Penentuan Asam Lemak Bebas Dalam Coconut Fatty Acid Distillate (Cfad) Dan Palm Fatty Acid Distillate (Pfad) Dengan Metode Titrasi

4

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Minyak Sawit
Minyak kelapa sawit mentah ( Crude Palm Oil/CPO) diperoleh dari hasil
pengolahan tandan buah segar (TBS) kelapa sawit, hasil pertama yang dapat
diperoleh ialah minyak sawit yang terdapat pada daging buah (mesokarp) dan
minyak inti sawit yang terdapat pada kernel. Minyak yang mula-mula terbentuk
dalam buah adalah trigliserida yang mengandung asam lemak bebas jenuh, dan
setelah mendekati masa pematangan buah terjadi pembentukkan trigliserida yang
mengandung asam lemak tidak jenuh.
Seperti jenis minyak lain, minyak sawit tersusun dari unsur C, H, dan O.
Minyak sawit ini terdiri dari fraksi padat dan fraksi cair dengan perbandingan
yang seimbang. Penyusun fraksi padat terdiri dari asam lemak jenuh,antara lain
asam miristat (1%), asam palmitat (45%) dan juga asam stearat. Sedangkan fraksi
cair tersusun dari asam lemak tidak jenuh yang terdiri dari asam oleat (39%) dan
asam lileat (11%). Komposisi tersebut ternyata agak berbeda jika dibandingkan
dengan minyak inti sawit dan minyak kelapa.
Perbedaan jenis asam lemak penyusunnya dan jumlah rantai asam lemak
yang membentuk trigliserida dalam minyak sawit dan juga minyak inti sawit

menyebabkan kedua jenis minyak tersebut mempunyai sifat yang berbeda dalam
kepadatan. Minyak sawit dalam suhu kamar bersifat setengah padat, sedangkan
pada suhu yang sama minyak inti sawit berbentuk cair.

Universitas Sumatera Utara

5

Jika terjadi penguraian minnyak sawit, misalnya dalam proses pengolahan,
maka akan didapatkan berbagai jenis asam lemak dan bahan kimia gliserol yang
jumlahnya sekitar 10% dari bahan baku minyak sawit yang dipergunakan.
Masing-masing bahan kimia tersebut mempunyai ruang lingkup penggunaan yang
tidak sama sehingga dari bahan tersebut dapat dikembangkan lebih lanjut menjadi
produk yang siap pakai atau bahan setengah jadi. ( Lubis,A.U. 1992 )
2.1.1. Keunggulan Nutrisi Minyak Sawit
Minyak sawit memiliki karakteristik yang unik dibandingkan minyak nabati
lainnya. Komposisi asam lemaknya erdiri dari asam lemak jenuh ± 50 %. MUFA
± 40 %, serta asam lemak tidak jenuh ganda ( Polyunsaturated Fatty Acid/ PUFA )
yang relatif sedikit ( ± 10 %).
Dengan komposisi asam lemak yang demikian sebenarnya minyak sawit

tidak dapat dikasifikasikan sebagai lemak jenuh ( Saturated Fat ), seperti halnya
minyak hewani, minyak kelapa atau PKO, tetapi dapat diklasifikasikan sebagai
lemak tidak jenuh ( Unsaturated Fat ).Lebih lanjut, dengan kandungan asam oleat
yang relatif tinggi dan kandungan PUFA yang rendah, minyak sawit sangat cocok
untuk digunakan sebagai medium penggoreng. Minyak kaya akan asam oleat juga
diketahui relatif stabil terhadap suhu penggorengan yang tinggi serta relatif tahan
tehadap kerusakan oksidatif penyebab kerugian minyak selama penyimpanan.
Minyak sawit dapat juga difraksinasi menjadi 2 bagian, yaitu fraksi padat
( stearin) dan fraksi cair (olein). Karakteristik yang berbeda pada fraksi-fraksi
tersebut menyebabkan aplikasinya sangat luas untuk produk-produk pangan atau

Universitas Sumatera Utara

6

non pangan.Adapun komposisi asam lemak dari minyak sawit, fraksi olein dan
fraksi stearin dari minyak sawit, serta minyak inti sawit tertera pada tabel 2.1
Tabel 2.1. Komposisi asam lemak dari minyak sawit, olein, stearin, dan
minyak inti sawit.
Jenis Asam Lemak


CPO(%)

Olein(%)

Stearin(%)

PKO(%)

C 6:0

-

-

-

0 - 0.8

C 8:0


-

-

-

2.4 - 6.2

C 10 : 0

-

-

-

2.6 – 5.0

C 12 : 0


0 - 0.4

0.1 – 0.5

0.1 – 0.4

41.0 – 55.0

C 14 : 0

0.6 – 1.7

0.9 – 1.4

1.1 – 0.8

14.0 – 18.0

C 16 : 0


41.1 – 47.0

38.5 – 41.7

50.5 – 73.8

6.5 – 10.0

C 18 : 0

3.7 – 5.6

4.0 – 4.7

4.4 – 5.6

1.3 – 3.0

C 20 : O


0 – 0.8

0.2 – 0.6

0.3 – 0.6

C 16 : 1

0 – 0.6

0.1 – 0.3