswa mengerjakan soal cerita dimana
masalah,
banyak siswa yang tidak bisa menangkap
Permendikbud
memecahkan
No
tahun
matematika
masalah
yang
kemampuan
memahami
merancang
model
matematika,
apa
yang
dimaksudkan
dalam
soal
menyelesaikan model dan menafsirkan
ini.Kesulitan siswa dalam memahami soal
solusi
Kemampuan
dalam bentuk soal cerita berdampak
pemecahan masalah bukan merupakan
pada kurangnya kemampuan pemecahan
hal
masalah matematika siswa. Berdasarkan
yang
yang
diperoleh.
asing
dalam
kehidupan
dikarenakan dalam melakukan kegiatan
data
selalu
kemampuan
berkaitan
dengan
proses
kondisi
awal
siswa
presentase
pemecahan
masalah
pemecahan masalah mulai dari hal yang
matematika kelas baru mencapai pada
sederhana
presentase 43,9%.
sampai
pada
hal
yang
Kemampuan pemecahan masalah
kompleks. Mengingat hal ini kemampuan
pemecahan
masalah
perlu
merupakan satu diantara bagian yang
diberikan
sejak dini kepada siswa sehingga siswa
penting
mempunyai
matematika, karena di dalam proses
pengalaman
saat
pembelajaran
memecahkan masalah dalam kehidupan.
Berdasarkan
terhadap
siswa
pengamatan
kegiatan
di
maupun
memungkinkan
memperoleh
pembelajaran
dalam
pembelajaran
penyelesaian
untuk
pengetahuan
dapat
serta
matematika siswa kelas 5 SD Negeri
menggunakan pengetahuan yang sudah
Sumogawe 02 pada semester I tahun
dimiliki
ajaran 2017/2018 ditemukan masalah
pemecahan
terhadap
(Citroresmi,Nurhayati,2017:13).Strategi
kurangnya
kemampuan
untuk
digunakan
dalam
masalah
pemecahan masalah matematika siswa.
guru untuk meningkatkan kemampuan
Pertama banyak siswa yang kurang
pemecahan masalah matematika adalah
tertarik pada pelajaran matematika dan
dengan menerapkan model pembelajaran
menganggap
yang
bahwa
pelajaran
sesuai
dengan
perkembangan
anak. Model pembelajaran adalah bentuk
matematika merupakan pelajaran yang
2
Peningkatan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika …
pembelajaran yang tergambar dari awal
pengukuran,
sampai
pengumpulan
akhir
pembelajaran
yang
konsep
koordinat
data
dan
(Depdiknas,
disajikan khas oleh guru (Komulasari,
2006:417).
2010:57). Salah satu model yang dapat
matematika adalah mampu mengarahkan
diterapkan adalah model pembelajaran
kemampuan siswa untuk memecahkan
Means
masalah dalam kehidupan sehari-hari
Ends
Analysis
(MEA).
MEA
Tujuan
pembelajaran
adalah variasi dari model pembelajaran
(Harmini,
problem solving .
pembelajaran matematika yang lakukan
Matematika
2014:113).
perlu
merupakan
melibatkan
merupakan ilmu yang dekat dengan
mengutamakan
kehidupan
sehari-hari.
Dalam
KBBI
sebagai
matematika
diartikan
sebagai
ilmu
tentang
bilangan,
hubungan
dasar
untuk
dan
pemecahan
bilangan dan prosedur operasional yang
siswa
permasalahan
pengetahuan
antar
Proses
nyata
memperoleh
konsep
masalah
serta
dalam
(Anugraheni,
2018:11).
digunakan dalam penyelesaian masalah
Berdasarkan
pendapat
diatas
bilangan (KBBI,2002:637). Matematikan
pembelajaran matematika di SD dapat
dikatakan juga sebagai salah satu disiplin
dikatakan sebagai mata pelajaran yang
ilmu
dekat
yang
dapat
kemampuan
meningkatkan
berfikir
beragumentasi,
kritis
memberi
dan
dengan
kehidupan
kemampuan pemehan masalah menjadi
kontribusi
satu
tujuan,
untuk
mencapai
tujuan
dalam
proses
dalam menyelesaikan masalah sehari-
tersebut
hari
pembelajaran perlu melibatkan
(Rahmadani
Anugraheni,2017:243).
Ruang
&
lingkup
secara
maka
langsung
dan
pembelajaran matematika mencakup tiga
masalah
aspek
membangun konsep siswa.
yaitu
bilangan,
geometri
dimana
dan
pengolahan data (Depdiknas,2006:416).
yang
Pemecahan
ada
siswa
menjadikan
disekitar
masalah
untuk
yang
Aspek yang diajarkan pada pembelajaran
menjadi salah satu tujuan pembelajaran
matematika di sekolah dasar disesuaikan
matematika
dengan tahapan perkembangan anak
pemecahan masalah siswa menjadi fokus
materi yang diberikan antara lain bilangan
dalam
bulat, pecahan, operasi hitung, bangun
masalah dapat diartikan sebagai suatu
datar, bangun ruang sederhana, ukuran,
proses
3
menjadikan
pembelajaran.
untuk
kemampuan
Pemecahan
mengkombinasikan
Jurnal Pendidikan Dasar PerKhasa, Volume 4, Nomor 1, April 2018
sejumlah aturan yang dapat diterapkan
kemampuan pemecahan masalah. Salah
dalam upaya mengatasi kondisi tertentu
satu model pembelajaran yang dapat
(Wena,2009:52). Menurut Dahar (dalam
digunakan adalah model Means Ends
Juanda,M,
Johar.
Analysis
2014:106)
menyatakan
R
&
Ikhsan,M,
pemecahan
(MEA)
pengembangan
yang
dari
merupakan
model
problem
masalah merupakan suatu kegiatan yang
solving yang dikembangkan oleh Newell
menggabungkan konsep aturan yang
dan Simon pada tahu 1972 (Huda,
telah dipelajari sebelumnya dan tidak
2014:294).
sebagai
penyusunnya model means ends analysis
suatu
genetik.Langkah
keterampilan
kata
dalam
tersusun atas 3 kata yaitu means yang
merupakan
dapat diartikan sebagai banyak cara,
memahami masalah dan tujuannya untuk
ends adalah akhir dan analysis adalah
menemukan jalan keluar (Ikhwanuddin,
analisa
dkk,
sistematis. Dari kata penyususnnya dapat
pemecahan
penting
Berdasarkan
masalah
2010:217).
Dalam
pemecahan
atau
penyelidikan
secara
masalah proses berfikir dilakukan secara
disimpulkan
sistematis dan ilmiah dimana terdapat
merupakan model pembelajaran yang
langkah-langkah
menganalisis masalah dengan banyak
dilaksanakan.
pemecahan
yang
Salah
masalah
harus
satu
langkah
Ends
Analysis
cara sehingga di dapatkan hasil akhir.
dapat
Menurut Omrod (dalam Juanda, M
digunakan adalah langkah pemecahan
Johar, R & Ikhsan, M, 2014:106) MEA
masalah
merupakan suatu proses atau cara yang
menurut
yang
Means
Polya
yaitu
(1)
memahami masalah, (2) menentukan
dapat
rencana strategi penyelesaian masalah,
masalah kedalam dua atau lebih sub
(3) menyelesaikan strategi pemyelesaian
tujuan dan kemudian di kerjakan berturut
masalah dan (4) memeriksa kembali
pada masing-msing sub tujuan. MEA juga
jawaban
dapat dikatakan sebagai suatu model
yang
diperoleh
(Komariah,
2011:182).
dilakukan
untuk
memecahkan
pembelajaran variasi antara pemecahan
Salah
satu
untuk
masalah dengan sintaks yang menyajikan
meningkatkan kemampuan pemecahan
materi secara heuristic, mengelaborasi
masalah
menjadi sub-sub masalah yang lebih
matematika
langkah
siswa
adalah
dengan penerapan model pembelajaran
sederhana
yang
perbedaan menjadi sub-sub masalah
mendukung
pengembangan
4
dengan
mengidentifikasi
Peningkatan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika …
yang korelatif (Shoimin, 2016:103). Model
model
MEA merupakan model yang mendukung
langkah-langkah
siswa
MEA sebagai berikut:
bekerjasama
dalam
kelompok
MEA
peneliti
model
menggunakan
pembelajaran
(Wahyono, 2017:2). Dalam penerapan
Tabel 1. Langkah-langkah Model MEA
No
Langkah
Aktivitas
1. Identifikasi perbedaan antara Tahap ini siswa diminta untuk
Current State dan Goal State
memahami dan mengetahui
konsep dasar yang terkandung
pada masalah.
2. Organisasi Subgoals
Tahap ini siswa diharuskan
untuk
menyusun
masalah
menjadi
lebih
sederhana
sehingga dalam menyelesaikan
masalah siswa fokus dan
bertahap
3. Pemilihan Operator atau Solusi
Tahap ini siswa dituntut untuk
memikirkan bagaimana konsep
dan operator secara efektif dan
efisien
untuk
memecahkan
subgoals
Menurut
dalam
langkah-langkah
menjawab
pertanyaan
melalui
pembelajaran model MEA memiliki enam
diskusi kelompok, (6) memudahkan siswa
kelebihan yaitu: (1) membiasakan siswa
dalam
menyelesaikan
2014:295)
dalam
bentuk
soal
memecahkan
Model
pemecahan masalah, (2) siswa lebih aktif
masalah
MEA
memiliki
dalam pembelajaran dan siswa bisa
kekurangan
mengekspresikan
membutuhkan waktu yang relatif lebih
idenya,
(3)
siswa
memiliki kesempatan untuk lebih banyak
lama
memanfaatkan
dikarenakan
pengetahuan
dan
dalam
sebagai
juga
(Huda,
berikut:
(1)
proses
pembelajaran
sebelum
memecahkan
keterampilan yang dimiliki, (4) siswa
masalah siswa diharuskan membuat sub
dengan
bisa
masalah, (2) mengemukakan masalah
mereka
secara langsung dapat dipahami siswa
sebdiri, (5) siswa memiliki pengalaman
sangat sulit sehingga siswa mengalami
banyak
kesulitan bagaimana merespon masalah
kemampuan
menyelesaikan
dalam
dengan
rendah
cara
menemukan
sesuatu
5
Jurnal Pendidikan Dasar PerKhasa, Volume 4, Nomor 1, April 2018
yang diberikan (Huda, 2014:295). Dapat
meningkatkan
disimpulkan
merupakan
menyelesaikan soal cerita dengan tingkat
pemecahan
kentutasan siklus I 60,61% meningkat
masalah yang dalam proses pemecahan
pada siklus II yaitu 87,88%. Hal ini
masalahnya
dengan
menjadi bukti bahwa penerapan model
masalah
lalu
MEA dapat meningkatkan kemampuan
perbedaan
dan
pemecahan masalah matematika siswa.
modifikasi
model
dari
MEA
model
diselesaikan
menyederhanakan
mengidentifikasi
kemampuan
menyusun masalah sehingga terbentuk
Metode
tujuan.
Penelitian yang akan dilakukan
Penelitian ini dilaksanakan di SD
relevan dengan penelitian yang terdahulu
Negeri Sumogawe 02 yang beralamat di
yaitu penelitian yang dilakukan oleh
Desa Kembang, Kecamatan Getasan,
Nugroho, Mahfud & Karsono (Nugroho,
Kabupaten Semarang. Lokasi SD Negeri
Mahfud & Karsono, 2017:1) dengan judul
Sumogawe 02 yang mudah di jangkau
Penerapan Model Means Ends Analysis
karena terletak di tepi jalan dan sekitar
(MEA) untuk Meningkatkan Kemampuan
pemukiman warga sehingga akses ke
Menyelesaikan
Cerita
Mata
sekolah dapat dengan meudah dilalui
pada
Siswa
oleh siswa. Penelitian ini dilakukan pada
hasil
semester II tahun pelajaran 2017/2018 di
bahwa penerapan model MEA dapat
SD Negeri Sumogawe 02. Penentuan
meningkatkan
kemampuan
waktu penelitian dilakukan kesepakatan
menyelesaikan soal cerita dengan tingkat
antara peneliti, guru kolabolator dan
kentutasan
klasikal
sebesar
93,55%.
kepala
Selanjutnya
dalam
penlitian
Putriyani
agenda sekolah mengacu pada kalender
Pelajaran
Sekolah
Soal
Matematika
Dasar
(SD)
diperoleh
sekolah
untuk
Maya, Kasmiyati & Siti Istiyani (Putriyani
akademik
Maya, Kasmiyati & Siti Istiyani,2017:6)
dilakukan kurang lebih selama 4 bulan
Penerapan Model Means Ends Analysis
dimulai dari bulan Desember 2017 –
(MEA) untuk Meningkatkan Kemampuan
Februari 2018.
Menyelesaikan
Pelajaran
Sekolah
Soal
Matematika
Dasar
(SD)
sekolah.
menyesuaikan
Penelitian
ini
Cerita
Mata
Subjek penelitian pada penelitian
pada
Siswa
ini adalah siswa kelas 5 SD Negeri
diperoleh
Sumogawe
hasil
bahwa penerapan model MEA dapat
02
Kecamatan
Getasan
Kabupaten Semarang pada semester II
6
Peningkatan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika …
tahun ajaran 2017/2018 dengan jumlah
teknik
siswa sebanyak 27 siswa yang terdiri dari
dokumentasi.
16
aktivitas
siswa
laki-laki
dan
11
siswa
observasi,
tes,
rubrik
Observasi
mencatat
dan
merupakan
fenomena
secara
perempuan yang memiliki karakteristik
sistematis (Slameto:2015,232). Observasi
yang
ini
digunakan untuk mengukur penerapan
adalah penelitian tindakan kelas (PTK).
model MEA pada pembelajaran sehingga
Menurut Arikunto PTK adalah penilitian
dapat dilihat peningkatan pada aktivitas
yang
subjek penelitian,
heterogen.
dilakukan
Jenis
penelitian
untuk
memperbaiki
tindakan pembelajaran yang dilakukan
Tes merupakan alat ukur atau
oleh guru sehingga dapat meningkatkan
prosedur
yang
mutu
mengukur
atau
pembelajaran.
(Arikunto,2010).
digunakan
mengetahui
untuk
sesuatu
Penelitian dilakukan dalam dua sikulus
dalam suasana, dengan cara dan aturan
yang didasarkan pada pendekatan yang
yang
dikembangkan oleh C. Kemmis dan Mc.
(Arikunto,2013:67). Dalam penelitian ini
Tanggart
tes digunakan untuk mengukur tingkat
R
yang
terdiri
atas
sudah
ditentukan
perencanaan, tindakan, observasi serta
kemampuan
refleksi (Mulyasa, 2011:182).
matematika yang dilakukan setiap akhir
pemecahan
masalah
Penelitian ini dilaksanakan dalam
siklus.
siklus
siklus
pemecahan masalah matenatika siswa
dilaksanakan dalam 3 kali pertemuan
digunakan rubrik, dimana rubrik adalah
dengan estimasi 2 kali pertemuan tatap
seperangkat
muka dan 1 kali pertemuan evaluasi.
untuk mengevaluasi kinerja siswa dan
Tahapan
mengakses
dua
dimana
dalam
perencanaan
setiap
siklus
tindakan,
I
adalah
pelaksanaan
Untuk
mengukur
standar yang digunakan
kinerja
(Rahayu,2004:14).
penelitian
refleksi pada siklus I digunakan untuk
kemampuan
perencanaan pada siklus II. Tahapan
matematika setiap siswa.
siklus II adalah perencanaan
tindakan,
pelaksanaan
pengumpulan
dijadikan
di
dalam
tolok
pemecahan
ukur
masalah
Data dari penelitian ini merupakan
tindakan,
data kuantiatif . Menurut Slameo data
observasi serta refleksi.
Teknik
ini
siswa
Rubrik
tindakan, observasi serta refleksi. Hasil
dalam
kemampuan
kuantitatif merupakan data dalam bentuk
data
yang
angka (Slameto, 2015: 277).
digunakan dalam penelitian ini adalah
kuantitatif
7
dianalisis
Data
menggunakan
Jurnal Pendidikan Dasar PerKhasa, Volume 4, Nomor 1, April 2018
analisis
kuantitatif
dengan
statistik
Hasil dan Pembahasan
deskripsif. Sedangkan analisis komparatif
digunakan
untuk
kemampuan
Hasil
membandingkan
pemecahan
dari
penelitian
ini
menunjukkan adanya peningkatan pada
masalah
kemampuan
pemecahan
masalah
matematika setelah tindakan siklus I dan
matematika siswa kelas 5 SD Negeri
II.
Sumogawe 02. Peningkatan kemampuan
pemecahan masalah matematika dapat
dilihat pada tabel 2 berikut:
Tabel 2. Perbandingan Tingkat Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika
Prasiklus, Siklus I dan Siklus II
Aspek
Kemampuan
pemecahan masalah
matematika
Pra Siklus
43,9%
Siklus I
52,5%
Berdasarkan tabel 1 kemampuan
pemecahan
praskilus
masalah
adalah
siswa
43,9%.
Penelitian
tindakan
kelas
yang
pada
dilaksankan bertujuan untuk memperbaiki
Setelah
proses pembelajaran matematika siswa
pelaksanaan siklus I meningkat menjadi
kelas
52,5 %. Lalu dilaksanakan siklus II tingkat
sehingga
kemampuan
masalah
pemecahan
Siklus II
80,5%
masalah
5
SD
Negeri
Sumogawe
kemampuan
matematika
02
pemecahan
siswa
dapat
matematika siswa meningkat menjadi
meningkat. Model MEA menuntut siswa
80,5%. Hal ini sejalan dengan penelitian
untuk dapat memahami masalah yang
yang dilaksanakan oleh Nugroho (2017)
mereka hadapi, merancang penyelesaian
dengan
MEA
masalah dan memilih solusi sang tepat
kemampuan menyelesaikan soal cerita
untuk menyelesaikan masalah. Dalam
siswa
proses
penerapan
mencapai
Putriyani
93,55%,
penelitian
(2017)
dengan
Maya
menerapkan
model
meningkatkan
menyelesaikan
model
MEA
cerita
guru
bertindak
sebagai fasilitator yang membimbing,
dapat
mengawasi,
kemampuan
soal
pembelajaran
mengarahkan
dan
mengkoordinasi kegiatan dan aktivitas
sebesar
siswa. Pada proses pembelajaran siswa
87,88%.
belajar secara bermakna dengan cara
8
Peningkatan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika …
memecahkan masalah sesuai dengan
siswa membiasakan menyelesaikan soal
kemampuan
masing-masing.
dalam
bentuk
Dengan bimbingan guru siswa mengali
siswa
memiliki
informasi
dalam
siswa
berdasarkan
masalah
yang
pemecahan
masalah,
pengalaman
menemukan
banyak
sesuatu
dalam
dihadapi, berdiskusi bersama siswa lain
menjawab pertanyaan melalui diskusi,
dalam
menyusun
aktivitas siswa lebih meningkat sehingga
masalah
mereka memiliki banyak kesempatan
saling
untuk memanfaatkan pengetahuan yang
kelompok
rencana
untuk
penyelesaian
menyelesaikan
masalah
berbagi
diskusi.
hasil
dan
Kegiatan
ini
mereka miliki dalam proses pemecahan
membuat siswa belajar secara bermakna
masalah
dimana siswa belajar untuk mencari
kemampuan rendah bisa menyelesaikan
informasi, menyusun rencana, mencoba
dengan cara mereka sendiri. Hal ini
menyelesaikan
sejalan dengan Huda yang menyatakan
hasil.Pada
dan
akhir
menyampaikan
pembelajaran
untuk
siswa
dengan
guru
bahwa model MEA memungkinkan siswa
melaksanakan evaluasi yang bertujuan
untuk (1) membiasakan menyelesaikan
untuk mengetahui sejauh mana tingkat
dalam bentuk soal pemecahan masalah,
kemampuan
(2) lebih aktif dalam pembelajaran dan
pemecahan
masalah
matematika siswa.
Tingkat
bisa
kemampuan
pemecahan
mengekspresikan
idenya,
memiliki kesempatan untuk lebih banyak
masalah siswa pada praskilus adalah
memanfaatkan
43,9%. Setelah pelaksanaan siklus I
keterampilan
yang
dimiliki,
meningkat
menyelesaikan
dengan
cara
menjadi
52,5
%.
(3)
Lalu
pengetahuan
dan
(4)
mereka
dilaksanakan siklus II tingkat kemampuan
sendiri, (5) memiliki pengalaman banyak
pemecahan masalah matematika siswa
dalam
meningkat
menjawab pertanyaan melalui diskusi
menjadi
pelaksanaan
kemampuan
matematika
siklus I
80,5%.
dan
pemecahan
siswa
Pada
II tingkat
menemukan
kelompok,
masalah
(6)
sesuatu
memudahkan
dalam
dalam
memecahkan masalah (Huda, 2014:295)
mengalami
Berdasarkan uraian yang telah
peningkatan setelah penerapan model
dipaparkan
MEA.
Means Ends Analysis (MEA) di kelas 5
Peningkatan
pemecahan
masalah
kemampuan
matematika
SD
dikarenakan dalam proses pembelajaran
Negeri
maka
penerapan
Sumogawe
02
model
dapat
meningkatkan kemampuan pemecahan
9
Jurnal Pendidikan Dasar PerKhasa, Volume 4, Nomor 1, April 2018
masalah matematika pada semester II
memungkinkan
tahun ajaran 2017/2018. Penelitian yang
kegiatan menggali informasi, menyusun
dilakukan
rencana,
selaras
sebelumnya
Nugroho
dengan
yang
(2017)
penelitian
dilaksanakan
dengan
oleh
siswa
melakukan
menyampaikan
penerapan
melakukan
percobaan
hasil
sesuai
dengan
kemampuan yang dimiliki.
model MEA kemampuan menyelesaikan
Mengacu
pada
penjelasan
soal cerita siswa mencapai 93,55%,
tersebut
dapat
dipaparkan
penelitian Putriyani Maya (2017) dengan
implikasi
teoritis
dengan
menerapkan
model
model
MEA
meningkatkan
dapat
kemampuan
menyelesaikan
soal
cerita
dan
MEA
dapat
bahwa
penerapan
meningkatkan
kemampuan pemecahan masalah siswa
sebesar
dengan
memberikan
gambaran
87,88%. Dari penelitian tersebut dapat
bagaimana
dibuktikan bahwa penerapan model MEA
matematika pada KD 5.3 mengali dan
dapat
membagi pecahan. Implementasi praktis
meningkatkan
kemampuan
pemecahan masalah matematika.
yang
Persamaan penelitian ini dengan
penelitian
sebelumnya
adalah
penerapan
dilaksanakan
pembelajaran
ternyata
model
pembelajaran MEA dapat meningkatkan
sama
keaktifan siswa, meningkatkan percaya
menerapkan model MEA dan hasilnya
diri siswa melalui kegiatan berdiskusi dan
terbukti dapat meningkatkan kemampuan
presentasi
penyelesaian soal cerita. Namun dalam
meningkatkan kemampuan pemecahan
penelitian ini terdapat perbedaan yaitu
masalah matematika. Model MEA dapat
lebih di fokuskan pada perbaikan proses
menjadi
pembelajaran
meningkatkan kemampuan pemecahan
yang
kemampuan
meningkatkan
pemecahan
masalah
masalah
yang
alternatif
pembahasan
proses
penelitian
maka
langkah
pilihan
matematika.
matematika. Dalam upaya memperbaiki
pembelajaran
dilaksanakan
tersebut
telah
serta
untuk
Berdasarkan
maka
tujuan
tercapai
bahwa
MEA
dapat
pembelajaran MEA di modifikasi dengan
penerapan
memberikan
siswa
meningkatkan kemampuan pemecahan
untuk menyelesaikan masalah. Modifikasi
masalah matematika siswa kelas 5 SD
yang dilakukan membantu guru dalam
Negeri Sumogawe 02 pada KD 5.3
menarik
mengali dan membagi berbagai bentuk
modifikasi
keleluasaan
minat
belajar
yang
pada
siswa
dan
dilaksanakan
pecahan.
10
model
Peningkatan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika …
Learning dalam Meningkatkan
Keterampilan Berpikir Kritis di
Sekolah Dasar. Polyglot: Jurnal
Ilmiah.
Di
unduh
dari https://ojs.uph.edu/index.php
/PJI/article/view/789/pdf.
Simpulan dan Saran
Setelah menerapkan model MEA
pada mata pelajaran matematika dapat
disimpulkan penerapan model MEA dapat
Arikunto, S. 2008. Penelitian Tindakan
Kelas. Jakarta: PT Bumi Aksara.
Arikunto, S. 2013. Dasar-Dasar Evaluasi
Pendidikan.
Jakarta:
Bumi
Aksara.
meningkatkan kemampuan pemecahan
masalah matematika pada siswa kelas 5
SD Negeri Sumogawe 02 semester II
tahun ajaran 2017/2018 pada KD 5.3
Citoresmi, N & Nurhayati. 2017.
Penerapan Model Pembelajaran
Means-Ends
Analysis
Untuk
Meningkatkan
Kemampuan
Pemecahan Masalah Matematis
Siswa.
Jurnal
Pendidikan
Matematika Indonesia. Diunduh
dari: http://journal.stkipsingkawan
g.ac.id/index.php/JPMI/article/vie
w/204/pdf.
mengali dan membagi berbagai bentuk
pecahan. Peningkatan yang terjadi dari
pelaksanaan
siklus
mencapai
27%
I
dan
dimana
pelaksanaan
siklus
kemampuan
pemecahan
matematika
meningkat
I
siswa
setelah
siklus
II
pada
presentase
masalah
adalah
53,5%
penerapan
model
Depdiknas. 2006. Kurikulum Tingkat
Satuan
Pendidikan.
Jakarta:
Depdiknas.
MEA pada siklus II yaitu 80,5%. Bagi
para guru dapat menerapkan model MEA
untuk
meningkatkan
Harmini. 2014. Matematika untuk PGSD.
Surakarta:UNS Press.
kemampuan
pemecahan masalah matematika siswa,
Huda, M. 2014. Model-Model Pengajaran
dan Pembelajaran. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar.
Ikhwanuddin, dkk. 2010. Problem Solving
dalam Pembelajaran Fisika untuk
Meningkatkan
Kemampuan
Mahasiswa
Berfikir
Analisis.
Jurnal Kependidikan. Diunduh
dari: https://journal.uny.ac.id/index
.php/jk/article/view/500/359.
untuk siswa diharapkan lebih aktif dalam
proses pembelajaran agar kemampuan
dan keterampilan yang dimiliki lebih
terasah
lagi,
bagi
pihak
sekolah
diharapkan mendukung penerapan model
MEA
agar
siswa
terbiasa
untuk
memecahkan masalah khususnya pada
mata pelajaran matematika.
Juanda, M, Johar. R dan Ikhsan, M.
2014. Peningkatan Kemampuan
Masalah
dan
Komunikasi
Matematis Siswa SMP melalui
Model Pembelajan Means Ends
Analysis.
Kreano.
Diunduh
Daftar Pustaka
Anugraheni, I. 2018. Meta Analisis Model
Pembelajaran Problem Based
11
Jurnal Pendidikan Dasar PerKhasa, Volume 4, Nomor 1, April 2018
Sekolah Dasar. Jurnal Didaktika
Dwija
Indria.
Diunduh
dari: http://www.jurnal.fkip.uns.ac.i
d/index.php/pgsdsolo/article/view/
10748/7919.
dari: https://journal.unnes.ac.id/nj
u/index.php/kreano/article/view/33
22/3651.
Komariah,K. 2011. Penerapan Model
Pembelajaran Problem Solving
Model Polya untuk Meningkatkan
Kemampuan
Pemecahan
Masalah Bagi Siswa Kelas IX J di
SMPN 3 Cimahi. Prosiding
Seminar Nasional Penelitian,
Pendidikan dan Penerapan MIPA.
Diunduh
dari: http://eprints.uny.ac.id/7195/.
Rahmadani, N., & Anugraheni, I. 2017.
Peningkatan Aktivitas Belajar
Matematika Melalui Pendekatan
Problem Based Learning Bagi
Siswa Kelas 4 SD. Scholaria:
Jurnal
Pendidikan
Dan
Kebudayaan.
Diunduh
dari: http://ejournal.uksw.edu/scho
laria/article/view/928/559.
Komulasari, K. 2010. Pembelajaran
Kontekstual Konsep dan Aplikasi.
Bandung: PT. Refika Aditama.
Slameto, 2015. Metodologi Penelitian dan
Inovasi Pendidikan. Salatiga:
Satya Wacana University Press.
Nugroho, J.S, Mahfud, H & Karsono.
2017. Penerapan Model Means
Ends Analysis (MEA) untuk
Meningkatkan
Kemampuan
Menyelesaikan Soal Cerita Mata
Pelajaran Matematika pada Siswa
Sekolah Dasar. Didaktika Dwija
Indria.
Diunduh
dari: http://jurnal.fkip.uns.ac.id/ind
ex.php/pgsdsolo/article/viewFile/1
0398/7640.
Wahyono, B. 2017. Penerapan Model
Pembelajaran
Means
Ends
Analysis
(MEA)
pada
Pembelajaran Matematika Materi
Ajar Perbandingan. Dikdaktium
Jurnal Penelitian Tindakan Kelas.
Diunduh
dari:
https://irpp.com/index.php/didaktikum/arti
cle/viewFile/777/761.
Wena, M. 2009. Strategi Pembelajaran
Inovatif Kontemporer. Jakarta: PT
Bumi Aksara.
Nursanti.Y & Kristin, F. 2017. Penerapan
Model Pembelajaran Kooperatif
Tipe Number Heads Together
Berbantuan
Media
Gambar
Dalam Meningkatkan Motivasi
dan Hasil Belajar IPS Siswa Kelas
IV.
e-jurnalmitrapendidikan.
Diunduh
dari:
http://www.ejurnalmitrapendidikan.com/index.p
hp/e-jmp/article/view/80/35.
Wibowo,
D.C.
2013.
Pengaruh
Implementasi
Pendekatan
Matematika Realistik Terhadap
Prestasi
Belajar
Matematika
dengan Kovariabel Kemampuan
Numerik pada Siswa Kelas V.
Jurnal Pendidikan Dasar Vol 3
Tahun 2013. Diunduh Tanggal 07
Februari 2018
Putriyanti, M. A. F., Kamsiyati, S., dan
Istiyati, S. 2017. Penerapan
Model Means Ends Analysis
(Mea)
Untuk
Meningkatkan
Kemampuan Menyelesaikan Soal
Cerita Pecahan Pada Siswa
12