Pengaruh Kapabilitas Inovasi Terhadap Perbaikan Produk Usaha Kecil Menengah (Ukm) (Studi Pada Pusat Inkubator Bisnis Cikal Usu) Chapter III V
42
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1. Bentuk Penelitian
Penelitian
ini
merupakan
penelitian
kuantitatif
dengan
pendekatan deskriptif. Penelitian ini mengambil pemilik atau pemimpin
UKM sebagai subjek penelitian. Melalui metode ini diharapkan dapat
menjelaskan apakah suatu variabel dipengaruhi oleh variabel lainnya.
3.2. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Pusat Inkubator Bisnis Cikal USU
yang terletak di Jl. Dr. Mansyur No. 9 B, Kampus Universitas Sumatera
Utara (USU), Padang Bulan, Medan Baru, Kota Medan, Sumatera Utara.
Penelitian dilakukan pada bulan Januari 2017 sampai dengan April 2017.
3.3. Populasi dan Sampel
3.3.1. Populasi
Yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah pemilik atau
pemimpin UKM yang terdaftar di Pusat Inkubator Bisnis Cikal USU
sebanyak 160 pelaku usaha/ UKM.
3.3.2. Sampel
Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah
dengan metode probabilitas (random) dengan teknik snowball sampling
yaitu dengan mengumpulkan sampel dari responden yang berasal dari
referensi Pusat Inkubator Bisnis Cikal USU.
Salah satu rumus yang digunakan untuk menentukan sampel adalah
rumus Slovin, yaitu:
42
Universitas Sumatera Utara
43
Keterangan:
n = jumlah sampel
N = jumlah populasi keseluruhan
e = persentase kelonggaran ketelitian karena kesalahan pengambilan
sampel (1%, 5 %, atau 10%)
= 44, 93
Maka jumlah sampel yang digunakan adalah sebanyak 45 pelaku usaha/
UKM.
3.4. Hipotesis
Yang menjadi hipotesis penelitian ini yaitu:
Ha
:Kapabilitas inovasi berpengaruh secara positif dan signifikan
terhadap perbaikan produk.
Ho
:Kapabilitas inovasi tidak berpengaruh secara positif dan
signifikan terhadap perbaikan produk.
3.5. Defenisi Konsep
Defenisi konsep yaitu suatu defenisi yang masih berupa konsep
dan maknanya masih sangat abstrak walaupun secara intuitif masih bisa
dipahami maksudnya.
Untuk mendapatkan batasan yang jelas dari
masing-masing konsep yang diteliti, maka dalam hal ini peneliti
mengemukakan defenisi konsep dari penelitian, yaitu:
1.
Kapabilitas Inovasi
Universitas Sumatera Utara
44
Innovation capabilites merupakan kapabilitas yang diperlukan
untuk menciptakan, mengembangkan, dan mengimplementasikan
konfigurasi
teknologi
mengimplementasikan
produk
dan
proses
perubahan-perubahan
perbaikan teknologi yang sudah digunakan.
baru
dan
dan
perbaikan-
Bell (2009) dalam
Nugroho, Rizki Adithya. Et, al., (2013).
2.
Perbaikan Produk
Service product merupakan sebuah aktifitas timbal-baik
(interaksi) dari orang-ke-orang (person-to-person) antara konsumen
dan perusahaan. Gustafson dan Johnson (2003) dalam Dhewanto.
et,al,. (2015:131).
3.6. Defenisi Operasional
Defenisi operasional adalah suatu petunjuk pelaksanaan
mengenai cara-cara untuk mengukur variabel-variabel. Adapun defenisi
operasional dalam penelitian ini dapat dilihat pada tabel 3.1.
Tabel 3.1
Defenisi Operasional
Varia
bel
Defenisi
Indikator
Skala
Pengukura
n
Universitas Sumatera Utara
45
Kapa
Kapabilitas inovasi merupakan 1. Kapabilitas
bilitas
kemampuan
atau
keahlian
Inovasi
dimiliki
perusahaan
yang
sumber
Likert
daya manusia
dalam 2. Penggunaan teknologi
mempertahankan
dan 3. Interaksi dengan pihak
mengembangkan
keunggulan
luar,
perusahaan dengan memformulasikan 4. Kapabilitas pemasaran,
dan
mengimplementasikan
suatu 5. Riset
strategi inovasi dalam menciptakan
dan
pengembangan.
atau melakukan perbaikan-perbaikan 6. Kapabilitas
produk yang inovatif.
Perbai
kan Produk
produksi
dan operasi dan,
Perbaikan suatu produk adalah 1. Mutu produk
suatu
usaha
perusahaan
yang
untuk
Likert
dilakukan 2. Sifat produk
memperbaiki, 3. Rancangan produk
meningkatkan kualitas suatu produk 4. Merek
yang
digunakan
sebagai
strategi 5. Pengemasan
perusahaan dalam mempertahankan 6. Pembuatan label
eksistensinya.
Sumber: Data diolah penulis, 2016
3.7. Teknik Pengumpulan Data
Untuk memperoleh data dan informasi yang mendukung
penelitian, maka penulis menggunakan teknik pengumpulan data sebagi
berikut:
1.
Data Primer
Data
primer dalam penelitian ini berasal dari
responden yaitu pemilik atau
jawaban
pimpinan UKM dalam kuesioner
maupun wawancara.
2.
Data Sekunder
Universitas Sumatera Utara
46
Data sekunder diperoleh dari Pusat Inkubator Bisnis UKM
Cikal USU dan literatur-literatur pendukung lainnya.
3.8. Teknik Pengukuran Skor
Teknik
pengukuran
skor
dalam
penelitian
ini
menggunakan skala likert, yang digunakan untuk mengukur respon
subyek ke dalam 5 poin skala dengan interval yang sama.
Jawaban setiap item instrument memiliki penentuan skor dari setiap
instrumennya, yakni:
Tabel 3.2
Instrument Skala Likert
Alternative Jawaban
o
Sk
or
SS (Sangat Setuju)
5
S (Setuju)
4
N (Netral)
3
TS (Tidak Setuju)
2
STS (Sangat Tidak Setuju)
1
3.9. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang akan digunakan peneliti adalah teknik
analisis data kuantitatif yang digunakan untuk menguji pengaruh maupun
hubungan dari variabel bebas kapabilitas inovasi (X) terhadap variabel
terikat perbaikan produk (Y) yakni dengan menggunakan isntrumen
sebagai berikut :
Universitas Sumatera Utara
47
3.9.1. Uji Instrumen
Instrumen penelitian adalah suatu alat yang dapat digunakan
untuk memperoleh, mengolah dan menginterpretasikan informasi yang
diperoleh dari para responden yang dilakukan dengan menggunakan pola
ukur yang sama. Untuk dapat dikatakan instrumen penelitian yang baik,
minimal memenuhi dua uji yaitu uji validitas dan reabilitas.
a.
Uji Validitas
Sebuah instrumen dikatakan valid apabila dapat mengungkap
data dari variabel yang diteliti secara tepat. Tinggi rendahnya validitas
instrumen menunjukkan sejauh mana data yang terkumpul tidak
menyinggung dari gambaran tentang validitas yang dimaksud.
Uji
validitas merupakan suatu ukuran yang menentukan tingkat keandalan
atau keabsahan suatu alat ukur.
Rumus yang digunakan untuk mencari nilai korelasi adalah
korelasi Pearson Product Moment sebagai berikut
r=
Keterangan :
√
∑
∑
∑
∑
∑
∑
∑
r = koefisien korelasi
n = jumlah responden uji coba
x = skor-skor pada item ke - i
y = skor seluruh item uji coba
Pengujian akan dilakukan dengan menggunakan software SPSS.
Umumnya dalam penelitian sosial nilai a yang dipilih adalah 0,05. Jika
Universitas Sumatera Utara
48
nilai sig < a 0,05, maka suatu item instrument yang diuji korelasinya
adalah valid.
b.
Uji Reliabilitas
Realibilitas merupakan indeks yang menunjukkan sejauh mana
suatu alat pengukur dapat dipercaya atau diandalkan (Kurniawan, 2014:
102).
Untuk menguji reliabilitas dapat digunakan rumus Spearman
Brown, yaitu mengorelasikan skor genap dengan skor ganjil kemudian
memasukkan nilai korelasi (r) yang diperoleh kedalam rumus Spearman
Brown.
ri =
ri = nilai koefisien reliabilitas
r = nilai korelasi
Jika nilai korelasi reliabilitas > 0,6 maka instrument memiliki
reliabilitas yang terpercaya
3.9.2. Metode Analisis Data
1. Analisis Regresi Linear Sederhana
Analisis regresi linear sederhana adalah analisis untuk
mengetahui pengaruh variabel bebas, yaitu kapabilitas inovasi terhadap
variabel terikat, yaitu perbaikan produk.
Adapun persamaan umum
regresi linear sederhana adalah :
Y = a+b.X
Keterangan :
Y = nilai dari variabel perbaikan produk
a = konstanta
Universitas Sumatera Utara
49
b = koefisien regresi
x = nilai dari variabel kapabilitas inovasi
2.
Pengujian Hipotesis
a. Koefisien Parsial (T)
Cara ini digunakan untuk mengetahui ada tidaknya dan
besar kecilnya hubungan antara variabel bebas (X) yaitu
kapabilitas inovasi dan variabel terikat (Y) yaitu perbaikan
produk secara parsial. Dan hasil perhitungan korelasi dengan
SPSS akan memperlihatkan kemungkinan sebagai berikut:
1) Koefisien korelasi yang diperoleh sama dengan nol (r = 0)
berarti hubungan kedua variabel yang diuji tidak ada.
2) Koefisien yang diperoleh negative (r = +), berarti kedua
variabel negatif dan menunjukan meningkatnya variabel yang
satu diikuti menurunnya variabel yang lain.
Untuk
mengetahui adanya hubungan yang tinggi, sedang atau rendah
antara kedua variabel berdasarkan nilai r (koefisien korelasi)
digunakan penafsiran atau interpretasi angka sebagai berikut :
Tabel 3.3
Penafsiran atau Interpretasi Angka
Interval Koefisien
Tingkat Hubungan
0.80 - 1.000
Sangat Tinggi
0.60 - 0.799
Tinggi
0.40 - 0.599
Sedang
0.20 - 0.399
Rendah
0.00 - 0.199
Sangat Rendah
Universitas Sumatera Utara
50
Dengan nilai r yang diperoleh maka dapat diketahui
apakah nilai r yang diperoleh berarti atau tidak dan bagaimana
tingkat hubungannya melalui table korelasi.
Table korelasi
menentukan batas-batas r yang signifikan.
Bila r tersebut
signifikan, artinya hipotesis kerja atau alternative dapat diterima.
Kriteria penerimaan atau penolakan hipotesisnya adalah
sebagai berikut:
1.
Ho ditolak jika nilai t hitung < t tabel pada tingkat
kepercayaan α = 0,05
2.
Ha diterima jika nilai t hitung > t tabel pada tingkat
kepercayaan α = 0,05
b. Koefisien Determinasi
Koefisien determinasi digunakan untuk melihat besarnya
pengaruh variabel X terhadap variabel Y. Koefisien Determinasi
(R2) pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam
menerangkan variasi variabel dependen (terikat).
Nilai koefisien
determinasi adalah nol dan menjelaskan variasi variabel dependen
amat terbatas.
Nilai yang mendekati satu berarti variabel
independen memberikan hampir semua yang dibutuhkan untuk
memprediksi variasi variabel dependen. Sebaliknya, jika nilai
determinasi semakin kecil (mendekati nol) maka dapat dikatakan
bahwa pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen
semakin kecil. Hal ini berarti model yang digunakan tidak kuat
Universitas Sumatera Utara
51
untuk menerangkan pengaruh variabel independen terhadap variabel
dependen.
Universitas Sumatera Utara
52
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Deskripsi Objek Penelitian
4.1.1 Sejarah Umum Pusat Inkubator Bisnis Cikal USU
Universitas Sumatera Utara melalui Pusat Inkubator Bisnis Cikal
USU sejak 1997, berperan membina UKM dengan menggunakan metode
„inkubasi‟ UKM yang menjadi binaan disebut UKM „tenant‟.
Keberadaan Pusat Inkubator Bisnis Cikal USU yang merupakan
perpanjangan tangan LPPM USU, berfungsi untuk memberikan daya
dorong kepada UKM dan sesama lembaga pembinaan UKM lainnya agar
mampu melakukan percepatan pengembangan UKM, baik pembinaan
secara teknis maupun majerial.
Pusat Inkubator Bisnis Cikal USU
merupakan unit pusat layanan yang ditugaskan mengaplikasikan garis
besar tugas pokok dari Universitas Sumatera Utara, yaitu „tridharma‟
perguruan tinggi, yang melaksanakan pendidikan, penelitian dan
pengabdia pada masyarakat.
Garis
besar
kebijakan
Universitas
Sumatera
Utara
ini
diterjemahkan dalam visi dan misi universitas yang telah mencamtumkan
kegiatan pembinaan UKM sebagai salah satu program penunjang dan
penilaian terhadap kinerja Universitas Sumatera Utara, maka secara jelas
dilihat pada Program Kerja Ke-10 dari Visi dan Misi Universitas
Sumatera Utara, yaitu: Menumbuh kembangkan budaya empati dan
52
Universitas Sumatera Utara
53
pengabdian kepada masyarakat.
Pusat Inkubator Bisnis Cikal USU
dibangun berdasarkan SK rektor dengan landasan kegiatan inovasi dan
teknologi serta bisnis yang dilakukan oleh perguruan tinggi secara
berkelanjutan untuk kegiatan pengabdian kepada masyarakat Universitas
Sumatera Utara.
Kegiatan ini pada awalnya dilakukan dalam
peningkatan kualitas dan kuantitas teknologi tepat guna pada tahun 1997
sampai dengan 2010. Namun pada tahun 2010 berdasarkan SK rektor
USU No.2985A/H5.1.R/SK/SDM/2010. Pada poin b, yaitu membuat
dan melaksanakan agenda dan topik pengabdian kepada masyarakat,
sehingga indikator yang ingini dicapai adalah Pemberdayaan UKM
binaan Cikal USU sebanyak 320 pada tahun 2019. Tahun 2010 Pusat
Inkubator Bisnis Cikal USU memfokuskan pembinaannya pada sektor
penguatan kapasitas Pembinaan Aspek Legalitas Usaha. Sebagai salah
satu unit teknis dari Universitas Sumatera Utara dapat lebih berfungsi
melakukan berbagai pembinaan UKM di Sumatera Utara dalam
memperkuat daya saing produk UKM.
4.1.2 Kegiatan Layanan dan Produksi
Pelayanan dan produksi yang diberikan Pusat Inkubator Bisnis
Cikal USU serta alumni USU diberikan pada UKM Tenant Binaan, calon
wirausahawan baru, dan layanan ini juga tidak tertutup bagi masyarakat
yang membutuhkan informasi dan lain sebagainya. Layanan yang akan
diberikan Pusat Inkubator Bisnis Cikal USU adalah meliputi:
1.
Bidang Manejemen
a.
Diklat manajemen usaha
Universitas Sumatera Utara
54
2.
b.
Fasilitasi manajemen usaha
c.
Diklat keterampilan usaha
d.
Diklat kewirausahaan
Bidang Produksi/ Teknologi Tepat Guna
a. Informasi teknologi tepat guna
b. Pelatihan penerapan teknologi
c. Fasilitasi penerapan teknologi
d. Standart kualitas mutu produksi
e. Kemitraan penerapan teknologi.
3.
Bidang Keuangan/Pemodalan
a. Informasi akses pemodalan
b. Kemitraan dengan BUMD, BUMN dan pegusaha besar.
c. Penyusunan “business plan”
d. Strategi pemanfaatan modal
e. Networking dengan lembaga keuangan dan pemodalan
4.
Bidang Pemasaran‟
a. Informasi pemasaran
b. Pameran/promosi
c. Kemitraan pemasaran
d. Manajemen pemasaran
e. Test market pada produk UKM Bazar dll.
Universitas Sumatera Utara
55
4.1.3 Struktur Lembaga
Gambar 4.1
Struktur Lembaga Pusat Inkubator Bisnis Cikal USU
Ketua LPPM USU
Prof. Dr. Ir. Edison Purba
Pusat Inkubator Bisnis dan Teknologi
Cikal USU
Prof. Dr. Ritha F. Dalimunthe, SE, MSi
Sekretaris/Admin
Amalia Akita, SKM, M.Kes
Pemasaran dan
Teknologi
Lagut Sutandra, S.Sos,
SDM dan Manajemen
Rizky Putra, SE, MSi
Staf Profesional:
Roni Gunawan SKM, M.Kes
Afrinal SE
Aidilla Fitrah, A.md.
j
Sumber: Pusat Inkubator Bisnis Cikal USU, 2017
4.1.4 Visi dan Misi
Visi dan Misi merupakan tuntunan jalannya program-program
baik secara internal dan eksternal lembaga.
Visi Pusat Inkubator Bisnis Cikal USU:
“Menjadi Pusat Inkubator Bisnis yang menciptakan industri kreatif
andalan dengan integritas tinggi.”
Misi Pusat Inkubator Bisnis Cikal USU
Universitas Sumatera Utara
56
1.
Mewujudkan pelayanan yang mudah, cepat, mandiri dan profesional
yang memanfaatkan SDM handal USU
2.
Mempercepat pertumbuhan dan pengembangan UKM
3.
Mewujudkan UKM yang kreatif dan handal
4.
Mewujudkan usaha yang memiliki legalitas.
4.1.5 Prestasi Yang Dicapai
Berkaitan penguatan kelembagaan Pusat Inkubator Bisnis Cikal
USU, berbagai prestasi yang telah diterima, baik dalam konteks
pengembangan maupun pemberdayaan UKM, diantaranya:
1.
Inkubator Terbaik Se-Indonesia dari Kementerian Koperasi dan
UKM RI tahu 2013
2.
Menjadi peserta dalam acara commision on the status of women di
Badan PBB New York-Amerika
3.
Terpilih menjadi Pengembang Kewirausahaan Indonesia Terbaik
Tahun 2014 oleh Indonesia
Small and Medium Business
Entrepreneur Award (ISMBEA)
4.
Terpilih UKM Tenant Binaan Pusat Inkubator Bisnis Cikal USU
sebagai UKM dengan Produk Terinovasi Se-Indonesia dan juga
sebagai 100 UKM yang paling potensi.
Universitas Sumatera Utara
57
4.1.6 Mitra Kerja Sama
Berkaitan dengan seluruh kegiatan yang berkaitan dengan
pertumbuhan dan pengembangan UKM.
Pusat Inkubator Bisnis
Teknologi Cikal USU selalu menggandeng mitra-mitra kerja lain,
seperti:
1.
Kementerian Koperasi dan UKM – Jakarta
2.
Pemerintah Provinsi Sumatera Utara
3.
Bappeda Provinsi Sumatera Utara
4.
Dinas
Koperasi
dan
UKM
Provinsi
Sumatera
Utara
dan
Kabupaten/Kota
5.
Dinas Pariwisata Provinsi Sumatera Utara
6.
Balitbangda Provinsi Sumatera Utara
7.
Bank Indonesia
8.
Dirjen Industri Kecil
9.
Bank BTN
10. Bank Sumut
11. PT Telkom Tbk
12. ILO mampu (Internasional Labour Organization)
13. NGO Surf Aid (Non Goverment Organization)
14. P3ED Kementrian Perindustrian Jakarta (Pusat Pelatihan dan
Promosi Ekspor Daerah)
15. Lembaga BSDI (Business Development Services Indonesia)
16. LPDB (Lembaga Pengelola Dana Bergulir)
17. PT Carefour Indonesia
Universitas Sumatera Utara
58
18. Poltekkes Kemenkes RI
19. I Radio
20. Inkubator Biru STIE Harapan
21. MUI (Majelis Ulama Indonesia)
22. HIPMI Kota Medan (Himpunan Pengusaha Muda Indonesia)
4.2 Penyajian Data
4.2.1 Identitas Responden
Data
umum
identitas
responden
dimaksudkan
untuk
mengidentifikasi responden. Responden yang diambil dalam penelitian
ini adalah pemilik atau pemimpin Usaha Kecil Menengah (UKM) yang
terdaftar di Pusat Inkubator Bisnis Cikal USU sebanyak 45 pelaku usaha
atau Usaha Kecil Menengah (UKM). Idenitas responden meliputi nama,
jenis usaha, usia dan alamat usaha.
Tabel 4.1
Identitas Responden Berdasarkan Usia
Rentang
o.
Usia
Fre
kuensi
Presentas
e (%)
20-30
6
13,33%
31-40
18
40%
41-50
18
40%
51-60
2
4,44%
61-70
1
2,22%
45
100%
Total
Sumber: Data diolah penulis, 2017
Berdasarkan tabel 4.1 diketahui bahwa dari total 45 responden
penelitian ini, mayoritas responden terdapat pada rentang usia 31-40
Universitas Sumatera Utara
59
yaitu sebanyak 18 orang (40%) dan rentang usia 41-50 sebanyak 18
orang (40%) atau rentang usia 31-50 sebanyak 36 orang (80%). Hal ini
dikarenakan para pelaku usaha atau pemimpin usaha pada rentang usia
31-50 tahun merupakan rentang usia produktif yang sudah memiliki
cukup pengalaman dan berani mengambil resiko dan juga pada rentang
usia ini kebanyakan sudah memiliki pekerjaan tetap dan mendirikan
usaha kecil menengah sebagai pekerjaan sampingan untuk menambah
penghasilan.
4.2.2 Variabel Kapabilitas Inovasi (X)
Dalam mengukur Variabel Kapabilitas Inovasi pada Usaha Kecil
Menengah
pada
Pusat
Inkubator
Bisnis
Cikal
USU,
peneliti
menggunakan 6 (enam) indikator yaitu kapabilitas sumber daya manusia,
penggunaan teknologi, interaksi dengan pihak
luar, kapabilitas
pemasaran, ridet dan pengembangan dan kapabilitas produksi dan
operasi. Kemudian indikator-indikator tersebut dikembangkan menjadi
12 (dua belas) pernyataan. Dari pernyataan-pernyataan tersebut sesuai
dengan instrument skala likert maka akan diketahui jawaban responden
terhadap pernyataan tersebut apakah sangat setuju (5), setuju (4),
netral(3), tidak setuju (2) atau sangat tidak setuju (1) pada tabel-tabel di
bawah ini.
Universitas Sumatera Utara
60
Tabel 4.2
Distribusi Jawaban Responden tentang Pelaku Usaha
Melakukan Pembagian Tugas serta Kerja yang Tepat
Terhadap Karyawan.
Freq
uency
V
2
Pe
rcent
2
alid
Val
Cumu
id
lative
Percent
Percent
4.
4.4
4.4
2.
2.2
6.7
53
53.
60.0
40.
100.0
4
3
1
2
4
24
.3
5
18
3
40
.0
T
otal
45
0
10
0.0
10
0.0
Sumber: data diolah penulis, 2017
Berdasarkan tabel 4.2 diketahui bahwa dari total 45 responden
pada penelitian ini, responden yang menyatakan sangat setuju sebanyak
18 orang (40%), responden yang menyatakan setuju sebanyak 24 orang
(53,3%), responden yang menyatakan netral sebanyak 1 orang (2,2%)
dan responden yang menyatakan tidak setuju sebanyak 2 orang (4,4%)
sementara untuk responden yang menyatakan sangat tidak setuju adalah
sebanyak 0 (0%). Hal tersebut menunjukkan bahwa mayoritas pelaku
usaha kecil menengah (UKM) pada Pusat Inkubator Bisnis Cikal USU
Universitas Sumatera Utara
61
merasa bahwa kapabilitas sumber daya manusia merupakan faktor yang
sangat penting untuk mendukung pertumbuhan dan pengembangan
usaha. Kapabilitas sumber daya manusia merupakan modal utama yang
harus dimiliki oleh pelaku Usaha Kecil Menengah untuk menjalankan
usahanya karena setiap pelaku usaha harus memiliki kemampuan dalam
memanfaatkan dan mengeksploitasi sumber daya manusianya.
Tabel 4.3
Distribusi Jawaban Responden tentang Pelaku Usaha
Mengadakan Pelatihan Secara Bertahap Terhadap Karyawan.
Freq
uency
V
2
Pe
rcent
10
alid
5
otal
Percent
20
44
10
22.2
11.
33.3
44.
77.8
22.
100.0
4
22
45
22.
1
.2
T
Percent
11
.4
5
lative
2
.1
4
Cumu
id
22
.2
3
Val
2
10
0.0
10
0.0
Sumber: Data diolah penulis, 2017
Berdasarkan tabel 4.3 diketahui bahwa dari total 45 responden
pada penelitian ini, responden yang menyatakan sangat setuju sebanyak
10 orang (22,2%), responden yang menyatakan setuju sebanyak 20 orang
(44,4%), responden yang menyatakan netral sebanyak 5 orang (11,1%)
dan responden yang menyatakan tidak setuju sebanyak 10 orang (22,2%)
Universitas Sumatera Utara
62
sementara untuk responden yang menyatakan sangat tidak setuju adalah
sebanyak 0 (0%). Hal tersebut menunjukkan bahwa mayoritas pelaku
usaha kecil menengah (UKM) pada Pusat Inkubator Bisnis Cikal USU
sudah memberikan pelatihan secara bertahap kepada karyawan namun
masih cukup banyak yang tidak melakukan pelatihan secara bertahap
kepada karyawan, hal ini dikarenakan sebahagian pelaku usaha
mempekerjakan karyawan yang berada disekitarnya (biasanya keluarga)
atau sudah mengerti dengan apa yang harus dikerjakan sehingga tidak
terlalu dibutuhkan pelatihan secara bertahap.
Tabel 4.4
Distribusi Jawaban Responden tentang Pelaku Usaha
Menggunakan Teknologi Sebagai Sarana Pendukung
Pengembangan Usaha.
Freq
uency
V
2
Pe
rcent
6
alid
20
otal
Percent
Percent
44
19
42
45
13.
13.3
44.
57.8
42.
100.0
4
.2
T
lative
3
.4
5
Cumu
id
13
.3
4
Val
2
10
0.0
10
0.0
Sumber: Data diolah penulis, 2017
Berdasarkan tabel 4.4 diketahui bahwa dari total 45 responden
pada penelitian ini, responden yang menyatakan sangat setuju sebanyak
19 orang (42,2%), responden yang menyatakan setuju sebanyak 20 orang
Universitas Sumatera Utara
63
(44,4%), responden yang menyatakan netral sebanyak 0 orang (0%) dan
responden yang menyatakan tidak setuju sebanyak 10 orang (22,2%)
sementara untuk responden yang menyatakan sangat tidak setuju adalah
sebanyak 0 orang (0%). Hal tersebut menunjukkan bahwa mayoritas
pelaku usaha kecil menengah (UKM) pada Pusat Inkubator Bisnis Cikal
USU menggunakan teknologi sebagai sarana pendukung teknologi usaha,
mengingat bahwa dewasa ini teknologi sudah menjadi kebutuhan bagi
setiap pelaku usaha.
Namun masih ada pelaku usaha yang tidak
menggunakan teknologi sebagai sarana pengembangan usaha, hal ini
dikarenakan produk yang dihasilkan merupakan produk yang tidak
memerlukan teknologi sebagai pendukung usahanya, dan juga karena
pelaku usaha kurang memahami penggunaan teknologi.
Tabel 4.5
Distribusi Jawaban Responden tentang Pelaku Usaha
Menggunakan Teknologi Sebagai Sumber Inspirasi Dalam
Melakukan Inovasi Produk.
Freq
uency
V
2
Pe
rcent
8
alid
5
14
31
18
45
Percent
17.
17.8
11.
28.9
31.
60.0
40.
100.0
1
1
40
.0
T
Percent
11
.1
5
lative
8
.1
4
Cumu
id
17
.8
3
Val
0
10
10
Universitas Sumatera Utara
64
otal
0.0
0.0
Sumber: Data diolah penulis, 2017
Berdasarkan tabel 4.5 diketahui bahwa dari total 45 responden
pada penelitian ini, responden yang menyatakan sangat setuju sebanyak
18 orang (40%), responden yang menyatakan setuju sebanyak 14 orang
(31,1%), responden yang menyatakan netral sebanyak 5 orang (11,1 %)
dan responden yang menyatakan tidak setuju sebanyak 8 orang (17,8%)
sementara untuk responden yang menyatakan sangat tidak setuju adalah
sebanyak 0 orang (0%). Hal tersebut menunjukkan bahwa mayoritas
pelaku usaha kecil menengah (UKM) pada Pusat Inkubator Bisnis Cikal
USU menggunakan teknologi sebagai sumber inspirasi dalam melakukan
pengembangan usaha. Namun pelaku usaha cukup banyak yang memilih
untuk netral dan tidak setuju, hal ini menunjukkan bahwa ada sumber
lain yang dapat menginspirasi pelaku usaha dalam pengembangan
usahanya.
Universitas Sumatera Utara
65
Tabel 4.6
Distribusi Jawaban Responden tentang Pelaku Usaha
Melakukan Interaksi Dengan Pihak Luar Untuk Menambah
Wawasan Dalam Melakukan Pengembangan Usaha.
Freq
Pe
Val
Cumu
uency
V
2
rcent
1
alid
id
lative
Percent
Percent
2.
2.2
2.2
6.
6.7
8.9
57
57.
66.7
33.
100.0
2
3
3
7
4
26
.8
5
15
8
33
.3
T
otal
45
3
10
0.0
10
0.0
Sumber: Data diolah penulis, 2017
Berdasarkan tabel 4.6 diketahui bahwa dari total 45 responden
pada penelitian ini, responden yang menyatakan sangat setuju sebanyak
15 orang (33,3%), responden yang menyatakan setuju sebanyak 26 orang
(57,8%), responden yang menyatakan netral sebanyak 3 orang (6,7 %)
dan responden yang menyatakan tidak setuju sebanyak 2 orang (2,2%)
sementara untuk responden yang menyatakan sangat tidak setuju adalah
sebanyak 0 orang (0%). Hal tersebut menunjukkan bahwa pelaku usaha
kecil menengah (UKM) pada Pusat Inkubator Bisnis Cikal USU
melakukan interaksi dengan pihak luar untuk menambah wawasan dalam
melakukan pengembangan usahanya. Pelaku usaha lainnya yang kurang
Universitas Sumatera Utara
66
setuju memiliki faktor lain selain interaksi dengan pihak luar untuk
menambah wawasannya dalam melakukan pengembangan usaha.
Tabel 4.7
Distribusi Jawaban Responden tentang Pelaku Usaha
Memiliki Kemampuan Inovasi Melalui Interaksi Dengan Pihak
Luar.
Freq
uency
V
2
Pe
rcent
6
alid
5
otal
Percent
22
48
12
13.3
11.
24.4
48.
73.3
26.
100.0
9
26
45
13.
1
.7
T
Percent
11
.9
5
ative
3
.1
4
Cumul
id
13
.3
3
Val
7
10
0.0
10
0.0
Sumber: Data diolah penulis, 2017
Berdasarkan tabel 4.7 diketahui bahwa dari total 45 responden
pada penelitian ini, responden yang menyatakan sangat setuju sebanyak
12 orang (26,7%), responden yang menyatakan setuju sebanyak 22 orang
(48,9%), responden yang menyatakan netral sebanyak 5 orang (11,1 %)
dan responden yang menyatakan tidak setuju sebanyak 6 orang (13,3%)
sementara untuk responden yang menyatakan sangat tidak setuju adalah
sebanyak 0 orang (0%). Hal tersebut menunjukkan bahwa mayoritas
Universitas Sumatera Utara
67
pelaku usaha kecil menengah (UKM) pada Pusat Inkubator Bisnis Cikal
USU memiliki kemampuan inovasi melalui interaksi pelaku usaha
dengan pihak luar. Pelaku usaha yang memilih netral dan tidak setuju
memiliki kemampuan inovasi melalui faktor lainnya.
Distribusi Jawaban Responden tentang Pelaku Usaha Memiliki
Kemampuan Dalam Mendistribusikan Produk Ke Pasar.
Freq
uency
Pe
rcent
Val
Cumulative Percent
id
Percent
V
2
1
alid
2.
2.2
2.2
13
13.
15.6
62.
77.8
22.
100.0
2
3
6
.3
4
28
3
62
.2
5
10
2
22
.2
T
otal
45
2
10
0.0
10
0.0
Sumber: Data diolah penulis, 2017
Berdasarkan tabel 4.8 diketahui bahwa dari total 45 responden
pada penelitian ini, responden yang menyatakan sangat setuju sebanyak
10 orang (22,2%), responden yang menyatakan setuju sebanyak 28 orang
(62,2%), responden yang menyatakan netral sebanyak 6 orang (13,3 %)
dan responden yang menyatakan tidak setuju sebanyak 1 orang (2,2%)
sementara untuk responden yang menyatakan sangat tidak setuju adalah
Universitas Sumatera Utara
68
sebanyak 0 orang (0%). Hal tersebut menunjukkan bahwa mayoritas
pelaku usaha kecil menengah (UKM) pada Pusat Inkubator Bisnis Cikal
USU memiliki kemampuan dalam mendistribusikan produknya ke pasar.
Pelaku usaha yang memilih netral atau tidak setuju disebabkan pelaku
usaha memberikan tanggung jawab distribusi produk secara khusus
kepada pihak lain yang lebih memahami atau sudah pada bidangnya
(profesional).
Tabel 4.9
Distribusi Jawaban Responden tentang Pelaku Usaha
Melakukan Promosi Untuk Meningkatkan Pemasaran
Produk.
Frequ
ency
V
2
Pe
rcent
1
alid
3
otal
Percent
28
62
13
2.2
6.
8.9
6
71.1
2
100.0
2.2
28
45
2.
7
.9
T
Percent
6.
.2
5
ative
2
7
4
Cumul
alid
2.
2
3
V
8.9
10
0.0
1
00.0
Sumber: Data diolah penulis, 2017
Berdasarkan tabel 4.9 diketahui bahwa dari total 45 responden
pada penelitian ini, responden yang menyatakan sangat setuju sebanyak
13 orang (28,9%), responden yang menyatakan setuju sebanyak 28 orang
Universitas Sumatera Utara
69
(62,2%), responden yang menyatakan netral sebanyak 3 orang (6,7 %)
dan responden yang menyatakan tidak setuju sebanyak 1 orang (2,2%)
sementara untuk responden yang menyatakan sangat tidak setuju adalah
sebanyak 0 orang (0%). Hal tersebut menunjukkan bahwa mayoritas
pelaku usaha kecil menengah (UKM) pada Pusat Inkubator Bisnis Cikal
USU memiliki kemampuan dalam melakukan promosi usaha untuk
meningkatkan pemasaran produk. Pelaku usaha yang memilih netral dan
tidak setuju disebabkan pelaku usaha memberikan tanggung jawab
promosi kepada pihak lain yang sudah ahli dalam bidangnya
(profesional).
Tabel 4.10
Distribusi Jawaban Responden tentang Pelaku Pelaku Usaha
Melakukan Riset dan Pengembangan Terhadap Usaha dan
Lingkungan Usaha.
Freq
uency
Pe
rcent
Val
id
Cumula
tive Percent
Percent
V
2
3
alid
6.
6.7
6.7
11
11.
17.8
64.
82.2
17.
100.0
7
3
5
.1
4
29
1
64
.4
5
8
4
17
.8
T
otal
45
8
10
0.0
10
0.0
Sumber: Data diolah penulis, 2017
Universitas Sumatera Utara
70
Berdasarkan tabel 4.10 diketahui bahwa dari total 45 responden
pada penelitian ini, responden yang menyatakan sangat setuju sebanyak
8 orang (17,8%), responden yang menyatakan setuju sebanyak 29 orang
(64,4%), responden yang menyatakan netral sebanyak 5 orang (11,1 %)
dan responden yang menyatakan tidak setuju sebanyak 3 orang (6,7%)
sementara untuk responden yang menyatakan sangat tidak setuju adalah
sebanyak 0 orang (0%). Hal tersebut menunjukkan bahwa mayoritas
pelaku usaha kecil menengah (UKM) pada Pusat Inkubator Bisnis Cikal
USU melakukan riset dan pengembangan terhadap usaha dan lingkungan
usahanya. Pelaku usaha yang memilih netral dan tidak setuju adalah
karena faktor lain yang tidak diketahui penulis.
Tabel 4.11
Distribusi Jawaban Responden tentang Pelaku Usaha
Melakukan Pengembangan Usaha Dengan Inovasi Produk.
Freq
uency
V
alid
Pe
rcent
Cumu
lid
lative
Percent
Percent
2
1
2.2
2.2
2.2
3
5
11.
11.
13.3
62.
75.6
24.
100.0
1
4
28
1
62.
2
5
11
2
24.
4
T
otal
Va
45
4
10
0.0
10
0.0
Sumber: Data diolah penulis, 2017
Universitas Sumatera Utara
71
Berdasarkan tabel 4.11 diketahui bahwa dari total 45 responden
pada penelitian ini, responden yang menyatakan sangat setuju sebanyak
11 orang (24,4%), responden yang menyatakan setuju sebanyak 28 orang
(62,2%), responden yang menyatakan netral sebanyak 5 orang (11,1 %)
dan responden yang menyatakan tidak setuju sebanyak 1 orang (2.2%)
sementara untuk responden yang menyatakan sangat tidak setuju adalah
sebanyak 0 orang (0%). Hal tersebut menunjukkan bahwa mayoritas
pelaku usaha kecil menengah (UKM) pada Pusat Inkubator Bisnis Cikal
USU melakukan pengembangan usaha dengan inovasi produk. Pelaku
usaha yang memilih netral dan tidak setuju disebabkan oleh usaha yang
dijalankan adalah usaha yang sudah umum atau merupakan usaha yang
dibutuhkan oleh masyarakat pada umumnya.
Tabel 4.12
Distribusi Jawaban Responden tentang Pelaku Usaha
Memiliki Kemampuan Dalam Mengendalikan Kualitas
Produk.
Freq
uency
Pe
rcent
Vali
d Percent
Cumu
lative
Percent
V
2
1
alid
2.
2.2
2.2
8.
8.9
11.1
57
57.8
68.9
31
31.1
100.0
2
3
4
9
4
26
.8
5
14
.1
Universitas Sumatera Utara
72
T
45
otal
10
0.0
100.
0
Sumber: Data diolah penulis, 2017
Berdasarkan tabel 4.12 diketahui bahwa dari total 45 responden
pada penelitian ini, responden yang menyatakan sangat setuju sebanyak
14 orang (31,1%), responden yang menyatakan setuju sebanyak 26 orang
(57,7%), responden yang menyatakan netral sebanyak 4 orang (8,9 %)
dan responden yang menyatakan tidak setuju sebanyak 1 orang (2.2%)
sementara untuk responden yang menyatakan sangat tidak setuju adalah
sebanyak 0 orang (0%). Hal tersebut menunjukkan bahwa mayoritas
pelaku usaha kecil menengah (UKM) pada Pusat Inkubator Bisnis Cikal
USU memiliki kemampuan dalam mengendalikan kualitas produk.
Pelaku usaha yang memilih netral dan tidak setuju disebabkan oleh
pelaku usaha sudah memberikan tanggung jawab kepada pihak lain yang
lebih ahli atau sudah terlatih dibidangnya (profesional).
Tabel 4.13
Distribusi Jawaban Responden tentang Pelaku Usaha
Memiliki Kemampuan Dalam Perencanaan dan Penjadwalan Dalam
Proses Produksi UKM.
Freq
uency
V
2
Pe
rcent
1
alid
Val
Cumul
id
ative
Percent
Percent
2.
2.2
2.2
11
11.
13.3
66.
80.0
2
3
5
.1
4
30
1
66
Universitas Sumatera Utara
73
.7
5
9
7
20
.0
T
otal
45
20.
100.0
0
10
0.0
10
0.0
Sumber: Data diolah penulis, 2017
Berdasarkan tabel 4.13 diketahui bahwa dari total 45 responden
pada penelitian ini, responden yang menyatakan sangat setuju sebanyak
14 orang (31,1%), responden yang menyatakan setuju sebanyak 26 orang
(57,7%), responden yang menyatakan netral sebanyak 4 orang (8,9 %)
dan responden yang menyatakan tidak setuju sebanyak 1 orang (2.2%)
sementara untuk responden yang menyatakan sangat tidak setuju adalah
sebanyak 0 orang (0%). Hal tersebut menunjukkan bahwa mayoritas
pelaku usaha kecil menengah (UKM) pada Pusat Inkubator Bisnis Cikal
USU memiliki kemampuan dalam perencanaan dan penjadwalan dalam
proses produksi UKM. Pelaku usaha yang memilih netral dan tidak
setuju disebabkan oleh pelaku usaha sudah memberikan tanggung jawab
kepada profesional atau perencanaan dan penjawalan dikondisikan oleh
pelaku usaha dengan bantuan pihak lain.
Universitas Sumatera Utara
74
4.2.2 Variabel Perbaikan Produk (Y)
Tabel 4.14
Distribusi Jawaban Responden tentang Mutu Produk
Menjadi Penawaran Utama Yang Diberikan Oleh Usaha
Kecil Menengah (UKM).
Freq
uency
V
3
Pe
rcent
2
alid
Val
Cumul
id
ative
Percent
Percent
4.
4.4
4.4
37
37.
42.2
57.
100.0
4
4
17
.8
5
26
8
57
.8
T
45
otal
8
10
0.0
10
0.0
Sumber: Data Diolah penulis, 2017
Berdasarkan tabel 4.14 diketahui bahwa dari total 45 responden
pada penelitian ini, responden yang menyatakan sangat setuju sebanyak
26 orang (57,8%), responden yang menyatakan setuju sebanyak 17 orang
(37,8%), responden yang menyatakan netral sebanyak 2 orang (4,4 %)
dan responden yang menyatakan tidak setuju sebanyak 0 orang (0%)
sementara untuk responden yang menyatakan sangat tidak setuju adalah
sebanyak 0 orang (0%). Hal tersebut menunjukkan bahwa mayoritas
pelaku usaha kecil menengah (UKM) pada Pusat Inkubator Bisnis Cikal
USU menjadikan mutu produk sebagai salah satu faktor utama dalam
produk yang ditawarkan.
Tidak adanya yang memilih tidak setuju
membuktikan bahwa mutu produk menjadi inti dari suatu produk.
Universitas Sumatera Utara
75
Pelaku usaha yang memilih netral dipengaruhi oleh faktor yang tidak
diketahui penulis.
Tabel 4.15
Distribusi Jawaban Responden tentang Pelaku Usaha
Melakukan Perbaikan Pada Mutu Produk Secara Bertahap.
Freq
uency
V
2
Pe
rcent
4
alid
Val
Cumul
id
ative
Percent
Percent
8.
8.9
8.9
17
17.
26.7
42.
68.9
31.
100.0
9
3
8
.8
4
19
8
42
.2
5
14
2
31
.1
T
otal
45
1
10
0.0
10
0.0
Sumber: Data diolah penulis, 2017
Berdasarkan tabel 4.15 diketahui bahwa dari total 45 responden
pada penelitian ini, responden yang menyatakan sangat setuju sebanyak
14 orang (31,1%), responden yang menyatakan setuju sebanyak 19 orang
(42,2%), responden yang menyatakan netral sebanyak 8 orang (17,8 %)
dan responden yang menyatakan tidak setuju sebanyak 4 orang (8,9%)
sementara untuk responden yang menyatakan sangat tidak setuju adalah
sebanyak 0 orang (0%). Hal tersebut menunjukkan bahwa mayoritas
pelaku usaha kecil menengah (UKM) pada Pusat Inkubator Bisnis Cikal
USU melakukan perbaikan pada mutu produk secara bertahap.
Universitas Sumatera Utara
76
Perbaikan pada mutu produk secara bertahap dilakukan adalah untuk
meningkatkan kualitas produk yang berguna bagi perkembangan usaha.
Pelaku usaha yang memilih netral dan tidak setuju disebabkan oleh usaha
yang dijalankan masih baru sehingga belum pernah dilakukan perbaikan
usaha atau karena perbaikan produk dilakukan sesuai dengan situasi dan
kondisi, jadi tidak secara bertahap.
Tabel 4.16
Distribusi Jawaban Responden tentang Terdapat Perbedaan
Antara Produk yang Ditawarkan Dengan Produk Pesaing Lainnya.
Freq
uency
V
2
Pe
rcent
1
alid
Val
Cumul
id
ative
Percent
Percent
2.
2.2
2.2
20
20.
22.2
62.
84.4
15.
100.0
2
3
9
.0
4
28
0
62
.2
5
7
2
15
.6
T
otal
45
6
10
0.0
10
0.0
Sumber: Data diolah penulis, 2017
Berdasarkan tabel 4.16 diketahui bahwa dari total 45 responden
pada penelitian ini, responden yang menyatakan sangat setuju sebanyak
7 orang (15,6%), responden yang menyatakan setuju sebanyak 28 orang
(62,2%), responden yang menyatakan netral sebanyak 9 orang (20 %)
Universitas Sumatera Utara
77
dan responden yang menyatakan tidak setuju sebanyak 1 orang (2,2%)
sementara untuk responden yang menyatakan sangat tidak setuju adalah
sebanyak 0 orang (0%). Hal tersebut menunjukkan bahwa mayoritas
pelaku usaha kecil menengah (UKM) pada Pusat Inkubator Bisnis Cikal
USU menempatkan perbedaan antara produk yang ditawarkan dengan
produk pesaing lainnya. Pada usaha kecil menengah memang diperlukan
hal yang membedakan suatu produk dengan produk pesaingnya, hal ini
akan memberikan kesan tersendiri pada suatu produk sehingga konsumen
lebih tertarik terhadap produk dan juga dapat mengenali produk lebih
baik. Pelaku usaha yang memilih netral dan tidak setuju
berarti
menjalankan usaha yang sudah umum dan dibutuhkan oleh masyarakat
umum sehingga tidak terlalu diperlukan perbedaan dengan produk
pesaing.
Tabel 4.17
Distribusi Jawaban Responden tentang Pelaku Usaha
Melakukan Perbaikan Produk dengan Membandingkan Produk
Usaha dengan Produk Pesaing.
Freq
uency
V
2
Pe
rcent
10
alid
9
21
5
Percent
Percent
20
22.
22.2
20.
42.2
46.
88.9
11.
100.0
0
46
.7
5
ative
2
.0
4
Cumul
id
22
.2
3
Val
7
11
Universitas Sumatera Utara
78
.1
T
otal
45
1
10
0.0
10
0.0
Sumber: Data diolah penulis, 2017
Berdasarkan tabel 4.18 diketahui bahwa dari total 45 responden
pada penelitian ini, responden yang menyatakan sangat setuju sebanyak
5 orang (11,1%), responden yang menyatakan setuju sebanyak 21 orang
(46,7%), responden yang menyatakan netral sebanyak 9 orang (20 %)
dan responden yang menyatakan tidak setuju sebanyak 10 orang (22,2%)
sementara untuk responden yang menyatakan sangat tidak setuju adalah
sebanyak 0 orang (0%). Hal tersebut menunjukkan bahwa mayoritas
pelaku usaha kecil menengah (UKM) pada Pusat Inkubator Bisnis Cikal
USU melakukan perbaikan usaha dengan membandingkan produk usaha
dengan produk pesaing, namun tidak menjadi salah satu faktor yang
sangat penting. Hal ini dapat disebabkan perbaikan yang dilakukan pada
produk bukan karena membandingkan produk dengan produk pesaing,
namun karena faktor lainnya yang lebih dominan.
Universitas Sumatera Utara
79
Tabel 4.18
Distribusi Jawaban Responden tentang Rancangan
Produk Memperhatikan Penampilan Produk, Produk yang
Mudah, dan Keamanan Produk Untuk Dipergunakan dan
Diperbaiki.
Freq
uency
V
2
Pe
rcent
2
alid
Valid
Percent
Cumulative
Percent
4.
4.4
4.4
15
15.6
20.0
51
51.1
71.1
28
28.9
100.0
10
100.0
4
3
7
.6
4
23
.1
5
13
.9
T
otal
45
0.0
Sumber: Data diolah penulis, 2017
Berdasarkan tabel 4.19 diketahui bahwa dari total 45 responden
pada penelitian ini, responden yang menyatakan sangat setuju sebanyak
13 orang (28,9%), responden yang menyatakan setuju sebanyak 23 orang
(51,1%), responden yang menyatakan netral sebanyak 7 orang (15,6 %)
dan responden yang menyatakan tidak setuju sebanyak 2 orang (4,4%)
sementara untuk responden yang menyatakan sangat tidak setuju adalah
sebanyak 0 orang (0%). Hal tersebut menunjukkan bahwa mayoritas
pelaku usaha kecil menengah (UKM) pada Pusat Inkubator Bisnis Cikal
USU memperhatikan rancangan produk yaitu penampilan produk,
produk yang mudah dan keamanan produk untuk digunakan dan
diperbaiki.
Rancangan produk merupakan salah satu faktor penting
Universitas Sumatera Utara
80
dalam menunjang keberhasilan suatu produk, hal ini karena rancangan
produk menjadi salah satu faktor penting yang diminati oleh konsumen
dalam penggunaan suatu produk. Pelaku usaha yang memilih netral dan
tidak setuju disebabkan oleh produk yang tidak membutuhkan rancangan
karena sudah merupakan rancangan tetap atau tidak dapat diubah dan,
atau rancangan dikondisikan dengan situasi dari usaha, permintaan dan
produk.
Tabel 4.19
Distribusi Jawaban Responden tentang Pelaku Usaha Selalu
Melakukan Perbaikan pada Rancangan Produk.
Freq
uency
V
2
Pe
rcent
4
alid
Val
Cumu
id
lative
Percent
Percent
8.
8.9
8.9
26
26.
35.6
37.
73.3
26.
100.0
9
3
12
.7
4
17
7
37
.8
5
12
8
26
.7
T
otal
45
7
10
0.0
10
0.0
Sumber: Data diolah penulis, 2017
Berdasarkan tabel 4.20 diketahui bahwa dari total 45 responden
pada penelitian ini, responden yang menyatakan sangat setuju sebanyak
12 orang (26.7%), responden yang menyatakan setuju sebanyak 17 orang
Universitas Sumatera Utara
81
(37,8%), responden yang menyatakan netral sebanyak 12 orang (26,7 %)
dan responden yang menyatakan tidak setuju sebanyak 4 orang (8,9%)
sementara untuk responden yang menyatakan sangat tidak setuju adalah
sebanyak 0 orang (0%). Hal tersebut menunjukkan bahwa mayoritas
pelaku usaha kecil menengah (UKM) pada Pusat Inkubator Bisnis Cikal
USU selalu melakukan perbaikan pada rancangan produk. Perbaikan
pada rancangan produk disebabkan oleh situasi dan kondisi produk,
jaman yang semakin berkembang dan konsep yang menarik perhatian
konsumen terhadap suatu produk yang selalu dinamis. Perbaikan pada
rancangan produk juga sebagai strategi untuk memotong biaya produksi
dan strategi bersaing, jadi merupakan faktor penting pada suatu usaha.
Pelaku usaha yang memilih netral dan tidak setuju disebabkan oleh
rancangan produk yang sudah merupakan rancangan tetap.
Universitas Sumatera Utara
82
Tabel 4.20
Distribusi Jawaban Responden tentang Merek Menjelaskan
Produk Secara Garis Besar.
Freq
uency
Pe
rcent
Vali
d Percent
Cumul
ative
Percent
V
2
9
alid
20
20.0
20.0
8.
8.9
28.9
53
53.3
82.2
17
17.8
100.0
10
100.
.0
3
4
9
4
24
.3
5
8
.8
T
otal
45
0.0
0
Sumber: Data diolah penulis, 2017
Berdasarkan tabel 4.21 diketahui bahwa dari total 45 responden
pada penelitian ini, responden yang menyatakan sangat setuju sebanyak
8 orang (17,8%), responden yang menyatakan setuju sebanyak 24 orang
(53,3%), responden yang menyatakan netral sebanyak 4 orang (8,9 %)
dan responden yang menyatakan tidak setuju sebanyak 9 orang (20%)
sementara untuk responden yang menyatakan sangat tidak setuju adalah
sebanyak 0 orang (0%). Hal tersebut menunjukkan bahwa mayoritas
pelaku usaha kecil menengah (UKM) pada Pusat Inkubator Bisnis Cikal
USU menggunakan merek untuk menjelaskan produk secara garis besar.
Merek yang baik seharusnya merek yang dapat menjelaskan produk
secara garis besar, sehingga mudah untuk dipahami konsumen. Pelaku
Universitas Sumatera Utara
83
usaha yang memilih netral dan tidak setuju disebabkan oleh penggunaan
merek produk masih menggunakan nama pribadi yang tidak berkaitan
dengan produk.
Tabel 4.21
Distribusi Jawaban Responden tentang Pelaku Usaha
Melakukan Perbaikan pada Merek Produk.
Freq
uency
V
2
Pe
rcent
11
alid
11
otal
Percent
16
35
7
24.4
24.
48.9
35.
84.4
15.
100.0
6
15
45
24.
4
.6
T
Percent
24
.6
5
ative
4
.4
4
Cumul
id
24
.4
3
Val
6
10
0.0
10
0.0
Sumber: Data diolah penulis, 2017
Berdasarkan tabel 4.22 diketahui bahwa dari total 45 responden
pada penelitian ini, responden yang menyatakan sangat setuju sebanyak
7 orang (15,6%), responden yang menyatakan setuju sebanyak 16 orang
(35,6%), responden yang menyatakan netral sebanyak 12 orang (24,4 %)
dan responden yang menyatakan tidak setuju sebanyak 11 orang (24,4%)
sementara untuk responden yang menyatakan sangat tidak setuju adalah
sebanyak 0 orang (0%). Hal tersebut menunjukkan bahwa pelaku usaha
Universitas Sumatera Utara
84
kecil menengah (UKM) pada Pusat Inkubator Bisnis Cikal USU
melakukan perbaikan produk, namun bukan merupakan faktor utama
yang harus diperbaiki. Perbaikan pada merek dilakukan jika terdapat
kesalahan pada penulisan atau makna dari merek, namun pada umumnya
perbaikan pada merek jarang dilakukan.
Tabel 4.22
Distribusi Jawaban Responden tentang Pengemasan Menjadi
Suatu Hal yang Sangat Penting Dalam Menunjang Keberhasilan
Produk.
Freq
uency
V
2
Pe
rcent
1
alid
Val
Cumul
id
ative
Percent
Percent
2.
2.2
2.2
6.
6.7
8.9
40
40.
48.9
51.
100.0
2
3
3
7
4
18
.0
5
23
0
51
.1
T
otal
45
1
10
0.0
10
0.0
Sumber: Data diolah penulis, 2017
Berdasarkan tabel 4.23 diketahui bahwa dari total 45 responden
pada penelitian ini, responden yang menyatakan sangat setuju sebanyak
23 orang (51,1%), responden yang menyatakan setuju sebanyak 18 orang
(40%), responden yang menyatakan netral sebanyak 3 orang (6,7 %) dan
responden yang menyatakan tidak setuju sebanyak 1 orang (2,2%)
Universitas Sumatera Utara
85
sementara untuk responden yang menyatakan sangat tidak setuju adalah
sebanyak 0 orang (0%). Hal tersebut menunjukkan bahwa mayoritas
pelaku usaha kecil menengah (UKM) pada Pusat Inkubator Bisnis Cikal
USU berpendapat bahwa pengemasan merupakan salah satu faktor yang
sangat penting dalam menunjang keberhasilan produk.
Pengemasan
dilakukan untuk melindungi keamanan suatu produk. Pelaku usaha yang
memilih netral dan tidak setuju disebabkan produk yang dipasarkan tidak
menggunakan kemasan atau sudah memiliki bentuk asli atau tetap.
Universitas Sumatera Utara
86
Tabel 4.23
Distribusi Jawaban Responden tentang Produk Menawarkan
Kualitas Melalui Kemasan Produk.
Freq
uency
V
2
Pe
rcent
5
alid
Valid
Percent
Cumulative
Percent
11
11.1
11.1
15
15.6
26.7
51
51.1
77.8
22
22.2
100.0
10
100.0
.1
3
7
.6
4
23
.1
5
10
.2
T
otal
45
0.0
Sumber: Data diolah penulis, 2017
Berdasarkan tabel 4.24 diketahui bahwa dari total 45 responden
pada penelitian ini, responden yang menyatakan sangat setuju sebanyak
10 orang (22,2%), responden yang menyatakan setuju sebanyak 23 orang
(51,1%), responden yang menyatakan netral sebanyak 7 orang (15,6%)
dan responden yang menyatakan tidak setuju sebanyak 5 orang (11,1%)
sementara untuk responden yang menyatakan sangat tidak setuju adalah
sebanyak 0 orang (0%). Hal tersebut menunjukkan bahwa sebahagian
besar pelaku usaha kecil menengah (UKM) pada Pusat Inkubator Bisnis
Cikal USU menawarkan kualitas produk dengan memperhatikan dan
menawarkan kualitas melalui kemasan produk. Kemasan produk menjadi
faktor yang menarik bagi konsumen sebelum memutuskan untuk
membeli suatu produk. Pelaku usaha yang memilih netral dan tidak
Universitas Sumatera Utara
87
setuju disebabkan produk yang ditawarkan merupakan produk asli dan
tidak perlu dikemas lagi.
Tabel 4.24
Distribusi Jawaban Responden tentang Pelaku usaha
Melakukan Perbaikan pada Kemasan Produk Secara Bertahap.
Freq
uency
V
2
Pe
rcent
3
alid
Val
Cumul
id
ative
Percent
Percent
6.
6.7
6.7
22
22.
28.9
55.
84.4
15.
100.0
7
3
10
.2
4
25
2
55
.6
5
7
6
15
.6
T
otal
45
6
10
0.0
10
0.0
Sumber: Data diolah penulis, 2017
Berdasarkan tabel 4.25 diketahui bahwa dari total 45 responden
pada penelitian ini, responden yang menyatakan sangat setuju sebanyak
7 orang (15,6%), responden yang menyatakan setuju sebanyak 25 orang
(55,6%), responden yang menyatakan netral sebanyak 10 orang (22,2%)
dan responden yang menyatakan tidak setuju sebanyak 3 orang (6,7%)
sementara untuk responden yang menyatakan sangat tidak setuju adalah
sebanyak 0 orang (0%). Hal tersebut menunjukkan bahwa mayoritas
pelaku usaha kecil menengah (UKM) pada Pusat Inkubator Bisnis Cikal
Universitas Sumatera Utara
88
USU melakukan perbaikan pada kemasan produk secara bertahap.
Perbaikan kemasan dilakukan untuk meningkatkan keamanan dan
kualitas produk.
Pelaku usaha memilih netral dan tidak setuju
disebabkan produk yang tidak memerlukan kemasan atau merupakan
bentuk asli produk.
Tabel 4.25
Distribusi Jawaban Responden tentang Terdapat Keterangan
yang Transparan pada Label Usaha.
Freq
uency
V
2
Pe
rcent
11
alid
6
otal
Percent
19
42
9
13.
37.8
42.
80.0
20.
100.0
0
10
0.0
24.4
2
20
45
24.
3
.0
T
Percent
13
.2
5
ative
4
.3
4
Cumul
id
24
.4
3
Val
10
0.0
Sumber: Data diolah, 2017
Berdasarkan tabel 4.25 diketahui bahwa dari total 45 responden
pada penelitian ini, responden yang menyatakan sangat setuju sebanyak
9 orang (20%), responden yang menyatakan setuju sebanyak 19 orang
(42,2%), responden yang menyatakan netral sebanyak 6 orang (13,3%)
dan responden yang menyatakan tidak setuju sebanyak 11 orang (24,4%)
Universitas Sumatera Utara
89
sementara untuk responden yang menyatakan sangat tidak setuju adalah
sebanyak 0 orang (0%). Hal tersebut menunjukkan bahwa mayoritas
pelaku usaha kecil menengah (UKM) pada Pusat Inkubator Bisnis Cikal
USU mencantumkan keterangan yang transparan pada label usaha.
Keterangan yang transparan pada label usaha akan meningkatkan
kepercayaan konsumen. Pelaku usaha memilih netral dan tidak setuju
disebabkan terdapat beberapa keterangan yang tidak dipunlikasikan oleh
pelaku usaha karena merupakan strategi atau bahan rahasia yang
menjadikan keunggulan suatu produk.
Tabel 4.26
Distribusi Jawaban Responden tentang Pelaku Usaha
Melakukan Upgrade Terhadap Label Usaha Secara
Bertahap.
Freq
uency
V
2
Pe
rcent
8
alid
8
22
48
7
17.8
17.
35.6
48.
84.4
15.
100.0
6
10
0.0
17.
9
15
45
otal
Percent
8
.6
T
Percent
17
.9
5
ative
8
.8
4
Cumul
lid
17
.8
3
Va
10
0.0
Sumber: Data diolah, 2017
Universitas Sumatera Utara
90
Berdasarkan tabel 4.27 diketahui bahwa dari total 45 responden
pada penelitian ini, responden yang menyatakan sangat setuju sebanyak
7 orang (15,6%), responden yang menyatakan setuju sebanyak 22 orang
(48,9%), responden yang menyatakan netral sebanyak 8 orang (17,8%)
dan responden yang menyatakan tidak setuju sebanyak 8 orang (17,8%)
sementara untuk responden yang menyatakan sangat tidak setuju adalah
sebanyak 0 orang (0%). Hal tersebut menunjukkan bahwa mayoritas
pelaku usaha kecil menengah (UKM) pada Pusat Inkubator Bisnis Cikal
USU melakukan upgrade terhadap label usaha secara bertahap. Label
usaha didapatkan dari suatu badan yang bertugas untuk memeriksa
kelayakan suatu produk. Pemeriksaan secara bertahap dilakukan untuk
menghindari segala kemungkinan yang dapat merugikan konsumen atau
pihak manapun.
Pelaku usaha memilih netral dan tidak setuju
disebabakan masih ada usaha yang baru buka dan belum mel
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1. Bentuk Penelitian
Penelitian
ini
merupakan
penelitian
kuantitatif
dengan
pendekatan deskriptif. Penelitian ini mengambil pemilik atau pemimpin
UKM sebagai subjek penelitian. Melalui metode ini diharapkan dapat
menjelaskan apakah suatu variabel dipengaruhi oleh variabel lainnya.
3.2. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Pusat Inkubator Bisnis Cikal USU
yang terletak di Jl. Dr. Mansyur No. 9 B, Kampus Universitas Sumatera
Utara (USU), Padang Bulan, Medan Baru, Kota Medan, Sumatera Utara.
Penelitian dilakukan pada bulan Januari 2017 sampai dengan April 2017.
3.3. Populasi dan Sampel
3.3.1. Populasi
Yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah pemilik atau
pemimpin UKM yang terdaftar di Pusat Inkubator Bisnis Cikal USU
sebanyak 160 pelaku usaha/ UKM.
3.3.2. Sampel
Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah
dengan metode probabilitas (random) dengan teknik snowball sampling
yaitu dengan mengumpulkan sampel dari responden yang berasal dari
referensi Pusat Inkubator Bisnis Cikal USU.
Salah satu rumus yang digunakan untuk menentukan sampel adalah
rumus Slovin, yaitu:
42
Universitas Sumatera Utara
43
Keterangan:
n = jumlah sampel
N = jumlah populasi keseluruhan
e = persentase kelonggaran ketelitian karena kesalahan pengambilan
sampel (1%, 5 %, atau 10%)
= 44, 93
Maka jumlah sampel yang digunakan adalah sebanyak 45 pelaku usaha/
UKM.
3.4. Hipotesis
Yang menjadi hipotesis penelitian ini yaitu:
Ha
:Kapabilitas inovasi berpengaruh secara positif dan signifikan
terhadap perbaikan produk.
Ho
:Kapabilitas inovasi tidak berpengaruh secara positif dan
signifikan terhadap perbaikan produk.
3.5. Defenisi Konsep
Defenisi konsep yaitu suatu defenisi yang masih berupa konsep
dan maknanya masih sangat abstrak walaupun secara intuitif masih bisa
dipahami maksudnya.
Untuk mendapatkan batasan yang jelas dari
masing-masing konsep yang diteliti, maka dalam hal ini peneliti
mengemukakan defenisi konsep dari penelitian, yaitu:
1.
Kapabilitas Inovasi
Universitas Sumatera Utara
44
Innovation capabilites merupakan kapabilitas yang diperlukan
untuk menciptakan, mengembangkan, dan mengimplementasikan
konfigurasi
teknologi
mengimplementasikan
produk
dan
proses
perubahan-perubahan
perbaikan teknologi yang sudah digunakan.
baru
dan
dan
perbaikan-
Bell (2009) dalam
Nugroho, Rizki Adithya. Et, al., (2013).
2.
Perbaikan Produk
Service product merupakan sebuah aktifitas timbal-baik
(interaksi) dari orang-ke-orang (person-to-person) antara konsumen
dan perusahaan. Gustafson dan Johnson (2003) dalam Dhewanto.
et,al,. (2015:131).
3.6. Defenisi Operasional
Defenisi operasional adalah suatu petunjuk pelaksanaan
mengenai cara-cara untuk mengukur variabel-variabel. Adapun defenisi
operasional dalam penelitian ini dapat dilihat pada tabel 3.1.
Tabel 3.1
Defenisi Operasional
Varia
bel
Defenisi
Indikator
Skala
Pengukura
n
Universitas Sumatera Utara
45
Kapa
Kapabilitas inovasi merupakan 1. Kapabilitas
bilitas
kemampuan
atau
keahlian
Inovasi
dimiliki
perusahaan
yang
sumber
Likert
daya manusia
dalam 2. Penggunaan teknologi
mempertahankan
dan 3. Interaksi dengan pihak
mengembangkan
keunggulan
luar,
perusahaan dengan memformulasikan 4. Kapabilitas pemasaran,
dan
mengimplementasikan
suatu 5. Riset
strategi inovasi dalam menciptakan
dan
pengembangan.
atau melakukan perbaikan-perbaikan 6. Kapabilitas
produk yang inovatif.
Perbai
kan Produk
produksi
dan operasi dan,
Perbaikan suatu produk adalah 1. Mutu produk
suatu
usaha
perusahaan
yang
untuk
Likert
dilakukan 2. Sifat produk
memperbaiki, 3. Rancangan produk
meningkatkan kualitas suatu produk 4. Merek
yang
digunakan
sebagai
strategi 5. Pengemasan
perusahaan dalam mempertahankan 6. Pembuatan label
eksistensinya.
Sumber: Data diolah penulis, 2016
3.7. Teknik Pengumpulan Data
Untuk memperoleh data dan informasi yang mendukung
penelitian, maka penulis menggunakan teknik pengumpulan data sebagi
berikut:
1.
Data Primer
Data
primer dalam penelitian ini berasal dari
responden yaitu pemilik atau
jawaban
pimpinan UKM dalam kuesioner
maupun wawancara.
2.
Data Sekunder
Universitas Sumatera Utara
46
Data sekunder diperoleh dari Pusat Inkubator Bisnis UKM
Cikal USU dan literatur-literatur pendukung lainnya.
3.8. Teknik Pengukuran Skor
Teknik
pengukuran
skor
dalam
penelitian
ini
menggunakan skala likert, yang digunakan untuk mengukur respon
subyek ke dalam 5 poin skala dengan interval yang sama.
Jawaban setiap item instrument memiliki penentuan skor dari setiap
instrumennya, yakni:
Tabel 3.2
Instrument Skala Likert
Alternative Jawaban
o
Sk
or
SS (Sangat Setuju)
5
S (Setuju)
4
N (Netral)
3
TS (Tidak Setuju)
2
STS (Sangat Tidak Setuju)
1
3.9. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang akan digunakan peneliti adalah teknik
analisis data kuantitatif yang digunakan untuk menguji pengaruh maupun
hubungan dari variabel bebas kapabilitas inovasi (X) terhadap variabel
terikat perbaikan produk (Y) yakni dengan menggunakan isntrumen
sebagai berikut :
Universitas Sumatera Utara
47
3.9.1. Uji Instrumen
Instrumen penelitian adalah suatu alat yang dapat digunakan
untuk memperoleh, mengolah dan menginterpretasikan informasi yang
diperoleh dari para responden yang dilakukan dengan menggunakan pola
ukur yang sama. Untuk dapat dikatakan instrumen penelitian yang baik,
minimal memenuhi dua uji yaitu uji validitas dan reabilitas.
a.
Uji Validitas
Sebuah instrumen dikatakan valid apabila dapat mengungkap
data dari variabel yang diteliti secara tepat. Tinggi rendahnya validitas
instrumen menunjukkan sejauh mana data yang terkumpul tidak
menyinggung dari gambaran tentang validitas yang dimaksud.
Uji
validitas merupakan suatu ukuran yang menentukan tingkat keandalan
atau keabsahan suatu alat ukur.
Rumus yang digunakan untuk mencari nilai korelasi adalah
korelasi Pearson Product Moment sebagai berikut
r=
Keterangan :
√
∑
∑
∑
∑
∑
∑
∑
r = koefisien korelasi
n = jumlah responden uji coba
x = skor-skor pada item ke - i
y = skor seluruh item uji coba
Pengujian akan dilakukan dengan menggunakan software SPSS.
Umumnya dalam penelitian sosial nilai a yang dipilih adalah 0,05. Jika
Universitas Sumatera Utara
48
nilai sig < a 0,05, maka suatu item instrument yang diuji korelasinya
adalah valid.
b.
Uji Reliabilitas
Realibilitas merupakan indeks yang menunjukkan sejauh mana
suatu alat pengukur dapat dipercaya atau diandalkan (Kurniawan, 2014:
102).
Untuk menguji reliabilitas dapat digunakan rumus Spearman
Brown, yaitu mengorelasikan skor genap dengan skor ganjil kemudian
memasukkan nilai korelasi (r) yang diperoleh kedalam rumus Spearman
Brown.
ri =
ri = nilai koefisien reliabilitas
r = nilai korelasi
Jika nilai korelasi reliabilitas > 0,6 maka instrument memiliki
reliabilitas yang terpercaya
3.9.2. Metode Analisis Data
1. Analisis Regresi Linear Sederhana
Analisis regresi linear sederhana adalah analisis untuk
mengetahui pengaruh variabel bebas, yaitu kapabilitas inovasi terhadap
variabel terikat, yaitu perbaikan produk.
Adapun persamaan umum
regresi linear sederhana adalah :
Y = a+b.X
Keterangan :
Y = nilai dari variabel perbaikan produk
a = konstanta
Universitas Sumatera Utara
49
b = koefisien regresi
x = nilai dari variabel kapabilitas inovasi
2.
Pengujian Hipotesis
a. Koefisien Parsial (T)
Cara ini digunakan untuk mengetahui ada tidaknya dan
besar kecilnya hubungan antara variabel bebas (X) yaitu
kapabilitas inovasi dan variabel terikat (Y) yaitu perbaikan
produk secara parsial. Dan hasil perhitungan korelasi dengan
SPSS akan memperlihatkan kemungkinan sebagai berikut:
1) Koefisien korelasi yang diperoleh sama dengan nol (r = 0)
berarti hubungan kedua variabel yang diuji tidak ada.
2) Koefisien yang diperoleh negative (r = +), berarti kedua
variabel negatif dan menunjukan meningkatnya variabel yang
satu diikuti menurunnya variabel yang lain.
Untuk
mengetahui adanya hubungan yang tinggi, sedang atau rendah
antara kedua variabel berdasarkan nilai r (koefisien korelasi)
digunakan penafsiran atau interpretasi angka sebagai berikut :
Tabel 3.3
Penafsiran atau Interpretasi Angka
Interval Koefisien
Tingkat Hubungan
0.80 - 1.000
Sangat Tinggi
0.60 - 0.799
Tinggi
0.40 - 0.599
Sedang
0.20 - 0.399
Rendah
0.00 - 0.199
Sangat Rendah
Universitas Sumatera Utara
50
Dengan nilai r yang diperoleh maka dapat diketahui
apakah nilai r yang diperoleh berarti atau tidak dan bagaimana
tingkat hubungannya melalui table korelasi.
Table korelasi
menentukan batas-batas r yang signifikan.
Bila r tersebut
signifikan, artinya hipotesis kerja atau alternative dapat diterima.
Kriteria penerimaan atau penolakan hipotesisnya adalah
sebagai berikut:
1.
Ho ditolak jika nilai t hitung < t tabel pada tingkat
kepercayaan α = 0,05
2.
Ha diterima jika nilai t hitung > t tabel pada tingkat
kepercayaan α = 0,05
b. Koefisien Determinasi
Koefisien determinasi digunakan untuk melihat besarnya
pengaruh variabel X terhadap variabel Y. Koefisien Determinasi
(R2) pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam
menerangkan variasi variabel dependen (terikat).
Nilai koefisien
determinasi adalah nol dan menjelaskan variasi variabel dependen
amat terbatas.
Nilai yang mendekati satu berarti variabel
independen memberikan hampir semua yang dibutuhkan untuk
memprediksi variasi variabel dependen. Sebaliknya, jika nilai
determinasi semakin kecil (mendekati nol) maka dapat dikatakan
bahwa pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen
semakin kecil. Hal ini berarti model yang digunakan tidak kuat
Universitas Sumatera Utara
51
untuk menerangkan pengaruh variabel independen terhadap variabel
dependen.
Universitas Sumatera Utara
52
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Deskripsi Objek Penelitian
4.1.1 Sejarah Umum Pusat Inkubator Bisnis Cikal USU
Universitas Sumatera Utara melalui Pusat Inkubator Bisnis Cikal
USU sejak 1997, berperan membina UKM dengan menggunakan metode
„inkubasi‟ UKM yang menjadi binaan disebut UKM „tenant‟.
Keberadaan Pusat Inkubator Bisnis Cikal USU yang merupakan
perpanjangan tangan LPPM USU, berfungsi untuk memberikan daya
dorong kepada UKM dan sesama lembaga pembinaan UKM lainnya agar
mampu melakukan percepatan pengembangan UKM, baik pembinaan
secara teknis maupun majerial.
Pusat Inkubator Bisnis Cikal USU
merupakan unit pusat layanan yang ditugaskan mengaplikasikan garis
besar tugas pokok dari Universitas Sumatera Utara, yaitu „tridharma‟
perguruan tinggi, yang melaksanakan pendidikan, penelitian dan
pengabdia pada masyarakat.
Garis
besar
kebijakan
Universitas
Sumatera
Utara
ini
diterjemahkan dalam visi dan misi universitas yang telah mencamtumkan
kegiatan pembinaan UKM sebagai salah satu program penunjang dan
penilaian terhadap kinerja Universitas Sumatera Utara, maka secara jelas
dilihat pada Program Kerja Ke-10 dari Visi dan Misi Universitas
Sumatera Utara, yaitu: Menumbuh kembangkan budaya empati dan
52
Universitas Sumatera Utara
53
pengabdian kepada masyarakat.
Pusat Inkubator Bisnis Cikal USU
dibangun berdasarkan SK rektor dengan landasan kegiatan inovasi dan
teknologi serta bisnis yang dilakukan oleh perguruan tinggi secara
berkelanjutan untuk kegiatan pengabdian kepada masyarakat Universitas
Sumatera Utara.
Kegiatan ini pada awalnya dilakukan dalam
peningkatan kualitas dan kuantitas teknologi tepat guna pada tahun 1997
sampai dengan 2010. Namun pada tahun 2010 berdasarkan SK rektor
USU No.2985A/H5.1.R/SK/SDM/2010. Pada poin b, yaitu membuat
dan melaksanakan agenda dan topik pengabdian kepada masyarakat,
sehingga indikator yang ingini dicapai adalah Pemberdayaan UKM
binaan Cikal USU sebanyak 320 pada tahun 2019. Tahun 2010 Pusat
Inkubator Bisnis Cikal USU memfokuskan pembinaannya pada sektor
penguatan kapasitas Pembinaan Aspek Legalitas Usaha. Sebagai salah
satu unit teknis dari Universitas Sumatera Utara dapat lebih berfungsi
melakukan berbagai pembinaan UKM di Sumatera Utara dalam
memperkuat daya saing produk UKM.
4.1.2 Kegiatan Layanan dan Produksi
Pelayanan dan produksi yang diberikan Pusat Inkubator Bisnis
Cikal USU serta alumni USU diberikan pada UKM Tenant Binaan, calon
wirausahawan baru, dan layanan ini juga tidak tertutup bagi masyarakat
yang membutuhkan informasi dan lain sebagainya. Layanan yang akan
diberikan Pusat Inkubator Bisnis Cikal USU adalah meliputi:
1.
Bidang Manejemen
a.
Diklat manajemen usaha
Universitas Sumatera Utara
54
2.
b.
Fasilitasi manajemen usaha
c.
Diklat keterampilan usaha
d.
Diklat kewirausahaan
Bidang Produksi/ Teknologi Tepat Guna
a. Informasi teknologi tepat guna
b. Pelatihan penerapan teknologi
c. Fasilitasi penerapan teknologi
d. Standart kualitas mutu produksi
e. Kemitraan penerapan teknologi.
3.
Bidang Keuangan/Pemodalan
a. Informasi akses pemodalan
b. Kemitraan dengan BUMD, BUMN dan pegusaha besar.
c. Penyusunan “business plan”
d. Strategi pemanfaatan modal
e. Networking dengan lembaga keuangan dan pemodalan
4.
Bidang Pemasaran‟
a. Informasi pemasaran
b. Pameran/promosi
c. Kemitraan pemasaran
d. Manajemen pemasaran
e. Test market pada produk UKM Bazar dll.
Universitas Sumatera Utara
55
4.1.3 Struktur Lembaga
Gambar 4.1
Struktur Lembaga Pusat Inkubator Bisnis Cikal USU
Ketua LPPM USU
Prof. Dr. Ir. Edison Purba
Pusat Inkubator Bisnis dan Teknologi
Cikal USU
Prof. Dr. Ritha F. Dalimunthe, SE, MSi
Sekretaris/Admin
Amalia Akita, SKM, M.Kes
Pemasaran dan
Teknologi
Lagut Sutandra, S.Sos,
SDM dan Manajemen
Rizky Putra, SE, MSi
Staf Profesional:
Roni Gunawan SKM, M.Kes
Afrinal SE
Aidilla Fitrah, A.md.
j
Sumber: Pusat Inkubator Bisnis Cikal USU, 2017
4.1.4 Visi dan Misi
Visi dan Misi merupakan tuntunan jalannya program-program
baik secara internal dan eksternal lembaga.
Visi Pusat Inkubator Bisnis Cikal USU:
“Menjadi Pusat Inkubator Bisnis yang menciptakan industri kreatif
andalan dengan integritas tinggi.”
Misi Pusat Inkubator Bisnis Cikal USU
Universitas Sumatera Utara
56
1.
Mewujudkan pelayanan yang mudah, cepat, mandiri dan profesional
yang memanfaatkan SDM handal USU
2.
Mempercepat pertumbuhan dan pengembangan UKM
3.
Mewujudkan UKM yang kreatif dan handal
4.
Mewujudkan usaha yang memiliki legalitas.
4.1.5 Prestasi Yang Dicapai
Berkaitan penguatan kelembagaan Pusat Inkubator Bisnis Cikal
USU, berbagai prestasi yang telah diterima, baik dalam konteks
pengembangan maupun pemberdayaan UKM, diantaranya:
1.
Inkubator Terbaik Se-Indonesia dari Kementerian Koperasi dan
UKM RI tahu 2013
2.
Menjadi peserta dalam acara commision on the status of women di
Badan PBB New York-Amerika
3.
Terpilih menjadi Pengembang Kewirausahaan Indonesia Terbaik
Tahun 2014 oleh Indonesia
Small and Medium Business
Entrepreneur Award (ISMBEA)
4.
Terpilih UKM Tenant Binaan Pusat Inkubator Bisnis Cikal USU
sebagai UKM dengan Produk Terinovasi Se-Indonesia dan juga
sebagai 100 UKM yang paling potensi.
Universitas Sumatera Utara
57
4.1.6 Mitra Kerja Sama
Berkaitan dengan seluruh kegiatan yang berkaitan dengan
pertumbuhan dan pengembangan UKM.
Pusat Inkubator Bisnis
Teknologi Cikal USU selalu menggandeng mitra-mitra kerja lain,
seperti:
1.
Kementerian Koperasi dan UKM – Jakarta
2.
Pemerintah Provinsi Sumatera Utara
3.
Bappeda Provinsi Sumatera Utara
4.
Dinas
Koperasi
dan
UKM
Provinsi
Sumatera
Utara
dan
Kabupaten/Kota
5.
Dinas Pariwisata Provinsi Sumatera Utara
6.
Balitbangda Provinsi Sumatera Utara
7.
Bank Indonesia
8.
Dirjen Industri Kecil
9.
Bank BTN
10. Bank Sumut
11. PT Telkom Tbk
12. ILO mampu (Internasional Labour Organization)
13. NGO Surf Aid (Non Goverment Organization)
14. P3ED Kementrian Perindustrian Jakarta (Pusat Pelatihan dan
Promosi Ekspor Daerah)
15. Lembaga BSDI (Business Development Services Indonesia)
16. LPDB (Lembaga Pengelola Dana Bergulir)
17. PT Carefour Indonesia
Universitas Sumatera Utara
58
18. Poltekkes Kemenkes RI
19. I Radio
20. Inkubator Biru STIE Harapan
21. MUI (Majelis Ulama Indonesia)
22. HIPMI Kota Medan (Himpunan Pengusaha Muda Indonesia)
4.2 Penyajian Data
4.2.1 Identitas Responden
Data
umum
identitas
responden
dimaksudkan
untuk
mengidentifikasi responden. Responden yang diambil dalam penelitian
ini adalah pemilik atau pemimpin Usaha Kecil Menengah (UKM) yang
terdaftar di Pusat Inkubator Bisnis Cikal USU sebanyak 45 pelaku usaha
atau Usaha Kecil Menengah (UKM). Idenitas responden meliputi nama,
jenis usaha, usia dan alamat usaha.
Tabel 4.1
Identitas Responden Berdasarkan Usia
Rentang
o.
Usia
Fre
kuensi
Presentas
e (%)
20-30
6
13,33%
31-40
18
40%
41-50
18
40%
51-60
2
4,44%
61-70
1
2,22%
45
100%
Total
Sumber: Data diolah penulis, 2017
Berdasarkan tabel 4.1 diketahui bahwa dari total 45 responden
penelitian ini, mayoritas responden terdapat pada rentang usia 31-40
Universitas Sumatera Utara
59
yaitu sebanyak 18 orang (40%) dan rentang usia 41-50 sebanyak 18
orang (40%) atau rentang usia 31-50 sebanyak 36 orang (80%). Hal ini
dikarenakan para pelaku usaha atau pemimpin usaha pada rentang usia
31-50 tahun merupakan rentang usia produktif yang sudah memiliki
cukup pengalaman dan berani mengambil resiko dan juga pada rentang
usia ini kebanyakan sudah memiliki pekerjaan tetap dan mendirikan
usaha kecil menengah sebagai pekerjaan sampingan untuk menambah
penghasilan.
4.2.2 Variabel Kapabilitas Inovasi (X)
Dalam mengukur Variabel Kapabilitas Inovasi pada Usaha Kecil
Menengah
pada
Pusat
Inkubator
Bisnis
Cikal
USU,
peneliti
menggunakan 6 (enam) indikator yaitu kapabilitas sumber daya manusia,
penggunaan teknologi, interaksi dengan pihak
luar, kapabilitas
pemasaran, ridet dan pengembangan dan kapabilitas produksi dan
operasi. Kemudian indikator-indikator tersebut dikembangkan menjadi
12 (dua belas) pernyataan. Dari pernyataan-pernyataan tersebut sesuai
dengan instrument skala likert maka akan diketahui jawaban responden
terhadap pernyataan tersebut apakah sangat setuju (5), setuju (4),
netral(3), tidak setuju (2) atau sangat tidak setuju (1) pada tabel-tabel di
bawah ini.
Universitas Sumatera Utara
60
Tabel 4.2
Distribusi Jawaban Responden tentang Pelaku Usaha
Melakukan Pembagian Tugas serta Kerja yang Tepat
Terhadap Karyawan.
Freq
uency
V
2
Pe
rcent
2
alid
Val
Cumu
id
lative
Percent
Percent
4.
4.4
4.4
2.
2.2
6.7
53
53.
60.0
40.
100.0
4
3
1
2
4
24
.3
5
18
3
40
.0
T
otal
45
0
10
0.0
10
0.0
Sumber: data diolah penulis, 2017
Berdasarkan tabel 4.2 diketahui bahwa dari total 45 responden
pada penelitian ini, responden yang menyatakan sangat setuju sebanyak
18 orang (40%), responden yang menyatakan setuju sebanyak 24 orang
(53,3%), responden yang menyatakan netral sebanyak 1 orang (2,2%)
dan responden yang menyatakan tidak setuju sebanyak 2 orang (4,4%)
sementara untuk responden yang menyatakan sangat tidak setuju adalah
sebanyak 0 (0%). Hal tersebut menunjukkan bahwa mayoritas pelaku
usaha kecil menengah (UKM) pada Pusat Inkubator Bisnis Cikal USU
Universitas Sumatera Utara
61
merasa bahwa kapabilitas sumber daya manusia merupakan faktor yang
sangat penting untuk mendukung pertumbuhan dan pengembangan
usaha. Kapabilitas sumber daya manusia merupakan modal utama yang
harus dimiliki oleh pelaku Usaha Kecil Menengah untuk menjalankan
usahanya karena setiap pelaku usaha harus memiliki kemampuan dalam
memanfaatkan dan mengeksploitasi sumber daya manusianya.
Tabel 4.3
Distribusi Jawaban Responden tentang Pelaku Usaha
Mengadakan Pelatihan Secara Bertahap Terhadap Karyawan.
Freq
uency
V
2
Pe
rcent
10
alid
5
otal
Percent
20
44
10
22.2
11.
33.3
44.
77.8
22.
100.0
4
22
45
22.
1
.2
T
Percent
11
.4
5
lative
2
.1
4
Cumu
id
22
.2
3
Val
2
10
0.0
10
0.0
Sumber: Data diolah penulis, 2017
Berdasarkan tabel 4.3 diketahui bahwa dari total 45 responden
pada penelitian ini, responden yang menyatakan sangat setuju sebanyak
10 orang (22,2%), responden yang menyatakan setuju sebanyak 20 orang
(44,4%), responden yang menyatakan netral sebanyak 5 orang (11,1%)
dan responden yang menyatakan tidak setuju sebanyak 10 orang (22,2%)
Universitas Sumatera Utara
62
sementara untuk responden yang menyatakan sangat tidak setuju adalah
sebanyak 0 (0%). Hal tersebut menunjukkan bahwa mayoritas pelaku
usaha kecil menengah (UKM) pada Pusat Inkubator Bisnis Cikal USU
sudah memberikan pelatihan secara bertahap kepada karyawan namun
masih cukup banyak yang tidak melakukan pelatihan secara bertahap
kepada karyawan, hal ini dikarenakan sebahagian pelaku usaha
mempekerjakan karyawan yang berada disekitarnya (biasanya keluarga)
atau sudah mengerti dengan apa yang harus dikerjakan sehingga tidak
terlalu dibutuhkan pelatihan secara bertahap.
Tabel 4.4
Distribusi Jawaban Responden tentang Pelaku Usaha
Menggunakan Teknologi Sebagai Sarana Pendukung
Pengembangan Usaha.
Freq
uency
V
2
Pe
rcent
6
alid
20
otal
Percent
Percent
44
19
42
45
13.
13.3
44.
57.8
42.
100.0
4
.2
T
lative
3
.4
5
Cumu
id
13
.3
4
Val
2
10
0.0
10
0.0
Sumber: Data diolah penulis, 2017
Berdasarkan tabel 4.4 diketahui bahwa dari total 45 responden
pada penelitian ini, responden yang menyatakan sangat setuju sebanyak
19 orang (42,2%), responden yang menyatakan setuju sebanyak 20 orang
Universitas Sumatera Utara
63
(44,4%), responden yang menyatakan netral sebanyak 0 orang (0%) dan
responden yang menyatakan tidak setuju sebanyak 10 orang (22,2%)
sementara untuk responden yang menyatakan sangat tidak setuju adalah
sebanyak 0 orang (0%). Hal tersebut menunjukkan bahwa mayoritas
pelaku usaha kecil menengah (UKM) pada Pusat Inkubator Bisnis Cikal
USU menggunakan teknologi sebagai sarana pendukung teknologi usaha,
mengingat bahwa dewasa ini teknologi sudah menjadi kebutuhan bagi
setiap pelaku usaha.
Namun masih ada pelaku usaha yang tidak
menggunakan teknologi sebagai sarana pengembangan usaha, hal ini
dikarenakan produk yang dihasilkan merupakan produk yang tidak
memerlukan teknologi sebagai pendukung usahanya, dan juga karena
pelaku usaha kurang memahami penggunaan teknologi.
Tabel 4.5
Distribusi Jawaban Responden tentang Pelaku Usaha
Menggunakan Teknologi Sebagai Sumber Inspirasi Dalam
Melakukan Inovasi Produk.
Freq
uency
V
2
Pe
rcent
8
alid
5
14
31
18
45
Percent
17.
17.8
11.
28.9
31.
60.0
40.
100.0
1
1
40
.0
T
Percent
11
.1
5
lative
8
.1
4
Cumu
id
17
.8
3
Val
0
10
10
Universitas Sumatera Utara
64
otal
0.0
0.0
Sumber: Data diolah penulis, 2017
Berdasarkan tabel 4.5 diketahui bahwa dari total 45 responden
pada penelitian ini, responden yang menyatakan sangat setuju sebanyak
18 orang (40%), responden yang menyatakan setuju sebanyak 14 orang
(31,1%), responden yang menyatakan netral sebanyak 5 orang (11,1 %)
dan responden yang menyatakan tidak setuju sebanyak 8 orang (17,8%)
sementara untuk responden yang menyatakan sangat tidak setuju adalah
sebanyak 0 orang (0%). Hal tersebut menunjukkan bahwa mayoritas
pelaku usaha kecil menengah (UKM) pada Pusat Inkubator Bisnis Cikal
USU menggunakan teknologi sebagai sumber inspirasi dalam melakukan
pengembangan usaha. Namun pelaku usaha cukup banyak yang memilih
untuk netral dan tidak setuju, hal ini menunjukkan bahwa ada sumber
lain yang dapat menginspirasi pelaku usaha dalam pengembangan
usahanya.
Universitas Sumatera Utara
65
Tabel 4.6
Distribusi Jawaban Responden tentang Pelaku Usaha
Melakukan Interaksi Dengan Pihak Luar Untuk Menambah
Wawasan Dalam Melakukan Pengembangan Usaha.
Freq
Pe
Val
Cumu
uency
V
2
rcent
1
alid
id
lative
Percent
Percent
2.
2.2
2.2
6.
6.7
8.9
57
57.
66.7
33.
100.0
2
3
3
7
4
26
.8
5
15
8
33
.3
T
otal
45
3
10
0.0
10
0.0
Sumber: Data diolah penulis, 2017
Berdasarkan tabel 4.6 diketahui bahwa dari total 45 responden
pada penelitian ini, responden yang menyatakan sangat setuju sebanyak
15 orang (33,3%), responden yang menyatakan setuju sebanyak 26 orang
(57,8%), responden yang menyatakan netral sebanyak 3 orang (6,7 %)
dan responden yang menyatakan tidak setuju sebanyak 2 orang (2,2%)
sementara untuk responden yang menyatakan sangat tidak setuju adalah
sebanyak 0 orang (0%). Hal tersebut menunjukkan bahwa pelaku usaha
kecil menengah (UKM) pada Pusat Inkubator Bisnis Cikal USU
melakukan interaksi dengan pihak luar untuk menambah wawasan dalam
melakukan pengembangan usahanya. Pelaku usaha lainnya yang kurang
Universitas Sumatera Utara
66
setuju memiliki faktor lain selain interaksi dengan pihak luar untuk
menambah wawasannya dalam melakukan pengembangan usaha.
Tabel 4.7
Distribusi Jawaban Responden tentang Pelaku Usaha
Memiliki Kemampuan Inovasi Melalui Interaksi Dengan Pihak
Luar.
Freq
uency
V
2
Pe
rcent
6
alid
5
otal
Percent
22
48
12
13.3
11.
24.4
48.
73.3
26.
100.0
9
26
45
13.
1
.7
T
Percent
11
.9
5
ative
3
.1
4
Cumul
id
13
.3
3
Val
7
10
0.0
10
0.0
Sumber: Data diolah penulis, 2017
Berdasarkan tabel 4.7 diketahui bahwa dari total 45 responden
pada penelitian ini, responden yang menyatakan sangat setuju sebanyak
12 orang (26,7%), responden yang menyatakan setuju sebanyak 22 orang
(48,9%), responden yang menyatakan netral sebanyak 5 orang (11,1 %)
dan responden yang menyatakan tidak setuju sebanyak 6 orang (13,3%)
sementara untuk responden yang menyatakan sangat tidak setuju adalah
sebanyak 0 orang (0%). Hal tersebut menunjukkan bahwa mayoritas
Universitas Sumatera Utara
67
pelaku usaha kecil menengah (UKM) pada Pusat Inkubator Bisnis Cikal
USU memiliki kemampuan inovasi melalui interaksi pelaku usaha
dengan pihak luar. Pelaku usaha yang memilih netral dan tidak setuju
memiliki kemampuan inovasi melalui faktor lainnya.
Distribusi Jawaban Responden tentang Pelaku Usaha Memiliki
Kemampuan Dalam Mendistribusikan Produk Ke Pasar.
Freq
uency
Pe
rcent
Val
Cumulative Percent
id
Percent
V
2
1
alid
2.
2.2
2.2
13
13.
15.6
62.
77.8
22.
100.0
2
3
6
.3
4
28
3
62
.2
5
10
2
22
.2
T
otal
45
2
10
0.0
10
0.0
Sumber: Data diolah penulis, 2017
Berdasarkan tabel 4.8 diketahui bahwa dari total 45 responden
pada penelitian ini, responden yang menyatakan sangat setuju sebanyak
10 orang (22,2%), responden yang menyatakan setuju sebanyak 28 orang
(62,2%), responden yang menyatakan netral sebanyak 6 orang (13,3 %)
dan responden yang menyatakan tidak setuju sebanyak 1 orang (2,2%)
sementara untuk responden yang menyatakan sangat tidak setuju adalah
Universitas Sumatera Utara
68
sebanyak 0 orang (0%). Hal tersebut menunjukkan bahwa mayoritas
pelaku usaha kecil menengah (UKM) pada Pusat Inkubator Bisnis Cikal
USU memiliki kemampuan dalam mendistribusikan produknya ke pasar.
Pelaku usaha yang memilih netral atau tidak setuju disebabkan pelaku
usaha memberikan tanggung jawab distribusi produk secara khusus
kepada pihak lain yang lebih memahami atau sudah pada bidangnya
(profesional).
Tabel 4.9
Distribusi Jawaban Responden tentang Pelaku Usaha
Melakukan Promosi Untuk Meningkatkan Pemasaran
Produk.
Frequ
ency
V
2
Pe
rcent
1
alid
3
otal
Percent
28
62
13
2.2
6.
8.9
6
71.1
2
100.0
2.2
28
45
2.
7
.9
T
Percent
6.
.2
5
ative
2
7
4
Cumul
alid
2.
2
3
V
8.9
10
0.0
1
00.0
Sumber: Data diolah penulis, 2017
Berdasarkan tabel 4.9 diketahui bahwa dari total 45 responden
pada penelitian ini, responden yang menyatakan sangat setuju sebanyak
13 orang (28,9%), responden yang menyatakan setuju sebanyak 28 orang
Universitas Sumatera Utara
69
(62,2%), responden yang menyatakan netral sebanyak 3 orang (6,7 %)
dan responden yang menyatakan tidak setuju sebanyak 1 orang (2,2%)
sementara untuk responden yang menyatakan sangat tidak setuju adalah
sebanyak 0 orang (0%). Hal tersebut menunjukkan bahwa mayoritas
pelaku usaha kecil menengah (UKM) pada Pusat Inkubator Bisnis Cikal
USU memiliki kemampuan dalam melakukan promosi usaha untuk
meningkatkan pemasaran produk. Pelaku usaha yang memilih netral dan
tidak setuju disebabkan pelaku usaha memberikan tanggung jawab
promosi kepada pihak lain yang sudah ahli dalam bidangnya
(profesional).
Tabel 4.10
Distribusi Jawaban Responden tentang Pelaku Pelaku Usaha
Melakukan Riset dan Pengembangan Terhadap Usaha dan
Lingkungan Usaha.
Freq
uency
Pe
rcent
Val
id
Cumula
tive Percent
Percent
V
2
3
alid
6.
6.7
6.7
11
11.
17.8
64.
82.2
17.
100.0
7
3
5
.1
4
29
1
64
.4
5
8
4
17
.8
T
otal
45
8
10
0.0
10
0.0
Sumber: Data diolah penulis, 2017
Universitas Sumatera Utara
70
Berdasarkan tabel 4.10 diketahui bahwa dari total 45 responden
pada penelitian ini, responden yang menyatakan sangat setuju sebanyak
8 orang (17,8%), responden yang menyatakan setuju sebanyak 29 orang
(64,4%), responden yang menyatakan netral sebanyak 5 orang (11,1 %)
dan responden yang menyatakan tidak setuju sebanyak 3 orang (6,7%)
sementara untuk responden yang menyatakan sangat tidak setuju adalah
sebanyak 0 orang (0%). Hal tersebut menunjukkan bahwa mayoritas
pelaku usaha kecil menengah (UKM) pada Pusat Inkubator Bisnis Cikal
USU melakukan riset dan pengembangan terhadap usaha dan lingkungan
usahanya. Pelaku usaha yang memilih netral dan tidak setuju adalah
karena faktor lain yang tidak diketahui penulis.
Tabel 4.11
Distribusi Jawaban Responden tentang Pelaku Usaha
Melakukan Pengembangan Usaha Dengan Inovasi Produk.
Freq
uency
V
alid
Pe
rcent
Cumu
lid
lative
Percent
Percent
2
1
2.2
2.2
2.2
3
5
11.
11.
13.3
62.
75.6
24.
100.0
1
4
28
1
62.
2
5
11
2
24.
4
T
otal
Va
45
4
10
0.0
10
0.0
Sumber: Data diolah penulis, 2017
Universitas Sumatera Utara
71
Berdasarkan tabel 4.11 diketahui bahwa dari total 45 responden
pada penelitian ini, responden yang menyatakan sangat setuju sebanyak
11 orang (24,4%), responden yang menyatakan setuju sebanyak 28 orang
(62,2%), responden yang menyatakan netral sebanyak 5 orang (11,1 %)
dan responden yang menyatakan tidak setuju sebanyak 1 orang (2.2%)
sementara untuk responden yang menyatakan sangat tidak setuju adalah
sebanyak 0 orang (0%). Hal tersebut menunjukkan bahwa mayoritas
pelaku usaha kecil menengah (UKM) pada Pusat Inkubator Bisnis Cikal
USU melakukan pengembangan usaha dengan inovasi produk. Pelaku
usaha yang memilih netral dan tidak setuju disebabkan oleh usaha yang
dijalankan adalah usaha yang sudah umum atau merupakan usaha yang
dibutuhkan oleh masyarakat pada umumnya.
Tabel 4.12
Distribusi Jawaban Responden tentang Pelaku Usaha
Memiliki Kemampuan Dalam Mengendalikan Kualitas
Produk.
Freq
uency
Pe
rcent
Vali
d Percent
Cumu
lative
Percent
V
2
1
alid
2.
2.2
2.2
8.
8.9
11.1
57
57.8
68.9
31
31.1
100.0
2
3
4
9
4
26
.8
5
14
.1
Universitas Sumatera Utara
72
T
45
otal
10
0.0
100.
0
Sumber: Data diolah penulis, 2017
Berdasarkan tabel 4.12 diketahui bahwa dari total 45 responden
pada penelitian ini, responden yang menyatakan sangat setuju sebanyak
14 orang (31,1%), responden yang menyatakan setuju sebanyak 26 orang
(57,7%), responden yang menyatakan netral sebanyak 4 orang (8,9 %)
dan responden yang menyatakan tidak setuju sebanyak 1 orang (2.2%)
sementara untuk responden yang menyatakan sangat tidak setuju adalah
sebanyak 0 orang (0%). Hal tersebut menunjukkan bahwa mayoritas
pelaku usaha kecil menengah (UKM) pada Pusat Inkubator Bisnis Cikal
USU memiliki kemampuan dalam mengendalikan kualitas produk.
Pelaku usaha yang memilih netral dan tidak setuju disebabkan oleh
pelaku usaha sudah memberikan tanggung jawab kepada pihak lain yang
lebih ahli atau sudah terlatih dibidangnya (profesional).
Tabel 4.13
Distribusi Jawaban Responden tentang Pelaku Usaha
Memiliki Kemampuan Dalam Perencanaan dan Penjadwalan Dalam
Proses Produksi UKM.
Freq
uency
V
2
Pe
rcent
1
alid
Val
Cumul
id
ative
Percent
Percent
2.
2.2
2.2
11
11.
13.3
66.
80.0
2
3
5
.1
4
30
1
66
Universitas Sumatera Utara
73
.7
5
9
7
20
.0
T
otal
45
20.
100.0
0
10
0.0
10
0.0
Sumber: Data diolah penulis, 2017
Berdasarkan tabel 4.13 diketahui bahwa dari total 45 responden
pada penelitian ini, responden yang menyatakan sangat setuju sebanyak
14 orang (31,1%), responden yang menyatakan setuju sebanyak 26 orang
(57,7%), responden yang menyatakan netral sebanyak 4 orang (8,9 %)
dan responden yang menyatakan tidak setuju sebanyak 1 orang (2.2%)
sementara untuk responden yang menyatakan sangat tidak setuju adalah
sebanyak 0 orang (0%). Hal tersebut menunjukkan bahwa mayoritas
pelaku usaha kecil menengah (UKM) pada Pusat Inkubator Bisnis Cikal
USU memiliki kemampuan dalam perencanaan dan penjadwalan dalam
proses produksi UKM. Pelaku usaha yang memilih netral dan tidak
setuju disebabkan oleh pelaku usaha sudah memberikan tanggung jawab
kepada profesional atau perencanaan dan penjawalan dikondisikan oleh
pelaku usaha dengan bantuan pihak lain.
Universitas Sumatera Utara
74
4.2.2 Variabel Perbaikan Produk (Y)
Tabel 4.14
Distribusi Jawaban Responden tentang Mutu Produk
Menjadi Penawaran Utama Yang Diberikan Oleh Usaha
Kecil Menengah (UKM).
Freq
uency
V
3
Pe
rcent
2
alid
Val
Cumul
id
ative
Percent
Percent
4.
4.4
4.4
37
37.
42.2
57.
100.0
4
4
17
.8
5
26
8
57
.8
T
45
otal
8
10
0.0
10
0.0
Sumber: Data Diolah penulis, 2017
Berdasarkan tabel 4.14 diketahui bahwa dari total 45 responden
pada penelitian ini, responden yang menyatakan sangat setuju sebanyak
26 orang (57,8%), responden yang menyatakan setuju sebanyak 17 orang
(37,8%), responden yang menyatakan netral sebanyak 2 orang (4,4 %)
dan responden yang menyatakan tidak setuju sebanyak 0 orang (0%)
sementara untuk responden yang menyatakan sangat tidak setuju adalah
sebanyak 0 orang (0%). Hal tersebut menunjukkan bahwa mayoritas
pelaku usaha kecil menengah (UKM) pada Pusat Inkubator Bisnis Cikal
USU menjadikan mutu produk sebagai salah satu faktor utama dalam
produk yang ditawarkan.
Tidak adanya yang memilih tidak setuju
membuktikan bahwa mutu produk menjadi inti dari suatu produk.
Universitas Sumatera Utara
75
Pelaku usaha yang memilih netral dipengaruhi oleh faktor yang tidak
diketahui penulis.
Tabel 4.15
Distribusi Jawaban Responden tentang Pelaku Usaha
Melakukan Perbaikan Pada Mutu Produk Secara Bertahap.
Freq
uency
V
2
Pe
rcent
4
alid
Val
Cumul
id
ative
Percent
Percent
8.
8.9
8.9
17
17.
26.7
42.
68.9
31.
100.0
9
3
8
.8
4
19
8
42
.2
5
14
2
31
.1
T
otal
45
1
10
0.0
10
0.0
Sumber: Data diolah penulis, 2017
Berdasarkan tabel 4.15 diketahui bahwa dari total 45 responden
pada penelitian ini, responden yang menyatakan sangat setuju sebanyak
14 orang (31,1%), responden yang menyatakan setuju sebanyak 19 orang
(42,2%), responden yang menyatakan netral sebanyak 8 orang (17,8 %)
dan responden yang menyatakan tidak setuju sebanyak 4 orang (8,9%)
sementara untuk responden yang menyatakan sangat tidak setuju adalah
sebanyak 0 orang (0%). Hal tersebut menunjukkan bahwa mayoritas
pelaku usaha kecil menengah (UKM) pada Pusat Inkubator Bisnis Cikal
USU melakukan perbaikan pada mutu produk secara bertahap.
Universitas Sumatera Utara
76
Perbaikan pada mutu produk secara bertahap dilakukan adalah untuk
meningkatkan kualitas produk yang berguna bagi perkembangan usaha.
Pelaku usaha yang memilih netral dan tidak setuju disebabkan oleh usaha
yang dijalankan masih baru sehingga belum pernah dilakukan perbaikan
usaha atau karena perbaikan produk dilakukan sesuai dengan situasi dan
kondisi, jadi tidak secara bertahap.
Tabel 4.16
Distribusi Jawaban Responden tentang Terdapat Perbedaan
Antara Produk yang Ditawarkan Dengan Produk Pesaing Lainnya.
Freq
uency
V
2
Pe
rcent
1
alid
Val
Cumul
id
ative
Percent
Percent
2.
2.2
2.2
20
20.
22.2
62.
84.4
15.
100.0
2
3
9
.0
4
28
0
62
.2
5
7
2
15
.6
T
otal
45
6
10
0.0
10
0.0
Sumber: Data diolah penulis, 2017
Berdasarkan tabel 4.16 diketahui bahwa dari total 45 responden
pada penelitian ini, responden yang menyatakan sangat setuju sebanyak
7 orang (15,6%), responden yang menyatakan setuju sebanyak 28 orang
(62,2%), responden yang menyatakan netral sebanyak 9 orang (20 %)
Universitas Sumatera Utara
77
dan responden yang menyatakan tidak setuju sebanyak 1 orang (2,2%)
sementara untuk responden yang menyatakan sangat tidak setuju adalah
sebanyak 0 orang (0%). Hal tersebut menunjukkan bahwa mayoritas
pelaku usaha kecil menengah (UKM) pada Pusat Inkubator Bisnis Cikal
USU menempatkan perbedaan antara produk yang ditawarkan dengan
produk pesaing lainnya. Pada usaha kecil menengah memang diperlukan
hal yang membedakan suatu produk dengan produk pesaingnya, hal ini
akan memberikan kesan tersendiri pada suatu produk sehingga konsumen
lebih tertarik terhadap produk dan juga dapat mengenali produk lebih
baik. Pelaku usaha yang memilih netral dan tidak setuju
berarti
menjalankan usaha yang sudah umum dan dibutuhkan oleh masyarakat
umum sehingga tidak terlalu diperlukan perbedaan dengan produk
pesaing.
Tabel 4.17
Distribusi Jawaban Responden tentang Pelaku Usaha
Melakukan Perbaikan Produk dengan Membandingkan Produk
Usaha dengan Produk Pesaing.
Freq
uency
V
2
Pe
rcent
10
alid
9
21
5
Percent
Percent
20
22.
22.2
20.
42.2
46.
88.9
11.
100.0
0
46
.7
5
ative
2
.0
4
Cumul
id
22
.2
3
Val
7
11
Universitas Sumatera Utara
78
.1
T
otal
45
1
10
0.0
10
0.0
Sumber: Data diolah penulis, 2017
Berdasarkan tabel 4.18 diketahui bahwa dari total 45 responden
pada penelitian ini, responden yang menyatakan sangat setuju sebanyak
5 orang (11,1%), responden yang menyatakan setuju sebanyak 21 orang
(46,7%), responden yang menyatakan netral sebanyak 9 orang (20 %)
dan responden yang menyatakan tidak setuju sebanyak 10 orang (22,2%)
sementara untuk responden yang menyatakan sangat tidak setuju adalah
sebanyak 0 orang (0%). Hal tersebut menunjukkan bahwa mayoritas
pelaku usaha kecil menengah (UKM) pada Pusat Inkubator Bisnis Cikal
USU melakukan perbaikan usaha dengan membandingkan produk usaha
dengan produk pesaing, namun tidak menjadi salah satu faktor yang
sangat penting. Hal ini dapat disebabkan perbaikan yang dilakukan pada
produk bukan karena membandingkan produk dengan produk pesaing,
namun karena faktor lainnya yang lebih dominan.
Universitas Sumatera Utara
79
Tabel 4.18
Distribusi Jawaban Responden tentang Rancangan
Produk Memperhatikan Penampilan Produk, Produk yang
Mudah, dan Keamanan Produk Untuk Dipergunakan dan
Diperbaiki.
Freq
uency
V
2
Pe
rcent
2
alid
Valid
Percent
Cumulative
Percent
4.
4.4
4.4
15
15.6
20.0
51
51.1
71.1
28
28.9
100.0
10
100.0
4
3
7
.6
4
23
.1
5
13
.9
T
otal
45
0.0
Sumber: Data diolah penulis, 2017
Berdasarkan tabel 4.19 diketahui bahwa dari total 45 responden
pada penelitian ini, responden yang menyatakan sangat setuju sebanyak
13 orang (28,9%), responden yang menyatakan setuju sebanyak 23 orang
(51,1%), responden yang menyatakan netral sebanyak 7 orang (15,6 %)
dan responden yang menyatakan tidak setuju sebanyak 2 orang (4,4%)
sementara untuk responden yang menyatakan sangat tidak setuju adalah
sebanyak 0 orang (0%). Hal tersebut menunjukkan bahwa mayoritas
pelaku usaha kecil menengah (UKM) pada Pusat Inkubator Bisnis Cikal
USU memperhatikan rancangan produk yaitu penampilan produk,
produk yang mudah dan keamanan produk untuk digunakan dan
diperbaiki.
Rancangan produk merupakan salah satu faktor penting
Universitas Sumatera Utara
80
dalam menunjang keberhasilan suatu produk, hal ini karena rancangan
produk menjadi salah satu faktor penting yang diminati oleh konsumen
dalam penggunaan suatu produk. Pelaku usaha yang memilih netral dan
tidak setuju disebabkan oleh produk yang tidak membutuhkan rancangan
karena sudah merupakan rancangan tetap atau tidak dapat diubah dan,
atau rancangan dikondisikan dengan situasi dari usaha, permintaan dan
produk.
Tabel 4.19
Distribusi Jawaban Responden tentang Pelaku Usaha Selalu
Melakukan Perbaikan pada Rancangan Produk.
Freq
uency
V
2
Pe
rcent
4
alid
Val
Cumu
id
lative
Percent
Percent
8.
8.9
8.9
26
26.
35.6
37.
73.3
26.
100.0
9
3
12
.7
4
17
7
37
.8
5
12
8
26
.7
T
otal
45
7
10
0.0
10
0.0
Sumber: Data diolah penulis, 2017
Berdasarkan tabel 4.20 diketahui bahwa dari total 45 responden
pada penelitian ini, responden yang menyatakan sangat setuju sebanyak
12 orang (26.7%), responden yang menyatakan setuju sebanyak 17 orang
Universitas Sumatera Utara
81
(37,8%), responden yang menyatakan netral sebanyak 12 orang (26,7 %)
dan responden yang menyatakan tidak setuju sebanyak 4 orang (8,9%)
sementara untuk responden yang menyatakan sangat tidak setuju adalah
sebanyak 0 orang (0%). Hal tersebut menunjukkan bahwa mayoritas
pelaku usaha kecil menengah (UKM) pada Pusat Inkubator Bisnis Cikal
USU selalu melakukan perbaikan pada rancangan produk. Perbaikan
pada rancangan produk disebabkan oleh situasi dan kondisi produk,
jaman yang semakin berkembang dan konsep yang menarik perhatian
konsumen terhadap suatu produk yang selalu dinamis. Perbaikan pada
rancangan produk juga sebagai strategi untuk memotong biaya produksi
dan strategi bersaing, jadi merupakan faktor penting pada suatu usaha.
Pelaku usaha yang memilih netral dan tidak setuju disebabkan oleh
rancangan produk yang sudah merupakan rancangan tetap.
Universitas Sumatera Utara
82
Tabel 4.20
Distribusi Jawaban Responden tentang Merek Menjelaskan
Produk Secara Garis Besar.
Freq
uency
Pe
rcent
Vali
d Percent
Cumul
ative
Percent
V
2
9
alid
20
20.0
20.0
8.
8.9
28.9
53
53.3
82.2
17
17.8
100.0
10
100.
.0
3
4
9
4
24
.3
5
8
.8
T
otal
45
0.0
0
Sumber: Data diolah penulis, 2017
Berdasarkan tabel 4.21 diketahui bahwa dari total 45 responden
pada penelitian ini, responden yang menyatakan sangat setuju sebanyak
8 orang (17,8%), responden yang menyatakan setuju sebanyak 24 orang
(53,3%), responden yang menyatakan netral sebanyak 4 orang (8,9 %)
dan responden yang menyatakan tidak setuju sebanyak 9 orang (20%)
sementara untuk responden yang menyatakan sangat tidak setuju adalah
sebanyak 0 orang (0%). Hal tersebut menunjukkan bahwa mayoritas
pelaku usaha kecil menengah (UKM) pada Pusat Inkubator Bisnis Cikal
USU menggunakan merek untuk menjelaskan produk secara garis besar.
Merek yang baik seharusnya merek yang dapat menjelaskan produk
secara garis besar, sehingga mudah untuk dipahami konsumen. Pelaku
Universitas Sumatera Utara
83
usaha yang memilih netral dan tidak setuju disebabkan oleh penggunaan
merek produk masih menggunakan nama pribadi yang tidak berkaitan
dengan produk.
Tabel 4.21
Distribusi Jawaban Responden tentang Pelaku Usaha
Melakukan Perbaikan pada Merek Produk.
Freq
uency
V
2
Pe
rcent
11
alid
11
otal
Percent
16
35
7
24.4
24.
48.9
35.
84.4
15.
100.0
6
15
45
24.
4
.6
T
Percent
24
.6
5
ative
4
.4
4
Cumul
id
24
.4
3
Val
6
10
0.0
10
0.0
Sumber: Data diolah penulis, 2017
Berdasarkan tabel 4.22 diketahui bahwa dari total 45 responden
pada penelitian ini, responden yang menyatakan sangat setuju sebanyak
7 orang (15,6%), responden yang menyatakan setuju sebanyak 16 orang
(35,6%), responden yang menyatakan netral sebanyak 12 orang (24,4 %)
dan responden yang menyatakan tidak setuju sebanyak 11 orang (24,4%)
sementara untuk responden yang menyatakan sangat tidak setuju adalah
sebanyak 0 orang (0%). Hal tersebut menunjukkan bahwa pelaku usaha
Universitas Sumatera Utara
84
kecil menengah (UKM) pada Pusat Inkubator Bisnis Cikal USU
melakukan perbaikan produk, namun bukan merupakan faktor utama
yang harus diperbaiki. Perbaikan pada merek dilakukan jika terdapat
kesalahan pada penulisan atau makna dari merek, namun pada umumnya
perbaikan pada merek jarang dilakukan.
Tabel 4.22
Distribusi Jawaban Responden tentang Pengemasan Menjadi
Suatu Hal yang Sangat Penting Dalam Menunjang Keberhasilan
Produk.
Freq
uency
V
2
Pe
rcent
1
alid
Val
Cumul
id
ative
Percent
Percent
2.
2.2
2.2
6.
6.7
8.9
40
40.
48.9
51.
100.0
2
3
3
7
4
18
.0
5
23
0
51
.1
T
otal
45
1
10
0.0
10
0.0
Sumber: Data diolah penulis, 2017
Berdasarkan tabel 4.23 diketahui bahwa dari total 45 responden
pada penelitian ini, responden yang menyatakan sangat setuju sebanyak
23 orang (51,1%), responden yang menyatakan setuju sebanyak 18 orang
(40%), responden yang menyatakan netral sebanyak 3 orang (6,7 %) dan
responden yang menyatakan tidak setuju sebanyak 1 orang (2,2%)
Universitas Sumatera Utara
85
sementara untuk responden yang menyatakan sangat tidak setuju adalah
sebanyak 0 orang (0%). Hal tersebut menunjukkan bahwa mayoritas
pelaku usaha kecil menengah (UKM) pada Pusat Inkubator Bisnis Cikal
USU berpendapat bahwa pengemasan merupakan salah satu faktor yang
sangat penting dalam menunjang keberhasilan produk.
Pengemasan
dilakukan untuk melindungi keamanan suatu produk. Pelaku usaha yang
memilih netral dan tidak setuju disebabkan produk yang dipasarkan tidak
menggunakan kemasan atau sudah memiliki bentuk asli atau tetap.
Universitas Sumatera Utara
86
Tabel 4.23
Distribusi Jawaban Responden tentang Produk Menawarkan
Kualitas Melalui Kemasan Produk.
Freq
uency
V
2
Pe
rcent
5
alid
Valid
Percent
Cumulative
Percent
11
11.1
11.1
15
15.6
26.7
51
51.1
77.8
22
22.2
100.0
10
100.0
.1
3
7
.6
4
23
.1
5
10
.2
T
otal
45
0.0
Sumber: Data diolah penulis, 2017
Berdasarkan tabel 4.24 diketahui bahwa dari total 45 responden
pada penelitian ini, responden yang menyatakan sangat setuju sebanyak
10 orang (22,2%), responden yang menyatakan setuju sebanyak 23 orang
(51,1%), responden yang menyatakan netral sebanyak 7 orang (15,6%)
dan responden yang menyatakan tidak setuju sebanyak 5 orang (11,1%)
sementara untuk responden yang menyatakan sangat tidak setuju adalah
sebanyak 0 orang (0%). Hal tersebut menunjukkan bahwa sebahagian
besar pelaku usaha kecil menengah (UKM) pada Pusat Inkubator Bisnis
Cikal USU menawarkan kualitas produk dengan memperhatikan dan
menawarkan kualitas melalui kemasan produk. Kemasan produk menjadi
faktor yang menarik bagi konsumen sebelum memutuskan untuk
membeli suatu produk. Pelaku usaha yang memilih netral dan tidak
Universitas Sumatera Utara
87
setuju disebabkan produk yang ditawarkan merupakan produk asli dan
tidak perlu dikemas lagi.
Tabel 4.24
Distribusi Jawaban Responden tentang Pelaku usaha
Melakukan Perbaikan pada Kemasan Produk Secara Bertahap.
Freq
uency
V
2
Pe
rcent
3
alid
Val
Cumul
id
ative
Percent
Percent
6.
6.7
6.7
22
22.
28.9
55.
84.4
15.
100.0
7
3
10
.2
4
25
2
55
.6
5
7
6
15
.6
T
otal
45
6
10
0.0
10
0.0
Sumber: Data diolah penulis, 2017
Berdasarkan tabel 4.25 diketahui bahwa dari total 45 responden
pada penelitian ini, responden yang menyatakan sangat setuju sebanyak
7 orang (15,6%), responden yang menyatakan setuju sebanyak 25 orang
(55,6%), responden yang menyatakan netral sebanyak 10 orang (22,2%)
dan responden yang menyatakan tidak setuju sebanyak 3 orang (6,7%)
sementara untuk responden yang menyatakan sangat tidak setuju adalah
sebanyak 0 orang (0%). Hal tersebut menunjukkan bahwa mayoritas
pelaku usaha kecil menengah (UKM) pada Pusat Inkubator Bisnis Cikal
Universitas Sumatera Utara
88
USU melakukan perbaikan pada kemasan produk secara bertahap.
Perbaikan kemasan dilakukan untuk meningkatkan keamanan dan
kualitas produk.
Pelaku usaha memilih netral dan tidak setuju
disebabkan produk yang tidak memerlukan kemasan atau merupakan
bentuk asli produk.
Tabel 4.25
Distribusi Jawaban Responden tentang Terdapat Keterangan
yang Transparan pada Label Usaha.
Freq
uency
V
2
Pe
rcent
11
alid
6
otal
Percent
19
42
9
13.
37.8
42.
80.0
20.
100.0
0
10
0.0
24.4
2
20
45
24.
3
.0
T
Percent
13
.2
5
ative
4
.3
4
Cumul
id
24
.4
3
Val
10
0.0
Sumber: Data diolah, 2017
Berdasarkan tabel 4.25 diketahui bahwa dari total 45 responden
pada penelitian ini, responden yang menyatakan sangat setuju sebanyak
9 orang (20%), responden yang menyatakan setuju sebanyak 19 orang
(42,2%), responden yang menyatakan netral sebanyak 6 orang (13,3%)
dan responden yang menyatakan tidak setuju sebanyak 11 orang (24,4%)
Universitas Sumatera Utara
89
sementara untuk responden yang menyatakan sangat tidak setuju adalah
sebanyak 0 orang (0%). Hal tersebut menunjukkan bahwa mayoritas
pelaku usaha kecil menengah (UKM) pada Pusat Inkubator Bisnis Cikal
USU mencantumkan keterangan yang transparan pada label usaha.
Keterangan yang transparan pada label usaha akan meningkatkan
kepercayaan konsumen. Pelaku usaha memilih netral dan tidak setuju
disebabkan terdapat beberapa keterangan yang tidak dipunlikasikan oleh
pelaku usaha karena merupakan strategi atau bahan rahasia yang
menjadikan keunggulan suatu produk.
Tabel 4.26
Distribusi Jawaban Responden tentang Pelaku Usaha
Melakukan Upgrade Terhadap Label Usaha Secara
Bertahap.
Freq
uency
V
2
Pe
rcent
8
alid
8
22
48
7
17.8
17.
35.6
48.
84.4
15.
100.0
6
10
0.0
17.
9
15
45
otal
Percent
8
.6
T
Percent
17
.9
5
ative
8
.8
4
Cumul
lid
17
.8
3
Va
10
0.0
Sumber: Data diolah, 2017
Universitas Sumatera Utara
90
Berdasarkan tabel 4.27 diketahui bahwa dari total 45 responden
pada penelitian ini, responden yang menyatakan sangat setuju sebanyak
7 orang (15,6%), responden yang menyatakan setuju sebanyak 22 orang
(48,9%), responden yang menyatakan netral sebanyak 8 orang (17,8%)
dan responden yang menyatakan tidak setuju sebanyak 8 orang (17,8%)
sementara untuk responden yang menyatakan sangat tidak setuju adalah
sebanyak 0 orang (0%). Hal tersebut menunjukkan bahwa mayoritas
pelaku usaha kecil menengah (UKM) pada Pusat Inkubator Bisnis Cikal
USU melakukan upgrade terhadap label usaha secara bertahap. Label
usaha didapatkan dari suatu badan yang bertugas untuk memeriksa
kelayakan suatu produk. Pemeriksaan secara bertahap dilakukan untuk
menghindari segala kemungkinan yang dapat merugikan konsumen atau
pihak manapun.
Pelaku usaha memilih netral dan tidak setuju
disebabakan masih ada usaha yang baru buka dan belum mel