Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Perilaku Peminjaman Uang pada Mahasiswa T2 91201002 BAB IV
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Karakteristik Subjek Penelitian
Analisis
karakteristik
subjek
penelitian
digunakan untuk memberikan gambaran mengenai
karakteristik
para
subjek
penelitian
yang
diwawancarai oleh peneliti. Selain untuk memberikan
gambaran tentang para subjek penelitian, analisis
karakteristik ini juga dijadikan salah satu sumber
informasi atau data untuk menjawab persoalan
penelitian. Karakteristik subjek penelitian dalam
penelitian ini disajikan berdasarkan gender, asal
daerah, usia, angkatan, besar uang saku subjek,
frekuensi peminjaman, besar pinjaman dan pihak
yang dimintai pinjaman. Karakteristik para subjek
penelitian selengkapnya akan dipaparkan pada tabel
berikut ini:
Tabel 4.1
Karakteristik Subjek penelitian
Jmlh
Karakteristik Subjek
Subjek
penelitian
penelitian
A. Gender
Pria
5
Wanita
4
B. Asal Daerah
Jawa
5
Luar Jawa
4
19
C. Usia
19
20
21
D. Angkatan
2011
2012
2013
E. Uang Saku
Rendah ≤Rp.916.700
Sedang ≤Rp.1.233.300
Tinggi ≤Rp1.550.000
F. Frekuensi Peminjaman
Jarang ≤2x
Sering ≤4x
Sering Sekali ≤6x
G. Besar Pinjaman
Rendah ≤Rp40.000
Sedang ≤Rp70.000
Tinggi ≤Rp100.000
Rp.0
H.Pihak yang dimintai
pinjaman
Teman dekat
Teman dekat & saudara
3
3
3
2
3
4
2
4
3
5
3
1
6
1
1
1
8
1
Berdasarkan tabel 4.1 di atas diketahui bahwa
subjek penelitian terdiri dari lima orang pria dan
empat orang wanita. Diketahui juga bahwa lima
orang subjek penelitian berasal dari Pulau Jawa dan
empat orang lainnya berasal dari luar pulau Jawa.
Karakteristik usia menunjukan bahwa para subjek
penelitian berada pada usia 19 sampai 21 tahun.
Semua golongan usia sama-sama memiliki tiga orang
subjek
penelitian.
Pada
karakteristik
angkatan,
sebanyak empat subjek penelitian adalah subjek
20
berangkatan 2013. Kemudian terdapat tiga orang
subjek penelitian pada angkatan 2012 dan hanya
dua orang subjek penelitian saja yang berangkatan
2011.
Pada karateristik uang saku dapat dilihat
bahwa kategori uang saku sedang adalah kategori
yang dominan dengan empat subjek penelitian.
Sisanya masing-masing tiga subjek penelitian pada
kategori uang saku tinggi, dan dua orang subjek
penelitian pada kategori uang saku rendah. Pada
frekuensi peminjaman, hanya terdapat satu subjek
penelitian yang memiliki frekuensi sering sekali, dan
tiga
subjek
penelitian
pada
frekuensi
sering.
Sedangkan lima subjek penelitian lainnya berada
pada frekuensi jarang.
Pada kategori besar uang yang dipinjam, para
subjek penelitian juga meminjam dengan jumlah
yang beragam. Terdapat enam subjek penelitian pada
kategori pinjaman rendah, sedangkan hanya terdapat
masing-masing satu orang subjek pada kategori
pinjaman sedang dan tinggi. Untuk sisanya, yaitu
satu orang subjek penelitian tidak mengungkapkan
jumlah yang dipinjamnya. Hampir seluruh subjek
penelitian lebih memilih untuk meminjam uang pada
teman dekat dan satu orang subjek penelitian saja
21
yang juga melakukan peminjaman uang kepada
saudaranya selain kepada teman dekat.
4.2. Analisis Hasil Penelitian
4.2.1 Motivasi
Peminjaman
Uang
pada
Subjek
Hasil
wawancara
peneliti
mengenai
motivasi yang melatarbelakangi peminjaman
uang pada para subjek penelitian dapat dilihat
pada tabel 4.2 diberikut ini:
Tabel 4.2
Motivasi Peminjaman Uang
Jumlah
Subjek
Motivasi
Urusan mendesak seperti biaya pengobatan,
rawat inap
Memilih pinjam daripada harus
menggunakan uang simpanan
Memborong barang yang sering perlukan
karena diskon
Membeli makanan dan minuman (kebutuhan
hidup dasar)
Membeli barang yang disukai /butuhkan
tanpa perencanaan
2
1
3
7
4
Nb: Terdapat subjek yang menjawab lebih dari satu motivasi
Pada
tabel
4.2
dapat
dilihat
bahwa
terdapat dua orang subjek penelitian yang
mengatakan
bahwa
salah
satu
hal
yang
mendorong peminjaman uang bagi para subjek
tersebut adalah urusan mendesak. Berikut ini
22
adalah salah satu penuturan subjek yang
menunjukkan hal tersebut:
“Kebutuhan mendadak kaya sakit sih. Jadi
pernah sakit terus ga ada uang, jadi pinjem
dulu. Soalnya itu cara paling cepat buat
dapet uangnya. Kalau tunggu dikirim lama,
nanti keburu ada apa-apa.”
Hanya
terdapat
satu
orang
subjek
penelitian yang menjawab bahwa salah satu
hal
yang
mendorong
subjek
melakukan
peminjaman uang adalah memilih meminjam
daripada harus menggunakan uang simpanan.
Berikut adalah penuturan dari subjek tersebut:
“Iya, soalnya kalau langsung abis gitu
rasanya aneh aja sakit gitu.. Mending
pinjam dulu buat belinya, nanti kalau udah
dapet
kiriman
baru
dikembaliin.
Kan
sayang uang tabungannya. Lagian aku ga
mau kalau uang tabunganku berkurang,
kan udah cape-cape nabungnya.”
Memborong barang yang sering perlukan
karena diskon menjadi salah satu motivasi
peminjaman
uang
bagi
tiga
orang
subjek
penelitian. Selain dari jumlah subjek yang ada,
penuturan
dari
salah
23
satu
subjek
juga
memperkuat adanya motivasi tersebut, seperti
yang ada dibawah ini:
“Pasti hahaha. Kalau ada diskon biarpun
ga guna sekarang
juga udah…di beli
aja...Ntar juga bakal kepake di kos. Kita
kan anak ekonomi jadi prinsipnya ekonomi
banget hahaha.”
Sebagian
menjawab
besar
bahwa
para
subjek
penelitian
subjek
melakukan
peminjaman uang untuk memenuhi kebutuhan
hidup dasar seperti membeli makanan dan
minuman. Tujuh subjek penelitian mengatakan
bahwa para subjek seringkali meminjam uang
untuk membeli makanan dan minuman. Hal ini
juga
terbukti
dengan
jawaban
yang
dikemukakan oleh salah satu subjek penelitian
yang memang memiliki frekuensi yang tinggi
untuk
meminjam
uang
pada
teman
atau
saudaranya:
“Kenapa
pinjem?
Eeee
belum
ambil
uang…terus..kadang kehabisan uang, terus
ditawari ditalangi sek, dibayari dulu kalau
makan sama adek.”
24
Para subjek penelitian terkadang juga
meminjam uang untuk membeli barang yang
disukai atau butuhkan tanpa rencana, untuk
motivasi ini terdapat empat subjek. Berikut ini
merupakan penuturan salah satu subjek yang
mendukung adanya peminjaman uang dengan
motivasi
untuk
melakukan
pembelian
kompulsif:
“Paling kalau diajak temen jalan-jalan. Aku
mikirkan jalan-jalan kemana? Kalau aku kan
enggak lagi mau beli apa-apa, ya aku kan
enggak bawa uang biasanya ya, tapi kadang
ngeliat ada barang, “Ih, lucu ya.”
Ya udah
paling aku tanya temenku apa, aku tanya
temenku dulu bawa uang enggak? Bawa uang
berapa?
Hehehhe
talangin
dulu.
Gitu
berartikan posisikan aku enggak bawa uang,
terus kadang uang bawa tapi ke bapak
warung uangnya ga cukup gitu. Pinjemnya ke
temen enggak ke bapak warungnya.”
4.2.2 Kenderungan
Menutup
Pinjaman
dengan Pinjaman Uang lainnya
Pada hasil wawancara terhadap subjek
penelitian tidak muncul kecenderungan untuk
menutup hutang dengan peminjaman uang
lainnya. Berikut ini hasil dari wawancara
25
dengan salah subjek penelitian yang mewakili
subjek lainnya yang memiliki jawaban hampir
serupa:
“Minjem buat nutup pinjeman lain gitu? Ga,
ga pernah. Itu sih…parah banget. Kalau
pinjem 10, 20 sih kadang ga dibalikin, lupa,
iya masih ga papah…kalau itu sih….”
4.2.3 Komitmen
Pengembalian
Pinjaman
Uang
Hasil
subjek
penelitian
penelitian
pengembalian
menunjukkan
memiliki
uang pinjaman
para
komitmen
seperti yang
dapat di lihat pada tabel 4.3 berikut ini:
Tabel 4.3
Tabel Komitmen Pengembalian Pinjaman
Komitmen pengembalian
Segera setelah uang tersedia
Tunggu sampai waktu yang disepakati
Terkadang lupa mengembalikan
Pernah ditagih
Jumlah
Subjek
7
3
5
5
Nb: Terdapat subjek yang menjawab lebih dari satu komitmen
Hampir
mengatakan
seluruh
hal
yang
subjek
penelitian
serupa
mengenai
komitmen pengembalian para subjek yaitu
dengan segera ketika memiliki uang yaitu
dengan tujuh subjek yang menjawab demikian.
26
Sedangkan untuk salah satu komitmen yaitu
pengembalian
pinjaman
menunggu
sampai
waktu yang disepakati terdapat tiga subjek.
Mengenai subjek penelitian yang terkadang
lupa untuk mengembalikan pinjaman, terdapat
lima subjek. Selain itu terdapat juga para
subjek yang pernah diminta mengembalikan
uang oleh pemberi pinjaman yaitu lima orang.
Komitmen terakhir adalah jika bertemu baru
dikembalikan
memiliki
jumlah
dua
subjek
penelitian.
Para subjek penelitian juga mengatakan
bahwa lebih terbiasa meminjam uang pada
orang
yang
telah
dikenal
atau
memiliki
hubungan yang baik karena jika meminjam
pada
teman
yang
tidak
dekat
timbul
kekhawatiran akan dinilai sebagai “tukang
pinjem duit”, seperti penuturan salah satu
subjek berikut ini:
“Temen..biasanya
sih
pinjem
sama
temen…yang udah deket gitu. Soalnya
kalau sama yang ga deket, takutnya
imagenya jadi jelek tukang pinjem duit
gitu”.
27
Para subjek penelitian dengan uang saku
yang
tinggipun
kemungkinan
tidak
bahwa
memperkecil
para
subjek
tersebut
tidak melakukan peminjaman uang. Hal ini
terbukti dengan adanya 3 orang subjek yang
memiliki uang saku di atas Rp.1.550.000 yang
dapat
dikategorikan
tinggi
tetapi
tetap
melakukan peminjaman uang.
4.3. Pembahasan
4.3.1 Motivasi Meminjam Uang pada Subjek
Pada
hasil
wawancara
motivasi
peminjaman uang yang paling menonjol adalah
peminjaman uang untuk membeli kebutuhan
hidup dasar yaitu membeli makanan dan
minuman. Hal ini sesuai dengan pendapat
Boone & Kurtz (2012) yang mengatakan bahwa
perilaku peminjaman uang untuk memenuhi
kebutuhan
bulanan
dasar
tersebut
dapat
terjadi karena salah satu bahaya yang dihadapi
dari belum stabilnya keuangan banyak orang
dewasa
muda
mengesankan
lainnya
adalah
keinginan
teman-teman
melalui
simbol
atau
-
untuk
kenalan
simbol
yang
memperlihatkan kemakmuran dan kesuksesan.
28
Motivasi yang menempati urutan kedua
pada
hasil
penelitian
adalah
motivasi
meminjam uang untuk pembelian barang yang
disukai atau diperlukan tanpa perencanaan
atau pembelian impulsif. Pembelian impulsif
biasanya akan berkembang menjadi pembelian
kompulsif.
tersebut
Kecenderungan
terjadi
ketika
peminjaman
keinginan
untuk
melakukan pembelian muncul secara tiba-tiba
atau tanpa adanya perencanaan sebelumnya
sedangkan para subjek tidak membawa uang
yang
cukup.
Wilczaki
(2006),
menemukan
bahwa pembeli kompulsif yang tidak memiliki
kartu
kredit
berefek
pada
memiliki
kemungkinan
kebiasaan
pinjaman
untuk
mereka.
Mereka mungkin akan meminjam uang dari
orang tua dan teman-teman mereka untuk
melakukan pembelian.
Para subjek penelitian yang kebanyakan
tinggal
di
tempat
kos
juga
memiliki
kecenderungan untuk melakukan peminjaman
uang dengan motivasi memanfaatkan peluang
untuk
mendapatkan
keuntungan
ekonomi
dimasa depan dari pembelian, yaitu dengan
memborong barang yang sering diperlukan
karena adanya diskon. Motivasi peminjaman
29
uang ini sesuai dengan yang dikemukakan oleh
Boone & Kurtz (2012), menurut keduanya
motivasi peminjaman uang lainnya adalah
memanfaatkan peluang untuk mendapatkan
keuntungan
ekonomi
dimasa
depan
dari
pembelian. Peluang yang dimaksud biasanya
adalah potongan harga, sementara barang yang
akan dibeli merupakan barang yang benarbenar
diinginkan
atau
selalu
dibutuhkan
individu tetapi saat terjadinya peluang tersebut
individu tidak membawa uang tunai dengan
jumlah yang cukup untuk membeli barang
tersebut.
Salah satu motivasi peminjaman uang
para
subjek
motivasi
penelitian
peminjaman
selanjutnya
uang
adalah
dikarenakan
urusan mendesak. Para subjek beranggapan
bahwa melakukan peminjaman uang adalah
cara
tercepat
mendapatkan
dan
uang
termudah
ketika
dalam
untuk
keadaan
terdesak tersebut. Hal tersebut sesuai dengan
pendapat dari Winger & Frasca (2006) yang
mengemukakan
cepatnya
bahwa
seseorang
kemudahan
untuk
dan
mendapatkan
pinjaman uang memberikan ketersediaan dana
30
untuk kasus-kasus mendesak jika aset cair
yang tersedia tidak memadai.
Winger & Frasca (2006) juga berpendapat
bahwa motivasi lain yang membuat seseorang
melakukan peminjaman uang adalah lebih
memilih
menggunakan
dibanding
memakai
uang
uang
pinjaman
simpanan
yang
dimiliki. Sebagian orang terkadang berpikir
bahwa satu-satunya alasan untuk meminjam
uang adalah karena kurangnya uang simpanan
atau
tabungan
pembelian
untuk
tetapi
membayar
sebenarnya
suatu
terkadang
individu memiliki uang yang lebih dari cukup
untuk membayar pembeliannya, tetapi jika
individu membayar dengan uang simpanannya
akan mengurangi simpanan dibawah yang
individu anggap tingkat aman.
4.3.2 Kecenderungan
Menutup
Pinjaman
dengan Pinjaman Uang lainnya
Pada
hasil
wawancara
tidak
muncul
kecenderungan untuk menutup hutang dengan
peminjaman
uang
lainnya.
kemungkinan
disebabkan
oleh
Hal
ini
anggapan
bahwa melakukan peminjaman uang untuk
31
menutup pinjaman yang lain merupakan suatu
perilaku yang buruk.
4.3.3 Komitmen
Pengembalian
Pinjaman
Uang
Boone
&
Kurtz
(2012),
mengatakan
bahwa meminjam uang dan melunasinya tepat
waktu membuat kepercayaan individu yang
memberikan
pinjaman
Kepercayaan
inilah
uang
yang
meningkat.
akan
menjadi
pertimbangan oleh pemberi pinjaman di masa
depan untuk memberi pinjaman lagi di masa
depan. Kemudahan mendapatkan pinjaman
pada para subjek penelitian menunjukkan
bahwa
tingkat
kepercayaan
individu
yang
memberikan pinjaman kepada para subjek
dapat dikatakan relatif tinggi. Hal ini dapat
terjadi karena para subjek yang meminjam
memiliki komitmen pengembalian yang juga
relatif baik.
32
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Karakteristik Subjek Penelitian
Analisis
karakteristik
subjek
penelitian
digunakan untuk memberikan gambaran mengenai
karakteristik
para
subjek
penelitian
yang
diwawancarai oleh peneliti. Selain untuk memberikan
gambaran tentang para subjek penelitian, analisis
karakteristik ini juga dijadikan salah satu sumber
informasi atau data untuk menjawab persoalan
penelitian. Karakteristik subjek penelitian dalam
penelitian ini disajikan berdasarkan gender, asal
daerah, usia, angkatan, besar uang saku subjek,
frekuensi peminjaman, besar pinjaman dan pihak
yang dimintai pinjaman. Karakteristik para subjek
penelitian selengkapnya akan dipaparkan pada tabel
berikut ini:
Tabel 4.1
Karakteristik Subjek penelitian
Jmlh
Karakteristik Subjek
Subjek
penelitian
penelitian
A. Gender
Pria
5
Wanita
4
B. Asal Daerah
Jawa
5
Luar Jawa
4
19
C. Usia
19
20
21
D. Angkatan
2011
2012
2013
E. Uang Saku
Rendah ≤Rp.916.700
Sedang ≤Rp.1.233.300
Tinggi ≤Rp1.550.000
F. Frekuensi Peminjaman
Jarang ≤2x
Sering ≤4x
Sering Sekali ≤6x
G. Besar Pinjaman
Rendah ≤Rp40.000
Sedang ≤Rp70.000
Tinggi ≤Rp100.000
Rp.0
H.Pihak yang dimintai
pinjaman
Teman dekat
Teman dekat & saudara
3
3
3
2
3
4
2
4
3
5
3
1
6
1
1
1
8
1
Berdasarkan tabel 4.1 di atas diketahui bahwa
subjek penelitian terdiri dari lima orang pria dan
empat orang wanita. Diketahui juga bahwa lima
orang subjek penelitian berasal dari Pulau Jawa dan
empat orang lainnya berasal dari luar pulau Jawa.
Karakteristik usia menunjukan bahwa para subjek
penelitian berada pada usia 19 sampai 21 tahun.
Semua golongan usia sama-sama memiliki tiga orang
subjek
penelitian.
Pada
karakteristik
angkatan,
sebanyak empat subjek penelitian adalah subjek
20
berangkatan 2013. Kemudian terdapat tiga orang
subjek penelitian pada angkatan 2012 dan hanya
dua orang subjek penelitian saja yang berangkatan
2011.
Pada karateristik uang saku dapat dilihat
bahwa kategori uang saku sedang adalah kategori
yang dominan dengan empat subjek penelitian.
Sisanya masing-masing tiga subjek penelitian pada
kategori uang saku tinggi, dan dua orang subjek
penelitian pada kategori uang saku rendah. Pada
frekuensi peminjaman, hanya terdapat satu subjek
penelitian yang memiliki frekuensi sering sekali, dan
tiga
subjek
penelitian
pada
frekuensi
sering.
Sedangkan lima subjek penelitian lainnya berada
pada frekuensi jarang.
Pada kategori besar uang yang dipinjam, para
subjek penelitian juga meminjam dengan jumlah
yang beragam. Terdapat enam subjek penelitian pada
kategori pinjaman rendah, sedangkan hanya terdapat
masing-masing satu orang subjek pada kategori
pinjaman sedang dan tinggi. Untuk sisanya, yaitu
satu orang subjek penelitian tidak mengungkapkan
jumlah yang dipinjamnya. Hampir seluruh subjek
penelitian lebih memilih untuk meminjam uang pada
teman dekat dan satu orang subjek penelitian saja
21
yang juga melakukan peminjaman uang kepada
saudaranya selain kepada teman dekat.
4.2. Analisis Hasil Penelitian
4.2.1 Motivasi
Peminjaman
Uang
pada
Subjek
Hasil
wawancara
peneliti
mengenai
motivasi yang melatarbelakangi peminjaman
uang pada para subjek penelitian dapat dilihat
pada tabel 4.2 diberikut ini:
Tabel 4.2
Motivasi Peminjaman Uang
Jumlah
Subjek
Motivasi
Urusan mendesak seperti biaya pengobatan,
rawat inap
Memilih pinjam daripada harus
menggunakan uang simpanan
Memborong barang yang sering perlukan
karena diskon
Membeli makanan dan minuman (kebutuhan
hidup dasar)
Membeli barang yang disukai /butuhkan
tanpa perencanaan
2
1
3
7
4
Nb: Terdapat subjek yang menjawab lebih dari satu motivasi
Pada
tabel
4.2
dapat
dilihat
bahwa
terdapat dua orang subjek penelitian yang
mengatakan
bahwa
salah
satu
hal
yang
mendorong peminjaman uang bagi para subjek
tersebut adalah urusan mendesak. Berikut ini
22
adalah salah satu penuturan subjek yang
menunjukkan hal tersebut:
“Kebutuhan mendadak kaya sakit sih. Jadi
pernah sakit terus ga ada uang, jadi pinjem
dulu. Soalnya itu cara paling cepat buat
dapet uangnya. Kalau tunggu dikirim lama,
nanti keburu ada apa-apa.”
Hanya
terdapat
satu
orang
subjek
penelitian yang menjawab bahwa salah satu
hal
yang
mendorong
subjek
melakukan
peminjaman uang adalah memilih meminjam
daripada harus menggunakan uang simpanan.
Berikut adalah penuturan dari subjek tersebut:
“Iya, soalnya kalau langsung abis gitu
rasanya aneh aja sakit gitu.. Mending
pinjam dulu buat belinya, nanti kalau udah
dapet
kiriman
baru
dikembaliin.
Kan
sayang uang tabungannya. Lagian aku ga
mau kalau uang tabunganku berkurang,
kan udah cape-cape nabungnya.”
Memborong barang yang sering perlukan
karena diskon menjadi salah satu motivasi
peminjaman
uang
bagi
tiga
orang
subjek
penelitian. Selain dari jumlah subjek yang ada,
penuturan
dari
salah
23
satu
subjek
juga
memperkuat adanya motivasi tersebut, seperti
yang ada dibawah ini:
“Pasti hahaha. Kalau ada diskon biarpun
ga guna sekarang
juga udah…di beli
aja...Ntar juga bakal kepake di kos. Kita
kan anak ekonomi jadi prinsipnya ekonomi
banget hahaha.”
Sebagian
menjawab
besar
bahwa
para
subjek
penelitian
subjek
melakukan
peminjaman uang untuk memenuhi kebutuhan
hidup dasar seperti membeli makanan dan
minuman. Tujuh subjek penelitian mengatakan
bahwa para subjek seringkali meminjam uang
untuk membeli makanan dan minuman. Hal ini
juga
terbukti
dengan
jawaban
yang
dikemukakan oleh salah satu subjek penelitian
yang memang memiliki frekuensi yang tinggi
untuk
meminjam
uang
pada
teman
atau
saudaranya:
“Kenapa
pinjem?
Eeee
belum
ambil
uang…terus..kadang kehabisan uang, terus
ditawari ditalangi sek, dibayari dulu kalau
makan sama adek.”
24
Para subjek penelitian terkadang juga
meminjam uang untuk membeli barang yang
disukai atau butuhkan tanpa rencana, untuk
motivasi ini terdapat empat subjek. Berikut ini
merupakan penuturan salah satu subjek yang
mendukung adanya peminjaman uang dengan
motivasi
untuk
melakukan
pembelian
kompulsif:
“Paling kalau diajak temen jalan-jalan. Aku
mikirkan jalan-jalan kemana? Kalau aku kan
enggak lagi mau beli apa-apa, ya aku kan
enggak bawa uang biasanya ya, tapi kadang
ngeliat ada barang, “Ih, lucu ya.”
Ya udah
paling aku tanya temenku apa, aku tanya
temenku dulu bawa uang enggak? Bawa uang
berapa?
Hehehhe
talangin
dulu.
Gitu
berartikan posisikan aku enggak bawa uang,
terus kadang uang bawa tapi ke bapak
warung uangnya ga cukup gitu. Pinjemnya ke
temen enggak ke bapak warungnya.”
4.2.2 Kenderungan
Menutup
Pinjaman
dengan Pinjaman Uang lainnya
Pada hasil wawancara terhadap subjek
penelitian tidak muncul kecenderungan untuk
menutup hutang dengan peminjaman uang
lainnya. Berikut ini hasil dari wawancara
25
dengan salah subjek penelitian yang mewakili
subjek lainnya yang memiliki jawaban hampir
serupa:
“Minjem buat nutup pinjeman lain gitu? Ga,
ga pernah. Itu sih…parah banget. Kalau
pinjem 10, 20 sih kadang ga dibalikin, lupa,
iya masih ga papah…kalau itu sih….”
4.2.3 Komitmen
Pengembalian
Pinjaman
Uang
Hasil
subjek
penelitian
penelitian
pengembalian
menunjukkan
memiliki
uang pinjaman
para
komitmen
seperti yang
dapat di lihat pada tabel 4.3 berikut ini:
Tabel 4.3
Tabel Komitmen Pengembalian Pinjaman
Komitmen pengembalian
Segera setelah uang tersedia
Tunggu sampai waktu yang disepakati
Terkadang lupa mengembalikan
Pernah ditagih
Jumlah
Subjek
7
3
5
5
Nb: Terdapat subjek yang menjawab lebih dari satu komitmen
Hampir
mengatakan
seluruh
hal
yang
subjek
penelitian
serupa
mengenai
komitmen pengembalian para subjek yaitu
dengan segera ketika memiliki uang yaitu
dengan tujuh subjek yang menjawab demikian.
26
Sedangkan untuk salah satu komitmen yaitu
pengembalian
pinjaman
menunggu
sampai
waktu yang disepakati terdapat tiga subjek.
Mengenai subjek penelitian yang terkadang
lupa untuk mengembalikan pinjaman, terdapat
lima subjek. Selain itu terdapat juga para
subjek yang pernah diminta mengembalikan
uang oleh pemberi pinjaman yaitu lima orang.
Komitmen terakhir adalah jika bertemu baru
dikembalikan
memiliki
jumlah
dua
subjek
penelitian.
Para subjek penelitian juga mengatakan
bahwa lebih terbiasa meminjam uang pada
orang
yang
telah
dikenal
atau
memiliki
hubungan yang baik karena jika meminjam
pada
teman
yang
tidak
dekat
timbul
kekhawatiran akan dinilai sebagai “tukang
pinjem duit”, seperti penuturan salah satu
subjek berikut ini:
“Temen..biasanya
sih
pinjem
sama
temen…yang udah deket gitu. Soalnya
kalau sama yang ga deket, takutnya
imagenya jadi jelek tukang pinjem duit
gitu”.
27
Para subjek penelitian dengan uang saku
yang
tinggipun
kemungkinan
tidak
bahwa
memperkecil
para
subjek
tersebut
tidak melakukan peminjaman uang. Hal ini
terbukti dengan adanya 3 orang subjek yang
memiliki uang saku di atas Rp.1.550.000 yang
dapat
dikategorikan
tinggi
tetapi
tetap
melakukan peminjaman uang.
4.3. Pembahasan
4.3.1 Motivasi Meminjam Uang pada Subjek
Pada
hasil
wawancara
motivasi
peminjaman uang yang paling menonjol adalah
peminjaman uang untuk membeli kebutuhan
hidup dasar yaitu membeli makanan dan
minuman. Hal ini sesuai dengan pendapat
Boone & Kurtz (2012) yang mengatakan bahwa
perilaku peminjaman uang untuk memenuhi
kebutuhan
bulanan
dasar
tersebut
dapat
terjadi karena salah satu bahaya yang dihadapi
dari belum stabilnya keuangan banyak orang
dewasa
muda
mengesankan
lainnya
adalah
keinginan
teman-teman
melalui
simbol
atau
-
untuk
kenalan
simbol
yang
memperlihatkan kemakmuran dan kesuksesan.
28
Motivasi yang menempati urutan kedua
pada
hasil
penelitian
adalah
motivasi
meminjam uang untuk pembelian barang yang
disukai atau diperlukan tanpa perencanaan
atau pembelian impulsif. Pembelian impulsif
biasanya akan berkembang menjadi pembelian
kompulsif.
tersebut
Kecenderungan
terjadi
ketika
peminjaman
keinginan
untuk
melakukan pembelian muncul secara tiba-tiba
atau tanpa adanya perencanaan sebelumnya
sedangkan para subjek tidak membawa uang
yang
cukup.
Wilczaki
(2006),
menemukan
bahwa pembeli kompulsif yang tidak memiliki
kartu
kredit
berefek
pada
memiliki
kemungkinan
kebiasaan
pinjaman
untuk
mereka.
Mereka mungkin akan meminjam uang dari
orang tua dan teman-teman mereka untuk
melakukan pembelian.
Para subjek penelitian yang kebanyakan
tinggal
di
tempat
kos
juga
memiliki
kecenderungan untuk melakukan peminjaman
uang dengan motivasi memanfaatkan peluang
untuk
mendapatkan
keuntungan
ekonomi
dimasa depan dari pembelian, yaitu dengan
memborong barang yang sering diperlukan
karena adanya diskon. Motivasi peminjaman
29
uang ini sesuai dengan yang dikemukakan oleh
Boone & Kurtz (2012), menurut keduanya
motivasi peminjaman uang lainnya adalah
memanfaatkan peluang untuk mendapatkan
keuntungan
ekonomi
dimasa
depan
dari
pembelian. Peluang yang dimaksud biasanya
adalah potongan harga, sementara barang yang
akan dibeli merupakan barang yang benarbenar
diinginkan
atau
selalu
dibutuhkan
individu tetapi saat terjadinya peluang tersebut
individu tidak membawa uang tunai dengan
jumlah yang cukup untuk membeli barang
tersebut.
Salah satu motivasi peminjaman uang
para
subjek
motivasi
penelitian
peminjaman
selanjutnya
uang
adalah
dikarenakan
urusan mendesak. Para subjek beranggapan
bahwa melakukan peminjaman uang adalah
cara
tercepat
mendapatkan
dan
uang
termudah
ketika
dalam
untuk
keadaan
terdesak tersebut. Hal tersebut sesuai dengan
pendapat dari Winger & Frasca (2006) yang
mengemukakan
cepatnya
bahwa
seseorang
kemudahan
untuk
dan
mendapatkan
pinjaman uang memberikan ketersediaan dana
30
untuk kasus-kasus mendesak jika aset cair
yang tersedia tidak memadai.
Winger & Frasca (2006) juga berpendapat
bahwa motivasi lain yang membuat seseorang
melakukan peminjaman uang adalah lebih
memilih
menggunakan
dibanding
memakai
uang
uang
pinjaman
simpanan
yang
dimiliki. Sebagian orang terkadang berpikir
bahwa satu-satunya alasan untuk meminjam
uang adalah karena kurangnya uang simpanan
atau
tabungan
pembelian
untuk
tetapi
membayar
sebenarnya
suatu
terkadang
individu memiliki uang yang lebih dari cukup
untuk membayar pembeliannya, tetapi jika
individu membayar dengan uang simpanannya
akan mengurangi simpanan dibawah yang
individu anggap tingkat aman.
4.3.2 Kecenderungan
Menutup
Pinjaman
dengan Pinjaman Uang lainnya
Pada
hasil
wawancara
tidak
muncul
kecenderungan untuk menutup hutang dengan
peminjaman
uang
lainnya.
kemungkinan
disebabkan
oleh
Hal
ini
anggapan
bahwa melakukan peminjaman uang untuk
31
menutup pinjaman yang lain merupakan suatu
perilaku yang buruk.
4.3.3 Komitmen
Pengembalian
Pinjaman
Uang
Boone
&
Kurtz
(2012),
mengatakan
bahwa meminjam uang dan melunasinya tepat
waktu membuat kepercayaan individu yang
memberikan
pinjaman
Kepercayaan
inilah
uang
yang
meningkat.
akan
menjadi
pertimbangan oleh pemberi pinjaman di masa
depan untuk memberi pinjaman lagi di masa
depan. Kemudahan mendapatkan pinjaman
pada para subjek penelitian menunjukkan
bahwa
tingkat
kepercayaan
individu
yang
memberikan pinjaman kepada para subjek
dapat dikatakan relatif tinggi. Hal ini dapat
terjadi karena para subjek yang meminjam
memiliki komitmen pengembalian yang juga
relatif baik.
32