this PDF file PERAN UNIT PELAKSANA TEKNIS BADAN (UPTB) PEMBERDAYAAN PEREMPUAN, PERLINDUNGAN ANAK, PENGENDALIAN KEPENDUDUKAN KELUARGA BERENCANA, BADAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DAN PEMERINTAHAN DESA (P3APK 2 BPMPD) DALAM PELAKSANAAN PROGRAM KELUARGA BERENCAN

PERAN UNIT PELAKSANA TEKNIS BADAN (UPTB) PEMBERDAYAAN
PEREMPUAN, PERLINDUNGAN ANAK, PENGENDALIAN
KEPENDUDUKAN KELUARGA BERENCANA, BADAN
PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DAN PEMERINTAHAN DESA
(P3APK 2 BPMPD) DALAM PELAKSANAAN PROGRAM KELUARGA
BERENCANA DI DESA SUKAHURIP KECAMATAN PANGANDARAN
KABUPATEN PANGANDARAN
IKA LIAPASA
ABSTRAK
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh kurangnya Unit Pelaksana Teknis Badan
(UPTB) dalam memotivasi masyarakat Desa Sukahurip yang ditunjukan dengan
kurangnya komitmen petugas dalam memberikan dorongan atau motivasi kepada
masyarakat untuk ikut berperan dalam melaksanakan program keluarga
berencana, belum kontinyunya Unit Pelaksana Teknis Badan (UPTB) dalam
memberikan penyuluhan pada masyarakat dan kurangnya koordinasi dengan
dinas/instansi terkait dan belum optimalnya Unit Pelaksana Teknis Badan
(UPTB) dalam memberikan petunjuk-petunjuk bagi perorangan, keluarga
maupun masyarakat dalam menghadapi permasalahan pentingnya ikut menjadi
anggota program KB. Bertolak dari permasalahan tersebut, maka rumusan
masalah dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut: 1) Bagaimana
peran Unit Pelaksana Teknis Badan (UPTB) (P3APK 2 BPMPD) dalam

Pelaksanaan Program Keluarga Berencana di Desa Sukahurip Kecamatan
Pangandaran Kabupaten Pangandaran? 2) Apa hambatan-hambatan yang
dihadapi Unit Pelaksana Teknis Badan (UPTB) (P3APK 2 BPMPD)? 3)
Bagaimana upaya untuk mengatasi hambatan yang dihadapi Unit Pelaksana
Teknis Badan (UPTB) (P3APK 2 BPMPD) dalam Pelaksanaan Program
Keluarga Berencana di Desa Sukahurip Kecamatan Pangandaran Kabupaten
Pangandaran?
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan
pendekatan kualitatif. Dalam penelitian ini yang menjadi informan sebanyak 17
orang. Adapun teknik pengumpulan datanya adalah studi kepustakaan, studi
lapangan (observasi dan wawancara) dan studi dokumentasi. Lamanya penelitian
yang penulis lakukan kurang lebih 8 bulan.
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa peran
UPTB (P3APK 2 BPMPD) dalam pelaksanaan Program Keluarga Berencana di
Desa Sukahurip Kecamatan Pangandaran Kabupaten Pangandaran secara umum
sudah dilaksanakan, namun hasilnya tidak merata.Terdapat beberapa hambatan
antara lain yaitu rendahnya kemampuan petugas, minimnya fasilitas penunjang,
keterbatasan jumlah sumber daya petugas, keterbatasan sarana dan prasarana
dalam UPTB, dan keterbatasan finansial untukmembiayai dan memenuhi
permintaan masyarakat,minimnya pendekatan-pendekatan, kurangnya koordinasi

dengan pihak-pihak yang terkait dengan kesehatan. Telah dilakukan upaya
sepertiupaya untuk meningkatkan SDM petugas, pemberian kesempatan
melanjutkan pendidikannya, mengikutsertakan dalam kegiatan Diklat, seminar
dan workshop, melengkapi fasilitas penunjang, menambah jumlah petugas dan
kemampuan serta keahlian di lapangan.
Kata Kunci : Program, Keluarga Berencana , Pemberdayaan

H a l a m a n | 166

PENDAHULUAN
Peranan keluarga menggambarkan
seperangkat perilaku antar pribadi,
sifat, kegiatan yang berhubungan
dengan pribadi dalam posisi dan situasi
tertentu. Peranan pribadi dalam
keluarga didasari oleh harapan dan pola
perilaku dari keluarga. Tugas utama
keluarga untuk mendapatkan keturunan
sebagai generasi penerus, melahirkan
anak merupakan kebanggaan bagi

keluarga yang merupakan
saat – saat yang sangat dinantikan. Hal
ini sesuai dengan pendapat Sunarsih,
(2008:1) bahwa:
Keluarga sejahtera adalah keluarga
yang dibentuk atas perkawinan
yang sah, mampu memenuhi
kebutuhan hidup spiritual dan
material yang layak, bertaqwa
kepada Tuhan Yang Maha Esa,
memiliki
hubungan
yang
serasi,selaras dan seimbang antara
Anggota dan antara keluarga dan
masyarakat
dan
lingkungan.
Keluarga Berencana adalah salah
satu program yang digalakkan

pemerintah untuk menekan laju
pertumbuhan penduduk Indonesia.
Paradigma baru Program Keluarga
Berencana Nasional telah diubah
visinya dari mewujudkan Norma
Keluarga Kecil Bahagia Sejahtera
(NKKBS)
menjadi
visi
untuk
mewujudkan “Keluarga Berkualitas
Tahun
2015“.
Keluarga
yang
berkualitas adalah keluarga yang
sejahtera, sehat, maju, mandiri,
memiliki jumlah anak yang ideal,
berwawasan kedepan, bertanggung
jawab, harmonis, dan bertaqwa kepada

Tuhan YME. Menurut Saifuddin (2006
:24) dalam paradigma program
keluarga berencana, misinya sangat
menekankan
pentingnya
upaya

menghormati hak–hak reproduksi,
sebagai
upaya
integral
dalam
meningkatkan kualitas keluarga. Hakhak reproduksi merupakan hak yang
terkait dengan hak asasi manusia,
pengekangan hak reproduksi berarti
pengekangan terhadap hak asasi
manusia, oleh karena itu petugas dalam
melakukan pelayanan KB tanpa
mengabaikan
hal

reproduksinya.
Dengan demikian dalam pelayanan KB
perlu adanya KIE (Komunikasi,
Informasi dan Edukasi), dengan KIE
masyarakat diberi pemahaman dan
pengetahuan tentang maksud dan tujuan
KB.
Melalui peningkatan kepedulian dan
peran serta masyarakat, utamanya
melalui pendekatan pendewasaan usia
kawin,
pengaturan
kelahiran,
pembinaan ketahanan keluarga, dan
peningkatan kesejahteraan keluarga
untuk mewujudkan keluarga kecil
bahagia
dan
sejahtera
yang

dilaksanakan melalui program KB
diharapkan mampu mengatasi berbagai
permasalahan
yang
dihadapi
masyarakat.
Program
Keluarga
Berencana
Nasional menurut BKKBN, (2004 : 16)
dinyatakan sebagai berikut :
Merupakan salah satu program
sosial dasar yang sangat penting
artinya bagi kemajuan suatu
bangsa. Program ini memberikan
kontribusi
yang
besar
bagi
pembangunan

sumber
daya
manusia pada masa kini dan masa
yang akan datang, yang menjadi
prasyarat bagi kemajuan dan
kemandirian bangsa.
Selanjutnya Saifuddin (2006 :27)
mengemukakan bahwa : “Program
Keluarga Berencana (KB) memiliki
makna
yang
sangat
strategis,
komprehensif
dan
fundamental

H a l a m a n | 167

dalamupaya mewujudkan manusia

Indonesia
sejahtera
yang
tidak
terpisahkan
dengan
program
pendidikan”.
Dengan
demikian
berbagai kegiatan usaha di bidang
pendidikan, penerangan, pembinaan
sikap mental dan lain-lain, diperlukan
untuk mendorong ke arah hidup
berkeluarga kecil.
Dalam rangka pelaksanaan program
KB di tingkat lapangan tidak terlepas
dari peran Unit Pelaksana Teknis
Badan
(UPTB)

Pemberdayaan
Perempuan,
Perlindungan
Anak
Pengendalian Kependudukan Keluarga
Berencana,
Badan
Pemberdayaan
Masyarakat Dan Pemerintahan Desa
(P3APK 2 BPMPD) yang tugas dan
fungsinya
adalah
melakukan
pembinaan
terhadap
institusi
masyarakat yang terkait dengan
pelaksanaan program KB. Selain itu,
UPTB P3APK 2 BPMPD mempunyai
tugas mengkoordinasikan pelaksanaan

program pelayanan KB yang tertuang
dalam Peraturan Bupati Pangandaran
No. 22 Tahun 2014 tentang Tugas,
Fungsi dan Tata Kerja Unit Pelaksana
Teknis Badan (UPTB) Pemberdayaan
Perempuan,
Perlindungan
Anak
Pengendalian Kependudukan Keluarga
Berencana
Badan
Pemberdayaan
Masyarakat Dan Pemerintahan Desa
(P3APK 2 BPMPD).
Suksesnya suatu program dalam hal
ini program keluarga berencana,
tergantung dari aktif atau tidak aktifnya
partisipasi
masyarakat
untuk
mensukseskan program tersebut. Dalam
posisi ini peran aktif masyarakat sangat
penting artinya bagi kelancaran dan
keberhasilan program tersebut dan
tercapainya tujuan secara mantap. Agar
proses perubahan itu dapat menjangkau
sasaran-sasaran perubahan keadaan
yang lebih baik dan dapat digunakan

sebagai pengendali masa depan, di
dalam melaksanakan pembangunan itu
perlu sekali memperhatikan segi
manusianya. Karena dalam arti proses,
pembangunan itu menyangkut makna
bahwa manusia itu obyek pembangunan
dan sekaligus subyek pembangunan.
Sebagai subyek pembangunan manusia
harus diperhitungkan, sebab dia punya
nilai dan potensi yang luar biasa.
Sasaran keluarga berencana meliputi
seluruh lapisan masyarakat atas dasar
sukarela. Oleh karena itu usaha-usaha
program keluarga berencana tidak
hanya ditekankan pada cara-cara
klinis tetapi juga cara-cara non klinis.
Hal ini disebabkan bahwa kesediaan
untuk
melaksanakan
keluarga
berencana pada akhirnya merupakan
suatu proses perubahan sikap hidup masyarakat.
Berdasarkan hasil observasi awal
yang penulis lakukan di Desa
Sukahurip Kecamatan Pangandaran
Kabupaten Pangandaran pelaksanaan
program KB dapat diketahui bahwa
pada tahun 2013 pasangan usia subur
(PUS) berjumlah 2.251 hanya 952
peserta aktif (PA) atau 41,09%,
sementara target PUS sekitar 60% atau
1351 orang yang mengikuti program
keluarga berencana. Dengan demikian
pencapaian target sebesar 60% PUS
belum tercapai. Dengan jumlah
sebanyak 952 pasangan usia subur
tersebut diantaranya menggunakan alat
kontrasepsi
yang
berbeda-beda
diantaranya IUD sebanyak 125 orang
atau 13,52%, pil sebanyak 242 orang
atau 26,16%, implant sebanyak 290
orang atau 31,35%, suntikan sebanyak
218 orang atau 23,57% dan MOW
sebanyak 50 orang atau 5,05%.
Sedangkan tidak ada pria ikut
berpartisipasi dalam program KB yaitu
dengan alat kontrasepsi MOP.

H a l a m a n | 168

Pelaksanaan program KB di tingkat
lapangan tidak terlepas dari peranan
Petugas Unit Pelaksana Teknis Badan
(UPTB) Pemberdayaan Perempuan,
Perlindungan
Anak
Pengendalian
Kependudukan Keluarga Berencana,
Badan Pemberdayaan Masyarakat Dan
Pemerintahan
Desa
(P3APK
2BPMPD). Unit Pelaksana Teknis
Badan
(UPTB)
Pemberdayaan
Perempuan,
Perlindungan
Anak
Pengendalian Kependudukan Keluarga
Berencana,
Badan
Pemberdayaan
Masyarakat Dan Pemerintahan Desa
(P3APK
2BPMPD)
merupakan
pegawai negeri sipil atau non pegawai
negeri sipil yang memiliki tugas dan
tanggung jawab untuk melaksanakan
kegiatan
penyuluhan,
pelayanan,
evaluasi dan pengembangan KB.
Rumusan masalah dalam penelitian
ini dapat dirumuskan sebagai berikut:
1) Bagaimana peran Unit Pelaksana
Teknis Badan (UPTB) Pemberdayaan
Perempuan,
Perlindungan
Anak
Pengendalian Kependudukan Keluarga
Berencana,
Badan
Pemberdayaan
Masyarakat Dan Pemerintahan Desa
(P3APK 2 BPMPD) dalam Pelaksanaan
Program Keluarga Berencana di Desa
Sukahurip Kecamatan Pangandaran
Kabupaten Pangandaran? 2) Apa
hambatan-hambatan yang dihadapi Unit
Pelaksana Teknis Badan (UPTB)
Pemberdayaan
Perempuan,
Perlindungan
Anak
Pengendalian
Kependudukan Keluarga Berencana
Badan Pemberdayaan Masyarakat Dan
Pemerintahan
Desa
(P3APK
2
BPMPD) dalam Pelaksanaan Program
Keluarga Berencana di Desa Sukahurip
Kecamatan Pangandaran Kabupaten
Pangandaran? Dan 3) Bagaimana upaya
untuk mengatasi hambatan yang
dihadapi Unit Pelaksana Teknis Badan
(UPTB) Pemberdayaan Perempuan,

Perlindungan
Anak
Pengendalian
Kependudukan Keluarga Berencana,
Badan Pemberdayaan Masyarakat Dan
Pemerintahan
Desa
(P3APK
2
BPMPD) dalam Pelaksanaan Program
Keluarga Berencana di Desa Sukahurip
Kecamatan Pangandaran Kabupaten
Pangandaran?
LANDASAN TEORI
1.Konsep Pemberdayaan
Sulistiyani (2004:7) menjelaskan
bahwa
“Secara
etimologis
pemberdayaan berasal dari kata dasar
“daya yang berarti kekuatan atau
kemampuan”. Bertolak dari pengertian
tersebut, maka pemberdayaan dimaknai
sebagai proses untuk memperoleh daya,
kekuatan atau kemampuan, dan atau
pemberian daya, kekuatan atau
kemampuan dari pihak yang memiliki
daya kepada pihak yang kurang atau
belum berdaya.
Menurut Riant Nugroho (2008: 164),
tujuan dari program permberdayaan
perempuan adalah :
1) Meningkatkan kemampuan kaum
perempuan untuk melibatkan diri
dalam program pembangunan,
sebagai partisipasi aktif (subjek)
agar tidak sekedar menjadi objek
pembagunan seperti yang terjadi
selama ini
2) Meningkatkan kemampuan kaum
perempuan dalam kepemimpinan,
untuk meningkatkan posisi tawarmenawar dan keterlibatan dalam
setiap pembangunan baik sebagai
perencana, pelaksana, maupun
melakukan
monitoring
dan
evaluasi kegiatan
3) Meningkatkan kemampuan kaum
perempuan dalam mengelola usaha
skala rumah tangga, industri kecil
maupun industri besar untuk
menunjang peningkatan kebutuhan

H a l a m a n | 169

rumah tangga, maupun untuk
membuka peluang kerja produktif
dan mandiri.
4) Meningkatkan peran dan fungsi
organisasi perempuan di tingkat
lokal sebagai wadah pemberdayaan
kaum perempuan agar dapat
terlibat secara aktif dalam program
pembangunan pada wilayah tempat
tinggalnya.

2. Pengertian Kontrasepsi
Kontrasepsi adalah upaya untuk
mencegah terjadinya kehamilan. Upaya
itu dapat bersifat sementara, atau dapat
bersifat
permanen.
Penggunaan
kontrasepsi merupakan salah satu
variabel yang mempengaruhi fertilisasi
(Wiknyosastro, 2002 :41). Kontrasepsi
berasal dari kata kontra berarti
mencegah atau melawan, sedangkan
konsepsi adalah pertemuan antara sel
2.Pengertian Program Keluarga telur (sel wanita) yang matang dan sel
sperma
yang
mengakibatkan
Berencana (KB)
Menurut Undang-Undang Nomor 52 kehamilan.
Tahun 2009 tentang Perkembangan
Kependudukan Dan Pembangunan 3. Peran Unit Pelaksana Teknis
Keluarga
Sejahtera
menyebutkan
Badan
(UPTB)
dalam
bahwa : “Keluarga Berencana adalah
Pelaksanaan Program Keluarga
upaya mengatur kelahiran, jarak dan
Berencana (KB)
usia ideal melahirkan, mengatur
Untuk menunjang dan mempercepat
kehamilan,
melalui
promosi pencapaian tujuan pembangunan KB
perlindungan dan bantuan sesuai telah ditetapkan beberapa kebijakan,
dengan hak-hak reproduksi untuk yaitu perluasan jangkauan, pembinaan
mewujudkan
keluarga
yang terhadap peserta KB agar secara terus
berkualitas”.
menerus memakai alat kontrasepsi,
dan
pembudayaan
1. Tujuan dan Manfaat Keluarga pelembagaan
NKKBS serta peningkatan keterpaduan
Berencana (KB)
Keluarga Berencana bertujuan untuk pelaksanaan
keluarga
berencana.
membentuk keluarga kecil sesuai
Selanjutnya
untuk
mendukung
dengan kekuatan sosial ekonomi suatu
pelaksanaan kebijakan tersebut terus
keluarga dengan cara mengatur
dimantapkan usaha-usaha operasional
kelahiran anak agar diperoleh suatu
dalam bentuk upaya pemerataan
keluarga bahagia dan sejahtera yang
pelayanan KB, peningkatan kualitas
dapat memenuhi kebutuhan hidupnya.
baik tenaga, maupun sarana pelayanan
Handayani (2010 : 29), tujuan dari
KB,
penggalangan
kemandirian,
penggunaan alat kontrasepsi adalah :
peningkatan peran serta generasi muda,
a. Untuk meningkatkan kesejahteraan dan pemantapan pelaksanaan program
ibu dan anak serta mewujudkan di lapangan.
keluarga kecil dan sejahterah
Kondisi seperti ini tentunya tidak
melalui pengendalian kelahiran terlepas dari peran Unit Pelaksana
dan pengendalian pertumbuhan Tehknis Badan (UPTB) Pemberdayaan
penduduk Indonesia.
Perempuan,
Perlindungan
Anak
b. Terciptanya
penduduk
yang Pengendalian Kependudukan Keluarga
berkualitas, sumber daya manusia Berencana sebagai lembaga yang secara
yang bermutu dan meningkatkan langsung diberi tugas dan tanggung
kesejahteraan keluarga
jawab untuk melaksanakan kegiatan-

H a l a m a n | 170

kegiatan yang terkait dengan masalah
kependudukan dan keluarga berencana
ditingkat kecamatan dalam melakukan
advokasi, koordinasi dan motivasi
dengan
Camat selaku Pimpinan
Wilayah, Dinas Kesehatan selaku mitra
kerja, para tokoh yang ada dan
terhimpun dalam lembaga-lembaga
kemasyarakatan
baik
lembaga
keagamaan maupun lembaga sosial
lainnya serta stakeholder-stakeholder
yang ada di tingkat kecamatan.
Disamping itu pula tidak terlepas dari
peran para Petugas Lini Lapangan
Keluarga Berencana (PLKB/PKB) yang
ada ditingkat desa kebawah dalam
melakukan advokasi, komunikasi,
informasi dan edukasi serta koordisasi
dengan pihak-pihak terkait yang ada
ditingkat lapangan.
Dalam penelitian ini peran Unit
Pelaksana Teknis Badan (UPTB)
Pemberdayaan
Perempuan,
Perlindungan
Anak
Pengendalian
Kependudukan Keluarga Berencana,
Badan Pemberdayaan Masyarakat Dan
Pemerintahan
Desa
(P3APK
2
BPMPD) berdasar pada pendapat
Notoatmodjo (2005 : 327-328) yang
menyatakan bahwa peran petugas
untuk mendorong terjadinya self
directed
actian
petugas
dapat
mengambil peran untuk:
a. Menumbuhkan keinginan untuk
bertindak dengan merangsang
munculnya diskusi tentang apa
yang menjadi masalah dalam
masyarakat.
b. Memberikan informasi,
jika
dibutuhkan tentang pengalaman
kelompok
lain
dalam
mengorganisasi
diri
untuk
menghadapi hal yang serupa.
c. Membantu
diperolehnya
kemampuan masyarakat untuk
membuat analisis situasi secara

d.

sistematis tentang hakekat dan
penyebab dari masalah yang
dihadapi masyarakat.
Menghubungkan
masyarakat
dengan sumber-sumber yang
dapat
dimanfaatkan
untuk
membantu mengatasi masalah
yang sedang dihadapi mereka,
sebagai tambahan sumber-sumber
yang memang sudah dimiliki
masyarakat.

Peran Unit Pelaksana Teknis Badan
(UPTB) Pemberdayaan Perempuan,
Perlindungan
Anak
Pengendalian
Kependudukan Keluarga Berencana,
Badan Pemberdayaan Masyarakat Dan
Pemerintahan
Desa
(P3APK
2
BPMPD) dalam Pelaksanaan Program
Keluarga Berencana di Desa Sukahurip
Kecamatan Pangandaran Kabupaten
Pangandaran dalam melaksanakan
kegiatan program Keluarga Berencana
dan program pembangunan lainnya di
lini lapangan di era otonomi daerah.
METODE PENELITIAN
Adapun desain penelitian yang
digunakan dalam penelitian ini adalah
menggunakan pendekatan kualitatif.
Lamanya penelitian yang penulis
lakukan kurang lebih 8 bulan. Sumber
data yang digunakan dalam penelitian
ini adalah sumber data primer dan
sumber
data
sekunder.
Dalam
penelitian ini yang menjadi informan
adalah Kepala Petugas Unit Pelaksana
Teknis Badan (UPTB), Kepala Sub
Bagian Tata Usaha, Petugas Lapangan
Keluarga Berencana (PLKB) dan
Tenaga Penggerak Desa (TPD)
sebanyak 17 orang.
Adapun
teknik
pengumpulan
datanya adalah studi kepustakaan,studi
lapangan (observasi dan wawancara)
dan
studi
dokumentasi.
Dalam

H a l a m a n | 171

penelitian ini penulis mengunakan
teknik analisis data kualitatif melalui
langkah-langkah sebagai berikut:
(1) Setiap informasi atau data yang
diperoleh, baik melalui observasi,
wawancara, studi dokumentasi
dianalisis sehingga diharapkan
dapat
menggambarkan
permasalahan yang ada di lapangan;
(2) Penganalisisan dilakukan setiap
selesai pengumpulan data yang
diikuti dengan interpretasi dan
elaborasi
untuk
menunjukkan
makna
yang
terkandung
di
dalamnya;
(3) Membuat kategorisasi dan unitisasi
data dengan mengkodingkan data,
sehingga data mentah yang
terkumpul dapat ditransformasikan
dengan sistematis menjadi unit-unit
yang dapat dipilahkan menurut
karakteristiknya. Proses unitisasi ini
dilakukan bukan saja setelah data
terkumpul semua. Akan tetapi
dilakukan pula selama proses
pengumpulan data;
(4) Mengadakan triangulasi, yaitu
membandingkan informasi data
yang sama yang diperoleh melalui
berbagai teknik pengumpulan data
(observasi, wawancara) disamping
membandingkan informasi yang
sama yang diperoleh dari berbagai
sumber;
(5) Mengadakan member check dengan
petugas Unit Pelaksana Teknis
Badan (UPTB) Pemberdayaan
Perempuan, Perlindungan Anak
Pengendalian
Kependudukan
Keluarga
Berencana,
Badan
Pemberdayaan Masyarakat Dan
Pemerintahan Desa (P3APK 2
BPMPD)
Desa
Sukahurip
Kecamatan Pangandaran Kabupaten
Pangandaran,
sebagai
sumber

utama informasi (data) dalam
penelitian ini. Kegiatan member
check ini penulis lakukan setiap
selesai mengadakan observasi dan
wawancara. Sedangkan member
check terakhir dilakukan setelah
selesai pengumpulan data secara
keseluruhan;
(6) Mengadakan diskusi dengan temanteman dalam usaha menguji
validitas data yang terkumpul;
(7) Memberikan tafsiran sebagai usaha
menemukan
makna
yang
terkandung dan diperoleh dalam
penelitian ini
HASIL
PENELITIAN
PEMBAHASAN

DAN

1. Peran Unit Pelaksana Teknis
Badan (UPTB) Pemberdayaan
Perempuan, Perlindungan Anak
Pengendalian
Kependudukan
Keluarga Berencana Badan
Pemberdayaan Masyarakat Dan
Pemerintahan Desa (P3APK 2
BPMPD) dalam Pelaksanaan
Program Keluarga Berencana di
Desa Sukahurip Kecamatan
Pangandaran
Kabupaten
Pangandaran.
Berdasarkan uraian-uraian tiap-tiap
indikator, berikut hasil rekapitulasi
mengenai peran Unit Pelaksana Teknis
Badan
(UPTB)
Pemberdayaan
Perempuan,
Perlindungan
Anak
Pengendalian Kependudukan Keluarga
Berencana
Badan
Pemberdayaan
Masyarakat Dan Pemerintahan Desa
(P3APK 2 BPMPD) dalam Pelaksanaan
Program Keluarga Berencana di Desa
Sukahurip Kecamatan Pangandaran
Kabupaten
Pangandaran,
sebagai
berikut :

H a l a m a n | 172

TABEL 1
REKAPITASULASI HASIL WAWANCARA MENGENAI PERAN UNIT
PELAKSANA TEKNIS BADAN (UPTB) PEMBERDAYAAN
PEREMPUAN, PERLINDUNGAN ANAK PENGENDALIAN
KEPENDUDUKAN KELUARGA BERENCANA BADAN
PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DAN PEMERINTAHAN DESA
(P3APK 2 BPMPD) DALAM PELAKSANAAN PROGRAM KELUARGA
BERENCANA DI DESA SUKAHURIP KECAMATAN PANGANDARAN
KABUPATEN PANGANDARAN
Subvariabel
1.

Menumbuhkan
keinginan untuk
bertindak

Indikator
a.

b.

c.

d.

2.

Memberikan
informasi

a.

b.

Unit Pelaksana Teknis
Badan (UPTB) dapat
memberikan motivasi
kepada masyarakat
sehingga mempunyai
kemauan untuk
perbaikan dirinya,
keluarga, dan
lingkungan
Unit Pelaksana Teknis
Badan (UPTB) dapat
menumbuhkan
rangsangan, dorongan
ataupun pembangkit
tenaga pada
masyarakat tersebut
sehingga mau berbuat
dan bekerja sama
secara optimal
Unit Pelaksana Teknis
Badan (UPTB) cepat
tanggap dalam
menghadapi masalah
yang ada di
masyarakat
Unit Pelaksana Teknis
Badan (UPTB) dapat
mengatasi
permasalahan
kesehatan khusunya
KB yang dihadapi
oleh masyarakat
Petugas pelaksana
dapat memberikan
gagasan baru untuk
meningkatkan
program KB
Unit Pelaksana Teknis
Badan (UPTB) dapat
memberikan petunjukpetunjuk bagi
perorangan, keluarga

Tanggapan Informan
Sebanyak 7 orang
atau
41,18%
menyatakan sudah
baik

Sebanyak 10 orang
58,82% menyatakan
masih kurang

Sebanyak 9 orang
atau 52,94%
menyatakan sudah
baik

Sebanyak 8 orang
atau 47,06%
menyatakan masih
kurang

Sebanyak 10 orang
atau 58,82%
menyatakan sudah
baik

Sebanyak 7 orang
atau 41,18%
menyatakan masih
kurang

Sebanyak 8 orang
atau 47,06%
menyatakan sudah
baik

Sebanyak 9 orang
52,94% menyatakan
masih kurang

Sebanyak 11 orang
atau 64,71%
menyatakan sudah
baik

Sebanyak 6 orang
atau 35,29%
menyatakan masih
kurang

Sebanyak 13 orang
atau 76,47%
menyatakan bahwa
sudah baik

Sebanyak 4 orang
atau 23,53%
menyatakan masih
kurang

H a l a m a n | 173

3.

Membantu
diperolehnya
kemampuan
masyarakat

a.

b.

c.

4.

Menghubungkan
masyarakat
dengan sumbersumber

a.

b.

c.

maupun masyarakat
dalam menghadapi
permasalahan
kesehatan
Unit Pelaksana Teknis
Badan (UPTB) dapat
memberi bimbingan
penyuluhan kepada
masyarakat
Petugas pelaksana
menggerakan orangorang, baik individu,
keluarga, maupun
masyarakat dalam
menghadapi
permasalahan yang
harus diatasi secara
swadaya
Unit Pelaksana Teknis
Badan (UPTB) dapat
memenuhi permintaan
dari masyarakat
sehubungan dengan
program KB
Unit Pelaksana Teknis
Badan (UPTB) dapat
memberikan saransaran yang diperlukan
oleh masyarakat
Unit Pelaksana Teknis
Badan (UPTB)
mengajak tokoh
masyarakat di desa/
kelurahan untuk
memberi petunjuk
kepada masyarakat
tentang KB
Unit Pelaksana Teknis
Badan (UPTB)
melakukan kerjasama
dengan berbagai pihak
dalam pelaksanaan
pembangunan
kesehatan di
masyarakat

Sebanyak 10 orang
atau 58,82%
menyatakan bahwa
sudah baik

Sebanyak 7 orang
atau 41,18%
menyatakan masih
kurang

sebanyak 12 orang
atau 70,59%
menyatakan sudah
baik

Sebanyak 5 orang
atau 29,41%
menyatakan masih
kurang

Sebanyak 8 orang
atau 47,06%
menyatakan sudah
baik

Sebanyak 9 orang
atau 52,94
menyatakan masih
kurang

Sebanyak 8 orang
atau 47,06%
menyatakan sudah
baik

Sebanyak 9 orang
atau 52,94%
menyatakan masih
kurang

Sebanyak 6 orang
atau 35,29%
manyatakan sudah
baik

Sebanyak 11 orang
atau 64,71%
menyatakan masih
kurang

Sebanyak 14 orang
atau 82,35%
menyatakan sudah
baik

Sebanyak 3 orang
atau 17,65%
menyatakan masih
kurang

Rata-rata Persentase

Berdasarkan tabel 1 di atas dapat
diketahui bahwa peran Unit Pelaksana
Teknis Badan (UPTB) Pemberdayaan
Perempuan,
Perlindungan
Anak
Pengendalian Kependudukan Keluarga
Berencana
Badan
Pemberdayaan

56,86

43,14

Masyarakat Dan Pemerintahan Desa
(P3APK 2 BPMPD) dalam pelaksanaan
Program Keluarga Berencana di Desa
Sukahurip Kecamatan Pangandaran
Kabupaten Pangandaran secara umum
sudah dilaksanakan. Hal ini dapat

H a l a m a n | 174

dilihat dari jawaban informan yang
menyatakan sudah baik sebesar 56,86%
dan yang menyatakan masih kurang
sebesar 43,14%.
Berdasarkan hasil observasi dapat
diketahui bahwa peran Unit Pelaksana
Teknis Badan (UPTB) Pemberdayaan
Perempuan,
Perlindungan
Anak
Pengendalian Kependudukan Keluarga
Berencana
Badan
Pemberdayaan
Masyarakat Dan Pemerintahan Desa
(P3APK 2 BPMPD) dalam pelaksanaan
Program Keluarga Berencana di Desa
Sukahurip Kecamatan Pangandaran
Kabupaten
Pangandaran
sudah
dilaksanakan sesuai dengan peran
petugas untuk mendorong terjadinya
self
directed
actianmenurut
Notoatmodjo (2005 : 327-328).
2. Hambatan-hambatan
yang
dihadapi Unit Pelaksana Teknis
Badan (UPTB) Pemberdayaan
Perempuan, Perlindungan Anak
Pengendalian
Kependudukan
Keluarga Berencana, Badan
Pemberdayaan Masyarakat Dan
Pemerintahan Desa (P3APK 2
BPMPD) dalam Pelaksanaan
Program Keluarga Berencana di
Desa Sukahurip Kecamatan
Pangandaran
Kabupaten
Pangandaran
Berdasarkan tabel rekapitulasi dapat
diketahui bahwa terdapat hambatanhambatan yang dihadapi Unit Pelaksana
Teknis Badan (UPTB) Pemberdayaan
Perempuan,
Perlindungan
Anak
Pengendalian Kependudukan Keluarga
Berencana,
Badan
Pemberdayaan
Masyarakat Dan Pemerintahan Desa
(P3APK 2 BPMPD) dalam Pelaksanaan
Program Keluarga Berencana di Desa
Sukahurip Kecamatan Pangandaran
Kabupaten Pangandaran, diantaranya :

1. Rendahnya kemampuan petugas
dalam memahami tugas-tugasnya
dalam melakukan komunikasi
dengan masyarakat
2. Rendahnya kemampuan petugas
dalam melakukan komunikasi
dengan masyarakat, disamping itu
fasilitas penunjang yang digunakan
petugas masih minim.
3. Belum optimalnya petugas dalam
memenuhi
permintaan
dari
masyarakat
4. Masih kurangnya petugas Unit
Pelaksana Teknis Badan (UPTB)
untuk mengajak tokoh masyarakat
di desa/ kelurahan
Berdasarkan hasil observasi dapat
diketahui bahwa selama ini hambatanhambatan yang dihadapi Unit Pelaksana
Teknis Badan (UPTB) Pemberdayaan
Perempuan,
Perlindungan
Anak
Pengendalian Kependudukan Keluarga
Berencana
Badan
Pemberdayaan
Masyarakat Dan Pemerintahan Desa
(P3APK 2 BPMPD) dalam pelaksanaan
Program Keluarga Berencana di Desa
Sukahurip Kecamatan Pangandaran
Kabupaten
Pangandaran
yaitu
kurangnya kemampuan SDM petugas,
kurangnya komitmen petugas dalam
memberikan dorongan atau motivasi
kepada masyarakat untuk ikut berperan
dalam melaksanakan program keluarga
berencana, masih jarangnya pemberian
penyuluhan pada masyarakat dan
kurangnya
koordinasi
dengan
dinas/instansi terkait seperti Camat
selaku Pimpinan Wilayah, Dinas
Kesehatan
(Puskesmas,
Pustu,
Poskesdes) selaku mitra kerja dan
kurangnya pendekatan dengan tokoh
masyarakat.
3. Upaya-upaya
mengatasi
hambatan yang dihadapi Unit
Pelaksana Teknis Badan (UPTB)

H a l a m a n | 175

Pemberdayaan
Perempuan,
Perlindungan
Anak
Pengendalian
Kependudukan
Keluarga Berencana, Badan
Pemberdayaan Masyarakat Dan
Pemerintahan Desa (P3APK 2
BPMPD) dalam Pelaksanaan
Program Keluarga Berencana di
Desa Sukahurip Kecamatan
Pangandaran
Kabupaten
Pangandaran

yang
lebih
intens
dengan
melakukan komunikasi yang baik,
melakukan
koordinasi
dengan
berbagai pihak baik koordinasi yang
bersifat vertikal maupun horizontal.
Berdasarkan hasil observasi
dapat diketahui bahwa untuk mengatasi
berbagai hambatan dilakukan upayaupaya
seperti
upaya
untuk
meningkatkan SDM petugas melalui
pemberian petunjuk, arahan dan
bimbingan dari kepala, pemberian
kesempatan
melanjutkan
pendidikannya,
mengikutsertakan
dalam kegiatan Diklat, seminar dan
workshop. Di samping itu, upaya
melengkapi fasilitas penunjang baik
medis dan non medis sehingga
masyarakat termotivasi dan memiliki
kemauan untuk memperbaiki dan
meningkatkan hidupnya. Selanjutnya
meningkatkan kemampuan petugas
dalam melakukan komunikasi dengan
masyarakat
dengan
pemberian
pengarahan dan bimbingan dari kepala,
melakukan pendekatan yang lebih
intens pada masyarakat. Di samping itu
melakukan upaya untuk menambah
jumlah petugas dan kemampuan serta
keahlian
di
lapangan,
upaya
meningkatkan ketersediaan sarana dan
prasarana dalam UPTB, menambah
jumlah anggaran untuk membiayai
opersional untuk memenuhi permintaan
masyarakat dan melakukan upaya
berupa pendekatan-pendekatan yang
lebih intens dengan para tokoh
masyarakat
melalui
melakukan
komunikasi yang baik serta melakukan
koordinasi dengan berbagai pihak.

Berdasarkan tabel rekapitulasi dapat
diketahui
bahwa
upaya-upaya
mengatasi hambatan yang dihadapi
Unit Pelaksana Teknis Badan (UPTB)
Pemberdayaan
Perempuan,
Perlindungan
Anak
Pengendalian
Kependudukan Keluarga Berencana,
Badan Pemberdayaan Masyarakat Dan
Pemerintahan
Desa
(P3APK
2
BPMPD) dalam pelaksanaan Program
Keluarga Berencana di Desa Sukahurip
Kecamatan Pangandaran Kabupaten
Pangandaran, diantaranya :
1. Upaya untuk meningkatkan SDM
petugas
melalui
pemberian
petunjuk, arahan dan bimbingan
dari kepala, pemberian kesempatan
melanjutkan
pendidikannya,
mengikutsertakan dalam kegiatan
Diklat, seminar dan workshop.
2. Upaya meningkatkan kemampuan
petugas
dalam
melakukan
komunikasi dengan masyarakat.
3. Upaya untuk menambah jumlah
petugas dan kemampuan serta
keahlian di lapangan, upaya
meningkatkan ketersediaan sarana
dan prasarana dalam UPTB,
menambah jumlah anggaran untuk
membiayai
opersional
untuk KESIMPULAN DAN SARAN
memenuhi permintaan masyarakat
Kesimpulan
4. Unit Pelaksana Teknis Badan
hasil
wawancara
(UPTB) melakukan upaya berupa 1. Berdasarkan
mengenai peran Unit Pelaksana
melakukan pendekatan-pendekatan

H a l a m a n | 176

Teknis
Badan
(UPTB)
Pemberdayaan
Perempuan,
Perlindungan Anak Pengendalian
Kependudukan
Keluarga
Berencana, Badan Pemberdayaan
Masyarakat Dan Pemerintahan
Desa (P3APK 2 BPMPD) dalam
pelaksanaan Program Keluarga
Berencana di Desa Sukahurip
Kecamatan Pangandaran Kabupaten
Pangandaran secara umum sudah
dilaksanakan
2. Hasil wawancara terdapat beberapa
hambatan
antara
lain
yaitu
rendahnya kemampuan petugas
dalam memahami tugas-tugasnya
dalam
melakukan
komunikasi
dengan masyarakat, minimnya
fasilitas
penunjang
sehingga
masyarakat kurang termotivasi dan
memiliki
kemauan
untuk
memperbaiki dan meningkatkan
hidupnya, rendahnya kemampuan
petugas
dalam
melakukan
komunikasi dengan masyarakat,
disamping itu fasilitas penunjang
yang digunakan petugas masih
minim, belum optimalnya prtugas
dalam memenuhi permintaan dari
masyarakat berupa keterbatasan
jumlah sumber daya petugas,
keterbatasan sarana dan prasarana
dalam UPTB, dan keterbatasan
finansial untuk membiayai dan
memenuhi permintaan masyarakat,
masih kurangnya petugas Unit
Pelaksana Teknis Badan (UPTB)
untuk mengajak tokoh masyarakat
di desa/ kelurahan yang disebabkan
kurangnya kemampuan petugas
dalam melakukan komunikasi,
minimnya pendekatan-pendekatan
yang dilakukan petugas, kurangnya
koordinasi dengan pihak-pihak
yang terkait dengan kesehatan.

3. Untukmengatasi berbagai hambatan
tersebut menurut petugas UPTB
telah dilakukan upaya sepert upaya
untuk meningkatkan SDM petugas
melalui pemberian petunjuk, arahan
dan bimbingan dari kepala,
pemberian kesempatan melanjutkan
pendidikannya, mengikutsertakan
dalam kegiatan Diklat, seminar dan
workshop. Di samping
upaya
melengkapi fasilitas penunjang baik
medis dan non medis sehingga
masyarakat
termotivasi
dan
memiliki
kemauan
untuk
memperbaiki dan meningkatkan
hidupnya, upaya meningkatkan
kemampuan
petugas
dalam
melakukan komunikasi dengan
masyarakat dengan pemberian
pengarahan dan bimbingan dari
kepala, melakukan pendekatan yang
lebih intens pada masyarakat, upaya
untuk menambah jumlah petugas
dan kemampuan serta keahlian di
lapangan, upaya meningkatkan
ketersediaan sarana dan prasarana
dalam UPTB, menambah jumlah
anggaran
untuk
membiayai
opersional
untuk
memenuhi
permintaan masyarakat dan Unit
Pelaksana Teknis Badan (UPTB)
melakukan
upaya
berupa
melakukan pendekatan-pendekatan
yang
lebih
intens
dengan
melakukan komunikasi yang baik,
melakukan
koordinasi
dengan
berbagai pihak baik koordinasi yang
bersifat vertikal maupun horizontal
Saran

Berdasarkan kesimpulan diatas,
maka saran yang dapat penulis
kemukakan yaitu unit Pelaksana Teknis
Badan (UPTB) sebaiknya dalam
pelaksanaan tugasnya sesuai dengan
peraturan yang telah ditetapkan, dalam

H a l a m a n | 177

melakukan tugasnya harus lebih
mengoptimalkan perannya, sehingga
proses pelaksanaannya program KB
dapat berjalan dengan
lancar dan
optimal, Untuk menghindari hambatanhambatan yang mungkin timbul
kembali seperti masalah sumber daya
manusia maupun sarana dan prasarana,
sebaiknya Kepala Unit Pelaksana
Teknis Badan (UPTB) mengalokasikan
anggaran
untuk
meningkatkan
kemampuan sumber daya manusia
khususnya bagi petugas lapangan
seperti kegiatan pelatihan, diklat
khusus, melanjutkan pendidikannya,
meningkatkan sarana dan prasarana
sehingga pelaksanaan tugas di dukung
oleh sumber daya manusia dan fasilitas
yang memadai dan sebaiknya Unit
Pelaksana Teknis Badan (UPTB) lebih
berupaya dalam mengatasi hambatanhambatan dengan cara meningkatkan
pelaksanaan
perannya
dengan
kesadaran yang tinggi, konsistensi
sehingga proses pelaksanaannya dapat
berjalan dengan lancar dan optimal.
DAFTAR PUSTAKA
Buku-buku

Maramis, Willy. F. 2006.Ilmu Perilaku
Dalam
Pelayanan
Kesehatan.
Universitas Indonesia
Notoatmodjo. 2005. Pendidikan dan
Perilaku Kesehatan. Jakarta : Rineka
Cipta
Prawirohardjo,S.,
2008.
Kebidanan. Jakarta: Yayasan
Pustaka

Ilmu
Bina

Priyanto. 2009. Komunikasi dan
Konseling.Aplikasi Dalam Sarana
Pelayanan Kesehatan Untuk Perawat
dan Bidan. Jakarta: Salemba Medik
Ritonga, Abdurrahman dkk. 2003.
Kependudukan dan Lingkungan Hidup,
Cetakan Kedua. Jakarta : Lembaga
penerbit Fakultas Ekonomi Universitas
Indonesia
Saifuddin. 2006. Pelayanan Kesehatan
Maternal & Neonatal. Jakarta :
Yayasan Bina.

Saifuddin, Azwar,. 2010. Penyusunan
Skala Psikologi. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar

BKKBN, 2004.Keluarga Berencana
dan Kesehatan Reproduksi:Kebijakan
Ari,
Saryono.
2010.
Program dan Kegiatan tahun 2005- Setiawan,
Metodologi Penelitian Kebidanan DIII,
2009. Jakarta : BKKBN
DIV, S1 dan S2. Yogyakarta : Nuha
Cholid, Sofyan, 2009, Keluarga dalam Medika.
Persfektif Fungsional, Jakarta :
Pascasarjana
Ilmu
Kesejahteraan Soekanto, Soejono, 2000, Sosiologi
Suatu Pengantar , Edisi Baru Ke-6,
Sosial, UI
1990, Jakarta ; Raja Grafindo Persada
Handayani, Sri. 2010.Buku Ajar
Keluarga
Berencana . Yogyakarta:
Pustaka Pelajar
Suratun
dkk,
2008.
Pelayanan
Komarudin,
1994,
Ensiklopedia Keluarga Berencana dan Pelayanan
Kontrasepsi. Trans Info Media. Jakarta.
Manajemen, Jakarta, Bumi Aksara

H a l a m a n | 178

Dokumen-dokumen

Undang-undang Nomor 10 tahun 1992
tentang Perkembangan Kependudukan
Dan Pembangunan Keluarga Sejahtera
Undang-Undang RI Nomor 52 Tahun
2009
tentang
Perkembangan
Kependudukan dan Pembangunan
Keluarga
Peraturan Bupati Pangandaran No. 22
Tahun 2014 tentang Tugas, Fungsi dan
Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis
Badan
(UPTB)
Pemberdayaan
Perempuan,
Perlindungan
Anak
Pengendalian Kependudukan Keluarga
Berencana
Badan
Pemberdayaan
Masyarakat Dan Pemerintahan Desa
(P3APK 2 BPMPD)
RIWAYAT HIDUP PENULIS
Ika Liapasa adalah mahasiswa jurusan
Ilmu Pemerintahan Universitas Galuh
Ciamis. Penulis beralamatkan di Dusun
Karang Honje RT 03/RW 07 Desa
Sidamulih
Kecamatan
Sidamulih
Kabupaten Pangandaran.

H a l a m a n | 179