Dasar dasar Perilaku Kelompok Dalam Mema

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Manusia sebagai makhluk sosial senantiasa membutuhkan orang lain.
Meskipun hidup penuh kecukupan, kecerdasan yang cukup dan kekuatan fisik
yang cukup, ia akan selalu membutuhkan lingkungan dimana dia bisa berbagi,
saling memberi support dan bergotong royong. Dia tidak hanya membutuhkan
agama, ilmu pengetahuan, atau hiburan atau kesenian, tapi juga kebersamaan.
Semuanya diperlukan. Karena dengan agama hidup lebih terarah, dengan
pengetahuan hidup akan lebih mudah, dengan seni hidup lebih indah dan dengan
kebersamaan hidup akan lebih berfaidah.
Dalam definisi singkat, teamwork merupakan serangkaian nilai, sikap dan
perilaku dalam sebuah tim. Sehingga tidak selalu terdiri dari sekumpulan orang
dengan gaya, sikap, maupun cara kerja yang sama. Perbedaan antar tim justru
merupakan potensi yang akan membuat sebuah tim menjadi kreatif dan inovatif.
Untuk mencapai kerjasama tim yang baik perlu ditumbuhkan sikap-sikap positif
di antara anggota tim. Antara lain kebiasaan untuk saling mendengarkan sehingga
tercipta komunikasi yang baik, memberikan dukungan kepada anggota tim yang
membutuhkan, dan apresisasi terhadap kontribusi dan pencapaian yang diperoleh
dari setiap anggota tim. Sebuah team work akan menjadi penentu mulus tidaknya
perjalanan organisasi. Sebab itu sangat diperlukan adanya kerjasama yang baik

dalam melaksanakan tanggung jawab dalam keorganisasian.
Melalui kerjasama dan saling berbagi pengetahuan serta ketrampilan,
sebuah tim seringkali mampu menyelesaikan tugas secara efektif, ketimbang
dilakukan oleh seorang individu. “A team is a group organized to work together to
accomplish a set of objectives that cannot be achieved effectively by individuals”.
Tim boleh jadi merupakan kelompok kerja yang relatif permanen, namun juga

1

bisa bersifat temporer yang bertugas untuk menyelesaikan sebuah proyek
tertentu.Tim yang relatif permanen biasanya dinamakan “natural team work”,
sedangkan yang temporer banyak disebut sebagai “a cross-functional action
team”biasanya terdiri dari orang-orang dari berbagai bagian atau departemen.
Bentuk tim yang dianggap paling maju adalah “self-directed”, karenanya tim
semacam ini kurang memerlukan pengawasan, dan memiliki otoritas penuh dalam
penyelesaian tugas-tugasnya. Agar tim bisa bekerja secara efektif dalam
mengembangkan motivasi, kedekatan, dan produktivitas, banyak organisasi yang
memandang pembangunan tim merupakan salah satu aspek dari pengembangan
organisasi.
Kelompok dan Tim adalah dua konsep berbeda. Kelompok atau groups

didefinisikan sebagai dua atau lebih individu yang saling bergantung dan
bekerjasama, yang secara bersama berupaya mencapai tujuan. Kelompok kerja
(work groups) adalah kelompok yang para anggotanya saling berinteraksi
terutama untuk saling berbagi informasi untuk membuat keputusan guna
membantu satu sama lain dalam wilayah kewenangannya masing-masing.
Kelompok kerja tidak memiliki kebutuhan ataupun kesempatan untuk terlibat di
dalam kerja kolektif yang memerlukan upaya gabungan dari seluruh anggota tim.
Akibatnya, kinerja mereka sekedar kumpulan kontribusi parsial dari seluruh
individu anggota kelompok. Tidak ada sinergi positif yang menciptakan tingkat
kinerja keseluruhan yang lebih besar ketimbang totalitas input yang mereka
berikan. Sementara itu, Tim Kerja mengembangkan sinergi positif melalui upaya
yang terkoordinasi. Upaya individual mereka menghasilkan suatu tingkat kinerja
yang lebih besar ketimbang totalitas input para individunya.
Dalam setiap organisasi harus memiliki pemipin agar
berjalan dengan baik. Tanpa adanya pemimpin tentu sangat sulit
dan tidak mudah dalam menjalankan semua elemen dan
komponen

yang


ada

dalam

organisasi

tersebut.

Seorang

pemimpin tidak begitu saja dipiliih dan ditentukan. Ada kriteria-

2

kriteria

tertentu

yang


harus

dimiliki

olehnya.

Segenap

kemampuan dalam berpikir dan berbuat menjadi pertimbangan
yang sangat urgen diperhatikan.
Komunikasi dalam sebuah organisasi perusahaan khususnya dan
umumnyaorganisasi-organisasi lain, biasanya terjadi dalam dua kontek, yaitu
komunikasi yangterjadi di dalam perusahaan (internal communication) dan
komunikasi yang terjadidiluar perusahaan (external communication). Di dalam
komunikasi internal, baiksecara vertical, horizontal, maupun diagonal sering
terjadi kesulitan yangmenyebabkan terjadinya ketidaklancaran komunikasi atau
dengan kata lain terjadimiss komunikasi. Kesulitan ini terjadi dikarenakan adanya
kesalahpahaman, adanyasifat psikologis seperti egois, kurangnya keterbukaan
antar pegawai, adanya perasaantertekan dan sebagainya, sehingga menyebabkan
komunikasi tidak efektif dan padaakhirnya tujuan organisasi pun sulit untuk

dicapai. (Siagian, 2002) Maka penyusun mencoba menguraikan
materi Tim kerja, Tipe dan gaya kepemimpinan serta Komunikasi
tim kerja dalam makalah ini.
1.2. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka dapat di identifikasikan
masalah sebagai berikut :
1. Bagaimanakah konsep tentang Tim Kerja ?
2. Bagaimanakah membentuk Tim Kerja ?
3. Bagaimanakah mengubah individu menjadi pemain Tim Kerja ?
4. Isu kontemporer dalam mengelola Tim.
5. Apa sajakah tipe dan gaya kepemimpinan ?
6. Apa sajakah komunikasi dalam organisasi Tim kerja?

3

1.3. Rumusan Masalah
Berdasarkan identifkasi masalah diatas maka dapat dirumuskan masalah yang
akan diuraikan dalam makalah ini sebagai berikut :
1. Pengertian Tim Kerja.
2. Model keefektifan Tim kerja.

3. Mengubah individu menjadi pemain Tim.
4. Pengelolaan Tim Kerja.
5. Macam-macam teori kepemimpinan.
6. Macam-macam komunikasi dalam Tima Kerja.
1.4. Manfaat
Melalui makalah ini pembaca lebih mengetahui dan memahami fungsi dan
manfaat bekerja dalam tim serta cara pandang komunikasi pemimpin. Fungsi
bekerja dalam tim antara lain dapat mengubah sikap, perilaku, dan nilai-nilai
pribadi, serta dapat turut serta dalam mendisiplinkan anggota lainnya. Anggota
tim yang menyimpang dapat ditekan dan diluruskan dengan kewajiban untuk
mematuhi dan melaksanakan aturan atau norma yang berlaku dalam tim. Selain
itu tim dapat digunakan untuk pengambilan keputusan, merundingkan, dan
bernegosiasi (bargaining). Anggota tim dengan latar belakang yang berbeda-beda
mungkin mungkin saja membawa perspektif atau pengaruh positif terhadap proses
pengambilan keputusan.
Tim tidak hanya penting dan bermanfaat pada organisasi saja, tetapi juga
memberikan manfaat bagi individu para anggotanya. Tim dapat menyediakan
kepuasan sosial bagi para anggotanya. Manfaat lain dari tim adalah meningkatkan
komunikasi interpersonal diantara para anggotanya.


4

5

BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Konsep Tentang Tim Kerja
a. Pengertian Tim Kerja
Banyak pengertian/definisi tentang Tim Kerja yang dikemukakan oleh
para ahli, antara lain :
1. Tim kerja adalah kelompok yang usaha-usaha individualnya menghasilkan
kinerja lebih tinggi daripada jumlah masukan individual1. Hal ini memiliki
pengertian bahwa kinerja yang dicapai oleh sebuah tim lebih baik daripada
kinerja per individu disuatu organsasi.
2. Pekerja tim atau tim kerja adalah orang yang sportif, sensitive, dan senang
bergaul, serta mampu mengenali aliran emosi yang terpendam dalam tim
dengan sangat jelas. Tim kerja menghasilkan sinergi positif melalui usaha
yang terkoordinasi.Usaha-usaha individual mereka menghasilkan satu
tingkat kinerja yang lebih tinggi daripada jumlah masukan individual.
Penggunaan tim secara ekstensif menghasilkan potensi bagi sebuah

organisasi untuk

membuahkan banyak hasil yang lebih besar tanpa

peningkatan masukan. Kinerja tim akan lebih unggul daripada kinerja
individu jika tugas yang harus dilakukan menuntut keterampilan ganda2.
3. Sebuah tim (team) adalah sebuah unit yang terdiri dari 2 orang atau lebih
yang berinteraksi dan mengkoordinasikan pekerjaan mereka untuk
menyelesaikan sebuah tugas yang spesifik3.
1Stephen, Timothy, Tahun 2008, Halaman 406.
2Allen, Tahun 2004, Halaman 21.
3 Daft, Tahun 2003, Halaman 171.

6

4. Katzenbach dan Smith, mendefinisikan team sebagai sekelompok kecil
orang dengan keterampilan yang saling melengkapi yang berkomitmen
untuk maksud bersama.
5. Sedangkan menurut Hunsaker, 2001, Tim ialah kelompok dengan
keterampilan yang saling melengkapi dan berkomitmen untuk mecapai

tujuan bersama secara efektif dan efisien.
b. Perbedaan Tim Kerja dengan Kelompok Kerja
Tim adalah suatu unit yang terdiri atas dua orang atau lebih yang
berinteraksi dan mengkoordinasi kerja mereka untuk tujuan tertentu. Definisi ini
memiliki tiga komponen. Pertama, dibutuhkan dua orang atau lebih. Kedua, orang
– orang dalam sebuah tim memiliki interaksi regular. Ketiga, orang – orang dalam
sebuah tim memiliki tujuan kinerja yang sama.
Kelompok tidak sama dengan tim. Kelompok didefinisikan sebagai dua
individu atau lebih, yang berinteraksi dan saling bergantung, yang bergabung
bersama-sama untuk mencapai sasaran. Suatu kelompok kerja adalah kelompok
yang terutama berinteraksi untuk berbagi informasi dan mengambil keputusan
untuk membantu tiap anggota berkinerja dalam bidang tanggung jawabnya.
Kelompok kerja tidak perlu untuk melakukan kerja kolektif yang menuntut upaya
gabungan. Jadi kinerja mereka sekedar jumlah kinerja sumbangan individual dari
tiap anggota kelompok. Tidak ada sinergi positif yang akan menciptakan suatu
tingkat keseluruhan kinerja yang lebih besar daripada jumlah masukan.
Menurut Stephen P. Robbins (2003;347) perbedaan antara Tim Kerja dengan
Kelompok Kerja dapat digambarkan sebagai berikut :

7


Gambar 2.1 Perbedaan Kelompok kerja dan Tim Kerja.
Perbedaan antara kelompok kerja dan tim kerja dapat disimpulkan sebagai
berikut:

8

Kerja tim ialah kerja berkelompok dengan keterampilan yang saling melengkapi
untuk mencapai tujuan bersama secara efektif dan efisien. Kerja tim dapat
memberikan manfaat antara lain:
1. Pekerjaan menjadi lebih ringan karena dilakukan bersama
2. Dapat menimbulkan semangat kebersamaan.
3. Lebih efektif dan efisien dibandingkan dikerjakan sendiri-sendiri.
4. Kinerja organisasi lebih meningkat.
c. Tipe/Jenis-jenis Tim
Tim dapat diklasifisikan berdasarkan sasarannya. Bentuk yang paling
umum digunakan dalam organisasi atau perusahaan adalah :
1. Tim Pemecah Masalah
Tim ini terdiri dari 5 sampai 12 karyawan jam-jaman dari suatu
departemen yang bertemu selama beberapa jam tiap pekan untuk membahas

perbaikan kualitas, efisiensi dan lingkungan kerja. Dalam tim pemecah masalah,
anggota bernagi gagasan atau menawarkan saran mengenai bagaimana proses dan
metode kerja dapat diperbaiki. Tetapi jarang tim-tim diberi wewenang untuk
melaksanakan secara sepihak setiap tindakan mereka yang disarankan.
2. Tim Kerja Pengelola Diri
Tim kerja pengelola diri adalah kelompok karyawan (biasanya 10 sampai
15 orang) yang memikul tanggung jawab dari mantan penyelia mereka. Tim ini
mencakup kerja tentang perencanaan dan penjadwalan kerja, kontrol kolektif atas
langkah kerja, membuat keputusan operasi dan mengambil tindakan atas
permasalahan. Tim ini bahkan memilih anggotanya sendiri dan menyuruh anggota
itu untuk saling menilai kinerja.

9

3. Tim Lintas Fungsional.
Tim lintas fungsional adalah tenaga kerja dari tingkat hirarki4 yang sama,
tetapi dari tempat pekerjaan yang berbeda. Tim lintas fungsional merupakan cara
efektif yang memungkinkan orang-orang dari aneka bidang dalam suatu
organisasi

(atau

mengembangkan

bahkan
gagasan

antar

organisasi)

baru

dan

untuk

bertukar

memecahkan

informasi,

masalah,

serta

mengkoordinasikan proyek yang rumit.
4. Tim Virtual
Tim Virtual adalah tim yang menggunakan teknologi komputer untuk
mengikat secara fisik secara bersama membagi anggota untuk mencapai tujuan
bersama. Mereka mengizinkan orang untuk bergabung secara langsung dengan
menggunakan komunikasi langsung diantaranya seperti lokasi jaringan kerja,
video konfrensi dan e-mail. Tim virtual terdiri atas anggota – anggota yang
tersebar secara geografis dan organisasional yang terikat terutama oleh kemajuan
teknologi informasi dan telekomunikasi. Tim virtual sering meliputi para pekerja
lepas, anggota organisasi rekanan, pelanggan, pemasok, konsultan, atau pihak –
pihak luar lainnya. Salah satu keuntungan utama tim virtual adalah kemampuan
untuk dengan cepat mengumpulkan kelompok orang yang paling tepat untuk
menyelesaikan proyek yang kompleks, memecahkan masalah tertentu, atau
mengekploitasi peluang strategis tertentu.
2.2. Membentuk Tim Kerja yang Efektif
Efektifitas tim kerja didasarkan pada dua hasil, hasil produktif dan kepuasan
pribadi. Kepuasan berkenaan dengan kemampuan tim untuk memenuhi kebutuhan
pribadi para anggotanya dan kemudian mempertahankan keanggotaan serta
komitmen mereka. Hasil produktif berkenaan dengan kualitas dan kuantitas hasil
kerja seperti yang didefinisikan oleh tujuan – tujuan tim. Faktor – faktor yang
4Suatu susunan hal (objek, nama, nilai, kategori, dan sebagainya) di mana hal-hal tersebut
dikemukakan sebagai berada di "atas," "bawah," atau "pada tingkat yang sama" dengan yang
lainnya. Secara abstrak, sebuah hirarki adalah sebuah kumpulan yang disusun.

10

mempengaruhi efektifitas tim yaitu konteks organisasional, struktur, strategi,
lingkungan budaya, dan system penghargaan. Karakter tim yang penting adalah
jenis, struktur, dan komposisi tim. Karakteristik – karakteristik tim ini
mempengaruhi proses internal tim, yang kemudian mempengaruhi hasil dan
kepuasan. Para pemimpin harus memahami dan mengatur tingkat – tingkat
perkembangan, kekompakan, norma – norma, dan konflik supaya dapat
membangun tim yang efektif. Ciri-ciri tim yang efektif :
1. Tujuan yang sama.
Jika semua anggota tim mendayung ke arah yang sama, pasti kapal yang
didayung akan lebih cepat sampai ke tempat tujuan, dari pada jika ada anggota tim
yang mendayung ke arah yang berbeda, berlawanan, ataupun tidak mendayung
sama sekali karena bingung ke arah mana harus mendayung. Jadi, pastikan bahwa
tim memiliki tujuan dan semua anggota tim Anda tahu benar tujuan yang hendak
dicapai bersama, sehingga mereka yakin ke arah mana harus mendayung.

2. Antusiasme yang tinggi.
Pendayung akan mendayung lebih cepat jika mereka memiliki antusiasme
yang tinggi. Antusiasme tinggi bisa dibangkitkan jika kondisi kerja juga
menyenangkan: anggota tim tidak merasa takut menyatakan pendapat, mereka
juga diberi kesempatan untuk menunjukkan keahlian mereka dengan menjadi diri
sendiri, sehingga kontribusi yang mereka berikan juga bisa optimal.
3. Peran dan tanggung jawab yang jelas.
Jika semua ingin menjadi pemimpin, maka tidak akan ada yang
mendayung. Sebaliknya, jika semua ingin menjadi pendayung, maka akan terjadi
kekacauan karena tidak ada yang memberi komando untuk kesamaan waktu dan
arah mendayung. Intinya, setiap anggota tim harus mempunyai peran dan

11

tanggung jawab masing-masing yang jelas. Tujuannya adalah agar mereka tahu
kontribusi apa yang bisa mereka berikan untuk menunjang tercapainya tujuan
bersama yang telah ditentukan sebelumnya.
4. Komunikasi yang efektif.
Dalam proses meraih tujuan, harus ada komunikasi yang efektif antaranggota tim. Strateginya: Jangan berasumsi. Artinya, jika Anda tidak yakin semua
anggota tim tahu apa yang harus menjadi prioritas utama untuk diselesaikan,
jangan berasumsi, tanyakan langsung kepada mereka dan berikan informasi yang
mereka perlukan. Jika Anda tidak yakin bahwa tiap anggota tim tahu bagaimana
melakukan ataupun menyelesaikan suatu tugas, jangan berasumsi mereka tahu,
melainkan informasikan atau tujukanlah kepada mereka cara melakukannya.
Komunikasi juga perlu dilakukan secara periodik untuk tujuan monitoring
(misalnya: sudah seberapa jauh tugas diselesaikan) dan correcting (misalnya:
apakah ada kesalahan yang perlu diperbaiki dalam menyelesaikan tugas yang
telah ditentukan).

5. Resolusi Konflik.
Peace is not the absence of conflict, but the presence of justice. Ini
merupakan pendapat Martin Luther King. Rasanya hal ini berlaku pula pada
pencapaian sebuah tujuan. Dalam mencapai tujuan mungkin saja ada konflik yang
harus dihadapi. Tetapi konflik ini tidak harus menjadi sumber kehancuran tim.
Sebaliknya, konflik ini yang dapat dikelola dengan baik bisa dijadikan senjata
ampuh untuk melihat satu masalah dari berbagai aspek yang berbeda sehingga
bisa diperoleh cara baru, inovasi baru, ataupun perubahan yang memang
diperlukan untuk melaju lebih cepat ke arah tujuan. Jika terjadi konflik, jangan
didiamkan ataupun dihindari. Konflik yang tidak ditangani secara langsung akan
menjadi seperti kanker yang menggerogoti semangat tim. Jadi, konflik yang ada
perlu segera dikendalikan.

12

6. Shared power.
Jika ada anggota tim yang terlalu dominan, sehingga segala sesuatu
dilakukan sendiri, atau sebaliknya, jika ada anggota tim yang terlalu banyak
menganggur, maka pasti ada ketidak beresan dalam tim yang lambat laun akan
membuat tim menjadi tidak efektif. Jadi, tiap anggota tim perlu diberikan
kesempatan untuk menjadi ”pemimpin”, menunjukkan ”kekuasaannya” di bidang
yang menjadi keahlian dan tanggung jawab mereka masing-masing. Sehingga
mereka merasa ikut bertanggung jawab untuk kesuksesan tercapainya tujuan
bersama.
7. Keahlian.
Bayangkan sebuah paduan suara dengan anggota memiliki satu jenis suara
saja: sopran saja, tenor saja, alto saja, atau bas saja. Tentu suara yang dihasilkan
akan monoton. Bandingkan dengan paduan suara yang memiliki anggota dengan
berbagai jenis suara yang berbeda (sopran, alto, tenor dan bas). Paduan suara yang
dihasilkan pasti akan lebih harmonis. Demikian pula dengan tim kerja. Tim yang
terdiri dari anggota-anggota dengan berbagai keahlian yang saling menunjang
akan lebih mudah bekerja sama mencapai tujuan. Berbagai keahlian yang berbeda
tersebut dapat saling menunjang sehingga pekerjaan menjadi lebih mudah dan
lebih cepat diselesaikan. Anggota tim dengan keahlian yang berbeda juga bisa
saling memperluas perspektif and memperkaya keahlian masing-masing
Apresiasi. Tiap anggota yang telah berhasil melakukan apa yang menjadi
tanggung jawabnya dengan baik, atau telah memberikan kontribusi positif bagi
keuntungan tim, pantas mendapat apresiasi. Tentu saja apresiasi yang diberikan
dengan tulus akan lebih terasa dampaknya. Apresiasi bisa menambah semangat
anggota tim yang bersangkutan untuk terus berprestasi. Apresiasi tidak harus
diberikan dalam bentuk uang. ”Saya sangat menghargai ketulusan Anda
membantu pelanggan memilih produk kita yang paling tepat untuknya,”
merupakan satu bentuk apresiasi sederhana berupa kata-kata tulus. Banyak
bentuk apresiasi lain yang bisa diberikan, misalnya: promosi, bonus dalam

13

berbagai bentuk (wisata keluarga yang dengan menggunakan fasilitas transportasi
dan vila perusahaan, beasiswa bagi anak).
8. Evaluasi.
Bagaimana sebuah tim bisa mengetahui sudah sedekat apa mereka dari
tujuan, jika mereka tidak menyediakan waktu sejenak untuk melakukan evaluasi?
Evaluasi yang dilakukan secara periodik selama proses pencapaian tujuan masih
berlangsung bisa membantu mendeteksi lebih dini penyimpangan yang terjadi,
sehingga bisa segera diperbaiki. Evaluasi juga bisa dilakukan tidak sekadar untuk
koreksi, tetapi untuk mencari cara yang lebih baik. Evaluasi bisa dilakukan dalam
berbagai cara: observasi, riset pelanggan, riset karyawan, interview, evaluasi diri,
evaluasi keluhan pelanggan yang masuk, atau sekedar polling pendapat pada saat
meeting.
Komponen penting untuk menciptakan tim yang efektif dapat digolongkan
dalam empat kategori umum. Kategori pertama rancangan pekerjaan, kedua
berkaitan dengan komposisi tim. ketiga adalah sumber dan konstekstual lain yang
menciptakan tim menjadi efektif. Terakhir, proses variabel yang menunjukkan
sesuatu yang terjadi dalam tim yang mempengaruhi efektifitas.
a. Rancangan pekerjaan
Keefektifan tim membutuhkan kerjasama dan menempatkan tanggung
jawab bersama untuk melaksanakan tugas penting. Kelompok rancangan kerja
meliputi variabel-variabel seperti kebebasan dan otonomi, keuntungan pada
kegunaan keahlian berbeda dan talenta, kemampuan untuk menyelesaikan dan
mengidentifikasi semua tugas atau produk, dan bekerja dalam tugas atau proyek
yang berpengaruh secara substansial dengan yang lain. Rancangan kerja ini
menggambarkan motivasi karena meningkatkan rasa tanggung jawab anggota dan
pemilik pada pekerjaan dan karena membuat pekerjaan lebih menarik untuk
dikerjakan.

14

b. Komposisi
Kategori ini memasukkan variabel yang terkait bagimana tim dapat dibentuk
menjadi staf. Komposisi tim yang efektif terdiri dari :
1. Kemampuan anggota
Untuk bekerja dengan efektif, suatu tim menuntut tiga tipe keterampilan
yang berbeda. Pertama, tim perlu orang-orang dengan keahlian teknis. Kedua,
perlu orang dengan keterampilan pemecah masalah dan pengambilan keputusan
agar mampu mengidentifikasi masalah, membangkitkan alternatif , mengevaluasi
alternatif, dan membuat pilihan yang kompeten. Ketiga, tim memerlukan orang
dengan keterampilan mendengarkan dengan baik, umpan balik, penyelesaian
konflik, dan keterampilan antar pribadi lainnya.
2. Personalitas
Personalitas mempengaruhi individu dalam perilaku. Macam-macam
karakter personal dalam tim akan mempengaruhi kinerja tim secara keseluruhan.
3. Mengalokasikan peran dan menggalakkan keanekaragaman
Mempunyai kebutuhan berbeda, dan orang hendaknya diseleksi untuk
sebuah tim berdasarkan pada kepribadian dan pilihan kesukaan mereka. Tim yang
berkinerja tinggi benar-benar mencocokkan orang dengan berbagai peran.
Terdapat sembilan peran potensial dalam tim yaitu ; penghubung, pencipta,
promosi, penaksir, pengorganisasi, penghasil, pengontrol, pemelihara, dan
penasehat. Tim kerja yang berhasil adalah tim yang memiliki orang-orang untuk
mengisi semua peran dan menyeleksi orang-orang untuk bermain dalam peranperan ini berdasarkan pada keterampilan dan pilihan meraka.
4. Ukuran Tim kerja

15

Tim kerja terbaik cenderung lebih kecil. Bila anggotanya lebih dari 10
sampai 12, menjadi sulit bagi mereka untuk menyelesaikan banyak hal. Jadi dalam
merancang tim yang efektif, para manajer harus menjaga agar anggotanya berkisar
antara 5 sampai 12 orang.
5. Kefleksibelan anggota
Tim menciptakan kefleksibelan individual, memiliki anggota yang dapat
menyelesaikan tugas yang lainnya. Ini adalah hal positif bagi tim, karena
merupakan perbaikan besar bagi penyesuaian dan membuat kurang percaya bagi
anggota tunggal.
6. Pilhan anggota
Tidak semua anggota merupakan pemain tim. berikan pilihan, beberapa
pekerja akan menyeleksi secara sendirinya keluar dari parstisipasi tim. kinerja tim
yang tinggi seperti menggabungkan orang yang senang bekerja sebagai bagian
dalam tim.

c. Konteks
Ada tiga faktor kontekstual dalam kinerja tim yang efektif yaitu:
1. Sumber daya memadai
Tim yang efektif memiliki sumber daya yang memadai untuk
melaksanakan semua pekerjaan dalam mencapai tujuan. Hal ini meliputi pengaruh
seperti informasi yang tepat waktu, teknologi, ketersediaan staf, dorongan dan
asisten administrasi.
2. Kepemimpinan dan struktur

16

Anggota tim harus sependapat mengenai siapa melakukan apa dan
memastikan bahwa semua anggota menyumbang secara sama dalam berbagi
beban kerja. Disamping itu tim perlu menetapkan bagimana jadwal ditentukan,
keterampilan apa yang diperlukan untuk dikembangkan, bagimana kelompok akan
memecahkan

konflik,

dan

bagaimana

kelompok

akan

mengambil

dan

memodifikasi keputusan. Menyepakati mengenai hal-hal yang spesifik dari kerja
dan bagimana hal itu cocok dalam memadukan keterampilan-keterampilan
individual menuntut kepemimpinan dan struktur.
3. Evaluasi kinerja dan sistem ganjaran yang benar
Evaluasi kinerja individual, upah per jam yang tetap, insentif individual,
dan semacamnya, tidaklah konsisten dengan pengembangan tim kinerja tinggi.
Jadi disamping mengevaluasi dan mengganjar karyawan untuk sumbangan
individual

mereka,

manajemen

hendaknya

mempertimbangkan

penilaian

berdasarkan kelompok, berbagi laba, berbagi hasil, insentif kelompok kecil, dan
modifikasi-modifikasi sistem lain yang memperkuat upaya dan komitmen tim.

d. Proses
Hal lain yang berkaitan dengan keefektifan tim adalah variabel proses. Pada
komponen ini hal-hal yang terkait adalah :
1. Tujuan bersama
Tim yang efektif mempunyai tujuan bersama dan sangat berarti dan
memberikan pengarahan, momentum dan komitmen untuk anggota sebagai suatu
visi.
2. Menegakkan tujuan spesifik

17

Tim yang sukses menerjemahkan tujuan bersama mereka menjadi tujuan
kinerja yang realistis, dapat diukur dan spesifik. Tujuan membimbing individu ke
kinerja yang lebih tinggi, juga memberi energi kepada tim.Tujuan-tujuan spesifik
ini mempermudah komunikasi yang jelas. Tujuan juga membantu memelihara
fokus mereka pada perolehan hasil.
3. Kekuatan tim
Keefektifan tim mempunyai kepercayaan tersendiri, mereka percaya
mereka dapat sukses. Kita menyebutnya kekuatan tim.
4. Tingkat konflik
Konflik dalam tim tidak selalu merupakan hal yang buruk. Konflik tugas
dalam tim wajar terjadi, karena mendorong perbaikan dan pilihan secara kritis
masalah, dan dapat diambil suatu pilihan keputusan tim yang lebih baik. Oleh
karena itu keefektifan tim dikarakteristikkan dengan suatu konflik yang pantas.
5. Kemalasan sosial
Individu-individu dapat bersembunyi dalam suatu kelompok. Mereka
dapat menyibukkan diri dalam “kemalasan sosial” dan meluncur bersama upaya
kelompok karena sumbangan individual mereka tidak dapat dikenali. Tim yang
sukses

membuat

anggota-anggota

secara

individual

maupun

gabungan

bertanggung jawab untuk maksud, tujuan dan pendekatan tim.
2.3. Mengubah individu menjadi pemain tim
a. Tantangan
Penghalang besar dalam menggunakan tim kerja adalah penolakan
individual. Sukses seorang karyawan tidak lagi didefinisikan dalam kinerja
individu.untuk berkinerja baik sebagai anggota tim, individu-individu harus
mampu berkomunikasi secara terbuka dan jujur; menghadapi perbedaan-

18

perbedaan dan memecahkan konflik-konflik; serta menghaluskan tujuan pribadi
untuk kebaikan tim. Tantangan menciptakan pemain tim akan paling besar jika ;
budaya nasional sangat individualistik dan tim itu akan dimasukkan ke dalam
suatu organisasi yang mapan yang secara historis menghargai prestasi individual.
b. Membentuk pemain tim
Berikut ini beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mengubah individu
menjadi pemain tim :
1. Seleksi
Beberapa orang telah memiliki keterampilan antar pribadi untuk menjadi
pemain tim yang efektif. Ketika mempekerjakan anggota tim, disamping
keterampilan teknis yang diperlukan untuk mengisi pekerjaan itu, harus dipastikan
pula bahwa calon dapat memenuhi peran tim mereka maupun persyaratan teknis.
Banyak calon yang melamar pekerjaan tidak mempunyai keterampilan tim. Bila
menghadapi calon semacam ini, pada dasarnya para manajer atau pimpinan
mempunyai tiga pilihan :


Calon dapat menjalani pelatihan untuk membuat mereka menjadi pemain
tim.



Mentransfer individu itu ke unit lain didalam organisasi tanpa tim.



Tidak mempekerjakan calon itu.

2. Pelatihan
Sebagian

besar

orang

yang

dibesarkan

pada

lingkungan

yang

mementingkan prestasi individual dapat dilatih untuk menjadi pemaian tim.
Spesialis pelatihan menjalankan latihan-latihan yang memungkinkan karyawan
untuk mengalami kepuasan yang dapat diberikan oleh kerja tim.

19

3. Ganjaran
Sistem ganjaran perlu diperbaiki untuk mendorong upaya kooperatif
bukannya kompetitif. Promosi, kenaikan upah dan bentuk-bentuk pengakuan lain
hendaknya diberikan kepada individu untuk keefektifan mereka sebagai seorang
anggota tim yang kolaboratif
2.4. Isu kontemporer dalam mengelola Tim
a. Tim dan Manajemen Mutu Total
Salah satu karakteristik sentral dari manajemen mutu total (TQM- Total
Quality Management) adalah penggunaan tim. Hakikat TQM adalah perbaikan
proses, dan pelibatan karyawan merupakan bagian vital dari perbaikan proses.
Dengan kata lain TQM menuntut manajemen untuk memberikan dorongan kepada
karyawan berbagi gagasan dan bertindak terhadap apa yang mereka sarankan.
Dalam merancang tim pemecah masalah dan kualitas sebaiknya tim memiliki
kriteria sebagai berikut :


Tim harus cukup kecil agar efisien dan efektif



Dilatih dengan benar dengan keterampilan-keterampilan yang akan
dibutuhkan anggotanya



Dialokasikan cukup waktu untuk bekerja pada masalah-masalah yang
mereka rencanakan untuk ditangani



Diberikan otoritas (wewenang) untuk memecahkan masalah dan
melaksanakan tindakan korektif



Masing –masing mempunyai seseorang yang bisa diandalkan untuk
membantu tim menghindari hambatan-hambatan yang timbul.

b. Tim dan keanekaragaman angkatan kerja

20

Mengelola keaneka ragaman pada tim adalah suatu tindakan yang
menyeimbangkan. Keanekaragaman memberikan perspektif segar mengenai isuisu, tetapi hal itu membuat lebih sukar untuk mempersatukan tim dan mencapai
kesepakatan. Berikut ini keuntungan dan kerugian dari keanekaragaman anggota
tim :

Keuntungan

Kerugian



Perspektif yang beraneka ragam



Ambigu



Terbuka secara lebar untuk ide



Kompleksitas



Kekacauan



Salah paham



Sulit menemukan kesepakatan

baru



Interpretasi beraneka ragam
Meningkatkan kreativitas



Meningkatkan flesibelitas



Meningkatkan keahlian

tunggal


Sulit menyetujui tindakan khusus

memecahkan masalah

c. Menyegarkan kembali Tim Dewasa
Tim yang berkinerja baik, pada suatu waktu bukanlah jaminan akan terus
demikian, tim yang efektif dapat saja menjadi macet atau mengalami penurunan.
Hal-hal yang dapat dilakukan untuk menyegarkan kembali tim yang mengalami
kejenuhan dan penurunan kinerja adalah :
1. Siapkan anggota untuk menangani masalah kematangan atau kedewasaan.
Hendaknya mereka tidak kehilangan semangat atau kepercayaan akan
konsep tim ketika konflik-konflik muncul kepermukaan.

21

2. Tawarkan pelatihan penyegaran ulang. Bila tim mulai macat, mungkin
membantu

untuk

memberi

mereka

pelatihan

penyegaran

dalam

komunikasi, pemecahan konflik, proses tim, dan keterampilan serupa. Ini
dapat membantu anggota untuk memperoleh kembali kepercayaan dan
keyakinan akan satu sama lain.
3. Tawarkan pelatihan lanjutan. Keterampilan yang berhasil untuk masalah
mudah bisa tidak cukup untuk masalah yang lebih sukar. Jadi tim dewasa
sering dapat mengambil manfaat dari pelatihan lanjutan untuk membantu
anggota mengembangkan keterampilan pemecahan masalah, antar- pribadi
dan teknis yang lebih kuat.
4. Dorong tim untuk memperlakukan pengembangan mereka sebagai suatu
pengalaman belajar yang terus menerus. Seperti TQM, tim hendaknya
mendekatkan pengembangan mereka sendiri sebagai bagian dari pencarian
perbaikan yang terus menerus.
2.5.

Tipe dan Gaya kepemimpinan
Bass (1960) menjelaskan bahwa faktor “struktur yang mengawali”

berpengaruh atas sepertiga dari variasi total dalam penelitian kepemimpinan, dan
“pertimbangan” serta “struktur yang mengawali” berpengaruh atas 83 persen dari
variansi. Seorang pemimpin yang dinilai baik menitikberatkan pada pemenuhan
janji, penghargaan dan dukungan sebagai teknik motivasi dan bertindak dengan
cara yang hangat dan membantu, menunjukkan perhatian dan penghargaan kepada
bawahan. Pemimpin yang dinilai buruk member ancaman, merendahkan,
berperilaku tanpa pertimbangan, dan menetapkan serta menyusun peranannya dan
peranan bawahannya untuk pencapaian tujuan. Berikut Tipe dan Gaya
kepemimpinan :
1. Gaya Kepemimpinan Otoriter / Authoritarian

22

Adalah gaya pemimpin yang memusatkan segala keputusan dan kebijakan
yang diambil dari dirinya sendiri secara penuh. Segala pembagian tugas dan
tanggung jawab dipegang oleh si pemimpin yang otoriter tersebut, sedangkan para
bawahan hanya melaksanakan tugas yang telah diberikan.

2. Gaya Kepemimpinan Demokratis / Democratic
Gaya kepemimpinan demokratis adalah gaya pemimpin yang memberikan
wewenang secara luas kepada para bawahan. Setiap ada permasalahan selalu
mengikutsertakan bawahan sebagai suatu tim yang utuh. Dalam gaya
kepemimpinan demokratis pemimpin memberikan banyak informasi tentang tugas
serta tanggung jawab para bawahannya.

3. Gaya Kepemimpinan Bebas / Laissez Faire
Pemimpin jenis ini hanya terlibat delam kuantitas yang kecil di mana para
bawahannya yang secara aktif menentukan tujuan dan penyelesaian masalah yang
dihadapi. Keempat gaya kepemimpinan berdasarkan kepribadian adalah :
a)
b)
c)
d)

Gaya Kepemimpinan Karismatis
Gaya Kepemimpinan Diplomatis
Gaya Kepemimpinan Otoriter
Gaya Kepemimpinan Moralis
a). Gaya Kepemimpinan Karismatik
Kelebihan gaya kepemimpinan karismatis ini adalah mampu menarik

orang. Mereka terpesona dengan cara berbicaranya yang membangkitkan
semangat. Biasanya pemimpin dengan gaya kepribadian ini visionaris. Mereka
sangat menyenangi perubahan dan tantangan.Mungkin, kelemahan terbesar tipe
kepemimpinan model ini bisa di analogikan dengan peribahasa Tong Kosong
Nyaring Bunyinya. Mereka mampu menarik orang untuk datang kepada mereka.
Setelah beberapa lama, orang – orang yang datang ini akan kecewa karena

23

ketidak-konsisten-an. Apa yang diucapkan ternyata tidak dilakukan. Ketika
diminta pertanggungjawabannya, si pemimpin akan memberikan alasan,
permintaan maaf, dan janji.

b). Gaya Kepemimpinan Diplomatis
Kelebihan gaya kepemimpinan diplomatis ini ada di penempatan
perspektifnya. Banyak orang seringkali melihat dari satu sisi, yaitu sisi
keuntungan dirinya. Sisanya, melihat dari sisi keuntungan lawannya. Hanya
pemimpin dengan kepribadian putih ini yang bisa melihat kedua sisi, dengan
jelas! Apa yang menguntungkan dirinya, dan juga menguntungkan lawannya.
Kesabaran dan kepasifan adalah kelemahan pemimpin dengan gaya diplomatis ini.
Umumnya, mereka sangat sabar dan sanggup menerima tekanan. Namun
kesabarannya ini bisa sangat keterlaluan. Mereka bisa menerima perlakuan yang
tidak menyengangkan tersebut, tetapi pengikut-pengikutnya tidak. Dan seringkali
hal inilah yang membuat para pengikutnya meninggalkan si pemimpin.

c). Gaya Kepemimpinan Otoriter
Kelebihan model kepemimpinan otoriter ini ada di pencapaian prestasinya.
Tidak ada satupun tembok yang mampu menghalangi langkah pemimpin ini.
Ketika dia memutuskan suatu tujuan, itu adalah harga mati, tidak ada alasan, yang
ada adalah hasil. Langkah – langkahnya penuh perhitungan dan sistematis.
Dingin dan sedikit kejam adalah kelemahan pemimpin dengan kepribadian merah
ini. Mereka sangat mementingkan tujuan sehingga tidak pernah peduli dengan
cara. Makan atau dimakan adalah prinsip hidupnya.

d). Gaya Kepemimpinan Moralis

Kelebihan dari gaya kepemimpinan seperti ini adalah umumnya Mereka

24

hangat dan sopan kepada semua orang. Mereka memiliki empati yang tinggi
terhadap permasalahan para bawahannya, juga sabar, murah hati Segala bentuk
kebajikan ada dalam diri pemimpin ini. Orang – orang yang datang karena
kehangatannya terlepas dari segala kekurangannya. Kelemahan dari pemimpinan
seperti ini adalah emosinya. Rata orang seperti ini sangat tidak stabil, kadang bisa
tampak sedih dan mengerikan, kadang pula bisa sangat menyenangkan dan
bersahabat.

2.6. Macam-macam Komunikasi Dalam organisasi Tim Kerja
a. Komunikasi Internal
Dalam setiap organisasi, komunikasi memegang peranan yang sangat
penting. Komunikasi merupakan unsur pertama dalam berbisnis. Dalam
menyoroti masalah komunikasi, menegaskan bahwa komunikasi merupakan darah
sebagai suatu sumber kehidupan bagi setiap organisasi dan merupakan suatu kunci
sukses dalam karir bisnis dan kehidupan pribadi. Lebih tegas dikatakan bahwa
komunikasi itu sangat penting, sehingga apabila tidak ada komunikasi maka
organisasi itu tidak akan berfungsi. Meskipun kita tahu arti penting komunikasi,
namun bagaimanapun masih diragukan apakah setiap orang menyadari dengan
sungguh-sungguh arti atau makna dari komunikasi yang baik. Dalam upaya
menyampaikan pesan, ide, gagasan serta informasi lainnya dapat terjadi dalam
kontek secara vertical, horizontal, maupun secara diagonal di dalam suatu
organisasi. Hal itu menunjukan terjadinya komunikasidi dalam organisasi
(Internal Communication). Jika kita simpulkan ternyata komunikasi internal ini
hanya merupakan suatu pertukaran informasi didalam organisasi baik dalam
kontek secara vertical maupun secara horizontal. Meskipun komunikasi internal
ini terjadi dalam tiga kontek yang ada, komunikasi internalpun dapat berlangsung
secara interpersonal dan secara kelompok.
b. Komunikasi Vertikal

25

Komunikasi vertical adalah komunikasi yang dilancarkan dari atas ke
bawah (downward communication) dan sebaliknya dari bawah ke atas (upward
communication) atau dengan kata lain komunikasi yang dilancarkan oleh pihak
atasan kepada bawahan atau sebaliknya dari bawahan kepada atasan (two way
trafficcommunication). Karena komunikasi menyangkut masalah hubungan
manusiadengan manusia, maka suksesnya komunikasi tergantung pada frame of
referencemanusia-manusia yang terlibat di dalamnya.

c. Komunikasi Horizontal
Komunikasi horizontal adalah komunikasi yang dilakukan secara
mendatar antara anggota staf dengan anggota staf, karyawan dengan karyawan
dan sebagainya.Untuk memecahkan masalah yang timbul akibat proses
komunikasi dengan jalurseperti itu adalah tugas Public Relation Officer ( Kepala
Hubungan Masyarakat).Antara komunikasi vertical dengan komunikasi horizontal
terkadang terjadikomunikasi diagonal.
d.Komunikasi Diagonal
Komunikasi diagonal adalah komunikasi antar pimpinan antara pimpinan
seksidengan pegawai seksi lain. Seperti kita ketahui bahwa komunikasi internal
ini bukansaja terjadi dalam tiga kontek seperti yang telah dijelaskan dimuka,
melainkan dapatpula terjadi secara personal (personal communication) dan secara
kelompok (groupcommunication).
1.) Komunikasi personal (personal communication)
Komunikasi personal adalah komunikasi antar dua orang yang
dapatberlangsung secara tatap muka (face to face communication) dankomunikasi
bermedia (mediated communication). Beberapa hal yang perludiperhatikan dalam
melakukan komunikasi personal tatap muka adalahsebagai berikut:
a. Bersikaplah empati dan simpati
b. Tunjukanlah sebagai komunikator terpercaya
c. Bertindaklah sebagai pembimbing, bukan pendorong

26

d. Kemukakanlah fakta dan kebenaran
e. Bercakaplah dengan gaya mengajak, bukan menyuruh
f. Jangan bersikap super
g. Jangan mengkritik
h. Jangan emosional dan bicaralah secara meyakinkan
2.) Komunikasi kelompok (group communication)
Komunikasi kelompok adalah komunikasi antar seseorang dengan
sekelompok orang dalam situasi tatap muka.
a. Komunikasi kelompok kecil
Komunikasi ini adalah komunikasi antara manajer atau seorang
administrator dengan sekelompok karyawan yang memungkinkanterdapatnya
kesempatan bagi salah seorang untuk memberikantanggapan secara verbal.
b. Komunikasi kelompok besar
Komunikasi

ini

adalah

kelompok

komunikasi

yang

karena

jumlahnyabanyak, dalam situasi komunikasi hampir tidak terdapat kesempatan
untuk memberikan tanggapan secara verbal.

e. Proses Komunikasi
Pada dasarnya proses komunikasi terjadi atas dua tahap yaitu secara
primerdan sekunder.Proses komunikasi secara primer adalah proses penyampaian
pikiran dan atauperasaan seseorang kepada orang lain dengan menggunakan
lambang (symbol).Misalnya berupa bahasa, kial, isyarat, gambar, warna, dan
sebagainya.Proses komunikasi secara sekunder adalah proses penyampaian pesan
oleh seseorangkepada orang lain dengan menggunakan alat atau sarana sebagai
media kedua setelahmemakai lambang media. Misalnya dengan menggunakan
media telepon, radio,surat, papan pengumuman dan sebagainya.

27

28

BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pembahasan makalah tentang “Memahami Tim Kerja” maka
pada bab ini penulis akan mengemukakan beberapa kesimpulan berdasarkan hasil
kajian pustaka dan teori yang telah dilakukan di bab terdahulu dalam makalah ini.
Dari hasil pembahasan yang telah dilakukan diatas dapat ditarik kesimpulan
sebagai berikut :
1. Tim adalah suatu unit yang terdiri atas dua orang atau lebih yang berinteraksi
dan mengoordinasi kerja mereka untuk tujuan tertentu. Definisi ini memiliki tiga
komponen. Pertama, dibutuhkan dua orang atau lebih. Kedua, orang – orang
dalam sebuah tim memiliki interaksi regular. Ketiga, orang – orang dalam sebuah
tim memiliki tujuan kinerja yang sama.
2. Kelompok tidak sama dengan tim. Kelompok didefinisikan sebagai dua
individu atau lebih, yang berinteraksi dan saling bergantung, yang bergabung
bersama-sama untuk mencapai sasaran. Suatu kelompok kerja adalah kelompok
yang terutama berinteraksi untuk berbagi informasi dan mengambil keputusan
untuk membantu tiap anggota berkinerja dalam bidang tanggung jawabnya.
3. Jenis-jenis tim terdiri dari : Tim pemecah masalah, Tim kerja pengelola diri,
Tim lintas fungsional dan Tim Virtual.
4. Ciri –ciri tim yang efektif apabila : memiliki tujuan yang sama, antusiasme
yang tinggi, peran dan tanggung jawab yang jelas, komunikasi yang efektif,
Resolusi konflik, Shared power, keahlian, dan Evaluasi.
5. Komponen-komponen untuk menciptakan tim yang efektif antara lain :

29

1. Rancangan pekerjaan


Otonomi



Macam-macam keahlian



Identitas tugas



Kepentingan tugas

2. Komposisi


Kemampuan



Personalitas



Aturan dan diversitas



Ukuran



Kefleksibelan



Pilihan pada kelompok kerja

3. Konteks


Sumber yang memadai



Kepemimpinan



Penilaian kinerja dan ganjaran

4. Proses


Tujuan secara umum

30



Tujuan khusus



Kemampuan diri



Konflik



Kemalasan sosial

3. Tipe dan Gaya kepemimpinan
 Gaya Kepemimpinan Otoriter / Authoritarian
 Gaya Kepemimpinan Demokratis / Democratic
 Gaya Kepemimpinan Bebas / Laissez Faire
 Gaya Kepemimpinan Karismatis
 Gaya Kepemimpinan Diplomatis
 Gaya Kepemimpinan Otoriter
 Gaya Kepemimpinan Moralis
4. Macam-macam Komunikasi Dalam organisasi Tim Kerja
 Komunikasi Internal
 Komunikasi Vertikal
 Komunikasi Horizontal
 Komunikasi Diagonal



Komunikasi personal (personal communication)



Komunikasi kelompok (group communication)

31

DAFTAR PUSTAKA
Stephen P. Robbins, 2003. Perilaku Organisasi, Indeks Jakarta.
Gary Yukl, 2003. Kepemimpinan dalam Organisasi, Indeks Jakarta
http:kumpulanmakalahjanuari2008/blogspot.com/
sutiyonokudus.wordpress.com/…./memahami tim kerja
widyastutidyah.worpress.com/……/makalah kerjasama tim
http://www.google.co.id
http://library.usu.ac.id/download/fkm/fkm-linda3.pdf.
http://sukardihs.wordpress.com/2008/08/06/kerja-sama-tim-dalam-organisasi/

http://felixdeny.wordpress.com/2012/01/07/definisi-kepemimpinan-dan-macammacam-gaya-kepemimpinan/
http://korpri-dephan.blogspot.com/2010/07/tipe-gaya-dan-perilakukepemimpinan.html

http://repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/12246/BAB%20V
%20Pembahasan_%20I09faz.pdf
Pengaruh Gaya Kepemimpina, Komunikasi Internal Dan Motivasi Kerja Terhadap
Kinerja Karyawan, Siswandi.

32