1) Fakultas Pertanian, Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Yogyakarta 2) Fakultas Pertanian, Universitas Gadjah Mada Yogyakarta E-mail : tutisetia18yahoo.com ABSTRAK - TANGGAPAN DAN HASIL BERBAGAI KULTIVAR TERHADAP INOKULASI Trichoderma sp. PADA BU

TANGGAPAN DAN HASIL BERBAGAI KULTIVAR TERHADAP INOKULASI
Trichoderma sp. PADA BUDIDAYA BAWANG MERAH DI LAHAN PASIR PANTAI
Tuti Setyaningrum1), Didik Indradewa2), Achmadi Priyatmojo2), Endang Sulistyaningsih2)
1) Fakultas Pertanian, Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Yogyakarta
2) Fakultas Pertanian, Universitas Gadjah Mada Yogyakarta
E-mail : tutisetia18@yahoo.com
ABSTRAK
Tujuan dari penelitian ini adalah memilah kultivar bawang merah mendasarkan
tanggapannya terhadap inokulasi Trichoderma sp. pada budidaya di tanah pasir pantai. Percobaan pot
ini merupakan percobaan faktorial, terdiri atas dua faktor yang disusun dalam rancangan acak
kelompok lengkap (RAKL) dan diulang sebanyak tiga kali. Adapun kedua faktor tersebut adalah
berbagai kultivar bawang merah (20 kultivar) yang merupakan faktor pertama, dan faktor kedua
adalah inokulasi isolat Trichoderma sp., terdiri atas dua aras yaitu tanpa inokulasi dan diinokulasi
isolat Trichoderma sp. Data hasil pengamatan dianalisis dengan sidik ragam dilanjutkan uji jarak
berganda Duncan (DMRT). Pemilahan dan pemilihan respon kultivar bawang merah terhadap
inokulasi Trichoderma sp. digunakan metode pembobotan (skoring). Penentuan kelas interval
mengikuti aturan Sturges. Berdasarkan hasil pengamatan dan analisis statistik didapatkan empat
kelompok kultivar, yaitu tanggap positif, hasil tinggi (Bauji, Bima, Crok Kuning, Thailand); tanggap
positif, hasil rendah (Kuning, Kuning Tablet, Pikatan, Super Biru, Tajuk, Tiron, Trisula); tanggap
negatif hasil tinggi (Biru Lancor, Bali Tabanan, Katumi, Manjoung, Mentes, Sembrani) dan tanggap
negatif, hasil rendah (Bima Brebes, Bima Nganjuk, Trisula Brebes).

Kata kunci: bawang merah, kultivar , Trichoderma sp., tanah pasir pantai

RESPONSE AND RESULTS OF RED ONION CULTIVAR TO INOCULATION OF
Trichoderma sp. ON COASTAL SANDY LAND CULTIVATION
ABSTRACT
The purpose of this research is to sort out onion cultivars based on their response to Trichoderma sp
inoculation, on the coastal sandy land cultivation. This pot experiment is a factorial experiment,
consisting of two factors arranged in a randomized complete block design (RCBD) and repeated
three times. The two factors are various cultivars of onion (20 cultivars) as the first factor, and the
second factor is inoculation of Trichoderma sp isolates which is consist of two levels i.e. without
inoculation and inoculated of Trichoderma sp. isolates. The observed data was analyzed by ANOVA
and DMRT. Onion cultivar response to inoculation of Trichoderma sp, sorted and selected using the
scoring method. The interval class is determined by Sturges rule. Based on observations and statistical
analysis, four cultivar groups were obtained, there are positive responses with high yield (Bauji, Bima,
62

Crok Kuning, Thailand); positive responses with low yield (Kuning, Kuning Tablet, Pikatan, Super
Biru, Tajuk, Tiron, Trisula); negative responses with high yields (Biru Lancor, Bali Tabanan, Katumi,
Manjoung, Mentes, Sembrani) and negative responses with low yields (Bima Brebes, Bima Nganjuk,
Trisula Brebes).

Keywords: onion, cultivar, Trichoderma sp., coastal sandy land
PENDAHULUAN
Bawang merah (Allium cepa L.) merupakan

sebagai peluang pengembangan. Peningkatan

salah satu komoditas hortikultura penting bagi

produksi bawang merah dapat ditempuh melalui

masyarakat karena memiliki nilai ekonomis

perluasan

tinggi, baik ditinjau dari sisi pemenuhan

produktivitas (Iriani, 2013).

konsumsi nasional, sumber penghasilan petani,


Sebagai alternatif perluasan areal, salah satu

maupun potensinya sebagai penghasil devisa

lahan marjinal yang memiliki potensi tinggi

negara (Rajiman, 2009; Iriani, 2013). Di

untuk dikembangkan di Indonesia adalah lahan

Indonesia dikenal banyak varietas lokal bawang

pantai.

merah yang ditanam di beberapa tempat. Setiap

dibudidayakan di lahan pasir pantai, (Anonim,

varietas bawang merah memiliki karakteristik


2015). Berdasarkan sifat fisik dan biologi tanah

berbeda, termasuk morfologi dan kandungan

lahan pantai memiliki beberapa kendala,

gizi (Wibowo, 1988). Demikian juga daya

sehingga produktivitas lahannya rendah (Al-

adaptasi dan stabilitas hasil setiap varietas tidak

Omran et al, 2004; Ginting et al., 2013). Untuk

sama

mendukung

(Ambarwati


dan Yudono,

2003).

areal

Beraneka

baru

serta

ragam

pertumbuhan

peningkatan

tanaman


tanaman

bisa

yang

Perkiraan kebutuhan konsumsi bawang merah

dibudidayakan pada lahan tersebut, sangat

di Indonesia tahun 2016 – 2025 adalah 976.683;

diperlukan aplikasi teknologi. Selain dengan

994.378; 1.022.751; 1.038.092; 1.067.527;

penambahan bahan organik, salah satu yang

1.083.540; 1.114.077; 1.130.788; 1.177.179;


dapat

1.194.837 (ton) (Sumber : Ditjen BP

produktivitas lahan adalah dengan penambahan

Hortikultura, 2004). Sejalan dengan peningkatan

mikroorganisme yang menguntungkan untuk

jumlah penduduk yang pada tahun 2025

memacu pertumbuhan tanaman agar tanah pasir

diperkirakan akan mencapai 299 juta orang,

tersebut dapat lebih berpotensi untuk budidaya

pasokan bawang merah yang harus terealisasi


tanaman (Kastono et al., 1998). Mikroorganisme

untuk

domestik

menguntungkan tersebut dikenal sebagai plant-

diproyeksikan meningkat menjadi 1.541.737 ton

growth promoting rhizobacteria (PGPR) atau

(Sumber: Ditjen BP Hortikultura 2004). Hal

plant-growth promoting fungi (PGPF) yang

tersebut merupakan tantangan, sekaligus juga

meningkatkan pertumbuhan tanaman melalui


memenuhi

kebutuhan

63

dilakukan

untuk

memperbaiki

berbagai mekanisme. Di antara jamur, spesies

banyak macamnya. Beberapa hal yang

Trichoderma diketemukan mampu memacu

membedakan varietas satu dengan yang lain


pertumbuhan

sebagai

biasanya didasarkan pada bentuk, ukuran, warna,

pengendali hayati (Shivanna et al., 1995;

kekenyalan, aroma umbi, umur tanaman,

Keswani et al., 2014). Alternatif upaya

ketahanan terhadap penyakit serta hujan, dan

peningkatan kuantitas dan kualitas produk

lain-lain (Rahayu dan Berlian, 1996). Menurut

pertanian khususnya bawang merah dapat


Ambarwati dan Yudono (2003), daya adaptasi

dilakukan dengan pemanfaatan Trichoderma sp.

dan stabilitas hasil setiap varietas tidak sama.

sebagai agens pemacu pertumbuhan tanaman di

Varietas yang mempunyai potensi hasil tinggi

lahan pasir pantai. Dengan mengaplikasikan

pada suatu lokasi belum tentu tetap tinggi

PGPF, khususnya Trichoderma sp. pada

hasilnya pada lokasi yang lain.

tanaman,

selain

budidaya bawang merah di lahan pasir pantai

Lahan pasir pantai memiliki beberapa

diharapkan dapat memenuhi kebutuhan bawang

kelebihan untuk lahan pertanian, yaitu luas, datar,

merah dari segi kuantitas juga kualitas.

jarang banjir, sinar matahari melimpah, dan

Permasalahan yang perlu dikaji lebih

permukaan airnya dangkal. Persiapan lahan pasir

lanjut yaitu tanggapan berbagai kultivar bawang

pantai cukup sederhana hanya dengan membuat

merah terhadap inokulasi Trichoderma sp.

bedengan tidak dibuat parit-parit yang dalam,

belum adanya pemilahan kultivar bawang merah

sehingga akan terjadi efisiensi biaya dari

mendasarkan tanggapannya terhadap inokulasi

pengolahan tanah (Rajiman, 2009). Selain

Trichoderma sp. pada budidaya di tanah pasir

memiliki beberapa kelebihan, ciri utama lahan

pantai.

pasir pantai yang bertekstur pasir, kandungan
Bawang merah dapat tumbuh pada

hara rendah, mudah tererosi oleh angin yang

kisaran jenis tanah yang luas, yang penting

sangat kencang serta suhu udara yang tinggi,

memiliki aerasi baik, subur dan mampu

merupakan

menyediakan

dan

dikembangkan untuk budidaya tanaman pangan

mempertahankannya dalam waktu relatif lama

maupun hortikultura, khususnya bawang merah.

(Ansar, 2012). Tanah yang ideal untuk

Kendala lain yang muncul di lahan pasir pantai

pertumbuhan dan produksi bawang merah

adalah suhu tanah yang tinggi di siang dan sore

adalah tanah subur dan banyak mengandung

hari. Berbagai macam kendala yang muncul di

bahan organik atau humus, karena akan

lahan

mendorong perkembangan umbi sehingga hasil

menggunakan faktor produksi yang lebih baik

bawang merah menjadi lebih tinggi. Tanah

dalam kuantitas maupun kualitas (Widodo,

dengan kondisi drainase dan aerasi yang baik

2015)

air

yang

cukup

pasir

kendala

pantai

utama

menuntut

apabila

petani

sangat diutamakan (Anonim, 1983). Varietas

Trichoderma sp. adalah jamur yang

bawang merah yang ditanam di Indonesia cukup

hidup bebas, sangat interaktif dalam lingkungan

64

akar, tanah, dan daun (Harman et al., 2004).

(Chang

Merupakan salah satu genus jamur yang sangat

meningkatkan serapan nutrisi tanaman (Yedidia

popular, tersedia sebagai jamur pemacu

et.al., 2001) dan penggunaan pupuk (Harman,

pertumbuhan tanaman (PGPF) dan agens

2000). Sifat – sifat tersebut dianggap menjadi

pengendali hayati (Keswani et al., 2014). Selain

dasar bagaimana Trichoderma mempunyai

kemampuan Trichoderma sp. untuk menyerang

pengaruh menguntungkan pada pertumbuhan

atau

dan perkembangan tanaman.

menghambat

pertumbuhan

patogen

tanaman secara langsung, yang mengindikasikan

et.al.,

Tujuan

1986;

Harman,

penelitian

ini

2000),

adalah

bahwa jamur tersebut dapat menginduksi

mempelajari tanggapan beberapa kultivar

ketahanan sistemik dan lokal terhadap berbagai

bawang merah terhadap inokulasi Trichoderma

patogen tanaman, strain-strain tertentu juga

sp. di tanah pasir pantai serta memilah kultivar

mempunyai

pada

bawang merah mendasarkan tanggapannya

pertumbuhan dan perkembangan tanaman

terhadap inokulasi Trichoderma sp. di tanah

(Harman et al., 2004; Harman, 2006).

pasir pantai. Sedangkan manfaat

Trichoderma sp. umum terdapat dalam tanah

diharapkan bisa diambil antara lain adalah

dan ekosistem perakaran (Harman et al., 2004).

memberikan sumbangan informasi ilmiah

Trichoderma sp. yang telah lama dikenal

tentang inokulasi Trichoderma

menunjukkan kemampuannya untuk me-

tanaman bawang merah

pengaruh

substansial

yang

sp. pada

ningkatkan pertumbuhan serta hasil tanaman
METODE PENELITIAN
Percobaan dilaksanakan mulai bulan

Tiron dan Trisula) dan inokulasi isolat

Januari sampai Maret 2017, di lahan pasir pantai

Trichoderma sp. yang merupakan faktor kedua,

di daerah Samas, Bantul, Yogyakarta. Percobaan

terdiri atas dua aras yaitu I0 (tanpa inokulasi

pot ini merupakan percobaan faktorial, terdiri

isolat Trichoderma sp.) dan I1 ( diinokulasi

atas dua faktor yang disusun dalam rancangan

isolat Trichoderma sp.). Bahan yang digunakan

acak kelompok lengkap (RAKL) dan diulang

adalah benih bawang merah, inokulan PGPF

sebanyak tiga kali. Adapun kedua faktor tersebut

(Trichoderma sp. yang didapatkan dari rhizosfer

adalah berbagai kultivar bawang merah yang

melon di Klaten (Febrianto, 2015)), bahan

merupakan faktor pertama, terdiri atas 20

organik (pupuk kandang kotoran sapi), pupuk N-

kultivar (Bima Brebes, Bauji, Biru Lancor,

P-K, polibag, serta bahan-bahan kimia yang

Bima, Bima Nganjuk, Bali Tabanan, Crok

digunakan untuk analisis biokimia. Alat-alat

Kuning, Kuning, Katumi, Kuning Tablet,

yang digunakan adalah alat-alat budidaya

Manjoung, Mentes, Pikatan, Super Biru,

pertanian dan alat-alat pengukur berbagai

Sembrani, Trisula Brebes, Thailand, Tajuk,

parameter

65

pengamatan.

HASIL DAN PEMBAHASAN
I . Karakter agronomis kultivar-kultivar
yang diinokulasi Trichoderma sp.
Menurut Gardner dkk. (2008), proses
yang

penting

dalam

Sedangkan pada variabel pengamatan bobot
kering akar, bobot kering daun, indeks panen

dan

dan bobot kering jemur umbi menunjukkan

adalah

tidak terjadi interaksi antara berbagai kultivar

yang

dengan inokulasi Trichoderma sp. Hasil

berlangsung secara terus menerus sepanjang

pengamatan terhadap bobot kering umbi, bobot

daur hidup dan bergantung pada tersedianya

kering akar, bobot kering daun, indeks panen

meristem, hasil asimilasi, hormon dan substansi

dan bobot kering jemur umbi dapat dilihat pada

pertumbuhan lainnya, serta lingkungan yang

Tabel 1 sampai Tabel 3.

perkembangbiakan
pertumbuhan

mendukung.

dan

suatu

kehidupan

variabel pengamatan bobot kering umbi.

spesies

perkembangan,

Penimbunan

berat

kering

a. Bobot Kering Umbi

umumnya digunakan sebagai petunjuk yang

Berdasarkan sidik ragam, terdapat

memberikan ciri pertumbuhan. Perkembangan

interaksi antara kultivar bawang merah dengan

tanaman merupakan suatu kombinasi dari

inokulasi Trichoderma sp. dalam mem-

sejumlah proses yang kompleks yaitu proses

pengaruhi bobot kering umbi. Inokulasi

pertumbuhan dan diferensiasi yang mengarah

Trichoderma

pada akumulasi berat kering.

meningkatkan bobot kering umbi, seperti pada

sp.

ternyata

tidak

selalu

Hasil sidik ragam terhadap variabel

beberapa kultivar bawang merah, yaitu Bima

bobot kering akar, bobot kering daun, bobot

Brebes, Biru Lancor, Bima, Bima Nganjuk,

kering umbi, indeks panen dan bobot kering

Crok Kuning, Katumi, Manjoung, Mentes dan

jemur umbi menunjukkan bahwa interaksi

Super Biru.

antara kultivar bawang merah dengan inokulasi
Trichoderma sp. berpengaruh nyata terhadap
Tabel 1. Bobot kering umbi (g/ tanaman) pada berbagai kultivar bawang merah dan inokulasi Trichoderma sp.
Kultivar
Bima Brebes
Bauji
Biru Lancor
Bima
Bima Nganjuk
Bali Tabanan
Crok Kuning
Kuning
Katumi

Tanpa Inokulasi
4.33 efg
12.00 b
11.75 bc
9.17 bcde
12.00 b
6.50 cdefg
6.28 defg
2.58 g
9.00 bcde

Inokulasi
3.33 fg
18.93 a
8.50 bcdef
8.72 bcdef
5.08 defg
10.08 bcd
5.83 defg
3.72 efg
8.89 bcdef

66

% Peningkatan
-0.23
0.58
-0.28
-0.05
-0.58
0.55
-0.07
0.44
-0.01

Rerata
3.83
15.47
10.13
8.95
8.54
8.29
6.06
3.15
8.95

Kuning Tablet
Manjoung
Mentes
Pikatan
Super Biru
Sembrani
Trisula Brebes
Thailand
Tajuk
Tiron
Trisula
Rerata

3.92 efg
8.50 bcdef
4.08 efg
4.92 defg
7.75 bcdefg
5.33 defg
2.67 g
2.50 g
2.67 g
5.08 defg
5.08 defg
6.31

4.33 efg
4.00 efg
3.33 fg
5.72 defg
6.00 defg
12.89 b
2.67 g
4.42 efg
8.11 bcdefg
5.50 defg
8.67 bcdef
6.94

0.10
-0.53
-0.18
0.16
-0.23
1.42
0.00
0.77
2.04
0.08
0.71

4.13
6.25
3.71
5.32
6.88
9.11
2.67
3.46
5.39
5.29
6.88
(+)

Keterangan: Nilai-nilai yang diikuti oleh huruf yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata pada Uji Jarak Berganda Duncan
pada taraf nyata 5% ,

(+) : ada interaksi

Bobot kering umbi tertinggi dijumpai pada

dan Trisula yang tidak diinokulasi Trichoderma

kultivar

dengan

sp. juga tidak berbeda nyata dengan kultivar

Trichoderma sp. Bobot kering umbi yang

Bima Brebes, Bima Nganjuk, Crok Kuning,

terendah terlihat pada kultivar Thailand yang

Kuning, Kuning Tablet, Manjoung, Mentes,

tidak diinokulasi Trichoderma sp. dan bobot

Pikatan, Super Biru, Trisula Brebes, Thailand,

tersebut tidak berbeda nyata dengan kultivar

Tajuk dan Tiron yang diinokulasi Trichoderma

Bima Brebes, Bali Tabanan, Crok Kuning,

sp. Dilihat dari persentase peningkatan bobot

Kuning, Kuning Tablet, Mentes, Pikatan, Super

kering umbi, kultivar Tajuk mempunyai nilai

Biru, Sembrani, Trisula Brebes, Tajuk, Tiron,

yang tertinggi dibanding kultivar lainnya.

Bauji

yang

diinokulasi

b. Bobot Kering Akar, Bobot Kering

kering daun, indeks panen dan bobot kering

Daun, Indeks Panen dan Bobot

jemur umbi, tetapi keduanya tidak menunjukkan

Kering Jemur Umbi

adanya interaksi.

Berdasarkan sidik ragam, kultivar

Hasil pengamatan terhadap bobot kering daun,

kedelai

dan

inokulasi

Trichoderma

sp

indeks panen dan bobot kering jemur umbi dapat

menunjukkan pengaruh nyata terhadap bobot

dilihat pada Tabel 2 dan Tabel 3.

Tabel 2. Bobot kering akar (g/tanaman), bobot kering daun (g/tanaman), indeks panen dan bobot kering jemur
umbi (g/tanaman) pada berbagai kultivar bawang merah
Kultivar
Bobot kering akar
Bobot kering
daun
Bima Brebes
1.03 a
2.33 d
Bauji
1.17 a
4.31 a
Biru Lancor
1.33 a
3.78 ab
Bima
1.33 a
3.72 ab
Bima Nganjuk
1.17 a
3.81 ab

67

Indeks panen
0.53 cdefg
0.73 a
0.66 abc
0.64 abcd
0.61 abcde

Bobot kering
jemur umbi
23.33 g
75.33 a
71.67 ab
61.78 ab
28.56 fg

Bali Tabanan
Crok Kuning
Kuning
Katumi
Kuning Tablet
Manjoung
Mentes
Pikatan
Super Biru
Sembrani
Trisula Brebes
Thailand
Tajuk
Tiron
Trisula

1.00 a
1.17 a
0.89 a
0.95 a
1.11 a
1.28 a
1.06 a
1.17 a
1.33 a
1.34 a
1.00 a
1.22 a
1.28 a
1.00 a
1.06 a

2.84 cd
3.17 bc
2.59 cd
3.12 bc
2.89 cd
2.78 cd
2.98 cd
2.89 cd
3.28 cd
2.95 cd
3.17 bc
3.25 bc
2.92 cd
2.89 cd
3.17 bc

0.68 ab
0.58 bcde
0.47 fgh
0.69 ab
0.51 defgh
0.59 bcde
0.48 efgh
0.57 bcdef
0.60 bcde
0.65 abcde
0.39 h
0.43 gh
0.53 defgh
0.58 bcdef
0.61 bcde

45.61 cdef
45.28 cdef
22.56 g
56.45 bcd
38.45 defg
42.94 cdef
46.23 cdef
43.39 cdef
44.78 cdef
46.67 cdef
33.09 efg
51.89 cde
44.39 cdef
34.89 efg
46.95 cdef

Keterangan: Nilai-nilai yang diikuti oleh huruf yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata pada Uji Jarak Berganda Duncan
pada taraf nyata 5%

Bobot kering daun yang tertinggi

Tabanan, Katumi, dan Sembrani. Sedangkan

terlihat pada kultivar Bauji. Hasil tersebut tidak

nilai indeks panen terendah terlihat pada kultivar

berbeda nyata dengan bobot kering daun pada

Trisula Brebes. Nilai tersebut tidak berbeda

kultivar Biru Lancor, Bima dan Bima Nganjuk.

nyata dengan kultivar Kuning, Kuning tablet,

Sedangkan bobot kering daun terendah terlihat

Mentes, Thailand, dan Tajuk.

pada kultivar Bima Brebes. Hasil tersebut tidak

Bobot kering jemur umbi tertinggi

berbeda nyata dengan kultivar Bali Tabanan,

terlihat pada kultivar Bauji. Hasil ini tidak

Kuning, Kuning Tablet, Manjoung, Mentes,

berbeda nyata dengan hasil pada kultivar Biru

Pikatan, Super Biru, Sembrani, Tajuk, dan Tiron.

Lancor, dan Bima. Bobot kering jemur umbi

Nilai indeks panen tertinggi dijumpai

terendah dijumpai pada kultivar Kuning, yang

pada kultivar Bauji. Nilai tersebut tidak berbeda

nilainya tidak berbeda nyata dengan Bima

nyata dengan nilai indeks panen pada kultivar

Brebes, Bima Nganjuk, Kuning Tablet, Trisula

Biru Lancor, Bima, Bima Nganjuk, Bali

Brebes, dan Tiron.

Inokulasi Trichoderma sp. memberikan nilai yang lebih tinggi pada variabel bobot kering
daun dan bobot kering jemur umbi.
Tabel 3. Bobot kering akar (g/tanaman), bobot kering daun (g/tanaman), indeks panen dan bobot kering jemur
umbi (g/tanaman) pada perlakuan inokulasi Trichoderma sp.
Inokulasi
Bobot kering akar Bobot kering daun Indeks panen
Trichoderma sp.
Tanpa inokulasi
1.11 a
2.95 b
0.57 a
Trichoderma sp.
Dengan inokulasi
1.18 a
3.33 a
0.56 a
Trichoderma sp.

68

Bobot kering jemur
umbi
41.02 b
49.40 a

Keterangan: Nilai-nilai yang diikuti oleh huruf yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata pada Uji Jarak Berganda Duncan
pada taraf nyata 5%

Agar diperoleh hasil panen yang tinggi, tanaman
budidaya harus dapat membagikan hasil
asimilasinya dalam kuantitas yang sebesar
mungkin ke organ-organ yang mempunyai nilai
ekonomi, tanpa mempengaruhi kualitas atau
kemampuan untuk dipanen (Gardner, dkk.,
2008)
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kultivar

hasil panen ekonomis dan hasil panen pertanian

Bauji memberikan nilai bobot kering daun dan

Dari data hasil penelitian didapatkan bahwa pada

bobot kering umbi yang tertinggi dibanding

variabel pengamatan bobot kering daun dan

kultivar lainnya, hal tersebut menggambarkan

bobot kering jemur umbi inokulasi Trichoderma

besarnya fotosintat yang dihasilkan dan

sp memberikan nilai yang lebih tinggi dibanding

dimanfaatkan untuk pembentukan organ-organ

yang tidak diinokulasi. Hal ini menunjukkan

penting tersebut.

Daun merupakan organ

bahwa inokulasi Trichoderma sp mampu

tanaman yang berperan paling utama dalam

meningkatkan pertumbuhan tanaman. Hal ini

berlangsungnya proses fotosintesis (Ansar,

sesuai dengan pernyataan Sharma et al. (2012)

2012),

budidaya

bahwa beberapa strain Trichoderma kompeten

tanaman bawang merah ditentukan kemampuan

rizosfer ditunjukkan mempunyai pengaruh

tanaman dalam memproduksi umbi. Dengan

langsung pada tanaman, menambah potensi

mempunyai nilai indeks panen yang tertinggi

pertumbuhan dan serapan nutrisinya, efisiensi

dibanding kultivar lainnya, dapat digambarkan

penggunaan pupuk, persentase dan kecepatan

bahwa distribusi asimilat ke hasil ekonomi dan

perkecambahan biji, dan stimulasi ketahanan

kemampuan

untuk

tanaman terhadap kerusakan biotik dan abiotik.

menampung asimilat pada kultivar Bauji adalah

Selain dapat secara langsung mempengaruhi

yang paling efisien (Ansar, 2012), karena indeks

patogen tanaman, beberapa isolat Trichoderma

hasil panen merupakan hasil bagi antara hasil

diketahui

panen secara ekonomi dengan hasil biologis .

fitohormonal tanaman inangnya, yang akan

Menurut Gardner dkk. (2008),

hasil panen

menghasilkan perbaikan pertumbuhan tanaman

biologis menggambarkan penimbunan berat

dan toleransi terhadap stress (Martinez-Medina

kering total dari sistem suatu tanaman sedangkan

et al., 2014)

sedangkan

keberhasilan

pengguna

asimilat

digunakan untuk menyatakan volume atau berat
organ-organ tanaman yang menyusun produk
yang bernilai ekonomi atau pertanian. Data hasil
tersebut diperkuat dengan nilai bobot kering
jemur umbi yang tertinggi juga ditemukan pada
kultivar Bauji.

juga

mempengaruhi

Untuk menentukan

II. Pemilihan kultivar bawang merah yang

tingkat

jaringan

hasil

memberikan respon positif dan negatif

berbagai kultivar bawang merah pada perlakuan

terhadap inokulasi Trichoderma sp.

inokulasi Trichoderma sp., digunakan variabel
bobot kering jemur umbi tanpa inokulasi
69

Trichoderma sp. Nilai bobot kering jemur yang

jemur umbi yang lebih rendah dari nilai rata-rata

lebih besar dari nilai rata-rata menunjukkan

menunjukkan tingkat hasil rendah. Hasil tersebut

tingkat hasil tinggi. Sedangkan nilai bobot kering

dapat dilihat pada Tabel 4.

Tabel 4. Tingkat hasil umbi berbagai kultivar bawang merah pada perlakuan inokulasi Trichoderma sp.
Bobot kering jemur (g/tanaman)
Tingk Hasil (TI)
Δ hasil
Kultivar
Tanpa Inokulasi Dengan Inokulasi
Tinggi
Rendah
(TI)
(I)
Bima Brebes
27.22
19.44
*
-13.80
Bauji
68.33
82.33
*
27.31
Biru Lancor
61.33
82.00
*
20.31
Bima
53.33
70.22
*
12.31
Bima Nganjuk
25.33
31.78
*
-15.69
Bali Tabanan
51.78
39.44
*
10.76
Crok Kuning
41.78
48.78
*
0.76
Kuning
14.44
30.67
*
-26.58
Katumi
53.22
59.67
*
12.20
Kuning Tablet
28.22
48.67
*
-12.80
Manjoung
43.44
42.44
*
2.42
Mentes
46.78
45.67
*
5.76
Pikatan
36.78
50.00
*
-4.24
Super Biru
34.67
54.89
*
-6.35
Sembrani
43.89
49.44
*
2.87
Trisula Brebes
34.00
32.17
*
-7.02
Thailand
50.44
53.33
*
9.42
Tajuk
35.67
53.11
*
-5.35
Tiron
28.89
40.89
*
-12.13
Trisula
40.89
53.00
*
-0.13
Rerata
41.02

Untuk memilih dan menentukan kultivar yang

hasil pengamatan perlakuan dengan inokulasi

memberikan respon positif dan negatif maka

dan tanpa inokulasi Trichoderma sp. Selanjutnya

data hasil penelitian pada variabel pengamatan

dilakukan pembobotan (scoring) untuk memilih

bobot kering akar, bobot kering umbi, bobot

dan menentukan kultivar yang termasuk kategori

kering daun, Indek Panen dan bobot kering

tanggap positif atau tanggap negatif. Hasilnya

jemur umbi dilihat perubahan (peningkatan atau

dapat dilihat pada tabel 5.

penurunan) yang terjadi akibat inokulasi
Trichoderma sp., dengan mencari selisih data
Tabel 5. Ketanggapan berbagai kultivar bawang merah pada perlakuan inokulasiTrichoderma sp.

70

Kultivar
Bima Brebes
Bauji
Biru Lancor
Bima
Bima Nganjuk
Bali Tabanan
Crok Kuning
Kuning
Katumi
Kuning Tablet
Manjoung
Mentes
Pikatan
Super Biru
Sembrani
Trisula Brebes
Thailand
Tajuk
Tiron
Trisula
Rerata

BK
akar
2
2
4
4
5
5
5
6
3
5
5
3
5
5
1
4
5
5
4
3
4.05

Pembobotan (scoring)
BK
BK
Ind
umbi
daun
panen
3
1
3
6
3
4
2
2
2
3
6
2
1
4
1
4
2
4
3
5
2
3
4
3
3
2
3
3
4
3
1
2
1
3
1
3
3
5
3
2
4
2
6
2
5
3
2
3
4
2
4
5
4
5
3
4
3
4
4
4
3.25
3.15
3

Rerata

BKJ
umbi
1
5
6
5
4
1
4
5
4
6
2
2
5
6
3
2
3
5
4
4
3.85

2
4
3.2
4
3
3.2
3.8
4.2
3
4.2
2.2
2.4
4.2
3.8
3.4
2.8
3.6
4.8
3.6
3.8
3.46

Tanggap
Pos

Tanggap
Neg
*

*
*
*
*
*
*
*
*
*
*
*
*
*
*
*
*
*
*
*

Keterangan: BK = Bobot kering oven BKJ = Bobot kering jemur

Berdasarkan hasil tersebut, kultivar bawang

Trichoderma sp. dan mempunyai hasil tinggi,

merah yang diuji dikelompokkan kedalam

(4) kultivar yang tanggap negatif terhadap

empat kelompok, yaitu (1) kultivar yang tanggap

inokulasi Trichoderma sp. dan mempunyai hasil

positif terhadap inokulasi Trichoderma sp. dan

rendah. Kultivar-kultivar bawang merah yang

mempunyai hasil tinggi, (2) kultivar yang

masuk dalam keempat kelompok tersebut dapat

tanggap positif terhadap inokulasi Trichoderma

dilihat pada tabel 6.

sp. dan mempunyai hasil rendah, (3) kultivar
yang tanggap negatif terhadap inokulasi
Tabel 6. Pengelompokan kultivar bawang merah berdasarkan tanggapannya terhadap inokulasi Trichoderma sp.
Hasil Tinggi
Hasil Rendah
Tanggap positif
Bauji, Bima, Crok Kuning,
Kuning, Kuning Tablet, Pikatan,
Thailand
Super Biru, Tajuk, Tiron, Trisula
Tanggap negatif

Biru Lancor, Bali Tabanan,
Katumi, Manjoung, Mentes,

71

Bima Brebes, Bima Nganjuk,
Trisula Brebes

Sembrani

KESIMPULAN
Dari

hasil

dapat

didapatkan empat kelompok kultivar, yaitu

disimpulkan bahwa inokulasi Trichoderma sp

tanggap positif, hasil tinggi (Bauji, Bima, Crok

dapat meningkatkan pertumbuhan dengan

Kuning, Thailand); tanggap positif, hasil rendah

meningatkan nilai hasil berbagai variabel

(Kuning, Kuning Tablet, Pikatan, Super Biru,

pengamatan. Hasil bawang merah pada

Tajuk, Tiron, Trisula); tanggap negatif, hasil

budidaya di tanah pasir pantai dipengaruhi oleh

tinggi (Biru Lancor, Bali Tabanan, Katumi,

tanggapan berbagai kultivar bawang merah

Manjoung, Mentes, Sembrani) dan tanggap

terhadap inokulasi Trichoderma sp. Berdasarkan

negatif, hasil rendah (Bima Brebes, Bima

hasil

Nganjuk, Trisula Brebes).

pengamatan

penelitian

dan

ini

analisis

statistik

UCAPAN TERIMA KASIH
Terimakasih kepada DPRM -KEMENRISTEKDIKTI yang telah membantu biaya penelitian
Anonim. 2015. Budidaya Pertanian. Prospek

DAFTAR PUSTAKA

Agribisnis Bawang Merah Kabupaten

Al-Omran, A.M., A.M. Falatah, A.S. Sheta
and A.R. Al-Harbi. 2004. Clay deposits

Bantul.

for water management of sandy soils.



Arid Land Research and Management I:

(diakses 24 Mei 2015)
Ansar, M. 2012. Pertumbuhan dan hasil

17l - I 83.
Ambarwati, E. dan P. Yudono.

bawang

2003.

merah

pada

keragaman

Keragaan stabilitas hasil bawang merah.

ketinggian tempat. Disertasi. Program

Ilmu Pertanian. 10 ( 2): 1 - 10

Pascasarjana, Fak Pertanian Universitas
Gadjah Mada, Yogyakarta

Anonim. 1983. Pedoman bercocok tanam
padi,

palawija,

Departemen

Chang, Y.C., Chang, Y.C., Baker R., Kleifeld,

sayur-sayuran.

Pertanian,

O., Chet, I. 1986. Increased growth of

Satuan

plants in the presence of the biological

Pengendali BIMAS, Jakarta
Anonim.

2011.

control agent Trichoderma harzianum.

Nilai Ekonomi Dan

Identifikasi Usahatani Lahan Pasir
Pantai

Di

Plant Dis 70: 145 -148
Ditjen BP Hortikultura.

Kabupaten

2004.

Bantul. http://geoenviron.blogspot.co.id

pengembangan

/2011/05/nilai-ekonomi-dan-

bawang merah di lahan sub optimal

identifikasi.html

(lahan pasir) dalam upaya peningkatan

72

inovasi

Prospek
teknologi

pendapatan petani.

nitrogen

Jurnal Litbang

- 374

Fisiologi tanaman budidaya.

Keswani, C., Mishra, S., Sarma, B.K., Singh,

Penerbit Universitas Indonesia (UI-

S.P. and Singh, H.B. 2014. Unraveling

Press). Jakarta

the efficient applications of secondary

Ginting, K.E., Lahay, R.R. dan Hanum, C.

metabolites of various Trichoderma spp.

Respons pertumbuhan dan

produksi

terhadap

pasir pantai Samas. BPPS 11 (4B): 361

Gardner, F.P., R.B. Pearce and R.L. Mitchell.

2013.

lambat

pertumbuhan dan hasil cabai di lahan

Provinsi Jawa Tengah 11 (234)
2008.

lepas

bawang

merah

Mini

(Allium

review.

Appl

Microbiol

Biotechnol. 98: 533 - 544

ascalonicum L.) terhadap pemberian
pupuk NPK dan Tithonia diversifolia.

Martinez-Medina, A., Alguacil, M.DM.,

Jurnal Online Agroekoteknologi. 1(3):

Pascual, J.A., and Van Wees, S.C.M.

853 – 863

2014. Phytohormone profiles induced

Harman, GE. 2000. Myths and dogmas of

by Trichoderma isolates correspond

biocontrol. Changes in perceptions

with their biocontrol and plant growth-

derived from research on Trichoderma

promoting activity on melon plants. J

harzianum T-22. Plant Dis 84: 377 -

Chem Ecol 40: 804 – 815
Rahayu, E. dan N. Berlian V.A.

393

Bawang Merah. Penebar Swadaya.

Harman, GE, Howell, CR, Viterbo, A, Chet I,

Jakarta

Lorito, M. 2004. Trichoderma species


opportunistic,

symbionts.

plant

Rajiman. 2009. Pengaruh pemupukan NPK

Reviews.

terhadap hasil bawang merah di lahan

avirulent
Nature

pasir pantai. Jurnal Ilmu-ilmu Pertanian

Microbiology 2: 43 - 56
Harman, GE.

2006.

1996.

5 (1): 52 - 60

Overview of

Sharma, P., Patel, A.N., Saini, M.K. and

mechanisms and uses of Trichoderma
spp. Phytopathology 96: 190 - 194

Deep, S. 2012. Field demonstration of

Iriani, E. 2013. Prospek pengembangan

Trichoderma harzianum as a plant

inovasi teknologi bawang merah di

growth promoter in wheat (Triticum

lahan sub optimal (lahan pasir) dalam

aestivum L.). Journal of Agricultural

upaya peningkatan pendapatan petani.

Science 4 (8): 65 – 73

Jurnal Litbang Provinsi Jawa Tengah.

Shivanna, M B, Manchanahally S M, Koji K

11(2): 231 - 243

and Mitsuro H. 1995. Influence of

Kastono, D, Tohari, S. Kabirun, dan Dja'farSiddieq.

1998.

Kajian

Zoysiagrass rhizosphere fungal isolates

pemberian

on growth and yield of soybean plants.

mikroorganisme efektif dan pupuk

Mycoscience 36: 25 – 30

73

Wibowo, 1988. Budidaya Bawang Putih,

harzianum

on

microelement

Bawang Merah dan Bawang Bombay.

concentration and increased growth of

Penebar Swadaya. Jakarta

cucumber plants. Plant Soil 235: 235 -

Widodo, A.S.

2015.

242

Pendapatan dan

produksi potensial usahatani konservasi
lahan pantai di Kabupaten Bantul.
Jurnal Agraris 1(1): 1 – 5
Yedidia I, Srivastva AK, Kapulnik Y, Chet I.
2001.

Effect

of

Trichoderma

74

Dokumen yang terkait

FREKUENSI KEMUNCULAN TOKOH KARAKTER ANTAGONIS DAN PROTAGONIS PADA SINETRON (Analisis Isi Pada Sinetron Munajah Cinta di RCTI dan Sinetron Cinta Fitri di SCTV)

27 310 2

MANAJEMEN PEMROGRAMAN PADA STASIUN RADIO SWASTA (Studi Deskriptif Program Acara Garus di Radio VIS FM Banyuwangi)

29 282 2

APRESIASI IBU RUMAH TANGGA TERHADAP TAYANGAN CERIWIS DI TRANS TV (Studi Pada Ibu Rumah Tangga RW 6 Kelurahan Lemah Putro Sidoarjo)

8 209 2

ANALISIS PROSPEKTIF SEBAGAI ALAT PERENCANAAN LABA PADA PT MUSTIKA RATU Tbk

273 1263 22

PENERIMAAN ATLET SILAT TENTANG ADEGAN PENCAK SILAT INDONESIA PADA FILM THE RAID REDEMPTION (STUDI RESEPSI PADA IKATAN PENCAK SILAT INDONESIA MALANG)

43 322 21

PEMAKNAAN MAHASISWA TENTANG DAKWAH USTADZ FELIX SIAUW MELALUI TWITTER ( Studi Resepsi Pada Mahasiswa Jurusan Tarbiyah Universitas Muhammadiyah Malang Angkatan 2011)

59 326 21

KONSTRUKSI MEDIA TENTANG KETERLIBATAN POLITISI PARTAI DEMOKRAT ANAS URBANINGRUM PADA KASUS KORUPSI PROYEK PEMBANGUNAN KOMPLEK OLAHRAGA DI BUKIT HAMBALANG (Analisis Wacana Koran Harian Pagi Surya edisi 9-12, 16, 18 dan 23 Februari 2013 )

64 565 20

PENGARUH PENGGUNAAN BLACKBERRY MESSENGER TERHADAP PERUBAHAN PERILAKU MAHASISWA DALAM INTERAKSI SOSIAL (Studi Pada Mahasiswa Jurusan Ilmu Komunikasi Angkatan 2008 Universitas Muhammadiyah Malang)

127 505 26

PEMAKNAAN BERITA PERKEMBANGAN KOMODITI BERJANGKA PADA PROGRAM ACARA KABAR PASAR DI TV ONE (Analisis Resepsi Pada Karyawan PT Victory International Futures Malang)

18 209 45

STRATEGI KOMUNIKASI POLITIK PARTAI POLITIK PADA PEMILIHAN KEPALA DAERAH TAHUN 2012 DI KOTA BATU (Studi Kasus Tim Pemenangan Pemilu Eddy Rumpoko-Punjul Santoso)

119 459 25