Metode Renovasi Gedung Ekadiyasa Indonesia

METODE PELAKSANAAN
PEKERJAAN PENATAAN DAN RENOVASI GEDUNG SERBAGUNA
EKADIYASA RAWASARI
PT. JAFRI SENTOSA
Pekerjaan
Nomor Mata Pembayaran
Uraian
Satuan
Perkiraan kuantitas
Bahan

Peralatan
Pelaksanaan

Pekerjan Struktur
II.1 7,8
Pilecap,Sloof
M3
Pc : 0.56 dan sloof : 4.12
- Beton 225
- Besi beton

- Kayu kaso
- Kayu balok
- Paku
- Multiplek 19mm
- Minyak beskiting
- scafolding
- conreate vibrator
- alat bantu
1. Pemakaian
dan
persetujuan
perlengkapan
Keselamatan
dan
Kesehatan Kerja (K3)
2. Pematokan (stack out) sesuai
gambar yang telah disetujui dengan
pengawasn direksi dan konsultan.
3. Penunjukan lokasi buangan hasil
galian yang disetujui oleh direksi dan

konsultan.
4. Leveling dilakukan untuk penentuan
ketebalan plat beton.
5. Pembuatan
perancah
dilakukan
secara teliti agar ketika dilakukan
pengecoran
bekesting
perancah
tidak pecah,diatas multiplek dilapisi
minyak bekisting
6. Pemasangan besi beton pada plat
beton
menggunakan
metode
mesh,setelah
pemasangan
besi
beton maka stroring perancah dan

bekisting dilakukan agar sewaktu
pengecoran
tidak
mengalami
penurunan level.
7. Beton
yang
akan
digunakan
dilakukan pengecekan nilai K dan
slump test,hal ini dilakukan agar
kualitas beton terjamin sesuai
dengan design rencana.
8. Untuk pengecoran dilakukan secara
konvesional,menggunakan dolag.
9. Jika pada kondisi lapangan tdk bs

Bagan Alir

menggunakan readymix,maka akan

menggunakan beton sitemix.krna
mutu beton k225 adalah mutu beton
normal dan dapat dicapai dengan
sitemix

Pekerjaan
Nomor
Mata
Pembayaran
Uraian
Satuan
Perkiraan kuantitas
Bahan

Peralatan

Pelaksanaan

Pekerjaan Struktur
II.2 1,3

Pengecoran kolom
M3
0.95
- Beton K225
- Besi beton
- Multiplek 12mm
- Kayu kaso
- Kayu balok
- Paku
- Kawat bendrat
- Scaffolding
- Waterpas
- Alat ukur
- Alat bantu
1. Chek
Perlengkapan
Keselamatan
dan
Kesehatan Kerja (K3)
2. Pengkuran luas kolom yang dilakukan

surveyor dan tim
3. Pengurusan administrasi proyek ke konsultan
supervise dan owner termasuk izin kerja
4. Pembuatan bekisting kolom menggunakan
multiplek tegal 19mm dan pengikat kolom
menggunakan kayu kaso dan kayu balok
5. Bekisting kolom digunakan sebanyak 3 kali
bongkar pasang.
6. Pembesian kolom dilakukan dengan metode
sambung putus,untuk area sambungan besi
digunakan standart 40d.
7. Pemasangan bekisting kolom dilaksanakan
ketika besi beton sudah di rakit di area
kolom
8. Pengecekan verticality kolom dilakukan
menggunakan alat teodolit dan waterpass
9. Ketik dinyatakan ok secara bahan dan
teknis,maka pengecoran dilaksanankan,alat
bantu yang digunakan untuk melakukan cor
kolom ada conreate vibrator dan concreate

pump.
10. Untuk pelapis atara beton existing dan beton
baru menggunakan bahan tambah berupa ex
calbond.

Bagan Alir

Sketsa :
1

2

3

Pekerjaan
Nomor Mata Pembayaran
Uraian
Satuan
Perkiraan kuantitas
Bahan


Peralatan

Pelaksanaan

Pekerjaan struktur
II.2 3
Pengecoran balok
M3
2.21
- Beton K225
- Besi beton
- Multiplek 12mm
- Kayu kaso
- Kayu balok
- Paku
- Kawat bendrat
- Scaffolding
- Waterpas
- Alat ukur

- Alat bantu
1. Chek Perlengkapan Keselamatan
dan Kesehatan Kerja (K3)
2. Pengkuran luas kolom yang
dilakukan surveyor dan tim
3. Pengurusan administrasi proyek
ke konsultan supervise dan
owner termasuk izin kerja
4. Pembuatan
bekisting
kolom
menggunakan multiplek tegal
19mm
dan
pengikat
balok
menggunakan kayu kaso dan
kayu balok serta scafolding
5. Pembesian
balok

dilakukan
dengan
metode
sambung
putus,untuk area sambungan besi
digunakan standart 40d.
6. Pemasangan
bekisting
balok
dilaksanakan ketika besi beton
sudah di rakit di area kolom
7. Pengecekan
balok
dilakukan
menggunakan alat teodolit dan
waterpass
8. Ketik dinyatakan ok secara bahan
dan teknis,maka pengecoran
dilaksanankan,alat bantu yang
digunakan untuk melakukan cor

balok ada conreate vibrator dan
concreate pump.
9. Untuk
pelapis
atara
beton
existing
dan
beton
baru
menggunakan bahan tambah
berupa ex calbond.
10. Jika terjadi kendala pada saat
pengecoran dan terpaksa harus
dihentikan,maka
pemutusan
pengecoran adalah ¼ bentang

Bagan Alir

balok.

Sketsa Gambar :

Pekerjaan
Nomor Mata Pembayaran
Uraian
Satuan
Perkiraan kuantitas
Bahan

Peralatan

Pelaksanaan

Pekerjaan struktur Baja
II.2 3
Pekerjaan Struktur Baja WF
2.21
-

Baja WF
Besi beton
Multiplek 12mm
Kayu kaso
Kayu balok
Paku
Kawat bendrat
Scaffolding
Waterpas
Alat ukur
Alat bantu/Tackle 5 ton dan 10
ton
1. Chek Perlengkapan Keselamatan
dan Kesehatan Kerja (K3)
2. Pengkuran luas kolom yang
dilakukan surveyor dan tim
3. Pengurusan administrasi proyek
ke konsultan supervise dan
owner termasuk izin kerja
4. Pembuatan
bekisting
kolom
menggunakan multiplek tegal
19mm
dan
pengikat
balok
menggunakan kayu kaso dan
kayu balok serta scafolding
5. Pembesian
balok
dilakukan
dengan
metode
sambung
putus,untuk area sambungan besi
digunakan standart 40d.
6. Pemasangan
bekisting
balok
dilaksanakan ketika besi beton
sudah di rakit di area kolom
7. Pengecekan
balok
dilakukan
menggunakan alat teodolit dan
waterpass
8. Ketik dinyatakan ok secara bahan
dan teknis,maka pengecoran
dilaksanankan,alat bantu yang
digunakan untuk melakukan cor
balok ada conreate vibrator dan
concreate pump.
9. Untuk
pelapis
atara
beton
existing
dan
beton
baru
menggunakan bahan tambah
berupa ex calbond.
10. Jika terjadi kendala pada saat
pengecoran dan terpaksa harus
dihentikan,maka
pemutusan

Bagan Alir

pengecoran adalah ¼ bentang
balok.

A. PERENCANAAN DAN PENGGAMBARAN
1) Mekanisme perencanaan dan penggambaran konstruksi baja
Dalam mekanisme diatas pada bagian yang dipisahkan oleh garis putus-putus ini adalah bila
dalam pelaksanaannya di kerjakan oleh sub kontraktor lain. Dalam perencanaan konstruksi
baja ini yang terpenting adalah selalu diadakan check and re check gambar baja dengan
konsultan (bila ada) antara gambar baja dengan struktur atau dengan arsitek/sipil.
2) Pemahaman gambar baja
Konsep pemahaman gambar – gambar Baja/Gambar Pelaksanaan sebelum masuk bengkel.
1. Denah keseluruhan, ukuran – ukuran total bangunan, jarak dan dimensi
2. Detail – detail gambar (yang terkait dengan tabel baja)
- Sambungan
- Pengelasan
- Baut – baut
- Angkur – angkur /Pengangkuran
- Profile : yang tersedia di pasaran atau yang sesuai dengan perhitungan
Dalam gambar detail baja untuk ukuran – ukuran yang biasanya tidak ditentukan seperti
misalnya pada kelekan kuda – kuda portal sebaiknya dipakai standaraisasi ukuran yang biasa
dipakai, jadi tidak menggunakan skala.

B. FABRIKASI
Setelah gambar kerja telah di check dan recheck serta disetujui oleh Pimpinan Teknik untuk
dilaksanakan maka pihak bengkel dapat segera melaksanakan fabrikasi di bengkel atau di site
dengan selalu diadakan pengawasan dan pengecekan oleh pelaksana.
Untuk pekerjaan baja yang terkait dengan gambar sipil seperti misalnya pengangkuran dan
stek-stek, agar dibuat terlebih dahulu untuk dapat segera dipasang.

1. Pengangkuran
Fungsi : Pemegang Struktur atas (Kolom / Kuda – Kuda ) pada posisi yang sebenarnya /
tepat.
b
Kolom IWF a 2 aa
Plat landas
H 2I
Angkur besi beton dimana : a = I>=5 cm
Penempatan dan pemesangan angkur:
As-as kolom, cara menentukan adalah;
- Buat Bouwplank setempat
- Mal Pengangkuran di mal dan diberi 2 baut dan dipasang pada atas dan bawah mal
- Ditarik benang / as ditarik 2 arah sesuai mal membentuk 2 arah siku
- Angkur di las dengan besi beton kolom dengan elevasi atas waterpass
- Begesting kolom dipasang
- Kolom dicor
- Mal angkur dicor
- Mal angkur dilepas
Untuk plat landas yang lebij tebal dari 16mm sebaiknya tebal mal sesuai dengan tebal plat
atau angkur di check vertikalnya satu persatu.
Berdasarkan tumpuannya:
a. Tumpuan pada kolom pedestal
Fungsi : Jepit – sendi ------> harus sesuai dengan perhitungan struktur
b. Tumpuan pada kolom atas
Fungsi : Jepit – Jepit
Sendi – Sendi
Sendi Rol
Pengangkuran baja dilaksanakan oleh sipil dibawah supervisi dari divisi baja, hal ini
dimaksudkan untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan bila terjadi masalah pada
saat erection oleh divisi baja.
2. Pengelasan
Peralatan:
a. Generator / Genset
b. Onvomer/ Trafo las
c. Kabel las + dan d. Stang las (handle)
e. Topeng las
f. Kawat las
Kawat las yang biasa dipakai ada 3 jenis :
Diameter 2,6 mm untuk Pelat baja tipis, diameter 3,2 mm, dan 4,0 mm untuk plat baja yang
lebih tebal Selain itu type Kawat RD 460 dan RD 260, yang biasa dipakai adalah type RD 460.
Energi / daya yang digunakan untuk pengelasan yang sempurna :
- Untuk kawat diameter 2,6 mm -----> 3.000 Watt - 8.000 Watt
- Untuk kawat diamater 3,2 dan 4,0 mm ------> 5.000 Watt - 12000 Watt

Dihindarkan adanya pengelasan pokok setelah kap baja terpasang terhadap bahaya
keruntuhan.
Yang sangat penting untuk hasil yang ingin kita capai dalam melas konstruksi baja, ialah cara
las, dimana yang perlu diperhatikan adalah keserbasamaan (keseragaman) dan rupa las,
serta kematangan pengelasan.
Setelah pengelasan biasanya akan timbul kerak-kerak las ini harus dibersihkan dengan cara
diketok-ketok dengan palu (hammer).
C. ERECTION
Persiapan dan peralatan :
1. Box
2. Tali tambang
3. Tali baja
4. Liyer
5. Takel
6. Peralatan Las
7. Blander
8. Kunci / Kunci momen
9. Alat Bantu (bbalok-balok kayu, dll)
Man Power untuk Erection :
Untuk Erection baja harus dipersiapkan tenaga kerja yang memadai. Tenaga kerja ini dapat dibagi menurut pekerjaannnya :
- Langsiran baja yang telah difabrikasi ditempatkan di lokasi menurut kode-kode yang
ada.
- Tenaga penarik Liyer dan tali baja.
- Tenaga yang menempat baja pada posisi untuk dipasang baut-baut.
- Tenaga pemasangan tali baja / tali tambang
- Tenaga pengelasan, pasang gording dan pasang mur baut, serta supervisi.
Contoh Erection Kuda-kuda Portal dan Kolom IWF :
1. Schedule fabrikasi dan erection.
2. Perencanaan arah erection, penempatan bahan hasil fabrikasi, misalnya : Untuk kudakuda / kap baja vakwerk sesuai dengan kode-kode yang terdapat pada Shop drawing.
3. Erection kolom IWF dengan box pipa
4. Pemasangan Regel / koker antar kolom
5. Box besar dipasang pada kuda Kuda-kuda yang pertama
 Ketinggian box min 3 m dari puncak kuda-kuda
 Jumlah box tergantung dari bentang kuda-kuda < 23 m menggunakan 1 Box ,
( L < 23 m = 1 Box, 23 < L < 46 = 2 Box )
Penarikan tambang/sling pada baja untuk kuda-kuda > 23.00 m pada 4 arah.
Untuk beban berat harus pakai sling baja.
6. Kuda-kuda dirangkai di bawah.
Pemeriksaan awal terhadap panjang dan hasil pengelasan.
7. Kuda-kuda pada bagian atas diikat dengan tali baja yang ditarik dengan Liyer.
(dicheck kekakuan horisontal awal apakah perlu pengaku tambahan ).
8. Samping kanan / kiri kuda-kuda diberi tali tambang untuk menjaga posisi agar tidak

terpuntir atau dipegang dengan box pipa.
9. Bentang kuda-kuda yang sudah dirangkai dichek bentangnya = bentang kolom
10. Kuda - kuda dibaut pada kolom.
11. Box Utama digeser pada posisi kuda-kuda kedua.
12. Selanjutnya kuda-kuda yang telah dirangkai dibawah dan telah dicheck panjang dan
pengelasan segera diangkat dan dipasang. (sesuai langkah 5 s/d 10).
13. Setelah 2 kuda-kuda terpasang, untuk membantu kekakuan segera dipasang gording
dan ikatan angin.
14. Untuk kuda-kuda ketiga dan seterusnya dengan langkah yang sama.
Untuk penumpukan bahan kap baja, beban bahan diperhitungkan terhadap kekuatan
plat atau balok beton.
Pada erection awal koordinator harus berada di lapangan untuk supervisi langsung.
Selama erection berlangsung, pelaksana lapangan harus mengikuti jalannya erection
serta berfungsi sebagai supervisi.

D. PASCA ERECTION
1. Pemeriksaan tegaklurus (lot) dari kolom.
2. Pemeriksaan pemasangan baut / las (Check Total)
3. Semua sambungan dicheck
4. Pengecatan ulang meni besi
5. Periksa lendutan apakah sesuai dengan batas yang diberi oleh koordinator.
6. Pengerjaan grouting bawah base plate dengan semen grouting (bila ada)

Nomor Mata Pembayaran
Uraian
Satuan
Perkiraan kuantitas
Bahan

Peralatan
Pelaksanaan

Pekerjaan Dinding
III.1 1,2,3
Pas.bata ringan,plester,acian
M2
245.11
- Bata ringan
- Lem bata ringan
- Mortar plester
- Mortar aci
- Semen PC
- Kawat bendrat
- Scaffolding
- Alat bantu
1. Persetujuan perlengkapan K3
2. Gambar
kerja
berupa
shop
drawing
3. Persetujuan gambar kerja oleh
direksi dan konsultan
4. Surveyor
melakukan
marking
untuk daerah pasangan bata
sesuai dengan shop drawing yang
di setujui
5. Setelah marking dilakukan maka
pemasangan
bata
ringan
dimulai,untuk
daerah
tinggi
pengangkatan
matrial
menggunakan hois sederhana
sementara.berat
hois
yang
digunakan kurang lebih 250kg
6. Pekerjaan pasangan bata di bagi
beberapa
zona,zona
yang
digunakan meliputi area luar,area
dalam dan area tinggi
7. Pembagian area ini bergunan
untuk mengejar waktu proyek
yang
padat.karna
pekerjaan
dinding merupakan pekerjaan
yang memakakn waktu lama dan
detail.
8. Untuk pekerjaan plesteran dan
acian menggunakan metode per
zona seperti metode pasangan

Bagan Alir

bata.
9. Khusus
untuk
pekerjaan
acian,pekerjaan di laksanakan dari
pasangan dinding paling atas
menuju
pasangan
dinding
bawah.hal ini dilaksanankan agar
kotoran
pada
acian
tidak
mengganggu hasil kerja.
Sketsa Pasangan Bata Ringan:
1

2

3

.

4

7

5

6

8

9

Nomor .III.3
Nomor
Mata
Pembayaran
Uraian
Satuan
Perkiraan kuantitas
Bahan

Peralatan
Pelaksanaan

Pekerjaan Plafond
III.3 1,2,3
Plafond gypsum
M2
152
- Gypsum Board
- GRC Board
- Hollow 4x2
- Hollow 4x4
- Furring chanel
- Kasa
- Compond
- Screw Gypsum
- Alat bantu
- Bor tembok
1. Persetujuan perlengkapan K3
2. Gambar kerja berupa shop drawing
3. Persetujuan gambar kerja oleh direksi dan konsultan
4. Tentukan elevasi plafond dan buat garis sipatan pada dinding dan as s
umbu ruang serta titik-titik paku kait padaplafond dengan jarak sesuai
shopdrawing
5. Pasang paku kait pada marking titik-titik yang ada (400 x 1200 mm)
6. Pasang penggantung rangka plafond
(Rod)
yang terdiri dari hanger dan clip adjuster
dengan posisi tegak lurus
7. Pasang rangka tepi (steel hollow) dan Wall Angle Profile L 40x40
mm atau Moulding Profile
W sebagai list tepi tepat pada sipatan marking elevasi
8. Tentukan jarak penempatan kait penggantung dan pasang tarikan ben
ang sebagai pedoman
penentu kelurusan dan ketinggian rangka plafond
9. Pasangan Frame Utama
10. Pasangan Rangka Pembagi/Furring chanel dengan jarak 600mm
dengan menggunakan locking clip
11. Pasangan dan kecangkan clip rod
12. Pasang plafon akustik pada rangka dengan skrup plafond menggunaka
n obeng berjarak 60 cm dan tiapsambungan harus tepat pada rangka
13. Check elevasi dan jarak rangka plafond
14. Check sparing, ducting dan perlengkapan mekanikal elektrikal lainnya.
15. Check kerapian dan kerataan bidang plafond dengan waterpass
16. Perataan sambungan plafond menggunakan lakban
17. Lalu tutup dengan paper
tape dan compound
plafond, setelah itu diamplas.

Sketsa Pemasangan Plafond :
1.

2.

3.

4.

5..

6.

7.

8.

9.

Nomor
Mata
Pembayaran
Uraian
Satuan
Perkiraan kuantitas
Bahan

Peralatan
Pelaksanaan

Pekerjaan Pasangan Keramik
III.2 1,2,3,4,5
Keramik poslih dan unpolish
M2
120
- Semen PC
- Pasir pasang
- Semen Nat
- Keramik 40x40 polish
- Keramik 40x40 unpolish
- Alat bantu
1. Persetujuan perlengkapan K3
2. Gambar kerja berupa shop drawing
3. Persetujuan gambar kerja oleh direksi dan konsultan
4. Memasang keramik lantai dan dinding sebaiknya dilakukan pada tahap
akhir, hal ini guna menghindari kerusakan akibat pekerjaan lain yang
belum selesai
5. Permukaan lantai atau dinding yang akan dipasangi keramik harus
bersih, tidak berminyak, cukup kering dan rata air.
6. Cari dan tentukan tulangan dengan mempertimbangkan tata letak
ruangan, tangga atau dinding yang ada. Cara memasang keramik
lantai atau dinding dimulai dari tulangan ini.
7. Rendam terlebih dahulu keramik lantai atau dinding sebelum
dipasang, agar lebih mudah menempel dengan adukan semen.
8. Pasanglah benang panduan dan rata air di setiap jalur pemasangan,
ini untuk membuat pemasangan bisa lurus dan rata.
9. Adukan semen untuk pemasangan keramik harus benar-benar penuh,
jangan sampai ada rongga tersisa. Baik itu untuk permukaan dasar
ataupun dibadan belakang keramik lantai atau dinding yang
terpasang.
10. Perbandingan adukan dan ketebalan rata-rata yang dianjurkan dalam
memasang keramik adalah:
11. Untuk keramik lantai, perbandingan Semen : Pasir adalah 1:6, dengan
ketebalan rata-rata : 2 – 4 cm
12. Untuk keramik dinding,perbandingan Semen : Pasir adalah 1:4,
dengan ketebalan rata-rata : 2,0 cm
13. Lebar nat yang dianjurkan adalah sebagai berikut, untuk lantai lebar
nat = 4 – 5 mm dan dinding lebar nat = 2 mm, dengan campuran
pengisi nat (Grout) semen atau bahan khusus yang ada dipasaran.
Bagi area yang luas dianjurkan untuk diberi expansion joint.
14. Khusus bagi dinding luar, mesti diberi tali air per jarak tertentu dengan
mempertimbangkan desainnya supaya tidak menerima beban terlalu
berat.
15. Segera bersihkan bekas adukan atau grout dari permukaan keramik,
bisa kita pakai bahan pembersih yang ada dipasar dengan kadar asam
tidak melebihi 5%, sesudah itu segera bersihkan dengan air bersih
16. Keramik memiliki sifat alamiah yang disebabkan proses pembakaran
pada temperatur tinggi, yaitu dapat menyebabkan terjadi perbedaan
warna dan ukuran. Sebaiknya periksa dan pastikan keramik lantai atau
dinding yang akan dipasang memiliki seri, tonality, golongan dan
ukuran yang sama.

Sketsa Pekerjaan Keramik :
1.

2.

Nomor
Mata
Pembayaran
Uraian
Satuan
Perkiraan kuantitas
Bahan

Peralatan
Pelaksanaan

Pekerjaan kolom praktis
II.2 4
Keramik poslih dan unpolish
M1
165
- Semen PC
- Pasir cor
- Besi beton
- Kawat bendrat
- Triplek 9mm
- Kayu kasi
- paku
- Alat bantu
1. Persetujuan perlengkapan K3
2. Gambar kerja berupa shop drawing
3. Persetujuan gambar kerja oleh direksi dan konsultan
4. Bersihkan area dimana akan dilakukan pemasangan kolom praktis dan se
kitarnya.
5. Rangkailah besi tulangan kolom praktis dengan jarak yang sesuai dengan
shop
drawing, ikatlah dengansistem ikat satu arah dengan kuat, antara tulang
an utama dan sengkang/beugel dengan menggunakankawat bendrat. Jar
ak setiap sengkangnya dibuat seragam
6. Persiapkan potongan besi d10 sebanyak 8 buah,4 buah untuk sisi atas p
elat dan 4 buah untuk sisibawah pelat
7. Buatlah marking posisi 8 stek penguat,4 stek pada pelat atas dan 4 stek
pada bawah. Bor pelat lantai atas dan bawah sampai kedalaman 5cm pa
da sudutnya, kemudian bersihkan lubangtersebut dan pasanglah stek me
nggunakan epoxy, pastikan stek tidak goyang
8. Ikatlah antara besi kolom praktis dengan stek penguat atas dan bawah
menggunakan kawat bendratdan posisikan sehingga besi kolom praktis b
erdiri tegak.
9. Bekisting 1 dipasang sesuai ketinggian pasangan bata dan bekisting 2 di
pasang lebih rendah daripasangan bata. Kedua bekisting dilebihkan jarak
5cm pada sisi kanan dan kiri untuk menutupi pasanganbata.
10. Tambahkan jendela dari papan kayu pada bekisting 2 dengan kemiringan
yang cukup, kemudianlahikatlah antara kedua sisi bekisting dengan kawa
t bendrat pada atas, tengah dan bawah bekisting.Pastikan kawat bendrat
terikat dengan baik.
11. Ukurlah dan cek vertikalitas bekisting kolom praktis tersebut dengan
dilot.Campurlah adonan beton sesuai spesifikasinya sampai adonannya
rata dan homogen. Pasanglah alas untuk menampung adonan yang
jatuh, kemudian cor kolom praktis dengan menuangkan adonan kedalam
lubang bekisting, pada saat pengecoran ke dua sisi bekisting dipukulpukul dengan palu agar beton nantinya tidak keropos.

Sketsa Pekerjaan Kolom Praktis
1.

2.

3.

4.

5.

6.

Nomor Mata
Pembayaran
Uraian
Satuan
Perkiraan
kuantitas
Bahan
Peralatan
Pelaksanaan

Pekerjaan Cat
III.1 5,6,7
Cat dinding,cat plafond
M2
1195.1
1.
2.
3.
4.

Semen PC
Wall sealer
Cat Penutup
Alat bantu
Persetujuan perlengkapan K3
Gambar kerja berupa shop drawing
Persetujuan gambar kerja oleh direksi dan konsultan
Pekerjaan plamur dilaksanakan dengan pisal plamur dari plat baja tipis dan
lapisan plamur dibuat setipis mungkin sampai membentuk bidang yang rata.
5. Sesudah 7 hari plamur terpasang dan percobaan warna besi No. 00,
kemudian dibersihkan dengan bulu ayam sampai bersih betul. Selanjutnya
dinding cat dengan menggunakan Roller
6. Untuk mendapatkan tekstur pada pengecatan dinding yang ditentukan
dengan finish texture spray paint, digunakan Texture Finish Pasta texture
dengan bahan dasar emulsi acrylic ini disemprotkan dengan alat penyemprot
compresso
7. Untuk cat semprot emulsi bertexture, pada dinding luar
digunakan
plesteran 1 pc : 5 ps dengan pasir diayak halus, disemprotkan dengan mesin
semprot pada bidang plesteran 1 pc : 5 ps yang rata. Setelah kering dan
keras baru disemprot dengan alkali resistance sealer dan dicat emulssi.
Lapisan pengecatan untuk dinding luar adalah 3 (tiga) lapis dengan
kekentalan sama setiap lapisnya.
8. apisan pengecatan dinding dalam terdiri dari 1 (satu) lapis alkali resistance
sealer yang dilanjutkan dengan 3 (tiga) lapis emulsion dengan kekentalan cat
sebagai berikut : Lapi pertama encer,lapis kedua kental dan lapis ketiga
encer
9. Untuk warna-warna yang jenis, Kontraktor diharuskan menggunakan kalengkaleng dengan nomor percampuran (batch number) yang sama.
10. etelah pekerjaan cat selesai, bidang dinding merupakan bidang yang utuh,
rata, licin, tidak ada bagian yang belang dan bidang dinding dijaga terhadap
pengotoran-pengotoran

Nomor
Mata
Pembayaran
Uraian
Satuan
Perkiraan kuantitas
Bahan
Peralatan
Pelaksanaan

PEKERJAAN MEP
IV
Mekanikal elektrikal,air bersih,air kotor cair,air kotor padat
M2
1195.1
- Semen PC
- Wall sealer
- Cat Penutup
- Alat bantu
1. Persetujuan perlengkapan K3
2. Gambar kerja berupa shop drawing
3. Persetujuan gambar kerja oleh direksi dan konsultan
4. Pekerjaan MEP dimulai berbarengan dengan pekerjaan struktur
5. Untuk isntalasi ME,hal yang paling penting diperhatikan adalah
proses penyabungan kabel.
6. Penentuan titik rencana sebaiknya benar benar disepakati karena
instalasi yang dilakukan termasuk instlasi inbow
7. Dinding yang sudah di plester di bobok dengan ukuran yang disesuai
kan kebutuhan instalasi elektrikal
8. Setelah pembobokan dinding,dilakukan instalasi pipa conduit
9. Dan pemasangan inbodus saklar dan stop kontak
10. Semua instalasi dikerjakan secara benar dan sesuai.
11. Khusus untuk pekerjaan kabel tufur di letakan ditempat yang mudah
diperbaiki
12. Setelah instalasi conduit selesai maka akan dilakukan penarikan kabel
dan penyambungan.
13. Konek antara kabel ke saklar dan stopkontak akan diperhatikan
secara detail aga tidak terjadi korselting listrik.
14. Pekerjaan plumbing dilakukan teknik yang sama dengan pekerjaan
mekanikal elektrikal,hanya saja pada pekerjaan plumbing elvasi
buangan air harus lebih rendah disbanding elevasi dating air.
15. Dimensi spek matrial yang digunakan di pekerjaan MEP sesuai
dengan gambar kerja

Dokumen yang terkait

Analisis komparatif rasio finansial ditinjau dari aturan depkop dengan standar akuntansi Indonesia pada laporan keuanagn tahun 1999 pusat koperasi pegawai

15 355 84

ANALISIS SISTEM PENGENDALIAN INTERN DALAM PROSES PEMBERIAN KREDIT USAHA RAKYAT (KUR) (StudiKasusPada PT. Bank Rakyat Indonesia Unit Oro-Oro Dowo Malang)

160 705 25

Representasi Nasionalisme Melalui Karya Fotografi (Analisis Semiotik pada Buku "Ketika Indonesia Dipertanyakan")

53 338 50

DAMPAK INVESTASI ASET TEKNOLOGI INFORMASI TERHADAP INOVASI DENGAN LINGKUNGAN INDUSTRI SEBAGAI VARIABEL PEMODERASI (Studi Empiris pada perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun 2006-2012)

12 142 22

Diskriminasi Daun Gandarusa (Justicia gendarrusa Burm.f.) Asal Surabaya, Jember dan Mojokerto Menggunakan Metode Elektroforesis

0 61 6

Hubungan antara Kondisi Psikologis dengan Hasil Belajar Bahasa Indonesia Kelas IX Kelompok Belajar Paket B Rukun Sentosa Kabupaten Lamongan Tahun Pelajaran 2012-2013

12 269 5

Analisis pengaruh modal inti, dana pihak ketiga (DPK), suku bunga SBI, nilai tukar rupiah (KURS) dan infalnsi terhadap pembiayaan yang disalurkan : studi kasus Bank Muamalat Indonesia

5 112 147

Preparasi dan Karaterisasi Nanopartikel Zink Pektinat Mengandung Diltiazem Hidroklorida dengan Metode Gelasi Ionik.

7 51 92

Dinamika Perjuangan Pelajar Islam Indonesia di Era Orde Baru

6 75 103

Perspektif hukum Islam terhadap konsep kewarganegaraan Indonesia dalam UU No.12 tahun 2006

13 113 111