Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Perilaku Peminjaman Uang pada Mahasiswa T2 91201002 BAB IV

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Karakteristik Subjek Penelitian
Analisis

karakteristik

subjek

penelitian

digunakan untuk memberikan gambaran mengenai
karakteristik

para

subjek

penelitian

yang


diwawancarai oleh peneliti. Selain untuk memberikan
gambaran tentang para subjek penelitian, analisis
karakteristik ini juga dijadikan salah satu sumber
informasi atau data untuk menjawab persoalan
penelitian. Karakteristik subjek penelitian dalam
penelitian ini disajikan berdasarkan gender, asal
daerah, usia, angkatan, besar uang saku subjek,
frekuensi peminjaman, besar pinjaman dan pihak
yang dimintai pinjaman. Karakteristik para subjek
penelitian selengkapnya akan dipaparkan pada tabel
berikut ini:
Tabel 4.1
Karakteristik Subjek penelitian
Jmlh
Karakteristik Subjek
Subjek
penelitian
penelitian
A. Gender

Pria
5
Wanita
4
B. Asal Daerah
Jawa
5
Luar Jawa
4

19

C. Usia
19
20
21
D. Angkatan
2011
2012
2013

E. Uang Saku
Rendah ≤Rp.916.700
Sedang ≤Rp.1.233.300
Tinggi ≤Rp1.550.000
F. Frekuensi Peminjaman
Jarang ≤2x
Sering ≤4x
Sering Sekali ≤6x
G. Besar Pinjaman
Rendah ≤Rp40.000
Sedang ≤Rp70.000
Tinggi ≤Rp100.000
Rp.0
H.Pihak yang dimintai
pinjaman
Teman dekat
Teman dekat & saudara

3
3

3
2
3
4
2
4
3
5
3
1
6
1
1
1

8
1

Berdasarkan tabel 4.1 di atas diketahui bahwa
subjek penelitian terdiri dari lima orang pria dan

empat orang wanita. Diketahui juga bahwa lima
orang subjek penelitian berasal dari Pulau Jawa dan
empat orang lainnya berasal dari luar pulau Jawa.
Karakteristik usia menunjukan bahwa para subjek
penelitian berada pada usia 19 sampai 21 tahun.
Semua golongan usia sama-sama memiliki tiga orang
subjek

penelitian.

Pada

karakteristik

angkatan,

sebanyak empat subjek penelitian adalah subjek

20


berangkatan 2013. Kemudian terdapat tiga orang
subjek penelitian pada angkatan 2012 dan hanya
dua orang subjek penelitian saja yang berangkatan
2011.
Pada karateristik uang saku dapat dilihat
bahwa kategori uang saku sedang adalah kategori
yang dominan dengan empat subjek penelitian.
Sisanya masing-masing tiga subjek penelitian pada
kategori uang saku tinggi, dan dua orang subjek
penelitian pada kategori uang saku rendah. Pada
frekuensi peminjaman, hanya terdapat satu subjek
penelitian yang memiliki frekuensi sering sekali, dan
tiga

subjek

penelitian

pada


frekuensi

sering.

Sedangkan lima subjek penelitian lainnya berada
pada frekuensi jarang.
Pada kategori besar uang yang dipinjam, para
subjek penelitian juga meminjam dengan jumlah
yang beragam. Terdapat enam subjek penelitian pada
kategori pinjaman rendah, sedangkan hanya terdapat
masing-masing satu orang subjek pada kategori
pinjaman sedang dan tinggi. Untuk sisanya, yaitu
satu orang subjek penelitian tidak mengungkapkan
jumlah yang dipinjamnya. Hampir seluruh subjek
penelitian lebih memilih untuk meminjam uang pada
teman dekat dan satu orang subjek penelitian saja

21

yang juga melakukan peminjaman uang kepada

saudaranya selain kepada teman dekat.

4.2. Analisis Hasil Penelitian
4.2.1 Motivasi

Peminjaman

Uang

pada

Subjek
Hasil

wawancara

peneliti

mengenai


motivasi yang melatarbelakangi peminjaman
uang pada para subjek penelitian dapat dilihat
pada tabel 4.2 diberikut ini:
Tabel 4.2
Motivasi Peminjaman Uang
Jumlah
Subjek

Motivasi
Urusan mendesak seperti biaya pengobatan,
rawat inap
Memilih pinjam daripada harus
menggunakan uang simpanan
Memborong barang yang sering perlukan
karena diskon
Membeli makanan dan minuman (kebutuhan
hidup dasar)
Membeli barang yang disukai /butuhkan
tanpa perencanaan


2
1
3
7
4

Nb: Terdapat subjek yang menjawab lebih dari satu motivasi

Pada

tabel

4.2

dapat

dilihat

bahwa


terdapat dua orang subjek penelitian yang
mengatakan

bahwa

salah

satu

hal

yang

mendorong peminjaman uang bagi para subjek
tersebut adalah urusan mendesak. Berikut ini

22

adalah salah satu penuturan subjek yang
menunjukkan hal tersebut:
“Kebutuhan mendadak kaya sakit sih. Jadi
pernah sakit terus ga ada uang, jadi pinjem
dulu. Soalnya itu cara paling cepat buat
dapet uangnya. Kalau tunggu dikirim lama,
nanti keburu ada apa-apa.”

Hanya

terdapat

satu

orang

subjek

penelitian yang menjawab bahwa salah satu
hal

yang

mendorong

subjek

melakukan

peminjaman uang adalah memilih meminjam
daripada harus menggunakan uang simpanan.
Berikut adalah penuturan dari subjek tersebut:
“Iya, soalnya kalau langsung abis gitu
rasanya aneh aja sakit gitu.. Mending
pinjam dulu buat belinya, nanti kalau udah
dapet

kiriman

baru

dikembaliin.

Kan

sayang uang tabungannya. Lagian aku ga
mau kalau uang tabunganku berkurang,
kan udah cape-cape nabungnya.”

Memborong barang yang sering perlukan
karena diskon menjadi salah satu motivasi
peminjaman

uang

bagi

tiga

orang

subjek

penelitian. Selain dari jumlah subjek yang ada,
penuturan

dari

salah
23

satu

subjek

juga

memperkuat adanya motivasi tersebut, seperti
yang ada dibawah ini:
“Pasti hahaha. Kalau ada diskon biarpun
ga guna sekarang

juga udah…di beli

aja...Ntar juga bakal kepake di kos. Kita
kan anak ekonomi jadi prinsipnya ekonomi
banget hahaha.”

Sebagian
menjawab

besar

bahwa

para

subjek

penelitian

subjek

melakukan

peminjaman uang untuk memenuhi kebutuhan
hidup dasar seperti membeli makanan dan
minuman. Tujuh subjek penelitian mengatakan
bahwa para subjek seringkali meminjam uang
untuk membeli makanan dan minuman. Hal ini
juga

terbukti

dengan

jawaban

yang

dikemukakan oleh salah satu subjek penelitian
yang memang memiliki frekuensi yang tinggi
untuk

meminjam

uang

pada

teman

atau

saudaranya:
“Kenapa

pinjem?

Eeee

belum

ambil

uang…terus..kadang kehabisan uang, terus
ditawari ditalangi sek, dibayari dulu kalau
makan sama adek.”

24

Para subjek penelitian terkadang juga
meminjam uang untuk membeli barang yang
disukai atau butuhkan tanpa rencana, untuk
motivasi ini terdapat empat subjek. Berikut ini
merupakan penuturan salah satu subjek yang
mendukung adanya peminjaman uang dengan
motivasi

untuk

melakukan

pembelian

kompulsif:
“Paling kalau diajak temen jalan-jalan. Aku
mikirkan jalan-jalan kemana? Kalau aku kan
enggak lagi mau beli apa-apa, ya aku kan
enggak bawa uang biasanya ya, tapi kadang
ngeliat ada barang, “Ih, lucu ya.”

Ya udah

paling aku tanya temenku apa, aku tanya
temenku dulu bawa uang enggak? Bawa uang
berapa?

Hehehhe

talangin

dulu.

Gitu

berartikan posisikan aku enggak bawa uang,
terus kadang uang bawa tapi ke bapak
warung uangnya ga cukup gitu. Pinjemnya ke
temen enggak ke bapak warungnya.”

4.2.2 Kenderungan

Menutup

Pinjaman

dengan Pinjaman Uang lainnya
Pada hasil wawancara terhadap subjek
penelitian tidak muncul kecenderungan untuk
menutup hutang dengan peminjaman uang
lainnya. Berikut ini hasil dari wawancara
25

dengan salah subjek penelitian yang mewakili
subjek lainnya yang memiliki jawaban hampir
serupa:
“Minjem buat nutup pinjeman lain gitu? Ga,
ga pernah. Itu sih…parah banget. Kalau
pinjem 10, 20 sih kadang ga dibalikin, lupa,
iya masih ga papah…kalau itu sih….”

4.2.3 Komitmen

Pengembalian

Pinjaman

Uang
Hasil
subjek

penelitian

penelitian

pengembalian

menunjukkan
memiliki

uang pinjaman

para

komitmen
seperti yang

dapat di lihat pada tabel 4.3 berikut ini:
Tabel 4.3
Tabel Komitmen Pengembalian Pinjaman
Komitmen pengembalian
Segera setelah uang tersedia
Tunggu sampai waktu yang disepakati
Terkadang lupa mengembalikan
Pernah ditagih

Jumlah
Subjek
7
3
5
5

Nb: Terdapat subjek yang menjawab lebih dari satu komitmen

Hampir
mengatakan

seluruh
hal

yang

subjek

penelitian

serupa

mengenai

komitmen pengembalian para subjek yaitu
dengan segera ketika memiliki uang yaitu
dengan tujuh subjek yang menjawab demikian.

26

Sedangkan untuk salah satu komitmen yaitu
pengembalian

pinjaman

menunggu

sampai

waktu yang disepakati terdapat tiga subjek.
Mengenai subjek penelitian yang terkadang
lupa untuk mengembalikan pinjaman, terdapat
lima subjek. Selain itu terdapat juga para
subjek yang pernah diminta mengembalikan
uang oleh pemberi pinjaman yaitu lima orang.
Komitmen terakhir adalah jika bertemu baru
dikembalikan

memiliki

jumlah

dua

subjek

penelitian.
Para subjek penelitian juga mengatakan
bahwa lebih terbiasa meminjam uang pada
orang

yang

telah

dikenal

atau

memiliki

hubungan yang baik karena jika meminjam
pada

teman

yang

tidak

dekat

timbul

kekhawatiran akan dinilai sebagai “tukang
pinjem duit”, seperti penuturan salah satu
subjek berikut ini:
“Temen..biasanya

sih

pinjem

sama

temen…yang udah deket gitu. Soalnya
kalau sama yang ga deket, takutnya
imagenya jadi jelek tukang pinjem duit
gitu”.

27

Para subjek penelitian dengan uang saku
yang

tinggipun

kemungkinan

tidak

bahwa

memperkecil

para

subjek

tersebut

tidak melakukan peminjaman uang. Hal ini
terbukti dengan adanya 3 orang subjek yang
memiliki uang saku di atas Rp.1.550.000 yang
dapat

dikategorikan

tinggi

tetapi

tetap

melakukan peminjaman uang.

4.3. Pembahasan
4.3.1 Motivasi Meminjam Uang pada Subjek
Pada

hasil

wawancara

motivasi

peminjaman uang yang paling menonjol adalah
peminjaman uang untuk membeli kebutuhan
hidup dasar yaitu membeli makanan dan
minuman. Hal ini sesuai dengan pendapat
Boone & Kurtz (2012) yang mengatakan bahwa
perilaku peminjaman uang untuk memenuhi
kebutuhan

bulanan

dasar

tersebut

dapat

terjadi karena salah satu bahaya yang dihadapi
dari belum stabilnya keuangan banyak orang
dewasa

muda

mengesankan
lainnya

adalah

keinginan

teman-teman

melalui

simbol

atau
-

untuk
kenalan

simbol

yang

memperlihatkan kemakmuran dan kesuksesan.

28

Motivasi yang menempati urutan kedua
pada

hasil

penelitian

adalah

motivasi

meminjam uang untuk pembelian barang yang
disukai atau diperlukan tanpa perencanaan
atau pembelian impulsif. Pembelian impulsif
biasanya akan berkembang menjadi pembelian
kompulsif.
tersebut

Kecenderungan
terjadi

ketika

peminjaman

keinginan

untuk

melakukan pembelian muncul secara tiba-tiba
atau tanpa adanya perencanaan sebelumnya
sedangkan para subjek tidak membawa uang
yang

cukup.

Wilczaki

(2006),

menemukan

bahwa pembeli kompulsif yang tidak memiliki
kartu

kredit

berefek

pada

memiliki

kemungkinan

kebiasaan

pinjaman

untuk
mereka.

Mereka mungkin akan meminjam uang dari
orang tua dan teman-teman mereka untuk
melakukan pembelian.
Para subjek penelitian yang kebanyakan
tinggal

di

tempat

kos

juga

memiliki

kecenderungan untuk melakukan peminjaman
uang dengan motivasi memanfaatkan peluang
untuk

mendapatkan

keuntungan

ekonomi

dimasa depan dari pembelian, yaitu dengan
memborong barang yang sering diperlukan
karena adanya diskon. Motivasi peminjaman

29

uang ini sesuai dengan yang dikemukakan oleh
Boone & Kurtz (2012), menurut keduanya
motivasi peminjaman uang lainnya adalah
memanfaatkan peluang untuk mendapatkan
keuntungan

ekonomi

dimasa

depan

dari

pembelian. Peluang yang dimaksud biasanya
adalah potongan harga, sementara barang yang
akan dibeli merupakan barang yang benarbenar

diinginkan

atau

selalu

dibutuhkan

individu tetapi saat terjadinya peluang tersebut
individu tidak membawa uang tunai dengan
jumlah yang cukup untuk membeli barang
tersebut.
Salah satu motivasi peminjaman uang
para

subjek

motivasi

penelitian

peminjaman

selanjutnya
uang

adalah

dikarenakan

urusan mendesak. Para subjek beranggapan
bahwa melakukan peminjaman uang adalah
cara

tercepat

mendapatkan

dan

uang

termudah

ketika

dalam

untuk
keadaan

terdesak tersebut. Hal tersebut sesuai dengan
pendapat dari Winger & Frasca (2006) yang
mengemukakan
cepatnya

bahwa

seseorang

kemudahan

untuk

dan

mendapatkan

pinjaman uang memberikan ketersediaan dana

30

untuk kasus-kasus mendesak jika aset cair
yang tersedia tidak memadai.
Winger & Frasca (2006) juga berpendapat
bahwa motivasi lain yang membuat seseorang
melakukan peminjaman uang adalah lebih
memilih

menggunakan

dibanding

memakai

uang

uang

pinjaman

simpanan

yang

dimiliki. Sebagian orang terkadang berpikir
bahwa satu-satunya alasan untuk meminjam
uang adalah karena kurangnya uang simpanan
atau

tabungan

pembelian

untuk

tetapi

membayar

sebenarnya

suatu

terkadang

individu memiliki uang yang lebih dari cukup
untuk membayar pembeliannya, tetapi jika
individu membayar dengan uang simpanannya
akan mengurangi simpanan dibawah yang
individu anggap tingkat aman.
4.3.2 Kecenderungan

Menutup

Pinjaman

dengan Pinjaman Uang lainnya
Pada

hasil

wawancara

tidak

muncul

kecenderungan untuk menutup hutang dengan
peminjaman

uang

lainnya.

kemungkinan

disebabkan

oleh

Hal

ini

anggapan

bahwa melakukan peminjaman uang untuk

31

menutup pinjaman yang lain merupakan suatu
perilaku yang buruk.

4.3.3 Komitmen

Pengembalian

Pinjaman

Uang
Boone

&

Kurtz

(2012),

mengatakan

bahwa meminjam uang dan melunasinya tepat
waktu membuat kepercayaan individu yang
memberikan

pinjaman

Kepercayaan

inilah

uang

yang

meningkat.

akan

menjadi

pertimbangan oleh pemberi pinjaman di masa
depan untuk memberi pinjaman lagi di masa
depan. Kemudahan mendapatkan pinjaman
pada para subjek penelitian menunjukkan
bahwa

tingkat

kepercayaan

individu

yang

memberikan pinjaman kepada para subjek
dapat dikatakan relatif tinggi. Hal ini dapat
terjadi karena para subjek yang meminjam
memiliki komitmen pengembalian yang juga
relatif baik.

32