GAMBARAN PELAKSANAAN SISTEM INFORMASI RU

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Sistem Kesehatan Nasional (SKN) adalah bentuk dari cara
penyelenggaraan pembangunan kesehatan yang memadukan berbagai upaya
bangsa Indonesia dalam satu derap langkah guna menjamin tercapainya
tujuan pembangungan kesehatan dalam kerangka mewujudkan kesejahteraan
rakyat sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Dasar 1945. Sistem
Kesehatan Nasional perlu dilaksanakan dalam konteks pembangunan
kesehatan secara keseluruhan dengan mempertimbangkan determinan sosial,
sepeti: kondisi kehidupan sehari-hari, tingkat pendidikan, pendapatan
keluarga, distribusi kewenanga, distribusi kewenangan, keamanan, sumber
daya, kesadaran masyarakat, serta kemampuan tenaga kesehatan dalam
mengatasi masalah-masalah (DepKes RI, 2009 : 2).
Menjabarkan pendapat Levey dan Loomba (1973) maka yang
dimaksud

dengan

pelayanan


kesehatan

adalah

setiap

upaya

yang

diselenggarakan sendiri atau secara bersamam-sama dalam suatu organisasi
untuk memelihara dan meningkatkan, mencegah, dan menyembuhkan
penyakit, serta memulihkan kesehatan perorangan, keluarga, kelompok, dan
masyarakat (Azwar, 2010 : 42).
Pengertian rumah sakit berdasarkan SK Mentri Kesehatan RI No.
983/Menkes/SK/XI/1992 menyebutkan bahwa rumah sakit umum adalah

1


rumah sakit yang memberikan pelayanan kesehatan yang bersifat dasar,
spesialistik dan subspesialistik.
Rumah sakit adalah suatu institusi pelayanan kesehatan yang
kompleks, padat pakar, dan padat modal. Kompleksitas ini muncul karena
pelayanan rumah sakit menyangkut berbagai fungsi pelayanan, pendidikan,
dan penelitian, serta mencakup berbagai tingkatan maupun jenis disiplin, agar
rumah sakit mampu melaksanakan fungsi yang profesional baik dibidang
teknis medis maupun administrasi kesehatan. Untuk menjaga dan
meningkatkan mutu rumah sakit harus mempunyai suatu ukuran yang
menjamin peningkatan mutu disemua tingkatan (Rustiyanto, 2009: 36).
Menurut Permenkes No.269/MENKES/PER/III/2008 rekam medis
adalah berkas yang berisikan catatan dan dokumen tentang identitas pasien,
pemeriksaan, pengobatan, tindakan dan pelayanan lain yang telah diberikan
kepada pasien (Rustiyanto, 2010 : 17).
Sistem Informasi Rumah Sakit (SIRS) adalah suatu proses
pengumpulan, pengolahan, dan penyajian data rumah sakit seluruh Indonesia.
Sistem Informasi ini mencakup semua rumah sakit umum maupun khusus,
baik yang dikelola secara publik maupun privat sebagaimana diatur dalam
Undang-Undang Republik Indonesia Nomoor 44 Tahun 2009 tentang rumah
sakit. SIRS revisi VI ini merupakan penyempurnaan dari SIRS revisi V yang

disusun berdasarkan masukan dari tiap Direktorat dan Sekretariat di
Lingkungan Direktorat Jendral Bina Upaya Kesehatan. Hal ini diperoleh agar
dapat menunjang pemanfaatan data yang optimal serta semakin meningkatnya
kebutuhan data saat ini dan yang akan datang (Dikjen Bina Upaya Kesehatan,
2011).

2

TABEL 1
Prosedur Pengiriman Laporan Eksternal Rumah Sakit
Jenis Data
Data-data
Rumah Sakit

Nama Formulir
Dasar Data-data
Sakit

Kode Periode


Rumah RL 1

Data
Ketenagaan Data
Ketenagaan RL 2
Rumah Sakit
Rumah Sakit
Data
Kegiatan
Pelayanan
Rumah
Sakit
Data
Morbiditas/Mortalitas
Pasien
Data Kunjungan Dan
Data 10 (Sepuluh
Besar Penyakit)

Data

Kegiatan RL 3
Pelayanan
Rumah
Sakit
Data
RL 4
Morbiditas/Mortalitas
Pasien
Data Kunjungan Dan RL 5
Dat 10 (Sepuluh)
Besar Penyakit

Keterangan

Laporan
Setiap Saat
(independent
)
Tahunan (15
Januari)

Tahunan (15
Januari)
Tahunn
Januari)

(15

Bulanan (15
Januari Bulan
Berikutnya)

Dikjen
Bina Upay
Dikjen
Bina
Kesehatan
Dikjen
Bina
Kesehatan
Dikjen

Bina
Kesehatan
Dikjen
Bina
Kesehatan

Rumah Sakit Islam Ibnu Sina Pekanbaru merupakan salah satu sarana
pelayanan kesehatan yang mempunyai tanggung jawab dalam pemberian
pelayanan kesehatan secara maksimal dengan memperhatikan mutu
pelayanan yang diberikan. Mutu pelayanan ini mencakup banyak hal,
termasuk diantaranya adalah mutu pelayanan rekam medis. Maka perlu
diperhatikan juga Sistem Informasi Rumah Sakit (SIRS).
Dari hasil pengamatan yang penulis lakukan terhadap laporan
eksternal di Rumah Sakit Islam Ibnu Sina, Masih ditemukan keterlambatan
terutama terhadap pengiriman laporan tahunan khususnya untuk RL5
dikarenakan masih kurang nya tenaga Sumber Daya Manusia (SDM) yang
membuat Laporan Eksternal Rumah Sakit Islam Ibnu Sina Pekanbaru

3


Sehingga dalam pengiriman laporan eksternal rumah sakit islam ibnu sina
masih kurang efektif dan sering terjadi keterlambatan dalam pengiriman
laporan.
Dari permasalahan yang telah diuraikan diatas maka penulis
tertarik untuk mengambil judul “Tinjauan Pelaksanaan Sistem Informasi
Rumah Sakit Di Bagian Pengolahan Data Dan Pelaporan Instalasi
Rekam Medis Rumah Sakit Islam Ibnu Sina Pekanbaru Tahun 2014”.

B. Rumusan Masalah dan Batasan Masalah
1.

Rumusan Masalah
Dari latar belakang permasalahan yang telah diuraikan di atas,
maka penulis mengajukan permasalahan bagaimana Pelaksanaan Sistem
Informasi Rumah Sakit Di Bagian Pengolahan Data Dan Pelaporan
Instalasi Rekam Medis Di Rumah Sakit Islam Ibnu Sina Pekanbaru

2.

Tahun2014 ?

Batasan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas serta mengingat
keterbatasan waktu, tenaga, pikiran, biaya seta melihat luasnya cakupan
masalah, maka penulis membatasi perumusan masalah dalam penulisan
ini adalah pengamatan terhadap Pelaksanaan Sistem Informasi Rumah
Sakit Di Bagian Pengolahan Data Dan Pelaporan Instalasi Rekam Medis

Rumah Sakit Islam Ibnu Sina Pekanbaru Tahun 2014.
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umun

4

Mengetahui pelaksanaan Sistem Informasi Rumah Sakit Dibagian
Pengolahan Data Dan Pelaporan Instalasi Rekam Medis Rumah Sakit
Islam Ibnu Sina Pekanbaru Tahun 2014.
2.

Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui SOP pelaporan eksternal di Rumah Sakit Islam

b.

Ibnu Sina Pekanbaru Tahun 2014.
Untuk mengetahui SDM dalam pelaksanaan Sistem Informasi
Rumah Sakit di Instalasi Rekam Medis di Rumah Sakit Islam Ibnu

c.

Sina Pekanbaru Tahun 2014.
Untuk mengetahui sumber data yang digunakan untuk pembuatan
laporan bulanan RL5 Rumah Sakit Islam Ibnu Sina Pekanbaru Tahun
2014.

D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Untuk mengetahui tata cara Pelaksanaan Sistem Informasi Rumah
Sakit Di Bagian Pengolahan Data Dan Pelaporan Instalasi Rekam Medis,
untuk mengetahui ketepatan waktu pengiriman laporan eksternal rumah
sakit, dan sebagai panduan dan referensi atau masukan bagi
perkembangan ilmu dan menambahkan kajian ilmu dalam penulisan

2.

Proposal KTI selanjutnya.
Manfaat Praktis
a. Bagi Rumah Sakit
Sebagai bahan masukan, pertimbangan sekaligus evaluasi untuk
meningkatkan kemapuan profesional petugas dalam meningkatkan
mutu pelayanan kesehatan dan menghasilkan informasi kesehatan
b.

yang tepat, cepat, dan akurat.
Bagi Institusi Pendidikan

5

Sebagai referensi serta masukan, pedoman dan kajian yang
menjadi sumbangan pemikiran dan informasi bagi mahasiswa
STIKes Hang Tuah Pekanbaru dalam membuat proposal Karya Tulis
Ilmiah, serta mengembangkan pengetahuan, dan bahan untuk
melengkapi Pustka.
c.

Bagi Penulis
Menambah wawasan, pengalaman tentang tinjauan pelaksanaan
sistem informasi rumah sakit dibagian pengolahan data dan
pelaporan instalasi rekam medis, serta sebagai sarana untuk
menerapkan ilmu yang diperoleh selama kuliah dengan yang ada di
lapangan, khususnya dalam pengisian pengolahan data dan
pelaporan rekam medis.

E. Sistematika Penulisan
BAB 1 PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah dan Batasan Masalah
1. Rumusan Masalah
2. Batasan Masalah
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umun
2.

Tujuan Khusus

6

D. Manfaat
1. Manfaat Teoritas
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Rumah Sakit
b. Bagi Institusi Pendidikan
c. Bagi Penulis
E. Sistematika Penulisan
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
1. Pengertian Rumah Sakit
2. Pengertian Rekam Medis
3. Tujuan Dan Kegunaan Rekam Medis
4. Nilai Guna Rekam Medis
5. Manajemen Rekam Medis Dan Informasi Kesehatan
6. Mengelola Sistem Rekam Medis
7. Statistik Dan Pelaporan Rumah Sakit
8. Proses Pengolahan Data Rekam Medis
9. Pengumpulan Data Rekam Medis
10. Sistem Infromasi Rumah Sakit (SIRS)
11. Standar Operasional Prosedur (SOP)
12. Sumber Daya Manusia (SDM)
13. Data
14. Syarat Data
15. Sumber Data
16. Pengolahan Data
17. Penyajian Data
B. Kerangka Teori
C. Kerangka Konsep

7

BAB III METODE PENELITIAN
A. Rancangan Penelitian
B. Lokasi dan Waktu Penelitian
C. Subjek Dan Objek Penelitian
D. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional
E. Instrument Penelitian
F.

Teknik Pengolahan Data

G. Pengolahan Data
H. Analisa Data
I.

Jadwal Penelitian

8

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Landasan Teori
1.

Rumah Sakit
a. Pengertian Rumah Sakit
Dalam sistem ketahanan nasional rumah sakit adalah bagian dari
penyelenggaraan pelayanan kesehatan pada masyarakat, dalam SK
Menkes RI No.983/MENKES/SK/XI/1992 menyebutkan rumah sakit
adalah institusi yang memberikan pelayanan kesehatan yang bersifat
dasar, spesialistik dan subspesialistik. Tugas rumah sakit adalah
melaksanakan

upaya

kesehatan

secara

berdaya

guna

dengan

menggunakan upaya penyembuhan dan pemulihan yang dilaksanakan
secara serasi dan terpadu dengan upaya peningkatan pencegahan serta
melaksanakan upaya rujukan (Aditama, 2006: 6).
Menurut Undang-Undang No 44 Tahun 2009 tentang rumah sakit,
rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan
pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan
pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat (UU No 44, 2009).

9

b. Fungsi Rumah Sakit
Menurut Undang-Undang No 44 Tahun (2009), fungsi rumah sakit adalah
:
1)

Penyelenggaraan pelayanan pengobatan dan pemulihan kesehatan

2)

sesui dengan standar pelayanan rumah sakit.
Pemeliharaan dan peningkatan kesehatan perorangan melalui
pelayanan kesehatan yang paripurna tingkat kedua dan ketiga

3)

sesuai dengan kebutuhan medis.
Penyelenggaraan penelitian dan pengembangan serta penapisan
teknologi bidang kesehatan dalam rangka peningkatan pelayanan
kesehatan dengan memperhatikan etika ilmu pengetahuan bidang

2.

kesehatan.
Pengertian Rekam Medis
Rekam medis adalah keterangan baik yang tertulis maupun yang
terekam tentang identitas, anamnese pemeriksaan fisik, laboratorium,
diagnosa, serta segala pelayanan dan tindakan medis yang diberikan
kepada pasien dan pengobatan baik yang dirawat inap, rawat jalan,
maupun yang mendapat pelayanan gawat darurat (DepKes RI, 2006: 11).
Menurut Permenkes No.269/MENKES/PER/2008 rekam medis
adalah berkas yang berisikan catatan dan dokumen tentang identitas
pasien, pemeriksaan pengobatan, tindakan dan pelayanan lain yang telah
diberikan kepada pasien selama di rumah sakit, untuk melengkapi
bagaimana perawatan pasien selama di rumah sakit, untuk melengkapi
rekam medis harus harus memiliki data yang cukup tertulis dalam
rangkaian kegiatan guna menghasilkan suatu diagnosis, jaminan
pengobatan dan hasil akhir (Rustiyanto, 2009: 5).

10

Rekam medis adalah sumber utama informasi kesehatan sehingga
tidaklah

mengherankan

bila

beragam

institusi

atau

organisasi

menggunakannya untuk meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan,
sesuai dengan tugas masing-masing institusi ataupun organisasi itu
(Hatta, 2008: 85).
Rekam
medis
mengkomputerisasikan

elektronik
tentang

isi

adalah
rekam

suatu

kesehatan

kegiatan
mulai

dari

mengumpulkan, mengolah, menganalisis dan mempresentasikan data
yang berhubungan dengan kegiatan pelayanan kesehatan (Rustiyanto,
3.

2009: 6).
Tujuan Dan Kegunaan Rekam Medis
Tujuan rekam medis adalah untuk menunjang tercapainya tertib
administrasi dalam rangka upaya peningkatan pelayanan kesehatan di
rumah sakit. Tanpa dukungan suatu sistem pengolahan rekam medis yang
baik dan benar, tidak akan tercipta tertib administrasi rumah sakit
sebagaimana yang diharapkan, sedangkan tertib administrasi merupakan
salah satu faktor yang menentukan didalam uapaya pelayanan kesehatan
di rumah sakit (DepKes RI, 2006: 13).
Menurut Rustiyanto (2009) kegunaan rekam medis secara umum
antara lain, yaitu :
a. Sebagai alat atau komunikasi antara dokter dengan tenaga ahlinya
yang ikut ambil bagian didalam memberikan pelayanan pengobatan,
b.

perawatan kepada pasien.
Sebagai dasar untuk merencanakan pengobatan atau perawatan yang
harus diberikan kepada seorang pasien.

11

c.

Sebagai bukti tertulis atas segala tindakan pelayanan, perkembangan
penyakit, dan pengobatan selama pasien berkunjung atau dirawat di

4.

d.

rumah sakit.
Sebagai bahan yang berguna untuk analisa, dan evaluasi terhadap

e.

kualitas pelayanan yang diberikan kepada pasien.
Melindungi kepentingan hukum bagi pasien, rumah sakit maupun

f.

dokter dan tenaga kesehatan lainnya.
Menyediakan data-data khususnya yang sangat berguna untuk

g.

penelitian dan pendidikan.
Sebagai dasar didalam perhitungan biaya pembayaran pelayanan

h.

medik pasien.
Menjadi sumber ingatan yang harus didokumentasikan, serta sebagai

bahan pertanggung jawaban dan laporan.
Nilai Guna Rekam Medis
a. Bagi Pasien
1) Menyediakan bukti asuhan keperawatan atau tindakan medis
yang diterima oleh pasien.
2) Menyediakan data yang bagi pasien jika pasien datang untuk
yang kedua kali dan seterusnya.
3) Menyediakan data yang dapat melindungi kepentingan hukum
pasien dalam kasus-kasus kompensasi pekerja kecelakaan
b.

c.

pribadi atau mal praktek.
Bagi fasilitas layanan kesehatan
1) Memiliki data yang dipakai untuk pekerja profesional kesehatan.
2) Sebagai bukti atas biaya pembayaran pelayanan medis pasien.
3) Mengevaluasi penggunanan sumber daya.
Bagi pemberi pelayanan
1) Menyediakan informasi untuk membantu seluruh tenaga
profesional dalam merawat pasien.
2) Membantu dokter dalam menyediakan data perawatan yang
bersifat berkesinambungan pada berbagai tingkatan pelayanan
kesehatan.

12

5.

3) Menyediakan data-data untuk penelitian dan pendidikan.
Manajemen rekam medis dan informasi kesehatan
Menajemen rekam medis dan informasi kesehatan menurut
Rustiyanto (2010), yaitu :
a. Meregistrasi atas semua kunjungan yang ada difasilitas pelayanan
b.

kesehatan (registrasi pendaftaran pasien rawat jalan dan rawat inap).
Memberikan nomor rekam medis secara berurutan dan sistematis

c.

berdasarakan sistem yang digunakan.
Menulis nama pasien dengan baik dan benar sesuai dengan sistem

d.
e.

yang digunakan.
Membuat indeks pasien (kartu atau media lainnya).
Menyusun (assembling) rekam medis dengan baik dan benar

g.

berdasarkan SOP yang ada.
Menganalisis rekam medis secara kuantitatif dengan meliputi :
1) Kebenaran identifikasi.
2) Adanya laporan-laporan yang penting.
3) Autentikasi.
4) Pendokumentasian yang baik.
Menganalisa rekam medis secara kualitatif guna konsistensi isi mutu

h.

rekam medis.
Menyimpan atau menjajarkan rekam medis berdasarkan sistem yang

f.

digunakan (straight numberical, middle digit, terminal digit filling
i.

system).
Mengambil kembali (retrieval) dengan cepat rekam medis yang
diperlukan untuk memenuhi kebutuhan asuhan pasien dan berbgai

j.

kebutuhan lainnya.
Melakukan penyusutan (retensi) rekam medis berdasarkan peraturan

k.

dan perundang-undangan yang berlaku.
Mendesain formulir rekam medis.

13

6.

Mengelola sistem rekam medis
Mengelola sistem rekam medis yang memadai, lengkap, akurat,
tepat waktu sebagai masukan dalam pengembangan system informasi
kesehatan yang diperlukan dibidang manajemen pasien dan institusi
pelayanan kesehatan yang terkait (Rustiyanto, 2009 : 50) :
a. Mengkaji keadaan masalah kesehatan yang berkaitan dengan
kebutuhan data dan informasi kesehatan dan berbagai hal yang
b.

terkait.
Menyusun rencanan strategik langkah-langkah pengelolaan rekam
medis dan informasi kesehatan yang tepat berdasarkan prioritas

c.

masalah yang telah ditentukan.
Menentukan strategi intervensi sesuai urutan kegiatan, jabaran dan

d.
e.

jukla atau juknis yang ditentukan.
Menetapkan metode kerja intervensi yang efesien dan efektif.
Mengorganisasi sumber daya dan kegiatan upaya perbaikan system
pengelolaan rekam medis dan informasi kesehatan dalam menunjang

f.
g.

organisasi yang dikembangkan.
Menentukan dan menetapkan mekanisme kerja lintas sektor.
Melaksanakan tertib administrasi kegiatan pelaksanaan rekam medis

h.

dan informasi kesehatan dan di unit kerja yang terkait.
Memproses dan mengkaji data medis dan non medis sebagai
masukan ke dalam sistem informasi kesehatan sesuai IPTEK yang

i.
7.

digunakan.
Memantau dan

mengevaluasi

proses

pelaksanaan

informasi

kesehatan.
Statistik dan Pelaporan Rumah Sakit
pelaporan rumah sakit merupakan suatu alat organisasi yang
bertujuan untuk dapat menghasilkan laporan secara cepat, tepat dan

14

akurat yang secara garis besar jenis pelaporan rumah sakit dapat
dibedakan menjadi 2 (dua) kelompok :
a. Laporan Intern Rumah Sakit
Laporan intern rumah sakit disesuaikan dengan kebutuhan rumah sakit.
Jenis laporan tersebut meliputi :
1)
Pasien masuk rumah sakit diklasifikasikan menjadi :
(a) Pasien Umum
(b) Pasien Kebidanan
(c) Pasien Anak
(d) Bayi Lahir di RS
(e) Bayi Kiriman dari Luar
2)
Pasien keluar rumah sakit diklasifikasikan menjadi :
(a) Pasien Umum
(b) Pasien Kebidanan
(c) Pasien Anak
(d) Pasien Lahir di RS
(e) Bayi Kiriman dari Luar
3)

4)

5)

Pasien meninggal di rumah sakit diklasifikasikan menjadi :
(a) Pasien Umum
(b) Pasien Meninggal Kurang dari 48 jam
(c) Pasien Meniggal Lebih dari 48 jam
(d) Pasien DOA
(e) Pasien Stilbirth
(f) Net Death Rate (NDR)
(g) Gross Death Rate (GDR)
(h) Maternal Death Rate (MDR)
Lamanya pasien dirawat di klasifikasikan menjadi :
(a) Pasien Umum
(b) Pasien Kebidanan
(c) Pasien Anak
(d) Bayi Lahirdi RS
(e) Bayi Kiriman dari Luar
Hari perawatan pasien (HP) di klasifikasikan menjadi :
(a) Pasien Umum
(b) Pasien Kebidanan
(c) Pasien Anak
(d) Bayi Lahir di RS
(e) Bayi Kiriman dari Luar

6) Presentasi pemakaian tempat tidur (BOR), di klasifikasikan
menjadi :
(a) Pasien Umum

15

7)

8)

(b) Pasien Kebidanan
(c) Pasien Anak
(d) Bayi Lahir
(e) Bayi Kiriman dari Luar
Kegiatan persalinan, di klasifikasikan menjadi :
(a) Letak belakang kepala
(b) Vacum Ekstraksi
(c) Seksio Sesarea
(d) Forcep
Kegiatan pembedahan dan tindakan medik lain, di klasifikasikan
menjadi :
(a) Laporan pengunjung pasien
(b) Laporan kunjungan pasien
(c) Laporan konsultasi
(d) Laporan kegiatan imunisasi
(e) Laporan kegiatan penunjang medis
Sensus harian menjadi dasar dalam pelaksanaan pembuatan

pelaporan rumah sakit yang kegiatannya dihitung mulai jam 00.00 s/d
24.00 setiap harinya.
b.

Laporan Ekstern Rumah Sakit
Laporan ekstern rumah sakit ditujukan kepada Direktorat Jenderal

Bina Pelayanan Medik Departemen Kesehatan RI (DITJEN YANMED),
Dinas Kesehatan Propinsi, Dinas Kesehatan Kabupaten/ Kota. Pelaporan
ekstern rumah sakit dibuat sesuai dengan kebutuhan Departemen
Kesehatan RI yang meliputi :
1)
Data kegiatan rumah sakit (RL 1)
2)
Data keadaan morbiditas pasien rawat inap rumah sakit (RL 2a)
3)
Data keadaan morbiditas pasien rawat inap survailans terpadu
4)
5)

rumah sakit (RL 2a.1)
Data keadaan morbiditas pasien rawat jalan rumah sakit (RL 2b)
Data keadaan morbiditas pasien rawat jalan survailans terpadu

6)
7)
8)
9)

rumah sakit (RL 2b.1)
Data status imunisasi (RL2c)
Data individual morbiditas pasien rawat inap, terdiri dari :
Data dasar rumah sakit (RL 3)
Data ketenagaan rumah sakit (RL 4)

16

10)

Data ketenagaan individual rumah sakit (RS Vertikal DepKes) (RL

11)
12)

4a)
Data peralatan medik rumah sakit (RL 5)
Data kegiatan Kesehatan Lingkungan (RL 5)

13)

Data infeksi nosokomial rumah sakit (RL 6)
Sifat pelaporan menurut Sistem Informasi Rumah Sakit SIRS revisi

ke VI (enam) merupakan penyempurnaan dari SIRS revisi V (lima)
sebagaimana

dimaksud

pada

PERMENKES

RI

NOMOR

1171/MENKES/PER/VI/2011 ditetapkan oleh Direktur Jenderal Bina
Upaya Kesehatan. Formulir pelaporan SIRS terdiri dari 5 (lima)
Rekapitulasi Laporan (RL), diantaranya :
1) RL 1 berisikan Data Dasar Rumah Sakit yang dilaporkan setiap
waktu apabila terdapat perubahan data dasar dari rumah sakit
sehingga data ini dapat dikatakan data yang yang bersifat terbarukan
setiap saat (updated)
2) RL 2 berisikan Data Ketenagaan yang dilaporkan periodik setiap
tahun
3) RL 3 berisikan Data Kegiatan Pelayanan Rumah Sakit yang
dilaporkan periodik setiap tahun
4) RL 4 berisikan Data Morbiditas/Mortalitas Pasien yang dilaporkan
periodik setiap tahun
5) RL 5 yang merupakan Data Bulanan yang dilaporkan secara periodik
setiap bulan, berisikan data kunjungan dan data 10 (sepuluh) besar
penyakit (Dikjen Bina Upaya Kesehatan, 2011).

17

8.

Proses Pengolahan Data Rekam Medis
Unit rekam medis sebagai salah satu gerbang terdepan dalam
pelayanan kesehatan, dapat sebagai salah satu ukuran kepuasan pasien
dalam menerima pelayanan. Ruang lingkup unit rekam medis mulai dari
penerimaan pasien sampai dengan penyajian informasi kesehatan. Tugas
unit rekam medis mulai dari pengumpulan data, pemrosesan data, dan
penyajian informasi kesehatan. Data yang dikumpulkan berupa data
sosial dan data medis. Data sosial didapatkan ketika pasien mendaftar
sebagai pasien, sedangkan data medis didapatkan setelah pasien
mendapat pemeriksaan dari tenaga kesehatan.
Berdasarkan cara perolehannya data dikategorikan menjadi beberapa
jenis data, yaitu :
a.

Data primer merupakan data atau fakta yang diperoleh secara
langsung oleh pengolah data. Contohnya data-data yang didapatkan
dari hasil survey tentang adanya Balita yang mengalami gizi buruk
di masyarakat, atau survey tentang kepuasan pasien terhadap
layanan yang diberikan di fasilitas pelayanan kesehatan yang
melibatkan pasien secara langsung sebagai sumber data responden
kuesioner.

b.

Data sekunder merupakan data atau fakta yang diperoleh dari orang
lain sehingga sumber data yang digunakan dapat berupa catatan,
register, rekam medis, sistem informasi di fasilitas pelayanan
kesehatan, kartu indeks, dan sensus. Contohnya untuk mengetahui

18

mutu kelengkapan berkas rekam medis dapat dilakukan penelitian
dengan menggunakan data sekunder berupa berkas rekam medis
setelah pasien pulang selesai mendapatkan pelayanan di fasilitas
pelayanan kesehatan.
Proses pengumpulan data pertama kali di suatu fasilitas pelayanan
kesehatan dilakukan di unit rekam medis pada urusan penerimaan pasien.
Data di tempat penerimaan pasien dijadikan sebagai sumber data pasien
yang berobat di klinik, bangsal, atau pelayanan penunjang. Setelah
mendapatkan masukan data dari penerimaan pasien dan bagian pelayanan
medis data. Akan diproses melalui tahapan penyusunan, pengecekan
kelengkapan, pengkodean, pengindekan, dan rekap laporan. Pada proses
ini kegiatan pengolahan rekam medis manual sangat nyata bentuk
kegiatannya. Artinya pada kegiatan rekam medis manual tahapan proses
tersebut dapat diamati satu-persatu. Sedangkan untuk kegiatan rekam
medis elektronik kegiatan tersebutakan secara otomatis terisikan dari
pertama kali petugas memasukkan data sesuai dengan bagiannya. Data
yang ada di komputer ini langsung dapat dijadikan perhitungan statistik
pelaporan tanpa menghitung manual dari sensus, register, atau berkas
rekam medis elektronik. Hasil akhir kegiatan ini adalah informasi
kesehatan yang cepat, tepat dan akurat pada fasilitas pelayanan
kesehatan. Informasi kesehatan tersebut dapat berupa jumlah kunjungan
pasien ke bagian tertentu, jumlah pemanfaatan tempat tidur di bangsal,
rata-rata lama pasien dirawat, data pasien yang mengajukan klaim

19

asuransi, dan data pemanfaatan fasilitas pelayanan kesehatan. Informasi
tersebut disajikan untuk kepentingan internal rumah sakit maupun
pelaporan keluar rumah sakit (Budi, 2011: 3).

9.

Pengumpulan Data Rekam Medis
Pengumpulan data rekam medis

dapat

dilakukan

dengan

mengumpulkan lembaran sensus harian baik rawat jalan, rawat inap dan
gawat darurat. Pada saat mengecek jumlah penderita masuk dan keluar
sesuai dengan contoh card yang diterima dan sesuai dengan jumlah
medical record yang dikirim dari bangsal, hal-hal berikut harus diteliti :
a.

Bahwa jumlah sisa penderita yang masih tinggal dibangsal (di
rumah sakit) hari sebelumnya harus sesuai dengan jumlah penderita
sisa dalam sensus hari berikutnya.

b.
c.
d.

Benarnya perhitungan yang dibuat oleh setiap bangsal.
Semua lembaran sensus harian disusun menurut bangsal-bangsal.
Satukan angka tersebut kesatu lembaran sensus harian untuk
seluruh rumah sakit.
Pindahkan hasil sensus seluruh rumah sakit ke lembaran sensus

bulanan/rekap bulanan yang disesuaikan untuk tiap-tiap tanggal. Setelah
diterapkan data apa yang dibutuhkan dan bagaimana mendefenisikannya,
kebanyakan data ini harus diringkaskan dalam bentuk catatan medis yang
teratur. Pengumpulan data dari rekam medis di rumah sakit biasanya
dilakukan secara berurutan pada berhentinya perawatan pasien, tapi,
mungkin dimulai bersamaan selama masa obname.
10. Sistem Informasi Rumah Sakit (SIRS)
20

Sistem Informasi Rumah Sakit (SIRS) adalah suatu proses
pengumpulan, pengolahan dan penyajian data rumah sakit se-Indonesia.
Sistem Informasi ini mencakup semua Rumah Sakit umum maupun
khusus, baik yang dikelola secara publik maupun privat sebagaimana
diatur dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2009
tentang Rumah Sakit. SIRS ini merupakan penyempurnaan dari SIRS
Revisi V yang disusun berdasarkan masukan dari tiap Direktorat dan
Sekretariat dilingkungan Direktorat Jenderal Bina Upaya Kesehatan. Hal
ini diperlukan agar dapat menunjang pemanfaatan data yang optimal
serta semakin meningkatnya kebutuhan data saat ini dan yang akan
datang. Berdasarkan pengalaman pelaksanaan di Rumah Sakit, pedoman
sistem informasi rumah sakit tersebut belum dapat memberikan
gambaran pencatatan secara lengkap terhadap semua kegiatan di Rumah
Sakit, sehingga dirasakan sangat perlu untuk menyusun Buku Petunjuk
Pengisian, Pengolahan dan Penyajian Data Rumah Sakit. Diharapkan
Buku Petunjuk teknis ini dapat menjadi suatu pedoman didalam
pengisian, pengolahan dan penyajian data rumah sakit yang tercantum
didalam Lampiran Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
NOMOR 1171/MENKES/PER/VI/2011 Tentang Sistem Informasi
Rumah Sakit mulai dari Laporan Data Kegiatan Rumah Sakit (RL 1)
sampai dengan Laporan Data (RL 5) yang sudah diberlakukan sejak
diundangkan tanggal 1 Juli 2011 (Dikjen Bina Upaya Kesehatan, 2011).

21

11. Standar operasional prosedur (SOP)
Menurut Tambunan (2013: 3) SOP pada dasarnya adalah pedoman
yang berisikan prosedur-prosedur operasional standar yang ada didalam
suatu organisasi yang digunakan untuk memastikan bahwa setiap
keputusan, 1 langkah, atau tindakan, dan penggunaan fasilitas
pemrosesan yang dilaksanakan oleh orang-orang didalam suatu
organisasi telah berjalan secara efektif, konsisten, standar, dan sistematis.
Untuk menyusun SOP yang efektif, perlu kesiapan organisasi dalam
berbagai hal, sebagai berikut :
a.

Ada visi dan misi yang ternyatakan dengan jelas dan dipahami
dengan makna yang sama oleh setiap anggota organisasi.

b.

Ada tujuan dan sasaran yang ternyatakan dengan jelas dan
dipahami dengan makna yang sama oleh setiap anggota organisasi.

c.

Ada struktur yang mencakup semua unsur keputusan dan tindakan
yang bisa terjadi didalam organisasi yang bersangkutan.

d.

Ada manajemen organisasi dengan tugas yang jelas dan dipahami
dengan makna yang sama oleh setiap anggota orgasnisasi.

e.

Ada operasi atau kegiatan yang telah berjalan dengan kepastian
yang terjamin.

f.

Ada kepastian aturan bahwa setiap perubahan yang berkaitan
dengan organisasi, manajemen, dan operasional tidak akan
berpengaruh secara signifikat bagi organisasi, dalam arti membuat
organisasi menjadi berubah sama sekali atau dibubarkan.

22

12. Sumber daya manusia (SDM)
Sumber Daya Manusia (SDM) dalam konteks masa lalu maupun
dalam konteks masa kini selalu memiliki makna yang terkesan klise,
yaitu mencapai tujuan melalui orang lain. Manajemen sumber daya
manusia (SDM) yang dilaksanakan dengan baik akan memberikan
kontribusi yang cukup besar dalam usaha mencapai sasaran organisasi
atau perusahaan. Pengadaan sumber daya manusia (SDM) adalah suatu
upaya untuk mempermudah jumlah dan jenis individu yang tepat sesuai
dengan kebutuhan sumber daya manusia (SDM) pada suatu perusahaan
atau organisasi. Pengadaan memiliki fungsi yang terkait dengan masalah
penelitian kebutuhan sumber daya manusia (SDM), rekrutmen, seleksi,
dan penempatan (placement). Pengadaan sumber daya manusia (SDM)
perlu memberikan perhatian yang serius terhadap kualitas dan jumlah
karyawan dalam penentuan Kebutuhan SDM ( Triton, 2007: 13).
Menyelenggarakan dan membina penyebarluasan serta mendidik
dan melatih dalam rangka pengembangan sumber daya manusia (SDM)
dibidang rekam medis dan informasi kesehatan (Rustiyanto, 2009: 50) :
a.

Mengkaji kebutuhan pendidikan, penyuluhan dan pelatihan.

b.

Mengolah

dan

menganalisis

serta

merumuskan

kebutuhan

pendidikan dan latihan di bidang pengembangan dan peningkatan
pelayanan rekam medis dan informasi kesehatan.

23

c.

Mengorganisasikan pelaksanaan pembinaan upaya penyebarluasan
dan program pelatihan sistem pengolahan rekam medis dan
informasi kesehatan.
Sebuah ciri manajemen kinerja adalah berkenaan dengan masukan

dan proses (atribut dan kompetensi) selain juga output dan outcome. Hal
tersebut yang lebih membedakan dari ciri merit rating dan cara penilaian
kinerja tradisional yang memusatkan kepada masukan dan MBO lebih
berorientasi kepada output. Perbedaan lainnya antar manajemen kinerja
dan merit rating bahwa penilaian lebih ditekankan pada pekerjaan itu
sendiri ketimbang kepribadiannya. Penilaian kinerja didasarkan pada
pemahaman pengetahuan, keahlian, kepiawaian dan prilaku yang
diperlukan untuk melaksanakan suatu pekerjaan dengan baik dan analisis
tentang atribut perilaku seseorang sesuai kriteria yang ditentukan untuk
masing-masing pekerjaan (Dharma, 2005: 101).
13. Data
Pengertian data menurut Wahyono, data adalah bahan baku
informasi, didefinisikan sebagai kelompok teratur simbol-simbolyang
mewakili kuantitas, tindakan, benda dan sebagainya (Wahyono, 2004).
Pengertian data menurut Rustiyanto (2010) yaitu :
a.

Data bentuk jamak dari datum angka yang berasal dari hasil suatu
pengukuran pada suatu obyek tertentu yang dapat menggambarkan
karakteristik dari suatu fenomena tertentu yang diamati atau diukur.

24

b.

Data (jamak) dan datum (tunggal) adalah ciri/karakteristik,
informasi/fakta yang mengandung arti kebenaran.

c.

Kumpulan fakta yang dipakai untuk keperluan suatu analisa,
diskusi, presentasi ilmiah, atau uji statistik.

d.

Variabel (perubah) yaitu :
1)
Suatu sifat atau fenomena yang dapat menunjukkan sesuatu
2)

yang dapat diamati atau diukur yang nilainya dapat berubah.
Suatu nilai yang mempunyai nilai yang berubah yang dapat
menggambarkan keragaman suatu sifat atau fenomena.

14. Syarat Data
Menurut Rustiyanto (2010), syarat data antara lain :
a.

Realibel / dapat dipercaya : obyektif sesuai kenyataan, representatif
atau mewakili.

b.

Punya manfaat : tepat waktu dan relevan.

c.

Relevan : harus sesuai dengan variabel yang diukur.

d.

Memiliki validitas dan reabilitas.

15. Sumber Data
Menurut Rustiyanto (2010), Sumber data terbagi 3 macam :
a.

Data Primer
Data yang diperolehpeneliti secara langsung tanpa perantara.

b.

Data Sekunder
Data yang diperoleh secara tidak langsung, adanya perantara
dengan pihak lain.

c.

Data Tersier

25

Data yang diperoleh dari para ahli, para penulis atau penelitian.
16. Pengolahan Data
Pengolahan data yaitu suatu kegiatan untuk menyusun data yang
diperoleh seluruhnya menjadi suatu susunan yang dapat dianalisa dan
ditarik

kesimpulan.

Pengolahan

data

dapat

dilakukan

dengan

menggunakan alat elektronik, sehingga akan menghasilkan keluaran
(output) yang dapat berbentuk tabel, grafik atau ringkasan seperti jumlah
rata-rata, presentase dan sebagainya (Rustiyanto, 2010).
17. Penyajian Data
Penyajian data adalah pemaparan data dari hasil perhitungan yang
telah disusun secara teratur, sehingga hasil pengamatan tersebut bisa
dipahami dengan baik, atau pemaparan data hasil kegiatan atau penelitian
secara sistematik supaya dapat ditarik kesimpulan (Rustiyanto, 2010).

B. Kerangka Teori
Dalam sistem ketahanan nasional rumah sakit adalah bagian dari
penyelenggaraan pelayanan kesehatan pada masyarakat, dalam SK Menkes
RI No.983/MENKES/SK/XI/1992 menyebutkan rumah sakit adalah institusi
yang memberikan pelayanan kesehatan yang bersifat dasar, spesialistik dan
subspesialistik. Tugas rumah sakit adalah melaksanakan upaya kesehatan
secara berdaya guna dengan menggunakan upaya penyembuhan dan
pemulihan yang dilaksanakan secara serasi dan terpadu dengan upaya
peningkatan pencegahan serta melaksnakan upaya rujukan (Aditama, 2007).

26

Menurut Permenkes No.269/MENKES/PER/2008 rekam medis adalah
berkas yang berisikan catatan dan dokumen tentang identitas pasien,
pemeriksaan pengobatan, tindakan dan pelayanan lain yang telah diberikan
kepada pasien selama di rumah sakit, untuk melengkapi bagaimana perawatan
pasien selama di rumah sakit, untuk melengkapi rekam medis harus harus
memiliki data yang cukup tertulis dalam rangkaian kegiatan guna
menghasilkan suatu diagnosis, jaminan pengobatan dan hasil akhir
(Rustiyanto, 2009: 5).
Menurut Tambunan (2013: 3) SOP pada dasarnya adalah pedoman yang
berisikan prosedur-prosedur operasional standar yang ada didalam suatu
organisasi yang digunakan untuk memastikan bahwa setiap keputusan,
1langkah, atau tindakan, dan penggunaan fasilitas pemrosesan yang
dilaksanakan oleh orang-orang didalam suatu organisasi telah berjalan secara
efektif, konsisten, standar, dan sistematis
Sumber Daya Manusia (SDM) dalam konteks masa lalu maupun dalam
konteks masa kini selalu memiliki makna yang terkesan klise, yaitu mencapai
tujuan melalui orang lain. Manajemen sumber daya manusia (SDM) yang
dilaksanakan dengan baik akan memberikan kontribusi yang cukup besar
dalam usaha mencapai sasaran organisasi atau perusahaan. Pengadaan sumber
daya manusia (SDM) adalah suatu upaya untuk mempermudah jumlah dan
jenis individu yang tepat sesuai dengan kebutuhan sumber daya manusia
(SDM) pada suatu perusahaan atau organisasi ( Triton, 2007: 13).
Pengertian data menurut Wahyono, data adalah bahan baku informasi,
didefinisikan sebagai kelompok teratur simbol-simbol yang mewakili
kuantitas, tindakan, benda dan sebagainya.

27

Adapun modivikasi kerangka teori dalam penelitian ini yaitu, sebagai
berikut :

1. Rumah Sakit
2. Rekam Medis
3. Standar Operasional
Prosedur (SOP)
4. Sumber Daya Manusia
(SDM)
5. Data

Tata cara pelaksanaan sistem
informasi rumah sakit dibagian
pengolahan data dan pelaporan
instalasi rekam medis di rumah
sakit islam ibnu sina pekanbaru
tahun 2014.

Sumber: Aditama (2007), Rustiyanto (2009), Tambunan (2013), Triton (2013).
Gambar 1
Modifikasi Kerangka Teori

C. Kerangka Berfikir
Kerangka berfikir penelitian adalah suatu uaraian dan visualisasi
hubungan antara kaitan antar konsep ke satu tahap konsep yang lainnya, atau
antara variabel yang satu dengan variabel yang lain dari masalah yang ingin
diteliti (Notoatmodjo, 2010 : 83).

28

Input

Proses

Output

1. SOP
2. SDM
3. Data
Pembuatan
Laporan
Bulanan RL5

Pelaksanaan sistem
informasi rumah sakit
Gambar 2
dibagian pengolahan
data dan pelaporan
Kerangka
Berfikir
instalasi rekam medis
di rumah sakit islam
ibnu sina pekanbaru
tahun 2014
Gambar 2
Kerangka Berfikir

Terlaksananya
sistem informasi
rumah sakit
dibagian
pengolahan data
dan pelaporan
instalasi rekam
medis di rumah
sakit islam ibnu
sina pekanbaru
tahun 2014

BAB III
METODE PENELITIAN

A. Rancangan Penelitian
Rancangan penelitian ini adalah bersifat penelitian deskriptif dengan
pendekatan kualitatif. Penelitian deskriptif adalah suatu metode penelitian
yang dilakukan dengan tujuan untuk membuat gambaran atau deskriptif
tentang suatu keadaan secara objektif (Notoatmodjo, 2005: 138).

29

Data kualitatif adalah data yang berhubungan dengan kategorisasi,
karakteristik atau sifat variabel. Data kualitatif biasanya tidak berhubungan
dengan angk-angka, dan sering tidak dikaitkan dengan analisis statistik,
sering disebut non statistik (Notoatmodjo, 2005: 185).
Penelitian ini adalah deskriptif dengan pendekatan kualitatif yang
bertujuan untuk mengetahui tata cara pelaksanaan sistem informasi rumah
sakit dibagian pengolahan data dan pelaporan

instalasi rekam medis Di

Rumah Sakit Islam Ibnu Sina Pekanbaru Tahun 2014.
B. Lokasi dan Waktu Penelitian
1.

Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di rumah sakit islam ibnu sina
pekanbaru dibagian pelaporan rekam medis.

2.

Waktu Penelitian
Waktu penelitian akan dilakukan pada bulan April Tahun 2014.

C. Subjek Dan Objek Penelitian
Informan dalam penelitian ini terdiri dari 2 orang yaitu, 1 (satu)
Kepala Instalasi Rekam Medis, 1 (satu) Petugas Rekam Medis di Rumah
Sakit Islam Ibnu Sina Pekanbaru. Subjek dalam penelitian ini adalah data dan
pelaporan instalasi rekam medis.
Tabel 2
Subjek Informan Penelitian
Di Rumah Sakit Islam Ibnu Sina Pekanbaru
No

Informan Penelitian

Pendidikan Terakhir

30

Kode

1

Kepala Instalasi Rekam Medis

D IV Rekam Medis

1

2

Petugas Rekam Medis

DIII Rekam Medis

2

Jumlah

2 Orang

D. Variabel Penelitian/Definisi Istilah
Tabel 3
Variabel Penelitian dan Defenisi Istilah
Variabel

Definisi Istilah

SOP

Aturan yang di

Alat Ukur

Cara Ukur

- Pedoman

Hasil
-

Wawancara

Deskriptif
Keluarkan oleh

wawancara

Rumah sakit dan

- Observasi

Prosedur pengisian

- Dokumen

Berkas rekam medis

penelitian
31

mendalam

kualitatif

SDM

suatu upaya untuk

- Pedoman

- Wawancara

Deskriptif

Mempermudah

Wawancar

Mendalam

kualitatif

Jumlah dan jenis

- Observasi

bahan baku informasi - Pedoman

- Wawancara

Deskriptif

Didefinisikan sebagai wawancar

Mendalam

kualitatif

Individu yang tepat
Sesuai dengan
Kebutuhan SDM
Data

Kelompok teratur

- Observasi

- Observasi

Simbol-simbol yang
Mewakali kuantitas,
Tindakan, benda.

E. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh
peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan
hasilnya lebih baik (cermat, lengkap dan sistematis) sehingaa lebih mudah
diolah (Saryono, 2008: 85).
Instrumen pada penelitian ini adalah :
1.

Pedoman Wawancara (Interview)

32

2.

Panduan Pengamatan (Observasi)

3.

Alat Perekam

4.

Alat Tulis

5.

Komputer

F. Teknik Pengumpulan Data
1. Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian ini dikhususkan pada pengiriman laporan RL5 di Rumah
Sakit Islam Ibnu Sina Pekanbaru Tahun 2014.
2. Metode Pengumpulan Data
a. Pengamatan (Observasi)
Yaitu mengamati secara langsung objek penelitian dan upaya
pengecekkan hasil atau temuan penelitian
b. Wawancara
Yaitu mengadakan tanya jawab langsung dengan petugas yang bekerja
di bagian rekam medis.
c. Dokumentasi
Dokumentasi merupakan catatan peristiwa yang telah terjadi.
Dokumentasi biasa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya
monumental dari seseorang.
3. Sumber Data
a.

Data Primer
Data primer ini diperoleh langsung dari informan melalui
wawancara

mendalam

yang

telah

dipersiapkan

sebelumnya

sehubungan dengan pelaksanaan sistem informasi rumah sakit

33

dibagian pengolahan data dan pelaporan instalasi rekam medis di
Rumah Sakit Islam Ibnu Sina Pekanbaru Tahun 2014.
b.

Data Sekunder
Data sekunder diperoleh dari data yang sudah ada yaitu tentang
pengolahan data dan pelaporan instalasi rekam medis di Rumah Sakit
Islam Ibnu Sina Pekanbaru Tahun 2014.

G. Pengolahan Data
Sesuai dengan sifat data kualitatif maka teknik pengolahan data dapat
dibedakan menjadi 2 (dua), yaitu: teknik statistik dan teknik non statistik.
Sedangkan dalam penelitian ini peneliti menggunakan teknik non statistik,
yakni pengolahan data dengan tidak menggunakan analisis statistik,
melainkan dengan analisis kaulitatif (Notoatmodjo, 2005: 186).
Data yang

diperoleh

dari hasil

wawancara dan

pengamatan

dikumpulkan dan diolah secara manual, kemudian dianalisa. Penelitian
deskriptif kualitatif ini menggambarkan tata cara pelaksanaan sistem
informasi rumah sakit dibagian pengolahan data dan pelaporan instalasi
rekam medis di Rumah Sakit Islam Ibnu Sina Pekanbaru Tahun 2014.
a.

Pengamatan (Observasi)
Observasi dilakukan peneliti di unit rekam medis dengan cara
mengamati secara langsung tata cara pelaksanaan sistem informasi
rumah sakit dibagian pengolahan data dan pelaporan instalasi rekam
medis di Rumah Sakit Islam Ibnu Sina Pekanbaru Tahun 2014.

34

b.

Wawancara Mendalam (Interview)
Wawancara dilakukan dengan kepala unit rekam medis dan staf
rekam medis di Rumah Sakit Islam Ibnu Sina Pekanbaru Tahun 2014.

c.

Dokumentasi
Sesuatu yang tertulis, tercetak atau terekam yang dapat dipakai
sebagai bukti atau keterangan untuk mengetahui tata cara pelaksanaan
sistem informasi rumah sakit dibagian pengolahan data dan pelaporan
instalasi rekam medis di Rumah Sakit Ibnu Sina Pekanbaru Tahun 2014.

H. Analisis Data
Penelitian ini menggunakan analisis data deskriptif kualitatif yang
bertujuan untuk mendpatakan informasi mengenai tata cara pelaksanaan
sistem informasi rumah sakit dibagian pengolahan data dan pelaporan
instalasi rekam medis Rumah Sakit Islam Ibnu Sina Pekanbaru Tahun 2014.
Dengan menggunakan hasil wawancara, observasi lapangan, serta
peralatan-peralatan yang berkaitan guna untuk mengetahui sejauh mana
terjadinya perbedaan antara teori dan kenyataan yang ada pada lapangan,
sehingga akhirnya dapat diperoleh kesimpulan berupa saran dan koreksi
dalam penyusunan laporan penelitian.

35

I.

Jadwal Penelitian

No

KEGIATAN

1

Pembuatan Proposal

2

Ujian Proposal

3

Perbaikan Proposal

4

Pengumpulan Data

5

Pengolahan Data Analisis

6

Penulisan
Ilmiah

7

Ujian Karya Tulis Ilmiah

Februari Maret

Karya Tulis

36

April

Mei

Juni