Uji Toksisitas Subkronik Ekstrak Etanol Daun Kembang Bulan (Tithonia diversifolia (Hemsley) A.Gray) pada Mencit Jantan

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Uji toksisitas adalah suatu uji untuk mendeteksi efek toksik suatu zat
padasistem biologi dan untuk memperoleh data dosis-respon yang khas
darisediaan uji. Data yang diperoleh dapat digunakan untuk memberi
informasimengenai derajat bahaya sediaan uji tersebut bila terjadi pemaparan
padamanusia,

sehingga

dapat

ditentukan

dosis

penggunaannya

demi


keamananmanusia (Ditjen, POM., 2014).
Uji toksisitas subkronik oral adalah suatu pengujian untuk mendeteksi
efektoksik yang muncul setelah pemberian sediaan uji dengan dosis berulang
yangdiberikan secara oral pada hewan uji selama sebagian umur hewan,
tetapitidak lebih dari 10% seluruh umur hewan.Prinsip dari uji toksisitas
subkronis oral adalah sediaan uji dalam beberapatingkat dosis diberikan setiap
hari pada beberapa kelompok hewan uji dengansatu dosis per kelompok selama
28 atau 90 hari (Ditjen, POM., 2014).
Hasil uji ketoksikan subkronik akan memberikan informasi yang
bermanfaat tentang efek utama senyawa uji dan organ sasaran yang
dipengaruhinya, selain itu juga dapat diperoleh info tentang perkembangan efek
toksik yang lambat berkaitan dengan takaran yang tidak teramati pada uji
ketoksikan akut. Kekerabatan antar kadar senyawa pada darah dan jaringan
terhadap perkembangan luka toksik dan keterbalikan efek toksik (Donatus, 2001).
Pada dasarnya senyawa toksikan tidak mempengaruhi semua organ secara
merata,karena adanya perbedaan tingkat kepekaan dari masing-masing organ,
kadar bahan kimia ataumetabolitnya terhadap organ sasaran serta mekanisme

1
Universitas Sumatera Utara


pemulihan dari setiap organ (Lu, 1995).Ginjal dan hati merupakan organ vital
dalam tubuh. Organ ini oleh beberapa zat kimia dapatdirusak melalui susunan
saraf pusat atau pembuluh darah. Ginjal mudah mengalami kelainanakibat zat
kimia karena ginjal mempunyai volume aliran darah yang tinggi (Lu, 1995)
Hati adalah organ terbesar dan secara metabolisme paling kompleks di
dalam tubuh. Organ ini terlibat dalam metabolisme zat makanan serta sebagian
besar obat dan toksikan. Toksikan dapat menyebabkan berbagai jenis efek toksik
pada berbagai organel dalam sel hati. Hati sering menjadi organ sasaran karena
beberapa hal. Sebagian besar toksikan memasuki tubuh melalui sistem
gastrointestinal, dan setelah diserap, toksikan dibawa oleh vena porta hati ke hati
( Lu, 1995).
World Health Organization (WHO)atau Badan Kesehatan Dunia
menyebutkan bahwa hingga 65 % dari penduduk negaramaju menggunakan
pengobatan tradisional dan obat-obat dari bahan alami (Menkes, RI., 2007). Agar
obat tradisional dapat diterima di pelayanan kesehatan formal, maka hasil data
empirik

harusdidukung


oleh

bukti

ilmiah

adanya

khasiat

dan

keamananpenggunaannya pada manusia. Bukti tersebut hanya dapatdiperoleh dari
penelitian yang dilakukan secara sistematik.Tahapan pengembangan obat
tradisional menjadi fitofarmaka antara lain : seleksi, uji praklinik yang terdiri atas
uji toksisitas dan uji farmakodinamik, standarisasi sederhana, penentuan identitas
dan pembuatansediaan terstandar dan uji klinik (Dewoto, 2007).
Salah satu tumbuhan yang berkhasiat sebagai obat adalah kembang bulan
(Tithonia diversifolia(Hemsley) A. Gray). Penggunaankembang bulan sangat
beragam jenisnya, ada yang digunakan sebagai pengusir serangga atau insect


2
Universitas Sumatera Utara

repellent, antioksidan dan antibiotika, antiinflamasi,analgesik dan antimalaria
(Permatasari, 2013).
Hasil karakterisasi simplisia daun kembang bulan diperoleh kadar
air7,99%, kadar sari yang larut dalam air 22,95%, kadar sari yang larut
dalametanol 15,27%, kadar abu total 5,25% dan kadar abu yang tidak larut
dalamasam 0,29% (Sibagariang, 2014). Berdasarkan hasil pemeriksaan skrining
fitokimia terhadap serbuksimplisia daun kembang bulan terdapat kandungan
senyawa kimia golonganalkaloid, steroid/triterpenoid, glikosida, flavonoid,
saponin dan tanin(Sibagariang, 2014;Taofik,dkk., 2010). Hasil penelitian yang
telah dilakukan terhadap khasiat daun kembang bulan antara lain, ekstrak nheksan sebagai antidiabetes (Sumarny dan Soetjipto, 2011) , ekstrak estil asetat ,
ekstrak n-heksan dan ekstrak etanol sebagai antibakteri (Sibagariang, 2014),
ekstrak etanol sebagai antiinflamasi (Verawati,dkk.,2011), ekstrak metanol dan
klorofom sebagai anti plasmodium (Syarif,dkk., 2006),sebagai insektsida (Taofik
dkk., 2010) dan efek sitotoksik ekstrak etanol (Mardihusodo dkk., 2011).
Penelitian toksisitas sebelumnya pada dosis tunggal ekstrak etanol
kembang bulan dengan rentang waktu 30 menit - 24 jam menunjukkan adanya

efek toksik yang reversibel pada hati dan ginjal dengan LD50 lebih dari 1600
mg/kg bb (Elufioye,et al.,2008).
Berdasarkan uraian diatas peneliti tertarik untuk melakukan pengujian
toksisitas subkronik ekstrak etanol daun kembang bulan(EEDKB) pada mencit
jantan,mengingat pemanfaatannya yang beragam dan belum ditemukan informasi
mengenai batas keamanannya pada pengujian subkronik.

1.2 Perumusan Masalah

3
Universitas Sumatera Utara

a. Apakah EEDKB berpengaruh terhadap gejala toksikmencit jantan?
b. Apakah EEDKB berpengaruh terhadap berat badan mencit jantan?
c. Apakah EEDKB berpengaruh terhadap jumlah pakan mencit jantan?
d. Apakah EEDKBmemberikan efek toksik pada organ hati dan ginjal mencit
jantan?
e. Berapakah batas keamanan dosis EEDKB terhadap mencit jantan pada
pengujian subkronik?
1.3 Hipotesis

a. EEDKB berpengaruh terhadapgejala toksik mencit jantan.
b. EEDKBtidak berpengaruh terhadap berat badan mencit jantan.
c. EEDKB berpengaruh terhadap jumlah pakan mencit jantan.
d. EEDKB memberikan efek toksik pada organ ginjal dan hati mencit jantan.
e. EEDKBaman digunakan pada dosis 250 dan 500 mg/kg bb.
1.4 Tujuan Penelitian
a. Pengaruh EEDKB terhadap gejala toksik mencit jantan.
b. Pengaruh EEDKB terhadap berat badan mencit jantan.
c. Pengaruh EEDKB terhadap jumlah pakan mencit jantan.
d. Pengaruh EEDKB terhadap organ ginjal dan hati mencit jantan.
e. Batas keamanan dosis EEDKB pada mencit jantan pada pengujian subkronik.
1.5 Manfaat Penelitian
Adapun manfaat penelitian ini antara lain:
a. Memberikan informasi mengenai efek toksik yang ditimbulkan dari EEDKB
pada uji subkronik.
b. Memberikan informasi mengenai batas keamanan dosis dari EEDKB.

4
Universitas Sumatera Utara


c. Sebagai acuan uji klinik untuk dijadikan sebagai obat.
1.6 Kerangka Pikir Penelitian
Penelitian dilakukan terhadap mencit jantan yang diberikan EEDKB
selama 28 hari. Tardapat 5 variabel bebas yaitu kelompok kontrol, perlakuan
EEDKB dosis 250, 500, 750 dan 1000 mg/kg bb. Variabel terikat potensi
ketoksikan seperti yang ditunjukan pada Gambar 1.1.

Variabel bebas

Variabel Terikat

EEDKB dosis
250 mg/kg bb
500 mg/kg bb
750 mg/kg bb
1000 mg/kg bb

Parameter

Gejala toksik

Berat badan
Jumlah pakan
Mencit
jantan

Potensi
ketoksikan

Kematian
Makropatologi

CMC
(kontrol)

Histopatologi
Biokimia darah

Gambar 1.1 Diagram kerangka pikir penelitian

5

Universitas Sumatera Utara