PERAN PENDIDIKAN DALAM MEMBENTUK KARAKTER BANGSA MENGHADAPI ERA MASYARAKAT EKONOMI ASEAN (MEA) AJAR DIRGANTORO

PERAN PENDIDIKAN DALAM MEMBENTUK KARAKTER BANGSA
MENGHADAPI ERA MASYARAKAT EKONOMI ASEAN (MEA)
AJAR DIRGANTORO*)
*)
Dosen STKIP PGRI Tulungagung
e-mail: ajardirgantoro@gmail.com
ABSTRAK
MEA yang merupakan akronim dari Masyarakat Ekonomi ASEAN yang sejatinya
merupakan kesepakatan dari Negara-negara di ASEAN untuk membentuk sebuah
kawasan bebas keluar masuk barang dan orang tanpa dikenakan bea masuk, salah
satu efek yang lain adalah setiap warga anggota negara ASEAN bisa sekolah atau
bekerja di tiap negara anggota ASEAN, dan ini yang menjadi tantangan bagi kita.
Maka peran pendidikan sangat penting dan krusial dalam membentuk karakter
bangsa yang baik dalam untuk menghadapi tantangan globalisasi, sebagaimana
diamanatkan dalam Pasal 3 Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional yang menyatakan bahwa pendidikan nasional berfungsi
mengembangkan kemampuan dan membentuk karakter serta peradaban bangsa
yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Oleh karena
itu peran pendidikan yang baik akan membuat Indonesia bisa bertahan,
membentukan dan membangun karakter agar dapat meningkatkan daya saing
dalam menyongsong MEA (Masyarakat Ekonomi ASEAN).

Kata Kunci: Pendidikan, Karakter bangsa, MEA
merupakan tahun persaingan Indonesia

A. PENDAHULUAN
Karakter adalah sifat-sifat kejiwaan,

dengan negara-negara ASEAN dalam

akhlak atau budi pekerti, perilaku dan

segala bidang. Karena di tahun ini

watak. Karakter inilah yang membedakan

negara-negara

antara individu satu dengan individu lain

laksanakan perdagangan bebas antar


di dunia ini. Bagaimanapun juga, karakter

negara-negara dalam kesepakatan MEA

adalah kunci keberhasilan

(Masyarakat

dari setiap

ASEAN

Ekonomi

akan

ASEAN).

me-


MEA

orang yang merupakan faktor penentu

(Masyarakat Ekonomi ASEAN) adalah

keberhasilan bangsa dan negara dalam

suatu bentuk kerjasama bidang ekonomi

menyiapkan

Bagi

antar negara-negara di ASEAN yang

pendidikan

bertujuan menjaga stabilitas politik dan


Indonesia

masa
sekarang

depannya.
ini,

regional

karakter juga berarti melakukan usaha

keamanan

sungguh-sungguh,

meningkatkan

sistematik


dan

ASEAN

sehingga

saing

kawasan

daya

berkelanjutan untuk membangkitkan dan

tersebut

menguatkan kesadaran serta keyakinan

dunia.


semua orang Indonesia bahwa tidak akan

pertumbuhan

ada masa depan yang lebih baik tanpa

kemiskinan dan meningkatkan standar

membangun dan menguatkan karakter

hidup penduduk negara anggota ASEAN.

rakyat Indonesia. Akhir tahun 2015 ini

Salah

secara
Selain

satu


itu

keseluruhan
untuk

ekonomi,

dmpaknya

dipasar

mendorong
mengurangi

adalah

akses

1


mudahnya orang untuk masuk ke semua

tujuan negara, yaitu melindungi segenap

Negara, salah satunya Indonesia yang

bangsa Indonesia dan seluruh tumpah

mana akan mempengaruhi sosial dan

darah

budaya bangsa Indonesia.

sejahteraan

Fenomena

diatas


memajukan

umum;

ke-

mencerdaskan

akan

kehidupan bangsa; ikut melaksanakan

mempengaruhi nilai-nilai luhur bangsa

ketertiban dunia berdasarkan kemerde-

yang

kaan, perdamaian abadi, dan keadilan


bermartabat

tentunya

Indonesia;

karena

pengaruh

sosiokultural,

banyaknya budaya dan globalisasi dari

sosial.

semua

masuk


bangunan karakter bangsa merupakan

akses

suatu keharusan dari suatu bangsa yang

bidang

bersama
masuk

yang

semakin
bagi

mudahnya

sesama

ASEAN. Dalam
Undang

mulai

negara-negara

Pembukaan

Dasar

Secara

pem-

multikultural.

Undang-

Negara

Republik

B.

PERAN

PENDIDIKAN

DALAM

Indonesia Tahun 1945 mengamanatkan

PEMBENTUKAN KARAKTER

Pancasila sebagai dasar negara dan

Upaya

pandangan hidup bangsa Indonesia yang

pendidikan

harus

bidang

amanat yang telah digariskan dalam

satu

bidang

Undang-Undang No. 20 Tahun 2003

yang

sangat

tentang

menjiwai

semua

pembangunan.

Salah

pembangunan

nasional

menghidupkan
karakter

Sistem

ini

kembali
merupakan

Pendidikan

Nasional

penting dan menjadi fondasi kehidupan

pada Pasal 3, yang menyebutkan bahwa

bermasyarakat,

pendidikan

berbangsa,

dan

ber-

nasional

berfungsi

me-

negara adalah pembangunan karakter

ngembangkan kemampuan dan mem-

bangsa. Ada beberapa alasan mendasar

bentuk karakter serta peradaban bangsa

dan

yang

penting

dalam

pembangunan

bermartabat

dalam

rangka

karakter bangsa, baik secara filosofis,

mencerdaskan

ideologis,

maupun

Pembentukan karakter merupakan salah

pem-

satu tujuan pendidikan nasional. Pasal 1

normatif,

sosiokultural.

historis
filosofis,

Secara

kehidupan

bangsa.

bangunan karakter bangsa merupakan

Undang-undang

sebuah kebutuhan asasi dalam proses

Nasional Tahun 2003 menyatakan bahwa

berbangsa karena hanya bangsa yang

salah satu tujuan pendidikan nasional

memiliki karakter dan jati diri yang kuat

adalah mengembangkan potensi peserta

yang

akan

eksis.

pembangunan
upaya

Secara

karakter

ideologis,
merupakan

mengejawantahkan

ideologi

Pancasila dalam kehidupan berbangsa
dan

bernegara.

pembangunan

Secara

karakter

normatif,

bangsa

me-

rupakan wujud nyata langkah mencapai

didik

untuk

Sistem

memiliki

Pendidikan

kecerdasan,

kepribadian dan akhlak mulia. Amanah
Undang-undang

Sistem

Pendidikan

Nasional Tahun 2003 itu bermaksud agar
pendidikan

tidak

hanya

membentuk

insan Indonesia yang cerdas, namun juga
berkepribadian

atau

berkarakter,

2

sehingga nantinya akan lahir generasi

diterima seperti perhatian, kepercayaan,

bangsa

berkembang

rasa hormat, dan tanggungjawab; (5)

dengan karakter yang bernafas nilai-nilai

Demokrasi memiliki kebutuhan khusus

luhur bangsa serta agama. Berbicara

untuk

pembentukan kepribadian tidak lepas

demokrasi merupakan peraturan dari,

dengan

membentuk

untuk dan oleh masyarakat; (6) Tidak ada

karakter SDM (Sumber Daya Manusia).

sesuatu sebagai pendidikan bebas nilai.

Pembentukan karakter SDM (Sumber

Sekolah mengajarkan pendidikan bebas

Daya Manusia) menjadi vital dan tidak

nilai.

ada

mewujudkan

setiap hari melalui desain ataupun tanpa

Indonesia baru, yaitu Indonesia yang

desain; (7) Komitmen pada pendidikan

dapat menghadapi tantangan regional

karakter penting manakala kita mau dan

dan global (Muchlas dalam Sairin, 2001:

terus menjadi guru yang baik; dan (8)

211). Tantangan regional dan global

Pendidikan

yang

membuat sekolah lebih beradab, peduli

yang

tumbuh

bagaimana

kita

pilihan lagi untuk

dimaksud

generasi

adalah

muda

kita

bagaimana

tidak

sekedar

memiliki kemampuan kognitif saja, tapi
aspek

afektif

dan

Sekolah

moral

karena

mengajarkan

karakter

nilai-nilai

yang

efektif

pada masyarakat, dan mengacu pada
performansi akademik yang meningkat.

juga

Alasan-alasan di atas menunjukkan

tersentuh. Untuk itu, pendidikan karakter

bahwa pendidikan karakter sangat perlu

diperlukan

ditanamkan

untuk

moralitas

pendidikan

mencapai

manusia

sedini

mungkin

untuk

yang memiliki integritas nilai-nilai moral

mengantisipasi persoalan di masa depan

sehingga anak menjadi hormat sesama,

yang semakin kompleks seperti semakin

jujur dan peduli dengan lingkungan.

rendahnya perhatian dan kepedulian

Lickona
berapa

(1992)

alasan

menjelaskan

perlunya

be-

Pendidikan

anak terhadap lingkungan sekitar, tidak
memiliki

tanggungjawab,

rendahnya

karakter, di antaranya: (1) Banyaknya

kepercayaan diri, dan lain-lain. Untuk

generasi muda saling melukai karena

mengetahui lebih jauh tentang apa yang

lemahnya

nilai-nilai

dimaksud dengan pendidikan karakter,

moral; (2) Memberikan nilai-nilai moral

Lickona dalam Elkind dan Sweet (2004)

pada generasi muda merupakan salah

menggagas

satu

pendidikan

kesadaran

fungsi

utama;

(3)

pada

peradaban
Peran

pendidik

karakter

penting

ketika

yang

paling

pandangan
karakter

bahwa

adalah

upaya

sekolah

sebagai

terencana untuk membantu orang untuk

menjadi

semakin

memahami, peduli, dan bertindak atas

anak-anak

nilai-nilai etika atau moral. Pendidikan

banyak

memperoleh sedikit pengajaran moral

karakter

dari orangtua, masyarakat, atau lembaga

berpikir dan berbuat yang membantu

keagamaan; (4) masih adanya nilai-nilai

orang hidup dan bekerja bersama-sama

moral

yang

secara

universal

ini

mengajarkan

kebiasaan

masih

3

sebagai

keluarga,

teman,

tetangga,

masyarakat, dan bangsa.
Pandangan

ini

belajaran

sehari-hari

baik

di

dalam

maupun di luar kelas; (6) Siswa-siswa
mengilustrasikan

diberikan

banyak

kesempatan

untuk

bahwa proses pendidikan yang ada di

mempraktekkan prilaku moralnya melalui

pendidikan

dan

kegiatan-kegiatan seperti pembelajaran

informal harus mengajarkan peserta didik

memberikan pelayanan; (7) Disiplin dan

atau anak untuk saling peduli dan

pengelolaan kelas menjadi fokus dalam

membantu dengan penuh keakraban

memecahkan

tanpa diskriminasi karena didasarkan

hadiah dan hukuman; dan (8) Model

dengan

per-

pembelajaran yang berpusat pada guru

sahabatan. Di sini tampak bahwa peran

harus ditinggalkan dan beralih ke kelas

pendidik dan tokoh panutan sangat

demokrasi di mana guru dan siswa

membantu membentuk karakter peserta

berkumpul untuk membangun kesatuan,

didik atau anak.

norma, dan memecahkan masalah

formal,

nilai-nilai

non

formal

moral

dan

masalah

Sementara
C.

IMPLEMENTASI

PENDIDIKAN

atau

peran

lembaga

sekolah

dalam

mengimplementasikan pendidikan ka-

KARAKTER
Salah

pendidikan

itu

dibandingkan

satu

untuk

rakter mencakup, (1) mengumpulkan

mengimplementasikan pendidikan ka-

guru, orangtua dan siswa bersama-sama

rakter

mengidentifikasi

adalah

upaya

melalui

Pendekatan

dan

mendefinisikan

Holistik, yaitu mengintegrasikan per-

unsur-unsur karakter yang mereka ingin

kembangan karakter ke dalam setiap

tekankan; (2) memberikan pelatihan bagi

aspek kehidupan sekolah. Berikut ini ciri-

guru

ciri

pendekatan

holistik

(Elkind

dan

tentang

integrasikan

bagaimana

pendidikan

meng-

karakter

ke

Sweet, 2005) antara lain: (1) Segala

dalam kehidupan dan budaya sekolah;

sesuatu di sekolah diatur berdasarkan

(3) menjalin kerjasama dengan orangtua

perkembangan hubungan antara siswa,

dan

guru,

Sekolah

mendengar bahwa prilaku karakter itu

merupakan masyarakat peserta didik

penting untuk keberhasilan di sekolah

yang peduli di mana ada ikatan yang

dan di kehidupannya; dan (4) mem-

jelas yang menghubungkan siswa, guru,

berikan

dan sekolah; (3) Pembelajaran emosional

sekolah, guru, orangtua dan masyarakat

dan sosial setara dengan pembelajaran

untuk menjadi model perilaku sosial dan

akademik; (4) Kerjasama dan kolaborasi

moral (US Department of Education).

dan

masyarakat;

(2)

di antara siswa menjadi hal yang lebih

masyarakat

agar

kesempatan

Mengacu

siswa

kepada

pada

konsep

dapat

kepala

pen-

(5)

dekatan holistik dan dilanjutkan dengan

Nilai-nilai seperti keadilan, rasa hormat,

upaya yang dilakukan lembaga pen-

dan kejujuran menjadi bagian pem-

didikan,

utama

dibandingkan

persaingan;

kita

perlu

meyakini

bahwa

4

proses

pendidikan

tersebut

akademik; (3) sebagian anak didik tidak

harus dilakukan secara berkelanjutan

dapat membentuk karakter yang kuat di

(continually) sehingga nilai-nilai moral

tempat lain; (4) mempersiapkan anak

yang telah tertanam dalam pribadi anak

didik untuk menghormati orang lain dan

tidak

tingkatan

hidup di masyarakat; (5) berawal dari

pendidikan tertentu atau hanya muncul

permasalahan sosial seperti kekerasan,

di lingkungan keluarga atau masyarakat

pelanggaran

saja. Selain itu praktik-praktik moral yang

ketidakjujuran,

dibawa anak tidak terkesan bersifat

rendah; (6) persiapan terbaik untuk

formalitas, namun benar-benar tertanam

menyongsong perilaku di tempat kerja;

dalam jiwa anak Menjadi bangsa yang

dan (7) mengajarkan nilai-nilai budaya.

hanya

karakter

sampai pada

maju dan berkembang adalah impian
setiap

negara

etos

kerja

yang

Pendidikan karakter yang diberikan

dan

kepada siswa sebagai generasi penerus

sangat

di-

bangsa mengarah kepada rasa hormat,

pendidikan.

tanggung jawab, jujur, peduli, adil, dan

Dengan pendidikan yang matang, suatu

taat kepada Tuhan Yang Maha Esa.

bangsa akan memiliki sumber daya

Dengan kata lain, pendidikan karakter

manusia yang berkualitas dan tidak

bertujuan

membentuk

mudah

bermoral,

berakhlak

suatu

pengaruhi

dunia.

dan

ketidaksopanan,

Maju

tidaknya

di

seksual,

bangsa

oleh

diperbudak

faktor

oleh

pihak

lain.

bangsa
mulia,

yang
berjiwa

Pendidikan merupakan kebutuhan utama

patriot, tangguh dan kompetitif yang

bagi bangsa yang ingin maju dan

didasarkan oleh iman dan takwa kepada

berkembang. Peningkatan mutu pen-

Tuhan

didikan sangat berpengaruh pada per-

karakter didasarkan pada enam nilai etis

kembangan suatu bangsa.

yang

Menurut Williams & Schnaps (1999),

Yang

Maha

disebut

Pendidikan

Esa.

dengan

Karakter,

Pendidikan
Enam

yaitu:

(1)

Pilar
Ke-

makna dari pendidikan karakter adalah

percayaan; Anak didik harus mampu

berbagai usaha yang dilakukan oleh para

jujur, membangun reputasi yang baik,

anggota sekolah, bahkan yang dilakukan

tidak mencuri, memiliki keberanian untuk

bersama-sama dengan orang tua dan

melakukan tindakan yang benar, dan

masyarakat, untuk membantu anak-anak

patuh. (2) Respek; Mau menghargai

dan remaja agar memiliki sifat peduli,

orang lain, toleransi terhadap sesama,

berpendirian, dan bertanggung jawab.

memiliki

sopan

santun

dimanapun

Menurut Lickona (2004) ada tujuh

berada. (3) Tanggung jawab; Anak didik

alasan bahwa pendidikan karakter harus

harus berani bertanggung jawab atas apa

disampaikan yaitu: (1) cara terbaik untuk

yang telah dilakukan, berpikir sebelum

menjamin

bertindak

anak

didik

memiliki

tentang

konsekuensi

atas

kepribadian baik dalam hidupnya; (2)

tindakannya, dan disiplin. (4) Keadilan;

cara

Berani memberikan pembelaan kepada

untuk

meningkatkan

prestasi

5

yang benar, berpikiran terbuka dan tidak

tentram, damai sejahtera dan niscaya

asal menyalahkan orang lain, bermain

korupsi dan terorisme dapat diberantas.

sesuai aturan, mau berbagi dan tidak
mengambil keuntungan dari orang lain.
(5)

Peduli;

Membantu

yang

BAGI BERLAKUNYA MEA

sikap

MEA (Masyarakat Ekonomi ASEAN)

(6)

sejatinya merupakan kesepakatan dari

Kewarganegaraan; Menjadi warga negara

Negara-negara di ASEAN untuk mem-

yang

bentuk sebuah kawasan bebas per-

membutuhkan,
peduli,

menunjukkan

memaafkan
taat

orang

D. PENDIDIKAN KARAKTER SOLUSI

orang

terhadap

lain.

peraturan

dan

hukum, melindungi lingkungan hidup,

dagangan.

melibatkan

diri

meningkatkan

masyarakat

serta

dalam
mau

kegiatan

dan

mampu

bekerjasama.
Pada

Tujuannya
daya

agar

saing

bisa

ekonomi

kawasan ASEAN di dunia. Harapannya,
kalau yang namanya MEA (Masyarakat

pilar

disebutkan

Ekonomi ASEAN) ini sukses, asean bisa

bahwa kita harus melindungi lingkungan

menjadi kawasan basis produksi didunia

hidup sehingga perlu juga dikenalkan

seperti yang sudah ada sekarang ini yaitu

pendidikan lingkungan hidup di kalangan

China. Perjanjian perdagangan bebas

masyarakat karena pelestarian lingkung-

MEA

an

dicetuskan

adalah

keenam,

tanggung

jawab

seluruh

(Masyarakat

Ekonomi

ketika

terjadi

ASEAN)

pertemuan

lapisan masyarakat. Oleh karena itu,

tingkat Kepala Negara ASEAN atau SEAN

diperlukan

demi

summit ke-4, yang dilakukan pada tahun

masyarakat

1992. Pada pertemuan itu kemudian para

pengetahuan

peningkatan
berperan

kesadaran

aktif

dalam

dasar

melestarikan

kepala

negara

mengumumkan

akan

lingkungan hidup. Jika sebuah bangsa

membentuk

telah memiliki keenam pilar tersebut,

dagangan bebas di ASEAN dalam jangka

dapat dipercaya, jujur, tidak mencuri,

waktu

dapat menghargai orang lain, mampu

seharusnya akan efektif berjalan secara

bersikap sopan, mau bertanggung jawab

penuh

atas tindakannya, tidak sembarangan

kenyataanya, MEA (Masyarakat Ekonomi

menyalahkan orang lain, tidak meng-

ASEAN) ini akan aktif pada penghujung

ambil keuntungan dari orang lain, peduli

tahun 2015, ini harus dipersiapan secara

terhadap sesama, membantu orang yang

serius olah bangsa Indonesia. jika melihat

membutuhkan, menjadi warga negara

negara di ASEAN seperti Singapura,

yang baik, bisa bekerjasama dengan

pendidikan mereka terlihat lebih maju.

orang lain, menaati aturan dan hukum,

Lantas

maka akan terwujud suatu bangsa yang

menghadapi serbuan para pekerja hasil

maju

output

dan

berkembang

serta

aman,

15

sebuah
Tahun.

pada

tahun

Indonesia
negara

kawasan
Kalau

di

dihitung

2007.

sendiri

per-

Namun

bagaimana

ASEAN

seperti

Singapura? Padahal salah satu efek dari

6

MEA

(Masyarakat

Ekonomi

ASEAN)

(Sumber Daya Alam) yang banyak harus

adalah setiap warga anggota negara

dimaksimalkan. Disinilah

ASEAN bisa sekolah atau bekerja di tiap

didikan

negara anggota ASEAN, itu salah satu

bangsa akan mampu menjadi negara

dampak

Ekonomi

yang besar, dengan segala potensi yang

ASEAN). belum lagi perubahan sosial

dimilikinya. Kita bisa memanfaatkan MEA

budaya akibat banyaknya kunjungan dari

(Masyarakat Ekonomi ASEAN) sebagai

berbagai turis maupun pekerja asing

peluang bagi generasi kita, dengan peran

yang

pendidikan dalam menyiapkan seluruh

MEA

ada

(Masyarakat

di

Indonesia.

Sementara

dalam

peran pen-

membentuk

karakter

pemerataan pendidikan di Indonesia ini

anak

masih belum optimal. karena berbagai

berkarakter, bertanggungjawab, terampil,

masalah yang dihadapi, baik masalah

kompeten,

geografis, ekonomi dan budaya.

oleh

(Masyarakat Ekonomi ASEAN) bukan lagi

mutlak

tantangan bagi kita melainkan suatu

karena itu pendidikan karakter
diperlukan

disamping

meningkatkan

bangsa
dan

melalui
mulia.

pendidikan
Maka

MEA

peluang yang harus dimanfaatkan.

kompetensi dan daya saing sumber daya
manusia juga dapat membentengi budi

F. DAFTAR PUSTAKA

pekerti bangsa Indonesia, kearifan lokal

Elkind, David H. dan Sweet, Freddy. How
to Do Character Education. Artikel
yang diterbitkan pada bulan
September/Oktober 2015.
Lickona
(1992)
Lickona,
Thomas,
Educating for Character: How Our
Schools Can
Sairin, Weinata. 2001. Pendidikan yang
Mendidik. Jakarta : Yudistira
Teach Respect and Responsibility. New
York: Bantam Books, 1992.
U. S. Department of Education. Office of
Safe and Drug-Free Schools. 400
Maryland
Avenue,
S.W.
Washington, DC.
Williams, M., & Schnaps, E. (Eds.) (1999).
Character
Education:
The
foundation for teacher education.
Washington,
DC:
Character
Education Partnership

serta dapat mem-filter budaya yang
kurang baik dan tidak sesuai dengan
budaya bangsa Indonesia dari proses
asimilasi

budaya

yang

kurang

baik.

Indonesia adalah negara dengan multi
kultural sehingga banyak nilai-nilai luhur
dari kearifan lokal yang ada pada bangsa
Indonesia.
E.

KESIMPULAN
Arus globalisasi yang sangat terbuka

dengan

adanya

Ekonomi

MEA

ASEAN)

(Masyarakat
mem-berikan

kesempatan yang sama bagi setiap
warga Negara dikawasan ASEAN untuk
bekerja

dan

sekolah

lintas

Negara.

Potensi kita sebagai bangsa yang punya
SDM (Sumber Dayaa Manusia) dan SDA

7