Motivasi dalam manajemen pendidikan isla

BAB I
PENDAHULUAN

Manajemen pendidikan adalah segenap perbuatan yang menggerakan sekelompok orang dalam
menggunakan fasilitas untuk suatu kerjasama dalam mencapai tujuan tertentu. Usaha kerjasama
yang dimaksudkan adalah pada bidang pendidikan. Kelompok orang yang dimaksud adalah
mereka yang berada dalam lingkup pendidikan (stake holder). Tujuan yang dimaksud adalah
tujuan pendidikan Nasional seperti tercantum dalam Undang-Undang RI No.20 tahun 2003
tentang Sistem Pendidikan Nasional yaitu pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk
mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
mengembangkan dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, kepribadian, kecerdasan,
akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara.
Untuk mencapai tujuan tersebut diperlukan motivasi yang tinggi.
Motif diartikan sebagai daya upaya yang mendorong seseorang melakukan sesuatu dorongan,
keingian, kebutuhan, dan daya yang sejenis yang mengarahkan perilaku1.
Menurut Meuman dalam Kartini Kartono motif (motivasi) adalah merupakan sebab atau
gambaran penyebab yang akan menimbulkan tingkah laku, menuju pada suatu tujuan; biasanya
merupakan suatu peristiwa yang sudah lalu, satu ingatan, gambaran fantasi dan perasaanperasaan tertentu. Orang biasanya menyebut adanya motif- motif rendah, yang tinggi atau nobel,
yang mementingkan diri sendiri dan lain-lain. Motif-motif ini subyektif sifatnya.

1


Sardiman A.M.,Interaksi dan motivasi belajar-mengajar (Jakarta: Rajawali, 1986) hlm 73

1

Perjuangan motif itu merupakan usaha mempertimbangakan dengan hati nurani dan akal budi
kemungkinan dilaksanakannya satu pilihan; yaitu diambil dari beberapa alternatif/ kemungkinan
motif tadi.
Pada proses penentuan ada penentuan dari seleksi dan pelaksanaan pilihan itu yaitu memilih
motif yang paling baik untuk dilaksanakan dengan segera2. Penyusun berusaha untuk menelaah
manajemen pendidikan islam dari sisi motivasi, yang disusun dalam makalah “Motivasi dalam
Manajemen Pendidikan Islam”.

2

Kartini Kartono, Psikologi umum (Bandung: Mandar Maju, 1990) hlm 105

BAB II
LANDASAN TEORI


2.1.

Manajemen
Manajemen merupakan proses perencanaan, pengorganisasian, pemimpinan, dan
pengendalian pekerjaan anggota organisasi, dan penggunaan semua sumber daya
organisasi untuk mencapai sasaran organisasi. Definisi lain mengatakan manajemen
sebagai proses pengkoordinasian dan pengintegrasian kegiatan kegiatan kerja sehingga
pekerjaan-pekerjaan tersebut dapat diselesaikan secara efisien dan efektif, melalui orang
lain3

Menurut George R. Terry dalam Sitti Salmiah Dahlan Manajemen adalah

pencapaian tujuan yang ditetapkan terlebih dahulu dengan menggunakan kegiatan orang
lain”.4
2.2.

Pendidikan
Pendidikan sebagai proses tranformasi budaya, pendidikan diartikan sebagai kegiatan
pewaris budaya dari satu generasi ke generasi yang lain. 5 Sebagai proses pembentukan
pribadi, pendidikan diartikan sebagai suatu kegiatan sistematisdan sistemik terarah

kepada terbentuknya kepribadian peserta didik.
Sistematis oleh karena proses pendidikan

berlangsung

melalui

tahap-tahap

bersinambungan (procedural) dan sistemik oleh karena berlangsung dalam semua situasi
kondisi, di semua lingkungan yang saling mengisi (lingkungan rumah, sekolah dan
3

Benyamin Molan, Glosarium Prentice Hall : Manajemen dan pemasaran (Jakarta:
Prehanllindo, 2002) hlm 92
4
Sitti Salmiah Dahlan, Manajemen pendidikan islam (Pamulang: Rabbani Press, 2008) hlm
21
5
Umar Tirtarahardja dan S.L. La Sulo, Pengantar Pendidikan (Jakarta: Rineka Cipta, 1995)

hlm 33

masyarakat). Proses pendidikan pribadi meliputi dua sasaran yaitu pembentukan pribadi
bagi mereka yang belum dewasa oleh oleh mereka yang sudah dewasa, dan bagi mereka
yang sudah dewasa atas usaha sendiri. Yang terakhir ini disebut pendidikan diri sendiri
(zelf vorming). Kedua-duanya bersifat alamiah dan menjadi keharusan. Bayi yang baru
lahir kepribadiannya belum terbentuk, belum mempunyai warna dan corak kepribadian
yang tertentu. Ia baru merupakan individu, belum suatu pribadi. Utuk menjadi pribadi
perlu mendapat bimbingan, latihan-latihan dan pengalaman melalui bergaul dengan
lingkungannya, khususnya dengan lingkungan pendidikan.
Bagi mereka yang sudah dewasa tetap dituntut adanya pengembangan diri agar kualitas
kepribadian meningkat serempak dengan meningkatnya tantangan hidup yang selalu
berubah. Dalam hubungan ini dikenal dengan apa yang disebut pendidikan sepanjang
hidup.

Pembentukan

pribadi

mencakup


pembentukan

cipta,

rasa,

dan

karsa

(kognitif,afektif dan psikomotor) yang sejalan dengan pengembangan fisik.6
2.3.

Manajemen pendidikan Islam
Untuk memperoleh masyarakat yang berbudaya, maka diperlukan pendidikan
sebagaimana yang dilakukan oleh Nabi Muhammad SAW dengan para sahabatnya.
Pendidikan merupakan kebutuhan manusia yang menginginkan kemajuan dan
keteraturan, demikian pula bangsa dan Negara memerlukan manajemen yang baik untuk
dapat mencapai tujuan sesuai yang dikehendaki. Pendidikan adalah alat yang ampuh

dalam suatu usaha dan pekerjaan untuk melakukan pembaharuan bagi generasi.
Pembahaharuan memerlukan beberapa proses dan tahapan dalam

mencapai tujuan.

Adanya usaha dan proses atau kerja (‘amal), berarti memerlukan manajemen. ‘Amal atau
kerja dalam pengertian sempit yang dikemukan Yusuf al-Qardhawi dalam Siti Salmiah

6

Umar Tirtarahardja dan S.L. La Sulo, Pengantar Pendidikan (Jakarta: Rineka Cipta, 1995)
hlm 34

Dahlan “usaha sadar yang dilakukan oleh manusia perorangan atau bersama orang lain
untuk menghasilkan barang atau jasa. Ada lembaga pendidikan berarti di dalamnya ada
usaha yang memerlukan manajemen dan ini sangat penting karena pendidikan
memerlukan beberapa unsur pokok yaitu: tempat, pendidik, peserta didik, tujuan, sarana
dan prasarana pendidikan.
Lembaga pendidikan yang menginginkan kualitas pada output tentulah membutuhkan
manajemen yang baik. Begitu pentingnya pendidikan dan pengadaan lembaga pendidikan

untuk mendidik masyarakat dan memotivasi manusia untuk menuntut ilmu pengetahuan,
maka al-Qur’an memberikan derajat yang tinggi bagi orang-orang yang menuntut ilmu
pengetahuan, sebagaimana disebutkan dalam QS. Al-Mujadalah 58:11.
Terjemahnya: “…niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman diantaramu
dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat dan Allah Maha
Mengetahui apa yang kamu kerjakan” (QS.58:11)
Ayat diatas memberikan isyarat bahwa pendidikan itu harus dikelola dengan sebaikbaiknya. Pengelolaan atau manajemen dalam memasyarakatkan al-Qur’an haruslah
manajemen menurut al-Qur’an pula. Masalah manajemen dalam seperti perencanaan
(planning), pengorganisasian (organizing), pelaksanaan (actuating)

dan pengawasan

(controlling) atau evaluasi (evaluating) dalam perspektif al-Quran.
Pendidikan yang akan dilaksanakan berdasarkan perspektif

al-Qur’an

tentu

memperhatikan manusia yang akan menjadi pendidik sesuai petunjuk al-Qur’an demikian

pula system yang digunakan harus tetap mengacu pada petunjuk al-Qur’an.7
2.4.

Motivasi
Menurut Mc. Donald, dalam Sardiman A.M. motivasi adalah perubahan energy dalam
diri seseorang ditandai dengan muncul “feeling” dan didahului dengan tanggapan

7

Sitti Salmiah Dahlan, Manajemen pendidikan islam (Pamulang: Rabbani Press, 2008) hlm
10

terhadap adanya tujuan8. Dari pengertian Mc Donald ini mengandung tiga elemen
penting.
1. Bahwa motivasi ini mengawali terjadinya perubahan energy pada diri setiap
individu manusia. Perkembangan motivasi akan membawa beberapa perubahan
dalam system “neurophysiological” yang ada pada organisme manusia (walaupun
motivasi itu muncul dari dalam diri manusia). Penampakannya akan menyangkut
kegiatan fisik manusia
2. Motivasi ditandai dengan munculnya, rasa/ “feeling”, afeksi seseorang. Dalam hal

ini motivasi relevan dengan persoalan-persoalan kejiwaan, afeksi dan emosi yang
dapat menentukan tingkah-laku manusia
3. Motivasi akan dirangsang karena adanya tujuan. Jadi motivasi dalam hal ini
sebenarnya merupakan respon dari suatu aksi, yakni tujuan. Motivasi motivasi
memang muncul dari dalam diri manusia, tetapi kemunculannya karena
terangsang/ terdorong oleh adanya unsur lain, dalam hal ini adalah tujuan. Tujuan
ini akan menyangkut kebutuhan.9
Dari definisi-definisi diatas dapat disimpulkan motivasi dalam manajemen pendidikan islam
merupakan tujuan pendikan dalam perspektif islam yang mengacu pada al-Quran.

8
9

Sardiman A.M.,Interaksi dan motivasi belajar-mengajar (Jakarta: Rajawali, 1986) hlm 73
Sardiman A.M.,Interaksi dan motivasi belajar-mengajar (Jakarta: Rajawali, 1986) hlm 74

BAB III
PEMBAHASAN

Dalam psikologi islam pembahasan motivasi tidak terlepas dari tahapan kehidupan munusia.

Secara garis besar Tujuan pendidikan yang ingin dicapai baik tujuan pendidikan nasional
maupun pendidikan islam dengan segala macam upaya pendidikan adalah sejalan dengan tujuan
penciptaan manusia yaitu pengabdian kepada Allah, seperti disebutkan dalam QS. al-Dzariayat
51:56.
Terjemahanya: “Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka
menyembah-Ku” (QS.51:56).
Al-Qur’an berisi petunjuk yang bertujuan mendidik manusia agar dapat melaksanakan fungsinya
sebagai hamba Allah dan khalifah-Nya di bumi.
Tujuan dalam proses pendidikan islam dibagi tiga:
1. Tujuan awal atau proximate goal (tujuan dekat) tujuan pendidikan islam hendaklah
berangkat dari tujuan utama diutusnya Nabi Muhammad SAW kedunia untuk
memperbaiki akhlak, sebagaimana sabdanya:
Artinya: Sesungguhnya aku diutus untuk menyempurnakan akhlak yang mulia
2. Tujuan antara (middle goal); yakni tujuan antara yang dapat mencapai kepada tujuan
akhir.

Kemampuan

menghayati


setiap

makna

pelajaran

yang

dikaji

dengan

menghubungkan penciptaan manusia, yakni mengabdi kepada Allah, seperti ditegaskan
dalam QS. al-Dzariayat 51:56. Terjemahanya: “Dan Aku tidak menciptakan jin dan

manusia melainkan supaya mereka menyembah-Ku”. Maka apapun yang dilakukan
semua didasarkan pada pengabdian kepada Allah.
3. Tujuan Akhir atau tujuan jauh (ultimate goal) adalah mencapai tingkatan ridla Ilahi.
Tujuan ini sejalan dengan tujuan akhir hidup manusia, yaitu hidup bahagia di dunia dan
hidup bahagia pula setelah meninggalkan kehidupan dunia ini di akhirat kelak.
Sebagaimana doa orang beriman dalam QS. Al-Baqarah : 201, yaitu artinya Ya Tuhan
kami, berilah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat, dan lindungilah kami dari
azab neraka.
Pendidikan Islam adalah berupa kendaraan yang akan mengantar manusia ke arah yang
dituju, yaitu ketenangan dan kebahagian lahiriyah dan bathiniyah dalam mencapai riddha
Allah. 10

10

Sitti Salmiah Dahlan, Manajemen pendidikan islam (Pamulang: Rabbani Press, 2008) hlm
71

BAB IV
KESIMPULAN
Motivasi dalam manajemen pendidikan Islam adalah untuk menyempurnakan akhlak
mulia, mengabdi kepada Allah SWT serta menggapai ridla Allah SWT.

DAFTAR PUSTAKA

Sardiman A.M.,Interaksi dan motivasi belajar-mengajar (Jakarta: Rajawali, 1986)
Kartini Kartono, Psikologi umum (Bandung: Mandar Maju, 1990)
Sitti Salmiah Dahlan, Manajemen pendidikan islam (Pamulang: Rabbani Press, 2008)
Umar Tirtarahardja dan S.L. La Sulo, Pengantar Pendidikan (Jakarta: Rineka Cipta, 1995)
Benyamin Molan, Glosarium Prentice Hall : Manajemen dan pemasaran
(Jakarta: Prehanllindo, 2002)