Persepsi Pemustaka Terhadap Layanan Referensi Pada Perpustakaan Umum Pemerintah Kabupaten Labuhan Batu

BAB II
KAJIAN TEORITIS
2.1

Perpustakaan Umum

2.1.1 Pengertian Perpustakaan Umum
Perpustakaan Umum adalah Perpustakaan yang diselenggarakan oleh dana
umum dengan tujuan untuk melayani umum. Karateristik mendasar yang dimiliki
oleh Perpustakaan Umum adalah bahwa umumnya didukung oleh pajak dan diatur
oleh sebuah badan untuk melayani kepentingan pelayanan umum. Perpustakaan
Umum terbuka untuk semua dan setiap anggota masyarakat umum dapat
mengakses koleksi (Wikipedia Indonesia, 2004).
Menurut Sudarsono (2006, 301), pengertian Perpustakaan Umum adalah :
Pusat informasi yang menyediakan beragam pengetahuan dan informasi bagi
penggunanya. Layanan diberikan dengan dasar kesamaan akses bagi setiap
orang tanpa membedakan umur, ras, agama, kebangsaan, jenis kelamin
maupun status sosial.
Sedangkan menurut Sjahrial-Pamuntjak (2000, 3), Perpustakaann Umum
adalah : “Perpustakaan yang menghimpun koleksi buku, bahan cetakkan serta
bahan lainnya untuk kepentingan masyarakat umum”.

Pendapat lain yang dikemukakan oleh Sulistyo-Basuki (2008, 38), yang
dikutip oleh sutarno, bahwa Perpustakaan Umum adalah : “Perpustakaan yang
didanai dari sumber yang berasal dari masyarakat seperti pajak dan retribusi, yang
kemudian dikembalikan kepada masyarakat dalam bentuk layanan”.

Universitas Sumatera Utara

Pendapat lainnya yang dikemukakan oleh Hasugian, Joner (2009, 77), bahwa
Perpustakaan Umum adalah :
Sebuah Perpustakaan atau sistem Perpustakaan yang menyediakan akses yang
tidak terbatas kepada sumber daya Perpustakaan dan layanan gratis kepada
warga masyarakat di daerah atau wilayah tertentu, yang didukung penuh atau
sebagian dari dana masyarakat.
Dari pendapat diatas dapat dinyatakan bahwa Perpustakaan Umum
memberikan kesempatan dan kebebasan kepada seluruh kalangan masyarakat,
baik yang berasal dari kalangan tua-muda, pria dan wanita, untuk mencari dan
memperoleh berbagai tambahan informasi dan ilmu pengetahuan. Perpustakaan
Umum didanai dari sumber pendanaan yang berasal dari masyarakat pajak dan
retribusi tanpa membedakan latar belakang, status sosial, agama, suku,
pendidikan, dan sebagainya.

2.1.2 Tujuan Perpustakaan Umum
Perpustakaan Umum tentunya memiliki tujuan sesuai dengan jenis
Perpustakaannya dan masyarakat yang dilayani. Begitu juga dengan Perpustakaan
Umum memiliki tujuan yang ingin dicapai. Berikut ini ada beberapa tujuan
Perpustakaan Umum menurut para ahli antara lain :
Dalam Buku Manifesto Perpustakaan Umum UNESCO, yang dikutip oleh
Sulistyo-Basuki (1993, 46), bahwa Perpustakaan Umum memiliki empat tujuan
utama, yaitu :
1. Memberikan kesempatan bagi umum untuk membaca bahan pustaka yang
dapat membantu meningkatkan kehidupan yang lebih baik.
2. Menyediakan sumber informasi yang cepat, tepat dan murah bagi
masyarakat terutama informasi mengenai topik yang berguna bagi mereka
dan yang sedang hangat dalam kalangan masyarakat.

Universitas Sumatera Utara

3. Membantu warga untuk mengembangkan kemampuan yang dimilikinya
sehingga yang bersangkutan akan bermanfaat bagi masyarakat sekitarnya,
sejauh kemampuan tersebut dapat dikembangkan dengan bantuan bahan
pustaka fungsi ini disebut fungsi pendidikan seumur hidup.

4. Bertindak selaku agen kultural, artinya perpustakaan umum merupakan
pusat utama kehidupan budaya bagi masyarakat sekitarnya. Perpustakaan
umum bertugas menumbuhkan apresiasi budaya masyarakat sekitarnya
dengan cara menyelenggarakan pameran budaya, ceramah, pemutaran
film, dan penyediaan informasi yang dapat meningkatkan keikutsertaan,
kegemaran dan apresiasi masyarakat terhadap segala bentuk seni budaya.
Sedangkan menurut Hermawan dan Zen (2006, 31), tujuan Perpustakaan
Umum adalah :
1. Memberikan kesempatan kepada warga masyarakat untuk menggunakan
bahan pustaka dalam meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan
kesejahteraan.
2. Menyediakan informasi yang murah, mudah, cepat dan tepat yang berguna
bagi masyarakat dalam kehidupan sehari-hari.
3. Membantu dalam pengembangan dan pemberdayaan komunitas melalui
penyediaan bahan pustaka dan informasi.
4. Bertindak sebagai agen kultural sehingga menjadi pusat utama kehidupan
budaya bagi masyarakat sekitarnya.
5. Memfasilitasi masyarakat untuk belajar sepanjang masa.
Pendapat lain yang dikemukakan oleh Yusuf (1996, 18), secara umum
disebutkan tujuan Perpustakaan Umum adalah sebagai berikut :

1. Mengembangkan minat baca serta mendayagunakan semua bahan pustaka
yang tersedia di Perpustakaan Umum.
2. Mengembangkan kemampuan mencari, mengelola dan memanfaatkan
informasi yang tersedia di Perpustakaan Umum.
3. Mendidik masyarakat agar dapat memanfaatkan Perpustakaan secara
efektif dan efisien.
4. Meletakkan dasar-dasar ke arah belajar mandiri.
5. Memupuk minat baca dan menumbuhkan daya apresiasi dan imajinasi
masyarakat.
6. Mengembangkan kemampuan masyarakat untuk memecahkan masalah,
bertanggung jawab dan berpartisipasi aktif dalam pembangunan nasional.

Universitas Sumatera Utara

Dari pendapat diatas dapat dinyatakan bahwa tujuan Perpustakaan Umum
adalah untuk memberikan kesempatan kepada masyarakat untuk mendapat dan
menggunakan sumber informasi dan sumber ilmu pengetahuan secara murah,
mudah, cepat, dan tepat dalam meningkatkan dan mengembangkan ilmu
pengetahuan, keterampilan dan kesejahteraan untuk menciptakan masyarakat yang
berbudaya dan terampil bagi kehidupan masyarakat disekitarnya.

2.1.3 Fungsi Perpustakaan Umum
Perpustakaan Umum sebagai pusat informasi yang melayani seluruh lapisan
masyarakat umum dan berusaha semaksimal mungkin memenuhi kebutuhan
pengguna dalam mengembangkan. Perpustakaan Umum memiliki tugas dan
tujuan untuk mengumpulkan, menyimpan, memelihara, dan mendayagunakan
bahan pustaka untuk kepentingan masyarakat. Perpustakaan Umum memiliki
beberapa fungsi yang dikemukakan oleh beberapa ahli yaitu :
Dalam Buku Panduan Penyelenggaraan Perpustakaan Umum (1992, 5),
Perpustakaan Umum berfungsi sebagai pusat untuk :
1.
2.
3.
4.
5.

Menyediakan bahan pendidikan (edukatif).
Menyediakan dan menyebarluaskan informasi (informative).
Menyediakan bahan-bahan yang digunakan bagi rekreasi (rekreatif).
Menyediakan petunjuk, pedoman dan rujukan bagi anggota masyarakat
Melestarikan bahan-bahan dan hasil budaya bangsa untuk dapat

dimanfaatkan masyarakat umum (preservatif, konservatif).
6. Menyediakan layanan penelitian (riset kualitatif dan kuantitatif).
Dalam Buku Pedoman Penyelenggaraan Perpustakaan Umum (2000, 6),
Perpustakaan Umum berfungsi untuk :
1. Pengkajian kebutuhan pemakai dalam hal informasi dan bahan bacaan.
2. Penyediaan bahan pustaka yang diperkirakan diperlukan melalui
pembelian, langganan, tukar menukar dan lain-lain.

Universitas Sumatera Utara

3.
4.
5.
6.

7.
8.
9.
10.


Pengolahan dan penyiapan setiap bahan pustaka.
Penyimpanan dan Pemeliharaan koleksi
Pendayagunaan koleksi.
Pemberian layanan kepada warga masyarakat baik yang datang langsung
ke Perpustakaan maupun yang menggunakan telepon, faximil, dan lainlain.
Pengkajian dan pengembangan semua aspek kepustakawanan
Pelaksanaan koordinasi dengan pihak Pemerintah Daerah, tokoh-tokoh
masyarakat mitra kerja lainnya.
Menjalin kerjasama dengan Perpustakaan lain dalam rangka pemanfaatan
koleksi bersama dan sarana/prasarana.
Pengelolaan dan ketatausahaan Perpustakaan.

Sedangkan menurut Yusuf (1996, 21), bahwa fungsi Perpustakaan Umum
dapat dijabarkan sebagai berikut :
1. Fungsi Edukatif.
Perpustakaan Umum menyediakan berbagai jenis bahan bacaan berupa
karya cetak dan karya rekam untuk dapat dijadikan sumber belajar dan
menambah pengetahuan secara mandiri. Budaya mandiri dapat
membentuk masyarakat yang belajar seumur hidup dan gemar membaca.
2. Fungsi Informatif.

Perpustakaan Umum sama dengan berbagai jenis perpustakaan lainya,
yaitu menyediakan buku-buku referensi. Bacaan ilmiah populer berupa
buku dan majalah ilmiah serta data-data penting lainya yang diperlukan
pembaca.
3. Fungsi Kultural.
Perpustakaan Umum menyediakan berbagai bahan pustaka sebagai hasil
budaya bangsa yang direkam dalam bentuk tercetak/ terekam.
Perpustakaan merupakan tempat penyimpanan dan terkumpulnya berbagai
karya budaya manusia yang setiap waktu dapat diikuti perkembangannya
melalui koleksi perpustakaan.
4. Fungsi Rekreasi.
Perpustakaan Umum bukan hanya menyediakan bacaan-bacaan ilmiah,
tetapi juga menghimpun bacaan hiburan berupa buku-buku fiksi dan
majalah hiburan untuk anak-anak, remaja dan dewasa. Bacaan fiksi dapat
menambah pengalaman atau menumbuhkan imajinasi pembacanya dan
banyak digemari oleh anak-anak dan dewasa.

Universitas Sumatera Utara

Dari pendapat diatas dapat dinyatakan bahwa fungsi dan peranan

Perpustakaan Umum adalah sebagai tempat untuk mengumpulkan, mengolah,
melestarikan, menyebarluaskan informasi, mengembangkan kebiasaan membaca
dan mempromosikan kebudayaan dan juga sebagai fungsi edukatif, fungsi
informatif, fungsi kultural, serta fungsi rekreasi seluruh masyarakat.
2.2 Persepsi
Persepsi merupakan pandangan atau anggapan seorang terhadap suatu objek
yang dapat diukur melalui pengalaman dan panca indera. Persepsi akan
mempengaruhi reaksi seseorang terhadap suatu objek. Jika yang timbul adalah
persepsi yang bersifat positif, maka kemungkinan timbulnya sikap dan tingkah
laku yang bersifat mendukung. Sebaliknya jika yang timbul persepsi yang bersifat
negative, maka kemungkinan timbulnya penolakan atau tidak adanya dukungan.
Menurut Widyatun (2004, 110), bahwa persepsi adalah : “Tanggapan atau
proses mental yang terjadi pada diri manusia yang akan menunjukkan bagaimana
kita akan melihat, mendengar, merasakan, member serta meraba (kerja panca
indera) disekitar kita”.
Sedangkan menurut Suwarno (2009, 52), bahwa persepsi adalah :
Proses diterimanya rangsangan berupa objek, kualitas antar gejala, maupun
peristiwa sampai rangsangan itu disadari dan dimengerti. Jadi persepsi dapat
didefinisikan sebagai suatu proses membuat penilaian atau membangun kesan
mengenai berbagai macam hal yang terdapat didalam lapangan pengindraan

seseorang.
Dari pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa persepsi merupakan suatu
proses yang dimulai dari penglihatan hingga terbentuk tanggapan yang terjadi
dalam lingkungan melalui panca indera yang dimiliki.

Universitas Sumatera Utara

2.2.1 Faktor Yang Mempengaruhi Persepsi
Menurut Miftah Toha, yang dikutip oleh Martini (2004, 154), bahwa faktorfaktor yang mempengaruhi persepsi seseorang adalah :
1. Faktor Internal : Perasaan, sikap dan kepribadian individu, prasangka,
keinginan atau harapan, perhatian (fokus), proses belajar, keadaan fisik,
gangguan, kejiwaan, nilai dan kebutuhan, minat, dan motivasi.
2. Faktor Eksternal : latar belakang keluarga, sumber informasi, pengetahuan
dan kebutuhan sekitar, intensitas, ukuran, hal-hal yang baru dan familiar
atau ketidakasingan akan suatu objek.
2.2.2 Proses Persepsi
Menurut Widyatun (2004, 111), bahwa proses terjadinya persepsi adalah :
Karena objek atau stimulus yang merangsang untuk ditangkap oleh panca
indera, kemudian objek atau stimulus tadi dibawa ke otak menjadi adanya
respon yang berupa kesan atau respon yang dibalikkan kembali lagi ke

panca indera menjadi berupa tanggapan atau persepsi atau hasil kerja panca
indera berupa pengalaman dari hasil otak.
2.2.3 Syarat Terjadinya Persepsi
Menurut Sunaryo, yang dikutip oleh Walgito (2004, 98), bahwa syarat-syarat
terjadinya sebuah persepsi adalah :
1. Adanya objek yang dipersepsi.
2. Adanya perhatian yang merupakan langkahpertama sebagai suatu
persiapan dalam mengadakan persepsi.
3. Adanya alat indera/reseptor, yaitu alat untuk menerima stimulus.
4. Saraf sensoris sebagai alat untuk meneruskan stimulus ke otak, yang
kemudian sebagai alat untuk mengadakan respon.

Universitas Sumatera Utara

2.3 Pemustaka
Pemustaka adalah pengguna sebuah Perpustakaan yang berasal dari kalangan
masyarakat, baik dari kalangan tua, muda, pria, dan wanita tanpa membedakan
perbedaan golongan agama, ras, suku, bangsa dan tingkat sosial dari masyarakat.
Menurut Suwarno (2009, 80), pemustaka adalah : “Pengguna fasilitas yang
disediakan oleh Perpustakaan, baik koleksi maupun buku/bahan pustaka maupun
fasilitas lainnya”.
Berdasarkan UU. No. 43, Tahun 2007 pasal 1 ayat 9, Pemustaka adalah :
“Pengguna dari Perpustakaan yaitu perseorangan, kelompok, orang, masyarakat,
atau lembaga yang memanfaatkan fasilitas layanan Perpustakaan”.
Dari pendapat diatas dapat dinyatakan bahwa pemustaka adalah orang yang
memanfaatkan jasa layanan yang telah disediakan oleh Perpustakaan Umum.
2.4 Layanan Referensi
Layanan referensi merupakan salah satu kegiatan pokok di Perpustakaan
untuk mendayagunakan koleksi referensi kepada pengguna. Perpustakaan Umum
menyediakan pelayanan referensi agar pengguna dapat mengakses informasi yang
dibutuhkan dengan gratis, mudah, cepat dan akurat.
Menurut Rahayuningsih (2007, 103), bahwa layanan referensi adalah :
Suatu kegiatan untuk membantu pengguna Perpustakaan dalam menemukan
informasi yaitu dengan cara menjawab pertanyaan dengan menggunakan
koleksi referensi, serta memberikan bimbingan untuk menemukan dan
memakai koleksi referensi.

Universitas Sumatera Utara

Sedangkan menurut Murniaty (2006, 5), yang dikutip dari American Library
Association (ALA) bahwa :

“Reference service is part of the library service that is directly associated
with the user in providing information and use of the library for the benefit of
study and research”.
(Pelayanan referensi merupakan bagian dari pelayanan Perpustakaan yang
secara langsung berhubungan dengan pengguna didalam menyediakan
informasi dan pemanfaatan Perpustakaan untuk kepentingan studi dan riset).
Dan pendapat lain yang dikemukakan oleh Sutarno (2006, 89), bahwa
layanan referensi adalah : “Layanan yang hanya dapat diberikan terbatas di
Perpustakaan karena berbagai pertimbangan, misalnya keterbatasan koleksi”.
Dari pendapat diatas dapat dinyatakan bahwa layanan referensi adalah suatu
kegiatan untuk membantu pengguna dalam menemukan informasi secara langsung
yang berhubungan dengan pengguna dalam memberikan informasi dan untuk
kepentingan studi dan penelitian.
2.4.1 Tujuan Layanan Referensi
Setiap kegiatan pelayanan di Perpustakaan Umum bertujuan untuk membantu
pengguna untuk mencari dan menemukan informasi yang dibutuhkan. Layanan
referensi memiliki tujuan dalam pelaksanaannya.
Menurut Rahayuningsih (2007, 104), bahwa pelayanan referensi mempunyai
tujuan sebagai berikut :
1. Memungkinkan pengguna menemukan informasi secara cepat dan tepat.
2. Memungkinkan pengguna menelusur informasi dengan pilihan yang lebih
luas.
3. Memungkinkan pengguna menggunakan koleksi referensi dengan lebih
tepat guna.

Universitas Sumatera Utara

Sedangkan menurut Widyawan (2012, 5), tujuan layanan referensi adalah :
Untuk memenuhi kebutuhan pemustaka mencakup pencarian informasi,
menggunakan sumber informasi yang ada di Perpustakaan dan memberikan
layanan secara adil dan tidak memihak, serta mempromosikan nilai informasi
untuk pemecahan masalah kesenjangan informasi.
Pendapat lain oleh Murniaty (2006, 6), bahwa tujuan layanan referensi antara
lain sebagai berikut :
1. Mengarahkan pengguna Perpustakaan menemukan informasi yang ia
butuhkan dengan cepat dan tepat.
2. Mengusahakan pengguna Perpustakaan menelusuri informasi dengan
menggunakan berbagai pilihan sumber informasi yang lebih luas.
3. Mengusahakan pengguna Perpustakaan menggunakan setiap koleksi
referensi dengan lebih tepat guna.
Dari pendapat diatas dapat dinyatakan bahwa, tujuan layanan referensi adalah
membantu pengguna menelusur informasi dan menggunakan koleksi secara gratis,
mudah, cepat dan tepat.
2.4.2 Fungsi Layanan Referensi
Dalam pencapaian tujuan dari layanan referensi, layanan referensi harus
menjalankan fungsinya dengan baik.
Menurut Rahayuningsih (2007, 104), bahwa fungsi layanan referensi yaitu :
1. Informasi.
Memberikan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan atau kebutuhan
pengguna Perpustakaan akan informasi.
2. Bimbingan.
Memberikan bimbingan untuk menemukan bahan pustaka yang tepat
sesuai dengan minat pengguna.
3. Pengarahan/instruksi.
Memberikan pengarahan dan bantuan pada pengguna mengenai cara
menggunakan Perpustakaan maupun koleksi referensi.

Universitas Sumatera Utara

Sedangkan menurut Murniaty (2006, 7), bahwa fungsi pelayanan referensi :
1. Fungsi pengawasan.
Maksud dari pengawasan tersebut adalah untuk mengamati kebutuhan
informasi yang diperlukan oleh pengguna Perpustakaan.
2. Fungsi informasi.
Memberikan jawaban atas pertanyaan pengguna, dan sesegera mungkin
menyampaikan informasi yang memang segera harus diketahui oleh
pengguna.
3. Fungsi bimbingan.
Memberikan bimbingan kepada pengguna Perpustakaan untuk mencari
atau menemukan bahan pustaka dalam kelompok koleksi referensi yang
tepat sesuai dengan bidang masing-masing dan bagaimana cara
menggunakannya, serta untuk mencari atau menemukan informasi yang
dikehendaki.
4. Fungsi instruksi.
Memberikan pengarahan dan petunjuk bagaimana cara memanfaatkan
Perpustakaan.
5. Fungsi bibliografi.
Mengenalkan kepada pengguna daftar bacaan yang menarik dan hal ini
akan bermanfaat bagi pengguna yang sedang melakukan penelitian.
Dari pendapat diatas dapat dinyatakan bahwa fungsi dari layanan referensi
adalah sebagai fungsi informasi, fungsi bimbingan, fungsi pengarahan, fungsi
pengawasan, dan fungsi bibliografi.
2.5 Jenis Layanan Referensi
2.5.1 Sistem Pelayanan referensi
Agar pengguna Perpustakaan Umum dapat memanfaatkan koleksi layanan
referensi di Perpustakaan Umum, maka perlu ditentukan sistem layanan referensi.
Sistem Pelayanan referensi dapat dilaksankan dengan dua jenis pelayanan yaitu
pelayanan referensi dengan sistem terbuka dan pelayanan referensi dengan sistem
tertutup.

Universitas Sumatera Utara

2.5.1.1 Sistem Pelayanan Terbuka
Sistem pelayanan terbuka adalah sistem pelayanan yang ada di Perpustakaan,
dimana memungkinkan/memperbolehkan dan memberikan kebebasan kepada
pengguna untuk mencari dengan sendirinya,membaca, dan meminjam bahan
koleksi yang diinginkan/dibutuhkan.
Menurut Darmono (2001, 139), bahwa sistem layanan terbuka adalah :
“Sistem yang memungkinkan para pengguna secara langsung dapat memilih,
menemukan dan mengambil sendiri bahan pustaka yang dikehendaki dari jajaran
koleksi Perpustakaan”.
Sedangkan menurut Darmono (2001, 140), Ada beberapa keunggulan yang
dapat diambil apabila Perpustakaan menggunakan sistem layanan terbuka yaitu :
1. Pemakai dapat melakukan pengambilan sendiri bahan pustaka yang
dikehendaki dari jajaran koleksi.
2. Pemakai dilatih untuk dapat dipercaya dan diberi tanggung jawab terhadap
terpeliharanya koleksi yang dimiliki Perpustakaan.
3. Pemakai akan merasa lebih puas karena ada kemudahan dalam
menemukan bahan pustaka dan alternatif lain jika yang dicari tidak
ditemukan.
4. Dalam sistem ini tenaga Perpustakaan yang bertugas untuk mengambil
bahan pustaka tidak diperlukan sehingga bisa diberikan tanggung jawab
dibagian lain.
Selain Kelebihan dari sistem layanan terbuka, menurut pendapat Darmono
(2001, 140). sistem layanan terbuka juga mempunyai beberapa kelemahan yaitu :
1. Ada kemungkinan pengaturan buku di rak penempatan (jajaran) menjadi
kacau balau karena ketikan mereka melakukan browsing. Buku yang sudah
2. dicabut dari jajaran rak dikembalikan lagi oleh pemakai secara tidak tepat.
3. Ada kemungkinan buku yang hilang relatif lebih besar bila dibandingkan
dengan sistem yang bersifat tertutup.
4. Memerlukan ruangan yang lebih luas untuk jajaran koleksi agar lalu lintas
atau mobilitas pemakai lebih leluasa.

Universitas Sumatera Utara

5. Membutuhkan keamanan yang lebih baik agar kebebasan untuk
mengambil sendiri bahan pustaka dari jajaran koleksi tidak menimbulkan
berbagai akses seperti peningkatan kehilangan atau perobekan bahan
pustaka.
2.5.1.2 Sistem Pelayanan Tertutup
Sistem pelayanan tertutup adalah sistem yang dimana pengguna tidak
diperbolehkan dengan sendirinya/dengan bebasnya mengambil bahan koleksi
Perpustakaan dari dalam rak, melainkan harus dibanru oleh petugas/pegawai
untuk mengambilnya, sementara bahan koleksi tersebut tidak dapat dipinjam
untuk dibawa pulang.
Menurut Lasa (1994, 5), Sistem layanan tertutup adalah : “Suatu layanan
yang tidak memungkinkan pengguna untuk memilih dan mengambil sendiri bahan
koleksi Perpustakaan. Koleksi yang ingin dipinjam melalui daftar/katalog yang
tersedia, koleksinya akan diambil oleh petugas”.
Sedangkan menurut Lasa (1995, 4), ada beberapa keuntungan sistem layanan
tertutup antara lain :
1. Daya tampung koleksi lebih banyak, karena jajaran rak satu dengan yang
lain lebih dekat.
2. Susunan buku akan lebih teratur dan tidak mudah rusak.
3. Kerusakan dan kehilangan koleksi lebih sedikit bila dibandingkan dengan
sistem layanan terbuka.
4. Tidak memerlukan meja baca.
Pendapat lainnya oleh Lasa (1995, 5), selain keuntungan, sistem layanan
tertutup mempunyai beberapa kelemahan antara lain :
1. Banyak energi yang tersedia di bagian sirkulasi
2. Terdapat sejumlah koleksi yang tidak pernah keluar/dipinjam
3. Sering menimbulkan hal-hal yang tidak diinginkan misalnya salah
pengertian antara petugas dan peminjam
4. Antrian meminjam maupun mengembalikan buku dibagian ini sering
berjubel, keadaan ini berarti membuang waktu.

Universitas Sumatera Utara

Dari pendapat diatas dapat dinyatakan bahwa, sistem layanan terbuka
merupakan sistem yang memberikan kebebasan kepada pengguna untuk mencari,
memilih, dan mengambil sendiri koleksi yang diinginkan dari jajaran koleksi,
sistem layanan tertutup merupakan sistem layanan yang tidak memperbolehkan
pengguna mencari dan mengambil sendiri koleksi yang dibutuhkan dari jajaran
koleksi.
2.5.2 Unsur-Unsur Layanan Referensi
Layanan referensi sebagai penyedia informasi untuk kebutuhan pengguna
dilihat unsur-unsur layanannya.
Menurut Sjahrial-Pamuntjak (2000, 108-112), ada tiga unsur layanan
referensi yaitu :
1. Pertanyaan yang diajukan, maksudnya seorang pustakawan layanan
referensi harus sabar dan bersikap sopan dalam menanyakan kembali
pertanyaan pemustaka yang masih kabur sehingga pertanyaan tersebut
jelas dan dimengerti oleh pustakawan. Pustakawan perlu mencatat setiap
pertanyaan agar bias dijadikan rujukan untuk layanan selanjutnya.
2. Bantuan dalam penelusuran, maksudnya seorang pustakawan
mengembangkan teknik untuk mewawancarai pemustaka, lalu
menganalisa maksud pertanyaan pemustaka, dan selanjutnya melakukan
penelusuran didekat pemustaka. Jika hasil penelusuran belum memenuhi
kebutuhan informasi pemustaka maka pustakawan mencarikan informasi
pada pusat-pusat informasi.
3. Bahan pustaka sebagai sumber informasi, maksudnya buku-buku referensi
yang dijadikan sebagai alat konsultasi untuk mendapatkan informasi
tertentu. Berdasarkan cakupan isi dan jenis pertanyaan pemustaka akan
dijawab berdasarka jenis jenis koleksi referensi seperti ensiklopedia,
kamus, sumber biografi, direktori, buku tahunan dan almanak, buku
pedoman, bibliografi, indeks dan abstrak, dan terbitan resmi pemerintah.

Universitas Sumatera Utara

Sedangkan menurut Eilen Abel, yang dikutip moleh Widyawan (2012, 13),
bahwa unsur-unsur layanan referensi adalah sebagai berikut :
1. Pemustaka merupakan unsur layanan yang perlu diperhatikan
perkembangannya mulai dari golongan umur, latar belakang yang
beragam, dan pemustaka generasi digital native . Interaksi yang bisa
dilakukan oleh pemustaka 24 jam dengan adanya tersedia fasilitas
interaktif, para pemustaka tidak hanya berperan sebagai pengguna
informasi melainkan telah berperan aktif sebagai pencipta informasi.
2. Sumber informasi merupakan unsur yang tidak kalah penting untuk
diikuti perkembangannya pada era informasi yang melimpah-limpah
pada saat ini. Banyak penjaja/penjual ( vendor), yang menyediakan situs
web dan pangkalan data utuh (full text), yang bisa diakses gratis sehingga
perkembangan sumber informasi semakin bervariasi seperti hypertext dan
hypermedia .
3. Teknologi merupakan unsur yang mesti diikuti oleh Perpustakaan untuk
meningkatkan mutu pelayanan. Kecanggihan teknologi telah banyak
dirasa oleh semua jasa pelayanan informasi seperti penggunaan jasa
internet untuk kelangsungan layanannya. Pada saat ini telah banyak
Perpustakaan yang menyediakan fasilitas teknologi nirkabel sehingga
mendorong pemustaka untuk berkunjung dengan adanya kemudahaan
akses internet.
4. Perpustakaan merupakan unsur penyimpanan, pengolahan, dan
pelestarian sumber-sumber informasi atau koleksi baik dalam bentuk
cetak/non cetak. Perkembangan informasi dan sumber-sumber informasi
yang semakin pesat yang sulit untuk diatasi jumlahnya maka
perpustakaan harus mampu menghadapi masalah ruangan penyimpanan
koleksi tercetak dan perubahan bentuk penyimpanan koleksi karena
perkembangan teknologi.
5. Pustakawan merupakan unsur perantara antara sumber-sumber informasi
dengan pemustaka intermediary. Pustakawan haruslah luwes dan selalu
siaga dalam menghadapi perubahan. Beberapa hal yang perlu
diperhatikan pustakawan referensi :
a. Pemanfaat Web 2.0 untuk membuat revitalasasi layanan jarak jauh.
b. Skenario information commons untuk medapatkan energi dan
pandangan untuk memandu strategi.
c. Menjadi mitra para pengembang e-learning dan memberi bantuan
dalam perkuliahan.
d. Keikutsertaan dalam pembentukan tim atau kelompok pengembangan
intranets guna menggambarkan kebutuhan informasi masing-masing
kelompok.
e. Berperan dalam memberikan pelatihan keterampilan keberaksaraan
informasi sehingga menyadarkan para pemustaka akan hak cipta dan
menyajikan informasi secara beretika.

Universitas Sumatera Utara

Pendapat lain oleh Muchdlor (2012, 2), bahwa unsur-unsur dari layanan
referensi adalah :
1. Tata ruang referensi dipisahkan dari ruang layanan lain, pintuk masuk
tersendiri untuk menjaga keamanan koleksi, dan dekat pintu masuk
tersedia meja pustakawan referensi secara langsung bias memberi bantuan
pada pemustaka dalam penelusuran.
2. Koleksi yang berada di ruangan referensi dan ruangan layanan lainnya bisa
digunakan pustakawan referensi guna memenuhi kebutuha pemustaka.
3. Pustakawan referensi merupakan perantara ataupun penghubung koleksi
dengan pemustaka maka pustakawan harus memenuhi standar kompetensi
pustakawan referensi.
Dari pendapat diatas dapat dinyatakan disimpulkan bahwa, unsur-unsur
layanan referensi adalah pemustaka Perpustakaan, bantuan penelusur, sumber
informasi, bahan pustaka, informasi, teknologi, dan pustakawan referensi.
2.5.3 Jenis-Jenis Koleksi Layanan Referensi
Koleksi layanan referensi merupakan koleksi rujukan yang menjawab
persoalan-persoalan yang sering muncul dalam berbagai bidang ilmu.
Koleksi layanan referensi tidak hanya terbatas hanya buku saja, tetapi juga
meliputi segala macam bentuk tercetak dan elektronik.
Menurut Murniaty (2006, 7), koleksi referensi meliputi: “Ensiklopedia,
kamus, direktori, buku tahunan, buku pegangan, almanak, bibliografi, indeks,
abstrak, penerbitan pemerintah, sumber geografi, dan sumber biografi”.

Universitas Sumatera Utara

Sedangkan menurut Lasa (2011, 4), yang dikutip oleh junaida, bahwa jenisjenis koleksi layanan referensi antara lain :
1. Kamus (Dictionary), adalah kumpulan kata-kata. Kamus memberikan
pertolongan pembaca yang menemukan kesulitan tentang kata. Sebab
koleksi ini berisi daftar kata yang disusun alfabetis, tiap kata dianalisis dan
diolah menurut asal kata, ucapannya, artinya maupun cara penggunaanya
juga sering diberikan sinonim, lawan kata. Kadang diberi foto, grafik
maupun gambar untuk memperjelas arti. Contoh Kamus Besar Bahasa
Indonesia (KBBI).
2. Ensiklopedi (Encyclopedia ), merupakan salah satu koleksi referensi yang
banyak dipergunakan pemakai. Jenis karya ini merupakan karya universal,
menyeluruh yang berisi ukuran ringkas tentang berbagai cabang ilmu atau
bidang ilmu pengetahuan. Entri-entrinya disusun alfabetis seperti pada
kamus dan uraiannya dalam bentuk artikel-artikel yang terpisah. Contoh :
Americana, Brittanica, Colliers dan World Book”.
3. Bibliografi (Bibliography), terdiri dari kata ”bibliografi” yang berasal dari
bahasa Yunani kuno/Greek ”Biblion” yang berarti buku dan ”Grapheine”
berarti menulis. Kemudian arti ini berkembang menjadi pengertian
menulis tentang buku. Juga dapat diartikan sebagai daftar pustaka yag
disusun menurut aturan maupun pola tertentu.
4. Sumber Biografi, berasal dari kata “Bio” berarti hidup, dan “Grapheine”
yang berarti menulis dan mencatat. Maka biografi diartikan catatan
maupun tulisan-tulisan tentang riwayat hidup seseorang atau beberapa
orang sejak kecil sampai dewasa yang ditulis seobjektif mungkin. Riwayat
hidup ini ditulis sendiri atau ditulis oleh orang lain. Riwayat hidup yang
ditulis sendiri oleh pelakunya disebut autobiografi. Contoh : Biografi
nasional (Biografi yang mencantumkan sejumlah nama, tokoh dalam
bidangnya dalam suatu negara), dan Biografi khusus (Biografi yang hanya
mencantumkan nama-nama orang yang ahli atau tokoh dalam bidang
tertentu).
5. Indeks (Index), dapat diartikan sebagai tanda atau petunjuk indikasi.
Misalnya; IP (indeks prestasi/Index Prestation ), berarti menunjukkan
prestasinya juga misalnya indeks bahan makanan, indeks harga dan lain
sebagainya.
6. Abstrak (Abstrac), adalah uraian yang dipadatkan dari suatu karangan atau
artikel yang biasannya bersifat ilmiah.
7. Buku pedoman/handbook & guidebook, yang dimaksud buku pedoman
atau pegangan disini berbeda dengan buku pegangan untuk mengajar bagi
Guru-guru SD-SMTA. Akan tetapi jenis ini pada umumnya berisi uraian
yang dapat dipergunakan untuk mengerjakan sesuatu. Juga merupakan
petunjuk ringkas tetapi menyeluruh dalam satu bidang. Di dalam buku ini
petunjuk-petunjuknya diberikan secara mendalam dan dilengkapi dengan
gambar-gambar agar mudah digunakan.

Universitas Sumatera Utara

8. Directori (Directory), koleksi ini berupa daftar nama-nama orang,
lembaga, organisasi maupun perkumpulan lain yang disusun alfabetis
maupun sistematis. Dicantumkan pula data pendukung lainnya seperti:
alamat, profesi, pendidikan dan lain-lain. Jenis ini berguna terutama untuk
menghubungi orang-orang tertentu maupun akan mengunjungi lembaga
tertentu.
9. Almanak (Almanac), mula-mula almanak diartikan sebagai kalender,
penanggalan dalam waktu satu tahun. Kemudia arti ini berkembang
menjadi catatan peristiwa dalam berbagai bidang selama waktu tertentu.
Pada umumnya, almanak menyajikan fakta, statistik serta informasi dasar
tentang berbagai hal sejak soal-soal pertanian sampai pada binatang.
Almanak merupakan bahan rujukan tentang kependudukan, bisnis,
olahraga serta soal-soal statistik pertanian.
10. Buku Tahunan (Year Book), adalah buku yang memuat peristiwa-peristiwa
selama setahun terakhir. Pada umumnya buku tahunan ini berisi masalahmasalah statistik dan kejadian-kejadian penting selama setahun lewat.
Dari pendapat diatas dapat dinyatakan bahwa, jenis koleksi referensi adalah
kamus (dictionary), ensiklopedia (encyclopedy), bibliografi (bibliography),
indeks, abstrak, buku pedoman/handbook & guidebook, directori (directory),
almanak (almanac), dan buku tahunan (year book).
2.6 Pemanfaatan Koleksi Referensi
Pemanfaatan

koleksi

referensi

mengandung

arti

adanya

aktifitas

memanfatkan koleksi layanan referensi untuk mancapai tujuan tertentu. Aktifitas
pemanfaatan koleksi referensi berkaitan erat dengan pembinaan di Perpustakaan
Umum dalam memberikan pelayanan informasi

kepada pengguna demi

tercapainya tujuan Perpustakaan Umum.
Dalam Buku Kamus Besar Bahasa Indonesia (2005, 711), Pemanfaatan
adalah : “Pemanfaatan diambil dari kata dasar manfaat yang artinya guna, faedah,
kemudian mendapat imbuhan pe-an yang berati proses, cara dan perbuatan
memanfaatkan”.

Universitas Sumatera Utara

Menurut Darmono (2001, 32), bahwa Pemanfaatan Perpustakaan adalah :
Berkenan erat dengan adanya proses bimbingan pemanfaatan Perpustakaan.
Bimbingan pemanfaatan Perpustakaan merupakan salah satu bentuk layanan
Perpustakaan Umum yang sering dilakukan oleh berbagai Perpustakaan
Umum. Tujuan layanan ini adalah untuk membantu pengguna agar dapat
memanfaatkan semua sarana layanan Perpustakaan Umum dengan mudah.
Pengguna mengunjungi Perpustakaan Umum untuk memenuhi kebutuhannya
akan berbagai informasi yang beraneka ragam. Perpustakaaan Umum
menyediakan koleksi-koleksi yang terpilih dan tepat guna untuk mendapatkan
berbagai jenis informasi. Untuk dapat memberikan pelayanan informasi
dalam usaha untuk mencapai tujuan dari Perpustakaan Umum, maka
Perpustakaan Umum harus menyediakan berbagai sumber informasi dan
bahan pustaka.
Sedangkan menurut Handoko (2007, 28), yang dikutip oleh Handayani,
bahwa :
Dari segi pengguna pemanfaatan perpustakaan bahan pustaka di perpustakaan
dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal.
1. Faktor Internal meliputi :
a. Kebutuhan :
Yang dimaksud dengan kebutuhan disini adalah kebutuhan informasi.
b. Motif :
Motif merupakan sesuatu yang melingkupi semua penggerak, alasan
atau dorongan yang menyebabkan ia berbuat sesuatu.
c. Minat :
Minat adalah kecenderungan hati yang tinggi terahadap sesuatu.
2. Faktor eksternal meliputi :
a. Kelengkapan koleksi :
Banyaknya koleksi referensi yang dapat dimanfaatkan informasinya
oleh pengguna.
b. Ketrampilan pustakawan dalam melayani pengguna :
Ketrampilan pustakawan dalam melayani pengguna dapat dilihat
melalui kecakapan dan ketepatan mereka memberikan layanan.
c. Keterbatasan fasilitas dan pencarian kembali.
Dari pendapat diatas dapat dinyatakan bahwa faktor yang mempengaruhi
pengguna dalam pemanfaatan koleksi Perpustakaan Umum adalah faktor internal
yang meliputi kebutuhan, motif, dan minat sedangkan faktor eksternal yang
meliputi kelengkapan koleksi, keterampilan pustakawan dan ketersediaan fasilitas
dalam pencarian informasi.

Universitas Sumatera Utara

2.6.1 Frekuensi Pemanfaatan Koleksi Referensi
Dalam memenuhi kebutuhan informasi pengguna memanfaatkan koleksi
layanan referensi sesuai dengan kebutuhan, dengan waktu dan kesempatan yang
berbeda-beda. Frekuensi pemanfaatan merupakan salah satu indikator yang bisa
digunakan untuk mengukur dan mengetahui bagaimana pengguna Perpustakaan
memanfaatkan koleksi layanan referensi pada Perpustakaan Umum .
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2005, 322), : “Frekuensi
didefenisikan sebagai kekerapan”.
Dalam Kamus Besar Indonesia Kontemporer (2002, 425), : “Frekuensi adalah
sejumlah pengulangan kejadian tertentu yang teratur”.
Dari pernyataan diatas dapat dinyatakan disimpulkan bahwa frekuensi adalah
merupakan kekerapan atas sejumlah pengulangan dari kejadian tertentu yang
terjadi dengan teratur.
2.6.2 Cara Pemanfaatan Koleksi Referensi
Pemanfaatan koleksi referensi merupakan bagian dari kebutuhan pengguna
berupa layanan rujukan. Banyak ragam cara yang dapat dilakukan dalam
pemanfaatan koleksi referensi di Perpustakaan, tergantung dari pengguna yang
membutuhkannya.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2005, 711), : “Pemanfaatan diambil
dari kata dasar manfaat yang artinya guna, faedah, kemudian mendapat imbuhan
pe-an yang berati proses, cara dan perbuatan memanfaatkan”.
Dengan demikian pemanfaatan dapat diartikan suatu proses atau cara dalam
memanfaatkan berbagai jenis pelayanan Perpustakaan Umum. Dari pengertian

Universitas Sumatera Utara

tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa pemanfaatan Perpustakaan Umum adalah
suatu proses yang dilakukan oleh pengguna dalam hal memanfaatkan informasi
pada koleksi untuk memenuhi kebutuhan informasi. Pemanfaatan layanan
Perpustakaan Umum dapat dilakukan oleh pengguna apabila pengguna tersebut
mengetahui cara memanfaatkan setiap layanan yang tersedia serta mengetahui
manfaat dari setiap pelayanan tersebut.
Pemanfaatan Perpustakaan Umum berarti adanya aktifitas mamanfaatkan
Perpustakaan Umum untuk mencapai tujuan tertentu. Aktifitas memanfaatkan
Perpustakaan berkaitan erat dengan pembinaan koleksi Perpustakaan dalam usaha
untuk memberikan pelayanan informasi kepada pengguna Perpustakaan Umum
demi tercapainya tujuan dari sebuah Perpustakaan Umum..
Menurut pendapat Darmono (2001, 32), menyatakan bahwa : “Pemanfaatan
Perpustakaan berkenan erat dengan adanya proses bimbingan pemanfaatan
Perpustakaan”.
Bimbingan pemanfaatan Perpustakaan Umum merupakan salah satu bentuk
layanan yang dilakukan oleh Perpustakaan Umum. Tujuan layanan ini adalah
untuk membantu pengguna Perpustakaan Umum agar dapat memanfaatkan semua
bentuk sarana layanan dengan mudah.
Menurut handoko (2007, 28) yang dikutip oleh Handayani, bahwa :
Dari segi pengguna pemanfaatan Perpustakaan bahan pustaka di Perpustakaan
dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal.
1. Faktor Internal meliputi :
a. Kebutuhan.
Yang dimaksud dengan kebutuhan disini adalah kebutuhan akan
informasi.

Universitas Sumatera Utara

b. Motif.
Motif merupakan sesuatu yang melingkupi semua penggerak, alasan
atau dorongan yang menyebabkan ia berbuat sesuatu.
c. Minat.
Minat adalah kecenderungan hati yang tinggi terhadap sesuatu.
2. Faktor eksternal meliputi :
a. Kelengkapan koleksi.
Banyaknya koleksi referensi yang dapat dimanfaatkan informasinya
oleh pengguna.
b. Ketrampilan pustakawan dalam melayani pengguna.
Ketrampilan pustakawan dalam melayani pengguna dapat dilihat
melalui kecakapan dan ketepatan mereka memberikan layanan.
c. Keterbatasan fasilitas dan pencarian kembali.
Dalam penelitian ini yang menjadi fasilitas informasi adalah koleksi.
Dari pendapat diatas dapat dinyatakan bahwa dua faktor yang mempengaruhi
pengguna dalam pemanfaatan koleksi perpustakaan adalah faktor internal yang
meliputi, (kebutuhan, motif, dan minat).Sedangkan faktor eksternal yang meliputi,
(kelengkapan koleksi, keterampilan pustakawan dan ketersediaan fasilitas dalam
pencarian informasi).
2.7 Peran Pustakawan
Pengguna masih memerlukan bantuan dalam pemanfaatan layanan referensi.
Hal ini dikarenakan pengguna kurang memahami sistem yang ada pada
Perpustakaan Umum. Oleh karena itu pustakawan diharapkan mampu memberi
bantuan kepada pengguna dalam pemanfaatan setiap koleksi layanan referesi.
Menurut Suhernik (2006, 73), bahwa Pustakawan adalah :
Seseorang yang melaksanakan kegiatan Perpustakaan dengan jalan
memberikan pelayanan kepada masyarakat sesuai dengan tugas lembaga
induknya berdasarkan ilmu pengetahuan, dokumentasi dan informasi yang
dimilikinya melalui pendidikan.

Universitas Sumatera Utara

Sedangkan menurut Sulistyo-basuki (1993, 8), bahwa pustakawan adalah :
Orang yang memberikan dan melaksanakan kegiatan Perpustakaan dalam
usaha memberikan layanan kepada masyarakat sesuai dengan misi yang
diemban oleh badan induknya berdasarkan Ilmu Perpustakaan, dokumentasi
dan informasi yang diperolehnya melalui pendidikan.
Pendapat lain oleh Muntashir (2005, 17), bahwa peranan pustakawan adalah :
Kewajiban atau tugas pustakawan dalam memberikan layanan kepada
pengguna Perpustakaan dimana salah satu tugasnya adalah memberikan
informasi, bimbingan dan bekerjasama dengan pengguna dalam memilih
sumber yang diperlukan serta cara mencari dan memanfaatkan informasi
tersebut.
Dari pendapat diatas dapat dinyatakan bahwa peranan pustakawan pada
layanan referensi untuk aktif memberikan bantuan informasi mengenai koleksikoleksi layanan referensi kepada pengguna Perpustakaan Umum untuk
menggunakan dan memanfaatkan koleksi-koleksi di Perpustakaan Umum,
khususnya bahan koleksi yang ada terdapat di layanan referensi.

Universitas Sumatera Utara