Treaty Room - Treaty

REPUBLIK INDONESIA

MEMORANDUM SALING PENGERTIAN
ANT ARA
PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA
DAN

PEMERINTAH REPUBLIK DEMOKRATIK Tl MOR-LESTE
TENT ANG
KERJA SAMA KE LAUT AN DAN PERIKANAN

Pemerintah Republik Indonesia dan Pemerintah Republik Demokratik TimorLeste yang selanjutnya secara tunggal disebut " Pihak" dan bersama-sama
disebut " Para Pihak";

MEMPERTIMBANGKAN semangat kerja sama sebagaimana ditentukan dalam

Konvensi Perserikatan Bangsa-Bangsa Mengenai Hukum Laut (UNCLOS) tahun
1982 dan perhatian bersama Para Pihak atas konservasi pengelolaan dan
pemanfaatan berkelanjutan sumber-sumber daya hayati laut;
MERUJUK kepada


1) Memorandum Saling

Pengertian antara Pemerintah

Republik Indonesia dan Pemerintah Republik Demokratik Timor-Leste tentang
Pembentukan Komisi Bersama Kerja Sama Bilateral, ditandatangani di Jakarta
pada tanggal 2 Juli 2002, diubah pada 2010; 2) Pernyataan Kehendak antara
Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia dan Kementerian
Pertanian dan Perikanan Republik Demokratik Timor-Leste tentang Kerja Sama
Kelautan dan Perikanan, ditandatangani di Jakarta pada tanggal 22 Maret 2011 ; 3)
kerja sama dan kemitraan multilateral yang berlangsung mengenai lnisiatif
Segitiga Karang untuk Terumbu Karang, Perikanan dan Ketahanan diantara Para
Pihak atau sebagai bagian dari 6 (enam) negara anggota yang bertujuan untuk

memastikan manfaat jangka panjang sumber daya laut dan pesisir di kawasan
segitiga karang; 4) Deklarasi Program Aksi Strategis untuk Aksi Ekosistem Laut
Arafura dan Timar guna memastikan kerja sama terintegrasi secara lintas batas
untuk mengelola, melindungi dan keberlanjutan sumber daya hayati wilayah Laut
Arafura dan Timor;
Penangkapan


lkan

5) Rencana Aksi Regional untuk Mempromosikan Praktik
yang

Bertanggung

jawab

mencakup

Pemberantasan

Penangkapan lkan yang Tidak Sah, Tidak Dilaporkan dan Tidak Diatur; dan 6)
Kemitraan dalam Pengelolaan Lingkungan untuk Laut di Wilayah Asia Timur;

BERKEINGINAN untuk lebih memperluas kerja sama di bidang kelautan dan

perikanan;


MENEGASKAN bahwa kerja sama di bidang kelautan dan perikanan akan

memberikan kepentingan bersama dan memberikan kontribusi pada peningkatan
kerja sama bilateral lebih lanjut antara Pihak;

BERDASARKAN pada hukum dan peraturan yang berlaku di kedua negara;

TELAH MENYETUJUI hal-hal sebagai berikut;

PASAL1
TUJUAN

Tujuan dari Memorandum Saling Pengertian ini (selanjutnya disebut "MSP") adalah
untuk membentuk suatu kerangka untuk peningkatan kerja sama di bidang
kelautan dan perikanan.

PASAL 2
RUANG LINGKUP KERJA SAMA


1. Para Pihak wajib mewujudkan dan mengembangkan kerja sama dalam ruang
lingkup sebagai berikut:
a. Pencegahan, penghalangan dan penghapusan Penangkapan lkan yang
Tidak Sah, Tidak Dilaporkan dan Tidak Diatur;
b. Manajemen perikanan dan konservasi;
c. Pertukaran informasi, data dan teknologi di bidang kelautan dan perikanan;
d. Pengolahan produk-produk perikanan, pemasaran dan investasi;
e. Penelitian dan pertukaran para ahli/ilmuwan/pejabat pemerintah; dan
f.

Pembangunan kapasitas sumber daya manusia di bidang kelautan dan
perikanan.

2. Para

Pihak

membahas

wajib


hal-hal

mendorong

yang

bilamana

menjadi

diperlukan

untuk

kepentingan

berkonsultasi

bersama


sebelum

penyelenggaraan fora perikanan regional dan internasional.

PASAL 3
PENGATURAN PELAKSANAAN
Untuk melaksanakan secara efektif ruang lingkup kerja sama sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 2, kerja sama tersebut akan diwujudkan melalui
pengaturan-pengaturan pelaksanaan yang disepakati oleh Para Pihak.

PASAL 4
PENUNJUKAN OTORITAS

Otoritas yang ditunjuk untuk koordinasi, pelaksanaan, monitoring dan evaluasi
pelaksanaan MSP ini adalah:
Untuk Pemerintah Republik Indonesia adalah Kementerian Kelautan dan
Perikanan;
Untuk Pemerintah Republik Demokratik Timor-Leste adalah Kementerian
Pertanian dan Perikanan.


PASAL 5
KELOMPOK KERJA BIDANG KELAUTAN DAN PERIKANAN

1. Para Pihak menyepakati untuk membentuk Kelompok Kerja bidang Kelautan
dan Perikanan untuk melaksanakan MSP ini;

2. Kelompok Kerja wajib melibatkan perwakilan instansi terkait dari Setiap Pihak;
serta perwakilan dari institusi pelaksana mereka untuk pelaksanaan MSP;
3. Kelompok Kerja wajib bertemu secara berkala dan bergantian di Republik
Indonesia dan Republik Demokratik Timor-Leste paling sedikit sekali dalam dua
tahun pada tanggal yang telah disetujui oleh Para Pihak;
4. Peran dari Kelompok Kerja adalah sebagai berikut :
a. Mengembangkan pengaturan pelaksanaan dan memonitor pelaksanaan
pengaturan-pengaturan pelaksanaan dari bidang-bidang kerja sama di
Pasal 2 MSP;
b. Saling berbagi informasi kemajuan pelaksanaan kerja sama. termasuk
berkonsultasi dan memformulasikan rekomendasi untuk memecahkan

permasalahan yang mungkin timbul dalam pelaksanaan bidang-bidang

kerja sama di Pasal 2 MSP; dan
c.

Melaporkan bersama kemajuan kegiatan-kegiatan bidang kelautan dan
perikanan kepada Komisi Bersama Tingkat Menteri antara Republik
Indonesia dan Republik Demokratik Timor-Leste.

PASAL 6
PENGATURAN FINANSIAL

Pelaksanaan kerja sama yang dituangkan dalam Pasal 2 ditentukan sesuai
dengan tanggung jawab dan kemampuan finansial masing-masing. Para Pihak
wajib saling menyepakati pengaturan finansial yang timbul pada masing Pihak,
secara kasus per kasus, sesuai dengan ketersediaan dana.

PASAL 7
KERAHASIAAN

Para Pihak wajib memastikan bahwa kerahasiaan dokumen, informasi dan data
lainnya tidak dibagi atau diberikan kepada Pihak ketiga untuk pelaksanaan MSP ini

tanpa persetujuan tertulis terlebih dahulu dari Para Pihak.

PASAL 8
HAK-HAK KE KAY AAN INTELEKTUAL

1. Setiap hak-hak kekayaan intelektual yang dibawa oleh salah satu Pihak dalam
rangka pelaksanaan kegiatan-kegiatan di bawah MSP ini akan tetap menjadi
hak milik Pihak tersebut.

2. Penggunaan nama, logo dan/atau lambang resmi dari Para Pihak pada setiap
publikasi, dokumen

dan/atau tulisan

dilarang

untuk

digunakan tanpa


persetujuan tertulis terlebih dahulu dari salah satu Pihak.

PASAL 9
SUMBER DAY A GENETIK

1.

Para Pihak menegaskan bahwa akses terhadap sumber-sumber daya genetik
wajib

dilaksanakan

sesuai

dengan

ketentuan-ketentuan

Konvensi


Keanekaragaman Hayati (KKH), khususnya prinsip-prinsip persetujuan terlebih
dahulu dan pembagian keuntungan yang adil dan merata.

2.

Setiap Pihak wajib memiliki kewenangan untuk menentukan akses ke sumbersumber daya genetik sesuai dengan perundang-undangan dalam negeri dan
berupaya untuk menciptakan kondisi-kondisi tertentu guna memfasilitasi akses
yang jelas dan terbuka kepada sumber-sumber daya genetik.

PASAL10
PENYELESAIAN PERBEDAAN

Setiap perbedaan diantara Para Pihak mengenai penafsiran dan/atau pelaksanaan

dan/atau penerapan dari ketentuan-ketentuan dalam MSP ini wajib diselesaikan
secara damai melalui konsultasi atau negosiasi antara Para Pihak.

PASAL11
PERUBAHAN
MSP ini dapat diamandemen kapanpun melalui persetujuan secara tertulis Para
Pihak 3 (tiga) bulan sebelumnya. Amandemen tersebut harus merupakan bagian
yang tidak terpisahkan dari MSP ini dan wajib berlaku pada tanggal yang mungkin
ditentukan oleh Para Pihak.

PASAL12
PENUNDAAN
Para Pihak memiliki hak atas alasan-alasan keamanan nasional, kepentingan
nasional, ketertiban dan kesehatan umum untuk menunda sementara, secara
keseluruhan atau sebagian, pelaksanaan MSP ini dimana penundaan diberlakukan
segera setelah terdapat pemberitahuan tertulis yang diberikan oleh salah satu
Pihak.

PASAL1 3
PEMBERLAKUAN, MASA BERLAKU DAN PENGAKHIRAN
1. Memorandum

Saling

Pengertian

ini

mulai

berlaku

sejak

tanggal

penandatanganan.

2. Memorandum Saling Pengertian ini berlaku selama 5 (lima) tahun kecuali
disepakati untuk diperpanjang oleh Para Pihak melalui kesepakatan secara
tertulis

paling

lambat 6

(enam)

Memorandum Saling Pengertian ini.

bulan

sebelum

tanggal pengakhiran

3. Tanpa menyangkut pengaturan apapun dalam Pasal ini, salah satu Pihak dapat
mengakhiri MSP ini dengan cara memberitahukan kepada Pihak lainnya
mengenai keinginannya untuk mengakhiri MSP ini secara tertulis 3 (tiga) bulan
sebelum tanggal pengakhiran yang dikehendaki.

4. Pengakhiran MSP ini tidak akan mempengaruhi penyelesaian kegiatankegiatan bersama yang sedang berlangsung, perjanjian dan/atau kegiatankegiatan yang disepakati yang telah ada selama pelaksanaan MSP ini.

SEBAGAI BUKTI, yang bertanda tangan di bawah ini, telah diberi kuasa oleh
Pemerintah masing-masing, telah menandatangani MSP ini.

DIBUAT di Jakarta, pada 29 Agustus tahun dua ribu lima belas, dalam dua
rangkap asli dalam Bahasa Indonesia, Portugis dan lnggris. Semua naskah
memiliki nilai otentik yang sama. Dalam hal terjadi perbedaan penafsiran, maka
naskah Bahasa lnggris yang berlaku.

UNTUK PEMERINTAH

UNTUK PEMERINTAH REPUBLIK

REPUBLIK INDONESIA

DEMOKRATIK TIMOR-LESTE

SUSI PUDJIASTUTI
Menteri Kelautan dan Perikanan

/ ESTANISLAU ALEIXO DA SILVA
Menteri Senior, Menteri Koordinator
Ekonomi dan Menteri Pertanian
dan Perikanan

KEPUBLIK INDONESIA

MEMORANDO DE ENTENDIMENTO
ENT RE
0 GOVERNO DA REPUBLICA DA INDONESIA
E
0 GOVERNO DA REPUBLICA DEMOCRATICA DE TIMOR-LESTE
SOB RE
COOPERACAO NO AMBITO DOS ASSUNTOS MARINHOS E DAS PESCAS

0

Governo da Republica da Indonesia e o Governo da Republica

Democratica de Timor-Leste (a seguir designados s ingularmente como

"Parte" e colectivame nte coma "Partes")ยท
'
'
CONSIDERANDO o espirito de coopera9ao conforme o disposto na Conven9ao
das Na96es Unidas sobre o Direito do Mar (CNUDM) de 1982 e o interesse
comum das Partes em materia de conserva9ao. gestao, desenvolvimento
sustentavel e da utiliza9ao responsavel dos recurses marinhos vivas;

REFERINDO-SE:

1) o Memorando de Entendimento entre o Governo da

Republica da Indonesia e o Governo da Republica Democratica de Timor-Leste
sabre a cria9ao de uma Comissao Conjunta de Coopera9ao Bilateral, assinado em
Jacarta , no dia 2 de Julho de 2002; alterado em 2010; 2) a Carta de lnten96es
assinada em Jacarta, no dia 22 de Mar90 de 2011 entre o Ministerio dos Assuntos
Maritimos

e das Pescas da Republica da Indonesia e o Ministerio da Agricultura e

Pescas da Republica Democratica de Timor-Leste; 3) a continua parceria
multilateral relativa

a lniciativa Triangulo de Coral

sobre Recifes de Coral, Pescas

e Seguran9a Alimentar, abrangendo a totalidade ou parte de pelo menos seis
paises com o objective de garantir beneficios a longo prazo em rela9ao aos

recurses naturais marinhos e costeiros na area do triangulo coral; 4) a Declara