PENGARUH FAKTOR INTERNAL DAN EKSTERNAL TERHADAP SIKAP DAN NIAT PEMBELIAN DARING Lorentia Shierly
PENGARUH FAKTOR INTERNAL DAN EKSTERNAL TERHADAP SIKAP DAN NIAT PEMBELIAN DARING
Lorentia Shierly
Sabrina O. Sihombing
Fakultas Ekonomi, Universitas Pelita Harapan
ABSTRACT
Online shopping has grown popularity over the years because of its convenient and can often save money for buyers. There are two main factors that can affect a person to do shopping online: internal factors and external factors. Previous research often focuses on one factor only, that is, internal or external factors in influencing online shopping. Therefore, this research attempts to integrate both internal (i.e., personal innovation and hedonic motivation) and external factors (i.e., web design and eWOM) in predicting attitude and intention to buy online. Data was collected by using questionnaires with non-probability sampling method. The number of respondents was 228 respondents. Data was then analyzed by Structural Equation Modeling (SEM). Results showed that four out of five hypotheses are supported. Specifically, the results showed that personal innovation is not a significant predictor of attitude toward online shopping. This study also provides research limitations and suggestions for further research.
Key words: personal innovation, hedonic motivation, web design, eWOM, attitude, intention
ABSTRAK
Berbelanja lewat internet semakin popular saat ini karena kemudahan yang ditawarkan dan harga yang lebih murah. Terdapat dua faktor utama yang mempengaruhi perilaku berbelanja daring, yaitu faktor internal dan eksternal. Penelitian terdahulu seringkali memfokuskan hanya pada salah satu faktor untuk memahami perilaku pembelian daring, misalnya pengaruh faktor-faktor internal atau faktor-faktor eksternal saja. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengintegrasikan faktor internal (yaitu, pribadi inovasi dan motivasi hedonis) dan faktor eksternal (yaitu, desain web dan eWOM) untuk memprediksi sikap dan niat pembelian daring. Data dikumpulkan melalui kuesioner dengan menggunakan desian sampling non probabilitas. Jumlah responden adalah sebanyak 228 orang. Data kemudian dianalisis dengan menggunakan pendekatan model persamaan struktural (SEM). Hasil analisis menunjukkan 4 hipotesis didukung dan 1 hipotesis tidak didukung. Secara spesifik, hasil penelitian ini memperlihatkan bahwa pribadi yang inovatif bukan sebagai prediktor yang signifikan terhadao sikap untuk membeli daring. Studi ini juga menyampaikan keterbatasan dan arahan untuk penelitian selanjutnya.
Kata kunci: pribadi inovasi, motivasi hedonik, desain situs, eWOM, sikap, niat
PENDAHULUAN
(Keegan dan Green, 2013). Distribusi yang Internet membawa banyak perubahan
dimaksud adalah zaman sekarang banyak dalam bisnis, khususnya yang berkaitan
pengguna internet yang menggunakan dengan pembelian konsumen. Internet me-
internet untuk melakukan bisnis. Padahal, ngubah perspektif distribusi dalam bisnis
dahulu orang melakukan bisnis secara
Pengaruh Faktor Internal dan Eksternal ... – Shierly, Sihombing
tradisional, misalnya penjual menawarkan karena itu, penelitian ini mengintegrasikan barangnya di toko yang ada di pusat per-
faktor internal dan eksternal untuk mem- belanjaan. Akan tetapi sekarang penjual
prediksi sikap terhadap pembelian daring. menggunakan internet untuk melakukan
Lebih lanjut, sikap terhadap pembelian jual beli baik dalam berupa jasa maupun
daring dapat mempengaruhi niat pembelian barang. Dengan adanya toko online (se-
daring.
lanjutnya disebut dengan daring), maka Peneliti mempunyai tiga motivasi me- proses jual beli lebih modern, mudah dan
ngapa penelitian ini perlu dilakukan. Per- cepat dibandingkan dengan jual beli di toko
tama, penelitian ini dilakukan karena me- konvensional. Konsumen yang melakukan
lihat bahwa dengan perkembangan zaman belanja daring dapat menghemat waktu dan
yang terjadi, banyaknya pengguna internet dapat lebih nyaman untuk berbelanja
yang ada di Indonesia. Pada Tabel 1 dijelas- (Adnan, 2014; Javadi, 2012).
kan bahwa adanya perkembangan peng- Perilaku berbelanja secara daring di-
guna internet dari tahun 2010-2014. Dengan pengaruhi oleh faktor eksternal dan inter-
semakin banyak pengguna internet yang nal. Wang (2015) menunjukkan bahwa yang
ada, mereka juga memanfaatkannya untuk merupakan faktor internal misalnya adalah
melakukan bisnis daring. Lebih lanjut, Tabel demografi, kepribadian, motivasi pembeli-
2 menjelaskan pertumbuhan jumlah orang an, dan emosi. Lebih lanjut, Watchraves-
yang melakukan belanja daring. Per- ringkan et al. (2010) menyatakan bahwa
tumbuhan ini membuat peneliti tertarik adalah inovasi dan mode juga merupakan
untuk mengetahui faktor-faktor yang dapat faktor internal yang mempengaruhi peri-
mempengaruhi seseorang untuk melakukan laku belanja secara daring, sedangkan
belanja daring.
untuk faktor eksternal dapat berupa desain situs (Wang, 2015), demografi, social ekono-
Tabel 1
mi, teknologi dan kebijakan publik, budaya,
Jumlah Pengguna Internet di Indonesia
sub budaya, kelompok referensi, dan pe-
Tahun
Pengguna internet (juta)
masaran (Grabowski, 2014). Pemasaran
42 yang dimaksud adalah viral komunikasi
atau komunikasi word of mouth (Mata dan
55 Quesada, 2014). Tetapi karena manusia
63 sekarang sudah mengenal internet maka
107 komunikasi elektronik WOM atau yang
WOM berganti
menjadi
Sumber: Putra (2015)
lebih sering dikenal dengan eWOM.
Tabel 2
Faktor internal dan eksternal mempe-
Prediksi Jumlah Pengguna yang
ngaruhi sikap dari seorang konsumen
Melakukan Belanja Daring
untuk belanja daring. Tetapi di penelitian yang sebelumnya hanya meneliti pada fak
Pengguna belanja daring
tor internal (Khare, 2011; Baek, 2013; Amo-
Tahun
(juta)
roso dan Lim, 2014) atau faktor eksternal
2,0 saja (Elliott dan Speck, 2005; Fakharyan et
3,1 al. , 2012; Albarq, 2014). Padahal sikap
4,6 konsumen dapat berubah karena dipe-
5,9 ngaruhi oleh faktor-faktor internal dan
7,4 eksternal dalam proses pembelian (Wang et
Sumber: Sinteniki (2014)
al., 2008). Tetapi sedikit penelitian yang meneliti gabungan dari kedua faktor
Motivasi yang kedua adalah berkaitan
194 Ekuitas: Jurnal Ekonomi dan Keuangan – Volume 19, Nomor 2, Juni 2015 : 192 – 216
dapat mempengaruhi konsumen untuk melakukan belanja daring. Penelitian yang dilakukan sebelumnya hanya melakukan dengan faktor internal atau faktor eksternal saja. Contoh penelitian oleh Amoroso dan Lim (2014) meneliti pribadi inovatif dan penelitian oleh Fakharyan et al., (2012) fokus pada eWOM dalam memahami pembelian daring. Peneliti termotivasi untuk meng- integrasi faktor internal dan faktor eksternal yang dapat mempengaruhi sikap konsumen untuk berbelanja daring.
Ketiga, peneliti termotivasi untuk meng- gunakan variabel pribadi inovatif karena menurut Szymanski et al. (2007) dengan adanya suatu inovasi dapat menentukan keberhasilan suatu pasar. Untuk pemilihan variabel motivasi hedonik dikarenakan dengan perkembangan waktu adanya pe- rubahan nilai yang membuat orang melaku- kan pembelian (Dhaundiyal dan Coughlan, 2009). Saat ini, banyak orang menggunakan nilai hedonik atau motivasi hedonik untuk melakukan pembelian. Variabel desain situs menurut Alam et al., (2008) mempunyai pengaruh yang kuat dalam mempengaruhi sikap seorang konsumen. Sedangkan untuk variabel eWOM menurut Kim dan Lee (2015) mempunyai pengaruh bagi konsu- men untuk mendapatkan informasi ketika konsumen akan melakukan pembelian.
TINJAUAN TEORETIS
Belanja Daring Belanja daring adalah suatu proses yang dilakukan oleh seorang konsumen untuk melakukan pembelian baik berupa barang maupun jasa melalui internet (Jusoh dan Ling, 2012). Terdapat lima manfaat dari berbelanja daring (Javadi et al., 2012; Khan dan Chavan, 2015). Manfaat pertama adalah belanja daring membuat konsumen lebih nyaman. Konsumen dapat berbelanja da- ring dimanapun. Konsumen bisa berbelanja di rumah, kantor, sekolah, bahkan konsu- men dapat berbelanja ketika di jalan. Manfaat kedua adalah dengan belanja daring dapat menghemat waktu. Konsumen
ada. Sehingga seringkali tidak sempat untuk berbelanja. Dengan belanja daring, konsumen dapat menghemat waktu untuk berbelanja (Javadi et al., 2012).
Manfaat ketiga dari belanja daring ada- lah konsumen tidak perlu untuk menge- lilingi pusat perbelanjaan dan tidak perlu untuk mengantri untuk mendapatkan ba- rang yang diinginkan. Konsumen seringkali harus mengelilingi pusat perbelanjaan un- tuk mendapatkan barang yang diinginkan. Tetapi dengan belanja daring konsumen tidak perlu lagi untuk mengelilingi pusat perbelanjaan (Javadi et al., 2012). Manfaat keempat, belanja daring dapat membuat konsumen lebih mudah dalam mendapat- kan informasi mengenai produk dan jasa yang di tawarkan. Hal ini dapat terjadi karena untuk mendapatkan informasi me- ngenai barang dan jasa, konsumen cukup mengetik barang yang diinginkan. Konsu- men juga akan memperoleh lebih banyak informasi dibandingkan jika konsumen ber- belanja di pusat perbelanjaan. Dengan belanja daring, informasi yang didapat lebih luas dan banyak (Javadi et al., 2012). Man- faat kelima yaitu belanja daring dapat mempermudah konsumen untuk mem- bandingkan barang dan jasa yang diingin- kan. Konsumen yang melakukan belanja daring akan mendapatkan kemudahan untuk melihat barang dengan merk A dan merk B. Konsumen juga dapat lebih mudah membandingkan dari sisi harga dan kualitas.
Melihat banyaknya manfaat yang dapat dinikmati oleh konsumen, sehingga penjual harus mengetahui faktor-faktor yang dapat mempengaruhi konsumen untuk dapat melakukan pembelian daring. Faktor yang mempengaruhi sikap seseorang untuk belanja daring yaitu faktor internal dan faktor eksternal (Wang et al., 2008). Faktor internal adalah faktor dalam diri konsumen yang mempengaruhi untuk melakukan pembelian daring. Sedangkan faktor ekster- nal adalah faktor luar yang mempengaruhi pembelian daring. Pada penelitian ini,
Pengaruh Faktor Internal dan Eksternal ... – Shierly, Sihombing
inovasi pribadi dan motivasi hedonik se- dengan konsumen yang memiliki nilai bagai faktor internal. Sedangkan untuk
inovasi yang rendah. Karena mereka mem- faktor eksternal peneliti akan fokus meneliti
punyai ketertarikan untuk belajar hal–hal desain situs dan eWOM.
yang baru.
Inovasi Pribadi
Motivasi Hedonik
Inovasi pribadi didefinisikan sebagai Motivasi hedonik adalah motivasi se- keinginan seorang individu untuk mencoba
orang konsumen untuk melakukan pem- sistem informasi baru (Bhatti, 2007). Selain
belian dikarenakan pengalaman konsumen itu Bhatti (2007) juga menambahkan bahwa
(Close dan Kukar-Kinney, 2010). Definisi seorang yang inovatif merupakan seorang
lain dari motivasi hedonik adalah proses yang dinamis, mempunyai rasa keingin-
yang terkait dengan mencapai kepuasan tahuan yang tinggi dan berani mencoba hal-
dan kesenangan, misalnya stimulasi suka- hal yang baru. Seorang konsumen dengan
cita, hiburan, fantasi dan indera tetapi inovasi yang tinggi dapat dikatakan tidak
bukan sebuah pembelian produk tertentu takut untuk mencoba hal baru dan mau
dan atau layanan (Kazakeviciute dan belajar. Karena itu mereka tergolong me-n
Banyte, 2012). Jadi, motivasi hedonik adalah jadi yang pertama dalam mencoba suatu
dorongan yang membuat seseorang me- informasi atau produk yang baru. Konsu-
lakukan pembelian dikarenakan pengala- men yang cepat untuk beradaptasi dengan
man yang didapat oleh konsumen. perubahan disebut dengan innovator atau
Ada dua jenis motivasi yang mem- early adopter (Laukkanen dan Pasanen,
pengaruhi pembelian konsumen yaitu moti- 2007).
vasi utilitarian dan motivasi hedonik Terdapat empat ciri-ciri seseorang yang
(O’Brien, 2010). Motivasi utilitarian adalah mempunyai nilai inovasi yang tinggi (Ho
motivasi yang dimiliki oleh konsumen dan Wu, 2011). Pertama, konsumen mem-
dengan berorientasi pada tujuan (Delafrooz punyai kemauan untuk dapat melakukan
et al ., 2009). Jadi konsumen yang berbelanja suatu perubahan dalam suatu konsep dan
dengan motivasi utilitarian berorientasi suatu hal. Jadi konsumen mau bertindak
pada tujuan untuk mendapatkan barang untuk lebih maju dengan melakukan
tersebut. Pada penelitian ini, peneliti akan perubahan. Kedua, konsumen mempunyai
fokus untuk meneliti motivasi hedonik. Hal kemampuan untuk mempengaruhi orang
ini dikarenakan nilai hedonik lebih personal lain untuk dapat menggunakan konsep
dibandingkan dengan utilitarian (Kazakevi- yang inovatif (Ho dan Wu, 2011). Konsu-
ciute dan Banyte, 2012).
men dengan nilai inovatif yang tinggi akan Konsumen yang mempunyai motivasi banyak mencari informasi baru sehingga
atau nilai hedonik yang kuat maka akan akan kaya dengan informasi. Ketiga, konsu-
menikmati dalam melakukan proses pem- men dapat membantu orang lain dalam hal
belian dibandingkan dengan tujuan akhir memecahkan masalah. Konsumen dengan
dari pembelian barang tersebut (Mikalef et nilai inovasi yang tinggi akan tergolong
al., 2013). Contohnya konsumen lebih se- dalam orang yang pertama mencoba hal
nang ketika melakukan pencarian mengenai yang baru, sehingga dapat dikatakan akan
suatu produk. Konsumen dapat meng- mempunyai pengalaman terhadap suatu
habiskan waktu tanpa merasa jenuh dan produk yang baru. Keempat, konsumen
bosan. Karena mereka menikmati proses mempunyai tingkat dan waktu adopsi
pencarian tersebut Mereka dapat me- terhadap inovasi. Jadi konsumen yang
ngunjungi berbagai toko daring untuk men- mempunyai nilai inovasi yang tinggi maka
cari barang yang diinginkan atau mereka mereka akan lebih cepat dalam mengadopsi
hanya ingin melihat-lihat barang terlebih
196 Ekuitas: Jurnal Ekonomi dan Keuangan – Volume 19, Nomor 2, Juni 2015 : 192 – 216
hedonik akan merasa senang melihat-lihat toko daring tersebut (Allagui dan Lemoine, produk yang ditawarkan oleh toko daring.
Desain Situs
eWOM
Desain situs adalah daya tarik yang Electronic word of mouth mempunyai dapat meningkatkan keinginan konsumen
singkatan yaitu eWOM. eWOM didefinisi- untuk mengunjungi suatu situs dan konsu-
kan sebagai komunikasi modern yang di- men merasa senang untuk berada di situs
lakukan oleh antar konsumen mengguna- tersebut (Ariff et al., 2013). Ketika desain
kan internet sehingga konsumen tidak perlu dari suatu situs menarik maka konsumen
bertemu dengan konsumen yang lain (Park akan merasa senang untuk tetap berselancar
et al ., 2011). Definisi lain dari eWOM adalah di situs tersebut. Desain situs merupakan
pernyataan positif atau negatif yang dibuat salah satu dari faktor yang dapat mem-
oleh pelanggan yang potensial, aktual atau pengaruhi pembelian daring (Alam et al.,
mantan konsumen mengenai suatu produk 2008). Jika konsumen merasa senang berada
atau perusahaan, yang dibuat bagi banyak di situs tersebut akan besar kemungkinan
orang dan lembaga melalui internet bagi konsumen untuk melakukan pem-
(Hennig-Thurau et al., 2004). belian yang terdapat di situs tersebut.
Pemasaran dalam suatu perusahaan Dikarenakan desain dari suatu situs mem-
merupakan hal yang penting (Naz, 2014). punyai kemampuan untuk meningkatkan
Dikarenakan jika pemasaran yang dilaku- hubungan dengan konsumen (Aghdaie et
kan oleh pemasar berhasil maka akan al., 2011).
berefek pada sikap konsumen untuk dapat Desain situs termasuk dengan kate-
melakukan pembelian. Salah satu pemasar- gorisasi informasi, penggunaan warna,
an yang baik adalah dengan menggunakan presentasi mengenai informasi, dan peng-
komunikasi WOM (Naz, 2014). Komunikasi gunaan grafis (Ariff et al., 2013). Kate-
WOM sering dianggap sama dengan gorisasi informasi adalah bagaimana situs
eWOM. Sebenarnya eWOM ada sedikit per- tersebut dapat mengkategorikan produk
bedaan dengan WOM. eWOM merupakan yang ditawarkan sehingga konsumen tidak
perkembangan dari WOM (Park et al., 2011). merasa kesulitan dalam mencari produk.
WOM merupakan komunikasi antar konsu- Penggunaan warna dan grafis pada situs
men yang telah menggunakan produk atau menjadi salah satu desain yang harus
jasa yang telah dipergunakan (Fakharyan et diperhatikan. Pemilihan warna dengan war-
al. , 2012). Jadi WOM dilakukan oleh antar na yang cerah dapat menarik konsumen
konsumen secara langsung atau tatap mu- untuk melihat situs yang ada. Seperti
ka. Sedangkan eWOM merupakan komuni- pemilihan warna merah atau kuning dapat
kasi yang menggunakan internet sebagai memberikan
semangat
(Allagui dan
media.
Lemoine, 2008). Dengan warna tersebut Salah satu tipe dari eWOM adalah blog. diharapkan konsumen bersemangat untuk
Blog adalah halaman situs mengenai jurnal, melihat situs dan dapat melakukan pem-
buku harian, daftar informasi dimana se- belian di situs tersebut. Kelengkapan infor-
seorang dapat menulis mengenai yang masi dapat membuat konsumen lebih
mereka suka atau pengalaman yang telah mudah dalam melakukan belanja daring.
mereka peroleh (Wirtz et al., 2012). Sehingga Dengan informasi yang lengkap dan juga
mereka dapat menuliskan pengalaman yang didukung oleh navigasi yang tepat dapat
mereka mengenai belanja daring di suatu memungkinkan konsumen untuk melaku-
toko daring. Sehingga dapat membuat kan pembelian. Navigasi yang menarik dan
konsumen lain yang membaca dapat ter- jelas dapat membantu konsumen untuk
tarik untuk membeli di toko daring ter-
Pengaruh Faktor Internal dan Eksternal ... – Shierly, Sihombing
daring, konsumen dapat mencari dan me- nemukannya dengan lebih mudah meng- gunakan internet (Litvin et al., 2006). Hal ini dapat menguntungkan dan merugikan pen- jual. Penjual dapat untung jika eWOM yang ada berisi hal-hal yang positif sehingga konsumen lain yang membacanya dapat mempunyai ketertarikan untuk melakukan pembelian juga.
Sikap Terhadap Belanja Daring
Sikap didefinisikan sebagai suatu eks- presi perasaan batin yang dimiliki oleh seorang konsumen yang mencerminkan apakah seseorang positif atau negatif ter- hadap beberapa rangsangan atau objek (Ikechukwu et al., 2012). Dalam belanja daring, sikap dari konsumen penting untuk menentukan perkembangan dan trend belanja daring untuk ke depannya (Jin et al., 2015). Hal ini diperkuat oleh Shergill dan Chen (2005) bahwa faktor penting yang mempengaruhi pembelian konsumen ada- lah sikap dari konsumen tersebut.
Sikap mempunyai tiga komponen yaitu sikap afektif, sikap kognitif, dan sikap peri- laku (Hawkins dan Mothersbaugh, 2010; Ikechukwu et al., 2012). Pertama, sikap afek- tif berhubungan dengan emosional atau perasaan dari seorang konsumen. Jadi konsumen akan menggunakan perasaannya ketika melakukan pembelian, apakah kon- sumen merasa senang atau tidak. Peneliti melihat adanya sikap afektif sebagai hal yang utama dalam hal memberikan evaluasi (Ikechukwu et al., 2012). Kedua, sikap kog- nitif mengarah pada pengetahuan, keyakin- an dan pendapat yang dimiliki oleh konsu- men mengenai obyek (Ikechukwu et al., 2012). Sehingga dapat dikatakan bahwa sikap kognitif mempunyai hubungan de- ngan pemikiran dari seorang konsumen. Konsumen bersikap secara rasional dalam menentukan pilihan. Ketiga, sikap perilaku adalah sikap yang mengarah pada tindakan mencoba sesuatu. Komponen dari sikap perilaku ini termasuk pada pembelian yang sesungguhnya, yaitu niat membeli (Ike-
Niat Pembelian Daring
Niat beli didefinisikan sebagai proba- bilitas bahwa konsumen akan membeli pro- duk (Sam dan Tahir, 2009). Niat pembelian daring adalah kemauan dari seorang konsu- men untuk mencari, melihat dan melakukan pembelian melalui internet (Meskaran et al., 2013). Jadi, niat pembelian daring adalah kemauan dari seorang konsumen untuk melakukan pembelian di toko daring.
Konsumen yang mempunyai niat untuk melakukan pembelian bisa karena konsu- men telah percaya pada toko daring ter- sebut. Kepercayaan dan resiko menjadi hal yang penting dalam belanja daring (Chen, 2012). Apabila konsumen telah percaya pada toko daring, maka besar kemungkinan konsumen akan melakukan pembelian kem- bali secara daring. Konsumen yang melaku- kan belanja daring tentu akan melihat resiko yang mungkin akan diperoleh. Konsumen tentu akan berhati-hati dalam melakukan belanja daring. Sehingga penting bagi toko daring untuk dapat menggunakan keper- cayaan dari seorang konsumen agar konsu- men dapat melakukan pembelian.
Niat pembelian dari seorang konsumen juga dapat dipengaruhi oleh beberapa fak- tor yang ada. Peneliti akan membagi men- jadi dua faktor yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal dan ekster- nal menjadi hal yang utama dalam mem- pengaruhi pembelian seorang konsumen (Ling dan Yazdanifard, 2015). Faktor inter- nal adalah pribadi inovasi dan motivasi hedonik. Sedangkan untuk faktor eksternal adalah desain situs dan eWOM. Kedua faktor tersebut akan di lakukan penelitian apakah faktor tersebut mempunyai pe- ngaruh dalam niat pembelian daring.
Hubungan Antar Variabel dan Hipotesis Penelitian
Hubungan Inovasi Pribadi dengan Sikap terhadap Belanja Daring
Inovasi pribadi yang dimiliki seseorang dapat mempengaruhi sikap pembelian. Seseorang yang memiliki inovasi maka
198 Ekuitas: Jurnal Ekonomi dan Keuangan – Volume 19, Nomor 2, Juni 2015 : 192 – 216
mereka mau mencoba hal- hal baru (Bhatti, 2007). Mereka terbuka dengan adanya perubahan dan tidak ragu untuk mencoba hal baru. Sama hal nya dengan melakukan belanja daring. Konsumen yang merasa terbuka dengan adanya informasi baru maka tidak akan ragu dalam melakukan belanja daring. Dengan demikian konsumen yang memiliki nilai inovasi yang tinggi maka akan memiliki sikap pembelian yang tinggi juga. Pada penelitian sebelumnya terdapat bahwa inovasi mempengaruhi sikap konsumen (Quaddus dan Xu, 2006; Talukder et al., 2008; Hsu dan Bayarsaikhan 2012; Mansour, 2012; Baek, 2013; Tian dan Dong, 2013; Amoroso dan Lim, 2014). Sehingga dapat dibentuk hipotesis sebagai berikut:
H 1 : Adanya hubungan positif antara inovasi pribadi dengan sikap ter- hadap belanja daring.
Hubungan Motivasi Hedonik dengan Sikap terhadap Belanja Daring
Selain itu faktor internal yang lain adalah motivasi hedonik. Motivasi hedonik juga dapat mempengaruhi sikap pembelian dari seorang konsumen. Konsumen akan menggunakan perasaan untuk melakukan pembelian (Irani dan Hanzaee, 2011). Kon- sumen akan merasa senang saat melakukan proses pembelian. Mereka akan senang untuk mencari produk dan tidak merasa bosan dalam melakukan pencarian. Konsu- men yang memiliki nilai hedonik yang tinggi maka mereka mempunyai kemungki- nan yang lebih besar untuk mempunyai sikap pembelian terhadap belanja daring. Jadi ketika konsumen merasa senang maka mereka mempunyai sikap untuk melakukan pembelian. Pada penelitian sebelumnya membahas mengenai motivasi hedonik mempengaruhi sikap konsumen (Delafrooz et al., 2010; Ling et al., 2010; Pookulangara dan Natesan, 2010; Khare, 2011; Shiau dan Wu, 2013; Dlodlo, 2014; Tseng dan Chang, 2015). Dengan demikian hipotesis yang bisa simpulkan adalah sebagai berikut:
H 2 : Adanya hubungan positif antara moti-
vasi hedonik dengan sikap terhadap belanja daring.
Hubungan Desain Situs dengan Sikap terhadap Belanja Daring
Desain situs merupakan faktor ekster- nal yang dapat mempengaruhi seseorang untuk mempunyai sikap pembelian daring. Situs merupakan pengganti dari pemasar untuk memasarkan dan berkomunikasi de- ngan konsumen menggunakan internet (Loan et al., 2015). Sehingga jika situs mem- punyai desain yang baik maka konsumen akan tertarik untuk dapat melihat situs tersebut. Situs harus memiliki warna yang menarik agar konsumen tertarik untuk dapat melihat situs tersebut. Selain itu juga situs harus mudah digunakan. Pada pe- nelitian sebelumnya terdapat bahwa situs dapat mempengaruhi sikap konsumen (Elliott dan Speck, 2005; Wen, 2009; Cho dan Lee, 2011; Majali, 2015). Berdasarkan pen- jelasan diatas, maka dapat dibentuk hipo- tesis yaitu:
H 3 : Adanya hubungan positif antara desain situs dengan sikap terhadap belanja daring.
Hubungan eWOM dengan Sikap terhadap Belanja Daring
WOM merupakan komunikasi antar konsumen yang dapat mempengaruhi da- lam pembelian. Karena melihat zaman sekarang, orang menggunakan teknologi internet. Maka WOM beralih menjadi eWOM yaitu komunikasi yang mengguna- kan internet antar konsumen (Park et al., 2011). Jika eWOM yang diberikan memiliki hal yang positif maka konsumen lain akan tertarik untuk melakukan pembelian juga di toko daring. Tetapi jika eWOM yang di- miliki kurang baik maka dapat berdampak negatif pada sikap konsumen. Pada peneliti- an sebelumnya terdapat bahwa eWOM dapat mempengaruhi sikap konsumen (Pietro et al., 2012; Fakharyan et al., 2012; Jalilvand et al., 2013; Albarq, 2014; Zarrad dan Debabi, 2015; Zarco, 2015). Dengan
Pengaruh Faktor Internal dan Eksternal ... – Shierly, Sihombing
demikian maka dapat ditarik hipotesis juga untuk melakukan pembelian. Tetapi yaitu:
jika konsumen memiliki sikap yang negatif
H 4 : Adanya hubungan positif antara maka konsumen akan tidak memiliki niat eWOM dengan sikap terhadap
terhadap belanja daring., sehingga penting belanja daring
bagi seorang penjual atau pemasar untuk mengetahui faktor-faktor yang dapat mem-
Hubungan Sikap terhadap Belanja Daring
buat seseorang memiliki niat pembelian
dengan Niat Pembelian Online
yang positif juga. Pada penelitian sebelum- Sikap konsumen akan mempengaruhi
nya meneliti mengenai adanya hubungan niat seseorang dalam melakukan pembeli-
sikap pembelian dengan niat konsumen an. Sikap dari seorang konsumen terlihat
(Delafrooz et al., 2010; Pietro et al., 2012; Lim apakah mereka menyukai belanja daring
dan Ting, 2012; Baek, 2013; Jalilvand et al., atau tidak (Juniwati, 2014). Sehingga dapat
2013; Hemamalini, 2013; Rafique et al., 2014; dikatakan sikap merupakan suatu evaluasi
Tseng dan Chang, 2015). Dengan demikian afektif dari seorang konsumen terhadap
peneliti membuat hipotesis bahwa: belanja daring (Wang et al., 2006, 71). Jika
H 5 : Adanya hubungan positif antara sikap seorang konsumen memiliki sikap yang
terhadap belanja daring dengan niat positif terhadap belanja daring maka
pembelian daring. konsumen akan memiliki niat yang positif
Faktor Internal
H1
Inovasi Pribadi
Niat ik
Sikap
Motivasi
H5 Pembelian Hedonik
H2 Terhadap
Belanja
Daring
Daring
Faktor Eksternal Desain Situs
H3
H4
eWOM
Gambar 1 Model Penelitian
Sumber: dibangun oleh Peneliti (2015) METODE PENELITIAN
belanjaan di Zalora. Peneliti menggunakan
Desain Sampel dan Jumlah Sampel
dengan teknik sampel bertujuan dengan Pada penelitian ini, peneliti mengguna-
tipe sampel penilaian (judgemental). Teknik kan metode sampel non probabilitas. Secara
ini menggunakan kriteria yang direpre- spesifik, sampel pada penelitian ini adalah
sentasikan melalui filter question (selanjut- mahasiswa/i yang pernah melakukan pem-
nya akan disebut dengan pertanyaan
200 Ekuitas: Jurnal Ekonomi dan Keuangan – Volume 19, Nomor 2, Juni 2015 : 192 – 216
penyaring). Letak dari pertanyaan pe- Untuk mendapatkan data primer maka pe- nyaring ada di awal kuesioner. Dengan
neliti menggunakan responden yang berada adanya kriteria maka, peneliti dapat mem-
di sekitar lingkungan peneliti agar dapat peroleh informasi yang akurat.
mempermudah peneliti dalam mendapat- Peneliti menggunakan jumlah sampel
kan data yang dibutuhkan. Sehingga pe- sebanyak 250. Tiga alasan peneliti meng-
neliti memutuskan untuk menggunakan gunakan sampel sebanyak 250. Alasan per-
mahasiswa dan mahasiswi Universitas tama adalah peneliti menggunakan rata-rata
swasta sebagai data primer untuk penelitian sampel dari penelitian yang telah dilakukan
ini. Kemudian Sekaran dan Bougie (2013) sebelumnya (Malhotra dan Birks, 2006).
menjelaskan bahwa dalam melakukan pe- Pada Tabel 3 menunjukan rata-rata dari
ngumpulan data terdapat tiga macam tipe penelitian yang telah dilakukan sebelumnya
yaitu wawancara, observasi dan kuesioner. adalah 249,7 sehingga peneliti membulatkan
Peneliti menggunakan kuesioner untuk menjadi 250 sampel. Alasan kedua yaitu
melakukan pengumpulan data dengan untuk pengolahan data akan dilakukan
menggunakan dua tipe yaitu penyebaran dengan menggunakan structural equation
secara personal dan melakukan penyebaran modeling (selanjutnya akan disebut dengan
secara elektronik di lingkungan Universitas SEM) membutuhkan jumlah sampel minim-
swasta.
al 200 data (Santoso, 2007). Sehingga pe- neliti menggunakan sampel sejumlah 250.
Pengukuran Variabel
Alasan ketiga adalah jumlah sampel yang Pada penelitian ini menggunakan enam dapat digunakan dalam suatu penelitian
variabel yaitu pribadi inovatif, motivasi adalah antara 150 sampai 400 (Hair et al.,
hedonik, desain situs, eWOM, sikap ter- 2006). Dengan sampel sejumlah 250 me-
hadap belanja daring, niat pembelian da- nunjukkan bahwa sampel tersebut di antara
ring. Masing-masing variabel mempunyai 150 sampai 400.
empat indikator sehingga total terdapat dua puluh empat indikator. Semua indikator
Metode Pengumpulan Data
didasarkan pada penelitian sebelumnya Pada penelitian ini, peneliti mengguna-
sebagai berikut. Inovasi pribadi berasal dari kan data primer untuk mengumpulkan data
Taylor dan Todd (1995, dalam Bhatti, 2007), yang ada. Data primer adalah pengumpul-
Oliver dan Bearden (1985, dalam Bauer et an data yang dilakukan secara langsung
al ., 2005), dan Leavitt dan Walton (1975, oleh peneliti (Malhotra dan Birks, 2006).
dalam Bauer et al., 2005).
Tabel 3 Rata-Rata Sampel Penelitian Sebelumnya
Penelitian
Jumlah Sampel
Sam dan Tahir (2009)
Xiaorong et al., (2011)
Jin dan Osman (2014)
Rizwan et al., (2014)
Gleim et al., (2015)
Putro dan Haryanto (2015)
Rata-Rata 249.7 = 250
Pengaruh Faktor Internal dan Eksternal ... – Shierly, Sihombing
Motivasi hedonik berasal dari Cotte et al. validitas konstruk. Validitas konten dilaku- (2006, dalam Poyry et al., 2012), Babin et al.
kan sebelum melakukan pengumpulan data (1994; Kim dan Shim, 2002, dalam Delafrooz
(Hair et al., 2013). Untuk mencapai validitas et al., 2009), dan Babin et al. (1994, dalam
konten maka peneliti melakukan pencarian Sarkar, 2011). Indikator variabel desain situs
mengenai indikator yang akan diukur. berasal dari Shergill dan Chen (2005, dalam
Peneliti meminta pendapat dari para ahli Ariff et al., 2013) dan Qinghe et al. (2014).
untuk dapat mengetahui apakah indikator Indikator eWom bersumber dari Goyette et
yang digunakan dalam penelitian sudah al. (2010, dalam Tseng 2013) dan Thomas et
sesuai dengan teori yang digunakan. Ketika al. (2006, dalam Son et al. 2012). Sedangkan
melihat adanya indikator yang kurang indikator sikap terhadap belanja daring
sesuai dengan teori yang digunakan, maka berasal dari Ramayah et al. (2009, dalam
dilakukan perbaikan terhadap indikator Lim dan Ting, 2012), Kim dan Forsythe
tersebut. Sehingga indikator yang diguna- (2010, dalam Lim dan Ting, 2012), Wolin et
kan dapat sesuai dengan teori yang di- al. (2002, dalam Mahmoud, 2013), dan Wang
gunakan pada penelitian ini. dan Sun (2010, dalam Mahmoud, 2013).
Validitas konstruk digunakan untuk Indikator niat pembelian daring bersumber
melihat validitas suatu indikator yang ada. pada Moon dan Kim, (2001, dalam Rizwan
Menurut Sekaran dan Bougie (2013) menilai et al., 2014) dan Zeithaml et al. (1998, dalam
validitas konstruk dapat dicapai dengan Khan et al., 2014), dan Soureli et al. (2008,
convergent validity (selanjutnya disebut de- dalam Khan et al., 2014). Keseluruhan
ngan validitas konverjen) dan discriminant indikator diukur dengan menggunakan
validity (selanjutnya disebut dengan validi- skala Likert 5 poin (1 = sangat tidak setuju
tas diskriminan). Validitas konverjen meng- sampai 5= sangat setuju).
ukur sebuah indikator dapat berkorelasi dengan langkah-langkah yang seharusnya
Uji Keandalan dan Validitas
(Aaker et al., 2007). Penelitian ini meng- Pengujian keandalan pada penelitian
gunakan exploratory factor analysis (EFA) dan ini dilakukan mempunyai tujuan agar
Average Variance Extracted (AVE) untuk me- mengetahui apakah indikator yang ada
nguji validitas kontruk. Selain itu terdapat stabil dan konsisten dengan konsep yang
cara lain untuk mengukur validitas konver- ada. Peneliti menggunakan uji keandalan
jen. Menggunakan pengujian construct relia- dengan melihat nilai Cronbach’s alpha. Di-
bility (CR) adalah cara lain untuk mengukur mana pengujian yang paling umum di-
validitas konverjen (Ghadi et al., 2012). lakukan yaitu dengan melihat nilai Cron-
Validitas diskriminan dapat tercapai bach’s alpha (Sekaran dan Bougie, 2013).
ketika dua variabel yang seharusnya tidak Nilai minimum untuk Cronbach’s alpha
berkorelasi tetapi terdapat nilai korelasi adalah 0,7 kecuali untuk penelitian eksplo-
(Sekaran dan Bougie, 2013). Untuk melaku- rasi menggunakan nilai minimum 0,6 (Hair
kan pengukuran dengan uji validitas maka et al., 2006). Nilai Cronbach’s alpha yang
peneliti menggunakan korelasi Pearson. menunjukkan dibawah 0,6 maka meng-
Korelasi Pearson digunakan ketika memiliki indikasikan bahwa kurang handal suatu
data metrik (Hair et al., 2006; Hair et al., indikator yang ada (Maholtra dan Birks,
2013). Data metrik yang dimaksudkan ada- 2006). Selain menggunakan Cronbach’s
lah data kuantitatif, data interval, dan data alpha, peneliti juga menggunakan nilai
rasio.
inter-item correlation. Nilai minimal untuk corrected item-total correlation adalah > 0,3
Studi Pendahuluan
(Hair et al., 2010). Studi pendahuluan dilakukan untuk Pada penelitian ini menggunakan dua
mengetahui tingkat pemahaman responden
202 Ekuitas: Jurnal Ekonomi dan Keuangan – Volume 19, Nomor 2, Juni 2015 : 192 – 216
mengetahui keandalan serta validitas indi- pengujian model komparasi maka dilaku- kator pada penelitian ini. Studi ini melibat-
kan pengujian dengan melihat indeks kan sebanyak 50 responden. Jumlah respon-
komparasi. Menurut Hair et al. (2006) den ini sesuai dengan kriteria jumlah sam-
parsimony fit inidices dibagi menjadi dua tipe pel penelitian pilot yaitu antara 25 sampai
yaitu parsimony goodness of fit index (PGFI) 100 (Cooper dan Schindler, 2006). Hasil
dan parsimony normed fit index (PNFI). Selain studi pendahuluan menunjukkan bahwa
itu ada pengukuran yang lainnya yaitu Cronbach’s Alpha berkisar 0,708 sampai
parsimony comparative fit index (PCFI) yang 0,852. Hasil pengujian EFA menunjukkan
dikemukakan oleh Santoso (2007). bahwa indikator yang digunakan menge- lompok pada komponen masing-masing.
ANALISIS DAN PEMBAHASAN Response Rate dan Profil Responden
Analisis Data
Pada penelitian ini menyebarkan 250 Pada penelitian ini metode yang di-
kuesioner kepada responden. Terdapat 238 gunakan untuk menganalisis data adalah
kuesioner kembali. Sehingga response rate Structural Equation Modelling (SEM). SEM
pada penelitian ini adalah 95,2%. Kemudian adalah model statistik yang dapat diguna-
peneliti menemukan kuesioner yang kurang kan untuk menunjukkan adanya hubungan
terisi dengan lengkap, sehingga peneliti antar variabel dalam suatu penelitian (Hair
memisahkan kuesioner yang dapat diguna- et al ., 2006). SEM didefinisikan sebagai
kan dalam penelitian ini. Terdapat 228 gabungan statistik multivariate yang me-
kuesioner yang dapat digunakan dalam rupakan kombinasi antara analisis faktor
penelitian. Sehingga usable response rate dan analisis regresi (korelasi) yang ber-
kuesioner pada penelitian ini sebesar 91,2%. tujuan untuk menguji hubungan-hubungan
Profil responden pada penelitian ini antar variabel yang ada pada sebuah model,
adalah sebagai berikut. Responden mayo- baik itu antar indikator dengan konstruk-
ritas adalah berjenis kelamin wanita dengan nya, ataupun hubungan antar konstruk
jumlah sebanyak 185 responden (81,15%). (Santoso, 2007). Metode SEM digunakan
Berdasarkan usia maka mayoritas respon- untuk menguji suatu model yang terlebih
den berusia 18-21 tahun dengan jumlah 189 dahulu dibuat dengan berdasar teori ter-
reseponden (82,89%). Untuk mayoritas lama tentu dapat diterima atau tidak (Santoso,
waktu yang dihabiskan responden di Zalora 2007). Pengujian dilakukan dengan model
adalah 1-3 jam dengan jumlah 95 responden pengukuran dan model struktural (Santoso,
(41,67%). Untuk mayoritas jumlah penge- 2007).
luaran responden ketika melakukan pem- belian di Zalora adalah sebesar Rp 150.000 -
Komparasi Model
Rp 300.000 dengan jumlah 141 responden Dalam metode SEM dilakukan kompa-
rasi model antara satu model dengan model yang lain. Dengan melakukan komparasi
Uji Keandalan
maka dapat diketahui model mana yang Pada penelitian ini dilakukan pengujian lebih baik antara satu dengan yang lain
keandalan maka peneliti melihat dari Cron- (Hair et al., 2006). Peneliti dapat membuat
bach’s alpha dan corrected item-total correla- model komparasi berdasarkan teori yang
tion . Indikator dapat dikatakan andal jika ada. Walaupun tidak dibuat hipotesis pada
memiliki nilai corrected item-total correlation model komparasi tetapi dengan melakukan
> 0,3. Sedangkan untuk nilai Cronbach’s pengujian pada model komparasi maka
alpha > 0,7 agar dapat dikatakan sebagai dapat diketahui mana model yang paling
indikator yang andal. Pada Tabel 4 me- baik (Hair et al., 2006). Peneliti membuat
nunjukkan hasil uji keandalan pada pe-
Pengaruh Faktor Internal dan Eksternal ... – Shierly, Sihombing
Tabel 4 Hasil Uji Keandalan Penelitian Aktual
Indikator
Corrected Item-
Total Correlation
Alpha
Reliability (CR)
Keterangan: PINOV = Inovasi Pribadi; HM = Motivasi Hedonik ; WD = Desain Situs; EW = eWOM; AO = Sikap terhadap Belanja Daring; PI = Niat Pembelian Daring
Sumber: Hasil Pengolahan Data 228 Responden Uji Validitas
nilai yang mendekati angka 1 yang berarti Untuk mencapai validitas maka diada-
validitas diskriminan tercapai. kan uji EFA dan CR. Tabel 5 mempelihatkan hasil EFA pada penelitian yang menunjuk-
Hasil Pengujian SEM
kan nilai factor loading lebih dari 0,35 dan Model SEM terdiri dari dua pengujian memiliki data yang mengelompok yang
yaitu pengujian dengan model pengukuran menunjukkan tercapainya validitas konver-
dan model structural. Untuk melihat hasil jen. Selain itu untuk melihat validitas
dari pengujian model pengukuran maka konverjen juga dapat melihat nilai construct
peneliti menggunakan CFA (Tabel 7). reliability. Nilai tersebut berada diantara
Kemudian setelah menguji CFA maka akan 0,717 sampai dengan 0,818. Nilai CR mini-
dilakukan pengujian model struktural. Ha- mal 0.6 untuk dapat diterima (Hair et al.,
sil pengujian dapat dikatakan valid jika 2006). Sehingga dapat dikatakan nilai ter-
memiliki nilai kritis (CR) lebih dari ± 1,96 sebut masuk dalam kriteria yang ada. Selain
(Hair et al., 2006). Pengujian model struk- itu dilakukan pengujian AVE. Nilai AVE
tural digunakan untuk menguji hipotesis dibawah 0.5 mengindikasikan bahwa varia-
yang telah dibuat sebelumnya. Dari lima bel cukup baik. Sedangkan nilai diatas 0,5
hipotesis yang dibuat menunjukkan adanya mengindikasikan bahwa variabel baik (Hair
empat hipotesis yang memiliki hubungan et al., 2006). Untuk mencapai validitas dis-
yang signifikan (Tabel 8), sehingga dapat kriminan maka peneliti menggunakan
dikatakan bahwa terdapat empat hipotesis korelasi Pearson.
didukung dan satu hipotesis yang tidak Pada Tabel 6 menunjukkan nilai kore-
didukung. Untuk mengetahui hubungan lasi antar variabel yang dilakukan pada
signifikan dapat dilihat dari nilai kritis (CR) penelitian ini yang menunjukkan tidak ada
yang diperoleh yaitu harus memiliki nilai lebih dari ± 1,96 (Hair et al., 2006).
204 Ekuitas: Jurnal Ekonomi dan Keuangan – Volume 19, Nomor 2, Juni 2015 : 192 – 216
Tabel 5 Hasil Uji Validitas (EFA)
PI2 0.709 PI3
Keterangan: PINOV = Inovasi Pribadi; HM = Motivasi Hedonik ; WD = Desain Situs; EW = eWOM; AO = Sikap terhadap Belanja Daring; PI = Niat Pembelian Daring
Sumber: Hasil Pengolahan Data 228 Responden
Tabel 6 Hasil Korelasi
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). Keterangan: PINOV = Inovasi Pribadi; HM = Motivasi Hedonik ; WD = Desain Situs; EW = eWOM;
AO = Sikap terhadap Belanja Daring; PI = Niat Pembelian Daring
Sumber: Hasil Pengolahan Data 228 Responden
Tabel 7 Hasil Model Pengukuran
Path
Standardized
Critical Ratio Regression Weights (CR)
PINOV4 <--- Inovasi Pribadi
PINOV2 <--- Inovasi Pribadi
<--- Inovasi Pribadi
<--- Motivasi Hedonik
Pengaruh Faktor Internal dan Eksternal ... – Shierly, Sihombing
Tabel 7 lanjutan.......
Path
Standardized
Critical Ratio
Regression Weights
(CR)
HM2 <--- Motivasi Hedonik
<--- Motivasi Hedonik
<--- Desain Situs
10.311 WD1
WD3 <--- Desain Situs
7.832 EW2
<--- Desain Situs
<--- eWOM
EW1 <--- eWOM
0.77 8.091 AO4
<--- Sikap terhadap Belanja
Daring
AO3 <--- Sikap terhadap Belanja
Daring
PI4 <--- Niat Pembelian Daring
PI1 <--- Niat Pembelian Daring
Keterangan: PINOV = Inovasi Pribadi; HM = Motivasi Hedonik ; WD = Desain Situs; EW = eWOM; AO = Sikap terhadap Belanja Daring; PI = Niat Pembelian Daring
Sumber: Hasil Pengolahan Data 228 Responden
Tabel 8 Hasil Pengujian Model Struktural
Hipotesis Path
Standardized
C Analisa
H1 Sikap terhadap <--- Inovasi
1 Belanja Daring
Pribadi
.223 Tidak Didukung
H2 Sikap terhadap <--- Motivasi
3 Belanja Daring
.128 Didukung H3 Sikap terhadap <--- Desain Situs
Hedonik
5 Belanja Daring
.410 Didukung H4 Sikap terhadap <--- eWOM
2 Belanja Daring
.547 Didukung H5 Niat Pembelian <--- Sikap
Belanja Daring
Sumber: Hasil Pengolahan Data 228 Responden Hasil Model Komparasi
Tabel 9 menunjukkan hasil diantara kedua Untuk mengetahui perbedaan diantara
model.
kedua model (Gambar 2) yang ada maka dilakukan pengujian indeks komparasi
Pembahasan
diantara keduanya. Indeks yang dipakai Setelah melakukan pengujian hipotesis untuk membandingkan adalah parsimony fit
dapat diketahui bahwa terdapat hipotesis indices yaitu PGFI, PNFI, dan PCFI. Pada
yang didukung dan ada hipotesis yang
206 Ekuitas: Jurnal Ekonomi dan Keuangan – Volume 19, Nomor 2, Juni 2015 : 192 – 216
tidak didukung. Terdapat empat hipotesis
Tabel 9
yang didukung dan satu hipotesis yang
Hasil Model Komparasi
tidak didukung. Pada tahap ini akan di- lakukan pembahasan mengenai hipotesis
Kriteria Model Awal Model Komparasi
yang didukung dan tidak didukung. Pem-
0.587 0.578 bahasan yang akan dilakukan berdasarkan
PGFI
0.646 0.638 teori yang ada. Hipotesis 1 menyatakan
PNFI
0.683 0.676 bahwa adanya hubungan positif antara ino-
PCFI
Sumber: Pengolahan Data 228 Responden
vasi pribadi dengan sikap terhadap belanja daring.
H7
Faktor Internal Inovasi
Niat Hedonik
Sikap
H2 terhadap
H5 Pembelian
Daring Faktor Eksternal
Desain situs
Gambar 2 Model komparasi
Akan tetapi hasil pengujian hipotesis tidak mempunyai karakteristik berani untuk me- mendukung adanya hubungan diantara
ngambil resiko. Wanita cenderung memiliki keduanya. Terdapat dua alasan yang dapat
ketakutan untuk memilih produk yang membuat hipotesis 1 tidak didukung. Alas-
salah atau kurang sesuai. Sehingga hal ini an pertama, menurut data profil responden,
dapat menyebabkan tidak adanya hubung- wanita merupakan mayoritas responden
an antara inovasi pribadi dengan sikap dalam penelitian ini dengan jumlah dua per
terhadap pembelian daring. tiga (81%). Akan tetapi konsumen wanita
Data profil responden juga menunjuk- dianggap kurang mau untuk mengambil
kan bahwa pria merupakan minoritas resiko yang ada (Harris et al., 2006, 50; Boyd,
responden dengan jumlah satu per tiga
Pengaruh Faktor Internal dan Eksternal ... – Shierly, Sihombing
pria lebih intens dalam melakukan pencari- dalam melakukan pencarian barang yang an dibandingkan dengan wanita. Padahal
diinginkan.Menurut data profil responden seorang yang memiliki nilai inovasi yang
menunjukkan responden rata-rata meng- tinggi adalah seseorang yang mempunyai
habiskan waktu di Zalora selama 1 sampai 3 karakteristik mau belajar mengenai hal
jam. Konsumen merasa bahwa dengan baru. Konsumen pria lebih rinci untuk
mencari informasi mengenai Zalora adalah mendapatkan informasi jika dibandingkan
cara yang tepat untuk menghabiskan wak- dengan wanita (Kaplan, 2011). Sehingga
tu. Mereka akan merasa senang dalam konsumen pria dikatakan lebih baik dalam
proses pencarian tersebut. Sehingga mereka melakukan pencarian. Tetapi karena respon-
merasa memiliki rasa senang dan puas den pria pada penelitian ini merupakan
dalam proses pencarian dengan menjelajahi minoritas, maka terdapat kemungkinan
toko daring. Ketika konsumen merasa me- bahwa pribadi inovasi tidak berhubungan
nikmati dan senang dengan proses pencari- dengan sikap seorang konsumen.
an barang di Zalora maka besar kemungkin- Alasan kedua, menurut hasil data
an konsumen akan memiliki sikap pem- statistik deskriptif pada indikator PINOV2
belian terhadap belanja daring yang baik. “Biasanya saya termasuk yang pertama
Hipotesis 3 menyatakan bahwa adanya untuk mencoba produk baru” terdapat rata-
hubungan positif antara desain situs dengan rata responden menjawab dengan nilai 2
sikap terhadap belanja daring (Elliott dan “tidak setuju”. Hal ini menunjukkan bahwa
Speck, 2005; Wen, 2009; Cho dan Lee, 2011; responden tidak setuju jika dikategorikan
Majali, 2015). Hasil pengujian hipotesis menjadi yang pertama mencoba produk
mendukung adanya hubungan diantara baru. Akan tetapi seorang inovator mem-
keduanya. Ketika desain dari situs memiliki punyai karakteristik ingin menjadi yang
kualitas yang baik maka konsumen akan pertama dalam mencoba suatu yang baru
memiliki sikap yang baik terhadap Zalora. (Yocco, 2015). Hal ini menunjukkan adanya
Situs Zalora memiliki kemudahan agar perbedaan antara teori dengan hasil jawab-
konsumen melakukan pembelian sehingga an responden. Maka dapat berpengaruh
konsumen dapat memiliki sikap yang pada hipotesis yang telah dibuat pada awal
positif. Selain kemudahan, informasi yang penelitian. Sehingga jika rata-rata respon-
detail juga menjadi penolong bagi konsu- den menjawab bahwa mereka tidak setuju
men agar dapat mengetahui informasi dengan indikator tersebut maka terdapat
barang yang akan dibeli. Jika konsumen kemungkinan bahwa hipotesis 1 tidak di-
merasa mudah dalam mencari produk yang dukung dalam penelitian ini.
diinginkan di Zalora maka konsumen akan Hipotesis 2 menyatakan bahwa adanya
memiliki sikap terhadap belanja daring hubungan positif antara motivasi hedonik
yang positif.
dengan sikap terhadap belanja daring Hipotesis 4 menyatakan bahwa adanya (Delafrooz et al., 2010; Ling et al., 2010;
hubungan positif antara eWOM dengan Pookulangara dan Natesan, 2010; Khare,
sikap terhadap belanja daring (Pietro et al., 2011; Shiau dan Wu; Dlodlo, 2014; Tseng
2011; Fakharyan et al., 2012; Jalilvand et al., dan Chang, 2015). Hasil pengujian hipotesis
2013; Albarq, 2014; Zarrad dan Debabi, mendukung adanya hubungan diantara ke-
2015; Zarco, 2015). Hasil pengujian hipotesis duanya. Motivasi hedonik adalah motivasi
mendukung adanya hubungan diantara ke- yang dimiliki konsumen untuk melakukan