analisis dampak lingkungan ID 3

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Dalam kehidupan yang semakin canggih dan modern ini banyak sekali pembangunan
yang terjadi dimana – mana.Dengan adanya pembangunan ini, maka dapat menimbulkan
beberapa masalah lingkungan. Masalah lingkungan ini dapat berupa masalah polusi,kerusakan
sumber plasma nutfah, dan pertumbuhan kota. Adanya masalah lingkungan ini maka limbullah
suatu istilah yang namanya AMDAL. AMDAL merupakan singkatan dari Analisis Mengenai
Dampak Lingkungan, AMDAL ini juga merupakan kajian mengenai dampak besar dan penting
suatu usaha dan /atau kegiatan. AMDAL juga memiliki kesejajaran dengan Upaya Pegelolaan
Lingkungan(RKL) dan Upaya pemantauan Lingkungan (RPL).
Upaya Pengelolaan Lingkungan dapat dilakukan bila telah dilakukan kajian secara
menyeluruh. Pengelolaan lingkungan ini harus dilakukan dengan mengintegrasikan antara
lingkungan fisik alami, manusia dan system sosialnya. RPL ini juga dapat digunakan untuk
memahamifenomena-fenomena yang terjadi pada berbagai tingkatan, mulai dari tingkat proyek
(untuk memahami perilaku dampak yang timbul akibat usaha dan atau kegiatan). Sedangkan
RPL ini juga dapat digunakan untuk memahami fenomena-fenomena yang terjadi pada berbagai
tingkatan, mulai dari tingkat proyek sampai ketingkat kawasan atau bahkan regional. Upaya
pengelolaan lingkungan hidup juga merupakan perumusan berbagai bentuk rekayasa teknologi
atau berbagai bentuk rekayasa lingkungan agar dampak kegiatan dapat di manimalkan.

Berdasarkan uraian singkat diatas maka penulis terdorong untuk menulis lebih lanjut
tentang Rencana Pemantauan Lingkungan dan Rencana Pengelolaan Lingkungan serta
fenomenanya.

1.2Rumusan Masalah
Dari latar belakang diatas maka yang menjadi masalah dalam penulisanmakalah ini adalah
sebagai berikut sebagai berikut :

1. Bagaimana kedudukan RKL dan RPL ?
2. Bagaimana kedudukan AMDAL dalam siklus proyek ?
3. Bagaimana bentuk tabel RKL dan RPL?
1

1.3Tujuan Penulisan
1. Mengetahui kedudukan RKL dan RPL.
2. Mengetahui kedudukan AMDAL dalam siklus proyek.
3. Mengetahui bentuk tabel RKL dan RPL.

1.4Metode Penulisan
Metode yang digunakan dalam makalah ini adalah metode tinjauan pustaka.

BAB II
PEMBAHASAN
AMDAL merupakan singkatan dari Analisis Mengenai Dampak Lingkungan, yang adalah
kajian dampak besar dan penting terhadap lingkungan hidup, dibuat pada tahap perencanaan, dan
digunakan untuk pengambilan keputusan. Hal-hal yang dikaji dalam proses AMDAL: aspek
fisik-kimia, ekologi, sosial-ekonomi, sosial-budaya, dan kesehatan masyarakat sebagai
pelengkap studi kelayakan suatu rencana usaha dan/atau kegiatan. Dengan mempertimbangkan
aspek fisik, kimia, biologi, sosial-ekonomi, sosial budaya dan kesehatan masyarakat, maka kajian
dampak positif dan negatif tersebut biasanya disusun. Apabila dalam suatu rencana kegiatan,
dampak negatif yang timbulkannya tidak dapat ditanggulangi oleh teknologi yang tersedia, maka
kegiatan tersebut dinyatakan tidak layak lingkungan berdasarkan hasil kajian AMDAL. dampak
besar dan penting terhadap lingkungan hidup meliputi :
1) Pengubahan bentuk lahan dan bentang alam;
2) Eksploitasi sumber daya alam baik yang terbaharui maupun yang tak terbaharui;
3) Proses dan kegiatan yang secara potensial dapat menimbulkan pemborosan, pencemaran
dan kerusakan lingkungan hidup, serta kemerosotan sumber daya alam dalam
pemanfaatannya;
4) Proses dan kegiatan yang hasilnya dapat mempengaruhi lingkungan alam, lingkungan
buatan, serta lingkungan sosial dan budaya;
5) Proses dan kegiatan yang hasilnya akan dapat mempengaruhi pelestarian kawasan

konservasi sumber daya dan/atau perlindungan cagar budaya;
6) Introduksi jenis tumbuh-tumbuhan, jenis hewan, dan jenis jasad renik;
7) Pembuatan dan penggunaan bahan hayati dan non hayati;
8) Penerpan teknologi yang diperkirakan mempunyai potensi besar untuk mempengaruhi
lingkungan hidup;
9) Kegiatan yang mempunyai resiko tinggi, dan atau mempengaruhi pertahan negara.
AMDAL adalah kajian mengenai dampak besar dan penting untuk pengambilan keputusan
suatu usaha dan/atau kegiatan yang direncanakan pada lingkungan hidup yang diperlukan bagi

2

proses pengambilan keputusan tentang penyelenggaraan usaha dan/atau kegiatan (Peraturan
Pemerintah No. 27 tahun 1999 tentang Analisis Mengenai Dampak Lingkungan).
Agar pelaksanaan AMDAL berjalan efektif dan dapat mencapai sasaran yang diharapkan,
pengawasannya dikaitkan dengan mekanisme perijinan. Peraturan pemerintah tentang AMDAL
secara jelas menegaskan bahwa AMDAL adalah salah satu syarat perijinan, dimana para
pengambil keputusan wajib mempertimbangkan hasil studi AMDAL sebelum memberikan ijin
usaha/kegiatan.
AMDAL
digunakan

untuk
mengambil
keputusan
tentang
penyelenggaraan/pemberian ijin usaha dan/atau kegiatan.

Dokumen AMDAL terdiri dari :
1. Dokumen Kerangka Acuan Analisis Dampak Lingkungan Hidup (KA-ANDAL)
2. Dokumen Analisis Dampak Lingkungan Hidup (ANDAL)
3. Dokumen Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup (RKL)
4. Dokumen Rencana Pemantauan Lingkungan Hidup (RPL)
Tiga dokumen (ANDAL, RKL dan RPL) diajukan bersama-sama untuk dinilai oleh
Komisi Penilai AMDAL. Hasil penilaian inilah yang menentukan apakah rencana usaha dan/atau
kegiatan tersebut layak secara lingkungan atau tidak dan apakah perlu direkomendasikan untuk
diberi ijin atau tidak.
2.1. RENCANA PENGELOLAAN LINGKUNGAN (RKL)
Dokumen perencanan lingkungan hidup merupakan dokumen yang memuat upaya- upaya
mencegah, mengendalikan dan menaggulangi dampak besar dan penting lingkungan hidup yang
bersifat negatif dan meningkatkan dampak positif yang timbul sebagai akibat dari suatu rencana
usaha dan/ atau kegiatan. Dalam pengertian tersebut upaya pengelolaan lingkungan hidup

mencangkup empat kelompok aktivitas :
1) Pengelolaan lingkungan hidup yang bertujuan untuk menghindari atau mencegah dampak
negatif lingkungan hidup melalui pemilihan atas alternatif, tata letak ( tata ruang mikro ),
lokasi, dan rancang bangun proyek.
2) Pengelolaan lingkungan hidup yang bertujuan untuk menanggulangi, meminimalisasi
atau mangendalikan dampak negatif baik yangt timbul disaat usaha dan / atau kegiatan
beroperasi, maupun hingga saat usaha dan / atau kegiatan berarti ( misalnya : rehabilitasi
loikasi proyek ).
3) Pengelolaan limgkungan hidup yang bersifat meningkatkan dampak positif sehingga
dampak tersebut dapat memberikan manfaat yang lebih besar baik kepada pemrakarsa
maupun pihak lain terutama masyarakat yang turut menikmati dampak positif tersebut.
4) Pengelolaan lingkungan hidup yang bersifat memberikan pertimbangan ekonomi
lingkungan sebagai dasar untuk memberikan kompensasi atas sumber daya tidak dapat
pulih, hilang atau rusak (baik dalam arti sosial ekonomi dan atau ekologis) sebagai dasar
untuk memberikan kompensasi atas sumber daya dan tidak dapat hilang atau rusak (baik
dalam arti sosial ekonomi atau ekologis ) sebagai akibat usaha dan kegiatan.
Rencana peengelolaan lingkungan hidup dapat berupa pencegahan dan penanggulangan
dampak negative, serta peningkatan dampak positif yang bersifat strategi. Rencana pengelolaan
3


lingkungan hidup harus diuraikan secara jelas, sistematis, serta menggandung cirri-ciri pokok
sebagai berikut :
1) Rencana pengelolaan lingkungan hidup memuat pokok-pokok arahan, prinsip-prinsip,
criteria pedoman, atau persyaratan untuk mencegah, menanggulangi, mengendalikan, atau
meningkatkan dampak besar dan penting baik negative maupun positif yang bersifat
strategi.
2) Rencana pengelolaan lingkungan hidup dimaksud perluh dirumuskan sedemikian rupa
sehingga dapat dijadikan bahan pertimbangan untuk pembuatan rancangan rinci rekayasa,
dan dasar pelaksana kegiatan pengelolaan lingkungan hidup.
3) Rencana pengendalian lingkungan hidup mencangkup pula upaya peningkatan
pengetahuan dan kemampuan karyawan pemrakarsa usaha atau kegiatan dalam
pengelolaan lingkungan hidup melalui kursus-kursus yang diperlukan pemrakarsa.
4) Rencana pengelolaan lingkungan hidup juga mencangkup pembentukan unik organisasi
yang bertanggungjawab dibidang lingkungan hidup untuk melaksanakan RKL.

Tabel RKL
Jenis
Sumber
dampak dampak


Tolak
ukur
dampak

Tuuan
RKL

Lokasi
pengelolan
LH

Periode
pengelolaan

Pembiayaan

Penanggu
ngjawaban

2. 2 RENCANA PEMANTAUAN LINGKUNGAN ( RPL)

Rencana Pemantauan Lingkungan (RPL ) adalah upaya pemantauan lingkungan hidup
yang terkena dampak penting akibat rencana usaha dan atau kegiatan, untuk dapat memahami
fenomena-fenomena terjadi pada barbagai tingkatan mulai dari tingkat proyek ( memahami

4

perilaku dampak yang timbul akibat usaha ), sampai ketingkat kawasan atau bahkan regional
tergantung pada skala keacuhan terhadap masalah yang dihadapi.
Faktor yang perluh diperhatikan dalam penyusunan dokumen perencana lingkungan hidup yakni
1) Komponen atau parameter lingkungan hidup. Yang dipantau hanyalah yang mengalami
perubahan mendasar, atau terkena dampak besar dan terpenting. Dengan demikian tidak
seluruh komponen lingkungan hidup yang harus dipantau.
2) Keterkaitan yang akan dijalin antara dokumen ANDAL, RKL dan RPL.
Aspek-aspek yang dipantau perlu memperhatikan benar dampak besar dan penting yang
dinyatakan dalam ANDAL, dan sifat pengelolaan dampak lingkungan hidup yang
dirumuskan dalam dokumen RKL.
3) Pemantaun dapat dilakukan pada sumber penyebab dampak dan atau terhadap komponen
atau parameter lingkungan yang terkena dampak. Dengan memantau kedua hal tersebut
sekaligus akan dapat dinilai atau diuji efektifitas kegiatan pengelolaan lingkungan hidup
yang dijalankan.

4) Pemantauan lingkungan hidup harus layak secara ekonomi. Walau aspek-aspek yang akan
dipantau telah dibatasi pada hal-hal yang penting saja (seperti diuraikan butir 1 dan 2)
namun biaya yang dikeluarkan perluh diperhatikan melihat kegiatan pemantau senantiasa
berlangsung selama masa kegiatan.
5) Rancangan pengumpulan analisis dan data aspek-aspek yang perluh dipantau ,
mencangkup :
a) Jenis data yang dikumpulkan
b) Lokasi pemantauan
c) Frekuensi dan jangka waktu pemantauan
d) Metode pengumpulan data (termasuk peralatan dan instrumen yang digunakan untuk
pengumpulan data).
e) Metode analisis data
6) Dokumen RPL perlu memuat tentang kelembagaan pemantauan lingkungan hidup atau
institusi yang bertanggungjawab sebagai penyandang dana, pemantauan, pelaksana
pemantauan, penggunaan hasil pemantauan dan pengawas kegiatan pemantauan.
Koordinasi dan kerja sama antar institusi ini dipandang penting untuk digalang agar data
dan informasi yang diperoleh dan selanjutnya disebarkan kepada berbagai penggunanya
dapat bersifat tepat guna, tepat waktu dan dapat dipercaya.
7) AMDAL adalah singkatan dari Analisis Mengenai Dampak Lingkungan. Dalam
Peraturan Pemerintah No. 27 tahun 1999 tentang Analisis Mengenai Dampak Lingkungan

disebutkan bahwa AMDAL merupakan kajian mengenai dampak besar dan penting untuk
pengambilan keputusan suatu usaha dan/atau kegiatan yang direncanakan pada
lingkungan hidup yang diperlukan bagi proses pengambilan keputusan tentang
penyelenggaraan usaha dan/atau kegiatan.

5

2.3 KEDUDUKAN AMDAL DALAM SIKLUS PROYEK
Adanya pembangunan adalah karena adanya kebutuhan untuk menaikkan kesejahteraan
rakyat. Pembangunan itu dijabarkan ke dalam program berbagai bidang yang selanjutnya dirinci
dalam berbagai proyek. AMDAL dapat digunakan untuk menganalisis dampak yang diperkirakan
ditimbulkan oleh program, namun pada umumnya AMDAL digunakan pada tingkat proyek.
Sebab dalam pelaksanaannya AMDAL terhadap program lebih sulit dari pada proyek.
Metode AMDAL yang berkembang di Indonesia adalah metode proyek sehingga peranan
AMDAL masih terbatas pada perencanaan proyek yang umumnya terbatas pada proyek fisik
seperti pembangunan bendungan, jalan raya, pelabuhan dan pabrik. Proyek non-fisik umumnya
masih diabaikan. Padahal proyek non-fisik pun mempunyai dampak yang penting dan besar.
Misalnya proyek pendidikan tentang pengembangan pertanian. Proyek ini memiliki peranan
besar terhadap dengan pengelolaan lingkungan.
Dalam siklus proyek, AMDAL dilaksanakan pada tahap setelah selesainya eksplorasi,

telaah kelayakan eksplorasi, telaah kelayakan rekayasa, dan telaah kelayakan ekonomi. Dalam
hal ini, AMDAL merupakan bagian integral telaah kelayakan proyek, sehingga dapat dinamakan
telaah kelayakan lingkungan.
6

YA
a.

EKS
PRA-TKR

TKR

PRA-TKE

TKE

Y/T

AMDAL
Y/T
b.

EKS
PRA-TKR

TKR

PRA-TKE

TKE

PRA-AMDAL

AMDAL (TKL)

WAKTU (T)

TABEL 1. Pelaksanaan AMDAL dalam perencanaan proyek: a) AMDAL dilaksanakan setelah eksplorasi (EKS),
telaah kelayakan rekayasa (TKR) dan telaah kelayakan ekonomi (TKE) selesai; b) AMDAL merupakan
bagiantegrasi telaah kelayakan rekayasa dan telaah kelayakan ekonomi dan dimulai sangat awal. Uraian dalam
naskah. Y: ya; T: tidak.

Peranan AMDAL dalam hal ini sangat penting ialah peran serta masyarakat yang lebih
luas dalam perencanaan pembangunan daripada pihak pemrakarsa dan pemerintah saja. Dalam
penggunaannya AMDAL sebagai bagian integral dalam proses perencanan program dan proyek,
digunakan sebagai persyaratan lingkungan di samping persyaratan ekonomi dan teknik. Dengan
demikian sifat AMDAL yang hingga kini merupakan aktivitas eksternal proses perencanaan
diubah menjadi bagian terpadu internal proses perencanaan.
Selama pelaksanaan dan operasi proyek, dilakukan pemantauan. Hasil pemantauan
digunakan antara lain sebagai umpan balik untuk melakukan koreksi tertentu terhadap
pelaksanaan dan operasi proyek. Dengan kata lain, pemanatauan itu merupakan alat pengelola
lingkungan. Pemantauan juga bekerja sebagai umpan balik untuk menyempurnakan perencaan
program dan proyek yang serupa di kemudian hari dan menjadi acuan perbaikan kebijaksanaan
lingkungan.

7

BAB III
PENUTUP
3.I Kesimpulan
Dari pembahasan diatas maka dapat disimpulkan bahwa :
1. AMDAL adalah kajian mengenai dampak besar dan penting untuk pengambilan
keputusan suatu usaha dan/atau kegiatan yang direncanakan pada lingkungan hidup yang
diperlukan bagi proses pengambilan keputusan tentang penyelenggaraan usaha dan/atau
kegiatan.
2. Dokumen perencanan lingkungan hidup merupakan dokumen yang memuat upaya- upaya
mencegah, mengendalikan dan menaggulangi dampak besar dan penting lingkungan
hidup yang bersifat negatif dan meningkatka.
3. Rencana Pemantauan Lingkungan (RPL ) adalah upaya pemantauan lingkungan hidup
yang terkena dampak penting akibat rencana usaha dan atau kegiatan, untuk dapat
memahami fenomena-fenomena terjadi pada barbagai tingkatan mulai dari tingkat proyek
( memahami perilaku dampak yang timbul akibat usaha ), sampai ketingkat kawasan atau
bahkan regional tergantung pada skala keacuhan terhadap masalah yang dihadapi.

8