PENGARUH MOTIVASI DAN DISIPLIN KERJA TERHADAP PENINGKATAN PRESTASI KERJA PEGAWAI DINAS PEMUDA DAN OLAH RAGA KABUPATEN MERAUKE
Jurnal Ilmu Administrasi dan Sosial
“Societas”
ISSN 2252-603X
PENGARUH MOTIVASI DAN DISIPLIN KERJA TERHADAP
PENINGKATAN PRESTASI KERJA PEGAWAI DINAS
PEMUDA DAN OLAH RAGA KABUPATEN MERAUKE
1
Wilhelmina Jeujanan, 2Samuel Atbar
1
2
Administrasi Negara, Universitas Musamus Merauke,
Administrasi Negara, Universitas Musamus Merauke
Abstract
Motivasi merupakan proses psikologis yang mencerminkan adanya interaksi antara
sikap, kebutuhan, persepsi dan keputusan yang terjadi pada diri seseorang. Sedangkan
disiplin merupakan kekuatan yang dapat memaksa pegawai untuk mematuhi peraturan
serta prosedur kerja yang telah ditetapkan. Meningkatkan motivasi dan
menegakkan disiplin merupakan salah satu fungsi manajemen yang perlu dilaksanakan
oleh setiap pemimpin guna mendorong peningkatan hasil kerja bawahannya dalam
suatu organisasi.Pemberian motivasi dan penegakkan disiplin pegawai di Dinas Pemuda
dan Olah Raga Kabupaten Merauke diharapkan dapat meningkatkan prestasi kerja
pegawainya. Penelitian ini mempunyai tujuan disamping untuk mengembangkan
disiplin ilnu administrasi, juga bertujuan untuk menganalisis pengaruh antara motivasi
dan disiplin terhadap prestasi kerja pegawai di Dinas Pemuda dan Olahraga
Kabupaten Merauke. Untuk mengetahui tujuan penelitian, maka penelitian mengajukan
hipotesis kerja sebagai berikut : "Diduga ada pengaruh motivasi dan disiplin terhadap
prestasi kerja pegawai di Dinas Pemuda dan Olah Raga Kabupaten Merauke.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode explanatory
survey.Teknik pengambilan sampel menggunakan sistem totalitas sampling (sampel
jenuh) untuk mendapatkan sampel minimal.Teknik pengumpulan data yang digunakan
adalah kuesioner, wawancara dan observasi.Sedangkan rancangan uji hipotesis
untuk membuktikan besarnya pengaruh antara variabel bebas dan variabel terikat
digunakan teknik statistik parametrik yaitu analisis Korelasi Pearson Product Moment.
Hasil dari penelitian ini menjawab tujuan hipotesis yakni ada pengaruh secara
simulatan antara motivasi, disiplin kerja terhadap peningkatan prestasi kerja Dinas
Pemuda dan Olah Raga Kabupaten Merauke.
Keyword : Motivasi, disiplin kerja dan prestasi kerja pegawai.
PENDAHULUAN
Sumber
daya
manusia
suatu
organisasi
atau
lembaga
pemerintah memerlukan pengelolaan secara professional agar terwujud
keseimbangan antara kebutuhan pegawai dengan kemampuan organisasi
atau lembaga tersebut.Perkembangan kegiatan dan prestasi lembaga
itu sendiri tergantung pada produktif tidaknya sumber daya manusia atau
pegawainya. Meski demikian sudah menjadi hal yang umum walaupun
dianggap tidak wajar jika banyak ditemui pegawai yang sebenamya secara
104
Jurnal Ilmu Administrasi dan Sosial
“Societas”
ISSN 2252-603X
potensial berkemampuan tinggi tetapi tidak bisa berprestasi dalam kerjanya.
Tuntutan akan prestasi kerja pegawai merupakan suatu hal yang
sangat mendesak untuk memenuhi pelayanan masyarakat dan pelaksanaan
pemerintahan serta pembangunan yang terus mengalami peningkatan. Hal
itu mencakup baik dalam jumlah, jenis maupun kualitas pelayanannya yang
dalam pelaksanaannya memerlukan penanganan secara professional dan
proposional.Oleh karena itu semangat kerja yang tinggi dan bertanggung
jawab, mampu bekerja secara efektif, efisien serta tanggap terhadap
kebutuhan dan aspirasi masyarakat dan terhadap dinamika lingkungan
strategis juga merupakan faktor-faktor yang berpengaruh terhadap prestasi
kerja pegawai.
Pemahaman
motivasi
dinyatakan
oleh
Stanford
(dalam
Mangkunegara, 1991: 109) yaitu bahwa: "Motivation is an energizing
condition of the organism toward the goal of a certain class" (motivasi
merupakan kondisi penguatorganisasi yang dapat menggerakkan
manusia ke arah suatu tujuan tertentu). Pernyataan itu sejalan dengan
pendapat Winardi (1990a : 441) yang menyebutkan bahwa: "Motivasi dalam
konteks organisatoris merupakan proses dengan apa seorang manajer
merangsang pihak lain untuk bekerja dalam rangka upaya mencapai
sasaran-sasaran organisatoris, sebagai alat untuk memuaskan keinginankeinginan pribadi mereka sendiri". Begitupun menurut Gibson et al. (1996 :
94) yang menyatakan bahwa "motivasi adalah suatu yang digunakan
untuk menguraikan kekuatan-kekuatan yang bekerja terhadap atau di dalam
diri individu untuk memulai dan mengarahkan perilaku".
Pernyataan-pernyataan di atas dapat menunjukkan bahwa
proses memotivasi itu memiliki tiga elemen pokok, yakni: Kebutuhankebutuhan perilaku yang ditunjukkan ke arah tujuan dan pemuasan
kebutuhan.
Campbell (Gibson, 1987: 95) mengelompokan teori tentang motivasi
dalam dua kelompok yaitu:
Teori kepuasan (contents theories) yang memusatkan perhatian pada faktor-faktor
105
Jurnal Ilmu Administrasi dan Sosial
“Societas”
ISSN 2252-603X
dalam diri orang, yang menggerakkan, mengarahkan, mendukung dan
menghentikan perilaku.
Teori proses (process theories), teori ini menguraikan dan menganalisis
bagaimana perilaku itu digerakkan, diarahkan, didukung dan dihentikan.
Keith Davis (1985 : 366) mengemukakan bahwa: "Discipline is
management action to enforce organizational standards", pengertian
disiplin tersebut diinterpretasikan sebagai pelaksanaan manajemen untuk
memperteguh pedoman-pedoman organisasi. Dalam suatu organisasi atau
lembaga pengertian ini pada dasarnya merupakan pelajaran, patuh, taat,
kesetiaan, hormat kepada ketentuan/peraturan/norma yang berlaku.Dalam
hubungannya dengan disiplin pegawai, disiplin merupakan unsur pengikat,
unsur integrasi dan merupakan unsur yang dapat menggairahkan kerja
pegawai, bahkan dapat pula sebaliknya.
Kata disiplin berasal dari bahasa latin yang berarti mengajar atau
belajar. Akan tetapi secara tradisional, disiplin dianggap sebagai kegiatan
negatif yang bertujuan untuk menghukum para karyawan yang tidak berhasil
mematuhi standar organisasi. Sedangkan pandangan manajemen modem
melihat disiplin sebagai suatu kesempatan konstruktif untuk memperbaiki
ketimbang menghukum perilaku seseorang (Kossen, 1986 : 213).
Sedangkan menurut Handoko (1994 : 208), "disiplin adalah suatu
kegiatan manajemen untuk menjalankan standar-standar organisasional.
Dalam hal ini ada dua tipe kegiatan pendisiplinan, yaitu preventif dan korektif”.
Ini sejalan dengan Mangkunegara (1991 : 153), yang memberi batasan
pengertian disiplin kerja dalam dua macam bentuk, yaitu:
Disiplin preventif, yaitu suatu upaya untuk menggerakkan pegawai mengikuti dan
mematuhi pedoman kerja, aturan-aturan yang telah digariskan oleh perusahaan.
Disiplin korektif, adalah suatu upaya menggerakkan pegawai dalam menyatukan
suatu peraturan dan mengarahkan untuk tetap mematuhi peraturan sesuai dengan
pedoman yang berlaku pada perusahaan.
Oleh karena itu tanggung jawab pimpinan menjadi lebih berat
bilamana dihadapkan pada cara bagaimana meningkatkan prestasi kerja
pegawainya yang merupakan indikator produktivitas organisasi atau
lembaganya, karena hal tersebut ditentukan oleh faktor manusianya
106
Jurnal Ilmu Administrasi dan Sosial
“Societas”
ISSN 2252-603X
sendiri sebagai komponen utama organisasi yang bersifat dinamis.
Pentingnya aparat pemerintah di Dinas Pemuda Dan Olah Raga
Kabupaten Merauke untuk meningkatkan prestasi kerja dalan era
otonomi daerah ini merupakan suatu keharusan sebab ada unsur staf yang
membantu pimpinan dalam upaya pencapaian tujuan dinas tersebut.
Kenyataan yang ada dan pengamatan sementara pembagian tugas
pekerjaan seringkali diberikan kepada beberapa orang yang dianggap cakap
dan pembagian tugas sesuai dengan tuntutan organisasi tidak sepenuhnya
bisa berjalan, sehingga fungsi pemegang jabatan belum sepenuhnyadapat
berjalan dan dipahami. Kasus tersebut menunjukan bahwa perangkat Dinas
Pemuda dan Olah Raga belum sepenuhnya dapat menjalankan tugas
pekerjaannya dengan baik atau dengan kata lain produktivitas kerjanya
masih rendah.
Tujuan Penelitian adalah untuk Memperoleh penjelasan tentang
pengaruh antara motivasi, disiplin dengan prestasi kerja pegawai Dinas
Pemuda dan Olah Raga Kabupaten Merauke.
BAHAN DAN METODE
Lokasi penelitian dan Desain Penelitian
Penelitian dilakukan di Sekreatariat Daerah Kabupaten Merauke
selama 1 bulan (Sebulan)
yakni terhitung
mulai bulan Juni sampai
dengan Juli 2012. Jenis penelitian yang digunakan adalah pendekatan
kuantitatif. Desain penelitian yang digunakan adalah explanatory survey,
yang berupaya menganalisis pengaruh yang terjadi antara variabel motivasi
(Xi) dan variabel disiplin (X2) dengan prestasi keija pegawai (Y).
Populasi dan Sampel
Populasi sasaran dalam penelititian ini adalah seluruh pegawai Dinas Pemuda dan
Olah Raga Kabupaten Merauke. Dan karena jumlahnya memungkinkan untuk dicapai
maka penarikan sampel dapat digunakan sampel jenuh.
107
Jurnal Ilmu Administrasi dan Sosial
“Societas”
ISSN 2252-603X
Teknitik Pengumpulan Data.
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
Kuesioner, wawancara dan observasi.
Rancangan Analisis dan Uji Hipotesis.
Untuk memudahkan analisis data, maka terlebih dahulu dilakukan
tabulasi terhadap data yang terkumpul melalui kuesioner, dimana data disajikan
dalam bentuk tabel. Selanjutnya untuk mengetahui hubungan antar variabel maka
digunakan teknik statistik parametrik yaitu analisis Korelasi Product Moment yang
menurut Sugiyono, 2002: 148), sebagai berikut:
ryx
ryx
xy
x y
2
2
n x1y1 x1 y1
n x
2
1
x1 n y12 y1 2
2
Untuk menentukan tingkat korelasi antara X1 dan X2 dengan Y , maka
pedoman (Sugiyono, 2002:149) seperti yang terdapat pada Tabel:
Tabel 1. Pedoman untuk memberikan Interpretasi Koefisien Korelasi
Interval Koefisien (r)
Tingkat Hubungan
0,00 — 0,199
sangat rendah
0,20 — 0,399
rendah
0,40 — 0,599
sedang
0,60 — 0,799
kuat
0,80 — 1,000
sangat kuat
Untuk mengetahui apakah hubungan signifikan atau tidak, perlu di uji
dengan r-tabel pada taraf signifikan 5% (=0,05). Dengan mengetahui
apakah korelasi koefisien korelasi dengan rumus korelasi product
moment itu, maka untuk mengetahui
signifikan
tidaknya
perlu
dilakukan uji signifikan, dengan rumus (Sugiyono, 2002 : 150), sebagai
108
Jurnal Ilmu Administrasi dan Sosial
“Societas”
ISSN 2252-603X
berikut :
t=
r n2
1 r 2
Apabila t-test itu sudah diketahui, dikonsultasikan dengan t-tabel pada
tingkat kepercayaan 5 ( = 0 , 0 5 ) . U n t u k m e n g e t a h u i s e c a r a
bersama
terdapat
hubungan
positif
dan
signifikan
antara variable bebas X1, X2 dengan variable terikat Y
dilakukan
dengan
mengunakan
korelasi
ganda
(Sugiyono, 2002:154), dengan rumus berikut:
𝑟
𝑅y. x1 x2 =
𝑦𝑥 1
2
Keterangan :
Ryx1x2 =
+ 𝑟 𝑦𝑥 2 2 − 2𝑟 𝑦𝑥 1 𝑟
1 − 𝑟 𝑥1𝑥2 2
𝑦𝑥 2
𝑟
𝑥1𝑥2
ryx1
=
Korelasi antara variable X1 dengan X2 secara
bersama-sama dengan variable Y
Korelasi Product Moment antara X1 dengan Y
ryx2
=
Korelasi Product Moment antara X2 dengan Y
rx1x2
=
Korelasi Product Moment antara X1 dengan X2
Untuk menguji signifikansi koefisien korelasi berganda (R)
digunakan rumus uji F sebagai berikut :
R2
k
F=
(1 – R2)
(n – k – 1)
Keterangan :
R2
k
n
F
=
=
=
=
koefisien korelasi ganda
jumlah variabel independen
jumlah sampel
F hitung yang akan dibandingkan dengan F tabel
109
Jurnal Ilmu Administrasi dan Sosial
“Societas”
F
tabel
ISSN 2252-603X
dicari pada F tabel dengan didasarkan dk = k, dari taraf yang
ditetapkan 10% dengan ketentuan bila F
hitung
> F
tabel,
maka koefisiensi
korelasi ganda yang di uji adalah signifikan yang dapat diberlakukan untuk
seluruh populasi.
Kerangka Pikir dan Hipotesis
Dari uraian tersebut diatas secara sistematis kerangka pikiran
dapat digambarkan dengan paradigma penelitian sebagai berikut :
Gambar 1 : Kerangka Pikir
Variabel bebas (X1)
Motivasi
Variabel Terikat (Y)
Prestasi Kerja
Variabel bebas (X2)
Disiplin
Berdasarkan kerangka pemikiran diatas hipotesis konseptual
penelitian dapat dirumuskan sebagai berikut : Pemberian motivasi kepada
aparat pemerintah daerah di Dinas ,Pemuda dan Olah Raga Kabupaten
Merauke berpengaruh terhadap prestasi kerja, Penegakkan disiplin aparat
pemerintah daerah di Dinas , Pemuda dan Olah Raga Kabupaten Merauke
berpengaruh terhadap prestasi kerja, dan terhadap prestasi kerja pegawai Dinas,
Pemuda dan Olah Raga Kabupaten Merauke.
HASIL PENELITIAN
Gambaran Umum Objek Penelitian
Sesuai dengan otonomisasi yang telah diatur dalam
Undang-
Undang Nomor 22 Tahun 1999 dan Undang-Undang Nomor 25 Tahun
1999, kebijakan pembangunan lebih berpusat pada
pemerintah
Kabupaten/Kotamadya, sedangkan pemerintah Provinsi dan pemerintah
Pusat hanya sebagian kecil. Menindaklanjuti hal tersebut Pemerintah
Kabupaten
Merauke
bersama
DPRD
Kabupaten
Merauke
telah
mengesahkan Peraturan daerah (PERDA) Nomor: 4 Tahun 2001 tanggal
110
Jurnal Ilmu Administrasi dan Sosial
“Societas”
ISSN 2252-603X
09 Mei Tentang Susunan Organisasi dan tata Kerja lembaga tehnis
daerah Kabupaten Merauke termasuk dalam hal ini
PEMUDA DAN
OLAH RAGA.
Pada tahun 2012 Pemerintah Kabupaten Merauke bersama
DPRD
Kabupaten Merauke telah Mengesahkan Peraturan Daerah
(PERDA) melalui PERDA
Kabupaten Merauke Nomor 7 Tahun 2012
ditetapkan statusnya dari
Pemuda Olah Raga menjadi Dinas Pemuda
Olah Raga Dan Pendidikan Luar Sekolah Kabupaten Merauke.
Pada Tahun 2009 Pemerintah Kabupaten Merauke bersama DPRD
Kabupaten Merauke telah mengesahkan Peraturan Daerah (PERDA)
melalui PERDA Kabupaten Merauke Nomor 11 Tahun 2008 ditetapkan
ditingkatkan statusnya dari Dinas Pemuda Olahraga dan Pendidikan Luar
Sekolah menjadi Dinas Pemuda Dan Olah Raga Kabupaten Merauke.
Uraian Tugas dan Fungsi
Dinas
Pemuda
Menyelenggarakan
dan
Olahraga
kewenangan
mempunyai
dibidang
Pemuda
Tugas
dan
Pokok:
Olahraga
Kabupaten Merauke. Untuk melaksanakan tugas pokok tersebut Dinas
Pemuda dan Olahraga menyelenggarakan fungsinya sebagai berikut:
Perumusan
kebijakan
teknis
sesuai
dengan
lingkup
tugasnya,
Penyelenggaraan urusan pemerintah dan pelayanan umum sesuai
dengan lingkup tugasnya, Pembinaan unit pelaksana teknis dinas,
Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Bupati sesuai dengan tugas
dan fingsinya.
PEMBAHASAN
Subyek penelitian ini memiliki karateristik secara umum yakni
pegawai di lingkungan
Dinas Pemuda dan Olahraga
Kabupaten
Merauke, pada saat penelitian ini dilakukan berstatus sebagai pegawai
aktif. Namun dari karateristik khusus yang secara terinci berbeda dari
setiap responden. Karateristik yang dimaksud pada bagian ini meliputi,
Jenis kelamin, Usia, dan Pendidikan terakhir responden.
111
Jurnal Ilmu Administrasi dan Sosial
“Societas”
ISSN 2252-603X
Jenis kelamin
Responden dalam penelitian ini adalah pegawai di lingkungan
Dinas Pemuda dan Olahraga Kabupaten Merauke. Untuk melihat
karateristik responden berdasarkan jenis kelamin dapat dilihat pada Tabel
2.
Tabel 2 : Distribusi Frekuensi Jenis Kelamin
Jenis Kelamin
Frekuensi
Persentase (%)
Laki-laki
20
40,81
Perempuan
29
59,18
Total
49
100,00
Sumber data : Penelitian lapangan tahun 2012
Berdasarkan pada Tabel 1 di atas maka dapat disimpulkan bahwa
jenis kelamin pegawai pada Dinas Pemuda dan Olahraga
Kabupaten
Merauke lebih banyak perempuan daripada laki-laki. Kondisi ini
memungkinkan dapat berpengaruh terhadap kinerja pegawai, karena
tingkat ketelitian perempuan dalam bekerja lebih tinggi dibanding laki-laki.
Tingkat usia responden
Untuk melihat secara keseluruhan, tingkat usia rata-rata responden
dapat dilihat pada tabel 3. Data tabel menggambarkan bahwa dari 49
responden, 1 orang berusia 20 sampai 29 tahun, 31 orang berusia antara
30 sampai 39 tahun, 12 orang berusia antara 40 sampai 49 tahun dan 5
orang berusia antara 50 sampai 59 tahun.
Tabel 3 : Distribusi Frekuensi Responden Menurut Tingkat Umur Pegawai
Tingkat Umur
Frekuensi
Persentase
20 – 29
1
2.04
30 – 39
31
63,26
40 – 49
12
24,48
50 – 59
5
10,20
Total
49
100.00
Sumber data : Penelitian lapangan tahun 2012
112
Jurnal Ilmu Administrasi dan Sosial
“Societas”
Hal
ini
menunjukkan
ISSN 2252-603X
bahwa
komposisi
usia
responden
terkonsentrasi pada usia 30 sampai 49 tahun atau masih dalam kategori
usia produktif. Usia merupakan salah satu indentitas yang dapat
memberikan
petunjuk
untuk
mengetahui
kemampuan
fisik
dan
kemampuan daya pikir seseorang. Semakin tua usia seseorang semakin
tinggi tingkat kematangan berpikirnya dalam proses pencapaian tujuan
yang hendak dicapai. Pada usia produktif sangat memungkinkan
seseorang untuk mencapai Kinerja dan meningkatkan Kinerja kerja karena
masih didukung oleh kekuatan fisik dan energi yang menunjang untuk
menjalankan aktivitas pengajaran, dan pelatihan serta bimbingan terhadap
warga belajar.
Dalam
uraian
menyelenggarakan
terdahulu
tugas-tugas
telah
dikemukakan
pemerintahan
bahwa
dalam
untuk
berbagai
kepentingan tugas dan tanggung jawab aparat Pemerintah Daerah pada
Dinas Pemuda dan Olahraga Kabupaten Merauke. Maka lembaga dituntut
untuk dapat mendayagunakan sumber daya manusia secara profesional
dan berPrestasi tinggi. Maksud tersebut menjadi sangat penting terutama
untuk meningkatkan efektivitas, efisiensi, kemampuan kerja serta
kelancaran dalam melaksanakan tugas-tugas lembaga. Peningkatan
Prestasi manusia tersebut adalah Prestasi manusia sebagai individu
maupun Prestasi manusia sebagai anggota atau pegawai Pemerintah
Daerah pada Dinas Pemuda dan olahraga Kabupaten Merauke.
Peningkatan Prestasi manusia sebagai individu yang dimaksudkan
tidak hanya diarahkan kepada primanya Prestasi fisik, melainkan juga
kepada primanya kecerdasan dan keahlian, kehidupan sosial dan agama,
berakhlak dan berbudi luhur, keluwesan bergaul dengan senantiasa
berkondisi dan semangat dalam bekerja. Sedangkan peningkatan Prestasi
manusia sebagai mahkluk sosial yang dimaksudkan adalah pegawai yang
pembinaannya diarahkan kepada pembentukan rasa tanggung jawab
pada tujuan organisasi.
113
Jurnal Ilmu Administrasi dan Sosial
“Societas”
ISSN 2252-603X
Sebagai tolok ukur untuk mengetahui bagaimana pemberian
motivasi kepada pegawai dapat dikaji dari motivasi internal, yaitu :
kebutuhan fisiologis, kebutuhan keamanan, kebutuhan sosial, kebutuhan
penghargaan dan kebutuhan aktualisasi diri, dan motivasi eksternal, yaitu
: pembagian kerja, struktur organisasi, situasi kerja dan pengakuan
terhadap hasil kerja. Dalam memahami disiplin pegawai pengukuran
diarahkan pada segi disiplin terhadap peraturan kerja, prosedur kerja,
perintah kerja dan pengendalian diri. Sedangkan untuk mengetahui
prestasi kerja pegawai dapat dilihat dari Prestasi kerja, kuantitas hasil
pekerjaannya dan ketepatan waktu.
Untuk mengetahui secara jelas indikasi-indikasi yang berkaitan
dengan prestasi kerja pegawai
pada Dinas Pemuda dan Olahraga
Kabupaten Merauke, dalam penelitian ini telah dibuat kuesioner untuk
diberikan kepada para responden yang ada di Skretariat Pemuda dan
Olahraga Kabupaten Merauke, selain itu juga dengan menggunakan
teknik wawancara dan pengamatan secara langsung terhadap obyek
penelitian.
Pengaruh Motivasi Terhadap Prestasi Kerja Pegawai
Berdasarkan hasil analisis mengenai adakah hubungan antara
motivasi dengan prestasi kerja di Pada Dinas Pemuda dan Olahraga
Kabupaten Merauke yang diuji dengan menggunakan program SPSS
yang terdapat pada lampiran …, maka didapat angka r sebesar 0,653
yang berarti korelasi atau hubungan antara motivasi dengan prestasi kerja
adalah kuat. R Square atau koefisien determinasinya didapat sebesar
0,426 ini berarti bahwa motivasi mempengaruhi prestasi kerja sebesar
42,6% dan sisanya 57,4% ditentukan oleh faktor lain.
Untuk menguji signifikansi hubungan, didapat F hitung sebesar
53,532 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,0000. Sedangkan F tabel
diperoleh lewat Microsoft Excel dengan mengetik disembarang sel,
=FINV(0,05;1;72), maka didapat F tabel sebesar 3,974. Ternyata nilai F
hitung > F tabel, maka hipotesa diterima. Ini berarti bahwa terdapat
114
Jurnal Ilmu Administrasi dan Sosial
“Societas”
ISSN 2252-603X
korelasi atau hubungan yang positif dan signifikan antara motivasi dengan
prestasi kerja pegawai Pada Dinas Pemuda dan Olahraga Kabupaten
Merauke. Jadi dapat disimpulkan bahwa apabila motivasi tinggi atau
ditingkatkan maka prestasi kerjapun akan meningkat.
Pengaruh Disiplin Terhadap Prestasi Kerja Pegawai
Berdasarkan hasil analisis mengenai adakah hubungan antara
disiplin dengan prestasi kerja di Pada Dinas Pemuda dan Olahraga
Kabupaten Merauke yang diuji dengan menggunakan program SPSS
yang terdapat pada lampiran …, maka didapat angka r sebesar 0,635
yang berarti korelasi atau hubungan antara disiplin dengan prestasi kerja
adalah kuat. R Square atau koefisien determinasinya didapat sebesar
0,403 ini berarti bahwa disiplin mempengaruhi prestasi kerja sebesar
40,3% dan sisanya 59,7% ditentukan oleh faktor lain.
Untuk menguji signifikansi hubungan, didapat F hitung sebesar
48,590 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,0000. Sedangkan F tabel
diperoleh lewat Microsoft Excel dengan mengetik disembarang sel,
=FINV(0,05;1;72), maka didapat F tabel sebesar 3,974. Ternyata nilai F
hitung > F tabel, maka hipotesa diterima. Ini berarti bahwa terdapat
korelasi atau hubungan yang positif dan signifikan antara disiplin dengan
prestasi kerja pegawai Pada Dinas Pemuda dan Olahraga Kabupaten
Merauke. Jadi dapat disimpulkan bahwa apabila disiplin tinggi atau
ditingkatkan maka prestasi kerjapun akan meningkat.
Pengaruh Motivasi dan Disiplin Secara Simultan Terhadap Prestasi
Kerja Pegawai
Berdasarkan hasil analisis mengenai adakah hubungan antara
motivasi dan disiplin dengan prestasi kerja
Pada Dinas Pemuda dan
Olahraga Kabupaten Merauke yang diuji dengan menggunakan program
SPSS yang terdapat pada lampiran …, maka didapat angka r sebesar
0,746 yang berarti korelasi atau hubungan antara motivasi dan disiplin
dengan
prestasi
kerja
adalah
kuat.
R
Square
atau
koefisien
determinasinya didapat sebesar 0,557 ini berarti bahwa motivasi dan
115
Jurnal Ilmu Administrasi dan Sosial
“Societas”
ISSN 2252-603X
disiplin mempengaruhi prestasi kerja sebesar 55,7% dan sisanya 44,3%
ditentukan oleh faktor lain.
Untuk menguji signifikansi hubungan, didapat F hitung sebesar
44,620 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,0000. Sedangkan F tabel
diperoleh lewat Microsoft Excel dengan mengetik disembarang sel,
=FINV(0,05;2;71), maka didapat F tabel sebesar 3,126. Ternyata nilai F
hitung > F tabel, maka hipotesa diterima. Ini berarti bahwa terdapat
korelasi atau hubungan yang positif dan signifikan antara motivasi dan
disiplin dengan prestasi kerja pegawai Pada Dinas Pemuda dan Olahraga
Kabupaten Merauke. Jadi dapat disimpulkan bahwa apabila motivasi dan
disiplin tinggi atau ditingkatkan maka prestasi kerjapun akan meningkat.
SIMPULAN
Dari hasil penelitian dan pembahasan yang dikemukakan, maka
pengaruh motivasi dan disiplin terhadap prestasi kerja pegawai pada
Dinas Pemuda dan Olahraga Kabupaten Merauke dapat disimpulkan
sebagai berikut : Dari hasil uji statistik ternyata
variabel XI dan X2
(Motivasi dan Disiplin) mempunyai hubungan pengaruh terhadap Y
(Prestasi Kerja) atau variabel prestasi kerja pegawai
ditentukan oleh
pemberian motivasi dan penegakkan disiplin kerja pegawainya. Jadi
hipotesis yang menduga bahwa pemberian motivasi dan penegakkan
disiplin secara bersama-sama berpengaruh positif terhadap prestasi kerja
pegawai Dinas Pemuda dan Olahraga Kabupaten Merauke ternyata
terbukti atau dapat diterima. Selanjutnya dapat kami sarankan bahwa
pimpinan hendaknya bersikap teges dan dan dapat memberikan sanksi
kepada setiap pegawai yang sikapnya cenderung tidak sesuai dengan
aturan–aturan kerja dan bertentangan dengan nilai-nolai yang berlaku
termasuk yang berkaitan dengan perbuatan KKN (Korupsi, Kolusi dan
Nepotisme). Perlu dibuat secara jelas ukuran atau kriteria prestasi kerja
yang harus ditempuh atau dihasilkan oleh setiap pegawai secara minimal
yang disertai dengan sanksi dan hadiah (reward) sebagai konsekuensi
116
Jurnal Ilmu Administrasi dan Sosial
“Societas”
logis
yang
harus
diberikan
kepada
ISSN 2252-603X
pegawai
karena
hasil
atau
kegagalannya dalam menjalankan tugas.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi, 1993. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan
Praktek Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Astrid ,S. Soesanto, 1986. Komunikasi Dalam Teori dan Praktek, Bandung :
Bina Cipta.
Atmosudirdjo.
1976.
Beberapa
Pandangan
Umum Tentang
Pengambilan Keputusan (Decision Making), Jakarta : Ghalia
Davis, Keith & Newstrom, John W, 1985.Human Bahavior at Work:
Organizational Behavior. Mc Graw-Hill, Inc.
Dharma, Agus, 1986.Manajemen Prestasi Kerja. Jakarta : PT. Raja
Grafindo Persada
Handoko, Hani T, 1994, Manajemen, Edisi Kedua, Yogyakarta, BPFE
Hasibuan, Malayu S.P, 2000, Manajemen Sumber Daya Manusia, Edisi
Revisi, Jakarta : Bumi Aksara
Heady, Ferrel, 1976.Public Administration a Comparative Perspective, Four
Edition. New Jersey : Marcel Dekker, Inc.
Indrawijaya, Adam I., 1999, Perilaku Organisasi, Bandung: Sinar Baru
Koertonegero S, 1994, Manajemen Organisasi, Jakarta : Widya Press
Kossen Stan, 1986, Aspek Manusia Dalam Organisasi, (Terjemahan),
Edisi Ketiga, Jakarta : Erlangga
Mangkunegara, Anwar P, 1991, Manajemen Kepegawaian dan Sumber
Daya Manusia, Bandung : IKOPIN
Mondy, R.W. and Noe III, R.M, 1995, Human Resources Management,
Massachusettes : Allyn and Bacon
Nawawi, Hadari dan Martini, 1990, Administrasi Personil Untuk Peningkatan
Produktivitas, Jakarta : CV. Haji Mas Agung
Nawawi, Hadari, 2000. Manajemen Strategik. Yogyakarta : Gajah
Mada University Press.
Nirwandar, Sapta dan Ibrahim Tadju. 1992. Birokrasi dan Administrasi
Pembangunan : Beberapa Pemikiran Pemeeahan. Jakarta.
Pustaka Sinar Harapan.
Nitisemito, Alex S, 1992, Manajemen Personalia (Manajemen Sumber
Daya Manusia), Edisi Revisi, Cetakan Kedelapan, Jakarta :
Ghalia Robbins,
Stephen P. 1994. Dasar-Dasar Organisasi dan Manajemen Jakarta.Ghalia
Indonesia.
117
Jurnal Ilmu Administrasi dan Sosial
“Societas”
ISSN 2252-603X
Sastrodiningrat, Soebagio, 1986. Perilaku Administrasi, Jakarta : Karunita
UT Siagian, Sondang P, 1982, Proses Pengelolaan Pembangunan
Nasional, Jakarta : Gunung Agung
Simamora, Henry, 1995, Manajemen Sumber Daya Manusia, Edisi
Kesatu, Yogyakarta : STIE YKPN
Simanjuntak, Payaman J, 1983, Produktivitas Kerja : Pengertian dan
Ruang Lingkupnya, Jakarta Prisma BPFE
Siswanto Bedjo, 1987, Manajemen Tenaga Kerja, Bandung : Sinar Baru
Sugiyono, 2002, Statistik Untuk Penelitian, Cetakan keempat, Bandung:
Alfabeta
118
“Societas”
ISSN 2252-603X
PENGARUH MOTIVASI DAN DISIPLIN KERJA TERHADAP
PENINGKATAN PRESTASI KERJA PEGAWAI DINAS
PEMUDA DAN OLAH RAGA KABUPATEN MERAUKE
1
Wilhelmina Jeujanan, 2Samuel Atbar
1
2
Administrasi Negara, Universitas Musamus Merauke,
Administrasi Negara, Universitas Musamus Merauke
Abstract
Motivasi merupakan proses psikologis yang mencerminkan adanya interaksi antara
sikap, kebutuhan, persepsi dan keputusan yang terjadi pada diri seseorang. Sedangkan
disiplin merupakan kekuatan yang dapat memaksa pegawai untuk mematuhi peraturan
serta prosedur kerja yang telah ditetapkan. Meningkatkan motivasi dan
menegakkan disiplin merupakan salah satu fungsi manajemen yang perlu dilaksanakan
oleh setiap pemimpin guna mendorong peningkatan hasil kerja bawahannya dalam
suatu organisasi.Pemberian motivasi dan penegakkan disiplin pegawai di Dinas Pemuda
dan Olah Raga Kabupaten Merauke diharapkan dapat meningkatkan prestasi kerja
pegawainya. Penelitian ini mempunyai tujuan disamping untuk mengembangkan
disiplin ilnu administrasi, juga bertujuan untuk menganalisis pengaruh antara motivasi
dan disiplin terhadap prestasi kerja pegawai di Dinas Pemuda dan Olahraga
Kabupaten Merauke. Untuk mengetahui tujuan penelitian, maka penelitian mengajukan
hipotesis kerja sebagai berikut : "Diduga ada pengaruh motivasi dan disiplin terhadap
prestasi kerja pegawai di Dinas Pemuda dan Olah Raga Kabupaten Merauke.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode explanatory
survey.Teknik pengambilan sampel menggunakan sistem totalitas sampling (sampel
jenuh) untuk mendapatkan sampel minimal.Teknik pengumpulan data yang digunakan
adalah kuesioner, wawancara dan observasi.Sedangkan rancangan uji hipotesis
untuk membuktikan besarnya pengaruh antara variabel bebas dan variabel terikat
digunakan teknik statistik parametrik yaitu analisis Korelasi Pearson Product Moment.
Hasil dari penelitian ini menjawab tujuan hipotesis yakni ada pengaruh secara
simulatan antara motivasi, disiplin kerja terhadap peningkatan prestasi kerja Dinas
Pemuda dan Olah Raga Kabupaten Merauke.
Keyword : Motivasi, disiplin kerja dan prestasi kerja pegawai.
PENDAHULUAN
Sumber
daya
manusia
suatu
organisasi
atau
lembaga
pemerintah memerlukan pengelolaan secara professional agar terwujud
keseimbangan antara kebutuhan pegawai dengan kemampuan organisasi
atau lembaga tersebut.Perkembangan kegiatan dan prestasi lembaga
itu sendiri tergantung pada produktif tidaknya sumber daya manusia atau
pegawainya. Meski demikian sudah menjadi hal yang umum walaupun
dianggap tidak wajar jika banyak ditemui pegawai yang sebenamya secara
104
Jurnal Ilmu Administrasi dan Sosial
“Societas”
ISSN 2252-603X
potensial berkemampuan tinggi tetapi tidak bisa berprestasi dalam kerjanya.
Tuntutan akan prestasi kerja pegawai merupakan suatu hal yang
sangat mendesak untuk memenuhi pelayanan masyarakat dan pelaksanaan
pemerintahan serta pembangunan yang terus mengalami peningkatan. Hal
itu mencakup baik dalam jumlah, jenis maupun kualitas pelayanannya yang
dalam pelaksanaannya memerlukan penanganan secara professional dan
proposional.Oleh karena itu semangat kerja yang tinggi dan bertanggung
jawab, mampu bekerja secara efektif, efisien serta tanggap terhadap
kebutuhan dan aspirasi masyarakat dan terhadap dinamika lingkungan
strategis juga merupakan faktor-faktor yang berpengaruh terhadap prestasi
kerja pegawai.
Pemahaman
motivasi
dinyatakan
oleh
Stanford
(dalam
Mangkunegara, 1991: 109) yaitu bahwa: "Motivation is an energizing
condition of the organism toward the goal of a certain class" (motivasi
merupakan kondisi penguatorganisasi yang dapat menggerakkan
manusia ke arah suatu tujuan tertentu). Pernyataan itu sejalan dengan
pendapat Winardi (1990a : 441) yang menyebutkan bahwa: "Motivasi dalam
konteks organisatoris merupakan proses dengan apa seorang manajer
merangsang pihak lain untuk bekerja dalam rangka upaya mencapai
sasaran-sasaran organisatoris, sebagai alat untuk memuaskan keinginankeinginan pribadi mereka sendiri". Begitupun menurut Gibson et al. (1996 :
94) yang menyatakan bahwa "motivasi adalah suatu yang digunakan
untuk menguraikan kekuatan-kekuatan yang bekerja terhadap atau di dalam
diri individu untuk memulai dan mengarahkan perilaku".
Pernyataan-pernyataan di atas dapat menunjukkan bahwa
proses memotivasi itu memiliki tiga elemen pokok, yakni: Kebutuhankebutuhan perilaku yang ditunjukkan ke arah tujuan dan pemuasan
kebutuhan.
Campbell (Gibson, 1987: 95) mengelompokan teori tentang motivasi
dalam dua kelompok yaitu:
Teori kepuasan (contents theories) yang memusatkan perhatian pada faktor-faktor
105
Jurnal Ilmu Administrasi dan Sosial
“Societas”
ISSN 2252-603X
dalam diri orang, yang menggerakkan, mengarahkan, mendukung dan
menghentikan perilaku.
Teori proses (process theories), teori ini menguraikan dan menganalisis
bagaimana perilaku itu digerakkan, diarahkan, didukung dan dihentikan.
Keith Davis (1985 : 366) mengemukakan bahwa: "Discipline is
management action to enforce organizational standards", pengertian
disiplin tersebut diinterpretasikan sebagai pelaksanaan manajemen untuk
memperteguh pedoman-pedoman organisasi. Dalam suatu organisasi atau
lembaga pengertian ini pada dasarnya merupakan pelajaran, patuh, taat,
kesetiaan, hormat kepada ketentuan/peraturan/norma yang berlaku.Dalam
hubungannya dengan disiplin pegawai, disiplin merupakan unsur pengikat,
unsur integrasi dan merupakan unsur yang dapat menggairahkan kerja
pegawai, bahkan dapat pula sebaliknya.
Kata disiplin berasal dari bahasa latin yang berarti mengajar atau
belajar. Akan tetapi secara tradisional, disiplin dianggap sebagai kegiatan
negatif yang bertujuan untuk menghukum para karyawan yang tidak berhasil
mematuhi standar organisasi. Sedangkan pandangan manajemen modem
melihat disiplin sebagai suatu kesempatan konstruktif untuk memperbaiki
ketimbang menghukum perilaku seseorang (Kossen, 1986 : 213).
Sedangkan menurut Handoko (1994 : 208), "disiplin adalah suatu
kegiatan manajemen untuk menjalankan standar-standar organisasional.
Dalam hal ini ada dua tipe kegiatan pendisiplinan, yaitu preventif dan korektif”.
Ini sejalan dengan Mangkunegara (1991 : 153), yang memberi batasan
pengertian disiplin kerja dalam dua macam bentuk, yaitu:
Disiplin preventif, yaitu suatu upaya untuk menggerakkan pegawai mengikuti dan
mematuhi pedoman kerja, aturan-aturan yang telah digariskan oleh perusahaan.
Disiplin korektif, adalah suatu upaya menggerakkan pegawai dalam menyatukan
suatu peraturan dan mengarahkan untuk tetap mematuhi peraturan sesuai dengan
pedoman yang berlaku pada perusahaan.
Oleh karena itu tanggung jawab pimpinan menjadi lebih berat
bilamana dihadapkan pada cara bagaimana meningkatkan prestasi kerja
pegawainya yang merupakan indikator produktivitas organisasi atau
lembaganya, karena hal tersebut ditentukan oleh faktor manusianya
106
Jurnal Ilmu Administrasi dan Sosial
“Societas”
ISSN 2252-603X
sendiri sebagai komponen utama organisasi yang bersifat dinamis.
Pentingnya aparat pemerintah di Dinas Pemuda Dan Olah Raga
Kabupaten Merauke untuk meningkatkan prestasi kerja dalan era
otonomi daerah ini merupakan suatu keharusan sebab ada unsur staf yang
membantu pimpinan dalam upaya pencapaian tujuan dinas tersebut.
Kenyataan yang ada dan pengamatan sementara pembagian tugas
pekerjaan seringkali diberikan kepada beberapa orang yang dianggap cakap
dan pembagian tugas sesuai dengan tuntutan organisasi tidak sepenuhnya
bisa berjalan, sehingga fungsi pemegang jabatan belum sepenuhnyadapat
berjalan dan dipahami. Kasus tersebut menunjukan bahwa perangkat Dinas
Pemuda dan Olah Raga belum sepenuhnya dapat menjalankan tugas
pekerjaannya dengan baik atau dengan kata lain produktivitas kerjanya
masih rendah.
Tujuan Penelitian adalah untuk Memperoleh penjelasan tentang
pengaruh antara motivasi, disiplin dengan prestasi kerja pegawai Dinas
Pemuda dan Olah Raga Kabupaten Merauke.
BAHAN DAN METODE
Lokasi penelitian dan Desain Penelitian
Penelitian dilakukan di Sekreatariat Daerah Kabupaten Merauke
selama 1 bulan (Sebulan)
yakni terhitung
mulai bulan Juni sampai
dengan Juli 2012. Jenis penelitian yang digunakan adalah pendekatan
kuantitatif. Desain penelitian yang digunakan adalah explanatory survey,
yang berupaya menganalisis pengaruh yang terjadi antara variabel motivasi
(Xi) dan variabel disiplin (X2) dengan prestasi keija pegawai (Y).
Populasi dan Sampel
Populasi sasaran dalam penelititian ini adalah seluruh pegawai Dinas Pemuda dan
Olah Raga Kabupaten Merauke. Dan karena jumlahnya memungkinkan untuk dicapai
maka penarikan sampel dapat digunakan sampel jenuh.
107
Jurnal Ilmu Administrasi dan Sosial
“Societas”
ISSN 2252-603X
Teknitik Pengumpulan Data.
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
Kuesioner, wawancara dan observasi.
Rancangan Analisis dan Uji Hipotesis.
Untuk memudahkan analisis data, maka terlebih dahulu dilakukan
tabulasi terhadap data yang terkumpul melalui kuesioner, dimana data disajikan
dalam bentuk tabel. Selanjutnya untuk mengetahui hubungan antar variabel maka
digunakan teknik statistik parametrik yaitu analisis Korelasi Product Moment yang
menurut Sugiyono, 2002: 148), sebagai berikut:
ryx
ryx
xy
x y
2
2
n x1y1 x1 y1
n x
2
1
x1 n y12 y1 2
2
Untuk menentukan tingkat korelasi antara X1 dan X2 dengan Y , maka
pedoman (Sugiyono, 2002:149) seperti yang terdapat pada Tabel:
Tabel 1. Pedoman untuk memberikan Interpretasi Koefisien Korelasi
Interval Koefisien (r)
Tingkat Hubungan
0,00 — 0,199
sangat rendah
0,20 — 0,399
rendah
0,40 — 0,599
sedang
0,60 — 0,799
kuat
0,80 — 1,000
sangat kuat
Untuk mengetahui apakah hubungan signifikan atau tidak, perlu di uji
dengan r-tabel pada taraf signifikan 5% (=0,05). Dengan mengetahui
apakah korelasi koefisien korelasi dengan rumus korelasi product
moment itu, maka untuk mengetahui
signifikan
tidaknya
perlu
dilakukan uji signifikan, dengan rumus (Sugiyono, 2002 : 150), sebagai
108
Jurnal Ilmu Administrasi dan Sosial
“Societas”
ISSN 2252-603X
berikut :
t=
r n2
1 r 2
Apabila t-test itu sudah diketahui, dikonsultasikan dengan t-tabel pada
tingkat kepercayaan 5 ( = 0 , 0 5 ) . U n t u k m e n g e t a h u i s e c a r a
bersama
terdapat
hubungan
positif
dan
signifikan
antara variable bebas X1, X2 dengan variable terikat Y
dilakukan
dengan
mengunakan
korelasi
ganda
(Sugiyono, 2002:154), dengan rumus berikut:
𝑟
𝑅y. x1 x2 =
𝑦𝑥 1
2
Keterangan :
Ryx1x2 =
+ 𝑟 𝑦𝑥 2 2 − 2𝑟 𝑦𝑥 1 𝑟
1 − 𝑟 𝑥1𝑥2 2
𝑦𝑥 2
𝑟
𝑥1𝑥2
ryx1
=
Korelasi antara variable X1 dengan X2 secara
bersama-sama dengan variable Y
Korelasi Product Moment antara X1 dengan Y
ryx2
=
Korelasi Product Moment antara X2 dengan Y
rx1x2
=
Korelasi Product Moment antara X1 dengan X2
Untuk menguji signifikansi koefisien korelasi berganda (R)
digunakan rumus uji F sebagai berikut :
R2
k
F=
(1 – R2)
(n – k – 1)
Keterangan :
R2
k
n
F
=
=
=
=
koefisien korelasi ganda
jumlah variabel independen
jumlah sampel
F hitung yang akan dibandingkan dengan F tabel
109
Jurnal Ilmu Administrasi dan Sosial
“Societas”
F
tabel
ISSN 2252-603X
dicari pada F tabel dengan didasarkan dk = k, dari taraf yang
ditetapkan 10% dengan ketentuan bila F
hitung
> F
tabel,
maka koefisiensi
korelasi ganda yang di uji adalah signifikan yang dapat diberlakukan untuk
seluruh populasi.
Kerangka Pikir dan Hipotesis
Dari uraian tersebut diatas secara sistematis kerangka pikiran
dapat digambarkan dengan paradigma penelitian sebagai berikut :
Gambar 1 : Kerangka Pikir
Variabel bebas (X1)
Motivasi
Variabel Terikat (Y)
Prestasi Kerja
Variabel bebas (X2)
Disiplin
Berdasarkan kerangka pemikiran diatas hipotesis konseptual
penelitian dapat dirumuskan sebagai berikut : Pemberian motivasi kepada
aparat pemerintah daerah di Dinas ,Pemuda dan Olah Raga Kabupaten
Merauke berpengaruh terhadap prestasi kerja, Penegakkan disiplin aparat
pemerintah daerah di Dinas , Pemuda dan Olah Raga Kabupaten Merauke
berpengaruh terhadap prestasi kerja, dan terhadap prestasi kerja pegawai Dinas,
Pemuda dan Olah Raga Kabupaten Merauke.
HASIL PENELITIAN
Gambaran Umum Objek Penelitian
Sesuai dengan otonomisasi yang telah diatur dalam
Undang-
Undang Nomor 22 Tahun 1999 dan Undang-Undang Nomor 25 Tahun
1999, kebijakan pembangunan lebih berpusat pada
pemerintah
Kabupaten/Kotamadya, sedangkan pemerintah Provinsi dan pemerintah
Pusat hanya sebagian kecil. Menindaklanjuti hal tersebut Pemerintah
Kabupaten
Merauke
bersama
DPRD
Kabupaten
Merauke
telah
mengesahkan Peraturan daerah (PERDA) Nomor: 4 Tahun 2001 tanggal
110
Jurnal Ilmu Administrasi dan Sosial
“Societas”
ISSN 2252-603X
09 Mei Tentang Susunan Organisasi dan tata Kerja lembaga tehnis
daerah Kabupaten Merauke termasuk dalam hal ini
PEMUDA DAN
OLAH RAGA.
Pada tahun 2012 Pemerintah Kabupaten Merauke bersama
DPRD
Kabupaten Merauke telah Mengesahkan Peraturan Daerah
(PERDA) melalui PERDA
Kabupaten Merauke Nomor 7 Tahun 2012
ditetapkan statusnya dari
Pemuda Olah Raga menjadi Dinas Pemuda
Olah Raga Dan Pendidikan Luar Sekolah Kabupaten Merauke.
Pada Tahun 2009 Pemerintah Kabupaten Merauke bersama DPRD
Kabupaten Merauke telah mengesahkan Peraturan Daerah (PERDA)
melalui PERDA Kabupaten Merauke Nomor 11 Tahun 2008 ditetapkan
ditingkatkan statusnya dari Dinas Pemuda Olahraga dan Pendidikan Luar
Sekolah menjadi Dinas Pemuda Dan Olah Raga Kabupaten Merauke.
Uraian Tugas dan Fungsi
Dinas
Pemuda
Menyelenggarakan
dan
Olahraga
kewenangan
mempunyai
dibidang
Pemuda
Tugas
dan
Pokok:
Olahraga
Kabupaten Merauke. Untuk melaksanakan tugas pokok tersebut Dinas
Pemuda dan Olahraga menyelenggarakan fungsinya sebagai berikut:
Perumusan
kebijakan
teknis
sesuai
dengan
lingkup
tugasnya,
Penyelenggaraan urusan pemerintah dan pelayanan umum sesuai
dengan lingkup tugasnya, Pembinaan unit pelaksana teknis dinas,
Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Bupati sesuai dengan tugas
dan fingsinya.
PEMBAHASAN
Subyek penelitian ini memiliki karateristik secara umum yakni
pegawai di lingkungan
Dinas Pemuda dan Olahraga
Kabupaten
Merauke, pada saat penelitian ini dilakukan berstatus sebagai pegawai
aktif. Namun dari karateristik khusus yang secara terinci berbeda dari
setiap responden. Karateristik yang dimaksud pada bagian ini meliputi,
Jenis kelamin, Usia, dan Pendidikan terakhir responden.
111
Jurnal Ilmu Administrasi dan Sosial
“Societas”
ISSN 2252-603X
Jenis kelamin
Responden dalam penelitian ini adalah pegawai di lingkungan
Dinas Pemuda dan Olahraga Kabupaten Merauke. Untuk melihat
karateristik responden berdasarkan jenis kelamin dapat dilihat pada Tabel
2.
Tabel 2 : Distribusi Frekuensi Jenis Kelamin
Jenis Kelamin
Frekuensi
Persentase (%)
Laki-laki
20
40,81
Perempuan
29
59,18
Total
49
100,00
Sumber data : Penelitian lapangan tahun 2012
Berdasarkan pada Tabel 1 di atas maka dapat disimpulkan bahwa
jenis kelamin pegawai pada Dinas Pemuda dan Olahraga
Kabupaten
Merauke lebih banyak perempuan daripada laki-laki. Kondisi ini
memungkinkan dapat berpengaruh terhadap kinerja pegawai, karena
tingkat ketelitian perempuan dalam bekerja lebih tinggi dibanding laki-laki.
Tingkat usia responden
Untuk melihat secara keseluruhan, tingkat usia rata-rata responden
dapat dilihat pada tabel 3. Data tabel menggambarkan bahwa dari 49
responden, 1 orang berusia 20 sampai 29 tahun, 31 orang berusia antara
30 sampai 39 tahun, 12 orang berusia antara 40 sampai 49 tahun dan 5
orang berusia antara 50 sampai 59 tahun.
Tabel 3 : Distribusi Frekuensi Responden Menurut Tingkat Umur Pegawai
Tingkat Umur
Frekuensi
Persentase
20 – 29
1
2.04
30 – 39
31
63,26
40 – 49
12
24,48
50 – 59
5
10,20
Total
49
100.00
Sumber data : Penelitian lapangan tahun 2012
112
Jurnal Ilmu Administrasi dan Sosial
“Societas”
Hal
ini
menunjukkan
ISSN 2252-603X
bahwa
komposisi
usia
responden
terkonsentrasi pada usia 30 sampai 49 tahun atau masih dalam kategori
usia produktif. Usia merupakan salah satu indentitas yang dapat
memberikan
petunjuk
untuk
mengetahui
kemampuan
fisik
dan
kemampuan daya pikir seseorang. Semakin tua usia seseorang semakin
tinggi tingkat kematangan berpikirnya dalam proses pencapaian tujuan
yang hendak dicapai. Pada usia produktif sangat memungkinkan
seseorang untuk mencapai Kinerja dan meningkatkan Kinerja kerja karena
masih didukung oleh kekuatan fisik dan energi yang menunjang untuk
menjalankan aktivitas pengajaran, dan pelatihan serta bimbingan terhadap
warga belajar.
Dalam
uraian
menyelenggarakan
terdahulu
tugas-tugas
telah
dikemukakan
pemerintahan
bahwa
dalam
untuk
berbagai
kepentingan tugas dan tanggung jawab aparat Pemerintah Daerah pada
Dinas Pemuda dan Olahraga Kabupaten Merauke. Maka lembaga dituntut
untuk dapat mendayagunakan sumber daya manusia secara profesional
dan berPrestasi tinggi. Maksud tersebut menjadi sangat penting terutama
untuk meningkatkan efektivitas, efisiensi, kemampuan kerja serta
kelancaran dalam melaksanakan tugas-tugas lembaga. Peningkatan
Prestasi manusia tersebut adalah Prestasi manusia sebagai individu
maupun Prestasi manusia sebagai anggota atau pegawai Pemerintah
Daerah pada Dinas Pemuda dan olahraga Kabupaten Merauke.
Peningkatan Prestasi manusia sebagai individu yang dimaksudkan
tidak hanya diarahkan kepada primanya Prestasi fisik, melainkan juga
kepada primanya kecerdasan dan keahlian, kehidupan sosial dan agama,
berakhlak dan berbudi luhur, keluwesan bergaul dengan senantiasa
berkondisi dan semangat dalam bekerja. Sedangkan peningkatan Prestasi
manusia sebagai mahkluk sosial yang dimaksudkan adalah pegawai yang
pembinaannya diarahkan kepada pembentukan rasa tanggung jawab
pada tujuan organisasi.
113
Jurnal Ilmu Administrasi dan Sosial
“Societas”
ISSN 2252-603X
Sebagai tolok ukur untuk mengetahui bagaimana pemberian
motivasi kepada pegawai dapat dikaji dari motivasi internal, yaitu :
kebutuhan fisiologis, kebutuhan keamanan, kebutuhan sosial, kebutuhan
penghargaan dan kebutuhan aktualisasi diri, dan motivasi eksternal, yaitu
: pembagian kerja, struktur organisasi, situasi kerja dan pengakuan
terhadap hasil kerja. Dalam memahami disiplin pegawai pengukuran
diarahkan pada segi disiplin terhadap peraturan kerja, prosedur kerja,
perintah kerja dan pengendalian diri. Sedangkan untuk mengetahui
prestasi kerja pegawai dapat dilihat dari Prestasi kerja, kuantitas hasil
pekerjaannya dan ketepatan waktu.
Untuk mengetahui secara jelas indikasi-indikasi yang berkaitan
dengan prestasi kerja pegawai
pada Dinas Pemuda dan Olahraga
Kabupaten Merauke, dalam penelitian ini telah dibuat kuesioner untuk
diberikan kepada para responden yang ada di Skretariat Pemuda dan
Olahraga Kabupaten Merauke, selain itu juga dengan menggunakan
teknik wawancara dan pengamatan secara langsung terhadap obyek
penelitian.
Pengaruh Motivasi Terhadap Prestasi Kerja Pegawai
Berdasarkan hasil analisis mengenai adakah hubungan antara
motivasi dengan prestasi kerja di Pada Dinas Pemuda dan Olahraga
Kabupaten Merauke yang diuji dengan menggunakan program SPSS
yang terdapat pada lampiran …, maka didapat angka r sebesar 0,653
yang berarti korelasi atau hubungan antara motivasi dengan prestasi kerja
adalah kuat. R Square atau koefisien determinasinya didapat sebesar
0,426 ini berarti bahwa motivasi mempengaruhi prestasi kerja sebesar
42,6% dan sisanya 57,4% ditentukan oleh faktor lain.
Untuk menguji signifikansi hubungan, didapat F hitung sebesar
53,532 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,0000. Sedangkan F tabel
diperoleh lewat Microsoft Excel dengan mengetik disembarang sel,
=FINV(0,05;1;72), maka didapat F tabel sebesar 3,974. Ternyata nilai F
hitung > F tabel, maka hipotesa diterima. Ini berarti bahwa terdapat
114
Jurnal Ilmu Administrasi dan Sosial
“Societas”
ISSN 2252-603X
korelasi atau hubungan yang positif dan signifikan antara motivasi dengan
prestasi kerja pegawai Pada Dinas Pemuda dan Olahraga Kabupaten
Merauke. Jadi dapat disimpulkan bahwa apabila motivasi tinggi atau
ditingkatkan maka prestasi kerjapun akan meningkat.
Pengaruh Disiplin Terhadap Prestasi Kerja Pegawai
Berdasarkan hasil analisis mengenai adakah hubungan antara
disiplin dengan prestasi kerja di Pada Dinas Pemuda dan Olahraga
Kabupaten Merauke yang diuji dengan menggunakan program SPSS
yang terdapat pada lampiran …, maka didapat angka r sebesar 0,635
yang berarti korelasi atau hubungan antara disiplin dengan prestasi kerja
adalah kuat. R Square atau koefisien determinasinya didapat sebesar
0,403 ini berarti bahwa disiplin mempengaruhi prestasi kerja sebesar
40,3% dan sisanya 59,7% ditentukan oleh faktor lain.
Untuk menguji signifikansi hubungan, didapat F hitung sebesar
48,590 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,0000. Sedangkan F tabel
diperoleh lewat Microsoft Excel dengan mengetik disembarang sel,
=FINV(0,05;1;72), maka didapat F tabel sebesar 3,974. Ternyata nilai F
hitung > F tabel, maka hipotesa diterima. Ini berarti bahwa terdapat
korelasi atau hubungan yang positif dan signifikan antara disiplin dengan
prestasi kerja pegawai Pada Dinas Pemuda dan Olahraga Kabupaten
Merauke. Jadi dapat disimpulkan bahwa apabila disiplin tinggi atau
ditingkatkan maka prestasi kerjapun akan meningkat.
Pengaruh Motivasi dan Disiplin Secara Simultan Terhadap Prestasi
Kerja Pegawai
Berdasarkan hasil analisis mengenai adakah hubungan antara
motivasi dan disiplin dengan prestasi kerja
Pada Dinas Pemuda dan
Olahraga Kabupaten Merauke yang diuji dengan menggunakan program
SPSS yang terdapat pada lampiran …, maka didapat angka r sebesar
0,746 yang berarti korelasi atau hubungan antara motivasi dan disiplin
dengan
prestasi
kerja
adalah
kuat.
R
Square
atau
koefisien
determinasinya didapat sebesar 0,557 ini berarti bahwa motivasi dan
115
Jurnal Ilmu Administrasi dan Sosial
“Societas”
ISSN 2252-603X
disiplin mempengaruhi prestasi kerja sebesar 55,7% dan sisanya 44,3%
ditentukan oleh faktor lain.
Untuk menguji signifikansi hubungan, didapat F hitung sebesar
44,620 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,0000. Sedangkan F tabel
diperoleh lewat Microsoft Excel dengan mengetik disembarang sel,
=FINV(0,05;2;71), maka didapat F tabel sebesar 3,126. Ternyata nilai F
hitung > F tabel, maka hipotesa diterima. Ini berarti bahwa terdapat
korelasi atau hubungan yang positif dan signifikan antara motivasi dan
disiplin dengan prestasi kerja pegawai Pada Dinas Pemuda dan Olahraga
Kabupaten Merauke. Jadi dapat disimpulkan bahwa apabila motivasi dan
disiplin tinggi atau ditingkatkan maka prestasi kerjapun akan meningkat.
SIMPULAN
Dari hasil penelitian dan pembahasan yang dikemukakan, maka
pengaruh motivasi dan disiplin terhadap prestasi kerja pegawai pada
Dinas Pemuda dan Olahraga Kabupaten Merauke dapat disimpulkan
sebagai berikut : Dari hasil uji statistik ternyata
variabel XI dan X2
(Motivasi dan Disiplin) mempunyai hubungan pengaruh terhadap Y
(Prestasi Kerja) atau variabel prestasi kerja pegawai
ditentukan oleh
pemberian motivasi dan penegakkan disiplin kerja pegawainya. Jadi
hipotesis yang menduga bahwa pemberian motivasi dan penegakkan
disiplin secara bersama-sama berpengaruh positif terhadap prestasi kerja
pegawai Dinas Pemuda dan Olahraga Kabupaten Merauke ternyata
terbukti atau dapat diterima. Selanjutnya dapat kami sarankan bahwa
pimpinan hendaknya bersikap teges dan dan dapat memberikan sanksi
kepada setiap pegawai yang sikapnya cenderung tidak sesuai dengan
aturan–aturan kerja dan bertentangan dengan nilai-nolai yang berlaku
termasuk yang berkaitan dengan perbuatan KKN (Korupsi, Kolusi dan
Nepotisme). Perlu dibuat secara jelas ukuran atau kriteria prestasi kerja
yang harus ditempuh atau dihasilkan oleh setiap pegawai secara minimal
yang disertai dengan sanksi dan hadiah (reward) sebagai konsekuensi
116
Jurnal Ilmu Administrasi dan Sosial
“Societas”
logis
yang
harus
diberikan
kepada
ISSN 2252-603X
pegawai
karena
hasil
atau
kegagalannya dalam menjalankan tugas.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi, 1993. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan
Praktek Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Astrid ,S. Soesanto, 1986. Komunikasi Dalam Teori dan Praktek, Bandung :
Bina Cipta.
Atmosudirdjo.
1976.
Beberapa
Pandangan
Umum Tentang
Pengambilan Keputusan (Decision Making), Jakarta : Ghalia
Davis, Keith & Newstrom, John W, 1985.Human Bahavior at Work:
Organizational Behavior. Mc Graw-Hill, Inc.
Dharma, Agus, 1986.Manajemen Prestasi Kerja. Jakarta : PT. Raja
Grafindo Persada
Handoko, Hani T, 1994, Manajemen, Edisi Kedua, Yogyakarta, BPFE
Hasibuan, Malayu S.P, 2000, Manajemen Sumber Daya Manusia, Edisi
Revisi, Jakarta : Bumi Aksara
Heady, Ferrel, 1976.Public Administration a Comparative Perspective, Four
Edition. New Jersey : Marcel Dekker, Inc.
Indrawijaya, Adam I., 1999, Perilaku Organisasi, Bandung: Sinar Baru
Koertonegero S, 1994, Manajemen Organisasi, Jakarta : Widya Press
Kossen Stan, 1986, Aspek Manusia Dalam Organisasi, (Terjemahan),
Edisi Ketiga, Jakarta : Erlangga
Mangkunegara, Anwar P, 1991, Manajemen Kepegawaian dan Sumber
Daya Manusia, Bandung : IKOPIN
Mondy, R.W. and Noe III, R.M, 1995, Human Resources Management,
Massachusettes : Allyn and Bacon
Nawawi, Hadari dan Martini, 1990, Administrasi Personil Untuk Peningkatan
Produktivitas, Jakarta : CV. Haji Mas Agung
Nawawi, Hadari, 2000. Manajemen Strategik. Yogyakarta : Gajah
Mada University Press.
Nirwandar, Sapta dan Ibrahim Tadju. 1992. Birokrasi dan Administrasi
Pembangunan : Beberapa Pemikiran Pemeeahan. Jakarta.
Pustaka Sinar Harapan.
Nitisemito, Alex S, 1992, Manajemen Personalia (Manajemen Sumber
Daya Manusia), Edisi Revisi, Cetakan Kedelapan, Jakarta :
Ghalia Robbins,
Stephen P. 1994. Dasar-Dasar Organisasi dan Manajemen Jakarta.Ghalia
Indonesia.
117
Jurnal Ilmu Administrasi dan Sosial
“Societas”
ISSN 2252-603X
Sastrodiningrat, Soebagio, 1986. Perilaku Administrasi, Jakarta : Karunita
UT Siagian, Sondang P, 1982, Proses Pengelolaan Pembangunan
Nasional, Jakarta : Gunung Agung
Simamora, Henry, 1995, Manajemen Sumber Daya Manusia, Edisi
Kesatu, Yogyakarta : STIE YKPN
Simanjuntak, Payaman J, 1983, Produktivitas Kerja : Pengertian dan
Ruang Lingkupnya, Jakarta Prisma BPFE
Siswanto Bedjo, 1987, Manajemen Tenaga Kerja, Bandung : Sinar Baru
Sugiyono, 2002, Statistik Untuk Penelitian, Cetakan keempat, Bandung:
Alfabeta
118