Mekanisme Perhitungan Pajak Bumi dan Bangunan Sektor Perdesaan dan Perkotaan (P2) Pada Dinas Daerah Pendapatan Kabupaten Langkat
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM)
Pajak merupakan sumber penerimaan negara yang penting bagi pelaksanaan dan peningkatan pembangunan nasional untuk meningkatkan kemakmuran dan kesejahteraan rakyat, oleh sebab itu perlu peningkatan peran serta masyarakat, salah satu peran penting masyarakat dalam peningkatan kemakmuran dan kesejahteraan rakyat yaitu dengan membayar pajak, salah satu pajak yang akan dibahas oleh penulis adalah Pajak Bumi dan Bangunan. Pengenaan Pajak atas bumi dan bangunan dilatarbelakangi karena bumi dan bangunan memberikan keuntungan dan/atau kedudukan sosial ekonomi yang lebih baik bagi orang/atau yang mempunyai suatu hak atasnya atau memperoleh manfaat darinya oleh sebab itu wajar apabila kepada mereka diwajibkan memberikan sebagian dari manfaat atau kenikmatan yang diperolehnya kepada negara melalui pajak.
Pengalihan pengelolaan Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan (P2) dari Pemerintah Pusat kepada Pemerintah Daerah merupakan suatu bentuk tindak lanjut kebijakan otonomi daerah dan desentralisasi fiskal. Bentuk kebijakan tersebut dituangkan ke dalam Undang – undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah. Dengan pengalihan ini maka kegiatan
(2)
Proses pendataan, penilaian, penetapan, pengadministrasian, pemungutan/penagi-han dan pelayanan PBB P2 akan diselenggarakan oleh Pemerintah Daerah (Kabu-paten/Kota).
Tujuan Pengalihan pengelolaan PBB-P2 menjadi pajak daerah sesuai dengan Undang – undang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah adalah:
1. Meningkatkan akuntabilitas penyelenggaraan otonomi daerah memberikan peluang baru kepada daerah untuk mengenakan pungutan baru (menambah jenis pajak daerah dan retribusi daerah).
2. Memberikan kewenangan yang lebih besar dalam perpajakan dan retribusi dengan memperluas basis pajak daerah.
3. memberikan kewenangan kepada daerah dalam penetapan tarif pajak daerah. 4. menyerahkan fungsi pajak sebagai instrumen penganggaran dan pengaturan
pada daerah
Adapun yang menjadi latar belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) adalah bahwa sudah seharusnya tamatan Program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan FISIP USU adalah merupakan tenaga yang ahli, terampil serta siap pakai dalam bidang perpajakan. Maka dari itu pelaksanaan kegiatan Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) oleh mahasiswa diperlukan untuk memperdalam pengetahuan yang telah diperoleh selama masa perkuliahan dan mempelajari langsung pada dunia kerja nyata.
(3)
Pelaksanaan PKLM ini juga untuk persyaratan untuk menamatkan studi pada Program Diploma III Administrasi Perpajakan, karena Pelaksanaan PKLM merupakan bagian dari mata kuliah yang dikerjakan oleh mahasiswa tamatan Program studi Diploma III Administrasi FISIP USU yang dianggap mengerti dan memahami berbagai bidang perpajakan yang telah dipelajari, baik secara teori maupun praktiknya. Adapun permasalahan yang akan dibahas adalah: “Perhitungan Pajak Bumi dan Bangunan sektor Perdesaan dan Perkotaan yang telah dialihkan sepenuhnya kepada Pemerintah Daerah sehingga timbul perubahan peraturan baru oleh masing – masing Daerah khususnya pada tarif PBB P2 yang ditetapkan sesuai kebijakan daerahnya.”
Dari permasalahan di atas dan keingintahuan tentang Mekanisme Perhitungan Pajak Bumi dan Bangunan sektor Perdesaan dan Perkotaan, maka penulis mengangkat judul “Mekanisme Perhitungan Pajak Bumi Dan Bangunan Sektor Perdesaan Dan Perkotaan (P2) Pada Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Langkat”.
B. Tujuan dan Manfaat Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) 1. Tujuan Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM)
(4)
1.1 Untuk mengetahui Mekanisme Perhitungan Pajak Bumi dan Bangunan Sektor Perdesaan dan Perkotaan Pada Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Langkat.
1.2 Untuk mengetahui upaya yang dilakukan dalam menigkatkan Pajak Bumi dan Bangunan sektor Perdesaan dan Perkotaan Pada Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Langkat.
1.3 Untuk mengetahui target dan realisasi penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan sektor Perdesaan dan Perkotaan Pada Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Langkat.
2. Manfaat PKLM 2.1Bagi Mahasiswa:
a. Menambah wawasan pengetahuan tentang sistem perpajakan khususnya Pajak Bumi dan Bangunan sektor Perdesaan dan Perkotaan.
b. Memahami Mekanisme Perhitungan PBB sektor Perdesaan dan Perkotaan.
c. Meningkatkan kemampuan manajemen diri dalam bersosialisasi dan bekerjasama dengan institusi pemerintah.
(5)
a. Membina kerjasama antara lembaga pendidikan Program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan dengan Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Langkat.
b. Guna memenuhi kebutuhan akan tenaga – tenaga terampil yang sesuai dengan keahliannya dan nantinya merupakan tenaga ahli yang siap dipakai sesuai dengan bidang ilmu yang ditekuni.
c. Dengan dilaksanakannya Praktik Kerja Lapangan Mandiri bagi mahasiswa dituntut terhadap instansi Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Langkat baik berupa saran maupun kritikan yang bersifat membangun yang menjadi sumber masukan untuk meningkatkan kinerja dilingkungan Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Langkat.
2.3Bagi Program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan:
a. Membuka interaksi antara dosen dengan instansi Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Langkat yang bersangkutan dalam memberikan uji nyata mengenai ilmu pengetahuan yang diterima mahasiswa melalui Praktik Kerja Lapangan Mandiri.
b. Mempertinggi pandangan masyarakat terhadap Sumber Daya Manusia (SDM) yang dihasilkan dari Lembaga Pendidikan Nasional Khususnya untuk Program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan.
(6)
c. Guna meningkatkan profesionalisme, memperluas wawasan serta memantapkan pengetahuan dan keterampilan Mahasiswa dalam menerapkan ilmu khususnya di bidang perpajakan.
C. Uraian Teoritis
Pajak menurut S.I. Djajadiningrat, pajak sebagai suatu kewajiban menyerahkan sebagian dari kekayaan ke kas negara yang disebabkan suatu keadaan, kejadian, dan perbuatan yang memberikan kedudukan tertentu, tetapi bukan sebagai hukuman, menurut peraturan yang ditetapkan pemerintah serta dapat dipaksakan, tetapi tetapi tidak ada jasa timbal balik dari negara secara langsung, untuk memelihara kesejahteraan secara umum(Resmi, 2008:1).
Berdasarkan Undang – Undang Nomor 34 tahun 2000 sebagaimana telah diubah menjadi Undang – Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah, yang dimaksud dengan pajak Daerah adalah kontribusi wajib kepada daerah yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan undang – undang dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan daerah bagi sebesar – besarnya untuk kemakmuran rakyat.
Pajak Bumi dan Bangunan adalah pajak negara yang dikenakan terhadap harta tak bergerak berupa bumi dan bangunan (UU No. 12 Tahun 1994). PBB
(7)
adalah pajak yang bersifat kebendaan, artinya besarnya pembebanan pajak ditentukan oleh keadaan objek pajak itu saja yaitu bumi dan bangunan, sedangkan keadaan pribadi subjek pajak atau wajib pajak tidak diperhatikan. PBB pada awalnya merupakan pajak pusat yang dialokasikan ke daerah – daerah dengan proporsi tertentu, namun demikian dalam perkembangannya berdasarkan Undang – Undang Nomor 28 tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah, PBB untuk sektor Perdesaan dan Perkotaan sepenuhnya menjadi pajak daerah mulai tahun 2010. Kewenangan yang dialihkan Pemerintah Pusat kepada Pemerintah Daerah terkait pelaksanaan PBB sektor Perdesaan dan Perkotaan antara lain: prose pendataan, penilaian, penetapan, pengadministrasian, pemungutan/penagihan, dan pelayanan. Maka dari itu kewenangan masing – masing pemerintah daerah kabupaten/kota di Indonesia berbeda – beda sesuai dengan peraturan daerah yang bersangkutan.
Objek PBB adalah Bumi dan/atau bangunan, kecuali kawasan yang digunakan untuk kegiatan usaha perkebunan, perhutanan, dan pertambangan. Bumi adalah permukaan bumi (tanah dan perairan) dan tubuh bumi yang ada dibawahnya. Bangunan adalah kontruksi teknik yang ditanamkan atau dilekatkan secara tetap pada tanah dan/atau perairan di wilayah Republik Indonesia. Contoh objek bangunan: jalan lingkungan, jalan tol, Menara, kilang, galangan, dermaga, tempat olahraga, taman mewah, pagar mewah, kolam renang.
(8)
Dasar pengenaan PBB sektor perdesaan dan perkotaan adalah Nilai Jual Objek Pajak (NJOP). Berdasarkan Undang – Undang Nomor 12 Tahun 1994, yang dimaksud dengan NJOP adalah harga rata – rata yang diperoleh dari transaksi jual beli yang terjadi secara wajar, dan bilamana tidak terdapat transaksi jual beli, NJOP ditentukan melalui perbandingan harga dengan objek lain yang sejenis, atau nilai perolehan baru, atau nilai jual objek pajak pegganti. Dalam Keputusan Menteri Keuangan RI. Nomor : 201/KMK.04/200 tentang penyesuaian besarnya Nilai Jual Objek Pajak Tidak Kena Pajak (NJOPTKP) sebagai dasar penghitungan PBB setinggi – tingginya Rp 12.000.000. Sedangkan menurut Undang – Undang Nomor 28 Tahun 2009 besarnay NJOPTKP ditentukan paling rendah Rp 10.000.000 dan penetapannya dilakukan oleh masing – masing Kepala Daerah. Tarif PBB berdasarkan UU Nomor 28 Tahun 2009 adalah paling tinggi 0,3% yang ditetapkan dengan Peraturan Daerah. Perhitungan PBB menurut Undang – Undang Nomor 28 Tahun 2009 Pasal 81 adalah sebagai berikut:
PBB = Tarif (max 0,3%) X (NJOP – NJOPTKP)
D. Ruang Lingkup Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM)
Adapun yang menjadi ruang lingkup dalam Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) ini adalah Bagaimana Mekanisme Perhitungan Pajak Bumi dan
(9)
Bangunan sektor Perdesaan dan Perkebunan pada Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Langkat. Penulis akan membahas mengenai:
1. Mekanisme perhitungan Pajak Bumi dan Bangunan sektor Perdesaan dan Perkotaan pada Dinas Pendapatan Daerah kabupaten Langkat.
2. Target dan realisasi Pajak Bumi dan Bangunan sektor Perdesaan dan Perkotaan setiap tahun.
3. Upaya yang dilakukan oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Langkat dalam meningkatkan Pajak Bumi dan Bangunan sektor Perdesaan dan Perkotaan.
E. Metode Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM)
Untuk memperoleh data – data dan informasi yang berhubungan dengan Mekanisme Perhitungan Pajak Bumi dan Bangunan sektor Perdesaan dan Perkotaan pada Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Langkat, digunakan beberapa metode yaitu:
1. Tahap Persiapan
Yaitu dimulai dari kegiatan yang harus dilakukan sebelum melakukan PKLM ke objek PKLM yang meliputi kegiatan seperti pemilihan objek PKLM, lokasi PKLM, pengajuan proposal PKLM, dan surat pengantar PKLM dari pihak fakultas atau Program Diploma III Administrasi Perpajakan.
(10)
Merupakan kegiatan studi mencari data dan informasi dengan membaca landasan teori, menelaah buku – buku literatur, perundang – undangan dibidang perpajakan, majalah, surat kabar, internet, catatan – catatan, maupun bahsa tertulis yang ada hubungannya dengan laporan PKLM.
3. Observasi Lapangan
Melakukan Pengamatan secara langsung untuk mengetahui keadaan kinerja pada Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Langkat untuk mendapat gambaran mengenai masalah yang akan diteliti.
4. Pengumpulan Data
Di dalam melaksanakan PKLM, penulis juga mengumpulkan data yang diperlukan dalam menyusun laporan akhir dari kegiatan PKLM. Data tersebut diperoleh baik dari hal – hal yang sudah dilihat dan tentu saja dari data – data yang diberikan pihak dinas pendapatan daerah baik tertulis maupun data lisan. Metode pengumpulan data terbagi dua, yaitu:
4.1 Data Primer
Yaitu data yang diperoleh melalui wawancara terhadap orang –orang yang dianggap mampu memberi masukan dan informasi serta observasi penulis ke lapangan tempat objek PKLM
(11)
Yaitu data atau informasi yang diperoleh melalui studi literatur melalui sumber – sumber pustaka, undang – undang, dokumentasi maupun literatur lain yang berhubungan dengan objek PKLM.
5. Analisis dan Evaluasi Data
Yaitu setelah data yang diperlukan telah terkumpul secara lengkap maka penulis sudah dapat melakukan analisis sasuai dengan metode analisis yang tepat dan mengevaluasi data secara kualitatif yang kemudian diinterpretasikan secara objektif, jelas, dan sistematis.
F. Metode Pengumpulan Data
Adapun cara – cara pengumpulan data di atas adalah sebagai berikut: 1. Pengamatan (Observation Guide)
yaitu kegiatan mengumpulkan data mencari data dengan cara langsung maupun tidak langsung terjun ke lapangan untuk melakukan peninjauan dengan mengamati, mendengar dan bila perlu membantu mengerjakan tugas yang diberikan oleh pihak instansi dengan memberikan petunjuk atau arahan dahulu dengan berpedoman kepada ketentuan yang berlakupada instansi dan tidak boleh melakuakan pekerjaan yang menjadi rahasia dan memiliki resiko yang tinggi.
(12)
Melaui metode ini penulis melakukan wawancara langsung kepada pihak - pihak yang berkompeten dibidangnya, serta pihak – pihak lain yang dianggap memiliki pengetahuan tentang permasalahan yang diajukan penulis.
3. Dokumentasi (Optional Guide)
Yaitu pengumpulan daftar - daftar dokumentasi yang diperlukan dalam instansi yang bersangkutan untuk menambah objektifitas yang dibutuhkan untuk melengkapi laporan PKLM. Dokumen tersebut berupa struktur organisasi, peraturan – peraturan daerah, rencana kerja, surat keputusan.
G. Sistematika Penulisan Laporan Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM)
Dalam pembahasan penulisan laporan ini penulis menyajikan pembahasan kedalam lima bab. Adaapun yang menjadi sistematika dalam penyusunan Laporan Parktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) adalah:
BAB I PENDAHULUAN
Pada bab ini penulis menjelaskan secara singkat tentang Latar Belakang penulisan, Tujuan dan Manfaat, Uraian Teoritis, Ruang Lingkup, Metode Pengumpulan Data, dan Sistematika Penulisan Laporan.
(13)
BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PKLM
Pada bab ini penulis akan menjelaskan gambaran umum Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Langkat yaitu, Sejarah Singkat, Struktur Organisasi, Uraian Tugas Pokok dan Fungsi Setiap Struktur Organisasi, Bagan Struktur Organisasi, dan Tata Kerja setiap Struktur Organisasi.
BAB III GAMBARAN DATA PAJAK BUMI DAN BANGUNAN SEKTOR PERDESAAN DAN PERKOTAAN
Pada bab ini penulis menguraikan Ketentuan Umum pajak bumi dan bangunan sektor perdesaan dan perkotaan, objek dan subjek pajka bumi dan bangunan sektor perdesaan dan perkotaan, dasar pengenaan, tarif pajak bumi dan bangunan sektor perdesaan dan perkotaan kabupaten Langkat, Pendataan, Surat Pemberitahuan Objek Pajak, Surat Pemberitahuan Pajak, dan Surat Ketetapan Pajak Daerah
BAB IV ANALISIS DAN EVALUASI
Pada bagian ini diuraikan mengenai penganalisaan masalah yang timbul, Mekanisme Perhitungan Pajak Bumi dan Bangunan Sektor Perdesaan dan Perkotaan, Upaya Meningkatkan Pajak Bumi dan Bangunan Pada Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Langkat, dan Target serta Realisasi Penerimaan PBB-P2 di Kabupaten Langkat.
(14)
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
Pada bab ini penulis akan mengemukakan kesimpulan yang diperoleh dari hasil – hasil pembahasan atau analisa pada bagian diatas serta saran – saran yang diajukan oleh penulis.
(1)
Bangunan sektor Perdesaan dan Perkebunan pada Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Langkat. Penulis akan membahas mengenai:
1. Mekanisme perhitungan Pajak Bumi dan Bangunan sektor Perdesaan dan Perkotaan pada Dinas Pendapatan Daerah kabupaten Langkat.
2. Target dan realisasi Pajak Bumi dan Bangunan sektor Perdesaan dan Perkotaan setiap tahun.
3. Upaya yang dilakukan oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Langkat dalam meningkatkan Pajak Bumi dan Bangunan sektor Perdesaan dan Perkotaan.
E. Metode Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM)
Untuk memperoleh data – data dan informasi yang berhubungan dengan Mekanisme Perhitungan Pajak Bumi dan Bangunan sektor Perdesaan dan Perkotaan pada Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Langkat, digunakan beberapa metode yaitu:
1. Tahap Persiapan
Yaitu dimulai dari kegiatan yang harus dilakukan sebelum melakukan PKLM ke objek PKLM yang meliputi kegiatan seperti pemilihan objek PKLM, lokasi PKLM, pengajuan proposal PKLM, dan surat pengantar PKLM dari pihak fakultas atau Program Diploma III Administrasi Perpajakan.
(2)
Merupakan kegiatan studi mencari data dan informasi dengan membaca landasan teori, menelaah buku – buku literatur, perundang – undangan dibidang perpajakan, majalah, surat kabar, internet, catatan – catatan, maupun bahsa tertulis yang ada hubungannya dengan laporan PKLM.
3. Observasi Lapangan
Melakukan Pengamatan secara langsung untuk mengetahui keadaan kinerja pada Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Langkat untuk mendapat gambaran mengenai masalah yang akan diteliti.
4. Pengumpulan Data
Di dalam melaksanakan PKLM, penulis juga mengumpulkan data yang diperlukan dalam menyusun laporan akhir dari kegiatan PKLM. Data tersebut diperoleh baik dari hal – hal yang sudah dilihat dan tentu saja dari data – data yang diberikan pihak dinas pendapatan daerah baik tertulis maupun data lisan. Metode pengumpulan data terbagi dua, yaitu:
4.1 Data Primer
Yaitu data yang diperoleh melalui wawancara terhadap orang –orang yang dianggap mampu memberi masukan dan informasi serta observasi penulis ke lapangan tempat objek PKLM
(3)
Yaitu data atau informasi yang diperoleh melalui studi literatur melalui sumber – sumber pustaka, undang – undang, dokumentasi maupun literatur lain yang berhubungan dengan objek PKLM.
5. Analisis dan Evaluasi Data
Yaitu setelah data yang diperlukan telah terkumpul secara lengkap maka penulis sudah dapat melakukan analisis sasuai dengan metode analisis yang tepat dan mengevaluasi data secara kualitatif yang kemudian diinterpretasikan secara objektif, jelas, dan sistematis.
F. Metode Pengumpulan Data
Adapun cara – cara pengumpulan data di atas adalah sebagai berikut: 1. Pengamatan (Observation Guide)
yaitu kegiatan mengumpulkan data mencari data dengan cara langsung maupun tidak langsung terjun ke lapangan untuk melakukan peninjauan dengan mengamati, mendengar dan bila perlu membantu mengerjakan tugas yang diberikan oleh pihak instansi dengan memberikan petunjuk atau arahan dahulu dengan berpedoman kepada ketentuan yang berlakupada instansi dan tidak boleh melakuakan pekerjaan yang menjadi rahasia dan memiliki resiko yang tinggi.
(4)
Melaui metode ini penulis melakukan wawancara langsung kepada pihak - pihak yang berkompeten dibidangnya, serta pihak – pihak lain yang dianggap memiliki pengetahuan tentang permasalahan yang diajukan penulis.
3. Dokumentasi (Optional Guide)
Yaitu pengumpulan daftar - daftar dokumentasi yang diperlukan dalam instansi yang bersangkutan untuk menambah objektifitas yang dibutuhkan untuk melengkapi laporan PKLM. Dokumen tersebut berupa struktur organisasi, peraturan – peraturan daerah, rencana kerja, surat keputusan.
G. Sistematika Penulisan Laporan Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM)
Dalam pembahasan penulisan laporan ini penulis menyajikan pembahasan kedalam lima bab. Adaapun yang menjadi sistematika dalam penyusunan Laporan Parktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) adalah:
BAB I PENDAHULUAN
Pada bab ini penulis menjelaskan secara singkat tentang Latar Belakang penulisan, Tujuan dan Manfaat, Uraian Teoritis, Ruang Lingkup, Metode Pengumpulan Data, dan Sistematika Penulisan Laporan.
(5)
BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PKLM
Pada bab ini penulis akan menjelaskan gambaran umum Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Langkat yaitu, Sejarah Singkat, Struktur Organisasi, Uraian Tugas Pokok dan Fungsi Setiap Struktur Organisasi, Bagan Struktur Organisasi, dan Tata Kerja setiap Struktur Organisasi.
BAB III GAMBARAN DATA PAJAK BUMI DAN BANGUNAN SEKTOR PERDESAAN DAN PERKOTAAN
Pada bab ini penulis menguraikan Ketentuan Umum pajak bumi dan bangunan sektor perdesaan dan perkotaan, objek dan subjek pajka bumi dan bangunan sektor perdesaan dan perkotaan, dasar pengenaan, tarif pajak bumi dan bangunan sektor perdesaan dan perkotaan kabupaten Langkat, Pendataan, Surat Pemberitahuan Objek Pajak, Surat Pemberitahuan Pajak, dan Surat Ketetapan Pajak Daerah
BAB IV ANALISIS DAN EVALUASI
Pada bagian ini diuraikan mengenai penganalisaan masalah yang timbul, Mekanisme Perhitungan Pajak Bumi dan Bangunan Sektor Perdesaan dan Perkotaan, Upaya Meningkatkan Pajak Bumi dan Bangunan Pada Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Langkat, dan Target serta Realisasi Penerimaan PBB-P2 di Kabupaten Langkat.
(6)
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
Pada bab ini penulis akan mengemukakan kesimpulan yang diperoleh dari hasil – hasil pembahasan atau analisa pada bagian diatas serta saran – saran yang diajukan oleh penulis.