Pengaruh penerapan IFRS terhadap kinerja

PENGARUH PENERAPAN IFRS TERHADAP KINERJA KEUANGAN
PERUSAHAAN PADA PERUSAHAAN GO PUBLIC YANG TERDAFTAR DI
BURSA EFEK INDONESIA
Erlina, Narumondang B Siregar

ABSTRAK
Tujuan penelitian ini adalah untuk menguji pengaruh penerapan International
Financial Reporting Standard (IFRS) terhadap kinerja keuangan perusahaan pada
perusahaan go public yang terdaftar di BEI pada tahun 2010-2011. Kinerja keuangan
perusahaan diukur dengan menggunakan empat rasio keuangan, yaitu: ROA (Return
On Asset), ROE (Return On Equity), DER (Debt to Equity Ratio), dan DR (Total
Debt to Total Asset Ratio).
Penelitian ini menggunakan perusahaan yang tergolong dalam 50 Leading
Companies In Market Capitalization 2011. Pengambilan sampel perusahaan dalam
penelitian ini menggunakan metode purposive sampling, sebanyak 7 perusahaan dari
kategori perusahaan publik pada tahun 2010-2011. Analisis data yang digunakan
untuk menguji hipotesis penelitian ini adalah analisis kuantitatif dengan metode
statistik deskriptif dengan menggunakan uji normalitas data dengan uji KolmogorovSmirnov dan uji beda dengan menggunakan Paired Sample T-test.
Hasil pengujian menggunakan uji beda Paired Sample T-test menunjukkan
bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan untuk semua rasio keuangan setelah
penerapan IFRS pada periode pengamatan.

Berdasarkan statistik deskriptif
perubahan nilai rata-rata (mean) rasio DER mengalami penurunan, namun hasil
tersebut tidak cukup kuat untuk membuktikan adanya pengaruh penerapan IFRS
terhadap kinerja keuangan perusahaan.

Kata Kunci: International Financial Reporting Standard (IFRS), Kinerja
Keuangan, Paired Sample T-test.

1

1.

PENDAHULUAN

Tujuan
laporan
keuangan
adalah
menyediakan
informasi

perusahaan mengenai posisi keuangan,
kinerja keuangan, serta perubahan
posisi keuangan perusahaan, dimana
informasi ini sangat diperlukan oleh
pihak-pihak yang berkepentingan
dalam membuat keputusan. Posisi
keuangan perusahaan dipengaruhi oleh
sumber daya yang dikendalikan,
struktur keuangan, likuiditas dan
solvabilitas,
serta
kemampuan
beradaptasi
terhadap
perubahan
lingkungan. Semua informasi yang
berkaitan dengan laporan keuangan
sangat diperlukan bagi pihak-pihak
yang berkepentingan pada perusahaan,
baik itu pihak eksternal maupun pihak

internal perusahaan.
Untuk menyediakan informasi
keuangan yang baik dan sesuai dengan
yang dibutuhkan oleh pihak-pihak
yang berkepentingan maka perusahaan
harus
menyediakan
informasi
keuangan yang memenuhi standar
akuntansi keuangan. Standar akuntansi
keuangan yang mampu memberikan
informasi keuangan bagi pihak-pihak
berkepentingan, terutama investor
tentunya adalah standar yang diakui
oleh perusahaan secara global.
Standar akuntansi keuangan yang
diakui untuk saat ini adalah
International Financial Reporting
Standard (IFRS). Bagi Indonesia,
konvergensi IFRS dengan Pernyataan

Standar Akuntansi Keuangan (PSAK)
merupakan hal yang sangat penting
untuk
menjamin
daya
saing

perusahaan
nasional
didalam
persaingan global.
Sejak
Ikatan
Akuntan
Indonesia (IAI)
mendeklarasikan
rencana Indonesia untuk melakukan
konvergensi terhadap IFRS dalam
pengaturan
standar

akuntansi
keuangan pada tahun 2008, Pernyataan
Standar
Akuntansi
Keuangan
mengalami banyak perubahan yang
disesuaikan dengan International
Financial Reporting Standard (IFRS).
Rencana
Indonesia
untuk
melakukan konvergensi IFRS melalui
tiga tahapan pengadopsian dinilai
banyak kalangan sudah tepat karena
masih banyak perusahaan yang belum
memiliki pengetahuan dan pemahaman
yang memadai mengenai IFRS.
Tahapan pertama, merupakan proses
untuk mengadopsi keseluruhan IFRS
ke

PSAK,
mempersiapkan
infrastruktur
dan
mengevaluasi
dampak-dampak apa saja yang akan
terjadi pasca penerapan IFRS.
Tahapan kedua dilakukan tahun 2011
untuk menuju persiapan akhir sebelum
melakukan implementasi keseluruhan
isi dari IFRS yang dilaksanakan pada
tahun 2012. Tahapan ketiga adalah
implementasi PSAK yang telah
konvergen dengan IFRS.
II. TINJAUAN TEORITIS
International Financial Reporting
Standard (IFRS)
IFRS
merupakan
standar

akuntansi
internasional
yang
diterbitkan
oleh
International
Accounting Standard Board (IASB).
2

Standar
akuntansi
internasional
disusun oleh empat organisasi utama
dunia, yaitu international Accounting
Standard Board (IASB), European
Community
(EC),
International
Organization
of

Securities
Commisions
(IOSCO),
dan
International Federation Accounting
(IFAC).
International
Accounting
Standard Board (IASB) yang dahulu
bernama
Accounting
Standard
Committee
(ASC),
merupakan
lembaga independen yang menyusun
standar akuntansi.
Organisasi ini
memiliki tujuan mengembangkan dan
mendorong

penggunaan
standar
akuntansi global yang berkualitas
tinggi, dapat dipahami, dan dapat
diperbandingkan (Choi et al, 1999).
Natawdyana
(2008)
menyatakan
bahwa sebagian besar standar yang
menjadi bagian IFRS sebelumnya
merupakan International Accounting
Standard (IAS).
Konvergensi IFRS terhadap kualitas
Laporan Keuangan
Konvergensi
IFRS
dapat
meningkatkan
kualitas
informasi

laporan
keuangan
perusahaan.
Pengadopsian
standar
akuntansi
internasional juga sangat penting
dalam
menjaga
stabilitas
perekonomian.
Manfaat
dari
konvergensi IFRS ini diharapkan dapat
mengurangi
hambatan-hambatan
investasi, meningkatkan transparansi
perusahaan, mengurangi biaya yang
terkait dengan penyusunan laporan


keuangan dan mengurangi cost of
capital.
Dalam perspektif kualitatif,
beberapa dampak yang terjadi atas
konvergensi IFRS terhadap kualitas
laporan
keuangan
keuangan
(Angkoso:2011), yaitu sebagai berikut:
1.
2.
3.
4.

Perubahan konsep dari Rule
Based ke Principle Based
Peran
Professional
Judgement lebih dibutuhkan
Penggunaan Fair Value
Accounting
Keterlibatan pihak ketiga
dalam penyusunan laporan
keuangan

Manfaat dan Tujuan penggunaan
IFRS
International
Financial
Reporting Standard (IFRS) adalah
suatu upaya untuk memperkuat
arsitektur keuangan global dan
mencari solusi jangka panjang
terhadap
kurangnya
transparansi
informasi keuangan.
Manfaat dari adanya suatu
standar akuntansi global dan kualitas
akuntansi (Siregar, 2012:11) adalah
sebagai berikut:
a.

Pasar modal menjadi global
dan investasi dapat bergerak
diseluruh dunia tanpa ada
hambatan berarti. Standar
pelaporan
keuangan
berkualitas tinggi yang
digunakan secara konsisten
diseluruh
dunia
akan

3

b.
c.

d.

memperbaiki
efisiensi
alokasi lokal
Investor dapat membuat
keputusan yang lebih baik
Perusahaan-perusahaan
dapat memperbaiki proses
pengambilan
keputusan
yang lebih baik mengenai
merger dan akuisisi
Gagasan terbaik yang timbul
dari aktivitas pembuatan
standar dapat disebarkan
dalam
mengembangkan
standar
global
yang
berkualitas tinggi.

Tujuan IFRS (Siregar, 2012:12)
adalah memastikan bahwa laporan
keuangan intern perusahaan untuk
periode-periode yang dimaksudkan
dalam laporan keuangan tahunan,
mengandung informasi berkualitas
tinggi yang:
1.

2.

3.

Transparan bagi pengguna
dan dapat dibandingkan
sepanjang periode yang
disajikan
Menyediakan titik awal
yang
memadai
untuk
akuntansi yang berdasarkan
IFRS
Dapat dihasilkan dengan
biaya yang tidak melebihi
manfaat
untuk
para
pengguna.

Rintangan
dalam
Proses
Harmonisasi / Konvergensi IFRS
pada Standar Akuntansi Keuangan
Menurut Nobes dan Parker
(2002),
rintangan
yang
paling
fundamental dalam proses harmonisasi

adalah sebagai berikut: “(a) Perbedaan
praktek akuntansi yang berlaku saat ini
pada berbagai Negara, (b) Kurangnya
atau lemahnya tenaga professional atau
lembaga professional di bidaang
akuntansi pada berbagai Negara, dan
(c) Perbedaan sistem politik dan
ekonomi pada tiap-tiap Negara.”
Menurut Lecturer Ph. Diaconu
Paul (2002), hambatan dalam menuju
harmonisasi adalah: “(a) Nasionalisme
tiap-tiap negara, (b) Perbedaan sistem
pemerintahan pada tiap-tiap negara, (c)
Perbedaan
kepentingan
antara
perusahaan multinasional dengan
perusahaan nasional yang sangat
mempengaruhi proses harmonisasi
antar negara, dan (d) Tingginya biaya
untuk merubah prinsip”.
Penerapan International Financial
Reporting Standard (IFRS) dan
Kendala yang Dihadapi
Untuk saat sekarang ini standar
yang diakui secara global adalah
International Financial Reporting
Standard
(IFRS),
sehingga
konvergensi IFRS di Indonesia harus
didukung secara penuh agar Indonesia
memperoleh pengakuan maksimal dari
komunitas internasional khususnya di
mata investor asing (global). Dengan
adanya
adopsi
IFRS
akan
mempermudah proses rekonsiliasi
bisnis dalam bisnis lintas negara.
Dengan kata lain penerapan suatu
standar
internasional
akan
meningkatkan
kepercayaan
internasional untuk berinvestasi di
Indonesia.

4

Namun
penerapan
International Financial Reporting
Standard (IFRS) bukanlah hal yang
mudah untuk diwujudkan di Indonesia,
ada tiga tahapan yang perlu dilakukan
dalam konvergensi IFRS ke dalam
PSAK. Tahapan pertama merupakan
tahap adopsi yang dilakukan sejak
tahun 2008 sampai 2011, tahapan
kedua merupakan tahapan persiapan
akhir sebelum implementasi IFRS, dan
tahapan ketiga adalah tahapan
implementasi yang dimulai sejak tahun
2012. Berkaitan dengan tahap adopsi,
ada beberapa kendala yang dihadapi,
sebagai berikut:
1.

2.
3.

Kurangya perhatian dan
partisipasi dari pihak-pihak
yang berkepentingan dalam
setiap
exposure
draft
hearing PSAK yang baru
diberlakukan oleh DSAK.
Kondisi
perundangundangan yang belum tentu
sinkron dengan IFRS,
Kurang siapnya SDM dan
dunia
pendidikan
di
Indonesia.

Implementasi
International
Financial Reporting Standard (IFRS)
memberikan dampak positif dan
negatif bagi dunia bisnis dan jasa audit
di Indonesia, sebagai berikut:
1.

Terbukanya
akses
ke
pendanaan
internasional
karena laporan keuangan
akan
lebih
mudah
dikomunikasikan ke investor
global.

2.

3.

4.

5.

6.

Meningkatkan
relevansi
laporan keuangan karena
standar
IFRS
banyak
menggunakan nilai wajar.
Kinerja keuangan (laporan
laba rugi) akan lebih
fluktuatif jika harga-harga
fluktuatif.
Semakin sulitnya dalam hal
Income Smoothing dengan
adanya
balance
sheet
approach dan fair value.
Dengan Principle Based
Standard
mungkin
menyebabkan perbandingan
laporan keuangan menjadi
sedikit menurun yakni bila
penggunaan
professional
judgement
ditumpangi
dengan kepentingan untuk
mengatur laba (earning
management).
Penggunaan off balance
sheet menjadi semakin
terbatas.

Kinerja Keuangan
Kinerja keuangan perusahaan
menurut Brigham dan Houston
(2001:78)
diukur
dengan
“menggunakan analisis rasio keuangan
untuk mengetahui keunggulan dari
kekuatan perusahaan dan secara
simultan,
mengoreksi
kelemahan
perusahaan”. Untuk mengukur kinerja
keuangan perusahaan dalam satu
periode biasanya menggunakan rasio
keuangan seperti yang dinyatakan oleh
Brigham dan Houston, baik rasio
solvabilitas, rasio aktivitas, maupun
rasio profitabilitas.

5

1. Rasio Profitabilitas
Rasio
profitabilitas
merupakan rasio yang digunakan
untuk mengukur kemampuan
perusahaan dalam menghasilkan
laba. Profitabilitas menurut
Brigham dan Houston (2001:89)
adalah “hasil bersih dari
serangkaian
kebijakan
dan
keputusan. Rasio profitabilitas
(profitability
ratio)
adalah
sekelompok
rasio
yang
memperlihatkan
pengaruh
gabungan
dari
likuiditas,
manajemen aktiva, dan hutang
terhadap hasil operasi “. Rasio
profitabilitas yang digunakan
dalam penelitian ini adalah:
a. Return On Asset (ROA)
ROA merupakan salah
satu bentuk dari rasio
profitabilitas
yang
digunakan untuk mengukur
kemampuan
perusahaan
dalam menghasilkan laba
dengan menggunakan total
aktiva yang ada dan setelah
biaya-biaya
modal
dikeluarkan dari analisis.
b. Return On Equity (ROE)
ROE merupakan bentuk
dari rasio profitabilitas yang
digunakan untuk mengukur
besarnya
laba
yang
dihasilkan dari investasi
modal yang dikeluarkan.

Rasio solvabilitas merupakan
rasio yang digunakan untuk
mengukur
kemampuan
perusahaan untuk memenuhi
kewajiban
jangka
panjang
perusahaan.
Rasio
leverage
yang
digunakan dalam penelitian ini
adalah debt to equity ratio dan
debt to total aset ratio. Menurut
Riyanto (1995:333) debt to
equity ratio “digunakan untuk
mengukur bagian dari setiap
rupiah modal sendiri yang
dijadikan
jaminan
untuk
keseluruhan hutang”. Debt to
Total Asset Ratio atau yang
sering disebut rasio utang (debt
ratio) menurut Brigham dan
Houston (2001:86) adalah rasio
yang “mengukur persentase dana
yang disediakan oleh kreditur”.
Hipotesis Penelitian
Berdasarkan tinjauan literatur
diatas mengenai kinerja keuangan
perusahaan sebelum dan setelah
penerapan IFRS, maka hipotesis yang
dapat dibuat dalam penelitian ini
adalah:
H1: Tingkat Return On Asset (ROA)
mempunyai
perbedaan
yang
signifikan sebelum penerapan
IFRS dan setelah penerapan IFRS.
H2: Tingkat Return On Equity (ROE)
mempunyai
perbedaan
yang
signifikan sebelum penerapan
IFRS dan setelah penerapan IFRS.

2. Rasio Solvabilitas

6

H3: Tingkat Debt to Equity Ratio
(DER) mempunyai perbedaan
yang
signifikan
sebelum
penerapan IFRS dan setelah
penerapan IFRS.

yaitu return on asset, return on equity,
debt to equity ratio dan debt ratio.
Sedangkan yang berfungsi sebagai
variabel independennya adalah periode
sebelum dan setelah penerapan IFRS.

H4: Tingkat Debt to Total Asset Ratio
(DR) mempunyai perbedaan yang
signifikan sebelum penerapan
IFRS dan setelah penerapan IFRS.

Definisi Operasional

III.

METODE PENELITIAN

Jenis Penelitian
Dalam penelitian ini penulis
menggunakan penelitian asosiatif
kausal. Menurut Erlina (2008:34),
“penelitian asosiatif kausal adalah
menghubungkan dua variabel atau
lebih”.
Tempat dan Waktu Penelitian
Berdasarkan jenis data yang
digunakan, penulis tidak langsung
mendatangi perusahaan, akan tetapi
perusahaan mengunjungi situs-situs
internet yang menyediakan data-data
perusahaan
yang
dibutuhkan
(www.idx.co.id) , sedangkan waktu
penelitian dimulai dari bulan Maret
2013-Juni 2013.
Batasan Operasional
Pada penelitian ini penerapan
IFRS, yang dalam hal ini IFRS yang
telah dikonvergensi/ harmonisasi ke
SAK memberikan pengaruh terhadap
kinerja keuangan perusahaan sebelum
dan setelah adanya penerapan IFRS.
Variabel dependen dalam penelitian ini
adalah kinerja keuangan perusahaan
yang dukur melalui empat variabel

Dalam penelitian ini penulis
menggunakan
beberapa
rasio
keuangan yang digunakan sebagai alat
ukur kinerja keuangan perusahaan,
yang digunakan sebagai variabel
dependennya antara lain:
1. Return On Asset (ROA). Rasio
ini memberikan gambaran
kemampuan perusahaan dalam
menghasilkan laba dengan
menggunakan total aktiva yang
ada dan setelah biaya-biaya
modal dikeluarkan
2. Return On Equity (ROE).
Rasio ini memberikan ukuran
dan gambaran besarnya laba
yang dihasilkan dari investasi
modal yang dikeluarkan.
3. Debt to Equity Ratio (DER).
Rasio
ini
memberikan
gambaran kemampuan modal
perusahaan untuk memenuhi
kewajiban jangka panjangnya.
4. Debt to Total Asset Ratio (DR).
Rasio
ini
memberikan
gambaran
seberapa
besar
persentase total dana yang
berasal dari kreditur yang
digunakan oleh perusahaan.
Skala Pengukuran Variabel
Menurut Erlina (2008:108) “
skala
pengukuran
menjadi
pertimbangan
peneliti
untuk
7

menentukan
pemilihan
metode
parametrik dan nonparametrik dalam
statistik inferensial”.
Populasi dan Sampel Penelitian
Populasi adalah kumpulan
individu atau objek penelitian yang
memiliki kualitas-kualitas serta ciriciri yang ditetapkan.
Berdasarkan
kualitas dan ciri tersebut, populasi
dapat dipahami sebagai sekelompok
individu atau objek pengamatan yang
No
1

minimal memiliki satu persamaan
karakteristik.
Populasi
yang
digunakan dalam penelitian ini adalah
perusahaan go public yang terdaftar di
BEI tahun 2010-2011.
Data perusahaan yang telah
menerapkan PSAK yang diadopsi dari
IFRS pada laporan keuangannya pada
tahun 2011 adalah sebanyak 14
perusahaan dan yag memenuhi kriteria
sampel adalah sebanyak 7 perusahaan.

Nama perusahaan
PT Astra Internasional Tbk

Kode
ASII

2

PT Telekomunikasi Indonesia Tbk

TLKM

3

PT Bank Central Asia Tbk

BBCA

4

PT Bank Mandiri (persero) Tbk

BMRI

5

PT Unilever Indonesia Tbk

UNVR

6

PT HM Sampoerna Tbk

HMSP

7

PT Bayan Resources Tbk

BYAN

Jenis Data
Dalam penelitian ini peneliti
menggunakan jenis data kauntitatif,
yaitu data yang berbentuk angkaangka. Data sekunder dalam penelitian
ini diperoleh dari website Bursa Efek
Indonesia yaitu www.idx.co.id. Data
sekunder dalam penelitian ini adalah
data laporan keuangan (financial
statement) seluruh perusahaan yang
menjadi sampel penelitian yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia
tahun 2010-2011.

Metode pengumpulan data
yang digunakan peneliti dalam
penelitian
ini
adalah
studi
dokumentasi, yaitu dengan cara
mengumpulkan data, mencatat dan
mengkaji data sekunder berupa laporan
keuangan perusahaan yang telah
dipublikasikan
selama
periode
pengamatan.
Statistik Deskriptif

Metode Pengumpulan Data

8

Statistik ini digunakan untuk
“menginformasikan nilai minimum,
maksimum, mean, standar deviasi, dan
menguji apakah data berdistribusi
normal atau tidak” (Wijaya, 2001:411).
Uji Normalitas Data
“Uji normalitas dilakukan
untuk mengetahui apakah dalam model
regresi variabel terikat dan variabel
bebas keduanya mempunyai distribusi
normal atau tidak” (Wijaya, 2001:41).
Pengujian normalitas dapat dilakukan
dengan analisis grafik dan uji statistik
melalui uji Kolmogrov-Smirnov.
Uji Hipotesis
Hasil uji normalitas data
digunakan untuk menentukan alat uji
apa yang paling sesuai digunakan
dalam pengujian hipotesis. Apabila
data berdistribusi normal maka
digunakan uji parametrik Paired
Sampel T Test. Sementara apabila data
berdistribusi tidak normal maka
digunakan uji non parametrik yaitu
Wilcoxon Sign Test yang lebih sesuai
digunakan.

menguji hipotesis sama atau tidak
berbeda (HO) antara dua variabel.
Data berasal dari dua pengukuraan
atau dua periode pengamatan yang
berbeda yang diambil dari subjek yang
dipasangkan.
Penarikan kesimpulan pada uji ini
didasarkan pada:
a. jika t hitung > t tabel, atau nilai
probabilitas pada kolom sig.(2tailed) < 0,05, maka ha diterima.
b. jika t hitung < t tabel, atau nilai
probabilitas pada kolom sig.(2tailed) > 0,05 maka ha ditolak.
Wilcoxon Signed Ranks Test
Uji peringkat tanda wilcoxon
digunakan
untuk
mengevaluasi
perlakuan (treatment) tertentu pada
dua pengamatan, antara sebelum dan
sesudah adanya perlakuan tertentu.
Penarikan
pada:

kesimpulan

didasarkan

Paired Sampel T test

a. jika z hitung > z tabel, atau nilai
probabilitas pada kolom sig. (2tailed) < 0,05 maka ha diterima

Paired sampel T test atau uji T
sampel berpasangan merupakan uji
parametrik yang digunakan untuk

b. jika z hitung 0,05, maka ha ditolak.

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
Statistik Deskriptif Sebelum IFRS

9

Descriptive Statistics
N

Minimum

Maximum

Sum

Mean

Std. Deviation

ROA sebelum

7

.020

.389

1.079

.15414

.142229

ROE sebelum

7

.241

.874

2.887

.41243

.241416

DER Sebelum

7

.976

9.814

24.360

3.48000

3.906208

DR Sebelum

7

.434

.906

4.386

.62657

.196612

Valid N (listwise)

7

Statistik Deskriptif Setelah IFRS
Descriptive Statistics
N

Minimum

Maximum

Sum

Mean

Std. Deviation

ROA Setelah

7

.023

.416

1.296

.18514

.160378

ROE Setelah

7

.242

1.077

3.409

.48700

.322249

DER Setelah

7

.689

8.070

20.971

2.99586

3.200864

DR Setelah

7

.408

.888

4.295

.61357

.180563

Valid N (listwise)

7

Hasil Uji Normalitas

10

One-Sample
Kolmogorov-Smirnov
Test
One-Sample
Kolmogorov-Smirnov
Test
ROA
sebelum
DERSetelah
SebelumDRDR
Sebelum
ROA
Setelah ROE
ROEsebelum
Setelah DER
Setelah
NN

77

77

7 7

.15414
.18514

.41243
.48700

3.48000
2.99586

.142229
.160378

.241416
.322249

Most Extreme
Extreme Differences
Absolute
Most
Absolute
Differences
Positive
Positive

.290
.301

.360
.277

.379
.354

.203.251

.290
.301

.360
.277

.379
.354

.203.251

Negative
Negative

-.173
-.192

-.239
-.224

-.261
-.236

-.157-.198

Kolmogorov-Smirnov ZZ
Kolmogorov-Smirnov

.767
.796

.953
.732

1.004
.938

.537.663

Asymp. Sig.
Sig. (2-tailed)
(2-tailed)
Asymp.

.598
.550

.324
.657

.266
.343

.936.771

Normal Parameters
Parametersaa Mean
Normal
Mean
Std. Std.
Deviation
Deviation

7

7

.62657
.61357

3.906208 .180563
.196612
3.200864

a. Test distribution is Normal.

Berdasarkan tabel 4.3 dan tabel 4.4
seperti yang ada diatas menunjukkan
bahwa rata-rata nilai probabilitas >
taraf signifikansi (α = 0,05), dari hal
tersebut dapat disimpulkan data-data

rasio keuangan berdistribusi normal.
Karena data dalam penelitian ini
normal maka metode yang digunakan
adalah metode parametrik dengan uji
Paired Sample T-test.

Hasil Uji Paired Sample T-test

11

Independent Samples Test
Levene's
Test for
Equality of
Variances

F
ROA

Equal variances

Setelah

assumed

.110

Sig.
.746

Equal variances
not assumed
ROE

Equal variances

Setelah

assumed

.645

.437

Equal variances
not assumed
DER

Equal variances

Setelah

assumed

.487

not assumed
Equal variances

Setelah

assumed

.061

T
.383

not assumed

Return On Asset (ROA)
Berdasarkan uji signifikansi
pada tabel 4.5 return on
asset menunjukkan t hitung
sebesar 0.383 < t tabel
sebesar 2,306 atau nilai
probabilitas pada kolom sig

Std. Error

tailed)

Difference

Difference

.031000

.081021

.383 11.831

.709

.031000

.081021

.490

12

.633

.074571

.152187

.490 11.122

.634

.074571

.152187

12

.804

-.484143

1.908776

-.254 11.554

.804

-.484143

1.908776

12

.900

-.013000

.100895

-.129 11.914

.900

-.013000

.100895

Berdasarkan tabel Paired Sample Ttest seperti yang disajikan diatas dapat
dijelaskan sebagai berikut:
1.

Mean

.709

.810 -.129

Equal variances

Df

Sig. (2-

12

.499 -.254

Equal variances

DR

t-test for Equality of Means

2.

(2-tailed) 0,709 > 0,05 maka
ha ditolak. Dari pengujian
tersebut
maka
dapat
disimpulkan
bahwa
penerapan
IFRS
tidak
memberikan perbedaan yang
signifikan sebelum dan
setelah penerapan IFRS
pada return on asset.
Return On Equity (ROE)

12

3.

V.

Berdasarkan uji signifikansi
pada tabel 4.5 return on
equity menunjukkan t hitung
sebesar 0,490 < t tabel
sebesar 2,306 atau nilai
probabilitas pada kolom sig
(2-tailed) 0,633 > 0,05 maka
ha ditolak. Dari pengujian
tersebut
maka
dapat
disimpulkan
bahwa
penerapan
IFRS
tidak
memberikan
perbedaan
signifikan sebelum dan
setelah penerapan IFRS
pada return on equity.
Debt to Equity Ratio (DER)
Berdasarkan uji signifikansi
pada tabel 4.5 debt to equity
ratio menunjukkan t hitung
sebesar -0,254 < t tabel
sebesar 2,306 atau nilai
probabilitas pada kolom sig.
(2-tailed) sebesar 0,804 >
0.05 maka ha ditolak. Dari
pengujian tersebut dapat

KESIMPULAN DAN SARAN

Berikut penjelasan kesimpulan
masing-masing rasio keuangan yang
digunakan dalam penelitian:
1. Pada variabel return on asset
yang diuji yang diuji secara
parsial dengan metode Paired
Sample T-test menunjukkan
tidak
ada
memberikan
perbedaan yang signifikan
sebelum dan setelah penerapan
International
Financial
Reporting Standard (IFRS).
2. Pada variabel return on equity
yang diuji secara parsial

4.

disimpulkan
bahwa
penerapan
IFRS
tidak
memberikan
perbedaan
signifikan sebelum dan
setelah penerapan IFRS
pada debt to equity ratio.
Total Debt to Total Asset
Ratio (DR)
Berdasarkan uji signifikansi
pada tabel 4.5 total debt to
total
asset
ratio
menunjukkan
t
hitung
sebesar -0,129 < t tabel
sebesar 2,306 atau nilai
probabilitas pada kolom sig.
(2-tailed) sebesar 0,900 >
0,05 maka ha ditolak. Dari
pengujian tersebut dapat
disimpulkan
bahwa
penerapan
IFRS
tidak
memberikan
perbedaan
signifikan sebelum dan
setelah penerapan IFRS
pada total debt to total asset
ratio.

dengan metode Paired Sample
T-test menunjukkan tidak ada
memberikan perbedaan yang
signifikan sebelum dan setelah
penerapan
International
Financial Reporting Standard
(IFRS).
3. Pada variabel debt to equity
ratio yang diuji secara parsial
dengan menggunakan metode
Paired
sample
T-test
menunjukkan
tidak
ada
memberikan pengaruh yang
signifikan sebelum dan setelah
penerapan
International
Financial Reporting Standard
(IFRS).
13

4. Pada variabel total debt to total
asset ratio yang di uji secara
parsial dengan menggunakan
metode Paired Sample T-test
menunjukkan
tidak
ada
memberikan pengaruh yang
signifikan sebelum dan setelah
penerapan
International
Financial Reporting Standard
(IFRS).
SARAN
Peneliti memberikan saran yang dapat
membangun terkait dalam penelitian
ini, antara lain:
1. Bagi manajemen perusahaan,
sebelum
dilakukannya
penerapan IFRS dalam standar
akuntansi
keuangan
yang
dipakai
dalam
menyusun
laporan keuangan perusahaan
manajemen harus melakukan
persiapan
yang
matang.
Karena konvergensi IFRS
dalam PSAK dapat merubah
ataupun
memperbaharui
standar akuntansi keuangan
yang dipakai oleh manajemen
dalam
menyusun
laporan
keuangan perusahaan. Selain
itu faktor keadaan ekonomi
DAFTAR PUSTAKA
Aminullah,dkk.KonvergensiIFRSPSA
K.Http://www.google.com/url?
sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source
=web&cd=7&cad=rja&ved=0CF
0QFjAG&url=http%3A%2F
%2Fakuntansi.unnes.ac.id
%2Fwp-content%2Fuploads
%2F2010%2F10%2FKonvergen

nasional
juga
dapat
mempengaruhi
konvergensi
IFRS ke dalam PSAK yang
nantinya dapat mempengaruhi
kinerja keuangan perusahaan.
2. Bagi Investor ataupun calon
Investor,
penerapan
IFRS
dalam
menyusun
laporan
keuangan hendaknya menjadi
bahan pertimbangan investasi,
karena
dengan
penerapan
IFRS, bahasa dan informasi
keuangan perusahaan akan
lebih mudah dimengerti oleh
investor terutama investor
asing.
3. Bagi penelitian selanjutnya,
penelitian dimasa mendatang
hendaknya
melakukan
pengukuran kinerja keuangan
dengan variabel rasio keuangan
yang lain ataupun metode lain,
sehingga dapat meningkatkan
kualitas hasil penelitian dan
hendaknya
melakukan
pengamatan pada periode yang
lebih
diperpanjang,
baik
sebelum
penerapan
IFRS
maupun setelah penerapan
IFRS, sehingga hasil penelitian
lebih
mendekati
dengan
kenyataan yang sesungguhnya.
si-PSAK-IFRS.ppt&ei=O6tUb2E8LqrQeyooGAAQ&usg=AFQj
CNE6OVaN2b2vn7MmJu_P46V
iB5zZFQ&bvm=bv.47244034,d.
bmk (4 Juni 2013)
Angkoso, Cakti Dito. 2011. Dampak
Konvergensi IFRS Terhadap
Kualitas Penyajian Pelaporan
14

Keuangan.
http://www.jitanzilco.com/main/.
../717 dampakkon (20 Maret
2013).
Brigham
dan
Manajemen
Kedelapan,
Jakarta.

Houston,
2001.
Keuangan, Edisi
Erlangga,

Brigham
dan
Weston,
1993.
Manajemen Keuangan, Edisi
Ketujuh, Erlangga, Jakarta.
Choi, Frederich, D.S. Frost, Carol A.
and Meek, Gary K. 1999.
International
Accounting,
Prentice Hall, Upper Saddle
River, NY.
Elhairany. 2013. Konvergensi IFRS
diIndonesia, Perkembangan dan
Dampaknya
TerhadapBisnisdanAuditor.Http:/
/elraihany.wordpress.com/2013/0
4/24/konvergensi-ifrs-diindonesia-perkembangan-dandampaknya-terhadap-bisnis-danauditor/ (2 Juni 2013)
Erlina, 2008. Metodologi Penelitian
Bisnis Untuk Akuntansi dan
Manajemen, Edisi Kedua, USU
Press, Medan.
Fakultas Ekonomi, 2013. Buku
Pedoman Penulisan Skripsi dan
Ujian Komprehensif Program
Srata Satu (S1), Medan.
Farahmita, Aria. 2012. Analisis
Faktor-Faktor
Yang
Mempegaruhi
Kemungkinan

Adopsi
IFRS
di
Negara
Berkembang.
Sna.akuntansi.unikal.ac.id/
…/022-AKPM-32 (22 Maret
2013)
Gamayuni, Rindu Rika, 2009.
Perkembangan
Standar
Akuntansi Keuangan Indonesia
Menuju International Financial
Reporting Standard, Volume 14
Nomor 2, hal 153-166.
Gozali, Imam, 2011. Aplikasi Analisis
Multivariate Dengan Program
IBM SPSS 19, Badan Penenerbit
Universitas
Diponegoro,
Semarang.
Ikatan Akuntan Indonesia, 2002.
Standar Akuntansi Keuangan,
Salemba Empat, Jakarta.
Kieso, Donald E, Jerry J. Weygant dan
Terry D. Warfield, 2011.
Intermediate Accounting Volume
1 IFRS Edition, John Wiley &
Sons.
Lecturer PH. Diaconu Paul, 2002.
Harmonization
Of
The
International
Accounting
System, Academy Of Economic,
Studiest Bucharest.
Nobes,
C
Parker,
R,
2010.
Comparative
International
Accounting, Prentice Hall, 11 th
Edition, England.
Prabowo, Arif
Pengaruh
Akuisisi
Kinerja

Seno, 2012. “Analisa
Keputusan Merger dan
Terhadap Perubahan
Perusahaan
(Studi

15

Empiris
Pada
Perusahaan
Manufaktur Yang Terdaftar di
BEI)”,
Skripsi,
Jurusan
Akuntansi, Fakultas Ekonomi,
Universitas Sumatera Utara,
Medan.
Rambe, Bhakti Helvi, 2012. “ Analisis
Pengaruh Merger dan Akuisisi
Terhadap Kinerja Perusahaan
Publik Yang Terdaftar di BEI”,
Skripsi,
jurusan Akuntansi,
Fakultas Ekonomi, Universitas
Sumatera Utara, Medan.
Riyanto, Bambang, 1995. DasarDasar
Pembelanjaan
Perusahaan, Yogyakarta, BEFEYogyakarta.
Setyasih, Huraeni dan Laksito, Herry,
2009. Analisis Perbandingan
Kinerja Perusahaan Manufaktur

Sesudah Merger dan Akuisisi,
Perpustakaan
FE
UNDIP,
Semarang.
Siregar, Rinaldo Fernandes, 2012.
“Reaksi
Pasar
Terhadap
Penerapan Standar Akuntansi
Internasional
(IFRS)
Pada
Perusahaan Yang Go Public di
BEI”,
Skripsi,
Jurusan
Akuntansi, Fakultas Ekonomika
dan
Bisnis,
Universitas
Diponegoro, Semarang.
Subramanyam, K.R. dan John J.Wild,
2010.
Analisis
Laporan
Keuangan, Edisi Kesepuluh,
Salemba Empat, Jakarta.
Weston, J.Fred dan Copeland, 1992.
Manajemen
Keuangan,
Erlangga, Jakarta.

16