Aspek-Aspek Hukum Dalam Penyelenggaraan Angkutan Penumpang Kereta Api Dari Medan Ke Bandara Internasional Kuala Namu (Studi Pada PT.Railink Medan)

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Hukum merupakan salah satu aturan yang bersifat mengatur dan memaksa
dan berada ditengah masyarakat untuk mengatur tingkah laku masyarakat.Hukum
tersebut berwujud seperangkat peraturan tertulis dan tidak tertulis, dimana
peraturan-peraturan tersebut dibuat oleh badan-badan hukum yang resmi dan
mempunyai akibat hukum apabila terjadi pelanggaran oleh masyarakat.2
Demikian juga halnya dengan hukum pengangkutan di Indonesia sebagai
hukum yang terus bergerak mengatur seluruh yang berkaitan dengan
pengangkutan.Pembangunan dan perkembangan Negara di bidang pengangkutan
nasional telah menghasilkan berbagai variasi jasa angkutan yang dapat memenuhi
kebutuhan manusia dan menikmati hasilnya secara adil sesuai dengan nilai-nilai
kemanusiaan.
Pengangkutan adalah perpindahan tempat baik mengenai benda-benda
maupun orang, karena perpindahan itu mutlak diperlukan untuk mencapai dan
meninggikan manfaat serta efisien.3
Pengangkutan merupakan bidang kegitan yang sangat penting dalam
kehidupan masyarakat Indonesia. Pentingnya transportasi bagi masyarakat
Indonesia disebabkan oleh beberapa factor antara lain, kedaaan geografis
Indonesia yang terdiri dari ribuan pulau kecil dan besar, perairan yang terdiri dari


2

Hasim Purba, Suatu Pedoman Memahami Ilmu hukum, Cahaya Ilmu, Medan, 2006,

hlm.12
3

Sinta Uli, Pengangkutan : Suatu Tinjauan Hukum Multimoda Transport, Angkutan
Laut, Angkutan Darat, dan Angkutan Udara, USU Press, Medan, 2006, hal.20

1
Universitas Sumatera Utara

2

sebagian besar laut, danau dan sungai yang memungkinkan pengangkutan tersebut
dilakukan melalui darat, perairan dan udara guna menjangkau seluruh wilayah
Indonesia. Selain itu pengangkutan merupakan cara strategis dalam memperlancar
roda perekonomian Bangsa dan Negara, karena pengangkutan darat mencakup

hampir semua keaktifan manusia. Pengangkutan darat dapat dengan lebih jelas
dirasakan masyarakat apabiula menyangkut tentang kehidupan sehari-hari,
misalnya dalam hal pengadaan dan penyediaan pangan atau kebutuhan pokok.
Manfaat pengangkutan dapat dilihat dari berbagai segi antaranya segi
ekonomis

dan

segi

sosial.Dalam

kegiatan

ekonomi

pengangkutan

mempertemukan produsen dangan konsumen lewat barang produksi yang
dipindahkan atau di kirim oleh suatu alat angkutan.Dari segi manfaat sosial,

pengangkutan memiliki manfaat bagi kehidupan manusia dalam kehidupan sosial
atau bermasyarakat dalam bentuk hubungan yang resmi seperti hubungan antara
lembaga-lembaga pemerintahan dengan swasta dan hubungan yang tidak resmi
seperti hubungan sahabat, hubungan keluarga dan sebagainya.
Pengangkutan berperan penting dalam dunia perdagangan tidak hanya
sebagai alat fisik,alat yang harus membawa barang-barang yang diperdagangkan
dari produsen ke konsumen, tetapi juga sebagai alat penentu harga dari barangbarang tersebut. Hal ini dikarenakan pengangkutan merupakan jembatan
penghubung produsen dengan konsumen.Oleh karena itu dunia perdagangantanpa
pengangkutan perusahaan tidak mungkin dapat berjalan.
Dalam hukum pengangkutan terdapat perjanjian timbal-balik bagi para
pihak, dimana pihak dalam pengangkutan yaitu pengankut dan pengirim.
Pengangkut mengikatkan dirinya untuk mengangkut barang dan atau orang dari

2
Universitas Sumatera Utara

3

suatu tempat ke tempat lain dengan selamat, sedangkan pengirim mengikatkan
dirinya dengan membayar uang angkutan.4 Dalam hukum pengangkutan dikenal

adanya prinsip-prinsip tanggung jawab di bidang angkutan, setidaknya ada 3
(tiga) prinsip tanggung jawab, yaitu :
1. Prinsip tanggung jawab berdasarkan atas kesalahan
2. Prinsip tanggung jawab berdasarkan praduga
3. Prinsip tanggung jawab mutlak5
Peraturan mengenai pengangkutan tersebut diatur dalam buku ke III KUHPerdata
tentang perikatan dan buku ke II title ke V dalam KUHDagang.Hanya sangat
disayangkan, bahwa mengenai soal angkutan ini secara umum belum diatur dalam
suatu kodifikasi hukum dalam KUH Dagang.Dalam KUHDagang hanya dijumpai
ketentuan-ketentuan mengenai angkutan di laut, dimana hal tersebut diatur dalam
buku keduanya sebagai bagiam dari hukum laut.
Perkembangan dalam pengangkutan ini diikuti oleh kebijakan yang
dikeluarkan oleh pemerintah.Pemerintah mengeluarkan undang-undang No.23
Tahun 2007 tentang Perkeretaapian yang berlaku sejak tanggal 25 April
2007.Keluarnya undang-undang No.23 tahun 2007 menggantikan undang-undang
No 13 Tahun 1992 tentang perkeretaapian. Undang-undang No 13 tahun 1992 ini
juga menggatikan undang-undang perkeretaapian yang ada pada jaman Hindia
Belanda, yaitu Bepalingen betreffende het Vervoer over Spoorwegen (Ordonnatie,
Staatblad 1927 Nomor 262).


4
H.M.N.Purwosutjipto, Pengertian Pokok Hukum Dagang Indonesia Hukum
Pengangkutan, Djambatan, Jakarta, 2008, hlm.2
5
Ridwan khairandy, Pengantar Hukum Dagang, FH UII Press, Yogyakarta, 2006,
hlm184

3
Universitas Sumatera Utara

4

Dilakukannya revisi terhadap undang-undang No.13 tahun 1992, karena
undang-undang tersebut tidak sesuai lagi dengan perkembangan hukum dan
kebutuhan masyarakat, Maka dengan direvisinya undang-undang No.13 Tahun
1992 menjadi undang-undang Nomor 23 Tahun 2007 tentang perkeretaapian
sebagaimana disebutkan dalam pasal 3 ini diharapkan dapat mewujudkan
pelancaran

perpindahan


orang

dan/atau

barang

secara

massal

dengan

selamat,aman,nyaman,cepat serta efisien.
Tentang pengangkutan, kita mengenal ada tiga jenis pengangkutan yaitu
pengangkutan melalui darat, perairan dan pengangkutan melalui udara. Pada
pengangkutan melaluin darat, dapat dikelompokkan lagi menjadi 2 jenis yaitu
pengangkutan melalui jalan raya dan pengangkutan melalui kereta api.
Kereta api sebagai salah satu moda transportasi yang memiliki
karakteristik dan keunggulan yang khusus, terutama dalam kemampuannya untuk

mengangkut baik orang maupun barang secara massal, menghemat energi,
menghemat penggunaan ruang, mempunyai faktor keamanan yang tinggi serta
lebih efisien dibandingkan sarana transportasi jalan lainnya untuk jarak jauh dan
untuk daerah yang padat lalu lintasnya seperti angkutan perkotaan.
Selain dari keunggulan khusus transportasi kereta api tersebut, kereta api
juga menjadi solusi beberapa permasalahan transportasi nasional seperti :6
1. Kondisi jalan raya yang mengalami banyak kerusakan.
2. Kemacetan di jalan raya akibat lalu lintas yang semakin padat dan jumlah
kendaraan yang semakin meningkat.
3. Kenaikan harga BBM yang menyebabkan biaya transportasi meningkat
6

Soemino Eko Sapurto, Kebijakan Perkeretaapian Kemana Hendak Bergulir?,Gibon
Books, Jakarta,2007, hal.10.

4
Universitas Sumatera Utara

5


Pengangkutan orang melalui kereta api diatur dalam Bab XI bagian kedua,
pasal 130 sampai dengan pasal 138 UUKA. Pada pasal 132 UUKA dinyatakan :
“(1) Penyelenggaraan sarana perkeretaapian wajib mengangkut orang yang telah
memiliki karcis.
(2) Orang yang telah memiliki karcis berhak memperoleh pelayanan

sampai

dengan tingkat pelayanan yang dipilih.
(3) Karcis sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan

tanda

bukti

terjadinya perjanjian angkutan orang.”
Dari ketentuan pasal di atas, dapat dikatahui bahwa tujuan pengangkutan
orang (penumpang) melalui kereta api adalah berkewajiban mengangkut orang
dari suatu tempat ke tempat tujuan.
PT.railink merupakan salah satu perusahaan yang bergerak di bidang jasa

yaitu sebagai perusahaan jasa angkutan darat.Sebagai salah satu perusahaan yang
bergerak di bidang pengangkutan PT.railink memberikan kenyamanan pada
penumpang melalui pemenuhan dan perbaikan fasilitas, pemenuhan perlengkapan
demi kenyamanan penumpang pengguna jasa PT.railink.
Kegiatan usaha jasa pengangkutan yang dilakukan PT.railink , jelas
memiliki dampak positif bagi perekonomian Bangsa dan Negara. Usaha
pengangkutan tersebut dapat menambah sumber pendapatan Negara dari pajak
yang dikenakan melalui penjualan tiket.
Mengingat pentingnya peranan transportasi dan besarnya tanggung jawab
PT.RAILINK sebagai pengangkut.Penulis tertarik untuk mengadakan penilitian di
PT.RAILINK MEDAN. Sesuai dengan penjelesan latar belakang di atas, maka
penulis mengambil judul : ASPEK-ASPEK HUKUM PENYELENGGARAAN

5
Universitas Sumatera Utara

6

ANGKUTAN


PENUMPANG

DARI

MEDAN

KE

BANDARA

INTERNASIONAL KUALA NAMU (STUDI PADA PT.RAILINK MEDAN)

B. Rumusan Masalah
Adapun yang menjadi permasalahan dalam penulisan skripsi ini antara
lain, sebagai berikut :
1. Bagaimana penyelenggaraan angkutan kereta api pada PT.Railink?
2. Bagaimana bentuk perlindungan hukum terhadap kerugian penumpang
oleh PT.RAILINK?
3. Bagaimana tanggung jawab PT.RAILINK terhadap penumpang?


C. Tujuan Penulisan
1. Untuk menegetahui bagaimana penyelenggaraan angkutan kereta api pada
PT.Railink
2. Untuk mengetahui bagaimana bentuk perlindungan hukum oleh
PT.RAILINK terhadap kerugian penumpang.
3. Untuk mengetahui bagaimana tanggung jawab PT.RAILINK terhadap
penumpang.

D. Manfaat Penulisan
a) Manfaat Teoritis
Melalui penulisan skripsi ini penulis dapat menambah pengetahuan serta
pengalaman dan merupakan suatu kesempatan untuk mengimplementasiian teoriteori yang selama ini diperoleh di bangku kuliah.Khususnya menyangkut tentang

6
Universitas Sumatera Utara

7

tanggung jawab PT.RAILINK terhadap penumpang dalam bidang hukum
pengangkutan.
b) Manfaat Praktis
Penulisan skripsi ini diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan bagi
PT.RAIINK dalam memenuhi tanggung jawabnya terhadap penumpang, sehingga
nantinya para penumpang kereta api memiliki kepercayaan penuh terhadap
PT.RAILINK.
c) Bagi Ilmu Pengetahuan
Penulisan skripsi ini diharapkan dapat menjadi bahan untuk perbandingan
segala teori-teori perkuliahaan, serta menambah arsip kepustakaan yang ada guna
dijadikan pedoman serta perbandingan dalam penulisan skripsi selanjutnya.

E. Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Metode pendekatan
Pendekatan masalah dalam penelitian ini menggunakan metode yuridis
normative dan yuridis empiris. Pendekatan yuridis normative dimaksudkan untuk
melakukan pengkajian terhadap hukum perdata, yaitu : pendekatan yang bertitik
tolak dari ketentuan peraturan perundang-undangan dan diteliti dilapangan untuk
memperoleh factor pendukung dan hambatannya.
Pendekatan yuridis normative ini merupakan pendekatan dengan
berdasarkan norma-norma atau peraturan perundang-undangan yang mengikat
serta mempunyai konsekuensi hukum yang jelas.

7
Universitas Sumatera Utara

8

Melalui pendekatan yuridis normative ini diharapkan dapat mengetahui
tentang undang-undang No.23 Tahun 2007 tentang perkeretaapian, yang dapat
diterapkan dalam mengkaji permasalahan-permasalahan dalam penelitian ini.
Pendekatan yuridis empiris dimaksudkan untuk melakukan penelitian terhadap
aspek hukum penyelenggaran angkutan kereta api melalui wawancara terhadap
PT.RAILINK.
2. Jenis penelitian
Jenis penilitian yang digunakan dalampenelitian ini adalah penelitian
hukum

yang

bersifat

deskriptif.Jenis

penelitian

ini

bertujuan

untuk

mendeskrpisikan atau menggambarkan tentang suatu peristiwa yang lebih luas
dan umum.
3. Sumber data
Sumber data dalam penelitian ini adalah sumber data primer, sumber data
sekunder, dan sumber data tersier.Data primer adalah data yang diperoleh secara
langsung dari sumbernya.Data sekunder adalah data yang diperoleh dari sumber
yang sudah ada dan sumber data tersier adalah data yang memberikan informasi
tentang bahan hukum primer dan sekunder. Dalamhal ini sumber data primernya
adalah PT.Railink, sedangkan sumber data sekundernya adalah berupa undangundang , buku-buku literature tentang pengangkutan, catatan-catatan yang
relevan, Koran, majalah, jurnal, peraturan pemerintah, serta hasil riset yang
berhubungan dengan permasalahan yang dikemukan dan sumber data tersiernya
adalah Kamus Umum Bahasa Indonesia, Kamus Hukum, serta kamus-kamus
keilmuan lainnya.
4. Tehnik pengumpulan data

8
Universitas Sumatera Utara

9

Dalam

hal

usaha

untuk

mengumpulkan

data

yang

diperlukan

mengenaiskripsi ini, maka penulis menggunakan dua cara, yaitu :
a) Penelitian Kepustakaan (library research)
Penelitian kepustakaan dilakukan untuk mendapatkan data sekunder atau data
tidak langsung dari sumbernya yaitu dengan membaca dan meniliti literature,
dokumen, buku-buku, udang-undang No.23 Tahun 2007 tentang perkeretapian,
serta hasil penelitian yang ada hubungannya dengan skripsi ini.
b) Penelitian Lapangan (field research)
Pengumpulan data yang dilakukan dengan studi pada objek penelitian dalam hal
ini PT.RAILINK.
5. Analisi data
Analisis data adalah proses menafsirkan atau memaknai suatu data.
Analisis data sebagai tindak lanjut proses pengelolahan data merupakan pekerjaan
seorang peneliti yang memerlukan ketelitian dan pencurahan daya piker secara
optimal dan secara nyata kemampuan metodelogis peneliti diuji.7
Hasil analisis ini diharapkan dapat digunakan untuk menjawab
permasalahan yang dikemukakan dalam skripsi ini dan pada akhirnya dapat
ditarik suatu kesimpulan serta memberikan saran seperlunya. Adapun analisis data
yang penulis lakukan adalah menggunakan analisis deskriptif kualitatif, yaitu
menggambarkan secara lengkap kualitas dan karakteristik dari data-data yang
sduah terkumpul dan sudah dilakukan pengolahan, kemudian dibuat kesimpulan.

7

Bambang Sunggono, Metode Penelitian Hukum, Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2002,

hlm.7

9
Universitas Sumatera Utara

10

F. Sistematika Penulisan
Skripsi ini dibagi 5 (lima) bab, yang tiap bab dibagi pula atas beberapa sub
bab yang disesuaikan dengan isi dan maksud dari penulisan skripsi ini. Adapun
sistematika penulisan skripsi ini secara singkat adalah sebagai berikut :
BAB I: Bab ini merupakan bab pendahuluan, yang merupakan suatu
pengantar dari permasalahan, terdiri dari 7 (tujuh) sub bab yaitu : Latar
Belakang, Permasalahan, Tujuan dan Manfaat Penelitian, Tinjauan
Kepustakaan,

Metode

Penelitian,

Sistematika

Penelitian,

dan

Keaslian Penulisan.
BAB II: Bab ini berjudul “Ruang lingkup penyelenggaraan transportasi kereta
api” yang terdiri dari 4 (empat) sub bab yaitu : sejarah perkeretaapian di
Indonesia, penyelenggaraan angkutan kereta api, jenis pengangkutan
kereta api dan pelaksanaan perjanjian pengangkutan kereta api.
BAB III: “Perlindungan hukum terhadap pengguna jasa transportasi kereta api”
yang terdiri dari 4 (empat) sub bab yaitu : pengaturan hukum tentang
transportasi kereta api di Indonesia, asas dan tujuan perlindungan
terhadap penumpang transportasi kereta api, aspek-aspek perlindungan
hukum terhadap penumpang dalam kegiatan transportasi kereta api dan
PT.railink sebagai salah satu perusahaan pengangkut penumpang kereta
api.
BAB IV: “Tanggung

jawab

hukum

PT.RAILINK

sebagai

pengangkut

penumpang transportasi kereta api” yang terdiri dari 4 (empat) sub bab
yaitu :penyelenggaraan

angkutan kereta api

pada PT.Railink,

perlindungan hukum dalam transportasi kereta api di Indonesia

10
Universitas Sumatera Utara

11

menurut undang-undang No.23 Tahun 2007 tentang perkeretaapian,
upaya hukum terhadap penumpang yang mengalami kerugian dalam
kegiatan transportasi kereta api dan tanggung jawab hukum PT.railink
terhadap pengguna gransportasi kereta api.
BAB V: “Kesimpulan dan saran”, bab ini merupakan penutup dari keseluruhan
materi skripsi yang terdiri dari 2 (dua) sub bab yaitu : kesimpulan dan
saran.

G. Keaslian Penulisan
Keaslian penulisan skripsi ini benar merupakan hasil dari pemikiran, ide
dan gagasan penulis dengan mengambil panduan dari buku-buku, literatureliteratur dari perpustakaan, dan media-media lain yang berkaitan dengan judul
skripsi ini
Sepanjang pengetahuan penulis dan berdasarkan informasi yang diperoleh
dari perpustakaan. Hingga saat ini belum ada skripsi yang mengangkat judul
“Aspek-aspek Hukum Penyelenggaraan Angkutan Penumpang dari Medan ke
Bandara Internasional Kuala Namu (Studi pada PT.Railink)”
Oleh karena itu, keaslian skripsi ini terjamin keasliannya, kalaupun ada
pedapat atau kutipan dalam penulisan skripsi ini, semata-mata dijadikan
pendukung dan pelengkap dalam penulisan yang memang sangat dibutuhkan
dalam menyempurnakan skripsi ini.

11
Universitas Sumatera Utara