Nilai Diagnostik Rasio Tekanan Darah Terhadap Tinggi Badan Dalam Diagnosis Hipertensi Pada Remaja Chapter III VI

BAB 3. METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Desain penelitian
Penelitian ini merupakan uji diagnostik dengan pendekatan potong lintang
untuk mengetahui nilai diagnostik rasio tekanan darah terhadap tinggi badan
dalam diagnosis hipertensi pada remaja.

3.2.

Tempat dan Waktu

3.2.1. Tempat penelitian
Penelitian dilakukan di desa Singkuang kecamatan Muara Batang Gadis
kabupaten Mandailing Natal propinsi Sumatera Utara.

3.2.2. Waktu penelitian
Penelitian dilaksanakan pada bulan April hingga Mei 2016

3.3.

Populasi dan Sampel Penelitian


3.3.1. Populasi Target
Populasi target adalah remaja di desa Singkuang kecamatan Muara Batang
Gadis kabupaten Mandailing Natal propinsi Sumatera Utara.

20

Universitas Sumatera Utara

3.3.2. Populasi Terjangkau
Populasi terjangkau adalah remaja SMP, Pesantren, dan SMU di desa
Singkuang kecamatan Muara Batang Gadis kabupaten Mandailing Natal
propinsi Sumatera Utara.

3.3.3 Sampel Penelitian
Sampel penelitian diambil dari populasi terjangkau secara consecutive
sampling yaitu remaja SMP, Pesantren, dan SMU usia 12 hingga 17 tahun di
desa Singkuang kecamatan Muara Batang Gadis kabupaten Mandailing
Natal propinsi Sumatera Utara yang datang berurutan dan memenuhi kriteria
penerimaan sampel penelitian sampai memenuhi jumlah sampel yang

diperlukan.

3.4. Perkiraan Besar Sampel
1.

Untuk mengetahui proporsi hipertensi digunakan rumus besar sampel

deskriptif kategorik:32
n= Zα2 x P x Q
d2
n

= besar sampel



= kesalahan tipe I = 0,05 (tingkat kepercayaan 95%)  Z = 1,96

p


= Prevalensi hipertensi pada remaja di Indonesia = 15% 4

21

Universitas Sumatera Utara

Q

= 1-P = 0,85

d

= presisi penelitian = 10 %
n= Zα2 x P x Q
d2
n= 1,962 x 0,15 x 0,85
0.12

= 49


Besar sampel minimal adalah 49 remaja.
2. Untuk mengetahui perbedaan rerata tekanan darah digunakan rumus
besar sampel analitis numerik tidak berpasangan:32
n1= n2 = 2

(Zα+Zᵝ) x S
x1-x2

2

n

= besar sampel



= kesalahan tipe I = 0,05 (tingkat kepercayaan 95%)  Z = 1,96




= kesalahan tipe II = 0,1 (tingkat kepercayaan 95%)  Zᵝ = 1,28

S

= Simpang baku gabungan : 14,5 9

x1-x2 = selisih minimal rerata yang dianggap bermakna = 5 mmHg
2

n1= n2 = 2

(Zα+Zᵝ) x S
x1-x2

n1= n2 = 2

(1,96+1,28) x 14,5
5

2


3,24 x 14,5 2 = 2 46,98
5
5
2
n1=n2= 2 (9,396) = 2 x 88,28

n1= n2 = 2

2

n1=n2= 176,5 = 177
Besar sampel minimal 177 remaja laki-laki dan 177 remaja perempuan,total
keseluruhan 354 remaja

22

Universitas Sumatera Utara

3.


Untuk mengetahui perbedaan rerata tinggi badan digunakan rumus

besar sampel analitis numerik tidak berpasangan:32
n1= n2 = 2 (Zα+Zᵝ) x S
x1-x2

2

n

= besar sampel



= kesalahan tipe I = 0,05 (tingkat kepercayaan 95%)  Z = 1,96



= kesalahan tipe II = 0,1 (tingkat kepercayaan 95%)  Zᵝ = 1,28


S

= Simpang baku gabungan : 0,08 9

x1-x2 = selisih minimal rerata yang dianggap bermakna = 0,05 m
n1= n2 = 2 (Zα+Zᵝ) x S
x1-x2

2

n1= n2 = 2 (1,96+1,28) x 0,08
0,05
n1= n2 = 2 3,24 x 0,08
0,05
n1= n2 = 2 0,259
0,05

2


2

2

n1= n2 = 2 x (5,184)2 = 2 x 26,873 = 53,747 = 54
Besar sampel minimal 54 remaja laki-laki dan 54 remaja perempuan, total
keseluruhan 108 remaja

23

Universitas Sumatera Utara

4. Untuk mengetahui hubungan antara rasio tekanan darah terhadap tinggi
badan dengan tekanan darah, tinggi badan, dan usia digunakan rumus
besar sampel analitis korelatif:32
(

{

)


}

n

= besar sampel



= kesalahan tipe I = 0,05 (tingkat kepercayaan 95%)  Z = 1,96



= kesalahan tipe II = 0,2 (power 80%)  Z = 0,842

r

= korelasi minimal yang dianggap bermakna = 0.4
(


{

)

}
}

{
{ }

= 43.87 + 3 =46.87 = 47
Besar sampel minimal adalah 47 remaja.

24

Universitas Sumatera Utara

5. Untuk mengetahui nilai AUC digunakan rumus besar sampel untuk uji
diagnostik dengan keluaran AUC:32




n

= besar sampel



= kesalahan tipe I = 0,05 (tingkat kepercayaan 95%)  Z = 1,96



= kesalahan tipe II = 0,2 (power 80%)  Z = 0,842

V1

= Q11 + Q21 - 2ø12 = 0,82 + 0,85 – 2(0,9)2 = 1,67-1,62 = 0,05

V2

= Q12 + Q22 - 2ø22 = 0,67 + 0,71 – 2(0,8)2 = 1,38-1,28= 0,1

Ø1

= AUC dari indeks yang sudah diketahui : 0,9 7

Ø2

= AUC dari indeks yang diteliti : 0,8

Ø1-Ø2=selisih minimal AUC antara dua indeks yang dianggap bermakna=0,1
Q11

= Nilai Q1 dari indeks yang diteliti = Ø1 : (2-Ø1) = 0,9 : (2-0,9) =0,82

Q21

= Nilai Q2 dari indeks yang diteliti = 2 Ø12 : (1+ Ø1) = 2(0,9)2 : (1+0,9)
=1,62:1,9 = 0,85

Q12

= Nilai Q1 dari indeks yang telah ada = Ø2 : (2- Ø2) = 0,8:(2-0,8) =0,67

Q22

= Nilai Q2 dari indeks yang telah ada = 2 Ø22 : (1+ Ø2)=
2(0,8)2:(1+0,8) = 1,28 : 1,8 = 0,71








25

Universitas Sumatera Utara

Besar sampel minimal adalah 91 remaja.
6. Untuk mengetahui sensitifitas digunakan rumus besar sampel untuk uji
diagnostik dengan keluaran sensitivitas:32

n

n = Zα2 x sensitivitas x (1-sensitivitas)
p x d2
= besar sampel



= kesalahan tipe I = 0,05 (tingkat kepercayaan 95%)  Z = 1,96
Sensistivitas yang diinginkan = 90%

p

= Prevalensi hipertensi pada remaja di Singkuang = 15% 8

d

= presisi penelitian = 10%
n = (1,96)2 x 0,9 x (1-0,9)
0,15 x (0,1)2
n = 3,8416 x 0,9 x 0,1
0,15 x 0,01
n = 0,345
0,0015
n = 230

Besar sampel minimal adalah 230 remaja.
Dari hasil perhitungan keseluruhan diperoleh besar sampel minimal untuk
penelitian ini adalah 354 remaja dengan minimal 177 remaja laki-laki dan 177
remaja perempuan.

26

Universitas Sumatera Utara

3.5. Kriteria Inklusi dan Eksklusi
3.5.1. Kriteria Inklusi
Remaja SMP, Pesantren, dan SMU usia 12 hingga 17 tahun
3.5.2. Kriteria Eksklusi
1. Remaja yang sakit
2. Remaja yang sedang mendapat pengobatan anti hipertensi

3.6. Persetujuan Setelah Penjelasan/ Informed Consent
Semua subyek penelitian diminta persetujuan dari orang tua setelah
dilakukan penjelasan terlebih dahulu

3.7. Etika Penelitian
Penelitian ini telah disetujui oleh Komite Etik Penelitian Fakultas Kedokteran
Universitas Sumatera Utara

3.8. Cara Kerja dan Alur Penelitian
3.8.1. Cara Kerja
1. Peneliti memilih remaja SMP, pesantren, dan SMU yang memenuhi
kriteria inklusi.
2. Peneliti

memberikan

penjelasan

kepada

orang

tua

mengenai

penelitian dan orang tua yang setuju diminta menandatangani
informed consent.

27

Universitas Sumatera Utara

3. Data dasar diperoleh dari wawancara terhadap remaja untuk
melengkapi formulir penelitian dan remaja yang memenuhi kriteria
eksklusi dieksklusikan dari penelitian.
4. Semua remaja yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi dilakukan
pengukuran antropometri yang terdiri dari pengukuran tinggi badan
dengan cara remaja berdiri dengan kaki menempel pada lantai, posisi
kepala dan leher tegak, pandangan rata-rata air, dada dibusungkan,
perut datar dan tarik nafas beberapa saat. Tinggi badan diukur dalam
satuan cm, menggunakan microtoise stature meter.
5. Semua remaja yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi dilakukan
pemeriksaan tekanan darah menggunakan sfigmomanometer air raksa
merek Anova dengan panjang cuff manset melingkupi minimal 80%
lingkar lengan atas dan lebar cuff lebih dari 40% lingkar lengan atas
(jarak antara akromion dan olekranon). Tekanan darah diukur setelah
istirahat selama tiga hingga lima menit. Anak diukur dalam posisi
duduk dengan lengan kanan diletakkan sejajar jantung. Tekanan
darah diulang dua kali dengan interval lima hingga sepuluh menit
untuk menguji kesahihan hasil pengukuran.
6. Data tekanan darah dikelompokkan menjadi kelompok baku emas dan
kelompok rasio tekanan darah terhadap tinggi badan kemudian
dibandingkan dalam mendiagnosis hipertensi
7. Data dimasukkan dalam tabel dan kemudian dianalisis lebih lanjut

28

Universitas Sumatera Utara

3.8.2. Alur Penelitian

Populasi target
Remaja di desa Singkuang kecamatan Muara Batang Gadis kabupaten Mandailing Natal
propinsi Sumatera Utara

Populasi terjangkau
Remaja SMP, Pesantren, dan SMU di desa Singkuang kecamatan Muara Batang Gadis
kabupaten Mandailing Natal propinsi Sumatera Utara

Sampel
Remaja SMP, Pesantren, dan SMU usia 12 hingga 17 tahun di desa Singkuang kecamatan
Muara Batang Gadis kabupaten Mandailing Natal propinsi Sumatera Utara yang memenuhi
kriteria inklusi

Informed consent
Wawancara  eksklusi
Pemeriksaan antropometri : tinggi badan

Pemeriksaan tekanan darah

Baku emas

Rasio tekanan darah
terhadap tinggi badan

Hipertensi

Normal

Analisis data

Gambar 3. Alur Penelitian

29

Universitas Sumatera Utara

3.9. Identifikasi Variabel
Variabel bebas

Skala ukur

Tekanan darah

Rasio

Tinggi badan

Rasio

Rasio tekanan darah terhadap tinggi badan

Rasio

Variabel tergantung
Hipertensi

Nominal dikotom

3.10. Definisi Operasional
a. Tekanan darah : tekanan pada pembuluh nadi dari peredaran darah
sistolik dan diastolik secara sistemik di dalam tubuh manusia dan
satuannya mmHg yang diukur dengan menggunakan tensimeter. 12
b. Tinggi badan : ukuran posisi tubuh berdiri (vertikal) dengan kaki
menempel pada lantai, posisi kepala dan leher tegak, pandangan ratarata air, dada dibusungkan, perut datar dan tarik nafas beberapa saat.
Tinggi badan diukur dalam satuan cm, menggunakan microtoise
stature meter.12
c. Rasio tekanan darah terhadap tinggi badan : perbandingan nilai
tekanan darah sistolik dan diastolik (mmHg) terhadap tinggi badan
(cm) dengan rumus sebagai berikut :1

30

Universitas Sumatera Utara

c.1

Rasio tekanan darah sistolik terhadap tinggi badan (TDS/TB) =
Tekanan darah sistolik (mmHg) / tinggi badan (cm)

c.2

Rasio tekanan darah diastolik terhadap tinggi badan (TDD/TB)=
Tekanan darah diastolik (mmHg) / tinggi badan (cm)

d. Hipertensi : peningkatan menetap tekanan arteri sistemik. Pada anak
dan remaja berdasarkan the Fourth Report from the National High
Blood Pressure Education Program (NHBPEP) Working Group on
Children and Adolescents tahun 2004 yaitu nilai rerata tekanan darah
sistolik dan atau diastolik > persentil ke-95 berdasarkan jenis kelamin,
usia, dan tinggi badan pada pengukuran sebanyak tiga kali atau lebih.2
e. Baku emas : nilai rerata tekanan darah berdasarkan jenis kelamin,
usia, dan tinggi badan berdasarkan the Fourth Report from the
National High Blood Pressure Education Program (NHBPEP) Working
Group on Children and Adolescents tahun 2004 dengan batasan
sebagai berikut :2
e.1. Tekanan darah normal jika nilai rerata tekanan darah sistolik dan
diastolik kurang dari persentil ke-90
e.2. Prehipertensi jika nilai rerata tekanan darah sistolik atau diastolik
lebih besar atau sama dengan persentil ke-90 tetapi dibawah
persentil ke-95
e.3. Hipertensi jika nilai rerata tekanan darah sistolik atau diastolik
lebih besar atau sama dengan persentil ke-95

31

Universitas Sumatera Utara

3.11. Pengolahan dan Analisis Data
Pengolahan data dilakukan dengan perangkat lunak statistik. Adapun
tahapan analisis data adalah sebagai berikut:
1. Analisis univariat :
a. Untuk melihat proporsi hipertensi, rerata tekanan darah, dan rerata
tinggi badan (analisis deskriptif). Untuk melihat normalitas data
dilakukan uji Kolmogorov-Smirnov.
b. Analisis kurva receiver operating characteristic (ROC):
b.1. Untuk mendiskriminasi antara subyek yang hipertensi dan
normal dengan menentukan nilai area under curve (AUC)
rasio TDS/TB dan TDD/TB. Interpretasi nilai AUC secara
statistik:
>50-60% : sangat lemah
>60-70% : lemah
>70-80% : sedang
>80-90% : baik
>90-100% : sangat baik
b.2 Untuk menentukan titik potong (cut off point) optimal rasio
TDS/TB dan TDD/TB dalam mendiagnosis hipertensi melalui
tawar menawar antara sensitivitas dan spesifisitas maksimal.

32

Universitas Sumatera Utara

2. Analisis bivariat :
a. Untuk melihat karakteristik subyek penelitian berdasarkan usia dan
jenis kelamin digunakan uji T tidak berpasangan bila distribusi data
normal, bila distribusi data tidak normal digunakan uji MannWhitney.
b. Untuk mengetahui hubungan antara rasio TDS/TB dan TDD/TB
dengan TDS dan TDD, tinggi badan, dan usia digunakan uji
korelasi Pearson bila distribusi data normal, bila distribusi data
tidak normal digunakan uji korelasi Spearman. Interpretasi uji
korelasi:
b.1. Kekuatan korelasi:
0.0 -