Makalah Sistem Hukum eropa kontinental

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Didalam sistem pergaulan hidup, secara prinsip manusia itu diciptakan bebas dan
sederajat. Akan tetapi dengan kebebasan tersebut manusia tidak bisa berbuat sekehendak
hatinya terhadap manusia lainnya, karena ada batasan – batasan yang tidak boleh
dilanggarnya berkaitan dengan hidup dan kehidupan manusia. Pada dasarnya masing –
masing anggota masyarakat sudah tentu mempunyai kepentingan yang kadang – kadang sama
dan sering pula berbeda. Perbedaan kepentingan ini selanjutnya dapat menimbulkan
kekacauan dalam masyarakat apabila tidak ada aturan yang dapat menyeimbangkannya.
Demi tertib dan teraturnya kelompok masyarakat diperlukan adanya aturan, mulanya disebut
kaidah. Jadi dapatlah dikatakan bahwa apa yang disebut kaidah adalah patokan atau ukuran
ataupun pedoman untuk berkeprikelakuan atau bersikap tindak dalam hidup.
Indonesia yang juga merupakan

negara hukum sudah sepatasnyalah memiliki

sebuah sistem hukum yang mampu mengakomodir setiap hak-hak maupun setiap keprluan
warga negaranya sesuai kemampuan maka perlu ada sesuah sistem hokum yang tepat..
B. Rumusan Masalah
1. Apakah pengertian sistem hukum ?

2. Bagaimanakah sistem hukum Nasional indonesia?
C. Manfaat Penulisan
1. Mengetahui lebih jauh tentang sebuah sistem hukum.
2. Mengetahui sietem hukum nasional Indonesia.

BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN SISTEM HUKUM
1. Sistem
Sistem adalah suatu kesatuan susunan, dimana masing – masing unsur yang ada di
dalamnya tidak diperhatikan hakikatnya, tetapi dilihat menurut fungsinya terhadap
keseluruhan kesamaan susunan tersebut.
2. Hukum

Hukum sulit didefinisikan karena kompleks dan beragamnya sudut pandang yang
akan dikaji. Prof. Van Apeldoorn mengatakan bahwa ”definisi hukum sangat sulit dibuat
karena tidak mungkin untuk mengadakannya yang sesuai dengan kenyataan”. Karena itu,
sebaiknya kita lihat dulu pengertian hukum menurut para ahli hukum terkemuka berikut ini :
I. Prof. Mr. E.M. Meyers
Hukum adalah semua aturan yang mengandung pertimbangan kesusilaan, ditujukan

kepada tingkah laku manusia dalam masyarakat, dan menjadi pedoman bagi penguasa negara
dalam melaksanakan tuga
II. Leon Duguit
Hukum adalah aturan tingkah laku anggota masyarakat, aturan yang daya
penggunaannya pada saat tertentu diindahkan oleh suatu masyarakat sebagai jaminan dari
kepentingan bersama dan yang pelanggaran terhadapnya akan menimbulkan reaksi bersama
terhadap pelakunya.
III. Drs. E. Utrecht, S.H
Hukum adalah himpunan peratuan ( perintah dan larangan ) yang mengurus tata tertib
suatu masyarakat dan karena itu harus ditaati oleh masyarakat itu.
IV. S.M. Amin, S.H
Hukum merupakan kumpulan peraturan yang terdiri dari norma dan sanksi, dengan
tujuan mewujudkan ketertiban dalam pergaulan manusia.
V.

J.C.T. Simorangkir, S.H. dan Woerjono Sastropranoto, S.H

Hukum adalah peratuan-peraturan yang bersifat memaksa, yang menentukan tingkah
laku manusia dalam lingkungan masyarakat, yang dibuat oleh badan-badan resmi yang
berwajib, dan yang pelanggaran terhadapnya mengakibatkan diambilnya tindakan, yaitu

hukuman terentu.
Jadi, sistem hukum adalah suatu kesatuan hukum dari unsur hukum yang saling
berhubungan dan bekerjasama sebagai suatu kesatuan untuk mencapai tujuan tertentu.
B. CIRI-CIRI SISTEM HUKUM INDONESIA
CIRI-CIRI HUKUM:
1. Ada unsur perintah , larangan, dan kebolehan
2. Ada sanksi yang tegas
3. Adanya perintah dan larangan
4. Perintah dan larangan harus ditaati
Sedangkan Ciri-ciri hukum antara lain :
1. terdapat perintah ataupun larangan dan
2.perintah
atau
larangan
tersebut
harus
dipatuhi
oleh
setiap
orang

Tiap-tiap orang harus bertindak demikian untuk menjaga ketertiban dalam bermasyarakat.
Oleh karena itu, hukum meliputi berbagai peraturan yang menentukan dan mengatur
hubungan antara orang yang satu dengan orang yang lain yang dapat disebut juga kaedah
hukum yakni peraturan-peraturan kemasyarakatan.
C. UNSUR-UNSUR SYSTEM HUKUM INDONESIA
Unsur-unsur hukum yang dimaksudkan adalah bahwa peraturan-peraturan hukum itu
meliputi:

1) Peraturan yang mengatur tingkah laku manusia dalam pergaulan hidup
bermasyarakat;
2) Peraturan yang ditetapkan oleh badan-badan resmi negara;
3) Peraturan yang bersifat memaksa;
4) Peraturan yang memiliki sanksi yang tegas.
Unsur-unsur hukum meliputi :
1. Peraturan mengenai tingkah laku manusia dalam bermasyarakat
2. Peraturan tersebut dibuat oleh badan yang berwenang
3. Peraturan itu secara umum bersifat memaksa
4. Sanksi dapat dikenakan bila melanggarnya sesuai dengan ketentuan atau -undangan
yang berlaku.
Maksud dari uraian unsur-unsur hukum di atas adalah bahwa hukum itu berisikan peraturan

dalam kehidupan bermasyarakat, hukum itu diadakan oleh badan yang berwenang yakni
badan legislatif dengan persetujuan badan eksekutif begitu pula sebaliknya, secara umum
hukum itu bersifat memaksa yakni hukum itu tegas bila dilanggar dapat dikenakan sanksi
ataupun hukumna sesuai dengan ketentuan yang berlaku.


System hukum islam
Sistem hukum Islam dalam ”Hukum Fikh” terdiri dari dua bidang hukum, yaitu :
1) Hukum rohaniah (ibadat),
Ialah cara-cara menjalankan upacara tentang kebaktian terhadap Allah (sholat, puasa,
zakat, menunaikan ibadah haji), yang pada dasarnya tidak dipelajari di fakultas hukum. Tetapi
di UNISI diatur dlm mata kuliah fiqh Ibadah.
2) Hukum duniawi, terdiri dari :
a) Muamalat
Yaitu tata tertib hukum dan peraturan mengenai hubungan antara manusia dalam
bidang jual-bei, sewa menyewa, perburuhan, hukum tanah, perikatan, hak milik, hak
kebendaan dan hubungan ekonomi pada umumnya.

b) Nikah (Munakahah),
Yaitu perkawinan dalam arti membetuk sebuah keluarga yang tediri dari syarat-syarat

dan rukun-rukunnya, hak dan kewajiban, dasar-dasar perkawinan monogami dan akibatakibat hukum perkawinan.
c) Jinayat
yaitu pidana yang meliputi ancaman hukuman terhadap hukum Allah dan tindak
pidana kejahatan.
Sistem hukum Islam menganut suatu keyakinan dan ajaran islam dengan keimanan
lahir batin secara individual.
Negara-negara yang menganut sistem hukum Islam dalam bernegara melaksanakan
peraturan-peraturan hukumnya sesuai dengan rasa keadilan berdasarkan peraturan
perundangan
yang
bersumber
dari
Qur’an.
Dari uraian diatas tampak jelas bahwa di negara-negara penganut asas hukum Islam, agama

Islam berpengaruh sangat besar terhadap cara pembentukan negara maupun cara bernegara
dan bermasyarakat bagi warga negara dan penguasanya.
 System hukum adat
Sistem hukum adat umumnya bersumber dari peraturan-peraturan hukum tidak
tertulis yang tumbuh dan berkembang serta dipertahankan berdasarkan kesadaran hukum

masyarakatnya.
• Sifat hukum adat adalah
- Tradisional dengan berpangkal pada kehendak nenek moyangnya.
-

Berubah-ubah karena pengaruh kejadian dan keadaan sosial yang silih berganti.

-

Karena sumbernya tidak tertulis, hukum adat tidak kaku dan mudah menyesuaikan diri.

Sistem hukum adat di Indonesia dibagi dalam tiga kelompok, yaitu :
1) Hukum adat mengenai tata negara,
Yaitu tatanan yang mengatur susunan dan ketertiban dalam persekutuan-persekutuan
hukum, serta susunan dan lingkungan kerja alat-alat perlengkapan, jabatan-jabatan, dan
penjabatnya.
2) Hukum adat mengenai warga (hukum warga)
-

Hukum pertalian sanak (kekerabatan)

-

Hukum tanah

-

Hukum perutangan

3) Hukum adat mengenai delik (hukum pidana)
Yang berperan dalam menjalankan sistem hukum adat adalah pemuka adat (pengetuapengetua adat), karena ia adalah pimpinan yang disegani oleh masyarakat
 System hukum barat
1.
Hukum Barat mengenal “zakelijke rechten” dan “persoonlijke rechten”.
“Zakelijke rechten” adalah hak atas benda yang bersifat “zakelijk” artinya berlaku terhadap
tiap orang. Jadi merupakan hak mutlak atau absolut. “Persoonlijke rechten” adalah hak atas
sesuatu obyek (benda) yang hanya berlaku terhadap sesuatu orang lain tertentu, jadi
merupakan hak relatif.
2. Hukum Barat mengenal perbedaan antara hukum publik dengan hukum privat. Hukum adat
tidak mengenal perbedaan ini. Kalau toh mau mengadakan pemisahan antara hukum adat
yang bersifat public

3. Hukum Barat membedakan pelanggaran-pelanggaran hukum dalam dua golongan. Yaitu
pelanggaran yang bersifat pidana dan harus diperiksa oleh hakim pidana, dan pelanggaranpelanggaran yang hanya mempunyai akibat dalam lapangan perdata saja serta yang diadili
oleh hakim Perdata. Perbedaan-perbedaan fundamental dalam sistem ini, pada hakikatnya
disebabkan karena:
1. Corak serta sifat yang berlainan antara hukum adat dan hukum Barat.

2. Pandangan hidup yang mendukung (“Volksgeist menurut Von Savigny) kedua macam
hukum itu juga jauh berlainan.
a. Sistem Hukum Barat
- Menjunjung tinggi nilai kondifikasi
- Memuat peraturan yang kasuistis artinya merinci
- Hakim terikat penetapan dari kodifikasi.
- Mengenal benda kebendaan, yaitu hak-hak yang berlaku terhadap setiap orang dan
hak-hak perorangan yaitu hak-hak atas suatu objek yang hanya berlaku terhadap seseorang
tertentu saja.
- Terdapat pembagian hukum dalam hukum privat dan hukum publik.
- Dikenal perbedaan benda dalam benda tetap dan benda bergerak
- Perlu adanya sanski sebagai jaminan terlaksananya penertipan.



System hukum nasional
TATA HUKUM INDONESIA
Pada dasarnya tata hukum sama dengan sistem hukum suatu cara atau sistem dan
susunan yang membentuk keberlakukan suatu hukum disuatu wilayah tertentu dan pada
waktu tertentu. (Ridwan Halim)
Tata hukum suatu negara (ius constitutum = hukum positif) adalah tata hukum yang
diterapkan atau disahkan oleh negara itu. Dalam kaitannya di Indonesia, yang ditata itu
adalah hukum positif yang berlaku di Indonesia.
Hukum yang sedang berlaku artinya apabila ketentuan-ketentuan hukum itu dilanggar
maka bagi si pelanggar akan dikenakan sanksi yang datangnya dari badan atau lembaga
berwenang.
Dengan demikian dapat disimpulkan tata hukum Indonesia adalah hukum (peraturanperaturan hukum) yang sekarang berlaku di Indonesia (Prof. Soediman Kartihadiprojo, SH).
Dengan kata lain Tata Hukum Indonesia itu menata, menyusun, mengatur tertib
kehidupan masyarakat Indonesia. Tata Hukum Indonesia diterapkan oleh masyarakat hukum
Indonesia (Negara Republik Indonesia).
BAB III
PENUTUP

A. Kesimulan
Dari pemaparan diatas dapat disimpulkan bahwa sistem hukum Nasional kita

memiliki unsur hukum Islam, hukum Adat dan hokum barat yang kemudian disatukan
menjadi satuan bagian sebagai hukum positif di Negara kita.