Makanan Impor Mengandung Babi Menurut Pe

MATA KULIAH ISLAM DAN KESEHATAN
Dosen Pengampu : Dr. dr. Watik Pratiknya, M.Sc

TUGAS AKHIR SEMESTER
“Makanan Import Mengandung Babi Menurut Persepsi Islam dan Kesehatan”

Oleh
Balqis Hafidhah
2013710019

PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA
2014/2015

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Allah SWT, atas berkat, rahmat, serta hidayah-NYA sehingga
penulis dapat menyelesaikan makalah Islam dan Kesehatan yang berjudul “Makanan Import
Mengandung Babi Menurut Persepsi Islam dan Kesehatan” tepat pada waktunya.
Makalah ini dibuat berdasarkan penilaian dalam mata kuliah Islam dan Kesehatan pada

semester empat sebagai pengetahuan bagi penulis maupun pembaca makalah ini untuk
mengetahui lebih lanjut mengenai Islam dan Kesehatan.
Penulis sangat menyadari akan kekurangan yang dimiliki begitu pula dengan pembuatan
makalah ini. Karena itu, kritik dan saran sangat diharapkan guna memperbaiki segala
kekurangan dalam makalah ini.
Ucapan terimakasih tak lupa penulis haturkan kepada Bapak Dr. dr. Watik Pratiknya, M.Sc
sebagai dosen mata kuliah Islam dan Kesehatan yang telah membimbing penulis dalam
pembuatan makalah ini serta teman-teman yang ikut membantu dalam pembuatan makalah
baik secara langsung ataupun tidak.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca maupun bagi penulis sendiri.
Aamiin ya Rabbal’alamin

Jakarta, 01 Juni 2015

Penulis

i

DAFTAR ISI
Kata Pengantar


i

Daftar Isi

ii

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan Penulisan
1.4 Metode Penulisan
1.5 Sistematika Penulisan

1
1
1
2
2


BAB II Pengertian
2.1 Makanan Import
2.2 Halal dan Haram
2.3 Babi dan Produk Turunannya

3
3
3

BAB III Pembahasan
3.1 Globalisasi Mengubah Trend Makanan di Indonesia
3.2 Persepsi Islam, Kesehatan, dan Sosial Budaya

10
10

BAB IV Penutup
4.1 Kesimpulan
4.2 Saran


13
13

Daftar Pustaka

ii

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Globalisasi telah menjajah secara laten pasca kemerdekaan. Menjajah budaya-budaya
lokal salah satunya adalah makanan. Ditambah lagi berlakunya AFTA (ASEAN Free
Trade Area) pada Desember 2015 nanti. Sehingga makin banyak produk-produk luar
negeri yang keluar masuk dengan mudahnya, baik teknologi; busana,;gaya hidup; bahkan
makanan.
Gaya hidup yang cenderung kebarat-baratan atau bahkan trend ke timur-timuran yang
mulai merajalela tahun 2000-an (berkiblat pada Jepang atau Korea), begitu juga dengan
makanan. Indonesia yang lebih dari 90% mayoritas penduduknya Muslim haruslah bisa
memilah-milah. Apalagi terkait makanan import, kandungan babi yang ada harus

dihindari bagaimanapun mengingat efek samping dilihat dari sisi Islam, Kesehatan,
maupun sosial budaya.
Berbagai macam istilah babi dalam makanan yang banyak dan menggunakan bahasa
asing sering kali membuat masyarakat lalai dalam mengkonsumsi makanan yang halal
menurut ajaran Islam. Apalagi trend jual-beli makanan impor yang berasal dari Amerika,
Jepang, Korea, China, dan negara lainya melalui media sosial yang sedang marak
menjadi gaya hidup konsumtif kalangan muda saat ini. Maka penulis tertarik mengangkat
judul “Makanan Import Mengandung Babi Menurut Persepsi Islam dan Kesehatan”
1.2 Rumusan Masalah
1.2. 1 Apa pengertian dari makanan import, halal-haram, dan babi?
1.2. 2 Apa saja istilah-istilah babi dalam makanan impor?
1.2. 3 Bagaimana globalisasi mengubah trend makanan di Indonesia?
1.2. 4 Bagaimana pandangan Islam, Kesehatan dan Sosial Budayanya?
1.3 Tujuan Penulisan
Penulisan makalah ini bertujuan untuk :Mengetahui mengetahui istilah-istilah produk
babi, dampak mengkonsumsi babi Mengetahui perspektif islam, kesehatan, dan sosial
budaya mengenai makanan import mengandung babi.Lebih berhati-hati membeli
maupun mengkonsumsi makanan import
1.4 Metode Penulisan
Metode penulisan yang digunakan adalah metode kepustakaan. Penulis mencari berbagai

informasi dari buku, jurnal, ataupun majalah yang
berhubungan dengan makalah ini.
1
1.5 Sistematika Penulisan

Suatu susunan yang sistematis dari bagian awal sampai bagian akhir, dalam menyusun
makalah, yaitu:
Bab I
: Pendahuluan yang menguraikan tentang latar belakang, rumusan masalah,
tujuan penulisan, metode penulisan dan sistematika penulisan.
Bab II
: Pengertian makanan import, halal-haram dan babi dan makanan
Bab III : Mengkaji teori, yaitu: globalisasi mengubah trend makanan di Indonesia,
istilah-istilah babi dalam makanan impor, bagaimana pandangan Islam, Kesehatan, dan
Sosial Budaya mengenai makanan impor mengandung babi.
BAB IV : Kesimpulan dan Saran

BAB II
PENGERTIAN
2.1 Makanan Import

Makanan adalah segala sesuatu yg dapat dimakan (seperti panganan, lauk-pauk,
kue); segala bahan yg kita makan atau masuk ke dalam tubuh yang membentuk atau
mengganti jaringan tubuh, memberikan tenaga, atau mengatur semua proses dalam
tubuh.
Import adalah kegiatan memasukkan barang ke dalam daerah pabean. Jadi dapat
disimpulkan bahwa makanan import adalah segala bentuk makanan yang dimasukan
dalam suatu negara ke negara lain yang dimasukan ke dalam daerah pabean.
Indonesia memiliki aturan tersendiri untuk import amakanan
2.2 Halal dan Haram
a. Halal

2

Halal ( ‫ حلل‬ḥalāl; 'diperbolehkan') adalah segala obyek atau kegiatan yang
diizinkan untuk digunakan atau dilaksanakan, dalam agama Islam. Istilah ini
dalam kosakata sehari-hari lebih seringkan digunakan untuk merujukan
kepada makanan dan minuman yang diizinkan untuk dikonsumsi menurut
dalam Islam.

Halal


sebagai

salah

satu

dari

lima

hukum,

yaitu: fardhu (wajib), mustahab (disarankan), halal (dibolehkan),makruh (dibe
nci), haram (dilarang).
b. Haram
Haram (‫ حرام‬ḥarām) adalah sebuah status hukum terhadap suatu aktivitas atau
keadaan suatu benda (misalnya makanan). Aktivitas yang berstatus hukum
haram atau makanan yang dianggap haram adalah dilarang secara keras.
Orang yang melakukan tindakan haram atau makan binatang haram ini akan

mendapatkan konsekuensi berupa dosa.
2.3 Babi dan Produk Turunannya
Babi merupakan hewat omnivora, yang mempunyai ciri kerakusan yang luar biasa.
Dapat dilihat dari cara hewan ini makan, babi dapat mekanan segala hal yang ada di
hadapannya. Bahkan kotorannya sendiri pun dapat dimakannya.
a. Penyakit umum pada babi

3

Karna kebiasaan memakan segala tanpa seleksi maka penyakit terkait
pencernaan sering ditemukan pada babi. Parasit salah satu penyebabnya.

4

a) Penyakit disebabkan oleh parasit
a. Cacing Gelang
Cacing gelang hidup di usus dan mengambil makanan dari babi.
Karena itu dapat menjadi kurus. Cacing gelang usus (Ascaris
lumbricoides) yang umum di seluruh dunia, terutama di iklim hangat
dan lembab. Cacing ini besar, seukuran pensil. Infeksi dimulai dengan

konsumsi telur yang biasanya ada di tanah yang terkontaminasi, atau
buah-buahan dan sayuran tumbuh di tanah yang terinfeksi.
b. Cacing pita
Cacing pita beberntuk datar dan panjang seperti pita merupakan
makhluk yang umum di semua bagian dunia. Cacing pita tidak
memiliki sistem pencernaan sehingga mereka menerima makanan
mereka melalui kulit karena mereka menyerap nutrisi. Cacing pita ini
menyerap asam folat dan vitamin B-12. Parasit ini dapat menyebabkan
apa yang disebut sebagai "keracunan yg disebabkan oleh serangga"
karena mereka mengeluarkan dan meninggalkan produk-produk
limbah berbahaya dalam tubuh. Cacing pita ini dapat menggulung diri
menjadi bola dan dapat dirasakan di sisi kanan perut bawah hati.
Campak babi disebabkan oleh cacing pita yang hidup di otot babi.
Mereka biasanya tidak mempengaruhi babi, tetapi dapat menyebabkan
rasa sakit dan mungkin merasa sulit untuk bergerak. Ketika orang
makan daging babi yang tidak matang, cacing masih berkembang pada
daging tersebut.
5

c. Mange

Hal ini disebabkan oleh parasit kecil yang disebut tungau yang hidup
di kulit. Mereka memnyebabkan gatal yang parah dan iritasi. Saat
kudis sarcoptic pada babi telah dilaporkan di semua negara produsen
utama babi dan lazim dalam kawanan babi di Brasil. Lesi, atau koreng,
pada hewan dapat mulai pada setiap bagian dari tubuh, tetapi biasanya
muncul pertama di kepala, sekitar mata, hidung, atau telinga; Lesi
dapat berkembang menjadi hiperkeratosis dan pengelupasan kulit
lapisan epidermal.
d. Kutu
Kutu adalah pengisap darah yang juga menyebabkan iritasi pada kulit.
Kutu babi adalah spesies kutu terbesar (6,4mm) umumnya terkait
dengan hewan domestik. Hal ini ditemukan paling sering di lipatan
kulit di belakang telinga dan di antara kaki. Kegiatan penghisap darah
dari babi kutu menyebabkan banyak iritasi dan ketidaknyamanan untuk
babi
e. Myiasis
Penyakit yang disebabkan oleh lalat, yang bertelur di luka. Telur
menetas menjadi larva yang hidup dan memakan daging dan
berkembang menjadi kepompong, dan jatuh ketika mereka dewasa,
b)
c)
d)
e)
f)
g)
h)
i)

menciptakan lebih banyak luka.
Anaphrodisias
Leptospirosis
Brucellosis
Uterine Prolapsed
Mastitis
Endometritis (bakteri)
Birth diarrhoea
Red diarrhoea or clostridial enteritis
Dalam kasus akut diare berair dengan warna oranye kemerahan karena
darah. Pada stadium lanjut, potongan dari jaringan mati dapat
ditemukan. Babi yang lemah dan tidak menyusu. Membuat pucat dan

mati dalam beberapa hari.
j) Transmissible Gastroenteritis
Gastroenteritis menular adalah penyakit virus yang umum dari usus6
kecil yang menyebabkan muntah dan diare pada babi dari segala usia.
Menyebar dengan cepat. Babi kurang dari satu minggu tua jarang
bertahan hidup penyakit.
k) Fat diarrhea
l) Post diarrhea

m) Salmonellosis
n) Swine Dysentery
Dikenal dengan sejumlah nama, termasuk diare berdarah, perdarahan
enteritis. Ini mempengaruhi babi dari segala usia, kadang-kadang
o)
p)
q)
r)
s)
t)
u)
v)
w)
x)

menyebabkan kematian.
Influenza
Pseudorabbies
Pneumonia
rhinitis atrofi
pasteurellosis.
Arthritis
Streptococcal infections
Greasy Pig Disease
Anaemia
Foot and mouth disease (FMD)
Penyakit kaki dan mulut adalah akut, sangat menular, virus hewan

berkuku, seperti sapi, kerbau, kambing dan babi.
y) Swine fever/Hog cholera
z) Anthrax
Bayangkan saja dari list diatas penyakit a-z, penyakit diatas banyak yang
bisa mengefek ke manusia juga misalnya penyakit kecacingan dari babi.
Bisa disimpulkan babi merupakan sumber penyakit.
b. Istilah-istilah babi dalam produk makanan import
Produk-produk dari negara lain pastilah menggunakan istilah dalam bahasa
mereka. Seperti bahasa korea, china, jepang maupun bahasa inggris. Kandungan
7
aditif yg terbuat dari babi banyak sekali istilahnya, maka sering sekali luput dari

perhatian. Berikut adalah istilah-istilah yang ada :
a) 돼지고기[dwejigogi], 돈지[donji] (daging babi)
b) 햄[hem] (ham, daging babi olahan)
c) 동물성[dongmulsong] (hewani)
d) 젤라틴[jellatin] (gelatin)
Biasanya terdapat di snack yang mengandung jeli, marshmalow, dan
terkadang di es krim dan yoghurt.
e) 쇼태닝[syotening] (lemak)
Harus dilihat keterangannya. Kalau ada tulisan 대 두 / 식 물 성 boleh
dimakan, kalau tidak ada keterangannya diragukan sebaiknya dihindari
f) Pig
: hewan babi, khususnya babi muda dengan berat
g)
h)
i)
j)

kurang dari 50 kg
Pork
: daging babi
Swine
: istilah untuk seluruh spesies babi
Hog
: babi dewasa dengan berat melebihi 50 kg
Boar
: babi liar, babi hutan, atau celeng

k) Lard
l)
m)
n)
o)
p)
q)

: lemak babi, biasa digunakan sebagai minyak untuk

masakan atau kue serta bahan sabun
Bacon
: daging hewan yang diasapi, terutama babi
Ham
: daging paha babi
Sow
: babi betina dewasa (jarang digunakan)
Sow milk
: susu babi
Porcine
: sesuatu yang berkaitan atau berasal dari babi
Bak
: Daging babi dalam Bahasa Tiongkok. Misalnya bak
kut teh dan bakkwa. Hati-hati, bakso dan bakpaopun bisa menggunakan

daging babi.
r) Char siu, chashu, cha siu, char siew : Hidangan Kanton berupa daging
babi barbecue.
s) Cu nyuk
: Daging babi dalam Bahasa Khek/Hakka. Istilah ini
digunakan dalam siomay dan bubur.
t) Zhu rou
:
Daging
babi

dalam

Bahasa

Mandarin.

Sedangkan rou sendiri artinya 'daging'. Misalnya hongshao rou, rou jia
8
mo, tuotuorou, yuxiangrousi.
u) Butaniku
: Sebutan untuk daging babi dalam bahasa Jepang.
v) Yakibuta
: Hidangan Jepang mirip char siu, biasanya

untuk topping ramen.
w) Nibuta
: Hidangan babi berupa pundak babi yang dimasak
perlahan dengan sedikit kuah.
x) Tonkatsu
: Hidangan Jepang berupa irisan daging babi yang di
goreng dengan lapisan tepung panir.
y) Tonkotsu
: Hidangan Jepang berupa ramen berkuah putih keruh,
terbuat dari tulang, lemak, dan kolagen babi yang direbus berjam-jam.
z) B2
: Sebutan untuk makanan berbahan daging babi di
daerah Batak dan Yogyakarta.
aa) Khinzir
: Babi dalam Bahasa Arab dan Melayu
Saking banyaknya istilah produk mengandung babi maka ini sering luput
dari pengawasan dari LPPOM MUI. Edukasi penting sekali diadakan
mengenai istilah ini.

9

BAB III
PEMBAHASAN
Makanan Import Mengandung Babi Menurut Persepsi Islam dan Kesehatan
3.1 Globalisasi Mengubah Trend Makanan di Indonesia
Globalisasi adalah proses yang berkelanjutan yang menghubungkan orang,
lingkungan, kota, daerah dan negara jauh lebih erat daripada yang pernah sebelumnya.
Hal ini mengakibatkan kehidupan kita terhubung dengan orang-orang di seluruh
belahan dunia melalui makanan yang kita makan, pakaian yang kita kenakan, musik
yang kita dengarkan, informasi yang kami dapatkan dan ide-ide kita pegang.
Maka dengan mudah budaya negara lain masuk ke negara lainnya. Tak terkecuali
makanan. Semenjak terjadi globalisasi ini masyarakat Indonesia cenderung lebih
konsumtif. Mungkin ada beberapa alasan bisa terjadi hal tersebut.
Motivasinya anatara lain :
1. Produk tidak diproduksi dalam Indonesia
Karna memang produk tersebut khas budaya negara lain. Misal kimchi dari korea,
nori dari jepang dsb.
2. Indonesia tidak mempunyai kemampuan memproduksi karna kurang teknologi
maupun Sumber Daya Manusia yang capable.
3. Keingintahuan masyarakat Indonesia
4. Kecenderungan ingin mengikuti budaya luar negeri
Hal diatas memicu kegiatan eksport-import makanan antar negara. Makanan halal
maupun haram tidak terdeteksi dengan baik apalagi makanan yang mengandung babi,
dibutuhkan peraturan yang diterapkan dengan baik dan benar dengan ditambah
kerjasama anatar pihak terkait.
3.2 Persepsi Islam, Kesehatan, dan Sosial Budaya
a. Islam

“Sesungguhnya Allah hanya mengharamkan kepada kamu memakan bangkai,
darah, daging babi dan binatang-binatang yang disembelih tidak kerana
Allah maka sesiapa yang terpaksa10
(memakannya kerana darurat) sedang dia

tidak mengingininya dan tidak pula melampaui batas (pada kadar benda yang
dimakan itu), maka tidaklah dia berdosa. Sesungguhnya Allah Maha
Pengampun, lagi Maha Mengasihani”. (Q.S Al Baqarah:173)
Dari ayat diatas sudah jelas babi diharamkan untuk dikonsumsi. Mungkin
dapat dikaitkan dengan kebiasaan hewan tersebut. Pada BAB I telah dijelaskan
bahwa terdapat zoonosis (penyakit ditularkan oleh hewan ke manusia).

"Hai sekalian manusia! Makanlah yang halal lagi baik dari apa yang
terdapat di bumi, dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah syaitan;
karena sesungguhnya syaitan itu adalah musuh yang nyata bagimu" (QS. alBaqarah [2]: 168).
Hukum mengkonsumsi babi bisa dibagi menjadi 2
1. Haram : Jika sudah mengetahui yang dimakan itu mengandung babi
namun tetap disantap maka hukum akan menjadi haram
2. Mubah : apabila hanya ada makanan tersebut yang bisa dikonsumsi
(keadaan terpaksa) dan bisa menyebabkan kematian jika tidak makan,
tidak sengaja memakan atau terlanjur
b. Kesehatan
Babi yang merupakan salah satu binatang terjorok di bumi. Ia hidup dan
berkembang di kotoran binatang, kotoran manusia dan kotoran lainnya. Di
masyarakat desa tidak memiliki toilet modern dan mereka membuang kotoran di
udara terbuka. Sangat sering kotoran mereka akan habis dimakan oleh babi.
Beberapa orang berpendapat bahwa di negara-negara maju seperti Australia, babi
dipelihara sangat bersih dan higienis. Bahkan dalam kondisi higienis ini babi-babi
dalam kandang yang sama. Betapa pun keras Anda mencoba untuk menjaga
mereka bersih, mereka jorok secara alami. Mereka memakan dan menikmati
kotoran kawannya sendiri.
Dari berbagai penyakit yang bisa timbul dari mengkonsumsi babi, maka sangat
tidak dianjurkan untuk tidak mengkonsumsi babi dalam bentuk apapan apalagi
11

dalam kondisi yang tidak dimasak dengan matang.

c. Sosial Budaya
Pada beberapa agama sebenarnya sudah melarang untuk mengkonsumsi babi,
namun memang ada beberapa agama atau adat yang bahkan melibatkan babi
dalam ritual-ritualnya. Seperti di beberapa negara babi telah menjadi salah satu
mata pencaharian yang menjanjikan.
Namun produk makanan import menimbulkan banyak dilema. Salah satunya bagi
kelangsungan

perekonomian

bangsa

Indonesia.

Seharusnya

Indonesia

mengoptimalkan produksi dalam negri sehingga angka eksport lebih tinggi dan
dapat menambah devisa negara. Dan bagaimana caranya menimbulkan rasa cinta
pada produk Indonesia sendiri pada masyarakat.

12

BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
4.1 Kesimpulan
Makanan import yang mengandung babi merajalela di Indonesia dengan adanya
globalisasi dan makin akan terjadi besar-besaran dengan berlakunya AFTA pad
Desember 2015. Babi merupakan hewan omnivora yang memiliki kebiasaan
buruk, yaitu memakan apapun yang dihadapannya bahkan bisa memakan
kotorannya sendiri.
Dengan kebiasaan tersebut babi terserang berbagai penyakit yang diantaranya
merupaan zoonosis (ditularkan kepada manusia). Penularannya ini bukan hanya
kontak langsung namun dengan mengkonsumsinya saja bisa tertular. Maka tidak
dianjurkan untuk dikonsumsi.
Produk makanan import yang mengandung babi masih belum terkontrol dengan
baik, dengan berbagai istilah babi dan turunannya dalam produk membuat
masyarakat bisa saja tak sengaja memakan babi karena sangat banyaknya
istilah.
Maka haruslah ada regulasi yang keras, penelitian lebih lanjut dan pencerdasan
konsumen terkait makanan mengandung babi ini. LPPOM MUI merupakan
lembaga yang seharusnya aktif dalam menyaring produk makanan import yang
masuk ke Indonesia.
4.2 Saran


Cintailah produk dalam negeri, hindari konsumsi makanan import



Hindari konsumsi makanan yang tidak jelas komposisinya



Lakukan pengecekan label sebelum membeli produk



Diadakan pencerdasan konsumen untuk menghindari konsumsi yang
salah



Ada peraturan ketat mengenai import makanan



Semua produk import diperiksa oleh LPPOM MUI



LPPOM MUI rutin mengupdate info produk halal maupun haram yang
masuk ke Indonesia

13

DAFTAR PUSTAKA
FAO. (2009). Farmer's Hand Book on Pig Production (For the small holders at village level)
Komisis Fatwa MUI. (2009). Keputusan Fatwa Komisi Fatwa Majelis Ulama
Indonesia Tentang Penetapan Produk Halal
https://muslimahkorea.wordpress.com/?s=makanan+di+korea
http://www.unesco.org/education/tlsf/mods/theme_c/mod18.html
http://www.vemale.com/kesehatan/20990-istilah-makanan-yang-mengandung-dagingbabi.html