Profil Pelayanan Swamedikasi oleh Petugas Apotek Terhadap Penderita Batuk di Apotek pada Sepuluh Kecamatan di Kota Medan

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. (2016). MIMS Petunjuk Konsultasi, Edisi 16. Jakarta: PT. Bhuana Ilmu
Populer. Hal. 65-73.
Akhtar, R. (2016). Climate Change and Human Health Scenario in South and
Southeast Asia. New Delhi: Springer. Hal. 229.
Asti, T dan Widya, I. (2004). Pengobatan Sendiri. InfoPOM. 5(6): 1-3.
Blenkinsopp, A., dan Paxton, P. (2005). Symptoms in The Pharmacy: A Guide to
The Management of Common Illness. Malden: Blackwell Publishing. Hal.
9-11.
BPOM RI. (2014). Batuk Kering atau Batuk Berdahak. Info POM. Vol.15 No.4.
Hal. 9-11.
Cipolle, R. J., L. M. Strand, P. C. Morley. (1998). Pharmaceutical Care Practice.
New York: Mc Graw- Hill Companies. Hal. 76-77.
Corelli, R. L. (2007). Therapeutic & Toxic Potential of Over-the-Counter Agents.
In: Katzung, B. G., Basic and Clinical Pharmacology. 10 thed. USA:
McGraw Hill. Hal. 1045-1046.
Depkes RI. (2006). Pedoman Penggunaan Obat Bebas dan Bebas Terbatas.
Jakarta: Departemen Kesehatan RI. Hal. 9, 23-24.
Depkes RI. (2008). Petunjuk Teknis Pelaksanaan Standar Pelayanan
Kefarmasian Di Apotek. Jakarta: Departemen Kesehatan RI. Hal. 34.

Depkes RI. (2008). Materi pelatihan peningkatan pengetahuan dan keterampilan
memilih obat bagi tenaga kesehatan. Jakarta: Departemen Kesehatan RI.
Hal. 1-3.
Dewoto, H. R. (2008). Analgesik Opioid dan Antagonis. Gunawan, S. G.,
Setiabud Y. R. Z., dan Nafrialdi dalam Farmakologi dan Terapi. Edisi
kelima. Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Hal. 228-229.
Djunarko, I. & Hendrawati. (2011). Swamedikasi yang Baik dan Benar.
Yogyakarta: Citra Aji Parama. Hal. 24-25.
Estuningtyas, A., dan Arif, A. (2008). Obat Lokal. Gunawan, S. G., Setiabudy,
R., Nafrialdi., dalam Farmakologi dan Terapi. 5th ed. Jakarta: Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia. Hal. 531-532.

55
Universitas Sumatera Utara

Gitawati, R. (2014). Bahan Aktif dalam Kombinasi Obat Flu dan Batuk, Pilek dan
pemilihan Obat Flu yang Rasional. Jakarta. Media Litbangkes. Vol.24(1):
10-18.
Izzatin, I. A. N. (2015). Persepsi Pasien terhadap Pelayanan Swamedikasi oleh
Apoteker di Beberapa Apotik Wilayah Surabaya Selatan. Surabaya. Jurnal

Ilmiah Mahasiswa Universitas Surabaya. Vol.4 No.2. Hal. 1-3
Khadijah. (2015). Profil Pelayanan Swamedikasi oleh Petugas Apotek Terhadap
Kasus Diare Anak di Apotek Wilayah Kota Medan. Skripsi. Medan:
Fakultas Farmasi. Universitas Sumatera Utara. Hal. 23, 25, 34.
Martin, E. A., (2007). Oxford Concise Medical Dictionary. 7th ed. New York:
Oxford University Press.
Menkes RI. (2015). Aplikasi Pemetaan Sarana Kefarmasian. http://apif.binfar.
Menkes.go.id/. Diakses pada tanggal 28 Desember 2016. Hal. 1-6.
Menkes RI. (2016). Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 73
Tahun 2016 tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Apotek. Jakarta:
Kementerian Kesehatan RI.
Mutschler, E. (1999). Dinamika Obat. Edisi kelima. Bandung: Penerbit ITB. Hal.
519-520.
Nisfiannoor, M. (2009). Pendekatan Statistik Modern untuk Ilmu Sosial. Jakarta:
Salemba Humanika. Hal. 8-12.
Notoatmodjo, S. (2010). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: PT Rineka
Cipta. Hal. 35, 87, 115, 120, 137.
Nugroho, A., & Kristianti, E. (2011). Batuk Efektif dalam Pengeluaran Dahak
pada Pasien dengan Ketidakefektifan Bersihan Jalan Nafas di Instalasi
Rehabilitasi Medik Rumah Sakit Baptis Kediri. Stikes RS. Baptis Kediri.

4(2): 135-142.
Presiden RI. (2009).Peraturan Pemerintah RI No.51 tahun 2009 tentang
Pekerjaan Kefarmasian. Pemerintah Negara RI. Jakarta. Hal. 1-4.
Saminan. (2015). Nilai Spirometri Penderita Batuk Setelah Minum Seduhan Asam
Jawa (Tamarindus indica L.) Sebagai Obat Tradisional. Banda Aceh.
Jurnal Kedokteran Yarsi. Vol.23(1): 028-034.
Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung:
CV Alfabeta. Hal. 2, 4, 61.

56
Universitas Sumatera Utara

Suryawati, S. (1997). Menuju Swamedikasi yang Rasional. Pusat Studi
Farmakologi Klinik dan Kebijakan Obat Universitas Gadjah Mada:
Yogyakarta. Hal. 1-4.
Tan, H.T, dan Rahardja, K. (2010). Obat-obat Penting. Jakarta: Media
Komputindo.
Umar, H. (2004). Metode Riset Perilaku Konsumen Jasa. Jakarta: PT. Gramedia
Pusaka Utama. Hal. 7, 9, 12.
Watson, M.C., Skelton, J.R., Bond, C.M., Croft, P., Wiskin, C.M., Grimshaw,

J.M., and Mollison, J. (2004). Simulated Patient In The Community
Pharmacy Setting: Using Simulated Patients to Measure Practice in the
Community Pharmacy Setting. Pharm World Sci. 26(1): 32, 35, 36.
Watson, M.C., Noris, P., dan Granas, A.G. (2006). A Systematic Review of The
Use of Simulated Patients and Pharmacy Practice Research. International
Journal of Pharmacy Practice. 14(2): 83-93.
WHO. (1998). The Role of the Pharmacist in Self-Care and Self-Medication.
Netherland: Department of Essencial Drugs and Other Medicines World
Health Organization. Hal. 1-11.
Winarti, O. (2013). Profil Pelayanan Asuhan Kefarmasian pada Swamedikasi
Asam Mefenamat di Apotek dengan Metode Simulated Patient. Skripsi.
Malang: Universitas Muhammadiyah Malang. Hal. 1-4.
World Self Medication Industry. (2006). Self care and Self Medication
Responsible Self Care and Self Medication A Worldwide Review of
Consumer Surveys. www.wsmi.org. France. Hal. 32, 35, 36.

57
Universitas Sumatera Utara