ALTERNATIF PEMBELAJARAN SENI DRAMA MELAL

ALTERNATIF PEMBELAJARAN SENI DRAMA MELALUI KESENIAN WAYANG
GIPANG DARI TANAH BORNEO UNTUK SISWA KELAS 6 SD SEBAGAI TUGAS
AKHIR SEKOLAH (PENILAIAN PROYEK AKHIR)
Desy Norma Ilahi
Pendidikan Guru Sekolah Dasar, FKIP
Universitas Muhammadiyah Malang
Email: [email protected]

A. Perkembangan Kesenian Drama di Indonesia
Perkembangan dunia yang semakin menjadi dengan teknologinya pada akhir-akhir
ini cukup membuat anak usia sekolah, tidak mengenal budaya daerah negara sendiri.
Mereka semua lebih menikmati kebudayaan-kebudayaan yang berasal dari negara
komunis-liberal pun mulai merambah ke dalam dunia anak-anak, yang dirasa lumrah
bahkan merupakan kehidupan yang tidak dapat ditinggalkan. Ketidakmampuan dalam
menyaring kebudayaan yang berasal dari luar negeri inilah yang menyebabkan banyak
pemuda yang berperilaku menyimpang. Dilansir dalam surat kabar detik.com “Aukarin
Indonesia tetapi berbudaya Luar” inilah sebuah contoh yang tidak patut unuk dicontoh
untuk anak-anak indonesia. Dimana dalam surat kabar tersebut dijelaskan bahwa
Aukarin adalah anak Indonesia yang meniru cara hidup budaya barat dan perilakunya
pun menyimpang.
Dalam hal inilah Indonesia perlu melakukan berbenah dengan mengenalkan

kebudayaan bangsa sendiri. Berdasarkan surat kabar jawa pos yang menerbitkan sebuah
berita bahwa kedutaan UNESCO untuk Indonesia sangat bangga dengan keseniankesenian yang tumbuh dan berkembang dari setia suku bangsa di Indonesia. Bahkan
Indonesia kerap kali menjadi tamu istimewa dalam setiap pagelaran budaya
internasional. Sehingga dalam hal ini perlu dilakukan pengenalan dalam dunia
pendidikan untuk melestarikan kebudayan indonesia yang mulai pudar. Seperti halnya
kesenian wayang Gipang yang berasal dari tanah borneo atau pulau kalimantan. Cukup
banyak orang yang tidak mengenal kesenian wayang tersebut karena kurangnya
eksistensi budaya tanah borneo dalam dunia pendidikan khususnya. Hal ini berbeda jauh
dengan kesenian wayang kulit yang berkembang ditanah jawa, kesenian ini masih sangat
dilestarikan oleh banyka orang walaupun banyak pemuda yang tidak dapat menggunakan
wayang kulit tersebut.

Oleh sebab itu, maka perlulah dilakukan pengenalan kesenian wayang gipang
dalam pembelajaran seni budaya untuk siswa kelas 5 sekolah dasar melalui kesenian
drama. Dengan begitulah siswa yang tinggal di tanah jawa mampu turut melestarikan
kebudayaan tanah borneo melalui kesenian Wayang Gipang.
B. Kesenian Drama Wayang Gipang

Gambar 1.1 Pementasan Wayang Gipang dalam perayaan
HUT Propinsi Kalimantan Selatan

Sumber: www.azamku.com
Wayang Gipang merupakan kesenian dari daerah kalimantan Barat yang
berkembang sejak lama yang dikenal dalam bahasa banjar kesenian ‘Bakisah’. Wayang
gipang ini merupakan media seni drama menggunakan media yang berbentuk kuda
mainan yang terbuat dari anyaman bambu khas kalimantan dan dimainkan oleh seorang
lakon atau penari. Dalam penggunaan wayang gipang ini hampir sama dengan kesenian
jaranan yang berasal dari daerah Jawa Timur namun pertunjukkan wayang gipang ini
lebih menitik beratkan pada kesenian drama.
Cerita yang diangkat dalam pertunjukkan wayang gipang bersumber dari kisah
Mahabarata dengan episode Kerajaan Suryapringgandani yang dirajai oleh Prabu Kisa
dan anak-anaknya Dewi Arimbi, Raden Arimba, Patih Praja Kangkapa, Braja Musti,
Braja Langatan. Serta terdapat kerajaan musuh yakni tokoh yang bernama kerajaan
Siring Sagara, Suara Warga dan lain-lain yang dicipta atau dimunculkan sendiri oleh
sang pengarang lakon. Cerita yang sangat populer dalam pementasan wayang gipang
adalah pernikahan Dewi Arumbi dengan Arya Bima. Seperti pertunjukkan-pertunjukkan

Gambar 1.2 Gamelan Banjar
Sumber:https://semuatentangprovinsi.blogspot.co.id/2016/05/alat-musiktradisional-provinsi-kalimantan-selatan.html

kesenian teater non tutur (yang dimainkan orang), arena pementasan juga pada umumnya

diatur sesuai ciri khas setting dan alur cerita dengan properti sebuah meja, serta media
lainnya yang digunakan sebagai lambang Istana, pohon, goa, rumah, hutan dan lain-lain.
Alat musik yang digunakan dalam pementasan merupakan seperangkat alat
gamelan banjar, kalampat, kalang kupak, kintung, kurung-kurung, kuriding, panting,
serunai banjar, terbang madihin. Semua alat musik tersebut merupakan alat musik khas
kalimantan Selatan yang bias adigunakan dalam pementasan drama ataupun tari. Untuk
kesenian wayang gipang ini dominan menggunakan gamelan banjar, serunai banjar, dan
painting.

Gambar 1.4 Alat musik petik khas Banjar
yaitu “Painting”
Sumber:https://semuatentangprovinsi.blogspot.co.id/2016/0
5/alat-musik-tradisional-provinsi-kalimantan-selatan.html

Gambar 1.5 Alat musik tiup khas banjar
“Serunai Banjar”
Sumber:
https://semuatentangprovinsi.blogspot.co.id/2016/05/alatmusik-tradisional-provinsi-kalimantan-selatan.html

C. Proses penerapan Wayang Gipang di Sekolah Dasar

Hal ini wayang gipang diterapkan dipembelajaran dalam mata pelajaran seni
budaya di sekolah dasar dengan KD yang berhubungan dengan seni pertunjukkan. Dalam
seni pertunjukkan ini berhubungan dengan kesenian tari, kesenian drama, dan kesenian
musik. Pembelajaran mengacu khusus dengan seni pertunjukkan seni drama. Wayang
gipang ini merupakan sebuah media pembelajaran yang dapat menyenangkan dikalangan
anak-anak sehingga mampu menjadi salah satu alternatif dalam modifikasi pembelajaran.
Seperti keputusan kemendikbud yang menerapkan kurikulum yang berbasis tematik,
media wayang gipang ini juga dapat diterapkan dengan mengintegrasikan mata pelajaran
lainnya yang mengandung syarat nilai moral dan amanat bagi kehidupan sehari-hari.
Dalam pertunjukkan drama wayang gipang ini terbagi dalam 3 kesenian yaitu
drama, tari, dan musik. Pada kesenian tari gerakan penari menunggangi kuda dengan
mengucapkan dialog-dialog drama dengan lugas mengikuti iringan musik biola dan
gendang banjar. Biola ini digunakan untuk mendramatisir suasanan dan bunyi gendang
ini digunakan untuk menandakan ketukan perpindahan peran antar setiap lakon.
Cerita yang diangkat dalam kesenian wayang gipang ini biasanya menggunakan
cerita-cerita kedaerahan khas kalimantan dengan dialeg bahasa suku banjarnya. Namun
dalam penerapan kesenian wayang gipang untuk siswa sekolah dasar ini dapat dilakukan
dengan melakukan modifikasi cerita yang disampaikan dengan menggunakan ceritacerita rakyat yang terkenal seperti malin kundang, batu menangis, dll. Serta juga dapat
menggunakan fabel atau cerita-cerita hewan karena dalam fabel banyak sekali
mengandung nilai moral dan amanat yang dekat dengan kehidupan sehari-harinya.

Awal pembelajaran dengan menggunakan media wayang gipang ini dilakukan
dengan melakukan pengenalan dengan wayang gipang tersebut baik dari asal kesenian
ditemukan, jenis pertunjukkan kesenian, setting dan alur cerita yang dominan, cara
menggunakannya, sampai cara membuatnya.
Respon siswa terhadap pengenalan ini perlu diperhatikan, jika dalam proses
pengenalan siswa merespon dengan baik maka dalam proses penerapannya siswa akan
sangat senang.

Kompetensi Dasar
3.4 Menyajikan berbagai karya kreatif dalam
kegiatan pameran dan pertunjukkan
3.5 Memahami nilai-nilai yang melekat dalam
unsur-unsur budaya daerah dalam bahasa
daerah

Pertunjukkan
Wayang Gipang

Drama


Tari

Nilai-nilai

Musik

Cerita kedaerahan

Afektif dan
psikomotorik
Gambar 1.1 Peta Konsep Penerapan pembelajaran
D. Tahapan Implementasi di Sekolah Dasar
Dalam proses penerapan kesenian wayang gipang di sekolah dasar khususnya kelas
6 ini maka diperlukan adanya panduan yang sistematis dalam implementasinya.
Sehingga pembelajaran lebih terarah dan terstruktur untuk menhasilkan ouput yang lebih
baik. Penerapan kesenian wayang gipang disekolah dasar ini dapat dilakukan menjadi 5
tahapan yaitu:
1.

Mengenalan kesenian drama di Indonesia, khususnya di daerah kalimantan.


2.

Menjelaskan kesenian wayang gipang.

3.

Melakukan pembelajaran kesenian drama wayang gipang dalam naskah dialog
atau alur cerita yang digunakan.

4.

Mengenalkan ketukan musik gendang dan cara memainkan biola.

5.

Melakukan pembelajaran gerakan bloking dengan menggunakan media kuda
mainan.

Langkah-langkah pertama ini digabungkan antara tahap 1 dan 2 yaitu mengenalkan

kesenian drama di Indonesia dan pengenalan wayang gipang kepada siswa kelas 6
sekolah dasar:
1. Guru melakukan pengenalan kesenian wayang gipang kepada siswa dengan
membawa media wayang gipang dan video pertunjukkannya.
2. Guru mengenalkan cerita-cerita kedaerahan yang dapat dimainkan menggunakan
media wayang gipang
3. Guru melakukan mengenalkan alat musik yang digunakan dalam pertunjukkan
wayang gipang.
4. Setelah siswa dikenalkan dengan kesenian wayang gipang, maka guru perlu
menjelaskan kepada siswa bahwa dalam setiap pertunjukkan wayang gipang terdapat
nilai moral yang dapat diterapkan dikehidupan sehari-hari.
5. Siswa membentuk 3 kelompok besar dengan arahan guru, kemudian guru
menentukan satu tema cerita yang dapat digunakan oleh siswa untuk menampilkan
kesenian wayang gipang.
6. Cerita yang dipentaskan dalam kesenian wayang gipang ini dapat dimodifikasi
dengan menggunakan cerita fabel, dongeng daerah setempat, dll. Sehingga siswa
lebih mudah menerapkannya.
7. Kemudian siswa diberikan waktu 4 minggu untuk melakukan persiapan. (1) dimana
1 minggu pertama siswa secara kelompok akan mendiskusikan naskah drama yang
akan dipentaskan kemudian konsultasi dengan guru kelas (2) Di minggu kedua

konsultasi bahan dasar media kuda gipang, kostum, dan alat musik ritmis sederhana
yang akan digunakan dalam pertunjukkan (3) Selanjutnya diminggu ke 3 & 4 siswa
bersama kelompoknya melakukan latihan pementasan baik dengan menggunakan
media dan alat musik yang telah disepakati.
8. Setelah itu pelaksanaan pementasan kesenian wayang gipang dan guru melakukan
penilaian proyek sebagai tugas akhir.
Berdasarkan penjelasan langkah-langkah yang perlu diterapkan guru dalam proses
pembelajaran kesenian wayang gipang di kelas 6 SD, dapat digunakan sebagai penilaian
keterampilan dalam bentuk tugas proyek yang akan diujikan sebagai tugas akhir siswa
kelas 6. Sehingga guru maupun kepala sekolah tidak perlu menyusun rencana tugas akhir
praktik sekolah, karena dengan menerapkan pembelajaran wayang gipang di kelas 6 guru
kelas akan lebih mudah dalam memantau perkembangan tugas proyek siswa.

Dalam setiap model pembelajaran yang baik seklaipun selalu dilengkapi dengan
kelebihan dan kekurangan dalam proses penerapannya. Begitupun dengan metode
pembelajaran kesenian wayang gipang untuk menunjang kompetensi yang perlu dicapai
untuk siswa kelas 6 SD juga memiliki kelemahan dan kelebihan yang perlu menjadi
bahan kajian dalam proses pembelajaran dikelas.
Kelebihan penerapan Wayang gipang dalam pembelajaran di kelas, sebagai
berikut:

a. Memudahkan seluruh pihak sekolah baik guru kelas, kepala sekolah dan guru mata
pelajaran untuk melakukan ujian praktek akhir sekolah.
b. Memudahkan siswa untuk mencapai kompetensi ujian akhir sekolah, karena siswa
telah memahami secara mendalam kesenian wayang gipang melalui pembelajaran
yang diberikan oleh guru.
c. Siswa juga difasilitasi dengan tahapan-tahapan yang harus dilakukan siswa dalam
mementaskan kesenian wayang gipang dengan bimbingan guru, sehingga tidak
memberatkan diakhir pelaksanaan pembelajaran.
d. Siswa dapat mengenal kebudayaan lain melalui kesenian wayang gipang.
e. Modifikasi cerita wayang gipang juga mampu menjadi tolak ukur melatih
pendidikan karakter anak untuk siswa kelas 6 SD.
f. Guru tidak kesulitan dalam mencari bahan ujian akhir dan tugas proyek akhir ini
juga dapat menjadi salah satu alternatif untuk mencapai kompetensi ujian akhir
sekolah untuk siswa kelas 6 SD.
Kelemahan penerapan Wayang Gipang dalam pembelajaran di kelas, sebagai
berikut:
a. Guru akan sangat kesulitan untuk mempelajari terlebih dahulu kesenian wayang
gipang.
b. Siswa akan merasa terbebani dengan tugas akhir yang menggunakan tahapan pra
pementasan dengan proses yang cukup panjang.

c. Siswa akan mengeluarkan banyak dana dalam pra pementasan dan saat
pementasan, karena penggunaan media wayang gipang, alat musik, kostum drama
dan lain sebagainya.

Alternatif pembelajaran drama untuk siswa kelas 6 SD sebagai salah satu cara
untuk mengenalkan kesenian wayang gipang yang berasal dari tanah borneo ini dapat
menjadi salah satu pertimbangaan guru kelas. Karena penjabaran diatas telah dilengkapi
dengan langkah-langkah dan tahapan pelaksanaan, sehingga lebih mudah dalam proses
penerapannya. Oleh karena itu, dalam pelaksanaan pembelajaran kesenian wayang
gipang ini juga dapat dilakukan pengembangan oleh guru sesuai dengan kondisi
lingkungan dan karakter siswa didaerah tersebut atau bersifat fleksibel.

Glosarium
Borneo

: Bahasa Melayu: Borneo, Kalimantan merupakan pulau ketiga terbesar di
dunia

Dialek

: variasi bahasa yang berbeda-beda menurut pemakai (misalnya bahasa dari
suatu daerah tertentu, kelompok sosial tertentu, atau kurun waktu tertentu);

Fabel

: Cerita yang menggambarkan watak dan budi manusia yang pelakunya
diperankan oleh binatang (berisi pendidikan moral dan budi pekerti): kancil
merupakan tokoh utama dalam -- Indonesia yang berperan sebagai manusia
yang cerdik

Banjar

: Bagian desa setingkat dengan rukun warga atau dukuh yang dikepalai oleh seorang
kelian; 2 balai tempat dilakukannya berbagai kegiatan masyarakat setempat

DAFTAR PUSTAKA
Borneo. (Online) https://ms.wikipedia.org/wiki/Bahasa_Indonesia diunduh 3 Desember 2016
pukul 16.00 WIB

Budi Prayogo, Iklhas. 2011. Seni Pertunjukan Wayang Gong Di Kalimantan Selatan.
(Online) Https://Www.Facebook.Com/Notes/Wayang-Nusantara-Indonesian-ShadowPuppets/Seni-Pertunjukan-Wayang-Gong-Di-KalimantanSelatan/10150502260011110/ Diunduh Pada Tanggal 5 Desember 2016
Kementrian Pendidikan Pusat. 2014. Permendikbud No. 57 Th.2014. Jakarta: Kemendikbud
Kementrian Pendidikan Pusat. 2014. Buku Guru Teks Tematik kelas 6 Tema 8. Jakarta:
Kemendikbud
Andi. 2015. Tampilkan Kuda Gipang di Aruh Ganal Budaya Banjar . Banjarmasin:
BANJARMASINPOST.CO.ID
Prastowo, Andi. 2014. Pengembangan Bahan Ajar Tematik. Jakarta: Prenadamedia.

Dokumen yang terkait

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF

2 5 46

STUDI PERBANDINGAN HASIL BELAJAR DAN KETERAMPILAN PROSES SAINS DITINJAU DARI PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI

6 77 70

PERBANDINGAN HASIL BELAJAR FISIKA SISWA ANTARA MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE (TPS) DENGAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL)

11 75 34

ANALISIS HASIL BELAJAR FISIKA SISWA SMP DITINJAU DARI SKILL ARGUMENTASI ILMIAH SISWA PADA PEMBELAJARAN EKSPERIMEN DI LABORATORIUM NYATA DAN MAYA

4 85 57

PERBANDINGAN HASIL BELAJAR FISIKA SISWA ANTARA MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING(PBL) DAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION (GI)

6 62 67

BAHASA PADA SURAT DINAS BALAI PENYULUHAN PERTANIAN KECAMATAN SRAGI KABUPATEN LAMPUNG SELATAN TAHUN 2010 DAN IMPLIKASINYA DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DI SMA

7 85 1

MENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN TEMATIK DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA REALIA DI KELAS III SD NEGERI I MATARAM KECAMATAN GADINGREJO KABUPATEN TANGGAMUS TAHUN PELAJARAN 2011/2012

21 126 83

PENGARUH KEMAMPUAN AWAL MATEMATIKADAN MOTIFBERPRESTASI TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA DALAM PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL

8 74 14

PENGGUNAAN BAHAN AJAR LEAFLET DENGAN MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE (TPS) TERHADAP AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK SISTEM GERAK MANUSIA (Studi Quasi Eksperimen pada Siswa Kelas XI IPA1 SMA Negeri 1 Bukit Kemuning Semester Ganjil T

47 275 59

PENINGKATAN HASIL BELAJAR TEMA MAKANANKU SEHAT DAN BERGIZI MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK-PAIR-SHARE PADA SISWA KELAS IV SDN 2 LABUHAN RATU BANDAR LAMPUNG

3 72 62