TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA PUTRA TENTANG

TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA PUTRA TENTANG BAHAYA ROKOK PADA SISWA KELAS XI DI SMA

NEGERI 2 SURAKARTA TAHUN 2013 KARYA TULIS ILMIAH

Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat Tugas Akhir Pendidikan Diploma III Kebidanan

Disusun oleh:

RISKI LISTYO NOVITA NIM: B10 046 PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEBIDANAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUSUMA HUSADA SURAKARTA 2013

TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA PUTRA TENTANG BAHAYA ROKOK PADA SISWA KELAS XI DI SMA NEGERI 2 SURAKARTA TAHUN 2013 KARYA TULIS ILMIAH

Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat Tugas Akhir Pendidikan Diploma III Kebidanan

Disusun oleh:

RISKI LISTYO NOVITA NIM: B10 046 PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEBIDANAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUSUMA HUSADA SURAKARTA 2013

HALAMAN PERSETUJUAN KARYA TULIS ILMIAH TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA PUTRA TENTANG BAHAYA ROKOK PADA SISWA KELAS XI DI SMA NEGERI 2 SURAKARTA TAHUN 2013

Diajukan Oleh:

RISKI LISTYO NOVITA

NIM B10 046

Telah diperiksa dan disetujui Pada tanggal 9 Juli 2013

Pembimbing

(RETNO WULANDARI, S.ST)

HALAMAN PENGESAHAN TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA PUTRA TENTANG BAHAYA ROKOK PADA SISWA KELAS XI DI SMA NEGERI 2 SURAKARTA TAHUN 2013

Karya Tulis Ilmiah

Disusun Oleh:

RISKI LISTYO NOVITA NIM B10 046

Telah dipertahankan di depan Dewan Penguji Ujian Akhir Program D III Kebidanan Pada Tanggal 18 Juli 2013

PENGUJI I

PENGUJI II

(ERLYN HAPSARI,S.ST) (RETNO WULANDARI, S.ST) NIK. 200683018

NIK. 200985034

Tugas Akhir ini telah diterima sebagai salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar Ahli Madya Kebidanan

Mengetahui,

Ka. Prodi DIII Kebidanan

(DHENY ROHMATIKA, S.SiT)

PE PE PE PE PE PE PE PE PE PE PE PE PE PE PE PE PE PE PE PE NG NG NG NG NG NG NG NG NG NG NG NG NG NG NG NG NG NG NG NG UJ UJ UJ UJ UJ UJ UJ UJ UJ UJ UJ UJ UJ UJ UJ UJ UJ UJ UJ UJ I I I I I I I I I I I I I I I I I I I I I I I I I I I I I I I I I I I I

( ( ( ( ( ( ( ( ( ( ( ( ( ( ( ( ( ( ( ( ER ER ER ER ER ER ER ER ER ER ER ER ER ER ER ER ER ER ER ER LY LY LY LY LY LY LY LY LY LY LY LY LY LY LY LY LY LY LY LY N N N N N N N N N N N N N N N N N N N N HA HA HA HA HA HA HA HA HA HA HA HA HA HA HA HA HA HA HA HA PS PS PS PS PS PS PS PS PS PS PS PS PS PS PS PS PS PS PS PS AR AR AR AR AR AR AR AR AR AR AR AR AR AR AR AR AR AR AR AR I, I, I, I, I, I, I, I, I, I, I, I, I, I, I, I, I, I, I, I, S. S. S. S. S. S. S. S. S. S. S. S. S. S. S. S. S. S. S. S. ST ST ST ST ST ST ST ST ST ST ST ST ST ST ST ST ST ST ST ST ) ) ) ) ) ) ) ) ) ) ) ) ) ) ) ) ) ) ) )

NI NI NI NI NI NI NI NI NI NI NI NI NI NI NI NI NI NI NI NI K. K. K. K. K. K. K. K. K. K. K. K. K. K. K. K. K. K. K. K. 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 00 00 00 00 00 00 00 00 00 00 00 00 00 00 00 00 00 00 00 00 68 68 68 68 68 68 68 68 68 68 68 68 68 68 68 68 68 68 68 68 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 18 18 18 18 18 18 18 18 18 18 18 18 18 18 18 18 18 18 18 18

PE PE PE PE PE PE PE PE PE PE PE PE PE PE PE PE PE PE PE PE NG NG NG NG NG NG NG NG NG NG NG NG NG NG NG NG NG NG NG NG UJ UJ UJ UJ UJ UJ UJ UJ UJ UJ UJ UJ UJ UJ UJ UJ UJ UJ UJ UJ I I I I I I I I I I I I I I I I I I I I II II II II II II II II II II II II II II II II II II II II

( ( ( ( ( ( ( ( ( ( ( ( ( ( ( ( ( ( ( ( RE RE RE RE RE RE RE RE RE RE RE RE RE RE RE RE RE RE RE RE TN TN TN TN TN TN TN TN TN TN TN TN TN TN TN TN TN TN TN TN O O O O O O O O O O O O O O O O O O O O WU WU WU WU WU WU WU WU WU WU WU WU WU WU WU WU WU WU WU WU LA LA LA LA LA LA LA LA LA LA LA LA LA LA LA LA LA LA LA LA ND ND ND ND ND ND ND ND ND ND ND ND ND ND ND ND ND ND ND ND AR AR AR AR AR AR AR AR AR AR AR AR AR AR AR AR AR AR AR AR I, I, I, I, I, I, I, I, I, I, I, I, I, I, I, I, I, I, I, I, S S S S S S S S S S S S S S S S S S S S .S .S .S .S .S .S .S .S .S .S .S .S .S .S .S .S .S .S .S .S T T T T T T T T T T T T T T T T T T T T ) ) ) ) ) ) ) ) ) ) ) ) ) ) ) ) ) ) ) )

NI NI NI NI NI NI NI NI NI NI NI NI NI NI NI NI NI NI NI NI K. K. K. K. K. K. K. K. K. K. K. K. K. K. K. K. K. K. K. K. 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 00 00 00 00 00 00 00 00 00 00 00 00 00 00 00 00 00 00 00 00 98 98 98 98 98 98 98 98 98 98 98 98 98 98 98 98 98 98 98 98 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat dan kash karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah yang berjudul: “Tingkat Pengetahuan Remaja Putra tentang Bahaya Rokok pada Siswa Kelas XI di SMA Negeri 2 Surakarta Tahun 2013”. Karya Tulis Ilmiah ini disusun dengan maksud untuk memenuhi tugas akhir sebagai salah satu syarat kelulusan STIKes Kusuma Husada Surakarta.

Penulis menyadari bahwa tanpa bantuan dan pengarahan dari berbagai pihak, Karya Tulis Ilmiah ini tidak dapat diselesaikan dengan baik. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Ibu Dra. Agnes Sri Harti, M.Si, selaku Ketua STIKes Kusuma Husada Surakarta.

2. Ibu Dheny Rohmatika, S.SiT, selaku Ka. Prodi DIII STIKes Kebidanan Kusuma Husada Surakarta.

3. Ibu Retno Wulandari, S.ST selaku Dosen Pembimbing yang telah meluangkan waktu untuk memberikan petunjuk dan bimbingan kepada penulis.

4. Drs. H. Sudadi Mulyono, M.Si, selaku Kepala Sekolah SMA Negeri 2 Surakarta yang telah bersedia memberikan ijin untuk melakukan penelitian

pada penulis dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini.

5. Seluruh dosen dan staff Prodi DIII Kebidanan STIKes Kusuma Husada Surakarta atas segala bantuan yang telah diberikan.

6. Semua pihak yang telah membantu dan memberikan dukungan dalam menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu penulis membuka saran demi kemajuan penelitian selanjutnya. Semoga Karya Tulis Ilmiah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.

Surakarta, Juli 2013

Penulis

MOTTO

ª Tuhan bekerja luar biasa dalam hidupku, meski saat Tuhan ambil semua hal yang paling berharga dihidupku, aku tahu Tuhan berikan ganti yang terbaik.

ª Hanya orang yang tidak pernah memanjat yang tidak pernah jatuh, dan hanya orang yang tidak pernah mencoba yang tidak pernah gagal.

ª Daripada permasalahkan masa lalu, lebih baik perbaiki hari ini. Daripada menyalahkan seseorang, lebih baik membetulkan diri sendiri (Fiersa Besari)

ª Hati yang gembira adalah obat yang manjur tetapi semangat yang patah mengeringkan tulang (Amsal 17 :22).

ª Kalau uang bisa membuatku melupakan sahabat terbaikku, maka aku lebih memilih untuk tidak punya uang sama sekali.

PERSEMBAHAN

Karya Tulis Ilmiah ini penulis persembahan kepada : © Tuhan Yesus Kristus yang selalu memberikan berkat dan kesehatan sehingga

penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini. © Ayah, ibu dan kakak-kakakku tercinta, yang aku yakin selalu mendoakanku

meski tak bisa menemani aku melewati hidupku. © Mama yang sudah merawatku dan selalu memberiku doa dan semangat serta

menjadi pengganti ayah dan ibuku di semesta ini. © Kakak-kakak sepupuku tersayang dan keponakan kecilku tersayang yang

selalu memberi doa, semangat dan nasehat-nasehat kepadaku. © Sahabat-sahabatku tercinta, Mba Enggari, Dyah dan Inang yang selalu

memberikan dukungan semangat bahwa aku bisa melewati segala sesuatu dengan baik dan tepat pada waktunya.

© Kekasihku beserta keluarga yang selalu memberikan kasih sayang dan

semangat kepadaku dalam menyelesaikan sesuatu yang aku lakukan. © Teman-teman STIKes Kusuma Husada Surakarta angkatan 2010, yang telah

bersama-sama merasakan suka dan duka dalam meraih impian dan cita-cita. © Almamater tercinta Program Studi Kebidanan STIKes Kusuma Husada

CURICULUM VITAE

Nama

: Riski Listyo Novita

Tempat/tanggal lahir : Surakarta, 6 Oktober 1992 Agama

: Kristen

Jenis kelamin

: Perempuan

Alamat : Jl. Jambu 6 RT 07 RW 05, Jajar, Laweyan, Surakarta.

Riwayat pendidikan :

1. SD Negeri Karangasem 1 Surakarta LULUS Tahun 2004

2. SMP Kristen 2 Surakarta LULUS Tahun 2007

3. SMA Negeri 2 Surakarta LULUS Tahun 2010

4. Prodi DIII Kebidanan STIKes Kusuma Husada Surakarta

Angkatan Tahun 2010

Prodi DIII Kebidanan STIKes Kusuma Husada Surakarta Karya Tulis Ilmiah, Juli 2013 Riski Listyo Novita B10 046

TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA PUTRA TENTANG BAHAYA ROKOK PADA SISWA KELAS XI DI SMA NEGERI 2 SURAKARTA TAHUN 2013

xiii + 53 halaman + 18 lampiran + 5 tabel + 2 gambar

ABSTRAK

Latar belakang: Bahaya merokok bagi remaja diantaranya dapat meningkatkan resiko kanker paru-paru dan penyakit jantung di usia yang masih muda. Selain itu kesehatan kulit tiga kali lipat lebih beresiko terdapat keriput di sekitar mata dan mulut. Kulit akan menua sebelum waktunya atau biasa disebut dengan penuaan dini. Merokok di usia dini menyebabkan impotensi dan mengurangi jumlah sperma pada pria dan mengurangi tingkat kesuburan pada wanita. Faktor terbesar pada anak usia remaja yang mempunyai kebiasaan merokok adalah dari kebiasaan orangtuanya sendiri sebagai figur. Anak pada usia remaja akan lebih cepat berperilaku merokok pada ayah atau ibunya yang juga seorang perokok. Tujuan: Untuk mengetahui tingkat pengetahuan remaja putra tentang bahaya rokok pada siswa kelas XI di SMA Negeri 2 Surakarta. Metode penelitian: Jenis penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif. Lokasi penelitian di SMA Negeri 2 Surakarta pada tanggal 15 April – 3 Mei 2013. Jumlah populasi sebanyak 136 siswa laki-laki dan jumlah sampel sebanyak 34 siswa laki-laki kelas XI, dengan teknik pengambilan sampel menggunakan simple random sampling. Alat pengumpul data yang digunakan adalah kuesioner tertutup, untuk uji validitas dilakukan dengan software SPSS dengan rumus pearson product moment, hasil uji validitas dari 35 soal didapatkan 30 soal valid dan uji reliabilitas didapatkan hasil 0,958 sedangkan untuk analisa data yang digunakan dalam pengolahan hasil data adalah analisa univariat. Hasil penelitian: Dari pengolahan data didapatkan hasil penelitian menunjukkan pengetahuan remaja putra tentang bahaya rokok adalah baik sebanyak 9 responden (26,5%), cukup sebanyak 20 responden(58,8%), dan kurang sebanyak

5 responden (14,7%) . Kesimpulan: Dari penelitian yang telah dilakukan dapat diketahui bahwa pengetahuan remaja putra tentang bahaya rokok adalah cukup sebanyak 20 responden (58,8%) dari 34 responden, sebagian besar responden kurang mengetahui tentang bahaya rokok pada kulit dan rambut.

Kata kunci : pengetahuan, remaja, rokok, bahaya rokok

DAFTAR TABEL

Halaman Tabel 3.1 Populasi Siswa Laki-laki tiap kelas dan jumlah sampel yang

36 Tabel 3.2 Kisi-kisi kuesioner...................................................................

diambil pada kelas XI di SMA Negeri 2 Surakarta................

37 Tabel 3.3 Definisi operasional penelitian................................................

41 Tabel 4.1 Jumlah Data, Mean, Standar Deviasi, Nilai Minimun dan Nilai Maksimum......................................................................

47 Tabel 4.2 Tingkat Pengetahuan Remaja Putra tentang Bahaya Rokok

48

pada Siswa Kelas XI di SMA Negeri 2 Surakarta..................

DAFTAR GAMBAR

Halaman Gambar 2.1 Kerangka teori...............................................................

31 Gambar 2.2 Kerangka konsep...........................................................

32

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Jadwal Penyusunan KTI Lampiran 2 Surat Ijin Studi Pendahuluan Lampiran 3 Surat Balasan Ijin Studi Pendahuluan dari SMA Negeri 2 Surakarta Lampiran 4 Surat Ijin Validitas dan Reliabilitas Lampiran 5 Surat Balasan Ijin Validitas dan Reliabilitas dari SMA Negeri 5

Surakarta Lampiran 6 Surat Ijin Penggunaan Lahan Lampiran 7 Surat Balasan Ijin Penggunaan Lahan dari SMA Negeri 2

Surakarta Lampiran 8 Surat Permohonan Responden Lampiran 9 Lembar Persetujuan Responden (Informed Consent) Lampiran 10 Kuesioner Lampiran 11 Jawaban Kuesioner Lampiran 12 Data Tabulasi Kuesioner Lampiran 13 Hasil Uji Validitas Lampiran 14 Hasil Uji Reliabilitas Lampiran 15 Data Tabulasi Penelitian dan Skor Prosentase Lampiran 16 Hasil Uji Frequencies Lampiran 17 Tabel Nilai r Product Moment Lampiran 18 Lembar Konsultasi Karya Tulis Ilmiah

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Data WHO (2007) menyebutkan bahwa di negara berkembang jumlah perokoknya 800 juta orang, hampir tiga kali lipat dari negara maju. Setiap harinya sekitar 80 -100 ribu remaja di dunia menjadi pecandu atau ketagihan rokok. Bila pola ini terus menetap maka sekitar 250 juta anak-anak yang hidup sekarang ini akan meninggal akibat kebiasaan merokok (Araujo, 2009).

Berdasarkan data WHO jumlah perokok di dunia sebesar 1,3 M orang sementara kematian yang diakibatkan olehnya mencapai 4,9 juta orang per tahun. Berdasarkan data WHO kebiasaan merokok masyarakat terus berlanjut, maka pada tahun 2020 angka kematian akibat merokok diperkirakan akan meningkat menjadi 10 juta pertahun dimana 70 persennya terjadi di negara-negara berkembang (Araujo, 2009).

Menurut Sekjen Komnas Perlindungan Anak Arist Merdeka Sirait, menyebutkan usia perokok mulai merokok di tanah air yang tertinggi ada di kelompok remaja yaitu usia 15-19 tahun. Jumlahnya mencapai 63,7%. Ironisnya ada anak yang mulai merokok di kelompok usia 5-9 tahun yang jumlahnya mencapai 1,8% (Jaya, 2009). Dirilis pada tanggal 11 September 2012 di Indonesia ada 61,4 juta penduduk yang merokok, dan perokok pada usia 15 – 24 tahun mencapai 51,7 % (Admin, 2012).

Bahaya merokok bagi remaja diantaranya dapat meningkatkan resiko Bahaya merokok bagi remaja diantaranya dapat meningkatkan resiko

Faktor terbesar pada anak usia remaja yang mempunyai kebiasaan merokok adalah dari kebiasaan orangtuanya sendiri sebagai figur. Anak pada usia remaja akan lebih cepat berperilaku merokok pada ayah atau ibunya yang juga seorang perokok (Triswanto, 2007).

Kompleksnya permasalahan rokok di dunia termasuk Indonesia, akibat kurangnya pengetahuan dan kesadaran seseorang terhadap zat-zat yang terkandung dalam rokok dan dampak dari bahaya rokok. Pengetahuan yang kurang baik akan cenderung membuat seseorang berperilaku merokok. Ataupun sebaliknya jika pengetahuan dan kesadaran seseorang terhadap zat- zat yang terkandung dalam rokok serta dampak dari bahaya merokok baik, maka akan mencegah timbulnya perilaku merokok (Araujo, 2009).

Berdasarkan studi pendahuluan dengan metode wawancara di SMA Negeri 2 Surakarta pada kelas XI sebanyak 7 siswa didapatkan hasil bahwa siswa yang mempunyai pengetahuan baik sebanyak 2 siswa, siswa yang mempunyai pengetahuan cukup sebanyak 3 siswa, dan siswa yang mempunyai pengetahuan kurang sebanyak 2 siswa.

Berdasarkan hasil studi pendahuluan yang telah dilakukan, didapatkan hasil bahwa masih banyak siswa yang mempunyai pengetahuan kurang Berdasarkan hasil studi pendahuluan yang telah dilakukan, didapatkan hasil bahwa masih banyak siswa yang mempunyai pengetahuan kurang

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan pernyataan di atas maka perumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Bagaimana tingkat pengetahuan remaja putra tentang bahaya rokok pada siswa kelas XI di SMA Negeri 2 Surakarta Tahun 2013?”.

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum Untuk mengetahui tingkat pengetahuan remaja putra tentang bahaya rokok

pada siswa kelas XI di SMA Negeri 2 Surakarta.

2. Tujuan Khusus

a. Untuk mengetahui tingkat pengetahuan remaja putra tentang bahaya rokok pada siswa kelas XI di SMA Negeri 2 Surakarta dalam kategori

baik.

b. Untuk mengetahui tingkat pengetahuan remaja putra tentang bahaya rokok pada siswa kelas XI di SMA Negeri 2 Surakarta dalam kategori

cukup.

c. Untuk mengetahui tingkat pengetahuan remaja putra tentang bahaya rokok pada siswa kelas XI di SMA Negeri 2 Surakarta dalam kategori

kurang.

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi Ilmu Pengetahuan Dapat dijadikan bahan masukan untuk menambah teori atau ilmu

pengetahuan dibidang kesehatan khususnya tentang bahaya rokok bagi kesehatan.

2. Bagi Peneliti Mendapatkan pengalaman nyata dan meningkatkan pengetahuan kegiatan

penelitian dan dalam membuat Karya Tulis Ilmiah.

3. Bagi Institusi

a. SMA Negeri 2 Surakarta Memberi data bagi lembaga pendidikan mengenai aspek tingkat

pengetahuan siswa tentang bahaya rokok bagi kesehatan sekaligus sebagai bahan masukan dalam upaya menyukseskan program kampanye anti rokok.

b. Pendidikan Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan bahan masukan dalam

memperkaya bahan pustaka yang berguna bagi pembaca secara keseluruhan.

E. Keaslian Penelitian

Dalam penelitian ini penulis mengambil keaslian dari : Wiwik Widya Wati (2012) dengan judul “Tingkat Pengetahuan Siswa SMP Kelas VIII tentang Bahaya Merokok Bagi Kesehatan di SMP Negeri 7 Wonogiri”. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kuantitatif. Lokasi penelitian di Dalam penelitian ini penulis mengambil keaslian dari : Wiwik Widya Wati (2012) dengan judul “Tingkat Pengetahuan Siswa SMP Kelas VIII tentang Bahaya Merokok Bagi Kesehatan di SMP Negeri 7 Wonogiri”. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kuantitatif. Lokasi penelitian di

Persamaan keaslian dengan penelitian yang penulis ambil adalah pada jenis penelitian, alat pengumpul data dan hasil penelitian, sedangkan perbedaan keaslian dengan penelitian yang penulis ambil adalah pada judul, lokasi dan waktu penelitian, jumlah responden, dan teknik pengambilan sampel

F. Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah, terdiri dari 5 (lima) bab dengan sistematika penulisan sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN

Dalam bab ini berisi tentang latar belakang, perumusan masalah, manfaat penelitian, tujuan penelitian, keaslian penelitian, dan sistematika penulisan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Dalam bab ini menjelaskan dari teori-teori dari masalah yang akan diteliti meliputi pengetahuan, remaja, rokok, kerangka teori, dan kerangka konsep .

BAB III METODE PENELITIAN

Dalam bab ini berisikan tentang jenis dan rancangan penelitian, lokasi penelitian, populasi dan sampel, alat penelitian, metode pengambilan data, jalannya penelitian, variabel penelitian, definisi operasional, metode pengolahan data, dan analisa data.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Dalam bab ini berisikan tentang gambaran umum tempat penelitian, hasil penelitian, serta pembahasan hasil penelitian.

BAB V PENUTUP

Dalam bab ini berisikan tentang kesimpulan dan saran.

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. TINJAUAN TEORI

1. Pengetahuan

a. Pengertian

1) Menurut Notoatmodjo (2007), pengetahuan adalah hasil tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan pengindraan terhadap suatu

objek tertentu. Pengindraan terjadi melalui pancaindra manusia yakni indra penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga.

2) Menurut Mahmud (2011), pengetahuan juga merupakan sesuatu yang tertinggal dari hasil pengindraan manusia terhadap dunia luar.

Selain itu, pengetahuan merupakan deskripsi arsip informasi konsep dan kenyataan tentang alam semesta, baik yang ada dalam memori perseorangan maupun tertulis.

b. Tingkat Pengetahuan Menurut Notoatmodjo (2007), pengetahuan atau kognitif merupakan

domain penting bagi terbentuknya perilaku seseorang. Pengetahuan yang mencakup domain kognitif mempunyai 6 tingkatan, yakni:

1) Tahu (know) Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah 1) Tahu (know) Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah

2) Memahami (Comprehension) Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan menjelaskan

secara benar tentang objek yang diketahui dan dapat menginterprestasikan materi tersebut secara benar. Orang yang telah paham terhadap objek atau materi harus dapat menjelaskan, menyebutkan contoh, menyimpulkan, meramalkan dan sebagainya terhadap objek yang dipelajari.

3) Aplikasi (application) Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi

yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi riil (sebenarnya). Aplikasi di sini dapat diartikan sebagai aplikasi atau penggunaan hukum-hukum, rumus, metode, prinsip, dan sebagainya dalam konteks atau situasi yang lain.

4) Analisis (analysis) Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek ke dalam komponen-komponen, tetapi masih dalam

suatu struktur organisasi tersebut, dan masih ada kaitannya satu suatu struktur organisasi tersebut, dan masih ada kaitannya satu

5) Sintesis (synthesis) Sintesis menunjukkan pada suatu kemampuan untuk meletakkan

atau menghubungkan bagian-bagian dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru. Dengan kata lain sintesis adalah suatu kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari formulasi- formulasi yang ada.

6) Evaluasi (evaluation) Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan

justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek. Penilaian-penilaian itu berdasarkan suatu kriteria yang ditentukan sendiri, atau menggunakan kriteria-kriteria yang telah ada.

c. Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan Menurut Dewi dan Wawan (2010), faktor-faktor yang mempengaruhi

pengetahuan adalah sebagai berikut:

1) Faktor internal

a) Pendidikan Pendidikan berarti bimbingan yang diberikan seseorang

terhadap perkembangan orang lain menuju kearah cita-cita tertentu yang menentukan manusia untuk berbuat dan mengisi kehidupan untuk mencapai keselamatan dan kebahagiaan.

Pendidikan diperlukan untuk mendapatkan informasi misalnya hal-hal yang menunjang kesehatan sehingga dapat meningkatkan kualitas hidup. Pendidikan dapat mempengaruhi seseorang termasuk juga perilaku seseorang akan pola hidup terutama dalam memotivasi untuk sikap berperan serta dalam pembangunan. Pada umumnya makin tinggi pendidikan seseorang makin mudah menerima informasi.

b) Pekerjaan Pekerjaan adalah keburukan yang harus dilakukan terutama

untuk menunjang kehidupannya dan kehidupan keluarga. Pekerjaan bukanlah sumber kesenangan, tetapi lebih banyak merupakan cara mencari nafkah yang membosankan, berulang dan banyak tantangan.

c) Umur Usia adalah umur individu yang terhitung mulai saat dilahirkan

sampai berulang tahun. Semakin cukup umur, tingkat kematangan dan kekuatan seseorang akan lebih matang dalam berfikir dan bekerja.

d) Informasi Informasi yang diperoleh dari berbagai sumber akan

mempengaruhi tingkat pengetahuan seseorang. Bila seseorang banyak memperoleh informasi maka akan cenderung mempunyai pengetahuan yang lebih luas.

2) Faktor eksternal

a) Faktor lingkungan Lingkungan merupakan seluruh kondisi yang ada di sekitar

manusia dan pengaruhnya yang dapat mempengaruhi perkembangan dan perilaku orang atau kelompok.

b) Sosial budaya Sistem sosial budaya yang ada pada masyarakat dapat

mempengaruhi dari sikap dalam menerima informasi.

d. Cara memperoleh pengetahuan Menurut Notoatmodjo (2010), cara memperoleh kebenaran

pengetahuan dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu:

1) Cara memperoleh kebenaran nonilmiah

a) Cara coba salah (Trial and Error) Cara coba salah ini dilakukan dengan menggunakan beberapa

kemungkinan dalam memecahkan masalah dan apabila kemungkinan tersebut tidak berhasil, dicoba kemungkinan yang lain. Apabila kemungkinan kedua ini gagal pula, maka dicoba lagi dengan kemungkinan ketiga, dan apabila kemungkinan ketiga gagal dicoba kemungkinan keempat dan seterusnya, sampai masalah tersebut dapat terpecahkan. Itulah sebabnya maka cara ini disebut metode trial (coba) and error (gagal atau salah) atau metode coba salah (coba-coba).

b) Secara kebetulan Penemuan kebenaran secara kebetulan terjadi karena tidak

disengaja oleh orang yang bersangkutan. Salah satu contoh adalah penemuan enzim urease oleh Summers pada tahun 1926.

c) Cara kekuasaan atau otoritas Sumber pengetahuan cara ini dapat berupa pemimpin-

pemimpin masyarakat baik formal atau informal, para pemuka agama, pemegang pemerintah, dan sebagainya. Dengan kata lain, pengetahuan tersebut diperoleh berdasarkan pada pemegang otoritas, yakni orang yang mempunyai wibawa atau kekuasaan, baik tradisi, otoritas pemerintah, otoritas pemimpin agama, maupun ahli ilmu pengetahuan atau ilmuwan.

d) Berdasarkan pengalaman pribadi Pengalaman pribadi dapat digunakan sebagai upaya

memperoleh pengetahuan. Hal ini dilakukan dengan cara mengulang kembali pengalaman yang diperoleh dalam memecahkan permasalahan yang dihadapi pada masa yang lalu.

e) Cara akal sehat (common sense) Akal sehat atau common sense kadang-kadang dapat

menemukan teori atau kebenaran. Misalnya cara menghukum anak dengan dijewer telinganya atau dicubit sampai sekarang berkembang menjadi teori atau kebenaran, bahwa hukuman menemukan teori atau kebenaran. Misalnya cara menghukum anak dengan dijewer telinganya atau dicubit sampai sekarang berkembang menjadi teori atau kebenaran, bahwa hukuman

f) Kebenaran melalui wahyu Ajaran dan dogma agama adalah suatu kebenaran yang diwahyukan dari Tuhan melalui para Nabi. Kebenaran ini

harus diterima dan diyakini oleh pengikut-pengikut agama yang bersangkutan, terlepas dari apakah kebenaran tersebut rasional atau tidak.

g) Kebenaran secara intuitif Kebenaran secara intuitif diperoleh manusia secara cepat sekali

melalui proses di luar kesadaran dan tanpa melalui proses penalaran atau berpikir. Kebenaran yang diperoleh melalui intuitif sukar dipercaya karena kebenaran ini tidak menggunakan cara-cara yang rasional dan yang sistematis. Kebenaran ini diperoleh seseorang hanya berdasarkan intuisi atau suara hati atau bisikan hati saja.

h) Melalui jalan pikiran Sejalan dengan perkembangan kebudayaan umat manusia, cara

berpikir manusia pun ikut berkembang. Dari sini manusia telah mampu menggunakan penalarannya dalam memperoleh pengetahuannya. Dengan kata lain, dalam memperoleh berpikir manusia pun ikut berkembang. Dari sini manusia telah mampu menggunakan penalarannya dalam memperoleh pengetahuannya. Dengan kata lain, dalam memperoleh

i) Induksi Induksi adalah proses penarikan kesimpulan yang dimulai dari

pernyataan-pernyataan khusus ke pernyataan yang bersifat umum. Karena proses berpikir induksi itu beranjak dari hasil pengamatan indra atau hal-hal yang nyata, maka dapat dikatakan bahwa induksi beranjak dari hal-hal yang konkret kepada hal-hal yang abstrak.

j) Deduksi Deduksi adalah pembuatan kesimpulan dari pernyataan-

pernyataan umum ke khusus. Aristoteles (384-322 SM) mengembangkan cara berpikir deduksi ini ke dalam suatu cara yang disebut “silogisme”. Silogisme ini merupakan suatu bentuk deduksi yang memungkinkan seseorang untuk dapat mencapai kesimpulan yang lebih baik.

2) Cara ilmiah dalam memperoleh pengetahuan Cara baru atau modern dalam memperoleh pengetahuan pada

dewasa ini lebih sistematis, logis, dan ilmiah. Cara ini disebut metode penelitian ilmiah, atau lebih popular disebut metodologi penelitian (research methodology).

e. Kriteria tingkat pengetahuan Menurut Riwidikdo (2010), pengetahuan seseorang dapat diketahui

dalam 3 (tiga) kriteria, yaitu:

1) Baik: bila nilai (x) > mean + 1 SD

2) Cukup: bila nilai mean – 1 SD ≤ x ≤ mean +1 SD

3) Kurang: bila nilai (x) < mean ─ 1 SD

2. Remaja

a. Pengertian Remaja

1) Menurut Widyastuti (2009), masa remaja adalah masa transisi yang ditandai oleh adanya perubahan fisik, emosi, dan psikis. Masa ini

antara usia 10-19 tahun, merupakan suatu periode masa pematangan organ reproduksi manusia, dan sering disebut masa pubertas. Masa remaja adalah periode peralihan dari masa anak ke masa dewasa.

2) Menurut Soetjiningih (2010), remaja adalah masa transisi antara masa anak dan dewasa, timbul ciri-ciri seks sekunder, tercapai

fertilitas, dan terjadi perubahan-perubahan psikologi serta kognitif.

b. Tahap-tahap perkembangan remaja Menurut Sarwono (2010), mengatakan bahwa dalam proses

penyesuaian diri menuju kedewasaan ada 3 tahap perkembangan remaja, yaitu:

1) Remaja awal (early adolescent) Seorang remaja pada tahap ini masih terheran-heran akan perubahan-perubahan yang terjadi pada tubuhnya sendiri dan

dorongan- dorongan yang menyertai perubahan-perubahan itu. Pada umumnya dimulai pada usia 10-13 tahun. Remaja mengembangkan pikiran-pikiran baru, cepat tertarik pada lawan jenis, dan mudah terangsang secara erotis. Dengan dipegang bahunya saja oleh lawan jenis remaja sudah berfantasi erotik. Kepekaan yang berlebih-lebihan ini ditambah dengan berkurangnya kendali terhadap ego menyebabkan para remaja awal ini sulit di mengerti dan di mengerti orang dewasa.

2) Remaja madya (middle adolescent) Dimulai pada usia sekitar 13-15 tahun, pada tahap ini remaja

sangat membutuhkan kawan-kawan, senang jika banyak teman yang mengakuinya. Ada kecenderungan narsistis yaitu mencintai diri sendiri, dengan menyukai teman-teman yang sama dengan dirinya. Selain itu, remaja berada dalam kondisi kebingungan karena tidak tahu memilih yang mana peka atau tidak peduli, ramai-ramai atau sendiri, optimistis atau pesimistis, idealis atau sangat membutuhkan kawan-kawan, senang jika banyak teman yang mengakuinya. Ada kecenderungan narsistis yaitu mencintai diri sendiri, dengan menyukai teman-teman yang sama dengan dirinya. Selain itu, remaja berada dalam kondisi kebingungan karena tidak tahu memilih yang mana peka atau tidak peduli, ramai-ramai atau sendiri, optimistis atau pesimistis, idealis atau

3) Remaja akhir (late adolescent) Dalam tahap remaja akhir biasanya dimulai pada usia 16-19

tahun, tahap ini adalah masa konsolidasi menuju periode dewasa dan ditandai dengan pencapaian lima hal yaitu:

a) Minat yang makin mantap terhadap fungsi-fungsi intelek.

b) Egonya mencari kesempatan untuk bersatu dengan orang- orang lain dan dalam pengalaman- pengalaman baru.

c) Terbentuk identitas seksual yang tidak akan berubah lagi.

d) Egosentrisme (terlalu memusatkan perhatian pada diri sendiri) diganti dengan keseimbangan antara kepentingan

diri sendiri dengan orang lain.

e) Tumbuh ”dinding” yang memisahkan diri pribadinya (private self) dan masyarakat umum.

c. Perubahan Fisik

1) Tanda seks primer Tanda seks primer adalah organ seks. Pada laki-laki

gonade/testes. Organ itu terletak di dalam skrotum. Pada usia 14 tahun baru sekitar 10% dari ukuran matang. Setelah itu terjadilah pertumbuhan yang pesat selama 1 atau 2 tahun, kemudian pertumbuhan menurun. Testes berkembang penuh pada usia 20

atau 21 tahun. Sebagai tanda bahwa fungsi organ-organ reproduksi pria matang, lazimnya terjadi mimpi basah, artinya bermimpi mengenai hal-hal yang berkaitan dengan hubungan seksual, sehingga mengeluarkan sperma. Semua organ reproduksi wanita tumbuh selama masa puber. Namun tingkat kecepatan antara organ satu dan lainya berbeda. Berat uterus pada anak usia 11 atau 12 tahun kira-kira 5,3 gram, pada usia 16 tahun rata-rata beratnya 43 gram. Sebagai tanda kematangan organ reproduksi pada perempuan adalah datangnya haid. Ini adalah permulaan dari serangkaian pengeluaran darah , lendir, dan jaringan sel yang hancur dari uterus secara berkala, yang akan terjadi kira-kira setiap 28 hari. Hal ini berlangsung terus sampai menjelang masa menopause. Menopause biasa terjadi pada usia sekitar 50an (Widyastuti, 2009).

2) Tanda-tanda seks sekunder Menurut Widyastuti (2009), tanda- tanda seks sekunder adalah:

a) Pada laki-laki : (1) Rambut yang mencolok tumbuh pada masa remaja adalah rambut kemaluan, terjadi sekitar satu tahun setelah testes dan penis mulai membesar.

(2) Kulit menjadi lebih kasar, tidak jernih, pori-pori membesar.

(3) Kelenjar lemak di bawah kulit menjadi lebih aktif, seringkali menyebabkan jerawat karena produksi minyak

yang meningkat. (4) Otot – otot pada tubuh remaja makin bertambah besar dan

kuat. (5) Terjadi perubahan suara yang mula-mula agak serak,

kemudian volumenya juga meningkat. (6) Pada usia remaja sekitar 12-14 tahun muncul benjolan

kecil-kecil di sekitar kelenjar susu. Setelah beberapa minggu besar dan jumlahnya menurun.

b) Pada wanita : (1) Rambut kemaluan pada wanita tumbuh setelah pinggul dan

payudara mulai berkembang. (2) Pinggul menjadi berkembang, membesar, dan membulat.

(3) Payudara membesar dan puting susu menonjol. (4) Kulit menjadi kasar, lebih tebal dan pori-pori membesar. (5) Kelenjar lemak dan kelenjar keringat menjadi lebih aktif,

kelenjar lemak dapat menyebabkan jerawat, kelenjar keringat baunya menusuk sebelum dan sesudah masa haid. Suara berubah menjadi merdu, suara serak jarang terjadi pada wanita.

3. Rokok

a. Pengertian Rokok Rokok adalah silinder dari kertas berukuran panjang antara 70 hingga

120 mm (bervariasi tergantung negara) dengan diameter sekitar 10 mm yang berisi daun-daun tembakau yang telah dicacah (Jaya, 2009).

b. Jenis Rokok Menurut Jaya (2009), di Indonesia rokok dibagi menjadi beberapa

jenis, antara lain :

1) Rokok Berdasarkan Bahan Pembungkus

a) Klobot Rokok yang bahan pembungkusnya berupa daun jagung.

b) Kawung Rokok yang bahan pembungkusnya berupa daun aren.

c) Sigaret Rokok yang bahan pembungkusnya berupa kertas.

d) Cerutu Rokok yang bahan pembungkusnya berupa daun tembakau.

2) Rokok Berdasarkan Bahan Baku

a) Rokok Putih Rokok yang bahan baku atau isinya hanya daun tembakau yang

diberi saus untuk mendapatkan efek rasa dan aroma tertentu.

b) Rokok Kretek Rokok yang bahan baku atau isinya daun tembakau dan cengkeh

yang diberi saus untuk mendapatkan efek rasa dan aroma tertentu.

c) Rokok Klembak Rokok yang bahan baku atau isinya daun tembakau, cengkeh, dan kemenyan yang diberi saus untuk mendapatkan efek rasa

dan aroma tertentu.

3) Rokok Berdasarkan Bahan Pembuatannya

a) Sigaret Kretek Tangan (SKT) Rokok yang proses pembuatannya dengan cara digiling atau

dilinting dengan menggunakan tangan dan atau alat bantu sederhana.

b) Sigaret Kretek Mesin (SKM) Rokok yang proses pembuatannya menggunakan mesin.

Sederhananya, material rokok dimasukkan ke dalam pembuat rokok. Keluaran yang dihasilkan mesin pembuat rokok berupa rokok batangan. Saat ini mesin pembuat rokok telah mampu menghasilkan keluaran sekitar enam ribu sampai delapan ribu batang rokok per menit. Biasanya mesin pembuat rokok dihubungkan dengan mesin pembungkus rokok sehingga keluaran yang dihasilkan bukan lagi berupa rokok batangan melainkan rokok yang sudah dalam bentuk pak. Adapula mesin Sederhananya, material rokok dimasukkan ke dalam pembuat rokok. Keluaran yang dihasilkan mesin pembuat rokok berupa rokok batangan. Saat ini mesin pembuat rokok telah mampu menghasilkan keluaran sekitar enam ribu sampai delapan ribu batang rokok per menit. Biasanya mesin pembuat rokok dihubungkan dengan mesin pembungkus rokok sehingga keluaran yang dihasilkan bukan lagi berupa rokok batangan melainkan rokok yang sudah dalam bentuk pak. Adapula mesin

4) Rokok Berdasarkan Penggunaan Filter

a) Rokok Filter Rokok yang bagian pangkalnya terdapat gabus.

b) Rokok Non Filter Rokok yang bagian pangkalnya tidak terdapat gabus.

c. Komponen dalam Rokok Menurut Aditama (2006), asap rokok mengandung sekitar 4000 bahan

kimia. Secara umum komponen rokok dibagi menjadi dua yaitu :

1) Komponen Gas Komponen gas adalah yang dapat melewati filter yang terdapat di

dalam asap rokok, antara lain : carbon monoksida (CO), amonia acrolin, benzopiren, lutidin, colidin, metil alcohol, formalin, arsenic dan lain-lain. Menurut Jaya (2009), gas carbon monoksida (CO) lebih mudah terikat pada hemoglobin daripada oksigen, karena itu darah orang yang banyak kemasukan carbon monoksida (CO) akan berkurang daya angkut bagi oksigen dan orang tersebut dapat meninggal dunia karena keracunan carbon monoksida (CO). Menurut Wati (2012), Benzopiren dan lutidin berasal dari tar tembakau yang dapat menyebabkan kanker. Colidin menyebabkan kelumpuhan dan lambat laun mengakibatkan kematian. Metil Alkohol menimbulkan kebutaan. Formalin sering digunakan untuk dalam asap rokok, antara lain : carbon monoksida (CO), amonia acrolin, benzopiren, lutidin, colidin, metil alcohol, formalin, arsenic dan lain-lain. Menurut Jaya (2009), gas carbon monoksida (CO) lebih mudah terikat pada hemoglobin daripada oksigen, karena itu darah orang yang banyak kemasukan carbon monoksida (CO) akan berkurang daya angkut bagi oksigen dan orang tersebut dapat meninggal dunia karena keracunan carbon monoksida (CO). Menurut Wati (2012), Benzopiren dan lutidin berasal dari tar tembakau yang dapat menyebabkan kanker. Colidin menyebabkan kelumpuhan dan lambat laun mengakibatkan kematian. Metil Alkohol menimbulkan kebutaan. Formalin sering digunakan untuk

2) Komponen Padat Komponen padat adalah bagian yang tertinggal pada filter, yaitu

berupa nikotin dan tar. Nikotin adalah bahan adiktif yang menimbulkan ketergantungan atau kecanduan. Zat ini meracuni saraf tubuh, meningkatkan tekanan darah, menimbulkan penyempitan pembuluh darah tepi. Tar adalah kumpulan beribu- ribu bahan kimia yang terdapat dalam rokok. Tar bersifat karsinogen/penyebab kanker.

d. Bahaya Rokok Senyawa-senyawa kimia yang terkandung di dalam rokok terbukti

membahayakan kesehatan para perokok aktif dan perokok pasif. Penyakit yang diakibatkan rokok antara lain yaitu :

1) Paru-paru Merokok dapat menyebabkan perubahan dan struktur fungsi

salurang nafas dan jaringan paru-paru. Pada saluran nafas besar, sel mukosa memberas (hypertrofi) dan kelenjar mukus bertambah banyak (hyperplasia). Pada saluran nafas kecil, terjadi radang ringan hingga penyempitan akibat bertambahnya sel dan penumpukan lendir. Pada jaringan paru-paru, terjadi peningkatan jumlah sel radang dan kerusakan alveoli (Triswanto, 2007).

2) Penyakit Kardiovaskuler Menurut Jaya (2009), senyawa kimia yang terkandung di dalam

rokok akan meningkatkan detak jantung, tekanan darah, resiko hipertensi dan penyumbatan arteri. Di samping itu rokok juga menurunkan kadar HDL (kolesterol baik dalam darah) dan menurunkan tingkat elatisitas aorta (pembuluh darah terbesar pada tubuh manusia) yang dapat meningkatkan terjadinya penggumpalan darah sehingga memicu berbagai penyakit seperti :

a) Serangan Jantung (Trombosis Koroner) Terjadi penggumpalan darah pada arteri yang menyumbat suplai

darah pada jantung sehingga dapat mengakibatkan serangan jantung.

b) Serangan Otak (Trombosis Cerebral) Terjadi pemblokiran pada pembuluh darah yang menuju ke otak

sehingga dapat menyebabkan pingsan, stroke dan kelumpuhan.

c) Gagal Ginjal Terjadi penggumpalan darah pada arteri yang menyumbat suplai

darah pada ginjal sehingga mengakibatkan peningkatan tekanan darah, bahkan gagal ginjal.

d) Penyakit Sistem Sirkulasi Terjadi penyumbatan pada pembuluh darah kaki dan tangan sehingga mengakibatkan pembusukan jaringan. Pecandu rokok

rawan terkena penyakit langka Buerger, yaitu artritis pada rawan terkena penyakit langka Buerger, yaitu artritis pada

3) Impotensi Merokok menyebabkan terjadinya penyempitan pembuluh darah

pada sistem vaskular yang mengarah ke penyumbatan arteri. Penis tidak bisa mendapatkan darah yang cukup dari arteri yang tersumbat dan akibatnya penis tidak bisa ereksi. Nikotin dapat mengganggu proses spermatogenesis sehingga kualitas sperma menjadi buruk (Admin, 2011) .

4) Gangguan Saraf Sistem saraf simpatik adalah cabang dari sistem saraf otonomik

(Autonomic Nervous System/ANS) yang merupakan bagian dari sistem saraf peripheral yang bertugas mengontrol dan mempengaruhi detak jantung, pencernaan, pernafasan, respirasi, diameter pupil, pembuangan urin dan ereksi. Senyawa kimia pada rokok akan memicu peningkatan aktivitas sistem saraf tersebut sehingga menambah beban pada sistem yang bertugas untuk mengatur pembuluh darah dan jantung (Satiti, 2009).

5) Gangguan Indra Penglihatan Asap rokok dapat merusak pembuluh darah mata, sehingga

menyebabkan mata merah dan gatal serta meningkatkan resiko terkena katarak. Katarak yaitu memutihnya lensa mata yang menyebabkan mata merah dan gatal serta meningkatkan resiko terkena katarak. Katarak yaitu memutihnya lensa mata yang

6) Gangguan Indra Pendengaran Tembakau menyebabkan timbulnya endapan pada dinding

pembuluh darah sehingga menghambat laju aliran darah ke dalam telinga bagian dalam, perokok dapat kehilangan pendengaran lebih awal daripada orang yang tidak merokok (Admin, 2012).

7) Gangguan Indra Penciuman Racun-racun yang terkandung di dalam rokok, terutama nikotin

lambat laun akan merusak saraf-saraf penciuman sehingga dapat mengganggu fungsi indera penciuman. Pecandu rokok menjadi kurang sensitif terhadap jenis bau, bahkan ada kalanya tidak mampu membeda-bedakan bau secara benar (Satiti, 2009).

8) Gangguan Pernafasan Menurut Satiti (2009), Racun tar yang terkandung di dalam rokok

mempengaruhi dan memproduksi dan memproduksi lendir yang berlebihan di dalam paru-paru. Lendir tersebut menyebabkan borok dan mengakibatkan perdarahan. Gangguan pernafasan yang biasa dialami oleh perokok berat adalah :

a) Bronchitis Gangguan serius pada dinding pipa-pipa udara yang lebih kecil yang melebar dan lemah yang disebabkan oleh paru-paru dan a) Bronchitis Gangguan serius pada dinding pipa-pipa udara yang lebih kecil yang melebar dan lemah yang disebabkan oleh paru-paru dan

b) Emphysema Penyakit bengkak pada paru-paru karena pembuluh darahnya

kemasukan udara. Akibatnya, kecepatan dan frekuensi bernafas meningkat disertai rasa nyeri. Tanda-tanda pengidap ephysema adalah bernafas terengah-engah, dengan bunyi nafas yang nyaring, disertai batuk-batuk dengan frekuensi tinggi

c) Radang Saluran Udara Penderita asma yang tetap merokok akan mengalami peradangan

saluran udara yang sulit disembuhkan dengan obat-obatan.

9) Gangguan Indera Pengecap Racun-racun yang terkandung dalam rokok terutama nikotin secara

bertahap akan merusak saraf-saraf pengecap sehingga mengganggu fungsi indera pengecap. Perokok berat kurang bisa menikmati cita rasa makanan dan minuman, sehingga nafsu makan cenderung menurun, padahal tubuh membutuhkan asupan gizi yang cukup. Akibatnya, berat badan perokok terus menurun (Satiti, 2009).

10) Gangguan Pencernaan Tembakau merupakan salah satu bahan perangsang yang dapat

menyulitkan alat-alat pencernaan. Itulah sebabnya seorang perokok berat cenderung mengalami gangguan pencernaan yang ditandai dengan berbagai gejala penyakit, yaitu mual, nyeri ulu menyulitkan alat-alat pencernaan. Itulah sebabnya seorang perokok berat cenderung mengalami gangguan pencernaan yang ditandai dengan berbagai gejala penyakit, yaitu mual, nyeri ulu

11) Gangguan Hati Senyawa kimia di dalam rokok akan mengganggu fungsi hati,

padahal hati merupakan organ yang bertugas untuk memproses pembuangan obat-obatan, alkohol dan racun-racun lainnya di dalam tubuh (Satiti, 2009).

12) Gangguan pada Gigi Jumlah karang pada gigi perokok cenderung lebih banyak

daripada yang bukan perokok. Karang gigi yang tidak dibersihkan akan menimbulkan keluhan seperti gusi berdarah. Gigi dapat berubah warna akibat efek dari tembakau (Mulyawati, 2012).

13) Gangguan pada Kulit Merokok dapat menyebabkan penyakit kulit, eksim dan ruam

pada perokok yang peka terhadap nikotin. Eksim adalah iritasi berat pada kulit, daerah kulit yang terkena eksim menjadi bersisik dan timbul rasa gatal. Eksim bisa juga ditimbulkan dari arsenik yang berasal dari tembakau (Promkes RI, 2012).

14) Gangguan pada Rambut Merokok bisa menyebabkan menurunnya sistem kekebalan

sehingga perokok lebih mudah terserang penyakit seperti lupus erimatosis yang menyebabkan kerontokkan pada rambut (Promkes RI, 2012).

15) Polisitenia Racun-racun di dalam rokok dapat menimbulkan penyakit

polistenia, yaitu penyakit kelainan pertumbuhan sumsum tulang, yakni kelebihan kadar Hemoglobin (Hb) dalam sel darah merah. Kebiasaan menghisap rokok akan meningkatkan kadar Hb menjadi lebih dari 20 gram per desiliter. Penyakit yang lebih banyak menimpa pada laki-laki dan sulit diatasi ini, mengancam para perokok berat dan orang yang bermukim pada ketinggian 300 meter di atas permukaan laut (Satiti, 2009).

e. Perokok Pasif Perokok pasif atau yang dikenal dengan nama Involuntary

Smoking adalah orang yang tidak merokok tetapi terpapar langsung oleh asap tembakau dari orang yang sedang merokok di sekitarnya. Perokok pasif ini lebih banyak resikonya karena terpapar asap rokok lebih banyak daripada perokok itu sendiri (Araujo, 2009).

Perokok pasif memiliki resiko yang cukup tinggi atas kanker paru-paru dan jantung koroner, serta gangguan pernafasan. Kadar nikotin, carbon monoksida (CO) serta zat-zat lain lebih tinggi dalam Perokok pasif memiliki resiko yang cukup tinggi atas kanker paru-paru dan jantung koroner, serta gangguan pernafasan. Kadar nikotin, carbon monoksida (CO) serta zat-zat lain lebih tinggi dalam

Anak-anak yang orangtuanya merokok akan mengalami batuk, pilek, dan radang tenggorokan dan kemungkinan mendapat serangan jantung lebih tinggi bagi mereka. Bagi anak di bawah umur, terdapat resiko kematian mendadak akibat terpapar asap rokok (Jaya, 2009).

B. Kerangka Teori

Tingkat pengetahuan:

a. Tahu

b. Memahami

c. Aplikasi

d. Analisis

e. Sintesis

f. Evaluasi

Rokok:

a. Pengertian Rokok

b. Jenis Rokok

Pengetahuan Remaja

c. Komponen

Putra tentang Bahaya

Dalam Rokok

Rokok

d. Bahaya Rokok

e. Perokok Pasif

Faktor-faktor yang mempengaruhi

pengetahuan:

a. Pendidikan

b. Pekerjaan

c. Umur

d. Informasi

e. Lingkungan

f. Sosial budaya

Gambar 2.1 Kerangka Teori Sumber: Modifikasi oleh Notoatmodjo (2007), Jaya (2009)

C. Kerangka Konsep

Baik Pengetahuan Remaja

Putra tentang Bahaya Cukup Rokok

Kurang

Faktor-faktor yang mempengaruhi

pengetahuan:

a. Pendidikan

b. Pekerjaan

c. Umur

d. Informasi

e. Lingkungan

f. Sosial budaya

Keterangan:

= Variabel yang diteliti

= Variabel yang tidak diteliti

Gambar 2.2 Kerangka Konsep Sumber: Modifikasi oleh Notoatmodjo (2007), Riwidikdo (2010)

BAB III METODE PENELITIAN

A. Jenis dan rancangan penelitian

Ditinjau dari tujuan penelitian yang akan dicapai, penelitian ini menggunakan penelitian deskriptif kuantitatif. Penelitian deskriptif adalah penelitian yang dimaksudkan untuk menyelidiki keadaan, kondisi atau hal lain-lain yang sudah disebutkan, yang hasilnya dipaparkan dalam bentuk laporan penelitian (Arikunto, 2010). Kuantitatif adalah data yang berbentuk angka atau data kualitatif yang diangkakan (Sugiyono, 2007). Penelitian ini mendeskripikan tentang tingkat pengetahuan remaja putra tentang bahaya rokok pada siswa kelas XI di SMA Negeri 2 Surakarta tahun 2013.

B. Lokasi dan Waktu Penelitian

1. Lokasi Penelitian Menurut Hidayat (2011), Lokasi penelitian adalah rancangan

tentang tempat yang akan dilakukan oleh peneliti dalam melaksanakan kegiatan penelitian. Lokasi penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 2 Surakarta.

2. Waktu Penelitian Waktu penelitian merupakan rencana tentang waktu yang akan

dilakukan oleh peneliti dalam melaksanakan kegiatan penelitiannya (Hidayat, 2011). Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 22 April 2013.

C. Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel

1. Populasi Populasi adalah keseluruhan objek penelitian atau objek yang

diteliti (Notoatmodjo, 2010). Pada penelitian ini populasi yang digunakan adalah seluruh siswa laki-laki kelas XI di SMA Negeri 2 Surakarta sebanyak 136 siswa.

2. Sampel Sampel merupakan bagian populasi yang akan diteliti atau sebagian