HUBUNGAN ANTARA ASUPAN ENERGI, ASUPAN PROTEIN DAN TINGKAT DEPRESI DENGAN STATUS GIZI PASIEN GANGGUAN JIWA (Studi di Rumah Sakit Jiwa Propinsi Kalimantan Barat)
HUBUNGAN ANTARA ASUPAN ENERGI, ASUPAN PROTEIN
DAN TINGKAT DEPRESI DENGAN STATUS GIZI PASIEN
GANGGUAN JIWA
(Studi di Rumah Sakit Jiwa Propinsi Kalimantan Barat)
Sri Mariati1, Marlenywati2, Indah Budiastutik3
1.
2.
3.
Peminatan Gizi Kesehatan Masyarakat Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah
Pontianak Tahun 2015. Email: sri_mariati@gmail.com
Dosen Peminatan Gizi Kesehatan Masyarakat Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah
Pontianak. Email: Marlenywati_83@yahoo.co.id
Dosen PeminatanGizi Kesehatan Masyarakat Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah
Pontianak. Email: Indah budiastutik@gmail.com
4.
ABSTRAK
Gangguan jiwa merupakan kumpulan keadaan yang tidak normal, baik yang berhubungan
dengan fisik maupun mental. Salah satu gangguan jiwa adalah depresi. Survei pendahuluan terhadap 10
orang pasien Rumah Sakit Jiwa Kalimantan Barat dengan melihat data IMT ditemukan bahwa pasien
dengan status gizi kurang sebesar 20% dan status gizi normal sebesar 80% dan data asupan energi dan
asupan protein menggunakan metode Comstok ditemukan 30% dengan asupan energi dan protein kurang,
70% dengan asupan energi dan protein cukup. Data tingkat depresi pasien dilakukan dengan
menggunakan kuesioner DBI ditemukan pasien dengan tingkat depresi berat sebesar 40% dan tingkat
depresi sedang sebesar 60% (Data primer 2015).
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan antara asupan energi, asupan protein dan
tingkat depresi dengan status gizi pasien gangguan jiwa di Rumah Sakit Jiwa Kalimantan Barat. Desain
penelitian menggunakan Crossectional. Populasi penelitian semua pasien gangguan jiwa yang memenuhi
kriteria inklusi yang berjumlah 615 orang, sampel 148 pasien yang diambil secara proporsional random
sampling dan pengambilan sampel secara acak menggunakan sistem kocok arisan. Analisis data
dilakukan dengan menggunakan uji Chi square.
Hasil penelitian menunjukkan ada hubungan antara asupan energi dengan status gizi (p value =
0,000, PR = 7,250), asupan protein (p value = 0,000, PR = 5,143), dan tingkat depresi (p value = 0,000,
PR = 9,046).
Diharapkan agar rumah sakit tetap meningkatkan mutu, cita rasa dan modifikasi menu makanan yang
disajikan untuk menghindari kebosanan pasien supaya tidak ada lagi sisa makanan. Disarankan bagi
pasien untuk menghabiskan makanan yang disajikan oleh rumah sakit.
Kata Kunci : asupan energi, protein, tingkat depresi dan status gizi, pasien, Prop Kalbar
127 I Jurnal Mahasiswa dan Peneliti Kesehatan - JuMantik
CORRELATION OF ENERGY INTAKE, PROTEIN INTAKE,
DEPRESSION LEVELS, AND NUTRITIONAL STATUS OF MENTAL
ILLNESS PATIENTS
( A Study At Psychiatric Hospital Of West Kalimantan)
Sri Mariati1, Marlenywati2, Indah Budiastutik3
1.
2.
3.
Nutrition of Public Health Departement Muhammadiyah University PontianakYear 2015.
Nutrition of Public Health Departement Muhammadiyah University Pontianak.
Nutrition of Public Health Departement Muhammadiyah University Pontianak.
ABSTRACT
Mental illnessis a set of physical and mental abnormal circumstances. Oneof which
isdepression. A preliminary surveyconducted to 10patients atpsychiatric hospitalof West
Kalimantan, by considering IMT,showed that patients withmalnutrition statuswere 20%, and
patients with normal nutritionalstatus were 80%. Data gathered by using Comstok method
indicated that 30% patients had less energyandproteinintake, and 70% patients had adequate
energy and protein intake. In addition, data of DBI indicated that patients withseveredepression
levelswere 40%and patients with moderatelevel ofdepressionwere 60%.
This study aimed at discovering the correlation of energy intake, protein intake,
depression level, and nutritional status of mental illness patients at psychiatric hospital of West
Kalimantan, using cross sectional design, this study employed 615 inclusive criteria population.
As many as 148 samples were selected by using proportional random sampling. The data were
statistically analyzed by using chi square test.
The study revealed that there were correlation of nutritional status ( p value= 0,000, PR =
7,250), protein intake (p value = 0,000, PR = 5,143) and depression levels (p value = 0,000, PR
= 9,046).
The management of hospital need to enhance the quality and the menu modification in
order to stimulate and increase the patients’ appetite. The menu modification is also important
to reduce the patients’ boredom on the given menu and avoid them leaving the food on the
plate.
Key words
: energy intake, protein, depression levels, nutritional status of mental illness
patients
128 I Jurnal Mahasiswa dan Peneliti Kesehatan - JuMantik
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Masalah kesehatan jiwa adalah masalah
yang sangat mempengaruhi produktivitas
dan kualitas kesehatan perorangan
maupun masyarakat yang tidak mungkin
ditanggulangi oleh satu sektor saja.
Penderita gangguan jiwa dari tahun ke
tahun cenderung meningkat seiring
dengan perubahan pola kehidupan di era
globalisasi saat ini.1
Rumah sakit merupakan salah satu
sarana kesehatan yang memegang peranan
penting untuk meningkatkan derajat
kesehatan masyarakat. Fungsi dari rumah
sakit memberikan pelayanan yang
sempurna, baik pencegahan maupun
pengobatan. Dalam Undang-Undang No
44/2009 tentang Rumah Sakit disebutkan
berbagai sarana atau tempat untuk
menyelenggarakan upaya kesehatan yang
menangani khusus satu macam penyakit
adalah Rumah Sakit Khusus, diantaranya
adalah Rumah Sakit Jiwa
Menurut World Health Organization
(WHO), prevalensi penderita gangguan
jiwa di dunia tahun 2012 lebih dari 450
juta jiwa dan dipekirakan bahwa 2-3%
dari
jumlah
penduduk
Indonesia
menderita gangguan jiwa berat dan
memerlukan perawatan di rumah sakit. 1
Berdasarkan data Riskesdas tahun
2013 sebanyak 1.728 orang mengalami
gangguan jiwa berat. Untuk Kalimantan
Barat, jumlah orang yang menderita
gangguan jiwa mencapai 0,7%. 2
Data Rumah Sakit Jiwa Propinsi
Kalimantan Barat menunjukkan bahwa
pada tahun 2015 mulai dari bulan januari
sampai dengan bulan april jumlah pasien
jiwa yang dirawat inap mencapai 650
jiwa.Pada saat dilakukan penelitian pada
bulan Agustus 2015 pasien Rumah Sakit
Jiwa Propinsi Kalimantan Barat sebesar
620 jiwa dan dan pasien yang memenuhi
kriteria inklusi sebanyak 615 orang
dimana penderita perempuan sebanyak
135 jiwa dan laki-laki sebanyak 480 jiwa.3
Rumusan Masalah
Hasil survei pendahuluan yang
dilakukan penulis pada 10 pasien Rumah
Sakit Jiwa Propinsi Kalimantan Barat
ditemukan pasien dengan status gizi
kurang sebesar 20% (IMT = < 18,5
kg/ ) dan status gizi normal sebesar
80% (IMT = < 18,5 Kg/
- 25 Kg/
),
asupan energi dan protein kurang sebesar
30% dan asupan energi, asupan energi dan
protein cukup sebesar 70% dan sebanyak
40% mengalami depresi berat sedangkan
sebesar 60% mengalami depresi sedang.
Tujuan Penelitian
1. Mengetahui hubungan antara asupan
energi dengan status gizi pasien
gangguan jiwa di Rumah Sakit Jiwa
Propinsi Kalimantan Barat.
2. Mengetahui hubungan antara asupan
protein dengan status gizi pasien
gangguan jiwa di Rumah Sakit Jiwa
Propinsi Kalimantan Barat.
3. Mengetahui hubungan antara asupan
depresi dengan status gizi pasien
gangguan jiwa di Rumah Sakit Jiwa
Propinsi Kalimantan Barat.
Metode
Penelitian ini dilakukan di Rumah
Sakit Jiwa Propinsi Kalimantan Barat.
Penelitian ini dilakukan selama 3 bulan
dimulai dari bulan juli sampai dengan
September 2015. Penelitian ini merupakan
129
penelitian observasional analitik dengan
menggunakan pendekatan crosssectional.
Sampel yang digunakan dalam
penelitian ini adalah seluruh pasien
Rumah Sakit Jiwa Propinsi Kalimantan
Barat yang berjumlah 148 orang.
Menggunakan
teknik
proporsional
random sampling.
Analisis yang digunakan adalah
univariat untuk memperoleh gambaran
distribusi frekuensi dan proporsi masingmasing setiap variabel yang diteliti.
Analisis
bivariat
dilakukan untuk
mengetahui
hubungan
variabel
independen dan dependen yaitu asupan
energi, asupan protein, tingkat depresi
dengan status gizi pasien jiwa.
Remaja akhir (17-25
tahun)
18
12,2
Dewasa awal (26-35
tahun)
59
39,9
Dewasa akhir (36-45
tahun)
41
27,7
Lansia awal (46-55
tahun)
20
13,5
Lansia akhir (56-65
tahun)
10
6,8
Laki-laki
108
73
Perempuan
40
27
Tidak sekolah
8
5,4
Tidak tamat SD
14
9,5
SD
71
48
SLTP
45
30,4
SLTA
9
6,1
Diploma/S1
1
0,7
Jenis Kelamin
Tingkat Pendidikan
Hasil dan Pembahasan
Hasil pengumpulan dan pengolahan
data responden diketahui karakteristik
berdasarkan tingkat usia dewasa awal (2635 tahun) sebanyak 59 responden 39,9%,
karakteristik berdasarkan jenis kelamin
laki laki sebanyak 108 responden 73%,
dan karakteristik responden berdasarkan
tingkat pendidikan tingkat SLTP sebanyak
45 responden 30,4% untuk lebih jelasnya
dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Karakteristik Responden
Tabel 1
Distribusi Frekuensi Umur, jenis Kelamin
dan Tingkat Pendidikan Responden di
Rumah Sakit Jiwa Propinsi Kalimantan
Barat
Responden
Karakteristik
n
Umur
%
Sumber: Data Primer 2015
Univariat
Tabel 2
Distribusi Frekuensi Asupan Energi,
Asupan Protein, Tingkat Depresi dan
Status Gizi di Rumah Sakit Jiwa Propinsi
Kalimantan Barat
Responden
Variabel
n
%
Asupan Energi
Kurang
32
130 I Jurnal Mahasiswa dan Peneliti Kesehatan - JuMantik
21,6
Cukup
116
78,4
Kurang
28
18,9
Cukup
120
81,1
Berat
52
35,1
Sedang
96
64,9
Kurang
33
22,3
Normal
115
77,7
Total
148
100
Asupan Protein
Tingkat Depresi
Status Gizi
Sumber: Data Primer 2015
Dari tabel 2 diketahui distribusi
frekuensi berdasarkan asupan energi, yang
asupan energi cukup sebanyak 116
responden
(78,4%)
lebih
besar
dibandingkan dengan responden yang
asupan energi kurang. Distribusi frekuensi
berdasarkan asupan protein, yang asupan
protein cukup sebanyak 120 responden
(81,1%) lebih besar dibandingkan dengan
responden yang asupan protein kurang.
Distribusi frekuensi berdasarkan tingkat
depresi yang tingkat depresi sedang
sebanyak 96 responden (64,9%) lebih
besar dibandingkan dengan responden
yang tingkat depresi berat.
Bivariat
Tabel 3
Hubungan Asupan Energi, Asupan Protein, Tingkat Depresi Dengan Status Gizi Pasien
Jiwa di Rumah Sakit Jiwa Propinsi Kalimantan Barat
Status Gizi
Variabel
Kurang
Normal
P value
n
%
n
%
Kurang
22
68,8
10
31,2
Cukup
11
9,5
105
90,5
Kurang
18
64,3
10
35,7
Cukup
15
125
105
87,4
Berat
28
53,8
24
46,2
Sedang
5
5,2
91
948
PR 95% CI
Asupan Energi
7,250
0,000
(3,944-13,328)
Asupan Protein
5,143
0,000
(2,973-8,896)
Tingkat Depresi
10,338
0,000
(4,247-25,168)
131 I Jurnal Mahasiswa dan Peneliti Kesehatan - JuMantik
Sumber: Data Primer 2015
Hasil analisis variabel asupan
energi berdasarkan uji statistik Chi square
pada tabel 3 didapatkan nilai p value
0,000 (
DAN TINGKAT DEPRESI DENGAN STATUS GIZI PASIEN
GANGGUAN JIWA
(Studi di Rumah Sakit Jiwa Propinsi Kalimantan Barat)
Sri Mariati1, Marlenywati2, Indah Budiastutik3
1.
2.
3.
Peminatan Gizi Kesehatan Masyarakat Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah
Pontianak Tahun 2015. Email: sri_mariati@gmail.com
Dosen Peminatan Gizi Kesehatan Masyarakat Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah
Pontianak. Email: Marlenywati_83@yahoo.co.id
Dosen PeminatanGizi Kesehatan Masyarakat Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah
Pontianak. Email: Indah budiastutik@gmail.com
4.
ABSTRAK
Gangguan jiwa merupakan kumpulan keadaan yang tidak normal, baik yang berhubungan
dengan fisik maupun mental. Salah satu gangguan jiwa adalah depresi. Survei pendahuluan terhadap 10
orang pasien Rumah Sakit Jiwa Kalimantan Barat dengan melihat data IMT ditemukan bahwa pasien
dengan status gizi kurang sebesar 20% dan status gizi normal sebesar 80% dan data asupan energi dan
asupan protein menggunakan metode Comstok ditemukan 30% dengan asupan energi dan protein kurang,
70% dengan asupan energi dan protein cukup. Data tingkat depresi pasien dilakukan dengan
menggunakan kuesioner DBI ditemukan pasien dengan tingkat depresi berat sebesar 40% dan tingkat
depresi sedang sebesar 60% (Data primer 2015).
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan antara asupan energi, asupan protein dan
tingkat depresi dengan status gizi pasien gangguan jiwa di Rumah Sakit Jiwa Kalimantan Barat. Desain
penelitian menggunakan Crossectional. Populasi penelitian semua pasien gangguan jiwa yang memenuhi
kriteria inklusi yang berjumlah 615 orang, sampel 148 pasien yang diambil secara proporsional random
sampling dan pengambilan sampel secara acak menggunakan sistem kocok arisan. Analisis data
dilakukan dengan menggunakan uji Chi square.
Hasil penelitian menunjukkan ada hubungan antara asupan energi dengan status gizi (p value =
0,000, PR = 7,250), asupan protein (p value = 0,000, PR = 5,143), dan tingkat depresi (p value = 0,000,
PR = 9,046).
Diharapkan agar rumah sakit tetap meningkatkan mutu, cita rasa dan modifikasi menu makanan yang
disajikan untuk menghindari kebosanan pasien supaya tidak ada lagi sisa makanan. Disarankan bagi
pasien untuk menghabiskan makanan yang disajikan oleh rumah sakit.
Kata Kunci : asupan energi, protein, tingkat depresi dan status gizi, pasien, Prop Kalbar
127 I Jurnal Mahasiswa dan Peneliti Kesehatan - JuMantik
CORRELATION OF ENERGY INTAKE, PROTEIN INTAKE,
DEPRESSION LEVELS, AND NUTRITIONAL STATUS OF MENTAL
ILLNESS PATIENTS
( A Study At Psychiatric Hospital Of West Kalimantan)
Sri Mariati1, Marlenywati2, Indah Budiastutik3
1.
2.
3.
Nutrition of Public Health Departement Muhammadiyah University PontianakYear 2015.
Nutrition of Public Health Departement Muhammadiyah University Pontianak.
Nutrition of Public Health Departement Muhammadiyah University Pontianak.
ABSTRACT
Mental illnessis a set of physical and mental abnormal circumstances. Oneof which
isdepression. A preliminary surveyconducted to 10patients atpsychiatric hospitalof West
Kalimantan, by considering IMT,showed that patients withmalnutrition statuswere 20%, and
patients with normal nutritionalstatus were 80%. Data gathered by using Comstok method
indicated that 30% patients had less energyandproteinintake, and 70% patients had adequate
energy and protein intake. In addition, data of DBI indicated that patients withseveredepression
levelswere 40%and patients with moderatelevel ofdepressionwere 60%.
This study aimed at discovering the correlation of energy intake, protein intake,
depression level, and nutritional status of mental illness patients at psychiatric hospital of West
Kalimantan, using cross sectional design, this study employed 615 inclusive criteria population.
As many as 148 samples were selected by using proportional random sampling. The data were
statistically analyzed by using chi square test.
The study revealed that there were correlation of nutritional status ( p value= 0,000, PR =
7,250), protein intake (p value = 0,000, PR = 5,143) and depression levels (p value = 0,000, PR
= 9,046).
The management of hospital need to enhance the quality and the menu modification in
order to stimulate and increase the patients’ appetite. The menu modification is also important
to reduce the patients’ boredom on the given menu and avoid them leaving the food on the
plate.
Key words
: energy intake, protein, depression levels, nutritional status of mental illness
patients
128 I Jurnal Mahasiswa dan Peneliti Kesehatan - JuMantik
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Masalah kesehatan jiwa adalah masalah
yang sangat mempengaruhi produktivitas
dan kualitas kesehatan perorangan
maupun masyarakat yang tidak mungkin
ditanggulangi oleh satu sektor saja.
Penderita gangguan jiwa dari tahun ke
tahun cenderung meningkat seiring
dengan perubahan pola kehidupan di era
globalisasi saat ini.1
Rumah sakit merupakan salah satu
sarana kesehatan yang memegang peranan
penting untuk meningkatkan derajat
kesehatan masyarakat. Fungsi dari rumah
sakit memberikan pelayanan yang
sempurna, baik pencegahan maupun
pengobatan. Dalam Undang-Undang No
44/2009 tentang Rumah Sakit disebutkan
berbagai sarana atau tempat untuk
menyelenggarakan upaya kesehatan yang
menangani khusus satu macam penyakit
adalah Rumah Sakit Khusus, diantaranya
adalah Rumah Sakit Jiwa
Menurut World Health Organization
(WHO), prevalensi penderita gangguan
jiwa di dunia tahun 2012 lebih dari 450
juta jiwa dan dipekirakan bahwa 2-3%
dari
jumlah
penduduk
Indonesia
menderita gangguan jiwa berat dan
memerlukan perawatan di rumah sakit. 1
Berdasarkan data Riskesdas tahun
2013 sebanyak 1.728 orang mengalami
gangguan jiwa berat. Untuk Kalimantan
Barat, jumlah orang yang menderita
gangguan jiwa mencapai 0,7%. 2
Data Rumah Sakit Jiwa Propinsi
Kalimantan Barat menunjukkan bahwa
pada tahun 2015 mulai dari bulan januari
sampai dengan bulan april jumlah pasien
jiwa yang dirawat inap mencapai 650
jiwa.Pada saat dilakukan penelitian pada
bulan Agustus 2015 pasien Rumah Sakit
Jiwa Propinsi Kalimantan Barat sebesar
620 jiwa dan dan pasien yang memenuhi
kriteria inklusi sebanyak 615 orang
dimana penderita perempuan sebanyak
135 jiwa dan laki-laki sebanyak 480 jiwa.3
Rumusan Masalah
Hasil survei pendahuluan yang
dilakukan penulis pada 10 pasien Rumah
Sakit Jiwa Propinsi Kalimantan Barat
ditemukan pasien dengan status gizi
kurang sebesar 20% (IMT = < 18,5
kg/ ) dan status gizi normal sebesar
80% (IMT = < 18,5 Kg/
- 25 Kg/
),
asupan energi dan protein kurang sebesar
30% dan asupan energi, asupan energi dan
protein cukup sebesar 70% dan sebanyak
40% mengalami depresi berat sedangkan
sebesar 60% mengalami depresi sedang.
Tujuan Penelitian
1. Mengetahui hubungan antara asupan
energi dengan status gizi pasien
gangguan jiwa di Rumah Sakit Jiwa
Propinsi Kalimantan Barat.
2. Mengetahui hubungan antara asupan
protein dengan status gizi pasien
gangguan jiwa di Rumah Sakit Jiwa
Propinsi Kalimantan Barat.
3. Mengetahui hubungan antara asupan
depresi dengan status gizi pasien
gangguan jiwa di Rumah Sakit Jiwa
Propinsi Kalimantan Barat.
Metode
Penelitian ini dilakukan di Rumah
Sakit Jiwa Propinsi Kalimantan Barat.
Penelitian ini dilakukan selama 3 bulan
dimulai dari bulan juli sampai dengan
September 2015. Penelitian ini merupakan
129
penelitian observasional analitik dengan
menggunakan pendekatan crosssectional.
Sampel yang digunakan dalam
penelitian ini adalah seluruh pasien
Rumah Sakit Jiwa Propinsi Kalimantan
Barat yang berjumlah 148 orang.
Menggunakan
teknik
proporsional
random sampling.
Analisis yang digunakan adalah
univariat untuk memperoleh gambaran
distribusi frekuensi dan proporsi masingmasing setiap variabel yang diteliti.
Analisis
bivariat
dilakukan untuk
mengetahui
hubungan
variabel
independen dan dependen yaitu asupan
energi, asupan protein, tingkat depresi
dengan status gizi pasien jiwa.
Remaja akhir (17-25
tahun)
18
12,2
Dewasa awal (26-35
tahun)
59
39,9
Dewasa akhir (36-45
tahun)
41
27,7
Lansia awal (46-55
tahun)
20
13,5
Lansia akhir (56-65
tahun)
10
6,8
Laki-laki
108
73
Perempuan
40
27
Tidak sekolah
8
5,4
Tidak tamat SD
14
9,5
SD
71
48
SLTP
45
30,4
SLTA
9
6,1
Diploma/S1
1
0,7
Jenis Kelamin
Tingkat Pendidikan
Hasil dan Pembahasan
Hasil pengumpulan dan pengolahan
data responden diketahui karakteristik
berdasarkan tingkat usia dewasa awal (2635 tahun) sebanyak 59 responden 39,9%,
karakteristik berdasarkan jenis kelamin
laki laki sebanyak 108 responden 73%,
dan karakteristik responden berdasarkan
tingkat pendidikan tingkat SLTP sebanyak
45 responden 30,4% untuk lebih jelasnya
dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Karakteristik Responden
Tabel 1
Distribusi Frekuensi Umur, jenis Kelamin
dan Tingkat Pendidikan Responden di
Rumah Sakit Jiwa Propinsi Kalimantan
Barat
Responden
Karakteristik
n
Umur
%
Sumber: Data Primer 2015
Univariat
Tabel 2
Distribusi Frekuensi Asupan Energi,
Asupan Protein, Tingkat Depresi dan
Status Gizi di Rumah Sakit Jiwa Propinsi
Kalimantan Barat
Responden
Variabel
n
%
Asupan Energi
Kurang
32
130 I Jurnal Mahasiswa dan Peneliti Kesehatan - JuMantik
21,6
Cukup
116
78,4
Kurang
28
18,9
Cukup
120
81,1
Berat
52
35,1
Sedang
96
64,9
Kurang
33
22,3
Normal
115
77,7
Total
148
100
Asupan Protein
Tingkat Depresi
Status Gizi
Sumber: Data Primer 2015
Dari tabel 2 diketahui distribusi
frekuensi berdasarkan asupan energi, yang
asupan energi cukup sebanyak 116
responden
(78,4%)
lebih
besar
dibandingkan dengan responden yang
asupan energi kurang. Distribusi frekuensi
berdasarkan asupan protein, yang asupan
protein cukup sebanyak 120 responden
(81,1%) lebih besar dibandingkan dengan
responden yang asupan protein kurang.
Distribusi frekuensi berdasarkan tingkat
depresi yang tingkat depresi sedang
sebanyak 96 responden (64,9%) lebih
besar dibandingkan dengan responden
yang tingkat depresi berat.
Bivariat
Tabel 3
Hubungan Asupan Energi, Asupan Protein, Tingkat Depresi Dengan Status Gizi Pasien
Jiwa di Rumah Sakit Jiwa Propinsi Kalimantan Barat
Status Gizi
Variabel
Kurang
Normal
P value
n
%
n
%
Kurang
22
68,8
10
31,2
Cukup
11
9,5
105
90,5
Kurang
18
64,3
10
35,7
Cukup
15
125
105
87,4
Berat
28
53,8
24
46,2
Sedang
5
5,2
91
948
PR 95% CI
Asupan Energi
7,250
0,000
(3,944-13,328)
Asupan Protein
5,143
0,000
(2,973-8,896)
Tingkat Depresi
10,338
0,000
(4,247-25,168)
131 I Jurnal Mahasiswa dan Peneliti Kesehatan - JuMantik
Sumber: Data Primer 2015
Hasil analisis variabel asupan
energi berdasarkan uji statistik Chi square
pada tabel 3 didapatkan nilai p value
0,000 (