Pengaruh Lingkungan Kerja, Stres Kerja, dan Karakteristik Individu Terhadap Keinginan Untuk Keluar Karyawan PT. Pos Indonesia (Persero) Pematangsiantar

BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang
Sumber daya manusia merupakan kunci pokok yang harus diperhatikan,
dengan segala kebutuhannya dalam sebuah perusahaan. Sumber daya manusia
adalah ujung tombak yang akan menentukan keberhasilan pelaksanaan kegiatan
perusahaan dan juga merupakan faktor krisis yang dapat menentukan maju
mundur serta hidup matinya sebuah perusahaan. Setiap perusahaan tentunya
menginginkan karyawan atau pegawai yang setia (loyal). Loyalitas karyawan atau
pegawai dari sebuah perusahaan salah satunya akan terlihat dari berapa lama
seorang karyawan atau pegawai tersebut bertahan di sebuah perusahaan.
Bertahannya karyawan atau pegawai di sebuah perusahaan juga merupakan
prestasi yang dicapai perusahaan yang menunjukkan bahwa mereka merasa apa
yang mereka berikan kepada perusahaan sebanding dengan apa yang diberikan
perusahaan terhadap mereka.
Kebijakan perusahaan yang tidak sesuai dengan kebutuhan dan harapan
pekerja akan menyebabkan munculnya keinginan karyawan untuk berhenti
bekerja atau turnover intention. Menurut Bluedorn (dalam Khikmawati, 2015:10)
turnover intention adalah “kecenderungan sikap atau tingkat dimana seorang
karyawan


memiliki

kemungkinan

untuk

meninggalkan

organisasi

atau

mengundurkan diri secara sukarela dari pekerjaannya”.

1
Universitas Sumatera Utara

Sangat penting untuk mengetahui tingkat keinginan untuk keluar (turnover
intention) sebuah perusahaan. Karena Turnover intention merupakan salah satu

alat ukur sebuah perusahaan untuk menilai kemauan karyawannya untuk bertahan
di sebuah perusahaan tersebut. Semakin tinggi turnover intention di sebuah
perusahaan maka hal tersebut menunjukkan bahwa manajemen perusahaan kurang
memuaskan karyawan sehingga berdampak pada kegiatan perusahaan yang tidak
optimal. Hal ini juga menunjukkan bahwa perusahaan terlalu banyak menuntut
karyawannya (Siagian, 2015:2).
Tabel 1.1
Jumlah Turnover Intention PT. Pos Indonesia
Pematangsiantar Tahun 2015
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10

11
12

Bulan
Januari
Februari
Maret
April
Mei
Juni
Juli
Agustus
September
Oktober
November
Desember
Jumlah

Jumlah
Turnover

1
1
1
1
4 Pegawai

Sumber: PT. Pos Indonesia Pematangsiantar, data diolah (2015)

Tabel 1.1 menunjukkan tingkat turnover karyawan pada tahun 2015 dari
bulan Januari sampai dengan bulan Desember. Dari data diatas dapat dilihat
bahwa tingkat keluar karyawan tidak menentu setiap bulannya. Pada bulan April,

2
Universitas Sumatera Utara

Juli, Oktober, dan November ada pegawai yang keluar dari perusahaan.. Total
pegawai yang keluar selama tahun 2015 adalah 4 pegawai. Untuk PT. Pos
Indonesia Pematangsiantar yang termasuk cabang, jumlah turnover dapat
mengindikasikan masalah pada perusahaan. BUMN seperti PT. Pos Indonesia
Pematangsiantar seharusnya telah memiliki fasilitas yang cukup untuk membuat

karyawannya nyaman dalam bekerja. Beban kerja yang diberikan juga tentunya
telah sesuai dengan SOP perusahaan, namun masih ada yang mengeluh dengan
beban kerja yang diberikan.
Banyak hal yang dapat mempengaruhi turnover intention di sebuah
perusahan. Beberapa diantaranya adalah kepuasan kerja, komitmen organisasi,
kondisi lingkungan kerja yang buruk, stres kerja, serta karakteristik dari karyawan
di perusahaan itu sendiri Mobley et al (dalam Khikmawati, 2015:14).
Lingkungan kerja menurut Nitisemito (dalam Nadira, 2015:15) adalah
“segala sesuatu yang ada disekitar pekerja dan yang dapat mempengaruhi dirinya
dalam menjalankan tugas-tugas yang dibebankan”. Lingkungan kerja yang
nyaman tentunya membuat karyawan bekerja dalam waktu yang lama. Selain itu
karyawan akan merasa nyaman berlama-lama dikantor dan dapat menyelesaikan
pekerjaannya dengan baik.
Lingkungan kerja di kantor pos Pematangsiantar terlihat kurang nyaman.
Hal ini dapat dilihat dari sedikitnya jendela untuk memberikan udara yang segar
bagi karyawan dan juga pencahayaan yang tidak merata di setiap ruangan. Selain
itu, tata letak ruangan tempat pegawai bekerja sebagian diberikan nama ruangan,
namun sebagian lagi tidak. Suara bising yang terdapat di kantor pos berasal dari

3

Universitas Sumatera Utara

banyaknya konsumen yang datang di bagian pelayanan. Jika lingkungan kerja
tidak kondusif dan kurang mendukung, tentunya akan menyebabkan karyawan
enggan berlama-lama di kantor. Ketika perusahaan dapat memelihara lingkungan
kerja dengan baik, tingkat turnover intention di perusahaan juga akan cenderung
turun.
Menurut Robbins (2008:368) stres adalah “suatu kondisi dinamis dimana
seorang individu dihadapkan pada peluang, tuntutan, atau sumber daya yang
terkait dengan apa yang dihasratkan oleh individu itu dan yang hasilnya
dipandang tidak pasti dan tidak penting”. Segala macam bentuk stres pada
dasarnya disebabkan oleh ketidakmengertian manusia akan keterbatasanketerbatasannya sendiri. Ketidakmampuan untuk melawan keterbatasan ilmiah
yang akan menimbulkan frustasi, konflik, gelisah dan rasa bersalah yang
merupakan tipe-tipe dasar stres. Penyebab timbulnya stres dalam organisasi dapat
dibedakan dalam dua kategori yaitu faktor yang bersumber di luar dan dari
individu itu sendiri. Penyebab stres yang bersumber dari luar dibedakan lagi
menjadi stres yang bersumber dari dalam organisasi dan dari luar organisasi.
Sumber stres yang berasal dari individu itu sendiri, seperti kepribadiannya,
kebutuhan, nilai, tujuan, umur, dan kondisi kesehatan.
Gejala yang dapat diamati pada karyawan yang memiliki intensi turnover

selain berusaha mencari lowongan dan merasa tidak nyaman bekerja di
perusahaan juga memiliki gejala sering mengeluh, merasa tidak senang dengan
pekerjaan, dan merasa beban kerja yang dipikul terlalu berat. Di kantor pos
pematangsiantar beban kerja dirasakan di awal dan akhir bulan. Beban kerja

4
Universitas Sumatera Utara

dirasakan berlebih ketika libur-libur hari besar, karena pada hari libur hari besar
banyak paket kiriman yang harus dikirim. Selain itu setiap bulannya dibawah
tanggal 20-an banyak kerjaan yang harus dilakukan. Karena kantor pos bukan
hanya melayani jasa pengiriman, tetapi banyak produk lain yang ditawarkan
misalnya saja pembayaran rekening listrik, telepon dan sebagainya. Secara tidak
langsung beberapa hal tersebut mempengaruhi kondisi stres karyawan.
Tabel 1.2
Hasil Uji Jawaban Responden terhadap Stres Kerja
Dimensi
Gejala Fisiologis

Gejala Psikologis


Gejala Perilaku

Pernyataan
Tuntutan tugas yang berat
Mengalami sakit kepala
Mengalami sakit perut
Merasa cepat marah
Gelisah karena menyelesaikan pekerjaan dalam waktu
singkat
Sering menunda-nunda pekerjaan
Fasilitas yang kurang lengkap
Terburu-buru menyelesaikan pekerjaan
Beban kerja yang berlebihan

Rata-Rata
3,60
3,45
3,35
3,00

3,63
3,62

3,55
3,68
3,05
3,58
3,50

3,38

Sumber: Pengolahan SPSS (2016)

Berdasarkan hasil uji terhadap responden yang telah dilakukan kepada
karyawan PT. Pos Indonesia (Persero) Pematangsiantar faktor yang dominan
memicu keinginan untuk keluar pada dimensi fisiologis adalah tuntutan tugas
yang berat, dalam hal ini perusahaan memberikan beban kerja yang berat kepada
karyawannya. Beban berat tersebut tidak akan mempengaruhi karyawan
seandainya perusahaan lebih membagi beban kerja tersebut sesuai dengan
kemampuan karyawan.


5
Universitas Sumatera Utara

Pada dimensi gejala psikologis, faktor yang memicu paling tinggi adalah
sering menunda-nunda pekerjaan. Pekerjaan yang sesuai dengan kemampuan
karyawan akan membuat karyawan mudah dalam mengerjakannya dan tidak
menunda untuk menyelesaikan. Jika karyawan menunda, artinya pekerjaan yang
diberikan terlalu banyak maupun tidak mampu mengimbangi kemampuan
karyawan itu sendiri.
Sedangkan pada dimensi gejala perilaku, yang paling tinggi adalah
terburu-buru dalam menyelesaikan pekerjaan. Artinya, karyawan tidak diberikan
waktu yang cukup dalam menyelesaikan pekerjaannya. Hal ini akan membuat
karyawan tertekan dan tidak dapat menyelesaikan tugasnya dengan baik pula.
Organisasi terdiri dari berbagai macam individu yang berasal dari berbagai
status dimana status tersebut berupa pendidikan, jabatan dan golongan,
pengalaman dan jenis kelamin, status perkawinan, tingkat pengeluaran, serta
tingkat usia dari masing-masing individu tersebut. Menurut Nitisemito (dalam
Nadira, 2015) pengaruh umur terhadap turnover adalah jika umur meningkat
maka tingkat turnover menurun. Alasannya karena alternatif pekerjaan (option)

yang semakin sedikit, penghasilan lebih tinggi yang telah diperoleh, dan
tunjangan pensiun yang lebih menarik. Karyawan yang lebih muda cenderung
mempunyai fisik yang kuat, sehingga diharapkan dapat bekerja keras dan pada
umumnya mereka belum berkeluarga atau bila sudah berkeluarga anaknya relatif
masih sedikit. Tetapi karywan yang lebih muda umumnya kurang disiplin, kurang
bertanggung jawab dan sering berpindah-pindah pekerjaan dibandingkan
karyawan yang lebih tua.

6
Universitas Sumatera Utara

Pengaruh jenis kelamin terhadap turnover dalam beberapa studi dijumpai
bahwa wanita mempunyai tingkat keluar yang lebih tinggi, dan studi lain
menjumpai tidak ada perbedaan diantara keduanya. Bukti yang konsisten
menyatakan bahwa wanita mempunyai tingkat kemangkiran yang lebih tinggi
daripada pria (Robbins dan Judge, 2008). Semakin tinggi tingkat pendidikan
seseorang maka akan mempengaruhi pola pikir yang nantinya berdampak pada
tingkat kepuasan kerja yang akan berdampak pada munculnya kemangkiran pada
karyawan.
Uraian diatas memberikan gambaran yang jelas mengenai fenomena yang
mempengaruhi turnover intention karyawan. Maka penulis tertarik untuk meneliti
lebih lanjut mengenai “Pengaruh Lingkungan Kerja, Stres Kerja dan
Karakteristik Individu Terhadap Keinginan Untuk Keluar Karyawan PT.
Pos Indonesia (Persero) Pematangsiantar”.
1.2.Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang yang telah dikemukakan, maka rumusan
masalah penelitian adalah sebagai berikut:
1. Apakah lingkungan kerja berpengaruh dan signifikan

terhadap

keinginan untuk keluar karyawan PT. Pos Indonesia Pematangsiantar?
2. Apakah stres kerja berpengaruh dan signifikan terhadap keinginan
untuk keluar karyawan PT. Pos Indonesia Pematangsiantar?
3. Apakah karakteristik individu berpengaruh dan signifikan terhadap
keinginan untuk keluar karyawan PT. Pos Indonesia Pematangsiantar?

7
Universitas Sumatera Utara

4. Apakah lingkungan kerja, stres kerja dan karakteristik individu secara
bersama-sama berpengaruh dan signifikan terhadap keinginan
karyawan PT. Pos Indonesia Pematangsiantar untuk keluar?
1.3.Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh lingkungan kerja terhadap
keinginan

untuk

keluar

karyawan

PT.

Pos

Indonesia

(Persero)

Pematangsiantar.
2. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh stres kerja terhadap
keinginan

untuk

keluar

karyawan

PT.

Pos

Indonesia

(Persero)

Pematangsiantar.
3. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh karakteristik individu
terhadap keinginan untuk keluar karyawan PT. Pos Indonesia (Persero)
Pematangsiantar.
4. Untuk mengetahui dan menganalisis secara simultan pengaruh lingkungan
kerja, stres kerja, dan karakteristik individu terhadap keinginan karyawan
PT. Pos Indonesia (Persero) Pematangsiantar untuk keluar.
1.4. Manfaat Penelitian
1. Bagi PT. Pos Indonesia (Persero) Pematangsiantar
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan,
masukan, dan memberikan informasi yang bermanfaat bagi perusahaan dalam
mengurangi tingkat turnover intention karyawan sehubungan dengan penelitian
mengenai pengaruh lingkungan kerja, stres kerja, dan karakteristik individu

8
Universitas Sumatera Utara

terhadap keinginan karyawan PT. Pos Indonesia (Persero) Pematangsiantar untuk
keluar.
2. Bagi Peneliti
Hasil penelitian diharapkan dapat menambah pengetahuan dan wawasan
terkait dengan lingkungan kerja, stres kerja dan karakteristik individu terhadap
keinginan untuk keluar karyawan PT. Pos Indonesia Pematangsiantar.
3. Bagi Peneliti Lain
Hasil penelitian ini dapat dijadikan referensi untuk memberikan tambahan
pengetahuan serta perbandingan dan pengembangan dalam melakukan penelitian
pada bidang yang sama di masa yang akan datang.

9
Universitas Sumatera Utara