Dampak Perubahan Sosial dalam Pendidikan

DAMPAK PERUBAHAN SOSIAL BUDAYA DALAM PENDIDIKAN
A. Dampak Perubahan Sosial Budaya dalam Pendidikan
Pertama, perubahan sosial ditinjau dari pendidikan tradisional.
Lembaga pendidikan, seperti sekolah perlu disiapkan agar lembaga
tersebut berfungsi seperti lembaga sosial yang terjadi. Pendidikan
tradisional memandang lembaga pendidikan sebagai salah satu struktur
sosial dan kebudayaan dalam suatu masyarakat.
Fungsi sekolah dalam pendidikan tradisional mentransisikan nilainilai yang hidup dalam masyarakat dan kebudayaan pada masa itu, tempat
individu adalah sebagai objek perubahan sosial. Sekolah adalah tempat
yang memperoleh legitimasinya dari kehidupan masyarakat

dan

pemerintah sebagai yang mempunyainya. Dalam pendekatan perencanaan
pendidikan mengenal empat pendekatan-pendidikan (1) pendekatan
kebutuhan sosial; (2) pendekatan ketenagakerjaan; (3) pendekatan untung
rugi; (4) efektivitas. Keempat pendekatan ini memberikan alternatif
pendekatan perencanaan pendidikan sesuai dengan perubahan sosial di
lingkungan sekitarnya. Misalnya, disuatu daerah banyak dibutuhkan
tenaga kerja dalam bidang teknik maka dapat mendirikan sekolah dengan
pendekatan ketenagakerjaan, seperti: SMK, STM.

Kedua, perubahan sosial ditinjau dari pedagogik modern. Titik
tolak dari pedagogik modern ialah individu yang menjadi. Hal ini berarti
seseorang individu hanya dapat berkembang didalam interaksinya dengan
tatanan kehidupan sosial budaya dimana dia hidup. Jadi, berbeda dengan
pandagan pedagogik tradisional yang melihat individu sebagai suatu
makhluk yang pasif reaktif, yang hanya berkembang dari pengaruhpengaruh dari luar, termasuk pengaruh dari perubahan sosial yang terjadi
dalam lingkungannya. Dalam pendidikan modern peserta didiklah yang
berperan terjadi perubahan dalam diri mereka. Dalam hal ini filosofi Ki
Hajar Dewantara yaitu Tut Wuri Handayani sangat relefan. Para guru perlu
berperan sebagai pendorong dan motivator.

1

Peran pendidikan nasional sebagai pendorong perubahan sosial
terlihat dalam UU Sisdiknas 2003 pasal 3. Dalam undang-undang
sisdiknas tersebut nampak bahwa fungsi pendidikan nasional sebagai salah
satu perubahan sosial. Perubahan-perubahan tersebut ialah pengembangan
kemampuan; pembentukan watak; pembentukan peradaban bangsa yang
bermartabat; dan mencerdaskan bangsa; serta mengembangkan potensi
peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada

Tuhan yang Maha Esa, berakhlaq mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif,
mandiri, dan enjadi warga negara yang demokratis dan bertanggung
jawab.
Indonesia, dalam pembangunan nasional selalu menempatan
pendidikan menjadi sektor prioritas pembangunan nasional. Hingga 1990an, untuk pendidikan dasar hampir tercapai, pendidikan menengah dan
pendidikan atas terus mengalami peningkatan. Dengan meningkatnya
anggaran pendidikan nasional hingga 20% diharapkan dapat berimplikasi
positif terhadap kualitas pendidikan nasional. Denga anggaran pendidikan
tersebut pemerintah telah melaksanakan program yang akan bermanfaat
dalam meningkatkan kualitas pendidikan nasional seperti: pelaksanaan
sertifikasi

pendidik,

peningkatan

sarana

fisik


sekolah/madrasah,

kesempatan studi lanjut bagi pendidik, dan lain-lain. Diharapkan dengan
program tersebut dapat memacu suatu kondisi pendidikan nasional yang
berkualitaas, yang mampu membawa bangssa ini, menjadi slah satu
bangsa terdepan dimana generasi muda dapat berkompetitif dengan bangsa
yang telah maju lainnya.
Penyiapan sumberdaya manusia potensial, merupakan pilihan yang
harus diambil dalam kebijakan pendidikan dan proses pembelajaran di era
globalisasi. Globalisasi telah mendorong suatu perubahan radikal dalam
proses belajar, denagn mempromosikan suatu komoditasi pendidikan yang
baru dan denagn terpaksa harus mengeluarkan proses pembelajaran
tradisional dan lembaganya. Suatu generasi muda yang diharapkan bangsa
ini kedepan adalah generassi muda yang ceras, mandiri, berpengetahuan,

2

berteknologi, berketrampilan, jujur, kerjakeras, dan berakhlaqul karimah,
sesuai dengan makna tujuan pendidikan nasional. Proses pendidikan yang
mampu menghasilkan suatu generasi muda seperti digambarkan dengan

ideal tersebutlah, barang kali dapat membawa suatu perubahan sosial yang
positif bagi suatu bangsa kedepan.

Perubahan sosial di sekolah itu meliputi:
1. Teknologi
Di jaman yang serba praktis dan canggih ini, teknologi tidak dapat
di pisahkan dengan lingkungan sekolah. Hal ini di karenakan teknologi
bisa di manfaatkan sebagai alat untuk menjangkau lebih banyak materi
serta mempermudah komunikasi. Tapi tidak sedikit di lapangan terjadi
penyimpangan. Misalnya saja, teknologi di gunakan untuk membodohi
serta melecehkan teman satu sekolah. Terlepas dari hal tersebut,
teknologi juga secara langsung memberikan kemudahan dalam
berkomunikasi

sesama

teman sekolah, Bahkan menyelesaikan

pekerjaan rumah pun bisa di lakukan tanpa bertatap muka. Namun
dampak teknologi itu tergantung pelajar yang menggunakannya. Ada

yang mempergunakannya untuk hal hal baik, tapi ada juga yang
mempergunakannya untuk hal hal buruk.
2. Transportasi
Faktor transportasi juga berperan dalam perubahan sosial di
sekolah. Pelajar yang dulu ke sekolah dengan bersepeda kini telah
berganti alat transportasi. Ada yang membawa motor sendiri serta ada
pula yang hanya naik angkutan umum. Sesuatu yang menjadi
permasalahan itu adalah ketika seorang pelajar membawa motor.
Masalah itu bisa saja yang berkaitan dengan keamanan serta
kenyamanan pengguna dan masyarakat umum. Hal ini menjadi
permasalahan karena di picu oleh faktor faktor dari luar sekolah.
Misalnya saja geng motor . Kelompok ini bisa memberikan gambaran

3

yang buruk bagi pelajar. Namun itu semua tergantung kepada pelajar
itu sendiri. Baik dan benar , itulah yang berada dalam benaknya.
3. Tingkat solidaritas
Selain hal di atas , tingkat solidaritas juga mengalami perubahan
akibat tingginya perubahan sosial di suatu sekolah. Contoh saja,

memakai barang bagus di sekolah itu pada dasarnya bisa membuat
orang lain mengharapkannya. Mungkin mudah saja bagi yang
memiliki uang, lantas bagaimana dengan pelajar yang memiliki
ekonomi rendah? Di sisi lain, solidaritas dengan tingginya transportasi
juga berpengaruh. Biasanya ke sekolah bersama sama, tapi karena
telah memiliki kendaraan roda dua itu hanya mampu berdua,
sedangkan kawannya yang lain ke sekolah dengan angkutan umum.
4. Waktu kosong
Waktu kosong (waktu luang) adalah waktu di mana harus di isi
dengan kegiatan bermanfaat. Terpengaruh oleh perubahan sosial,
waktu luang di sekolah kini terasa sempit. Hal ini di karenakan banyak
sekali pelajar yang aktif di organisasi luar sekolah. Bahkan, pikiran
dan perasaannya lebih terfokus pada kegiatan kegiatan di luar sekolah.
Sebenarnya sekolah tidak meminta waktu yang panjang kepada
pelajar. Hanya saja kesulitannya adalah berbagi waktu. Bahkan, di
jaman sekarang ini pelajar lebih banyak aktif di depan monitor
daripada di depan meja belajar. Hal inilah yang menjadi permasalahan.
tapi ini bisa di atasi dengan cara memanfaatkan waktu serta
menggunakan trik trik tertentu agar waktu terasa lebih panjang.
5. Budaya konsumtif

Konsumtif adalah cara seseorang yang mengikuti apa yang sedang
populer. Budaya konsumtif adalah kebiasaan turun temurun yang
mengikuti apa yang sedang populer saat itu. Di perubahan sosial yang
cepat saat ini, budaya konsumtif dari bulan bulan terus meningkat.
Baik di pedesaan maupun di perkotaan.

4

6. Kualitas diri
Kualitas diri seorang pelajar adalah sebuah prestasi yang tidak
terduga. Tapi dalam perubahan sosial yang begitu cepat saat ini .
Kualitas diri seorang pelajar cenderung menurun. Hal ini di sebabkan
oleh berbagai faktor. Salah satunya gaya hidup yang senantiasa
mengikuti suatu kelompok tertentu. Hal ini tentu bisa merubah kualitas
diri secara drastis. Kualitas diri seorang pelajar di ketahui dari "jati
diri", sedangkan saat ini pelajar lebih banyak di manjakan oleh
perubahan sosial yang cepat. Baik itu teknologi, transportasi bahkan
pergaulan bebas.
7. Tingginya peran lingkungan luar
Pesatnya perubahan sosial tentu membuat peran lingkungan luar

sekolah lebih tinggi. Hal ini menjadi permasalahan bagi pihak sekolah.
Karena banyak orang tua yang menuntut sekolah karena anak didiknya
memiliki salah . Padahal secara mendasar , peran lingkungan luar lebih
besar daripada di lingkungan sekolah. Bahkan 75% pelajar mencari
persamaan lingkungan luar di dalam sekolah. Hal inilah yang menjadi
dampak

paling sulit

bagi

pihak

sekolah

,

karena

sulitnya


mengendalikan laju pertumbuhan siswa didiknya.
8. Motivasi
Motivasi adalah dorongan yang ada dalam diri seseorang yang
mendasari

orang

melakukan

suatu

perbuatan.

Motivasi

juga

berpengaruh dalam semangat belajar. Tapi motivasi pelajar saat ini
lebih banyak untuk menikmati teknologi, bahkan hanya 55% saja

pelajar di suatu kelas yang ingin menggali lebih banyak teori. Ini di
buktikan dengan banyaknya perubahan yang terjadi serta kurang
stabilnya semangat belajar seorang pelajar. Oleh karena itu, seorang
pelajar haruslah mampu mempertahankan motivasi daripada prestasi.
Dengan adanya motivasi semangat belajar yang tinggi, sudah pasti
prestasi diri bisa di dapatkan.

5

9. Sugesti
Sugesti adalah kepercayaan yang sangat mendalam dari seseorang
kepada orang lain atau sesuatu. sSugesti seringkali menjadi
permasalahan di kelas. Hal ini di buktikan dengan lebih banyaknya
pelajar yang menentang guru di sekolah. Tentu ini merupakan akibat
dari kepercayaan yang berlebihan di mata seorang pelajar. Bisa saja
pelajar yang menentang guru tersebut adalah pelajar yang lebih
percaya pada suatu hal, baik itu di dalam maupun di luar sekolah .
Meskipun begitu, tidak selamanya sugesti ini di perhatikan di
lingkungan sekolah.
10. Imitasi

Imitasi adalah dorongan untuk meniru sesuatu yang ada pada orang
lain. Imitasi hampir memiliki arti yang sama dengan inspirasi.
Bedanya, inspirasi lebih luas peniruan nya. Oleh karena itu, imitasi dan
inspirasi perlu di perhatikan. contoh permasalahan akibat dari imitasi,
yaitu tingkat ingin seperti pelajar yang berprestasi di sekolahnya.
Selain itu, menirukan gaya artis idola juga berpengaruh dalam
lingkungan sekolah. Misalnya seorang pelajar sedang meniru seorang
tokoh yang melawan guru. maka ketika pelajar tersebut sedang
memiliki masalah dengan guru, sudah pasti ia akan melawan guru
tersebut.
11. Identifikasi
Identifikasi adalah dorongan seseorang untuk menjadikan dirinya
identik atau sama dengan orang lain. Identifikasi hampir sama artinya
dengan imitasi. Hanya saja, identifikasi itu memiliki tingkat meniru
seseorang yang lebih mendalam. Artinya, tingkah laku dan tutur kata
seseorang yang di idolakan itu di turuti. Beberapa waktu lalu telah di
laporkan seorang bocah berusia 5 tahun terjun dari lantai 27. Bocah ini
di laporkan melompat dari lantai itu menyerupakan satu tokoh animasi,
yaitu spiderman. Dalam kasus lain, perubahan sosial di lingkungan
sekolah ternyata begitu tinggi. Tapi setidaknya ada warga sekolah yang

6

terus mencoba mengawasi dan memperbaiki tingkah laku seorang
pelajar.
12. Simpati
Simpati adalah suatu sikap tertarik kepada orang lain karena suatu
hal. Seringkali simpati ini mempengaruhi watak seorang pelajar. Selain
mengalami perubahan, simpati yang berlebihan juga bisa menimbulkan
permasalahan yang bersumber dari hal ini. Oleh karena itu,
pemanfaatan serta pemakaian teknologi di jaman sekarang ini harus
lebih di prioritaskan.

7

DAFTAR PUSTAKA
Buku
Abdullah Idi. 2011. Sosiologi Pendidikan. Jakarta: Rajagrafindo Persada
Agus Salim. 2002. Perubahan Sosial Sketsa Teori dan Refleksi Metodologi.
Yogyakarta: Tiara Wacana Yogya.
Internet
Anggi.

___. Pengaruh Perubahan Sosial di Sekolah. Diakses dari
http://anggi880.yu.tl/pengaruh-perubahan-sosial-di-sekolah.xhtml
pada
pukul 11.30 WIB 02/03/2015.

8