Pengaruh Spirit Of Entrepreneur Terhadap Kinerja Usaha Para Pelaku UKM Tenant Pusat Inkubator Bisnis Cikal USU
SKRIPSI
PENGARUH SPIRIT OF ENTREPRENEUR TERHADAP KINERJA USAHA PARA PELAKU UKM TENANT
PUSAT INKUBATOR BISNIS CIKAL USU OLEH:
AFRINAL LADFIAN 100502026
PROGRAM STUDI STRATA 1 MANAJEMEN DEPARTEMEN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN 2014
(2)
ABSTRAK
PENGARUH SPIRIT OF ENTREPRENEUR TERHADAP KINERJA USAHA PARA PELAKU UKM TENANT
PUSAT INKUBATOR BISNIS CIKAL USU
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh Spirit Of Entrepreneur Terhadap Kinerja Usaha Para Pelaku UKM Tenant Pusat Inkubator Bisnis Cikal USU yang beralamat di Jalan Dr. Mansur No. 9B Kampus Universitas Sumatera Utara.
Penelitian ini termasuk penelitian asosiatif. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh UKM Tenant yang dimiliki oleh Pusat Inkubator Bisnis Cikal USU, dengan jumlah responden sebanyak 70 reponden. Pengujiann hipotesis dilakukan dengan menggunakan analisis regresi linear berganda dengan variabel bebas, yaitu Self-Directed, Self-Nurturing, Action-Orientd, Highly-Energic,Tolerant of Uncertainty, Perubahan Teknologi, Perubahan Struktur Pemerintah dan Politik, Intrapreneurship dan variabel terikat yaitu Kinerja Usaha.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara serempak variabel bebas berpengaruh positif dan signifikan terhadap variabel terikat. Berdasarkan hasil pengujian koefisien determinasi (R2), nilai R Square sebesar 0,633 berarti sebesar 63,3% variabel Kinerja Usaha dapat dijelaskan oleh variabel Directed, Self-Nurturing, Action-Oriented, Highly-Energic, Tolerant of Uncertainty, Perubahan Teknologi, Perubahaan Struktur Pemerintahan dan Politik, dan Intrapreneurship, sedangkan sisanya sebesar 36,7% dijelaskan oleh variabel-variabel lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini. Pengaruh Spirit Of Entrepreneur yang penulis teliti menunjukkan hubungan yang erat yaitu sebesar 79,6%.
(3)
ABSTRACT
EFFECT SPIRIT OF ENTREPRENEUR ON PERFORMANCE BUSINESS THE ACTORS SMEs TENANT
PUSAT INKUBATOR BINIS CIKAL USU
This study aims to identify and analyze the effect of Spirit Of Entrepreneur On Performance Business The Actors SME Tenant Pusat Inkubator Bisnis Cikal USU is located at Jl. Dr. Mansur No. 9B Campus University of North Sumatra.
This research includes the study associative. The data used in this study is primary data and secondary data. The population in this study are all ownwd by Tenant SME Pusat Inkubator Bisnis Cikal USU, with respondent total as much as 70 respondents. Hypothesis testing at do by using doubled linear regression analysis with free variable, that is Self-Directed, Self-Nurturing, Action-Orientd, Highly-Energic,Tolerant of Uncertainty, Technological Change, Structure change of Government and Politics, Intrapreneurship and bound variable that is Business Performance.
The results showed that the independent variables simultaneously positive and significant effect on the dependent variable. Based on the test results the coefficient of determination (R2), the value of R Square of 0.633 means 63.3% Business Performance variables can be explained by the variable Self-Directed, Self-Nurturing, Action-Oriented, Highly-Energic, Tolerant of Uncertainty, Technological Change, Structure change of Government and Politics, and Intrapreneurship, while the remaining 36.7% is explained by other variables not examined in this study. Effect of Spirit Of Entrepreneur which author researched showed a tight relationship that is equal to 79.6%.
(4)
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT,
atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya serta shalawat dan salam penulis haturkan
kepada junjungan Nabi Muhammad SAW sehingga penulis dapat menyelesaikan
skripsi ini. Tujuan penulisan skripsi ini adalah untuk memenuhi salah satu syarat
untuk mendapatkan gelar Sarjana Ekonomi pada Departemen Manajemen
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.
Skripsi ini penulis persembahkan untuk orang tua tercinta Bapak Yasri dan
Ibu Syuhada serta Nenek Deliana yang tidak pernah berhenti mendo’akan,
mendukung dan mencukupi segala kebutuhan materi maupun non materi dalam
proses pembuatan skripsi ini, dan nasehat-nasehat yang selalu mengkompetensi
penulis.
Skripsi ini ber judul dari penulisan skripsi ini adalah “Pengaruh Spirit Of
Entrepreneur Terhadap Kinerja Usaha Para Pelaku UKM Tenant Pusat Inkubator
Bisnis Cikal USU”. Penyusunan skripsi ini tidak akan terselesaikan tanda adanya
bimbingan, saran, bantuan, kompetensi dan doa dari berbagai pihak. Maka dalam
kesempatan ini penulis sampaikan rasa hormat dan terima kasih yang tulus
kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Azhar Maksum, SE, M.Ec, Ak,. Selaku Dekan Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.
2. Ibu Dr. Isfenti Sadalia, SE, ME, dan Ibu Dra, Marhayanie, M.Si., selaku Ketua
dan Sekretaris Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis
(5)
3. Ibu Dr. Endang Sulistya Rini, SE, M.Si,. dan Ibu Drs. Friska Sipayung, M.Si,.
selaku Ketua dan Sekretaris Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Universitas Sumatera Utara.
4. Ibu Prof. Dr. Ritha F Dalimunthe, selaku Dosen Pembimbing penulis dan juga
selaku Ketua Pusat Inkubator Bisnis Cikal USU. Penulis mengucapkan terima
kasih yang sebesar-besarnya telah banyak meluangkan waktu untuk
membimbing, mengarahkan, memberikan saran dan pengalaman kepada
penulis dalam pengerjaan skripsi ini sampai dengan terselesaikan.
5. Ibu Dra. Marhaini, MS, selaku Dosen Pembaca Penilai yang telah banyak
memberikan saran dalam penulisan dan perbaikan skripsi ini.
6. Seluruh Dosen dan Pegawai Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas
Sumatera Utara untuk segala jasa-jasanya selama masa perkuliahan.
7. Bisik misi Universitas Sumaterta Utara. Terima kasih atas dukungan moril dan
materilnya.
8. Kepada abang saya Muhammad Abrar dan Adik saya Liza Andani, Sifa
Fauzia dan Reskia Adinda untuk doa, semangat dan perhatian yang telah
diberkikan kepada penulis.
9. Kepada kakak dan abang yang ada di Pusat Inkubator Bisnis Cikal USU (Bang
Lagut, Putra, Roni dan Iyan Serta Kak Amel) terima kasih atas bantuan dan
dukungannya selama pengerjaan skripsi ini.
10.Sahabat-sahabat seperjuangan (Oki, Nizal, Taufik, Ridwan, Ilman, Aldi, Elly,
Delfi, Ami, Hera, Ana, Ramlah, Febri) dan teman-teman Mahasiswa
(6)
Akhir kata penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi pembaca
pada umumnya dan bermanfaat bagi penulis pada khususnya.
Medan, Juli 2014 Penulis
(7)
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK ... i
ABSTRACT... ii
KATA PENGANTAR ... iii
DAFTAR ISI ... vi
DAFTAR TABEL ... viii
DAFTAR GAMBAR ... ix
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah ... 1
1.2 Perumusan Masalah ... 7
1.3 Tujuan Penelitian ... 7
1.4 Manfaat Penelitian ... 8
BAB II TINJAUAN PUSTAKA KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS 2.1 Uraian Teoritis ... 9
2.1.1 Perkembangan Entrepreneur ... 9
2.1.2 Defenisi Entrepreneurship ... 10
2.1.3 Karakteristik Kewirausahaan ... 13
2.1.4 Spirit Of Entrepreneur ... 15
2.1.5 Kinerja Usaha ... 19
2.1.6 Ruang Lingkup Usaha Kecil dan Menengah... 23
2.1.6.1 Defenisi Usaha Kecil dan Menengah ... 23
2.1.6.2 Ciri-ciri Usaha Kecil Berhasil ... 24
2.1.6.3 Ciri-ciri UsahaMenengah ... 24
2.1.6.4 Kekuatan dan Kelemahan Usaha Kecil dan Menengah ... 25
2.2 Penelitian Terdahulu ... 26
2.3 Kerangka Konseptual ... 28
2.4 Hipotesis ... 31
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian... 33
3.2 Tempat dan Waktu Penelitian ... 33
3.3 Batasan Operasional ... 33
3.4 Defenisi Operasional ... 34
3.5 Skala dan Pengukuran Variabel ... 37
3.6 Populasi dan Sampel ... 38
3.6.1 Populasi ... 38
3.6.2 Sampel ... 38
3.7 Jenis Data Penelitian ... 39
(8)
3.9 Uji Validitas dan Realibilitas ... 40
3.9.1 Uji Validitas ... 40
3.9.4 Uji Realibilitas ... 43
3.10 Uji Asmusi Klasik ... 44
3.11 Metode Analisis Data ... 45
3.11.1 Metode Analisis Deskriptif ... 45
3.11.2 Uji Analisis Regresi Linear Berganda ... 46
3.11.3 Pengujian Hipotesis ... 46
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Profil Perusahaan ... 49
4.1.1 Sejarah Pusat Inkubator Bisnis Cikal USU ... 49
4.1.2 Visi dan Misi Pusat Inkubator Bisnis Cikal USU ... 54
4.1.2.1 Visi Pusat Inkubator Bisnis Cikal USU ... 54
4.1.2.2 Misi Pusat Inkubator Binis Cikal USU ... 54
4.1.3 Struktur Pusat Inkubator Bisnis Cikal USU ... 55
4.2 Hasil Penelitian ... 55
4.2.1 Analisis Deskriptip ... 55
4.2.2 Analisis Statistik ... 72
4.2.2.1 Uji Asumsi Klasik ... 72
4.2.2.2 Analsisi Regresi Linear Berganda ... 78
4.2.2.3 Uji Hipotesis ... 81
4.3 Pembahasan ... 88
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ... 91
5.2 Saran ... 92
DAFTAR PUSTAKA ... 94
(9)
DAFTAR TABEL
No. Tabel Judul Halaman
1.1 Jumlah Usaha Kecil Binaan Pusat Inkubator Bisnis Cikal USU ... 4
2.1 Ciri dan Watak Kewirausahaan ... 13
3.1 Operasionalisasi Variabel ... 36
3.2 Instrumen Skala Likert ... 37
3.3 Uji Validitas ... 40
3.4 Uji Reslibilitas ... 44
4.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 56
4.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia ... 57
4.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Status ... 57
4.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan Terakkhir ... 58
4.5 Distribusi Jawaban Responden Variabel Self Directed ... 59
4.6 Distribusi Jawaban Responden Variabel Self-Nurturing ... 61
4.7 Distribusi Jawaban Responden Variable Action-Oriented ... 62
4.8 Distribusi Jawaban Responden Variabel Highly-Energic ... 63
4.9 Distribusi Jawaban Responden Variabel Toleran of Uncertainty ... 65
4.10 Distribusi Jawaban Responden Variabel Perubahan Teknologi ... 66
4.11 Distribusi Jawaban Responden Variabel Perubahan Struktur Pemerintah dan Politik ... 67
4.12 Distribusi Jawaban Responden Variabel Intrapreneurship ... 68
4.13 Distribusi Jawaban Responden Variabel Kinerja Usaha ... 69
4.14 One-Sample Kolomogorv-Smirnov Test ... 74
4.15 Hasil Uji Glejser Heterokedastisitas ... 77
4.16 Hasil Uji Multikolinieritas ... 78
4.17 Analisi Regresi Linear Berganda ... 79
4.18 Hasil Uji Signifikansi Simultan (Uji-F) ... 82
4.19 Hasil Uji Signifikansi Parsial (Uji-t) ... 83
(10)
DAFTAR GAMBAR
No. Tabel Judul Halaman
2.1 Kerangka Konseptual ... 28
4.1 Struktur Pusat Inkubator Binis Cikal USU ... 55
4.2 Grafik Histogram Uji Normalitas ... 73
4.2 Scatterplot Uji Normalitas ... 73
(11)
ABSTRAK
PENGARUH SPIRIT OF ENTREPRENEUR TERHADAP KINERJA USAHA PARA PELAKU UKM TENANT
PUSAT INKUBATOR BISNIS CIKAL USU
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh Spirit Of Entrepreneur Terhadap Kinerja Usaha Para Pelaku UKM Tenant Pusat Inkubator Bisnis Cikal USU yang beralamat di Jalan Dr. Mansur No. 9B Kampus Universitas Sumatera Utara.
Penelitian ini termasuk penelitian asosiatif. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh UKM Tenant yang dimiliki oleh Pusat Inkubator Bisnis Cikal USU, dengan jumlah responden sebanyak 70 reponden. Pengujiann hipotesis dilakukan dengan menggunakan analisis regresi linear berganda dengan variabel bebas, yaitu Self-Directed, Self-Nurturing, Action-Orientd, Highly-Energic,Tolerant of Uncertainty, Perubahan Teknologi, Perubahan Struktur Pemerintah dan Politik, Intrapreneurship dan variabel terikat yaitu Kinerja Usaha.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara serempak variabel bebas berpengaruh positif dan signifikan terhadap variabel terikat. Berdasarkan hasil pengujian koefisien determinasi (R2), nilai R Square sebesar 0,633 berarti sebesar 63,3% variabel Kinerja Usaha dapat dijelaskan oleh variabel Directed, Self-Nurturing, Action-Oriented, Highly-Energic, Tolerant of Uncertainty, Perubahan Teknologi, Perubahaan Struktur Pemerintahan dan Politik, dan Intrapreneurship, sedangkan sisanya sebesar 36,7% dijelaskan oleh variabel-variabel lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini. Pengaruh Spirit Of Entrepreneur yang penulis teliti menunjukkan hubungan yang erat yaitu sebesar 79,6%.
(12)
ABSTRACT
EFFECT SPIRIT OF ENTREPRENEUR ON PERFORMANCE BUSINESS THE ACTORS SMEs TENANT
PUSAT INKUBATOR BINIS CIKAL USU
This study aims to identify and analyze the effect of Spirit Of Entrepreneur On Performance Business The Actors SME Tenant Pusat Inkubator Bisnis Cikal USU is located at Jl. Dr. Mansur No. 9B Campus University of North Sumatra.
This research includes the study associative. The data used in this study is primary data and secondary data. The population in this study are all ownwd by Tenant SME Pusat Inkubator Bisnis Cikal USU, with respondent total as much as 70 respondents. Hypothesis testing at do by using doubled linear regression analysis with free variable, that is Self-Directed, Self-Nurturing, Action-Orientd, Highly-Energic,Tolerant of Uncertainty, Technological Change, Structure change of Government and Politics, Intrapreneurship and bound variable that is Business Performance.
The results showed that the independent variables simultaneously positive and significant effect on the dependent variable. Based on the test results the coefficient of determination (R2), the value of R Square of 0.633 means 63.3% Business Performance variables can be explained by the variable Self-Directed, Self-Nurturing, Action-Oriented, Highly-Energic, Tolerant of Uncertainty, Technological Change, Structure change of Government and Politics, and Intrapreneurship, while the remaining 36.7% is explained by other variables not examined in this study. Effect of Spirit Of Entrepreneur which author researched showed a tight relationship that is equal to 79.6%.
(13)
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
Tumbuh dan berkembangnya perekonomian di suatu negara tidak terlepas
dari peran para pengusaha (entrepreneur) baik besar, menengah maupun kecil.
Wirausaha berperan penting dalam penyerapan tenaga kerja. Hal ini menunjukkan
bahwa peran wirausahawan atau masyarakat pengusaha sangat penting dan
strategis dalam memicu pertumbuhan dan pembangunan ekonomi suatu negara.
Di samping itu untuk meningkatkan penjualan usaha, harus diikuti peningkatan
pembangunan infrastruktur yang baik.
Usaha Kecil dan Menengah (UKM) adalah salah satu usaha yang menjadi
motor penggerak bagi pertumbuhan ekonomi pada suatu negara. Dan,
memberikan kontribusi dalam mengurangi pengangguran, memerangi kemiskinan
dan pemerataan pendapatan.
Usaha Kecil dan Menengah (UKM) di Indonesia menjadi suatu fenomena
perekonomian tersendiri. Ketika terjadi kenaikan harga pangan dan bahan baku
sehingga banyak usaha besar mengalami kesulitan dalam usahanya, usaha kecil
menengah mampu mempertahankan usahanya di tengah krisis ekonomi.
Sektor usaha mikro kecil dan menengah di samping memiliki potensi yang
cukup juga memiliki prospek untuk dikembangkan, selain itu juga memiliki
karakteristik yang berbeda dengan usaha besar dilihat dari skala usaha, jumlah
karyawan, kapasitas dan omset penjualan sehingga memiliki ketangguhan dan
(14)
perkembangan sektor UKM yang kini mendapat perhatian dari pemerintah dan
mendorong minat masyarakat untuk berwirausaha. Pesat tidaknya perkembangan
sektor ini bergantung penuh pada kemampuan dan kinerja para wirausahawan.
Kemampuan untuk mengembangkan usaha tersebut bergantung kepada upaya
para pengusaha itu sendiri memanfaatkan keterampilan bisnisnya untuk
memuaskan pelanggan.
UKM dalam tatanan pembangunan nasional adalah bagian integral dunia
usaha yang merupakan kegiatan ekonomi rakyat yang kedudukan, potensi dan
perannya yang strategis untuk mewujudkan struktur perekonomian yang semakin
seimbang berdasarkan demokrasi ekonomi, sehingga hal ini perlu mendapatkan
perhatian dari pemerintah untuk tetap memberdayakan UKM.
Pusat Inkubator Bisnis Cikal Universitas Sumatera Utara merupakan
perpanjangan tangan dari Lembaga Pengabdian Pada Masyarakat (LP2M). Pusat
Inkubator Binis Cikal USU ingin mewujudkan pelayanan yang mudah, cepat,
mandiri dan propesional. Membantu untuk dapat mempercepat dan
pengembangan UKM Tenant. Meningkatkan peran serta UKM dalam
pengembangan ekonomi masyarakat. Dan, pada akhirnya mewujudkan UKM
yang kreatif dan handal.
Untuk mencapai tujuan ini Pusat Inkubator Bisnis Cikal USU memberikan
Pelatihan dan pendampingan kepada UKM untuk dapat mencapai tujuan UKM
yang kreatif dan handal. Pusat Inkubator Bisnis Cikal USU juga memfasilitasi
pengembangan UKM untuk dapat meningkatkan peran serta UKM dalam
(15)
mendorong UKM Tenant untuk dapat menggunakan teknologi tepat guna dalam
menjalankan usaha yang dilakukan oleh UKM.
Pusat Inkubator Bisnis Cikal USU mempunyai komitmen yang kuat untuk
membantu UKM tenant untuk dapat berkembang dan bersaing di pasar konsumen.
Untuk mencapai semua ini, Cikal membuat program-program yang diterapkan
oleh UKM tenant dalam menigkatkan kinerja usaha yang dimiliki oleh pengusaha.
Menurut Menteri Negara Koperasi dan UKM Inkubator Bisnis adalah
lembaga yang bergerak dalam bidang penyediaan fasilitas dan pengembangan
usaha, baik manajemen maupun teknologi bagi Usaha Kecil dan Menengah untuk
meningkatkan dan mengembangkan kegiatan usahanya dan atau pengembangan
produk baru agar dapat berkembang menjadi wirausaha yang tangguh dan atau
produk yang baru yang berdaya saing dalam jangka waktu tertentu.
Wirausahawan adalah orang yang memiliki kemampuan menemukan dang
mengevaluasi peluang-peluang, menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda
dengan yang sudah ada sebelumnya, mengumpulkan sumber daya yang
diperlukan dan bertindak untuk memperoleh keuntungan dari peluang-peluang itu
(Kasmir, 2006:15). Seorang wirausahawan adalah seorang yang memiliki keahlian
untuk menjual, mulai dari menawarkan ide hingga komoditas baik berupa produk
atau jasa. Dengan kreativitasnya, wirausahawan mampu beradaptasi dengan
berbagai situasi dan kondisi lingkungan. Wirausahawan merupakan pemimpin dan
mereka harus menunjukkan sifat kepemimpinan dalam pelaksanaan sebagian
besar kegiatan-kegiatan mereka. Untuk berhasil, wirausahawan harus mampu
(16)
mengetahui teknik menjual yang strategis mulai dari pengetahuan tentang produk,
ciri khas produk dan daya saing produk terhadap produk sejenis.
Peneliti memilih tempat di Pusat Inkubator Bisnis Cikal USU karena Pusat
Inkubator Bisnis Cikal USU merupakan lembaga Inkubasi Bisnis yang sukses
dalam membina UKM Tenant yang dimiliki dan telah memperoleh banyak
penghargaan. Pusat Inkubator Bisnis Cikal USU juga telah memiliki banyak
UKM Tenant yang telah bergabung. Hal ini, telah peneliti lihat langsung saat
terlibat di beberapa kegiatan yang diadakan oleh Pusat Inkubator Bisnis Cikal
USU. Peneliti melihat semangat dari para pelaku UKM yang ingin bergabung
ataupun sudah bergabung sebagai UKM Tenant Pusat Inkubator Bisnis Cikal
USU.
Jumlah pelaku UKM yang setiap tahunnya bertambah maka akan dapat
meningkatkan tingkat persaiangan antara pelaku usaha. Seiring dengan
bertambahnya jumlah pelaku UKM setiap tahunnya, maka jumlah UKM yang
terdaftar sebagai tenant Pusat Inkubator Bisnis Cikal USU juga mengalami
peningkatan. Terlihat dari tabel 1.1 yang menunjukkan tingkat pertumbuhan usaha
kecil yang bergabung dengan Pusat Inkubator Bisnis Cikal USU.
Tabel 1.1
Jumlah Usaha Kecil Tenant Pusat Inkubator Bisnis Cikal USU
Tahun Jumlah Usaha Pertumbuhan Usaha
(%)
2011 30 -
2012 45 50
2013 140 211,1
(17)
Berdasarkan Tabel 1.1 terlihat peningkatan jumlah usaha kecil yang
terdaftar sebagai usaha tenant Pusat Inkubator Bisnis Cikal USU yang besar setiap
tahunnya. Hal ini, dapat terjadi karena semakin tingginya semangat wirausaha
(spirit of entrepreneur) yang dimiliki oleh pengusaha pelaku UKM. Akan tetapi,
para pelaku UKM masih memiliki kendala dalam menjalankan usaha yang
dimiliki, seperti : Keterbatasan Finansial, Kesulitan Pemasaran, Keterbatasan
Teknologi, dan Keterbatasan Sumber Daya Manusia. Oleh karena itulah, mereka
ingin bergabung sebagai UKM Tenant Pusat Inkubator Bisnis Cikal USU.
Dalam hal ini. Pusat Inkubator Bisnis Cikal USU hanya menjadi fasilitator
dalam membantu perkembangan UKM yang menjadi anggota. Sedangkan,
peningkatan kinerja dari UKM tetap berada pada seberapa besar semangat
wirausaha (spirit of entrepreneur) yang dimiliki oleh setiap pemilik usaha. Karena
ada beberapa UKM yang telah terdaftar sebagai Tenant Pusat inkubator Bisnis
Cikal USU tidak lagi beroperasi yang disebabkan oleh beberapa hal, seperti :
usaha yang bankrut ataupun mendapat larangan dari anggota keluarga untuk terus
melanjutkan usaha yang dimiliki. Dan, mereka yang mampu tetap pada usahanya
dan mampu membuat usaha yang dimiliki jadi lebih berkembang adalah mereka
yang memiliki semangat wirausaha (spirit of entrepeneur) yang tinggi sehingga
mereka tidak akan pernah menyerah dalam mengembangkan usahanya meski
banyak menemukan masalah dalam perjalanan perkembangan usaha.
Tingkat persaingan para pengusaha kecil dan menengah semakin tinggi
dikarenakan semakin bertambahnya jumlah pengusaha kecil dan menengah di
(18)
dengan pengusaha lainnya. Diversifikasi dapat dilakukan pada produk, sistem
palayanan dan promosi usaha. Diversifikasi produk dapat dilakukan dengan
menjual produk sesuai dengan target market yang dituju, kebutuhan konsumen
akan produk apakah produk merupakan kerperluan harian atau hobi. Diversifikasi
dalam pelayanan dapat dilakukan dengan memberikan pelayanan yang ramah
sehingga dapat memberikan rasa nyaman bagi konsumen dan dapat mendorong
kosumen untuk datang kembali. Promosi dapat dilakukan dengan pemberian
potongan harga kepada konsumen di saat-saat tertentu, seperti di saat akhir tahun.
Diversifikasi yang dilakukan oleh para pengusaha dapat menjadi
pendorong bagi kesuksesan usaha yaitu pencapaian kinerja usaha yang maksimal.
Kinerja usaha yang maksimal bukanlah hal yang mudah. Semangat kerja, produk
unggulan dan keberhasilan merupakan capaian hasil kerja seorang pengusaha
dalam melakukan kegiatan usaha, baik dalam pengembangan produktifitas
maupun kesuksesan dalam hal pemasaran, sesuai dengan tanggung jawab dan
wewenangnya. (Ranto, 2007:19).
Menurut Ivancevich (Ranto, 2007:19) kinerja merupakan job performance,
adanya semangat kerja yang didalamnya termasuk beberapa nilai keberhasilan
baik bagi organisasi maupun individu. Menurut Sastrohardiwirjo (2002:235)
kinerja adalah prestasi yang dicapai seseorang dalam melaksanakan tugas dan
pekerjaan yang diberikan kepadanya. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa
kinerja usaha adalah serangkaian capaian hasil kerja seorang pengusaha dalam
(19)
kesuksesan dalam hal pemasaran, sesuai dengan wewenang dan tanggung
jawabnya.
Kondisi kenerja usaha ini sangat dipengaruhi oleh Spirit Entrepreneur dari
para pengusaha. Spirit adalah semangat atau jiwa seseorang wirausaha yang
merupakan kekuatan dalam menjalankan wirausaha agar sukses sesuai visi yang
diharapkan (Echols, 2000:546). Semangat merupakan energi untuk mengerjakan
suatu pekerjaan karena ada keinginan dan hasrat untuk mencapainya, yaitu adanya
unsur manfaat dan tujuan. Spirit Of Entrepreneur membentuk seseorang untuk
selalu berusah kreatif dan menciptakan suatu inovasi dalam kegiatan usahanya.
Berdasarkan uraian tersebut, maka penulis tertarik untuk mengadakan
penelitian dengan judul “Pengaruh Spirit Of Entrepreneur Terhadap Kinerja Usaha Para Pelaku UKM Tenant Pusat Inkubator Bisnis Cikal USU”.
1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka peneliti merumuskan
perumusan masalah dalam penelitian ini adalah :
“Apakah Spirit Of Entrepreneur Berpengaruh Positif dan Signifikan Terhadap Kinerja Usaha Para Pelaku UKM Tenant Pusat Inkubator Bisnis Cikal USU?”
1.3 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dan
menganalisis Pengaruh Spirit Of Entrepreneur Terhadap Kinerja Usaha Para
(20)
1.4 Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Bagi Pusat Inkubator Bisnis Cikal USU
Sebagai bahan masukan dan informasi bagi pengelola untuk
mengetahui kinerja usaha dari pelaku UKM yang dibina langsung oleh
Pusat Inkubator Bisnis Cikal USU.
2. Bagi Peneliti
Untuk menambah wawasan dan pengetahuan peneliti di samping
memberikan kontribusi pemikiran di bidang wirausaha, khususnya
yang berkaitan dengan pengaruh dari spirit of entrepreneur.
3. Bagi Pihak Lain
Penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan masukan untuk
melakukan penelitian lebih mendalam yang berhubungan dengan
(21)
BAB II
TINJUAN PUSATAKA, KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS
2.1 URAIAN TEORITIS
2.1.1 Perkembangan Entrepreneurship
Istilah entrepreneurship baru mulai terkenal dalam kosakata bisnis pada
tahun 1980-an, walaupun istilah entrepreneurship telah muncul pada abad ke-18
ketika ekonom Prancis Richard Cantillon mengiatkan entrepreneur dengan
aktivitas menanggung resiko dalam perekoomian. Pada tahun 1800-an, J.B Say
memperkenalkan istilah entrepreneurship dalam diskusi entrepreneur sebagai
orang yang memindahkan sumber daya ekonomi dari area yang produktiitasnya
rendah ke area yang produktiitasnya tinggi. (Zimmer, Scarborough, & Wilson,
2008).
Menurut Hendro, (2011:23) entrepreneurship berkembang berdasarkan
naluri, personality, dan alamiah, karena zaman dahulu belum ada suatu konsep
yang jelas mengenai entrepreneurship. Terjemahan bebas dari entrepreneur
adalah orang yang berani memutuskan dan mengambil resiko dari suatu
pekerjaan, proyek, ide, atau lebih pilihan di mana semua pilihannya memiliki
manfaat dan resiko yang berbeda.
Entrepreneur adalah seseorang yang berusaha berpikir beda, seperti
Marcopolo, Christoper Columbus, dan lain-lain. Columbus berpikir bahwa ada
(22)
mencari sesuatu yang berbeda dan baru. Entrepreneurship berubah makna dari
sekedar mengambil resiko menjadi menjual menfaat untuk menukar resiko yang
akan terjadi. Bila manfaat sebuah pekerjaan itu lebih besar dari resiko yang
ditawarkan kepada orang lain yang akan mendanainya, maka itulah suatu makna
menjadi Entrepreneur.
Kata entrepreneur berasal dari bahasa Prancis, entre berarti “antara” dan
prendre berarti “mengambil”. Kata ini pada dasarnya digunakan untuk
menggambarkan orang-orang yang berani mengambil resiko dan memulai sesuatu
yang beru. Selanjutnya, pengertian entrepreneurship diperluas hingga mencakup
inovasi. Melalui inovasi menuculah kebaharuan yang dapat berbentuk produk
baru hingga sistem distribusi baru. Produk baru misalnya, tidak mesti terkait
dengan teknologi canggih karena produk yang sederhana juga dapat meyajikan
kebaharuan, contohnya rasa baru pada produk makanan. (Wijatno, 2009:1)
2.1.2 Defenisi Entreprenurship
Sejauh ini, juga telah terdapat defenisi mengenai entrepreneurship yang
mempertimbangkan perspektif bisnis manajerial dan personal. Stevanson,
Roberts, dan Grousbeck (1994) memandang entrepreneurship sebagai suatu
pendekatan manajemen dan mendefenisikannya sebagai “pengejaran peluang
tanpa memperhatikan sumber daya yang dikendalikan saat ini”. Schraam (2006)
mendefenisakan entrepreneurship sebagai proses seseorang atau sekelompok
orang memikul resiko ekonomi untuk menciptakan organisasi baru yang akan
mengeksploitasikan teknologi baru atau proses inovasi yang menghasilkan nilai
(23)
sebagai proses seorang individu mengejar peluang tanpa memperhatikan sumber
daya yang dimiliki saat ini. Hisrich, Peters, dan Shepherd (2008) memberikan
defenisi entrepreneurship sebagai “proses penciptaan kekayaan incremental.
Karena entrepreneurship ditemui di semua profesi, defenisi di atas dipandang
terbatas (Wijatno, 2009:2).
Menurut Suryana (2013:2) Kewirausahaan (entrepreneurship) adalah
suatu disiplin ilmu yang mempelajari tentang nilai, kemampuan (ability), dan
perilaku seseorang dalam menghadapi tantangan hidup dan cara memperoleh
peluang dan berbagai risiko yang mungkin dihadapinya. Sedangkan menurut
Zimmerer (1996), “”Entrepreneurship is the result of disciplined, systematic
procces of applying creativity and innovations to needs and opportunities in the marketplace”.
Defenisi lain mengenai kewirausahaan menurut Soeharto Prawirokusumo
(Suryana, 2013:2), kewirausahaan merupakan displin ilmu tersendiri yang
independen dan telah diajarkan sebagai suatu disiplin ilmu tersendiri yang
independen karena meliputi hal-hal sebagai berikut.
1. Kewirausahaan berisi bidang pengetahuan (body of knowledge) yang utuh dan
nyata, yaitu terdapat teori, konsep, dan metode ilmiah yang lengkap.
2. Kewirausahaan memiliki dua konsep, yaitu posisi permulaan usaha/ventura
(venture start-up) dan perkembangan usaha (venture-growth), ini jelas tidak
termasuk dalam kerangka bidang materi manajemen umum (framework
general management course) yang memisahkan antara manajemen dan
(24)
3. Kewirausahaan merupakan disiplin ilmu yang memiliki objek tersendiri, yaitu
kemampuan untuk menciptakan suatu yang baru dan berbeda (ability to
created new and different things).
4. Kewirausahaan merupakan alat untuk menciptakan pemerataan usaha dan
pendapatan atau kesejahteraan rakyat yang adil dan makmur.
Menurut Hendro (2011:29) kewirausahaan adalah padanan kata dari
entrepreneurship dalam bahasa Inggris, unternehmer dalam bahasa Jerman,
ondernemen dalam bahasa Belanda. Sedangkan di Indonesia diberi nama
Kewirausahaan. Menurut Peggy Kewirausahaan adalah suatu usaha yang kreatif
yang membangun value dari yang belum ada menjadi ada dan bisa dinikmati oleh
banyak orang.
Dapat kita simpulkan bahwa Entrepreneurship adalah suatu kemampuan
untuk mengelola suatu yang ada dalam diri Anda untuk dimanfaatkan dan
ditingkatkan agar lebih optimal (baik) sehingga bisa meningkatkan taraf hidup
Anda di masa mendatang. (Hendro, 2011:30)
Menurut (Zimmer, Scarborough, & Wilson, 2008:4) Seorang wirausaha
(entrepreneur) adalah seseorang yang menciptakan bisnis baru dengan mengambil
resiko dan ketidakpastian demi mencapai keuntungan dan pertimbangan dengan
cara mengidentifikasi peluang yang signifikan dan menggabungkan
sumber-sumber daya yang diperlukan sehingga sumber-sumber-sumber-sumber daya itu bisa
dikapitalisasikan. Walaupun banyak orang mengagas ide bisnis hebat, banyak di
antara mereka tidak pernah mengambil tindakan apapun atas ide tersebut. Ini
(25)
Kewirausahaan adalah kemampuan seseorang dalam berfikir kreatif,
berani mengambil resiko dan berperilaku inovatif yang dijadikan dasar, sumber
daya, tenaga penggerak, tujuan, siasat, kiat, dan proses dalam menghadapi
tantangan dan peluang yang ada.
2.1.3 Karakteristik Kewirausahaan
Ciri dan watak kewirausahaan menurut Meredith (Suryana, 2013:22)
mengemukakan enam ciri dan watak kewirausahaan yang dijelaskan pada Tabel
2.1:
Tabel 2.1
Ciri dan Watak Kewirausahaan
Karakteristik Watak
1. Percaya diri dan optimis
Memiliki kepercayaan diri yang kuat, ketidakbergantungan terhadap orang lain dan individualitas.
2. Berorientasi pada tugas dan hasil
Kebutuhan untuk berprestasi, berorientasi laba, mempunyai dorongan kuat, tekun dan tabah, bertekad kerja keras serta inisiatif, dan memiliki bisnis plan atau perencanaan.
3. Berani mengambil resiko
dan menyukai tantangan Mampu mengambil resiko yang wajar.
4. Kepemimpinan
Berjiwa kepemimpinan, mudah beradaptasi dengan orang lain, dan terbuka terhadap saran dan kritik.
5. Keorisinalitasan Inovatif, kreatif, dan fleksibel.
6. Berorientasi masa depan Memiliki visi dan perspektif terhadap masa depan.
Sumber : Suryana (2013:22)
Menurut Scarborough dan Zimmerer (Suryana, 2013:23), terdapat delapan
(26)
1. Rasa tanggung jawab (desire for responsibility), yaitu memiliki rasa tanggung
jawab atas usaha-usaha yang dilakukannya. Seseorang yang memiliki rasa
tanggung jawab akan selalu berkomitmen dan wawas diri.
2. Memilih resiko yang moderat (preference for moderate risk), yaitu lebih
memilih resiko yang moderat, artinya selalu menghindari resiko, baik yang
terlalu rendah maupun terlalu tinggi.
3. Percaya diri terhadap kemampuan diri sendiri (confidance in their ability to
succses), yaitu memiliki kepercayaan diri atas kemampuan yang dimilikinya
untuk memperoleh kesuksesan.
4. Menghendaki umpan balik segera (desire for immediate feedback), yaitu
selalu menghendaki adanya umpan balik dengan segera, ingin cepat berhasil.
5. Semangat dan kerja keras (high level of energy), yaitu memiliki semangat dan
kerja keras untuk mewujudkan keinginannya demi masa depan yang lebih
baik.
6. Berorientasi ke dapan (future orientation), yaitu berorientasi masa depan dan
memiliki perspektif dan wawasan jauh ke depan.
7. Memiliki keterampilan berorganisasi (skill at organizing), yaitu memiliki
keterampilan dalam mengorganisasikan sumber daya untuk menciptak nilai
tambah.
8. Menghargai prestasi (value of achievement over money), yaitu lebih
(27)
2.1.4 Spirit Of Entrepreneur
Menurut Hendro (2011:174) Semangat (Spirit) dan gairah merupakan hal
yang menarik untuk dijelaskan secara lebih detail. Tampaknya sama namun
intinya berbeda. Mari kita uraikan apa itu semangat dan apa itu gairah.
Semangat : energi untuk mengerjakan suatu pekerjaan karena ada
keinginan dan hasrat untuk mencapainya, yaitu adanya unsur manfaat dan tujuan.
Gairah : energi yang diperlukan dalam mengerjakan suatu pekerjaan karena ada
unsur kecintaan, kesukaan dan hobi didalamnya (love). Jadi, bukan semata-mata
karena ada manfaat dan tujuannya saja.
Sumber energi yang dibutuhkan dalam kegiatan kewirausahaan atau
kegiataan apapun adalah mempunyai semangat (ada harapan) dan gairah untuk
mengerjakannya. Kedua-duanya adalah satu dan menjadi sumber energi
(motivasi) dalam berwirausaha. Kunci penting dalam menciptakan semangat
kewirausahaan itu bisa disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu:
1. Figur bagi seseorang guna membangkitkan semangat; karena melihat orang itu
sukses dan kaya, maka ia ingin menjadi seperti orang itu.
2. Suka mencari tantangan baru untuk menciptakan gairah, yaitu cinta akan
kewirausahaan.
3. Kepepet atau keterpaksaan karena harus tetap bertahan (survive) dan hidup.
Semangat bisa muncul karena keinginan untuk tetap bertahan hidup.
4. Keinginan untuk memperbaiki taraf hidup yang lebih baik lagi; tidak ingin
(28)
5. Mengalami kegagalan dalam meniti karir perkerjaan dan mengambil jalan
pintas untuk semangat menjadi wirausahawan.
6. Memang cita-cita sejak kecil untuk menjadi wirausahawan.
7. Kenyamanan dan financial freedom-nya.
Menurut Suryana (2008:3) Proses kreatif dan inovatif hanya dilakukan
oleh orang-orang yang memiliki kepribadian kreatif dan inovatif, yaitu orang yang
memiliki jiwa, sikap, dan perilaku kewirausahaan, dengan ciri-ciri : (1) penuh
percaya diri; (2) memiliki inisiatif; (3) memiliki motif berprestasi; (4) memiliki
jiwa kepemimpinan; dan (5) berani mengambil resiko dengan penuh perhitungan
(oleh karena itu menyukai tantangan).
Jiwa kewirausahaan atau entrepreneurship dapat mendorong suksesnya
seseorang terutama pada era globalisasi dan informasi karena kriteria yang
dibutuhkan oleh pasar adalah para lulusan perguruan tinggi yang memiliki jiwa
kewirausahaan. Krisis ekonomi yang menyebabkan jumlah lapangan kerja tidak
tumbuh bahkan berkurang karena bangkrut. Hal ini menuntut para lulusan
perguruan tinggi tidak hanya mampu berperan sebagai pencari kerja tetapi juga
harus mampu berperan sebagai pencipta kerja.
Entrepreneur memiliki banyak kesamaan dengan sifat kerakter pemimpin
dan seringkali dikotraskan dengan manajer dan administrator yang lebih
methodical dan kurang mengambil resiko. Kemampuan seorang entrepreneur
memiliki kepribadian untuk menanggung resiko, mengambil inisiatif,
menciptakan visi, dan mengarahkan orang lain untuk mengikuti arahan tidak
(29)
Nickels (2005:176) menyebutkan untuk mendapatkan
kemampuan-kemampuan tersebut seorang entrepreneur harus memiliki Spirit Of Entrepreneur,
yaitu :
1. Self – Directed (Mengarahkan Diri)
Entrepreneur hendaknya bersikap menyenangkan dan memiliki
disiplin diri yang tinggi walaupun meruapakan pemilik usaha dan penanggung
jawab akan keberhasilan maupun kegagalan usaha.
2. Self – Nurturing (Percaya Diri)
Entrepreneur harus percaya akan ide yang didapatnya walaupun tidak
ada orang yang memikirkannya, dan harus melengkapi antusiasme
entrepreneur.
3. Action-Oriented (Berorientasi Pada Tindakan)
Gagasan bisnis yang luar biasa belumlah cukup tanpa adanya semangat
untuk mewujudkan, mengaktualisasikan, dan mewujudkan impian menjadi
kenyataan.
4. Highly-Energitic (Energik)
Ini bisnis anda, dan anda harus emosional, mental, dan fisik mampu
bekerja lama dan keras.
5. Tolerant of Uncertainty (Toleran Terhadap Ketidakpastian)
Entrepreneur sukses dengan menempuh resiko-resiko yang telah
diperhitungkan sebelumnya. Kewirausahaan tidak ditujukan bagi orang-orang
yang suka memilih keadaan atau takut untuk menerima kegagalan. Tips bagi
(30)
a. Bekerja dengan orang lain, dan pelajari bagaimana mereka mendapatkan
uang
b. Research your market, tetapi jangan dilakukan dalam jangka waktu lama
c. Mulailah usaha anda ketika anda telah memiliki pelanggan. Sebagai
permulaan, jadikan usaha anda sebagai usaha sampingan dahulu.
d. Susun suatu tujuan spesifik tetapi jangan terlalu tinggi karena dalam
memulai usaha, aspek yang paling tersita adalah aspek keuangan anda.
e. Rencanakan beberapa tujuan anda dalam time schedule
f. Biasakan diri anda bergaul dengan orang yang lebih pintar, misalnya
seorang akuntan atau direktur yang tertarik dengan usaha anda dan bisa
memberi jawaban pertanyaan anda seputar usaha yang dilakukan.
g. Jangan takut gagal. New entrepreneur must be ready to run out of time a
few time before they succeed (Nickels, 2005:177)
Menurut Hendro (2011:28) faktor-faktor yang menstimulus “Spirit Of
Entrepreneurship”, yaitu:
1. Perubahan Teknologi
Berkembangnya teknologi dan semakin canggihnya teknologi akan
meciptakan produk, suasana, dan gaya hidup yang berbeda.
2. Perubahan Struktur Pemerintah dan Politik
Perubahan politik akan mempengaruhi perubahan struktur pemerintahaan,
yang berujung pada perubahan peraturan, kebijakan, dan arah perekonomian,
(31)
3. Intrepreneurship
Kemampuan intrepreneurship (entrepreneur di dalam sebuah perusahaan
intrenal) yang semakin baik dan kuat akan memunculkan gairah entrepreneur.
Hal ini disebebkan karena kreativitas, inovasi, ketatnya persaingan, perubahan
organisasi, dan lain-lain. Jadi, organisasi secara tidak langsung
mengembangkan jiwa entrepreneurship seseorang.
2.1.5 Kinerja Usaha
Kinerja merupakan serangkaian kegiatan manajemen yang memberikan
gambaran sejauhmana hasil yang sudah dicapai dalam melaksanakan tugas dan
tanggung jawabnya dalam akuntabilitas publik baik berupa keberhasilan maupun
kekurangan yang terjadi . Ivancevich (Ranto, 2007:19)
Jenis kinerja dapat diklasifikasikan sebagai kinerja manusia, kinerja mesin
dan kinerja organisasi dimana hasil kegiatan dilaksanakan secara efisien dan
efektif.. Dalam menilai kinerja yang efektif dapat mempengaruhi dua hal yaitu
produktivitas dan kualitas kerja yang dapat dinilai dengan melakukan langkah –
langkah (1) mendefinisikan pekerjaan; (2) menilai kinerja dan (3) memberikan
umpan balik, dan adanya akuntabilitas yang jelas. Dessler (Ranto, 2007:19)
Menurut Kotter dan Hesket (Ranto, 2007:19) jenis kinerja terdiri dari dua yaitu
(1) kinerja ekonomis, menghasilkan etos kerja yang kuat dan berkualitas, dan (2)
kinerja unggul, menghasilkan produk unggulan.
Kinerja usaha para pengusaha adalah serangkaian capaian hasil kerja
dalam melakukan kegiatan usaha, baik dalam pengembangan produktivitas
(32)
jawabnya. Kinerja usaha yaitu semangat kerja, kualitas kerja, produk unggulan,
dan keberhasilan usaha yang mempunyai hubungan signifikan terhadap kinerja
pengusaha.
1. Semangat kerja
Semangat kerja adalah dorongan yang muncul dalam diri seseorang
dalam melakukan suatu pekerjaan sehingga kinerja yang dihasilkan adalah
maksimal dan terdapat nilai – nilai keberhasilan bagi usaha.
2. Kualitas Kerja
Kegiatan usaha yang dijalankan dapat berjalan secara efektif dan
efisisen dan menghasilkan etos kerja yang berkualitas serta mengahsilkan
produk unggulan.
3. Produk unggulan
Produk unggulan merupakan hasil kegiatan usaha yang merupakan
hasil dari rangsangan yang disajikan kepada konsumen melalui interaksi
antara pengusaha dan konsumen. Hasil kegiatan usaha merupakan produk
yang memiliki peringkat penjualan paling tinggi dibandingkan dengan produk
lainnya.
4. Keberhasilan
Keberhasilan usaha adalah suatu keadaan dimana usaha telah berjalan
dengan lancar dilihat melalui keuntungan, jumlah penjualan dan pertumbuhan
(33)
Cara memasuki dunia usaha :
Menurut Suryana (2013:126) ada tiga cara yang dapat dilakukan
untuk memulai atau memasuki usaha baru atau bisnis baru, yaitu mancakup
hal-hal berikut.
1. Merintis usaha baru
Merintis usaha baru dilakukan dengan membentuk dan mendirikan usaha
baru dengan menggunakan modal, ide, organisasi, dan manajemen yang
dirancang sendiri. Ada tiga bentuk usaha baru yang dapat dirintis, yaitu
mencakup perusahaan berikut:
a. Perusahaan milik sendiri/perorangan (sole proprietorship), yaitu
bentuk usaha yang dimiliki dan dikelola sendiri oleh seseorang.
b. Persekutuan (partnership), yaitu kerja sama (asosiasi) antara dua
orang atau lebih.
c. Perusahaan berbadan hukum (corporation), yaitu perusahaan yang
didirikan atas dasar badan hukum dengan modal berupa saham.
2. Membeli perusahaan orang lain (buying).
Membeli perusahaan orang lain, yaitu dengan membeli perusahaan yang
telah didirikan atau dirintis dan diorganisasikan oleh orang lain dengan
nama (goodwill) dan organisasi usaha yang sudah ada. Membeli
perusahaan orang lain pasti ada keuntungan dan kerugian, baik secara
(34)
3. Kerja sama manajemen (franchising).
Waralaba (franchising) ialah kerja sama antara terwaralaba (franchisee)
dengan pewaralaba (franchisor/parent company) dalam mengadakan
persetujuan jual-beli hak monopoli untuk menyelenggarakn usaha
(waralaba). Kerja sama ini biasanya dengan dukungan awal, seperti
pemilihan tempat, rencana bangunan, pembelian peralatan, pola arus
kerja, pemilihan karyawan, pembukuan, pencatatan dan akuntansi,
konsultasi, penetapan standar, promosi, pengendalian kualitas, riset,
nasihat hukum, dan sumber-sumber permodalan.
Entrepreneur dalam memasuki arena bisnis atau memulai usaha baru,
dituntut tidak hanya memiliki kemampuan tetapi juga harus memiliki ide dan
kemauan yang terwujud dalam bentuk produk yang laku di pasar. Seorang
pengusaha dalam merintis usaha baru, terdapat beberapa hal yang harus
diperhatikan, yaitu mencakup hal-hal berikut:
1. Bidang dan jenis usaha yang dimasuki.
2. Bentuk usaha dan kepemilikan yang akan dipilih.
3. Tempat usaha yang akan dipilih.
4. Organisasi yang akan digunakan.
5. Jaminan usaha yang akan diperoleh.
(35)
2.1.6 Ruang Lingkup Usaha Kecil dan Menengah 2.1.6.1 Definisi Usaha Kecil dan Menengah
Banyak orang yang kurang jelas tentang batasan dan jenis usaha. Dalam
penentuan batasan ini orang cenderung melihatnya kepada modal awal, asset, dan
pendapatan pertahun. Definisi Usaha Kecil dan Menengah (UKM) dalam
perjalanan sejarahnya telah berkembang dan berubah-ubah sesuai situasi
perekonomian dan kebijakan pemerintah. Usaha Kecil pertama kali diatur dalam
Undang Undang No. 9 Tahun 1995, Usaha Menengah sesuai Instruksi Presiden
No. 10 Tahun 1999 dan terakhir dirubah dengan Undang Undang No.20 Tahun
2008 tentang UKM, sebagai berikut :
a. Usaha Kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang
dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan
anak perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai atau
menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dari usaha menengah
atau usaha besar yang memenuhi kriteria Usaha Kecil sebagaimana dimaksud
dalam undang-undang ini. Usaha Kecil memiliki nilai aset lebih dari Rp50 juta
sampai dengan paling banyak Rp 500 juta tidak termasuk tanah dan bangunan
tempat usaha, atau memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp 300 juta
hingga maksimum Rp 2,5 milyar
b. Usaha Menengah adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang
dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan
anak perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi
(36)
besar dengan jumlah kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan sebagai
diatur dalam undang-undang. Usaha Menengah memiliki kekayaan bersih
lebih dari Rp 500 juta hingga paling banyak Rp 10 miliar tidak termasuk tanah
dan bangunan tempat usaha atau memiliki hasil penjualan tahunan di atas Rp
2,5 miliar sampai paling tinggi Rp 50 miliar.
2.1.6.2 Ciri-ciri Usaha Kecil
Ciri-ciri yang dimiliki oleh usaha kecil adalah sebagai berikut :
1. Jenis barang/komoditi yang diusahakan umumnya sudah tetap dan tidak
gampang berubah.
2. Lokasi/tempat usaha umumya sudah menetap tidak berpindah-pindah.
3. Pada umumnya sudah melakukan administrasi keuangan walau masih
sederhana, keuangan perusahaan sudah mulai dipisahkan dengan keuangan
keluarga.
4. Sudah memiliki izin usaha dan persayaratan legalitas lainnya temasuk NPWP.
5. Sebagaian besar belum dapat membuat manajemen usaha dengan baik seperti
business plan.
2.1.6.3 Ciri-Ciri Usaha Menengah
Ciri-ciri yang dimiliki oleh menengah adalah sebagai berikut :
1. Pada umumnya telah memiliki manajemen dan organisasi yang lebih baik,
lebih tertatur bahkan lebih modern, dengan pembagian tugas yang jelas antara
(37)
2. Telah melakukan manajemen keuangan dengan menerapkan sistem akutansi
dengan teratur, sehingga memudahkan untuk auiditing dan penilain atau
pemeriksaaan termasuk oleh perbankan.
3. Telah melakukan aturan atau pengelolaan dan organisasi perburuhan, telah ada
Jamsostek, pemeliharan kesehatan dan lain-lain.
4. Sudah memiliki segala persyaratan legalitas antara lain izin tetangga, izin
usaha, izin tempat, NPWP, upaya pengelolaan lingkungan dan lain-lain.
5. Sudah akses kepada sumber-sumber pendanaan perbankan.
6. Pada umumnya telah memiliki sumber daya manusia yang terlatih dan
terdidik.
2.1.6.4 Kekuatan Dan Kelemahan Usaha Kecil Dan Menengah
Menurut Alma (2005) dapat dikatakan ada empat (4) faktor umum yang
mempengaruhi kegagalan usaha kecil, yaitu :
a. Manajerial yang tidak kompeten.
b. Kurang memberi perhatian.
c. Sistem kontrol yang lemah.
d. Kurangnya modal.
Sedangkan yang mempengaruhi keberhasilan usaha kecil ada empat (4)
faktor dasar yaitu :
a. Kerja keras, motivasi, dan dedikasi.
b. Permintaan pasar akan produk atau jasa yang disediakan.
c. Kompetensi manajerial.
(38)
Kombinasi antara kekuatan dan kelemahan tersebut sangat menentukan
kemampuan UKM dalam menghadapi tantangan-tantangan yang aktual saat ini
yaitu perkembangan produk dan teknologi informasi yang pesat, akses ke pasar
dan persaingan semakin bebas.
2.2 Penelitian Terdahulu
Menurut Anggereani (2009), dalam penelitian yang berjudul “Pengaruh
Spirit Of Entrepreneur dan Motivation Terhadap Kinerja Usaha Para Pengusaha
Butik Di Sun Plaza Medan”. Dengan menggunatakan Metode Analisis Regresi
Linear Berganda. Menyimpulkan bahwa :
1. Terdapat pengaruh yang signifikan antara Spirit Of Entrepreneur dan
Motivation terhadap kinerja usaha para pengusaha butik di Sun Plaza.
2. Berdasarkan Uji F disimpulkan bahwa variabel Spirit Of Entrepreneur (X1),
dan Motivation (X2) secara bersama-sama berpengaruh positif dan signifikan
terhadap kinerja usaha para pengusaha butik di Sun Plaza Medan dengan nilai
Fhitung diperoleh lebih besar dari nilai Ftabel (2,68) dan tingkat signifikan 0,0001
atau dibawah 0,05.
3. Koefisien korelasi yang menunjukkan keeratan hubungan antara Spirit Of
Entrepreneur dan Motivation terhadap kinerja usaha para pengusaha butik di
Sun Plaza adalah kurang erat ditandai dengan R = 0,405 dan besarnya R 2 =
0,144, artinya 14,4% kinerja usaha para pengusaha butik di Sun Plaza
dipengaruhi oleh Spirit Of Entrepreneur dan Motivation dan 85,6%
(39)
Menurut Ikramuddin (2010), dalam penelitian yang berjudul “Pengaruh
Spirit Of Entrepreneur dan Motivation Terhadap Kinerja Usaha Para Pengusaha
Kerajianan Rotan Di Kota Lhokseumawe”. Dengan menggunakan Metode
Analisis Regresi Linear Berganda. Menyimpulkan bahwa:
Temuan dari hasil penelitian ini menunjukkan faktor-faktor spirit of
entrepreneur (X1) dan motivation (X2) mempengaruhi kinerja usaha pengusaha
industri kerajinan rotan di Kota Lhokseumawe. Oleh karena itu kedua variabel
tersebut harus menjadi prioritas yang harus diperhitungkan dalam meningkatkan
kinerja usaha para pengusaha dalam berwirausaha. Dan motivation (X2)
merupakan faktor yang paling memberi pengaruh terhadap kinerja usaha
pengusaha industri kerajinan di kota Lhokseumawe. Ini memberikan informasi
kepada pengambil kebijakan serta pihak terkait lainnya untuk terus memberikan
motivasi melalui pemberian pelatihan-pelatihan kepada pelaku usaha, penyediaan
bahan baku, penyediaan modal usaha, menampung dan mempromosikan
produk-produk kerajinan rotan kepasar yang lebih luas (domestik dan global market).
Menurut Hafidiah (2010), dalam penelitian yang berjudul “Pengaruh Jiwa
Kewirausahaan Terhadap Keberhasilan Usaha pada Usaha Produk Tekstil di
Kabupaten Bandung”. Dengan menggunakan metode Analaisis Jalur (Path
Analysis). Menyimpulkan bahwa :
1. Jiwa Kewirausahaan yang dimiliki oleh para pemilik usaha kecil produk
(40)
2. Keberhasilan Usaha dalam hal ini adalah tingkat kepuasan akan keberhasilan
usaha yang terdiri daripada usaha kecil produk tekstil di Kabupaten Bandung
cukup tinggi, hal ini didukung oleh jiwa kewirausahaan yang cukup tinggi.
3. Jiwa kewirausahaan secara simultan berpengaruh terhadap keberhasilan usaha
pada usaha kecil produk tekstil di Kabupaten Bandug. Selain itu keberhasilan
usaha dipengaruhi oleh faktor-faktor lain yang tidak ikut diteliti. Secara
parsial jiwa kewirausahaan berpengaruh terhadap keberhasilan usaha pada
usaha kecil produk tekstil di Kabupaten Bandung.
2.3 Kerangka Konseptual
Kerangka konseptual atau kerangka pikir merupakan model konseptual
tentang bagaimana teori berhubungan dengan berbagai faktor yang telah
diidentifikasikan. Suatu kerangka pemikiran akan menghubungkan secara teoretis
antar variabel penelitian, yaitu antara variabel bebas dan terikat. (Sekaran dalam
Sumarni dan Wahyuni, 2006:27).
Setiap pengusaha bertujuan untuk berhasil dalam usahanya yang
memungkinkan keberhasilan mendorong pengusaha untuk memperbarui semangat
dalam berusaha dan mencapai kinerja usaha yang maksimal. Kinerja usaha adalah
ukuran bagi pengusaha dalam menentukan prestasi dan dilihat dari semangat
kerja, kualitas kerja, produk unggulan dan keberhasilan. Dalam mencapai kinerja
usaha yang maksimal diperlukan faktor pendorong dalam diri pengusaha, yaitu
suatu semangat yang dikenal dengan Spirit Of Entrepreneur.
Seorang pengusaha dengan penerapan Spirit Of Entrepreneur pada dirinya
(41)
wirausahawan. Artinya pengusaha yang memiliki Spirit Of Entrepreneur yang
baik, maka akan memiliki kinerja usaha yang tinggi.
Pada dasarnya Spirit Of Entrepreneur dalam penelitian ini dirumuskan
sebagai semangat dan watak yang harus dimiliki oleh seorang pemimpin atau
pemilik usaha yang berkaitan dengan pengelolaan usaha. Menurut Nickels (2005)
Spirit Of Entrepreneur terdiri dari Self-Directed, Self-Nurturing, Action-Oriented,
Highly-Energic, Tolerant of Uncertainty. Dan menurut Hendro (2011)Perubahan
Teknologi, Perubahan Struktur Pemerintah dan Politik, dan Intrepreneurship.
Self-Directed, menurut Nickels (2005:176), adalah Entrepreneur
hendaknya bersikap menyenangkan dan memiliki displin diri yang tinggi
walaupun merupakan pemilik usaha dan penanggung jawab akan keberhasilan
maupun kegagalan usaha. Menurut Anggereani (2009) secara parsial variabel
Self-Directed memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja usaha para
pelaku usaha.
Self-Nurturing, menurut Nickels (2005:176), adalah Entrepreneur harus
percaya akan ide yang didapatnya walaupun tidak ada orang yang memikirkannya,
dan harus antusias. Menurut Anggereani (2009) secara parsial variabel
Self-Nurturing memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja usaha para
pelaku usaha.
Action-Oriented, menurut Nickels (2005:176), adalah gagasan bisnis yang
luar biasa belumlah cukup tanpa adanya semangat untuk menwujudkan,
(42)
Anggereani (2009) secara parsial variabel Action-Oriented memiliki pengaruh
positif dan signifikan terhadap kinerja usaha para pelaku usaha.
Highly-Energitic, menurut Nickels (2005:176), Ini bisnis anda, dan anda
harus emosionel, mental, dan fisik mampu bekerja lama dan keras. Menurut
Anggereani (2009) secara parsial variabel Highly-Energitic memiliki pengaruh
positif dan signifikan terhadap kinerja usaha para pelaku usaha.
Tolerant of Uncertainty, menurut Nickels (2005:176), Entrepreneur
sukses dengan menempuh resiko-resiko yang telah diperhitungkan sebelumnya.
Kewirausahaan tidak ditujukan bagi orang-orang yang suka memilih keadaan atau
takut untuk menerima kegagalan. Menurut Anggereani (2009) secara parsial
variabel Tolerant of Uncertainty memiliki pengaruh positif dan signifikan
terhadap kinerja usaha para pelaku usaha.
Perubahan Teknologi, menurut Hendro (2011:28), Berkembangnya
teknologi dan semakin canggihnya teknologi akan meciptakan produk, suasana,
dan gaya hidup yang berbeda. Perubahan Struktur Pemerintah dan Politik,
menurut Hendro (2011:28), Perubahan politik akan mempengaruhi perubahan
struktur pemerintahaan, yang berujung pada perubahan peraturan, kebijakan, dan
arah perekonomian, sehingga muncullah sebuah gap kebutuhan akan produk.
Intrepreneurship, menurut Hendro (2011:28), Kemampuan
intrepreneurship (entrepreneur di dalam sebuah perusahaan intrenal) yang
semakin baik dan kuat akan memunculkan gairah entrepreneur. Hal ini
(43)
dan lain-lain. Jadi, organisasi secara tidak langsung mengembangkan jiwa
entrepreneurship seseorang.
Berdasarkan uraian di atas maka peneliti menyusun 8 (delapan) variabel
yang menurut peneliti paling mempengaruhi Kinerja usaha dan dapat
digambarkan sebaga berikut:
Gambar : 2.1 Kerangka Konseptual
2.4 Hipotesis
Hipotesis menurut Erlina (2011 : 41), adalah proposisi yang dirumuskan
dengan maksud untuk diuji secara empiris. Proposisi merupakan ungkapan atau
pernyataan yang dapat dipercaya, disangkal, atau diuji kebenarannya mengenai
konsep atau konstruk yang menjelaskan atau memprediksi fenomena-fenomena.
Self-Directed (X1) Self-Nurturing (X2) Action-Oriented (X3) Highly – Energitic (X4) Tolerant of Uncertainty
(X5)
Perubahan Teknologi (X6)
Perubahan Struktur Pemerintah dan Politik
(X7)
Intrepreneurship (X8)
(44)
Dengan demikian hipotesis merupakan jawaban sementara tentang perilaku,
fenomena atau keadaan tertentu yang telah terjadi atau akan terjadi.
Berdasarkan perumusan masalah sebelumnya, maka hipotesis dari
penelitian ini adalah Spirit Of Entrepreneur Berpengaruh Positif dan Signifikan
Terhadap Kinerja Usaha Para Pelaku UKM Tenant Pusat Inkubator Bisnis Cikal
(45)
BAB III
METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian
Jenis penelitian pada skripsi ini adalah penelitian eksplanasi assosiatif,
yaitu penelitian yang menghubungkan dua variabel atau lebih (Ginting &
Situmorang, 2008:57). Adapun variabel yang dihubungkan dalam penelitian ini
adalah variabel Spirit Of Entrepreneur (X) terhadap Kinerja Usaha (Y).
3.2 Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada Pusat Inkubator Bisnis Cikal Universitas
Sumatera Utara. Yang beralamat di Jl. Dr. Mansyur No. 9B di Universitas
Sematera Utara. Penelitian ini akan dilakukan dari bulan Maret 2014 sampai
dengan bulan Juni 2014.
3.3 Batasan Operasional
Untuk menghindari pembahasan yang tidak terarah dan mengakibatkan
tidak tepatnya sasaran yang diharapkan, maka langkah berikutnya penulis perlu
membatasi masalah yang dibahas yaitu hanya pada “Pengaruh Spirit Of
Entrepreneur Terhadap Kinerja Usaha Para Pelaku UMKM Tenant Pusat
Inkubator Cikal USU”. Dimana variabel yang dianalisis adalah sebagai berikut :
1. Variabel Spirit Of Entrepreneur (X), terdiri dari 8 faktor yang mempengaruhi
sebagai berikut ini :
(46)
b. X2 = Self – Nurturing
c. X3 = Action-Oriented
d. X4 = Highly-Energitic
e. X5 = Tolerant of Uncertainty
f. X6 = Perubahan Teknologi
g. X7 = Perubahan Struktur Pemerintah dan Politik
h. X8 = Intrepreneurship
2. Variabel Kinerja Usaha (Y).
3.4 Defenisi Operasional
Tujuan utama pemberian defenisi operasional adalah suatu defenisi yang
diberikan pada suatu variabel dengan cara memberikan arti atau
memspesifikasikan kegiatan, ataupun memberikan suatu operasional yang
diperlukan untuk mengukur variable tersebut. Defenisi variabel akan memberikan
atau menuntun arah peneliti untuk memenuhi unsur penelitian yang
memberitahukan bagaimana caranya mengukur suatu variabel. Dalam penelitian
ini terdapat dua variabel yang diteliti, yaitu :
1. Spirit Of Entrepreneur sebagai variabel X adalah semangat yang dimiliki oleh
seorang entrepreneur untuk mencapai kinerja usaha yang berkualitas. Sikap
mental ini merupakan pendorong bagi entrepreneur untuk mewujudkan tujuan
akhirnya yaitu kesuksesan. (Nickels, 2005:177)
Variabel Spirit Of Entrepreneur (X), terdiri dari 8 faktor yang mempengaruhi
(47)
a. Self – Directed (X1)
Pengusaha hendaknya bersikap menyenangkan dan memiliki disiplin yang
tinggi dalam menjalankan usaha.
b. Self – Nurturing (X2)
Pengusaha harus percaya akan ide, dan harus melengkapi antusiasme.
c. Action-Oriented (X3)
Adanya semangat untuk mewujudkan, mengaktualisasikan, dan
mewujudkan impian.
d. Highly-Energic (X4)
Pengusaha harus emosional, mental, dan fisik mampu bekerja lama dan
keras.
e. Tolerant of Uncertainty (X5)
Pengusaha sukses dengan menempuh resiko-resiko yang telah
diperhitungkan sebelumnya.
f. Perubahan Teknologi (X6)
Semakin canggihnya teknologi akan menciptakan produk, suasana, dan
gaya hidup yang berbeda.
g. Perubahan Struktur Pemerintah dan Politik (X7)
Perubahan struktur pemerintah berujung pada perubahan peraturan,
kebijakan, dan arah perekonomian.
h. Intrepreneurship (X8)
Kemampuan intrepreneurship yang semakin baik dan kuat akan
(48)
2. Kinerja usaha sebagai variabel Y yaitu semangat kerja, kualitas kerja, produk
unggulan, dan keberhasilan usaha mempunyai hubungan signifikan terhadap
kinerja pengusaha. (Ranto, 2007).
Tabel 3.1
Operasionalisasi Variabel
Variabel Pengertian Indikator Variabel Skala Ukur
Self-directed (X1)
Pengusaha hendaknya bersikap
menyenangkan dan memiliki disiplin yang tinggi
1. Disiplin
2. Menyenangkan Likert
Self-nurturing (X2)
Pengusaha harus percaya akan ide yang didapatkan 1. Ide 2. Perencanaan 3. Antusias Likert Action-oriented (X3)
Adanya semangat untuk
mengaktualisasikan,
dan mewujudkan
impian 1. Gagasan 2. Mewujudkan impian 3. Mengaktualisasikan Likert Highly-energetic (X4)
Dalam menjalankan bisnis, harus secara emosional, mental dan fisik bekerja keras 1. Emosional 2. Mental 3. Fisik Likert Tolerant of Uncertainty (X5)
Pengusaha sukses dengan menempuh resiko-resiko yang telah diperhitungkan
1. Meramalkan resiko 2. Berani mengambil
resiko
Likert
Perubahan Teknologi (X6)
Berkembangnya
teknologi dan
semakin canggihnya teknologi
1. Produk baru 2. Suasana baru 3. Gaya hidup berbeda
Likert
Perubahan struktur pemerintah dan politik (X7)
Perubahaan politik akan mempengaruhi perubahaan struktur pemerintah
1. Perubahaan Peraturan 2. Kebijakan
3. Arah perekonomian
Likert
Intrapreneurship (X8)
Kemampuan Intrepreneurship yang semakin baik akan memunculkan gairah entrepreneur
1. Kreativitas 2. Inovasi
3. Ketatnya persaingan 4. Perubahan
organisasi
(49)
Tabel 3.1
Operasionalisasai Variabel
Variabel Pengertian Indikator Variabel Skala Ukur
Kinerja Usaha (Y)
Semangat kerja, kualitas kerja, produk
unggulan, dan
keberhasilan usaha mempunyai hubungan signifikan terhadap kinerja pengusaha
1. Semangat Kerja 2. Kualitas Kerja 3. Produk Unggulan 4. Keberhasilan
Likert
Sumber : Nickels (2005:176), Hendro (2011:28) dan Ranto 2007
3.5 Skala dan Pengukuran Variabel
Sistem pengolahan data yang dilakukan pada penelitian ini adalah dengan
menggunakan Skala Likert, yaitu skala yang digunakan untuk mengukur spirit of
entrepreneur dan kinerja usaha (Situmorang & Lutfi, 2012:6).
Pada penelitian ini responden memilih salah satu dari jawaban yang
tersedia, kemudian masing-masing jawaban diberi skor tertentu. Total skor inilah
yang ditafsir sebagai posisi responden dalam skala Likert. Kriteria pengukuran
untuk variabel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
Tabel 3.2
Instrumen Skala Likert
No Skala Likert Skor
1 Sangat Setuju (SS) 5
2 Setuju (S) 4
3 Ragu-ragu (R) 3
4 Tidak Setuju (TS) 2
5 Sangat Tidak Setuju (STS) 1
(50)
3.6 Populasi dan Sampel 3.6.1 Populasi
Populasi adalah suatu kelompok dari elemen penelitian, di mana elemen
unit terkecil yang merupakan sumber dari data yang diperlukan (Ginting dan
Situmorang, 2008:128). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pelaku
UMKM tenant Pusat Inkubator Bisnis Cikal USU yang sampai saat ini berjumlah
215 pelaku usaha.
3.6.2 Sampel
Sampel adalah suatu bagian dari sampel yang akan diteliti dan dianggap
yang dapat menggambarkan populasinya (Ginting dan Situmorang, 2008:151).
Dalam penelitian ini, sampel diambil dengan rancangan sampel non probabalitas
dengan teknik pengambilan accidental sampling, yaitu teknik penentuan sampel
berdasarkan kebetulan bertemu dengan peneliti dapat digunakan sebagai sampel
(Ginting dan Situmorang, 2008:141).
Ukuran sampel ditentukan dengan menggunakan rumus Slovin (Umar, 2004:78)
yaitu teknik pengambilan sampel di mana peneliti menggunakan sampel dari
populasi dengan rumus:
n
=
Dimana:n = Jumlah Sampel
N = Ukuran Populasi
e = Taraf Kesalahan
(51)
n =
( , )
n = 68,25 dibulatkan 70
Maka berdasarkan perhitugan di atas maka jumlah responden yang dijadikan
sampel dalam penelitian ini adalah sebanyak 70 orang responden.
3.7 Jenis Data Penelitian
1. Data Primer
Data primer merupakan data yang diperoleh langusung dari responden
terpilih pada lokasi penelitian. Data primer diperoleh dengan
memberika kueisioner kepada responden terpilih yang berisikan
pertanyaan mengenai variebel penelitian. Dalam hal ini penulis
memperoleh langusng dari pelaku UMKM Binaa Pusat Inkubator
Bisnis Cikal USU.
2. Data Sekunder
Data sekunder merupakan data yang diperoleh melalui studi
dokumentasi dengan mempelajari berbagai tulisan, informasi
pengelola, maupun dari internet yang ada hubungan dengan penelitian
(52)
3.8 Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpula data yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
1. Wawancara
Yaitu mengadakan tanya jawab langsung dengan pihak yang
mempunyai wewenang dalam memberikan keterengan yang penulis
butuhkan. Wawancara menggunakan alat bantu berupa seperangkat
daftar pertanyaan yang telah dipersiapkan terlebih dahulu atau sering
disebut dengan interview guide.
2. Kueisioner
Kueisioner merupakan metode pengumupulan data yang dilakukan
dengan cara mengajukan beberapa pertanyaan atau pernyataan tertulis
kepada responden untuk dijawab.
3. Studi pustaka
Studi pustaka merupakan pengumpulan data yang menggunakan buku
literatur yang berhubungan dengan masalah yang akan diteliti.
3.9 Uji Validitas dan Reliabilitas 3.9.1 Uji Validitas
Menurut Sitomurang dan Lutfi (2012:76) validitas menunjukkan sejauh
mana suatu alat pengukur itu mengukur apa yang ingin diukur. Sekiranya peneliti
ingin mengukur kueisioner di dalam pengumpulan data penelitian, maka
kueisioner yang disusunnya harus mengukur apa yang ingin diukurnya. Setelah
(53)
data yang terkumpulkan adalah data yang valid. Banyak hal-hal lain yang akan
mengurangi validitas data; misalnya apakah si pewawancara mengumpulkan data
betul-betul mengikuti petunjuk yang telah ditetapkan dalam kueisioner.
Kriteria dalam menentukan validitas suatu kueisioner adalah sebagai
berikut:
Jika rhitung > rtabel maka pertanyaan tersebut valid
Jika rhitung < rtabel maka pertanyaan tersebut tidak valid
Uji Validitas kuesioner dalam penelitian ini menggunakan bantuan
aplikasi Software SPSS versi19.
Penyebaran kuesioner khusus dalam uji validitas dan realiabilitas
diberikan kepada 30 responden di luar dari responden penelitian, tetapi memiliki
karakteristik yang sama dengan responden penelitian yaitu pelaku UKM Tenant
Pusat Inkubator Bisnis Cikal USU. Nilai rtabel dengan ketentuan df= jumlah kasus
(54)
Tabel 3.3 Uji Validitas Item-Total Statistics
Scale Mean if Item Deleted
Scale Variance if Item Deleted
Corrected Item-Total Correlation
Cronbach's Alpha if Item
Deleted
Validitas
VAR00001 156,5667 375,840 ,513 ,941 Valid
VAR00002 156,6333 380,654 ,481 ,941 Valid
VAR00003 156,7667 378,530 ,515 ,941 Valid
VAR00004 157,7000 373,183 ,480 ,941 Valid
VAR00005 157,4000 370,110 ,474 ,941 Valid
VAR00006 156,9000 381,679 ,398 ,942 Valid
VAR00007 156,5667 378,461 ,452 ,941 Valid
VAR00008 158,0000 365,862 ,535 ,941 Valid
VAR00009 157,7333 369,513 ,464 ,942 Valid
VAR00010 157,4333 373,978 ,444 ,942 Valid
VAR00011 157,7000 366,010 ,718 ,939 Valid
VAR00012 157,3333 374,230 ,468 ,941 Valid
VAR00013 157,0333 370,171 ,550 ,941 Valid
VAR00014 157,0000 367,793 ,576 ,940 Valid
VAR00015 157,0000 379,103 ,471 ,941 Valid
VAR00016 156,6667 381,678 ,532 ,941 Valid
VAR00017 156,8000 376,510 ,636 ,941 Valid
VAR00018 156,9000 379,197 ,507 ,941 Valid
VAR00019 156,8000 376,993 ,513 ,941 Valid
VAR00020 157,0333 371,068 ,638 ,940 Valid
VAR00021 157,3000 375,390 ,479 ,941 Valid
VAR00022 157,4667 364,051 ,594 ,940 Valid
VAR00023 158,1000 360,093 ,642 ,940 Valid
VAR00024 157,0333 372,309 ,537 ,941 Valid
VAR00025 156,5333 380,189 ,378 ,942 Valid
VAR00026 156,7333 381,513 ,409 ,942 Valid
VAR00027 156,8667 378,947 ,446 ,941 Valid
VAR00028 156,9667 377,275 ,445 ,941 Valid
VAR00029 156,7667 379,426 ,404 ,942 Valid
VAR00030 156,6667 378,368 ,552 ,941 Valid
(55)
Tabel 3.3 Uji Validitas Item-Total Statistics
Scale Mean if Item Deleted
Scale Variance if Item Deleted
Corrected Item-Total Correlation
Cronbach's Alpha if Item
Deleted
Validitas
VAR00032 156,9333 367,857 ,586 ,940 Valid
VAR00033 157,4667 373,844 ,417 ,942 Valid
VAR00034 157,5333 369,361 ,525 ,941 Valid
VAR00035 156,8667 370,257 ,727 ,940 Valid
VAR00036 157,3000 368,355 ,546 ,941 Valid
VAR00037 157,2333 372,323 ,521 ,941 Valid
VAR00038 156,5333 381,430 ,396 ,942 Valid
VAR00039 156,6000 382,800 ,363 ,942 Valid
VAR00040 157,0667 366,409 ,746 ,939 Valid
VAR00041 157,1667 369,937 ,623 ,940 Valid
VAR00042 157,0333 377,137 ,412 ,942 Valid
VAR00043 157,3667 380,309 ,372 ,942 Valid
VAR00044 157,2333 367,082 ,648 ,940 Valid
Sumber : Hasil Pengolahan SPSS (Mei 2014)
3.9.2 Reliabilitas
Situmorang dan Lutfi (2012:79) Reliabilitas adalah indeks yang
menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur dapat dipercaya atau dapat
diandalkan. Bila suatu alat pengukur di pakai dua kali untuk mengukur gejala
yang sama dan hasil pengukuran yang diperoleh relatif konsisten, maka alat
pengukur tersebut realiabel. Suatu konstruk atau variabel dikatakan reliabel jika
memberikan nilai Cronbach Alpha > 0,80. Uji reliabilitas kuesioner dalam
penelitian ini menggunakan bantuan aplikasi Software SPSS versi19.
Jika rhitung > rtabel maka pernyataan tersebut reliabel
Jika rhitung < rtabel maka pernyataan tersebut tidak reliabel
(56)
Tabel 3.4 Uji Realibilitas Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
0,942 44
Sumber : Hasil Pengolahan SPSS (Mei 2014)
Pada 44 pernyataan dengan tingkat signifikansi 5% diketahui bahwa
koefisien alpha (Cronbach’a Alpha) adalah sebesar 0,942. Ini berarti 0,942 > 0,80
sehingga dapat dinyatakan bahwa kuesioner terebut telah realiebel dan dapat
disebarkan kepada responden untuk dijadikan sebagai instrumern penelitian.
3.10 Uji Asumsi Klasik
Uji asumsi klasik dilakukan sebelum melakukan analisis regresi, agar
dapat diperkirakan yang tidak bias dan efesiensi maka dilakukan pengujian asumsi
klasik yang harus dipenuhi, yaitu :
1. Uji Normalitas
Tujuan uji normalitas adalah ingin mengetahui apakah distribusi sebuah data
mengikuti atau mendekati distribusi normal. Uji normalitas dilakukan dengan
menggunakan pendekatan klomogrov smirnov. Dengan menggunakan tingkat
signifikansi 5% maka nilai Asymp.Sig (2-tailed) di atas nilai signifikan 5%
artinya variabel residual berdistribusi normal (Situmorang & Lutfi, 2011:107).
2. Uji Heterokedastisitas
Uji Heteroskedastisitas digunakan untuk menguji model regresi apakah terjadi
ketidaksamaan atau perbedaan varians dari residual pengamatan yang lain.
(57)
dan jika varians berbeda disebut heteroskedastisitas. Model yang paling baik
adalah apabila tidak terjadi heteroskedastisitas. Cara menganalisis asumsi
heteroskedasstisitas dengan melihat grafik scatter plot di mana jika ada pola
tertentu seperti titik-titik yang membentuk pola tertentu yang teratur maka
mengindikasikan adanya heteroskedastisitas. Sedangkan jika tidak ada pola
yang jelas serta titik-titiknya menyebar di atas dan di bawah angka nol pada
sumbu Y maka tidak terjadi heteroskedastisitas.
3. Uji Multikolinearitas
Adanya hubungan linier yang sempurna diantara variabel-variabel bebas
dalam model regresi. Untuk mengetahui ada atau tidaknya gejala
multikolinearitas dapat dilihat dari besarnya Tolerance Value dan Variance
Inflation Faktor (VIF). Batas Tolerance Value adalah 0,1 dan batas VIF
adalah 5 (Situmorang & Lufti, 2011 : 137), di mana :
a. Tolerance value < 0,1 atau VIF > 5 = terjadi multikolinearitas
b. Tolerance value > 0,1 atau VIF < 5 = tidak terjadi multikolinearitas
3.11 Metode Analisis Data 3.11.1 Metode Analisis Deskriptif
Analisis deskriptif adalah salah satu metode analisis, dengan cara data
disusun dan dikelompokkan, kemudian dianalisis sehingga diperoleh gambaran
(58)
3.11.2 Uji Analisis Regresi Linear Berganda
Metode analisis regresi berganda berfungsi untuk mengetahui pengaruh
variabel bebas, yaitu Spirit Of Entrepreneur (X) terhadap variabel terikat
Kenerja Usaha(Y) Pelaku UKM Tenant Pusat Inkubator Bisnis Cikal USU.
Rumus perhitungan persamaan regresi berganda :
Y= a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4 + b5X5 + b6X6 + b7X7 + b8X8 +e
Dimana :
Y = Kinerja Usaha
a = Konstanta
b1,b2 = Koefesien Regresi
X1 = Skor dimensi Self – Directed
X2 = Skor dimensi Self – Nurturing
X3 = Skor dimensi Action-Oriented
X4 = Skor dimensi Highly-Energitic
X5 = Skor dimensi Tolerant of Uncertainty
X6 = Skor dimensi Perubahan Teknologi
X7 = Skor dimensi Perubahan Struktur Pemerintah dan Politik
X8 = Skor dimensi Intrepreneurship
E = Standar eror
3.11.3 Pengujian Hipotesis
1. Uji F (Uji Simultan)
Uji-F digunakan untuk menguji apakah setiap variabel indeepnden (X)
(1)
Regression
Variables Entered/Removedb
Model Variables Entered Variables Removed Method
1 Intrapreneurship,
PerubahanStrukturPem erintah, SelfDirected, HighlyEnergic, PerubahaanTeknologi, TolerantOfUncertainly, ActionOriented, SelfNurturing
. Enter
a. All requested variables entered. b. Dependent Variable: KinerjaUsaha
Model Summaryb
Model R R Square
Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate
1 ,796a ,633 ,585 3,59662
a. Predictors: (Constant), Intrapreneurship, PerubahanStrukturPemerintah, SelfDirected, HighlyEnergic, PerubahaanTeknologi, TolerantOfUncertainly, ActionOriented, SelfNurturing
(2)
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig.
B Std. Error Beta
1 (Constant) 4,099 4,980 ,823 ,414
SelfDirected ,363 ,113 ,296 3,218 ,002
SelfNurturing ,240 ,280 ,114 ,856 ,395
ActionOriented ,032 ,294 ,012 ,110 ,913
HighlyEnergic -,025 ,286 -,009 -,089 ,930
TolerantOfUncertainly ,331 ,249 ,130 1,329 ,189
PerubahaanTeknologi ,042 ,329 ,016 ,127 ,899
PerubahanStrukturPemerint ah
,263 ,231 ,108 1,137 ,260
Intrapreneurship 1,250 ,280 ,465 4,467 ,000
a. Dependent Variable: KinerjaUsaha
ANOVAb
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 1362,126 8 170,266 13,163 ,000a
Residual 789,074 61 12,936
Total 2151,200 69
a. Predictors: (Constant), Intrapreneurship, PerubahanStrukturPemerintah, SelfDirected, HighlyEnergic, PerubahaanTeknologi, TolerantOfUncertainly, ActionOriented, SelfNurturing b. Dependent Variable: KinerjaUsaha
(3)
(4)
Npar Tests
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized Residual
N 70
Normal Parametersa,b Mean ,0000000
Std. Deviation 3,38169512
Most Extreme Differences Absolute ,072
Positive ,032
Negative -,072
Kolmogorov-Smirnov Z ,605
Asymp. Sig. (2-tailed) ,858
a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.
(5)
Coefficientsa Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients
t Sig.
Collinearity Statistics
B Std. Error Beta Tolerance VIF
1 (Constant) 4,099 4,980 ,823 ,414
SelfDirected ,363 ,113 ,296 3,218 ,002 ,709 1,410
SelfNurturing ,240 ,280 ,114 ,856 ,395 ,339 2,946
ActionOriented ,032 ,294 ,012 ,110 ,913 ,530 1,885
HighlyEnergic -,025 ,286 -,009 -,089 ,930 ,545 1,835
TolerantOfUncertainly ,331 ,249 ,130 1,329 ,189 ,628 1,591
PerubahaanTeknologi ,042 ,329 ,016 ,127 ,899 ,386 2,593
PerubahanStrukturPe merintah
,263 ,231 ,108 1,137 ,260 ,661 1,514
Intrapreneurship 1,250 ,280 ,465 4,467 ,000 ,555 1,802
a. Dependent Variable: KinerjaUsaha
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig.
B Std. Error Beta
1 (Constant) ,190 2,898 ,066 ,948
SelfDirected ,028 ,066 ,064 ,430 ,668
SelfNurturing -,260 ,163 -,340 -1,592 ,117
ActionOriented ,054 ,171 ,054 ,314 ,755
HighlyEnergic ,179 ,167 ,181 1,075 ,287
TolerantOfUncertainly ,098 ,145 ,106 ,677 ,501
PerubahaanTeknologi ,272 ,192 ,284 1,420 ,161
PerubahanStrukturPemerint ah
-,121 ,135 -,138 -,901 ,371
Intrapreneurship -,060 ,163 -,062 -,370 ,713
(6)
Dewan Pakar
Pemasaran & Teknologi Dr. Yenny Absah, SE,
MS.i.
SDM & Manajemen Rizky Putra, SE, MSi
UKM Center Lagut Sutandra, S.Sos, MSP Lembaga Penelitian
Dr. Ir. Harmein Nasution, MSIE LPPM
Prof. Dr. Ir. Edison Purba
REKTOR USU
Prof. Dr. dr. Syahril Pasaribu, DTM&H, MSc.(CTM), Sp.A (K)
DIREKTUR LP3M Prof. Dr. Urip Harahap, Apt
Pusat Inkubator Bisnis & Teknologi CIKAL USU
Prof. Dr.Ritha F. Dalimunthe, SE, MSi
Sekretaris/Admin Amalia Akita, SKM Graphic in House